Anda di halaman 1dari 12

I.

RESEP ASLI

dr. Rian
Jl. Mawar 1 No.1 Palu
SIP: 123/abc/345/2017
No.3Tgl, 19 Februari 2017

R/ Isoniazid 9
Pyridoxin tab.IV

m.f. pulv. No.XXX


S. s.ddpulv. I

Pro : An. Susi (11 thn-36 kg)


Alamat : Jl. Kaswari No.1 Palu

 Manifestasi Klinik
Tanpa Keluhan
 Diagnosa
TB Laten
II. PAPARAN SINGKAT DIAGNOSA PENYAKIT

1. Tuberkulosis

a. Definisi
Tuberculosis (TBC) merupakan infeksi bakterial yang menyebabkan
rusaknya jaringan tubuh manusia. Bakteri tersebut dinamakan
mycobacterium tuberculosis dan dapat ditularkan melalui saluran udara.
Jenis TB yang diderita oleh pasien sering sekali merupakan infeksi TB
laten dimana terdapat bakteri TB yang “tertidur” atau belum aktif secara
klinis. Bakteri TB akan aktif dan mulai menunjukkan gejala setelah
periode waktu tertentu, beberapa minggu bahkan beberapa tahun,
tergantung kondisi kesehatan dan daya tahan tubuh pasien (Kamus
Penyakit,2017).
b. Etiologi
Umumnya mycibacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian
kecil tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan
terhadap asam pada pewarnaan, mycobacterium cepat mati dengan
matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap
dan lembab (Kamus Penyakit, 2017).
c. Patofisiologi
Infeksi TB primer menyebabkan tubuh mengalami reaksi alergi terhadap
basil tuberkel dan protein nya. Respon imun seluler ini tampak dalam
bentuk sensitivitas sel t dan terdeteksi oleh reaksi positif pada test kulit
tuberkulin. Perkembangan sesitivitas tuberkulin ini terjadi pada semua
sel-sel tubuh 2-6 minggu setelah infeksi primer dan akan dipertahankan
selama basil hidup berada dalam tubuh. Imunitas didapat ini biasanya
menghambat pertumbuhan basil lebih lanjut dan terjadinya infeksi aktif
(Widoyono,2008).
d. Manifestasi klinik
Pada individu lainnya, gejala berkembang secara bertahap sehingga
gejala tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap aktif
atau lanjut. Bagaimanapun, gejala dapat timbul pada individu yang
mengalami imunosupresif dalam beberapa minggu setelah terpajan oleh
basil. Manifestasi klinis yang umumnya termasuk keletihan, penurunan
berat badan, anoreksia, dan demam ringan yang terjadi biasanya pada
siang hari (Niluh, G.Y., Effendy,C.,2003).
III. KELENGKAPAN RESEP

dr. Rian
Jl. Undata No.108 Palu Inscriptio
SIP: 139/Kanwil/Nakes 90
No.3 Tgl, 19 Februari 2017

Invocatio R Isoniazid 9 Prescriptio


Pyridoxine tab IV

m.f. pulv. No.XXX Signatura


S. s.dd pulv. I

Paraf
Pro Pro : An.Susi ( 11 thn- 36 kg) Subscriptio
dokter
Alamat : Jl.Pendidikan

 Keterangan resep
Inscriptio
Namadokter dr. Rian
Alamat Jl. Undata No.108 Palu
SIP 139/Kanwil/Nakes 90
No. 3
Tanggal 19 Februari 2017
Invocatio
R/ Recipe: ambillah
Prescriptio
Namaobat Isoniazid, pyridoxine
Komposisiobat Isoniazid 9 gr, pyridoxine tab IV
Signatura
m.f Miscefac: campurdanbuatlah
pulv. Pulveres: serbukterbagi
No. Nomero: sebanyak
XXX Triginta : 30
S. Signa: tandai
s.dd semeidedie: 1 x 1 sehari
I Unum: satu
Pro
Pro Untuk an. Susi
Umur, BB 11 tahun – 36 kg
Alamat Jl. Pendidikan
Subscriptio
Parafdokter

IV. RESEP STANDAR


-

V. URAIAN BAHAN

1. Isoniazid ( FI Edisi IV, hal.472)


Nama resmi : ISONIAZIDUM
Nama lain : isoniazid
RM/BM : C6H7N3O/137,14
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, perlahan-lahan
dipengaruhi oleh udara dan cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol, sukar larut dalam kloroform dan dalam
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup
rapat.
DM/DL anak : DM: -/300mg DL: 10mg/kg – 15mg/kg
DM/DL dewasa : DM: 10 mg/kg DL: 300mg/kg

2. Pyridoxin/ Vitamin B6 ( FI Edisi III, hal.341)


Nama resmi : PIRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Piridoksina hidroklorida/ vitamin B6
RM/BM : C18H11NO3.HCL/205,64
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk
hablur putih, tidak berbau rasa asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%)P, praktis tidak larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
DM/DL anak : DM: - DL:-/1mg (untuk anak 9-13 tahun)
DM/DL dewasa : DL: <50 tahun= -/1,3mg (laki-laki)
>50 tahun= -/1,7mg (laki-laki)
<50 tahun= -/1,3mg (perempuan)
>50 tahun= -/1,5mg (perempuan)

VI. PERHITUNGAN DOSIS

 Tentukan DL masing-masing obat pasien


a. Isoniazide =−/10 𝑚𝑔 − 15 𝑚𝑔/𝑘𝑔 𝐵𝐵
b. Pyridoxin = −/1 𝑚𝑔
 Hitung takaran obat yang di berikan untuk pasien
9000 𝑚𝑔
1 bungkus = isoniazida = 30
= 300 𝑚𝑔

10 𝑚𝑔×4
Pyridoxin = = 1,3 𝑚𝑔
30
a. Isoniazida
𝑚𝑔
DL sehari = 36 𝑘𝑔 × 10 𝑚𝑔 − 15 ⁄𝑘𝑔 𝐵𝐵 = 360 𝑚𝑔 − 450 𝑚𝑔
36 𝑚𝑔
Untuk DL susi = 62
× 300 𝑚𝑔 = 174,1 𝑚𝑔
Jadi, rentangnya dari 174,1 mg- 540 mg, untuk pemekaian sekali sebanyak
300 mg masuk dalam rentang

- Pemekaian
- 1 × 𝑝 = 1 × 300 = 300 𝑚𝑔
300 𝑚𝑔
- % 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 = 100% = 83,3% − 55,5%
360 𝑚𝑔−540 𝑚𝑔
- Sehari = 1 × 300 = 300 𝑚𝑔
300 𝑚𝑔
- % 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 = 360 𝑚𝑔−540 𝑚𝑔 100% = 83,3% − 55,5%

b. Pyridoxin
 DL anak = 9 -13 tahun = 1 mg/hari
 DL dewasa = 2,5 mg-10 mg/hari
36
DL susi = 62 × 2,5 − 10 𝑚𝑔 = 1,45 𝑚𝑔 − 5,80 𝑚𝑔
- Pemakaian
- 1 × 𝑝 = 1 × 1,3 = 1,3 𝑚𝑔
1,3
- %𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 = 1,45 𝑚𝑔−580 𝑚𝑔 × 100% = 89,6 % − 22,4%
-
 Cek takaran obat yang di terima pasien
a. Isoniazida
Obat dapat di berikan karena sudah dapat memenuhi dalam rentang
yaitu 174,1 mg 540 mg untuk pemakaian sekali sebanyak 300 mg dan tidak
melebihi 100%.
b. Pyridoxin
Obat dapat di berikan karena pemakaian pyridoxin sebaynak 1,3 yang
sekali pakai tidak melampaui dosis dewasa yaitu berada pada rentang 1,45
mg-580 mg.

VII. OBAT TAK TERCAMPUR (OTT)

VIII. PERHITUNGAN BAHAN


9000
a. Isoniazida = 30
= 300 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

10 𝑚𝑔×4
b. Pyridoxin = = 1,3 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡.
30
 pengenceran
Untuk 1 orang wajib 1 tablet dan mempunyai sisa 0,3 mg. Maka :
= sisa 0,3 tab × berat kadar pyridoxin
- 0.3 × 100 𝑚𝑔 = 30 𝑚𝑔
𝑇
BT = 𝐼 × 𝑘1𝑡
Ket : T = titik berat yang di timbang
I = berat yang di inginkan
Kit = kadar zat aktif 1 tablet
120
BT = 100 𝑚𝑔 = 400 𝑚𝑔
30
Untuk SL = 400 mg – 100 mg = 300 mg
Jadi, untuk 400 mg dapat di gunakan untuk 3 orang dengan
masing-masing 120 mg di mana dalam 120 mg itu telah terkandung 30
mg pyridoxin di dalamnya.

IX. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Lumpang dan alu
2. Sudip
3. Sendok tanduk
4. Lap kasar
5. Lap halus
6. Timbangan neraca ohaus
B. Bahan
1. Isoniazid
2. pyridoxin
3. Plastik embalase
4. Perkamen
5. Alkohol
6. Etiket putih
7. Kapas
8. Sacharum lactis
9. Masker
10. Handscoon

X. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan alkohol
3. Dilakukan perhitungan pengenceran terhadap pyridoxin dan di timbang 120 mg,
diambil 1 tablet pyridoxin dan di timbang isoniazida 3 gram
4. Dimasukkan SL sedikit dalam lumpang gerus untuk menutupi pori
5. Dimasukkan isoniazida ke dalam lumpang gerus hingga halus
6. Dimkasukkan 1 tablet pyridoxin kedalam lumpang gerus hingga halus dan
homogen
7. Dimasukkan hasil pengenceran pyridoxin ke dalam lumpang gerushingga halus
dan homogen
8. Dikeluarkan dari lumpang menggunakan sudip, di bagi sebanyak 10 sama
banyak diatas kertas perkamen lalu di bungkus
9. Dimasukkan ke dalam plastik embalase dan diberi etiket putih untuk peakaian
dalam

XI. ETIKET

Apotek Rifat Farma


Jl. Setiabudi No.24A Palu
Apoteker : AinunAzmiJ.LaunuS.farm,Apt
SIPA : G70116 252
No.3 Tgl 13/04/2017
Nama : An. Susi
Bungkus
1 x sehari 1 Tablet
Kapsul

Sebelum/sesudahmakan

XII. INDIKASI BERDASARKAN DIAGNOSE

1. Isoniazid : Antituberkolosis
2. Pyridoxin : Sebagai vitamin untuk mencegah mual atau muntah pada pembekan
dari isoniazid.
XIII. PEMBAHASAN

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dilakukan untuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pemakaian luar.
Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama
dengan yang di bungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok. (Syamsuni.2007)
Pada praktikum kali ini pasien dengan keluhan TB laten. TB laten
merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis. Penderita TB laten tidak merasa dan tidak memiliki gejala
apapun. Satu-satunya tanda infeksi TB adalah reaksi positif terhadap tes
kulit atau tes dalam darah.
Adapun obat yang diresepkan yaitu isoniazid dan pyridoxine.
Alasan kedua obat ini diberikan yaitu isoniazid merupakan antibiotic yang
umum digunakan untuk pasien tuberculosis dan bersifat bakterisid
(membasmi bakteri). Sedangkan pyridoxine adalah komponen utama
vitamin B kompleks yang berfungsi spesifikuntuk meningkatkan kerja otot
pada paru-paru yang terinfeksi oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.
Pyridoxine dikombinasikan dengan isoniazid karena isoniazid memiliki
efek samping polyneuritis yaitu radang saraf dengan gejala kejang dan
ganguan penglihatan dimana pyridoxine dapat mengurangi efek samping
dari isoniazid. Setelah itu jika isoniazid digunakan sebagai obat tunggal,
resistensinya terjadi lebih cepat.
Pada praktikum ini yaitu membuat puyer (serbuk terbagi) sebanyak
30 bungkus tetapi yang diserahkan hanya 10 bungkus dimana tiap bungkus
mengandung 300 mg INH dan 1,3 mg pyridoxine. Dengan cara meyiapkan
alat dan bahan, membersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan
alcohol, kemudian diambil pyridoxine 1,3 tab, dan ditimbang INH
sebanyak 3000 mg dan diambil SL secukupnya. Setelah itu buat
pengenceran untuk pyridoxine. Lalu dimasukkan SL sedikit kedalam
lumping gerus untuk menutupi pori-pori lumping, dimasukkan pyridoxine
1 tab kedalam lumpang gerus hingga halus dan homogen, lalu dimasukkan
lagi hasil pengenceran pyridoxine kedalam lumpang gerus hingga halus
dan homogen. Setelah itu dikeluarkan obat dari dalam lumpang
menggunakan sudip dan dibagi 10 sama banyak diatas kertas perkamen
lalu dibungkus. Kemudian dimasukkan kedalam plastic embalase dan
diberi etiket putih untuk pemakaian dalam.
Tujuan dilakukan pengenceran karena jumlah pyridoxine kurang
dari batas minimal penimbangan sehingga harus dilakukan pengenceran
agar pyridoxine dapat digunakan berdasarkan dosis obat.
Dalam resep ini dicantumkan aturan minum obat yaitu 1 kali sehari
1 bungkus dan sebaiknya diminum sebelum makan karena isoniazid
memberikan efeksamping berupa mual dan muntah, apabila diminum
setelah makan maka makanan yang telah dimasukkan akan keluar kembali
bersama obat. Dalam resep pula tertulis dibuat pulveres 30 bungkus,
namun yang dibuat dilaburatorium hanya 10 bungkus. Oleh karena itu
diberikan copy resep.
XIV. KESIMPULAN

1. Pulveres adalah serbuk terbagi yang di bagi dalam bobot yang lebih
kurang sama dan dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas yang lain.
2. Indikasi berdasarkan diagnosa obat INH dan piridoxin diberikan pada
penderita TB laten.
3. Obat isoniazid dan piridoxin diberikan untuk penderita TB laten dengan
aturan pakai 1 kali sehari 1 bungkus yang diminum sebelum makan agar
obat dapat bekerja lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Kamus Penyakit. Apliksi

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia edisi


III, Depertemen kesehatan Republik Indonesia; Jakarta

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia edisi


IV, Depertemen kesehatan Republik Indonesia; Jakarta

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep . EGC: Jakarta.

Tjay, Hoan dan Rahardja, 2013, Obat-0bat penting, Gramedia ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai