Anda di halaman 1dari 123

BAKUL 2011 ©

Blok 3.1 Kehamilan dan Masalah Reproduksi

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
© Angkatan 2011 ©

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


SKENARIO 1 – KEHAMILAN NORMAL

Tahap Kehamilan
OVULASI

• 2 hari sebelum ovulasi terjadi perubahan hormon yaitu kelenjar hipofisis anterior akan
meningkatkan laju sekresi LH (6-10 x lipat) dan puncaknya terjadi ketika 16 jam
sebelum ovulasi. FSH juga naik bersamaan dengan LH, FSH naik sekita 2-3 kali lipat.
• FSH dan LH akan berkerja sinergis menyebebkan pembengkakan folikel
• LH juga berfungsi mengubah sel granulosa dan sel teka untuk dapat mensekresikan
hormon progesteron
• Tidak beberapa lama sebelum ovulasi, bagian dinding folikel yang menonjol akan
membengkak dengan cepat dan bagian tengah folikel (stigma) akan menonjol seperti
puting dalam waktu 30 menit : cairan dari folikel mengalir lewat stigma 2
menit berikutnya : stigma robek ovum keluar bersamaan dengan massa granulosa
(korona radiata).
• Pada permulaan ovulasi LH akan menyebabkan sekresi hormon steroid folikular yang
mengandung progesteron.
• Dalam waktu beberapa jam akan terjadi dua peristiwa yang penting untuk ovulasi :

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


1. Teka eksterna (kapsul folikel) akan mengeluarkan enzim proteolitik dari lisosom
pelarutan dinding kapsul folikel melemahnya dinding folikel folikel
membengkak dan degenerasi stigma
2. Pertumbuhan pembuluh darah baru ke dinding folikel + prostaglandidn disekresi
ke dalam folikel (vaslodilatasi) transudasi plasma ke dalam folikel
pembengkakan folikel.

LH

Hormon steroid folikel


(progesteron )

Enzim proteolitik (kolagenase) Hiperemia folikel dan sekresi prostaglandin

Transudasi plasma ke dalam folikel


Melemahnya dinding folikel

Degenerasi stigma Pembengkakan folikel

Folikel pecah

Evaginasi Ovum (OVULASI)

FERTILISASI
a. Setelah ejakulasi, sperma dalam waktu 5 – 10 menit akan berjalan menuju ampula
tuba falloppi, sperma dapat mencapai tuba faloppi karena ada kapasitasi, yaitu pada
saat berada dalam duktus genitalia wanita, akrosom dari sperma yang semula tertutupi
oleh kolesterol akan bergerak meninggalkan kolesterolnya dan pada saat itu akrosom
akan menjadi lebih permeabel, akrosom akan dimasuki oleh ion kalsium yang
membuat sperma memiliki gerakan flagel yang cepat, selain dari gerakan sperma,
perjalanan sperma menuju tuba faloppi juga dibantu oleh kontraksi dari uterus dan
tuba faloppi yang dipengaruhi oleh prostaglandin dari semen pria dan oksitosin dari
hipofisis posterior yang dikeluarkan saat wanita orgasme.
b. Sperma harus menembus korona radiata : akrosom sperma melepaskan enzim-enzim
(hialuronidase) membuka jalan untuk sperma
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
c. Sperma berikatan dengan protein reseptor zona pelusida (ZP3) akrosom
melepaskan enzim (acrosin) membuat jalan kepala sperma menyatu dengan
ovum
d. Untuk memblok sperma lainnya terjadi dua sistem blokade : 1. Blokade cepat yaitu
dengan terjadinya depolarisasi elektrik di permukaan ovum (-70 mv sampai + 10 mv)
2. Blokade lambat yaitu dengan pengeluaran ion Ca dari tempat masuknya sperma
yang kemudian menyebar ke seluruh permukaan ocum yang menyebabkan ovum
mengeluarkan isi granulanya yang terdiri dari polisakarida yang membentuk barrier
fisik selain itu granula akan mengeluarkan enzim yang akan menonaktifkan reseptor
ZP3.
Saat satu sperma bersatu dengan ovum, ovum akan mengeluarkan enzim lisosomal
yang menyebabkan sperma lainnya tidak dapat membuahinya (kalo ga salah di
langman embriologi, tolong dicek dulu )
e. Sperma dan ovum bersatu sel tunggal oosit membelah lagi untuk menjadi ovum
matang (melepaskan badan polar kedua) sperma membentuk pronukleus pria
msing-masing kromosom dari pronuleus wanita dan pronukleus pria akan menyatu.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


IMPLANTASI

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Perubahan Fisiologi Maternal
1. Metabolisme
Pada wanita hamil, terjadi ↑ BMR. Selain itu, secara umum mengalami tanda sering
haus, lapar (↑ nafsu makan), dan miksi. Hal ini dipengaruhi oleh hormon
somatotropin, insulin, dan adrenal.
a. Metabolisme karbohidrat
Normalnya, pd kehamilan terjadi:
- Hipoglikemia ringan puasa
Diduga karena ↑ kadar insulin ketika puasa sehingga glukosa dimasukkan
ke sel terjadi hipoglikemia
- Hiperglikemia postprandial
Pasca makan (prandial) kadar glukosa normalnya naik tapi pada wanita
hamil, durasi hiperglikemia memanjang
- Hiperinsulinemia
Durasinya memanjang daripada kondisi tidak hamil, diduga karena supresi
glukagon. Selain itu pd kehamilan, sensitivitas sel-β (penghasil insulin) ↑ thd
glukosa, dan sensitivitas sel-α tidak berubah
b. Metabolisme protein
↑ kandungan protein pd wanita hamil, berasal dari:
- Semua hasil konsepsi dan perkembangannya (ex: fetus, amnion juga terdiri
dari protein)
- Protein kontraktil (di uterus), kelenjar-kelenjar (di mammae), Hb dan plasma
(darah ibu)
c. Metabolisme lemak
Efek hormon estradiol dan progesteron meningkatkan konsentrasi lipid,
lipoprotein, apolipoprot.
d. Metabolisme air
Penyimpanan air dalam tubuh wanita hamil meningkat (sampai 6,5 L) secara
fisiologis karena:
- Retensi air (bisa jadi karena pengaruh vasopresin)
- Akumulasi cairan dari organ yg berkembang (cairan amnion, janin)
Sering terjadi pitting edema (di ekstremitas bawah) retensi air ↑ dan ada ↑
tekanan vena di ekstremitas bawah

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


e. Metabolisme mineral
2. Hematologi
a. Volume darah
Pd kehamilan terjadi hidremia volume darah meningkat(hipervolemia)
hematokrit turun.
Terjadi karena: ↑ plasma darah yg berlebihan dan ↑ eritropoiesis tetap dalam batas
normal
b. Imunologi
- Pd kehamilan, diduga terjadi supresi sistem imun terutama ↓ fungsi dan
jumlah leukosit
- Juga terjadi ↑ ukuran dan volume trombosit
3. Kardiovaskuler
a. Jantung
- Posisi jantung bergeser karena desakan perbesaran uterus dan organ visera
(apeks makin ke lateral)
- Curah jantung ↑
b. Sirkulasi
- Terjadi ↑ kadar RAA (karena efek estrogen) berpengaruh pd pengendalian
garam dan cairan
- Sindrom hipotensi telentang : adl suatu kejadian hipotensi arterial yg terjadi
pada ibu hamil yg berada pd posisi berbaring telentang sehingga tjd
penekanan vena inferior akibatnya ada ↓ pengisian jantung dan curah
jantung.
- Pd wanita hamil terjadi ↑ aliran darah kulit untuk menghilangkan kelebihan
panas
4. Sistem Respirasi
- Secara umum, kehamilan menyebabkan ↑ kebutuhan oksigen untuk
memenuhi dengan pengambilan nafas dalam
- Karena diafragma bergeser agak naik akibatnya tjd ↓ volume residu
- Tjd ↑ volume tidal dan ambilan O2 per menit
5. Sistem Urinaria
- Sering miksi diakibatkan oleh perbesaran dan penekanan uterus
- Ada ↑ GFR dan aliran plasma ginjal

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Secara normal juga terjadi glukosuria
6. Sistem GI
- Semakin besar uterus, mengakibatkan pergeseran organ visera ke lateral
- Perasaan nausea pd awal kehamilan diduga tjd karena efek estrogen
- Motilitas organ digesti juga ↓ karena penurunan tonus otot waktu
pengosongan lambung lebih lama timbul obstipasi bisa timbul hemoroid
- Pirosis (nyeri ulu hati) disebabkan oleh refluks sekret asam ke esofagus dan
perubahan posisi lambung
- Bisa terjadi Epulis gravidarum (pembengkakan gusi yg vaskuler), perlunakan
gusi, bahkan mudah berdarah
7. Sistem Endokrin
- Prolaktin ↑ dalam plasma karena stimulasi estrogen ↑ jumlah sel laktotrof
(penghasil prolaktin) dan efek dari TRH
- Terjadi ↑ konsentrasi kortisol serum, ↑ sekresi aldosteron
Kortisol, memiliki efek: ↑ glukosa, modifikasi aktivitas antibodi
- Progesteron, memiliki efek: ↓ tonus otot polos, ↓ tonus vaskular, ↑ temperatur,
↑ simpanan lemak, dan berperan pada induksi menyususi
- Estrogen, memiliki efek: induksi pertumbuhan uterus, induksi menyusui,
retensi air, ↓ ekskresi Na, dan perubahan komponen kimia jar ikat
- HCG: kadar meningkat sampai puncaknya pd minggu 16, menurun dan
konstan pada minggu 18 dan seterusnya
- HPL (Human placental lactogen) atau chorionic somatomammotrophin:
bersifat laktogenik dan kerjanya antagonis dengan insulin
8. Sistem muskuloskeletal
- Pd kehamilan biasanya terjad lordosis bentuk kompensasi posisi anterior
uterus yg kian memebesar
- ↑ mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigea, dan pubis akibatnya tjd perub
postur dan rasa lelah, pegal di punggung bawah
9. Ovarium
- Pd kehamilan, pemebentukan ovum matang dihentikan
- Korps luteum graviditatais masih ada sampai plasenta terbentuk dan perannya
diambil alih

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Juga ditemukan sekresi hormon relaksin (oleh korpus luteum) : untuk
menenangkan fetus hingga masa aterms

Perubahan Anatomi Maternal


1. Uterus
a. Besar uterus menjadi 1000 kali lebih besar dari normalnya, beratnya mrncapai 30
kali lebih berat dari pada normalnya.
b. Uterus yang membesar memberikan penekanan pada alat di sekitarnya sehingga
menimbulkan keluhan kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, urinaria.
c. Rahim membesar karena mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
d. Sel otot polos pada uterus meregang dan terjadi akumulasi jaringan ikat dan
elastin naiknya kekuatan dinding uterus, distimulasi juga oleh estrogen dan
progesteron.
e. Wanita hamil sering mengalami keputihan karena sekresi serviks yang meningkat
akibat estrogen yang tinggi.
f. Bentuk rahim usia kehamilan 4 bulan seperti alpukat, akhir kehamilan seperti
bujur telur.
g. Minggu ke-12 uterus menyentuh dinding abdominal.
h. Ismus rahim mengalami hipertrofi dan bertambah panjang serta lunak tanda
Hegar.
i. Posisi rahim : awal kehamilan antefleksi atau retrofleksi, 4 bulan kehamilan
rahim di rongga pelvis, setelah itu baru memasuki rongga perut sampai mencapai
batas hepar.
j. Vaskularisasi : aa uterinae dan aa ovarikae memanjang.
k. Serviks uteri :vaskularisasi nya bertambah dan jadi lunak tanda Goodell.
l. Uterus mengalami kontraksi dan nyeri tanda Braxton Hicks.
m. Endoserviks keluarkan mukus.
2. Ovarium
a. Korpus luteum mengalami regresi pada minggu ke-8.
b. Ovarium jadi inaktif karena ditekan tingginya hormon progesteron.
c. Ovulasi terhenti.
3. Payudara
a. Payudara membesar karena proliferasi asini dan duktus laktiferus.
b. Pertumbuhan mamae dipicu estrogen dan prolaktin.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
c. Di kulit payudara muncul striae dan beberapa vena membesar.
d. Payudara jadi besar dan tegang.
e. Teraba noduli karena hipertrofi kelenjar.
f. Diproduksi colostrum tapi belum bisa dikeluarkan karena ada prolaktin inhibit
hormone setelah melahirkan dan estrogen progesteron menurun, prolaktin
inhibit hormone juga menurun sehingga air susu bisa dikeluarkan.
4. Vagina dan vulva
a. Mukosa jadi tipis.
b. Jaringan ikat hilang.
c. Hipervaskularisasi vagina vagina jadi berwarna kebiruan.
5. Dinding perut
a. Peregangan sebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit muncul striae
gravidarum.
6. Kulit
a. Hiperpigmentasi terjadi di muka, payudara, perut, vulva. Terjadi karema
estrogen dan progesteron merangsang melanosit stimulating hormon.

Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda kehamilan tidak pasti belum pasti wanita tersebut hamil, bisa saja terkena
penyakit atau keadaan yang lain.
Presumptive sign
1. Amenorea terlambat menstruasi
- Jika pada wanita hamil dapat disebabkan karena adanya HCG yang
mempertahankan korpus luteum untuk mempertahankan progesteron yang
berfungsi untuk hipertrofi dan hiperplasia dari endometrium sehingga tidak terjadi
peluruhan ketika terjadi menstruasi.
- DD (diferential diagnosis) ketidakseimbangan ovarium-hipofisis, infeksi lokal,
stres, obat-obatan, penyakit kronis.
2. Mual dan muntah dari rasa tidak enak sampai muntah berkepanjangan (morning
sickness)
- Jika pada wanita hamil dapat disebabkan karena meningkatnya estrogen yang
mempengaruhi metabolisme hepar dan menurunkan motilitas lambung.
- DD banyak penyakit yang menyebabkan mual dan muntah, terutama penyakit
pada GIT.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
3. Mastodinia rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan o/ pembesaran
payudara
- Pembesaran pada payudara yang menyebabkan mastodinia ini dikarenakan adanya
vaskularisasi yang bertambah, asinus dan duktus yang berproliferasi karena
pengaruh progesteron dan estrogen.
- DD wanita yang akan atau sedang menstruasi, kanker payudara, kelainan pada
payudara, dkk.
4. Quickening persepsi gerakan janin pertama lewat peritoneum parietal yang
diteruskan melalui peritoneum parietal yang memiliki inervasi somatik.
- Pada wanita hamil, disadari pada minggu ke 18-20 dan mungkin lebih awal pada
multigravida.
- DD pseudosiesis (wanita yang sangat ingin hamil dan menganggap dirinya
hamil).
5. Keluhan kencing frekuensi meningkat dan sering kencing malam
- Pada wanita hamil, disebabkan karena adanya desakan dan tarikan oleh uterus ke
arah atas.
- DD DM, dkk.
6. Konstipasi susah defekasi.
- Konstipasi yang terjadi pada wanita hamil disebab karena adanya efek relaksasi
progesteron pada tonus otot usus atau karena adanya perubahan pola makan.
- DD penyakit pada GIT
7. Perubahan berat badan baik penurunan maupun peningkatan BB
- Pada wanita hamil, biasanya pada minggu-minggu pertama terjadi penurunan
berat badan dikarenakan adanya morning sickness, sedangkan selanjutnya akan
terjadi peningkatan berat badan karena berkembangnya janin, plasenta, dan cairan
amnion.
- DD pada orang kakeksia bisa terjadi penurunan BB, peningkatan BB terjadi
pada orang yang makan berlebih, dkk
8. Perubahan temperatur basal pada orang yang hamil biasanya terjadi lebih dari 3
minggu.
- DD hipertiroidisme, dkk
9. Perubahan warna kulit
- Kloasma warna kulit kehitaman pada dahi, punggung hidung, kulit daerah
tulang pipi, areola mengalami hiperpigmentasi. Hal ini terjadi karena adanya
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
perubahan hormonal pada wanita yang hamil, menyebabkan adanya peningkatan
terhadap stimulasi MSH. DD penyakit endokrin yang menyebabkan terjadinya
peningkatan stimulasi MSH.
- Striae gravidarum seperti jaringan parut; bisa terjadi pada penderita sindrom
cushing. Terjadi karena adanya peningkatan dari adrenokortikosteroid.
10. Balotemen tanda adanya benda terapung dalam cairan
- Terjadi pula pada penderita asites yang disertai dengan kista ovarium, mioma
uteri, dsb.
Probable sign
11. Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada wanita hamil
a. Tanda cadwick dinding vagina mengalami kongesti dan berwarna kebiru-
biruan; cairan vagina berwarna keputihan, encer, berisikan sel-sel eksfoliasi
vagina. Hal ini terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron.
b. Tanda hegar pelunakan pada ismus uteri sehingga daerah tersebut pada
pemeriksaan bimanual akan mempunyai kesan lebih tipis dan uteri mudah
difleksikan. Terlihat pada minggu ke 6, nyata pada minggu ke 7-8.
c. Tanda piscaseck pembesaran uterus ke salah satu sisi hingga menonjol jelas
ke sisi pembesaran tersebut. Terlihat pada minggu ke 10.
12. Pembesaran perut
- Pada wanita hamil jelas dikarenakan adanya perkembangan janin, plasenta, dan
cairan amnion di dalam uterus.
- Bisa terjadi pada penderita asites.

Tanda kehamilan pasti jika tanda ini ada pasti wanita tersebut hamil
1. Denyut jantung janin (DJJ)
- Bisa didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke 17-18
- Dengan stetoskop ultrasonik (doppler) pada minggu ke 12
- Pada orang gemuk akan lebih lambat terdengar
2. Palpasi
- Menentukan outline janin, jelas pada minggu ke 22
- Gerakan janin, jelas pada minggu ke 24
3. Rontgenografi
- Gambaran tulang janin, tampak setelah minggu ke 12-14

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan jika ada keraguan dalam diagnosis
kehamilan dan atas indikasi yang sangat mendesak, sebab janin sangat peka
terhadap sinar X
4. USG
- Menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi
- Minggu ke 6 terlihat gestasional sac (GS), jika ada 2 GS kehamilan ganda
- Minggu ke 6-7 kutub janin
- Minggu ke 7-8 denyut jantung
- Minggu ke 8-9 gerakan janin
- Minggu ke 9-10 plasenta
- Minggu ke 12 BPD (biparietal diameter)
5. Fetal ECG
- Pada minggu ke 12
6. Tes laboratorium
- Paling populer tes inhibisi koagulasi untuk mendeteksi adanya HCG dalam
urin.
- Urin + anti-HCG + HCG- coated latex
a. Ada koagulasi tidak ada HCG dalam urin
b. Tidak ada koagulasi ada HCG dalam urin yang dapat berikatan dengan
anti-HCG sehingga HCG-coated latex tidak terkoagulasi.

ANTENATAL CARE
a. Tujuan
- Memantau kehamilan untuk kesehatan ibu dan janin
- Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
anak
- Mengenali secara dini ketidaknormalan dan komplikasi serta mengobatinya atau
merujuknya
- Mempersiapkan persalinan
- Mempersiapkan ibu untuk masa nifas dan menyusui
- Menurunkan angka mortilitas dan morbiditas ibu dan anak

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Kunjungan ke- Minggu ke- Tujuan
I Sebelum minggu ke 14 - Untuk mendeteksi
masalah yang bisa
ditangani sebelum
membahayakan jiwa
- Untuk mencegah masalah
tetanus neonatal,
anemia
- Membangun hubungan
saling percaya
- Memulai kesiapan
kelahiran dan kesiapan
menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku
sehat (nutrisi, kebersihan,
olahraga, istirahat,
seksual, dsb)
II 14-28 s.d.a
- Kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala
preeklampsia, pantau
tekanan darah, evaluasi
edema dan proteinuria)
III 28-36 s.d.a
untuk mendekteksi
kehamilan ganda
IV Setelah minggu ke 36 s.d.a
untuk mendeteksi kelainan
letak dan kondisi yang
memerlukan persalinan di
RS.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


b. Jadwal kunjungan
Kunjungan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dilakukan pada :
- Saat telat haid
- 1x per bulan hingga usia kehamilan 7 bulan
- 2x per bulan hingga usia kehamilan 9 bulan
- 1x per minggu setelah 9 bulan hingga partus
- Jika ada keluhan
c. Pelayanan yang diberikan ANC
7T
- Timbang berat badan
- Ukur Tekanan darah
- Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)
- Imunisasai TT (tetanus tiroid)
- Beri Tablet besi 90 tablet selama kehamilan
- Tes terhadap penyakit menular seksual
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
d. Penilaian Klinik
- Kunjungan pertama
o Anamnesis
Riwayat kehamilan ini ( HPHT, keluhan,dll)
Riwayat obstetri lalu (kehamilan patologis, jumlah kehamilan,
abortus, dll)
Riwayat penyakit (krdiovaskular, DM, hepatitis, HIV, dll)
Riwayat sosial-ekonomi (alkohol, perokok, diat, keluarga, dll)
o Pemeriksaan fisik
Vital sign ( TD, suhu, nadi, nafas)
Berat dan tinggi badan
Wajah (kloasma gravidarum, mulut dan gigi)
Leher (kelenjar tiroid)
Thoraks
Payudara
Abdomen (pembesaran, stretch marks)
Genital

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Tulang belakang (skoliosis/kifosis)
Ekstremitas (edem/gak)
o Pemeriksaan dalam
Serviks, porsio, vagina, labia, rahim, dan kontraksi uterus untuk
diagnosis awal kehamilan
o Laboratorium
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan darah
- Setiap kunjungan
o Pemeriksaan fisik
Tekanan darah
Berat badan
Edem pada ekstremitas
Keluhan pada kunjungan sebelumnya
o Pemeriksaan luar
Tinggi fundus uterus (TFU)

Palpasi letak janin. Dengan Leopold


• Leopold I : menilai tinggi fundus dan bagian janin yang ada
di fundus uteri
• Leopold II : mengetahui batas samping rahim kanan-kiri
(lintang) ; letak punggung janin
• Leopold III : mengetahui bagian terbawah rahim
• Leopold IV : mengetahui bagian terbawah janin (pemeriksa
dari atas. Hadap kaki)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Aus
uskultasi djj (normal 120-160 kali per menit)
Semua ditulis dalam kartu
ka bumil (ibu hamil) / KIA (kartu ibu anak)
k)
e. Konseling dan edukasi
asi
• Gizi
• Latihan dan olahraga
ola
• Perubahan fisio
siologis yang dialami oleh ibu hamil
• Pemberitahuan
an pemantauan lanjutan kehamilan
• Memberi tahu
hu agar mencari pertolongan apabila ada
da emergency pada
kehamilan’
• Persiapan persa
rsalinan aman dan bersih
• Kebersihan diri
iri ibu hamil

Sukses yaa ☺ -- BAKUL


KUL 2011
2
SKENARIO 2 - KEHAMILAN DENGAN RISIKO

HIPEREMIS GRAVIDARUM (HEG)


• Definisi rasa mual dan muntah yang cukup parah dan mengancam jiwa pada ibu
hamil yang menyebabkan dehidrasi, penurunan BB, ketidakseimbangan elektrolit,
ketonemia, dll.
• Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, ada beberapa hipotesis tentang penyebab HEG,
antara lain :
a. Psikologis Psikologis maternal/ibu mempengaruhi kemungkinan HEG (ex
: kehamilan sekarang dapat diterima/ tidak)
b. Fisik, ex :
- masuknya vili korialis kedalam sirkulasi ibu dianggap benda asing
memicu refleks muntah
- HCG ↑ dgn cepat tubuh belum bisa adaptasi (primigravida lebih sering
daripada multigravida)
- Hormon selama kehamilan, ex estrogen dan progesteron ↑
- Penurunan pengosongan lambung
- Gizi ibu : ex anemia bisa menyebabkan HEG
c. Infeksi H. Pylori tidak konklusif
• Patogenesis
Secara umum : Pemicu HEG terjadi HEG dehidrasi
Akibat dehidrasi :
- Dehidrasi perubahan elektrolit pH menjadi lebih basa krn elektrolit
banyak yang keluar (alkalosis hipokloremik)
- Dehidrasi vol cairan turun TD ↓, diuresis ↓ aliran perfusi O2 ke
jaringan ↓ jaringan tidak mendapat nutrisi dan O2 memicu metabolisme
anaerob (tanpa O2) efeknya produksi laktat ↑, benda-benda keton ↑
- Dehidrasi penurunan perfusi otak menginduksi metabolisme anaerob
penumpukan benda keton ensefalopati Wernicke dipoplia, gangguan
kesadaran dan mental serta nistagmus
- Dehidrasi fungsi ginjal untuk diuresis ↓ akibatnya tidak bisa sekresi sisa
metabolisme seperti keton, asam laktat tjd penumpukan di tubuh bisa

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


ketosis
- Dehidrasi perfusi O2 di hepar turun kerusakan fungsi sel hepar
ikterus
• Manifestasi Klinik
Berdasarkan manifestasinya, HEG dibagi menjadi 3 tingkatan :
Tingkatan Manifestasi
Tingkat • Muntah terus menerus menjadikan : dehidrasi, turgor kulit
pertama menurun, nafsu makan turun, BB turun, mata cekung, lidah kering
• Epigastrum nyeri krn asam lambung meningkat à regurgitasi ke
esophagus
• Frek nadi 100x/menit, TD meningkat, lemas
Tingkat • Dehidrasi memburuk, mengakibatkan : turgor kulit makin turun,
kedua lidah kering, mata cekung
• TD turun, Frek nadi diatas 100x/menit, suhu menigkat, bb turun
• Fungsi hepar terganggu icterus
• Fungsi ginjal terganggu oligo sampe anuria, timbunan keton
• Kadang muntah bercampur darah karena rupture esophagus dan
sindrom mallory Weiss
Tingkat • Muntah makin parah dan bercampur darah, dan bisa juga muntah
ketiga berhenti krn sudah tidak ada lagi yg dikeluarkan
• Sindrom Mallory Weiss
• Ensefalopati Wernicke : nistagmus, dipoplia, gangguan mental
• Nadi kecil, TD turun
• Icterus makin berat, aseton makin banyak, bau aseton makin kuat
• Anuria

• Diagnosis Banding
Ulcus pepticum, hepatitis, batu empedu, maag kronis, prelonefritis
• Pemeriksaan
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
Look : warna kulit, palpebra, turgor kulit, kesadaran, status general dan mental

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Vital sign (TD, nadi, suhu, nafas)
- Lab urin : keberadaan protein, senyawa keton, elektrolit
- Lab darah : kadar keton, elektrolit
• Manajemen
- Pemberian cairan parenteral :
elektrolit i.v., garam fisiologi (ex NaCl, Ringer Laktat)
Pemberian glukosa dekstrosa 5%
- Farmako :
Vitamin : B1, B6
Sedatif : fenobarbital
Antihistamin (anti-H2) : dramamin, avomin, doxylamine
Antiemetik : disiklomin HCL, klorpromasin, prometazine, metoclorpamide,
ondansetron
Kortikosteroid : bekerja ke medula oblongata menekan pusat muntah
- Terapi isolasi : dijauhkan dari lingkungan yg bisa menyebabkan penekanan psikis
ibu
- Terapi psikologi : perubahan psikologis ibu terhadap HEG
- Terminasi kehamilan

CAIRAN AMNION

• Fungsi cairan amnion


a. Melindungi fetus dari trauma
b. Membantu perkembangan paru janin
c. Memberikan pertahanan terhadap infeksi
• Fisiologi
- C.amnion : Berat Jenis 1,008, warna putih keruh, bau khas
- Volume cairan amnion → bervariasi, tergantung usia kehamilan, volume rata-rata
meningkat seiring bertamahnya usia kehamilan, kemudian menurun di usia
kehamilan akhir
- Sumber : sel-sel epitel amnion + air miksi fetus + produk sisa fetus
- Aliran : c.amnion di kantong amnion ditelan fetus diabsorbsi di usus fetus
masuk ke plasenta masuk ke sirkulasi ibu

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Awal kehamilan : rongga amnion terisi cairan yang komposisimya sangat mirip
denangan CES
- Pertengahan kehamilan : perpindahan air dan molekul kecil lainnya melewati
amnion tetapi juga melalui kulit janin
- Selama trimester kedua : janin mulai berkemih, menelan, dan menghirup cairan
amnion

hidramnion/polihidramnion
patologi
c.amnion
oligohidramnion

HIDRAMNION

• Definisi : Jumlah cairan amnion disekeliling janin melebihi normal, ± >2000cc


• Etiologi
- 50-60 % bersifat idiopatik
- Kelainan pada penelanan janin (obstruksi esofagus, fistula trake esofagus, atresia
esofagus)
Janin tidak bisa menelan c.amnion tidak bisa diserap menumpuk di kantong
amnion
- Anensefali : urinasi yang berlebih (krn hilangnya stimulasi pusat serebrospinal
dan ↓ efek antidiuretik akibat gangguan sekresi vasopresin)
- Spina bifida : peningkatan transudasi cairan dari meninges yang terpajan ke
dalam rongga amnion
- Anomali fetus lain : ex atresia esofagus, agenesis trakea, atresia duodenal, atresia
sal.pencernaan, tumor, cystic hygroma, syndrom twin-to-twin, sindrom dystrofi
musculer, sindrom fetal akinesia (tidak ada menelan)
- Abnormalitas SSP dan penyakit neuromuskular yang menyebabkan disfungsi
menelan
- Anomali ritme jantung kongenital yang berhubungan dengan hidrops, perdarahan
dari fetal ke maternal, dan infeksi parvovirus
- Abnormalitas kromosom (terutama trisomi 21, trisomi 18, dan trisomi 13)
- Penyebab plasenta → kariongioma (tumor plasenta)
- Penyalahgunaan obat-obatan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- DM ibu tidak terkontrol baik (bisa terjadi oligohidramnion jika terdapat penyakit
vaskuler yang berat)
- Isoimunisasi pada ibu, yakni terbentuknya antigen individu yang berbeda secara
genetik. Jadi misalnya jika terjadi kontak antara darah janin dengan rhesus positif
dengan ibu yang rhesus negatif melalui pertukaran darah lewat plasenta ini akan
bisa menyebabkan antigen sel darah dari janin dikenali ibu dan secara otomatis
menyebabkan pembentukkan antibodi yang lebih banyak sehingga bisa
mengahancurkan sel darah merah si janin oleh antibodi ibu, sehingga
menyebabkan → hidrops fetalis imun
• Patogenesis
a. Produksi berlebih sedangkan konsumsi normal
- Transudasi cairan serebrospinal kedalam cairan amnion (pada kasus
spina bifida dan anensefalus)
- Ibu DM → menyebabkan hiperglikemi dan peningkatan diuresis fetal
- Kembar monozigot, dimana salah satu janin ‘merampas’ darah dari
sirkulasi keduanya sehingga urin yang dihasilkan lebih banyak
- Peningkatan ekspresi aquaporin 1
b. Konsumsi terganggu sedangkan produksi normal
- Obstruksi gastrointestinal (atresia esofagus) → gangguan menelan
- Abnormalitas SSP → gangguan menelan
• Macam hidramnion
- Hidramnion kronis → pertumbuhan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan
dalam beberapa minggu/bulan (biasanya pada kehamilan lanjut)
- Hidramnion akut → terjadi sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa
hari (biasanya kehamilan muda [bulan 5&6])
• Tingkatan hidramnion
Rendah : jika LVP (largest ventrical pouch) 8-11 cm
Sedang : jika LVP 12-15
Berat : jika >16cm
• Manifestasi klinis
- pembesaran uterus, TFU lebih dari usia kehamilan → karena peningkatan
volume cairan, Perut tampak lebih besar dari usia kehamilan dan tampak tegang
- Distensi dinding uterus → ruang yang dibutuhkan cairan lebih besar

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Dispnea → karena desakan uterus ke diafragma dan organ sekitar, sehingga
lebih mudah bernapas dalam keadaan posisi tegak
- Edema → karena adanya kompresi atau tekanan sistem vena besar oleh
pembesaran uterus . Paling sering pada ekstremitas bagian bawah, vulva, dan
dinding abdomen.
- Oliguria → obstruksi ureter akibat penekanan oleh uterus yang membesar
namun ini jarang terjadi
- Abdomen terasa nyeri
• Diagnosis
a. Anamnesis
- Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasanya
- Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat, maka terdapat
keluhan-keluhan yang disebabkan karena tekanan pada organ, terutama
pada diafragma seperti sesak, nyeri ulu hati, sianosis
- Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual muntah
- Edema pada tungkai, vulva, dinding perut
- Pada proses akut dan besar sekali, bisa syok, keringat dingin, sesak
b. Inspeksi
- Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak
kulit jelas, dan kadang-kadang umbilikus mendatar
- Pada hidramnion akut, ibu terlihat sesak dan sianosis, serta payah membawa
kandungan
c. Palpasi
- Perut tegang dan nyeri tekan
- TFU lebih tinggi dari usia kehamilan
- Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan
- Jika kepala janin teraba → ballotement teraba sangat jelas
- Dapat terjadi malformasi janin karena janin kurang terfiksasi
d. Auskultasi
- DJJ sulit didengar, kalau terdengar halus sekali
- Rontgen & foto abdomen (bila dimungkinkan USG lebih baik tidak
dilakukan)
- Nampak bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


kadang bayangan janin tidak jelas
f. Pemeriksaan dalam
- Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun di luar his
- Pemeriksaan USG
- Amnion Fluid Index (AFI) terukur >24 cm, single pocket >8cm
h. DD
Gemeli, asites, kista ovarii, kehamilan beserta tumor
• Pemeriksaan
- USG : lebih spesifik dalam memperkirakan isi cairan amnion
- Px tinggi fundus sesuai usia kehamilan
- Pengukuran indeks cairan amnion (ICA), untuk memperkirakan volum
cairan amnion dengan melihat jumlah kantung cairan amnion vertikal
maksimal dalam cm pada masing-masing dari keempat kuadran uterus.
ICA normal dalam usia gestasi > 20 minggu berkisar 5-20 cm.
- Pengukuran LVP (largest ventrical pouch), indikasi hidramnion jika LVP
>8 cm (normalnya 2-8cm)
• Tata Laksana
- Amniosentesis, repetitive amnioreductions
Mengeluarkan cairan amnion berlebih dengan
- Menangani kausa utama (ex DM)
- Laser photocoagulation (untuk twin-to-twin s.)
- amniotomi
- Terapi Indometasin (Anti inflamasi non-steroid)
Terapi ini dapat mengganggu produksi cairan paru/meningkatkan
penyerapan, menurunkan produksi urin janin. Akan tetapi terapi ini
memungkinkan penutupan ductus arteriosus pada janin.
• Efek pada janin
- Fetal malformation
- Persalinan preterm
- Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
- Prolaps tali pusat
- Malpresentasi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Efek pada ibu :
- Dispnea
- Edema
- Solusio plasenta
- Disfungsi uterus
- Perdarahan post partum

OLIGOHIDRAMNION

• Definisi : suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500
cc
• Etiologi
- Agenesis renal (tidak terbentuk ginjal)
- Perkembangan amnion kurang baik (etiologi primer)
- Terjadinya obstruksi traktus urinarius janin atau malformasi saluran ginjal (biasanya
malformasi ini berhubungan dengan kehamilan yg melebihi waktunya)
- Kebocoran kronik akibat defek pada membran janin
- Penyebab yang terjadi pada janin : abnormalitas kromosom, anomaly congenital,
restriksi pertumbuhan, kematian, kehamilan lebih bulan, dan rupture membrane
- Penyebab yang terjadi pada plasenta : solution plasenta
- Penyebab yang terjadi pada ibu : insufisiensi uteroplasenta, hipertensi,
preeclampsia, diabetes gertasional
- Obat-obatan ACE inhibitor
Bisa menganggu sistem renin angiotensin janin → sehingga menyebabkan gangguan
perkembangan ginjal janin menyebabkan hipotensi & hipoperfusi ke ginjal janin
iskemia ginjal, disgenesis tubule sginjal, dan anuria
• Patofisiologi
- Oligohidramnion tidak ada bantalan yg melindungi bayi tekanan dinding
rahim besar terbentuk wajah fetus yg khas (wajah Potter).
- Oligohidramnion ruang di rahim jd sempit tjd abnormalitas anggota gerak
tubuh, kontraktur
- Oligohidramnion menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik) paru tidak berfungsi ketika lahir

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion. Fenotip Potter
digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya
sangat sedikit atau tidak ada.
Gejala Sindroma Potter berupa :
- Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung
yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
- Tidak terbentuk air kemih
- Gawat pernafasan
• Faktor Resiko
a. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
b. Retardasi pertumbuhan intra uterin (IUGR)
c. Ketuban pecah dini (24-26 minggu)
d. Sindrom paska maturitas
• Gambaran Klinis
a. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
b. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
c. Sering berakhir dengan partus prematurus
d. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih
jelas
e. Persalinan lebih lama dari biasanya
f. Sewaktu his akan sakit sekali.
g. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
• Diagnosis
- Indeks cairan amnion (ICA) < 5 cm
- Tinggi fundus uteri lebih kecil daripada seharusnya
- Perut terlihat kecil dan tidak sesuai dengan waktu gestasi
• Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Terapi
- Amnioinfusi : dengan pemberian infuse kristaloid yang berguna untuk
menggantikan cairan amnion untuk mencegah kompresi tali pusat
- Pemberian saline 500-800 ml lewat infuse sebanyak 3 ml/menit
• Akibat Oligohidramnion
- Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-
foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery
appereance).
- Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus. Selain itu,
bisa ditemui :
Deselerasi Denyut Jantung Janin & meconium
Distres pada janin akibat uterus yang menyempit dan makin lama dapat
menekan janin
Kompresi tali pusat
Skor APGAR yang jelek
Terjadinya deformitas yang dapat menyebabkan amputasi akibat tekanan
dinding uterus terhadap janin → menyebabkan leher miring, perubahan bentuk
tulang kepala (club foot)
Kulit janin kering dan kasar
Yang paling utama yaitu terjadinya hipoplasia pulmonal
Kemungkinan terjadinya hipoplasia pulmonal meningkat bila
oiligohidramnion terjadi pada minggu < 29 dan durasinya > 14 hari
Pathogenesis hipoplasia pulmonal :
a. kompresi toraks yang mencegah gerakan dinding dada sehingga terjadi
penurunan gerakan nafas sehingga mengurangi inflow paru dan
menghambat ekspansi paru
b. kegagalan dalam mempertahankan cairan amnion intrapulmonal yang
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan paru janin—
> hormon PTH rp

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Tindakan Konservatif
b. Tirah baring.
c. Hidrasi.
d. Perbaikan nutrisi.
e. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
f. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
g. Amnion infusion.
h. Induksi dan Kelahiran

ANEMIA

• Definisi
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruh jaringan.
Anemia dalam kehamilan : kadar Hemoglobin di bawah < 11g% pada trimester 1 dan 3
atau kadar < 10,5g% pada trimester 2 .
Perubahan fisiologis : ↑ plasma darah ↑ volume darah (tetapi jumlah sel normal)
akibatnya terlihat sebgai penurunan HB oksigenasi ke jaringan turun
• Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan sebagai berikut :
a. Anemia defisiensi zat besi (62,3% pada kehamilan)
- Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
- Zat besi kurang karena : intake sumber Fe < , gangguan resopsi, Fe keluar terlalu banyak
(ex perdarahan)
- Keperluasan Fe kehamilan terutama pada trimester terakhir : 1000 g 500g (ibu), 300 g
(janin dan plasenta) dan 200g (dibuang)

- Tanda dan gejala :


a. Cepat lelah, rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah,
b. Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis algularis,
pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.
- Pengobatan biasanya dengan memenuhi kebutuhan zat besi, misalnya dengan perbaikan
pola makan atau pemberian tablet besi (ex Ferous sulfat)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


b. Anemia megaloblastik (29% pada kehamilan)
Anemia ini disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin
B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
- Gejala-gejalanya :
1) Malnutrisi
2) Glositis berat (lidah meradang, nyeri)
3) Diare
4) Kehilangan nafsu makan

• Patofisiologi anemia pada kehamilan


Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum
dimulai pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterm
serta kembali normal 3 bulan setelah partus.

• Diagnosis anemia kehamilan


- Anamnesis : keluhan cepat lelah, pusing, mata berkunang-kunang, mual, muntah
- Px fisik
- Px lab : pada anemia, akan ditemui hal berikut :
a. Kadar Fe ↓
b. % transferrin ↓
c. T-IB capasity ↑
d. Hb, HMT ↓
e. Hemosiderin berkurang
f. Morfologi eritrosit : bisa mikrositik hipokromik, normositik normokromik
- Pada pemeriksaan Hb (metode Sahli) dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Hb 11 gr% : tidak anemia
b. 9-10 gr% : anemia ringan
c. 7-8 gr% : anemia sedang
d. < 7 gr% : anemia berat

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan
nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe), makan sayur-sayuran
dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,
bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)
b. tablet besi dan asam folat asam folat sebanyak 500µg dan zat besi sebanyak
120mg
c. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti :
kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

• Dampak anemia dalam kehamilan


Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau
prematur), gangguan proses persalinan (atonia, partus lama, perdarahan), gangguan
pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, stress, dan produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
periinatal, dll)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


SKENARIO 3 – PERDARAHAN PADA MASA KEHAMILAN

Perdarahan pada masa kehamilan berdasarkan waktunya dibagi menjadi 3 :


a. Perdarahan pada awal kehamilan
b. Perdarahan pada kehamilan lanjut (antepartum)
c. Perdarahan setelah melahirkan (postpartum)

Perdarahan pada awal kehamilan terjadi sebelum minggu ke 22 kehamilan.


Penyebab utama tersering :
a. Abortus
b. Mola hidatidosa
c. Kehamilan ektopik

ABORTUS
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Batasannya
adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin 500 gram. Ada
beberapa macam abortus yaitu:
1. Abortus spontan berlangsung tanpa tindakan
2. Abortus provokatus terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan
a. Abortus provokatus medisinalis
b. Abortus provokatus kriminalis
Etiologi :
1. Penyebab genetik
Hal yang paling sering dari hal ini adalah kelainan kariotip embrio. Selain itu
penyebab lain adalah kelainan sitogenetik, contohnya adalah aneuploidi atau
poliploidi.
2. Penyebab anatomik
Kelainan uterus merupakan penyebab dari abortus. Kelainan anatomik uterus seperti
septum uterus, uterus bikornis, mioma uteri, dan sindroma Asherman.
3. Penyebab autoimun
Ada hubungan yang nyata antara abortus berulang dan penyakit autoimun. Contohnya
adalah Systematic Lupus Erythematosus (SLE) dan Antiphopholipid Antibodies (aPA).
4. Penyebab infeksi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Beberapa jenis organisme yang diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain:
a. Bakteri Listeria monositogenes, Klamidia trakomatis, Ureaplasma
urealitikum, Mikroplasma hominis, Bakterial vaginosis
b. Virus Sitomegalovirus, Rubela, Herpes simpleks (HSV), Human
immunodeficiency virus (HIV), Parvovirus
c. Parasit Toksoplasmosis gondii, Plasmodium falciparum
d. Spirokaeta Treponema pallidum
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai infeksi terhadap risiko:
a. Adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotosin, atau sitokin yang berdampak
langsung ke janin
b. Infeksi pada janin berakibat kematian janin
c. Infeksi plasenta berakibat insufisiensi plasenta, bisa berlanjut ke kematian
d. Infeksi kronis endometrium mengganggu proses implantasi
e. Amnionitis
f. Memacu perubahan genetik dan anatomik embrio
5. Faktor lingkungan
Faktor dari lingkungan seperti akibat paparan obat, bahan kimia atau radiasi. Sebagai
contoh Rokok mengandung nikotin, dimana nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta. Karbon monoksida menurunkan
pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin.
6. Faktor hormonal
Ovulasi, implantasi, serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik pada
sistem pengaturan hormone maternal. Hormon yg berperan terutama hormon
progesteron. Hormon progesteron yg rendah pada awal kehamilan (sebelum usia 7
minggu) akan menyebabkan terjadinya pengangkatan korpus luteum sehingga akan
menyebabkan abortus.
7. Faktor hematologik
Beberapa kasus abortus sering ditandai dengan defek plasenta dan adanya
mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta. Berbagai komponen koagulasi dan
fibrinolitik memegang peran penting pada implantasi embrio, invasi trofoblas dan
plasentasi. Pada kehamilan dapat terjadi keadaan hiperkoagulasi dikarenakan:
• Peningkatan kadar faktor prokoagulan
• Penurunan faktor antikoagulan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Penurunan aktivitas fibrinolitik

Klasifikasi
1. Abortus Iminens
a. Abortus tingkat permulaan, merupakan ancaman terjadinya abortus.
b. Abortus ini ditandai dengan perdarahan pervaginam, ostium uteri masih
tertutup dan hasil konsepsi masih baik.
c. Biasanya mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan
pervaginam.
d. Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti.
e. Bisa juga diberi spasmolitik.
f. Tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang dua minggu.
2. Abortus Insipiens
a. Abortus sedang mengancam, ditandai serviks telah mendatar, ostium uteri
telah membuka akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam
proses pengeluaran.
b. Penderita akan merasa mulas karena kontraksi yg sering dan kuat, perdarahan
bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uteri dan umur kehamilan.
c. Pengelolaan dengan kuretase. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya
perforasi pada dinding uterus. Pascatindakan perlu perbaikan keadaan umum,
pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.
3. Abortus kompletus
a. Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan < 20
minggu atau berat janin < 500 gram.
b. Ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan
sedikit.
c. Pengelolaan penderita tidak perlu memerlukan tindakan khusus ataupun
pengobatan. Biasanya hanya diberikan roboransia atau hematinik dan
pemantauan jika terjadi perdarahan lagi oleh pasien.
4. Abortus inkompletus
a. Sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri dan masih ada
yang tertinggal.
b. Kanalis servikalis masih terbuka, teraba jaringan dalam kavum uteri,
terjadinya perdarahan tergantung pada jaringan yg tersisa.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
c. Pengelolaan pasien harus memperhatikan keadaan umum dan mengatasi
gangguan hemodinamik untuk kemudian disiapkan tindakan kuretase.
5. Missed Abortus
a. Abortus ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan
sebelum usia kehamilan 20 minggu dan seluruh hasil konsepsi masih tertahan
dalam kandungan.
b. Penderita merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-tanda
kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang.
c. Pengelolaan missed abortus perlu diutarakan kepada pasien dan keluarga
secara baik karena risiko tindakan operasi dan kuretase dapat menimbulkan
komplikasi perdarahan.
6. Abortus habitualis
a. Abortus habitualis adalah abrotus spontan yang terjadi 3 kali berturut turut.
b. Penderita pada umumnya tidak sulit untuk hamil kembali, tetapi kehamilannya
berakhir dengan abortus secara berturut-turut.
c. Penyebabnya adalah faktor anatomis (defek uterus, inkompetensia serviks)
dan akibat reaksi imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen
lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX). Bila reaksi terhadap antigen ini
rendah atau tidak ada, maka akan terjadi abortus.
d. Kelainan ini dapat diobati dengan transfuse leukosit atau heparinisasi.
7. Abortus infeksius dan abortus septic
a. Abortus infeksius adalah abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia.
Abortus septik adalah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran
tubuh atau peritoneum (septikemia atau peritonitis).
b. Abortus ini ditandai dengan panas tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardia,
perdarahan pervaginam yang berbau, nyeri tekan. Pada laboratorium
didapatkan infeksi dengan leukositosis. Bila sampai terjadi syok, penderita
akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil dan tekanan darah turun.

MOLA HIDATIDOSA
Klasifikasi penyakit trofoblastik gestasional (FIGO Oncology Commitee, 2002) :
1. Mola hidatiformis
a. Komplet
b. Parsial
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
2. Neoplasia Trofoblastik Gestasional
a. Mola invasif
b. Koriokarsinoma
c. Tumor trofoblasti tempat plasenta
d. Tumor trofoblastik epitel
Secara histolgis, kehamilan mola ditandai oleh abnormalitas vili korionik (proliferasi
trofoblas dan edema stroma vilus)
Pembagian mola didasarkan kepada derajat perubahan jaringan dan ada tidaknya elemen
janin atau mudigah.
Gambaran mola hidatidosa komplet dan parsial
Gambaran Mola Parsial Mola Komplet
Kariotipe Biasanya 69 XXX atau 69 46 XX atau 46 XY
XXY
Patologi
Mudigah Janin Sering ada Tidak ada
Amnion, sel darah janin Sering ada Tidak ada
Edema vilus Bervariasi, fokal Difus
Proliferasi trofoblastik Bervariasi, fokal, ringan Bervariasi, ringan sampai
sampai sedang berat
Gambaran Klinis
Diagnosis Missed Abortion Gestasi mola
Ukuran Uterus Kecil untuk usia kehamilan 50% besar untuk usia
kehamilan
Kista teka – lutein Jarang 25 – 30 %
Penyulit medis Jarang Sering
Penyakit trofoblastik 1 – 5 % 15 – 20 %
persisten

*kista teka lutein


a. biasanya terdapat pada 25 – 60 % wanita dengan mola hiditdiformis komplet
b. kista diperkirakan berasal dari stimulasi berlebihan elemen-elemen lutein oleh hCG
dalam jumlah besar yang dikeluarkan oleh sel trofoblas proliferatif

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Selain dari mola komplet dan parsial terdapat juga kehamilan mola kembar yaitu dimana
terdapat satu kehamilan mola komplet dan satu kehamilan normal.

Faktor Resiko
a. Usia
Remaja dan wanita berusia 36 hingga 40 tahun memiliki resiko 2 kali lipat untuk
terkena mola sedangkan usia >40 tahun memiliki resiko hampir 10 kali lipat
b. Riwayat Kehamilan Mola
c. Pemakaian kontrasepsi oral dan durasi pemakaiannya
d. Riwayat keguguran, resikonya 2 kali lipat
e. Merokok
f. Defisiensi vitamin
g. Peningkatan usia ayah

Gambaran Klinis
a. Biasanya terjadi amenorea 1 sampai 2 bulan
b. Terdapat mual dan muntah yang signifikan
c. Perdarahan uterus : bervariasi ~ mulai sari sekedar bercak hingga perdarahan hebat
d. Pertumbuhan uterus lebih cepat daripada perkiraan
e. Uterus memiliki konsistensi lunak
f. Pada pemeriksaan biamanual kista lutein yang besar sulit dibedakan dari uterus yang
membesar
g. Kadar tiroksin bebas dalam plasma meningkat : efek mirip tirotropin dari hCG

Diagnosis
a. Biasanya kehamilan diketahui karena berobat dengan alasan pengeluaran spontan
jaringan mola, biasanya pasien mengalami amenorea dengan durasi yang berbeda
yang diikuti oleh perdarahan ireguler uji kehamilan dan sonografik
b. Gambaran sonografik : suatu mola mencakup massa ekogenik kompleks di uterus
disertai banyak rongga kistik tanpa janin atau kantong amnion
c. Diagnosis histologis Mola Hidatidiformis
1. Flow cytometry atau automated image cytometry untuk menentukan ploidi
sel

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


2. Teknik-teknik pewarnaan imunologis untuk memperjelas sel-sel yang berasal
dari ayah pada sel yang berasal dari ibu dan ayah

Penatalaksanaan
Dua hal pokok yang penting dalam pentalaksanaan mola adalah : pertama, evakuasi mola
dan kedua adalah tindak lanjut (follow up)
a. Kemoterapi profilaksis
b. Kuretase Isap
c. Metode pengakhiran kehamilan
d. Histerektomi

Follow Up pasca evakuasi


Langkah-langkah :
a. Cegah kehamilan selama minimal 6 bulan dengan menggunakan lata kontrasespsi
b. Memantau kadar β-hCG setiap 1 sampai 2 minggu
c. Kemoterapi tidak diindikasikan
d. Jika kadar β-hCG turun sampai normal maka harus diulang setiap 6 bulan

KEHAMILAN EKTOPIK

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi
dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
Etiologi
1. Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering
disertai gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab
lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi telur
yang dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat
perjalanan telur.
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus.
Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.
b. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel
telur yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam rahim
wanita).
5. Bekas radang pada tuba
6. Kelainan bawaan tuba
7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9. Abortus buatan
10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11. Infeksi pasca abortus
12. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Tanda dan Gejala
Bentuk kehamilan apabila masih utuh akan ada rasa sakit atau tidak nyaman. Namun
bila sudah pecah menimbulkan perdarahan intraabdominal. Gejala klinisnya meliputi trias
gejala klinik :
1. Amonorea (terlambat datang bulan) keluhan yang sering disampaikan ialah
haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid.
2. Akan terasa mual, pusing dan sebagiannya
3. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di daerah bahu dan seluruh
abdomen.
4. Terdapat perdarahan melalui vaginal

Diagnosis
1. Anamnesa
a. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak biasanya
tidak sulit . keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat
untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan haid disertai nyeri perut
bagian bawah dan tenesmus.
b. Dapat terjadi pendarahan pervaginam
c. Gejala subjektif kehamilan lainnya (mual,pusing ,pucat dan nampak
kesakitan)
d. Nyeri perut , lokal maupun menyeluruh bisa sampai pingsan atau nyeri
bahu
e. Pendarahan pervaginam
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda – tanda syok hipovolemik
b. Hipotensi
c. Takikardi
d. Pucat ,anemis , eksterimitas dingin
e. Nyeri abdomen
f. Perut tegang
g. Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
3. Pemeriksaan ginekologis
Perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda kehamilan
muda mungkin ditemukan:
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
a. Nyeri goyang serviks (pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri)
b. Korpus uteri sedikit membesar dan lunak ,nyeri pada perabaan
c. Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat teraba masa tumor
d. Kavum douglas bisa menonjol karena berisi cairan darah nyeri tekan (+)
4. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel
darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan
dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun karena perdarahan yang
terus menerus terjadi didalam rongga perut.
USG
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik terganggu. Diagnosis
pastinya ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak
denyut jantung janin. Dan dapat dinilai kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung
kehamilan dalam kavum uteri,adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa
komplek di rongga panggul.
Kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik
terganggu.
Laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan ektopik terganggu.
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba dan
darah yang terkumpul dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah
terjadi rupture pada tuba.

Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah laparotomi. Pada
laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa
yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam
rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang
harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung
terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-
sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat
dan harus dirawat inap di rumah sakit.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
a. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
b. Infeksi
c. Pecahnya tuba falopii
d. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

Perdarahan pada kehamilan lanjut atau antepartumv terjadi setelah minggu ke 22


kehamilan.
Penyebab utama tersering :
a. Plasenta previa
b. Vasa praevia
c. Solutio plasenta

PLASENTA PRAEVIA
plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Klasifikasi :

a. Plasenta Previa Totalis, yaitu menutupi seluruh ostium uteri internum pada
pembukaan 4 cm.
b. Plasenta Previa Sentralis, yaitu bila pusat plasenta bersamaan dengan kanalis
servikalis.
c. Plasenta Previa Partialis, yaitu menutupi sebagian ostium uteri internum.
d. Plasenta Previa Marginalis, yaitu apabila tepi plasenta previa berada di sekitar pinggir
ostium uteri internum.

Etiologi :
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat para ahli,
penyebab plasenta previa yaitu :
a. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi, endometrium yang
tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada
janin, dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b. Meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section sesarea, bekas
operasi, kelainan janin dan leiomioma uteri.

Faktor Risiko :
a. Faktor predisposisi Umur muda < 20 tahun dan pada umur > 35 tahun, paritas yaitu
pada multipara, endometrium yang cacat seperti : bekas operasi, bekas kuretage atau
manual plasenta, perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip, dan pada
keadaan malnutrisi karena plasenta previa mencari tempat implantasi yang lebih
subur, serta bekas persalianan berulang dengan jarak kehamilan < 2 tahun dan
kehamilan ≥ 2 tahun

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


b. Faktor pendukung
• Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti : fibroid atau jaringan
parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah Caesar atau aborsi).
• Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
• Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.

Patofisiologi :
Umunya pada trisemester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai
terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana
diketahui tapak plasenta terbentuknya dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang tumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen
bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan mengalami
laserasi akibat pelepasan pada tapaknya. Demikian pula pada waktu servik mendatar dan
membuka ada bagian tapak plasenta yang lepas. Pada tempat laserasi itu akn terjadi
perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu ruang intervillus dari plasenta. Oleh
sebab itu, perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi oleh karena segmen
bawah rahim senantiasa terbentuk Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak
kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah uterus dan servik menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan
tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak normal (Mansjoer, 2001).

Gambaran Klinik :
- Perdarahan tanpa sebab
- Tanpa rasa nyeri serta berulang
- Darah berwarna merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi
perdarahan berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya
- Timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat
menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah janin
belum masuk pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh
karena letak plasenta previa berada di bawah janin.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Diagnosa :
- Anamnesa plasenta previa, antara lain : terjadinya perdarahan pada kehamilan 28
minggu berlangsung tanpa nyeri , dapat berulang, tanpa alasan terutama pada
multigravida.
- Pada inspeksi dijumpai, antara lain : perdarahan pervaginam encer sampai
bergumpal dan pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemis.
- Pemeriksaan Fisik Ibu, antara lain dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan
normal sampai syok, kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai
koma. Pada pemeriksaan dapat dijumpai tekanan darah, nadi dan pernafasan dalam
batas normal, tekanan darah turun, nadi dan pernafasan meningkat, dan daerah
ujung menjadi dingin, serta tampak anemis.

Komplikasi :
Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin. Adapun komplikasi-
komplikasi yang terjadi yaitu :
- Komplikasi pada ibu, antara lain : perdarahan tambahan saat operasi menembus
plasenta dengan inersio di depan., infeksi karena anemia, robekan implantasi
plasenta di bagian belakang segmen bawah rahim, terjadinya ruptura uteri karena
susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
- Komplikasi pada janin, antara lain : prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah, asfiksia
intrauterine sampai dengan kematian.

Penatalaksanaan :
Terdapa 2 macam terapi, yaitu :
- Terapi Ekspektatif Kalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di
dunia luar baginya kecil sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau
keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat bagi
terapi ini adalah keadaan ibu masih baik (Hb-normal) dan perdarahan tidak banyak,
besarnya pembukaan, dan tingkat placenta previa.
- Terapi Aktif Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan, adapun
caranya

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


a. Cara Vaginall Untuk
U mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan demikian
menutup pembu
buluh – pembuluh darah yang terbuka (tampon
onade plasenta).
b. Cara Sectio ca
caesarea Dengan maksud untuk mengosongka
gkan rahim sehingga
dapat mengada
dakan retraksi dan menghentikan perdaraha
han dan juga untuk
mencegah terjad
rjadinya robekan cervik yang agak sering denga
gan usaha persalinan
pervaginam pad
ada placenta previa.

VASA PRAEVIA

• Definisi
pembuluh darah janin bera
erada dalam selaput ketuban dan melewati ostium
os uteri interna
hingga tali pusat sehinggaa ssaat ketuban pecah terjadi robeknya pembuluh
luh darah tersebut
• Kejadian ditemukannya vasa
va previa sangat jarang yaitu antara 0,1-00,3 % dari jumlah
kelahiran
• Faktor resiko
Plasenta bilobata, suksentu
nturia, plasenta letah rendah, kehamilan ferti
rtilisasi in vitro dan
kehamilan ganda
• Manifestasi
Ketuban pecah perdarah
ahan dengan darah segar berwarna merah cerah
rah muncul tanda2
gawat janin 33-100% janin
jan meninggal
• Diagnosis
o Jarang terdiagn
gnosa sebelum persalinan namun dapat diduga
ga bila usg antenatal
dengan Coolor
or Doppler memperlihatkan adanya pembuluhh darah pada selaput
ketuban didepa
pan ostium uteri internum.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL


KUL 2011
2
o Tes Apt : uji pelarutan basa hemoglobin. Diteteskan 2 – 3 tetes larutan basa
kedalam 1 mL darah. Eritrosit janin tahan terhadap pecah sehingga campuran
akan tetap berwarna merah. Jika darah tersebut berasal dari ibu, eritrosit akan
segera pecah dan campuran berubah warna menjadi coklat.
o Diagnosa dipastikan pasca salin dengan pemeriksaan selaput ketuban dan
plasenta
o Seringkali janin sudah meninggal saat diagnosa ditegakkan mengingat bahwa
sedikit perdarahan yang terjadi sudah berdampak fatal bagi janin
• Tindakan
Jika dalam pemeriksaan kehamilan ditemukan kasus ini, satu2nya tindakan yang
dianjurkan dalam kasus ini adalah SC.

SOLUSIO PLASENTA
terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus
uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir.

Klasifikasi

a. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya


b. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
c. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.
Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan
a. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


b. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk hematoma
retroplacente
Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan solusio
plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
a. Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin
hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg%
b. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat
janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma 120-150 mg%.
c. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati,
pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi
a. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia.
Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus
solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai
penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.
b. Faktor trauma
Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
c. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian
menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan
endometrium
d. Faktor usia ibu
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
e. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta
apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.
f. Faktor pengunaan kokain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan
pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti
secara definitive
g. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta
sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat
diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan
beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya
h. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
i. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava
inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.

Gambaran Klinis
a. Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat
pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi
perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut
terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun
demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini
harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan
yang berlangsung.
b. Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta
ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus,
yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun
perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah
mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya
yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus
teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar
untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut
lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat
c. Solusio plasenta berat

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterus
sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak
sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja
belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi
kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal

Komplikasi
a. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat
dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah
diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi
uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio
plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat
b. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio
plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan
yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya
masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik.
c. Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.
d. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di
bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini
menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi
biru atau ungu yang biasa disebut Uterus couvelaire.

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin


a. Fetal distress
b. Gangguan pertumbuhan/perkembangan
c. Hipoksia
d. Anemia
e. Kematian
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
Diagnosis
Anamnesis
• Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
• Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-konyong(non-
recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman
• Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
• Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
• Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
Inspeksi
• Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
• Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
• Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
Palpasi
• Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
• Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden
uterus) baik waktu his maupun di luar his.
• Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
• Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140,
kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih
dari 1/3 bagian.
Pemeriksaan dalam
• Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
• Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang
• Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun
ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta
Pemeriksaan umum
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit
vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat dan kecil
Pemeriksaan laboratorium

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
• Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena
pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia
Pemeriksaan plasenta.
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater)
dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang
disebut hematoma retroplacenter.
Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG) Terlihat daerah terlepasnya plasenta, Janin dan
kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta

Terapi
a. Solusio plasenta ringan
Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan
berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan
observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.
Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin
jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka
kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin
mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan
b. Solusio plasenta sedang dan berat
• Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di
rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu
seksio sesaria
• Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan telah
terjadi sekurang-kurangnya 1000 ml. Maka transfusi darah harus segera
diberikan. Amniotomi akan merangsang persalinan dan mengurangi tekanan
intrauterin.
• Dengan melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat mencegah
kelainan pembekuan darah. Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak
berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak memungkinkan, walaupun
sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara
melakukan persalinan adalah seksio sesaria

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Apoplexi uteroplacenta tidak merupakan indikasi histerektomi. Tetapi jika
perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka
histerektomi perlu dilakukan.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


SKENARIO 4 – PERSALINAN NORMAL

A. Definisi PERSALINAN NORMAL


suatu proses dimana fetus dapat hidup di dunia luar rahim dan plasenta keluar dari
uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas
kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya
lendir darah dari vagina.

B. Tanda-tanda Persalinan
- Lightening/dropping
- Perut tampak melebar, fundus turun
- Polakisuria
- False labor pains
- Bloody show
- Ibu merasakan ingin mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum atau vagina
- Perineum terlihat menonjol
- Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka dan peningkatan pengeluaran
lendir dan darah

C. Proses fisiologi & Biokimia Persalinan


Pada mulai terjadinya proses persalinan terdapat perubahan-perubahan
morfologik dan biokimia tersendiri didalam jaringan uterus yang mempersiapkan
kontraksi yang kuat dan terkoordinasi. Diantaranya terjadi perubahan :
1. Perlunakan dan pematangan serviks.
2. Perkembangan gap junction diantara sel-sel miometrium
3. Peningkatan jumlah reseptor oksitosin pada miometrium.
4. Peningkatan reseptor kontraktif darimiometrium terhadap uterotonin.
Persalinan berarti kelahiran bayi. Pada akhir kehamilan, uterus secara
progresif lebih peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis sehingga
bayi dilahirkan. Kontraksi uterus merupakan hal yang utama dalam proses persalinan.
Namun bagaimana mekanisme terjadinya kontraksi belum diketahui dengan pasti,

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kontraksi
uterus atau yang biasa disebut His.
Sebelum membahas lebih jauh tentang teori yang mendasari persalinan, kita
perlu mengetahi tentang peran hormone estrogen dan progesterone yang sangat
penting pada masa kehamilan dan persalinan. Berikut merupakan fungsi dari hormone
tersebut.
Estrogen Progesteron
Meningkatkan sensitivitas otot rahim Menurunkan sensitivitas otot rahim
Memudahkan rangsangan dari luar Menyulitkan penerimaan rangsangan dari
seperti oksitosin, rangsangan luar seperti rangsangan iksitosin,
prostaglandin, dan rangsangan mekanis. prostaglandin, dan rangsangan mekanis.
Menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi.
• Pada saat kehamilan kadar estrogen dan progesterone dalam keadaan seimbang
sehingga kehamilan dapat dipertahankan.
• Progesterone dan estrogen disekresikan secara progresif dalam jumlah yang
bertambah selama kehamilan.
• Namun mulai bulan ke 7 sekresi estrogen meningkat dan progesterone menurun
dan terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone.
• Hal ini meningkatkan sensitivitas otot rahim dan menyebabkan oksitosin yang
dikeluarkan oleh hipofisis posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk
Braxton Hicks (His).
• Selain itu prostaglandin, faktor gizi ibu, dan keregangan otot rahim memberikan
pengaruh penting dalam kontraksi uterus.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa teori yang mendasari proses
persalinan.
1. Teori Keregangan
• Otot rahim memiliki batas kemampuan meregang
• Ketika peregangan otot rahim melewati batas tersebut, maka akan
menyebabkan reaksi umpan balik yang menyebabkan kontraksi uterus
sehingga dapat memulai proses persalinan.
• Regangan serviks oleh kepala fetus dapat menyebabkan umpan balik positif
untuk menimbulkan kontraksi uterus yang kuat. Kontraksi ini akan mendorong

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


bayi maju dan meregangkan servik kembali sehingga proses ini terjadi terus
menerus sampai persalinan selesai.
2. Teori penurunan progesterone
• Pada usia kehamilan 28 minggu, mulai terjadi proses penuaan plasenta dengan
ditandai penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu serta berkurangnya sel-sel desidua.
• Hal ini menyebabkan produksi progesterone mengalami penurunan sehingga
terjadi peningkatan perbandingan estrogen terhadap progesterone yang
menyebabkan otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin.
• Akibatnya kontraksi uterus
3. Teori oksitosin internal
• Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis posterior (neurohipofisis)
• Terdapat 4 alasan untuk mempercayai bahwa oksitosin berperan dalam
kontraksi uterus pada persalinan, yaitu.
Akibat penurunan konsentrasi progesterone, Otot uterus meningkatkan
jumlah reseptor-reseptor oksitosin dan oleh karena itu meningkatkan
responnya terhadap kadar oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan
terakhir kehamilan.
Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofisis meningkat pada saat
persalinan.
Pada hewan yang telah di hipofisektomi, masih dapat melahirkan bayi,
namun proses persalinannya lama.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa iritasi atau regangan pada
serviks uteri, seperti pada persalinan dapat menyebabkan reflek
neurogenik melalui nucleus paraventrikuler dan supraoptik hipotalamus
neurohipofisis meningkatkan sekresi oksitosin.
4. Teori prostaglandin
• Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu.
• Prostaglandin dihasilkan leh sel-sel desidua.
• Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsisi dikeluarkan.
• Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu persalinan.
5. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini
dikemukakan oleh linggin 1973.
• Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya
kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
• Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan maturasi janin dan menginduksi
persalinan.
• Dari penelitian di atas dapat disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-
pituitari dengan mulainya persalinan.
• Glandula suprarenal juga merupakan pemicu persalinan.
Selain teori-teori tersebut, otot abdomen ikut perperan dalam persalinan dengan
mekanisme :
Kontraksi uterus semakin kuat nyeri dan reflek neurologic pada medulla spinalis
ke otot abdomen kontraksi hebat dari otot-otot abdomen memperbesar kekuatan
yang menyebabkan ekspulsi janin. Semua faktor bekerjasama, sehingga pemicu
persalinan menjadi multifactor.

D. His
- His merupakan kekuatan ibu yang dapat menyebabkan serviks terbuka dan
mendorong janin semakin turun.
- Sifat his yang baik : teratur, simatris, makin lama makin sering, intensitas makin
kuat, durasi makin lama, dominasi fundus (karena lapisan otot paling tebal),
terdapat relaksasi setelah kontraksi, dan menghasilkan pembukaan serviks.
- Terdapat pace maker his di tempat masuk tuba dan ligamentum rotundum ke
uterus. Gelombang yang terbentuk dari pace maker ini bergerak ke bawah sejauh
2 cm/detik.
- Kala I
o Amplitude 40 mmHg. Frekuensi 2-4x tiap 10 menit. Lamanya 40-60 detik.
Amplitudo saat relaksasi 12 mmHg. Ketika amplitude relaksasi lebih
tinggi, dapat terjadi penurunan pertukaran O2 yang dapat menyebabkan
gawat janin.
- Kala II

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


o Kekuatan lebih efisien saat fleks. Amplitude 60 mmHg. Durasi 60-90
detik. Menyebabkan dorongan untuk membuka diafragma pelvis dan vulva
- Kala III
o Amplitude pada saat ini sama kayak kala II, 60-80 mmHg. Tetapi
frekuensinya berkurang
- Kala IV
o Amplitude 60-80 mmHg yang berguna untuk menghentikan perdarahan
dan dapat diperkuat dengan pemberian uteritonika
- Perbedaan His palsu dan His asli
His Asli His Palsu
Regular makin cepat, makin kuat Tidak teratur, tidak makin cepat, tidak
makin kuat
Sakit mulai dari punggung ke perut Sakit perut di bagian bawah
depan
Intensitas bertambah dengan berjalan Tidak bertambah bila berjalan
Kontraksi makin keras dan sakit Tidak ada perdarahan
Sering dibarengi dengan perdarahan Serviks tidak mendatar
Serviks mendatar dan membuka Tidak ada penurunan kepala
Terdapat penurunan kepala janin Hilang dengan sedative
Tidak hilang dengan sedativ

E. Pengukuran Panggul dan Ukuran Kepala Janin


Pelvimetri yang digunakan untuk mengukur ukuran pelvis dapat dilakukan dengan 2
cara, antara lain :
a. Rontgenologik
Memiliki efek samping terhadap radiasinya. Tetapi perlu digunakan pada
keadaan-keadaan seperti :
- Partus tidak maju sebagaimana mestinya
- Ukuran yang meragukan
- Belum terjadi engagement
- Presentasi bokong nilipara
- Presentasi abnormal

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Primigravida tua
- Riwayat kerusakat / penyakit panggul
b. Klinik Obstetrik
Dilakukan dengan px. Dalam untuk menentukan imbangan kepala janin &
panggul.
Dikatakan panggul sempit apabila :
- Diameter transvesa < 11 cm
- Diameter anteroposterior PAP < 10 cm
- Konjugata diagonalis < 11,5 cm (1,5-2 cm lebih kecil dari konjugata vera yg
normalnya 11 cm)
- Distansia interspinarum < 9,5 cm
- Distansia intertuberosum < 8 cm
- Diameter anteroposterior PBP < 11,5 cm

Pengukuran kepala janin dapat menggunakan USG. Yang harus diperhatikan untuk
menentukan imbangan kepala janin & panggul yaitu :
- Diameter oksipito-frontalis = 11,75 cm
- Diameter vertiko-mental = 13,5 cm
- Diameter biparietal = 9,5 cm

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


HODGE dapat menentukan sampai dimana bagian terbawah janin turun ke panggul
dalam persalinan.
- I : masuk di lingkaran pada PAP. Tepi bagian atas simfisis pubis dan
promontorium
- II : sejajar dengan I, terletak setinggi tepi bawah simfisis
- III : sejajar, terletak setinggi spina inchiadika kanan & kiri
- IV : sejajar, terletak setinggi artikulasio sakrokoksigeus

F. Pimpinan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi empat kala :
- Kala I : mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,
intensitas,
dan dirasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi
serviks
yang progresif. Kala satu berakhir ketika terjadi pembukaan lengkap.
- Kala II : dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap (pembukaan 10cm) dan
berakhir ketika bayi lahir. Disebut juga stadium ekspulsi janin.
- Kala III : lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
- Kala IV : monitoring perdarahan ibu

KALA I PERSALINAN
Pada kala satu persalinan sudah terjadi kontraksi uterus. Kontraksi uterus akan
menghasilkan tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban yang kemudian
menghasilkan daya dorong terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Jika selaput
ketuban sudah pecah, bagian bawah janin yang mendesak segmen bawah uterus dan
serviks. Gaya dorong ini yang menyebabkan terjadinya (1) pendataran serviks dan (2)
dilatasi serviks.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
1) Pendataran serviks (effacement)
Adalah pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya
berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas.
Berikut adalah gambar pendataran/pemendekan serviks.

Awalnya
sepanjang ini
Setipis
kertas

Gambar 1 : pendataran/pemendekan serviks. Pada nulipara dan multi para berbeda,


bisa dilihat sendiri di Obstetri Williams ☺
Pemendekan terjadi karena serabut-serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke
atas, atau dipendekkan, menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os
eksternum untuk sementara tetap tidak berubah.
Pendataran menyebabkan ekspulsi sumbat mukus ketika saluran serviks memendek.
2) Dilatasi serviks
Serviks merupakan daerah yang memiliki resistensi rendah, sehingga serviks
mudah meregang saat adanya kontraksi. Peregengan tersebut menyebabkan adanya
tarikan sentrifugal pada serviks, yang biasa kita kenal dengan pembukaan. Ketika
kontraksi uterus menyebabkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik
kantong amnion akan melebarkan saluran serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah,
tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga
sama efektifnya. Ketuban pecah dini tidak akan enhurangi dilatasi serviks selama
bagian terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan
segmen bawah uterus.
- Kala I sendiri terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
• Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3
cm, lamanya 7-8 jam.
• Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi tiga sub fase :
Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaa menjadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal/lereng maksimal berlangsung 2 jam, pembukaan
sampai 9 cm

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Fase deselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan 9-10 cm (sampai
pembukaan lengkap)

- Manajemen/penatalaksanaan kala I :
• Anamnesis, meliputi :
Identitas
Status GPA
Alergi obat-obatan
Riwayat kehamilan sekarang
RPS
RPD
• Pemeriksaan fisik : vital sign
• Pemeriksaan abdomen
Menentukan TFU
Menentukan kontraksi uterus (periksa setiap 30 menit)
Menentukan DJJ (periksa setiap 30 menit)
Menentukan presentasi
Menentukan penurunan bagian terbawah janin (periksa setiap 4 jam)
• Pemeriksaan dalam, untuk : menentukan letak janin dan turunnya kepala janin,
memeriksa kemajuan partus, memastikan tidak ada penghalang bagi proses
partus. Cara pemeriksaan sama dengan VT.
• Selain itu, yang harus selalu dikontrol adalah :
- Nadi ibu setiap 30 menit
- Pembukaan serviks setiap 4 jam
- TD dan temperatur ibu setiap 4 jam
- Produksi urin, aseton, dan protein setiap 2-4 jam

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


KALA II PERSALINAN

Gambar 2 : posisi janin ketika akan lahir. (Engagement : kepala janin masuk panggul)
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan serviks sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm.

Manajemen/pimpinan persalinan kala II :


1. Memposisikan pasien untuk persalinan
2. Membersihkan genitalia eksterna dan sekitarnya
3. Memasang duk steril di bawah bokong dan di atas perut pasien
4. Mulai kelahiran kelahiran kepala. Pada saat kepala sudah terlihat di vulva
(crowning), lakukan perisat rintgen : tangan kanan menahan perineum agar tidak
robek dan tangan kiri menahan kepala janin (agar defleksi tidak terlalu cepat).
Proses kelahiran yang terlalu cepat dapat menyebabkan laserasi jalan lahir. Jika
perineum terkesan kaku, perlu dilakukan episiotomi.
5. Setelah kepala lahir, jari telunjuk dan jari tengah memeriksa apakah ada lilitan tali
pusat pada leher, hidung, dan mulut bayi.
6. Tunggu paksi luar bayi kemudian melahirkan bahu. Pertama melahirkan bahu
depan dengan cara menarik bayi ke arah anus untuk melahirkan bahu depan
kemudian menarik ke arah simfisis untuk melahirkan bahu belakang.
7. Melahirkan seluruh tubuh bayi. Lakukan penelusuran melalui punggung janin.
8. Setelah lahir, letakkan bayi di atas perut ibu kemudian diberikan rangsang taktil,
dan pastikan kepala bayi terselimuti kain.
9. Memotong tali pusat.
10. Menentukan nilai APGAR.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


11. Selimuti bayi dan kepala bayi dengan kain kering.

KALA III PERSALINAN


Pimpinanan persalinanan kala 3 dibagi menjadi 3, yakni :
a. Pengawasaan perdarahan
Pada setelaah bayi lahir, kita harus mengamati perdarahan yang keluar. Jika darah
yang yang banyak dan cepat lebih dari 400 sampai 500 cc, ini adalah indikasi untuk
melakukan pelahiran plasenta dengan manual.
b. Tanda plasenta lepas
Setalah melahirkan bayi otot rahim akan relaksasi kurang lebih 5 sampai 10 menit.
Otot rahim kembali kontraksi disertai retraksi, retraksi artinya setelah kontraksi ,otot
rahim tidak kembali kepanjang awal sebelum kontraksi. Akibat dari kontraksi ini
membuat plasenta lepas dari tempatnya implantasi.
Ada 3 Bentuk atau cara plasenta melakukan pelepasan pada tempat implantasinya :
1. Secara schultze
Pelepasan plasenta mulai dari tengah sehingga plasenta lahir diikuti dengan
perdarahan yang keluar.

2. Secara Duncan
Pelepasan plasenta mulai dari tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti
dengan pelepasan plasenta.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


3. Kombinasi dari cara schultze dan duncan
Tanda-tanda plasenta lepas adalah
1. Kontraksi rahim untuk melepaskan plasenta membuat rahim berbentuk bulat,
keras dan tertarik keatas.
2. Kontraksi juga memebuat plasenta terdrong kearah bawah segmen rahim
sehingga panjang tali pusat bertambah panjang.
3. Terjadi perdarahan mendadak.

Ada beberapa cara untuk memebuktikan bahwa plasenta sudah lepas atau tidak ;
1. Perasat kustner
Pertama tali pusat dikencengkan lalu tangan kanan berada diatas simpisis setelah
tali pusat dikencangkan apabila tali pusat masuk kembali berarti plasenta belum
lepas.
2. Perasat klein
Pasein diminta untuk mengajan, jika setelah menegjan tali pusat emanjanag berarti
plasenta sudah lepas namun apabila setelah mengejan plasenta tertarik kembali
atau tali pusat tetap ditempat berarti plasenta belum lepas.
3. Perasat strasman
Pertama tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok , appabila ketokan pada
rahim terasa samapi tali pusat yang dikencangkan berarti plasenta belum lepas.
4. Perasat manuaba
5. Pertama tangan kiri memeganag uterus bagian segman bawah rahim sedangkan
tanagn kanan memegang dan mengancangkan tali pusat. Kedua tangan ditarik
berlawanan arah, jika terasa tarikan berat dan tali pusat tidak memanjangbearti
tali pusat belum lepas . tetapi jika tali pusat ditarik tersa ringan dan tali pusat
memanjang berarti tali pusat sudah lepas

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Adapun indikasi jika plasenta harus dilahirkan secara
manual :
1. Jika terjadi perdarahan lebih dari 400 smapai
500cc
2. Stelah disuntikan oksitosisn tapi tidak ada tanda
pelepasan plasenta
3. Jika talii pusat putus
4. Rentensi ( tidak bisa lepas ) plasenta
5. Bersamaan tidakan yang disertai narkosa
6. Pada anamnesa terdapat perdarahan habitualis

c. Pemeriksaaan plasenta dan selaputnya


Setelah kita melihat tanda plasenta lepas dan sudah terjadi pelahiran plasenta,
kemudian kita harus memeriksa plasentanya, tujunannya adalah jika masih ada
komponen dari plasenta yang masih tertinggal akan membuat perdarahan yang terus
menerus dan juga komponen dari plasenta yang tertinggal bisa membuat terjadi
infeksi pada rahim.bisa juga terjadi polip plasenta dan bisa menjadi kariokarsinoma.
Pemeriksaan yang dilakaukan pada plasenta adalah
1. Kotiledon pada plasenta yang berjumlah 20
2. Permukaan plasenta, ada tidak robekan pada permukaan plasentanya
3. Kemungkinan terjadi plasenta suksenturia yakni bagian plasenta yang lepas dari
inti plasenta.

KALA IV PERSALINAN
Pimpinan plasenta dikala 4, yang harus dilakukan yaitu melakukaan observasi
pada 2 jam pertama setalah partus atau kelahiran.
Yang diobservasi adalah
1. Kesadaran penderita, memunculkan kebahgian setalah pelahiran atau masih
merasakan kesakitan
2. Obeservasi dengan pemeriksaan :
- Tekanan darah, nasi , pernapasan dan suhu.
- Kontraksi rahim yang keras
- Perdarahan yang mungkin etrjadi akibat pelepasan plasenta, luka
episiotomi, atau terjadi perlukaan pada serviks
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
- Pemeriksaan kantong kemih, dimaa harus dikososngkaan karena dapat
menggangu kontraksi rahim
3. Bayi yang telah lahir diletakan disamping agar mendapat ASI
4. Observasi yang dilakukan 2 jam dengan pemeriksaan satu jam sekali
5. Bila pasien dalam keadaan baik dapat dipindahkan ke ruang rawat inap

G. APGAR
Definisi
Sebuah metode sederhana yang berfungsi untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru
lahir sesaat setelah kelahiran secara cepat Appearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan
pernapasan)

Tujuan
Untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera atau tidak

Pemeriksan
Tes ini dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat
diulangi jika skor masih rendah
1. Heart Rate:
a. Detak jantung kurang dari 60 = 0.
b. Detak jantung lambat (60-100 denyut/menit) = 1.
c. Detak jantung yang memadai (lebih dari 100 denyut/menit) = 2.
2. Respirasi:
a. Tidak bernapas = 0.
b. Menangis lemah, napas tidak teratur = 1.
c. Menangis kuat = 2.
3. Muscle Tone:
a. Lemas, lembek = 0.
b. Beberapa meregangkan = 1.
c. Gerak aktif = 2.
4. Respon untuk Stimulasi (juga disebut Iritabilitas Reflex):
a. Tidak ada respon = 0.
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
b. Meringis = 1.
c. Menangis kuat atau penarikan = 2.
5. Warna:
a. Pucat atau biru = 0.
b. Warna tubuh normal tetapi biru pada ekstremitas = 1.
c. Warna yang normal = 2.

Intepretasi
7-10 = Bayi normal
4-6 = Agak rendah --> dilakukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir
yang menyumbat jalan napas, atau Resusitasi seperti pemberian oksigen
untuk membantu bernapas
0-3 = Sangat rendah memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka
ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjanh.
Namun tes Apgar tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan
kesehatan bayi

H. Episiotomi
- Episiotomi pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus. Biasanya
dokter akan memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun,
dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal.

- Indikasi Episiotomi, jika :


a. Dokter memperkirakan memang diperlukan, misanya jika bahu bayi
tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap tersangkut jika
tidak dibantu dengan episiotomi.
b. Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan berlangsung
lebih cepat.
c. Episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau
vakum.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


d. Daerah otot-otot perineum sangat kaku, sehingga kemungkinan akan
mengalami luka yang lebih luas diperineum atau labia (lipatan disisi kanan
dan kiri vagina) jika tidak dilakukan episiotomi.
e. Perineum sudah menipis dan kepala janin tidak lagi masuk ke dalam vagina.

- Tujuannya :
a. Melebarkan jalan lahir
b. Mencegah robekan yang luas sampai ke anus dan tidak beraturan pada daerah
perineum (m. sfingter ani yang dapat mennyebabkan inkontinensia alvi).

- Keunutngannya :
a. robeknya lebih mudah dijahit dan hasilnya lebih bagus

- Kerugiannya :
a. Terdapat kemungkinan terjadi robekan yang meluas sampai ke anus jika
epsiotomi dalakukan tidak benar
b. Nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan intim

- Episiotomi dilakukan pada saat pembukaan 3-4 dan ketika berkontraksi agar tidak
terasa nyeri. Pemotongan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau
dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah (potongannya
lurus ke bawah dengan anus) atau mediolateral (agak rendah ke sudut). Irisan
midline umum di Amerika. Di negara lain irisan mediolateral lebih populer.

- Medial VS Mediolateral
Medial Mediolateral
Mudah dilakukan Sulit dilakukan
Gangguan penyembuhan jarang terjadi Gangguan penyembuhan sering
Nyeri pasca bedah minim Sering terjadi nyeri pasca bedah
Hasil anatomis baik Hasil anatomis terganggu
Perdarahan sedikit Perdarahan banyak
Dispareuni jarang Dispareuni kadang-kadang
Perluasan sering terjadi Perluasan jarang

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Pemotongan pada korpus perinei Pemotongan pada kulit, subkutis,
m.bulbokavernosa & fasianya,
m.tranversus perinea, m.levator ani &
fasianya
Paling ideal Kurang ideal
Keuntungan : Kerugian :
Tdk. Memotong serabut otot Tdk. Memotong serabut otot
Mudah dibuat & dijait lagi Mudah dibuat & dijait lagi
Sakit postoperative sedikit Sakit postoperative sedikit
Kontra indikasi : Indikasi :
Perineum pendek Perineum pendek
Bayi besar Bayi besar
Posisi & presentasi abnormal Posisi & presentasi abnormal

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Skenario 5 - PERSALINAN DISTOSIA

Persalinan distosia adalah persalinan yang mengalami kesulitan jalannya persalinan karena
ketidakserasian anatar tiga komponen persalinan nomal yaitu power, passage, dan passenger.
Pembagian distosia persalinan dapat dibagi menjadi berikut
1. Dysfunctional labor
Semata-mata disebabkan oleh power yaitu kekuatan His dan pengejan
2. Disproporsional of labor
-Ketidakseimbngan passage (jalan lahir) dan passanger ( janin)
-panggul tulang dapat mengalami kesempitan atau kelainan bentuk
-terjadi kelainan pada janin (terlalu besar, kelaian letak, congenital)

A. POWER
HIPOTONIK UTERUS
1. Primer
• Sejak semula sudah terdapat kekuatan yang kurang memadai karena :
Efek sedative / analgesic
Progesterone yang dominan
Distribusi reseptor oksitosin kurang
Kehamilan ganda dan hidramnion
Belum masuk pintu atas panggul (PAP) belum merangsang pleksus
frankenhause
Psikologis ibu takut
• Dampak :
Fase laten memanjang
Tidak terjadi perlunakan serviks
Penurunan kepala tak berlangsung dengan baik
• Penatalaksanaan
False labor
Diberikan istirahat yang cukup
Induksi persalinan
Pecah ketuban

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


2. Sekunder
• Hipotonia kontraksi otot uterus yang sebelumnya pernah alami kontraksi yang
adekuat
• Manifest :
Fase laten memanjang
Fase aktif memanjang
Skunder arrest pada pembukaan seviks
Arrest of descent tak terdapat penurunan kepala
• Etiologi
Sefalopelvik disproporsi/DKP
Adanya persalinan obstruktif
o His lemah
o Bagian terendah tak terdapat kemajuan /penurunan
Letak kepala disertai :
-kaput suksedenum
-moulase
-bagian terendah sulit
o Pada pembukaan belum lengkap, ditemukuan:
-serviks edem dan dapt nekrosis
-ketuban keruh dan bisa terdapt mekonium
-serviks kolpoporeksis
• Pemeriksaan
Palpasi segmen bawah rahim (SBR)
-teraba nyeri di bagian bawah
-segmen bawah rahim menipis
-ditemuka cincin bandle
Pemeriksaan janin
-fetal distress
-detak denyut janin dapat menunjukan : takikardi, bradikardi, iregurel
• Penatalaksanaan
Jika karena DKP (disproporsi kepala panggul) : SC atau vakum ekstraksi
Jika tak dijumpai
-DKP

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


-persalinan obstruktif, tetapi ibu hanya alami lelah
-bagian terendah tidak terfiksim, tetapi masih dapat didorong
Tata laksananya adalah sebagai berikut:
-berikan kesempatan istirahat apalagi jika ketuban masih positif
-berikan cairan pengganti kususnya glukosa untuk menambah energy

KONTRAKSI OTOT UTERUS HIPERTONIK


1. Koordinasi baik (Tetania uteri)
- Kontraksi seluruh otot uterus yang terlalu kuat dan sering tanpa terjadi relaksasi
- Kontraksi otot uterus sangat kuat persalinan dapat berlangsung sekitar 3 jam dan
dapat terjadi dimana saja (partus presipitatus)
- Jarang dijumpai
- Dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada ibu maupun bayinya
- Komplikasi sebagai akibat ketidaksiapan persalinan bayi yang sangat cepat dan
ketidaksiapan jalan lahir
- Komplikasi yang mungkin terjadi :
o Solusio plasenta
o Fetal disstress
o Luka-luka jalan lahir yang luas pada serviks, vagina, dan perineum
o Perdarahan intrakranial pada bayi
o Bila ada kesempitan panggul ruptur uteri mengancam yang bisa menjadi
ruptur uteri
- Penyebab Induksi persalinan dengan dosis tinggi
- Terapi :
o Hentikan induksi dengan oksitosin atau prostaglandin
o Berikan obat seperti morfin, liminal, dsb, asal janin tidak akan ahir dalam waktu
dekat (4-6 jam) kemudian
o Bila ada tanda obstruksi SC
o Terminasi kehamilan operasi transvaginal atau SC

2. Tanpa koordinasi baik


1. Aksi uterus inkoordinasi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Sifat his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronasi antara kontraksi
dan bagian-bagiannya tidak efisien untuk mengadakan pembukaan tidak
efisien dalam pengeluaran janin
- Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi, bagian bawah tidak lingkaran
kekejangan partus macet
- Terapi :
o Untuk mengurangi rasa takut, cemas, dan tonus otot berikan analgesik
dan sedatif seperti morfin, petidin, dan valium
o Jika persalinan sudah berlangsung lama terminasi partus menggunakan
hasil evaluasi dengan ekstraksi vakum, forseps, atau SC.
2. Hipertonik di bagian bawah
- Kontraksi uterus tidak bersumber dari pacemaker, tetapi dari bagian lain,
khususnya di bagian bawah.
- Akibatnya :
o Penyebaran lambat
o Amplitudo dan durasi kurang tidak dapat menimbulkan koordinasi
peristaltik tidak dapat dikeluarkannya janin dan plasenta
o Hal yang paling ekstrem kontraksi di daerah serviks uteri tidak
mungkin dapat dikeluarkannya janin dan plasenta
- Kejadian jarang sekali
- Tarapi :
o Jika inpartu belum terjadi berikan sedatif untuk relaksasi
o Jika disertai dengan fetal disstress SC
3. Ring kontraksi
- Kontraksi dengan membentuk ring atau lingkaran
- Terjadi kontraksi otot uterus secara lokal menjepit bagian janin secara lokal.
- Bagian atas dan bawah ring kontraksi bagian janin masih bebas tanpa komplikasi
apapun
- Terapi :
o Sedatif atau analgetik kuat
o Jika terjadi komplkikasi yang dapat membahayakan janin terminasi
dengan SC

B. PASSENGER
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
KELAINAN LETAK JANIN
1. Letak lintang / transversal
- Kondisi fetus dgn melintang di uterus
- Posisi punggung janin yg melintang bisa berupa : dorsoanterior, dorsoposterior,
dorsosuperior, dorsoinferior
- Etiologi :
• Multiparitas : dinding uterus dan perut lembek , peningkatan relaksasi otot
abdomen
• Prematur, hidramnion, kehamilan kembar, hidrosefalus
• Kondisi yg menghalangi penurunan kepala ke rongga pelvis (ex panggul
sempit, tumor)
• Kelainan bentuk uterus
- Dx : inspeksi uterus melebar, FU (fundus uteri) lebih rendah drpada usia
kehamilan
Palpasi FU kosong, simpisis kosong, kepala fetus di samping, DJJ di sekitar
umbilikus
- Mek.persalinan
Dgn ukuran pelvis normal dan fetus normal tidak bisa lahir spontan
Jika fetus meninggal bisa lahir spontan dg kndisi “konduplikasio korpore” atau
“evolusiospontanea”
2. Letak vetikal (presentasi bokong)
- Kondisi fetus memanjang dg kepala di fundus , bokong di cavum uteri
- Macam :
a. Presentasi bokong : kedua sendi lutut ekstensi sampai setinggi bahu/kepala
b. Presentasi bokong kaki sempurna
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna
d. Presentasi kaki
- Dx : dgn pemeriksaan luar dan dalam
a. Px luar :
• Teraba kepala di fundus, bokong di bawah, tidak melenting
• Ibu merasa penuh di bagian atas (fundus)
• Gerakan fetus banyak di bawah
• DJJ lebih tinggi letaknya

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


b. Px dalam :
• Teraba bokong sacrum, kedua tuberositas os ischii, anus
• Bisa jadi teraba ekstremitas
- Etiologi :
• Kehamilan preterm
• Multipara
• Hamil kembar
• Gangguan bentuk uterus
• Letak plasenta menggangu (ex : di cornu fundus uteri)
• Hidramnion
• Hidrosefalus
• Plasenta previa, panggul sempit
- Penanganan :
• Versi luar dilakukan pd usia kehamilan 34-38 minggu
• Kelahiran normal jika ahli

KELAINAN AKIBAT DEFLEKSI JANIN


JANIN
1. Presentasi Puncak Kepala/ sinsiput
- Terjadi karena kepala fetus defleksi ringan sehingga lingkar kepala yg
melewati jalan lahir adalah : sircumferencia frontooksipital, dan titik di bawah
simpisis adalah : glabella.
- Bagian terbawah janin menjadi : UUB (ubun unbun besar)
- Biasanya hanya presentasi sementara , dan bisa berubah menjadi presentasi
belakang kepala
- Penanganan : sama dengan oksipitalis posterior persistens

2. Presentasi wajah (face presentation)


- Terjadi karena kepala fetus defleksi maksimal shg oksiput tertekan pada
punggung fetus, dan wajah menjadi bagian terendah janin muncul “kaput
suksedanum” pd bayi
- Presntasi muka ada 2 :
a. Primer : tjd sejak masa kehamilan
b. Sekunder : tjd menjelang kelahiran

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Dx : DJJ lebih jelas, teraba dagu/mulut/hidung/orbita/alveola gigi
- Etiologi : panggul sempit, fetus besar, multipara, kelainan fetus (ex anensefalus,
tumor leher), kematian intra uterine
- Mek.persalinan :
kepala turun di PAP (pintu atas panggul) dg cirkumferensia trakeo-parietalis dan
dagu melintang/miring turun ke rongga panggul wajah mencapai panggul
terjadi paksi dalam dagu berputar dan berada di bawah simp.pubis kepala
lahir dg fleksi terjadi paksi luar bayi lahir seperti presentasi belakang kepala
- Jika kondisi dagu tidak bisa berputar ke depan (dagu tetap di posterior), maka
disebut: posisi mento-posterior-persistens tidak akan bisa lahir spontan

3. Presentasi Dahi
- Terjadi jika kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal shg
dahi menjadi bagian terendah bayi
- Dx : dg VT akan ditemukan sutura frontalis, pangkal hidung, lingkrang orbita
- Mek. Persalinan :
Kepala masuk ke PAP dg sirkumferensia maksilloparietalis dan sutura frontalis
lintang terjadi moulage (penyusupan) ukuran terbesar kepala bisa lolos ke
rongga panggul terjadi paksi , dagu memutar ke depan fleksi bayi, dan
UUB, belakang kepala, lahir melewati perineum defleksi bayi, shg mulut dan
dagu melewati bawah simpisis

KELAINAN AKIBAT PUTAR PAKSI DALAM KEPALA JANIN


Oksipitalis Posterior Persistens
- Terjadi ketika seharusnya UUK berputar ke anterior, tp tetap di posterior
- Penyebab :
a. Bentuk usaha penyesuaian kepala thd ukuran dan bentuk panggul
Ex : ibu dg panggul android bayi berusaha menyesuaikan UUK sulit
berputar ke anterior
b. Otot dasar panggul yg sudah lembek
c. Kepala janin yg kecil dan bulat shg tidak ada dorongan dari belakang
kepala untuk berputar
- Mekanisme Persalinan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Bisa spontan jk ukuran panggul dan kepala normal, tp akan ada banyak kerusakan
vagina dan perineum.
Kelahiran spontan dapat terjadi dg 3 keadaan :
a. Dengan UUK di depan : UUK diputar dulu ke depan oleh tangan penolong
atau pakai cunam lalu kelahiran biasa
b. Dengan UUK tetap di Posterior : janin tetap dilahirkan dg UUK di belakang,
tidak diputar pakai bantuan cunam dan perlu episiotomi mediolateral yg
luas
c. Dengan UUK mellintang (deep transverse arrest) : tjd ketika kala II macet
dipakai bantuan ekstraksi vakum atau cunam

KELAINAN BENTUK JANIN


Persalinan distosia akibat bayi makrosomia
• Bayi makrosomia adalah bayi dengan berat badan >4.500 gram untuk Indonesia
>4000 gram
• Dasar diagnosis makrosomia
1. BB bayi kehamilan lampau melebihi 4000 gram
2. Persalinan serotinus
3. Ibu hamil dengan overwight
4. Ibu hamil dengan perkiraan diabetes mellitus
• Prognosis makrosomia; berikut adalah komplikasi yang perlu diperhitungkan dalam
menghadapi bayi makrosomia :
1. Memerlukan intervensi operatif
2. Kemungkinan terjadi distosia bahu lebih tinggi
• Ibu hamil dengan kenaikan berat badan 40-50% dari beratnya semula resiko
kemungkinan bayinya makrosomia tinggi.
• Diagnosis bayi makrosomia
1. Memperkirakan berat bayi dengna perhitungan rumus jhonson
2. Pengukuran dengan USG
3. Memeperhatikan tinggi fundus uteri
Pada minggu ke-36 fundus uteri umumnya telah turun karena bagian terendah
janin sudah masuk ke pintu atas panggul
Tinggi fundus uteri dapat untuk memperkirakan kemungkinan makrosomia

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Pentalaksanaan bayi makrosomia
Untuk mengurangi kemungkianan resiko karena makrosomia dan kemungkinan
distosia bahu
1. Induksi persalian profilaksis
Dapat dilakukan pada minggu ke-36
Pertimbangannya bayi belum terlalu besar sehingga dapt dilahirkan
pervaginam
2. SC selektif (lebih aman untuk menhindari distosia bahu)
Saat impartu sudah direncakan sehingga mencapai well born baby dan well
healt mother
Untuk menghindari terjadinya distosia bahu yang yang bersifat fatal karena:
-teknik persalinan bahu agak sulit
-tarikan terlalu berat pada kepala dapat menimbulkan trauma
-terjadinya asfiksia karena terbatasnya waktu persalinan dan badan janin

Distosia Bahu
• Distosia bahu adalah kegawatdaruratan obstetric yang perlu mendapt perhatiankhusus.
• Persalinan kepala umumnya diikuti persalinan bahu dalam 24 detik, sedangkan jika
>60 detik dianggap distosia bahu
• Penatalaksanaan distosia bahu
Setiap ahli obstetric minimal dapat mengerjakan langkah berikut:
1. Dorongan fundus uteri secara tepat sangat penting
2. Mulut dan hidung sebaiknya dibersihka dan jika dapat diberikan oksigen
3. Kepala ditarik curam ke bawah sambil di atas simpisis dilakukan tekanan
sehingga bahu dengan bebas masuk PAP
4. Dilakukan episiotomy lsehingga jalan lahir tidak terlalu menghalangi pertolongan
persalinan bahu dan badan.

C. PASSAGE
KELAINAN JALAN LAHIR LUNAK
A. Kelainan Serviks Uteri
1. Serviks Kaku (rigid cervix)
Kondisi serviks keseluruhan kaku

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


sering dijumpai pada :
- primigravida tua
- karena ada jaringan parut bekas luka atau bekas infeksi
- karsinoma serviks
Serviks Kaku dibagi menjadi 2 :
1. Primer : karena takut, primigravida tua
2. Sekunder : karena bekas luka atau infeksi yang meninggalkan parut
Diagnosis
Hisnya baik dan normal disertai pembukaan, pada pemeriksaan terasa serviks
tegang dan kaku
Penanganan
Pemberian valium dan petidin, jika tetap kaku lakukan seksio sesarea
2. Serivks Gantung (Hanging cervix)
OUE (Ostium uteri eksternum) dapat terbuka lebar tapi OUI (Ostium uteri
internum ) tidak mau membuka
Dilakukan observasi, jika OUI tidak ada kemajuan pembukaan seksio sesarea
3. Serviks Konglumer (conglumeratio cervix)
OUI (Ostium uteri internum ) dapat terbuka lebar tapi OUE (Ostium uteri
eksternum) tidak mau membuka atau hanya membuka 5 cm
Dijumpai pada : ibu hamil dengan prolaps uteri disertai serviks dan porsio yang
panjang
Penanganan : tergantung kepada keadaan turunnya kepala janin
1. Coba lebarkan pembukaan OUI secara digitall atau pakai dilator
2. Perlebar OUE dengan sayatan Durhssen incision, sayat sampai pembukaan
lengkap 10 cm, pimpin partus atau diselesaikan dengan vakum atau forceps
3. Bila hal-hal tersebut tidak berhasil atau tidak bisa dilakukan sectio cesarea
4. Edema Serviks
Edema hebat disertai hematoma serta nekrosis tanda ada obstruksi
Sectio cesarea bila syarat untuk ekstraksi vakum atau forceps tidak terpenuhi
B. Kelainan Pada Selaput Dara dan Vagina
1. Selaput dara yang kaku dan tebal dilakukan eksisi selaput dara (himen)
2. Septa Vagina eksisi, jika terlalu sulit atau terlaluu lebar sectio cesarea
C. Kelainan lain pada jalan lahir lunak yang mengganggu persalinan
1. Tumor jalan lahir lunak : kista vagina, polip serviks, Mioma uteri, kista ovarii
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
2. Kandung kemih yang penuh atau karena batu empedu yang besar
3. Rektum yang penuh skibata atau tumor
4. Kelainan letak serviks
5. Ginjal yang turun ke dalam rongga pelvis
6. Kelainan bentuk uterus : uterus bikornis, uterus septus, uterus arkuatus
7. Dasar panggul atau perineum yang ketat, tegang dan tidak elastis

KELAINAN JALAN LAHIR KERAS


Persalinan distosia akibat panggul sempit dan pertumbuhan abnormal
• Gambaran pelvis yang ideal adalah:
1. Ukurannya
Bentuk inletnya bulat(ginekoid) atau oval (antropid)
Tidak ada penonjolan promontorium
Diameter anterior atau posterior 12 cm
Diameter transversal 13 cm
Sudut inklinasi terhdap bidang horizontal adalah 55 derajat

bagian pelvis normal

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


bentuk panggul
2. Ruangannya
Tidak terdapat penonjolan spina iskiadika
Lengkung sacrum licin
Panjang lig. Sakropsinosum 3,5 cm
3. Pintu bawah panggul
Melengkung pada arkus pubis
Sudut subpubisnya >80 derajat
Diameter intertuberosusnya 10 cm
• Penyempitan panggul dibagi menjadi:
1. Ringan
Jika salah satu ukurannya kurang dari 1 cm dari ukuran normal
Bentuknya tidak berubah
2. Sedang
Ukurannya kurang dari 1-2 cm dari ukuran normal
Bentuknya masih normal
3. Berat
Jika ukurannya kurang >2 cm dari normal
Mungkin disertai kelainan bentuk panggul
• Ada pembagian lain penyempitan panggul
1. Kesempitan panggul bagian atas atau pintu atas panggul
2. Kesempitan panggul tengah

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


3. Kesempitan pintu bawah panggul
• Kesempitan panggul dapat menghambat jalannya persalinan sehingga terjadi
pemanjangan persalinan sampai persalinan obstruktif bahkan dapat menimbulkan
komplikaso janin sepserti asfiksia rinagn sapmpai kematian.
• Bentuk dan pertumbuhan pelvis abnormal dapat terjadi karena:
Kekurangan nutrisi
Kelaina ringan
-bentuk platipeloid
-bentuk androipoid
Kelainan berat
-panggul rakitis
-osteomalasia
Kecelakaan atau penyakit
-spina kiposis, skoliosis
-fraktur pelvis dan terdapt tumor
Kelainan congenital
-panggul Robert atau naegele
-penyatuan tulang pelvis

DAMPAK PERSALINAN DISTOSIA


A. Dampak Persalinan Lama pada Ibu
1. Infeksi Intrapartum
• Infeksi adalah bahaya yang serius mengancam ibu dan janinnya pada partus lama,
terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri cairan amnion amnion
menginvasi desidua serta pembuluh korion bakteremia dan sepsis pada ibu dan
janin.
• Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeks, adalah
konsekuensi serius lainnya.
2. Ruptura Uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus
lama, terutama pada ibu dengan paritas tinggi dan pada mereka yang memiliki riwayat
SC. Apabila disporposi antara kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga
kepala tidak enganged dan tidak terjadi penurunan, segmen bawah uterus menjadi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


sangat tegang kemudian dapat menyebabkan rupture. Pada kasus ini, mungkin
terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat dibawah sebagai sebuah Krista
transversal atau oblig yang berjalan melintang di uterus antara simfisis dan umbilicus.
Apabila dijumpai keadaan ini diindikasikan persalinan abdominal segera.
3. Cincin Retraksi Patologi
dapat timbul konstriksi atau cincin local uterus pada persalianan yang
berkepanjangan. Tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl, yaitu
pembentukan cincin retraksi normal yang berlebihan. Cincin ini sering timbul akibat
persalinan yang terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen
bawah uterus. Pada situasi semacam ini identasi abdomen dan menandakan ancaman
akan rupturnya SBR. Konstriksi uterus local jarang dijumpai saat ini karena
terlambatnya persalinan secara berkepanjangan tidak lagi dibiarkan. Konstriksi local
ini kadang-kadang masih terjadi sebagai konstriksi jam pasir (hourglass constriction)
uterus setelah lahirnya kembar pertama. Pada keadaan ini, konstriksi tersebut kadang-
kadang dapat dilemaskan dengan anesthesia umum yang sesuai dan janin dilahirkan
secara normal, tetapi kadang-kadang SC yang dilakukan dengan segera menghasilkan
prognosis yang lebih baik bagi kembar kedua.
4. Pembentukan Fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke PAP, tetapi tidak maju untuk jangka
waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding
panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, dapat
terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan
munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal, atau retrovaginal. Umumnya
nekrosis akibat penekanan ini pada persalinan kala II yang berkepanjangan.
5. Cedera Otot-otot Dasar Panggul
Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala janin serta
tekanan ke bawah akibat upaya mengejan ibu. Gaya-gaya ini meregangkan dan
melebarkan dasar panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomik otot,
saraf, dan jaringan ikat. Efek-efek ini bisa menyebabkan inkontinensia urin dan alvi
serta prolaps organ panggul.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


B. Efek pada Janin
1. Kaput Suksedaneum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum yng
besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan
menyebabkan kesalahan diagnostic yang serius. Kaput hampir dapat mencapai dasar
panggul sementara kepala sendiri belum cakap.
2. Molase Kepala Janin
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang
tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang disebut molase.
Biasanya batas median tulang parietal yang berkontak dengan promontorium
bertumpang tindih dengan tulang di sebelahnya; hal yang sama terjadi pada tulang-
tulang frontal. Namun, tulang oksipital terdorong ke bawah tulang parietal.
Perubahan-perubahan ini sering terjadi tanpa menimbulkan kerugian yang nyata. Di
lain pihak, apabila distorsi yang terjadi mencolok, molase dapat menyebabkan
robekan tentorium, laserasi pembuluh darah janin, dan perdarahan intracranial pada
janin.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


SKENARIO 6 - PUERPERIUM/NIFAS

A. DEFINISI
masa setelah partus selesai dan berakhir lamanya kira-kira 6 minggu. Pada masa
ini, dikeluarkan sekret dari vagina yang biasa disebut lokia. Lokia sendiri
bermacam-macam :
1. Lokia rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari
pasca persalinan.
2. Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir,
hari ke 3-7 pasca persalinan.
3. Lokia serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lokia alba cairan putih, setelah 2 minggu.
5. Lokia purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk
6. Jika lokia tidak lancar keluarnya, disebut lokiostasis.
B. PERIODE
Masa nifas dibagi ke dalam 3 periode :
1. Puerperium dini kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermediet kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Puerperium lanjut waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali sehat
sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan timbul
komplikasi.
Ada pula yang membagi menjadi :
1. Puerperium early (dini) minggu pertama post partum
2. Puerperium intermediet 24 jam pertama setelah kelahiran, dimana
komplikasi post-anastetik/post-delivery akut mungkin terjadi.
3. Puerperium remote waktu/periode yang dibutuhkan untuk involusi organ
genital & kembalinya menstruasi.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


C. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUERPERIUM
1) Sistem Reproduksi
Involusi Uterus
Adalah kembalinya uterus ke bentuk sebelum hamil.
- Bayi lahir : setinggi pusat : 1000 gr
- Uri lahir : 2 jari di bawah pusat : 750 gr
- 1 minggu : pertengahan simfisis – pusat : 500 gr
- 2 minggu : tidak teraba di atas simfisis : 350 gr
- 6 minggu : bertambah kecil : 50 gr
- 8 minggu : sebesar normal : 30 gr
Involusi disertai kontraksi miometrium (after pains).
• Terjadi 2-3 hari, lenih terasa tidak nyaman pada multipara dibanding
primipara
• 12 jam pertama pasca melahirkan kontraksi uterus reguler, kuat, &
terkoordinasi
• Intensitas, frekuensi, dan regularitas kontraksi menurun setelah hari
pertama post partum, karena adanya perubahan proses involusi
Involusi selesai pada minggu ke-6. Pada masa puerperium,
peningkatan jumlah jaringan ikat dan jaringan elastin dalam miometrium &
pembuluh darah, serta peningkatan jumlah sel, ada yang sifatnya permanen.
Hal ini menyebabkan uterus semakin besar jika kehamilan semakin
banyak/sering.
Perubahan pada tempat perlekatan plasenta
Setelah terjadi persalinan plasenta, terjadi kontraksi segera di daerah
perlekatan plasenta. Kontraksi menyebabkan tempat perlekatan plasenta
mengecil sampai setengah dari diameter plasenta asli. Kontraksi ini seperti
kontraksi otot polos pada arteri. Kontraksi inilah yang menyebabkan
terjadinya hemostasis.
Pada hari ke 16, tempat plasenta, endometrium, dan miometrium
diinfiltrasi oleh granulosit dan sel mononuklear. Kemudian terjadi regenerasi
kelenjar dan stroma endometrium. Regenerasi ini baru lengkap setelah 6
minggu.
Perubahan di serviks, vagina, dan otot dinding pelvis

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- Serviks umumnya menutup selama puerperium. Pada akhir minggu
pertama, pembukaan serviks 1 cm.
- Overdistensi dan dinding vagina kembali ke awal setelah 3 minggu.
- Hymrn yang robek akan menyembuh dalam bentuk nodul fibrosa dari
mukosa, disebut caruncula mytiformis
- Atrofi tuba falopi karena refleks hipoesterogenik terjadi setelah 2 minggu.
- Ovulasi terjadi kembali paling awal 27 hari setelah kelahiran. Rata-rata 70-
75 hari pada wanita yang tidak menyusui dan 6 bulan pada wanita yang
menyusui. Ovulasi lebih lama terjadi pada ibu yang menyusui dibanding
yang tidak karena kadar prolaktin yang tinggi pada ibu menyusui
menghambat ovulasi. Kadar itu sendiri dipengaruhi oleh frekuensi dan
durasi menyusui, serta diet ibu.
Payudara
a. Laktogenesis
Pada kehamilan, progesterone, estrogen laktogen plasenta, prolaktin,
kortisol dan insulin berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
struktur penghasil ASI.
Namun, progesterone memiliki efek menghambat produksi ASI,
berbeda dengan prolaktin yang mempunyai efek produksi ASI.
Pada kehamilan, progesterone menghambat efek α-laktalbumin
Selain itu, progesterone juga menghambat efek prolaktin dalam
stimulasi produksi α-laktalbumin.
Sehingga produksi ASI pada saat kehamilan sedikit.
Pada saat pelahiran penurunan kadar progesterone dan estrogen
menghentikan pengaruh progesterone dalam penghambatan α-
laktalbumin oleh RE kasar peningkatan α-laktalbumin stimulasi
lactose sintase peningkatan produksi laktosa.
Pada saat pelahiran stimulasi prolaktin untuk menstimulasi produksi
α-laktalbumin.
Pada beberapa hari terakhir kehamilan dan beberapa hari awal
persalinan diproduksi kolostrum.
Dalam 1-7 hari kemudian kelenjar payudara mulai menyekresikan air
susu dakam jumlah besar pengganti kolostrum.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Setelah kelahiran, kadar basal prolakrin juga kembali seperti awal
sebelum kehamilan.
Tetapi, hormone prolaktin akan meningkat setiap kali ibu menyusui
bayinya.
ASI akan tetap produksi setelah beberapa tahun jika anak terus
menyusui.
Walaupun kecepatan pembentukan air susu normalnya berkurang
sangat banyak setelah 7-9 bulan.
b. Proses Laktasi
Air susu secara kontinu disekresikan ke dalam alveoli, namun tidak
dapat mengalir ke duktus dengan mudah
Air susu harus diejeksikan dari alveoli ke dalam duktus yang
diperankan oleh reflex neurogenik dan hormonal. (proses ejeksi/
Let-down)
Bayi menghisap tidak menerima susu dalam setengan menit
pertama transmisi saraf somatic ke medulla spinalis ke
hipothalamus stimulus sekresi oksitosin dan prolaktin beredar
ke darah dan lewat payudara dinding sel myoepitel yang
mengelilingi dinding alveolus berkontraksi air susu mengalir
dari alveolus ke duktusmdengan tekanan 10-20 mmHg.
Pengisapan pada 1 payudara menyebabkan mengaliran air susu
kedua payudara.
Reflek-reflek penting dalam proses laktasi:
Refleks prolaktin sewaktu bayi menyusui, rangsangan dari
ujung saraf sensoris putingnsusu dikirim ke hypothalamus yang
akan memacu keluarnya hormone prolaktin yang kemudian
merangsang sel kelenjar memproduksi ASI.
Let down reflex keluarnya air susu akibat kontraksi mioepitel
sekeliling duktus laktiferus/ alveolus dengan pengaruh oksitosin.
Refleks pada bayi :
Rooting reflex bayi baru lahir jika di rangsang pipinya dia akan
menoleh kea rah sentuhan. Bila bibirnya disentuh, dia akan
membuka mulut dan berusaha mencari putting susu.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Reflex menghisap terjadi bila ada sesuatu yang merangsang
langit-langit dalam mulut bayi, biasanya putting susu.
Refleks menelan timbul jika ada cairan dirongga mulut.

D. PATOLOGI PUERPERIUM
1) Infeksi Nifas
Infeksi bakteri pada saluran genital yang terjadi pasca melahirkan dengan
kenaikan suhu sampai >38 C selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan (selain 1 hari pertama)
Etiologi
Organisme bakteri yang menyerang biasanya adalah flora normal namun ada
juga yang berasal dari luar. Bakteri tersebut antara lain : bakteri anaerob kokus
gram positif seperti Peptostreptokok, poptokokus, Bakteriodes, Clostridium dan E.
Coli
Manifestasi Klinis
Dibagi 2:
a) Infeksi sebatas perineum, vulva, vagina dan serviks; gejalanya nyeri, panas
dan dispuria serta disertai demam
b) Penyebaran infeksi
• Endometritis uterus membesar, nyeri pada perabaan dan lembek
• Septikimia dan piemia
Septikemia : suhu 39-40 C selama 3 hari pascapartus dan menggigil,
takikardi dan dapat meninggal pada 6-7 hari postpartus
Piemia : merasa sakit, perut nyeri, suhu meningkat cepat disertai menggigil
dan diikuti penurunan suhu; timbul abses paru, pneumonia dan pleuritis
• Peritonitis peningkatan suhu, takikardi dan denyut kecil, perut kembung
dan nyeri, muka kemerahan pucat, mata cekung, kulit muka dingin da nada
facies hippocratica.
• Selulitis pelvik suhu tinggi menetap lebih dari 1 minggu, nyeri dikiri
atau kanan, nyeri pada px dalam, takikardi.
Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tempat asal infeksi
dan apakah sudah menyebar

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Pembiakan getah vagina atas dan bisa juga pemeriksaan darah untuk
mengetahui etiologi infeksi sehingga dapat melakukan terapi dengan benar
Penatalaksanaan
• Ukur suhu via oral 4x sehari untuk memonitor kenaikan suhu
• Terapi antibiotic; pemberian antibiotic tergantung dari jenis bakteri yang
menginfeksi
• Lakukan tranfusi bila perlu

2) Mastitis
Mastitis adalah inflamasi glandula mammae. Dapat terjadi selama kehamilan
(mastitis gravidarum) atau post-partum (mastitis laktasional)
Etiologi
a. Milk statis (pembendungan/obstruksi air susu) dan cracked nipple
masuknya flora kulit
b. Ketidaksempurnaan pengosongan mammae dan kesalahan selama perawatan
Organisme paling umum : Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermis, S. Saprophyticus, Streptococcus viridans, E.coli.
Manifestasi Klinis
a. Rasa panas dan terjadi peningkatan suhu tubuh
b. Lesu, nafsu makan turun
c. Mammae membesar, nyeri, bengkak, dan kulit mamae kemerahan
DD : abses, selulitis
Manajemen
Manajemen jika sudah mastitis :
a. Stop pemberian asi ke bayi, tapi tetap keluarkan asi (jangan sampai statis)
b. Antibiotik : penisilin (penisilin resisten penisilinase), sepalosporin,
eritromicin, clindamycin, vancomycin, lyncosin, tetrasiklin
c. Jika ada abses : lakukan sayatan untuk mengeluarkan pus
Manajemen untuk menghindari mastitis :
Massage mammae, istirahat, posisi bayi ketika menyusui, tetap menyusui atau
pengeluaran susu dg manual jika tidak bisa menyusui, analgesik. perawatan puting
cuci dg air hangat pra dan post menyusui

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


3) Cracked Nipple (puting lecet)
o kondisi puting yang pecah-pecah/lecet-lecet.
Etiologi :
a. Iritasi saat membersihkan karena puting susu terpapar zat kimia/iritan
(alkohol, sabun, lotion, obat iritan)
b. Cara menghentikan proses menyusui kurang tepat
c. Puting tidak masuk ke mulut bayi sampai areola
d. Bayi tidak menghisap dengan baik
e. Kondisi bayi dg frenulum linguae pendek (lidah pendek) sulit menghisap
areola
f. Infeksi jamur
Manajemen
a. Hindari membersihkan puting dengan sabun, alkohol, lotion, obat iritan
b. Hentikan proses menyusui dg benar : dg cara tekan dagu bayi atau
masukkan jari kelingking ibu yg bersih ke mulut bayi
c. Posisi dan perlekatan menyusu baik
d. Untuk puting yg sakit tetap menyusui, kurangi frekuensi dan durasi
e. Bisa diberikan lanolin topikal dengan dioleskan pada puting susu
f. Diberi analgetik untuk mengurangi nyeri
g. Apabila disebabkan monila, beri Nystatin
h. ASI bisa dikeluarkan secara manual

4) Inverted Nipple (Puting datar)


Definisi
Keadaan di mana puting mendatar atau bahkan tenggelam.
Etiologi
a. Bawaan sejak lahir
b. Pemendekan duktus mammae
c. Pertumbuhan jaringan fibrosus di belakang puting susu selama masa
intrauterin
Efek
Dapat mengakibatkan minder dan kesulitan untuk menyusui
Penanganan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


1. Tarik manual dengan pemijitan
Pemijitan dilakukan 2x sehari dengan cara mengoleskan minyat zaitun untuk
memijit sekitar areolar dengan arah memutar
Pijat bagian puting sambil ditarik dan diputar perlahan kemudian jepit dengan
jari selama beberapa detik
2. Tarik dengan alat (nipple puller)
3. Operatif

E. MANAJEMEN DAN PERAWATAN


1) Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar
dan teratur untuk memeliharan kesehatan dan kebersihan payudara waktu
hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum.
Tujuan Perawatan Payudara pasca persalinan :
a. Untuk menjaga kebersihan payudara terutama puting susu sehingga
terhindar dari infeksi.
b. Agar payudara tidak mudah lecet.
c. Melancarkan kelenjar-kelenjar air susu, sehingga produksi ASI lancar.
d. Mengetahui adanya kelainan puting susu secara dini.
e. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus.
f. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
Perawatan:
a) Mengganti BH sejak usia hamil 2 bulan--> BH yang dapat menopang
pertumbuhan payudara dan tidak menekan.
b) Menjaga hiegenitas sehari-hari, khususnya daerah puting dan aerola-->
puting tidak boleh di sabuni agar pelumas dari kelenjar montgomery
tidak hilang.
c) Melakukan persiapan puting sejak 7 bulan kehamilan agar puting
lentur, kuat, dan tidak tersumbat. Bisa dua cara mengkompres
puting susu masing-masing 2-3 menit dengan kapas dibasahi minyak
tarik puting ke arah luar 20x, ke arah dalam 20x. Pijat daerah aeolar
untuk membuka saluran susu bila keluar cairan susu oleskan ke
puting. Dan bersihian payudarah dengan handuk lembut.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


d) Mengoreksi puting jika mendatar/ terbenam dengan nipple puller
(pompa puting) pada minggu terakhir.
Apabila terbenam dapat diperbaiki dengan cara Hoffman
meletakkan jari telunjuk di aerolar mamae kemudian di urut ke arah
yang berlawanan.
2) Senam Nifas
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin
setelah melahirkan,supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
kehamilan dan persalinan dapatk embali kepada kondisi normal seperti
semula.
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam
pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu.
Tujuan Senam Nifas :
a. Mengembalikan rahim pada posisi semula
b. Memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur.
c. Meningkatkan gairah hidup
d. Mencegah kesulitan buang air besar atau buang air kecil.
e. Memperlancar keluarnya ASI
f. Memperlancar sirkulasi darah
g. Mengembalikan kerampingan
h. Mencegah Varises.
Syarat: Senam nifas dilakukan untuk:
a) Partus pervagina : 6 jam post partum.
b) Partus SC : lihat kondisi pasien
Manfaat Senam Nifas
a) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami traumaserta mempercepat kembalinya bagian-bagian
tersebut kebentuk normal.
b) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan.
c) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi
stress dan bersantai
d) sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
3) Perawatan Perineum ( Vulva Hygiene)
Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada
pasien wanita yang sedang nifas.
Tujuan :
a. Untuk mencegah infeksi
b. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum
c. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman
bagi klien.
4) Manajemen Laktasi
Manajemen yang baik dalam laktasi meliputi, perawatan payudara,
praktek menyusui yang benar, serta mengenali masalah dalam laktasi dan
penatalaksanaannya.
1. Perawatan payudara
• Mengganti BH sejak usia hamil 2 bulan dengan ukuran lebih sesuai
dan dapat menopang perkembangan payudara. Biasanya 2 nomor lebih
besar.
• Latihan gerakan otot badan (untuk menopang payudara, menunjang
produksi ASI, dan mempertahankan bentuk payudara setelah masa
laktasi.
Bentuk latihan : duduk sila di lantai tangan kanan memegang
bagian lengan bawah kiri (deket siku), tangan kiri memegang lengan
bawah kanan angkat kedua siku hingga sejajar pundak tekan
pegangan tangan kuat-kuat kea rah siku sehingga terasa adanya tarikan
pada otot dasar payudara.
• Menjaga hygiene sehari-hari, khususnya aerola dan putting
• Putting dan aerola tidak disabuni (agar tidak kering/kurang pelumas)
• Lakuka persiapan puting susu agar lentur, kuat, dan tidak ada sumbatan
sejak usia kehamilan 7 bulan , setiap hari sebanyak 2 kali.
Cara melakukan : kompres masing-masing putting susu selama 2-3
menit dengan kapas dibasahi minyak. Tarik dan putar kea rah luar 20
kali, ke dalam 20 kalo untuk masing-masing putting. Pijat daerah
aerola, bila keluar cairan oleskan ke sekitarnya.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Mengoreksi puting susu yang datar/terbenam agar menyembul keluar
dengan bantuan pompa putting (nipple puller) pada minggu terakhir
kehamilan.
5) Diet saat nifas
• Tidak terdapaat pembatasan diet bagi wanita yang telah melahirkan per
vagina.
• Dua jam setelah persalinan per vagina diizinkan untuk makan (jika
tidak ada komplikasi).
• Jumalah kalori dan protein yang dikonsumsi selama kehamilan gharus
ditingkatkan sedikit (pada ibu yang menyusui).
• Melanjutkan suplementasi besi selama paling kurang 3 bulan.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Skenario 7 – Infeksi Menular Seksual

SEKRESI NORMAL VAGINA

Sekresi normal vagina terdiri dari


- Sekresi vulva (kelenjar sebasea, keringat, bartholini, dan skene)
- Transudasi dinding vagina
- Eksfoliasi sel serviks dan vagina
- Mukus servikal
- Cairan oviduktal dan endometrium
- Mikroorganisme dan hasil metabolismenya
Komposisi dari discharge vagina dipengaruhi oleh level hormon; hal ini akan
mengakibatkan discharge vagina akan meningkat pada tengah siklus menstruasi.
Flora normal vagina kebanyakan aerob; bisa memproduksi asam laktat yang berfungsi
untuk menjaga pH vagina tetap <4,5.
Discharge vagina normal :
- Konsistensi kental
- Warna putih jernih
- Tidak berbau

PATOLOGI VAGINAL DISCHARGE

- Leukore adalah discharge vagina yang berwarna keputihan dan dapat terjadi pada
berbagai umur. Discharge vagina bisa muncul secara normal fisiologis atau patologis.
- Patologi discharge vagina : ditandai dengan perubahan pada jumlah, konsistensi,
warna, atau bau sekret vagina
- Etiologi :
• Infeksi vagina atau serviks (ex : protozoa Trichomonas, jamur Candida,
bakterial vaginosis)
• Infeksi traktus urinarius (urinary tract infection)
• Penyakit inflamasi pelvis
• Tumor uterus
• Benda asing (tampon yg tertinggal)
• Stimulasi psikis atau estrogenik

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Trauma
• Higienitas kurang
• Bentuk tindakan pelecehan seksual
• Atrofi vulvovagina (hipoestrogenisme)
- Manifestasi klinis
a. Perubahan warna vaginal discharge
Perubahan warna dapat berupa : vaginal discharge putih dan berair (seperti keju
leleh), putih keabu-abuan, kehijauan, kuning, atau putih disertai buih-biuh busa.
Selain itu, discharge abnormal juga bisa disertai dengan darah yang keluar dari
introitus sehingga berwarna kemerahan.
b. Perubahan bau
Pada sebagian infeksi, bau discharge menjadi amis (fishy odor) karena ada
pelepasan hasil metabolisme dari organisme patologi yang menginvasi
c. Perubahan konsistensi
Jika patologi, maka perubahan discharge bisa menjadi kental, seperti bubur
(pasty), atau encer
d. Perubahan jumlah discharge
Dapat berupa peningkatan (karena tampon misalnya) atau penurunan jumlah yang
sangat signifikan biasanya indikasi infeksi
e. Gejala lain yang menyertai
Sebagian besar abnormalitas discharge selalu disertai dengan manifestasi klinis
lain seperti :
• Rasa gatal dan nyeri di vulva (ex : biasanya pada infeksi jamur)
• Muncul blister (lepuh) di sekitar genitalia (ex : pada herpes)
• Nyeri pelvis (ex : pada gonoreaa, chlamydia)
• Perdarahan post-coitus (ex : pada gonoreaa, chlamydia)
- Komplikasi
a. PID (pelvic inflammatory diseases)
• Merupakan komplikasi dari infeksi yg naik dari endoserviks
endometrium dan endosalpings
• Organisme yang terlibat antara lain : Chlamydia trachomatis, Neisseria
gonorrhoeae, Mycoplasme hominins, dan bakteri anaerob
• Ditandai dengan : nyeri abdomen bawah, discharge, demam, takikardia.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


• Terapi : antibiotik spektrum luas (doxycyclin, metronidazole)
• PID berkepanjangan menimbulkan : infertil, kehamilan tuba, gangguan
menstruasi, dan nyeri abdomen/pelvis kronis, sindrome Fitz-Hugh-Curtis
(nyeri kuadran atas kanan dan bengkak berkaitan dengan perihepatitis)
b. Nyeri sendi
• Infeksi seksual biasanya menyebabkan arthritis reaktif pada persendian
• Ditandai dengan : nyeri punggung bawah (low back pain), nteri
asimetris/bengkak pada satu atau lebih persendian, nyeri kaki ketika
berjalan
c. Dyspareunia
Adalah sebutan untuk kondisi nyeri hebat ketika coitus. Ada dua macam,
superfisial dan deep.
• Superfisial dyspareunia : nyeri atau tidaknyaman ketika penetrasi awal
berkaitan dengan nyeri vulva atau adanya ulserasi
• Deep dyspareunia : nyeri hebat selama penetrasi penuh, yang dirasakan di
pelvis dan abdomen bagian bawah indikasi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Tabel Perbedaan
Dif. Bakterial Vaginosis (BV) Trikomoniasis Vulvovaginal Klamidiasis Gonore (GO)
Candidiasis
(VVC)
Etiologi Perubahan pada flora normal Trichomonas C. Albicans dan Clamidia trachomatis Neisseria gonorrhoae
vagina karena kehilangan vaginalis (parasit ragi (yeast) lain (bakteri intrasel (bakteri diplococcus
lactobacillus (dominan) dan berflagel motil) dari genus kandida. obligat yang gram negatif)
terjadi dominansi oleh bakteri Kandida adalah memeliki beberapa
anaerob (normalnya : <1%) mikroorganisme serotip, termasuk
Gardnerella vaginalis (paling oportunistik yang serotip yang
sering) dapat dijumpai di menyebabkan
Utama : berubahnya pH seluruh badan limfogranuloma
vagina menjadi lebih (mulut, kolon, venereum)
basa kuku, vagina, dan Masa inkubasi
Faktor yang mengubah saluran anorektal). berkisar antara 1-3
pH vagina (alkalisasi - Tumbuh minggu
vagina) : sebagai
o mukus servikal blastopor
berlebih, bentuk oval
o semen, tanpa
o darah haid, kapsul,

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


o douching, - Reproduksi
o IMS, : melalui
o penggunaan pembentuka
antibiotik, n tunas, hifa
o perubahan yang pipih,
hormon seperti memanjang
pada wanita tidak
hamil dan bercabang
menopause Candida albicans
(utama)
Candida glabrata
Candida tropicalis
Patogenesis • Normal : (1) mekanisme
bakteri lactobacilli perubahan koloni
acidophilus, (bakteri positif kandida menjadi
gram, berbentuk batang) KVV simtomatik
penghasil asam laktat (2) mekanisme
mempertahankan pH vagina terjadinya KVV
terus bersifat asam; rekuren dan kronis
• Perubahan lingkungan vagina
menjadi lebih basa oleh

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


faktor-faktor diatas
pertumbuhan bakteri
lactobacilli acidophilus
terhambat meningkatkan
pertumbuhan dari bakteri
Gardnella vaginalis,
Mycoplasma hominis dan
bakteri anaerob
lingkungan vagina makin
basa karena produksi asam
laktat berkurang
Manifestasi Dischage vagina Dischage vagina Dischage vagina Dischage vagina Laki-laki:
Klinis - Putih sampai keabuan - Kuning - Putih keju (biasa) sebelum - Keluar cairan
- Fishy odor kehijauan - Banyak, ada komplikasi mukopurulen
- After coitus - Bau tidak encer Manifes muncul lewat OUE
- Terutama melekat sedap - Tidak setelah ada - Disuria
pada dinding vagina Gatal berbau komplikasi Perempuan:
Sering muncul rasa terbakar dan Edema Gatal Servisitis - Discharge
gatal ringan tanpa peradangan Serviks kolpitis Keluhan panas, - Mukus vagina
makularis atau iritasi pada servikal mukopurulen
(strawberry cercix) vulva mukopurulen -

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Vulvitis (eritem - Edema
dan edem, fisura - Perdarahan
perineal, serviks (
pseudimembran spontan/
dan lesi satelit karena
papulopustular di intervensi
sekitarnya) luar)
Pemeriksaan - Ektopi
langsung atau serviks
kolposkopi (perubahan
Vaginitis dan wujud)
eksoservisitis Infeksi pada tuba
fallopi
- Menoragia
- Metroragia
(perdarahan
yang terjadi
di antara 2
masa
menstruasi)
Pemeriksaan Whiff test (+) Whiff test (-) Whiff test (-) Whiff test (-) Whiff test (-)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Pemeriksaan sediaan basah pH cairan vagina > Pemeriksaan Kultur Pemeriksaan gram
dengan salin adanya clue cell 4,5 (lebih basa dari mikroskopik Deteksi antigen (ditemukan
pH cairan vagina > 4,5 (lebih normal) usapan vaginal (Direct Fluorecent diplococcus gram
basa dari normal) PMN lebih sedikit Antibody (DFA), negatif)
pemeriksaan mikroskopik dari sel epitel Enzym immune Kultur (gold
tidak ditemukan peningkatan Pewarnaan gram. assay/ enzimlinked standar)
leukosit bukan peradangan (bentuk invasif immunosorbent
terlihat bentuk assay (EIA/ELISA)
yeast (ragi) : dan rapid atau point
blastopora bentuk of care test.
lonjong, sel tunas, Deteksi asam nukleat
pseudohifa sepeti : Hibridisasi probe
sosis panjang deoxyribonucleic
bersambung, acid (DNA), uji
kadang-kadang hifa amplifikasi asam
asli bersepta) nukleat seperti
gold standard Polymerase Chain
pH cairan vagina Reaction (PCR) dan
<4,5 (normal) Ligase Chain
Reaction (LCR)
Serologi

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Penatalaksana Tablet Tablet Over-the- Tablet Tablet
an - Metronidazole 2x500mg - Metronidazole Counter - Azithromycin - Ceftriaxon
PO selama 7 hari, or 2g PO single- Intravaginal 1g PO single- 250mg IM
- Clindamycin 2x300mg dose, or Agents: dose, or single-dose,
PO selama 7 hari - Tinidazole 2g Butoconazole - Doxycycline or
Krim PO single- 2% cream 5 g 2x100mg PO - Cifixime
- Clindamycin cream 2% dose intravaginally for selama 7 hari, 400mg PO
selama 7 hari; (KI pada - Metronidazole 3 days or single-dose,
kehamilan bisa 2x500mg PO OR - Tetracycline or
menimbulkan kelahiran selama 7 hari Clotrimazole 4x500mg PO - Cephalosporin
prematur) 1% cream 5 g selama 7 hari, IV single-
Lain-lain intravaginally for or dose
- hindari douching 7–14 days - Erythromycin PLUS
OR 4x500mg PO - Azithromycin
Clotrimazole selama 7 hari, 1g PO single-
2% cream 5 g or dose, or
intravaginally for - Ofloxacin - Doxycycline
3 days 2x200mg PO 2x100mg PO
OR selama 9 hari selama 7 hari
Miconazole 2%
cream 5 g

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


intravaginally for
7 days
OR
Miconazole 4%
cream 5 g
intravaginally for
3 days
OR
Miconazole 100
mg vaginal
suppository, one
suppository for 7
days
OR
Miconazole 200
mg vaginal
suppository, one
suppository for 3
days
OR
Miconazole

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


1,200 mg vaginal
suppository, one
suppository for 1
day
OR
Tioconazole
6.5% ointment 5
g intravaginally
in a single
application
Prescription
Intravaginal
Agents:
Butoconazole
2% cream (single
dose bioadhesive
product), 5 g
intravaginally for
1 day
OR
Nystatin

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


100,000-unit
vaginal tablet,
one tablet for 14
days
OR
Terconazole
0.4% cream 5 g
intravaginally for
7 days
OR
Terconazole
0.8% cream 5 g
intravaginally for
3 days
OR
Terconazole 80
mg vaginal
suppository, one
suppository for 3
days
Oral Agent:

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Fluconazole 150
mg oral tablet,
one tablet in
single dose
Komplikasi Pre tern delivery = = Abortus spontan =
pada BBLR Kelahiran prematur
kehamilan Kematian perinatal
Komplikasi Konjungtivitis Konjungtivitis
perinatal Pneumonia infantile Meningitis
Komplikasi meningkatkan resiko IMS dan Pada yang
lain infeksi pasca bedah imunokompeten
PID (pelvic inflamatoric jarang terjadi
disease) komplikasi
1. Insidens
Kandidiasis
oral
meningkat
2- 35 kali di
antara bayi
yang
dilahirkan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


ibu dengan
KVV
2. Dermatitis
kandidal
pada daerah
popok
3. Komplikasi
serius :
abses otak,
dan
peritonitis
4. Insidens
infeksi
aliran darah

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Skenario 8 – Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual yang memiliki manifestasi ulkus atau luka pada genital
a. Kondiloma akuminata
- Disebabkan oleh HPV
- Gambaran khas massa bertangkai “jengger ayam”
b. Herpes genital
- Disebabkan oleh HSV
- Gambaran khas vesikel kecil multipel dengan dasar eritema
c. Sifilis
- Disebabakan oleh Treponema pallidum
- Gambaran khas ulkus atau erosi dengan dasar bersih, pinggir rapi, batas tegas
d. Ulkus mole
- Disebabkan oleh Haemophillus ducreyi
- Gambaran khas ulkus atau erosi dengan dasar kotor berwarna keabuan karena
eksudat dari ulkus, pinggir tidak rapi dan tidak tegas.

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Kondilomata
No Faktor Herpes Genitalis Sifilis Ulkus Mole
Akuminata (KA)

1 Etiologi - HPV - HSV Traponema pallidum(Tp) bakteri Haemophilus ducreyi


- Tipe 6 dan 11 - HSH ( human virus berbentuk spiral bakteri gram negatif,
displasia epitel hominis) anaerobik fakultatif, perlu
derajat rendah ( low - HSV I terbentuk hemin (faktor X) untuk
risk HPV) sejak anak, pertumbuhannya,
- Tipe 16 dan 18 penyeabaran lewat berbentuk batang kecil,
menyebabkan oral sex dan sentuhan tidak bergerak, dan tidak
displasia epitel tangan membentuk spora.
derajat tinggi (high - HSV II terbentuk
risk HPV) sejak aktivitas sexsual,
- Infeksi mungkin penularan lewat hub
berkaitan dg CA sex
serviks
2 Patofisiologi - Inkubasi 1-8 bulan Episode 1 infeksi Masuknya TP (Treponema - Masa inkubasi 2-35
bulan (rata-rata 2-3 primer (inisial) pallidum) hari dengan rata-rata 7
bulan) virus masuk ke hospes TP masuk ke tubuh melalui lesi kulit hari
- Virus HPV masuk bergabung dengan DNA (mikro/makrolesi)/ sal.lendir - H. Ducreyi masuk
lewat mikrolesi kulit hospes multiplikasi dan TP masuk multiplikasi tubuh melepaskan toksin
( daerah yg mudah replikasi kelainan kulit bereaksi dg timbul infiltrat (limfosit menyebabkan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


terkena trauma) : - blm terbentuk antibodi dan sel plasma : muncul papul) munculnya ulkus yang
Cow gland spesifik untuk HSV reaksi radang samapai ke kotor
penis, sulkus virus menjalar ke serabut perivaskuler TP sampai berada - Tempat masuk kuman
coronarius, batang saraf sensorik diantara endotel kapiler dan sekitar daerah yang sering
penis, frenulum gangglion regional jar perivaskuler hipertrofi endotel atau mudah mengalami
Cew vestibulum (ganglion sakralis) bisa obliterasi lumen kapiler abrasi, erosi, atau
dan fourchette - bisa dorman di ganglion (endartritis obliteran) ekskoriasi, yang
posterior sakralis (laten) 1. Stadium I (Sifilis Primer) disebabkan oleh
- manifestasi klinis Kerusakan vaskuler aliran darah trauma, infeksi lain,
lebih berat karena blm daerah papula berkurang atau iritasi yang
terbentuknya antibodi erosi/ulkus muncul efek primer disebabkan kurangnya
shg tidak ada proteksi stadium 1 (gejala lokal) TP higiene
dalam tubuh kita. masuk aliran darah dan limfe
- Masa inkubasi menyebar stadium 1 kompleks
munculnya gejala 3- 7 (gejala sistemik, ex limfadenopati)
hari Lesi pada stadium ini bisa hilang
Episode infeksi 1 non karena TP di tempat lokal berkurang
infeksi primer terjadi penyembuhan, terbentuk
- tubuh sudah punya jar.parut
antibodi gejala yg 2. Stadium II (Sifilis
timbul tidak terlalu berat Sekunder)

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


- tidak tampak gejala Perjalanan TP hematogen
klinis menyebarkan TP reaksi jaringan
Infeksi rekuren thd multiplikasi TP muncul 6-8
- virus yg dorman minggu setelah satdium 1 kompleks
teraktivasi oleh trigger gejala yg timbul didahului gejala
virus jalan ke perifer prodormal
dan sel eptel kulit Lesi pada stadium ini juga
multiplikasi dan menghilang tidak terlihhat setelah
replikasi timbul lesi 9 bulan
lagi 3. Stadium Laten
- tubuh sudah punya Stadium laten : tanpa gejala klinis,
antibodi lesi yg infeksi masih ada (+)
timbul tidak terlalu berat Jika imun gagal mengendalikan
Asimptomatik infeksi TP berkembang lagi
timbul lesi pada stadium 1 atau 2
rekuren (< 2 tahun)
4. Stadium gumma
Keseimbangan TP dan jaringan
dapat berubah (misal oleh trauma)
terjadi reaksi dekstrutif tp TP
sukar ditemukan lesi bisa sembuh

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


berangsur tp terbentuk jar.fibrotik
(lesi tersier)
3 Manifestasi a. Acuminata - Asimtomatik (tergantung 1. Sifilis primer - Asimptomatik
Klinis - Terutama pada fase) - papul kecil soliter 1-2 - Simptomatik
daerah lipatan dan - rasa terbakar dan gatal minggu berubah menjadi - Tidak ada gejala
lembab pada tempat lesi selum ulkus : tidak nyeri prodormal sebelum
- Terlihat sebagai lesi terbentuk (indolen), sekitar ulkus timbulnya ulkus, dan
vegetasi bertangkai - lesi berbentuk vesikel teraba keras (indurasi), tidak ada gejala
dengan permukaan dengan eritem dasar ulkus bersih dan sistemik
berjonjot disekelilingnya bewarna merah - Keluhan disertai
- Beberapa kutil - malaise, demam, nyeri - Ukuran dari beberapa adenopati inguinal
bersatu dan otot millimeter sampai 2 cm - Lesi awal berupa
membentuk - Vesikel mudah pecah - Tempat infeksi : papul kecil dengan
SEPERTI dan menimbulkan erosi Rektum, anus, penis eritema ringan
KEMBANG KOL multipel. (laki-laki) . vulva, disekelilingnya
b. Papul - Limfadenopati dan nyeri perineum,serviks bagian tengah papul
- Pada daerah dengan - Infeksi didaerah serviks , (wanita) . mulut, jari akan berpustulasi
keratinisasi bisa terdapat peradangan tangan, payudara cepat menjadi erosi
sempurna contoh : difus, ulkus multipel, (ekstragenital) - Lesi akan menjadi
batang penis, vulva dan ulkus yang beasr . - Limfadenopati indolen ulkus dalam waktu 48
bagian lateral, daerah - Bila lesi pada uretra bisa ipsilateral jam setelah timbulnya

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


perianal dan terjadi disuria dan - Chancre dapat sembuh lesi awal, dan segera
perineum periuretra bisa spontan 2-6 minggu diliputi oleh eksudat
- Kelainan papul memebuat retensi urin 2. Sifilis sekunder nekrotik kuning
halus dan licin, - Tanda paling sering Ruam keabu-abuan.
multipel, tersebar kulit mukopapular (lesi - Tidak terdapat
c. Datar (Lata) simetrik, tidak gatal mungkin stadium vesikel
- Berbentuk makula meluas, lesi telapak tangan - Sifat khas ulkus:
- Baru terlihat setelah dan kaki). multipel, sangat nyeri
dilakukan tes asam - Lesi-lesi lain : terutama bila terkena
asetat Ulkus superficial di mukosa pakaian atau urin, tepi
oral dan genital tidak rata dan
Kondiloma lata (mirip kutil bergaung, berbatas
yang datar pada genital) tegas, dikelilingi oleh
- Semua lesi ini menular eritema ringan kecuali
- Tanda lain : jika terdapat infeksi
Limfadenopati sekunder
Uveitis - Dasar ulkus rapuh,
Malese kotor, mudah
Demam ringan berdarah, nekrotik.
Nyeri kepala - Tidak dijumpai
Anoreksia indurasi pada dasar

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Penurunan berat badan dan sekitar ulkus
Alopesia - Ulkus mole dapat
Nyeri tulang dan sendi berukuran 2-3 cm
- Sifilis sekinder sembuh - Penyebaran:
spontan 2-6 minggu perineum, anus,
3. Masa laten skrotum, paha, atau
- Asimptomatik abdomenbawah
- Masa laten dini sebagai akibat
berlangsung dari hilangnya inokulasi
gejala sifilis sekunder sampai - Ulkus mole di uretra
1 tahun setelah pajanan awal. gejala dan keluhan
- Masa laten dini dapat seperti uretritis non-
menimbulkan relaps yang gonorea
dapat menyebabkan lesi
mukokutis
- Masa laten lanjut
berlangsung dari 1 tahun
setelah pajanan awal sampai
gejala tersier muncul.
4. Sifilis Tesier
- Timbul beberapa tahun

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


sampai decade
- Terdapat 3 bentuk sifilis
tersier, yaitu sifilis tersier
jinak pada kulit, sifilis
kardiovaskuler dan
neurosifilis
- 30 % sifilis sekunder tidak
diobati akan menjadi sifilis
tersier.
- Manifiestasi sifilis tersier
jinak
Adanya Goma (masa noduler
kecil jaringan
granulasindengan bagian
tengah mengalami nekrosis
dikelilingi sedikit
peradangan.
Guma dapat timbul di mana
saja, seperti
-kulit
-tulang

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


-selaput lender
-mata
-viscera
-SSP
- Manifiestasi sifilis
kardiovaskuler
Terjadi 10-40 tahun setelah
infeksi
Insufisiensi katup aorta
Aneurisme aorta
Stenosis ostium koroner
- Manifiestasi neurosifilis
Neurosifilis merupakan suatu
meningitis kronik yang
mula-mula mungkin
asimptomatik
Terdapat 3 kategori
neurosifilis yaitu, sifilis
meningen, sifilis
meningovaskular, sifilis
parenkimatosa

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


4 Pemeriksaan - Tes Asam Asetat - Tes Tzank (dg giemsa - Pemeriksaan lapangan gelap - Pemeriksaan fisik
(+) lesi berubah jd dan wright) terhadap eksudat dari chancre vital sign, inspeksi
putih (acetowhite) Hasil : (+) jika ada sel (sifilis primer)/lesi mukokutis (inspeksi status lokal
- Kolposkopi raksasa berinti banyak (sifilis sekunder) vulva, inspeksi
- Histopatologi - Dg mikroskop - Uji antibody fluoresen limfadenopati, deskripsi
Ditemukan elektron - Uji serologic (lebih mudah, ulkus), palpasi :
akantosis (penebalan - Kultur jaringan ekonomis, dan paling sering limfadenopati
epitel), (paling baik) digunakan) (besarnya, mobile,
parakeratosis, Hasil : granulasi, (1) Non treponema lunak/keras), nyeri
vakuolisasi sitoplasmik, - Uji Venereal Desease tekan
sitoplasma degenerasi balon, sel Research Laboratory - Pemeriksaan penunjang
raksasa berinti banyak (VDRL) - Pengecatan Gram
- Antigen HSV : dgn - Rapid Plasma Reagen (RPR) basil kecil gram negatif
imuno fluoresensi, Uji non treponema yang berderet
imunoperosidase dan merupakan uji non spesifik berpasangan seperti
ELISA untuk mengukur antibody rantai atau kumpulan
antikardiolipin ikan intrasel maupun
(nonntreponema) dalam ekstrasel. Bahan dari
serum yang dihasilkan dari ulkus dasar ulkus yang
respon sel terhadap T. bergaung. Cara : lesi
pallidum. dibersihkan dengan

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


(2) Uji Treponema kasa steril yang
- Uji fluorescent treponemal dibahasi salin normal
antibody-absorbed (FTA- serum diambil
ABS) dengan lidi steril
Microhemaglutination assay buat apusan
untuk antibody T, pallidum pengecatan (Wright,
(MHA-TP) Unna-Papan-heim,
Giemsa)
- Kultur H. ducreyi
lebih akurat dibanding
pengecatan gram
- Tes serologi :
- Tes fiksasi komplemen,
presipitin, dan aglutinin
(+)
- ELISA memakai
whole lysed H. ducreyi
sebagai antigen
5 Terapi a. Kemoterapi a. Profilaksis Sifilis dini (primer, sekunder dan a. Pengobatan sistemik
(topical) Edukasi laten dini (<2 tahun) Obat-obat
- Tinktura podofilin abstinensia, - Penisilin G benzatin 2,4 juta - Seftriakson 250 mg

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


10-25% proteksi (kondom), unit im single dose dosis tunggal, IM
2x seminggu sampai menghindari faktor - Penisilin G prikain dalam - Eritromisin 4 x 500
hilang (<0,5 cc) ,KI pencetus, aqua 600.000 u mg per os, selama 7
: ibu hamil konsultasi psikis intramuscular selama 10 hari hari
- Podofilotoksin 0,5% b. Terapi non spesifik (jika sifilis primer - Amoksisilin 500 mg +
(podofiloks) Analgetik, antipiretik, seronegatif) asam klavulanat 125
Sediaan : gel / solute antipruritus, antiseptik - Jika sifilis sekunder dan mg 3 kali sehari
2x perhari selama 3 pengering topikal seropositif diberikan selama selama 7 hari.
hari (Yodium povidon), 14 hari - Ciprofloksasin 2 x
- As. Trikloroasetat antibiotik/kotrimoksasol - Jika pada fase laten dini dan 500 mg selama 3 hari.
50-90% c. Terapi spesifik terdapat tanda-tanda Obat ini
1x seminggu neurosifilis diberikan selama kontraindikasi untuk
- Cream 5- - Asiklovir 21 hari wanita hamil,
fluorourasil 1-5% 3 x 400 mg/ hari selama 7- - Sifilis sekunder dianjurkan menyusui dan anak-
I : KA di meatus 10 hari rawat inap 1-2 hari, karena anak yang berusia
urethra 5 x 200mg/ hari selama 7- kemungkinan setelah kurang dari 17 tahun.
Setiap hari sampai 10 hari pemberian penisilin akan b. Pengobatan Lokal
hilang Jika terjadi rekurensi : terjadi reaksi Jarisch- - dikompres air hangat
b. Bedah 3 x 400mg/hari selama 5 Herxheimer - direndam larutan
c. Interferon hari - Reaksi Jarisch-Herxheimer salin untuk
(sistemik) 5 x 200mg/ hari selama 5 meliputi : demam akut mengurangi debris

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


d. Imunoterapi hari disertai nyeri kepala, nekrotik dan
- Imiquimod cream mialgia, menggigil, mempercepat
3x seminggu max 16 - Valasiklovir takikardia dan flushing penyembuhan ulkus
minggu 2 x 1 gram/ hari selama 7- (kemerahan).
10 hari - Jika alergi penisilin
diberikan
- Famsiklovir Tetrasiklin hidroklorida 4 x
3 x 250 mg / hari 500 mg per oral 30 hari
selama 7-10 hari Eritromisin 4 x 500 mg per
oral 30 hari
Pada sifilis lanjut (>2 tahun)
Penisilin G benzatin 2,4 juta
unit IM setiap minggu
selama 3 minggu
Penisilin G prokain 600.000
unit IM setiap hari selama 21
hari

Sukses yeeess :D

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011


Tim Bakul 2011

Aditya Bimantara
Pitra Muchlis Wardhani
Putut Trianda
Nur Azizah Sakinah
Ainun Nur Afiqoh
Putri Tri Maharani
Nadia Lakshita AD
I Kadek Dwi
Secendry Ramartin Anton
Fitrizha Rachmadea Gonta
Rizki Arianto
Fatmawati
Istiqomah Kurniawati
Sitty Amalia Daud
Onyxa Kuspriyono
Asyahidatul Muchlisah Fitriana
Rhea Veda Nugraha
Bondan Satrio Utomo

Sukses yaa ☺ -- BAKUL 2011

Anda mungkin juga menyukai