Anda di halaman 1dari 25

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL

( SISTEM URINARIA, SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM


GASTROINTESTINAL)

By ADE NURHASANAH AMIR S.ST M.Keb


1 SISTEM URINARIA

GINJAL

Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,


panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat
60ml dari 10ml pada wanita yang tidak hamil. Filtrasi
glomerulus meningkat sekitar 69% selama kehamilan
peningkatannya dari awal kehamilan relatif tinggi sampai
aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post
partum. Ketika ginjal akan membesar, glomerular filtration
rate, dan plasma renal juga akan meningkat. Pada ekskresi
akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air
dalam jumlah yang lebih banyak. Pada kehamilan tua,
misalnya aliran urin dan ekskresi natrium sangat
dipengaruhi oleh postur, yang rata-rata kurang dari separuh
dari kecepatan ekskresi pada posisi telentang, disbanding
dengan posisi berbaring kiri.
URETER

Ureter Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi


kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini
diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid
dan adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai
konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan
dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga
diperkirakan sebagai factor penyebabnya. Penyebab lainnya
diduga karena pengaruh hormone progesteron. Pada
kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya
pembentukan urin, terutama pada ureter kanan karena
peristaltic ureter terhambat karena pengaruh progesterone,
tekanan Rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke
kanan disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid di
sebelah kiri.
• Otot polos ureter mengalami hiperplasi, hipertropi, relaksasi,
sehingga menjadi panjang dan berkelok-kelok (menjadi lekukan)
dan menampung banyak urin. Keadaan ini membuat proses
perkemihan lambat, bisa terjadi urin stagnasi yang merupakan
medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Selain itu urin wanita hamil mengandung nutrien dalam jumlah
yang lebih besar, termasuk glukosa, oleh karena itu selama hamil
wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.
KANDUNG
KEMIH

Kandung Kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan


oleh uterus karena posisi blass berada di depan uterus
menjadikan uterus yang mulai membesar sehingga akan
meningkatkan frekuensi buang air kecil. Terutama pada
trimester I, trimester II tekanan uterus terhadap blass
berkurang. Karena uterus sudah mulai keluar dari rongga
panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan
kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga
panggul. Selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan
tonus otot turun. Terjadinya hemodilusi juga menyebabkan
metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urin
bertambah dan kapasitas blass sampai 1500ml
Mendekati akhir kehamilan, khususnya pada nullipara
di mana bagian presentasinya sering sudah masuk
sebelum terjadi persalinan, seluruh basis kandung
kemih terdorong ke depan dan ke atas, sehingga
mengubah permukaan normal yang cembung menjadi
cekung. Sebagai akibatnya, kesulitan prosedur
diagnostik dan terapeutik semakin besar. Di samping
itu, tekanan dari bagian presentasi tersebut
mengganggu drainase darahdan limfe dari basis
kandung kemih, yang sering membentuk edema, yang
mudah mengalami cedera, dan agaknya lebih peka
terhadap infeksi.
r i me s ter I
T

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing


tertekan sehingga sering timbul kencing karena tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Dan keadaan ini hilang dengan
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka
organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak
jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Saat
wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan
vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun.
Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin
menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
Trimester II

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang


membesar mulai berkurang, karena uterus sudah
mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2,
kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati ke arah abdomen. Uretra
memanjang sampi 7,5 cm karena kandung kemih
bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada
masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung
kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah
luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung
kemih sampai sekitar 1500 ml.
er III
es t
Tr im
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun
kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar. Mendekati akhir
kehamilan, khususnya pada nullipara di mana bagian
presentasinya sering sudah masuk sebelum terjadi
persalinan, seluruh basis kandung kemih terdorong ke
depan dan ke atas, sehingga mengubah permukaan
normal yang cembung menjadi cekung. Sebagai
akibatnya, kesulitan prosedur diagnostik dan terapeutik
semakin besar
2 SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar Adrenal

Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan


pada konsentrasi serum kortisol, kortisol bebas, aldosteron,
deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin, dan
adrenocorticotropic hormone.

Pada trimester ke dua akan ditemukannya peningkatan


pada corticosteroid binding globulin dan akan meningkat
dua kali lipat pada saat usia kehamilan aterm. Konsentrasi
kortisol bebas dan total akan meningkat pad awal trimester
kedua.
Pankreas

Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi,


hiperglikemi postprandial dan hiperinsulinemia. Pada
masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron akan
menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel
beta, sekresi insulin dan meningkatnya sensifisitas jaringan
perifer terhadap insulin.

Kelenjar
pituitary

Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa


kehamilan dan hal ini berhubungan dengan proliferasi
estrogen pada produksi sel prolaktin.
Kelenjar Tiroid

Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap


normal, meskipun aka nada perubahan pada morfologi
dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan. Dengan
adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid
tidak akan berubah. Peningkatan vaskular dan
histological kelenjar tiroid akan ditemukan pada
keadaan hyperplasia folikular. Meskipun, perkembangan
goiter bisa saja terjadi pada masa kehiman bergantung
pada kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di
evaluasi sebelumnya.
ESTROGEN

Pada awal kehamilan sumber utama


estrogen adalah ovarium. Selanjutnya
estrone dan estradiol dihasilkan oleh
plasenta dan kadarnya meningkat beratus
kali lipat. Output estrogen maksimum
adalah 30 – 40 mg / hari dan diantaranya
85% terdiri dari estriol. Kadarnya terus
meningkat menjelang aterm.
PROGESTERON

Progesteron pada awal kehamilan dihasilkan oleh


corpus luteum dan setelah itu secara bertahap
dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
meningkat selama kehamilan dan menjelang
persalinan mengalami penurunan. Produksi
maksimum diperkirakan 250 mg / hari
CORTISOL

Terdapat peningkatan yang cukup besar pada konsentrasi


kortisol serum yang bersirkulasi, tetapi sebagian besar
berikatan dengan globulin pengikat kortisol, atau
transkortin. Pada awal kehamilan sumber utama adalah
adrenal maternal dan pada kehamilan lanjut sumber
utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25 mg / hari.
Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein
sehingga tidak bersifat aktif.
ALDOSTE
R ON

Sesegera pada minggu ke 15,


kelenjar adrenal ibu akan
mengsekresi aldosteron dalam
jumlah yang sangat meningkat.
Pada trimester ketiga, disekresi
sekitar 1mg per hari. Bila asupan
natrium dibatasi, sekresi aldosteron
semakin meningkat. Berperan
dalam mendukung retensi natrium
dan air
HCG

Human chorionic
gonadotropin dihasilkan
RENIN oleh trofoblas dan
puncaknya dicapai
Aktivitas plasma renin 4 – 5 sebelum minggu ke 16.
Dari usia kehamilan 18
kali keadaan tidak hamil. Kadar minggu, kadar hCG relatif
angiostensin pada kehamilan konstan. Peranan fisiologis
hCG tidak jelas, diduga
normal meningkat. Pada mempunyai sifat tirotropik
kehamilan normal, terjadi dan mengawali sekresi
testosteron oleh sel
penurunan sensitivitas Leydig.
terhadap efek hipertensi dari
angiostensin
Relaxin

Relaxin dihasilkan oleh


corpus luteum. Dapat
HPL
terdeteksi selama kehamilan
namun kadar tertinggi
dicapai pada trimester
Kadar hPL atau chorionic pertama. Peran fisiologi tidak
somatotropin ini terus jelas namun diduga berperan
meningkat seiring dengan penting dalam maturasi
pertumbuhan plasenta servik
selama kehamilan.
Hormon ini mempunyai
efek laktogenik dan
antagonis insulin
HORMON
HIPOFISI
S

Terjadi penekanan kadar FSH dan LH


maternal selama kehamilan, namun
kadar prolaktin meningkat 10 kali lipat
dibanding pada wanita normal yang
tidak hamil. Laktasi belum dimulai
sampai persalinan berakhir dimana
kadar prolaktin yang tinggi terus terjadi
pada saat estrogen menurun. Setelah
pelahiran, terdapat penurunan
konsentrasi prolaktin plasma bahkan
pada wanita yang menyusui.
3 SISTEM GASTROINTESTINAL
r i me s ter I
T

Pada bulan-bulan awal kehamilan 1/3 dari wanita hamil mengalami mual
dam muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung
melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya
gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi karena
lebih banyak feses terdapat dalam usus. Lebih banyak air diserap dan semakin
keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian
bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam. Selama
kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam)
merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran
uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada
persalinan. Rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat
tegang.
Trimester II

Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap


zat iritan. Esofagus dan lambung hormon
progesteron meningkat merelaksasi otot intestine
dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung
menurun. Regulasi esofagus. Liver peningkatan
hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan
gejala gatal-gatal (pruritus gravidum).
er III
es t
Tr im

Terjadi perubahan posisi lambung dan usus


akibat perkembangan uterus. Penurunan
tonus dan motilitas saluran gastrointestinal
menyebabkan  waktu pengosongan lambung
menjadi lebih lama. Penyerapan makanan
meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat
meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya
refluks sekret-sekret asam ke esofagus
menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu
hati). Gusi menjadi melunak dan mudah
berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera
ringan saja, misalnya oleh sikat gigi. 
ADAPTASI PADA KEHAMILAN

Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat


pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut
organ lambung juga sering muncul pada ibu hamil, biasa
disebut dengan sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual
yang ditimbulkan biasanya sering terjadi pada pagi hari , ibu
hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan
meningkatkan produksi asam lambung. Adaptasi wanita hamil
dengan makan teratur. Kalau tidak berselera makan makanan
berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting
perut tidak kosong dan selalu diisi. Biasanya akan hilang
dengan sendirinya setelah trimester 1 dan tidak
membahayakan kehamilan.
 
The end

Anda mungkin juga menyukai