Anda di halaman 1dari 22

EVOLUSI DAN REKAYASA GENETIKA

Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Biologi Mengenai Evolusi pada Makhluk
Hidup dan Rekayasa Genetika

Disusun oleh :

1. Dzakiyya Silkha Uyun (07/ XII MS 6)


2. Lisna Novia Hidayati (17/ XII MS 6)
3. Muhammad Farhan Rully Ferdian (20/ XII MS 6)
4. Salsabilla Nahla (31/ XII MS 6)
5. Siti Musringah (33/ XII MS 6)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MUNTILAN

Jalan Ngadiretno No. 1 Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, serta karunianya

sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Evolusi dan Rekayasa Genetika”

dengan lancar.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT

2. Bapak Drs. Syamhadi selaku Kepala SMA Negeri 1 Muntilan

3. Ibu Sri Murdiyani, S.Pd selaku Guru Pembimbing Biologi SMA Negeri 1 Muntilan yang

telah memberikan bimbingan

4. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi, sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan untuk masa mendatang. Semoga apa yang penulis harapkan dapat

tercapai. Amin

Wassalamu’alaikum wr.wb

Muntilan,

Penulis
DAFTAR ISI

1. Tugas I halaman 208

2. Tugas II halaman 209

3. Tugas III halaman 216

4. Tugas IV halaman 216

5. Tugas V halaman 220

6. Tugas VI halaman 229 – 230

7. Tugas VII halaman 245


TUGAS I (Halaman 208)
1. Penyebab terbentuknya variasi paruh burung finch adalah Spesies asli burung Finch
datang ke kepulauan Galapagos dan kemudian tersebar pada kondisi lingkungan yang
bervariasi. Seiring berjalannya waktu, anatomi burung-burung tersebut secara alami
termodifikasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ada.
Dalam istilah yang lebih sederhana, mereka termodifikasi agar dapat lebih mudah
mengkonsumsi makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup untuk
reproduksi. Misalnya, burung Finch yang hidup di tanah memiliki paruh besar untuk
memecahkan biji-bijian. Burung yang berhasil bertahan hidup terus hidup dan bereproduksi,
sedangkan yang tidak berhasil beradaptasi meninggal dan punah. Modifikasi pada paruh
burung Finch ini mungkin berkembang setelah banyak generasi.
Karena burung-burung ini secara anatomis berbeda satu sama lain, mereka terisolasi secara
reproduktif, sehingga menimbulkan spesies berbeda.
2. Kaitan beragam bentuk paruh dengan radiasi adaptif
Radiasi adaptif adalah proses dimana organisme berubah secara cepat menjadi beberapa
bentuk baru, khususnya saat ada perubahan lingkungan yang membuat adanya sumber baru
dan membuka niche baru. Bentuk paruh burung finch juga berubah secara cepat menjadi
beberapa bentuk baru karena adanya makanan yang berbeda beda, sehingga bentuk paruh
burung finch lama kelamaan menyesuaikan dengan jenis makanan yang dimakan.
TUGAS II (Halaman 209)
Teori Darwin dan Teori Use and Disuse
A. Teori Darwin
Darwin menyatakan bahwa evolusi berlangsung karena adanya proses seleksi alam
(natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah proses pemilihan yang dilakukan oleh alam
terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai
dengan lingkungan yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme
yang bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai

Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari Kera. Nenek moyang manusia adalah
kera yang berevolusi menjadi manusia modern seperti sekarang ini.

Pendukung teori Darwin beranggapan bahwa semua makhluk berasal dari nenek moyang
yang sama. Pada awalnya kesimpulan itu adalah berdasarkan penemuan penemuan tulang belulang
hewan dan manusia purba termasuk kera purba. Kera tersebut secara bertahap mengalami
‘perbaikan biologis’ selama jutaan tahun sehingga menjadi manusia.

Secara DNA juga dijelaskan bahwa kera mempunya DNA yang sangat mirip dengan
manusia, sehingga teori ini secara logis bisa diterima. Namun kekuatan teori Darwin ini masih ada
kecacatan yaitu masih ada missing link dari proses evolusi manusia dari kera hingga manusia
modern. Missing link ini masih belum dapat ditemukan penyambungnya, sehingga tidak semua
orang bisa menerima teori darwin ini.

B. Teori Use and Disuse


Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu
atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk
digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang
digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami
perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada
lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda
dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan
tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya
sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya.
Jerapah

A. Pendapat Darwin

Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher pendek dan
ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun berubah
dan, berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari
makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup.
Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari daun-daun di
pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka jerapah
tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi
berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.

B. Pendapat Lammarck

Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika
terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh
makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil
daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin
panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-
generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan
antara Pendapat Darwin dan Pendapat Lammark dalam fenomena evolusi Jerapah ini.
Burung Finch

A. Pendapat Darwin
Spesies asli burung Finch datang ke kepulauan Galapagos dan kemudian tersebar
pada kondisi lingkungan yang bervariasi. Seiring berjalannya waktu, anatomi burung-
burung tersebut secara alami termodifikasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan
yang ada.
Dalam istilah yang lebih sederhana, mereka termodifikasi agar dapat lebih mudah
mengkonsumsi makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup untuk
reproduksi. Misalnya, burung Finch yang hidup di tanah memiliki paruh besar untuk
memecahkan biji-bijian. Burung yang berhasil bertahan hidup terus hidup dan
bereproduksi, sedangkan yang tidak berhasil beradaptasi meninggal dan punah.
Modifikasi pada paruh burung Finch ini mungkin berkembang setelah banyak generasi.
Karena burung-burung ini secara anatomis berbeda satu sama lain, mereka terisolasi
secara reproduktif, sehingga menimbulkan spesies berbeda.

B. Menurut Lammarck
Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup
selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga
sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak
pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan
antara Pendapat Darwin dan Pendapat Lammark dalam fenomena evolusi Burung Finch ini.
Dimana Darwin menyebutkan bahwa burung finch memodifikasi paruhnya untuk mengonsumsi
berbagai jenis makanan yang berbeda jenisnya. Sementara itu di dalam terori use and disuse,
Lammarck menyebutkan bahwa “jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering
digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan
pada lingkungan tersebut”
Ngengat Biston Betularia

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama
makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Pengertian dan arti
definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu yang hidup di alam,
sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup
dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan
sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.

Berdasarkan teori yang ada, seleksi alam yang terjadi pada ngengat biston betularia
yaitu, ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih
banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri,
jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini
terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih
bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak
dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris
menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih
menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat
keterkaitan antara Pendapat Darwin dan Pendapat Lammark dalam fenomena evolusi Ngengat
Biston Betualaria ini, karena

Teori evolusi tentang evolusi ngengat biston betularia yang telah berkembang ini sesuai dengan
teori Darwin tentang evolusi. Persamaan teori lamarck dengan teori darwin adalah evolusi sama-
sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang
menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan
organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.. Dan evolusi pada ngengat biston betularia ini
disebabkan oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau tidak dapat bertahan
akan seleksi alam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini sesuai dengan teori Darwin akan
tetapi tidak sesuai dengan teori use and disuse.
TUGAS III (Halaman 216)

Evolusi Gajah

1. Moeritherium
Moeritherium adalah genus yang terdiri dari beberapa spesies. Mamalia prasejarah ini
berkerabat dengan gajah dan, lebih jauh lagi, sapi laut. Mereka hidup di masa Eocene. Spesies
Moeritherium adalah hewan mirip babi yang hidup sekitar 37-35 juta tahun lalu. Bentuk
Moeritherium menyerupai tapir modern atau kuda nil pigmi. Ukuran mereka lebih kecil dari gajah
modern, tingginya hanya 70 sentimeter pada pundaknya dan panjangnya sekitar 3 m (9,8 kaki).
Mereka dipercaya senang berkubang di rawa dan sungai, seperti yang sekarang dilakukan oleh
kuda nil. Bentuk giginya membuktikan bahwa mereka memakan tumbuhan air lunak.

Wujud tengkoraknya menjelaskan bahwa Moeritherium tidak punya belalai seperti gajah,
walaupun ada kemungkinan mereka memiliki bibir atas yang fleksibel dan kuat untuk mencabut
tumbuhan air. Gigi taring mereka membentuk gading kecil, yang terlihat lebih mirip gigi kuda nil
ketimbang gajah modern.

2. Barytherium
Barytherium adalah genus dari keluarga punah (Barytheriidae) dari binatang berbelalai
primitif yang hidup pada Oligosen akhir Eocene dan awal di Afrika Utara. Para Barytheriidae
adalah Probiscidea ukuran besar pertama muncul dalam catatan fosil dan yang ditandai dengan
dimorfisme seksual yang kuat.Satu-satunya spesies yang dikenal dalam keluarga ini adalah
Barytherium kuburan, ditemukan pada awal abad ke-20 di Fayum, Mesir.

3. Numidotherium
Numidotherium adalah sebuah genus punah berbelalai awal ditemukan pada tahun 1984,
yang hidup selama Eosen tengah sekitar 46 juta tahun lalu di Afrika Utara, berat 200 kilogram.

4. Deinotherium

Deinotherium atau disebut Gading Pencangkul, adalah kerabat raksasa dari gajah modern
yang muncul di Pertengahan Miosen dan berlanjut hingga Awal Pleistocene. Saat itu ia hanya
berubah sedikit. Dalam kehidupannya Deinotherium sama seperti gajah modern, kecuali
belalainya yang lebih pendek, dan ia memiliki gading melengkung yang melekat di rahang
bawahnya. Deinotherium adalah mamalia darat terbesar ketiga didunia, hanya Indricotherium dan
Mammoth Sungai Songhua yang menandinginya (walaupun Mammuthus imperator bisa hampir
sebesar Mammuthus Sungari). Deinotherium jantan dapat tumbuh setinggi 3,5 hingga 4,2 meter
pada pundaknya, walaupun beberapa spesimen besar bisa mencapai 5 meter. Beratnya
diperkirakan mencapai 5 sampai 10 ton, dengan jantan besarnya yang dapat mencapai 14 ton.

5. Platybelodon
Platybelodon adalah genus mamalia herbivora besar terkait dengan gajah urutan
Proboscidea. Ini tinggal di Epoch Miosen, dan dari Afrika, Eropa, Asia dan Amerika Utara.
Platybelodon sebelumnya diyakini telah makan di daerah rawa dari sabana rumput menggunakan
gigi untuk sekop sampai vegetasi akuatik dan semi-akuatik. Namun, memakai pola pada gigi
menunjukkan bahwa itu digunakan gading rendah untuk strip kulit dari pohon.Platybelodon sangat
mirip dengan Amebelodon, spesies lain gomphothere. Kemungkinan lain adalah bahwa hal itu
digunakan perusahaan-gading sekop untuk menggali air di musim kemarau

6. Mastadon
Mastadon atau mastodont (bahasa Yunani: μαστός, "puting" dan οδούς, "gigi") adalah
spesies mamalia bergading besar dari genus Mammut yang ditemukan di Asia, Afrika, Eropa,
Amerika Utara dan Amerika Tengah.Mastodon Amerika adalah spesies yang terkini dan paling
terkenal dari kelompok ini. Yang membingungkan, beberapa genera proboscid dari famili
gomphothere memiliki nama yang agak mirip (contohnya Stegomastodon) namun mereka
sebenarnya lebih berkerabat dekat dengan gajah dibanding para mastodon.

Sementara mastodon memiliki ukuran dan penampilan yang mirip dengan gajah dan
mamut, mereka tidak benar-benar berkerabat dekat. Gigi mereka berbeda jauh dibandingkan
dengan gigi para keluarga gajah; mereka memiliki ujung lancip berbentuk kerucut pada mahkota
gigi gerahamnya, yang lebih cocok untuk mengunyah dedaunan ketimbang gigi bermahkota tinggi
milik mamut yang berguna untuk memakan rumput; nama mastodon (atau mastodont) berarti "gigi
puting" dan nama ini juga digunakan pada genus mereka. Tengkorak mereka lebih besar dan datar
dibanding kebanyakan mamut, dan kerangkanya lebih kekar.

7. Anancus
Tingginya 2,5 m (8 kaki) mirip binatang gajah modern dan memiliki dua taring,
sedangkan gomphotheres lainnya punya empat. Selain dari kaki yang agak pendek, Anancus
memiliki satu perbedaan utama dibandingkan dengan gajah modern: gading jauh lagi, sampai 4 m
(13 kaki) panjang. Gading adalah senjata pertahanan. Gigi geraham tidak terdiri dari lamellae
seperti gajah benar, tetapi katup, seperti tapir dan geraham babi; Anancus tinggal di hutan, makan
dari pohon dan semak-semak dan menggali umbi-umbian dan akar di lantai hutan, dan mati ketika
hutan memberikan cara untuk padang rumput.Meskipun tidak terkenal, Anancus setidaknya sama
besar sebagai sepupu nya mamut.

8. Cuvieronius
Cuvieronius ini dinamai naturalis Perancis Georges Cuvier, berdiri 2.7m (9 kaki) tinggi
dan tampak seperti seekor gajah modern kecuali untuk berbentuk spiral nya gading. Makhluk itu
awalnya berkembang di Amerika Utara, tetapi juga salah satu mamalia beberapa proboscid untuk
menjajah Amerika Selatan selama Great American Interchange (yang lain hanya menjadi dua
spesies dari genus Stegomastodon, juga gomphotheres), mencapai ada sekitar 2 juta tahun yang
lalu dan bepergian selatan sejauh Argentina.

9. Stegotetrabelodon
Stegodon adalah genus dari subfamili Stegodontinae yang telah punah dari ordo
Proboscidea. Stegodon hidup di benua Asia selama era Pliosen dan Pleistosen. Beberapa spesies
Stegodon merupakan yang terbesar dari antara semua Proboscidea, dengan Stegodon dewasa
memiliki tinggi 13 kaki.

10. Mamut
Mamut adalah genus gajah purba yang telah punah. Gadingnya melingkar membentuk
kurva ke arah dalam dan, dalam spesies utara, dengan rambut panjang. Mereka hidup dalam masa
Pleistosen sejak 1,6 juta tahun lalu sampai sekitar 10.000 tahun lalu. Kata mamut berasal dari
bahasa Rusia (мамонт).

Ada kesalahpahaman bahwa mamut lebih besar dari gajah. Spesies terbesar mamut yang
diketahui, Mammoth Sungai Songhua, memiliki tinggi sekurangnya 5 meter pada pundaknya.
Mamut umumnya memiliki berat 6-8 ton, namun mamut jantan yang besar beratnya dapat
mencapai 12 ton. Gading mamut sepanjang 3,3 meter ditemukan di utara Lincoln, Illinois tahun
2005. Sebagian besar spesies mamut memiliki ukuran sebesar Gajah Asia modern.

11. Loxodonta
Gajah Afrika adalah spesies gajah di Loxodonta genus, salah satu dari dua generasi yang
ada di Elephantidae.Ukuran gajah Afrika lebih besar dari gajah Asia.Gajah Afrika laki berdiri 3,64
meter (12 kaki) tinggi di bahu dan berat 5455 kg (12.000 lbs), sementara gajah Afrika perempuan
berdiri 3 meter (10 kaki) dan berat 3636 kg sampai 4545 kg (8.000 ke £ 11.000). Namun, laki-laki
bisa mendapatkan sebesar 6800 kg

12. Gajah Asia


Secara umum, gajah Asia lebih kecil dari gajah Afrika dan memiliki titik badan tertinggi
di kepala. Kembali mereka adalah cembung atau tingkat. Telinga mereka kecil dengan batas dorsal
lateral dilipat. Mereka memiliki hingga 20 pasang tulang rusuk dan tulang ekor 34. Kaki mereka
memiliki struktur yang lebih kuku-seperti dari yang gajah Afrika, lima pada setiap kaki depan, dan
empat pada setiap kaki belakang.
TUGAS IV (Halaman 216)

1. Cara mengetahui suatu populasi sedang berevolusi adalah dengan menggunakan Hukum
Hardy-Weinberg
2. Hukum Hardy-Weinberg adalah hukum yang menyatakan bahwa frekuensi alel dan
frekuensi geotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terjadi pengaruh-
pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut.
3. Suatu populasi dikatakan sedang mengalami evolusi apabila di dalam populasi tersebut
terjadi perubahan besar besaran dalam organisme dan system organ.
4. Selain seleksi alam, factor yang mendorong terjadinya evolusi adalah sebagai berikut :
a. Perkawinan tak acak
b. Migrasi
c. Hanyutan genetic
d. Mutase
e. Rekombinasi dan seleksi
TUGAS V (Halaman 220)

1. Pengertian Isolasi Geografi dan Radiasi Adaptif


 Isolasi geografis adalah terpisahnya satu spesies yang sama oleh suatu keadaan geopgrafis
menjadi dua atau lebih kelompok populasi. Adanya isolasi geografis menyebabkan
peristiwa allopatrik yaitu adanya isolasi geografis menyebabkan munculnya spesies baru
 Radiasi adaptif adalah proses di mana organisme berubah secara cepat menjadi beberapa
bentuk baru, khususnya saat ada perubahan lingkungan yang membuat adanya sumber baru
dan membuka niche ekologi tertentu.
2. Mekanisme pembentukan spesies baru melalui Isolasi Geografi dan Radiasi Adaptif
 Isolasi Geografi :
Suatu kondisi geografis memisahkan suatu populasi sehingga masing-masing spesies
tersebar terpisah. Adanya penyebaran spesies tersebut tidak memungkinkan terjadinya pertukaran
gen. Mengakibatkan proses ovulasi populasi tersebut berjalan terpisah. Semakin lama kedua
populasi yang terpisah akan semakin menunjukkan perbedaannya karena masing-masing
menjalani evolusi dengan caranya sendiri-sendiri. Setiap spesies yang terpisah mengalami mutasi
yang berbeda begitu pula seleksi alam yang berlangsung di dalamnya. Dimungkinkan terjadi
pergeseran susunan genetis dalam setiap spesies yang membentuk populasinya masing-masing.
Pada masing-masing spesies terpisah menurunkan keturunan yang baru, berbeda dengan spesies
awal sebelum populasi terpisah.
 Radiasi adaptif:
Suatu spesies dari tertua yang sama menyebar ke beberapa daerah kemudian beradaptasi
yang berbeda-beda sesuai kondisi lingkungan daerah yang baru sehingga akan membentuk spesies
baru.
TUGAS VI (Halaman 229 – 230)

No produk bioteknologi prinsip dasar jenis bioteknologi


1 bir Fermentasi bioteknologi konvensional
2 keju Fermentasi Bioteknologi konvensional
3 Roti fermentasi bioteknologi konvensional
4 yoghurt fermentasi bioteknologi konvensional
5 mentega Fermentasi bioteknologi konvensional
6 Bibit tanaman seragam kultur jaringan bioteknologi modern
7 bayi tabung fertilisasi buatan bioteknologi modern
8 domba dolly kloning bioteknologi modern
9 Terapi genetik modifikasi genetik bioteknologi modern
10 hewan transgenik rekayasa genetik bioteknologi modern

Berdasarkan table tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Prinsip dasar yang paling banyak digunakan dalam pembuatan produk tersebut ialah
fermentasi karena teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya memanfaatkan bahan-
bahan yang berharga relatif murah menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia. Keuntungan dari proses fermentasi ialah :
 Medium yang digunakan relatif sederhana
 Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil, karena air yang
digunakan relatif sedikit
 Inokulum atau mikroba atau mikroorganisme dapat disiapkan secara sederhana
 Kondisi medium tempat pertumbuhan jamur atau bakteri mendekati habitat alaminyaa
 Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang di antara tiap partikel substrat
 Produk yang dihasilkan dapat diperoleh dengan mudah

2. Berdasarkan prinsip dasarnya, produk yang dalam proses pembuatannya memiliki tingkat
kerumitan yang lebih tinggi ialah fertilisasi buatan, modifikasi genetik, dan rekayasa
genetik. Fertilisasi buatan dikatakan rumit karena suatu proses pembuahan sel
telur oleh sel sperma di luar tubuh sang wanita: in vitro (di dalam gelas kaca). Proses ini
melibatkan pemantauan dan stimulasi proses ovulasi seorang wanita, mengambil
suatu ovum atau sel-sel telur dari ovarium (indung telur) wanita itu dan membiarkan
sperma membuahi sel-sel tersebut di dalam sebuah medium cair di laboratorium. Sel telur
yang telah dibuahi (zigot) dikultur selama 2–6 hari di dalam sebuah medium pertumbuhan
dan kemudian dipindahkan ke rahim wanita yang sama ataupun wanita yang lain, dengan
tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan. Modifikasi genetik dikatakan rumit karena
penggunaan teknik bioteknologi modern untuk merubah sifat gen dari sebuah organisme,
baik itu binatang ataupun tumbuhan. Organisme-organisme yang telah dirubah dengan
teknik modifikasi genetik ini biasa disebut dengan istilah Genetically Modified
Organism (GMO). Rekayasa genetik dikatakan rumit karena memanipulasi atau
merubahan susunan genetik dari suatu organisme. Rekayasa genetika merupakan proses
buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa
genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau organisme
dengan sifat unggul, organisme tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik.
TUGAS VII (Halaman 245)

1. Yang terjadi apabila tidak ada satu pun ulat maupun hama pada tanaman tersebut adalah
padi akan mengalami pertumbuhan sangat signifikan tanpa ada konsumen yang
mengganggu. Karena dengan adanya padi yang antiserangan ulat, cacing dan tikus,
konsumen-konsumen tingkat I tersebut tidak dapat memakan padi yang telah mengalami
rekayasa genetik tersebut. Hama (konsumen I) yang mengalami kekurangan makanan lama
kelamaan populasinya berkurang hingga dapat mengalami kepunahan.
2. Burung pipit merupakan konsumen tingkat II, yang pada hidupnya bergantung pada
keberadaan konsumen tingkat I. Karena konsumen I itulah makanan bagi konsumen tingkat
II. Jadi, jika tidak ada serangga yang hidup pada ekosistem tersebut, burung pipit akan
tidak mempunyai makanan yang berakibat kematian dan kepunahan.
3. Tikus dan cacing tanah merupakan konsumen tingkat I, yang hidupnya bergantung pada
produsen. Karena konsumen menjadikan produsen sebagai makanannya. Sehingga, jika
padi tidak dapat dikonsumsi oleh tikus dan cacing tanah. Mereka tidak bisa mendapatkan
makanan yang mengakibatkan kematian dan kepunahan.
4. Ya, perubahan pada populasi tikus, ulat, dan cacing dapat mempengaruhi populasi ular,
burung pipit, burung elang, kucing, ayam, dan bebek karena populasi ular burung pipit
burung elang kucing ayam dan bebek (konsumen tingkat II) bergantung pada populasi ulat
cacing dan tikus (konsumen tingkat I) karena konsumen tingkat II memakan konsumen
tingkat I. Apabila populasi konsumen tingkat I berkurang bahkan tidak ada maka populasi
konsumen tingkat II akan berkurang dan lama-lama akan mati atau punah.
5. Penggunaan tanaman hasil rekayasa berpengaruh terhadap populasi ulat cacing dan tikus
(konsumen tingkat I) yang merupakan mangsa dari burung pipit ular kucing bebek dan
ayam (konsumen tingkat II) dan populasi tersebut merupakan mangsa dari burung elang
dan serigala (konsumen tingkat III). Dan jika ulat cacing dan tikus (konsumen tingkat I)
sudah tidak memiliki makanan maka populasi hewan-hewan yang menempati posisi
rantai makanan konsumen tingkat II , III akan terganggu karena tidak memilik mangsa
dan lama kelamaan dapat punah.
6. Pembuatan suatu varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap hama (ulat, cacing
pemakan akar dan tikus) berdampak baik bagi produksi namun tidak berdampak baik pada
jalannya rantai makanan karena konsumen pemakan padi tidak memiliki makanan yang
mengakibatkan konsumen selanjutnya berkurang juga karena konsumen sebelumnya
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai