Anda di halaman 1dari 10

Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang .....

PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA TENTANG DEMOKRASI INDONESIA


TAHUN 1928-1960

Feri Priyanto, Sumarjono, Nurul Umamah


Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: umamahnurul@ymail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah Mohammad Hatta sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran serta
gagasan yang cemerlang dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan agama. Salah satu gagasan Mohammad
Hatta yang muncul pada tahun 1928 sampai dengan tahun 1960 adalah tentang demokrasi Indonesia. Konsep
demokrasi dari Mohammad Hatta berbeda dengan demokrasi Barat yang dikritiknya karena melahirkan kekuasaan
kapitalisme. Mohammad Hatta mengharapkan bukan hanya demokrasi dibidang politik saja, tetapi dibidang
ekonomi harus diperhatikan. Mohammad Hata menjadi peletak dasar konsep keIndonesia yang lebih mendalam
yaitu konsep keadilan, keterbukaan, serta demokrasi. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni
(1) bagaimana kondisi lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pendidikan yang mempengaruhi pemikiran
Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia; (2) bagaimana bentuk-bentuk pemikiran Mohammad Hatta tentang
demokrasi Indonesia; (3) bagaimana usaha-usaha Mohammad Hatta untuk mewujudkan pemikirannya tentang
demokrasi Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah (1) memahami kondisi lingkungan sosial, budaya, ekonomi,
politik dan pendidikan yang mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia; (2)
memahami bentuk-bentuk pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia; (3) memahami usaha-usaha
Mohammad Hatta untuk mewujudkan pemikirannya tentang demokrasi Indonesia. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode sejarah mempunyai empat
langkah, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi
pengetahuan dan antropologi, serta menggunakan teori Hermeneutika. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia berdasarkan tuga sumber gagasannya yaitu ajaran
Islam, azas kekeluargaan/kebersamaan dan sosialisme Barat, serta kondisi lingkungan sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan pendidikan yang turut mempengaruhinya.

Kata kunci: Pemikiran, Mohammad Hatta, Demokrasi, Indonesia.

ABSTRACT

The background of this study was Mohammad Hatta as a figure who had a brilliant thoughts and ideas in the areas
of political, economic, social, cultural and religious. Mohammad Hatta One idea that emerged in 1928 through
1960 is about democracy in Indonesia. Mohammad Hatta concept of democracy is different from Western
democracy is criticized because of the birth of capitalism. Mohammad Hatta expect not only democracy in the
political field, but in the economic field must be considered. Mohammad Hata became the foundation stone
keIndonesia deeper concept is the concept of fairness, openness, and democracy. The formulation of the issues
raised in this study: (1) how the environmental conditions of the social, cultural, economic, political and
educational influence the thinking on democracy Indonesia Mohammad Hatta; (2) how the forms of thinking about
democracy Mohammad Hatta, Indonesia; (3) how the efforts of Mohammad Hatta to realize his thoughts on
democracy in Indonesia. The purpose of this study is (1) to understand the environmental conditions of the social,
cultural, economic, political and educational influence the thinking on democracy Indonesia Mohammad Hatta;
(2) understand the forms thinking of Mohammad Hatta about democracy Indonesia; (3) understand the efforts of
Mohammad Hatta to realize his thoughts on democracy in Indonesia. he method used in this study using historical
research. The historical method has four steps: heuristic, criticism, interpretation, and historiography. This
research use knowledge of sociology and anthropology, as well as using the theory of hermeneutics. The conclusion
of this study is thinking of Mohammad Hatta about democratic Indonesia discharge of duties based on the idea
that the source of the teachings of Islam, the principle of kinship / togetherness and Western socialism, and
environmental conditions, social, cultural, political, economic, and education that helped influence.
Keywords: Thinking, Mohammad Hatta, Democracy, Indonesia.

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 2

PENDAHULUAN politik luar negeri Indoensia. Terbukti pada tahun 1948,


sebagai negara yang baru merdeka Indonesia langsung

Mohammad Hatta merupakan tokoh besar yang menujukkan kontribusinya terhadap dunia Internasional

berjasa dalam membangun negeri ini. Peran Mohammad melalui kebijakan politik luar negerinya dengan doktrin

Hatta sebagai salah satu dari pendiri bangsa atau politik luar negeri “bebas aktif”. Melalui doktrin politik

Founding Fathers dan proklamator Republik Indonesia luar negeri “bebas aktif”, Mohammad Hatta juga dikenal

(RI) bersama Soekarno adalah merancang negara sebagai bapak politik luar negeri Indonesia (Bagun, 2002:

Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sebagai tokoh 230). Bentuk pemikiran Muhammad Hatta merupakan

yang akan terus dikenang oleh bangsa Indonesia, sebuah inspirasi dalam konteks politik luar negeri yang

Mohammad Hatta juga dikenal sebagai bapak pendiri bebas aktif, walaupun dalam kutipan pidatonya yang

koperasi di Indonesia. Jasa-jasa lainnya dari seorang berjudul “Mendayung Antara Dua Karang” pada tahun

Mohammad Hatta untuk bangsa ini adalah sebagai bapak 1948 tidak mengungkapkan "bebas aktif" namun bisa

politik luar negeri Indonesia, melalui gagasan politik luar ditarik kesimpulan gagasannya tersebut menginginkan

negeri “bebas aktif”nya tersebut diterapkan oleh Republik sebuah bangsa yang mandiri di tengah konflik blok Barat

Indonesia sampai dengan sekarang. Selain dalam bidang dan blok Timur.

politik, Mohammad Hatta juga menaruh perhatiannya Berdasarkan atas jasa-jasanya terhadap bangasa

pada bidang pendidikan dan agama yang menarik untuk Indonesia, Mohammad Hatta termasuk pemikir Indonesia

kita kaji secara mendalam. yang mempunyai pendapat bahwa perkembangan suatu
masyarakat memerlukan perencanaan yang rasional.
Mohammad Hatta sebagai bapak pendiri bangsa
Mohammad Hatta memilih cara yang bertahap namun
atau Founding Fathers sekaligus proklamator Republik
nyata. Hal ini tercermin jauh sebelum Indonesia merdeka.
Indonesia merupakan seorang pejuang yang hampir
Pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi
seluruh perhatiannya dicurahkan untuk kemerdekaan
berwatak sosialis, didasari pada sifatnya yang kritis tetapi
Indonesia. Mohammad Hatta banyak memberikan
rasional terhadap demokrasi barat. Sebelumnya
kontribusi yang sangat luar biasa bagi bangsa ini seperti
Mohammad Hatta berpendapat bahwa demokrasinya
menyusun undang-undang dasar dari negara yang baru
berbeda dengan demokrasi barat. Berbeda dengan sudut
saja terbentuk. Hal tersebut terlihat pada usulan
pandang Syahrir yang secara menyeluruh menerima
Mohammad Hatta dalam rapat Panitia Persiapan
demokrasi barat atau Soekarno yang secara tegas menolak
Kemerdekaan Indonesia menginginkan rancangan
adanya demokrasi barat. Menurut Mohammad Hatta
undang-undang dasar supaya lebih detail, menurutnya jika
demokrasi sebenarnya memiliki tujuan yang mulia, yaitu
undang-undang dasar negara lebih detail maka dapat
kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan seperti yang
dijadikan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat dalam semboyan Revolusi Prancis 1789 (Hatta,
yang kuat (Noer, 1990: 258-259).
1976 : 11).
Mengenai kemakmuran masyarakat dalam
Berdasarkan uraian diatas, tentu dapat dilihat
kehidupan berbangsa dan bernegara, Mohammad Hatta
bahwa Mohammad Hatta sebagai peletak dasar konsep ke
dalam konsepsi pemikirannya muncul gagasan mengenai
Indonesiaan yang lebih mendalam, yaitu konsep keadilan,
sistem koperasi. Sistem koperasi yang dimiliki
keterbukaan serta demokrasi, perlu mendapat perhatian
Mohammad Hatta berasal dari hasil belajarnya selama di
khusus. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam
Scandinavia. Melalui koperasi rupanya Mohammad Hatta
tentang pemikiran dan perjuangan Mohammad Hatta
menilai kecocokan sistem tersebut untuk diterapkan di
tentang demokrasi yang utama untuk Indonesia. Adapun
Indonesia, yang merupakan paham sosialis (Noer, 1990:
dari beberapa tulisan-tulisan Mohammad Hatta misalnya,
715-716).
Ke Arah Indonesia merdeka, Indonesia Vrij, Lampau dan
Selain dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia,
Datang dan Demokrasi Kita, jika kita perhatikan secara
Mohammad Hatta juga berperan aktif dapat kebijakan

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 3

mendalam semua masalah diatas adalah untuk 2. Bagi mahasiswa dan calon guru sejarah, dapat
menemukan sistem kekuasaan pemerintahan berdasarkan menambah penguasaan materi Sejarah
asas kedaulatan rakyat yaitu sebuah demokrasi. Maka Intelektua l.
untuk memahami lebih lanjut tentang demokrasi peneliti 3. Bagi ilmu pengetahuan, dapat menambah
memilih judul “ Pemikiran Mohammad Hatta Tentang perbendaharaan ilmu pemikiran Mohammad
Demokrasi Indonesia Tahun 1928-1960”. Hatta tentang demokrasi serta pengembangan
ilmu Sejarah di Indonesia umumnya.
Permasalahan yang di bahas adalah: 4. Bagi Almamater, sebagai salah satu wujud dari
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi .
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi lingkungan sosial, budaya, METODE PENELITIAN
ekonomi, politik dan pendidikan yang Metode penelitian memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta suatu penelitian. Metode penelitian berguna sebagai landasan
tentang demokrasi Indonesia? sekaligus memperoleh data dan menganalisis data dalam
2. Bagaimana bentuk-bentuk pemikiran mencari kebenaran ilmiah. Metode penelitian yang digunakan
Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia? dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode
penelitian sejarah merupakan prosedur kerja sejarawan
3. Bagaimana usaha-usaha Mohammad Hatta untuk
untuk menguji dan menganalisis sumber-sumber sejarah
mewujudkan pemikirannya tentang demokrasi
Indonesia? berupa rekaman dari peniggalan masa lampau secara logis,
kritis, dan kronologis, yang kemudian disajikan menjadi
Tujuan penelitian ini adalah:
kisah sejarah yang menarik. Gottschalk (1986:32),
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: mengemukakan bahwa metode sejarah merupakan proses
1. Memahami kondisi lingkungan sosial, budaya, menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa
ekonomi, politik, dan pendidikan yang lampau. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nugroho
mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta Notosusanto ada empat langkah penelitian sejarah, yaitu : 1)
tentang demokrasi. heuristik; 2) kritik; 3) interpretasi; 4) historiografi.
2. Memahami bentuk-bentuk pemikiran Kegiatan Heuristik merupakan langkah pertama dalam
Mohammad Hatta tentang demokrasi. penelitian sejarah. Heuristik adalah proses mencari atau
menemukan jejak-jejak sejarah atau data-data yang dapat
3. Memahami usaha-usaha Mohammad Hatta untuk
digunakan sebagai sumber-sumber untuk menyelesaikan
mewujudkan pemikirannya tentang demokrasi.
masalah dalam penelitian sejarah (Notosusanto, 1971:18).
Berkaitan dengan kegiatan Heuristik, Penulis berusaha mencari
Manfaat penelitian ini adalah: berbagai sumber sejarah yang berkaitan dengan penulisan
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di penelitian ini, seperti materi yang berkaitan dengan tulisan
atas penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: langsung dari Mohammad Hatta. Buku selanjutnya berjudul “
1. Bagi Peneliti, sebagai sarana latihan dalam Karya Lengkap Bung Hatta” yang terdiri dari 3 jilid/buku, lalu
melakukan penelitian dan penulisan karya karya Meutia Farida Swasono dengan “Bung Hatta Pribadinya
ilmiah, latihan berfikir dan memecahkan Dalam Kenangan”. Pertimbangan penulis menjadikan buku
masalah secara kritis dan logis memperdalam tersebut sebagai sumber primer ialah karena buku ditulis
pengetahuan tentang pemikiran Mohammad langsung oleh tokoh utama yang dibahas dalam penelitian,

Hatta tentang demokrasi Indonesia . Kemudian sumber sekunder yang telah ditemukan oleh peneliti
ketika melakukan pengumpulan data diantaranya karya Adhe

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 4

Firmansyah dengan judul “Hatta Si Bung yang Jujur dan Politik, dan Pendidikan yang Mempengaruhi
Sederhana”, karya Dr. Deliar Neor dengan judul “Mohammad Pemikiran Mohammad Hatta Tentang Demokrasi
Hatta Biografi Politik”, “Demokrasi Untuk Indonesia” karya Indonesia
Zulfikri Suleman, dan buku Dr. Deliar Noer dengan judul 1. Lingkungan Sosial
“Mohammad Hatta Hati Nurani Bangsa”. Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus
Langkah kedua dalam penelitian sejarah setelah 1902 didaerah Bukittinggi, Sumatra Barat. Mohammad
sumber berhasil ditemukan yakni melakukan kritik sebagai Hatta dilahirkan dalam dua lingkungan keluarga yang
tindak lanjut dari pengujian sumber Peneliti melakukan uji berbeda, suatu perbedaan yang nantinya berpengaruh
keabsahan tentang keaslian sumber yang dilakukan melalui terhadap pendidikan dimasa depannya. Ayah dari
kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan (kredibilitas) dari Mohammad Hatta yaitu Haji Muhammad Djamil
sumber melalui kritik intern. Kritik ekstern bertujuan untuk merupakan keturuan seorang pemilik surau dan pengasuh
melihat dan menilai apakah sumber yang digunakan itu asli dari tarikat Naqsabandiyah yang ada di Batuhampar.
atau tidak. Seperti halnya Buku yang berjudul “ Karya Lengkap Sedangkan ibunya yang bernama Siti Saleha berasal dari
Bung Hatta” yang merupakan kompilasi dari kumpulan kalangan keluarga pedagang yang ada di Bukittinggi.
karangan-karangan dari Mohammad Hatta sendiri. Sedangkan Kakek Mohammad Hatta yang bernama Ilyas atau yang
kritik intern digunakan salah satunya adalah dalam buku Untuk biasa dipanggil Pak Gaek memiliki usaha dagang yang
Negeriku” dari jilid 1 sampai jilid 3, yang mana ketiga buku luas serta kontrak usaha jasa pos dari pemerintahan
tersebut adalah tulisan langsung dari Mohammad Hatta,. Kolonial.
Langkah berikutnya dalam penelitian sejarah adalah melakukan Sedangkan nenek Mohammad Hatta Aminah yang
interpretasi yaitu proses penafsiran terhadap fakta. Proses dipanggilnya Mak Gaek. Suatu hal yang perlu kita ketahui
penafsiran ini dilakukan dengan menyeleksi fakta (Notosusanto, bersama bahwa dalam kebudayaan Minangkabau terdapat
1971:17). Penulis memperoleh fakta-fakta sejarah berdasarkan tradisi kehidupan berdasarkan matrilineal. Sebenarnya
aspek pembahasan dalam penyusunan penulisan, penulis asal-usul keluarga ibu Mohammad Hatta masih
menguraikan kondisi lingkungan sosial-budaya, pendidikan, dan mengalami simpangsiur yang menyebabkan Mohammad
politik yang mempengaruhi pola pemikiran Mohammad Hatta, Hatta dan Ibunya tidak memiliki gelar adat dari
dan pemikiran serta implementasi mengenai demokrasi dalam Minangkabau. Hal tersebut dirasa tidak lazim sebab setiap
kehidupan politik di awal masa kemerdekaan Indonesia. orang minangkabau pasti mengenal suku Ibunya

Langkah terakhir dalam penulisan ini adalah (Suleman, 2010: 56-58).

Historiografi. Menurut Notosusanto (1971:24), historiografi Kondisi lngkungan sosial yang dialami oleh seorang

merupakan bagian dari metode sejarah yaitu menuliskan hasil Mohammad Hatta menjadi faktor dalam membentuk pola
pikirannya tentang demokrasi Indonesia. Menurut
interpretasi atas fakta-fakta sejarah yang telah disusun secara
Mohammad Hatta kondisi kehidupan masyarakat
analitis, kronologis dan sistematis menjadi suatu kisah yang
Indonesia haruslah sesuai dengan kepribadian bangsanya
selaras. Historiografi yang dilakukan penulis diantaranya,
yang ada disetiap sendi-sendi kehidupan didesa yang
menulis kondisi yang mempengeruhi pemikiran Mohammad menggambarkan demokrasi kecil yang nantinya akan
Hatta tentang demokrasi Indonesia, bentuk-bentuk mengantarkan Indonesia dalam kehidupan yang adil dan
pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia, makmur tanpa adanya penindasan.
dan usaha-usaha Mohammad Hatta untuk mewujudkan
pemikirannya tentang demokrasi Indonesia. 2. Kondisi Lingkungan Budaya
Dari segi sosio-kultural dan agama memiliki
karakteristik yang sangat unik jika dibandingkan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
suku bangsa lainnya yang ada di wilayah Indonesia.
Minangkabau mempunyai sistem sosial masyarakatnya
A. Kondisi Lingkungan sosial, Budaya, Ekonomi,

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 5

yaitu matrilineal, dimana garis keturunan seseorang Andalas atau lebih dikenal dengan Swarnadwipa (pulau
ditarik dari pihak ibunya bukan ditarik dari keturunan berwarna kuning) sebab dari banyaknya hasil emas yang
laki-laki atau ayahnya (patrilineal). Jadi, sistem dalam dihasilkan oleh daerah tersebut. Sebagian emas tersebut
keluarga Minangkabau seorang laki-laki mempunyai dihasilkan oleh daerah Minangkabau yang diketahui
tanggung jawab penuh terhadap kemenakannya, seperti sudah berjalan sejak abad ke-12 terutama didaerah tanah
halnya laki-laki dalam keluarga Minangkabau, datar dan bagian hulu dari sungai Kampar Kiri dan
Mohammad Hatta bertanggung jawab penuh terhadap Kampar Kanan. Majunya sektor pertambangan tersebut
kemenakannya. terdengar sampai ditelinga bangsa Barat. Datangnya
Meskipun menganut sistem matrilineal, namun bangsa Barat ke Minangkabau merubah struktur ekonomi
dalam hal sistem kekuasaan minangkabau bukanlah yang ada, sehingga membuat orang-orang Minangkabau
penganut matriakhaat. Kekuasaan pada prakteknya dalam lambat laun tersingkir kekuasaannya oleh bangsa Barat.
kehidupan sehari-hari dipegang oleh mamak ( saudara Mohammad Hatta yang sedari kecil hidup dalam
laki-laki ibu). Jadi dengan demikian pemusatan kekuasaan lingkungan pengusaha, membuat dirinya berbeda dengan
tidak terdapat ditangan wanita seperti yang terdapat pada putra-putra Minangkabau yang lain pada masa itu.
kekuasaan matriakhat. Laki-laki dan perempuan memiliki Kebanyakan dari putra Minangkabau lebih memilih untuk
peran dan kedudukan sendiri yang sama pentingnya. melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa bahwa dengan cita-cita menjadi seorang dokter atau ahli hukum.
sosok Mohammad Hatta yang berasal dari latar belakang Sedangkan Mohammad Hatta lebih memilih menjadi
keluarga yang berbeda dalam membentuk kepribadian seorang ekonom.
Mohammad Hatta. Salah satunya adalah lingkungan Mohammad Hatta yang lahir dan tinggal dalam
budaya Minangkabau yang kental dengan adat dan lingkungan pengusaha yang berkolaborasi dengan
peraturan agama Islamnya. Pola budaya masyarakat pemerintah jajahan menjadikannya sebagai seorang
egaliter Minangkabau sangat mempengaruhi pemikiran politisi nonkooperator terhadap pemerintah jajahan.
dan pandangan Mohammad Hatta mengenai sistem Penyebabnya adalah, Mohammad Hatta yang pada waktu
demokrasi Indonesia yang harus digunakan kelak dalam itu masih sebagai seorang bocah yang masih lugu dan
pemerintahan Indonesia yang merdeka. polos melihat perlakuan dari pemerintahan Belanda yang
menyiksa secara fisik dan mental orang-orang didesanaya.

3. Kondisi Lingkungan Ekonomi Waktu itu terjadi pemberontakan rakyat pribumi atau yang

Daerah Minangkabau yang bentuk geografisnya lebih dikenal dengan perang Kemang tahun 1908 (Bagun,

berbukit-bukit dan bergunung gunung menandai bahwa 2002:92-93).

kondisi tersebut yang menyebabkan para penduduknya Kondisi lingkungan ekonomi Mohammad Hatta turut

menjadi perantau. Kondisi ekonomi masyarakat membentuk pemikirannya untuk kehidupan yang lebih

Minagkabau pada mulanya berpusat pada usaha bercocok layak. Hal tersebut bukan hanya untuk kehidupan

tanam padi di persawahan yang dikerjakan sejak ratusan pribadinya saja, melainkan untuk kehidupan masyarakat

tahun secara canggih, seperti umumnya tanah persawahan Indonesia agar dapat merasakan kehidupan ekonomi yang

yang berada di seluruh Asia Tenggara (Noer, 1990:2-3). lebih layak. Melalui kehidupan ekonomi Mohammad

Meskipun secara geografis terdapat bukit-bukit dan berada Hatta dikenal juga sebagai bapak koperasi Indonesia.

di daerah pegunungan, masyarakat Minangkabau masih Mohammad Hatta menginginkan agar koperasi menjadi

tetap dapat bercocok tanam demi keberlangsungan hidup wadah ekonomi yang dapat menolong masyarakat dari

mereka. kemelaratan dan keterbelakangan terutama dari

Jenis usaha lain yang dikembangakan oleh penjajahan pemerintah kolonial.

masyarakat Minangkabau yang dijalankan selama


berabad-abad yaitu penambangan dan perdagangan emas. 4. Kondisi Lingkungan Politik

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 6

Mohammad Hatta mulai mengenal dunia politik tidak melanjutkan tradisi surau tersebut melainkan lebih
sejak dirinya menjabat sebagai bendahara saat berusia 15 memilih jalan kehidupannya sendiri. Seandainya
tahun pada organisasi Jong Sumatranen Bond. Mohammad Hatta ingin melanjutkan tradisi suraunya
Mohammad Hatta mengenal oraganisasi tersebut ketika tersebut, sudah tentulah Mohammad Hatta akan
pada Januari tahun 1928 Nazir Dt. Pamontjak datang ke melanjutkan pendidikannya ke Mekkah atau Madinah
Padang sebagai utusan dari Jong Sumatranen Bond, salah untuk menuntut ilmu agama.
satu perkumpulan pemuda Sumatera yang belajar di Pada masa kecil Mohammad Hatta bersekolah di
sekolah menengah Betawi yang didirikan pada 9 Bukittinggi di Padang yaitu di ELS (Europeesche Lagere
Desember 1917. Pada kesempatan itulah Nazir Dt. school) yaitu sekolah dasar untuk orang kulit putih. Di
Pamontjak diminta untuk menjadi propagandis ke sekolah tersebut berbahasa Belanda, dan Mohammad
Sumatera Barat dan mendirikan cabang-cabang Hatta menempuh masa sekolah dasarnya sampai tahun
perkumpulan dipadang dan Bukittinggi. 1913 dan kemudian melanjutkan ke MULO (Meer
Pada waktu itu ketertarikan Mohammad Hatta Uitgebreid Lagere School) sampai tahun 1917
masuk ke dalam oraganisasi Jong Sumatranen Bond Setelah lulus dari MULO, Mohammad Hatta
karena berawal dari mendengar sebuah semboyan dalam melanjutkan sekolahnya di Jakarta yaitu di PHS (Prins
bahasa Belanda yang didengung-dengungkan oleh Hendrik School) atau sering disebut sebagai sekolah
seorang guru ilmu bumi yang bernama Van der Veen: dagang Prins Hendrik. Setelah lulus dari PHS
Molukken is het verleden, Java is het heden, en Sumatra Mohammad Hatta memutuskan untuk melanjutkan
is de toekomst”(Maluku adalah masa lalu, Jawa masa studinya ke Netherland, Belanda. Mohammad Hatta
sekarang dan Sumatera adalah masa depan). Mohammad melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi dagang
Hatta yang masih belum mengerti politik tidak (Nederlansche Handels Hooge School) di Rotterdam.
mengetahui bahwa itu adalah semboyan kaum kolonial Kondisi lingkungan pendidikan banyak mempengaruhi
Belanda. Maluku yang sudah diperas seluruh kekayaannya pemikrian Mohammad Hatta tentang demokrasi
dan sudah tidak sekaya pada abad ke-17 karena sudah Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan banyak
tidak menghasilkan keuntungan bagi pemerintah Kolonial menuangkan ide-ide dan pemikirannya untuk kemajuan
Belanda. Dan sekarang adalah Jawa sebagai gantinya rakyat dan bangsa Indonesia serta saran-saran positif bagi
sebagai daerah yang menghasilkan keuntungan berlipat perjuangan bangsa Indonesia yang memberikan peran
ganda dari yang terdahulu. Sedangkan Sumatera yang dalam pembentukan pemikirannya tentang demokrasi
tanahnya banyak mengandung minyak dan logam Indonesia.
merupakan pulau harap bagi kapitalisme kolonial yang
akan diperas pada masa datang. Pengalaman-pengalaman B. Bentuk-Bentuk Pemikiran Mohammad Hatta
itulah yang memberikan bentuk dan mengisi kepribadian Tentang Demokrasi Indonesia
pemuda Indonesia termasuk Mohammad Hatta. Kondisi
lingkungan politik dan interaksi dengan para tokoh politik 1. Demokrasi Barat dalam Pandangan Mohammad
tersebut banyak mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta
Hatta tentang demokrasi Indonesia. Menurut pandangan Mohammad Hatta demokrasi
Barat bukanlah demokrasi politik, yaitu demokrasi dalam

5. Kondisi Lingkungan Pendidikan kehidupan politik, melainkan liberalisme secara umum.

Mohammad Hatta yang terlahir dari keluarga yang Maka Mohammad Hatta mengidentikan demokrasi Barat

berlatar belakang tradisi surau di Batu Hampar, kakeknya dengan sesuatu yang menimbulkan kekuasaan kapitalisme

yang merupakan seorang tokoh ulama besar yang disegani yang tidak membawa kemerdekaan rakyat, yang

pada masa itu yang bernama Syaikh Abdurrahman. dimaksudkan sebenarnya adalah paham liberalisme.

Namun pada kelanjutannya Mohammad Hatta ternyata Karena liberalisme mengandung paham kebebasan

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 7

individual. Kritik mengenai liberalisme mulai datang dari dijelaskan bahwa demokrasi yang berdasarkan asaz
penganut ideologi lainnya seperti Marx dan para tolong-menolong serta kebersamaan dan kekeluargaan
pendukungnya atau dari kaum intelektual liberal yang yang tertuang dalam konsep koperasi iterjemahkan
senantiasa berfikir tentang perbaikan masyarakat dengan menjadikan koperasi sebagai sokoguru
(Suleman, 2010: 141-142). perekonomian nasional.
Dari sudut inilah Mohammad Hatta beranjak dan Sebagai penjelasan akhir dari pandangan
menolak demokrasi yang bersifat individualisme, karena Mohammad Hatta mengenai demokrasi politik dan
dalam perkembangan masyarakat di kemudian hari, kaum demokrasi ekonomi yaitu melalui kehidupan masyarakat
pemodallah yang cepat bisa memanfaatkan bentuk asli Indonesia yang memiliki ciri kehidupan secara
demokrasi yang seperti ini. Kaum pemodal, kapitalis bisa Kolektivisme atau kebersamaan diajadikan sebagai sendi
tumbuh bila tidak ada kekuatan pengimbang terhadap dalam mengembangkan tatanan demokrasi untuk
dirinya. Dengan demikian, tumbuh dominan kaum Indonesia merdeka. Penjelasan secara konkret adalah
kapitalis dalam demokrasi kapitalis inilah terbuka lebar pertama, unsur rapat/musyawarah dan mufakat melandasi
jalan I’exploitation de I’hommepar I’homme, yakni pengembangan demokrasi dalam kehidupan politik.
ekploitasi manusia atas manusia. Penjelasan dari istilah Sedangkan yang kedua, tradisi tolong-menolong dengan
tersebut adalah penindasan yang dilakukan oleh kaum melalui pengembangan koperasi merupakan dasar dari
pemilik modal seperti manusia petani kecil dieksploitasi pengembangan demokrasi dalam kehidupan ekonomi.
manusia pemilik tanah dan yang lemah dieksploitasi yang Dari semua itulah yang menjadi kontruksi pemikiran
kuat. Sedangkan kelemahan yang kedua adalah Mohammad Hatta tentang demokrasi Indonesia.
demokrasi Barat selalu memiliki sisi politik dan ekonomi,
yaitu demokrasi politik dan sistem ekonomi kapitalisme. 3. Koperasi Sebagai Demokrasi Ekonomi Rakyat
Secara spesifik yang ingin dukemukakan oleh Mohammad Indonesia
Hatta mengenai sistem ekonomi kapitalis yang lahir Gagasan koperasi sebenarnya telah dikenal di
terlebih dahulu dan sistem demokrasi diciptakan dan Indonesia sejak akhir abad ke-19, ditandai dengan adanya
diterapkan untuk menjamin keberlangsungan dari sistem sebuah oganisasi swadaya (self-help organization) sebagai
kapitalisme bukanlah sebaliknya. cara untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di
2. Demokrasi Politik dan demokrasi Ekonomi kalangan pegawai dan petani oleh Patih Purwokerto, Tirto
Demokrasi yang diperkenalkan oleh pemikiran Adisuryo, yang kemudian dibantu oleh pejabat Belanda
Mohammad Hatta merupakan demokrasi yang dan menjadi bagian dari program pemerintah kolonial
berdasarkan pada kelemahan-kelemahan yang terkandung (Bagun, 2002: 294). Akan tetapi dalam perkembangannya
dalam demokrasi Barat dengan sifat masyarakat desa di koperasi bukanlah hasil pembinaan dari pemerintah
Indonesia yang asli. Demokrasi Mohammad Hatta kolonial melainkan usaha yang dibangun sendiri oleh
merupakan kedaulatan rakyat yang lebih sempurna gerakan kebangsaan yang dipimpin oleh para kaum
sebagai dasar pemerintahan Republik Indonesia yang cendekiawan.
tidak sama dengan individualisme, karena individualisme Sepak terjang Mohammad Hatta sebagai salah satu
dianggap sebagai suatu penyakit yang harus dihindari. pelopor ekonomi yang berdasarkan asas kerakyatan di
Demokrasi politik yang ingin dijelaskan oleh negeri ini mendapatkan penghargaan yang tinggi, beliau
Mohammad Hatta adalah demokrasi yang mencerminkan dikenal sebagai bapak ekonomi kerakyaatan.
sifat keperibadian kehidupan asli dari masyarakat Tujuan dari koperasi menurut Mohammad Hatta
Indonesia yang sejak dulu sudah ada, sifat-sifat tersebut yaitu menyelenggarakan keperluan hidup bersama dengan
seperti rapat, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan sebaik-baiknya dan memperbaiki nasib orang-orang yang
sikap kritis terhadap peguasa. Sedangkan pengertian lemah ekonominya dengan jalan kerjasama. Selain
untuk demokrasi ekonomi oleh Mohammad Hatta menguraikan mengenai tujuan koperasi, Mohammad

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 8

Hatta juga menganalogikan bahwa antara satu individu C. Usaha-Usaha Mohammad Hatta Untuk
dengan individu yang lain seperti sebuah sapu lidi, yang Mewujudkan Pemikirannya Tentang Demokrasi
mana jika lidi tersebut berjalan sendiri-sendiri menjadi Indonesia
lemah dan mudah dipatahkan. Tetapi apabila lidi tersebut
1. Demokrasi Parlementer
diikat menjadi sebuah sapu, maka ia akan menjadi satu
Mohammad Hatta menggaris besarkan bahwa
kesatuan yang kuat dan tidak akan mudah untuk
demokrasi parlementer yang dilaksanakan pada tahun
dipatahkan.
1955 bukan hanya memiliki parlemen sebagai wakil
rakyat tetapi juga memiliki pemerintahan yang
4. Kebangsaan dan Kerakyatan bertanggung jawab pada parlemen. Disamping itu
Pada tahun 1932, Mohammad Hatta dalam brosur parlemen dan peralatan parlementer merupakan suatu
Ke Arah Indonesia Merdeka menjelaskan tentang cita-cita langkah kearah pembangunan demokrasi parlementer.
dalam perjuangan dan merebut kemerdekaan dan Menurut Mohammad Hatta, demokrasi
perjuangan dalam mengisi kemerdekaan. Cita-cita parlementer mengutamakan aspek-aspek politik, karena
Mohammad Hatta dalam membangun negara Indonesia cita-cita demokrasi politik di Barat telah maju. Definisi
yang merdeka, bersatu dan demokratis yaitu tentang Parlementer di Barat merupakan hasil politik dari suatu
demokrasi politik. Brosur Ke Arah Indonesia Merdeka evaluasi politik karena lapisan demi lapisan dan
(1932) yang ditulis oleh Mohammad Hatta dijadikan masyarakat memperoleh kekuatan ekonomi, mereka maju
sebagai pedoman dasar Pendidikan Nasional Indonesia ke medan perjuangan politik serta telah mencapai
(PNI-Baru) yaitu dua konsep penting yaitu kebangsaan kemenangan/telah mendapat perwakilan parlementer.
dan kerakyatan (Suleman, 2010:193). Disini dapat disimpulkan parlementer di Barat adalah
Menurut Mohammad Hatta dalam memandang ganjaran politik untuk kekuatan ekonomi yang telah
masalah kebangsaan terdapat bermacam-macam rupa dan dicapai karena mereka kuat ekonominya berusaha
golongan yang memajukannya. Pada masa pergerakan, melindungi kekuatan itu dengan alat-alat politik.
setidaknya Bung Hatta melihat ada tiga macam rasa Demokrasi di Indonesia mengandung unsur pembinaan
kebangsaan, yaitu kebangsaan cap ningrat, kebangsaan dan pelaksanaan ekonomi yang besar. Sedangkan
cap intelek dan kebangsaan cap rakyat . Berdasarkan demokrasi di Barat dapat menerima banyak bentuk,
tiga macam dari rasa kebangsaan yang dijelaskan oleh selama dua hal yang pokok dipenuhi yaitu; (1) perwakilan
Mohammad Hatta, masing-masing memiliki penjelasan rakyat secara jujur (2) pemerintahan yang bertanggung
dan pengertian yang berbeda-beda sampai pada tingkatan jawab pada parlemen.
penyalahgunaan semangat kebangsaan terutama semangat
kebangsaan yang dimiliki oleh kaum feudal dan intelek.
2. Demokrasi Parlementer dalam Pandangan
Sedangkan untuk konsep kerakyatan itu sendiri,
Mohammad Hatta
Mohammad Hatta menjabarkan bahwa kerakyataan yang
Mohammad Hatta memandang demokrasi
berbeda dengan pengertian kerakyatan yang dipakai
melalui pendekatan kemanusiaan, walau sering disatu-
secara umum yang biasanya berarti kerakyatan yang
nafaskan dengan pemikiran sosialisme. Dasar kerakyatan
dipakai oleh demokrasi Barat. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta dalam demokrasi, dibangun atas
menginginkan Indonesia menjadi negara yang merdeka
kesadaran rakyat sendiri, dan bukan elite. Dalam bentuk
berdasarkan asas kerakyatan dalam arti kebersamaan atau
negara, pemikiran Mohammad Hatta berkembang
kolektivisme dalam semua aspek kehidupan.
menjadikan Indonesia sebagai negara serikat, walau
gagal. Tetapi ia tetap mampu memasukkan Pasal 18
dalam UUD 1945, juga berbagai catatan di seputar UUD
1945, dalam Aturan Penjelasan dan Aturan
Peralihan.Mohammad Hatta juga dikenal sebagai

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 9

penggagas awal desentralisasi dalam skala luas, termasuk pelaksaan pemerintahan yang demoratis sesuai dengan
desentralisasi partai politik dan pemilu sistem distrik. karakter bangsa Indonesia.
Minang, memang terkenal dengan susunan Nagarinya, Berikut peran serta kontribusi dari seorang
membentuk ‘pemerintahan’ berdasarkan Nagari. Mohammad Hatta dalam menegakkan kehidupan bangsa
Mohammad Hatta adalah pendukung negara Indonesia yang demokratis berdasakan demokrasi
serikat dan cita-citanya membangun demokrasi Indonesia. Perjuangan lain yang dilakukan oleh
parlementer bagi Indonesia. Hatta dikenal sebagai orang Mohammad Hatta diantaranya sebagai perdana mentri,
yang tak luntur terhadap prinsip-prinsipnya, melakukan delgasai dalam KMB, serta sedagai wakil presiden
manuver politik untuk menggolkan gagasannya tentang Konstitusional.
demokrasi parlementer dan negara serikat, termasuk
sistem multipartai yang ditentang Soekarno. Mohammad
Hatta menyadari bahwa demokrasi parlementer bisa
berjalan baik jika ditunjang oleh tingkat pendidikan
rakyat yang tinggi, sedangkan negara serikat tidak begitu
mengkristal dalam gagasannya. Karena itu baginya, KESIMPULAN DAN SARAN
pemberlakuan prinsip otonomi dalam negara kesatuan
sudah mendekati cita-citanya Pemikiran Mohammad Hatta dipengaruhi oleh
Perbedaan demokrasi parlementer di Barat dengan kondisi lingkungan sosial, budaya, politik, ekonomi dan
demokrasi di Indonesia yaitu demokrasi parlementer di pendidikan mengenai konsep demokrasi Indonesia.
Barat pada hakikatnya didasarkan pada kekuatan Mengenai sumber-sumber pemikiran seorang Mohammad
ekonomi, dan lahir antara lain karena sudah ada kekuatan Hatta terdapat tiga sumber gagasan yang dasar mengenai
ekonomi itu. Sedangkan di Indonesia, merupakan demokrasi. Tiga sumber gagasan tersebut adalah ajaran
kewajiban seluruh rakyat untuk memajukan sistem Islam mengenai kebenaran dan keadilan, kekeluargaan
demokrasi sehingga mengandung paham ekonomi yang atau kebersamaan dan sosialisme Barat. Menurut
kuat, tidak kurang dari paham politik. Mohammad Hatta ajaran Islam yang dianutnya
merupakan salah satu rujukan bagi paham demokrasinya,
3. Perjuangan Mohammad Hatta pada Masa sebab dalam Islam diajarkan mengenai memperjuangkan
demokrasi Parlementer keadilan, kebenaran, dan perdamaian yang dapat
Perjuangan politik Mohammad Hatta lebih melahirkan pemikiran politiknya.
mendekati pada bentuk perjuangan bersifat tertutup Sedangkan sumber kedua dari paham demokrasi
dengan membentuk sel-sel radikal, mendidik kader-kader Indonesiannya adalah kekeluargaan dan kebersamaan,
pemimpin dan sulit dikontrol oleh Belanda. Bagi maksudnya adalah melalui kekeluargaan dan kebersamaan
Mohammad Hatta, kaderisasi sama artinya dengan yang terdapat dalam budaya Minangkabau yang identik
edukasi atau pendidikan. dengan tradisi merantau dan kembali kekampung
Selain itu, Mohammad Hatta juga menjalankan halamannya dijadikan sebagai bentuk kebersamaan.
politik non kooperasi. Cara ini menurut Hatta adalah satu- Untuk sumber yang ketiga adalah pendidikan modern dan
satunya cara untuk mencapai kemerdekaan, timbul karena pemahamannya tentang sosialisme Barat yang bermuara
pertentangan kepentingan antara penjajah dengan terjajah pada perjuangan kemanuasiaan untuk memerdekakan dan
tidak dapat dikompromikan (Noer, 1990:54). Oleh karena memajukan bangsa Indonesia kelak.
itu Mohammad Hatta dinilai oleh banyak kalangan Mohammad Hatta juga menilai bahwa demokrasi
sebagai sosok yang gigih dan tekun dalam Barat tidak sesuai dengan negara Indonesia karena
memperjuangkan penuh cita-cita kemerdekaan terutama cendurung bersifat indivualis yang berujung pada
demokrasi kapitalisme. Sedangkan usaha-usaha

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10


Priyanto et al., Pemikiran Mohammad Hatta Tentang ..... 10

Mohammad Hatta terlihat pada peran besar dalam masa


pemerintahan parlementer. Pada tahun 1948-1950,
Mohammad Hatta yang menjabat sebagai Wakil Presiden,
diangkat menjadi Perdana Menteri.

UCAPAN TERIMA KASIH


Meity Priskila mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Drs. Sumarjono, M. Si dan Ibu Dr. Nurul Umamah,
M. Pd yang telah meluangkan waktu, memberikan
bimbingan dan saran dengan penuh kesabaran demi
terselesainya jurnal ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekalian yang telah
membantu penulis menjadi observer dan memberikan
semangat untuk terselesainya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Bagun, R. 2002. Seratus Tahun Bung Hatta. Jakarta:
PT Kompas Media Nusantara.

[2] Gottschalk, L. 1985. Mengerti Sejarah. Penerjemah:


Nugroho Notosusanto. Jakarta : Universitas
Indonesia.

[3] Hatta, M. 1960. Ekonomi Terpimpin. Jakarta: Penerbit


Djakarta.

[4] Hatta, M. 1957. Islam Masyarakat Demokrasi dan


Perdamaian. Jakarta: Tintamas.

[5] Hatta, M. 1976. Kumpulan Karangan Jilid I. Jakarta:


Bulan Bintang

[6] Noer, D. 1990. Mohammad Hatta Biografi Politik.


Jakarta: LP3ES Anggota IKAPI.

[7] Notosusanto, N. 1971. Norma-Norma Dasar


Penelitian dan Penulisan Sejarah. Jakarta: Pusat
Sejarah ABRI.

[8] Suleman, Z. 2010. Demokrasi untuk Indonesia.


Jakarta: Buku Kompas.

[9] Swasono, M. F. 1980. Pribadinya dalam Kenangan.


Jakarta: Sinar Harapan bekerjasama dengan
Universitas Indonesia.

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA 2016, I (1): 1-10

Anda mungkin juga menyukai