Politik Indonesia
Indonesian Political Science Review
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI
Sejarah Artikel: JJ Rousseau adalah salah satu pemikir politik. Dia hidup sejalan dengan majunya
Diterima 15 Juli 2015 ilmu pengetahuan dan seni. Namun, dia merasa dengan adanya kemajuan semakin
Disetujui 15 Desember 2015 menggerus moralitas masyarakat. Demokrasi menurutnya diterapkan secara
Dipublikasi 15 Januari 2016 langsung tanpa ada perwakilan dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kebebasan
setiap warga negara harus diperjuangkan. Setiap orang memiliki hak alamiah yang
Keywords:
tidak bisa direbut dan diberikan pada orang lain. Mereka menjalin kesepakatan sosial
Philosophy of Politics; untuk membangun Negara. Pemerintah dikembangkan bukan untuk membatasi suatu
General will; Civil Society; kekuasaan tetapi untuk menjamin kebebasan kekuasaan. Selain itu, dia juga
Ethics of Politics memberikan gagasan bagaimana membangun masyarakat demokrasi. Tulisan ini
diharapkan dapat memberikan pegangan moralitas bagi para politikus.
Abstract
JJ Rousseau is one of political thinkers. He lives in the advance of science and art.
However, he realizes that the progress of science and art declines the moral of
society. Democracy, in his view, should be implemented by direct rule without any
representation. This is caused by the freedom of every citizens which should be
struggled. Everyone has a natural right which could not be seized and be given for
others. They make a social contract to shape a nation. A government is developed
which is not to limit a power but to ensure the freedom of a power. In addition, he
gives an idea on how to build a democratic society. This article is expected to give
a moral guidance for politicians.
15
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
menekan biaya produksi suatu barang dan tumbuh. Inilah karakter utama masyarakat
menekan upah pekerja yang murah maka Indonesia kini yang cenderung pragmatis
diputuskan untuk membuat pabrik di negara dengan adagium “uang memang bukan
berkembang. Praktek ini dipandang lebih segalanya tetapi segalanya butuh uang”.
murah dan hasil produksinya didistribusikan Ketika ilmu politik selalu tunduk pada
dengan harga yang berkali lipat lebih mahal ranah ilmiah empirik maka yang terlihat
ke seluruh penjuru dunia. Sebenarnya tidak hanyalah pertarungan kekuasaan dan
ada yang menyangsikan bahwa Indonesia kepentingan. Tata politik yang nampak
memiliki kekayaan yang luar biasa baik dari hanyalah kisah-kisah buruk pertikaian sehari-
aspek sumber daya alam maupun sumber daya hari. Perlu kiranya khalayak berfilsafat politik
manusia. Namun, menjadi sebuah renungan dan merenungkan apa yang sebenarnya
mengapa Indonesia belum memenuhi syarat terjadi. Berfilsafat politik berarti memandang
sebagai negara maju padahal demokrasi telah secara reflektif pergumulan tata hidup
diterapkan sebagai kredo. manusia sehari-hari (Riyanto, 2011: 39).
Demokrasi ataupun sosio-demokrasi Salah satu filsuf politik yang layak untuk
yang diyakini para pendiri bangsa sebagai dibahas adalah Jean-Jacques Rousseau.
jalan untuk menyejahterakan rakyat belum Pikiran Rousseau telah menjadi inspirasi
begitu sepenuhnya telah dijalankan secara eksperimen demokrasi bagi para revolusionis
ideal ditengah peta percaturan indutrialisasi Prancis pada akhir abad 18. Dia begitu
yang semakin mengglobal. Hal ini kemudian mengutuk monarki absolut dan masyarakat
bermuara pada satu permasalahan dalam penindas serta menuntut kembalinya
demokrasi Indonesia yang masih berproses kebebasan manusia. Menurut Rakhmat (2010:
yakni ketidakpercayaan masyarakat terhadap xvii), pemikiran Rousseau telah menjadi
proses demokrasi dan perpolitikan Indonesia. pemikiran filsafat klasik. Hal ini berarti
Dapat dianalogikan bahwa jika kita sebagai pemikirannya tersebut relevan untuk berbagai
anggota dari sebuah organisasi, jika organisasi zaman, lintas ruang, dan waktu. Dengan
tersebut memperjuangkan hak-hak serta melihat kembali pemikiran filsafat politik
kepentingan anggotanya maka dapat Rousseau diharapkan sidang pembaca
dipastikan anggotanya akan menunjukkan memiliki gambaran pada makna kebebasan
kinerja serta loyalitas yang bagus pada moral dan politik (Haryatmoko, 2014: 15).
organisasi tersebut. Begitu pula dengan Tulisan ini akan membahas kehidupan dan
hubungan negara dan warga negaranya, jika pemikiran Rousseau dalam demokrasi
negara mampu mengayomi segala hak-hak meliputi hak dasar manusia; kehendak umum;
dasar warganya maka sikap acuh terhadap serta cara membangun masyarakat demokrasi.
negara akan sirna serta rasa nasionalisme akan
16
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
17
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
dari atasannya dengan sangat baik namun dia Rousseau. Voltaire merasa Rousseau ingin
tidak digaji. Dia kemudian pergi ke Paris membawa manusia pada masa kecilnya secara
untuk mendapatkan keadilan. Dia merangkak. Ketika di Lisbon terjadi gempa
mendapatkan gajinya yang tertunda serta pada tahun 1755, Voltaire membuat sebuah
bertemu dengan Therese le Vasseur. Orang puisi dan Rousseau menyerangnya, “Voltaire
yang kemudian diperlakukan selayaknya selalu percaya pada Tuhan namun tidak
seorang istri dan memberikannya lima orang percaya pada siapapun”. Pada tahun 1760-an,
anak (Russel, 2007: 897). Rousseau sangat produktif dengan
Pada tahun 1749, Rousseau berjalan menerbitkan karyanya seperti La nouvelle
sambil membaca koran Mercure de France. Heloise (1760), Emile (1762), dan The Social
Dia menemukan iklan sayembara menulis esai Contract (1762). Namun kedua buku
dengan pertanyaan, “apakah kemajuan dalam terakhirnya tersebut yang kemudian menuai
bidang seni dan ilmu-ilmu pengetahuan kecaman terutama dari pejabat. Pemerintah
memberikan sumbangan untuk memurnikan Prancis, Jenewa, dan Prusia mengusirnya
moralitas?”. Pertanyaan tersebut membuka sehingga dia menerima bantuan David Hume
mata Rousseau bahwa kegagalan hidupnya untuk ke Inggris pada tahun 1762. Rousseau
yang sebelumnya dia rasakan samar-samar seperti mengalami gangguan psikologis
disadarinya dengan terang. Dia menerima ditambah dengan kepekaan rasa yang
tantangan sayembara sebuah akademi di Dijon dimilikinya. Dia menuduh Hume akan
tersebut dengan respon “tidak!”. Dia membunuhnya dan suatu waktu dia memuji
menguraikan bagaimana sebenarnya Hume sebagai pribadi yang baik. Dualisme
kemajuan seni dan ilmu pengetahuan tidak perasaan ini kemudian membuatnya melarikan
berjalan seiringan dengan moralitas umat diri ke Paris. Disana dia berada dalam
manusia. Ternyata dia mendapat hadiah yang kemiskinan dan diduga meninggal karena
pertama dan menjadi terkenal di seantero bunuh diri (Russel, 2007: 901-902).
Prancis (Magnis-Suseno, 1992: 79). Setelah kematiannya, pijar
Rousseau mulai menempuh jalan pemikirannya sangat berpengaruh dan
hidup yang sesuai dengan prinsipnya. Dia diterapkan oleh Robbespierre dalam Revolusi
memilih hidup sederhana dengan menjual Prancis. Revolusi Prancis sama halnya dengan
arloji. Dia kemudian menulis esai kedua revolusi di belahan dunia lain sebagai
berjudul Discourse on Inequality. Esai konsekuensi logis dari ketidakmampuan suatu
tersebut berisi tentang manusia itu baik dan pemerintahan dalam mengelola rakyatnya.
karena institusilah berubah menjadi jahat. Dia Perubahan dalam revolusi Prancis bukan
kemudian mengirimkan esainya pada Voltaire hanya terjadi karena kemelaratan atau
yang secara terus terang menentang pemikiran penderitaan rakyat tetapi juga karena
18
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
kepentingan golongan yang terdesak atau maka negara akan mengalami krisis (Suhelmi,
terancam oleh kesewenangan raja, yakni kaum 2001: 249-252).
borjuis. Kaum menengah inilah yang
kemudian begitu intens dalam melakukan Hak Dasar Manusia
kritisi pada kinerja Louis XVI dan Maria Manusia secara alamiah pada
Antoinette. Hal ini diperparah dengan dasarnya memiliki sifat yang baik namun
pemberlakuan pajak yang hanya dibebankan mereka berubah menjadi jahat karena
pada kaum tani sedangkan kaum bangsawan masyarakat. Perang bukanlah bawaan dari
dan rohaniawan bebas dari pajak (Romein, alam tetapi karena manusia mengembangkan
1956: 132-133). naluri serakah dan ketinggian hatinya. Hobbes
Rasa ingin bebas di kalangan rakyat berpendapat keadaan alamiah menjadikan
meningkat seiring dengan tersebar luasnya kebebasan manusia sebagai subjek. Mereka
tulisan JJ Rousseau tentang kontrak sosial dan cenderung menuntut apa yang seharusnya
kedaulatan rakyat. Rousseau berargumen mereka miliki. Pada posisi tersebut tentunya
bahwa kebebasan adalah suatu keadaan tidak timbul suatu konflik dimana individu yang
terdapatnya keinginan manusia untuk lain pasti menginginkan kebebasan yang sama
menaklukan sesamanya. Manusia merasa (Nugroho, 2013: 131). Oleh karena itu,
bebas dari ketakutan akan kemungkinan kebebasan yang dimiliki setiap manusia akan
terjadinya penaklukan atas dirinya baik secara selalu dibatasi oleh campur tangan orang lain.
persuasif maupun kekerasan. Selain itu, dia Berbeda dengan Hobbes, Rousseau
juga beragumen bahwa manusia bebas adalah berargumen bahwa dalam keadaan alamiah
manusia yang patuh pada hukum dan manusia hidup sendiri di tengah hutan yang
peraturan (mematuhi hukum bukan yang lebat. Manusia tidak lebih menghasilkan
membuat hukum) tetapi tidak menjadikan daripada apa yang ia perlukan sendiri. Pada
dirinya budak sehingga kebebasan yang waktu itu tiada hukum alam, seperti yang
dimiliki tidak mengarah pada anarki sosial. dikemukakan oleh Locke, sebab tidak perlu
Manusia bebas inilah yang kemudian aturan bagi orang yang tidak saling
bersepakat untuk membentuk suatu kekuasaan memerlukan (Hadiwijono, 1980: 60).
bersama. Kekuasaan bersama inilah yang Keadaan alamiah tersebut tidak
disebut sebagai kedaulatan rakyat. Tiap berlangsung lama karena alam yang ganas
individu yang menyerahkan haknya atau menyambut seperti musim panas yang terlalu
kebebasannya tidak kehilangan keduanya kering, musim dingin yang berkepanjangan,
tetapi negara yang kemudian bertugas bencana banjir, atau gempa bumi. Dalam
mengayomi setiap individu dalam negara dan keadaan seperti ini memaksa mereka untuk
jika negara menyimpang dari kehendak umum bekerjasama dengan orang lain. Perubahan
19
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
sosial yang nampak menciptakan tatanan Hak atas harta benda merupakan
sosial yang baru. Keadaan ini menciptakan perjanjian yang diadakan oleh manusia maka
persoalan baru karena timbulnya persaingan setiap orang dapat saja menjual semaunya
dan percekcokan. Oleh karena itu, dianggap dengan apa yang dimiliki. Paralel dengan hal
perlu untuk menciptakan aturan-aturan guna tersebut, apabila ada seorang yang menjual
melindungi milik pribadi. Maka pada titik ini kebebasannya (sebagai budak) seperti menjual
muncul hak milik pribadi (Hadiwijono, 1980: harta benda maka mereka pada dasarnya telah
60). Menurut Rousseau, manusia kehilangan kehilangan semua hak alamiahnya. Ironisnya
hak alamiahnya ketika berada dalam para majikan memiliki semua yang dimiliki
masyarakat sehingga mereka tidak lagi oleh para budak termasuk anak mereka yang
memiliki diri mereka sendiri (Magnis-Suseno, juga berstatus sebagai budak. Padahal setiap
1992: 80). anak terlahir bukan sebagai budak tetapi
Rousseau merasa bahwa manusia mereka bebas untuk menentukan pilihan
lahir di muka bumi ini dengan membawa hak hidupnya. Mereka terlahir sebagai manusia
alamiahnya seperti kemerdekaan, kesamaan, dengan seperangkat hak alamiah mereka. Jika
dan hak milik. Mereka bahkan rela lingkaran perbudakan tersebut telah
diperbudak untuk melindungi hak alamiahnya. melembaga maka yang terjadi adalah
Kondisi yang tidak masuk akal tersebut telah kekuasaan yang sewenang-wenang dan
membawa manusia pada pertentangan dari terlegitimasinya hukum yang paling kuat
apa yang seharusnya tidak perlu yakni hukum yang paling berkuasa (Rousseau,
dipertentangkan. Sikap rela diperbudak ini 2010: 106).
membawa mereka pada ketenteraman dan Rousseau menginginkan kehidupan
perdamaian yang mereka nikmati dalam suatu yang seimbang serta kebebasan yang nyata di
belenggu. Perbudakan seharusnya menjadi dalam komunitas sederhana. Masyarakat
perbuatan yang paling hina malah seperti itu menurutnya tercipta dari kontrak
menimbulkan perdamaian. Perdamaian dalam sosial. Kontrak tersebut bukan bertujuan
bingkai dunia tanpa perang menjadi tidak untuk membatasi namun menciptakan
berguna jika mereka melupakan hak manusia kebebasan dalam bentuk tertinggi (Fink, 2013:
yang paling dasar yakni kebebasan. Rousseau 78-79). Kedaulatan rakyat harus ditegakkan
merasa bahwa apabila seorang manusia agar manusia dalam masyarakat dan negara
menempatkan dirinya sebagai budak maka tidak terasing. Kedaulatan rakyat bermakna
dirinya setara dengan binatang yang suatu pemerintahan diselenggarakan oleh
diperhamba oleh nalurinya. Hal ini tentunya rakyat dan bertanggung jawab pada rakyat.
akan menyakitkan hati sang pencipta Dengan kedaulatan ini berarti rakyat
(Rousseau, 2010: 100-104). menjalankan suatu pemerintahan dengan satu
20
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
kehendak umum. Walaupun setiap rakyat dengan kehendak umum. Kehendak umum
memiliki pemikiran yang berbeda namun berbeda dengan kehendak semua rakyat.
selama perbedaan tersebut membawa mereka Kehendak umum ditujukan pada kepentingan
pada kepentingan bersama maka kehendak umum dan dapat bersifat memaksa apabila
rakyat itulah yang disebut Rousseau sebagai terdapat suatu perjanjian sosial. Kehendak
basis bagi konstruksi negara dan undang- umum adalah basis bagi konstruksi negara
undang (Nugroho, 2013: 132). Rousseau. Undang-undang harus merupakan
Manusia harus menjadi warga negara ungkapan kehendak umum. Tidak ada
terlebih dahulu sebelum dia menjadi perwakilan rakyat karena kehendak rakyat
seseorang dengan segala haknya. Pemerintah tidak dapat diwakili. Rakyat sendiri harus
memiliki tugas memberikan setiap warga berkumpul dan menyatakan kehendaknya
negaranya kemerdekaan dibawah jaminan melalui perundangan yang diputuskan.
hukum, menjamin kesejahteraan material, dan Pemerintah yang kemudian melaksanakan
menghilangkan ketidakadilan dalam keputusan tersebut. Jika rakyat yang
pembagian kekayaan negara, dan harus memerintah sendiri dan secara langsung maka
membuat sistem pendidikan yang benar-benar tidak diperlukan lagi undang-undang dasar
membebaskan anak. Akhirnya manusia bukan atau konstitusi karena yang dikehendaki
lagi hanya memiliki status politik tetapi juga rakyat adalah hukum (Magnis-Suseno, 1992:
status sosial “seseorang” dengan hak 81).
kesetaraan (Sabine, 1981: 231-235). Menurut Hukum adalah ekspresi dari kehendak
Fink (2013: 81), kesetaraan bagi Rousseau umum dan ada untuk menjamin kepentingan
bukan hanya bagi yang kaya dan terpelajar, umum. Rousseau berpendapat bahwa semua
seperti pandangan Locke, tetapi juga bagi orang harus berpendapat dalam menyusun
kaum miskin dan bodoh. Walaupun tidak suatu hukum, undang-undang, atau pemimpin.
menawarkan solusi yang nyata, Rousseau Hal ini akan masuk akal apabila mengikuti
beranggapan adalah hal yang wajar apabila pola pikir teorema juri dari Marquis de
ada bagian minoritas yang dikesampingkan Condorcet. Simpson (2006: 73) menjelaskan
dari politik. bahwa:
“groups make better decisions than
Kehendak Umum individuals and large groups make
better decisions than small ones. To
Rousseau beranggapan bahwa
put it a little more technically, the
kebebasan akan terjadi apabila rakyat yang theorem shows that if voters are
memimpin dirinya sendiri. Namun apakah deciding an issue with one right and
one wrong answer, and if the
mungkin rakyat memiliki satu suara dan mau
average probability that each voter
untuk bersatu? Rousseau menjelaskannya will choose the right answer is
21
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
above, then the probability that a sempurna tidaklah cocok dengan manusia
majority will choose the right (Green, 1955: 296).
answer increases toward 1 as the
Memang pada dasarnya tidak ada
number of voters increases. It may
take the reader a moment to grasp manusia yang sempurna tetapi menuju
the point; but as soon as one does, kesempurnaan kiranya menjadi tujuan
many striking things can be seen to
bersama. Demikian pula yang diinginkan para
follow. The most important
consequence of the theorem is that pendiri bangsa ketika mereka menyusun
the procedure of majority-rule can konstitusi. Menurut Rousseau (2010: 47-51),
produce decisions that are better
para pendiri bangsa (legislator) adalah orang
than the average competence of the
voters involved; in fact, it can even yang luar biasa karena mereka bukan sebagai
yield decisions that are better than seorang anggota dewan atau penguasa
those of the most competent voter berdaulat tetapi seorang pendiri republik.
taken by herself. This means that,
within the limiting conditions of the Walaupun demikian mereka tidak menyusun
theorem, the majority judgment of a undang-undang sesuai dengan idealisme
middling group is more likely to be mereka namun lebih berpijak pada rakyat.
correct than the judgment of the
Mereka menguji terlebih dahulu apakah
wisest individual”
rakyat yang akan menerimanya memang
Kehendak umum, mengikuti teorema juri, sanggup menanggungnya. Mereka harus
berada pada hal yang benar karena mengarah memastikan bahwa rakyat telah berada dalam
pada kepentingan bersama. kondisi yang sesuai dalam undang-undang.
Namun, akan sangat berbahaya Salah satu contoh, pada pasal 28E
apabila kepentingan tertentu berada dibalik UUD 1945 (konstitusi Indonesia) dijelaskan
kepentingan umum, berhasil membuat suatu bahwa setiap orang berhak memilih
aturan. Keputusan tersebut akan membawa kewarganegaraannya. Hal ini dapat dipahami
negara pada kesewenangan. Tidak ada bahwa seseorang berhak memilih untuk
sebenarnya pemerintahan demokrasi yang menjadi warga negara Indonesia atau warga
hadir di muka bumi karena tidak dapat negara asing. Jika mereka memilih menjadi
dibayangkan bagaimana seseorang sangat warga negara asing maka mereka tidak dapat
konsisten pada kepentingan umum. Di sisi menjadi bagian dari Negara Kesatuan
yang lain, para legislatif mewakilkan Republik Indonesia walaupun mereka lahir
kepentingan umum pada para eksekutif yang dan besar di Indonesia. Wacana pemberitaan
juga belum tentu melaksanakan tugasnya tentang dwikewarganegaraan mulai marak
secara konsekuen. Jika memang ada negara kini. Para diaspora Indonesia mengajukan
para dewa maka mereka akan memerintah petisi pada DPR untuk mengakui keberadaan
dengan demokratis. Pemerintahan yang mereka dengan mengesahkan UU
22
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
23
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
bersama. Kehendak umum selalu benar. mereka. Mereka akan berpikir seperti apa
Kehendak umum adalah representasi dari yang mereka alami. Mereka akan berpikir
semua pendapat warga. Oleh karena itu, demokratis hanya jika berada dalam
kehendak umum selalu berada di jalan yang kehidupan keluarga yang demokratis. Orang
benar. Rousseau berpendapat demokrasi tua memiliki beberapa pedoman dan aturan
paling tepat diterapkan di negara kecil, yang bertujuan untuk menjaga, merawat, dan
aristokrasi di negara menengah, dan monarki mendidik anak-anaknya. Hal ini dilakukan
di negara-negara besar. Apa yang kita sebut agar anaknya mendapatkan cara berpikir yang
sekarang sebagai demokrasi menurut baik dan kedewasaannya (Locke, 1691: 241).
Rousseau sebagai aristokrasi elektif dimana Setelah anak dapat berpikir secara rasional,
terdapat pemerintahan yang mewakili rakyat. maka diantara orang tua dan anak akan
Dengan demikian Indonesia sebagai negara memiliki tugas yang sama yakni tugas orang
besar perlu berpijak pada kehendak umum. tua adalah membesarkan anak dan si anak
Apa yang menjadi kepentingan umum itulah memiliki tugas menghormati orang tuanya.
yang harus diusahakan oleh pemerintah. Hal ini diperlukan untuk saling memahami
Dalam kondisi seperti ini menjadi urgen untuk tugas dan dibuat sebuah kesepakatan secara
segera membangun masyarakat demokrasi. alamiah diantara mereka.
Pada konteks ini, demokrasi yang dimaksud Dalam fase berikutnya mereka siap
adalah tata kelola masyarakat yang mengarah untuk memasuki dunia masyarakat. Mereka
pada kepentingan umum. akan menyesuaikan diri dengan aturan yang
Baswedan (2015: 113) mengungkap- sama dalam satu komunitas berdasarkan apa
kan bahwa membangun demokrasi berarti yang mereka alami dalam pendidikan
melakukan modernisasi pada kultur politik keluarga. Aturan-aturan di masyarakat pada
(kesadaran kolektif) suatu bangsa. Perubahan hakikatnya berjalan secara alami pada sistem
yang mendadak tentu sulit dilakukan pada pemerintahan seperti yang mereka alami saat
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, upaya masih kanak-kanak. Jika orang tua mereka
pembangunan masyarakat demokrasi perlu mendidik dengan kebebasan dan kesetaraan
dilakukan dari internalisasi nilai-nilai maka mereka akan berusaha mendapatkan
demokrasi sejak manusia lahir dan tumbuh di kebebasan dan kesetaraan itu sendiri. Oleh
lingkungan keluarga. Gagasan tersebut karena itu, ketika mereka memasuki dunia
awalnya diungkapkan oleh John Locke dan masyarakat; masyarakat demokrasi akan
kemudian dilanjutkan oleh Rousseau. muncul dan mereka secara natural akan
Locke berkeyakinan bahwa manusia membangun pemerintahan yang demokratis.
lahir seperti kertas kosong sehingga orang Seperti halnya Locke, dengan seruan
disekitarnya yang menggores pengetahuan kembali ke alam Rousseau mengembangkan
24
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
25
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
dari umur 20 hingga 25, pada masa ini Ironisnya, hukum yang ditegakkan
manusia akan diikuti oleh kebahagiaan tetapi terbentur tembok kekuasaan. Hukum yang ada
Rousseu sayangnya tidak menjelaskan akhir seolah mengikuti apa yang diinginkan
dari perkembangan manusia yang lebih penguasa. Bahkan, Pollycarpus Budihari
dewasa antara umur 25 hingga seterusnya Priyanto (pelaku lapangan) mendapatkan
(Rousseau, 1762). kebebasan bersyarat dari pemerintah. Setiap
warga negara tentunya berhak mendapatkan
Demokrasi Indonesia dalam Perspektif keadilan serta untuk tahu agar tidak terulang
Rousseau pembunuhan politik keji seperti yang
Angin reformasi mewarnai perubahan menimpa Munir (Kompas, 7 September
kehidupan politik Indonesia pasca keruntuhan 2015). Effendi & Evandri (2010: 63-65)
Soeharto. Berbagai pihak mulai menyuarakan menjelaskan bahwa watak hukum yang
jalan kemanusiaan dan mengembalikan dihasilkan dalam sistem politik demokratis
manusia pada martabatnya. Mereka mulai bersifat responsif dan akomodatif. Substansi
menyerukan berbagai pembenahan yang harus hukum yang tertuang di dalam beragam
dilakukan pemerintah termasuk penegakan peraturan perundangan yang ada menghormati
hukum. Namun, pemerintah tidak sepenuhnya dan menjunjung tinggi HAM. HAM menjadi
berpegang pada rakyat walaupun memakai salah satu ukuran penegakan hukum.
kredo demokrasi. Mereka lebih berpihak pada Persoalan HAM hendaknya mendapat
pasar. Salah satu intrik politik nasional yang perhatian pemerintah dalam arti luas,
mengemuka adalah terbunuhnya pejuang pimpinan eksekutif, legislatif, dan yudisial
HAM (Hak Asasi Manusia), Munir Said mampu dan mau menerjemahkan kehendak
Thalib. Dia menjadi tumbal sistem plutokrasi rakyat sehingga jeritan rakyat menjadi
yang berjalan dalam perpolitikan Indonesia. perhatian utama.
Munir dibunuh dengan menggunakan racun Demokrasi Rousseau bukanlah
arsenik yang dicampur ke dalam minumannya bersifat demagogi yang berkedok demokrasi
saat terbang dari Jakarta menuju Amsterdam, tetapi merupakan representasi dari kehendak
7 September 2004. Pembunuhan tersebut umum. Setiap pemegang kekuasaan harus
sampai kini belum tuntas dan otak dibalik berkiblat pada kehendak umum bukan
pembunuhan tersebut belum terungkap. Tim berpijak pada mayoritas apalagi penguasa
Pencari Fakta (TPF) menjelaskan bahwa pasar. Seyogyanya pemerintah mulai melihat
kasus Munir adalah pembunuhan berencana tujuan bersama dalam kehendak umum yang
dengan berbagai kalangan yang terlibat dalam disuarakan oleh rakyat. Kehendak umum
konspirasi pembunuhan Munir (Kompas, 7 menginginkan adanya kejelasan kasus Munir
September 2015). bukan pengalihan isu yang berujung pada
26
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
27
Daya Negri Wijaya/ Jean-Jacques Rousseau dalam Demokrasi
dijunjung tinggi dalam kehidupan politik dan Kasus Munir Masih Tetap Misterius. Kompas,
musyararah dalam merancang kebijakan 7 September 2015, Hal.3
dilakukan, maka pemerintahan telah Konsep HAM Masih Elitis. Kompas, 7
mengarah pada demokrasi idealnya Rousseau. September 2015, Hal.3
Ketika kehendak umum selalu dikedepankan Locke, J. (1727). The Works of John Locke
maka kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan (Vol. 2). A. Bettesworth.
rakyat secara tidak langsung akan tergapai. Magnis-Suseno, F. (1992). Filsafat sebagai
ilmu kritis. Penerbit Kanisius.
Daftar Pustaka Nugroho, B. (2013). “Jean-Jacques Rousseau:
Baswedan, A. R. (2015). Merawat tenun Dualisme Konsep Manusia sebagai
kebangsaan: refleksi ihwal Pelaku Kontrak Sosial”. B. Suyanto
kepemimpinan, demokrasi, dan (Ed). (2013). Filsafat Sosial. Malang:
pendidikan. Aditya Media Publishing
Blum, W. (2013). Demokrasi: Ekspor Rakhmat, J. (2010). “Ketimpangan dan
Amerika Paling Mematikan. Jakarta: Agama Madani: Belajar dari
Bintang Belia. Rousseau”. Prakata dalam JJ
Effendi, AM & TS. Evandri. (2010). HAM Rousseau. (2010). Perihal Kontrak
dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Sosial atau Prinsip Hukum-Politik.
Politik, Ekonomi, dan Sosial. Penerbit Jakarta: Dian Rakyat
Ghalia Indonesia. Riyanto, E. A. (2011). Berfilsafat politik.
Fink, H. (2003). Filsafat Sosial: Dari Penerbit Kanisius.
Feodalisme hingga Pasar Bebas. Romein, J. (1956). Aera-Eropa: Peradaban
Gairdner, W. (1999). Jean-Jacques Rousseau Sebagai Penyimpangan dari Pola
and the romantic roots of modern Umum. Bandung-Jakarta-
democracy. Humanitas, 12 (1), 77. Amsterdam: PT Ganaco.
Green, F. C. (1955). Jean-Jacques Rousseau a Rousseau, J. J. (1964). Discourse on the
Critical Study of His Life and Origin and Foundations of Inequality
Writings. Among Man. J.-J. Rousseau, The
Hadiwijono, H. (1980). Sari sejarah filsafat First and Second Discourses. RD
barat. Kanisius. Masters, ed. New York: St. Martins
Hariyono. (2013). Arsitektur Demokrasi Press.
Indonesia. Malang: Setara Press Rousseau, J. J. (2010). Perihal kontrak sosial
Haryatmoko, J. (2003). Etika politik dan atau prinsip hukum politik. Dian
kekuasaan. Kompas. Rakyat, Forum Jakarta-Paris dan
Universitas Padjajaran.
28
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 1 (1) (2016) 14-29
29