Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu makanan Populer yang bisa jadi teman lauk pauk atau sekedar cemilan yang sangat
digemari oleh kalangan masyarakat khususnya para anak kos-kosan adalah Gorengan. Pengusaha
Gorengan biasanya membuat Tempe goreng, Tahu Isi, Pisang Molen, Bakwan dan berbagai macam
aneka gorengan lainnya. Pengusaha Gorengan biasanya buka Pada sore hari sekitar jam 5 sore.

Pengusaha Gorengan biasa disebut dengan pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah istilah
untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersian diatas daerah milik jalan yang
seharusnya diperuntukan untuk penjalan kaki. Ada pendapata yang menggunakan istilah PKL untuk
pedagang yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karenaa jumlah kaki
pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambaah tiga “kaki” (yang
sebenarnya adalah tiga roda, atau dua roda dan satu kaki kayu).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Kapan mulai merintis usaha gorengan?


2. Apa saja Hambatan-hambatannya?
3. Bagaiman peluang dimasa akan dating kepada calon usaha pengusaha?

C. TUJUAN PENULISAN

Penulis sadar bahwa mahasiswa sekarang merasa uang jajan belum cukup diberikan oleh
orang tua atau wali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih belum cukup. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut mahasiswa bisa memulai usaha dengan membuka usaha
gorengan. Meskipun terlihat usaha kecil tapi untungnya dapat banyak. Karna makanan ini
sangat popular dilakangan masyarakat yang malas untuk memasak dan anak kos-kosan.
Maka dari itu tujuan dari makalah ini adalah untuk memotivasi mahasiswa agar lebih
menghargai usaha kecil rumahan yang ternyata dapat menguntungkan setiap
individu/mahasiswa dan dapat mengambil sedikit ilm berwirausahaan yang sudah
berpengalaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


1. Pengantar
Konsep kewiraausahaan pada hakikatnya sudah muncul sejak zaman dahulu kala. Bahkan
pada era Nabi Muhammad, konsep kewirausahaan sudah banyak dipratikan oleh sahabatnya
bahkan istri nabi awalnyaa adalah seorang wirausaha sukses yang terkenal karena kejujurannya.
Setelah berkembang dan menyebarnya ilmu pengetahuan ke berbagai belahan dunia,
konsep dan jiwa wirausaha pun berkembang dan menyebaar keberbagai Negara eropa dan
Amerika. Pada abad ke-17 seseorang banker dari perancis yang bernama John Law membuka
perjanjian waralaba perdagangan di daerah baru yang kemudian disebut Amrika
Istilah entrepreneurship baru dikenal dalam kosakata bisnis pada tahun 1980-an, walaupun
enterpreneuship telah muncul pada abad ke 18 ketika ekonom Perancis mengaitkan
entrepreneur dengan aktivitas menanggung resiko dalam perkonomian.
Kata entrepreneur berasal dari kata bahasa perancis, entre berati ‘antara’ dan prendre berate
‘mengambil’. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang
berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru.
Di Indonesia, motivasi berwirausaha sudah banyak pula dipratikkan oleh pelopor. Mereka
telah merintis usaha mandiri untuk dapat menghidupi kebetuhan hidupnya secara layak dan
berhasil, bahkan memberikan berbagai lapangan kerja bagi banyak orang.
Kewirausahaan memang terbukti banyak memberikan sumbangan yang besar bagi
masyarakat serta pemerintah di berbagai aspek kehidupan. Bagi masyarakat, seorang wrausaha
yang berhasil dapat menyediakan banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran dan tentunya mengurangi kemiskinan dan kesenjangan social. Seorang
wiraausaha juga dapat menghasilkan produk, jasa, atau inovasi-inovasi yang sangat baik
banyak orang karena dapat menjadi alat pemulas kebutuhan atau keinginan.

2. Pengertian Kewirausahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengatakan bahwa setiap orang yang punya
usaha sendiri sebagai wirausaha. Seorang pemilik took tersebut sebagai wirausaha. Seorang
penjual gorengan disebut sebagai orang yang berwirausaha atau bahkan tukang ojek pun
karena berusaha sendiri dalam arti tidak bekerja untuk orang lain.
Pengertian kewirausahaan berasal dari kata wirausaha yang secara sederhana berate orang
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempataan. Seorang pakar
manajement modern bernama Peter F, Druncker mengatakan kewirausahaan adalah
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda. Pakar lainnya Zimmerer menyatakan
kewirausahaan sebagai proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan
dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
Seorang wirausaha kadang kala disamakan dengan seseorang wiraswasta. Namun
sebenarnya seorang wirausahaan berbeda degan wiraswastawan. Seorang Wirausahaan
membutuhkan ketrampilan yang tidak dimili oleh wiraswastawan.
3. Pengembangan kewirausahaan.
Memasuki dunia usaha yang makin kompetitif, seorang wirausahaan hanya memiliki
kecerdasan untuk menangkap peluang usaha. Dunia usaha zaman sekarang telah melahirkan
kreativitas dan inovasi yang cukup tinggi. Mampu memanfaatkan sesuatu untuk dikembangkan
untuk menjadi sebuah peluang usaha.
Sebagai sebuah pengembangan, wirausahaan telah menciptkan berbagai pengembangan
dalam dunia usahanya, seperti social entrepreneurship, technopreneurship, leadpreneuship,
beautypreneurship, dan cyberpreneurship.
a) Technopreneurship
Secara termilogi Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata,
yakni ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Secara umum, kata ‘teknologi’ digunakan
untuk meranjuk pada penarapan praktis ilmu pengetahuan kedunia industry atau
sebagai kerangka pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk
mengembangkan kehalian dan mengolah materi guna memecahkan persoalan yang ada.
Sedangkan kata ‘enterpreneurship’ bersal dari kata entrepreneur yang merujuk pada
seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung
resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasikan peluang yang ada.
Technopreneurship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang
melibatkan teknologi sebagai basisnya dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan
inovasi yang tepat kelak bias menempatkan teknologi sebagai salah satu factor untuk
pengembangan ekonomi nasional.
Technology Entrepreneurship atau yang biasa dikenal dengan technopreneurship
merupakan bagian dari entrepreneurship dan teknologi dalam proses usaha bisnisnya.
Kewirausahaan dalam bidang teknologi sebagaian besar dihasilkan dari sinergi
anatara pemilik ide kreatif (technopreneur) yang adaa pada umumnya berafiliasi
dengan berbagai pusat riset dan perguruan tinggi dengan penyedia modal yang akan
digunakan dalam bisnis.
Dalam Techopreneurship terdapat dua unsur penting yang menunjang berlakunya
technopreneurship. Pertama, adanya teknologi yang dapat memenuhi kebeutuhan
kosumen. Kedua, teknologi tersebut dapat menghasilkan profit atau mendatangkan
keuntungan.
Konsep technopreneurship sebagaimana diungkapkan di atas pada dasarnya
mengintegrasikan antara teknologi dan keterlampilan kewirausahaan. Dalam konsep
technopreneurship ini basis pengembangan kewirausahaan bertitik tolak dari adanyaa
inversi dan inovasi dalam bidang teknologi. Teknologi yang dipahami dalam konteks
ini tidak sekedar teknologi berupa high tech, tetapi tentu saja secara teknis. Teknologi
hanya didefinisikan sebagai aplikasi pengetahuan pada kerja orang.
 Ruang Lingkup Technopreneurship.
Berapa tahun terakhir ini, istilah technopreneurship kerap sekali kita dijumai di
berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Buku-buku yang
menggunakan istilah ini sudah banyak yang bermunculan. Bahkan ada beberapa
universitas yang menawarkan technpreneurship sebagai bidang studi dan membuka
program master.
Dalam wancana nasional, istilah technopreneurship lebih mengacu pada
pemanfaatan teknologi informasi untuk mengembangkan wirausaha. Berbeda dengan
pengertian pertama diatas, jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini
tidak dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, namun segala model usaha seperti
usaha nobel, restorant, supermarket maupun kerajinan tangan, batik dan perak.
Pengunaan teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah pemakaian internet
untuk memasarkan produk seperti perdangangan online
 Technopreneurship di Asia
Jika kita melihat dua-tiga yang lalu seperti Taiwan, korea selatan dan singapura
masih digolongkan sebagai Negara yang berkembang, sekarangg Negara-negara ini
telah menjadi Negara maju dengan perekonomian yang didasarkan pada industry
teknologi. Perkembangan korea diawali dengan industry tradisional kemudian diikuti
juga oleh manufktur semikonduktor. Sedangkan singapuraa memiliki kontrak di bidang
elektronik dengan perusahaan-perusahaan barat yang kemudian diikuti juga oleh
manufaktur.
Invasi di bidang teknologi inilah juga membuat india berkembang dan menjadi
incaran industry dunia barat, baik bagi outsouring maupun penanaman modal. Contoh
teknologi yang dikembangkan oleh india adalah sebuah Handheld PC yang disebut
sebagai Simputer.simputer dikembangkan untuk pengguna pemula dari sisi finansial
merupakan pengguna kelas menengah ke bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor
bebasis ARM yang muraah dan menggunakan Sistem Operasi berbasis opensource.
Harga di pasaran adalah sekitar 200 dolar.
 Arah Technopreneurship di Indonesia.
Sebagian besar wacana di Negara kita mengarahkan technopreneurship seperti
dalam definisi ke dua diatas. Dalam seminar, dan berita, bisa dijumpai bahwa
pemakaian teknologi informasi dapat memunjang usaha bisnis. Dimasa krisis global
seperti sekarang ini, peluanh bisnis lewat internet semakin digembar-gembarkan. Ada
kepercayaan bahw Technopreneurship menjadi solusii bisnis masa ini.
b) Kewirausahaan Sosial
Perkembangan dan kemajuan zaman telah mendorong berkembangannya berbagai
macam ilmu dan pengetahuan, demikian pula halnya dengan ilmu manajement. Sebagai
salah satu cabang dari ilmu ekonomi, ilmu manajement kini digunakan pula untuk
mengelolahan suatu organisasi nonbisnis atau nirbala yang berorientasi pada misi dan visi
sosial. Manajement bisnis, kecuali pada visi dan misinya yaitu bercirikan kepentingan
social.
 Perkembangan kewirausahaan
Dr. V. Winarto dalam tulisannya menyatakan telah terjadi perubahan di dunia bisnis
dalam hal menjawab tantangan baru sehubungan dengan perubahan makro yang
harus dihadapi. Pengamat bisnis dan manajemen di berbagai Negara maju
menyimpulkan bahwaa manajemen yang dikembangkan sehubungan dengan
datangnya era industrialisasi akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sudah tidak
dapat menjawab lagi tuntunan zaman.
Kewirausahaan mulai popular pada aawal abad ke-18 pada taaun 1750 oleh seorang
irlandia bernama Richard Cantilion yang berdiam di perancis merupakan orang
pertaama menggunakan istilah “Wirausaha”
 Kewirausahaan Sosial
Seorang aahli manajemnt , Peter Druker dalam bukunya Innovation and
Entreneurship, berdaasarkan pengamatan di Amerika, menyimpulkan bahwa telah
terjadi pengeseran yang tidak dapaat diletakkan dari masa ekonomi berdasarkan
manajemen ke ekonomi berasarkan kewirausahaaan.
4. Wirausahaan Dilahirkan atau Diciptakan
Orang sering berkata , wirausaha diciptakan. Jaadi pengusaaha itu harus melalui
pendidikan secaara khusus sehingga di dalam menjalankan bisnisnya nanti dapat dngaan
mudah diacapai.
Orang lain juga menyatakan bahwa seorang wirausaaha itu dilahirkan, artinya jadi
pengusaha itu datang pada sendirinya. Bukan hasil suatu sekolah atau lembaga pendidikaan
tertentu. Sifat wirausahaannya dibawanya semenjak lahir, bukan lantaran suatu pendidikan
teretentu sehigga ia tampil menjadi wirausaha.
5. Pengembangan Pribadi Kewiraausahaan
Ada yang menyatakan bahwa menjadi seorang wirausahaaa adalah suatu jiwa yang dibawa
sejak lahir. Penulis sepakat wirausaha yang dilahirkan maupun wirausaha yang lahir
lantaran pendidikaan dan pengalaman penulis menjalankan dan membesarkan bisnis untuk
menjadi wirausaha yang berhasil memerlukan pengembangan pribadi kewirausaahaan
yang intensif, sehingga di dalam mengurangi usaha yang begitu banyak ujian dan kendala
yang dihadapi dapat mengatasi dengan baik.
B. PERAN KEWIRAUSAHAAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1. Pengangguran dan Kemiskinan
Pengangguran menurut Badan Pusatt Statistik (BPS) dapat dibagi yaitu pengangguran
terbuka dan setengah pengangguran. Pengangguran terbuka adalah penduduk berusia 15 tahun
daan lebih dan sama sekali tidak bekerja atau yang bekerja kurang dari 1 jam dalam seminggu,
sedangkan setengah pegangguran adalah penduduk usia 15 tahun dan lebih yang bekerja
kurang lebih 35 jam setiap minggunya dan masih mencari pekerjaan.
Angka pegangguran terbuka tahun 2005 jika ditambah dengan orang yang bekerja tidak
penuh akan menghasilkan angka 40,1 juta orang pegangguran. Bertambahnya tingakt
pegangguran berati menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja. Dampak peningkatan
jumlah pegangguran adalah menimbulkan permasalahan sosial seperti terjadinyaberbagai
tindak kriminilitas maupun kurangnya rasa percaya diri dan keterlampilan masyarakat.
Dampak lain bertambahnya jumlah peganggurann terhadap perokonomian adalah kurang
penghasilan pajak pemerintah, berkurangnya produksi mesin-mesin dan pada akhirnya akan
menyebabkan berkurangnya produk Domestik.
2. Invetasi dan Pendorong Inovasi Teknologi
Dalam rangka menanggulangi pengangguran, pemerintah telah berusaha keras untuk
meningkatkan inventasi karena diyakini bahwa menngkatnya inventas akan mendorong
peningkatan kesempatan kerja. Dalam rangka menarik atau meningkatkan investor lokal
maupun investor luar negeri, selain melalui kebijakan fiskal maupun monetor, pemerintah
hendaklah menciptakan iklim usaha yang kondustif inverstor akan datang sendiriya bila
inventasi di indonesiaa mendatangkan laba dan aman. Walaupun inventasi mendatangkan
keuntungan tetapi kalau tidak aman, investor tidak akan datang. Demikian pula sebaliknya.
Untuk menciptkan laba, hal-hal yang menyebabkan biaya tinggi harus dihapuskan, stidaknya
dikurangi, seperti biaya perijinan, biaya KKN, biaya pajak, biaya tranformasi, maupun lainnya.
3. Pengusaha yang Profesional dan Beretika
Apabila seruluh komponen bangsa, baik masyarkat, sektor swastaa, pemerintah, lembaga
swaadayaa masyarakat, dan akademisi memiliki semnagat wiausaha, tentu jumlah
pengangguran akan berkerunga secara signifisikan. Bagi yang menganggur, mereka akan
berusaha mencari atau menciptaka pekerjaan, sektor swasta akan berusaha mengembangkan
usahanya melalui rekrumen karyawan baaru. Kalangan akademisi membantu meningkatkan
kapasitas. Daalam hal ini diperlukan sinergi anatara masyrakat, akademisi, pemerintahan dan
swasta dalam membentuk modal sosial.
4. Kategori usaha
Kategori usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia telah menunjukkan ketahanan
dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi di saat sekarang maupun masa lalu. Fakta
menukjukkan ketahanan dalam menghadapi pengaruh negatif dan kondisi perekonomian dunia
dan nasionaal yang megaalami krisi berkali-kali.
Di Amerika serikat, usaha kecil memiliki kontribusi yang tidak kecil bagi pertumbuhan
ekonomi. Misalnya, rata-rataa perusahaan hanya mempekerjaka lebih dari 100 orang
karyawandan sebagaian besar bekerja pada usaha bersekala kecil.

5. Usaha kecil
Secara deditif, pengertian usaha kecil memiliki pengertian yang berbeda-bedaa. Di
indonesia pengertian usaha kecil dan menengah adalah perusaaan dengan karyawaan anatar
20-99 orang. Mengingat sulitnyaa mendisisikan usaha kecil dengan angka-angka, untuk
mempermudah pendifisinian dapat ditarik secara umum berdasaarkan beberapa pendapat,
usaha kecil adalah usaha yang dapat dikelola secara mandiri, tidak mendominasi pasar, dan
memenuhi standar tertentu dari sisi laba dan jumlaah karyawan.
Sebuah usaaha kecil, sebaagaimna disinggung sebelumnya tidak selaamanya menjadi
usaha kecil. Sebuah usaha kecil dapat menjadi usaha menengah dan besar.
BAB III
METODE

A. RANCANGAN PENILITIAN
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengaan tanya jawab denga sepihak
yang dilakukan secara sistematis dan berlandasan kepada tujuan penelitian. Tanya jawab
“sepihak berati bahwa pengumpulan data yang aktif bertaanya sementara pihak yang ditanya
aktif membrikan jawaban atau tanggapan.

B. TEMPAT DAN WAKTU


Tanggal : Minggu, 22 Juni 207
Waktu : 18-25-Selesai
Tempat : Samping Mesjid Al-Markarz
C. DATA PRIMER
1. Biodata
Jenis Usaha:
Nama pemilik :
2. Hasil Format Wawancara
a. Kapan memulai Usaha Tersebut?
b. Apa-apa saja Hambatannya?
c. Bagaimana peluang usaha yang akan datang kepada calon wirausahaan?
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSAKA
Yusuf Syahrial, 2010, Entrepreneurship, Jakarta : Penerbit Lentera Ilmu Cendekia
http://merlitafutriana0.blogspot.co.id/p/wawancara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima

B. FHOTO

Anda mungkin juga menyukai