Anda di halaman 1dari 111

KUMPULAN MATERI KHUTBAH

ِ  ِ ْ ‫ِ ن א‬
‫ َ ْ َ ُ ُه َو َ ْ َ ِ ُ ُ َو َ ْ َ ْ ِ ُه َو َ ُ ْ ُذ‬
ُ ْ َ ْ َ
‫אت "َ ْ( َ ِא َא َ ْ َ* ْ) ِ ِه‬ ِ &َ ِ $ ِ ‫ِא ِ ُورِ "َ ْ ُ ِ َא و‬ ِ
ّ َ ْ َ ُْ ْ  !
‫ ِאد َي َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬-َ .َ /َ 0ْ 1ِ 2ْ *ُ ْ َ ‫ َ ُ َو‬0 2ِ ُ .َ /َ ‫א‬ ُ
‫ َِ ْ* َכ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫א َو‬ ُ  3ِ  َ َ ِ 3َ
‫ َو َ! ْ ُ ؛‬،ُ ُ $ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ
ْ
Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kami
memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya dan
memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal
kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka
tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa
disesatkan (oleh Allah q), maka tidak ada yang dapat
memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Kemudian setelah itu;

1
Sungguh beruntunglah seorang yang diberikan
kemampuan dapat mengajak manusia untuk menerima
kebenaran. Karena demikian mulianya berdakwah di
jalan Allah q, maka ucapan apakah yang lebih mulia
selain dari ucapan dalam rangka menyeru manusia
kepada kebenaran dan Surga Allah q. Maka untuk
membekali para khatib dalam dakwahnya, kami
menyusun buku “Kumpulan Materi Khutbah” sebagai
bahan khutbah dalam berbagai kesempatan. Buku ini
berisi materi; khutbah Jum’at, khutbah nikah, khutbah
gerhana, khutbah Idul Fitri dan Idul Adh-ha. Materi
dalam buku ini disajikan dengan ringkas, namun padat
dengan referensi dan keilmuan yang mapan. Akhirnya
kami berharap semoga kehadiran buku ini bermanfaat
bagi segenap khuthaba’ kaum muslimin.

Senin, 23 Rabi’ul Awwal 1437 H


04 Januari 2016 M

Abu Hafizhah Irfan, MSI

2
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪PESAN MALAIKAT JIBRIL j‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫אَ ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م א ‬
‫ ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪3‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Malaikat Jibril a adalah sebaik-baik malaikat yang


ada di langit dan Nabi Muhamamd a adalah sebaik-baik
manusia yang ada di bumi. Suatu ketika Malaikat Jibril
j datang menemui Nabi a untuk menyampaikan
pesannya. Sebagaimana diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad
y, ia berkata;

ِ 1َ (َ ‫א‬ ُ  V1 Wَ Zِ 7ِ ‫א‬  Vَ ِ ‫ ُم‬.َ ‫א‬ ِ 1َ (َ 0ُ *ْ ِ7Jِ ‫ َאء‬Jَ
ْ ّ ْ ْ
،]ِ ٌ ّ َ ‫  َכ‬Xِ /َ ] َ &ْ ِ ‫ ِ( ْ^ َא‬، ُ  َ ُ َ‫ َ> َאل *א‬/َ Aَ 1 $َ ‫َو‬
] َ &ْ ِ ‫ َא‬0ْ َ (‫א‬ ْ ‫ َو‬،ُ Pُ ِ‫ ِ َכ ُ َאر‬X/َ ] َ &ْ ِ ْ َ _ِ ْ 74ْ َ"‫َو‬
ِ ِ dْ ُ ْ ‫ َאل َ*א ُ َ  ُ َ َف א‬Pَ Aُc ،ِِ ! ‫ِ ̀ي‬abْ َ ‫ ِ َכ‬X/َ
َ 
ِ
.‫אאس‬ ُ َ ْ $ْ ‫ ُه ِא‬a< (ِ ‫ َو‬،0ِ ْ 1 ‫ َ ُא ُ !ِא‬Pِ
 ِ (َ ‫ ُه‬f‫א‬
ِ

“Jibril j datang menemui Nabi a dan berpesan,


“Wahai Muhammad. Hiduplah sekehendakmu, engkau
pasti (akan) meninggal dunia. Cintailah siapa pun yang
engkau suka, engkau pasti (akan) berpisah dengannya.
Beramallah sekehendakmu, engkau pasti (akan) dibalas
karenanya. Wahai Muhammad, kemuliaan seorang
mukmin terletak pada shalat malam (qiyamul lail)nya.
Dan kejayaannya ketika ia tidak butuh kepada
manusia.”1

1
HR. Hakim Juz 4 : 7921. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 2 : 831.

4
Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Kandungan pesan dari Malaikat Jibril j kepada


Nabi a, antara lain adalah :

1. Persiapkanlah bekal untuk kehidupan setelah


kematian
Sebagaimana disebutkan dalam hadits;

]ِ َ &ْ ِ ‫ِ( ْ^ َא‬


ٌ ّ َ ‫ ِ َכ‬X/َ ]
“Hiduplah sekehendakmu, engkau pasti (akan)
meninggal dunia.”

Allah q juga telah mengingatkan orang-orang


yang beriman agar menyiapkan bekal untuk kehidupan di
akhirat. Allah q berfirman;

]ْ َ  Pَ ‫ א‬Gٌ ْ َ ُUْ َ ْ ‫א َو‬


َ  ‫@ ُא א= ُ>א‬
َ َ *ْ ;ِ  ‫َ*א "َ <* َ)א א‬
ْ
ٍ َ ِ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah q dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok, (yaitu hari
akhirat).”2

2
QS. Al-Hasyr : 18.

5
2. Janganlah terlalu berlebihan ketika mencintai
Makhluk
Disebutkan dalam hadits;

َ &ْ ِ ْ َ _ِ
ُ Pُ ِ‫ ِ َכ ُ َאر‬X/َ ] ْ 74ْ َ"‫َو‬
“Cintailah siapa pun yang engkau suka, engkau pasti
(akan) berpisah dengannya.”

Karena orang-orang yang saling mencintai ketika


di dunia, maka pada Hari Kiamat kelak mereka akan
saling memusuhi, kecuali orang-orang yang bertaqwa
yang membangun cintanya karena Allah q. Allah q
berfirman;

.َ >ِ  ُ ْ ‫ א‬3ِ  ‫ َ( ُ ̀و‬gٍ ْ 7ِ A)ُ 2ُ ْ !َ ;ٍ &ِ َ ْ *َ ‫ ُء‬. Dِ َO‫ْא‬


ْ َ ْ
“Orang-orang yang saling mencintai pada hari itu (yaitu
Hari Kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lainnya, kecuali orang-orang yang bertaqwa.”3

3. Perhatikanlah amalan yang akan engkau lakukan


Sebagaimana disebutkan dalam hadits;

ِِ ! ‫ِ ̀ي‬abْ َ ‫ ِ َכ‬X/َ ]


َ &ْ ِ ‫ َא‬0ْ َ (‫א‬
ْ ‫َو‬
“Beramallah sekehendakmu, engkau pasti (akan) dibalas
karenanya.”

3
QS. Az-Zukhruf : 67.

6
Setiap amalan yang dilakukan oleh manusia ketika
di dunia, maka ia akan melihatnya pada Hari Kiamat,
baik itu berupa amalan kebaikan maupun amalan
keburukan, dan manusia akan mendapatkan balasannya.
Allah q berfirman;

‫ َ> َאل‬Hْ ِ 0ْ َ ْ * ْ َ ‫ َو‬.‫א * ُه‬Dَ ‫ َ> َאل َذ ر ٍة‬Hْ ِ 0ْ َ ْ * ْ َ /َ


َ ًْ
.‫َذ ر ٍة َא * ُه‬
َ h
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrah pun, niscaya ia akan melihatnya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrah pun, niscaya ia akan melihatnya pula.”4

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ َ‫ א‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ َ‫א‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ

4
QS. Al-Zalzalah : 7 – 8.

7
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ِ ِِ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

4. Kemulian seorang mukmin di hadapan Allah q


adalah pada qiyamul lailnya
Disebutkan dalam hadits;

0ِ 1 ‫ ُא ُ !ِא‬Pِ ِ ِ dْ ُ ْ ‫َ َف א‬


ْ َ َ
“Kemuliaan seorang mukmin terletak pada shalat malam
(qiyamul lail)nya.”

Di antara sifat orang-orang mukmin adalah mereka


membiasakan untuk melakukan qiyamul lail.
Sebagaimana Allah q mensifati Ibadurrahman dalam
firman-Nya;

.‫ ًאא‬Pِ ‫ ً א َو‬b $ُ A ِ)ِ!ّ ِ ‫ِ ُ ْ َن‬7*َ َ *ْ ;ِ  ‫َوא‬


َ ْ َ ْ
”Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan
bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.”5

5
QS. Al-Furqan : 64.

8
5. Kemulian seorang mukmin dihadapan manusia
adalah ketika ia tidak berharap kepada manusia
Sebagaimana disebutkan dalam hadits;

ِ ‫ه ( ِ א‬f‫א‬
.‫אس‬ ِ ِ ِ
 َ ُ ُ َ ْ $ْ ‫ ُه א‬a< (‫َو‬
“Dan kejayaannya ketika ia tidak butuh kepada
manusia.”

Nabi a juga pernah memberikan wasiat kepada


laki-laki yang datang menemui beliau. Di antara wasiat
Nabi a kepada laki-laki tersebut adalah agar ia berputus-
asa dari apa yang di tangan manusia. Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari y, ia berkata;

: ‫ َ> َאل‬/َ ،A1 $َ ‫ ِ َو‬1َ (َ ‫א‬ V1 Wَ Zِِ 7‫א‬ Vَ ِ 0ٌ Jُ ‫ َאء َر‬Jَ
َ ْ ُ ّ 
Z/ِ ] ْ Pُ ‫ ِ َذא‬: ‫ َ> َאل‬/َ .aْ Jِ ‫ َو"َ ْو‬Zِ Uْ (ِ ،‫א‬ ِ ‫ َل‬$‫*א ر‬
ْ َ ْ  ْ ُ َ َ
‫ ٍم َ= ْ َ ِ; ُر‬.َ ‫ ! َِכ‬A1 ‫ َ= َכ‬3َ ‫ َو‬.‫ َة ُ َ ِ ّد ٍع‬.َ Wَ 0ِ ّ Rَ /َ ،‫ ِ= َכ‬.َ Wَ
ْ
ِ ‫ "َ* ِ ي א‬Z/ِ ‫*אس ِא‬k‫א‬ ِ
.‫אس‬  ْ ْ  َ َ ِ ْ Sِ َ J‫א‬
ْ ‫ َو‬،‫ ً א‬lَ ُ ْ 

9
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi a dan berkata;
“Wahai Rasulullah, berilah aku nasihat dan
persingkatlah.” Maka Rasulullah a bersabda, “Jika
engkau berdiri mengerjakan shalat, maka shalatlah
seperti orang yang berpamitan (akan meninggal dunia).
Janganlah engkau mengucapkan perkataan, yang
engkau akan meminta maaf darinya keesokan hari. Dan
berputus-asalah dari apa yang di tangan manusia.”6

Dan seorang yang zuhud terhadap apa yang di


tangan manusia, maka ia akan dicintai oleh manusia.
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi y ia berkata,
Rasulullah a bersabda;

ِ ‫א ِ( ْ َ א‬/ِ ْ -‫ و ْאز‬،‫א‬


‫אس‬ ِ < Z/ِ ْ -َ ‫ِא ْز‬
 َ ْ َ َ ُ  ‫ َכ‬7< *ُ ‫א ْ َא‬
. ‫אس‬ ِ
ُ ‫א‬
 ‫ َכ‬7< *ُ
“Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai
Allah q dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada
manusia, maka engkau akan dicintai manusia.”7

Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar


diberikan kemudahan untuk memahami dan
mengamalkan pesan dari Malaikat Jibril j tersebut.
Dan kita juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

6
HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5
dalam Shahihul Jami’ : 742.
7
HR. Ibnu Majah : 4102.

10
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪11‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪OBAT PENAWAR HATI‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪12‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging


yang ia merupakan pusat kebaikan atau keburukan.
Segumpal daging tersebut yang akan mengomando
seluruh perbuatan anggota badan. Segumpal daging
tersebut adalah hati. Diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah
An-Nu’man bin Basyir p ia berkata, aku mendengar
Rasulullah a bersabda;

Qَ 1َ Wَ ]ْ َ 1َ Wَ ‫ ِ َذא‬pً َ 2ْ ُ ِ َ bَ ْ ‫ א‬Z/ِ ‫ َو ِ ن‬3َ َ"


Z-ِ ‫َ َو‬3َ" ُ 1< ‫ َ ُ ُכ‬bَ ْ ‫ َ َ א‬/َ ‫ َ َ ْت‬/َ ‫ ُ َو ِ َذא‬1< ‫ َ ُ ُכ‬bَ ْ ‫א‬
َ
._ ُ 1ْ >َ ْ ‫א‬
“Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika
ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia
rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah
bahwa segumpal daging itu adalah hati.”8

Allah q tidak melihat wajah dan harta manusia,


tetapi yang dilihat oleh Allah q adalah hati dan amalan
manusia. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah
y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

8
HR. Bukhari Juz 1 : 52 dan Muslim Juz 3 : 1599.

13
ُUْ *َ ْ ‫ َو َ ِכ‬A‫ َو"َ ْ َ ِא ُכ‬A‫ َرِ ُכ‬Wُ Vَ ِ ُUْ *َ 3َ ‫א‬ َ  ‫ِ ن‬
ُ ْ ْ ُ
.A‫ َو"َ ْ( َ ِא ُכ‬A‫ ْ ِ! ُכ‬1ُ Pَ Vَ ِ
ْ ْ
“Sesungguhnya Allah q tidak melihat bentuk wajah
kalian dan harta-harta kalian. Akan tetapi Allah q
melihat hati-hati kalian dan amal-amal kalian.”9

Maka hendaknya seorang muslim dan muslimah


senantiasa berupaya untuk membersihkan dan
menyucikan hatinya dari hal-hal yang buruk, agar ia
mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Bahkan
Allah q bersumpah sebanyak tujuh kali sebelum
menyebutkan tentang keberuntungan bagi orang-orang
yang menyucikan hati dan jiwanya. Allah q berfirman;

‫א َ)אرِ ِ َذא‬ ِ  ‫و‬


 ‫ َو‬.‫א‬-َ .َ =َ ‫ َوא ْ َ> َِ ِ َذא‬.‫א‬-‫א‬َ َ sُ ‫ َو‬Gْ r‫א‬ َ
ِ
.‫א‬-‫א‬ َ َ !َ ‫א َאء َو َא‬  ‫ َو‬.‫א‬-‫א‬ َ rَ ْ *َ ‫ ِ َذא‬0ِ ْ 1 ‫ َوא‬.‫א‬-َ . Jَ
‫َ ْ َ) َ َ)א‬v/َ .‫א‬-‫א‬ ٍ َ ‫َ ْر ِض َو َא‬O‫َو ْא‬
َ  $َ ‫ و َא‬Gْ َ ‫ َو‬.‫א‬-‫א‬ َ َ u
‫אب‬ َ Dَ ْ Pَ ‫ َو‬.‫א‬-‫א‬ َ ‫ َ ْ َز כ‬Qَ 1َ /ْ َ" ْ Pَ .‫א‬-‫א‬ َ َ >ْ =َ ‫א َو‬-َ ‫ ْ َر‬bُ /ُ
.‫א‬-‫א‬
َ $ ‫َ ْ َد‬

9
HR. Muslim Juz 4 : 2564.

14
”Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Demi bulan
apabila mengiringinya. Demi siang apabila
menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya.
Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta
penghamparannya. Demi jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya). Maka Allah q mengilhamkan kepada jiwa
tersebut (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwanya. Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotori (jiwa)nya.”10

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Hati manusia terbagi dalam tiga kategori, antara


lain :

1. Hati yang mati


Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal
Rabb-nya. Ia selalu berjalan bersama hawa nafsu dan
mencari kenikmatan duniawi semata, meskipun itu
dibenci dan dimurkai oleh Allah q. Hati yang semacam
ini tidak akan peka terhadap peringatan Allah q. Allah
q berfirman;

A-ُ ‫ ُ= ْ ِ; ْر‬Aَ ‫ "َ ْم‬A)ُ =َ ‫ "َ"َ ْ َ; ْر‬A ِ)1َ (َ ‫ َ ٌאء‬$َ ‫ِ ن א  ِ; ْ* َ َכ َ ْوא‬
ْ ْ ْ ْ ْ ُ
ِ
A ِ)ْ $َ V1َ (َ ‫ َو‬A ِ)ِ!ْ 1ُ Pُ V1َ (َ ‫א‬  Aَ Dَ .‫ ِ ُ ْ َن‬dْ *ُ 3َ
ْ ْ ُ َ
.AUِ (َ ‫אب‬ ِ ِ َ
ٌ ;َ (َ Aْ )ُ َ ‫ َאوةٌ و‬rَ l Aْ - ِ‫אر‬Rَ !ْ " V1َ (َ ‫َو‬
ٌ ْ
10
QS. Asy-Syams : 1 - 10.

15
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi
mereka, engkau beri peringatan atau tidak engkau beri
peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah q telah
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksaan
yang pedih.”11

2. Hati yang sehat


Hati yang sehat adalah hati yang selamat dari
berbagai syahwat yang bertentangan dengan perintah
Allah q dan selamat dari berbagai syubhat yang
menyimpang dari kebenaran. Allah q berfirman;

_ٍ 1ْ >َ !ِ ‫א‬ َ
َ  V=َ " ْ َ 3ِ  .‫ َ! ُ ْ َن‬3َ ‫אل و‬
ٌ َ Sُ َ ْ *َ 3َ ‫َ* ْ َم‬
.Aٍ 1ِ $َ
ْ
”Pada hari yang harta dan anak-anak tidak bermanfaat,
kecuali orang yang datang kepada Allah q dengan hati
yang selamat.”12

Hari yang sehat memiliki beberapa tanda, di


antaranya :

a. Mengutamakan hal-hal yang bermanfaat


Seorang yang hatinya sehat, maka akan
meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.

11
QS. Al-Baqarah : 6 - 7.
12
QS. Asy-Syu’ara : 88 - 89.

16
Diriwayatkan dari Abu Hurairah y ia berkata,
Rasulullah a bersabda;

.ِ ِ ْ *َ َ3 ‫َ ِم א ْ َ ِء َ= ُכ ُ َא‬.$ِْ  ِ ْ 4ُ ْ ِ


ْ ْ ْ
“Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang (ialah)
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat
baginya.”13

b. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan


dunia
Seorang yang hatinya sehat akan lebih
mengutamakan kehidupan akhirat dari pada kehidupan
dunia. Ia hanya menjadikan dunia ini sebagai sarana
untuk mendapatkan akhirat. Diriwayatkan dari ‘Abdullah
bin ‘Umar p ia berkata, Rasulullah a bersabda;

.0ٍ ِ7$َ ِ!‫_ "َ ْو َ(א‬


ْ ُ
َ < Z/ِ ْ ‫ُכ‬
ٌ *ْ ِlَ ‫  َכ‬v‫א ْ َא َכ‬
“Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang
asing atau pengembara.”14

3. Hati yang sakit


Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun
mengandung penyakit. Ia terkadang mendorong
pemiliknya kepada ketaatan dan kebaikan, serta
terkadang mengajak pemiliknya pada kemaksiatan dan

13
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2318 dan Ibnu Majah : 3976.
14
HR. Bukhari Juz 5 : 6053.

17
keburukan, tergantung kecenderungan mana yang lebih
kuat. Hati yang sakit akan lebih memilih kebahagiaan
dunia yang sementara dari pada kebahagiaan yang hakiki
di akhirat. Allah q berfirman;

.V>َ !ْ َ"‫ و‬Dَ ‫ ُة‬Dِ q‫ َو ْא‬.‫א ْ א‬


< ‫ ْو َن א ْ َא َة‬cِ dْ =ُ 0ْ !َ
ٌْ َ َ َ ُ
“Tetapi mereka lebih memilih kehidupan dunia.
Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan
lebih kekal.”15

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬َ  ِ ْ َ $ْ َ"‫ َ;א َو‬-َ Zِ ْ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ ُ ْ
.A4‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ِ ِ
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ َ‫ א‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ َ‫א‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
ِ ِ ِِ
 ‫ َ* ْم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

15
QS. Al-A’la : 16 - 17.

18
Adapun obat penawar untuk hati yang sakit adalah:

1. Memperbanyak berdzikir dan beristighfar kepada


Allah q
Kerena dengan berdzikir kepada Allah q hati akan
menjadi tenang. Allah q berfirman;

ِ  ِ‫ ! ِِ; ْכ‬3َ َ"


.‫ ْ ُب‬1ُ >ُ ْ ‫ َ ِ& < א‬Tْ =َ ‫א‬
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenang.”16

2. Membaca Al-Qur’an
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an dapat
menyembuhkan penyakit-penyakit hati. Allah q
berfirman;

‫אء‬ ِ ُ !ّ ‫ ِّ ْ ر‬pٌ Uَ (ِ ْ  Aْ ‫ َאء ْ= ُכ‬Jَ ْ Pَ ‫אس‬


ٌ َ ‫ َو‬Aْ ‫ِכ‬  ‫َ*א "َ <* َ)א‬
ُ ‫א‬
.َ ِ ِ dْ ُ 1ْ ِّ pٌ َ 4ْ ‫ ً ى و َر‬-ُ ‫ ُ ْورِ َو‬R‫א‬ ِ ِ
< Z/ ‫ّ َא‬
ْ
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada
kalian pelajaran (Al-Qur’an) dari Rabb kalian dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.”17

16
QS. Ar-Ra’d : 28.
17
QS. Yunus : 57.

19
3. Menghadiri majelis ilmu
Karena di dalam majelis ilmu seorang akan
ditunjukkan kepada jalan kebenaran dan kebaikan, dan ia
akan dibimbing di atasnya. Di dalam majelis ilmu
seorang dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan
diperingatkan agar menjauhi kemaksiatan. Sehingga
diharapkan dengan mendengarkan ayat-ayat Allah q dan
Sunnah-sunnah Rasulullah a di majelis ilmu, maka hati
akan menjadi hidup dan lembut. Allah q berfirman;

V>َ ْ َ" ‫_ "َ ْو‬ َ ‫ َذ ِ َכ َ ِ; ْכ َى ِ َ ْ َכ‬Zْ /ِ ‫ِ ن‬


ٌ 1ْ Pَ ُ َ ‫אن‬
. ٌ  ِ)َ َ -ُ ‫ َو‬Sَ ْ ‫א‬

ْ
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai
akal atau yang menggunakan pendengarannya,
sedangkan ia menyaksikannya.”18

Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar


Allah q mensucikan hati-hati kita. Dan kita juga
memohon kepada Allah q, agar Allah q mengampuni
semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita ke dalam
Surga-Nya.

18
QS. Qaaf : 37.

20
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪21‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪SALING MENASIHATI DALAM‬‬
‫‪KEBENARAN‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ 3ِ  َ َ ِ 3‬א  ُ‬
‫‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ(‪ً U‬א‪.‬‬ ‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬

‫אَ ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‪ِ ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪22‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Di antara sifat orang-orang yang tidak akan merugi


ketika Hari Kiamat adalah orang-orang yang saling
menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran.
Sebagaimana Allah q berfirman;

?ِّ َ ْ ‫ ْא !ِא‬W‫א‬ ِ ِ ِ ِ


َ َ =َ ‫א َאت َو‬R‫א‬ َ َ *ْ ; ‫ א‬3 ِ
 ‫א‬1ُ (َ ‫@ ُ ْא َو‬
. ِ7R‫ِא‬ ! ‫ ْא‬W‫א‬َ َ =َ ‫َو‬
ْ 
“Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih
serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling
menasihati dalam kesabaran.”19

Mereka adalah orang-orang yang saling menasihati


untuk istiqamah pada kebenaran yang harus dipegang
teguh, yaitu iman dan tauhid kepada Allah q, dengan
melaksanakan hal-hal yang disyari’atkan dan menjauhi
hal-hal yang dilarang.20 Karena kebenaran itu sangat
berat dan tantangan dalam mengikuti kebenaran tidak ada
hentinya. Oleh karena itu harus diikuti dengan saling
menasihati untuk tetap beristiqamah di atasnya.”21 Dan
mereka juga saling menasihati kesabaran dalam
melaksanakan perintah Allah q, kesabaran dalam
meninggalkan apa yang diharamkan Allah q, dan
kesabaran dalam menerima takdir (ketentuan-ketentuan)
Allah q.22

19
QS. Al-Balad : 17 - 18.
20
Zubdatut Tafsir, 821.
21
Syarhud Durusil Muhimmah, Ibnu Baz.
22
Syarhu Tsalatsatil Ushul, 13.

23
Ketika tidak ada yang mengingatkan untuk
meninggal dosa dan keburukan, maka adzab akan
diturunkan secara merata bagi seluruh manusia. Allah q
berfirman;

pً W‫א‬ ِ َ َ *ْ ;ِ  ‫  א‬7َ ْ Rِ =ُ 3َ pً َ ْ /ِ ‫َو א= ُ>א‬


 Dَ Aْ ‫ ُ ْא  ْ ُכ‬1َ x
.‫אب‬ِ >َ ِ ْ ‫א َ ِ ْ* ُ א‬ َ
َ  ‫ ُ ْא " ن‬1َ (‫א‬
ْ ‫َو‬
“Dan takutlah kalian terhadap siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kalian.
Ketahuilah bahwa Allah q sangat keras siksa-(Nya).”23

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Ada lima dosa yang jika dibiarkan merajalela dan


tidak ada pihak-pihak yang mengingatkannya, maka
dampak dari dosa tersebut akan dirasakan oleh seluruh
manusia. Lima dosa tersebut sebagaimana disebutkan
dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin
‘Umar p ia berkata, Rasulullah a bersabda;

23
QS. Al-Anfal : 25.

24
3 ِ ،‫ ُ ْא ِ! َ)א‬1ِ ْ *ُ V 4َ . <yPَ ‫ ْ ٍم‬Pَ Z/ِ pَ rَ 4‫א‬ ِ َ ْ ‫)ِ א‬Uْ =َ Aَ
َ ْ
ْ
]ْ 2َ َ ْ ‫ َ= ُכ‬Aَ Zّ ِ  ‫אع א‬ ُ Jَ ‫َ ْو‬O‫א( ْ ُن َو ْא‬ ُ T ‫ א‬A ِ)/ِ ‫א‬rَ /َ
ْ ُ ْ
‫א א ْ ِ ْכ َאل‬Rُ >ُ ْ *َ Aَ ‫ َو‬.‫ ْא‬2َ َ َ *ْ ;ِ  ‫ א‬A ِ)/ِ .َ $ْ َ" Z/ِ
َ ْ ُ ْ
ِ‫ ْر‬Jُ ‫ َو‬pِ َ ُ &ْ َ ْ ‫ ِ َ َو ِ  ِة א‬ ِ ‫ ُ;وא ِ!א‬Dَ َ" 3 ِ ،‫אن‬
ْ َ aَ ْ ِ ْ ‫َوא‬
ْ ّ
3 ِ ،A ِ)‫ َ* ْ َ ُ ْא َز َכא َة "َ ْ َ ِא‬Aَ ‫ َو‬.A ِ)1َ (َ ‫אن‬ ِ Tَ 1ْ ‫א‬
<
ْ ْ ْ ْ
.‫ ْوא‬Tُ ْ *َ Aَ Ai‫ َ) ِא‬7ْ ‫ א‬3 َ َ ‫ َو‬،‫אء‬ ِ ‫ ِ א‬Tْ >َ ْ ‫ ِא א‬
ُ ْ ُ َ َ  َ ُ ُ ُ
 yَ 1 $َ 3 ِ ،ِ ِ ْ $ُ ‫א َو َ( ْ) َ َر‬ ِ  )( ‫א‬2ُ >ُ * Aْ ‫و‬
ُ‫א‬ َ ْ َ ْ َْ َ
Z/ِ ‫ َא‬gُ ْ !َ ‫ ُ; ْوא‬Dَ َv/َ ،A-ِ ِlَ ْ ِ ‫ َ( ُ ًوא‬A ِ)1َ (َ
ْ ْ ْ ْ ْ
‫ َو َ* َ َ ْوא‬،‫א‬ ِ  ‫אب‬ ِ َ ‫ ِ! ِכ‬A)ُ ُ  iِ َ" A‫ َ= ْ ُכ‬Aَ ‫ َو َא‬.A ِ)*ْ ِ *ْ َv!ِ
ُ ْ ْ ْ ْ
.A)ُ َ !َ Aِ )ُ $ْ ‫א ِ! َא‬ ُ  0َ َ Jَ 3 ِ ،‫א‬ ُ  ‫ َل‬aَ ْ َ" ‫ِ א‬
ْ ْ
“(1) Tidaklah tersebar kekejian (perzinaan) pada suatu
kaum, sehingga mereka mengerjakannya dengan terang-
terangan, melainkan akan tersebar wabah tha’un (kusta)
di antara mereka dan penyakit-penyakit yang belum
mereka kenal sebelumnya. (2) Tidaklah mereka
mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka
akan ditimpa tahun-tahun (paceklik), kelangkaan
pangan, dan mereka akan dipimpin oleh pemimpin yang
kasar. (3) Tidaklah mereka menahan membayar zakat
harta mereka, melainkan (Allah q) akan menahan hujan

25
dari langit, seandainya bukan karena binatang-binatang
ternak, niscaya tidak akan pernah diturunkan hujan
kepada mereka. (4) Tidaklah mereka menyelisihi
perjanjiannya dengan Allah q dan Rasul-Nya,
melainkan akan ditimpakan kepada mereka permusuhan
dari selain mereka, dan akan diambil sebagain dari apa
yang ada di tangan mereka. (5) Tidaklah pemimpin-
pemimpin mereka berhukum dengan selain hukum Allah
q, dan melepaskan diri dari (hukum) yang yang telah
diturunkan oleh Allah q, melainkan Allah q akan
menjadikan perselisihan di antara mereka.”24

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬َ  ِ ْ َ $ْ َ"‫ َ;א َو‬-َ Zِ ْ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ ُ ْ
.A4‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ِ ِ
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ َ‫ א‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ َ‫א‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
ِ ِ ِِ
 ‫ َ* ْم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

24
HR. Ibnu Majah : 4019. hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 7978.

26
Jika suatu negeri mayoritas penduduknya beriman
dan bertaqwa kepada Allah q, maka Allah q akan
membukakan keberkahan dari langit dan dari bumi untuk
penduduk negeri tersebut. Sebagaimana Allah q
berfirman;

A ِ)1َ (َ ‫@ ُ ْא َو א= َ> ْא َ َ َ ْ َא‬ َ َ


ْ ْ َ ‫ א ْ ُ> َى‬0َ -ْ " ‫َو َ ْ " ن‬
A-‫א‬ ;Dَv/ ‫َ ْر ِض و ِכ כ;!א‬O‫אء َو ْא‬ ِ ‫אت ِ א‬ ٍ ‫! َכ‬
ْ ُ َ ْ َ َ ُْ  َ ْ َ َ َ  َ ََ
‫ ْ َن‬7ِ ‫! َِא َכא ُ ْא َ* ْכ‬
ُ
”Jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa,
(maka) sungguh Kami akan membukakan kepada mereka
keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka
disebabkan karena perbuatan mereka.”25

Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar


menjadikan negeri kita menjadi negari yang diberkahi.
Dan kita juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

25
QS. Al-A’raf : 96.

27
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫@ل  ِْ!א ِ‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َْ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪28‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪KEINGINAN YANG TIDAK SIRNA‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪29‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Naluri dasar manusia adalah ingin menumpuk


harta. Di satu sini naluri ini akan memotivasi manusia
untuk semangat dalam bekerja. Namun di sisi lain
terkadang dengan naluri ini pula dapat menjerumuskan
manusia ke dalam dosa. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas
p ia berkata, aku mendengar Nabi a bersabda;

3َ ‫א َو‬Hً ‫ ِא‬cَ Vَ َ !ْ 3َ ‫אل‬ٍ  ِ ‫אن‬ ِ *‫@دم و ِאد‬ ِ َ ‫َ َכ‬
َ ْ َ َ َ َ ِ !ْ 3 ‫אن‬ ْ
ْ َ V1َ (َ ‫א‬ َ  ‫אب َو َ* ُ ْ ُب‬ < 3 ِ ‫@د َم‬
ُ َ ‫א‬ َ ُ !ْ ‫ ْ ُف‬Jَ ُzَ ْ *َ
.‫אب‬
َ =َ
“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah (berisi)
harta, niscaya ia akan mencari (lembah harta) yang
ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi keinginan anak
Adam, kecuali tanah (kuburan). Dan Allah q senantiasa
menerima taubat (bagi) orang-orang yang ingin
bertaubat.”26

Keinginan manusia terhadap harta senantiasa ada


meskipun usianya telah senja. Sebagaimana diriwayatkan
dari Anas y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

26
HR. Bukhari Juz 5 : 6072 dan Muslim Juz 2 : 1048.

30
ِ ْ ‫ א‬V1َ (َ ‫אن אَ ْ ِص‬
‫אل‬ ِ َ َ cْ ‫_ ِ ْ א‬rِ =َ ‫@دم و‬
َ ُ ْ ُ < َ َ َ ُ !ْ ‫ُ* ْ) َ ُم‬
. ُِ ُ ْ ‫ א‬V1َ (َ ‫َوא ْ ِ ُص‬
ْ
“(Ketika) anak Adam sudah tua ada dua perkara yang
tetap muda padanya, (yaitu); ketamakan terhadap harta
dan ketamakan untuk (terus bertambah) umur.”27

Padahal pada hakikatnya harta dunia bagi manusia


adalah yang dimakannya, yang dipakainya, dan yang
disedekahkannya. Sebagaimana diriwayatkan dari
Mutharrif dari bapaknya y ia berkata, Rasulullah a
bersabda;

ْ ِ ‫@د َم‬ ِ
َ َ !ْ ‫ َ َכ َ*א‬0ْ -َ ‫ َאل َو‬Pَ Zْ ‫ َא‬Zْ ‫@د َم َא‬
ِ
َ ُ !ْ ‫َ* ُ> ْ ُل‬
‫] "َ ْو‬ َ ْ 1َ !ْ َv/َ ] َ ْ َ /ْ َv/َ ]
َ ْ 7ِ َ ‫] "َ ْو‬ َ 1ْ ‫ َא "َ َכ‬3 ِ ‫َ ِא َכ‬
.] َ ْ 2َ ْ َv/َ ]
َ Pْ  Rَ =َ
“Anak Adam berkata, “Hartaku, hartaku.” Padahal
tidak ada harta bagimu, wahai Anak Adam, kecuali apa
yang engkau makan hingga habis, yang engkau pakai
hingga usang, atau yang engkau sedekahkan maka
engkau mendapatkan pahalanya.”28

27
HR. Muslim Juz 2 : 1047.
28
HR. Muslim Juz 4 : 2958.

31
Nikmat kesehatan, makanan, dan minuman
merupakan nikmat yang pertama kali akan ditanyakan
pada Hari Kiamat kelak. Diriwayatkan dari Abu Hurairah
y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

َ ِ ُ 7َ ْ ‫ א‬Zِ ْ *َ pِ ‫َ* ْ َم א ْ ِ> َא‬ ُ ْ (َ ‫َ ُل‬vْ *ُ ‫ِ ن "َ و َل َא‬


ْ ْ َ
‫ ْ ِ َכ َو ُ  ِو ْ* َכ‬Jِ ‫ َ َכ‬Q Rِ ُ Aَ َ" ُ َ ‫ "َ ْن ُ* َ> َאل‬Aِ ِ ‫א‬
ْ ْ ْ 
ِ ْ ‫ِ א‬
‫אرِ ِد؟‬7ْ ‫אء א‬
َ َ َ
”Sesungguhnya yang pertama kali ditanyakan pada Hari
Kiamat kepada seorang hamba tentang kenikmatan
(dunia) adalah ditanyakan kepadanya, “Bukankah Kami
telah menyehatkan tubuhmu dan (bukankah) kami telah
memberimu minum dengan air yang sejuk?”29

Allah q berfirman;

Aِ ِ ‫א‬
 ِ (َ ;ٍ &ِ َ ْ *َ  ُ َvْ ُ َ Aُc
ْ 
”Kemudian sungguh benar-benar akan ditanyakan
(kepada kalian) pada hari itu tentang kenikmatan (yang
telah diberikan kepada kalian ketika di dunia).”30

29
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3358. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 2022.
30
QS. At-Takatsur : 8.

32
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir 5, ketika menafsirkan
ayat tersebut;

َ ِ A‫ ُכ‬1َ (َ ِ !ِ ‫א‬ ُ  Aَ ْ َ" ‫َ ُ  َ* ْ َ ِ& ٍ; َ( ْ ُ ْכِ َא‬vْ ُ َ Aُc


ْ ْ َ 
ِ !ِ Aُ 1ْ !‫ َא‬Pَ ‫ِ َذ ِ َכ َא ِ َذא‬lَ ‫א ْز ِق َو‬ ِ ‫َ و‬O‫ و ْא‬pِ R‫א‬ ِ
ْ ْ ّ َ ِ ْ َ َ ّ
.ِ =ِ ‫אد‬ ِ ِ ِ
َ 7َ (‫ َ ُ ُ  ْ ُ ْכِ ه َو‬
ِ

”Kemudian kalian akan benar-benar ditanya pada hari itu


tentang kesyukuran (kalian) terhadap segala kenikmatan
yang telah diberikan Allah q kepada kalian, seperti;
kesehatan, rasa aman, rizki, dan yang lainnya. Apakah
ketika kalian mendapatkan nikmat-nikmat tersebut kalian
telah mensyukurinya dan (mempergunakannya untuk)
beribadah kepada-Nya.”31

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ ‫ َא‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ ‫َא‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬

31
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/545.

33
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 ‫ َא‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ِ ِِ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

Tidak mengapa seorang mukmin memiliki


kekayaan harta, selama ia tetap bertaqwa kepada Allah
q. Rasulullah a bersabda;

Dَ V>َ =‫ ِ َ ِ א‬pُ َ R‫א‬ِ ِ ِ


ّ ‫ َو‬.V>َ =‫  َ ِ א‬Vَ ْ ‫ َس ِ!א‬v!َ 3َ
ْ
ٌْ
.Aِ ِ ‫א‬ ِ Gِ ْ ‫א‬
 _ َ ‫ َو‬Vَ ِ ْ ‫ِ َ א‬
ُ ِّ u
ْ  َ
“Tidak mengapa kekayaan bagi orang yang bertaqwa.
Dan kesehatan bagi orang yang bertaqwa lebih baik
daripada kekayaan dan jiwa yang (senantiasa) menerima
kenikmatan.”32

Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar


diberikan kemudahan untuk mendapatkan rizki yang
baik. Dan kita juga memohon kepada Allah q, agar
Allah q mengampuni semua dosa-dosa, menjauhkan kita
dari Neraka dan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya.

32
HR. Ahmad dan Ibnu Majah : 2141, lafazh ini miliknya. Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ :
7182.

34
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫@ل  ِْ!א ِ‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َْ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪35‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪MENJADI PEMUDA YANG PRODUKTIF‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪36‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Masa muda adalah puncak masa keemasan bagi


seorang manusia. Karena di usia muda terkumpul
berbagai macam kenikmatan; nikmat kesehatan, nikmat
kekuatan, nikmat waktu luang, dan berbagai nikmat-
nikmat yang lainnya. Namun terkadang, nikmat-nikmat
tersebut lupa untuk disyukuri. Sehingga banyak manusia
tertipu karenanya. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas y, ia
berkata, Nabi a bersabda;

‫ َوא ْ َא ُغ‬pُ  Rِ ‫אس َא‬


ِ ‫ ِ א‬Hِ ‫)ِ א َכ‬/ِ ‫ ٌن‬7ْ  ‫אن‬
ِ َ  ِ
َ ّ  َ ٌ ْ َ ْ ْ ُ َ َ ْ
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu
padanya, (yaitu); nikmat sehat dan waktu luang.”33

Sejarah telah mengukir bahwa pemuda-pemuda


muslim adalah orang orang yang produktif, di antara
mereka adalah :

 ‘Abdullah bin ‘Umar p, di usia lima belas tahun


ia telah ikut andil dalam perang Khandaq pada
tahun 5 H, karena ia adalah seorang pemuda yang
pemberani.

 Usamah bin Za’id p, di usia yang belum genap 20


tahun telah dipercaya oleh Rasulullah a untuk
memimpin peperangan dan ia berhasil pulang
dengan membawa kemenangan.

33
HR. Bukhari Juz 5 : 6049.

37
 ‘Abdullah bin ‘Abbas p di usia yang masih belia
telah dipercaya oleh Umar bin Khaththab y untuk
duduk di tengah tengah majelis sahabat senior
perang Badar, karena ia adalah sahabat yang paling
mengerti tentang tafsir Al-Qur’an.

 Imam Syafi’i 5 telah hafal Al-Qur’an sejak


berusia 7 tahun, dan ia sudah hafal pula Kitab Al-
Muwaththa’ karya Imam Malik 5. Sehingga
Imam Malik 5 mengatakan, “Jika ada orang
yang berbahagia, inilah pemudanya.”

Keemasan masa muda akan ditanyakan oleh Allah


q pada Hari Kiamat kelak, untuk apa masa tersebut
dihabiskan. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud y, dari Nabi
a, beliau bersabda;

V 4َ ِ !ِّ ‫ ِ ْ ِ( ْ ِ َر‬pِ ‫@د َم َ* ْ َم א ْ ِ> َא‬


َ ُ !ْ ‫ َ َم‬Pَ ‫ ْو ُل‬aُ =َ 3َ
َ
A/ِ ِ !ِ ‫א‬7َ ْ (َ ‫ َ ُאه َو‬/ْ َ" A/ِ ‫ َ( ْ ُ( ِْ ِه‬Gٍ ْ Dَ ْ (َ ‫َ َل‬vْ *ُ
َْ َ َْ
0َ ِ (َ ‫ "َ ْ َ َ> ُ َو َא َذא‬A/ِ ‫ ُ َو‬7َ َ ‫אכ‬ *َ" ِ ِ ‫ ُه َو َ ِא‬.َ !ْ َ"
َْ َ ْ َ ْ ْ
.A1ِ (َ ‫ َא‬/ِ
َ ْ
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada Hari
Kiamat dari sisi Rabb-Nya hingga ia ditanya tentang
lima hal; tentang umurnya untuk pada apa ia habiskan,
tentang masa mudanya untuk ada digunakan, tentang
hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia

38
habiskan, dan apa yang telah diamalkan dari (ilmu) yang
telah diketahui(nya).”34

Pemuda yang mengisi hari-harinya dengan


ketaatan kepada Allah q, maka pemuda ini kelak akan
mendapatkan naungan dari Allah q ketika Hari Kiamat.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Sa’id y, bahwa
Rasulullah a bersabda;

‫ ُ – َو َذ َכ‬1< xِ 3 ِ 0 xِ 3َ ‫ ِ َ* ْ َم‬1ِّ xِ Z/ِ ‫א‬


ُ  A)ُ 1< Uِ *ُ pٌ َ 7$َ
َ ْ ُ ْ
ِ‫אد ِة א‬7ِ !ِ َvrَ َ ‫ و َאب‬-:‫ِ)א‬
 َ َ ٌ َ َْ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah
pada Hari Kiamat –di antaranya;- pemuda yang tumbuh
dengan ketaatan kepada Allah q.”35

Maka manfaatkan masa muda dengan sebaik-


baiknya agar meraih kebahagiaan di hari tua. Rasulullah
a pernah bersabda;
،‫ ِ َכ‬-َ 0َ 7Pَ ‫ َא! َכ‬7َ : Gٍ ْ Dَ 0َ 7Pَ ‫ ْ ًא‬Dَ Aَ َ lْ ‫ِא‬
َ ْ َ ْ َ
‫ َכ‬lَ ‫א‬/َ ‫ ْ>ِ َכ َو‬/َ 0َ 7Pَ ‫אכ‬ lِ ‫ و‬،‫> ِכ‬$ 07P ‫כ‬Wِ ‫و‬
َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ
.‫ َ ْ ِ= َכ‬0َ 7Pَ ‫ َא= َכ‬4َ ‫ َכ َو‬1ِ َ َ 0َ 7Pَ
ْ َ ْ
34
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2416. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 7299.
35
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2391. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 3603.

39
“Manfaatkan lima perkara sebelum (datangnya) lima
perkara; (masa) mudamu sebelum datang (masa) tuamu,
(masa) sehatmu sebelum datang (masa) sakitmu, (masa)
kayamu sebelum datang (masa) kefakiranmu, (masa)
luangmu sebelum datang (masa) sibukmu, hidupmu
sebelum datang kematianmu.”36

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ ‫ َא‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ ‫َא‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 ‫ َא‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ِ ِِ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

Berikut ini beberapa tips bagi para pemuda agar


menjadi pemuda yang produktif dalam kebaikan, antara
lain adalah :

36
HR. Hakim Juz 4 : 7846. Hadits dishahihkan oleh Syikh Al-Albani
5 dalam Shahihul Jami’ : 1077.

40
1. Berupaya untuk selalu hadir dalam majelis ilmu
Di antara cara untuk menjadikan masa muda
produktif adalah dengan menghadiri majelis-majelis
keilmuan. Karena di dalam majelis ilmu seorang akan
ditunjukkan kepada jalan kebenaran dan kebaikan, dan ia
akan dibimbing di atasnya. Di dalam majelis ilmu
seorang dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan
diperingatkan agar menjauhi kemaksiatan. Seorang
pemuda yang faham terhadap ilmu agama merupakan
tanda bahwa pemuda tersebut adalah pemuda yang baik.
Sebagaimana diriwayatkan dari Mu’awiyah y, Nabi a
bersabda;

ِّ Z/ِ ُ )ْ >ِّ َ *ُ ‫ ْ ًא‬Dَ ِِ ! ‫א‬


ِ *ْ ‫א‬ ِ
ُ  ‫َ ْ ُ*ِ د‬
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah q kebaikan,
maka Allah q anugerahkan kepadanya pemahaman
dalam perkara agama.”37

2. Menyibukkan diri dengan ibadah dan amalan


kebaikan
Karena setiap manusia pada Hari Kiamat sangat
membutuhkan pahala. Maka menyesallah orang-orang
yang sedikit pahalanya. Diriwayatkan pula dari Abu
Hurairah y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

37
Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 71 dan Muslim Juz 3 : 1037.

41
ٍ
ُ ْ ُ *َ 4َ َ" ْ ِ ‫َא‬
‫ ْ َل‬$ُ ‫א ُ ْא َو َא َ َ َא ُ ُ َ*א َر‬Pَ ‫ َ َ ٌم‬3 ِ ‫ت‬
ِ ِ
ٌ ‫ َ* ُכ ْ َن "َ ْز َد‬3َ ‫ َאل ِ ْن َכא َن ُ ْ ًא َ َ ٌم "َ ْن‬Pَ ‫א‬
‫אد َو ِ ْن‬
‫ ٌع‬aْ َ ‫ َ* ُכ ْ َن‬3َ ‫אن ُ ْ ِ ً&א َ َ ٌم "َ ْن‬
َ ‫َכ‬
”Tidaklah seorang meninggal dunia, kecuali ia akan
menyesal.” Para sahabat bertanya, “Apa yang (akan) ia
sesalkan, wahai Rasulullah?” Rasulullah a bersabda,
“Apabila ia adalah (seorang yang) baik, maka ia
menyesal mengapa tidak menambah (kebaikannya). Dan
apabila ia adalah (seorang yang) jelek, maka ia
menyesal mengapa ia tidak (bertaubat sebelum waktu)
sakaratul maut (datang).”38

Seorang yang menyibukkan dirinya dengan


kebaikan, maka ia tidak akan mempunyai waktu untuk
melakukan keburukan. Dengan demikian, hari-harinya
akan terisi dengan perkara kebaikan. Imam Asy-Syafi’i
5 pernah berkata;

ِ 7ْ ‫ َכ ِ!א‬1ْ َ ‫ ْא‬3 ِ ‫)א ِ!א ْ ِّ? و‬1ْ َ ْ َ" ‫و َ ْ َכ ِ ْن‬
0ِ u‫א‬
َ َ َ َ َ ََ ُ َ
“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik,
pasti engkau akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-
sia.”

38
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2403.

42
3. Mejauhi berbagai macam syubhat dan syahwat
Karena hati manusia itu lemah, sedangkan syubhat
menyambar-nyambar. Sebagaimana perkataan Imam
Adz-Dzahabi 5, menukil perkataan imam-imam salaf;

ْ ‫ َو‬pٌ َ ْ ِ sَ ‫ ْ ُب‬1ُ >ُ ْ ‫َא‬


pٌ /َ ‫א‬Tَ Dَ ُ 7r‫א‬
“Hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar.”39

Sehingga barangsiapa yang menjauhkan diri dari


syubhat, maka ia telah menyelamatkan agamanya.
Diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir y
ia berkata, Rasulullah a bersabda;

ِ ِ *ْ ِ ِ َ"7َ $‫ َ> ْ ْא‬/َ ‫אت‬


ِ )7r‫א‬
َ ُ < V>َ =‫ َ ِ א‬/َ
َْ
“Barangsiapa menjaga diri dari yang syubhat, maka
berarti ia telah menyelamatkan agamanya.”40

Demikian pula dengan menjauhi berbagai macam


hal-hal yang merangsang syahwat, maka akan
menjadikan hati bersih. Dan ketika syahwat
diperturutkan, maka banyak waktu yang akan terbuang
dengan kesia-siaan. Akhirnya kita memohon kepada
Allah q agar diberikan kemudahan untuk mengisi masa
muda kita dengan berbagai amalan kebaikan. Dan kita
juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

39
Siyar A’lamin Nubala’, 7/261.
40
HR. Bukhari Juz 1 : 52 dan Muslim Juz 3 : 1599.

43
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫@ل  ِْ!א ِ‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َْ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪44‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪TELITILAH DALAM MENERIMA BERITA‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אא ُس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א ِ! ِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪45‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Di antara ciri ayat-ayat Madaniyah adalah di awali


dengan kalimat, “Ya ayyuhal ladzina amanu” (Wahai
orang-orang yang beriman). Dan setiap ayat yang diawali
dengan kalimat, “Ya ayyuhal ladzina amanu”
menunjukkan akan adanya kebaikan yang diperintahkan
atau keburukan yang dilarang. Sebagaimana perkataan
‘Abdullah bin Mas’ud y;

‫َ ْر َ( َ)א‬v/َ {‫@ ُ ْא‬ ِ َ َ ْ ِ $َ ‫ِ َذא‬


َ َ *ْ ; ‫ } َ*" <* َ)א א‬:‫א َ* ُ> ْ ُل‬ ُ ]
.ُ ْ (َ V)َ ْ *ُ ` َ ‫ َ ِ! ِ "َ ْو‬vْ *ُ Dَ ُ  Xِ /َ ‫ ْ َ َכ‬$َ
ُ ٌْ
“Jika engkau mendengan Allah q berfirman, “Wahai
orang-orang yang beriman,” maka pasanglah
pendengaranmu, karena sesunggungnya (setelah kalimat
tersebut terdapat) kebaikan yang diperintahkan atau
(terdapat) larangan yang dilarang darinya.”41

Di antara ayat yang di awali dengan kalimat “Ya


ayyuhal ladzina amanu” adalah Surat Al-Hujurat ayat
yang keenam. Allah q berfirman;

ِ /َ A‫ء ُכ‬J ‫* "َ*)א א  ِ;* @ ُא  ِْن‬


‫ ُ ْ@ "َ ْن‬7َ /َ Xٍ 7َِ ! ?ٌ $‫א‬
َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ< َ
.َ ِ ‫ َ ِאد‬Aُ 1ْ َ /َ ‫ َא‬V1َ (َ ‫ِ ْא‬ُ 7Rْ ُ /َ pٍ َ ‫ َ)א‬bَِ ! ‫ ْ ًא‬Pَ ‫ ْא‬7Rِ =ُ
ْ ْ ُْ

41
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 1/148.

46
”Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada
kalian orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kalian menyesal atas
perbuatan kalian tersebut.”42

Banyak para ahli tafsir yang menyebutkan bahwa


ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Walid bin
‘Uqbah bin Abi Mu’ith ketika ia diutus oleh Rasulullah
a untuk mengambil zakat Bani Musthaliq.43 Sementara
antara mereka dan keluarga Al-Walid pernah terjadi
permusuhan ketika masa Jahiliyah, maka saat itu Khalid
merasa takut untuk mendatangi tempat mereka. Akhirnya
ia kembali lalu menyebutkan bahwa mereka menolak
membayar zakat dan hendak membunuhnya sehingga ia
pun melarikan diri dari mereka. Mendengar hal tersebut,
maka Rasulullah a marah dan hendak memerangi
mereka. Kondisi Rasulullah a masih seperti itu hingga
datangnya utusan dari mereka. Para utusan itu pun
memberitahukan kepada Rasulullah a bahwa mereka
tetap setia pada perjanjian, dan memberitahukan bahwa
Al-Walid kembali dari perjalanan dan belum sampai ke
tempat mereka. Kemudian Rasulullah a mengutus
Khalid bin Walid y dari jalur lain. Ia pun sampai ke
tempat mereka sebelum Maghrib. Ternyata mereka
mengumandangkan adzan, lalu Shalat Maghrib dan Isya’.
Dengan demikian diketahui bahwa mereka tidak murtad.

42
QS. Al-Hujurat : 6.
43
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/208.

47
Lalu Allah q menurunkan Surat Al-Hujurat ayat 6
sampai 8.44

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Berita yang dibawa oleh orang yang fasik dapat


diterima jika terbukti kebenarannya, setelah dilakukan
pemeriksaan yang teliti. Berkata Syaikh ‘Abdurrahman
bin Nahir As-Sa’di 5;

ِ َ ْ ‫ِ א‬7Dَ َ ْ (ِ _J‫א‬


‫ ْن‬Xِ /َ ،ُ 7‫א‬ ‫] و‬7H‫ ِ? א‬$‫א‬
َ َ ُ <َ َ َ ُ ِ َ ْ ‫ א‬0ِ !َ
،‫ َ َق‬Wَ ‫ ِ! ِ َو‬0َ ِ (َ ِ Pِ ْ Wِ V1َ (َ ُ i‫ َوא ْ َ> ِא‬0ُ iِ 3َ ‫א‬  ]ِ  ‫َد‬
َ
0ٌ ِ ‫ ِ ِ َد‬/َ ،ِ !ِ 0ْ َ ْ *َ Aَ ‫ ُכ ِ; َب َو‬،ِ !ِ ;ْ ‫ َכ‬V1َ (َ ]ْ  ‫َو ِ ْن َد‬
ْ ْ ْ
ِ
،‫ א ْ َכאذ ِب‬7Dَ ‫ َو‬،‫ ْ ٌل‬7>ْ َ ‫ ِאد ِق‬R‫א‬ َ
ََ ُ  َ 7َ Dَ ‫ " ن‬V1َ (َ
‫ ِ َכ َא َذ َכ َ א‬/ِ ƒٌ Pِّ َ َ ُ ?ِ $‫א‬ ِ َ ْ ‫ א‬7Dَ ‫ و‬،‫دود‬
ْ ْ ََ َ ٌ ُْ َْ
“Ketika mendapat berita dari orang yang fasik wajib
(untuk) diperiksa dan dikonfirmasi. Jika terdapat
petunjuk dan tanda-tanda atas kebenarannya, (maka
berita tersebut) dilaksanakan dan dibenarkan. (Namun)
jika terdapat petunjuk atas kedustaannya, (maka) berita
tersebut didustakan dan tidak dilaksanakan. Di dalam
(ayat ini) terdapat dalil bahwa berita dari orang yang
jujur diterima, dan berita dari orang yang pendusta
ditolak, (sedangkan) berita dari orang fasik, maka

44
HR. Ahmad, dengan diringkas.

48
diperiksa (dahulu) sebagaimana yang telah kami
sebutkan.”45

Adapun persaksian orang yang fasik tidak dapat


diterima. Berkata Syaikh Amin Asy-Syinqithi 5;

‫ ْ ِل‬7Pَ ْ (َ Zِ )ْ ‫א‬
ُ  !ِ ٍD@ َ Sِ sِ ْ َ Zْ /ِ Vَ ‫  َح َ= َא‬Wَ ‫َو‬
A)ُ َ ‫ ْא‬1ُ 7>ْ =َ 3‫ } َو‬:ِ ِ ْ Pَ Z/ِ ‫ َو َذ ِ َכ‬،?ِ $‫א‬ ِ َ ْ ‫َ)אد ِة א‬
َ َ
ْ َ ْ
3َ ‫[ َو‬4:‫ ُ> ْ َن{ ]אر‬$‫א‬ ِ َ ْ ‫ א‬A- ‫َ)אد ًة "َ! ًא و"ُو َ ِ& َכ‬
ُ ُ َ َ َ َ
ِ َ ْ ‫ ر ِد َ)אد ِة א‬Z/ِ ‫אء‬
?ِ $‫א‬ ِ ِ
َ َ ّ َ ْ َ 1َ ُ ْ ‫ َف َ! ْ َ א‬.َ D
“Allah q menjelaskan tentang hal yang lain, (yaitu
tentang) larangan menerima persaksian (dari) orang yang
fasik. Yang demikian itu (disebutkan) dalam firman-Nya,
“Dan janganlah kalian menerima persaksian mereka
untuk selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang
yang fasik.”46 Dan tidak ada perselisihan di kalangan
para ulama’ tentang tertolaknya persaksian orang (yang)
fasik.”47

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ

45
Taisirul Karimir Rahman, 800.
46
QS. An-Nur : 4.
47
Adhwaul Bayan, 7/411.

49
Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ ‫ َא‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ ‫َא‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 ‫ َא‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ِ ِِ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

Ayat ini mengisyaratkan tentang diterimanya berita


dari orang satu orang saja, jika orang yang
menyampaikan berita tersebut adalah orang yang adil.
Berkata Imam Al-Qurthubi 5;

َ ‫ ِ ِ َذא َכ‬4‫א‬
‫אن‬ ِ ْ ‫ِ א‬7Dَ ‫ ِل‬7Pَ V1َ ( 0ٌ ِ ‫ د‬pُ *q‫ ِ; ِه ْא‬- Z/ِ
َ َ ُْ َ ْ َ َ َ ْ
7Dَ 0َ >َ َ َ ْ (ِ ]ِ 7< Hَ ‫א‬ ِ ِ
َُ  !ِ ‫ ْ َ)א‬/ ٌ ْ َ" ‫َ  ُ ِ  َא‬O ،3ً ْ (َ
ِ‫אر‬7Dْ َO‫ ْא‬Z/ِ ُ ُ ْ Pَ 0َ Tَ !َ ُ >ُ ْ /ِ ] َ ِ َ ْ ‫א‬
7cَ ْ َ ‫ َو‬.?ِ $‫א‬
َ َ
.‫ َ)א‬1ُ Tُ 7*َ pٌ َ *ْ ِPَ ?ُ ْ ِ ْ ‫ َوא‬pٌ َ ‫ "َ َא‬7‡َ ْ ‫َ ن א‬Oِ ،‫א(א‬
ً َ Jْ ِ
ْ ََ

50
“Di dalam ayat ini (terdapat) dalil tentang diterimanya
berita dari satu orang, jika (orang tersebut) adalah orang
yang adil. Karena sesungguhnya (kita) hanyalah
diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan ketika
menukil berita (dari) orang yang fasik. Dan barangsiapa
yang telah jelas kefasikannya, (maka) batallah
perkataannya di dalam pemberitaan (secara) ijma’.
Karena sesungguhnya berita adalah amanah dan
kefasikan merupakan faktor yang dapat
membatalkannya.”48

Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar


diberikan kemudahan untuk memahami dan
mengamalkan seruan dalam Surat Al-Hujurat tersebut.
Dan kita juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

48
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 16/136.

51
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪52‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪TIPS MENDAPATKAN KESELAMATAN‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪53‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Suatu hari ‘Uqbah bin ‘Amir y bertanya kepada


Rasulullah a tentang bagaimana cara untuk
mendapatkan keselamatan. ‘Uqbah bin ‘Amir y
berkata;

‫ َכ ِ َא َ َכ‬1َ (َ ‫ َאل "َ ْ ِ ْכ‬Pَ ‫אة‬


ُ bَ ‫א‬ ِ  ‫ َل‬$‫*א ر‬
‫א َא‬
ْ  ْ ُ َ َ
.‫ َ& ِ َכ‬Tِ Dَ V1َ (َ ‫َو ْ َ ْ َכ َ! ُ َכ َو ْא! ِכ‬
ْ ْ َ
“Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Rasulullah
a bersabda, “Tahanlah lisanmu, hendaklah rumahmu
(terasa) luas bagimu, dan menangislah terhadap
kesalahanmu.”49

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Tips untuk mendapatkan keselamatan menurut


Rasulullah a adalah :
1. Menahan lisan
Di antara kenikmatan yang Allah q anugerahkan
kepada manusia adalah diberikan-Nya penglihatan, lisan,
dan dua buah bibir kepada manusia. Lisan merupakan
anggota badan yang dengannya manusia berbicara dan
mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, dan dua
buah bibir yang membantu manusia untuk berbicara,
makan, dan menjadi anggota yang memperindah wajah
manusia.50
49
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2406. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 1392.
50
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/512.

54
Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan
mempengaruhi perbuatannya. Jika ucapannya baik, maka
akan tampak pada perbuatannya. Demikian sebaliknya,
jika ucapannya buruk, maka buruk pula perbuatannya.
Berkata Yahya bin Katsir 5;

ِi‫ ِא‬$َ Z/ِ ‫] َذ ِ َכ‬ ُ /ْ (َ 3 ِ 0ٍ Jُ ‫ ُ? َر‬Tِ ْ َ Qَ 1َ Wَ ‫َא‬


ْ َ
Z/ِ ‫] َذ ِ َכ‬
ُ /ْ (َ 3 ِ <yPَ 0ٍ Jُ ‫ ُ? َر‬Tِ ْ َ َ َ /َ 3َ ‫ َو‬،ِ 1ِ َ (َ
ْ َ
.ِ 1ِ َ (َ ِi‫ ِא‬$َ
“Tidaklah aku menemui seorang yang baik ucapannya,
melainkan akan tampak (kebaikan) dalam semua
perbuatannya. Dan tidaklah ada seorang yang jelek
ucapannya, melainkan tampak pula (kejelekan) dalam
semua perbuatannya.”51

Setiap ucapan yang diucapkan oleh lisan akan


diawasi oleh Malaikat. Allah q berfirman;

. ٌ ِ (َ _Pِ ‫  * ِ ر‬3ِ ‫ ٍل‬P ِ ˆِ 1* ‫א‬


ْ ٌ ْ َ ْ ََ  َْ ْ ُ َْ َ
”Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkannya,
melainkan ada di dekatnya ada (Malaikat) pengawas
yang selalu hadir.”52

51
Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 242.
52
QS. Qaf : 18.

55
Pernah suatu ketika tabi’ut tabi’in, ’Abdullah bin
Mubarak 553 pergi haji ke Baitullah Al-Haram dan
berziarah ke makam Nabi a. Di tengan perjalanan ia
bertemu dengan seorang wanita tua. Ketika ’Abdullah bin
Mubarak 5 menanyainya, wanita tersebut selalu
menjawab dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika
ditanyakan kepada anak-anaknya tentang wanita tersebut,
maka anak-anaknya menjawab, ”Sejak empat puluh
tahun yang lalu ia tidak berbicara kecuali dengan Al-
Qur’an.” Dan ketika ’Abdullah bin Mubarak 5
menanyainya apa yang menjadikannya selalu berbicara
dengan ayat-ayat Al-Qur’an, maka wanita tersebut
menjawab;

. ٌ ِ (َ _Pِ ‫  * ِ ر‬3ِ ‫ ٍل‬P ِ ˆِ 1* ‫א‬


ْ ٌ ْ َ ْ ََ  َْ ْ ُ َْ َ
”Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkannya,
melainkan ada di dekatnya ada (Malaikat) pengawas
yang selalu hadir.”54

Di antara penyebab yang banyak menjadikan


manusia masuk ke dalam Neraka adalah karena akibat
dari ucapan lisannya. Sebagaimana diriwayatkan dari
Mu’adz bin Jabal y ia berkata, Rasulullah a bersabda;
V1(َ ‫ "َ ْو‬A ِ)-ِ ْ Jُ ‫ ُو‬V1َ (َ ِ‫אאر‬  Z/ِ ‫אس‬ َ ‫א‬
َ _ ‫ َ* ُכ‬0ْ -َ
َ ْ
.A ِ)ِ َ ِ ْ َ" ُ i‫ ِא‬Rَ 4َ  3ِ A-ِ ِD‫א‬
ِ َ 
َ
ْ ْ
53
Beliau wafat di Iraq tahun 181 H.
54
Jawahirul Adab, 324.

56
“Tidaklah yang menyebabkan manusia menyungkurkan
wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka ke
Neraka, kecuali akibat (dari) ucapan lisan-lisan
mereka.”55

Bahkan bisa jadi dengan satu kalimat yang keluar


dari lisan seseorang, akan menjerumuskannya ke dalam
Neraka sejauh antara timur dan barat. Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah y, bahwa Rasulullah a
bersabda;

‫אאرِ "َ ْ! َ َ َא‬ ِ ِ ِ


 Z/ ‫ِ ُل ِ! َ)א‬aْ *َ pَ 1‫ ِ!א ْ َכ‬Aُ 1 ‫ َ َ َ َ َכ‬7ْ َ ْ ‫ِ ن א‬
.‫ِ ِق َوא ْ َ ِْ ِب‬rْ َ ْ ‫َ! َ א‬
ْ
”Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu
kalimat, (lalu) ia terjerumus ke dalam Neraka karena
ucapan tersebut sejauh antara timur dan barat.”56

Sehingga menahan lisan merupakan salah satu


sarana untuk mendapatkan Surga. Diriwayatkan dari Sahl
bin Sa’ad y, dari Rasulullah a, beliau bersabda;

ْ َ sْ َ" ِ 1َ Jْ ِ‫ َא َ! َ ِ ْ ِ َو َא َ! َ ر‬Zِ ْ َ 2ْ *َ ْ َ


ْ ْ َْ ْ ْ
.pَ  bَ ْ ‫َ ُ א‬
55
HR. Tirmidzi Juz 5 : 2616. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 5136.
56
Muttafaq ’alaih. HR. Bukhari Juz 5 : 6112 dan Muslim Juz 4 2988,
lafazh ini miliknya.

57
“Barangsiapa yang menjamin bagiku apa yang ada di
antara dua jenggotnya (yaitu lisannya) dan apa yang ada
di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), maka aku
menjamin baginya Surga.”57

2. Rumah terasa Luas


Hendaknya seorang muslim berupaya untuk betah
tinggal di rumahnya dan berupaya untuk menjadikan
rumahnya laksana Surga. Caranya adalah berupaya
mengisi rumahnya dengan tilawah Al-Qur’an dan
menghidupkan di dalamnya adab dan akhlak Islam.
Dengan tinggalnya seorang muslim berada di rumahnya,
maka akan meminimalisir terjadinya bahaya bagi dirinya.

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ
Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ َ‫ א‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ َ‫א‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
ِ ِ ِِ
 ‫ َ* ْم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

57
HR. Bukhari Juz 5 : 6109.

58
3. Menangisi Kesalahan
Di dalam kehidupan dunia ini seorang mukmin
selalu berupaya untuk mengalahkan nafsunya. Terkadang
ia mampu mengendalikannya, dan terkadang ia
dikalahkan oleh nafsunya. Ketika seorang mukmin khilaf
dengan melakukan dosa dan kesalahan, maka hendaknya
ia segera menyesali kesalahannya dan segera bertaubat
kepada Allah q. Dan deorang mukmin yang benar-benar
bertaubat kepada Allah q, maka Allah q akan
mengampuni dosa-dosanya dan akan mencintainya. Allah
q berfirman;

.‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א ْ َ ُد ْو ُد‬-ُ ‫َو‬
”Dia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.”58

Berkata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di 5;

، ِ‫ِ َن א ْ َ ُد ْو ُد ِ!א ْ َ ُ ْر‬Pُ K ُ ْ 4َ ،ƒٌ ْ Tِ َ ` $ِ ‫ َ;א‬-َ Zْ /ِ ‫َو‬


ِ  Vَ ِ ‫ א <; ُ  ِب ِ َذא َ=א!א‬0َ -َ" ‫ "َ ن‬V1َ ( ‫ِ ل َذ ِ َכ‬
‫א‬ ُْ ْ ْ َ َُ
.A)ُ 74َ َ"‫ َو‬A)ُ !َ ْ ُ ‫ ُذ‬A)ُ َ َ lَ ،‫َو"َ َ ُא! ْא‬
ْ  ْ ْ َ

58
QS. Al-Buruj : 14.

59
“Di dalam (ayat) ini terdapat rahasia yang lembut, ketika
disebutkan secara bersamaan antara Maha Pengasih
dengan Maha Pengampun. Hal ini menunjukkan bahwa
orang-orang yang berdosa jika mereka bertaubat kepada
Allah q dan mendekatkan diri kepada-(Nya). (Maka)
Allah q akan mengampuni dosa-dosa mereka dan akan
mencintai mereka.”59

Di antara ciri orang yang beriman adalah merasa


senang dengan amalan kebaikannya dan merasa sedih
dengan amalan keburukannya. Sebagaimana
diriwayatkan dari ‘Umar a, bahwa Nabi a bersabda;

ٌ ِ dْ ُ َ )ُ /َ ُ ُ &َ ِ $َ ُ =ْ ‫ َאء‬$َ ‫ َ َ ُ ُ َو‬4َ ُ =ْ $َ ْ َ


ّ َ
“Barangsiapa yang merasa senang dengan amalan
kebaikannya dan merasa sedih dengan amalan
keburukannya, maka ia adalah orang yang beriman.”60

Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar


diberikan kemudahan untuk memahami dan
mengamalkan kandungan pesan Nabi a, agar kita
mendapatkan keselamatan. Dan kita juga memohon
kepada Allah q, agar Allah q mengampuni semua dosa-
dosa kita dan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya.

59
Taisirul Karimir Rahman, 919.
60
HR. Ahmad, Hakim Juz 1 : 387, lafazh ini milik keduanya, dan
Tirmidzi Juz 4 : 2165. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
5 dalam Shahihul Jami’ : 2546.

60
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ ِ  َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪61‬‬
‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬
‫‪CARILAH LAILATUL QADAR‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ 3ِ  َ َ ِ 3‬א  ُ‬
‫‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪62‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-


nanti oleh orang-orang yang beriman. Di dalam bulan
Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana sabda
Rasulullah a;

ْ >َ /َ ‫א‬-َ Dَ ‫ِ َم‬4ُ ْ َ ٍ)ْ َ ƒِ ْ َ" ْ ِ Dَ pٌ 1َ َ ِ /ِ
َْ ٌْ ْ ْ
.‫ِ َم‬4ُ
“Di dalam (bulan Ramadhan) terdapat satu malam yang
lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan
kebaikannya, maka ia benar-benar telah diharamkan.”61

Dan Rasulullah a juga memerintahkan kepada


umatnya untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh
terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan
dari ’Aisyah i, bahwa Rasulullah a bersabda;

ْ ِ ِD‫א‬
ِ ‫َو‬O‫ِ ْא‬rْ ْ ‫ א ِْ ْ=ِ ِ א‬Z/ِ ِ‫ א ْ َ> ْ ر‬pَ 1َ َ ‫َ=وא‬
َ َ
َ ْ َْ
‫אن‬
َ 2َ َ ‫َر‬
“Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil di
sepuluh terakhir bulan Ramadhan.”62

61
HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5
dalam Shahihul Jami’ : 55.

63
Lailatul qadar merupakan malam yang penuh
berkah. Sehingga para malaikat turun karena banyaknya
berkah pada malam tersebut. Sebagaimana firman Allah
q;

. ٍْ َ" 0ِ ّ ‫ ِ ْ ُכ‬A ِ)ِ!ّ ‫ ْذ ِن َر‬Xِ !ِ ‫ َ)א‬/ِ ‫א ْو ُح‬


< ‫ َو‬pُ ‫ َכ‬iِ .َ َ ْ ‫ ُل א‬a َ =َ
ْ ْ
“Pada malam tersebut turun para Malaikat dan Malaikat
Jibril j dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala
urusan.”63

Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya;

،‫ ِة َ! َכ ِ َ)א‬Hْ ‫ ِ َכ‬pِ 1َ 1 ‫ ِ; ِه א‬-َ Z/ِ pُ ‫ َכ‬iِ .َ َ ْ ‫ِ ُل א‬aْ =َ ُH‫"َ ْي َ* ْכ‬
َ َ ْ ُ
‫ َכ َא‬pِ َ 4ْ ‫ َوא‬pِ ‫ َכ‬7ْ ‫ِ ُل א‬aْ =َ Sَ َ ‫ ُ ْ َن‬a َ َ *َ pُ ‫ َכ‬iِ .َ َ ْ ‫َوא‬
 ََ
.‫@ن‬ِ >ُ ْ ‫و ِة א‬.َ =ِ َ ْ (ِ ‫ ُ َن‬a َ َ *
ْ َ ْ َ
“Yaitu banyak para Malaikat yang turun pada malam ini
karena banyaknya berkah yang terdapat padanya. Dan
para Malaikat itu selalu turun bersamaan dengan
turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka selalu
untuk turunnya ketika Al-Qur’an dibaca.”64

62
HR. Bukhari Juz 2 : 1913, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 :
1169.
63
QS. Al-Qadar : 4
64
Tafsirul Qur’anil ’Azhim, 4/531.

64
Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Suatu ketika terjadi perbincangan yang sangat


menarik antara Zurrun bin Hubaisy dengan Ubay bin
Ka’ab y. Dimana perbincangan ini dicatat oleh Imam
Muslim dalam Shahihnya. Zurrun bin Hubaisy berkata;

‫] ِ ن‬ ِ ُ ُ ْ َv$
ُ ‫ـ‬1ْ >ُ /َ ُ ‫ َ( ْـ‬Vَ ‫א َ= َـא‬
ُ  Vَ ‫ـ‬s‫ ْ! ُ َכ ْـ ٍ_ َر‬Z!َ " ] َ
pَ ‫ـ‬1َ َ _ ُ ‫ـ‬Rِ *ُ ‫ א ْ َـ ْ َل‬A‫אכ ْ! َ َ ْ ُ ْ ٍد َ* ُ> ْ ُل َ ْ ُ* ِ>ـ‬ َ Dَ َ"
ْ ْ ُْ
ُ ‫אس "َ ـא ِ  ـ‬ ِ ِ
ُ ‫א‬ 0َ ‫ َ* כ‬3َ ‫א "َ َر َאد "َ ْن‬ ُ  ُ َ 4‫ َ> َאل َر‬/َ ِ‫א ْ َ> ْ ر‬
ِ ‫َو‬O‫ـِ ْא‬rْ ْ ‫ א‬Z‫ـ‬/ِ ‫אن و"َ  )ـא‬ ِ ِ
ِ‫ـ‬D‫א‬ َ َ َ َ َ ‫ـ‬2َ َ ‫ َر‬Zْ ‫ـ‬/ ‫ "َ  َ)ـא‬Aَ ‫ـ‬1(َ ْ ‫ـ‬Pَ
‫ "َ  َ) ـא‬Zَ Hْ َ ‫ َ* ْ ـ‬3َ ƒَ ‫ ـ‬1َ 4َ A‫ُـ‬c َ *ْ ِ‫ ـ‬rْ (ِ ‫ َو‬Sٍ 7‫ ـ‬$َ pُ ‫ ـ‬1َ َ ‫َو"َ  َ)ـא‬
 ْ ْ
ٍ
‫ء َ= ُ> ْ ُل َذ ِ َכ َ*א "َ َ!א‬Zَ ‫َ ِ ّي‬v!ِ ] ِ
ْ ُ 1ْ >ُ /َ َ *ْ ِrْ (‫ َو‬Sٍ 7ْ $َ pُ 1َ ْ َ
ِ  ‫ـ ُل‬$‫ َ ـא ر‬7Dْ َ" Zِ  ‫ א‬pِ *q‫ "َو ِ! ْא‬pِ .َ ْ ‫ َאل ِ!א‬Pَ ِ‫א ْ ِ;ر‬
‫א‬ ْ ُ َ ََ ْ َ ْ َ َ ُْ
ٍِ ِ
.‫אع َ َ)א‬ َ َ ُ 3َ ;&َ ْ *َ Sُ 1ُ Tْ =َ ‫ "َ  َ)א‬Aَ 1 $َ ‫ ْ َو‬1َ (َ ‫א‬ُ  V1 Wَ
“Aku bertanya kepada Ubay bin Ka’ab y,
“Sesungguhnya saudaramu Ibnu Mas’ud y berkata,
“Barangsiapa yang mendirikan (shalat selama) setahun,
maka ia akan mendapatkan lailatul qadar.” Maka Ubay
bin Ka’ab y berkata, “Semoga Allah merahmatinya, ia
tidak ingin manusia menyandarkan (diri). Adapun
sesungguhnya ia telah mengetahui bahwa malam tersebut

65
pada bulan Ramadhan, (khususnya) pada sepuluh hari
terakhir, (khususnya) pada malam yang kedua puluh
tujuh. Kemudian ia bersumpah (bahwa) tidak ada
pengecualian, sesungguhnya malam tersebut adalah
malam yang kedua puluh tujuh.” Maka aku bertanya,
“Dengan apa engkau mengatakan demikian, wahai Abu
Mundzir?” Beliau menjawab, “Dengan tanda yang telah
diberitahukan oleh Rasulullah a, (yaitu) sesungguhnya
(matahari) terbit pada (pagi) hari itu tanpa ada sinar
(yang menyilaukan).”65

َ ِ 1ِ ْ ُ ْ ‫ِ א‬i‫ َو ِ َ ِא‬A‫ َو َ ُכ‬Zِ ‫א‬ ِ $َ"‫ َ;א و‬- Zِ Pَ ‫ ْ ُل‬Pُ َ"
ْ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ
.A4ِ ‫ َ א ْ َ ُ ْ ُر א‬-ُ ُ ِ  ‫ ْ َ ْ ِ ْو ُه‬/َ ،_ٍ ْ ‫ َذ‬0ِ ّ ‫ِ ْ ُכ‬
ُ ْ  ُ

Khutbah Kedua :

ِ  ِ ْ ‫ َא‬،
3َ ْ َ ‫ َ א َ א ِ َ) َ;א َو َא ُכ א ِ َ ْ) َ ِ َي‬-َ  ِ  ِ ْ ‫َא‬
ُ ْ َ ُ ْ َ
ُ َ ‫ َِ ْ* َכ‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫אُ َو‬  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫ َو"َ ْ َ) ُ "َ ْن‬.ُ‫א‬  ‫ َ א َ א‬-َ ‫"َ ْن‬
ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬
 ْ
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ ٍ َ 4Xِ
،ِ *ْ ‫א‬ ِ ِِ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫َو‬
: ُ ْ !َ ‫َو‬

65
HR. Muslim Juz 1 : 762.

66
Ada beberapa amalan utama yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan lailaltul qadar, antara lain :

1. Melakukan i’tikaf
2. Membaca Al-Qur’an
3. Melakukan qiyamul lail
4. Memperbanyak membaca;
Zِّ (َ ƒُ (‫א‬ ِ
ْ /َ َ ْ َ ْ ‫  ِ َכ َ( ُ ` ُ= <_ א‬A )ُ 1 َ‫א‬
ْ
5. Berdoa memohon kepada Allah q

Akhirnya kita memohon kepada Allah q semoga


selepas bulan Ramadhan, kita termasuk orang-orang yang
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah q. Karena tujuan puasa Ramadhan adalah untuk
membentuk mukmin yang bertaqwa. Dan kita juga
memohon kepada Allah q agar selepas bulan Ramdhan
ini semua dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah q.
Rasulullah a pernah mengancam dalam sabdanya;

0َ 7Pَ Šَ 1َ َ ْ ‫ א‬Aُc ‫א َن‬2َ َ ‫ ِ َر‬1َ (َ 0َ Dَ ‫ َد‬0ٍ Jُ ‫ "َ ْ ُƒ َر‬Alِ ‫َو َر‬


ْ  ْ َ
ُ َ َ ْ *ُ ‫"َ ْن‬
َ
“Binasalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan
kemudian ia lepas (dari Ramadhan) namun ia belum
diampuni (dosanya).”66
66
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3545, lafazh ini miliknya dan Ahmad : 7402.
Hadits ini derajatnya hasan shahih menurut Syaikh Al-Albani 5
dalam Shahihut Targhib wat Tarhib Juz 2 : 1680.

67
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِ 7ِ W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪68‬‬
‫‪KHUTBAH NIKAH‬‬
‫‪KEUTAMAAN MENIKAH‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َא َءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪69‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Allah q menciptakan makhluknya berpasang-


pasangan. Ada siang ada malam, ada matahari ada bumi,
ada panas ada hujan, dan ada laki-laki serta ada
perempuan. Untuk Allah q berikan rasa cinta di antara
para makhluk-Nya tersebut. Berkata Imam Ibnul Qayyim
5;
“Kalausaja bukan karena cinta maka bumi tidak akan
berputar bintang-bintang yang bersinar tidak akan
bergerak, dan angin pun tidak akan pernah berhembus.”67

Adapun untuk manusia, ketika dua insan telah


sesuai dan ingin saling berkasih sayang, maka tidak ada
hal yang lebih indah bagi mereka berdua selain indahnya
pernikahan. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas p,
bahwa Rasulullah a bersabda;

ّ ِ 0ُ Hْ ِ ِ ْ !‫ ُ َ َ َא‬1ْ ِ َ *ُ Aْ َ
‫א َכא ِح‬
“Tidak ada yang dilihat (lebih indah) bagi dua orang
yang saling berkasih sayang, seperti (indahnya)
pernikahan.”68

Pernikahan merupakan Sunnah Nabi a. Ketika


Rasulullah a didatangi oleh beberapa orang sahabat
yang menyatakan bahwa mereka akan berpuasa terus-
menerus, akan shalat malam dan tidak tidak tidur malam,
dan mereka tidak akan menikah. Maka Rasulullah a
bersabda;
67
Ad-Da’ wad Dawa’, Ibnul Qayyim.
68
HR. Ibnu Majah : 1847. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahih Ibni Majah Juz 5 : 1497.

70
.Zّ ِ ِ Gَ 1َ /َ Zِ  $ُ ْ (َ _َ lِ ‫ َ ْ َر‬/َ
ْ ْ ْ
“Barangsiapa yang membenci Sunnah (menikah)ku ini,
maka ia bukan termasuk dari golonganku.”69

Dengan pernikahan akan menyempurnakan


setengah agama seseorang. Rasulullah a bersabda;

ِّ ƒَ Rْ ِ 0َ َ ‫ َ ْכ‬$‫ َ> ِ ْא‬/َ ُ 7ْ َ ْ ‫ و َج א‬aَ =َ ‫ِ َذא‬


َ  ?ِ  َ 1ْ /َ ِ *ْ ‫א‬
‫א‬
Z>ِ !َ ‫ َא‬/ِ
َ ْ
“Jika seorang hamba telah menikah, maka sungguh ia
telah menyempurnakan setengah dari agamanya.
Hendaklah ia bertaqwa kepada Allah q dalam menjaga
sisa(nya).”70

Sehingga para salaf dahulu sangat memprioritaskan


masalah pernikahan. Bahkan ‘Abdullah bin Mas’ud y
pernah berkata;
“Jika umurku tingggal sepuluh hari lagi, sungguh aku
lebih suka menikah daripada akau menemui Allah
sebagai seorang bujangan.”71

69
Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 5 : 4776 dan Muslim Juz 2 :
1401, lafazh ini milik keduanya.
70
HR. Thabrani. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5
dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 2 : 625.
71
Tuhfatul ‘Arus, 20.

71
Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Setelah terjadi akad nikah, maka hendaknya


seorang suami baik dalam berinteraksi dengan isterinya.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari
Nabi a, beliau bersabda;
ِ ‫א‬
‫א‬Dَ ‫אء‬ ِ ِ
ًْ َ ّ !ِ ‫ ْא‬Wُ ْ َ $ْ ‫א‬
“Berwasiatlah baik-baik kepada para isteri.”72

Diriwayatkan pula dari ‘Aisyah i ia berkata,


Rasulullah a bersabda;

Z1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ ‫ ِ َو"َ َ א‬1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ A‫ ُכ‬Dَ
ْ ْ ُْ ْ ُْ ْ ُْ
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang
paling baik kepada isterinya. Dan aku adalah orang
yang paling baik kepada isteriku”73

Umar y pernah memuji dan menyebutkan jasa-


jasa isterinya. Umar y mengatakan;
،Z!ِ ‫א‬Hِ ِ pٌ َ ‫ َא‬lَ ،‫ِ ْي‬a7‡ُ ِ ‫אز ٌة‬َ 7Dُ ،Z‫ َ ِא‬Tَ ِ pٌ D‫א‬َ 7 uَ ‫ِ  َ)א‬
ْ َ ْ َ ْ
،‫ َ)א‬1َ (َ _ٍ J‫א‬ ِ !ِ ُ 1< ‫ َذ ِ َכ ُכ‬Gَ ‫ َو‬،‫ ِ َ ِ ْي‬pٌ َ sِ ُ
ْ َ َْ َ ْ
‫ ِ! َ)א َ( ِ א ْ َ ِאم‬Z7ِ 1ْ Pَ ُ ‫َو َ* ْ ُכ‬
َ ْ
72
HR. Muslim Juz 2 : 1468.
73
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3895. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 3314.

72
“Isteriku adalah juru masak (yang telah menyiapkan)
makanan (untuk)ku, ia telah membuatkan roti untukku, ia
yang mencucikan bajuku, ia adalah wanita yang telah
menyusui anak-anakku. Padahal itu semua tidak wajib
baginya. Dan dialah yang menenangkan hatiku dari
perbuatan haram.”74

Dan hendaknya seorang isteri berupaya untuk


mentaati suaminya dan tidak menyakiti perasaan
suaminya. Karena demikian besar hak suami atas
isterinya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi
a beliau bersabda;

‫ت א ْ َ"َ َة‬ ٍ ِ ِ ]
ْ ُ ْ َ َOَ 4َ َO َ bُ ْ *َ ‫ ً א "َ ْن‬4َ َ" ‫@ ًא‬ ُ ْ ‫َ ْ ُכ‬
‫ َ)א‬Jِ ‫ ْو‬aَ ِ َ bُ ْ =َ ‫"َ ْن‬
“Seandainya aku diperbolehkan untuk memerintahkan
seorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku telah
memerintahkan wanita untuk bersujud kepada
suaminya.”75

Rasulullah a juga pernah bersabda;

‫  ُ ِכ‬Jَ ُ  Xِ /َ ( ‫ ْو ُج‬a‫א‬ ِ ِ
َ Zْ ْ *َ ) ُ ْ  ]ِ ْ َ" َ *ْ َ" ‫ُِ ْي‬U ْ ُ‫א‬
‫אر ِכ‬
ُ َ ‫َو‬
74
Al-Kabair, Adz-Dzahabi.
75
HR. Tirmidzi Juz 3 : 1159. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 1998.

73
“Perhatikan bagaimana kedudukan disisinya (yakni
suamimu), karena ia adalah Surgamu dan Nerakamu.”76

Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar


Allah q memberkahi kita dan keluarga kita. Dan kita
juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

َ ِ ِ dْ ُ ْ ‫אت َوא‬ ِ 1ِ ْ ‫ ِ وא‬1ِ 1ْ ِ ِ lْ ‫ א‬A)1 َ‫א‬
َ ُْ َ َ ْ ُْ
ْ ْ  ُ
V1َ (َ ‫ "َ ِ( א‬A)ُ 1 ‫ َא‬.‫אت‬ ِ َOْ ‫ وא‬A)ْ ِ ‫אء‬ ِ 4َOْ ‫אت َא‬ ِ َ ِ dْ ْ ‫وא‬
 َ ْ َ ُْ َْ ُ َ
‫ ْ َ! َא َ! ْ َ ِ ْذ‬1ُ Pُ ‫ِ ْغ‬a=ُ 3َ ‫ َر ! َא‬.‫אد ِ= َכ‬ ِ
َ 7َ ( ِ ْ 4ُ ‫ذ ْכِ َכ َو ُ ْכِ َכ َو‬
ِ
‫ َر ! َא‬.‫אب‬ َ ِ
ُ - َ ْ ‫  ِ َכ " ْ َ] א‬pً َ 4ْ ‫ ْ_ َ َא  ْ َ ُ ْ َכ َر‬-َ ‫ َ ْ* َ َא َو‬-َ
َ >ِ  ُ 1ْ ِ ‫ َא‬1ْ َ J‫א‬ ِ ِ ‫ ْ_ َ َא ِ ْ "َ ْز َو‬-َ
ْ ‫  َة "َ ْ( ُ ٍ َو‬Pُ ‫ َא َو ُذ ِّر *א= َא‬J‫א‬
ْ
‫ َא‬Pِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫ ِة‬Dِ q‫ ْא‬Z/ِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫א ْ א‬ Z/ِ ‫ َر ! َא ِ@= َא‬.‫ َِ ًאא‬
َ َ <
ِ ِ ‫ َא‬V1َ (َ ‫ِ َِא ُ َ  ٍ َو‬7 َ V1َ (َ ُ‫א‬  V1 Wَ ‫ َو‬. ِ‫אאر‬  ‫אب‬ َ ;َ (َ
ّ
.َ ِ 1َ َ ْ ‫ َر ِّب א‬ِ  ِ ْ ‫ د(א َ א אَ ِن א‬Dِ َ‫ وא‬،A1 $‫ ِِ و‬7W‫و‬
ْ ُ ْ َ ََْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ

*****

76
HR. Thabrani Juz 1 : 532. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 6 : 2612.

74
‫‪KHUTBAH NIKAH‬‬
‫‪KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTERI‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫ َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫א َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪75‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Allah q menciptakan manusia berpasang-


pasangan, sebagaimana firman-Nya;

ً ‫ "َ ْز َو‬Aْ ‫אכ‬


‫א‬J‫א‬ ُ َ >ْ 1َ Dَ ‫َو‬
”Kami jadikan kalian berpasang-pasangan.”77

Cara untuk menyatukan seorang manusia dengan


pasangannya adalah dengan ikatan pernikahan.
Pernikahan merupakan Sunnah para Rasul. Sebagaimana
firman Allah q;

ِ ِ
ً ‫ "َ ْز َو‬Aْ )ُ َ ‫ َא‬1ْ َ Jَ ‫ َכ َو‬17ْ Pَ ْ  .ً $ُ ‫ َא ُر‬1ْ $َ ‫َو َ َ> ْ "َ ْر‬
‫א‬J‫א‬
pً * ‫َو ُذ ِّر‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa
Rasul sebelummu, dan Kami memberikan kepada mereka
isteri-isteri dan keturunan.”78

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Untuk mendapatkan kebahagiaan di dalam


pernikahan, maka masing-masing suami dan isteri
haruslah menjalankan tugas dan kewajibannya. Di antara
kewajiban Suami setelah pernikahan adalah :

77
QS. An-Naba’ : 8.
78
QS. Ar-Ra’d : 38.

76
1. Memberikan makanan, pakaian, dan kebutuhan
isterinya sesuai dengan kemampuannya
Sebagaimana diriwayatkan dari Hakim bin
Mu’awiyah Al-Qusyairi, dari bapaknya y, ia berkata;

‫ "َ ْن‬: ‫ َאل‬Pَ ‫ ِ؟‬1َ (َ ‫ ِ َ א‬4َ َ" pِ Jَ ‫ <? َز ْو‬4َ ‫ َא‬،‫א‬ ِ  ‫ َل‬$‫*אر‬
ْ ْ ُ َ َ
ِ َ ‫ ِ)א ِ َذא‬Tْ =ُ
َ ْ َ َ ‫א ِ َذא א ْכ‬-َ ْ ُ ‫ َو َ= ْכ‬،]
] َ ْ u َ َ
“Wahai Rasulullah apakah hak isteri salah seorang dari
kami atas (suami)nya?” Rasulullah a menjawab,
“Engkau memberi makan ketika engkau makan dan
engkau memberikan pakaian ketika engkau
berpakaian.”79

2. Mengajarkan kepada isterinya masalah agama dan


memotivasinya agar melakukan ketaatan
Allah q berfirman;

‫אرא‬ ِ َ َ ِ َ
ً َ Aْ ‫ ْ ُכ‬1-ْ "‫ َو‬Aْ ‫ ْא " ْ ُ َ ُכ‬Pُ ‫@ ُ ْא‬
َ َ *ْ ; ‫َ*א " <* َ)א א‬
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri
kalian dan keluarga kalian dari api Neraka.”80

79
HR. Abu Dawud : 2142, lafazh ini miliknya dan Ibnu Majah :
1850. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam
Shahihul Jami’ : 3149.
80
QS. At-Tahrim : 6.

77
‘Ali y ketika menafsirkan ayat ini, ia mengatakan;

A-ُ ْ ُ 1ِّ (َ ‫ َو‬A-ُ ْ !ُ ‫"َ ِ ّد‬


ْ ْ
“Ajarkanlah adab kepada mereka dan ajarkanlah (ilmu
agama) kepada mereka.”81

Sedangkan di antara kewajiban Isteri setelah


pernikahan adalah :

1. Berupaya untuk menyenangkan dan mentaati


suaminya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah y, ia berkata;

Dَ ‫אء‬ ِ ‫א‬ ِ ‫ "َي‬A1 $‫ ِ و‬1َ ( ‫א‬ V1 Wَ ‫א‬ِ ‫ ِل‬$ِ 0َ Pِ
ٌْ َ ّ < َ َ َ ْ َ ُ   ْ ُ َ ْ
ُ ُ ‫ ُ= َ‡ ِא‬3َ ‫ ُ ُ ِ َذא "َ َ َو‬Tِ =ُ ‫ َو‬Uَ َ ‫ َ= ُ < ُه ِ َذא‬Zِ  ‫ َאل َא‬Pَ
َ ْ َ ْ
.‫ َ ْ ِ َ)א َو َ ِא َ)א ِ! َא َ* ْכ ُه‬Z/ِ
َ ْ
“Ditanyakan kepada Rasulullah a, “Siapakah isteri yang
baik itu?” Beliau menjawab, “Yaitu yang menyenangkan
(suami)nya ketika ia memandang(nya), mentaatinya
ketika ia memerintahkan(nya), dan ia tidak menyalahi
(suami)nya pada diri dan hartanya, (yang suaminya)
tidak menyukainya.”82

81
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/391.
82
Ahmad dan Nasa’i Juz 6 : 3231. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani 5 dalam Irwa’ul Ghalil : 1786.

78
2. Berupaya untuk memiliki sifat penyayang dan
senantiasa mencari keridhaan suaminya
Rasulullah a bersabda;
V1َ (َ ‫ ْو َد‬dُ َ ْ ‫ א ْ َ ُد ْو َد א ْ َ ُ ْ َد א‬pِ  bَ ْ ‫ א‬0ِ -ْ َ" ْ ِ A‫ ُכ‬f‫א‬
ُ َ ِ
ْ
Z/ِ ‫א‬-َ َ *َ Sَ 2َ =َ V 4َ ‫ َאء ْت‬Jَ _َ 2ِ lَ ‫ ِ َذא‬Zِ  ‫ َ)א א‬Jِ ‫َز ْو‬
ْ ْ
Vsَ =َ V 4َ ‫א‬2ً ْ lُ ‫ "َ ُذ ُق‬3َ ‫ َ)א َو َ= ُ> ْ ُل‬Jِ ‫َ* ِ َز ْو‬
ْ
“Isteri-isteri kalian yang termasuk penghuni Surga
adalah yang penuh kasih sayang, yang subur, dan yang
segera kembali kepada suaminya. Jika (suaminya)
marah, ia (segera) datang (kepada suaminya) hingga ia
meletakkan tangannya di tangan suaminya, dan ia
berkata, “Aku tidak akan tidur sampai engkau ridha
(kepadaku).”83

Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar


Allah q memberikan kebahagiaan di dalam rumah
tangga kita.

ِ ِ ‫ ْ_ َ َא ِ ْ "َ ْز َو‬-َ ‫َر ! َא‬


ْ ‫  َة "َ ْ( ُ ٍ َو‬Pُ ‫ َא َو ُذ ِّر *א= َא‬J‫א‬
‫ َא‬1ْ َ J‫א‬
pً َ َ 4َ ‫ ِة‬Dِ q‫ ْא‬Z/ِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫א ْ א‬ Z/ِ ‫ َر ! َא ِ@= َא‬.‫ ُ  ِ> َ  َِ ًאא‬1ْ ِ
َ َ < ْ
ِ ِ ‫ َא‬V1َ (َ ‫ِ َِא ُ َ  ٍ َو‬7 َ V1َ (َ ‫א‬ ُ  V1 Wَ ‫ َو‬. ِ‫אאر‬  ‫אب‬ َ ;َ (َ ‫ َא‬P‫َو‬
ِ
ّ
ِ  ِ ْ ‫ د(א َ א אَ ِن א‬Dِ َ‫ وא‬،A1 $‫ ِِ و‬7W‫و‬
.َ ِ 1َ َ ْ ‫ َر ِّب א‬
ْ ُ ْ َ ََْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ
*****
83
HR. Daraquthni. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 1 : 287.

79
‫‪KHUTBAH NIKAH‬‬
‫‪KIAT KELUARGA SAKINAH‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪80‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Pernikahan merupakan nikmat bagi manusia,


karena di dalam pernikahan terdapat ketenangan antara
suami isteri. Di dalamnya terdapat penyaluran naluri
kasih sayang yang halal, antara laki-laki dan wanita, dan
didalam pernikahan –yang dibangun di atas ajaran Islam
yang benar,- maka didalamnya akan dipenuhi dengan
rahmat Allah q. Allah q berfirman;

‫א ِ َ ْ ُכ ُא‬J‫א‬ ِ ِ ِِ ِ
ً ‫ "َ ْز َو‬Aْ ‫  ْ "َ ْ ُ ُכ‬Aْ ‫ َ? َ ُכ‬1َ Dَ ‫َو ْ َ@*א= "َ ْن‬
ٍ *qَ ‫ َذ ِ َכ‬Z/ِ ‫ ِ ن‬pً 4‫ د ًة ور‬A‫ ! ُכ‬0َ J‫ِ َ)א و‬
‫אت‬ َ ْ َ ْ َ َ  َ َ ْ َ َْ َ َ َ َ ْ
.‫ِ َ> ْ ٍم َ* َ َ כ ْو َن‬
ُ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah
menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian
sendiri, agar kalian merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya rasa kasih sayang dan rahmat di antara
kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”84

Lalu bagaimanakah mewujudkan keluarga yang


sakinah, mawaddah, wa rahmah? Bagaimana
mewujudkan bahtera rumah tangga yang seolah-olah
menjadi Surga dunia? Ada tiga kiat sederhana untuk
mewujudkan impian tersebut, antara lain :

84
QS. Ar-Rum : 21.

81
1. Tentukan tujuan dalam pernikahan
Hendaknya seorang suami membuat tujuan jangka
panjang dari bangunan pernikahannya. Akan dibawa
kemana bahtera rumah tangganya? Dan sebaik-baik
tujuan pernikahan jika orientasinya adalah agama, yang
tujuan akhirnya adalah Surga. Hal ini sebagaimana
disinyalir dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah y dari Nabi a, beliau bersabda;

‫ َ ِא َ)א‬bَ ِ ‫ َ)א َو‬7ِ َ َ ِ ‫ ِ َ ِא َ)א َو‬Sٍ !َ ‫َ ْر‬Oِ ‫ א ْ َ"َ ُة‬Qُ ‫ُ= ْ َכ‬
ْ
.‫אכ‬ ّ ‫ َ ْ ِ! َ;אت‬xْ ‫ َא‬/ ‫َو ِ ِ ْ* ِ َ)א‬
ِ
َ َ *َ ]ْ !َ ِ=َ ِ *ْ ‫א‬ ِ
“Wanita dinikahi kerena empat hal; karena hartanya,
karena keturunannya, kerena kecantikannya, dan karena
agamanya. Pilihlah wanita yang punya agama, maka
engkau akan beruntung.”85

Tujuan pernikahan ini penting untuk


mengantisipasi problematika rumah tangga. Sehingga
ketika badai masalah menerpa bahtera rumah tangga,
ketika benih-benih perpecahan dan perselisihan muncul
di tengah-tengah biduk keluarga, maka bukalah kembali
tujuan jangka panjang dalam membangun rumah tangga
tersebut. Akankah tujuan yang panjang tersebut akan
pupus dengan masalah-masalah yang ringan dan
sederhana? Tentunya tidak. Dan ketika suami dan isteri
telah memiliki arah tujuan pernikahan yang sama, maka
roda rumah tangga akan berjalan dengan mulus dan
lancar, karena kedua memiliki perspektif yang sama.

85
HR. Muslim Juz 2 : 1466.

82
2. Membangun komunikasi yang baik dengan
pasangan
Betapa banyak perselisihan muncul ditengah-
tengah rumah tangga kaum muslimin, berawal dari
komunikasi yang tidak baik, komunikasi yang tidak jalan.
Sehingga terjadi salah faham antara suami dan isteri.
Maka untuk meminimalisir terjadinya salah faham,
haruslah dibangun komunikasi yang baik dan santun
antara suami dan isteri.

Perhatikanlah bagaimana para salaf dalam


membangun komunikasi di dalam keluarga. Pada suatu
hari Asy-Sya’bi menemui Syuraih Al-Qadhi 5 dan ia
bertanya tentang keadaan di rumahnya. Maka Syuraih
5 mengatakan, ”Sejak dua puluh tahun lalu aku tidak
pernah melihat sesuatu yang membuatku marah dari
isterku.” Maka mendengar jawaban tersebut Asy-Sa’bi
terkejut dan bertanya, ”Bagaimana (mungkin) itu?”
Syuraih 5 menjawab, ”Pada suatu malam istriku
mengatakan, ”Wahai Abu Umayyah, sesungguhnya aku
adalah orang asing. Aku tidak mempunyai pengetahuan
tentang akhlak dan perangaimu. Jadi jelaskanlah
kepadaku apa saja yang engkau sukai, agar aku dapat
melakukannya. Dan apa saja yang tidak engkau sukai,
sehingga aku dapat menghindarinya.” Lalu Syuraih 5
menyebutkan menyebutkan hal-hal yang disukainya dan
menyebutkan hal-hal yang dibencinya. Kemudian kata
Syuraih 5, ”Lalu ia tinggal bersamaku selama dua
puluh tahun dan aku tidak pernah kecewa terhadapnya.”

83
Ketika muncul hal-hal yang kurang berkenan
dalam rumah tangga, maka komunikasikanlah dengan
pasangan. Carilah solusi yang terbaik dari permasalah-
permasalahan tersebut.

3. Berupaya untuk memahami kekurangan pasangan


Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan
kesalahan, maka seharusnya pasangan suami isteri dapat
memahami dan menutupi kekurangan pasangannya.
Sebagaimana firman Allah q;

 )ُ َ ‫אس‬ ِ َ ِ
ٌ 7َ  Aْ ُ ْ "‫ َو‬Aْ ‫אس َ ُכ‬
ٌ 7َ   -ُ
“Isteri-isteri kalian adalah pakaian bagi kalian dan
kalian adalah pakaian bagi mereka.”86

Untuk menjaga keutuhan dan kebahagiaan di


dalam rumah tangga adalah dengan memahami dan
memaklumi kekurangan pasangannya. Sehingga Abu
Darda’ y pernah berkata kepada isterinya;
”Jika engkau melihatku marah, maka maklumilah aku.
Dan jika aku melihatmu marah, maka aku akan
memaklumimu. Jika tidak demikian, maka kita tidak
akan dapat hidup bersama.”

86
QS. Al-Baqarah : 187.

84
Jadilah seorang suami dan isteri yang pandai
melihat kelebihan pasangannya. Seharusnya seorang
suami atau isteri tidak hanya dalam fokus melihat
kekurangan pasangannya. Sehingga manjadikan ia
membenci pasangannya dan seolah tidak melihat
kebaikan sedikit pun dari pasangannya tersebut. Inilah
yang akan memunculkan keretakan dalam rumah tangga.

Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar


Allah q menjadikan rumah tangga kita menjadi rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dan kita
juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

َ ِ ِ dْ ُ ْ ‫אت َوא‬ ِ 1ِ ْ ‫ ِ وא‬1ِ 1ْ ِ ِ lْ ‫ א‬A)1 ‫َא‬
َ ُْ َ َ ْ ُْ
ْ ْ  ُ
V1َ (َ ‫ "َ ِ( א‬A)ُ 1 ‫ َא‬.‫אت‬ ِ َOْ ‫ وא‬A)ْ ِ ‫אء‬ ِ 4َOْ َ‫אت א‬ ِ َ ِ dْ ْ ‫وא‬
 َ ْ َ ُْ َْ ُ َ
‫ ْ َ! َא َ! ْ َ ِ ْذ‬1ُ Pُ ‫ِ ْغ‬a=ُ 3َ ‫ َر ! َא‬.‫אد= َכ‬ ِ ِ ِ
َ 7َ ( ِ ْ 4ُ ‫ذ ْכِ َכ َو ُ ْכِ َכ َو‬
‫ َر ! َא‬.‫אب‬ َ ِ
ُ - َ ْ ‫  ِ َכ " ْ َ] א‬pً َ 4ْ ‫ ْ_ َ َא  ْ َ ُ ْ َכ َر‬-َ ‫ َ ْ* َ َא َو‬-َ
َ >ِ  ُ 1ْ ِ ‫ َא‬1ْ َ J‫א‬ ِ ِ ‫ ْ_ َ َא ِ ْ "َ ْز َو‬-َ
ْ ‫  َة "َ ْ( ُ ٍ َو‬Pُ ‫ َא َو ُذ ِّر *א= َא‬J‫א‬
ْ
‫ َא‬Pِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫ ِة‬Dِ q‫ ْא‬Z/ِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫א ْ א‬ Z/ِ ‫ َر ! َא ِ@= َא‬.‫ َِ ًאא‬
َ َ <
ِ ِ َ‫ א‬V1َ (َ ‫ِ َِא ُ َ  ٍ َو‬7 َ V1َ (َ ُ‫א‬  V1 Wَ ‫ َو‬. ِ‫אאر‬  ‫אب‬ َ ;َ (َ
ّ
.َ ِ 1َ َ ْ ‫ َر ِّب א‬ِ  ِ ْ ‫ د(א َ א אَ ِن א‬Dِ َ‫ وא‬،A1 $‫ ِِ و‬7W‫و‬
ْ ُ ْ َ ََْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ

*****

85
KHUTBAH GERHANA
FAIDAH DARI KHUTBAH GERHANA
RASULULLAH a

ِ  ! ‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ‬ ِِ


‫ِא‬ ْ ُ َ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ َ ْ  َ ْ َ ْ ‫ِ ن א‬
ِِ ِ َ ِ ِ ِ َ ِ
ُ  ‫ ِّ َ&אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه‬$َ ْ ‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو‬
.َ /َ ‫א‬
َ َ ِ ِ ِ
ُ  3ِ  َ َ ِ 3َ ‫אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن‬-َ .َ /َ 0ْ 12ْ ُ* ْ َ ‫ َ ُ َو‬0 2ُ
‫א‬
A)ُ 1 َ‫ א‬.ُ ُ$ُ ‫ ُ ُه َو َر‬7(َ ‫ َِ ْ* َכ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א‬3َ ‫ َ ُه‬4ْ ‫َو‬
 ْ
ِ ِِ ٍ
ْ ! Aْ )ُ َِ 7=َ َ ْ ‫ َא!ِ َو‬Wْ َ"‫ @ َو‬V1َ (َ ‫ ُ َ  َو‬V1َ (َ 0ِ ّ Wَ
ٍ َ 4Xِ
 ‫ َ* ْ ِم‬Vَ ِ
: ُ ْ !َ ‫ َو‬،ِ *ْ ‫א‬

Suatu ketika terjadi gerhana matahari di masa


Rasulullah a, setelah melakukan Shalat Gerhana
Rasulullah a berkhutbah di hadapan manusia. Hal ini
sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah i, ia berkata;

‫ ِ ن‬: ‫ َאل‬Pَ Aُc ِ 1َ (َ Vَ cْ َ"‫א َو‬ ِ


َ  َ َ /َ ‫אس‬ َ ‫א‬
 _َ Tَ ‡َ /َ
 ْ
‫אن‬ِ َ ِ ‡َ ْ * 3َ ‫א و ِ )א‬ ِ ِ ِ
َ َ ُ َ  ‫ َوא ْ َ> َ َ  ْ َ@*אت‬Gَ ْ r‫א‬ 
‫ِ ْوא‬7‫ َכ‬/َ ‫ َא‬-ُ ْ ُ ُ *ْ َ"‫ َذא َر‬Xِ /َ ِ =‫ ِ َ ِא‬3َ ‫ ٍ َو‬4َ َ" ‫ِ َ ْ ِت‬
ُّ َ
ْ ِ ‫ ُ َ  ٍ ِ ن‬pَ  ُ" ‫ ْא َ*א‬Pُ  Rَ =َ ‫ ْא َو‬1< Wَ ‫א َو‬َ  ‫َو ْאد ُ(א‬

86
pَ  ُ" ‫ "َ َ ُ ُ َ*א‬Z ِ aْ =َ ‫ ُ ُه "َ ْو‬7(َ Z ِ aْ *َ ‫א "َ ْن‬ِ  ِ lْ َ" ٍ 4َ"
َ ْ َ ْ ََ َ
‫א‬Hِ ‫ َכ‬Aُ ‫ َכ‬7َ A1َ (ْ َ" ‫ ُ ْ َن َא‬1َ ْ =َ ْ َ ‫א‬ ِ  ‫ ٍ و‬
ًْ ْ ْ َ ُ َ  َ ُ
ِ
] ُ ْ 1 !َ 0ْ -َ 3َ َ" .ً ْ 1ِ Pَ Aْ ُ ‫ ْכ‬2َ َ ‫َو‬
”Beliau menyampaikan khutbah kepada manusia dengan
memuji Allah q dan menyanjung-Nya. Lalu Rasulullah
a bersabda, ” Sesungguhnya matahari dan bulan
merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah q.
Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana
karena kematian seseorang atau kelahiran seseorang.
Apabila kalian melihat kedua (gerhana) tersebut maka
bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, shalatlah, dan
bersedekahlah. Wahai umat Muhammad, tidak ada
seorang pun yang lebih besar rasa cemburunya dari
Allah q jika hamba-Nya yang laki-laki berzina atau
hamba-Nya yang wanita berzina. Wahai umat
Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui
apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak
menangis dan jarang tertawa. Ingatlah, bukankan telah
aku sampaikan?”87

Faidah yang dapat diambil dari khutbah gerhana


Rasulullah a, antara lain adalah :

87
Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 997 dan Muslim Juz 2 : 901,
lafazh ini miliknya.

87
1. Matahari dan bulan merupakan tanda kekuasaan
Allah q, sehingga tidak diperbolehkan manusia
menyebah matahari dan bulan
Allah q berfirman;

3َ َ >َ ْ ‫ َوא‬Gُ ْ r‫א‬ ‫אر َو‬ ُ )َ ‫א‬


 ‫ َو‬0ُ 1 ‫َو ِ ْ َ@* ِא= ِ א‬
ُ ْ
ِ ِ
‫ ُ وא  א  ِ; ْي‬bُ $‫ َ> َِ َو ْא‬1ْ ِ 3َ ‫ َو‬Gِ ْ r1  ِ ‫ ُ ْوא‬bُ ْ =َ
.‫ ُ ْو َن‬7ْ =َ ‫  ِ* ُאه‬Aُ ْ ‫ َ> ُ)   ِْن ُכ‬1َ Dَ
ُ ْ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kalian
menyembah matahari maupun bulan. Tetapi sembahlah
Allah q Yang menciptakannya. Jika kalian hanya
menyembah kepada-Nya.”88

2. Gerhana tidak terjadi karena kematian atau


kelahiran seseorang
Gerhana di masa Nabi a hanyalah sekali terjadi di
Madinah setelah hijrah. Pada waktu itu orang-orang
menganggap bahwa terjadinya gerhana karena kematian
atau lahirnya seseorang. Karena memang waktu itu
gerhana yang terjadi di masa Nabi a bertepatan dengan
kematian anaknya, Ibrahim. Ibrahim adalah anak
Rasulullah a yang lahir dari hamba sahayanya yang
diperlakukan sebagai isteri oleh Nabi a, yang berasal
dari Mesir, yaitu Mariah Al-Qibtiyah. Ibrahim meninggal

88
QS. Fushilat : 37.

88
dunia saat berusia delapan belas bulan (1,5 tahun).89
Sehingga orang-orang mengira gerhana itu terjadi karena
kematian anak Rasulullah a, dan ini diluruskan oleh
Nabi a.

3. Penentuan pelaksanaan shalat gerhana harus


dengan ru’yah, tidak cukup hanya dengan
perhitungan
Sebagaimana disebutkan dalam hadits;

‫ َא‬-ُ ْ ُ ُ *ْ َ"‫ َذא َر‬Xِ /َ


”Apabila kalian melihat keduanya (terjadi gerhana).”

4. Di antara amalan yang utama ketika terjadi


gerhana adalah; melakukan Shalat Gerhana,
memberbanyak doa, membaca takbir, dan
bersedekah, hingga gerhana selesai
Disebutkan dalam hadits;

‫ ْא‬Pُ  Rَ =َ ‫ ْא َو‬1< Wَ ‫א َو‬


َ  ‫ ُِ ْوא َو ْאد ُ(א‬7ّ ‫ َכ‬/َ
“Maka bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, shalatlah
dan bersedekahlah.”

89
HR. Abu Dawud : 3187.

89
5. Ditampakkan Surga dan Neraka kepada
Rasulullah a
Dan orang-orang yang benar-benar takut terhadap
Neraka dan berharap dimasukkan ke Surga, maka ia
sedikit tertawa. Sehingga Rasulullah a bersabda;

ِ  ‫  ٍ و‬pَ ُ" ‫*א‬


‫א‬Hِ ‫ َכ‬Aُ ‫ َכ‬7َ A1َ (ْ َ" ‫ ُ ْ َن َא‬1َ ْ =َ ْ َ ‫א‬
ًْ ْ ْ َ ُ َ  َ ُ  َ
.ً 1ِ Pَ Aُ ‫ ِ ْכ‬2َ َ ‫َو‬
ْ ْ
”Wahai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian
mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan
banyak menangis dan jarang tertawa.”

6. Rasulullah a telah menyampaikan seluruh


risalahnya, maka cukup bagi kita untuk berittiba’
Berkata ‘Abdullah bin Mas’ud y;

.A‫ َ> ْ ُכ ِ ُ ُכ‬/َ ‫ َ ِ ُ( ْא‬7=َ 3َ ‫ ُ ْא َو‬7ِ = ‫ِא‬


ْ ْ ْ
“Berittiba’lah kalian dan janganlah membuat perkara-
perkara yang baru (dalam urusan agama), karena sungguh
kalian telah dicukupi (dengan Islam ini).”90

90
Majma’uz Zawaid, 181.

90
Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar
Allah q senantiasa menjaga dan melindungi kita semua.
Dan kita juga memohon kepada Allah q, agar Allah q
mengampuni semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita
ke dalam Surga-Nya.

َ ِ ِ dْ ُ ْ ‫אت َوא‬ ِ 1ِ ْ ‫ ِ وא‬1ِ 1ْ ِ ِ lْ ‫ א‬A)1 ‫َא‬
َ ُْ َ َ ْ ُْ
ْ ْ  ُ
V1َ (َ ‫ "َ ِ( א‬A)ُ 1 ‫ َא‬.‫אت‬ ِ َOْ ‫ وא‬A)ْ ِ ‫אء‬ ِ 4َOْ َ‫אت א‬ ِ َ ِ dْ ْ ‫وא‬
 َ ْ َ ُْ َْ ُ َ
‫ ْ َ! َא َ! ْ َ ِ ْذ‬1ُ Pُ ‫ِ ْغ‬a=ُ 3َ ‫ َر ! َא‬.‫אد ِ= َכ‬ ِ
َ 7َ ( ِ ْ 4ُ ‫ذ ْכِ َכ َو ُ ْכِ َכ َو‬
ِ
‫ َر ! َא‬.‫אب‬ َ ِ
ُ - َ ْ ‫  ِ َכ " ْ َ] א‬pً َ 4ْ ‫ ْ_ َ َא  ْ َ ُ ْ َכ َر‬-َ ‫ َ ْ* َ َא َو‬-َ
َ >ِ  ُ 1ْ ِ ‫ َא‬1ْ َ J‫א‬ ِ ِ ‫ ْ_ َ َא ِ ْ "َ ْز َو‬-َ
ْ ‫  َة "َ ْ( ُ ٍ َو‬Pُ ‫ َא َو ُذ ِّر *א= َא‬J‫א‬
ْ
‫ َא‬Pِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫ ِة‬Dِ q‫ ْא‬Z/ِ ‫ َو‬pً َ َ 4َ ‫א ْ א‬ Z/ِ ‫ َر ! َא ِ@= َא‬.‫ َِ ًאא‬
َ َ <
ِ ِ َ‫ א‬V1َ (َ ‫ِ َِא ُ َ  ٍ َو‬7 َ V1َ (َ ُ‫א‬  V1 Wَ ‫ َو‬. ِ‫אאر‬  ‫אب‬ َ ;َ (َ
ّ
.َ ِ 1َ َ ْ ‫ َر ِّب א‬ِ  ِ ْ ‫ د(א َ א َא ِن א‬Dِ ‫ و َא‬،A1 $‫ ِِ و‬7W‫و‬
ْ ُ ْ َ ََْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ

*****

91
‫‪KHUTBAH ‘IDUL FITRI‬‬
‫‪ISTIQAMAH SELEPAS RAMADHAN‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪92‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Alhamdulillah, kita senantiasa bersyukur kepada


Allah q atas berbagai limpahan nikmat yang telah
anugerahkan kepada kita. Kita juga bersyukur kepaada
Allah q karena kita telah diberikan kemudahan oleh
Allah q untuk mengeluarkan zakat fitrah dan
melaksanakan Shalat ‘Idul Fitri. Yang semoga dengan
kedua iabadah tersebut akan menyucikan diri kita dari
berbagai dosa dan akan menyempurnakan ibadah
Ramadhan kita. Allah q berfirman;

.V1 Rَ /َ ِِ !ّ ‫ َر‬A$‫ َو َذ َכ ْא‬.V‫ כ‬aَ =َ ْ َ Qَ 1َ /ْ َ" ْ Pَ


َ َ
”Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan
diri. Ia mengingat nama Rabb-nya, lalu ia (mendirikan)
shalat.”91

Sebagian ahli tafsir menjelaskan bahwa yang


dimaksud dengan ”menyucikan diri” pada ayat di atas
adalah dengan mengeluarkan zakat Fitrah, dan yang
dimaksud dengan ”mendirikan shalat” pada ayat di atas
adalah mendirikan shalat ‘Idul Fitri.92 Meskipun sebagian
mufassir yang lainnya menafsirkan ayat tersebut dengan
penafsiran yang lebih global.

91
QS. Al-A’la : 14 - 15.
92
Taisirul Karimir Rahman, 921.

93
Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Betapa mudahnya kita melakukan amalan kebaikan


ketikda berada di bulan Ramadhan, maka kita berharap
agar kita tetap istiqamah di atas ketaatan kepada Allah q
setelah berlalunya bulan suci Ramadhan. Ada beberapa
kiat agar tetap istiqamah selepas Ramadhan, antara lain :

1. Berupaya untuk senantiasa mengikhlaskan niat


dalam beribadah
Karena seorang yang mengikhlaskan niat dalam
beribadah kepada Allah q, maka ia akan konsisten dalam
ibadahnya. Dan amalan ibadah yang dilakukan tanpa
keikhlasan, maka tidak akan bermanfaat bagi pelakunya.
Berkata Ibnul Qayyim 5;

ُzَ ْ *َ ِ/‫ َכא ْ ُ َ ِא‬،‫ ِ َ ِאء‬Pْ k‫א‬


ِ ْ 3َ ‫ ِص َو‬.َ Dْ k‫א‬ ِ ْ َِ !ِ 0ُ َ ْ ‫َא‬
َ
ْ
ُ ُ َ ْ *َ 3َ ‫ ُ َو‬1ُ >ِ Hْ *ُ ُ !َ ْ Jَ
“Amalan yang dilakukan tanpa keikhlasan dan
ketundukan, seperti seorang musafir yang memenuhi
kantongnya dengan pasir, memberatkannya tetapi tidak
bermanfaat baginya.”93

93
Al-Fawa’id, 55.

94
2. Mencari tempat-tempat yang diajarkan dan
dihidupkan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Dengan berada di tempat-tempat yang diajarkan
dan dihidupkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka
keimanan seseorang akan tumbuh subur dan ia akan jauh
dari berbagai kekufuran dan kemaksiatan. Inilah resep
mengapa para sahabat Nabi a jauh dari penyimpangan
dan kekufuran. Sebagaimana Allah q berfirman;

ِ ‫ @*אت‬A‫כ‬1( V1= A َ"‫وכƒ =כون و‬


A‫ ُכ‬/ِ ‫א َو‬
ْ ْ  ُ َ ْ ُ َْ َ َ ُْ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َْ َ
ُ ُ ْ $ُ ‫َر‬
”Bagaimanakah kalian (sampai) menjadi kufur, padahal
ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya
pun ada di tengah-tengah kalian?”94

3. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat


Seorang yang menyibukkan dirinya dengan hal-hal
yang bermafaat, maka ia tidak akan memiliki kesempatan
untuk melakukan dosa dan maksiat. Dan ini di antara
tanda baiknya keislaman seseorang. Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah y ia berkata, Rasulullah
a bersabda;

.ِ ِ ْ *َ َ3 ‫َ ِم א ْ َ ِء َ= ُכ ُ َא‬.$ِْ  ِ ْ 4ُ ْ ِ


ْ ْ ْ
“Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang (ialah)
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat
baginya.”95

94
QS. Ali Imran : 101.

95
Sehingga dengan demikian seorang muslim
merupakan orang yang produktif baik dalam urusan
dunia maupun ururan akhirat. Sedangkan orang yang
banyak santai dan pengangguran, maka ia adalah orang
yang tercela. Berkata ‘Abdullah bin Mas’ud y;

ْ ِ ‫ ٍء‬Zَ Z/ِ Gَ َ ‫א‬lً ِ‫אر‬/َ ‫ "َ ْن "َ َر ُאه‬0َ Jُ ‫ א‬gُ ُ !ْ َOَ Z ِّ ِ
ْ ْ ْ  ْ
ِ‫ة‬Dِ q‫ ْא‬0ِ ( Z/ِ 3َ ‫א ْ א و‬
َ َ َ ْ َ َ < 0ِ َ (َ
“Sesungguhnya aku sangat benci melihat orang yang
pengangguran, (ia) tidak bekerja untuk dunia(nya) dan
tidak pula beramal untuk akhirat(nya).”96

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Pada kesempatan yang mulia ini kami berwasiat


kepada para suami kaum muslimin, hendaknya Antum
berbuat baik kepada isteri-isteri Antum. Karena tolak
ukur kebaikan suami adalah jika ia mampu berbuat baik
kepada isterinya. Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Aisyah
i ia berkata Rasulullah a bersabda;

Z1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ ‫ ِ َو"َ َ א‬1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ A‫ ُכ‬Dَ
ْ ْ ُْ ْ ُْ ْ ُْ
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang
paling baik terhadap isterinya.”97
95
HR. Tirmidzi Juz 4 : 2318 dan Ibnu Majah : 3976. Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ :
5911.
96
Shifatush Shafwah, 1/414.

96
Kepada para isteri, hendaknya anda mentaati suami
Antum dalam hal yang ma’ruf (yang tidak bertentangan
dengan syari’at). Karena suami dapat menjadi sarana
untuk mendapatkan Surga dan dapat pula menjadikan
seorang isteri terjerumus ke dalam Neraka. Rasulullah a
bersabda;

‫  ُ ِכ‬Jَ ُ  Xِ /َ ( ‫ ْو ُج‬a‫א‬ ِ ِ
َ Zْ ْ *َ ) ُ ْ  ]ِ ْ َ" َ *ْ َ" ‫ُِ ْي‬U ْ ُ‫א‬
‫אر ِכ‬
ُ َ ‫َو‬
“Perhatikan bagaimana kedudukan di sisinya (yakni
suamimu), karena ia adalah Surgamu dan Nerakamu.”98

Kepada anak-anak kaum muslimin, hendaknya


kalian berbakti dan mentaati orang tua kalian dalam hal
yang ma’ruf (yang tidak bertentangan dengan syari’at).
Karena durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar.
Bahkan Rasulullah a menyandingkan antara kesyirikan
dengan durhaka kepada orang tua. Diriwayatkan dari
’Abdullah bin ’Amru p, dari Nabi a, beliau bersabda;

Gِ ْ ‫א‬ ِ ِ  !ِ ‫אכ‬
ُ َ ْ kِ ْ ‫ ُ َא‬i‫ ِא‬7َ ‫َא ْ َכ‬
 0ُ ْ Pَ ‫א َو ُ( ُ> ْ ُق א ْ َא َ ْ* ِ َو‬
.‫َوא ْ ِ ُ א ْ َ ُ ْ ُس‬
ْ َ
97
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3895. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 3314.
98
HR. Thabrani Juz 1 : 532. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Ash-Silsilah Ash-Shahihah Juz 6 : 2612.

97
“Dosa-dosa besar (adalah); menyekutukan Allah q,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa, dan
sumpah palsu.”99

Kepada segenap kaum muslimin, marilah kita


manfaatkan sisa usia kita dengan melakukan amalan
shalih, amalan yang dibangun di atas keikhlasan dan
diatas petunjuk dari Rasulullah a, dan marilah kita
berupaya untuk menjauhi berbagai bentuk kesyirikan.
Karena itulah modal bagi orang-orang yang rindu ingin
bertemu dengan Allah q, dan rindu untuk melihat wajah-
Nya yang mulia. Sebagaimana Allah q berfirman diakhir
Surat Al-Kahfi;

3َ ‫ ِא ًא َو‬Wَ .ً َ (َ 0ْ َ ْ 1ْ /َ ِِ !ّ ‫ ْ ِ َ> َאء َر‬Jُ *َ ‫אن‬ ‫  כ‬/
َ ْ َ َ ْ ََ
ً 4َ َ" ِِ !ّ ‫אد ِة َر‬ ِ
َ 7َ ِ! ‫ِ ْכ‬rْ *ُ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-
nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih
dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Rabb-nya.”100

Ingatlah pada hari kita akan kembali kepada Allah


q, yang mana pada saat itu Allah akan memberikan
balasan dari apa yang telah kita amalkan selama di dunia
ini, dan tidak ada seorang pun dari kita yang akan
dizhalimi. Allah q berfirman;

99
HR. Bukhari Juz 6 : 6298.
100
QS. Al-Kahfi : 110.

98
ِ Vِ ِ /ِ ‫ن‬J= ‫وא=>א *א‬
Gٍ ْ َ 0< ‫ ُכ‬V/ َ =ُ Aُc ‫א‬
  َ ْ َ ْ ُ َ ُْ ً َْ ْ ُ َ
.‫ ُ ْ َن‬1َ Uْ *ُ 3َ A-ُ ‫ ْ] َو‬7َ ‫َא َכ‬
ْ َ
“Dan takutlah kalian pada hari yang kalian semua akan
dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing
diri kalian akan diberikan balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya (ketika di dunia),
dan mereka sedikit pun tidak akan dizhalimi.”101

Akhirnya kita memohon kepada Allah q semoga


selepas bulan Ramadhan, kita termasuk orang-orang yang
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah q. Karena tujuan puasa Ramadhan adalah untuk
membentuk mukmin yang bertaqwa. Dan kita juga
memohon kepada Allah q agar selepas bulan Ramdhan
ini semua dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah q.
Rasulullah a pernah mengancam dalam sabdanya;

0َ 7Pَ Šَ 1َ َ ْ ‫ א‬Aُc ‫א َن‬2َ َ ‫ ِ َر‬1َ (َ 0َ Dَ ‫ َد‬0ٍ Jُ ‫ "َ ْ ُƒ َر‬Alِ ‫َو َر‬


ْ  ْ َ
ُ َ َ ْ *ُ ‫"َ ْن‬
َ
“Binasalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan
kemudian ia lepas (dari Ramadhan) namun ia belum
diampuni (dosanya).”102
101
QS. Al-Baqarah : 281.
102
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3545, lafazh ini miliknya dan Ahmad : 7402.
Hadits ini derajatnya hasan shahih menurut Syaikh Al-Albani 5
dalam Shahihut Targhib wat Tarhib Juz 2 : 1680.

99
‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא َ‪]َ 1 W‬‬ ‫َא ‪ ٍ  V1َ (َ 0ِ ّ W A)1‬و َ( َ‪ِ V1‬‬
‫ُ َ  َ‬ ‫ُ  َ‬
‫ْ‬
‫א‪َ ِ  A-‬כ َ‪ ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬א ‪A)ُ 1‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫َ( َ‪َ َ ْ َ !ِْ  V1‬‬
‫‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫אر ْכ َ] َ( َ‪V1‬‬ ‫َ!אرِ ْכ َ( َ‪َ  َ ُ V1‬و َ( َ‪@ V1‬ل ُ َ  َכ َא َ! َ‬
‫א‪ Z/ِ A-‬א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ َ‪. ٌ bِ َ ٌ ِ 4‬‬ ‫@ل ِ! ِ‬ ‫א‪ A-‬و َ( َ‪ِ V1‬‬ ‫ِ‬
‫ ِْ! َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫אت َوא ْ ُ ْ‪َ ِ ِ d‬‬ ‫َא ‪ A)1‬א ْ‪ ِ 1ِ 1ْ ِ ِ l‬وא ْ ِ‪ِ 1‬‬
‫ُْ ْ َ َ ُْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ‬
‫אت‪ .‬אَ ‪ (ِ َ" A)ُ 1‬א َ( َ‪V1‬‬ ‫אء ِ ْ)‪ A‬وא ْ‪ِ َO‬‬ ‫אت אَ ْ‪ِ 4َO‬‬ ‫وא ْ ْ‪ِ َ ِ d‬‬
‫‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ‬
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬
‫ِ‬
‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ َ ُ ْ َכ‬
‫‪ِ َ Dْ k‬א َא א  ِ; ْ* َ‬ ‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬ ‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬
‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬ ‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪100‬‬
‫‪KHUTBAH ‘IDUL ADH-HA‬‬
‫‪IBADAH UTAMA DI HARI QURBAN‬‬

‫ َ  ه و َ  ِ و َ  ْ ِه و َ  ُذ !  ِ‬ ‫ِِ‬


‫ِא‬ ‫ِ ن א ْ َ ْ َ  ْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ ِ‬ ‫ِ‬
‫ ْ ُ ُ ْورِ " ْ ُ َא َو ْ َ‪&َ ِّ $‬אت " ْ( َא َא َ ْ َ* ْ) ه  ُ‬
‫א َ‪.َ /‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‪َ ُ َ 0 2‬و َ ْ *ُ ْ‪-َ .َ /َ 0ْ 12‬אد َي َ ُ َو" ْ َ) ُ " ْن َ‪ُ  3ِ  َ َ ِ 3‬‬
‫א‬
‫َو ْ‪ُ َ 4‬ه َ‪َ *ْ َِ 3‬כ َ ُ َو"َ ْ َ) ُ "َ ن ُ َ  ً א َ(‪ُ ُ 7‬ه َو َر ُ‪.ُ ُ$‬‬
‫ْ‬

‫א َ‪ِ >َ =ُ ? 4‬א= ِ َو َ‪3ِ   =ُ ْ ُ =َ 3‬‬‫@ُא א= ُ>א  َ‬


‫ِ‬
‫َ*א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‬
‫אس א= ُ> ْא َر ! ُכ‪ A‬א  ِ; ْي َ‪ُ >َ 1َ D‬כ‪ْ ِ A‬‬ ‫ِ‬
‫َو"َ ْ ُ ْ‪َ ْ ُ 1ْ ُ A‬ن‪*َ .‬א "َ <* َ)א ‬
‫א ُ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪َ )ُ ْ ِ K‬א رِ َ‪ً J‬א‪َ 3‬כ ِ‪H‬א‬ ‫א‪ٍ َ 4‬ة َو َ‪)َ ْ ِ ?َ 1َ D‬א َز ْو َ‪)َ J‬א َو َ! ‬ ‫َ ْ ٍ‪ G‬و ِ‬
‫ًْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و ِ אء و א= ُ>א  ِ‬
‫אن‬
‫א َכ َ‬ ‫אم ِ ن  َ‬ ‫א א ; ْي َ= َ َאءُ ْ َن !ِ َو ْא‪ْ َO‬ر َ‪َ 4‬‬ ‫َ‬ ‫َ َ ً َ‬
‫א َو ُ‪ْ ُ ْ P‬א َ‪3ً ْ P‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫@ُ ْא א= ُ>א  َ‬ ‫َ( َ‪ُ ْ 1‬כ ْ‪َ A‬ر‪7ً ْ P‬א‪*َ .‬א " <* َ)א א ; ْ* َ َ‬
‫َ‪ ً *ْ ِ $‬א‪ُ َ Qْ 1ِ Rْ ُ* .‬כ‪َ (ْ َ" A‬א َ ُכ‪َ A‬و َ* ْ ِ َ ُכ‪ُ A‬ذ ُ ْ َ! ُכ‪َ A‬و َ ْ *ُ ِ‪Sِ T‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫אز َ‪ً ْ /‬زא َ( ِ‪ً U‬א‪.‬‬
‫א َو َر ُ‪َ /َ ْ >َ /َ ُ َ ْ $‬‬
‫َ‬
‫ْ‬

‫َא ‪َ ٍ  َ ُ V1َ (َ 0ِ ّ Wَ A)ُ 1‬و َ( َ‪َ ِ @ِ V1‬و"َ ْ‪َ W‬א! ِِ َو ْ َ‬
‫‬
‫ِ‬
‫ِ‪ْ *َ Vَ ِ ٍ َ 4X‬م ‬
‫א ْ* ِ‪َ ،‬و َ! ْ ُ ‪:‬‬ ‫َ=‪ْ ! Aْ )ُ َِ 7‬‬

‫‪101‬‬
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Marilah kita bersyukur kepada Allah q, karena


kita masih diberikan kesempatan untuk dapat menghirup
udara segar pada hari-hari yang utama. Diantara hari
yang utama menurut Islam adalah pada sepuluh hari
pertama dari bulan Dzulhijjah. Bahkan sekarang kita
telah berada pada puncak waktu yang utama, yaitu pada
hari raya qurban. Hari raya qurban merupakan hari yang
paling agung disisi Allah q. Hal ini sebagaimana
diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Qurtin y, dari Nabi a,
beliau bersabda;

.ِ >َ ْ ‫ َ* ْ ُم א‬Aُc ِْ ‫א‬ ِ (ِ ‫َ* ِאم‬O‫ ْא‬AUَ (َ"
‫א َ* ْ ُم‬
ّ    َْ  ُ ْ
“Hari yang paling agung di sisi Allah q adalah Hari
Qurban kemudian Hari Qarr.”103

Ibnul atsir menjelaskan dalam kitabnya An-Nihayah,


bahwa Hari Qarr adalah sehari setelah hari raya qurban
(yaitu; tanggal 11 Dzulhijjah). Disebut sebagai Hari Qarr,
karena pada hari tersebut jama’ah haji menetap di mina.
Qarr berasal dari akar kata, < >ِ *َ – Pَ (yang artinya;

menetap).

103
HR. Abu Dawud : 1765. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 1064.

102
Hari Raya ‘Idul Adh-ha lebih utama daripada Hari
Raya “Idul Fithri, karena pada Hari Raya ‘Idul Adh-ha
ada dua ibadah yang agung, yaitu Shalat (‘Ied) dan
berqurban. Sebagaimana Allah q menggabungkan
penyebutan antara shalat dan qurban dalam firman-Nya;

.َ ْ ‫ ِ ّ! َِכ َوא‬0ِ ّ Rَ /َ


ْ َ
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan
berqurbanlah.”104

Allah q mengkhususkan penyebutan dua ibadah


yang agung ini; yaitu shalat dan qurban, karena keduanya
termasuk ibadah yang utama dan merupakan sebab untuk
mendekatkan diri kepada Allah q. Syaikh ‘Abdurrahman
bin Nashir As-Sa’di 5 mengatakan dalam kitabnya
Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan;

0ِ 2َ /ْ َ" ْ ِ ‫َ  ُ) َא‬Oِ ، ِ‫אد َ= ِ ِ!א ِ ّ; ْכ‬ ِ


َْ 7َ ْ ‫ َא= ْ ِ א‬-َ Ž Dَ
ِ !>ُ ْ ‫ א‬0ِ Jَ"‫אت و‬
.‫אت‬ ِ 7ِ ْ ‫א‬
َْ ْ َ ‫אد‬ َ َ
“(Allah q) mengkhususkan penyebutan dua ibadah ini,
karena keduanya termasuk ibadah yang utama dan
merupakan sebab untuk mendekatkan diri (kepada Allah
q)).”105

104
QS. Al-Kautsar : 2.
105
Taisirul Karimir Rahman, 936.

103
Syari’at qurban juga merupakan syari’at umat-umat
terdahulu. Sebagaimana firman Allah q;

ِ  A$‫א  ًכא ِ ْ; ُכوא א‬1ْ J pٍ ُ" 0ِ ّ ‫و ِ ُכ‬


‫ َא‬V1َ (َ ‫א‬
َ ْ ُ َ ََْ َ َ َ  َ
‫َ ْ َ ِאم‬O‫ ْא‬pِ َ  ِ)!َ ْ ِّ A)ُ Pَ ‫َر َز‬
ْ ْ
”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari’atkan
penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut Nama
Allah q terhadap hewan ternak yang telah dirizkikan
Allah q kepada mereka.”106

Adapun yang dimaksud dengan Bahimatul An’am


(hewan ternak) adalah; unta, sapi, dan kambing.
Pengertian inilah yang umum dikenal di kalangan orang-
orang arab. Demikianlah penjelasan dari Al-Hasan Al-
Bashri, Qatadah dan yang lainnya n.

Allah q tidak membutuhkan daging qurban, dan


darah-darah qurban tersebut tidak akan sampai kepada
Allah q. Yang sampai kepada Allah q adalah nilai
ketaqwaan orang yang berqurban. Allah q berrfirman;

‫א ْ> َى‬ ِ ُ َ ‫ ِد‬3َ ‫ َ)א َو‬


 ُ ُ ‫א َو َכ ْ َ* َא‬-َ f‫א‬ ُ ُ ُ ‫א‬
َ  ‫َ ْ َ* َ َאل‬
A‫ِ ْ ُכ‬
ْ

106
QS. Al-Hajj : 34.

104
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak
dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya.”107

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di 5


mengingatkan kepada kita agar ikhlas ketika berqurban.
Beliau berkata;

، ِْ ‫א‬ ِ ِ ِْ ِ ِ
 Z/ ‫ص‬.َ Dْ k‫א‬ V1َ (َ _ ٌ ْ lْ =َ ‫ َو‬K̀4َ ‫ َ;א‬-َ Zْ /َ
3َ ‫ ْ‡א َو‬/َ 3َ ،‫ َ ُه‬4ْ ‫َو‬ ِ  J‫ و‬R>َ ْ ‫و"َ ْن * ُכ َن א‬
‫א‬
ً َ ْ َ ُ ْ ْ َ َ
pً َ ْ $ُ 3َ ‫ َو‬،‫رِ َ* ًאء‬
“Di dalam ayat ini terdapat anjuran untuk
(menghadirkan) keikhlasan ketika berqurban. Dan
hendaknya diniatkan semata-mata (untuk mencari) wajah
Allah. Tidak ada rasa sombong, tidak ingin (riya’) dilihat
orang, dan tidak ingin (sum’ah) didengar orang.”

Karena Allah q tidak membutuhkan daging-


daging qurban tersebut, maka orang yang berqurban
perintahkan oleh Allah q untuk memakan daging
qurbannya. Allah q berfirman;

.>ِ َ ْ ‫ א‬Gَ i‫ ِא‬7ْ ‫ ِ ُ ْא א‬uْ َ"‫ ْא ِ ْ َ)א َو‬1ُ ‫ ُכ‬/َ
َ َ
”Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara
dan fakir.”108

107
QS. Al-Hajj 37.

105
Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah ......

Pada kesempatan yang mulia ini kami berwasiat


kepada para suami kaum muslimin, hendaknya Antum
berbuat baik kepada isteri-isteri Antum. Karena tolak
ukur kebaikan suami adalah jika ia mampu berbuat baik
kepada isterinya. Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Aisyah
i ia berkata Rasulullah a bersabda;

Z1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ ‫ ِ َو"َ َ א‬1ِ -ْ َOِ A‫ ُכ‬Dَ A‫ ُכ‬Dَ
ْ ْ ُْ ْ ُْ ْ ُْ
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang
paling baik terhadap isterinya.”109

Kepada para isteri kaum muslimin, hendaknya


anda mentaati suami Antum dalam hal yang ma’ruf (yang
tidak bertentangan dengan syari’at). Karena suami dapat
menjadi sarana untuk mendapatkan Surga dan dapat pula
menjadikan seorang isteri terjerumus ke dalam Neraka.
Rasulullah a bersabda;

‫  ُ ِכ‬Jَ ُ  Xِ /َ ( ‫ ْو ُج‬a‫א‬ ِ ِ
َ Zْ ْ *َ ) ُ ْ  ]ِ ْ َ" َ *ْ َ" ‫ُِ ْي‬U ْ ُ‫א‬
‫אر ِכ‬
ُ َ ‫َو‬
“Perhatikan bagaimana kedudukan di sisinya (yakni
suamimu), karena ia adalah Surgamu dan Nerakamu.”110
108
QS. Al-Hajj : 28.
109
HR. Tirmidzi Juz 5 : 3895. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 3314.

106
Kepada anak-anak kaum muslimin, hendaknya
kalian berbakti dan mentaati orang tua kalian dalam hal
yang ma’ruf (yang tidak bertentangan dengan syari’at).
Karena durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar.
Bahkan Rasulullah a menyandingkan antara kesyirikan
dengan durhaka kepada orang tua. Diriwayatkan dari
’Abdullah bin ’Amru p, dari Nabi a, beliau bersabda;

Gِ ْ ‫א‬ ِ ِ  !ِ ‫אכ‬
ُ َ ْ kِ ْ َ‫ ُ א‬i‫ ِא‬7َ ‫אَ ْ َכ‬
 0ُ ْ Pَ ‫א َو ُ( ُ> ْ ُق א ْ َא َ ْ* ِ َو‬
.‫َوא ْ ِ ُ א ْ َ ُ ْ ُس‬
ْ َ
“Dosa-dosa besar (adalah); menyekutukan Allah q,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa, dan
sumpah palsu.”111

Kepada segenap kaum muslimin, marilah kita


manfaatkan sisa usia kita dengan melakukan amalan
shalih, amalan yang dibangun di atas keikhlasan dan
diatas petunjuk dari Rasulullah a, dan marilah kita
berupaya untuk menjauhi berbagai bentuk kesyirikan.
Karena itulah modal bagi orang-orang yang rindu ingin
bertemu dengan Allah q, dan rindu untuk melihat wajah-
Nya yang mulia. Sebagaimana Allah q berfirman diakhir
Surat Al-Kahfi;

110
HR. Thabrani Juz 1 : 532. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani 5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 6 : 2612.
111
HR. Bukhari Juz 6 : 6298.

107
3َ ‫ ِא ًא َو‬Wَ .ً َ (َ 0ْ َ ْ 1ْ /َ ِِ !ّ ‫ ْ ِ َ> َאء َر‬Jُ *َ ‫אن‬ ‫  כ‬/
َ ْ َ َ ْ ََ
ً 4َ َ" ِِ !ّ ‫אد ِة َر‬ ِ
َ 7َ ِ! ‫ِ ْכ‬rْ *ُ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-
nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih
dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Rabb-nya.”112

Akhirnya kita memohon kepada Allah q, agar


Allah q menerima semua amal ibadah kita. Dan kita juga
memohon kepada Allah q, agar Allah q mengampuni
semua dosa-dosa kita dan memasukkan kita ke dalam
Surga-Nya.

]َ 1 Wَ ‫@ل ُ َ  ٍ َכ َא‬ ِ V1َ (َ ‫  ٍ و‬V1َ (َ 0ِ ّ W A)1 َ‫א‬


َ  َ ُ َ  ُ
ْ
A)ُ 1 ‫ ٌ א‬bِ َ ٌ ِ 4َ ‫  ِ َכ‬A-‫א‬ ِ !ِ ‫@ل‬ِ V1َ (َ ‫ و‬A-‫א‬ ِ
َ َ ْ َ !ِْ  V1َ (َ
 ْ ْ َ ْ َْ
ٍ ِ ٍ
V1َ (َ ]َ ‫אر ْכ‬ َ !َ ‫ @ل ُ َ  َכ َא‬V1َ (َ ‫ ُ َ  َو‬V1َ (َ ‫َ!אرِ ْכ‬
. ٌ bِ َ ٌ ِ 4َ ‫ א ْ َא َ ِ َ  ِ َכ‬Z/ِ A-‫א‬ ِ !ِ ‫@ل‬
ِ V1َ (َ ‫ و‬A-‫א‬ ِ
َ َ ْ َ !ِْ 
ْ ْ ْ َ ْ َْ

َ ِ ِ dْ ُ ْ ‫אت َوא‬ِ 1ِ ْ ‫ ِ وא‬1ِ 1ْ ِ ِ lْ ‫א‬
َ ُْ َ َ ْ ُْ A)ُ 1 َ‫א‬
ْ ْ 
ِ ِ ِ ِ
V1َ (َ ‫ "َ( א‬A)ُ 1 ‫ َא‬.‫َ ْ َאت‬Oْ ‫ َوא‬A)ُ ْ  ‫אء‬4ْ َOْ ‫َא‬ ‫אت‬ِ َ ِ dْ ْ ‫وא‬
 ْ َ ُ َ

112
QS. Al-Kahfi : 110.

108
‫א‪-‬א‬ ‫ِ‬ ‫ِذ ْכِ َכ و ُ ْכِ َכ و‪ِ 7(ِ ِ 4‬‬
‫אد= َכ‪َ .‬א ‪@ A )ُ 1‬ت ُ ُ ْ َ‪َ $‬א َ= ْ> َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬
‫א‪-‬א "َ ْ َ] َو ِ < َ)א َو َ ْ َ‪-َ 3‬א‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َو َز ّכ َ)א "َ ْ َ] َ‪َ ْ َ ُ ْ D‬ز כ َ‬

‫َ ُ ْ َכ‬ ‫َر ! َא َ‪ْ ِa=ُ 3‬غ ُ‪َ !َ ْ 1ُ P‬א َ! ْ َ ِ ْذ َ‪َ َ *ْ َ -‬א َو َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ‬
‫א  ِ; ْ* َ‬ ‫‪ِ َ Dْ k‬א َא‬‫אب‪َ .‬ر ! َא א ْ‪َ َ ِ l‬א َو ِ ِ‬ ‫َ‬
‫َر ْ‪َ ِ  pً َ 4‬כ " ْ َ] א ْ َ ‪ُ -‬‬
‫ْ‬
‫@ُ ْא َر ! َא‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ َ >ُ 7$‬א ! ْ ِ ِ‬
‫ِא‪َ *ْ k‬אن َو َ‪َِ !ْ 1ُ Pُ Zْ / 0ْ َ bْ =َ 3‬א ‪َ َ *ْ ;1  .h l‬‬ ‫َ َ ْ‬
‫א‪َ J‬א َو ُذ ِّر * ِא= َא ُ‪َ P‬ة‬ ‫ ِ َכ َر ُء ْو ٌف َر ِ‪َ .A4‬ر ! َא َ‪َ َ _ْ -‬א ِ ْ "َ ْز َو ِ‬
‫‬ ‫ْ ٌ‬
‫א‪َ 1ْ َ J‬א ِ ْ‪ً َِ  َ >ِ  ُ 1‬אא‪.‬‬
‫"َ ْ( ُ ٍ َو ْ‬
‫ْ‬

‫א ْ א َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪ْ Z/‬א‪ِ Dِ q‬ة َ‪َ pً َ َ 4‬و ِ‪َ P‬א‬ ‫َر ! َא ِ@= َא ِ‪Z/‬‬
‫َ‬ ‫< َ‬
‫אُ َ( َ‪َِ ِ7 َ V1‬א ُ َ  ٍ َو َ( َ‪ V1‬אَ ِ ِ‬ ‫אאرِ ‪َ .‬و َ‪ V1 W‬‬ ‫אب ‬ ‫َ( َ; َ‬
‫ّ‬
‫و‪ ِِ 7W‬و‪ ،A1 $‬و َא ِ‪ D‬د(א َ א َא ِن א ْ ِ  ِ‬
‫ َر ِّب א ْ َ َ‪.َ ِ 1‬‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ُ ََْ‬

‫*****‬

‫‪109‬‬
MARAJI’

1. Al-Qur’anul Karim.
2. Adhwaul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an,
Muhammad Al-Amin bin Muhammad Al-Mukhtar
Al-Jakani Asy-Syinqithi.
3. Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Abu ‘Abdillah
Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi.
4. Al-Jami’ush Shahih, Muhammad bin Isma’il Al-
Bukhari.
5. Al-Jami’ush Shahih Sunanut Tirmidzi, Muhammad
bin Isa At-Tirmidzi.
6. Al-Kabair, Syamsyuddin Muhammad bin ‘Utsman
bin Qaimaz At-Turkmani Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i
Adz-Dzahabi.
7. Al-Mustadrak ’alash Shahihainil Hakim, Al-Hakim.
8. As-Silsilah Ash-Shahihah, Muhammad Nashiruddin
Al-Albani.
9. Irwa’ul Ghalil fi Takhriji Ahadits Manaris Sabil,
Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
10. Jami’ul ’Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al-Hambali.
11. Mu’jamul Ausath, Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad
bin Ayub Ath-Thabrani.
12. Musnad Ahmad, Ahmad bin Muhammad bin Hambal
Asy-Syaibani.

110
13. Shahih Ibni Majah, Muhammad Nashiruddin Al-
Albani.
14. Shahih Muslim, Muslim bin Hajjaj An-Naisaburi.
15. Shahihul Jami’ish Shaghir, Muhammad
Nashiruddin Al-Albani.
16. Shahihut Targhib wat Tarhib, Muhammad
Nashirudin Al-Albani.
17. Shifatush Shafwah, Ibnul Jauzi.
18. Siyar A’lamin Nubala’, Muhammad bin Ahmad bin
‘Utsman bin Qaimaz Adz-Dzahabi.
19. Sunan Abi Dawud, Abu Dawud Sulaiman bin Al-
Asy’ats bin Amru Al-Azdi As-Sijistani.
20. Sunan An-Nasa’i, Ahmad bin Syu’aib An-Nasa’i.
21. Sunan Ibni Majah, Muhammad bin Yazid bin
‘Abdillah Ibnu Majah Al-Qazwini.
22. Syarhu Tsalatsatil Ushul, Muhammad bin Shalih Al-
‘Utsaimin.
23. Syarhud Durusil Muhimmah li ’Ammatil Ummah,
‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz.
24. Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, Abul Fida’ Ismail bin
Amr bin Katsir Ad-Dimasyqi.
25. Taisirul Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil
Mannan, ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di.
26. Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, Muhammad
Sulaiman ‘Abdullah Al-Asyqar.

111

Anda mungkin juga menyukai