Anda di halaman 1dari 148

ttttuu ilx{iI llturlr]

pEwffiffi#MM
ffi& ffire
%WffiWMffi

t
',
'&"
-i,.

!
i

-.*
PEKERIAAN
DASAR
SURUEI

Triono Budi Astonto

@W

PENERBIT KANISIUS

: : ;+;",
f

Pekerjaan Dasar Survei


0:&]ti
'.- Kmisiu-ilfil1

P E\ E RB IT KANISruS (Anggota IKAPI)


"r. Cempaka 9, Deresan. Yogyakarta 55281
Kotak Pos 1l25Yk, Yogyakarta 55011
Telepon (027 4) 5 887 8 3, 56599 6; F ax (027 4) 5633 49
E-\{ail: office@kanisius.co.id
kanissrn@yogya. wasantara.net. id

Cetakan ke- 5 4

:^ ,. 0l

tsBN 979-672-512-6

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak karya tulis tni dalam bentuk dan dengan cal'a apa pui1.
termasuk fotokopi. tanpa izin tertulis dari Penerbit.

; )h rlrA, J(l: Pcr\ JIX'..t1r k rl.,,r'.. \i'!. Ji,rli!


KATA PEIIGAI{TAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas terselesaikannya tulisan ini. Buku ini
dipersiapkan untuk membantu sisu a dan guru dalam mengajar dan memahami materi pelajaran di sekolah. Buku
ini memberikan tuntunan yang sinekat dan jelas mengenai masalah sunei. dilengkapi dengan contoh-contoh
iembar kerja yang telah dikeqakan di lapangan. Contoh itu dipilih secara cermat berdasarkan bobotnya, mulai
y'ang mudah sampai sulit. Keberhasilan contoh-contoh pengukuran ini telah terbukti dapat memberikan manfaat
bagi siswa dalam memahami pekeqaan survei.
Harapan penulis buku ini dapat membantu para guru dalam menjelaskan maten dan membantu siswa dalam
memahami setiap permasalahan dengan melihat contoh-contoh peke{aan ,vang telah ada dalam buku ini.
Tak lupa kami mengucapkan banvak terima kasih pada pihak lain yang telah membantu dalam penulisan dan
penerbitan buku ini. Saran-saran dan pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya buku ini.

Yogyakarta, Mei 1999


Penulis
\l

DAFTAR ISI
tg€itiE"ts{i!+E:F.i:Eii+W

KATA PENGANTAR

DAFTARISI 5

BAB I. PENDAHULUAN I
Latihan 6

B \B II. MEMBUAT GARIS LURUS DENGAN ALAT SEDERHANA 7

A. Syarat-Syarat Pembuatan Gans Lurus 1


B, Sumber-Sumber Kesalahan Pembuaun Garis Lurus 7

C. Teknik Pembuatan Garis Lurus 8

D. Membuat Garis Lurus 12

Latihan 30

BAB III. MENGUKUR JARAK DE\GA\.\IAT SEDERHANA 3l


A. Jenis Alat Ukur Jarak dan Sr arat Penggunaannya . . 3l
B. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Jarak 36
C. Pemeliharaan Alat Uktr Jarak densan Pita Ukur 38
D. Mengukur Jarak Daur 38
E. Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Secara LanesungTerhalang 44
F. Mengukur Jarak pada Tanah \linng 47
Latihan 64

BAB IV. MENGUKUR BEDA TINGGI DE\G.{\.{L{T SEDERHANA 66

A. Pengertian Penyipat Datar densan .\lat Sederhana 66


B. Tujuan Penyipat Datar dengan AIat Sederhana 67
C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tingginya 68
D. Rumus Hitungan Beda Tinggi 75
E. Sumber-sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat Sederhana 7',|

F. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi 18


G. Mengukur, Menghitung dan Nlenggambar Beda Tinggi dengan Alat Sederhana 80
Latihan 106

BAB V. MENGUKUR BEDA TINGGI DENGA\ AIAT SIPAT DATAR 107

A. Pengertian Sipat Datar t0T


B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar 108

C. Syarat-syarat Alat Sipat Datar 108


D. Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi 115

E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi 17


F. Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar 118

G. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi 123


H. Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar . .. 125
140

DAFTAR PUSTAKA 141


I

I BAB
PEI{DAHULUAN
:t],::ii:inrritr_ri;itil;i.iiii!i.:ii. ::,.==\Siili:trtt1i,:
i:i:irilri:i:iii_::i::-

Pekerjaan dasar sunei adaiah neii.!3an vang dilakukan guna menentukan


kedudukan titik-titik arau penssambar:: \:rdaan fisik yang terdapat di permukaan
bumi.

Secara umum tujuan dari pekerr":- i-:.._ adalah:


l. menentukan panjang, arah. ;,:. r::-J-kan posisi dari suatu garis yang
merupakan batas dari suaru iu.:.
":;,i.
2. menentukan posisi sembaranr r::*r -g berbeda di atas permukaan bumi;
',

3. menentukan letak ketin_egia:-,. : ;. ... >-;:- :::ik di atas permukaan tanah dengan
:.: :-: '. -: :enang:
berpedoman pada permukl:,-,
4. menentukan bentuk dan rel :: t,:t-.-r-- :;1.]i.
Manfaat dari pekerjaan sjn.. sr:,i::::-.::a:,,ak sekali. antara lain untuk
menentukan batas-batas tanah dan :ier. ..--:.'. : sl-:: .].:..ar perencanaan peker;'aan
konstruksi dalam pembuatan lai;:. :c-::-:::: ::l::':- :c:L'angunan seduns.
pembuatan saluran irigasi dan iain-larn.
Beberapa ketentuan umum 1,ang dieunakan ,jaian rrekenaan sunei akan di-
uraikan pada bagian ini.
Ukuran panjang dinyatakan dalam dua sistem r airu sistem Metrik dan sistem
British.
1. Metrik: lkilometer : l0 hektometer
I hektometer = l0 dekameter
1 dekameter = 10 meter
I meter = l0 desimeter
1 desimeter : l0 sentimeter
I sentimeter = l0 milimeter Pekerjaan dasar sur-
2. British: lmile : 1760 yard t ei meliputi pengukuran ja-
I yard rak, pengukuran beda ting-
=3feet(11'ard:3')
I feet : 13 inchi ( 1': 12" ) gi, menentukan garis lurtt:.
dan menghirung beda tinggi.
I inchi = 2,54 cm Pckerj oun dasot' sun e i j t,;.;
1 feet :0,3049 m
nel i p r r i kegiaton petrgtrkw-
lm = 3,23A23 feet ort trnttrk mendopatkatt duttt
lcm = 0.397 inchi ,li lopunean. pekerjaon pcr-
hitungan dan pengctlahan
Ukuran luas yang digunakan, dalam pekerjaan survei yaitu: dttttt .t'ong clipt'rnleh tltrti

I m2, I are = 100 m2. I hektar : 10.000 m2, dan I km: 106 m2.
Ito:il petrErkut'an. dott pe-
kerj aan menggombor hasil-
htts iI perh i tu ngo n dtta-data
.\'ong (lipcrolclt Llori pt trg-
ukuron.
Skala adalah perbandingan antarajarak di atas peta danjarak yang sama di atas
permukaan bumi. Misalkan:

1. skala i :l-i.000 artinia lkm:4cmdandinamakanpeta4cm,


2. skala I : 50.000 artin)'a 1 km:2 cm dan dinamakan peta 2 cm, dan
3. skala I : 100.000 artinra I km: 1 cm dan dinamakan peta I cm.

Peta adalah bayangan ranu diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil
permukaan bumi. Jenis peta berdasarkan skalanya dibagi menjadi tiga.

l. Petateknikataupetarencana,lensatr skala 1 :5.000daniebihbesar1agi 1 : 100

atau 1 :50.
2. Peta topografi skala 1 : 10.000 sampai 1 : 200.000.
3. Peta geografi dengan skala I : 200.000 dan lebih kecil lagi 1 : 50.000 atau 1 :

200.000.

Secara garis besar. pckerjaan survei mempunyairuang lingkup yang luas. Dalam
bidang teknik sipi l. m..l i puti pekerj aan-pekerj aan untuk pembuatan gedung-gedung,
pembuatan jembatan. perencanaan bendungan/irigasi, dan lain-lain. Dalam garis
besarnya, kegiatan pengukuran menjurus pada kegunaannya, sebagai berikut'

1 . Pengukuran kadaster. yaitu unruk memperoleh gambar batas dari dua buah persil,
mengetahui luas persil, dan lain-lainnya.
2. Pengukuran topografi, yaitu untuk memperoleh gambar topografis suatu areal
atau persil, mengetahui posisi benda-benda alam atau buatanyangterdapat pada
permukaan bumi dan lain-lainnya.
3. Pengukuran teknik sipi1, yaitu pengukuran untuk keperluan teknik sipil,
pembangunan gedung-gedung, dan lain-lainnya. Termasuk di dalamnya rute
dan pengukuran-pengukuran bau'ah tanah.
1. Pengukuran fotogrametri, yaitupekerjaan pengukuran yang salah satuunsurnya
menggunakan foto udara.
5 . Pengukuran hidrografi, yaitu pengukuran untuk memperoleh gambar permukaan
dasar laut. dan lain-lainnya. Selain itu, terdapatjuga pekerjaan pengukuran untuk
menselahui kecepatan arus sungai dan arus laut.

Mencan titik di lapangan adalah suaru pekerjaan pengukuran yang hasilnya


nanti akan dieambar. Sebelum titik diukur. hasil pengukuran diberi tanda terlebih
dulu sehingga dalam pengukuran tanda mudah dilihat dari dekat atau dari jauh.
Dalam pengukuran \,ang terpenting adalah pengukuran titik-titik baik yang sudah
ada atau baru mencan.
Alat pemben tanda titik di lapangan bermacam-macam bentuknya, antatalain
sebagai berikut.
a. Jika titik tersebut hanya dipakai saat pengukuran itu saja, sifat titik ini
sangat semenrara maka disebut titik sementara. Alat untuk memberi tanda
titik tersebut dapat berupa jalon atau rambu ukur'
b. Jika titik tersebut, setelah pengukuran akan dilanjutkan lagi pada hari yang
akan datang atau hari berikutnya, sifat titik ini setengah sementara maka
disebut sebagai titik semi sementara/semi permanen. Alat untuk memberi
tanda titik ini dapat berupa jalon yang ditancapkan, diambil, dan diganti
dengan patok-patok ka1u.

I
,[

"_<
c. Jika titik tersebut setelah pengukuran selesai, akan digunakan sebagai tanda
untuk selamanya harus ada, sifat titik ini adalah tetap maka disebut sebagai
titik teup/permanen. Alat untuk memberi tanda ini berupa bekas jalon yang
ditancapkan, diambil dan diganti dengan pemasangan batu atau beton.
Titik itu sendiri diartikan sebagai posisi dan letak titik yang bersangkutan.
Jenis-jenis titik dalam pekerjaan survei ada beberapa macam yaitu:
1) Titik awal adalah posisi atau letak yang dipakai 'ebaeai penentu posisi
titik selanjutnya. Dengan demikian. titik ari al ha--;-s diketahui terlebih
dahulu.
. 2) Titik ikat adalah titik yang bersama-sama mem'nu_r"; kerangka dasar
baik dalam arah horizontal maupun renrka. Tr::N ::.- J.r'e::Ciar ke
seluruh sektor daerah pen-zuLrrran c3:s.r '\3:i.::ll: \3lq !e-:3.
3) Titik detail yairu elemen auu i:rsiir gambar \ang parut drpindahkrn
ke atas peta.
Titik-titik detail diikar .-rleh titik ikat yang terdapat padanya.
4) Titik datum 1.airu titik tundamental yang merupakan awalperhitungan
selanjutnya.
Tandatitik yang bersifat tetap ini selalu dipakai dalam peke{aan peng-
ukuran. Karena selalu dipakai maka tidak boleh rusak dan dipakai
sebagai pangkal pengukuran.
Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat titik tetap harus bahan yang
tahan lama dan kuat, biasanya terbuat dari bafu, beton, atau batang
besi. Syarat-syarat tanda titik tetap adalah harus mudah dilihat dari
jauh dan tidak boleh berubah-ubah.

Dalam peke{aan survei banyak sekali peralatan yang digunakan. Akan tetapi,
jenis-jenis yang disebut adalah alat-alat yang dipakai pada saat pengukuran pen-
dahuluan. Adapun untuk peralatan pengukuran jarak dan lain-lain disebutkan dalam
setiap memulai pembahasan.
Jenis-jenis peralatan sun ei meliputi:

l. Jalon

Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak
yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, besi (pipa besi), yang merupakan tongkat ber-
penampang bulat atau segitiga sama sisi dengan sisi 4 cm. Agar keiihatan terang
dan dapat dilihat dari jauh maka diberi wama merah putih menyolok. Selang seling
merah dan putih ini sekitar 25 cm 50 cm. Pada bagian bawah jalon diberi sepatu
I
-
besi agar tidak cepat rusak.
Jalon dapat pula berfungsi untuk menemukan kernbali titik yang berada di
I
kejauhan, misalnya untuk diarahkan kepadanya dengan sifat datar, Panjang jaion
yaitr 2 atau 3 meter dengan tebalnya kira-kira 30 mm (3 cm). Bentuk jalon bulat
I
lebih banyak dipakai karena sudut pandangan dari semua arah adalah sama.
Syarat-syarat pemasangan jalon dalam pekerjaan survei adalah:
I
a. Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari
titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak lurus
terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi. il
Gamhar l. l. Jalon
Mendirikan jalon di atas permukaan tanah yang lembek dilakukan dengan
kedalaman t
50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dapat dibantu dengan
kaki besi.
c. Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil pengukurannya.
d. Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk menentukan tegak lurusnya
harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan patokan tegak
Iurus pada pohon didekatnva.
Untuk menyetel jalon agf,r takln benar-benar tegak lurus dapat dilakukan dengan
cara:
l) bantuan sebuah untln{-unirn{:
2) menggunakan sebuah nir o atau \\'aterpass;
3) membidikkan tepi lalon rerhadap garis-garis tegak lurus yang terdapat di
sekitamya (sudut rumah dan sebagarnl a ).

2. Patok
Patok dalam pekerjaan surveiberfungsi unnrk memben tanda batas jalon, dimana
titik setelah diukur dan akan diperiukan lagi pada rvaktu lain, misalnya tanda
bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya.
Patok biasanya ditanam di dalam tanah dan yang menonjol antara 5 - 10 cm,
ffi
lil
dengan maksud agar tidak lepas atau mudah dicabut, dan mudah dilihat dari
maupun dengan tanda yang lain. Patok umumnya ujungnya dibuat runcing untuk
meniudahkan pemasangan.
jauh

,l a. Patok kayu

tii Pltok 1,'ang


,.,i,.rr3n
=
terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar atau persegi dengan
r
50 mm 50 mm, dan bagian atas diberi cat. Titik ukur yang akan
C:::::1..:k:n ditanclai pada kepala patok dengan titik potong diagonai yang akan
diraii, :n-: dr,nqan menancapkan paku. Patok kayu sifatnya Sementara.
W b. Patc,k
Part x
:::.':
r.:-
:lau besi
:erbuat dari besi atau beton biasanya merupakan patok tetap yang
Ganbar 1.2.
mlsin ;;pakai kembali dirvaktu-*aktu mendatang. Patok ini terbuat dari
Pusak kat,u tlon bamhrr "^,:
bah.:r :::::-.::lu keras yang bila ditancapkan tidak akan mudah terganggu.
Patr.k-:,:.,. :3ttrn di tepi sungai biasanya memiliki tinggi sekitar 60 cm di atas
tanah.

3. Rsrnbu L kur
Rambu ukur danat terbuat <lari kavu. campuran alurnunium yang diberi skala
pembacaan.Lk-uranieb::nr3=Jsll.oanlanuantaralm-5mpembacaandilengkapi
dengan angka Oan me:r':. ie:illl3:t':. si:l::lllr'k-i rJ3l.l n',tlimeter'
Rambu ukur ini merupakan ti:tk semerl:r: di iapanean pada saat pengukuran.
Biasanya alat ini merupakan perlengk:nan pentukuran dengan menggunakan alat
sipat datar.
Rambu ukur didirikan cli atas titrk r ang telah ditentukan secara tegak lulus
dengan bantuan nivo atau untins-unting'

4. Puncung Kawat (Pitts)

Pancang karvat terbuat dan besi atatt katr at panjangnya 10 cm - l8 cm' Bagian
Gitnthar l.-i.
Rttnirtr tthir. ujgng pancang kawai rjrbuat nrncins dan yang lain dibulatkan untuk memudahkan
q

pembawaan. Pancang kawat digunakan untuk memberi tanda pada ujung pita ukur
antara kedua ujungjarak yang diukur. Pacang kawat digunakan pula sebagai pem-
bantu langkah pengukuran untuk menghindarkan kesalahan dalam menghitung pada
pengukuran jarak yang panjang. Cara menggunakan pancans kau'at dalam peng-
ukuran jarak adalah dilakukan oleh dua orang dan orang penama di muka menancap-
kan di atas titik pada ujung pita ukur dengan tanda O.

5. Unting-unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kunin-ean be$e::,s r3:-. -: delean uiung
bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada -:';. -:.
Unting-unting berguna untuk memprol'eksik:: i-lr* i irr. rici l:r. :k:: di
permukaan tanah atau sebaliknya. fuah unting--:.: :._- t:c; r;rt.:-.li :enrpai :ir.rh
sejajar dan mengarah ke titik pusat bumi.
Unting-unting cukup digantun-ekan ::Ji .r.:ir-Lulrer rans akan ditentukan
kedataran atau kevertikalannya, atau un:-ii ::emrndahkan suatu titik tegak lurus
Gtmhar 1.4.
dari atas ke bawah atau sebaliknva. L'trt iug-trnting

6. llivo (Kotak dan Tabung)


Terdiri dari kotak gelas r ang dusr alkohol. Bagian kecil kotak tidak berisi zat
cair sehingga kelihatan ada gelembung. \iro akan terletak tegak lurus pada garis
tengah vertikal bidang singgung di trtik tengah bidang lengkung atas dalam nivo
mendatar.
Pada pengukuran mendatar maupun tecak sumbunya harus saling tegak iurus,
maka untuk mencapai keadaan ini digunakan niio.
Pada penentuan tegak lurus jalon. dapat dilakukan dengan menempelkan nivo
padajalon dan dilihat dan diatur agar nir o selalu di tengah-tengah dan dengan demi-
kian berartijalonnya adalah tegak lurus.
Untuk menghindari kerusakan alat setelah digunakan maka setiap selesai di-
pakai dilakukan perawatan dan pengidentifikasi alat-alat yang telah digunakan.

1. Setiap alat diberi nomor sendiri-sendiri sebagai tanda pengenal.


2. Penyimpanan alat harus tetap, di tempat yang teduh tapi tidak lembap.
3. Bagi peralatan kawat, sekalah lebih dahulu dengan kain kering dan diolesi
dengan minyak.
4. Penyimpanan jalon, dengan posisi berdiri, ujung bagian yang runcing diletakkan
di bawah.
5. Penyimpanan pancang kawat diusahakan dalam satu ikatan dan terlebih dahulu
diolesi minyak agar tidak berkarat.
'ri.,L*lfifi*n

Juwablah pefronltssn di bawsh ini dengan benar!

1. Sebutkan tujuan dan manfaat pekerjaan survei secara umum!


2. Apa l ang dimaksud dengan titik sementara dan alat apayangdigunakan untuk
memben unda pada titik tersebut?
3. Apa fungsi titik datum?
4. Sebutkan jenis-jenis peralatan survei dan bagaimana cara penggunaannyat.
5. Apa fungsi unting-unting?
6. Bagaimana cara merawat peralatan survei agar tidak cepat rusak?
BAB II
MEMBUAT GARIS LURUS
.$JHB

DENGAN
FL-sEB.lEtu'-Hi ]l!1.r.\Biti!-E .=.=

ALAT
iffiBffi
SEDERHANA
=1i.=.:=====i-+t:S

Untuk menggambar sebuah garis tertentu diperlukan dua buah titik. Oleh karena
itu, untuk menentukan sebuah garis yang benar-benar horizontal diperlukan dua
buah titik sama tinggi. Menentukan titik-titik di lapangan tentu saja tidak sama dengan
menentukan titik pada sehelai kertas gambar. Bagaimana menenrukan suatu titik
hingga membuat garis lurus di lapangan yang berpermukaan tidak rata sama sekali?

A. Syarat-Syarat Pembuatan Garis Lurus

Pembuatan garis lurus memerlukan keteiitian dan ketepatan. Dalampelaksanaan


pembuatan garis, kita harus memperhatikan syarat-syarat utamanya, sebagai berikut.

1. Salah satu titik tersebut dapat dilihat. Jika kedua titik tidak dapat dilihat garis
tidak bisa dibuat. Dengan satu titik saja terlihat, titik yang lain dapat dibentuk
dengan metode-metode tertentu.
2. Digunakan alat bantu berupa jalon, untuk mencari titik-titik yang akan dibuat.
Jalon membantu pembidik mengarahkan ke sebuah titik tertentu.
3. Letak jalon harus tegak lurus. Agar benar-benar berdiri tegak lurus dapat dibantu
dengan unting atau nivo yang ditempelkan pada jalon yang dipegang.
4. Dilakukan pengulangan sebagai kontrol untuk memperkecil kesalahan yang
dapat ditempuh dengan mengulangi pengukuran.
5. Pembidikan dengan mata satu, dalam membidik syaratnya mata kedua harus
dipejamkan atau ditutup. Dengan dua mata kesulitan membidik jalon satu dengan
jalon yang lain.
o. Letak titik yang dibidik tidak terlalu jauh. Bila terlalu jauh ketajaman mata
berkurang gunakan jarak-jarak dengan kelipatan yang sama.
Sr arat-syarat di atas adalah syarat secara umum yang harus dilaksanakan dalam
:rembuat garis lurus, sedangkan syarat yang bersifat teknis seperti jumlah per-
sonal, peralatan dan metodenya, dibahas dalam teknik pembuatan garis lurus.

B. Sumber-Sumber Kesalahan Pembuatan Garis Lurus

Kesalahan terkadang terjadi dan biasanya disebabkan oleh tidak dilaksanakannya


syarat-syarat utama pembuatan garis lurus di antaranya sebagai berikut

\
1. Pemasangan jalon tidak atau kurang berdiri tegak lurus, bisa condong ke samping
kanan atau ke kiri. Jalon yang tidak berdiri tegak lurus dapat mengurangi
ketelitian dan ketepatan pengukuran. Untuk mengatasinya jalon di beri nivo
atau untins-unting ) eng diganrungkan.
1
\lembidik jalon terlalu dekat. sebaiknya jarak antara mata pembidik dan jalon
kira-kira + 30 cm, kalau kurang dari 30 cm, dikhawatirkan yang terlihat besar
hanyajalon yang di depannva, sehinggajalon yang ada di titikjauh tidak begitu
terlihat.
1
Hasil bidikan tidak dikontrol dari titik yang lain. Dari satu titik dapat dilihat
bahwa titik yang dibuat dalam satu garis mengarah ke titik yang dituju, sedangk-
an kalau dilihat dari titik yang lebih depan melihat ke belakang, temyata ada
yang tidak tepat, jadi pengontrolan harus dilakukan.
4. Posisijalon tidak sama antara saat bidikan dengan saat penancapan. Pada saat
membidik posisi jalon berada di atas tanah dan tidak menempel permukaan
tanah, untuk memudahkan mengukur dan ketaklurusan, setelah tepat dalam
membidik baru ditancapkan.
5. Ujung bangunan terlihat bias. Pada pengukuran yang menggunakan ujung
bangunan sebagai titik, ujung bangunan (tembok siku) tentu akan bias karena
warna cat yang sama.
6. Letak antara titik terlalu jauh. Pada titik yang terlalu jauh jalon yang dibidik
akan terlihat kecil sekali, hasil bidikan tidak teliti lagi.
7. Pada pembuatan garis yang sudah panjang akan terjadi penyimpangan dan akan
menjadi semakin besar, salah satu cara yang tepat adalah mengulangnya secara
teratur terhadap hasil bidikan.
8. Pada pengukuran terhalang rintangan, pembuatan garis banflr/penolong tidak tegak
lurus garis semula, selisih sedikit saia, hasil yang didapat akan menyimpang.

C. Teknik Pembuatan Garis Lurus

Pelaksanaan pembuatan garis Iurus dalam setiap permasalahan memerlukan


teknik tersendiri. Misalnya, pada tanah datar dan tidak datar diperlukan teknik yang
berlainan untuk membuat garis lurus..

l. Pembuatun Garis Lurus

,.-NtlLlK Garis lurus biasanya dibuat dengan cara menempatkan jalon di antara atau di
tengah kedua titik. Hal ini merupakan peke{aan yang tidak begitu rumit bila dilaku-
Sadan PelPustakaao
Timur kan pada tanah yang datar. Misalnyaantara titik A dan titik B dipasang jalon C,
Jawa
?l"rt"tt pemasangan dapat dilakukan oleh dua orang. Kedua orang menjaga agar kedua jalon
berada dalam saru garis.

Gambar 2.1.
Pembuatan garis lurus dibantu dengan beberapa jalon, cara pengerjaannya adalah
sebagai berikut: (1) memasang jalon di atas titik A dan titik B. jalon harus tegak
lurus; (2) memasang jalon lain sembarang di antara trtik A dan titik B misalnya di
titik C; (3) dengan cara jalon masih terangkat oleh tangan, bidik jalon C dengan titik
kelurusan dijalon A dan B. Hal ini dilakukan dengan cara orang pertama di belakang
titik A dan orang kedua memegang jalon C; (4) dengan cara vang sama, diulangi
langkah di atas untuk memasang jalon D dan E dan seterusnl a sesuai kebutuhan.

). .llemperpunjang Garis Lurus

Untuk memperpanjang garis A B dapat dilakukan oleh dua orang dengan cara:
(1) tancapkan jalon di titik A dan titik B; (2) orang pertama mengambil tempat dr
belakangjalon A dan mengarahkan penglihatannya kepada B; (3) orang kedua berdin
di atas titik C dan memegang jalon (4) orang pertama membidik jalon A dan B. dan
memberi perintah pada orang kedua untuk menggeser jalon. Bila sudah tepat di-
tancapkan ke tanah titik dengan demikian jalon A, B, C berada dalam saru garis
':rus dan lebih baik diperiksa lagi. Apabila kita ingin memperpanjang garis lagi,
dapat dilakukan dengan berdiri di depanjalon B dan mengulanei langkah-langkah

ftl
di atas.

A
IIlt
B C
Perpanjangan garis lurus dapat pula dilakukan oleh saru orang. dilakukan dengan
(]amhcn'2.)

cara meletakkan jalon di atas titik A dan B. Letakkan jalon di depan titik B, dengan
penglihatan diarahkan ke titik B A, bidik dan luruskan jalon C sambil mengarahkan
ke titik BA. Bila dilihat sudah tepat segaris jalon C ditancapkan, sehingga jalon A,

IIIfI
B, C. berada dalam saru garis lurus.

Gamhar ).3.

3, Pembuatun Garis Lurus Antura Dua Titik Bangunan

titik A dan titik B masing-masing merupakan suatu


Pada pekerjaan tertenfu,
bangunan. Bila digunakan kedua cara di atas, yang dapat dilakukan adalah mem-
bongkar salah satu bangunannya terlebih dahulu. Maka harus digunakan dengan
cara tersendiri. yaitu dengan cara: sudut-sudut bangunan dianggap sebuahtitik-titik
pengukurarrA dan B, letakkan dua batang jalon di titik C dan D. Orang pertama di
titik C membidik ke titik B dan memberi perintah kepada orang kedua di titik D
untuk menggeserkanjalon yang ditancapkan; orang kedua berada di belakangjalon
D membidik ke titik A dan memberi perintah kepada orang pefiama di titik C untuk
{
D

menggeserkan jalon dan diuncapkan. Demikian seterusnya secara bergantian hingga


titik DCA dan CDB membentuk sebuah garis lurus.

4, Pembuatan Titik Potong di antsra Dua Garis Lurus

Pengukuran yang di maksud adalah titik potong yang di minta, sehingga


pengukuran harus mempunyai tehnik tersendiri, caranya adalah:
l.
H'''

,l
A
!

Gambar 2.5
d
jalon di titik P, Q, R, S ditancapkan. orang pertama berdiri di belakang
Setelah
jalon P dan membidik ke titik Q dengan memerintahkan orang ketiga untuk
menempatkan jalonnya pada bidik P Q di titik A, orang kedua berdiri di belakang
jalon R dan membidik ke titik S dan menruruh orang ketiga untuk menggeserjalonnya
tepat pada bidikan RS di titik .\. Ganti orang pertama memerintah orang ketiga
supaya menegeser jalonni a pada trtik P, Q di titik A. Dernikian seterusnya hingga di
dapat jalon A se_saris titik PQ dan segaris dengan RS. Akhimya, titik A merupakan
litik potong antara gans lurus BQ dan RS.

5. Pembuatsn Garis Tegak Lurus

Pada saat pengukuran sehubungan dengan pembangunan jalan, saluran air dan
lainnya seringkali harus menentukan garis-garis tegak lurus pada garis-garis yang
ditetapkan. Biasanya akan terjadi dalam mengukurprofil-profil melintang yang selalu
harus diambil tegak lurus terhadap AS jalon. Untuk memperoleh garis pengukuran
tegak lurus dari suatu titik tertentu dapat dikegakan dengan metode-metode:

a. digunakan teori Pythagoras, biasanya digunakan perbandingan 3:4:5


Ganbar 2.6
sehinga titik AC adalah tegak lurusnya. Biasanya untuk menentukan garis
tegak lurus yang jaraknya sangat pendek;

l0
b. digunakan segitiga sama kaki, pita-pita di tempatkan pada titik B dan C
yang jaraknya dari titik pada garis pengukuran. Apabila pita-pita diren-
tangkan maka BD: CD. Dan di titik D terleuk pada garis tegak lurus A;

c. dengan membagi pita ukur menjadi tiga bag:ar:. 1a::: ::':-ri :K'r:',
jangnya 100 meter, jarak A-B ditentukan sebe':: i,' :.. ,::.: iirenunskan
di garis AC sebesar 42 m, dan CB = -11 - ! = .' r,' n. \C aclah gans
-<

tegak lurusnya.

Gambar 2.8.

6. Pembuatan Garis Lurus pada Tanah yangTidak Datar


\
Cara membuat garis lurus, apabila talrrn tidak dapat dilihat dari B karena
terhalang suatu rintangan akibat tanahnra \arg :rdr* ;::ar adalah sebagai berikut.
Titik A tidak dapat dilihat dari titik B. tetapi k:c:r rrrrk tersebut terlihat dari titik C
atau D. Misalnya untuk pen-eukuran gans s;-,i,-r'bu tcro\\ongan. Caranya, buat garis
yang berdekatan garis AB vaitu C B dan ditempatkan titik D. Tarik garis dari D, ke
titik A jalon di titik C dipindahkan ke trtik C, yang terletak pada garis D, A.
dan
Kemudian tarik garis dari titik C, ke titik B dan tancapkan jalon di titik D, lalu
dipindahkan ke titik D, pada garis C. A. Demikian seterusnya hingga garis CD terletak
pada garis pengukuran AB.

7. Pembuatsn Gsris Lurus yang Terhalang oleh Rintangan


Apabila titik-titik ujung tidak dapat dilihat dari titik antara, ada beberapa metode
untuk menyelesaikannya.
a. Pasanglah titik jalon di titik A dan B garis-garis tegak lurus pada AB. Buat
kedua garis tegak lurus sama panjang, Dan didapatkan AE = EF. Bidiklah dari
garis EF dan didapatkan titik G dan H. Pasang garis-garis tegak lurus G dan H.
titik yang dibenruk oleh tegak lurus GH dibuat sama panjang dengan AE dan
BF, dan didapatkan titik C dan D. Maka garis ABCD segaris.

ll
Gambar 2,10

b. Pada cara kedua ini carilah titik D


di lapangan, sehingga titik A ke-
lihatan dari titik D.

Tariklah garis AD' yang melewati rintangan, tentukan titik B dan suatu garis
BB'yang tegak lurus pada AD. Tentukan di titik c dan titik D dari garis AD
tegak lurus AD. Ukur panjang masing-masing. Hitung dengan perbandingan
AB : BB,: AD : DD.
c. Bila titikujung A dan B tidak dapat dilihat dari titik
antara,diselesaikan dengan menentukan titik B' dimana
AB' tegak lurus BB dan jarak AB' dan BB' diukur de-
ngan menghitung AB.

AB: .,/(ee')']+ (BB')'?

Ganbar 2.12

D. Membuat Garis Lurus

Untuk mendapatkan suatu garis lurus diperlukan alat-alat, petunjuk, langkah


kerja dan perhitungan yang tepat. Setiap kegiatan peiaksanaan pengukuran memiliki
karakteristik tersendiri.

1. Membuat Gsris Lurus Antars Duu Titik


Pembuatan garis lunrs antara dua titik dapat dilakukan minimal oleh dua personil
secaa bergantian sebagai pembidik dan pemegang jalon.

t2
Tujuan

Dengan seperangkat alat-alat sederhana diharapkan dapat:


1) menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;
2) membuat garis lurus antara dua titik:
3) menggambar hasil pengukuran den-ean skala yang benar.

b. Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran kena .el'elum pengukuran dimulai.


2) Letak jalon harus benar-benar tes.rk lurus.
3) Gunakan mata satu dalam meng::r.-,a'kelurusan bidikan.
Alat-alat Kerja
Alalalat yang diburuhkan ad:lal: lr- 'rkur. ialon, dan alat-alat tulis.

Keselamatsrt Kerja

1) Hati-hati dalam membari3 l3n menancapkan jalon.


2) Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang
3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

e. Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

.o

.R
Gamhar ).13.

Langkah Kerja

l) Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.


2) Tancapkan jalon di titik P dan di titik Q.
3) Orang pertama berdiri di belakang jalon di titik P sejauh * 30 cm, ke arah
titik Q dan memberi perintah kepada orang kedua.
4) Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk tidak menempel
tanah mengikuti perintah orang pertama sehingga jalon A segaris P dan Q
baru di tancapkan.
5) Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus dimana tempat titik
yang sudah di dapat.
6) Orang pertama membidik kembali posisi jalon sehingga benar-benar tam-
pak jalon P, A, Q berimpit.
7) Lakukan seperti di atas pada jalon B, C dan seterusnya.
8) Bila pengukuran sudah selesai maka titik-titik P, A, B, C, Q tampak seperti
satu jalon karena lurus (bila dibidik).
9) Ukur jaraknya masing-masing.

t3
g. Gambar Kerja

Jalon

Gambar 2.14

,:..,1.1 r:

PABCOAl
<_8,2 m >r<_ 8,37 m 13,55 m_____p.1- 2041 m -,*-><-12,8ry---*
,a
h. Data Hasil Pengukuran
Jarak D-A: m.
8, 2 iarak A,-B, : 12,98 m.
Jarak A-B = 8, 37 m. Jarak B,-C, : 10, 50 m.
Jarak B-C: 13, 55 m. Jarak C,-R = 14, 50 m.
Jarak C-Q :20,47 m.
Jarak Q-A,: 12, 8 m.

i. Analisis Data Pengukuran

Jarak lurus PQ : D-A + A-B + B-C + C-Q


= 8,2+8,37 + 13,55 +20,41

Jarak lurus a-R = eT'.1',9, * B,-c, + cl-R


ro' 50 + 14' so
:',l:,;JJil:+

III[[
j Menggambar Hasil Pengukuran

Skala I :400

ltl[[l
[-grm ,. 8,371l--)!s,ss*----->
Gambor 2.15.
< 20,41m ----)r qJz,aa-I

tl

hr.-
I
A,O
,I
I
Skola I: 800
B,a
I
I
C..
I
I
Ra

2, Membuat Perpanjongan Garis Lurus


Pembuatan perpanjangan garis lurus dapat dilakukan oleh saru pcrst.ri:l
da:r
dua personil. Keduanya memiliki langkah ke{a yang berbeda.

o. Tujuan

Dengan sediakan seperangkat arat- arat sederhana di h arapk a:: c.: a i.


di
n
1) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuaun sans iurus;
2) membuat perpanjangan garis lurus;
3) menggambar hasil pengukuran den-san skala rans benar.

b. Petunjuk Umum
l) Pelajari dan ikuti lembaran keqa sebelum pengukuran dimulai.
2) Letakan jalon harus benar-benar tegak lums.
3) Gunakan pandan-ean saru nlata dalam rnembidik kelurusan jalon.
4) Dalam memegang jaron sebelum repat. jalon diangk ailjangan menempel
tanah.

c, Alat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang diburuhkan anrara lain pita ukur;jalon;


alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membaua dan menancapkan jalon.


2) Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu
kencang.
3) Ujungjalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas,

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.17

15
Langkah Kerja

Jika dikerlakan oleh satu orang, langkah kerjanya sebagai berikut.


l) Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.
2) Tancapkan jalon dititik P dengan titik Q.
3) Pembidik berdiri di titik A mengarah ke titik PQ (menghadapi PQ), meme-
gang jalon dan dibidik agar segaris lurus dengan jalon P.Q.
4) Tancapkan jalon di A tersebut dengan tegak lurus.
5) Demikian seterusnya hingga perpanjangan selesai.

Jika dike4akan oleh dua orang. langkah ke{anya sebagai berikut,

l) Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.


2) Tancapkan jalon di titik P dan titik Q.
3) Orang pertama berdiri di belakang jalon titik P sejauh + 30 cm, sejajar titik
Q dan memberi perintah pada orang kedua.
4) \
Orang kedua di titik memesang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan
tidak menempel tanah mengikuti penntah orang pertama hingga jalon A
segaris titik P dan Q.
5) Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus pada titik yang sudah
didapat.
6) Orang pertama membidik titik Q A kembali posisi jalon. Di titik B pem-
bidikan dilakukan oleh orang kedua dan beri aba-abaagarjalon orang kedua
tepat segaris dengan titik Q A.
7) Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai.
8) Ukur jarak masing-masing titik.

ltt
g. Gambar Kerja

[[
Ganthttr ) lt
POABO m , m i a_8,3
< 8,37 , _____+ <_ 9,7
<__S,z nL___>

h. Data Hasil Pengukuran

Jarak P-Q = 8,2 m, Jarak l-D = 8, 5 m


Jarak Q-A :9,7 rn, Jarak D-E : 8,0 m
Jarak A-B = 6,2 m, IarakE-Z = 7,5 m
Jarak B-C : 8,3 m,
Jarak C-l : J,5 m.

I. Analisis Data Pengukuran

JarakP-l : (P-Q)+(Q-A)+(A-B)+(B-C)+(C-l )
= 8,2+9,7+6,2+8,3+7,3
39,l0 meter.
larak l-2 = ( l-D)+ (D-E ) + ( E-2 )
8,5+8,0+7,5
: 24,00 meter.

16
j Lfengambil Hasil Pengukuran

Skala I : 400

Gamhar 2.19.

Skola I -100

Ganhor 2.)0. Tampak sanping.

#4.00

Gambar 2,21. Tampak atas.

3. Membuat Garis Lurus di Lokasi yung Tidak Datar


Pembuatan garis lurus yang dimaksud adalah pengukuran pada tanah yang tidak
datar dan titik kedua tidak dapat dilihat dari titik vang pefiama.

a. Tujuan

Penyediaan seperangkat alat-alat sederhana dirnaksudkan agar kita dapat:


I) menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;
2) membuat garis lurus antara dua titrk di lokasi yang tidak datar;
3) menggambarkan hasil pengukuran dengan skala yang benar.

b. Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran dimulai.


@B
----/
2) Letak jalon harus tegak lurus, dan sebaiknya diangkat sewaktu menentukan
titik.
3) Gunakan pandangan satu mata dalam membidik kelurusan jalon.

c. Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan yaitu: pita ukur;jalon; alat-alat tulis.

l1
d. Keselamatan Keria
1. Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.
2. Pita ukur jangan terlalu kencang.
3. Ujung jalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas.
e. Lokosi Pengukuran
Di sekitar lokasi halaman sekolah yang tanahnya berbukit.

Gambar 2.22. Tampak samping

Langkah Kerja

i r Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.


I r Trncapkan jalon di titik A dan B.
-1 r Or:ns
pefiama berdiri di depan di titik A menghadap ke arah orang kedu:-
dan ..rang pertama dapat melihat titik B dan juga memegang jalon.
4) Orang kedua berdiri di belakang titik B, menghadap ke arah orang pertarnr
dan orang kedua dapat melihat titik A dan juga memegang jalon.
5) Orang pertama berdiri di belakang jalonnya sejauh + 30 cm, mengara: i.:
titik B dan memberi perintah pada orang kedua.
6) Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan tidak :;-
nempel tanah mengikuti perintah orang pertama hingga jalonnya sess::
2-B dan baru ditancapkan.
7) Gantian orang kedua berdiri di belakang jalon yang baru ditancapkan sel ,r -:
* 30 cm mengarah ke titik A dan rnemberi perintah pada orang pertama.
8) Orang pertama mengikuti perintah t',rang kedua hingga jalonnya segans C;

A-1 dan baru ditancapkan.


9) Demikian seterusnya secara bergantian sehingga kedua-duanya merasa
sudah lurus dalam membidik masing-masing titik'
10) Ukur jarak tanah miringnya.

Gambar Keria

I
I

Y
arah
geseran

Gambar 2.23. Tampak alas

18
h. Data Hasil pengukuran

Jarak AC : 20,1 m.
Jarak CD = 3,2 m.
Jarak DB = 15,6 m.

i. Analisis Data Pengukuran


Jika keempat titik tersebut membentuk garis lurus, maka jaraknl'a bukan jarak
datar yang didapat tetapijarak miring yaitu:
lJ: AC+CD+DB
= 20,1+ 3,2 + 15,6
38,9 meter

j Menggambar Hasil Pengukuran

120

110

Gamhor ).)1. Ttmpuk Santpittg

Gornbar 2.25. Tampak Atas

4. Menentukan Titik Potong Antura Dua Garis Lurus


Pengukuran terkadang harus memotong sebuah garis lurus yang telah dibuat
sebelumnya. Titik potong kedua garis tersebut merupakan titik yang menentukan
dalam mengukur jarak,

t9
a. Tujuan

Penyediaan alat-alat sederhana dimaksudkan agar kita dapat:


l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran;
2) mencari titik potong antara dua garis lurus;
3) menggunakan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

b. Petunjuk Umum
l) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum praktek dimulai.
2) Dilakukan cukup dengan tiga orang pengukur.
3) Letak jalon harus tegak lurus.

c. Alat-Alat Keria
Alat-alat ke{a yang dibutuhkan antara lain:jalon; pita ukur kain linen;patok
dan palu kayu; dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membau'a dan menancapkan jalon.


2) Gunakan peralaun sesuai dengan fungsinya.
3) Dalam menarik piu ukur jangan terlalu kencang.
e. Loknsi Pengukuran
Di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.26.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan yang akan dipakai sebelum pengukuran.


2) Untukpengukuran ini dapat dilakukan minimal oleh 3 orang dengan jumlah
jalon 5 buah.
3) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S.

4) Orang pertamaberdiri di belakang jalon P membidikke titik Q dan memerin-


tahkan orang ketiga untuk menempatkan jalon pada bidikan PQ di titik A.
5) Orang kedua berdiri di belakang jalon R dan membidik ke titik S dan me-
nyuruh orang ketiga untuk menggeser jalonnya tepat pada bidikan R, S di
titik A'.
6) Bekas jalon yang dicabut di titik A diganti dengan patok kayu yang ditan-
capkan.
7) Gantian orang pertama memerintahkan orang ketiga supaya menggeserkan
jalonnya pada bidikan PQ di titik A".

20
8) Bekas jalon yang dicabut di titik A diganti dengan patok kayu yang
ditancapkan.
9) Demikian seterusnya secara bergantian dari orang pertama dan orang ketiga
memerintahkan orang ketiga hingga didapat; dari orang pertama A, segaris
PQ dan dari orang kedua A' segaris RS, dengan demikian titik A" adalah
merupakan titik potong garis lurus pe dan RS.
l0) Ukur jarak-jarak P- A.. e- A.. R- A.. S- A..p-Re-S.
g. Gambar Kerja

t
9I

Gambar 2.)7.

h. Dari Hasil Pengukuran


Jarak P- A, : 13,95 m
Jarak Q- A":12,95 m
Jarak R- A,= 12,60 m

i. Analisis Data Pengukuran

Dari hasil pengukuran, maka jarak totalnya adalah


Jarak P-A, = 13,95 m Jarak R- A, 7,50 m
Jarak A'-Q = 12.95 r., _ Jarak S-A, = 12.60 m*
Jarak total pe = 26,90 m Jarak total RS : 20,10 m

j Menggambar Hasil Pengukuran

Skalajarak I : 200

Gambar 2.28.

[- z,so m
--{- i2,50 m
---+

:t
,/

5. Membuat Garis Lurus Melului Dua Sudut Bangunan

Sudut bangunan dijadikan sebuah titik untuk membantu pembuatan garis lurus
di antara dua sudut bangunan.

a. Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan:


l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran dan membuat garis;
2) membuat garis lurus melalui dua sudut bangunan;
3) menggambar hasil peneukuran

b. Petunjuk Umum
1) Pelajari dan ikuti lembaran kerla sebelum praktek dimulai.
2) Dilakukan cukup dengan dua peneukur.
3) Menggambar hasil pengukuran dengan skala .vang baik
c. Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:jalon, pita ukur kain linen, dan alat-alat
tulis

d. Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.


2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
3) Dalam menarik pita ukur jangan terlalu kencang.

e. Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

Gambar 2.29.

f. Langkah Kerja

l) Siapkan peralatan yang akan dipakai dalam pengukuran.


2) Tancapkan jalon di titik P dan di titik Q yang merupakan ujung dua bangun-
an.
3) Tentukan jalonA sembarang (orang pertama) dan membidik titik B letakkan
jalon A (orang pertama) sembarang dan membidik jalon Q dan memerin-
tahkan orang kedua untuk membawa jalonnya segaris A dan B di titik B.
4. Orang kedua di titik B membidik ke titik C, dan memerintahkan orang per-
tama untuk menggeser jalonnya sehingga segaris dengan titik P di titik A.

22
5. Orang pertama di titik A membidik ke titik Q dan memerintahkan orang
kedua untuk menggeser jalonnya segaris dengan titik Q segaris B'.
6. Demikian seterusnya sehingga dari orang pertama di A'jalon B'segaris
dengan Q, dan dari orang kedua di titik B'' jalon A'segaris dengan P. Dengan
demikian titik A'dan B' segaris dengan titik P dan Q.
7. Ukur jarak P- A', dan An- B', B'-Q.
g. Gambar Kerja

B-

Gumhar ) 3l)

Data Hasil Pengukuran


Jarak P - An= 11,23 m
Jarak A'- B' : 12,70 m
Jarak B''- Q = 16,36 m

l. Anal is is Data P engukur an

Dari hasil pengukuran, jarak totalnya adalah


Jarak P- A' : 11,23 m
Jarak An- B* = 12,70 m
larak B'' - Q = 16,36 m
maka jarak totalnya = 40,29 m

J. Menggambar Hasil Pengukuran

Skolu I 10()

1- 11,23 m --4>1-12,70 m--4r'1- 16,36 m +


40,29 m Gamhar 2.3 l

6. Membuat Garis Tegak Lurus dengan Perbandingan 3 : 4 : 5


Pembuatan garis tegak lurus dapat dilakukan dengan mudah dans sederhana
dengan membuat perbandingan 3 m : 4 m : 5 m.

:l
a. Tujuan

Tersedianya alat-alat sederhana bertujuan agar kita dapat:


1) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis tegak lurus;
2) membuat garis tegak lurus dengan perbandingan 3 :4:5;
3) menggantikan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

b. Petunjuk Umum
1) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek pengukuran dimulai.
2) Letak jalon harus tegak lurus.
3) Gunakanperbandinean 3 m :'l m : 5 m.
Alot-Alat Kerja

Peralatan kerja yang diperlukan antara lain: pita ukur kain linen, jalon dan patok
kayu, dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.


2) Pita-pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang.
3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.32.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran


2) Tancapkan jalon di titik P,Q,A.
3) Melalui titik A ke Q, ukur jarak 4 m (4 bagian) dan didapatkan titik B.
4) Dari titik A ke arah R ukur jarak 3 m (3 bagian) dan didapatkan titik C.
5) Melalui titik B (tidak tetap) ukur 5 m (5 bagian) ke arah titik C sehingga
ujung 3 meter berhimpit dengan titik C. Jika ketiganya sudah berhimpit
maka garis tersebut sudah siku-siku (90).
6) Ukur jarak-jarak ketitik R, D - A, A - Q.

24
g. Gambar Kerja

Gambar 2.33

[.
,{'"i.lt

h. Data Hasil Pengukuran


Jarak A-P : 10,00 m
Jarak A-B = 4,00 m
Jarak A-Q = 12,00 m
Jarak A-C : 3,00 m
Jarak A-R = 25,00 m
Jarak C-B = 5,00 m

Analisis Data Pengukuran

Garis RA akan tegak lurus P-Q jika membentuk sudut siku-siku.


Rumus Pyhagoras = CB = ,k- - AB,
fU
- vJ- ++-
: Jt+r6 = ,lys:5meter
Berarti kedua garis tersebut tegak lurus.

j Menggambar Has il P engtkuran

Skala L' 300

Gambor 2.34

25
7, Membuat Sudut Siku-siku dengan Segitiga Samakaki
Segitiga samakaki dengan bantuan pita ukur dapat dipakai untuk membuat sudut
siku-siku pada garis vang akan dibuat. Garis lurus dapat diperpanjang dan sudut
siku pun dapat ditenrukan.

a. Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan kita dapat:


1) menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat sebuah garis lurus;
2) membuat garis yang membenruk sudut siku-siku dengan segitiga sama kaki;
3) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang baik.

b. Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek dimulai


2) Letak jalon harus tegak lurus
3) Bacalah pita ukur dengan teliti

c. Alat-Alar Ketja
Macam-macam alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen,
jalon, patok kayu, dan alat-alat tulis.

d. Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon


2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
3) Penarikan pitajangan terlalu kencang.
e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

Grmbar 2.35. I
Langknh Kerja

l) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran.


2) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S.
3) Ukur jarak R ke B pada garis antaraP dan Q, misal5 meter.
4) Ukur jarak R ke C pada garis antara B dan P Sada garis PQ); jaraknya
harus 5 meter lagi (sama kaki).
5) Ukur jarak alas segitiga sama kaki (garis BC) dibagi dua bagian yang sama
panjang di titik A, dan terbentuklah dua garis yang siku-siku.

26 1
g. Gombar Kerja

", !,,.-
\^
lu
/\
/\
C:n:;;r ].35

I
''.[ -=
''

. )r:: Hasil Pengukuran

,;rai,: S-R = 10,0 m JarakP-C=3m


Jarak R-B = 5,0 m
Jarak R-C = 5,0 m
Jarak B-A = 4,5 m
Jarak P-Q = 16,0 m
Jarak C-B = 9,0 m
Jarak C-A = 4,5 m

t. Analis is Data P engukuran

Jika jarak RB=5 M, AB=4M maka panjang RA=

RA=/ps-'or: = fr,-45 = 15s-uo.x :.,fus :2.18m.

j Menggambar Hasil Pengukuran

rP
E

ar'

Skala 1 : 200
E

Gambar 2.37.

27
8. Membuat Garis Lurus Anturu Dua Titik yang Terhalang Bangunan

Pada kasus tertentu pembuatan garis lurus harus terhenti karena terhalang oleh
bangunan dan akibatnya saiah satu titik tidak terlihat.

a. Tujuatt

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat:


l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis lurus;
2) membuat garis lurus antara I titik yang terhalang bangunan;
3) menggambar hasil pengrrkuran dengan skala yang benar.
b. Petunjuk (tmum
l) Pelajari dan ikuti lembaran kena s.'belum pengukuran dimulai.
2) Letak jalon harus tegak lurus.
3) Gunakan metode sesuai dengan kondisi di lapangan.

c. Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan sebagai berikut: pita ukur. jalon, dan patok kayu
alat-aiat tulis.

d. Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.


2) Gunakan peralatan sesuai denga fungsinya.
3) Penarikan pita ukurjangan terlalu kencang.

e. Lokasi Penguh.rran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

(idtnhci

Longkah Kerja

1) Srapkan alat-alat sebelum pengukuran dimulai.


2) Tancapkan jalon di titik P dan B.
3) Buat garis sembarang P-R yang tidak terhalang bangunan.
4) Tentukan titik A pada garis PR yang tegak lurus terhadap titik Q dengan
perbandingan3:4:5.
5) Melalui titik A dibuat siku-silru dengan perbandingan 3 : 4 : 5.
6) Ukur jarak P-S. P-A; Q-A.
D PSS - D PAQ maka PS : PA: SS': QA
PS . QA: PA.SS'
cc'-
{.rr,
PS.Q4
pA
i) Melalui titik SS ukur jarak SS hasil hitungan. Dengan demikian titik S'

telah segaris dengan titik P dan Q.

28

*
8) Demikian pula untuk menentukan letak titik N1 dengan cara
PN:PA=NN,:QA
NN, : +f4
g. Gambar Kerja

P 5,34 s
a---------;-----
qi;r'Y.:s:

Gambar 2.39

'o
,?

h Data Hasil Pengukuran


Panjang = 5,80 m
PS
Panjang PS'= 5,34 m
Panjang XN = i.0 m
Panjang SN : 23,60 nr
Panjang NN': 14,12 m
Panjang MR = 2,0 m
Panjang NM : 1,0 m
Panjang QM: QM = 14,60 m
Panjang MA = AM : 2m
Panjang N'Q: 3,0 m

Analisis Data Penguhran


1) X.,lenentukan panjang PA PS+SN+NM+N,{A
5,8+2,36+1,A+2
32,60 m

2) Menentukan panjang QA = JaM' - -Lt-

= ,f=ztto:r = 14,46m

3) Menentukan panjang SS'


qs-Q4_
PA
5.8i!#3A = 2,5598 m
4) Menentukan panjang DN : PS+SN
5,80+23,60
: 29,4M
5) Menentukan panjang NN' : BN.Q4
PA
_ 22JJl,+6 _la
ll--1() = lr. 1^
I/ m

lq
l. Menggambar Hasil Pengukuran

_a
9v

',,/
'. -\/'J-\
e'

Gambar 2.40.

-'{ s
4' .l
't.
4'

Latihan

1. Sebutkan syarat-syarat pembuatan garis lurus!


2. Pada pembuatan garis lurus sering muncul beberapa kesalahan, sebutkan sum-
ber-sumber kesalahan tersebut!
3. Pada pembuatan garis lurus, ternyata kita harus melewati sebuah bukit kecil.
Jelaskan:
a. alat yang digunakan!
b. cara kerjanya!
c. gambar kerjanya!
4. Dalam suatu pengulorran ternyata kita harus memotong garis lain dalam peng-
ukuran tersebut. Jelaskan cara pembuatan titik potong garis tersebut dan berapa
personil yang dibutuhkan!

30
III BAB
MENGUKUR JARAK
*t-&SS=-i=.-:':=

DENGAi{
:1,i+;;ii,rii,l;L*;,i-":.':,,i#,i',,'::1.+1=S,:::::i:=-:3$i{h[id

ALAT SEDERHAI\A
+ii:::..l rii:-liiiiiiti:l,r" . .aii+i
i:+: : j::i.t:rii"t ::rii::.i +:

Mengukur jarak sebenarn\a adrlln :r'rcniiikur panjang penggal garis antar dua
buah titik tertentu. Penggal san: in. n:ei'rpakan sambungan penggal-penggal garis
lurus yang lebih kecil.
Bagainranakah.;arak ini hams drukur di lapangan yang tidak rata dan terhalang
bangunan, turnbuhan aiau sun-qal'l .\lat paling sederhana macam apakah yang di-
perlukan?

A. Jenis Alat Ukur Jarak dan Svarat Pengukurannya


Pengukuran jarak adalah penentuan jarak antara dua titik di permukaan bumi,
biasanya yang digunakan adalah jarak horisontainya. Pengukuran jarak adalah
pekerjaan pengukuran antara dua buah titik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dilaksanakan secara serentak atau dibagi menjadi beberapa bagian.
Pengukuran jarak dibedakan menjadi beberapa macam.

L Pengukuranjarak tidak langsung


Pengukuran ini biasanya menggunakan instrumen ukur jarak takimetri dan
metode optik. Pengukuran jarak langsung ada beberapa macam, di antaranya
pengukuran jarak dengan kira-kira. Cara ini bisa menggunakan langkah dan
menggunakan skala pada peta.
2. Pengukuran jarak langsung
Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrumen atau alat ukurjarak
langsung misalnya pita ukur iangkah, alat ukur jarak elektronik, dan lain-lain.

Berikut ini kita akan mempelajari cara mengukur jarak menggunakan skala pada peta.

Pengukuran ini dilakukan pada peta, yaitu dengan mengukur jarak pada peta
dan dikalikan dengan skala peta tersebut. Pengukuran ini dilakukanjika hasil yang
diperoleh cukup mendekati saja, jadi tidak perlu tepat sekali, Karena ketelitiannya
rendah, langkah ini hanya digunakan untuk membantu penggunaan alat sipat datar
di tengah-tengah antara dua titik. Untuk mempertahankan jarak yang tetap sangat
sulit, sehingga untuk mengukur jarak 100 meter, kesalahan yang dibuat sampai
beberapa meter. Untuk menghitung jaraknya adalah:
D = jarak;
D=n.L n: jumlah langkah;
L = jarak satu langkah.

31
Pengukuran jarak langsung yang kedua adalah pengukuran jarak dengan alat
ukur. Bermacam-macam alat ukur jarak, di antaranya sebagai berikut.

1. Kayu Ukur
Pada umumnya ukuran kayu ukur adalah 2 meter atau 5 meter. Terbuat dari
kayu yang kedua ujungnya diberi sepatu tembaga untuk mengukur jarak-jarak jauh
bisa digunakan dua batang kayu ukur. Caranya, letakkan kalu ukur yang pertama
tepat pada titik dan kemudian pada arah garis yang akan diukur, letakkan kayu ukur
yang kedua dengan hati-hati tepat di ujung pertama dengan arahyangsama. Angkat
kayu yang pertama dan dengan hati-hati letakkan kalu ukur di ujung kayu ukur
kedua, demikian seterusnya. Kayu akan dapat ditumpangi dengan waterpas guna
memperoleh kedataran.

2. Rantai LIkur
Rantai ukur terbuat dari baja tipis dengan diameter 3-4 mm. Tiap ujung rantai
diberi mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk
tiap panjang 1 meter, 10 meter, 20 metc'r. 1,5 meter. dan 30 meter. Pemakaian alat ini
harus menggunakanpocket balance dengan ga).a tarik 10-15 m diberi tanda guna
memudahkan pembacaan.
Pengukuran jarak dengan rantai mempunyai ketelitian 0.2 - 0,1 persen dan
sekarang ini pengukuran jarak dengan rantai sudah jarang dilakukan. Sebagai
pelengkap danrantai ukur disediakan beberapa buah pen. guna rnenghindarkan ke-
salahan-kesalahan pengukuran. Dalam penarikan rantat ukur. harus diperhatikan
mata rantai tidak boleh kusut dan terlipat.
Rantai dapat dibaca langsung sampai titik :arnbungan terdekat (panjangnya
200 mm), dan setiap sambungan ke-i0 diberitanda angka'
Syarat pengukuran dengan rantai ukur:
a. jika panjang satu jalur melebihipanjang rantai, maka jalan rantai tersebut
ditandai dengan batang penentu jarak yang berwama terang;
b. jalur-jalur rantai menjangkau daerah yang penting lainnya;
c. titik yang akan diukur saling terlibat;
d. tim minimum 2 orung.
3. .llistsr
Alat ini han.va dapat digunakan untuk jarak-jarak yang sangat kecil. Adapun
untuk mengarur jarak-jarak jauh alat ini tidak rnemadai. biasanya panjang maksimum
adalah 1 meter.

4. Pitu L'kur dari Kain Linen (Linen Tape)


Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat
dengan benang serat. T\Pita initersedia dalam ukuran panjang l0 meter, l5 meter,
20 meter, 25 atau3O meter. Pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau l0
mm tergantung pada sifat ketelitian pitanya.
Kelebihannya alat ini bisa ditarik dan digulung kembali, dan kekurangannya
adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air.
Jadi untuk kegiatan pengukuran tanah kurang memadai.

32
Pita ukur sebaiknya dilapisi plastik untuk menghindari pemelaran, pita ukur
kain dijalin dengan benang fosfor brons.

5. Pita Ukur Metalik (Metalic Cloth)


Pta terbuat dari kain dan anyaman halus dari kuningan rembaga, lebih fleksibel
tetapi mudah rusaUputus, pemuaianya besar. dan ketelitiannr a rendah.

Guwbar i.l. Pit,t tri-rr, hurt

Gambur 3.). Pitu ukur liain.

Gantbar 3. 3. Pedontetet Gamhar 3.,/.


Pita ttkur dengan compurun strata gelas tlan serrtt ktn:,.;

G ttmba r -J. 5. Cu rvinteter.

Gambur 3.6. Rrmtoi ukur bttic bulot

-1J
Gambar 3.8. Pita ukur kain.

Gombar 3.7. Pita ukur baja.

Gambor 3.9. Pita ukur baja.

6. Pitu Lkur SersbSerat Gelas (Fiber Glass Tape)


Pita ukur ini terbuat dari serat rami yang diperkuat dengan anyaman kawat
halus campuran serat gelas (fiber glass) dan serat kimia. Biasanya pita ukur ini
dibungkus dengan lapisan cat, berangka tanda graduasi.
Kelebihan prtaulrttr fiber glass ini adalah sifatnya aman dipakai dekat alat-alat
iistrik. nn-san. tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya. Kelemahannya
adalah sangat mudah memuai dan menyusut akibat pengaruh kelembapan udara.
Jadi ketelitiannla agak rendah.
Panjang pira.fiber gla.ss adalah 10, 20, 30, dan 50 meter, dengan graduasi 5 mm
serta lebar pita 16 mm. Angka toleransi unruk temperafur dan tegangan standar.
Dilihat dari besarnl'a kesalahan relatif 1,aitu .j,, - 600L yang berarti angka
ketelitiannya rendah. Pada saat menggulung piu tidak boleh terlipat.

7. Pits Ukur dari Baja (Steel Tap)

Alat ukur ini disebut juga pita ukur kadaster, terbuat dari baja berkualitas tinggi
yang tebalnya kira-kira 0,4 mm. Pita ukur baja mempunyai ketelitian yang tinggi
dan ketahanan cukup lama, lebih tahan air, dan pemuaianya kecil, sehingga pita
ukur baja ini banyak digunakan untuk pengukuran teliti yaitu pada pelaksanaan
konstruksi dan penempatan titik-titik kontrol.
Pita ukur baja lebarnya kira-kira 12 mm - 20 mm dan 28 mm, tebal0,3 mm -
0,4 mm, panjangnya 20 m, 30 m, dan 50 m. Bagian ujung baja diberi pegangan dan

34
garis nol ditempatkan +
10 cm dari pegangan. Tingkat ketelitiannya tinggi, sampai
milimeter. Ujung-ujung pita baja ditumpu oleh tripod (tumpuan tiga kaki) yang salah
satunya dipasangi mikoskop untuk membaca pita ukur.
Pita ukur baja terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus cat
putih/metalik. Cat ini berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap asam dan
karat, gradasinya I mm. Pemuaian dan penyusutan disebabkan oleh temperatur dan
tegangan, sedangkan kelembaban udara tidak berpengaruh.
Toleransi kalibrasi untuk pita ukur baja adalah I mm untuk 5 meter 10 mm
untuk 50 m. Jadi ketelitiannya cukup tinggi yaitu Untuk pengukuran dengan
fr6.
ketelitian yang tinggi sebelum dan sesudah pengukuran sebaiknya mengkalibrasikan
konstanta dari angka karakteristiknr a. Guna memberikan koreksi terhadap hasil
pengukuran, selama pengukuran harus diketahui temperatur pada ketegangan
tertentu. Pita ukuran dikatakan sudah standar apabila panjang antara tanda-tanda
ujungnya ditentukan dengan tepat pada kondisi temperatur dan tarikan yang ter-
kontrol. Koreksi-koreksi tenebut adalah

koreksi lenduun = ;+; fturangi)


-+. -

koreksi tarikan Lq- P'lr (mmbah)

koreksi suhu = (t - t,) cL ltambah)

keterangan: L = panjang
W = berat bagian pita antara tripod
P: tarikan di lokasi
P, : tarikan standar
A = luas penampang melintang pita ukur (Mr)
E : modulus elastisitas young pita
t : suhu di lokasi
t. : suhu standar
a: koefisien muai panjang

8) Pita ukur lnvar (steel alloy tape)

Pita ukur invar terbuat dari campuran baja dan nikel, berbentuk semacam kawat
berdiameter 1,7 mm, atau berbentuk pita berpenampang (0,5 x 4) mm yang
panjangnya 25 m. Gradasinya diternpatkan pada kedua ujung skala, yaitu dengan
jarak 8 cm dan interval I mm.
Pita ukur ini digunakan untuk mengukur garis batas (Basic Line) dimana
kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar
5#oo - #*U . Peke{aan seperti
ini misalnya penempatan titik jaringan triangulasi tingkat pertama, pengukuran
perubahan bentuk, dan pengukuran pelaksanaan jembatan.
Kelebihan alat ini adalah koefisien muai liniernyahanya sebesar I x l0{/oC
yang berarti au.i pita ukur baja. Bagaimanapun
stabilnya peralatan, bila digunakan
tt6
dapat berubah juga, maka perlu dikalibrasi yaitu berdasarkan panjang gelombang
cahaya Ifu86.

35
9. Roda Ukur

Alat ini berupa roda yang diberi tongkat pegangan, ukuran bulatan roda antara
30 cm - -10 cm. Pencatat jarak diletakkan di antara roda, skalanya dimulai dari cm,
m, dan km. Roda ukuran dilengkapi pula jarum penunjuk batas. Alat ini banyak
dipakai pada pekerjaan jalan raya. Alat ini harus bekerja secala lurus, jangan sering
berkelok-kelok. Unruk tanah-tanah dengan permukaan rata, ketelitian sampai 2oh,
dan untuk yang kasar dan tidak rata, ketelitiannya sangat kurangjarak yang diperoleh
lebih besar daripada vang sebenamya.

10. Speedometer
Alat ini gunanya untuk menghir.:ng antka. iumlah langkah dicapai menyatakan
jarak yang diinginkan. speedometer L'enr,rknr a sepeni arloj i i'ang dilengkapijarum.
Jika alat bergerak angkanla iuea akan bergerak.

11. Cun'imeter
Alat ini gunanya untuk mengukur jarak di atas peta, terutama Jarak-jarak yang
berbentuk garis lengkung. Setiap gerakan roda menyebabkan jarum berputar.

12. Pedometer
Pedometer digunakan untuk menghitung langkah agar pengukur tidak usah
menghitung jumlah langkah yang diambil. Jumlah langkah yamg dihasilkan
menyatakan jarak yang diperolehnya. Bentuk pedometer seperti arlojiyang diikatkan
di kaki, pedometer dilengkapi dengan jarum, tiap kali bergerak jarum akan bergerak
pada angka-angka yang tertera, setelah selesai baru dihitung dan dilihat berapa jumlah
langkahnya.

B. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukur Jarak

Kesalahan-kesalahan pada pengukur jarak biasanya disebabkan oleh petugas


sendiri. instrumen dan karena pengaruh alami, di antaranya

1. Kesalahan Alami

Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak biasanya disebabkan
oleh pengaruh sinar matahari langsung dan pengaruh lengkung bumi.

a. Pengaruh Sinar Matahari Langsung

Pengaruh sinar matahari langsung menyebabkan pita ukur memuai, karena


suhunya naik, dan akan menyusut kembali jika suhunya kembali normal. Akan tetapi
ada beberapa pita ukur yang sudah mempunyai skala suhu untuk mengoreksinya.
Pada pita ukur yang memuai data yang diperoleh lebih pendek.

b. Pengaruh Lengkung Bumi

Karena pengaruh permukaan bumi tidak datar, tetapi berbentuk speris, maka
dapat menyebabkan jarak yang diperoleh adalah jarak miring.

36
2. Kesalahan Oleh Pengukur
a. Pembacaan angka tidak tepat, misalnya 2,7 padahal sebenamya 2,76 meter.
b. Pengukuran dengan pita ukur tidak dirnulai dari titik 0, biasanya pada pita ukur
terdapat dua macam satuan yaitu dalam inchi dan dalam metel keduanya ter-
kadang mempunyai titik awal yang tidak sama, dan dalam pengukuran dianggap
sama. Bila pembacaan ujung yang satu dan yang lain dibaca orang berlainan
berarti ada yang menambah dan mengurangi pembacaan.
c. Keliru pencatatan data oleh pencatat. Misalnya 50,8 dicatat 58,0 biasanl a karena
suara yang tidak keras maupun jauh. Sedangkan pembaca tidak memberitahukan
hasilnya dengan suara yangjelas.
d.Pada tanah yang miring, tidak digunakan waterpas tangan dan unting-unting
sebagai penanda kedataran dan titik akhir yang tidak lurus. Bila pada tanah
miring tidak mempertimbangkan besarnla keminngan maka metode lang di-
gunakan keliru.
e. Pengukuran jarak tidak pada earis lurus. Terkadang jarak yang diukur tidak
lurus, ini mengakibatkan jarak yang terukur menjadi lebih panjang.
f.Pita ukur tidak permanen; maksudnya panjang pita ukur dapat berbeda de-
ngan pita ukur yang lainnya, maka harus diadakan kalibrasi.
g. Pita ukur tidak horizontal. Pengukuran ini harus dibantu dengan waterpas tangan.
h.Pita ukur tidak lurus. Hal ini bisa disebabkan oleh benda atau tumbuhan kecil
yang menghalangi sehingga pita ukur tidak lurus sempuma.
i.Pita ukur tidak kencang; pengukuran pita ukur tidak kencang mengakibatkan
ukuran yang diperoleh lebih panjang.
j Gaya tarikan pada pita ukur. Pita ukur bersifat elastis saat direntangkan jika
penarikan lebih besar dari standar gaya tarik, maka pita ukur mengalami per-
panjangan.
k. Lenturan pita ukur. Pada saat pita ukur dibentangkan seluruhnya mengalami
akan terjadi lenturan sendiri oleh gaya berat pada pita ukur itu sendiri.

3. Kesalahon yang Diperkenankan

Besamya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi berbeda-beda, yaitu


pada lapangan datar, besamya kesalahan yang diperkenankan adaiah:

Sr= 0,008 JD + orloo3D + olrs


Pada lapangan berlereng, besamya kesalahan yang diperkenankan adalah:

S:: 0,010 JD + oJtoo+D + oss


Pada lapangan yang curam, besarnya kesalahan yang diperkenankan adalah:

5,=0,012 {6 + 0r0005D + 0J5

Keterangan: S, = kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m);


S: : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng
0n);
=
S-, kesalahan yang diperkenankan pada lapangan Curam (m);
D : panjang pengukuran (m).

37
C. Pemeliharaan Alat Ukur Jarak dengan Pita Ukur

L Jika pita ukur basah. sekalah lebih dulu dengan kain kering kemudian dengan
kain berminyak.
2. Tiap pita ukur harus mempunyai nomor sendiri-sendiri, sebagai tanda pe-
ngenalnya.
3. Pita yang putus dapat disambung dengan kelingan atau dengan memasang pita
penyambung, tetapi pita sambunean jangan digunakan pada pekerjaan penting.
4. Pita harus disimpan pada kili-kili atau menjadi ikalan melingkar.
5. Mengingat luas penampang rata-rata prta baja dan tegangan yang diperbolehkan,
sebuah tarikan tak akan merusakkannl'a. tetapi bila pita itu terpuntir dengan
tarikan yang berat bisa putus karenanya selalu dicek agar tidak ada puntiran
atau ikalan sebelum dikenakan pada tegangannya.
6. Pita ukur baja harus dibakukan atau dikoreksi dulu untuk suhu, tegangan setelah
habis dipakai.

D. Mengukur Jarak Datar

Ada beberapa cara )'ang digunakan untuk mengukur jarak datar, misalnya dengan
pedometer (walking measure), curvimeter, pita ukur, dan rantai ukur. Keempat cara
itu merupakan cara pengukuran secara langsung.

l. Mengukur Jarak dengan Pedometer (Walking Meusure)


Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pedometer (walking measure),
ikutilah langkah-langkah berikut ini.

a, Tuiuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukur diharapkan dapat:


I) menggunakan alat ukur jarak pedometer;
2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pedometer;
3) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran;
1) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

b. Pennjuk L"nrurn

1) Pelajari dan ikuti iembaran kerja sebelum pengukuran.


2) Peletakan pedometer harus dekat getaran kaki.
c. Alat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: pedometer, alat tulis, dan jalon.

d. Keselamatan Kerja

1) Gunakan topi dan pakaian kerja.


2) Ikatkan pedometer dengan kencang.

38
e. Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.10.

Langkah Kerl,t

i) Siapkan peralatan ukur r;iak.


2) Tentukan letak titik-titrk rang akan diukur (A,2,4,6,8).
3) Tancapkan jalon dititik .\. :. 1. 6. B.
4) Ikatkan pedometer pada kaki sebelah kanan (dekat tumit dengan kencang).
5) Berjalanlah pada garis yang diukur. mulai dari langkah kiri di titik A.
6) Tiap kaki kanan menventuh tanah. jarum akan bergerak menunjuk angka
pada pedometer, dan teruskan ke titik l. 1. 6 dan B.
7) Di titik B langkah 2 hentikan, pedometer dilepas serta lihat angkanya.

Garnbar Kerja

Pedometer

Ganbar 3.11.

Data Hasil Pengukuran

Dari hasil pengukuran temyata angka pedometer menrmjuk 136.

i. Analisis Data Pengukuran

Jumlah jarak (IJ) : z.L.P Keterangan L Panjang langkah


= 2.(40).136 P Jarum pedometer
10880 crn
= 108,80 m

39
j Gambar Hasil Pengukuran -t

Gambar 3. I ) 108,80 m

Mengukur Jarak dengan Curvimeter


Untuk melakukan pengukuran jarak dengan curvimeter, ikutilah uraian berikut
ml.

a. Tujuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat:


1) menggunakan alat ukur jarak curvimeter;
2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak curvimeter;
3) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b. Petunjuk (Jmum
1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran
2) Pembacaan curvimeter diusahakan seteliti mungkin.

Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: peta, alat tulis, dan curvimeter.

Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam menyentuh peta agar tidak sobek.


2) Usahakan curvimeter tidak jatuh.

Langkah Kerja

l) Siapkan peta dan curvimeter.


2) Pilih curvimeter yang sesuai dengan skala petanya.
3) Letakan curvimeter di atas tempat titik yang akan diukur di dalam peta.
4) Jalankan roda curvimeter pada garis yang diukur di dalam peta dimana
setiap roda bergerak jarum dalam curvimeter juga akan bergerak. Roda
dijalankan sampai di titik akhir dengan hati-hati.
5) Bacalah jarum pada curvimeter. Catat dalam daftar pengukuran.

Data Hasil Pengukuran

Dari hasil gerakan roda curvimeter, diketahuijarum menunjuk angka 5,2.

o
6' Analis is D ata P engukuran

Pada pengukuran dengan curvimeter, skala peta 1:1000


Jumlah jaraknya : IJ = skala peta x angka di dalam curvimeter.
= 1000 x 5,2
5200 meter

40
3. Mengukur Jarak dengan Pita Ukur
Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pita ukur, ikutilah uraian berikut
ln1.

q. Tujuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat


1) menggunakan alat ukur jarak pita ukur;
2) melakukan Pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pita ukur;
3) menghitung jumlah jarak r anu diperoleh dari hasil pengukuran;
4) menggambar hasil penuukuran jarak dengan skala yang benar.
Petunjuk (imwn

l) Pelajan dan ikuti lembaran kc'rja sebelum pengukuran.


2) Pembacaan pita ukur diusahakan sampai dengan milimeter.
3) Alat harus dikalibrasikan dengan alat yang lainnya.

L. Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen/Pita ukur saja/pita
ukur fiberglass, alat-alat tulis, dan jalon.

)
u. Keselamatan Kerja

1) Pergunakan pita ukur dengan pita ukur (u aktu rnenasukkan -iangan terlipat.
jangan sampai basah terkena air).
2) Gunakan topi dan pakaian keq'a dengan baik.

e. Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gombar 3.13.

Langkah Kerja
1) Siapkan peralatan ukurjarak.
2) Tentukan titik yang akan di ukur (A, B)
3) Tancapkan jalon di titik A , l, dan 2.
4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus betul.
5) Rentangkan pita ukur antara dua titik yaitu A dan l. Usahakan agar tidak
terlalu kencang dalam menarik, tidak bengkok, dan tidak putus.
6) Bacalah angka yang tertera dan catat dalam daftar pengukuran.

41
7) Bentangkan pita ukur antar titik I dan 2, bacalah angka yang tertera dan
catat dalam daftar pengukuran.
8) Pindahkan jalon di A dan 1, tempatkan di titik 3 dan -1
9) Bidik jalon ketiganya hingga membentuk sebuah gans 1urus.
l0) Ukur jaraknya dan demikian seterusnya hingga pengukuran sedia.

g Gambar Kerja

Garybar 3.14.
12

h. Data Hasil Pengukuran

Jarak (m)

A- 1 17,00
1-2 15,00
2-3 16,00
3-4 16,00
4-5 16,50
4-5 16,50
5-6 15,00
6*B 15,60

i. Analisis Data Pengukuran

Pada pengukuran dengan pita ukur, dan tanah dianggap memiliki kemiringan
kurang dan3o/o maka jumlah jaraknya adalah jarak-jarak setiap titik yang digabung.
IJ = Jo-, *J,,rfJ:_:tJr_.*J, s+J. o*B
: 17,00 + 15,60 + 16,00 + 16,00 + 16,50 + 15,00 + 15,00
: 111,7 meter

j Menggambar Hasil Pengukuran

r( 17,00 >< 15,60 >( 16,00 >( 16,00 >( 16,50 >( 15.00 >< 15.50 >l
Gambar 3.15
111 ,7 m

4. Mengukur Jarsk dengan Runtai Ukur


Untuk mengukur jarak dengan rantai ukur, ikutilah langkah-langkah berikut.

Aa
a. Trjuan
Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat
l) menggunakan alat ukuriarak rantai ukur dan pen ukur;
2) melekukan pengukuran tarrk densan alai :kur rantai ukur;
3) menghirung jumlah jarek r:nu C;perol.'h urr-. hasil peneukuran;
4) men-egambar hisri pcngukurun larak dengln sk:la rans besar.

Petunjuk L'nunt
1) Pelajari dan ikuti lembar kerja sebelum pengukuran.
2) Penempatan rantai ukur dan banyaknyaruntai ukur harus tepat.
3) Penancapan pen ukur harus disesuaikan dengan rantai ukur.

c. Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang diburuhkan antara lain:jaltrn. pen ukur. rantai ukur. dan
alat tulis.

d. Keselatnattut Ket'jct
1) Pen ukurjangan sampai ketinggalan di lokasi pengukuran
2) Gunakan dan letakkan rantai ukur dengan baik.
3) Hitung jumlah rantai ukur dan pen ukur setiap akan pindah titik.
e. Loknsi Pengularan
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

,i
Gambctr 3. I 4

fl
J: Langkah Kerja

l) Siapkan peralatan ukurjarak


2) Tentukan titik-titik yang akan diukur ( A,2, 4, 6,8 ).
3) Tancapkan jalon di titik A, l, 2.
4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus.
5) Bentangkan rantai ukur, orang pertama memegang ujung rantai dan
orang kedua memegang ujung rantai ukur yang lain.
6) Tancapkan pen ukur di ujung rantai ukur (orang pertama). di atas titik A
dan orang kedua rentangkan rantai ukur pada garis A-l-2, dengan me-
nancapkan pen ukur setiap ujung rantai yang lain.

+,1
1) Pindahkan, pen di titik A dicabut dan dipindahkan di tempat pen kesatu
yang ditinggalkan oleh orang kedua, sedang orang kedua maju ke arah
titik 2.
8) Kaitkan ujung rantai ukur pada pen kesatu (orang pertama), dan orang
pada
kedua merentangkan rantai ukur, kemudian tancapkan pen kedua
ujung rantainYa.
pen
9) Orang pertama mencabut pen pertama sambil dipindahkan ke tempat
kedua 1,ang ditinggalkan orang kedua kemudian orang kedua maju ke
arah 3.
yang dibawa
l0) Selanjutnya dengan cara ,vang sama? lakukan hingga pen ukur
dengan jum-
batas. Berarti orang pertama memegang pen ukur 1 ditambah
lah pen yang dipegang orang kedua, yaitu20'

g. Data Hasil Pengukuran

Jumlah pen Yang dibawa buah. 2l


Panjang rantai ukur
10 meter.

h. Analisis Data Pengulruran


Menghitung jumlah jarak
Keterangan: Lj : jumlah jarak (m)

RumusnYa: " j r,'r:+"D{rI;rtr}' D = panjangrantai ukur


(m)
xj n = jumlah Pen
= l3J'J;"1'
i. Menggambar Hasil Pengttkuran

Gambar 3.17

E. Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Diukur Secara LangsunglTerhalang

Tujuan yang akan dicapai dalam pengukuran


jarak adalah membuat garis yang
pasti' Bila terhalang sungai
benar-benar lurus sehingga jaraknya dapat diukur dengan
langkah-
yang lebar, bangunan dan danau, maka pengukuran seperti ini memerlukan
langkah tersendiri.

1. Terhulang oleh Bangunan


secara lang-
Bila jarak antaratitik B dan G (antara dua titik) tidak dapat diukur
dilakukan secara lang-
sung atau tidak memungkinkan pembidikan dan pengukuran
sung dapat di gunakan metode-metode sebagai berikut'

44
fu
a. Garis AC dan BD tegak lurus AB, panjang
rh
AC = BD. Pada perpanjangan garis DC, pan-
jang EF = CD, garis GE dan HF tegak lurus
rg
EF. Apabila GE = HF=AC maka GH terletak
la pada perpanjangan AG = CE. Gqmbar 3.18

ln
(e
b. Garis BC dicariagar BA =.\C dan sudut di A
va = 900. Titik D ditentukan dan perpanjangan
n- BC. Titik E dan F ditentuk:: .:s:r GF tegak
lurus GE, maka panl'ang DF = DB lan panjang
DE: DC. Titik G dite:r-s.:. r:,1a tarak yang
sama dengan AC dari kedua titrk. Gads GF
terletak pada perpanjangan garis B.\ dar pan-
jang AG: CE. Gumbar 3.19.

c. Pada prinsipnya sama dengan nomor I hanva


di sini tidak digunakan segitiga siku-silu me-
lainkan segitiga sama kaki ABC, DEF, GHK.
AH dicari dengan 4g = (BD -AB - GH) atau
AH:BE-2AB.

Gambar 3.20.
d. Tarik garis secara acak (garis AC) yang
tidak
I terhalang, BC tegak lurus AC dan jarak

AB =JAC * BC'

J
--' a

*[ Cnu,Uo,'i.Zt *_r

2. Terhalang oleh Sungai )-:...


*rr,, .-
lo
'b Bila jarak antara kedua titik tidak dapat diukur secara langsung karena harus
melalui sungai yang membentang di depannya, maka digunakan metode-metode
1g
sebagai berikut,
ai
a. Pada garis AB letaknya titik C dan D dekat '-.(, r \(
h-
sungai ditarik garis CO tegak lurus AB. ('lt.l ,(
Jarak CD = laqAa l)i9rl?
/\, : :'.'/"-i_
)- \ P B

t- Gambar 3.22.
,

45
b. Apabila AC tegak lurus AB, D tertentu pada
garis AD, E ditentukan pada garis BD
sehingga EC tegak lurus DC.

Jarak AB: (4%;aa

d. Pada garis AB diletakkan titik D dan C.


Tarik garis DE tegak lurus AB perpanjangan
CE sampai G. Tarik garis GF tegak lurus AB.

Dan jarak cD: #l3+


Gambar 3.25

J. Tbrhulang oleh Danau

Bila jarak antaratitik A dan B tidak dapat di ukur secara langsung akibat adanya
danau di antara kedua titik pengukuran tersebut, maka dapat drlakukan pengukuran
dengan metode-metode sebagai berikut.

Jika AC = BD, maka AB: CD


a.

Gambar 3.26

b. Jika AC dan BC diukur. maka


AB: JBCLA6-

L.
Garis CB tegak lurus AC dan BC diukur, maka jarak
AB: JBCr +Ac-

Gambar 3.28,

46
Jika ABC adalah segrtiga sama kaki
AC dan BC diukur: CD dan CE diukur
DE diukur maka AB - \c('E' DE

Gomltar 3.)9

F. Mengukur dan N{enghitung Jarak yang Terhalang

Ada beberapa langkah kerja khusus yang harus drlakuk.:. rr':iii: penuuii,.:::
jarak yang kita kerjakan terhalang sesuatu. Uraian selengk;rnra disajikan berikui
ini.

l. Mengukur Jurak yang Terhalang oleh Bungunat


Salah satu penghalang 1'ang kita t'rrukan adalah bangunan. Jika hal ini terjadi,
hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh bangunan mempunyai beberapa tujuan


yang akan dicapai yaitu:
1) meggunakan alat-alat ukur jarak atau dapat melakukan pengukuran jarak
yang terhalang oleh bangunan;
2) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar;
3) mengetahui penggunaan alat-alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang
bangunan;
4) menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah
dilakukan.

b. Petunjuk (Jmum
1) Pelajari lebih dahulu lembar kerja setelah meiakukan pekerl'aan.
2) Perhatikan langkah-langkah yang keiiru seperti pembacaan pita ukur tidak
teliti dan penentuan titik yang kurang tepat.
3) Jalon harus tegak lurus

-. .llat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: jalon, pita Lrkur, alat tulis, dan
unting-unting.

d. Keselamatan Kerja

1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.


2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.
3) Gunakanjalon sesuai dengan fungsinya.

l-
e. Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.30

f Langkah-Lorrykolt Keja
Dari gambar lokasi di atas diketahui bahwa, untuk mengukur jarak dari A ke G
hanya dapat dilakukan dengan metode pertama (dalarn teori di atas), dengan langkah
sebagai berikut.
1) Tentukan titik B dan titik H yang terhalang oleh bangunan sekolah dan
tancapkan jalon di atas titik B dan titik H
2) Melalui titik B, buat sudut siku-siku (D) yang tegak lurus BH. Gunakan
cara perbandingan 3 :4:5.
3) Melalui titik A, buat sudut siku-siku (di titik C) yang tegak lurus BH.
Gunakan perbandingan 3 : 4 : 5.
4) Lkur jarak BD dan ukur jarak AC, jarak BD = AC.
5) Tentukan titik E pada garis DC dengan membuat perpanjangan garis DC
dan ketemu titik E.
6) Melalui titik E buat sudut siku-siku yang tegak lurus DC (yaitu titik G)
Gunakan cara perbandingan 3 :4 :5,
l) Ukur jarak BD = AC = GE dengan demikian maka titik E terletak pada
garis DC.
8) Ukur jarak DC, CE, GH, dan gunakan dengan skala yang baik.

g. Gambar Kerja

T
6m

.1.-7m d 7m ---rl
Gambar 3.31

-t<-

48
h. Data Hasil Pengukuran

A.B
B-D: AC
D-C
G-E
G-H
E-F
H-F
C-E

i. Analisis Data Pengtkuran

Sesuai dengan teori di atas jika garis AC dan BD tegak lurus AB, Panjang
AC = BD = 6 meter, panjang EF = CD = 7 meter. Dan garis-garis GE dan HF tegak
lurus EF. Apabila GE = HF =AC.+ 6= 6= 6 Berarti samadengan teori di atas.
Berarti GH terletak pada perpanjangan BA dan panjang AG = CE yaitu jaraknya
sama dengan 20 meter.

j Menggambar Hasil Pengukuran

Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa langkah yang harus di penuhi
antara, lain: tentukan skala jarak, tentukan letak titik di kertas gambar, ukur jarak
masing-masing.

3^
.-li

1
6m Skala jarak I cm = 150 cnr

D
?-
I
l+- 7m 20m 7 m
--+l
Gambar 3.32.

5. Mengukur Jarak yong Terhalang oleh Sungai


Selain bangunan, pengukuran jarak yang kita kerjakan dapat terhalang oleh
sungai. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh sungai mempunyai beberapa tujuan yang
akan dicapai yaitr,r:
)1 mengetahui penggunaan alat ukurjarak pada lokasi yang terhalang sungai;
2) melakukan pengukuranjarak yang terhalang oleh sungai;
3) mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi pada pengukuran
yang terhalang sungai;

49
4) menghitungjarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah
dilakukan;
5) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

b. Petunjuk Umum
l) Pelajari lebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan peke{aan.
2) Perhatikan langkah-langkah yang keliru sepertipita ukur dibaca tidak tepat,
pita ukur tertekuk.
3) Jalon harus berdiri tegak lurus.

Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting, dan
alat tulis

Keselamatan Ket'f a

1) Gunakan jalan sesuai dengan fungsinya.


2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.
3) Pakailah pakaian keqa pada saat pengukuran.
e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi sungai kecil dekat sekolah.

\, \\a
/\ U

0,t,,i4.1, -i -i-i
,)(
.o\

r-
\o
)-/
/@
I

\ir
I

E
tt\
\ i(
/)\\
t(
i
/ '.'

f. Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diketahui bahu'a untuk mengukur jarak dari C-B
hanya dapat dilakukan dengan metode yang pefiama. sebab sekelilingnya telah dike-
lilingi bangunan dan hanva ada satu sisi 1'airu sebelah utaranya.
Langkah-langkah unruk metode ini adalah sebagai berikut.
1) Tentukan garis AB dengan menancapkan jalon titik A dan di titik B.
2) Tancapkan jalon C pada garis AB.
3) Tancapkan jalon di titik O, dimana jarak antara OC harus tegak lurus dengan
AB.
4) Ukur jarak OC dan jarak AC.

50
g. Gambar Kerja

ijJ

AC
<__ 8 m ____|

h. Data Hasil Pengukuran

Trtik Jarak (m)

A-C 8

o-c 6
o-A 10

i. Analisis Datu Pengukuran


Pada metode )'ang pertama jika pada gans AB dilerakltan t:::s C :. iekat sungai
dan ditarik garis ke titik O tesak lums \B rraka ,arak CD :c:
":
CB : Iq{),

S = + = 4,5meter
Jadi jarak CD adalah 4,5 Meter

' Menggambar Hasil Pengukuran

..\\\ Untuk menggambar hasil pengukuran


/.. ',.t ") ada beberapa langkah-langkah yang ha-
\. .t..
\ rus dipenuhi antara lain tentukan skala
/
'\.
/ jarak letak titik di kertas gambar. dan
\' ukur j araknya masing-masin g.
\\t "
-( .'r,"'-,-('--""
AC
{---8m __---__} l<- 4,5 m---> Gombar 3.35.

6. Mengukur Jarak yang Terhalang oleh Danuu


Jika di dekat lokasi pengukuran terdapat danau yang rnenghalangi pekerjaan
kita, hal-hal berikut ini harus kita perhatikan secara khusus.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh danau mempunyai beberapa tujuan yang
akan di capai antara lain:
1) mengetahui penggunaan alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang danau;
l) melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh danau;
3) mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan danau;

5t
4) menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran jarak yang
telah dilakukan;
5) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

b. Petunjuk Umum
1) Jalon harus berdiri tegak.
2) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengukuran.
3) Perhatikan langkah-langkah yang keliru seperti tidak siku-siku garis yang
dibuat.

Alat-Alat Kerja
Peralatan keq'a yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting,
dan alat tulis.

Keselamaton Kerja

l) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.


2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.
3) Pakailah pakaian ke{a pada saat pengukuran.

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lembah dekat sekolah.

Gambar 3.36.

f. Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diperkirakan untuk mengukur jarak dari A-B dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Pada pengukuran kali ini dipakai metode yang
ketiga, sebab di sekelilingnya ada sungai.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
l) Tancapkan jalon di titik A dan di titik B.
2) Tancapkanjalon C di sebelah danau, bebas letaknya.
3) Tentukan garis tegak lurus AC dengan menggunakan perbandingan3 '.4 : 5,
diperpanjang hingga lurus mengarah ke jalan B.
4) Ukur jarak AC, jarak CB.

52
g. Gambar Kerja

h. Data Hasil Pengukuran

i. Analisis Data Penguhtran


Pada metode vang ketiea ini. sans CB tesak iurus .\C. tika gar \L
BC = 16 m, maka:
Jarak AB : r BC: -.\Cl
-.-',
- V16- + ll-
- I
v400
: 20 Meter
Jadi jarak AB = 20 Meter

Menggambar Has il P engukuran

Skala I :200

Untuk menggambar hasil pengukuran


harus ditentukan terlebih dahulu skala
jaraknya, letak titik di kertas gambar dan
ukur j araknya masing-masing.

Gambar 3.38.

G. Mengukur Jarak pada Thnah Miring

Untuk mengukur jarak pada tanah miring, ikutilah langkah-langkah kerja


berikut.

53
l. Metode Pengukuran Jaruk pada Tsnah Miring
Unfuk mengukur jarak mendatar pada tanah yang miring, tidak dilakukan dengan
mengukur jarakantara dua titik langsung. Lihat gambar di bawah ini.
Jika diamatr daiam gambar, temyata jarak sesugguhnya jarak
A-B adalah garis yang mendatar (garis AO). Adapun garis antara
titik A dan B adalah merupakan jarak miring. Kadang-kadang
oleh para pengukur hal ini dianggap hal biasa, padahal bisa
berbeda, antaru miring dan jarak sesungguhnya.
Garis AO dianggap horizontal, yang berarti bahwa setelah
dilakukan sipat datar (baik sederhana maupun pesawat) terhadap
titikAdan titik B ada perbedaan tinggi yang besar. Titik B berada
tepat di atas O yang berarti panjang garis AB merupakan jarak miring (slope dis-
tance), sedang garis AO disebut garis horizontal.
Pada beberapa pekerjaan peneukuran ada yang memperhi-
tungkan lengkung permukaan bumi. seperti lihat dalam gambar.
Pada gambar, jika dilihat tern\ ata 1'ang diukur adalah jarak
miring dari lengkung bumi. Untuk mengukur dalam skala besar
harus diperhitungkan. tetapi dalarn kajian ini tidak dibahas lebih
lanjut.

Gambor 3.40.
Jarak horizontal adalah faktor terpenting dalam pengukur-
an jarak, akan tetapi pada pengukuran jarak biasa, hasil angka
yang diperoleh biasanya adalah jarak miring sehingga perlu dicarikan cara penyeie-
saian agarjarak horizontal sesungguhnya bisa dicari. Teknik/cara penyelesaian dalam
pengukuran jarak pada tanah miring dapat dilakukan dengan cara yaitu:
a. dilakukan koreksi,
b. dilakukan secara bertingkat, dan
c. dilakukan secara terpotong-polong (braking tape).

{t. Formula Korel*i


Formula koreksi dilakukan pada pengukuran jarak pada tanah yang miring
(slopel dengan kemiringan 3 - 10 persen, untuk kemiringan 1 - 2 persen jarak miring-
nya secara langsung diambil sebagaijarak horizontalnya. Koreksi ini dilakukan dengan
mengukur jarak langsung pada tanah yang landai (kemiringan 3 10 persen, atau -
tanah yang agak iandar). Formula ini dapat diiakukan dengan meletakkan sebatang
kayu ukur yang berukuran s di atas tanah. Kemudlan tancapkan patok kalu yang
ujungnya dihimpitkan pada ka1'u ukur. Kavu uk-ur diangkat hingga mendatar h. Jarak
kayu yang diangkat dengan tanah adalah r'ldiukurjarak v). Jikajarak miring sudah
diketahui (9) dan beda tinggi v sudah drketahui maka kita harus mengurangijarak
jarak mendatar.
sebesar (
2Y] ) dari jarak mirine s untuk menentukan

Kemiringan (slope)= * * 100 %

Keterangan:
h: jarak horizontal
t : jarak yang diukur

(ionthar 3..! i v: beda tinggi/r'ertikal.

54
Dengan dalilPyhagoras maka gambar di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
hr + v2 : s'](dalil Pythagoras)
hl : sl-- v2
h a)
Vs- - v-

Gamhur -1.12

Jadi koreksinya adalah ,'-, don

Jarak horizontalnya adalah h : s- \'l


r-s
Contoh pada perhitungan:
Dari pengukuran diperoleh. panjang s :
h
5 metcr dan panjanr i = 0.1 meter.
Tr,.ntukan pintang t.irlk horizontal (h).
Harga koreksi = t:r) t.l- 2s
l5
Gunhar 3.13
= {)ifll = O,OO1

Kemiringannya: Panjang horizontalny,a : h.

.:'
SloPe = *"tOO% h : q-
0.r
x 100%
\,1
s- t.s
-
0.1
-! u

-'\- 1.5
l

- -1.999 rneter

Catatan: Koreksi hanya berlaku pada kemiringan maksimal 109/o dan untuk
kemiringan 1% - 2 % biasanya j arak honzontalnya dapat diambil
langsung darijarak miringnva karena beda jaraknya sangat sedikit.

b. Bertingkat

Cara menyelesaikan pengukuran di tanah yang miring dilakukan secara


bertingkat; dilakukan pada tanah dengan kemiringan antara 3 sampai 10 persen.
Dalam kemiringan ini cara koreksipun bisa menggantikan metode bertingkat. Akan
tetapi lebih baik jika metode bertingkat dikombinasikan dengan koreksinya.
Biasanya, pada pengukuran secara bertingkat, setiap kali pengukuran horizon-
tal memanfaatkan seluruh panjang pitaukumya. Untuk membuat garis iurus kebawah,
maka pada ujung pita ukur digantungi unting-unting. Unting-unting merupakan pro-
yeksi pita ukurke perrnukaan tanah. Titik yang dibuat oleh unting-unting merupakan
titik arval pengukuran selanjutnya. Berikut ini disajikan contoh-contoh benhrk peng-
ukiiran berlingkat.

55
L benang
rllll
unting-unting

Gambtu' 3.11. Tanah sedikit miring titik A, B.

20m pita ukur


targg - ,1 m
^,..- u nting-unling

Gambar 3.45 Tanah sedikit miring titik AB, C, D

waterpas tangan
tongkat ukur
I benang
lalon

Gambar 3.46. Tanah miring dengan waterpas, tongkat ukur. .

Jarak kedua titik dicari dengan menggunakan koreksi yaitu h:, - *


h adalah jarak mendatamya, sedangkan jumlah jaraknya dihitung dengan cara
menjumlahk an jarak mendatar seluruhnya.

c. Terpotong

cara penyelesaian dengan cara terpotong merupakan pengukuran pada tanah


yang miring dengan kemiringan di atas 10 persen. pada saat pengukuran jarak hori-
zontal dengan metode terpotong ini tidak menggunakan seluruh panjang pita ukur,
tetapi dipotong-potong setiap tanahnya bukan pada kedatarannya. Secara umum
langkah-langkahnya sama dengan metode bertingkat. Cara koreksi pada pengukuran
metode terpotong ini adalah dengan melakukan dua kali pengukuran pada saat titik
yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka rata-ratadan hasil peng-
ukuran yang akurat.
Berikut ini disaj ikan conroh-conroh pengukuran terpotong.

Jarak mendatar Oitaukur


-
kemiringan 33%

+ benang

unting-unting

Garnbar 3.47. Pengukuran perpotongan titik A - B

56
waterpas tangan
tongkat ukur
jalon

Gambar 3.48. Pengukuran titik A. B. C. D

waterpas tangan

tongkat ukur
potongan kayu

Gambar 3.49. pengukuran di punggung tanah.

Jarak diperoleh dengan menjumlah jarak-jarak mendatarnva. Adapun jarak

mendatarnya diperoleh dengan menerapkan rumus p\lhasoras \ aitu


6=f;
H. Mengukur dan Menghitung Jarak pada Tanah Miring

Untuk mengukur dan menghitung jarak pada tanah miring, kita harus
memperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi.

l. Mengukur larak pado Tanuh Miring secura Bertingkat


Pengukuran jarak pada tanah miring secara bertingkat dilakukan pada
kemi_
-
ringan 3% l0%. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.

o. Tujuan

Dengan penyediaaan alat ukur jarak, diharapkan dapat mencapai


tujuan berikut:
1) melakukan pengukuran jarak dengan alat-alat ukur jarak;
2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring;
3) menghitung jumlah jarak dan menghitung koreksinya;
4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.
b. Petunjuk (Jmum
1) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengul-uran.
2) Letakkan unting-unting harus di atas tanah.
3) Pembacaan pita secermat mungkin dengan bacaansampai milimeter.

57
C, Alar-.4.lat Kariu

.\1at-alat r ang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-
unting. aiat ruiis. patok ka1u. dan uaterpas tangan.

Ka'.' i.tnt ttt tttt Kej u


ir Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pensukuran.
I) Bersihkan peralatan sehabis dipakai.
3) Jagalah agar waterpas tidak jatuh ke tanah.

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di daerah miring di sekitar sekolah.

Grtnthur -l -irl Iofta.il pengukuran tantpok samping.

Langkah Keja
l) Tenrukan titik.A, dan titik B sebagaititik yang akan diukur jaraknya.
2) Pasang pada titik A sebuah patok kayu.
3) Letakkan sebatang tongkat ukur dengan titik awal di titik A (ujung tongkat,
di A).
4) Letakkan rvaterpas tangan di atas ton-ukat ukur, aturlah sehingga gelembung-
nya tepat berada di tengah (mendatar).
5) Pegang sebuah unting-unting dengan bantuan benang, gantungkan di ujung
tongkat ukur sampai di atas tanah r 5 cm. Tepat di bawah unting-unting
diberi patok kayu.
6) Ulorr tinggi tongkat ukur sampai permukaan tanah.
7) Ukur jarak titik A ke titik 1 (arak miring).
8) Letakkan tongkat ukur dengan titik awal di titik satu tepat di atas patok.
9) Demikian dilakukan seterusnya (dimulai nomor 3) hingga pengukuran se-
lesai.

Gambar Kerja

Gambar 3.5l

58
h. Data Hasil Pengukuran
Titik Jarak miring Tinggi (v)

A-l 3,01 5 0,30


t-2 3,010 0,25
3,013 0,28
3-4 3,007 0,20
4-5 3,015 0,30
5-6 3,012 0,21
6-7 3,012 0,27
1-8 0,130 0,28
8-9 3,014 0,29
9-B 3,013 0,28

Analisis Data Pengukuran

1) Mencari koreksi
Rumusnya:

a
Keterangan:
Koreksi = t- r = iinlgi permukaan tanah
s;nrpar trrngkat ukur (m)
s = jarak mrnns tml
Dalam perhitungan ini, harga koreksi antara.

Titik A dan titik I = 1** = 0,0149 meter

Titik 1 dan titik 2 : ,?,i,la = 0,0104 meter

Tirik 2 dan titik 2 = j+; = 0,0130 meter

Titik 3 dan titik 4 = ,l#r; : 0,0066 meter


Titik 4 dan titik 5 : ,r.l,,S = 0,0149 meter

Titik5dantitik6 = *i# = 0,0121 meter


Titik6dantitikT = -*th : 0,0121 meter
Titik 7 dan titik 8 = ,^ro"u* = 0,0130 meter

Titik 8 dan titik 9 = *fru = 0,0139 meter


Titik 9 dan titik B = .5* = 0,0130 meter

2) Mencari jarakhoizontal antara dua titik


Rumusnya:
Ke(erongon:
h;$-- * h : jarak horizontal
s = jarak miring
v = tinggi pennukaan tanah
sampai tongkat ukur

59
Dari data di atas maka jarak horizontal antara'.

TitikAdantitik 1 = 3,015-ffl#l = 3,000 meter


Titik i dan titik 2 : 3,010 - (jf,(* ) : 3,000 meter
Titik2dantitik3 : 3,013-(*#;) : 3,000meter
Titik 3 dan titik 4 : 3,007 - tffi1 = 3,000 meter
Titik4dantitik5 = 3,015-tf*l = 3,000meter
Titik 5 dan titik 6 = 3,012 - fffi1 : 3,000 meter
Titik 6 dan titik 7 : 3,012 -1ffi I : 3,000 meter

Trtik-dantitik8 = 3,013-t**"1 = 3,000meter


Titik 8 dan titk 9 = 1.01+ -, ,l,th ) : 3,000 meter

TitikgdantitikB = 3,013-(+) = -1.000meter


3) Mencari jarak horizontal titik awal sampai titik akhir

Rumusnya:
.. r,::tri ,f , r,: ,,-,:,,.jr ::.,:r:,,:.iiti-:. itr, .1r, l
'

a) ,,.ff5.:'i#, 1i,r +'fi9* q, + h* + fa, + lrn +'ql4 hr;+% + L,


= 3,000 + 2,999 + 3,000 + 3,000 + 3,000 + 3,000 +3,000 + 3,000
+ 3,000 + 3,000
= 30,000 meter

b) EJ ES lkoreksi
IS = 3,015 + 3,010 + 3,013 +3,007 + 3,015 + 3,012 + 3,012
+ 3,013 + 3,014 + 3,013
= 30,124
Xkoreksi: 0,0149 + 0,0104 + 0,013 + 0,0066 + 0,0149 + 0,0121 + 0,0121
+ 0,0i21 + 0,013 + 0,0139 + 0,013
= 0,124
Jadi IJ = 30,124 - 0,724
: 30,000 meter

Perhitungan di atas dapat dirangkum menjadi sebuah tabel sebagai berikut.


Koreksi Jarak horizontal
Tinggi (v) Jarak miring
Titik v2 v2
(m) (m) S-* L.t
LS
A-1 0,30 3,015 0,0 49 3,000
t-2 0,25 3,010 0,0 04 3,000
2-3 0,28 3,013 0,0 .30 3,000
3-4 0,20 3,007 0,0( )66 3,000
4-5 0,30 3,015 0,0 149 3,000
5-6 0,2'7 3,012 0,0 t2l 3,000
6-7 0,27 3,012 0,0 t21 3,000
7-8 0,28 0,013 0,0 t30 3,000
B-9 0,29 3,014 0,0 t39 3,000
9-B 0,28 3,013 0,0 t30 3,000

Jumlah 34,124 0,1240 30,000

60
j Gambar Hasil Pengukuran

+ 3,00'->tI
15,00 m
I Gambar 3.5)

Skalajarak I 100
.

Skala tinggi I 30
I
I .,. I
IF soo

+3,00-;
t-3,00 i

Gamhar 3 i3

2. Mengukur Jarak pado Tanah lliing setars Terprong (Eeniringon >l(lNtt


Jika kemiringan tanah \3119 irr:r rr..: -r-1.:-:.--..: :t t ;-': -, --'
berikut ini harus diperhatikan secara khus;s

a. Tujuan

Penyediaan alat ukur jarak, diharapkan dapat membantu kita mencapai tu.;uan
berikut:
t) melakukan pengukuranjarak dengan alat ukurjarak;
2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring;
3) mengukurjarak pada tanah yang miring dengan kemiringan lebih dari 10%;
4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

b. Petuniuk Umum
I ) Pelajari dan ikuti langkah-langkah pada lembaran kerja sebelum melakukan
pengukuran.
2) Letak penyangga harus benar-benar tegak lurus.
3) Pembacaan pita ukur diusahakan sampai milimeter.

c, Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan
unting-unting, waterpas tangan, patok kayu, dan potongan kayu.

61
Keselamatan Kerja

i) Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pengukuran.


2) Jagalah waterpas agar tidak jatuh ke tanah.
3) Gunakan potongan kayu sesuai dengan tujuan semula.
Lokosi

Lokasi pengukuran di bukit kecil di dekat sekolah.

Ganir,i, -" -i: ..

f Langkah Kerja

1) Tentukan patok di titikA dan titik B sebagai titik i'ang akan diukur jaraknya.
2) Tancapkan patok kayu (potongan kalut di titik pangkal A sebagai titik o
awal.
3) Letakkan sebatang tongkat ukur. ujungnr a ditaruh di atas unah dan pangkal-
nya ditempatkan pada potongan kayu. Pegang keduanl a secara bersamaan.
4) Pasang sebuah unting-unting di pangkal tongkat ukur dan potongan kayu.
Aturlah agar potongan kalu bisa tegak lurus.
5) Letakkan waterpas tangan di atas tongkat ukur, aturlah hingga gelembung
tepat berada di tengah-tengah (mendatar) dengan cara menggeser naik atau
turun tongkat ukur.
6) Ukur tinggi tongkat sampai permukaan tanah.
7) Ukur jarak titik A ke titik I (arak miring). Titik I adalah ujung tongkat
ukur.
8) Letakkan potongan kalu tepat di ujung tongkat ukur.
9) Demikian seterusnya, (lakukan mulai langkah 3) hingga pengukuran selesai.

g. Gambar Kerja

Gambar 3.55.

62
'; Data Hasil Pengukuran

Titik I Jarak miring Tinggi (v)

A-r | I

4,20 0,8
1-2 I s.0s 1,0
2-3
j-4 I|
s,rt 1,5
s.zo 3,0
4-s I I

s.:-, 3,0 Keterangan:


5-6 It__s.lo 3,0 (-) (-) adalah ketinggiannya turun
O- I I +--'\-l 1,5 (-)
7-B | +.so 1,0 (-)
8-9 s.05 0,9 (-)
9-B I 5,45 0.6 (-)

Analisis Data Pengukurcnr

1) \{encarijarak horizonral ani::. C::a titik


Rumusny'a:
Keterangan:
1={s--v-
L la l
h =jarakhorizontal
s = jarak mirin,s (m)
r = tinesi dan pennukaan tanah
sampai tongkat ukur (m)

Dari data pengukuran di atas, maka jarak horizontal antara:


Titik A dan titik I :lAxl, -0s, 4,1231 meter
Titik 1 dan titik 2 : lCtt _ ml : 4,9500 meter
Titik 2 dan titik 3 : S.rt= = 5,0311 meter
Titik 3 dan titik.l = !C:0,L{f : 4,2473 meter
Titik 4 dan titik 5 = ,!:ii- - 311- : 4,4297 meter
Titik 5 dan titik 6=
-1d 4,2473 meter
i!10'
Titik 6 dantitik 7 = Jta5, -ls 4,2956 meter
TitikT dan titik 8 : .,[sor lrt' = 4,6946 meter
Titik 8 dan titik 9 : {ms, -,}r; : 4,9691 meter
Titik 9 dan titik B : vE+s, - 0j, 5,416g meter

3) Mencarijarak horizontal antara titik awal dan titik akhir


Rumusnya:

a),EI = h; i + h,, + hr, + huo * h+s * h* + ho.r+ hrs * hs-n + hne

: 4,1231 + 4,950 + 5,031 1 + 4,2473 + 4,429 7+ 4,2473 + 4,2956


+ 4,6946 + 4,969l + 5,4169
46,4046 meter

63
Dari perhitungan di atas dapat dibuat sebuah tabel sebagai berikut:

Jarak iorizontal
Titik Jarak Miring Tinggi (v)
h = .f,'J
A- 1 4,20 0,8 4,1 l3 1

t-2 5,05 1,0 4,9-i00


/.- 3 5?5 1,5 5,031 I
3-4 5,20 3,0 4,2473
4*5 5,35 3,0 4,4291
5-6 5,20 3,0 (-) 4,2473
6-7 4,55 1,5 (-) 4,2956
7-8 4,80 1,0 (-) 4,6946
8-9 5,05 0,9 (-) 4,9691
9-B 5,45 0.6() 5,4168

Jumlah 46,4046

j Gambar Hasil Peng*uran

Skala jarak 200


Skala tinggi 20

46,40 m

Gambar 3.56.

L*tlh&n,,'

l) Apa yang dimaksud dengan jarak horizontal (arak datar)?


2) Pengukuranjarak dibedakan menjadi dua macam. Apa yang dimaksudjarak
langsung pada pekerjaan survei?
3) Sebutkan alat-alat untuk mengukur jarak langsung antara dua titik?
4) Apa syarat pengukuran dengan rantai ukur dan bagaimana cara pengukuran
dengan rantai ukur?
5) Pengukuran jarak biasanya rawan terhadap kesalahan dalam pengukuran
tersebut. Apa penyebab timbulnya kesalahan-kesalahan yang dialami peng-
ukur?
6) Pada pengukuranjarak dengan pita ukur kita akan bertemu dengan berbagai
hambatan. Terangkan langkah ke{a dan gambarkan sketsanya bila peng-
ukuran

64
a) terhalang oleh bangunan
b) terhalang oleh sungai
c) terhalang oleh danau
7) Bagaimana teknik/cara pengukuran jarak pada tanah yang miring?
8) Pengukuran jarak dengan sistem bertin_ekat diukur dengan menggunakan
pita ukur baja sepanjang 10 meter. Setiap kali pengukuran jarak dengan pita
ukur ditancapkan pancang kau ar. Pancang kaw atyangdibawa ada 1 0 buah.
Bila seluruh pancang kariat relah habis terpakai,tetapi titik yang diukur
masih kurang 3,2 meter. sedanekan pada awal pengukuran ditancapkan
patok, berapa panjang daerah rane diukur?

6s
BAB IV *

MENGUKURBEDA TINGGI ::il-itil

DE,I{GAI{ ALAT
li1.i.+-q:i1l:i:::,.,:ir';r i;ill:i:l::lilflrili.:flliiriilii:ir:il,rllitil :.:.: ::

SE,DE,RHANA jr,i:i:,1:iii.::i,i,,1t'
ili:til:rl':;:lli:i::: ,.,,:i itir:liii.i,+rii,i:ii:ii:j,itti:i.. i+

Mengukur perbedaan tinggi antara dua buah titik adalah mengukur jarak antara
sebuah titik terhadap sebuah bidang horizontal yang melewati titikyang lain, sebagai
bidang acuan.
Ada sebuah bidang yang melewati kedua titik tersebut dan tegak lurus bidang
horizontal (bidang acuan). Terhadap garis hasil perpotongan kedua bidang inilah
beda tinggi kedua titik ditentukan. Terhadap garis itu juga sudut elevasi yang menun-
jukkan beda tinggi dapat diukur.
Akan tetapi bagaimanakah garis itu dapat ditentukan secara teliti dengan alat
sederhana di lapangan?

A. Pengertian Penf ipat Datar dengan .{lat Sederhana

Yang dimaksud dengan penripat datar adalah proses penenruan ketinggian dari
sejumlah titik. Penguk-uran sipat datar diartikan pula sebagai perbedaan pengukuran
elevasi, yaitu perbedaan vertikal antara dua titik ataujarak dari bidang referensi yang
telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Biasanya permukaan
air laut rata-rata yang digunakan sebagai bidang referensinya; sedangkan sebagai bidang
referensi pengukuran lokal dipergunakan suatu bidang dengan perjanjian tertentu.

H = elevasi titik A

Gambar 4.1. Elevasi di titikA

Pengukuran jarak vertikal secara langsung atau tidak langsung untuk menentu-
kan beda tinggi antara dua tempat atau titik merupakan proses penentuan ketinggian
sejumlah titik. Beda tingginya adalah jarak vertikal antara dua bidang datar di mana
titik tersebut berada. Jarak vertikalantara suatu titik dengan bidang acuan/permukaan
air laut disebut ketinggian titik. Penentuan elevasi atau perbedaan tinggi diperlukan
dalam pembuatan gedung, pembuatan jalanraya,pembuatan saluran air dan pembuat-
an jalan kereta api, karena permukaan bumi ini tidaklah seluruhnyadafar; ada ppnung,
lembah dan bukilbukit maupun dataran rendah.

66

tu
Air Iaut dijadikan dasar dalam mengukur tinggi sesuatu dan sebagai permukaan
perbandingan; sehingga permukaan tersebut harus benar-benar datar.

Gunthor 1.2. Pt'tlgtltulttan rumhu sipul datut sr,r/.'r'lr.;i'.;

relatiftitik{itik A. l. l. -1 J:r B ;rp;t drtentukan


Pada gambar di atas, ketinggian
dengan menegakkan rambu/.jalon secara berturut-rurur Dr,j: :lrir, re rsebut dan mem-
baca angka yang terpotong garis datar. Titik .\ diradrkrn sebagai acuan pada inter-
val tertentu. Alat penyipat datar dipasane pada p..,sisr baru. pembacaan pada rambu/
jalon yang pertama (l) dari posisi baru drsebur penibacaan ke belakang, dan pem-
bacaan rambu,'ialon terakhrr rl ) sr''beiLinr memindahkan alat disebut pembacaan ke
muka. Pembacaan ketincuian r.ing lclah diperoleh dicatat dengan cara yang sama,
tetapi ketinggian datum ltitik A) dihituns dengan cara yang berbeda.

B. Tujuan Penyipat Datar dengan Alat Sederhana

Seperti telah diuraikan di atas. penyipat datar adalah proses penentuan ketins-siln
dari sejumlah titik. Berdasarkan uraian tersehut dap:r dinn.-.:'-'*r i,: f::.',:,:
datar yairu:

l. menentukan perbedaan bcda tinggr antara dua rrtik:


2. menenfukan letak ketinggian (elevasi) sesuatu titik i,ang berada di atas atau di
bawah bidang pedoman adalah pennukaan air laut yang tenang;
J. rnelakukan pengukuran jarak antara dua titik;
'4. menentukan perbedaan tinggi antara titik awal dan titik akhir yang letaknya
jauh dari salah satu titik;
5. menggambar lokasi kedua titik setelah pengukuran.

Catatan:
Pengertian belakang dan muka Cigambarkan sebagai berikut.
Jika kita pergi dari Yogyakarta ke Jakarla,yang disebut belakang adalahYogya-
karta, dan Jakarta disebut muka. kemudian pergi lagi dari Jakarta ke Bandung,
yang disebut belakang adalah Jakarta, dan muka adalah Bandung, Perhatikan
gambar 4.3.

Ill
ltt
l---- vh-- t
B;B

Gambar 4.3. Pengertian muka dan belakang

67
C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tinggi

Untuk mengukur perbedaan tinggi kita menggunakan alat-alat sebagai berikut.

1. Unting-unting dan Segitiga Kaya


Alat penyipat datar sederhana lainnya untuk mendapatkan bidang-bidang datar
secara langsung adalah sebuah segitiga yang terbuat dari kayu, yang bertiang tengah
vertikal dipasang unting-unting dan di ujung bau'ah batang horizontal dibuat lukisan
segitiga. Bila unting-unting berada tepat di atas lukisan segitiga bidang permukaan
di mana alat tersebut diletakkan, berarti bidang permukaannya adalah datar. Alat ini
cocok untuk pemeriksaan rel kereta api 1,an_e terbuat dari baja.

Gttnthur J.J -leglrlgo {rr.r'rr

Gambar 4.5. Alat pen.vipat datar dengan unting-uiling.

Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan titik berat unting-unting secara vertikal
yang dikombinasikan dengan bidang datarlhorizontal dari segitiga kayu. Kayu dibuat
tegak lurus dengan bidang datarkayu. Seperti diketahui, gaya-gayayangbekeqa secara
bersama-sama dalam unting-unting dalam arah tegak lurus, mengarah ke bumi dalam
satutitik berat. Titik berat akan selalu mengarah tegak lurus ke bumi.
Syarat alat ini adalah, (1) bidang horizontal yang dibentuk oleh segitiga kayu
harus tegak lurus dengan letak paku, tempat pak-u diletakkan, dan tempat benang
dikaitkan; (2) benang dan unting-unting harus bebas bergerak tanpa tersentuh oleh
penghalang; (3) segitiga kayu harus berdiri tegak lurus dan tidak boleh condong ke
samping kanan atau kiri.
Cara menggerakkan alat ini, letakkan segitiga dan unting-unting di atas bidang
datar, biarkan agar tenang dan lihat ujung unting-unting. Jika tepat berada di atas
lukisan segitiga berarti bidang dinyatakan datar; apabila belum berarti bidang yang
diukur tidak datar.

68
2. Hand Level (ll/aterpas Tangan)
Penyipat datar dengan hand level merupakan penyipat datar dengan alat
sederhana yang digunakan untuk menentukan garis horizontal pada suatu permukaan,
iika kemiringannya tidak diketahui dengan pandangan mata. Dengan alat ini dapat
drtentukan garis horizontal kedua titiknya, karena pada alat ini terdapat tabung
pandangan yang dilengkapi dengan lubang bidikan pada salah saru ujungnya dan
tanda silang sebagai tandahonzontal pada ujung lainnya. Di dalam mbung terdapat
pula gelembung udara sebagai indikator pengukuran.
Jika gelembung udara terdapat di tengah bidikan. n"i. .;.:n. \-rtk:naupun
rambu merupakan garis datar.

Gambur 4.6. Hand let,el

Untuk mencari perbedaan tinggi, alat diletakkan di atas tongkat. Syarat-syaratnya


adalah rambu harus tegak lurus, gelembung nivo harus berada tepat di tengah, dan
jaraknya diusahakan agar seimbang.

Bt= B*M

Beda tinggi :
Bacaan Belakang - Bacaan Muka

Jarak

Cara menggunakan: Gambar 4.7

a. Letakkan rambu di titik A dan B.


-----l
b. Ukurjarak A dan B (catat dalam daftar).
c. Letakkantongkatpenyanggadi antaratitikAdanB,letakkan handlevel diatas
tongkat penyangga. Atur hingga gelembung berada tepat di tengahtengah.
d. Baca rambu belakang dan muka (catat dalam daftar).
e. Ulangi langkah di atas untuk titik yang lainnya.

69
3. Alat Tabung U
Alat tabung U adalah pipa U yang diisi dengan cairan, jika diletakkan maka
permukaan air pada kedua kaki akan bergerak untuk membentuk permukaan yang
horizontal. Bidang daramya adalah bidang permukaan air. Alat ini sangat sederhana
dan mudah menggunakannya. Alat ini memiliki ketelitian yang kurang bagus.
Prinsip kerja alat tabung U ini adalah bekerja berdasarkan prinsip bejana ber-
hubungan dan diusahakan alat pengukurjarak berhimpit dengan tabung dan tepat
pada permukaan airnya.

Permukaan air

Tabung muka

Bt=B-M

Beda tineei =
Bacaan Belakang Bacaan Muka
Gctmbor 4.6.

Cara penggunaan alat harnpir sama dengan penggunaan menggunakan lland


level, hanya bedanya penyangga sudah satu rangkaian dengan prpa tabung ini se-
hingga lebih mudah menggunakannya. Jarak yang diperbolehkan dalam pengukuran
dengan tabung tidak boleh melebihi jarak antara kedua tabLrng.
Jenis lain waterpas tabung, yaitu tabung dihubungkan satu sama lain dengan
slang karet, Tabung terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar Kedua tabung
diisi dengan air hingga penuh. Kedua tabung ada sumbatnya, dan bila sumbat dibuka,
maka air akan berjalan dan lama-lama tenang. Permukaan air keduanya (ika sudah
tenang) membentuk garis mendatar di antara keduanya. Dengan penghubung slang
jarak uniuk pengukuran dengan alat ini relatiflebih panjang dari tabung U yang di
atas. Jaraknya tergantung panjang slangnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah tidak
ada gelembung di dalam slang, slang tidak tertekuk, dan tidak bocor.

Penyumbat
Garis datar
Permukaan air
Permukaan air
Tabung

Gambar 4.9.

4. Waterpas

Waterpas terbuat dari sebatang kayu atau baja yang di dalamnya dipasang nivo.
Nivo adalah tabung/kaca yang sedikit lentur sebagian kecil yang diperuntukkan bagi
penguapan, nivo diisi dengan zat calr (eter) kedua uiung tabungnya tefiutup, ge-

10
iembung yang ada di dalam nivo akan selalu bergerak ke arah -vang seialu tinggi.
\Vaterpas dalam keadaan seimbang horizontal jika gelembung !'ang ada di dalam
nivo berada dalam titik izang paling tinggi.
Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung uap, pada taburg digoreskan
beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di tengah gan! .i: ::."k: u ater:l:
dapat dikatakan seimbang. Garis singgung yang ada di dalar: i.:r-r!. d, i.n:j:.

-uaris-garis
pembagi disebut garis bidik. Jika gelembung be:-:c=:. :.:.r::-:::.i::.
j
=r. -r.:- i:r -l:l
garis pembidik, garis bidik horizontaluntuk mengontrol nir o ,t::.:
jalan menyetel sepotong atau sebilah papan. Kemudian te:.rr.': - :::i:::,-.
yang berlawanan, maka akan didapat gelembung berada ,i, :<::.-- .-_-:.- . :.: . l:n
demikian berarti nivo sudah menyimpang.
Cairan eter yang ada memenuhi tabung hingga kec'r: , --: "-- -l-l J:l ir'C.ldt
gelembung. Geiembung akan selalu berada di atas. Bi:..- , - : := -: =.UnliniUm
.

yang bidang atasnya sejajar dengan bidang bauah.


Syarat yang harus dipenuhi adalah:
a. gelembung harus di tengah-tengah.
b. jarak disesuaikan panjang tongkat uku::.'.,. ;-
c. waterpas harus bersih agar keLhat:n
Gumbar 4.10
gelembungnya.

Pengukuran dengan \\aterDas lit-jl'.::-r. :"-- r-. -t:- t,i-l: :::igi secara kasar,
karena alat mudah bergt-,rrnC P:;; tJ.:r,::i::- t':-.-..-:r: :.J-:;kan alat bantu
seperti tongkat ukur. prta L:KLlr'. rin:rn---.::,i:-,a. ,r..:r r":. :. ?-:.'. :i: jf,Iar diletakkan
dr atas tongkat ukur dan ditempelkan pada.laltrn \Jng s..J;: i;-::r .uruS. Untuk
membuat jalon berdiri tegak lurus digunakan unting-untinu :c'0.1:r.ir alat bantunya,
pada ujung jalon diberi unting-unting dan diamkan supaya berada dr tengah-tengah.
Pengukuran penyipat datar dapat dilakukan dengan rneletakkan salah satu ujung
tongkat ukur di atas tanah dan ujung tongkat yang satunya digerakkan naik dan
" turun, agar gelembung rvaterpas yang ada di atas tongkat ukur tepat berada di tengah-
ten-eah. Ujung tersebut diberi unting-unting ke bawah unfuk menentukan letaknya.
Pengganti tongkat ukur dapat pula digunakan benang, tetapi hasilnyajauh lebih
kasar dari tongkat kayu. Untuk melakukan pengukuran dengan waterpas tangan
dapat dilakukan rninimal oleh tiga orang. Jarak antara kedua titik yang diukur tidak
boleh melebihi parlang tongkat ukur.
Penggunaannya dalam mencari beda tinggi di atas tongkat ukur.

Cara I
a. Tinggi dari A sampai tongkat ukur
diukur = bacaan belakang
b. Tinggi dari B sampai tongkat ukur
diukur: bacaan muka
Keterangan:
B : bacaan mistar belakang di A
M= bacaan mistar muka di B
t-.^L
B

Bt =
t

beda tinggi

Gumbur 4.ll

t1
Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengurangi
bacaan belakang dengan bacaan muka

Bt=B*M
Contoh:

1. Bacaan belakang 0,124 meler


Bacaan muka = 1,426 meter
Beda tinggi titik A dan B -1,302 meter (turun)
2. Bacaan belakang 0,927 meter
Bacaan depan 0,215 meter
Beda tinggi titik A dan B 0,712 meter (naik)

Cara II
Penggunaan dalam mencari beda tinggi di atas benang

T a. Tinggi dari A sampai benang


-,.cc n'u(a diukur : bacaan belakang
-F
I
L.lnilnC-Unl rO b. Tinggi dari B sampai benang
+
I
diukur: bacaan muka

B1
Keterangan:

l B- tinggi benang di atas A


A
M : tinggi benang di atas B
Bt :
I
beda tinggi
Gamhar 1.12.

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengu-
rangi bacaan belakang dengan bacaan muka.

Bt=B *M
Contoh:

Bacaan belakang = 0,935 meter


Bacaan muka 0,630 meter
Beda tinggi titik A dan B : +0,035 meter (naik)

5. Slang Plastik

Slang plastik dapat digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
Prinsip kerja slang plastik dalam pengukuran adalah bahwa bagian atas dari suatu
zat cair akan selalu berada dalam keadaan mendatar.
Slang plastik hanya digunakan untuk jarak-jarak yang pendek, misalnya bangun-
an-bangunan gedung. Alat ini termasuk alat yang sederhana dan mudah diperoleh.
Untuk penggunaan slang plastik ada beberapa syarat yang harus diperhatikan antaru
lain sebagai berikut.
a. Slang plastik tidak boleh mengandung gelembung-gelembung udara. Jadi kita
harus sering memeriksa apakah slang masih dapat berfungsi dengan baik dengan
melihat gelembung-gelembung udara di dalam slang, jika ada gelembung harus
segera dikeluarkan. Unfuk mencegah gelembung-gelembung masuk dalam slang

72
waktu pengisian, letak air harus berada pada tempat yang lebih tinggi dan
dibiarkan mengalir ke ujung yang lebih rendah. Jika masih ada gelembung,
biarkan air mengalir sampai gelembungnya tidak ada.
b. Slang plastik tidak boleh kotor, karena menyulitkan pembacaan letak datarnya,
dan sulit dilihat apakah ada gelembung atau tidak.
Pada saat digunakan, slang plastik tidak boleh terlipat atau tertekuk, lipatan
pada slang menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga tidak datar lagi. Untuk
melewati tanah yang lebih tinggi sekali alat ini tidak bisa dipakai.
Pada saat digunakan, slang plastik salah satu ujungnya tidak boleh tem.itup
karena akan mengakibatkan air di dalam slang tidak bisa bergerak karena udara
yang masuk tidak bisa menembus air di dalam slang.
e. Posisi jalon atau mistar yang digunakan untuk mengukur kedataran tidak boleh
miring, baik ke depan, ke belakang atau ke samping. Posisi mistar yang tidak
tegak lurus akan menyebabkan elevasi kedatarannya tidak tepat (bisa menambah
maupun mengurangi tinggi elevasinya).
f. Jangan ada slang plastik yang bocor, kebocoran pada slang plastik menyebab-
kan elevasi semakin berkurang, sehingga memungkinkan masuknya gelembung
ke dalam slang.
Prinsip kerja slang plastik berdasarkan prinsip bejana berhubungan yaitu bila
air sudah tenang berarti kedua permukaan datar. Slang plastik yang digunakan
biasanya bergaris tengah 10 mm. benvarna benins. dan diisi air. Saat digunakan
slang plastik dilengkungkan membenruk hurul L
Beda tinggi pada pengukuran antara dua titik dihiruns dengan cara:

Tinggi permukaen air di A-tinggi permukaan ui, Ai g

Dalam pembahasan ini disajikan dua pekerjaan pengukuran penyipat datar dengan
slang plastik untuk pengukuran terbuka dan pengukuran tertutup (keliling).
Kesimpulannya dengan menggunakan slang plastik dapat dengan mudah
ditentukan beda tinggi antaradua titik yang berdekatan, dengan mempekerjakan
personil sebanyak empat orang.

Beda tinggi = Bacaan mistar belakang - Bacaan mistar muka

t
I Tinggi air di B
Tinggi air di A (Bacaan mistar muka)
(Bacaan mistar belakang) |
I

1 A..: : :..:-:.1
I
:," l.:
" : ;.1 :.: :...:. :.;.:.1 :.:..:,,'.:.. : l.: :... i. B l :': :.:.. :

r:.:'" ,^-^',--!

Gambar 4.13. Peng*uron dengwt slung plastik.

73
Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dican dengan mengurangi
bacaan mistar belakang oleh bacaan mistar muka.

Contoh:

Bacaan belakang 0,840 meter


Bacaan muka 0,820 meter

Beda tinggi titik A dan B : + 0,020 meter (naik)

i-- '- ; r;-, r;

, Tnggi air dari A sampai muka air diukur : belakang


: f.'-.: 'lir dari B sampai muka air diukur = bacaan muka

Gcnih,ir -1. I i. Ki;rt,tnr;t.r.

6. Klinometer
Klinometer adalah alat penyipat datar yang berfungsi untuk mengukur sudut
kemiringan dari suatu daerah (areal). Alat ini diusahakan agar pada waktu kita mem-
bidik obje,k gelembung nivo selalu berada ditengah-tengah. Ada bermacam-macam
jenis klinometer, tetapi yang umum dipakai adalah Abne.v let,el yaifi penyipat datar
tangan dengan gelembung udara dapat diputar pada keadaan verlikal.
Cara pemakaian klinometer diletakkan jauh dari rambu, arah bidikan ditujukan
pada rambu sehingga garis pandang akan paralel dengan tanah. Saat bidikan di-
arahkan ke suatu rambu, gelembung dalam tabung bergerak dan dengan cara memutar
knop pada lengan penunjuk sampai gelembung dalam tabung terletak pada tanda
silang penunjuk. Setelah gelembung tepat berada di tengah, dengan lengannya pe-
nunjuk akan menunjukkan sudut kemiringan dari tanah yang bersangkutan. Dengan
pembacaan pada skala lengan penunjuk, alat tersebut langsung menentukan kemi-
ringan dan jaraknya bisa dicari.
Jarak data antara titik A dan B dapat dicari dengan mengalikan jarak dengan
sudutnya
Keterangan:
d = dm.cos s dm adalah jarak miring,
d adalahjarak, dan
s adalah sudut yang dibentuk antua garis batas
titik yang diukur.
dan
Bila sudut kemiringan sudah diketahui, beda tinggi antara kedua titik dapat
dihitung dengan mengalikan jarak miring dengan harga sinus sudutnya'

Bt = dm.sintx Bt adalah beda tinggi, dm adalah jarak miring dan


o, adalah sudut yang diperoleh dari klinometer.

74
Syarat utama pemakaian alat ini adalah
a. gelembung harus tepat di tengah
b. jalon/rambu harus tegak lurus
c. jaraknya tidak terlalujauh
t
I

Bt = Beban tir

I Jalonhambu
I

Ganfiar 4.15
Contoh:

Sudut miring r anr ,trpe:- .e: ,tr.-.v= 39'


Jarak minn_rnra = 10 me:::
maka jarak datar (d) = dm. cos o
= lrl.cos 30,,
= t.r*i(l meter
Beda tinggi titik A dan B (Bt) = ,ir: s:n Ct
= 1g..in _1r I

= 5 meter

D. Rumus Perhitungan Beda Tinggi

Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menyelesaikan perhirung3n peng-


ukuran beda tinggi.
1. Mencari beda tinggi antara dua titik
Rumusnya:
Keterangan:
" tst = B*M,
Bt = beda tinggi antara dua titik
B : bacaan mistar belakang
M = bacaan mistar muka
Contoh:

Bacaan mistar belakang (B) = 1,429M


Bacaan mistar muka (M) 1,196 M
maka beda tingginya = +0,133 M (naik)

l. Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir.


Rumusnya:
Keterangan:
a. Bt = I(b) - E(M) Bt = beda tinggi titik awal dan akhir
I(b) = jumlah bacaan belakang
b. Bt: I(+)-r(*) )(M) = jumlah bacaan muka
I(+) = jumlah beda tinggi +
c. Bt * Tinggi titik akhir-tinggititik awal
I(-) : jumlah beda tinggi-

75
Contoh:

a. Jumlah bacaan belakang(f,b) = 17,421 m


Jumlah bacaan muka ()m) = 74,020 m _
Maka beda tingginya = *3,401m (naik)
b. Jumlah beda tinggi + (I +) = 2,421
Keterangan:
Jika hasilnya + berarti Maka beda tingginya : +1,474 m (naik)
tanahnya naik
(B)
- i:i: hasilnya - berarti c' Ii"*ititik akhir
99'366 m

::nahn1'aturunTinggititikawal(A):100'000m
Maka beda tingginya = -0,234 m (turun)

3. Mencari ketinggian titik yang diukur jika tanpa koreksi


"Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda titngginya"

Contoh:

Tinggi titikA 100.000


Beda tinggi titik A dan 1 adalah : -0.068
Maka tinggi titik I 100.000 - 0.065
99.9il
4. Mencari koreksi beda tinggi
Rumusnya: Keterangan"

a. At=IG)-EN) At :koreksibedatinggi
L(B) :jumlah bacaan belakang
b. At=E(+)-IF) I(M)=jumlahbacaanmuka
l(+) : jumlah beda tinggi +
Contoh: I(-) : jumlah beda tinggi -
a. Jumlah bacaan belakang 16,252 m
Jumlah bacaan muka : 15,250 m_
Maka koreksi beda tinggi = * 1,002 m (naik)

b. Jumlah beda tinggi (+) 0,592 m


Jumlah beda tinggi (-) = 0,378 m

Maka koreksi beda tinggi = *0,214 m (naik)

5. Mencari koreksi pada setiap titik


Rumusnya:
Kelerangan:
a r
a. ltn = ? Atn : koreksi di titik ke-n
dn :jarak di titik ke-n
b ar,r= $ x at il:,;#:ll,,ilt,r**,
n = jumlah titik yang diukur

76
Contoh:

a. Koreksi beda tingginya = * 0,1 13 m


Jumlah titik yang diukur = 10 buah
Maka koreksi setiap titik = a# : 0,0113 m
b. Jumlah jarak seluruhnya = 450 rn
Koreksibeda tinggi : 0,116 m
Jarak titik A ke-l = 50 m
Maka koreksi di titik tersebut adalah: Atn : jS " O,t,U
: 0.013 m
Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap
positif dan sebaliknya jika koreksinr a positif maka dalam perhinrngan di-
anggap negatif.

Mencariketinggian titik rang d::i,uriika ada koreksi


"Untuk mencari tinggr tirik mri::ls-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnl a ditambah .l'.3- i.r-r:r.-: xda tingginya dan ditambah atau dikurangi
"
dengan harga kL)rek:n\J

Contoh:

Tinggi titik A - - llt{l.rtil(i


Beda tinggi titik A dan B= - r.tll
Koreksi di titik B 0"020
jadi tinggi titik B =+ 101,221

E. Sumber-Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat


Sederhana

Kesalahan-kesalahan pada pengukuran sipat dengan alat sederhana secara umum


dapat diklasihkasikan sebagai berikut.
1. Kesalahan oleh pengukur
a. Disebabkan oleh petugas
l) Pengaturan instrumen yang tidak sempurna (misalnya: penempatan ge-
lembung nivo yang tidak sempuma), ketidaktepatan gelembung udara
akan menyebabkan kesalahan yang berpengaruh pada ketepatan keting-
gian yang dibaca, semakin jauh letak titik yang akan diukur, hendaknya
gelembung harus tepat di tengah-tengah.
2) Kesalahan pembacaan, contoh: harusnya 3,92 dlbaca3,82.
3) Kesalahan pencatatan,bacaan belakang dicatat sebagai bacaan muka
4) Penembakan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama (geser dari
tempatnya).
b. Disebabkan oleh mistar atau jalon
1) Penempatan mistar/jalon yang kurang tegak. Jika condong ke depan,
maka akan terbaca data elevasi yang lebih rendah dari yang sebenarnya.
Jika condong ke belakang maka akan terbaca data elevasi yang lebih
tinggi dari yang sebenamya. Untuk mengatasinya digunakan unting-
unting agar rambu benar-benar tegak.

77
2) Terbenamnya mistar ukur/jalon karena tidak ditempatkan pada tumpuan
yang keras.
3) Jarak titik ataujalon yang terlalu panjang.
2. Kesalahan oleh instrumen
a. Disebabkan oleh petugas
1) Pandangan mata kurang cermat (paralaks).
2) Gelembung tidak datar (pada waterpas tangan).
b. Disebabkan oleh rambu
1) Graduasi pita ukur yang tidak teliti.
2) Adanya kesalahan indeks dari pita ukur.
3) Sambungan awal pita ukur yang tidak sempuma.
3. Kesalahan alami
a. Pengaruh sinar matahari langsung. dapat mengubah garis kolimasi.
b. Perubahan posisi alat penf ipat data dan jalon/tongkat ukur, misalnr a oleh
angin iang kencang.
c. Pengaruh rettaksi cahala. akibatnl'a pembacaan/ketepatan pandang tidak
teliti.
d. Pengaruh lengkung bumi (bisa diabaikan dengan membuat jarak yang
sama ).

Cara-cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut di atas atau minimal me-


ngurangi dengan cara:

a. pembacaan belakang dan ke muka diusahakan pada jarak yang sama;


b. menggrmakan nivo pada jalon agar bisa menunjukkan vertikal tidaknya
rambu/jalon;
c. menggunakan metode pencatatan pengamatan yang telah diakui dengan
kontrol-kontrol untuk mendeteksi adanya salah hitung'

F. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

Langkah terakhir dalam penyipat datar dengan alat sederhana adalah meng-
gambarkan profil hasil pengumpulan yang telah dilaksanakan. Untuk menggambar
hasil pengukuran ada beberapa macam langkah-langkahnya.
1. t
Buatlah empat garis yang sejajar 2 cm pada kertas gambar di bagian paling
bawah sendiri.
2. Pada garis pertama, tulislah dan gambarkan letak titiktitik yang telah diukur
berdasarkan skala jarak tertentu (skala panjang).
3. Tuliskan jarak-jarak antwa ke dua titik pada garis kedua.
4. Antara garis pertama dan kedua juga untuk menuliskan jumlah jarak darijumlah
jarak-jarak yang telah dilewati, dimulai dari titik awal pengukuran (0,000) sam-
pai titik yang terakhir.
5. Antara garis kedua dan ketiga untuk menuliskan tinggi masing-masing titik
yang diukur
6. Antara garis ketiga dan keempat, untuk menuliskan kemiringan suatu rencana
profil. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagi jarak dan dikalikan 100%.
1. Tentukan letak titik-titik berdasarkan ketinggiannya dan tentukan pula skala
tinggi.

78
a. Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter, misalnya
* 179,216 dibulatkan menjadi 180,000.
b. Tentukan titik terendah dan dibulatkan ke bau'ah dalam meter misalnya,
+167,7 24 dibulatkan menjadi 1 67,000.
Dari data di atas, jarak terringgi dan terendah adalah 3m (yaitu 1g0,000
-
167,000:3,000 m) maka dapat ditenrukan skala rinseinra.
8. Tentukan ietak titik-titik berdasarkan ketinssian ma-rinq-nasine dan hubungkan
titik-titik tersebut" Dari sini tergambarlah h:s:i pentukurin \ans relah dilaku-
kan.Untuk lebih jelasnya lihat gambar I ir,
Keterangan:
Dalam menggambar hasil peneukuran diperlukan dua3enis skala, yairu skala
jarak (skala panjang) dan skala tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil dari
pada skala tinggi dan biasanra dibuat skaia tinggi 10 kali lebih besar dari
skala jarak.

Skalojarak I: 1000
Skalatinggi 1. 100

F;I -^-
I - '': |

-:l

-------]
ll
-
Tirik

o
o
o 16
3&
O
o
O
4
o
o
o
O
q
o
a
=
N
O
o-
O
N
r-;_l
1,,,1
(1)

A = 18,00 ,rnn 30.00 20.00 25 0a 35,00


(2)
@ O
o N
r
@
I rinooi

#
O

ritir
I
s- @
N
N @
N
6
N
N.
N
N
N
@
$-
@
N
N
o-
ts
N
N I I

(3)

0,5410 0,700k x"ri'i.g..

0,50
I I (4)
0,000 LW 1,51 2,n

Gambar 4.16.

79
G. Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat
Sederhana

Untuk mengukur, menghitung, dan menggambar beda tinggi dengan alat


sederhana, kita perlu mempelajan beberapa hal berikut.

1. Menyipat Dutar Sederhano dengan Waterpas Tangan


Pengukuran penyipat datar sederhana dengan waterpas tangan dilakukan
mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

a. Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan waterpas tangan mempunyai beberapa rujuan


yang akan dicapai yairu:
1) mengetahui beda tinggi antara dua titik;
2) mengetahui beda tinggi antara titik au al dan titik akhir;
3) mengetahui ketinggian masins-masing titik vang diukur;
4) menggambar hasil perhirungan dan data r ang diperoleh;
5) dapat melakukan pengukuran jarak dan beda tinggr.
h. Petunjuk (Jmum ":

1) Pelajari lebih dahulu lembaran ke{a sebelum melakukan pekeqaan peng-


ukuran.
2) Tiap regu (kelompok) paling sedikit menggunakan dua tongkat ukur
(metlat).

(. Alat-Alat Keria
Peralatan kerja yang dibutuhkan adalah: tongkat ukur, waterpas tangan, jalon,
alat tulis, unting-unting, dan meteran suhr-r/mistar.

d. Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 4.17.

80
e. Keselamatan Keria

1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.


2) Gunakan jalon sesuai dengan fungsrnya.
3) Pakailah alat dencan benar, khusus waterpas jangan dijaruhkan.
f. Langkah Kerlu

I) Tenrukan alat-alat yang akan digunakan untuk disiapkan.


2) Letakkan jalon per-tama di titik A sebagai titik awal pengukuran.
3) Letakkan jalon kedua di atas titik 1, kemudian ukur jarak antara titik A
dan titik 1 (diusahakan tidak melebihijarak/panjang tongkat ukur).
4) Berilah tongkat ukur di antarajalon A dan 1, pegang erat-erat.
5) Di atas tongkat ukur kita letakkan waterpas tangan, dan ujung tongkat ukur
dijalon I dinaikkan atau diturunkan sehingga gelembung waterpas ransan
betul-betul berada di tengah.
6) Beri tanda coretan di bawah tepat tongkat itu dalam jalon.
7) Ukur tinggi coretan di jalon A dimulai dari tangan dengan meteruR I r seba-eai
bacaan belakang). ukur tinggi coretan dijalon I dimulai dan ranah dengan
meteran I (sebagai bacaan muka) dan catat dalam daftar pengukuran.

Pengukuran seperti di atas belum memberikan data l ane akurar. Agar lebih teliti
dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Tentukan alat-alat yang akan digunakan dan disiapkan.


7. Ujung tongkat ukur A diletakkan di antara titik A (titik awal pengukuran).
3. Di atas ton_skat ukur diletakkan waterpas tangan dan ujung tongkat ukur yang
lain dinaikkan atau diturunkan sehingga gelernbung waterpas tangan betul-betul
di tengah.
4. Ukur jarak antara brdan_e atas tongkat ukur sampai di titik A. Ukur juga jaruk
antara bidang atas tongkat uklr sampai titik 1.

5. Gantungkan unting-unting pada ujung tongkat ukur dan tongkat ukur kedua
diletakkan pada titik-titik 1 dan dibuat mendatar dengan menggunakan waterpas
tangan.
6. Ukur jarak antara bidang atas tongkat ukur kedua sampai titik I (merupakan
pembacaan belakang), ukur jarak juga bidang atas tongkat ukur sampai titik 2
(merupakan pembacaan muka), catat dalam daftar pengukuran.
7. Demikian seterusnya sampai pada titik terakhir (B).

g. Gambar Kerja

I
I

Gqmhar 4.18

),
Gambar 4.19.

h. Data Hasil Pengukuran

Pembacaan Mistar
Nomor titik Jarak (m)
Belakang Muka

A 0.400 2,00
I 0,500 0,400 2,00
2 0,550 0.s00 2,00
1
J 0.460 0.490 2,00
4 0,500 0.510 2,00
5 0,400 0.150 2,00
6 0,500 0.390 2,00
7 0,500 0.110 2,00
8 0,500 0,460 2,00
9 0,490 0,490 2,00
t0 0,500 0,530 2,00
l1 0,570 0,600 2.00
B 0,600

t. Analisis Data Pengukuran


l. Mencari beda tinggi antara dua titik
Rumusnya:
Bt*B *M
Keterangan:
Bt : beda tinggi antara Dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:
dua titik Titik A titik I : 0,400 - 0,410 : - 0,01
dan
B : bacaan belakang
Titik ldantitik 2=0,500-0,500= 0
M = bacaan muka Titik 2 dan titik 3 : 0,550-0,490 = 0,06
Titik 3 dantitik 4:0,460*0,540: - 0,08
Titik 4 dan titik 5 : 0,500 - 0,450: 0,5
Titik 5 dan titik 6 = 0,400 - 0,390: 0,01
Titik 6 dan titik 7 : 0,500 -0,420 = 0,08
Titik 7 dan titik 8 = 0,500 -0,469 = 0,04
Titik 8 dan titik 9 : 0,590 - 0,490: 0,01
Titik 9 dan titik 10 = 0,490 - 0,530 = - 0,04
Titik 10 dan titik l1 = 0,500 - 0,600 = - 0,10
Titik 11 dan titik B : 0,570 - 0,600 : - 0,03

82
2. Mencari beda tinggi antara titik awal dari titik akhir
Rumusnya:
Keterangan:
A, Bt=IB_T,M Bt = beda tinggi titik awal dan
titik akhir
I(B) : jumlah bacaan belakang
I(M) : jumlah bacaan muka

EB = (0,4+9,519,55+0,46+0,5+0,4+0,5+0,5+0,5+0,49+0,5*0,53) : 5,g7
IM = (0,4 I +0, 5+0,49+0,5 4+0,45+0,39+0,42+0,46+0,49+0, 5 3 +0.6*0,6)

= 5,88
Bt = IB_IH,t

= 1il;,1;11,,

b. Br E X.(+).:-
f, (-)

I(+) = 0,0610,05+0,01+0,08+0,04+0,01 Keterangan:


= 0,25 Bt : beda tinggi titik awal
I (-) = 0,01+0,08+0,04+0,10+0,03 dan titik akhir
= 0,26 I(+) : jumlah beda tinggi +
Bt = I(+)-I(-) I(-) = jumlah beda tinggi -
-=:'" - 0'26
{,01 (turun)
3. Mencari ketinggian titik yang diukur
Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi
titik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya. Pada
perhirungan ini, tinggi masing-masing titik adalah, jika:
titik A tingginl'a ditenrukan -100,000, maka:
tinggititik 1=100.00-0.01 = 99.99
tinggititik 2: 99.99- 0 - 99.99
tinggititik 3: 99,99- 0.06=100.05
tinggi titik 4 = 100,05 - 0,0 99.97
tinggi titik 5- 99,97+ 0,05:100,02
tinggititik 6= 100,02 + 0,01 =100.03
tinggi titik 7 : 100,03 + 00,8 = 100,11
tinggi titik 8 = 100,11 + 0,04 = 100,15
tinggititik 9 = 100,15 + 0,01 :100,16
tinggi titik 10 = 100,16 - 0,04 = 100,12
tinggi titik 11 : 100,12 - 0,10 = 100,02
tinggititik B = 100,02 - 0,03 = 99,99
Dari tinggi masing-masing titik di atas dan perhitungan beda tinggi dapat
dimasukkan dalam tabel:

83
Nomor Pembacaan Mistar Beda tinggi Tinggi
Titik Jarak (m) Titik
Belakang Muka +

A 0,400 100,00

1 0,500 0,410 0,01 99,99

2 0,550 0.s00 0 99,99


a
J 0,460 0.190 0,06 100,05

4 0,500 0,540 0.08 99,91

5 0,400 0,450 0,05 100,02

6 0,500 0,390 0,01 100,03

1 0,500 0.120 0,08 100,11

8 0,500 0.160 0.04 1 00,1 5

9 0.s00 0.190 0.0 i I 00,1 6

l0 0,490 0.530 0,04 100,12

11 0,500 0,600 0,10 100,02

B 0,570 0,600 0.03 99,99

Jumlah 5,870 5,880 I r,t.l-< 0 26

Untuk mencari beda tinggi antara titik au'al dan titik akhir dapat juga dikontrol
dengan tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.

Bt = Tinggi titik akhk - tinggr titik awal

: 99,990 - 100,000
= -0,010 (nrrun)
Ternyata hasil yang diperoleh tetap sama, jadi perhitungan di atas dianggap benar.

J. Menggambar Hasil Pengukuran

Langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran adalah sebagai berikut.


1. Membuat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak + 2 cm.
2. Letak notasi titik A, 1,2,3, 4, 5, 6, J,8,9, 10, 11, B. dengan menggunakan
skala jarak pada garis pertama.
3. Letakkan jarak masing-masing titik dalam titik-titik yang dibuat oleh garis pada
garis ke dua, yaitu jarak A dan I = 2,00, jaruk 1 dan 2 :2,00, jarak 2 dan
3 =2,00,jarak 3 dan 4: 2,00, jarak4 dan5:2,00,jarak 5 dan 6 = 2,00, jarak
6 danT:2,00, jarakT dan 8 =2,00, jarak 8 dan 9 = 2,00, jarak 9 dan l0:2,00,
jarak l0 dan 11 =2,00,jarak 1l dan B:2,00.
4. Letakkan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga.
5. Letakkan persentase % kemiringan rencana profil di antara garis ketiga dan
keempat. ,, i,,,
Carilah kemiringan profrl dulu yaitu : q#P * IOOX

84
Kemiringan titik A dan titik I - 99'99 100'00 x fi}% = -0,5 (turun)
Kemiringan titik I dan titik I = ee'ee -)929 x rc}% = 0 (tetap/datar)

Kemiringan titik2 dantitik -l = 10Q$-99-99 >: 100% = 3 (naik)

Kemiringan titik 3 dan titik 1 = el2.9r -lo{)'(ll r 1000,0 = -4 (turun)

Kemiringan titik 4 dan titik 5 = t{t l i229l x 100% = 2.5 (naik)


Kemiringan titik 5 dan titik 6 = lnqJ;10Q2 x 100% = 0,5 (naik)

Kemiringantitik6dantitik 7= 100.11=1QQ,3 x 100% = 4(naik)

Kemiringan titik T dan titik 8 - lEIlS- Q0-1-1 x rc}% = 2 (naik)


Kerniringan titik 8 dan titik 9 = lQQJq
rrcO'E
x 100% = 0,5 (naik)

Kemiringan titik 9 dan titik l0 x 100% = -1,5 (turun)


Keminnean titik t0 dan = IAQ2-rlqJ2 x 100% : -5 (rurun)
titiklt

Keminngan titik 11 dan titik B : 9999.'@, x 100% = -1,5 (turun)


6. Tentukan titik reningr: ;.a: i:rer,i.eh. da:r buar inrenalnra.
Dari hirungan tinggi trtrk di ai::. r:iti ie:::.:g: .:::. i=sr. :e-::-:grr rc= .--
100,16 dibulatkan ke atas menjadi 100.10.1en:.:. ,:. ::::::n. r '.I r'.: .,
terendah dari hasil hitungan adalah 99,97 dibulatkan ke bau r: r:.:-rdr v',.*
dan titik ini terletak di titik nomor 4. Iadi ada empat tingkatan inten al 1'airu
99,90,100,00,100,10 dan 100,20.
7. Membuat skala tinggi l:100 dan garis mendatar juga dibuat.
8. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan dari
pengukuran.
9. Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil dari
pengukuran.

2. Menyipat Datar Sederhunu dengan Slang Plastik

Menyipat datar sederhana dengan slang plastik rnempunyai beberapa tujuan antara
lain:
a. mengctahui beda tinggi antara dua titik;
b. mengetahui beda tinggi antara titik awal dan titik akhir;
c. mengetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur.

Dalam kajian ini, pengukuran dengan slang plastik disajikan dua bentuk peng-
ukuran dengan cara terbuka dan cara tertutup (keliling).

a. Pengukuran Penyipat Datar Terbuka dengan Slang Plastik

1) Tujuan

Dengan seperangkat alat slang plastik diharapkan siswa dapat:


a) melakukan pengukuran penyipat datar dengan slang plastik;

85
bb bb
, c0 tz
C
q 6-5
N 'I :

) :1 ZZ z0'00 L

v O
c
a
E O- 6=

, i:X AZ sr'001

v/,
z
O
o-=
o- 'r ,f
N
00 8r I t'00 L

o
o 6-'6
N
oc 50
00 9r 9t'00t
a
1Y O
O. =6 I
?,
N NC
:-
00,L It 00t

ru, o t-t
l=l
<
O. l.-t
N

v ;: z.

a-=
O OG
o IC
N

a 00 01 z0'00 I
6

O 6-5 \
2
,%
O.
N N=

00'8 L6'66 UUq


E\ a-:
\cs-
o
q
N '1 :
c
f
,,U) -:
:-S
7 ss\
u o
009 90'00 t

\ o
o-
: G
+5ri
N oc
-e
2 N
00't 66 66 -F> s
aa aa \J
o
O. G
N OE
00'z 66'66

,, oE
O
q --J
N
00'0 00'00 t

c
G
O O o
o- o '6- o
ry o- .C
o
o O O
o G: Cr- :< :E
O O
o - F'
:z
E
o

86
b) menghitung hasil pengukuran menyipat datar dengan slang plastik yang
meliputi beda tinggi ankra dua titik. beda tinggi anura titik awal dan titik
akhir, menghirung keting-eian masing-masing titik yang akan diukur;
c) menggambar profil memanjang dengan skala jarak dan skala tinggi.

Petunjuk L'ntunt
a) Pelajari lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekelaan peng-
ukuran.
b) Perhatikan langkah pertama pada waktu pengukuran, diantara n1is121'jalon
tidak boleh miring, slang jangan sampai tertekuk, salah satu ujungnia
jangan tertutup dan bentangan slang plastik tidak boleh terlalu kencang.

Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antaralain: slang plastik, pita ukur/mistar ukur.
patok, jalon, dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

a) Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik supava air tidak rumpah


b) Lakukan pembacaan mistar dengan teliti
c) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinl'a

s) Gambor Keju
a) di titik A hanra diperoieh data belakang
b) di titik I ada dua buah data. y'airu bacaan muka dan bacaan belakang
c) di titik 2 ada dua buch data. vaitu bacaan muka dan bacaan belakang
d) di titik 3 hanra diper,-.ir'h data muka saja.

Jalon dan rnistar

Keterottgon:
B belakans
\l = muiia
t D = jarak
finggi air
I
<__ d, _-___1' <__ d2 t- d: --__1,'
Jarak A-1 1-2
Jarak Jarak 2-3

Gambar 4.)1.

87
6) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

-l

,I
GLtmbur 4.22

7) Gambar Kerja

8) Langkah Keria

a) Siapkan alat-alatyang digunakan.


b) Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya'
c) Pasang jalon di titik A dan di titik 1 yang
jaraknya kurang dari panjang
harus tegak
slang yang digunakan atau disesuaikan dengan medannya. Jalon
lurus.
d) Bentangkan slang plastik yang sudah diisi air di antara titik A dan titik I
kedua
dan tempelkan melekat dengan jalon yang tegak lurus, biarkan supaya
permukaan air tenang dengan sendirinya'
jalon A dan
e) Setelah air di daiam slang tenang, beri tanda coretan pada
jalon 1 dan lepaskan slang plastik, selama melepaskan slang plastik, di-
usahakan kedua ujungnya ditutup denganjari agar air tidak keluar
(tumpah).

0 ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik
peng-
di ujung I dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar
ukuran. Ketinggian muka air di ujung A disebut sebagai bacaan belakang
dan ketinggian muka air di ujung I sebagai bacaan muka'
g) Ukur jarak antara jalon A dan jalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai
jarakantaraA dan I
h) Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sampai g) hingga
pekerjaan selesai.

88
9) Data Hasil Pengukuran

Pembacaan Mistar
Nomor Titik Jarak (m)
Belakang Muka

A 0,452
4,210
I 4,642 0,520
3,92A
2 0,610 0,588
3,500
3 0,250 0,700
3,680
4 0,550 0,350
3,700
5 0.400 0,420
3,520
B 0,560

l0) Gambar Pengukuran


slang
plastik

Jalon
+ meteran

Gontbat'1.)4.

ll) Analisis Data Pengukuran


a) Mencari beda tinggi antara dua titik

Rumusnya: Bt = B-M
Keterangan' Bt = beda tinggi antara dua titik
B= bacaan Belakang
M= bacaan rnuka

Maka dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:


TitikAdantitikl = 0,452*0,52 = -0,068
Titik I dantitik 2 = 0,642-0,588 = *0,054
Titik2dantitik 3 : 0,610-0,700 : -0,090
Titik3dantitik 4 = 0,250-0,350 = -0,100
Titik4 dan titik 5 = 0,550 -0,420 = -t-0,130
Titik 5 dan titikB : 0,400 -0,560 : -0,160
b) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir
Rumusnya:

Keterangan"
( l) Bt = EB - EM
Bt = beda tinggi titik awal dan titik akhir
lB = jumlah bacaan belakang
lM= jumlah bacaan muka

89
,t 0,642 + 0,610 + 0,250 + 0,550 + 0,400)
: t:i;;+
,*: 0,588 + 0.700 + 0,350 + 0,420 + 0,s60)
!:i11-
Bt = IB - IM = 1.901 - 3,138 : - 0,234(turun)

(2) st = E(+)-Et-t

It;;trangan. I(+) = 0,054 + 0,130 = 0.181


B: = beda tinggi titik awal ,(-) : 0,068 + 0,090 + 0.100 + 0,160 = 0418
dan titik akhir Bt = I(+) _ I(_)
I -, = jumlah beda tinggi + = 0,184 - 0,418
I, -, = jumlah beda tinggi - = -0,234 (turun)
c) Mencari ketinggian titik yang diukur
Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya.
Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknl a adalah:
Jika tinggi titik A ditentukan:100,000 maka:
Tinggi titik 1 = 100,000 - 0,068 :
99,932
Tinggi titikz:99,932 + 0,054 = 99,986
Tinggi titik 3 = 99,986- 0,090 = 99,896
Tinggi titik4 = 99,896- 0,100 : 99,196
Tinggi titik 5: 99,796 + 0,130 : 99.926
Tinggi titik B : 99,926- 0.160 = 99.166

Dari tinggi masing-masing titik di aus dapat dimasuklian ke dalam tabel:

Nomor Pembacaan \listar , Jarak Beda tinggi

Titik@
A 0,452
(m)

4,20
--T-r Tinggi

100,000

I 0,642 0,520 0,068 99,932


3,92
2 0,610 0,588 0,054 99p86
3,50
J 0,250 0,700 0,090 99,896
3,68
4 0,550 0,350 0,100 99,796
3,70
5 0,400 0,420 0,1 30 99,920
?<?
B 0,520 0,160 99,766
\ED 5)
Jumlah 2,904 3,1 38 0,1 84 0,418

Untuk mencari beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir dapat juga dihitung
dengan melihat tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.

Bt = Tiaggi titik akhir+inggi titik awal

= tinggi titik akhir (B) - tinggi titik awal (A)


= 99,366 - 100,000
= 4,234 (turun)

90
Dari ketiga cara untuk menentukan beda tinggi titik awal dan titik akhir ternyata
akan menghasilkan besar yang sama yaitu 4,234. Dalam perhitungan dapat diguna-
kan satu perhitungan saja, dan yang lain sebagai pengontrol.

ll) Penggambaran Hasil Pengtkuran

Dalam menggambar digunakan dua skala yaitu skala jarak dengan skala tinggi
dengan harapan jarak yang relatifjauh dapat digambarkan pada kertas. Sebelum
menggambar can titik tertinggi dan hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas dan
cari titik terendah dan perhirungan dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan
digunakan untuk menentukan interval titik tertinggi dan titik terendah. Dalam per-
hitungan di atas, titik tertinggi 100,000 tidak dibulatkan, tetap 100,000 yaitu titik A.
Titik terendah ada di titik B yaitu 99,'166 dibulatkan menjadi 99,700. Jadi ada empat
tingkatan yaitu 99,700, 99,800, 99,900, 100,000.

Langkah-langkah penggambaran:

a) Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak t 2 cm.
Letakkan notasi titik A, 1,2,3,4, 5, B menggunakan skala jarak pada
garis pertama.
b) Letakkan notasi titik A. 1. 2, 3, 4, 5,B menggunakan skalajarakpada garis
pertama.
c) Letakkan jarak ma.ing-masins titik dalam titik-titik 1,ang dibuat pada garis
kedua, yairu padajarak Adan i = l.ltl. jarak I dan I = i.9l:iarak I dan -1
= 3,50;jarak 3 dan 4:3,68: jarak -1 dan i = l-t-ir,r' :.irax j da: B = -r.-<1.
d) Letakkan tinggimasing-masing titik 1airu anrara gans kedua dan ketiga.
e) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di atas garis ketiga
dan keempat.
Cara mencari kemiringan profil adalah

= Effiscr x 100%

Kemiringan titik A dan titik 1 = 99$?#qpqQ , 100% = - 1,615 (turun)

Kemiringan titik I dan titik 2 = 99235#232 x 100% = 1,377 (naik)

= 91S90#?eE0 x fi1% = -2,5J1 (turun)


Kemiringan titik 2 dan titik 3
Kemiringantitik3 dantitik4 = 9WeZ;:i9'825 x 100% :_ 2,717 (turun)

Kemiringan titik 4 dan titik 5 = 99pt#'% x 100% = 3,513 (naik)

Kemiringantitik5 dantitikB = Wf6+#L-e20 x 100% =_ 4,545(turun)

0 Tentukan titik tertinggi dan terendah, dan buat empat interval seperti hasil
perhitungan di atas.
g) Buat garis mendataq dengan skala tinggi l:100,
h) Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan
dari hasil pengukuran.
i) Hubungkan titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil hasil peng-
ukuran,

9l
029'a

00'6 t

.<
-s
!
<
00e'9 t

l:.
I

lN= I
e0'001 | N =
+

?
029'L!
!
20 00r
<
O
o
d r= :
N=
t- l\
/6'66

N
\zt'8 \\
\=
:a-
90'00 t
rilS
N
O
N tsl uv
c! o-'6 k)
rC
+ <*, ")

66'66
!!c
ooa v
-,- v) v

o bb tlb @_
o
c! @c
-jf
l-

00'0 00'00r

C
'6:: o
o o o o
o o
o
o
o-
o)
@-
O)
\
O
65
OE
C;-
F
-C
;< :-
E
o o o c)
Y

92
b. Pengukuran Penyipat Datar Tertutup (Keliling) dengan Slang Plastik

Pengertian penyipat datar keliling atau tertutup adalah pengukuran dimana titik
awal pengukuran juga merupakan titik akhir pengukuran. Cara pelaksanaan peng-
ukuran di lapangan adalah sama dengan cara pelaksanaan pengukuran menyipat
datar terbuka dengan slang plastik. Analisis data yang digunakan juga sama, cara
mencari beda tinggi, beda tinggi titik awal dan titik akhir sebagian besar sama dengan
analisis data cara terbuka. Yang membedakan antara terbuka dan tertutup adalah
pada pengukuran penyipat datar tertutup harus diberlakukan adanya koreksi beda
tinggi. Hal rni disebabkan titik awal : titik akhir, jadi tinggi titik awal harus sama
dengan tin_egi titik akhir. Padahal dalam pelaksanaannya tidak begitu, mesti ada
selisihnya. selisrh:'.: r:r i ans dijadikan koreksi dengan membagi sesuai jaraknya.

1) Tujuan

Dengan drsediakan alat slang plastik diharapkan siswa dapat:


a) melakukan pengukuran menyipat datar dengan slang pla-srik.
b) menghitung hasil pengukuran yang meliputi beda tingg: ::'-:i-: r-; irrik
beda tinggi antara titik awal dan titik akhir dan mensh:r-:: ^i:.nggian
masins-masing titik yang diukur;
c) menghirung koreksi beda tinggi di setiap titik vang dr-s-r-:
d) mens,gambar profil memanjane dengan skala larak &: :kala tin.egi,

2) Petunjuk L-ntLutt

a) Pelajari lebih dahulu lembar ker,1a sebelum r:.e ,e.,;k-:: :ekeqaan peng-
ukuran.
b) Perhatikan langkah-langkah yaang keliru seperti;alon mrnng. slang rer-
tekuk, salah satu ujung slang tertutup dan bentangan tidak terlalu kencan_q.
c) Titik awal tidak merupakan titik akhir.

3) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

lL
U

tI
-tLJ
l'[r
Gambar 4.26.

93
Alat-Alat Kerja

Alat-alat ke{a yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistarimeteran
saku, patok, kalon, dan alat tulis.

Keselamatan Kerja

a) Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik.


b) Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
c) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

6) Langkah Kerja
a) Siapkan alat- alat yang di gunakan.
b) Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya.
c) Pasang jalon di titik A dan titik 1 i'ang jaraknya kurang dari panjang slang
iang digunakan atau disesuaikan dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.
d) Bentangkan slang plastik rang sudah diisi air di antara titik A dan titik 1

dan tempatkan melekat dengan.lalon rang tegak lurus. Biarkan sampai


kedua permukaan air tenang dengan sendinnr a.
e) Setelah air di dalam slang tenang, ben tanda catatan pada jaion A dan '-
jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, di-
usahakan kedua ujungnya ditutup dengan ibujari agar air tidak keluar.
Ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik
ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar peng-
ukuran. Ketinggian air di ujung A dicatat sebagai bacaan belakang dan
ketinggian air di ujung 1 dicatat sebagai bacaan muka.
Ukurjarak antarajalon A danjalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai
jarakantar A dan 1.
h) Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sarnpai g) hingga
pekerj aan selesai. Pengukuran selanjutnya juga demikian.

7) Gambar Kerja

Gambar 4.27

94
Ganbar 4.28

8) Data Hasil Pengukuran

Pembacaan Mistar
Nomor Titik Jarak (m)
Belakang Muka l

A 0,452 4,200
1 0,642 0,520
3,920
2 0,610 0,420
a
3,500
J 0.1s0 0.620
3,680
4 0.6:0 0.510
3,620
5 0.10(.) t-r. F. tlt',

6 0,540 rr. jlr _ 3.680

_1.100
0,460 (_i.-l I r,r

_1.105
8 0,570 U.-ill
-r.105
9 0,610 0,600

10 0,580 0,530 - -:.1 '

_1._<,
11

A
0,430 0,460

0,410
i- 3.o.lc,

Analisis hasil pengukuran:


a) Mencari bcda tinggi antar dua titik
Keterangan'Bt = beda tinggi
Rumusnya: Bt=B-M B= bacaan belakang
M: bacaan muka
Contoh: pada pengukuran antara titik:

A dan l Bt=0,452-0,520= -0,068


1 dan 2 Bt:0,642 - 0,420 = 0,222
2 dan 3 Bt= 0,610- 0,620= -0,010
3 dan 4Bt=0,450-0,540= -0,090
4 dan 5 Bt: 0,620 - 0,600 = - 0,020
5 dan 6Bt=0.400-0,520= -0,120
6 dan 7 Bt:0.540 - 0,410 = 0,130
7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060
8 dan 9Bt=0,570-0,600= -0,030
9 dan 10 Bt = 0.610 - 0,530 = 0,080
10 dan 11 Bt = 0,580 - 0,460 = 0,120
11 dan A Bt = 0,430 - 0,410 = 0,020

95
Alat-Alat Kerja

Alat-alat kerja yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistar,/meteran
saku, patok, kalon, dan alat tulis.

s) Keselamatan Kerja

a) Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik.


b) Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
c) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

Langkah Kerja

a) Siapkan alat-alat yang digunakan,


b) Isi slang plastik dengan air sanrnri tidak ada gelembungnya.
c) Pasang jalon di titik A dan trrr I ', :rq taraknya kurang dari panjang slang
yang digunakan atau disesuaii<.in dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.
d) :-*: Cr:sr air di antara titik A dan titik
Bentangkan slang plastik \ang 1

dan tempatkan melekat denean


'.i: '.::_{ rc'sak lurus. Biarkan sampai
kedua permukaan air tenang den:": sei^.c.nn\ a.
e) Setelah air di dalam slang tenang. bei-r t:nda catatan pada jalon A dan..
jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, di-
usahakan kedua ujungnya diturup dengan ibu ian agar air tidak keluar.
f) Ukur ketinggian muka air slan_s plastik utuns \ dan muka air slang plastik
ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku. catat dalam daftar peng-
ukuran. Ketinggian air di ujung .\ dic:::: seo.rclr bacaan belakang dan
ketinggian air di ujung 1 dicatat sebasai brcaan muka.
g) Ukurjarak antarajalon A danjalon 1 . catr dairnr danar pengukuran sebagai
jarakantar A dan 1.
h) Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan iangkah d.; sampai g) hingga
pekerjaan selesai. Pengukuran selanj utnya j uga demikian.

Gambar Keria
, 4

Gamhor 4.27

94
Gambar 4.28.

8) Data Hasil Pengukuran

Pembacaan \fistar
Nomor Titik Jarak (m)
Belakang

A 0,452 4.200
1 0.611 r,r.5l0
3,920
2 0.51 I,r 0.+20
3.500
J o.J_i r'r 0.620
3.680
+I 0.610 0,540
3,620
5 0.+00 0,600
3,680
6 0.540 0,520
3,200
1 0,460 0,410
3,305
8 0,570 0,520
3,405
9 0,610 0,600
3,600
10 0,580 0,530
3,500
l1 0,430 0,460
3.600
A 0,410

Analisis hasil peneukuran:


a) Mencari beda tinggi antar dua trtik
Keterangan.'Bt = beda tinggi
Rumusnya: Bt=B-M
B= bacaan belakang
M_ bacaan muka
Contoh: pada pengukuran antara titik:

A dan I Bt = 0,452 - 0,520 = - 0,069


l dan 2Bt:0,642-0,420= 0,222
2 dan 3 Bt = 0,610 - 0,620 = - 0,010
3 dan 4 Bt:0,450 - 0,540 = - 0,090
4 dan 5 Bt = 0,620 - 0,600 = - 0,020
5 dan 6 Bt = 0,400 - 0,520 = - 0,120
6 dan 7 Bt = 0,540 - 0,410 = 0,1 30
7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060
8 dan 9 Bt: 0,570 - 0,600 = - 0,030
9 dan l0 Bt : 0,61 0 - 0,530 = 0,080
10 dan 11 Br = 0,580 - 0,460 = 0,1 20
11 dan A Bt : 0,430 - 0,410 = 0,020

95
b) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

_'_-
Rumusnya: 1) Bt = Beda tinggi titik akhir * beda tinggi titik awal
_

: = :,:.Jr t::ttri 2) Bt = x(b) - I(m)


--: = -:-..hbacaan
:e.rkanc 3) Br : x(+) - I(-)
I - = --nhh bacaan muka
I - ,= runtlah [sf,2 lipcoi +
ini digunakan ntmus vang ketiga terlebih dahulu'
r,-,= jumlah u.ou tiolli ;tllror'$iT*'
I(+) = 0,222+ 0,020+0,130 +0,080+ 0,120+ 0,020=0,592
I(-) : 0,068 +0,010+ 0,090 + 0,120+0,060+ 0,030=0,378
Jadi Bt : f1+1- I(-)
= 0,592 - 0,378 = +0,214 (naik)
c) Menentukan koreksi beda tinggi

Rumusnya: a. Dt = IG) - L(m)


Keterangan.

!lo,= ffi:f l;*1"''


b Dt = r(+) - E(-)
belakang Dalam perhitungan ini digunakan rumus nomor 2)
I(m): jumlah bacaan muka Dt: I(+) - I(-)
I(+)= (+)
jumlah beda tinggi = 0,592 - 0,378
I(-): jumlah beda tinggi(-) = 0,214

d) Mencari koreksi pada setiap titik

Rumusnya: a. Ah =*
Keterangan:
AL= koreksi di titik ke-n
b. aln g.
A_

d, = jarak di titik ke n v' at-= Ld


"'
xat
ld= jumlah jarak
At = koreksi beda tinggi Bila koreksi titik bertanda *, maka koreksi setiap titik bertambah negatif,.
n = jumlah titik Sebaliknya bila koreksi bertanda negatif koreksi setiap titik bertanda positif.
Dalam perhitungan inidigunakan rumus yangke-2

"Io ii xAt
At-=

jumlah jarak (ld)


= 4,20 +3,92+ 3,5 + 3,68+ 3,62+ 3,680 + 3,2+3,305 + 3,405 + 3,6 + 3,5 + 3,6
= 43,21
padatitik 1= Dt, = ffi x0,214=0,0208+0,0000001 :0,0208001

pada titik 2 = Dt. = ffi x 0,214= 0,0194138

pada titik 3 = Dt, = o-4zlt


x 0,214 : 0,0173337

padatitik 4= Dt^= ffi "0,214=0,0182252

96
pada titik 5 Dt,: x 0,214: 0,0179280
pada titik 6 Dtu = x 0,274: 0,0182252
pada titik 7 Dt?: x 0,274 = 0,0158480

pada titik 8 Dti: x 0,274 = 0.0163680

pada titik 9 Dtq: x 0.21-l = 0.0168632

pada titik 10 Dt= .0.111= 0.4178290

pada titik 1 1
:Dt = , :
(,).1 l1 0,0173331

pada titik A =lt= , 0.111 : 0,0178290

Jumlah seluruhnya : 0.1i-r991-)l) - 0,0000001 :0,214


Karena hasil koreksi pada seriap titik adalah positif, maka dalam perhitungan
menjadi negatif yaitu menjadi --r-t.ll-1. agar tetap 4,214 maka salah satu titik
koreksinya ditambah 0.0000001 pada titik I menjadi 0,0208001.

e) Mencari tinggi masing-masrng titik


Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah titik sebelum-
nya ditambah atau dikurangi dengan beda tinggi dan ditambah atau dikurangi
koreksi setiap titiknya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknya
dihitung sebagai berikut.
A: 100,000, maka
Jika tinggi titik
:
ringgi titik I 100,000 + (-0,068) - 0,0208001 = 99,91120
tinggi titik 2 :99,9112 + 0,222 - 0,0194138 = 100,11379
tinggititik 3 = 100,11379-0,010-0,0173337 = 100,08646
tinggi titik 4 : 100,08646 - 0,090 -0,0182252 = 99,978235
tinggi titik 5 :99.918235 * 0,020 - 0.0179280 = 99.980i0-
tinggi titik 6 =99.980307-0.110-0.0181151 = 99.!l:(.,!:
tinggi titik - = 99.S-1:0rl -r,t.'-lr-i - tl.r'i ji-lir-r = !'.:i':-: '
tinggi titik ri = 99.9-i6:-r; r. ,t\1.' - ....r-:r:. = ''-.i--.--
tinggi titik 9 = 99.8:9E66 - [r.rr-ir,r rr.rr,r'r,6r-i' = is.r-]'-r' -i

tinggi titik l0 :99,833003 - 0.0t0 - 0.01-.ils9 = 99.s9-<6-


tinggi titik ll : 99,89567 + 0,120- 0.0173337 = 99,99834
tinggi titik A :99,99834 + 0.020 - 0,0178290 = 100,00052

Dari tinggi masing-masing titik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi titik A
: 100,0000 sama dengan tinggi titik akhir di A 100,000 :
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau tertutup
tinggi titik awal dan tinggi titik akhir adalah sama.

97
Ha-sil perhitungan analisis data di atas dapat diringkas dalam tabel b'enkut

\tlr:1trf Pembacaan mtstar


Jarak (m)
Beda tinssi
trtik Belakang Muka +
'a
.\ 0.1il - ,r1.000
4,200
I 0,642 0,520 I 0,068 0.0 gll-rr .re91ll
1 q?0
2 0,6 l0 0,420 0.222 | 0.(l -i_1,1- ,.111
I 500
3

4
0,450

0,620
0,620

0,s40
3,680 II o,o, o

0,0e0
0,0 82151

0,0 79280
|
iorr.rl86
ee.9-8
3.620
5 0,400 0,600 0020 |
00 82151 eq 980
3,680
6 0,540 0,520
3.200
| 0,,,0 0,0 58180 q9.812

7 0,460 0,41 0
3,305
o.rio I
0,0 63680 :
l
99.956

8 0,570 0,520 I 0.060 0,0 63680 S9.E79


3,405
i
i0
9 0,61 0

0,580
0,600

0,530
3,600
0.080
I o.o:o 0,0
0,0
6863r
782e0 I
ee.833

ee.8e5
3,500 I

l:0 qq.9q8
1i 0,439 0,460
3.600
0. 0,0 73337 |
A 0,41 0 0.0:0 0,0 78290 I +roo.ooo

Jumlah E(B)-6,364 I(m)=6,1s ,d-43,21 I(+) =0.5s: Ir i -0,:28 n? 40000

0 Menggambar hasil pengukuran


Menggambar hasil pengukuran merupakan langkah terakhir dalam pekerjaan
ini. Dalam menggambar diperlukan dua skala l airu skala jarak dan skala tinggi
dengan harapanjarak yang relatifjauh dapat dieambarkan pada kertas dengan
skala yang kecil, dan beda tinggi digambarkan dengan skala yang lebih besar,
biasanya 10 kali skala jarak. Dalam tuiisan ini disunakan skala jarak I cm : I m,
dan skala tinggi I cm : 0.1 m.
Ada dua besaran ) ang diperlukan dalam menggambar yaitu jarak antara titik
dan tinggi masing-masing titik. Sebelum menggambar, terlebih dahulu tentukan
titik tertinggi dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas, dan tentukan titik
terendah dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke bawah, Dari hasil pembulatan
tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik yang terendah diguna-
kan untuk menentukan skala tinggi.
Misal titik tertinggi di titik 2 yaitu 100,1l3 dibulatkan menjadi 100,200.
Titik terendah di titik 9 yaitu 99,833 dibulatkan menjadi 99,800.
Jadi ada 5 interval yaitu 99,900, 100,000, 100,200 dan 99,800.

Langkah-langkah dalam menggambar adalah sebagai berikut.


(1) Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak 2 cm. t
(2) Letakkan notasi titik+itik dengan menggunakan skala jarak pada garis per-
tama.
(3) Letakkan jarak masing-masing-masing titik (antara ke dua titik) dalam titik-
titik yang dibuat pada garis kedua.
(4) Letak:kan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga.
(5) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di antaru garis ke-3
dan ke-4.
tttx#lttt x
Cara mencari kemiringan profil adalah: 100%
Contoh pada perhitungan diatas, kemiringan antara titik A dan titik I adalah
pggt;a@ x loo%
2,119 (turun)

98
(6) Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas, tenrukan juga
titik terendah
dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan tersebut
dapat ditentukan
interval titik tertinggi dan titik rerendah.
(7) Buat skala tinggi r :r 00, yaitu dibuat garis mendatar
sejauh 1 cm.
(8) Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi
titik vang bersangkutan
dari hasil pengukuran.
(9) Hubungkan titik-titik secara berurutan, hingga terbenruk
eambar prof rl hasil
pengukuran.

100.200

1 00,1 00

99.900

99,800

@
O
c

+20,2 -27 _10.8


'at( :LrL^ tJ.un

Skolajaraklcm= lmeter
I cm - 0, I meter
Skala tinggi

Gombar 4'2g Penampang profir pengtkuran sipat trotar


srang prastik tertutup

99
tz't, 000'00r

o
o oG
@-
+=

866'66
z9'6e

+
o
a
q !
i.. <
2,

2 968 66
1l
Lt'9e

!
O
O
@- :

008 66
=
L9'ZT <

:v-
O
$- 3=
l= rs:
::
618'66
=\=
.-- i
",% 90L,6Z l=
,//z crJa_
./z
O
N-=
NL -:< i. -
d r= tr5n\i
7
^c.
996',66 =
=-r\
qq v
08'92

o o
*-=
N.
rG
rC
+

% @
09.ZZ zr8'66

C
o o
O
O o o o
;\-c.tr
Ov
O. O
q o
o.
O
o o
O o o
N5
F E
o o
:<

100
il*

c. Menvipat Datar Sederhana dengan Linometer

l1 Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan klinometer mempunyai beberapa tujuan yang


akan dicapai yairu:
a) mengetahui beda tinggi antara dua titik;
b) mensetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur;
c) melakukan pengukuran jarak dan beda tinggi dengan klinometer.

2) Petunjuk L'nntnt

a) Pela.lan lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekerjaan peng-


ukuran
b) Gunakan tabel sinus atau kosinus atau kalkulator untuk menyelesaikan
hirunean
c) Letak jalon harus tegak lurus

3) Alat-Alar Kiri,t
Alat-alat rang drperlukan adalah: pesawat klinometer, penyangga klinometer,
pita ukur (meteran r. :lat rulis. dan unting-unting.

4) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi lembah dekat sekolah.

s) Keselamatan Kerja

a) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.


b) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.
c) Klinometer jangan ditaruh sembarang di atas tanah.
61 Langkah Kerja

a) Letakkan jalon di titik A dan di titik 1 , atur kedudukan jalon agar letaknya
tegak dengan unting-unting.
b) Pasang jalon dengan jalon 10 meter dari tempat berdirinya alat.
c) Cabut jalon dari titik A, dan gantidengan patok.
d) Pasang klinometer di atas patok A.
e) Ukur titik klinometer dari tanah dan aturlah posisi nivo tabung agar terletak
horizontal.

l0l
0 Bidikkan atau arahkan melaluai tabung pembidik klinometer dan arahkan
ke titik 1, sesuaikan ketinggian bidikan pada jalon 1.
g) Lihat berapa sudutnya (sudut miring) dan ukur jarak miring dari titik A
sampai titik 1 dengan pita ukur.
h) Demikian seterusnya untuk titik-titik selanjutnya danlakukan dengan cara
yang sama.

Gambar Kerja

Bt = Beda tinggi

Gamhor 4.32.

8) Data Hasil Pengukuran

Nomor Sudut Jarak minng


Titik 0 dm (m)

A
300 1qs
I
34' 155
2
1
270 4,40
J
160 3,60
4
130 4,60
5
600 2,00
6
340 3,60
1
450 2,00
B

t02
Analisis Data Pengukuran

a) Mencari jarak datar

Keterangan:
Rumusnya: d: dm.cosu
d : jarak datar (meter)
dm : jarak miring (meter)
Dalam perhitungan ini. jarak datar anlara'. 0 = sudut yang dibentuk
Titik A dan titik 1 - 3.95 cos 30o = 3,4 meter antara garis datar dan

Titik 1 dan titik I = 3.55 cos 34o = 3,0 nneter titik yang diukur
Titik 2 dan titik i = 1.40 cos 27o : 4,0 meter
Titik 3 dan rrrik -l = 3.60 cos 16o : 3,5 meter
Titik 4 dan ritik 5 = 4,60 cos 13o : 4.5 meter
Titik 5 dan titik 6 = 2,00 cos 60o = 1.0 meter
Titik 6 dan titik I : 3,60 cos 34o : 3.0 rneter
Titik 7 dan tiiik B: 2,00 cos 45o = 1.414 meter
b) Mencan beda tinggi antara dua titik

Rumusnya: Bt = dm. sin a Keterangan:


dm = jarak miring (meter)
Bt = beda tinggi
Dari beda tinggi antara dua titik: 0 = sudut yang dibenruk
Titik A dan titik I : 3,95 sin 30o = 2,0 antara garis daur d-:
Titik 1 dan titik 2: 3,55 sin 34o : 2,0 titik yang diuk'::
Titik 2 dan titik 3 : 4,40 sin2lo : 2,0
Titik 3 dan titik 4: 3,60 sin 16o : 1,0
Titik 4 dan titik 5 : 4,60 sin 13o : 1,0
Titik 5 dan trtik 6 : 2.00 sin 60" = 1.73
Titik 6 dan trtik 7 : 3.60 sin 3-l' = 1.0
Titik 7 dan titik B : 2,00 sin 45" : 1,414
c) Mencari ketinggian titik yang diukur
Untuk mencari tinggi titik masing-masing tinggi titik yang diukur adalah tinggi
titik sebelumnya ditambah dengan beda tingginya. Pada perhitungan ini, tinggi
masing-masing titik adalah:
Titik A tingginS,a ditentukan = 100,000
Tinggi ririk I = 100.000 - 2.00 = 99.000
Tinggititikl= 98.00-1.00 = 96.000
Tinggi titrk -r = 96.00 - 1.00 = 91.000
Tinggi trtik-1 = 9-{.00 - 1.00 = 9i.000
Tinggititik5= 93,00-1,00 = 92,000
Tinggi titik 6 = 92,00 - 1,732 = 90,268
Tinggi titik 7 = 90,268 -2 : 88,268
Tinggi titik B= 88,268 -1,414 = 86,850

r03
d) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya: Bt = tinggi titik akhir * tinggi titik awal


= tinggi titik akhir di B - tinggi titik awal di A
= 86,850 - 100,000
: -13,15 m (turun)

Dari perhitungan di atas dapat dirangkurn dalam sebuah tabel:

Nomor Sudut Jarak miring Jarak datar Beda tinggi Tinggi


Titik 0 dm(m) d=dcoso Bt=dsins Titik
A 100,000
300 3,95 -1.100 2,000
98,000
1

340 155 I r'rr'r0 2,000


2 96,000
21" 4,40 l.r,t-rr-l 2,000
J 94,000
16" 3,60 jlr r
-1. 1,000
4 93,000
130 4,60 | -l.5tlrt 1,000
5 92,000
600 2,00 I r.000 1.732
90,268
6
340 3,60 | i.000 2.000
98,268
7
450 2,00 I 1.llt 1,414
B 86,850

Jumlah

8) Menggambar Hasil Penguhrrart

PetUnjuk penggambaran Sama dengan petunjuk pada penggambaran pengukuran


dengan slang plastik.
Gambar hasil pengukuran ditunjukkan oleh gambar 4'33'

104
1 00,000
678

oa o o O O
o O o $ $- ^l $
6$
o 3,20 o 3,00
R
0 O o @ o .-t,-;
YI

4,00 3,50 4,50 3,oo 'l lll.l


O
E
a
a
O
q
@
6
o
@
o
o
o
o-
$
o
O
O
O ,;l: t

,,lt lt,, I I r{ r.l rl r{r l'0,00{) *28 t

Itrtrlt llil llil lttrrrr "/


tUttrr r

O
r.,ttttl',tr I ii
Latihan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan penyipat datar dan apa tujuannyal


2. Sebutkan alat-alat sederhana dalam pengukuran beda tinggi dan cantumkan
s1'arat masin g-masing alatny al
i. Bagaimana cara penggunaan hand level?
1. Dalam pengukuran diperlukan hitungan-hitungan, bagaimana cara menghitung
a. beda tinggi antara dua titik;
b. titik awal dan titik akhir;
beda tinggi
c. ketinggian masing-masing titik!
5. Pengukuran beda tinggi den-ean alat-alat sederhana memungkinkan adanya
beberapa kesalahan .vang disebabkan oleh petugas, intrumen (alat) dan alami.
Sebutkan dan jelaskan penyebab kesalahan oleh petugas, alat dan pengaruh
alami tersebut! Bagaimana cara mengatasinya?
6. Pengukuran dengan slang plastik, berhrjuan menentukan beda tinggi antara titik
awal dan titik akhir.
a. Sebutkan alat-alat yang digunakan!
b. Bagaiman cara kerjanya?
c. Jika datanya seperti di bawah ini, isilah tabel. penr elesaian hirung dengan
rumus hitungan analisis data!

Pembacaan Mistar Jarak Beda ttngst

A 0,632
I 0.432 0.611

2 0.550 0.542

3 0.620 0,601

B 0,405
r (+):...
Jumlah

106
BAB V
MENGUKURBEDA TII{GGI
DENGAN
ii.i:fr,'..+ia:iiiii':'::;ii1ii+':ji-'itt.:r:i,i"rii:rr::]!ir.!,1 ,:r.rrij:,{i:.+

ALAT SIPAT DATAR

Men-sukur :eda tinggi antaradua buah titik adalah mengukur jarak antara salah
satu titik terhadap :rdang horizontal (bidang acuan) yang melewati titik lain. Bila
bidang khal'al ini sud:h diketahui letaknya dengan bantuan alat sipat datar maka
beda tinggi dapat diLrk::r
Di lapangan yang berpern:uksan tidak rata, bahkan banyak rintangan, bagai-
manakah bidang horizontal acu.rr ::..: harus ditenfukan, dan bagaimana pula beda
tinggi harus diukur?
Dan bagaimanakah setiap r13t sifat datar dapat membantu pengukuran beda
tinggi secara teliti, mengingat kekhasan masing-masing alat membantu menentukan
kedataran suatu garis acuan pengukrran.

A. Pengertian Sipat Datar

Sipat datar adalah proses peninluan ketinggian dari sejumlah titik atau peng-
ukuran perbedaan elevasi. Perbedaan lang dimaksud adalah perbedaan tinggi di
atas air laut kesuatu titik tertentu sepanrang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara
tltik-titik akan dapat ditentukan dengan sans sumbu pada pesawat yang ditunjukkan
pada rambu yang vertikal.
Tujuan dari pengukuran menyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua
titik yang diukur. Bila salah satu titiknya telah diketahui ketinggiannya terhadap
permukaan air laut, maka ketinggian titik yang lain dapat ditentukan lewat peng-
ukuran.
Dalam bab sebelumnya telah dibicarakan cara pengukuran ketinggian dengan
alat-alat soderhana yang mempunyai keuntungan tersendiri, tetapi yang paling tetap
dan teliti adalah menggunakan pesawat sipat datar.

Garis bidik

t
I
hA
hB

t,

Gambar 5.1.

107
Dengan pesawat sipat datar kita dapat menentukan selisih-selisih ketinggian
melalui suatu bidang horizontal. Garis bidik adalah suatu garis horizontalyang me-
nembus titrk tengah teropong. Apabila teropong berputar maka garis bidik akan
membenruk suatu bidang dan bila teropongnya horizontal maka garis bidiknya pun
akan horizontal. Pada saat menentukan beda trnggi antara titik A dan B, garis bidik
harus dalam keadaan horizontal. Leuat g,rris bidik yang horizontal kita mengukur
tinggi garis bidik dari tanah baik di titik .{ maupun di titik B.
Bumi mempunyaipermukaan ketinggi:n r:ng tidak sama atau mempunyai selisih
tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dap:r .|ketahur maka tinggi titik kedua
dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama cikerahur tineginva.

B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar

Ada beberapa macam pengukuran menyipat datar di antaranya:


1. menvipat datar memanjang, yang dibedakan lagi menjadi:
a. memanjang terbuka;
b. memanjang keliling (terrutup);
c. memanjang terbuka terikat sempuma;
d. memanjang pergi pulang;
e. memanjang double stond.
2. menyipat datar profil. yang dibedakan menjadi:
a. profil memanjang;
b. profil melintang.
3. menyipat datar resiprokal
4. menyipat datar luas
Dalam bab ini hanl'a akan disajikan pengukuran sipat datar memanjang, baik
terbuka maupun keliling.

Dalam siruasi tertenu, jarak antara dua titik, yaitu titik A dan titik B yang harus
dibedakan tingginya, dapat panjang sekali dan tidak dapat dijangkau oleh pita ukur.
Rambu ukurnya tidak terbaca atau terbaca namun kurang teliti, dan garis-garis bidik
tidak memotong mistar karena jatuh di bawah atau di atas mistar, Pada kondisi ini
jarak antara titik A dan titik B dibagi dalamjarak-jarak yang kecil, sehingga peng-
ukuran dapat dilakukan dengan mudah. Cara pengukuran seperti ini disebut peng-
ukuran menyipat datar memanjang.

C. Syarat-Syarat Alat Sipat Datar

Pengukuran sipat datar memerlukan dua alat utama yaitu sipat datar dan rambu
ukur alat sipat datar. Biasanya alat ini dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk
mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat dan unting-unting untuk men-
dapatkhn kedudukan alat tersebut di atas titik yang bersangkutan. Dua alat ini me-
miliki persy aratan tersendiri.

1. Pesawat Sipat Datar

Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat ditemukan pada beberapa alat
berikut.

108

it,'riiirlililli:r ir,,ili; :rlj;


a. Dumpy Level

Alat sipat datar inimempunyai kelebihan yaitu teleskop-


nya hanya bergerak pada suatu bidang yang menylldut 90o
terhadap sumbu rotasinya. Alat ini adalah alatyang paling
sederhana. Bagian-bagian dump.v level meliputi trivet stuge
(landasan statif), levelling sc/?rs (pengatur nivo). tribrach
( landasan ketiga sekrup). teleskop (teropong), dan spirit level
(niro tabung). \'ane harus diperhatikan dari pesawat ini
adalah jika gelembung nir o tabung berada di tengah berarti
sumbu c-c setejer s,.:n:bu b-b sumbu c-c tegak lurus sumbu
ke satu.
S.varat-.'.::'. r.:i sipat datar dumpy adalah: Gumhot' 5.2, Dumpt' Let'el

l) sari: :r:;':.;..1:ar benang silang harus tegak lurus pada


SLilll ^.. r.':]fu.

2) garls :,.:i ;3y{-rpong harus sejajar dengan arah nivo;


3) elrflS -rilr. ::\rr harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
Petunjuk fienSr\rr'riS.rt -lwnplmulai dengan menyetel statif, arah sumbu diatur
oleh kepala t/t,rc'iiiii-g ,;.-i.i. n.'lat paralel disekrupkan pada statif, sumbu irotasi
teleskop tegak lurus drdapat ..icnc.lii .lra menvetel secara tepat, tabung gelembung
pada teleskop diputar sampai sejalar densan sekrup penyetel, sekrup penyetel di
putar sampai gelernbung berada di ten\rah. tabung diputar 90" dan gelem-
-eelembung
bung udara disetel dengan sekrup tisa. Pekenaan inr diulang-ulang agar gelembung
udara tepat berada di tengah. .lika sudah dr teneah berarti teleskop sudah terletak
pada bidang horizontal. Dumpy /elel merupakan pesasat sipat datar lane sudah
lama dan mempunyai lima bagian utama sepefit tersebut di atas.

sumbu vertikal -1
mur-mur penyetel
nivo secara
permanen

+, objektif

-\ Pelat
paralel
,z/
Vry_ sumbu_sumbu
sekerup penyetel

Gambar 5.3. Bagan penyipat datur duntp.t'lang penting

(a) 't'
{ _ryye__
(b)
3l
t
. z',
tt t'ol 't
Gambar 5.4. Menyetel penyipat datar dumpy.

109
a

Gambar 5.5. Dn ntitt.tni i:.titi! leyel


b

b. Tilting Let e I

Perbedaan rilrittg level dan durnpy level adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa
bergerak seiaiar dengan plat paralel di atas. Penl'etelan pesawat ungkit ini lebih
mudah dibandingkan dengan dumpy level, setelah sekrupnr a sampai nivo lingkaran
benar-benar sentral berarti alat ini sudah datar. Pesasat r:itirtg level teropongnya
dapat diungkit naik atau turun terhadap sendinya, dan rnenrpunl ai dua nivo yaitu
nir o kotak dan nivo tabung.
Dalam tilting level terdapat sekrup pengungkit teroponc dan hanya terdiri dari
tiga bagian saja. Sekrup pengungkit dipakai untuk mengatur gelembung nivo tabung
agar tepat di tengah+engah sejajar teropong. Pengungkitan akan mengubah gelem-
bung nivo dan menggerakkan posisi teroponu pada kedudukan mendatar. Bagian
tilting level yang utama adalah dudukan alat. terrrprrng. dan niro utama.
Pengoperasian agar garis kolimasi sqatar sumbu niro adalah menggunakan
metode patok sebagaimana halnya penvetelan instrumen sipat datar tabung dan
menyetel sekrup pengungkit agar gradasin\ a (a - r ) pada rambu dapat dibaca.

sekru p
pengu ngkit

Gambar 5.6.
Kon.s tr r tks i i n s tnmte n s ipot dol or u n gkit it ilti n g.

Gombar 5.7. Instrumen sipat dutar ungkititilting.

110
,o@@@@o@@@

ir

@
@
@

1. Lensa objektif (depan 11. Sekrup penyetel pegangan


2 Lensa objektif (belakang) 12. Pusat
3. Lensa pengfokus 13. Lingkaran horizontal
4. Kilimator pembidik '14. Landasan speris

GunL.ur ! LlLttLtr olonlalti\ 5. Prisma kompensator 15. Sekrup krem andasan speris
6, Prisma tetap 16 Sekrup pularan horizontal
7. Pelembab '- Se<'-: ::^..rpa1-cjatar
B. Prisma pemilih
1 a ). ,- :-.a(rn
-l c:." ,-da<an
9. Pegangan
10. Lensa pembidrk

Grnil,,tr -i. !. [7771-t17'i11. ' ,': /' i'iiL/1 l0l0r otonlolis.

c. Attomatic' Let'el
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi
tergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan
bidang nivo kotak rnelalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul
menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang
" dikendaki.
Bagian-bagian dari alat sipat datar otonratis di antaranya: kip bagian bawah
(sebagai landasan pesa\\ at ) ans menurllpu pada kepala statif), sekrup penyetel
kedataran (untuk menyetel ni\ o). tr'ropong. ni\ o kotak (sebagai pedoman penyetelan
rambu kesatu yang tegak lurus nilo), lingkaran rnendatar (skala sudut), dan tombol
pengatur lbkus (menyetel ketajaman gambar objek).
Keistimervaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang
melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun surnbu optik
alat tersebut tidak horizontal. Pesawat ini muncul karenau,aktu menyetel instrumen-
instrumen penyipat datar memerlukan banyak waktu dan selama pentbacaannya pun
selalu diadakan pengontrolan apakah gelembung uap berada di tengah-tengah nivo.
Oleh karena itu. timbul kebutuhan akan penyipat darar otomatis.
Pengoperasian alat ini dirnulai dengan memasangkan pesawat pada suatu kaki
tiga dengan bantuan ketiga sekrup penyetelkita arahkanpadanivo kotak. Pembidikan
instrumen pada sebuah bak dilakukan dengan cara yang sama seperti pada instrumen
penyipat datar tradisional, yaitu diarahkan dan disetel secara cermat dengan sekrup
penyetel halus. Benang-benang silang dan gambaran objek disetel dan diatur.
Syarat utama dari alat ini adalah garis pada nivo tabung harus sejajar dengan
garis bidik dan pengontrol instrumen juga merupakan syarat yang harus ada.

t1l
I
ar darr rambu I

I I

I
---t
---l I
L
----t

lensa perlc, -s

Guntbut' 5. I 0. Dus,ri. i,.,; i, I l, t t' () I (t n1i tl I \'

Dalam gambar di atas, sinar mendatar d.rri rambu menembus lensa objektif
pada ketinggian A. perpotongan benan_s ril.rn::. Ruang yang terlihat adalah tempat
prisma. beberapa di antaranya bebas berar r.rn :rllrCfti bandul teredam. Karena sifat
gerakan ini. maka prisma memantulkan sinr.rr r::rg nrclalui A secara horizontal untuk
semua posisi teleskop.

ii

I (lumbor 5.1 l. Karn utrtontutit' lcycl

2. Rambu Ukur

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi


bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari kayu atau
antara garis
campuran logam aluminium. Ukurannya, tebal 3 cm - 4 cm , lebamya + l0 cm dan
panjang 2 m,3 m,4 m atau 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus
karena sering dipakai.
Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan ukuran dalam
desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.
Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis
dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada
bidang lebamya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat
dasar putih agar saat dilihat
darijauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter
terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwama merah.

n2
Fungsi rambu ukur adalah sebasai alat banru dalam menenrukan beda tinggi
dan mengukur jarak dengan nrenssunak:n pesJ\\ai. Rambu ili,..r :r:sa:ra
dib:ca
langsung oleh pembidik.
Berdasarkan br'ritik hiintlhra. ranrbu clikelornpokkan nterlach dua nracanr
a. Rambu nesatii r r. r aitu ratlbu yang letak angkanya terbalik. Letak huruf sama
hanra huruth,va yang terbalik, angka nolnyatetap dibawah. Rambu ini diper-
untukkan bagi pesawat yang belum dilengkapi lensa pembalik.
b. Rambu positif (+), yairu rambu yang letak angkanya tegak. Letak huruf dan
angka nol tetap berada di bawah. Rambu ini diperuntukkan bagipesawat yang
sudah dilengkapi dengan lensa pembalik. pesawat yang sekarang banyak
dipakai
sudah memakai rambu ini.
Pembacaan rambu ukur dapat dilakukan oleh pembidik dengan melihat lensa
di dalam pesa\\'at dengan cara: mulai milimeter, sentimeter, desimeter, dan meter,
milimeter, sentimerer, desimeter di belakang koma, yaitu 0,000 atau M, DCM :
meter, desi senri mili. misal 1.250.

i !-,-1r
0 !r:t!
-
+i
f; r
T
'?,,
HE 50
I
mm=5

II
-
0.910
0.900
-
- Ti

Keterangctn:
seliapsutu
R.;

I i/i,o.r..r - .:.-
EIT
t=
EIY
lomm

I
Pada gambar dalam teropong akan terlihat J iracam Denlnq. r aitu benang
atas.
bawah, tengah, tegak. Adapun yang dipakai dalam perhitungan adalah bacaan benang
tengah. Akan tetapi, pembacaan terhadap benang tengah belum tentu benar.
sehin_uga
dalam pengukuran harus diadakan koreksi pembacaan. Rumus-rumus unruk mencari
koreksi atau kebenaran pembacaan benang tengah atau mmus koreksi pembacaan
rambu adalah:

Benang atas

Bacaan benang atas


Benang lengah

Benang bawah Bacaan benang tengah

Benang tegak
Bacaan benang bawah

113
a. pembacaan benang atas dikurangi pembacaan benang tengah = pembacaan
benang tengah dikurangi pembacaan benang bawah

BA-BT=BT-BB
b. pembacaan benang atas ditambah pembacaan benang bawah = dua kali
pembacaan benang tengah.

BA+BB=lBT

pembacaan benang atas ditambah pemb:caan benang bawah kemudian dibagi


dua = benang tengah.
BA+ BB
':t =BT

1.9s Contoh:

bacaan benang atas = ::: .

bacaan benang tengah = ..--{-i


bacaan benang bawah .. :: 1

koreksi pembacaan:
Dengan rumus 1 BA - BT = B. - 3)
l.il-i-I.:i: = .-i:- ..:5
l-r.r'r- = . ,- :er.inr pernbacaan benar
2,152
rumus 2 B.{-BT =:BT
2.20
1.-r:-<-:..:-< = l.r1.l,i5 t

l.5l = 1.51 berarti pembacaan benar


rumui_l Bl-BB= BT

P ent
Gambar 5.14.
bac aan rambu r kn' negoti
r f r.i=Uqi = 1,255
-1,255
= 1,255 berarti pembacaan benar

Di dalam pengukuran tidak usah digunakan ketiga-tiganya, cukup gunakan salah


satu dan rumus di atas, bila hasilnya seperti di atas berarti pembacaan sudah benar.

Contoh lain:

bacaan benang atas = 1,535


bacaan benang tengah = 1,420
bacaan benang bawah = 1,325
Koreksi pembacaan: BA - BT = BT - BB
1,535 - 7,42 :
1,42 - 1,325
0,115 = 0,095 berarti pembacaan harus
diulangi karena hasilnya tidak benar.
Dalam pembacaan rambu, koreksi adalah keharusan, karena pembacaan rambu
akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Akibat dari ketidaktepatan pembacaan
rambu dapat mengakibatkan beda tinggi dan data yang didapat tidak benar.
Cara memegang rambupun akan mempengaruhi hasil pembacaan, untuk itu
harus dibantu dengan nivo dan letak tangan terutama jarilari tidak menutupi angka
dan simbol dalam rambu. Jadi dalam memegang rambu diusahakan pada pegang-
annya atau jari-jari tidak menutup angka-angkanya.

114
Berkaitan dengan rambu ukur, terdapat syarat-syaratyangharus diikuti di
antaranya sebasai berikut.

a. Pembacaan rambu dimulai dari benang atas, dan baru benang tengah, benang
bawah.
b. Pembacaan rambu dilakukan pada ketiga benang dan tidak boleh langsung
hen::: :::ruahnya saja.
: S.:.:: r-,- - pembacaan rambu harus dilakukan koreksi terhadap pembacaannya.
&. :,:-r--: :-':*h dalam teropong diusahakan berhimpit dalam satu garis dengan
jl- : .--r_.:l r ang ada dalam rambu ukur.
: \3:-:-kan rambu harus tegak lurus (vertikal), har ini bisa dibantu dengan
-;ir;ts-unting atat nivo yang diletakkan pada rambu.
:. Saat pembacaan posisi rambu jangan terlalu banyak berubah-ubah (bergerak-
gerak).
g. Pembacaan rambu dilakukanjikapesawat sudah siap dioperasikan vans,liran,Ja
dengan letak gelembung yang berada di dalam pesawatberada di tensah-rensah.

Pembacaan rambu selain lakukan koreksi yang disebutkan : ,:"s. i.:srl pem-
bacaan rambu dapat juga digunakan untuk menentukan j3.:rr'.,:s diukur antara
pesa\L'at dengan rambu, jarak yang diperoleh dari hasil hr:::_:.: r:,-.lan rambu
disebut
jarak optis. Rumus-::: -s ::::\ ,.::.. ..-: -.: . :,::.:.;aan rambu adalah:
:::::::k::
a, (Bf-BBi '."'=-=:,.: .:..
b. [lge - Brr - rB: BB . . ,, = -:::r. rrrriS
Keterangan: BA =
BT :
benanc .l:;s
benan_u tenurh
rEEvl1
lEs
ti-
l-
lil
rL i-rll
, il,
ll
il
ll
TE__

l=
il-
ll-
lt
ll-
BB : benans barr rh
I:
I L
I >
I
Iil..iil\
ED
ldlh
I-
lt
t_
Contoh: IETHP IE
bacaan benan-gatas = I _11_< ]FZT- E
" bacaan benang tengah = 1.1-i5
bacaan benang bau'ah : 1.185
l=3ll
|-ilil-

il-ilil-
tE_A)t
lE
tF
a. Jarak optis (BA - BB1 x 1gg
( 1,325 - 1.1 85) x 196
Gambar 5.15. Rambu trkur dilihat dari terctL., ,::
0,14 x 100
14 meter
b. Jarak optis [(BA - BT) - ler BB)] x 169
[(1,325 -
1,225)-r (1,225 - 1,185)] x lgg
= [(0,07) + (0,07)] x IQQ
[0,14 ] x lgg
14 meter

D. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Beda Tinggi

Ada beberapa sumber kesalahan pada pengukuranbedatinggi, sebagai berikut.

Kesalahan yang disebabkan oleh rambu ukur adarah sebagai berikut.

1' Kesalahan skala rambu yang sudah lama tidak dikalibrasi dan tidak dikoreksi.
2. Penempatan rambu yang tidak betul-betul vertikal, kesalahan akibat terjadinya
kemiringan rambu dapat membuat elevasi yang didapat tidak tepat, jika rambu

I l5
condong ke depan maka elevasi yang dibaca lebih rendah dari elevasi yang
benar. Jika rambu condons ke belakang maka elevasi yang dibaca lebih tinggi
dari elevasi yang benar. Jika rambu condong ke samping kiri atau kanan menga-
kibatkan garis vertikal pesawat tidak sejajar dengan garis vertikal pada rambu.
3. Rambu terbenam karena tidak ditempatkan pada tumpuan yang keras, lokasi
penempatan rambu dilapisi tanah lunak. Sebaiknya ditancapkan patok terlebih
dahulu sebagai landasan rambu.
4. Permukaan ujung rambu tidak rata, karena sering dipakai ranrtu lnenjadi tidak
rata dan agak miring.
5. Sambungan rambu yang tidak sempurna terutama pada tipc' perparlangan.
6. Kesalahan dan kebingungan dalam membaca rambu.
1. Kesalahan graduasi nol rambu, penggunaan rambu yang tidak sanra untuk titik
mula dan akhir.
8. Pembacaan rambu yang jaraknya terlalu jauh akan mengurangi kc'relitian.

ffi
N 1 rI
I
I
I
{ru I
I
I
I
I
qkT+ I
!
!
il* ll rI
II.,NI I
!
I
I
I
T-- lk=;il r
lr I
a
EI
ll,kl
I
I
I
I
I
E-_
I
lkll
r-T--n
I
I
I
I
I
!
= E$ r
IT I c. Rambu ukur negatiJ
I
I
I
I
I
E:l
rl
t
I
I
I
rr l
rI
[E
I rl
I
I
I
I
-L --I
b. Rambu uhr positif. Rambu ukur

116
Berikut ini disajikan beberapa kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh instrumen
sipat datar.

1. Lokasi penempatan sipat datar ditempatkan pada tanah lunak yang tidak dilan-
dasi patok.
2. Pengaturan instrumen sipat datar pada gelembungnya tidak benar-benar di
tengah.
3. Penempatan sipat datar tidak dilakukan pada jarak 1'ang sama.
4. Kesalahan sumbu kolimasi, yaitu garis kolimasi tidak sejajar dengan sumbu
nivo tabung.
5. Kaki statif tidak tertancap betui-berul pada permukaan tanah, terutama pada
tanah yan-e lunak. nrengakibatkan statif amblas pada saat dioperasikan.
6. Kesalahan akibat lamanya rvaktu pengamatan yang akan meningkat secara Inier
karena amblasny'a instrumen atau rambu yang tidak vertikal.
7. Penembakan ke belakang dan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama.
8. Kesalahan akibat pandangan mata yang kurang cermat dan kurang terfokusnya
lensa mengakibatkan kesalahan yang bersifat acak, biasanya disebut kesalahan
paralaks.

Adapun kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh pengaruh alam antara lain
sebagai berikut.

1. Pengaruh lengkung bumi: pemukaan bumi tidak datar akibatnva lengkung bumi
harus diperhitungkan jika ingin mendapatkan perhirunean i ans baik.
2. Pengaruh sinar matahari langsung: sinar matahari dapar mengubah kondisi alat
sipat datar dan mengubah garis kolimasi, juga menyebabkan pemuaian parsial
pada alat sipat datar.
3. Pengaruh refraksi cahaya: pengaruh ini akan menyulitkan pembacaan rambu,
cahaya di atas permukaan tanah direfraksikan dan mengganggu pengukuran.

E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi

Dalam pelaksanaan pengukuran menl rpat datar unruk menentukan beda tinggi
antara dua titik, ada tiga cara per{,r\lrl: lnenr ipat datar. Ketrga cararteknik peng-
ukuran ini didasarkan pada peni:.::.:,-. -i'.if,tn\a.
1. Pesawat didirikan pada salah
satu titik. garis bidik
Pesawat didirikan di atas trtrir
A, dan diukur tinggipesas at-
1
nya dari permukaan tanah Tp

hingga lensa pesawat (TP r.

Pada titik B didirikan rambu BT


dan baca benang tengahnya. _*_

maka beda tinggi antara titik


D = jarak
A dan titik B = tinggi pesawat
dikurangi benang tengah. Gambar 5.17

ll =Tp'* bt

t17
Pesawat didirikan di antara
dua titik.
Pesawat diletakkan di antara
dua titik, A dan B. Didirikan
rambu pada titik A dan B dan
a
baca benang tengahnya, ma-
sing-masing bacaan belakang

t dan bacaan muka. Beda tinggi


antara dan titik B =
titik A
bacaan benang tengah bela-
u-u.'uz-l
kang dikurangi bacaan benang
Gambar 5.18. tengah muka.

BT =B * M

3. Pesawat didirikan di luar titik A dan titik B


:\
;=
--
\

l.---"--D-l
Gamhar -\.19. Gunthur 5.)rt

Pesawat didirikan di luar titik A dan titik B, dirikan rambu dititik A dan
atas
titik B. Baca benang tengahnya, masing-masing benang tengah di trtik A dan
:
benang tengah di titik B,. Beda tinggi di anlara dua titik A dan B bacaan
benang tengah di A dikurangi bacaan benang tengah di B.

BT=bto-bt*
Teknik ketiga ini dilakukan dalam keadaan terpaksa jika harus melalui rintangan
niisalnya sungai dan tidak memungkinkan penggunaan cara pertama dan kedua.

Dari ketiga teknik pengukuran beda tinggi di atas, cara kedua yaitu dengan
meletakkan pesawat di antara dua titik adalah cara yang paling baik dan iebih teliti.
Hal ini disebabkan karena dengan cara kedua ini kesalahan dapat diperkecil, terutama
kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak sejajar dengan garis arah
nivo (gelembung).

F. Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar

Seperli yang dijelaskan di atas tentang teknik pengukuruan pen,vipat datar ada
tiga macam, maka teknik perhitungannya masing-masing berbeda, yaitu:

118
l. Pesawat di atas salah satu titik.
Beda tinggi antara kedua titik adalah

BT=Tp-Bt

Keterangan:
Tp : tinggr pesau,at
Bt : benang tengah
BT : beda tinggi
B
Contoh: 1.-D-->l
(,untlrttr 5.2l
Di titik A.
Tinggi pesrri:t (Tp) : 1,35 meter
Di titik B.
bacaan ber.ins atas 1,435 meter
bacaan t,e:::ng tengah 1,360 meter
bacaan ber;ns ba*'ah 1,285 meter

A Kontr.,. :embacaan rambu BA + BB=2.87


1,435 + 1,285 : 2. 1,360
2,72 = 2.72bbenar

Jarak optrs rlnu ,Jidapat = {BA * BB) x 169

= (7,435-1,285) x 169
= 15 meter

C. Beda tinggi antara 2 titik = Tp * Bt

= 1,35 - 1,36
: -0,01 (di atas garis bidik)
2. Pesawat di antara dua titik
Beda tinggi antara dua titik adalah BT=Bto*Bt*,
Contoh:
Keterangon:
Di titik A (belakang)
bacaan benang atas = 1,375 BT = beda tinggi
bacaan benang tengah : 1,309 Bt* = benang tengah
bacaan benang bawah : 1,243. di titik B belakang
Bt.= benang tengah

Di titik B, (muka) di titik muka


bacaan benang atas : 1,230
bacaan benang tengah = 1,764
bacaan benang bawah : 1,098

1t9
a. Kontrol pembacaan rambu

Di titiK A, BA + BB = 2BT

1,375 + 1,243 = 2.1,309


2,618 : 1,618 F benar

AB Di titiK B, BA + BB 2BT
F-d,
----*1.--dr.rl
D.----.---.-------.---.-----------.-------_l 1.230 + 1,098 2.1,764
Ganbar 5.22 2328 2,328bbenar
b. Jarak optis yang didapat
Antara pesarvat dan titik A : (BA-BB)x 1sg

(1,375 - 1,243.y r 1gg


13.1 meter

.\ntara pesa\\at dan titrk B = (BA-BB)x 100

(1,230- 1,098) x lgg


13,2 meter
Jumlah jaraknya

= antera pe$awat dan titik A + antara pesawat dan titik B


: 73,2 + 13,2
= 26,4 meter

c. Beda tinggi antara 2 titik = BtB - BtM

: 1,309 - 1,164

= 0,145 meter
Pesawat di luar kedua titik
Beda tinggi antara dua titiknya adalah =

BT = Bte - Bte Keterangan:


BT = beda tinggi
Bto = benang tengah di A
Bt, = benang tengah di B

Contoh pada bentuk (a).


Dititik A, Di titik B,
bacaan benang atas = 1,475 bacaan benang atas = 1,210
bacaan benang tengah = 1,400 bacaan benang tengah 1,225
bacaan benang bawah = 1,325 bacaan benang bawah 1,180

a. Kontrol pembacaan rambu

Di titiK A, BA + BB = 2BT

1,475+1,325 :2.1,400
2,8 = 2,8 =+ benar

120
Di titiK B, BA + BB 2BT

1,270 + 1,180 2.1,225


2.45 2,45 +benar
b. Jarak optis yang didapat

Antara pesawat dan titik A =

(BA-BB;x 1gg

= (1,475 - 1,325) x 196


= 15 meter
|.-dr------l
Antara pesawat dan titik B =

(BA-BB)x196 d2+l
l<- D+l
( 1.270 - 1,180) x l$$ Gontho,. 5 )-l
= 9 meter
Jarak antara titik A dan B adalah

= antara pesawat dan titik A - antara pesawat dax titik B

= 15-9
= 6 meter

c. Beda tinggi antara dua titik = BtA - BtB


: 1,400 -1,225
= 0.175 meter

Secara khusus. teknik perhirunuan i'ang disajikan di au-. ad.:.':. :B:: :*:+:
I
untuk menentukan beda tinggi antara ritik *aja. Padalel :a& tfli-r--j :t;r
datar.kitadihadrpr::.:rJ.::<t--itr::::i:':-:r:iis::ii:-;r-r.r,'.::r;-.-;
iru, diburuhkan hL':L':::i i;r.- r. t- .---+- -+ -:---r:r_.:6: {:- }.-- -:-::j
hasil pengukuran \rns .e::r::

1. Teknik penentuan beda tinggi antara ntrk airai dar titrk a"-ri:

Rumusnya: a. tsT = E(b) *I(m)


Keterangan:

b. g1=f,{+)_E(*) BT = beda tinggi titik anur,


awal dan akhrr

c. = jumlah bacaan rel"k'::


vPrirrkAwal
BT= TinggiTirikAkhir-Tinggi
ev llol
I(m) : jumlah bacaan muii'
Contoh: I(+) : jumlah bed-a ::::: -
a. Jumiah bacaan belakang (lb) = 18,321 m IC) = jumlah '.ec: :.:.:; -
Jumlah bacaan muka ()m) = 12,620 m
Maka beda tingginya = 5,701 m (naik)
b. Jumlah beda tinggi + (I+) = 6,596 m
Jumlah beda tinggi - (I-) = 1,195 m
Maka beda tingginya = 5,701 m (naik)
c. Tinggi titik akhir (B) 95,701 m
Tinggi titik awal (A) = 100,000 m
Maka beda tingginya 5,701 m (naik)
Jika hasilnya (+) berarti tanahnya naik dan
Jika hasilnya (-) berarti tanahnya turun

2. Teknik penentuan ketinggian titik jika tanpa koreksi yaitu

tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi beda tingginya

Contoh:

Tinggi I titik A = 100,000


Beda tinggi titik A dan titik 1 = 0,075
Maka tinggi titik I = 100,000 - 0,075
= 99.925 meter

3. Teknik penentuan koreksi beda tinggi

Rumusnya: a. At = X(B) - I(m)


Keterangan:

b. rt = X(+) - I(-) rt : koreksi beda tinggi

Contoh:

a. Jumlah bacaan belakang I(b) 1-.869 nr


Jumlah bacaan muka I(m) : 16.50-1 m
Maka koreksi beda tingginl'a = 1.106 m
b. Jumlah beda trnggr It-t 1.668 m
Jumlah beda tinggi li-l 0,362 m

Maka koreksi beda tingginya = 1,306 m

4. Teknik penentuan koreksi pada setiap titik

Rumusnya: a, At, = ?Ar Keturangan:


Atn = koreksi di titik ke-n
b. Afir= S*o, dn = jarak di titik ke-n
In : jumlah jarak
At = koreksi beda tinggi
11 = jumlah titik yang diukur
Contoh:

a. Koreksi beda tinggi = 1,306 m


Jumlah titik yang diukur = 15 buah titik

Maka koreksi setiap titik = lJa6 :0,08706 m

b. Jumlah jarak seluruhoyu : 350,000 m


Koreksi beda tinggi = 1,306 m
Jarak titik A ke titik I : 23,33 m

t22
dn
Maka koreksi di titik tersebut adalah A tn = XAt
ED

:# x 1'306

: 0,08706
ditulis -0,08706
Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap
positif dan sebaliknya jika koreksinya positifmaka dalam perhitungan dianggap
negatif.

5. Teknik penentuan ketinggian titik jika ada koreksi


Ketinggian titik-titik yang diukur = tinggi titik sebelumnya ditambah (+) atau
dikurangi (-) beda tingginya dan ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan harga
koreksinya.

Contoh;

Tinggi titik.\ = L l,l( l.l,lr-,{ rl,l il:


Beda tinggi titik A dan titik B -l.l 0rU nr
Koreksi di titik B -0,8706 m
Maka tinggi titik B = 97,8050 m
Penggunaan rumus-rumus koreksi biasanya dipakai pada bentuk pengukuran
dengan metode menutup atau keliling di mana titik awal juga merupakan titik akhir
dari pengukuran, yang berarti tinggi awal harus sama dengan tinggi akhir pengukuran.
Namun terkadang hasil pengukuran yang diperoleh tidak tepat, tetapi ada keiebihan
dan kelebihan ini drjadikan sebagai koreksinya.

G. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

Untuk dapat menggambar diperlukan daftar pengukuran yang sudah siap untuk
digambar. Artinya data-datatentang jarak dan tinggi titiknya sudah dihitung dengan
baik. Untuk menggambar hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Siapkan kertas gambar milimeter dan alat-alat gambar yang diperlukan.
2. Pada bagian bawah kertas milimeter buatlah empat buah garis mendatar berjarak
2 cm.
3. Pada garis pertama untuk menuliskan titik-titik utama maupun titik-titik detail
yang berjarak sesuai dengan jaraknya masing-masing. Jarak ini diukur berdasar-
kan skalajarak.
4. Antara garis pertama dan kedua, untuk menuliskan jarak masing-masing titik
yang diawali dari titik pertama dengan jarak 0,00 meter,
5. Antara garis kedua dan ketiga, dipergunakan untuk menuliskan ketinggian
masing-masing titik.
6. Antaragaris ketiga dan keempat unfuk menuliskan persentase kemiringan suatu
rencana proyek. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagijarak dan dikalikan
100%.
7. Pada garis keempat untuk menuliskan jarak setiap 5Q meter (0,5 hm) yang
dimulai dari titik pertama dengan jarak 0,00 hm.
8. Melalui titik-titik pada garis pertama tadi buatlah garis tipistipis ke atas, dan
pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala
tingginya. Banyaknya garis tergantung beda tinggi antara titik tertinggi dan
titik terendah.
a. Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter, misalnya:
+17 9,560 dibulatkan menjadi 80,000.
1

b. Tentukan titik terendah dan dibulatkan ke bawah dalam meter, misalnya:


-161,520 dibulatkan menjadi 1 67,000.
Dari data di atas, maka jarak tertinggi dan terendah adalah 3 meter yaitu
180.000 - :
3,000 meter, sehingga skala tingginya sudah didapat'
167.000
g . Tenrukan letak dan kedudukan masing-masing titik berdasarkan ketinggian profil
rnem3nang :tau hasil pengukuran beda tingginya.

Dalam mensi::'.r:r hasrl pl'ngukuran beda tinggi diperlukan dua jenis skala,
yaitu skala jarak tskai; pir-.,:.i , c;r skaia tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil daripada
skalatinggidanbiasanradiouarskaiatinsci l0kalilebihbesardariskalajarak.
Alasan menggunakan skala rang berbcd: adalah bahr.va biasanya jarak me-
manjang jauh lebih besar dari pada jarak pada beda tinggini a. Bila kita menggunakan
skala yang sama dengan skala kecil, maka panjang dapat kita gambarkan, tetapi
beda tinggi tidak dapat digambar. Demikian pula sebaliknya bila digunakan skala L
yang besar, maka beda tinggi dapat digambarkan, tetapijarak memanjang tidak dapat
digambarkan.
Besar skala tinggi biasanya diambil 10 kali, 50 kali, atau 100 kali dari skala
panjang. Hal ini sangat tergantung dari daerah yang diukur. Untuk itu diperlukan
kejelian dalam memilih kedua skaia agar hasil pengukuran dapat digambar dengan
baik.

100,000

99,500

98,500

96.500

50,00

(iambar 5.24. Contoh penampang proJil.

124
H. Nlengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat
Datar

Pengukuran beda tinggi yang akan dilaksanakan adalah menyipat datar


tnemanjang terbuka jarak langsung dan tertutup jarak optis. Dengan dua bentuk
tersebut, dapat memberikan dasar kemampuan untuk mengukur, menghitung dan
menggambar pada bentuk menyipat datar yang lain.

l. ^ltenyipat Datur Memanjang Terbuks Jsrak Langsung

Pengukuran terbuka jarak langsung adalah pengukuran yang dimulai dari titik
tertenru dan jarak diukur langsung dengan pita ukur.
Hal pertama yang akan kita pelajari adalah menyipat datar memanjang terbuka
jarak langsune. Langkah kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Tu.jutut

Dengan disediakan seperangkat pesawat waterpas (sipat datar) diharapkan dapat:


1) menr etel pesa\\'at sipat datar hingga siap untuk dioperasikan dengan cepat
dan benrr:
2) melakukan pengukuran menyipat datar memanjang terbukajarak langsung;
3) menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antar dua titik.
beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir, dan ketinggian masing-masing
titik yang diukur:
4) menggambar profil memanjang dari hasil pengukuran.

b. Petunjuk lJmum
l) Pengukuran menyipat datar memanjang terbuka adalah pengukuran meman-
jang, dimana titik awalpengukuran diketahuiketinggiannl'a. sehingga titik-
.i titik yang lain dapat dihitung ketinggiannya.
2) Pelajari lebih dahulu lembaran kerja dengan sebaik-baiknya sebelum
memulai pengukuran.
3) Kerja sama antara kelompok sangat diperlukan.
4) Jaga peralatan jangan sampai ada yangketinggalan.

c. Alat-Alat Kerja

Alat-alat yang dibutuhkan adalah: pesawat waterpas, statif, pita ukur, dan rambu
ukur.

d. Lokosi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

125
Gambar 5.25

e. Keselamatan Kerla

1) Pesawat harus selalu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan.
2) Gunakan bagian pesawat sesuai dengan tungsinya masing-masing.
3) Hati-hati dalam memasang, mendinkan. maupun membawa pesawat.

f Langkah Kerja

1) Siapkan semua peralatan tersebut di atas se:el..::r nremulai pengukuran.


z) Menuju ke lokasi pengukuran, ukur iarak :::.:: I rrtik A dan B dengan
pita ukur, bagi dua sama panjang unnrk ir.lrli :esa\\'at. misalnya titik Pr
(Catat dalam daftar pengukuran).
3) Dirikan pesawat di atas titik P1 dan seiei :::ig.l sr.ip untuk dioperasikan.
4) Arahkan pesawat ke titik belakang t.\ r r;ng t.'i:h dtpasang rambu ukur,
baca benang tengahnya dan dikontr..l keLrenarannl'a dengan membaca
benang atas dan bawah (catat dahi:: J":ar pen-uukuran).
5) Pesawat diarahkan ke titik muka tB r r:ng telah berdiri rambu pula, baca
benang tengahnya dan dikontrol kebt'nrrannr a dengan bacaan benang atas
dan bawah. (Catat dalam daftar pergr:kuran L

6) Ukurjarak antaratitik B dan titrk C.,terg:n prta ukur. Bagi dua jarakini
'ncnkutni a. misal di titik Pr.
sama panjang untuk tempat pesa\\ at
1) Dirikan pesawat di titik P., setel hingga siap dioperasikan, lakukan langkah-
langkah kerja dan nomor 5) dan 5 r.
8) Demikian seterusnya hingga penuiikuran selesai pada titik terakhir yang
ditentukan.

g. Gambar Kerja

t26
l+- Pz- 6, ,l
dr
--

Gambar 5.27.

h. Tahei Hasil Pengukuran

Bacaan Rambu
Pesan.li \omor Titik Jarak (m)
Belakang Muka
Pi
\ 1.311 r - '. I ll I

Anali.sis Dtlt,; .:).,. :.,- .,''.;i:

1) \lencan be.r::.:5_:: ttnra 2 titik


Rumusnya: Bt: Bt. - Bt-.

Keterangan:
Bt = beda tinggi antar 2 titik
Bt, = bacaan benang tengah belakang
Bt,, = bacaan benang tengah muka

Dalam perhitungan ini beda tinggi antara:


titikAdantitikB = 1,327 - 1.365 : -0,044
titikBdantitikC :1,440 - 1,480: -0,040
titik C dan titik D = 1,460 - 1,330 : 0,130
titik D dan titik E : 1,560 - 1,220: -0,340
titik E dantitik F : 1,320 - 1,260 : -0,060
titik F dan titik G = 1,430 - i,370 = 0,160

i_
2) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir
Rumusnya:

a, BT = I(B) - Ir\l)

BT = bedatinggititikawal I(M):1,365- i.:: - -1-: - 1.110+ 1,260+ 1,370:8,025


dan akhir BT : I(B) - Ir\1
I(B) : jumlah bacaan belakang : 8,531 - S.li:j
I(M) = jumlah bacaan muka = 0,506 (naik r

b. BT = I(+) - I(-)
Keterangan. I(+) : 0,130 + 0.11(.,- . r, = rt.59

BT : beda tinggi titik awal I(-) : 0,044 + 0.0-1[t


dan akhir BT : ,(+) _ I(_)
I(+) : jumlah beda tinggi positif = 0,59 - 0.081
I(-) : jumlahbedatingginegatif = 0,506 (naikt
3) Mencari ketinggian titik 1.:: : -' --
Tinggi masing-masing titik \ 3t: J:*.'*' :-: .- . ::gi ritik sebelumnya ditambah ,
: :'-:::rungan ini tinggi masing- '
atau dikurangi dengan beda r::.:g.:. -' ' '-'
masing titik adalah:
I QQ.!r.tr r.
*'.
tinggi titik A ditentukan = '..'

tinggititikDtingginr: = v-.- -- . .-:"='r|{r.r.U6


tinggi titik E ttnggrr,,j =' r''.'lt' - r1.-i{tt = iUU.i86
tinggi titik F tingg:nr: = irxl.-ii6 - 0.060 : 100,446
tinggititik G tinggrnra = 100.{-16 * 0,060 :100,446

Hasil perhirunean-perhirungan di atas dapat dimasukkan dalam tabel sebagai


berikut.

Nomor Pembacaan Rambu Jarak Beda tinggi


Tinggi
Titik Belakang Muka (m) +

A 1,321 23,0 0,044 100,000

B 1,440 1,365 99,956


24,00 0,040
C 1,460 1,480 99,916
20,50 0,1 30
D 1,560 1,330 100,046
20,60 0,340
E 1,320 1,220 100,3 86
20,80 0,060
F [,430 1,260 100,446
21,00 0,060
G 1,370 100,s06
129,90 0,590 0,084
Jumlah 8,531 8,025

128
Untuk menentukan beda ting,ei antara titik au,al dan titik akhir dapat dilakukan
dengan melihat tinggi titik aual dan ringgi titik akhir.
Bt = Tinggi titik akhir-tinggi iirik :rr ai
= 100,506 - 100.00(r
: 0,506 (naikt
Temyata hasil r anc drp.'rtrleh tetap sar..: ', : :- -t1.506, sehingga dapat dikatakan
bahwa perhinrngan di atas benar.

l. Menggambar Hasil Pengukururi

Langkah-langkah penggambaran ;J: j :.:r:.:. xrikut.


1) Pada kertas gambar bagian 'r',,.: : : ,: j g.rns yang berjarak 2 cm.
2) Pada garis pertanta unruk : .- - :r :- . . -..t.r urama yang sesuai dengan
jaraknya masing-masin5 . .-,. - :,: -' ::.::J\:n skala jarak titiknya adalah
A, B, C, D, E, F. G.
3) Pada garis kedua uni.... --- - -. i- :::.r-_t.trik antara kedua titik yaitu
23.0,24,0A 10'5tt: l'''^ -
-
'
4) Antara -uaris pcrt:::r J.:- :--' .- t-.:. -,:" unruk ntenuhskan jumlah jrak
titik-titik\ans:i j: j j - --= I -. -.- :.:tulardantitikaualpengukuran
yaifu0.0oo. l: , -- I --: r.n'la.9fr

titikr::.:: -.--. - - , , -- -:- -'- ''- r -: ",i'i :'.6 1f)f).JJ6:


l0t r.-< ^
6) .\:.:-,:, -:I . ..-..-r: --:l-. r,';t]..'.:. ..1....:. ",1... ...;'- ..-l'.L--:'- .-.;... l.'l'.-
.:1- l:r\11 . \ JttL. =
Betla ti.eei
x t00o/o
l;-
Kemiringan titik .{ dan titik B = ee'e59. : -0,191 (turun)
#Faaa
x 100%

Kemiringan titik B dan ririk C =


q'q!r..el95 x 100% :
-0,166 (turun)
Kemiringan titik C dan titik D =
1(!!{-#t" x 100o/o = 0,634 (naik)
Kemiringan titik D dan titik E : l(x)j^81E0 1-00'J46
= , 100% 1,650 (naik)

Kemiringan titik E dan titik F -


100''+'{t - 100'386
x 100% : 0,288 (naik)

Kemiringan titik F dan titik 6= 'l-0'0.5il6ftljfA446 x 100%: 0,286 (naik)

7) Letaklian besamya jarak setiap 50 meter yang dimulai dari titik pertama dengan
jarak 0,000 meter pada garis keempat.
8) Buatlah garis-garis tipis ke atas, melaluititik-titik pada garis pertama dan pada
bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tinggi-
nya.
e) Tentukan titik tertinggi dan terendah kemudian dibuat intervalnya. Dari hitungan
tinggi titik di atas, titik tertinggi dari hasil hitungan adalah 100,506, dibulatkan
ke atas menjadi 100,600, dan titik ini terletak di titik G. Titik terendah dari
hasil perhitungan adalah 99,916, dibulatkan ke bawah menjadi 99,900 dan titik
ini terletak pada titik C. Jadi ada 7 tingkatan/interval yaitu 99,900; 100,000;
100,100; 100,200; 100,300; 100,400; 100,500.

119
TA,

!.-
_=

m'st
o
O.
O
O

o
@-
o
N

O I.BB Sa,',

o
q
o
I

09'/9 9ic t,

O
q
O
N

00 /, 9t6 66

O @_
o
N =-=
t-

00'e z v9b bb

O o_
O.
O
N o#

o
o
000'0 00'00 t O

c
G
o O O O O '6r v o
N- 6 o- o- C
O O O o
o o Cr-
O O O o F E
q)
:<

1l()
t0) Tentukan letakmasing-masing titikberdasarkan ketinggian masing-masing titik
yang bersangkutan dari hasil pengukuran.
1r) Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil memanjang
dari hasil pengukuran.
t2) Cantumkan skala tinggi dan skala mendatamya.

2. Menyipat Dstar Memanjang Tertutup (Keliling) Jarak Optis

Pengukuran keliling jarak optis dilakukan dari suatu titik tertentu dan berakhir
pada titik tersebut. Pengukuran jarak dilakukan tidak menggunakan pita ukur tetapi
dengan menghitung dari hasil pembacaan rambu. Langkah kerja untuk menyipat
datar memanjang tertutup (keliling) jarak optis adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Dengan disediakan seperangkat pesawat sipat datar diharapkan dapat:


1) terampil menyetel pesawat sipat datar sehingga siap untuk dioperasikan;
2) melakukan pengukuran menyipat datar memanjang keliling jarak optis;
3) menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antara kedua titik,
koreksibeda tinggi untuk setiap titik, ketinggian masing-masing titik yang
diukur;
4) menggambar profil memanjang hasil pengukuran.

b. Peruniuk L'mum

1 ) \lenr rpai daur keliling adalah menr ipat datar dimana :iik sr:. :r.:-.----
-3-.-ir,:l- ill.( .1..:,:: :e:S-j'-:::
i11oj
2l Pelala: .;t.t:r:r r -t: I -:-i-t -.-:j:r -=t -- - - : J:: i:- lr:---
ukuran.
3. Dalam p-[.ii-:::.::*.:- -;,--: >: ]
atas. benan { :i:..:: ::- :.: - .- . :.: .' : -

c. Alat-Alat Keja
Peralatan kerya i J:.! J.r*i-:.r:r. :r..:r: .:.r. l'::.:," :l : l
ukur, jalon, rol metelpita ukur. dan alat-aiar Ltlrl: uJ.L f'i_\ !i.1i

d. Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

l3r
e. Keselamatan Kerja

1) Pesawat harus seialu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan
hujan.
2) Gunakan bagian dari pesau at sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3) Hati-hati dalam memasang pesau,at, mendirikan pesawat maupun mem-
bawa pesawat.

Langkah Kerja

1) Siapkan semua peralatan seperti terse3 L:: dl lt3s sebelum mulai pengukuran
2) Menuju ke lokasi pengukuran dan dirikan p$a\\:: ir .rntara dua titik bela-
kang A dan titik muka B kira-kira di tengah+engah. oa:r stel pesawat hingga
siap dioperaskan.
3) Arahkan teropong ke titik belakang (A) yang telah didinkan rambu. Baca
benang atas, benang tengah dan benang bawah. Kontrol pembacaan rambu
ini dan catat dalam daftar pengukuran sebagai pembacaan rambu belakang.
4) Putar pesawat dan diarahkan ke titik muka (B) yang telah berdiri rambu.
Baca benang atas, benang tengah dan benang bawah. Hasilnya dicatat dalam
daftar pengukuran sebagai data pembacaan rambu muka.
5) Pindahkan pesawatkira-kira di pertengahan titik B dan titik C, aturpesawat
hingga siap untuk dioperasikan. Lakukan pekerjaan seperti langkah 3) dan
4). Semua pembacaan rambu dicatat dalam daftar pengukuran.
6) Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai pada titik yang telah di-
tentukan (titik terakhir).
1) Buatlah laporan hasil pengukuran dengan lengkap dan beful.

o
6' Gambar Kerja

Gantbar 5.30

P --P
Gambar 5.31

I )_
h. Data Hasil Pengukuran

Pembacaan Rambu
Belakang \lulia

Keterangon;
?:: lae-aan rambu yaitu:
B.{ = benang atas
BT = benang tengah
' .J'i'i
BB = benang bau,ah

i.5-1t,t 1.-1.15
0.66-1 1,322
I,t5t I,905
1,805
1.283
1,705

713
0,640
0,567

.^ 16
,.,.95]

l._r25

A I l.ls5

133
Analisis Data P engukuran

l) Mencari jarak optis


Mencari jarak muka dan jarak belakang di gunakan dengan rumus:

1={Ba-Bb)x 169

Keterangan:
J - jarak datar optis
Ba : bacaan benang atas
Bb = bacaan benang bawah
= selisih, berlaku untuk rambu tegak maupun rambu terbalik
100 = konstanta pesawat

'ul = 11.-{ meter


It'r'r = 10.6 meter
33,0 meter

Tr:rk B dar: titik P- = (1.085 - 1,025) x 100 = 6,0 meter


Titik P-dan titik C = 11.6.18 - 1,420) xx 100= 22,8 meter

JaraktitikB danC = 28,8 metet

Titik C dan titik P., : (0,943 - 0,767) x 100 : 17,6 meter


Titik Pr dan titik D = (1,568 - 1,322) x 100 : 24,6 meter
Jarak titik c dan D 42,2 meter

Titik D dan titik P, : (0,877 0.663 x 100 2 i.,1 meter


Titik P,dan titik E : (1.905 - 1.705) x 100 : 20,0 meter
Jarak titik D dan E 41,4 meter

Titik E dan titik P. : (1,152 - 100


0,982) x 17.0 meter
Titik P. dan titik F : (1 ,283 - 1,007) x 100 : 27.6 meter
iarak titik E dan F = 44,6 meter

Titik F dan titik Pu = (0,935 - 0,765) x 100 = 17,0 meter


Titik dan titik G : (1,306 - 1'164) x 100 :
P6 14,2 meter

Jarak titik F dan G 31,2 meter

Titik G dan titik P, : (0,713 - :


0,567) x 100 14,6 meter
Titik P, dan titik H = (7,334 - 1,1 16) x 100 : 21,8 meter
Jarak titik G dan H 36,4 meter

Titik H dan titik P, = (1,411 - 1,279) X 100 13,2 meter


Titik P8 dan titik 1 : (0,952 - 0'728) X 100 = 22,4 meter
Jarak titik H dan I 35,6 meter

Titik I dan titik P, = -


(1,527 1,323) X 100 : 20,4 meter
Titik P, dan titik l : (1,325 - 1,185) x 100 : 14,0 meter

Jarak titik I dan J = 34.4 meter

134
Titik J dan titik P,,, : - 1,108) x 100 =
(1,372 26,4 meter
Titik Pr.dan titik A = (1,225 - 1.08,i) r 100 = 14,0 meter
A
Jarak titik J dan = -10.1 meter
Jumlah jarak A sampai A lagi: I-' = -:h'\.r merer
2) Mencari beda tinggi antara dua rir:r
Rumusnya: BT = Bt, - Btu,

Kelerangan:
BT = beda tins-:.=: .1 -; - ".,..
Bta : benar; :r: r, - rr r-:-r
Btr.r .:-..- - --r
= benr:_: :

Pada pengukuran ini. t:J: : -1; -- :-: - +

AdanB,BT = l._::,,_ .. _-. . .._- *:::r rnaik)

C dan D. -BT ::: i*, :erer (rurun)


-: . -^r merer (turun)
D dan E. Bl = :- :
E dan F. B. = r- -: - . \ meter (turun)
FdanC.:. = .: :i: = - -:.irneter(turun)
G dan H. B- = :-: : .-. .i ]-< neier rrurun r

I dan J. Bl
= --: ':r = .: ,, :ii:a: :.= r
Jdan.\.B- = __ :: = r{ -;.:.- -:.

a) BT = l-::. :: i .--- : - -:_i t' . r. : .r.:.

b) BT=I: I-
c.r B;=I-r It r

KL'ler0ng0n:
BT beda tinggi
I(b) : jumlah bacaan belakang
I(m) = jumlah bacaan rnuka
I(+) = jumlah beda tinggi +
I(-) : jumlah beda tinggi-
Dalam perhitungan ini dicoba digunakan cara ketiga, terlebih dahulu meng-
hirung jurnlah
I(+) = 0,327 +0,505 + 8,2 + 0,085 = 1,117
,(-) : 0,479 + 0,59 + 0,265 +8 ,078 + 0,3g5 + 0,5g5 = 2.3g2
Jadi BT = I(+) - I(-)
: 1,117 -2,382
= -1,265 (turun)

1-1r
4) Mencari koreksi beda tinggi
Rumusnya: Keturangan;
a) AT = I(b) - I(m) At : koreksi beda tinggi
b) at = r(+)-E(-) i3:ililillil:::ll'ill"*
I(+) : jumlah tinggi + beda
I(-) = jumlah beda tinggi -
Dalam perhirungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:
At = l-l- I(-)
= I l1-7_1 192
t.tLt -rJ

= -1.165 (turun)
5) \lencan k,-)reksi pada setiap titik
Rumusnr a:
Keterangan:
a) A* = * Atn = koreksi titik ke-n
dn = jarak titik ke-n
I atn
. = dn x at ID : jumlah jarak
o
;o At = koreksi beda tinggi .-

n = tumlah titik
Bila koreksi titik bertanda plus (-). maka koreksi setiap titik bertanda negatif
(-). Sebaliknya bila koreksi titik bertanda negatif l-t. maka koreksi setiap titik
bertanda positif (+). Dalam perhitungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:

.dn
Atn = j6 xAt

Besar koreksi pada titik:

TitikB AtB : # x -1,265 = 0.113'14

Titik C Atc = x _1,265 :


ffi 0.09901

TitikD AtD %: x -1,265 = 0.1-1500

TitikE AtE : ** x_t,26s = 0.11230

TitikF AtF = H x : 0.15330


_1,265

Titikc Atc = # x-1,265 : O,1Ol25

Titik H AtH = # x -1,265 = 0,12520

Titikl At, = # x_1,265 =0,12237

TitikJ Atr =#x-1,265 =0,11825

Titik A AtA = H x _1,265 : 0,13887

Jumlah seluruhnya adalah= 1,265

136
Karena hasil koreksi pada setiap titik adalah negatif, maka dalam perhitungan
menjadi positif yaitu menjadi 1,265.

6) Mencari tinggi masing-masing titik


Untuk mencari tinggi masing-masing titik yang diukur adaiah tinggi titik sebelum-
nya ditambah atau dikurangi beda tinggi dan ditambah koreksi setiap titiknya.
Pada perhitungan ini tinggi masing-masing titiknya adalah:
Tinggi titikA = 100,000 (ditetapkan/sudah diketahuit
TinggititikB = 100,000 +0,321 +0,11344 : 100.11044
Tinggi titik C = 100.44044 -0,479+ 0,09901 = 100.06016
Tinggi titik D = 100,06046 -0,590 + 0.145()0 = 99.61516
TinggititikE = 99,61546-0,265 - 0.l-ttlrI = 99.49216
Tinggi titik F -- 99,49276 - 0,078 - 9.1-r,1-10 = 99,56806
Tinggi titik G = 99,56806 - 0.385 - 0.10-l,i 99,29031
TinggititikH = 99,29031 -0.58-i-0.11-s20 = 98,83051
Tinggititikl = 98,83051 *0.56-i -0.12231 : 99,45788
TinggititikJ = 99.45788 -0.:-0.11825 = 99,77613
Tinggi titikA = 99;t7613 *0.085-0,13887 :100,00000

Dari hasil perhitungan tinggi masing-masing titik di atas dapat dilihat bahwa
tinggi titik A awal =100,000 sama dengan tinggi titik akhir di A =100,000. Jadi
sesuai dengan keterangan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau terrutup
tinggi titik awaldan tinggititik akhir adalah sama yairu 100,000.

Hasil perhitungan analisis data di atas dapat diringkas dalam tabel:

\omor Pembacaan benang tengah Beda tin'tsj


Jarak (m) K':.ek'iTinssi
titik Belakang Muka - - ,i,ir.:

A t.350
! 3f r.-rl- l. l 1 -i,1,{ 100.000
I

B r.055 i t/ 1
t00.440
| 1r. 1.-1-!) i0^09902
C 0,85,s I 00.060
+ 0 590 0. lrl-s00
D I.5+rl I .rt.+,5 e9.6 r5
41.4 0"265 0, I 4230
E 1,067 1,805 99,492
44.6 0,078 0. t 5330
F 0.8s0 I ,l+5 qg s6R
J l._ 0.3 85 0. 1 0725
(i 0.640 1.235 gg lq0
36.4 8.585 0"1 2520
H 1.345 |.225 98,830
0.505 0,12231
1.425 0.840 99,15 -
.)/n 31.4 0.20 0.r 1825
J I t.D.5 99,17 6
40.4 0.085 0.13887
A l.l 55 100.000
I D=i68 f1+) 1,1)7 I t r-2.382 1.26500
Jumlah IB=1r.367 I N{=12.632

131
:*- ;t :\or Ha-sil Pengtkuran

Langkah-langkah penggambaran adalah sebagai berikut.


1t Buat empat garis yang be{arak 2 cmpada kertas bagian bawah.
2) Tuliskan titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, J pada garis pertama sesuai skala
jaraknya.
3) Tuliskan jarak antara kedua titik yaitu: 33; 28,8; 42,2; 41,4; 44,6;31,2;
36,4;35,6;3-l.l: 10.1 pada garis kedua.
4) Tuliskan jumlah iarak dimulai 0,000; 33,000; 61,8; 1 04, 145,4; 190; 221,2;
257,6;293,2: il-.6: -1t': ditulis diatara garis pertama dan kedua.
5) Tuliskan tinggi nrasing-rnrsrns titik di antara garis kedua dan ketiga.
6) Tuliskan kemiringan di :nura sans ketiea dan keempat yaitu:

Kemiringan titik.\ da:r B - I :- - I l'l' l[tti o

= i.-t_l-l rnaikt
lttQ'Q6!- !0Q'+0 x
Kemiringan titik B dan C= 100%

= -1,319 (turun)
KemiringantitikcdanD = 2A%#@ x 100%
= -1,055 (turun)
Kemiringan titik D dan E- 99'492
.99'61s
x 100%
= -0,29'7 (turun)

Kemiringan titik E dan p = qe'r5-:912r r lOgozir


= 0.170 (naik)

Keminngan titik F dan G = e9190 99J6t x 100%


= -0,891 (turun)
KemiringantitikcdanH = %2#H x100%
= -1,264 (turun)

Kemiringan titik H dan I = 99'45#&EiA x fi1%


= 1,761 (naik)

Kemiringan titik I dan J - 99'710-29'4s7 x fi1%

= 0,930 (naik)

Kemiringan titik J dan A = Ea!ffiry]o x fi1%


= 0,555 (naik)

7. Tentukan tingkat/intervalnya, titik tertinggi 100,440 dibulatkan ke atas


menjadi 101,000 dan titik terendah 98,830 dibulatkan ke bawah menjadi
98,000; intervalnya ditentukan 98,000; 99,000; 100,000; 101,000.
8, Tentukan letak masing-masing titik berdasarkan ketinggiannya.
9. Hubungkan titik-titik secara berurutan hingga terbentuk gambarnya.

138
00'89e 000'00t
o
q
3=
o-9
O
6

-L

09'/zt 9L/'66

,r2
$
o
3x
o_E
o
O.
o
o

Y '%. 0z't6z /9V'66


rC
@- (o=
o
o r_=

I
09'LgZ 0€8'86

s
@
o
I
DZ'17.2 aaz aa
N

i, 00'06 t 89S',66

,
a, o
@
t
,.
2

v
0t'9, r

I o O
00 r0t s r 9'66 o-
, O
O

Z N 6=
o?
N

0B'r9 0r'7'00l, o
o-
7 o
N -jf,
t-
o

v co
00't0 0rr'00 t
O,
o o-6

% 000'0 00'00 t
-c

8.

c
G
O
o O
o
o P{ o)
C
o o- O Ct-
O
O o)
o o
O)
j-r E
0)
:l

139
Latihan

l. Jelaskan yang dimaksud dengan perbedaan elevasi dan apa tujuan pengukuran
menyipat datar?
2. Jenis-jenis pengukuran sipat datar ada bermacam-macam. Sebutkanl
3. Sebutkan alat-alat yang dipakai untuk sipat datar!
4. Bagaimana perbedaan antara pesawat dumpy level, tilting level dan automatic
level?
5. Ada dua jenis rambu ukur. Sebutkan dan terangkan apa fungsinya masing-
masing!
6. Berkaitan dengan rambu ukur, dalam pembacaan perlu dilakukan koreksi
terhadap hasil pembacaannva. Bagaimana mengoreksi hasil pembacaannya?
7. Pada pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar, kesalahan dapat muncul
oleh rambu, alat sipat datar, dan pengaruh alam. Terangkan maksudnya!
8. Teknik pengukuran adatiga macam. Sebutkan dan bagaimana cara mencari
beda tingginya masing-masing?
9. Bagaimana langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran?
10. Kita akan melakukan pengukuran antara titik A dan titik B secara memanjang
tertutup.
a. Sebutkan alat-alat yang digunakan!
b. Bagaimana langkah ke{anya?
c. Jika hasil pengukuran seperti tercantum dalam tabel di bawah ini, selesaikan
hitungannya dan gambarkan hasil pengukurannyal

Pembacran benang tentah B.'da tinggi

Be lakan e \luka
l.lltr
r.360
r 300
; 0.980
r | 0,805

140

-]i----. :,
r

DAFTAR PUSTAKA : ' :' ":':


r. r+,.":,i ,,oli.rirl;,r:+ ,.+,i.,liili.':..::.:,

Anonim. 198A. Ihu rJkur ll':".:.,;,; ,' .i;kafia: Depdikbud.


Beet, F. 1980. Meten en il.::.::.,; L.'iden; Spruit, Van Mantgen & Des Does B.V
Beets', P. cs. 1980. .\ltt,ti ,,: ::i:aften. Leiden: Spruyt. \an Mantgen & De Does.

Brighty S.G. 198S..!. .,:-.- Out Aquide For Site Engineer. London: D.M. Stirling.

Brighty, S.G. l9rr -!.nrg uti Aqui de For Site Enginer. BSP. Second edition. Br
D \1 S::: Lrng BSP Profesional Book. For London edisi Burgh Bostrrn
P:... \it.r \lelboume.
. 1979. kori Dan Praktek Ukur Tanah L lakarta Depdikbud.

. 1980. Ilmu L-ktr il;,,i''ult. Jakarla: Depdikbud.


Dugdale, R.H. 1986. Ilmu Ukur Ttutalt. Jakafia: Eriangga.
Heinz Frick. 1985. .4lat L'kur Tcnult dut Pettggunaanrrir. \'rgrakarta: Kanisius.
Jacob Rais. 196). l.',,:;, t-|:;r Tanah. Semaranq: C:::...:

karta. Pradn\.: ?;::.r' '.-:

Muchidin Noor dan D. Hidarat. i9-9. Ttt)i', LtLui Pi',i;.i.',. Lt:iri Ttutcrit 1. Jakarta:
Depdikbud.
Nurhasan, M. 1986. Ilmu [Jkur Tanah. Jakarta: Erlangga (Terjemahan).

Russel C. Brinker & Paul R. \!'alf. 1986. Dasar Pengukuran Tttnuh Sun'eying. Ja-
'. karta: Erlangga.

Sutomo Wongso Tjitro. 1980. llmu Uhr Truuh. Yogl,akarta: Kanisius.


Yusuf Bayo, M. 1983. Pengukuran TopograJi Dan Teknik Pemetaan. Jakarta: PT.
Pradnya Pramita.

t41

Anda mungkin juga menyukai