Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurul Fitriah

NIM : 17210143
Kelas/angkatan : A2/2017
Dosen : Agus Priyanto S.Pd,M.Sn
Tugas : 5 (UTS)

SELASA, 10 APRIL 2018

Pertunjukan Teater “KSSI (Keluarga Seni


Sastra Indonesia)”
TARUNG

Teater KSSI (Keluarga Seni Sastra Indonesia) menampilkan naskah Tarung karya Nunu Nazarudin
Azhar di Gedung Rumentang Siang, Baranang Siang, Bandung, Senin (9/4).

[BANDUNG] Rakyat meminta yang diperankan oleh aktor Isan Adi


kepada pemerintah agar Putra merasa khawatir akan
pembangunan infrastruktur dan pembangunan yang dilakukan oleh
industri tidak merugikan rakyat para pengusaha dan investor, dengan
setempat. Tetapi apa daya peraturan setujunya pemerintah yang dibantu
pemerintah yang memaksa mereka oleh pasukan “Peteng”.
untuk rela mengorbankan tanah, Sorot lampu padam, suara
kebun, hutan dan lahan sawah sepatu para “Peteng”, suara-suara
diratakan demi pembangunan kendaraan, suara peluit, serta suara-
tersebut. suara bangunan dan pohon-pohon
Mak Siti yang diperankan diruntuhkan. Rakyat merasa tak
oleh aktris Sinta Wati dan Darma berdaya, harta bendanya dihancurkan
begitu saja. “Imah kuring!”, ”Kebon mereka memiliki warisan nenek
kuring!”, ”Tatangkalan kuring”, moyang. Beberapa saat kemudian,
”Tempat ibadah kuring” ungkap datanglah seorang “Aki kuncen”
beberapa pemain teater Tarung, memberikan benih pohon dan tanah
Gedung Rumentang Siang, Bandung, kepada Mak Siti dan Darma untuk
Senin (9/4) sore lalu. Ini menjadi ditanam ditempat yang nantinya akan
momen yang menegangkan sekaligus mereka singgahi.
menyedihkan, tentang bagaimana Setelah lamanya perjalanan,
penderitaan rakyat saat dipaksa Mak Siti dan Darma pun menemukan
tanahnya dijual ke pengusaha dan tempat yang dimaksud tadi. Mereka
investor. pun menanamkannya. Dilain latar,
Wakil rakyat yang pernah munculah “Eyang Ragasuci” serta
datang ke desa, pernah memberikan dayang-dayangnya dan bercakap-
informasi mengenai pembangunan cakap mengenai keheranan, tujuan,
dan kesejahteraan rakyat. Dengan dan maksud dari kedatangannya
cara memberi beras kepada warga kepada Aki Kuncen, Mak Siti, dan
setempat pada saat pemilu berakhir Darma.
dengan sebuah kemenangan. Mereka Meneruskan perjalanan dan
tidak pernah kembali lagi ke desa. berhenti disuatu tempat yang sudah
Diduga, warga telah menerima uang dipadati bangunan-bangunan pabrik
ganti rugi dan desa dirasa kondusif seperti pabrik sepatu, semen, serta
dengan pembangunan yang akan bandara. Mereka berkata itu tempat
segera dilaksanakan. Warga dengan asal kami tinggal yang telah berubah.
terpaksa pindah ke desa lain. Beberapa adegan lagi terkait
Rakyat mulai sadar akan aksi demo yang dilakukan oleh
keadaan, mereka meratapi rumahnya sekawanan mahasiswa dan dibantu
yang hancur, sawah yang hancur, dan oleh rakyat menjadi titik acuan bagi
tempat ibadahnya yang hancur. para “Peteng” beradu mulut. Hal ini
Darma bercerita kepada Mak Siti, menyebabkan kekacauan. Di mulai
Mak Siti pun menegaskan tekad dari mahasiswa yang ingin
Darma dengan berkata bahwa menyerang para “Peteng”, hingga
keyakinan dan kekukuhan rakyat sebaliknya malah “Peteng” yang
berhasil menyerang mahasiswa dan satu peran, dua peran bahkan tiga
warga. peran sekaligus dalam pementasan
Begitulah sebagian adegan ini.
atau sinopsis dari pertunjukan Tarung Tak luput dari para aktor,
yang dipentaskan oleh teater KSSI ternyata di belakang layar juga
IKIP Siliwangi Bandung. Selama menjadi faktor pendukung yang
kurang lebih 1,5 jam. Agung sangat penting. Seperti ada pimpinan
Febriandy selaku sutradara, produksi (Wahyudi), Penanggung
membawa agar para penonton masuk jawab (Anggi Handani), Make-up
ke dalam cerita. Terdapat beberapa (Resti, Maghfiroh, Khofifatul),
penonton yang menangis haru, atas Kostum (Ana, Fuzi, Ani, Nurul
pembangunan infrastruktur dan Fitriah, Nurul F.Marfuah),
industri seperti pembangunan dokumentasi (Syahrul, Egita, Pujiah),
bandara, pabrik semen dan Lighting (Ismail, Cefi M), dan
sebagainya yang merelakan tanah beberapa bagian lainnya dibelakang
warga diratakan. Banyak juga layar termasuk properti Kang Aris
penonton yang merasa terhibur dan kawan kawan sangat membantu
dengan pementasan tersebut. dalam pelaksanaan pementasan
Aktor-aktor Tarung berjumlah teater.
29 aktor, dimana ada yang berperan Selama saya menjadi panitia,
sebagai Darma (Isan Adi Putra), Mak ternyata dibelakang layar itu lebih
Siti (Sinta Wati), Rahayat (Rifqi, terasa deg-degan dibandingkan
Putri, Eneng Reva, Wia, Annisa dengan menonton langsung yang
Nurul A., Nindri, Rima, Endah, Eza), hanya mengetahui hasil tanpa
Petani (Hadyan, Ichsan), Pamingpin mengetahui atau menjalankan
(Subhan Anik, Julianto), Nu gelo prosesnya. Saya selaku bagian dari
(Ridwan), Komandan (M. Fauzi), panitia kostum merasakan bagaimana
Pasukan Peteng (Rika, Alis, Erna), para aktor gesit mengganti
Kuncen (Endri), Mahasiswa (Erinda, pakaiannya dikala memainkan peran
Yogi, Ridha, Deli, Fikri, dan Andini) dengan maksimal. Sehingga, tidak
dan beberapa pemain pendukung berleha-leha dan tetap semangat.
lainnya. Satu actor bisa memerankan
Pada saat pementasan pun mereka naskah yang ditulis Nunu
berusaha maksimal. berdasarkan data aktual (nonfiksi)
Penggunaan properti yang yang pernah terjadi dikalangan
cukup baik, membantu peran aktor masyarakat.
terlihat menonjol. Walaupun kurang Hingga pada akhirnya sebuah
maksimal dalam hal pembuatannya. kutipan naskah menjelaskan
Selain itu, pertunjukan teater dalam “Pangwangunan kudu
pementasannya diiringi instrumen dilaksanakeun dumasar kana
tradisional dan modern dengan kaadilan, kudu merhatikeun kana
menyanyikan kawih-kawih dan sagala aspek, diantarana aspek
lirihan duka serta harapan rakyat budaya, kamanusaan, alam, jeung
desa. lingkungan. Pangwangunan memang
Pemain instrumen penting, tapi nagara ulah kana
diantaranya :Endri, Edwin Purbo S., kahayang pangusaha jeung investor
Tasamsyah, Dendy P., dan masih bari nyangsarakeun rahayatna!
banyak lagi. Serta backsong Selvi Nagara lain ukur jang ngaladenan
dkk. Selain hal-hal pendukung. jalma kaya…” (sora toa). Akan
Kawih-kawih yang dilantunkan oleh tetapi, itu hanyalah sebuah renungan
mereka membuat pementasan teater warga dan beberapa tahun kemudian
begitu menyenangkan. mereka hanya bisa meratapi bahwa
Maksud dari pementasan sebelum pembangunan itu berdiri
teater Tarung naskah Nunu adalah desa dahulu tempat mereka
Nazarudin adalah penolakan dari tinggal. Jangan merasa diri paling
rakyat terhadap investor dan tinggi, pikirkan diri orang-orang
pengusaha dibangunnya pabrik yang kalian anggap rendah. Boleh
semen di Kendeng, Jawa Tengah, jadi aspirasi rakyat lebih benar
pabrik sepatu di Garut, Cijolang, dan berdampak positif. Teater KSSI
Limbangan, dan bandara di Kulon, IKIP Siliwangi yang berjudul
Progo. Walaupun pementasan drama “Tarung” sukses dipentaskan.
berbentuk kolosal dan fiksi, namun

Anda mungkin juga menyukai