Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIODIVERSITAS TUMBUHAN

MAGNOLIOPSIDA

oleh:
Isna Suci Sabrina
(17620071)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat
perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai
perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan
dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina
berupa putik (pistilum). Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu
magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae) (Sudarsono, 2005).
Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba yang
mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan
akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar. Daun berbentuk penninervis, pada
umumnya mempunyai tangkai dan helain daun yang melebar. Bunga pada umumnya
kelipatan 5 atau 4, dan jarang kelipatanya 3. Embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang
hanya 1 ,3 dan 4 kotiledon. Magnoliopsia terbagi menjadi beberapa subkelas Magnoliidae,
Hamamelidae, Dillinidae, Caryophillidae, Rosidae, Asteriade yang masing- masing
memiliki ciri morfologi yang beragam. Magnolidae terbagi atas tiga famili yaitu
Magnoliaceae, Piperaceae, dan Nymphaceae.(Tjitrosoepomo, 2003).
Penciptaan tumbuhan ini telah dijelaskan dalam Al- Qur’an yang artinya “Dan Dialah
yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman”(QS Al-An’am: 99).
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan tumbuhan yang
beranekaragam salah satunya adalah tumbuhan berbunga (magnoliophyta) yang terbagi
menjadi beberapa subkelas, famili, genus dan spesies yang masing- masing memiliki ciri
morfologi yang beragam. Praktikum ini dilaksanakan untuk menambah wawasan tentang
ciri morfologi kelas Magnoliopsida dan sub kelas Hamamelidae serta menambah keimanan
dan kesyukuran manusia atas penciptaan Allah yang sangat beragam.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana ciri- ciri kelas Magnoliopsida?
2. Bagaimana ciri- ciri famili dalam subkelas Hamamelidae?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui ciri-ciri kelas Magnoliopsida
2. Untuk mengetaui ciri- ciri famili dalam subkelas Hamamelidae
1.4 Manfaat

Manfaat dalam praktikum ini yaitu diharapkan daopat memberikan informasi tentang ciri-
ciri kelas Magnoliopsida dan famili dalam subkelas Hamamelidae
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ficus carica


a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatang yang dilakukan terlihat bahwa Ficus carica merupakan
tumbuhan berbunga (magnoliophyta) yang memiliki habitus perdu, akar tunggang.
Mempunyai batang berkayu yang mengandung kambium, indument oktea, exudate berupa
milk lateks, dan kulit batang yang kasar. Tumbuhan ini memiliki daun tunggal, yang
memiliki tata letak daun folia sparsa dengan bentuk daun menjari, pangkal daun membelah,
tepi daun berbagi menjari dan ujung daun (apex) tumpul, memiliki permukaan daun kasap
dan memiliki bunga periuk atau bongkol yang memiliki pelindung berupa braktea atau
stipula yang besar. Mempunyai bakal buah yang tumbuh di ketiak daun. Berdasarkan ciri
morfologi yang telah diamati, tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang termasuk dalam
famili Moraceae. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Kimball (1999) bahwa Famili
Moraceae termasuk pada ordo Urticales, yang memiliki ciri stipula besar, bunga berbentuk
bongkol, cawan, piala. Menurut Tjitrosoepomo (2003) bahwa tumbuhan yang temasuk pada
famili Moraceae merupakan tumbuhan yang berbatang, berkayu, dan menghasilkan getah.
Daun tunggal duduk tersebar, seringkali dengan daun penumpu besar yang memeluk batang
atau merupakan suatu selaput bumbung. Bunga telanjang atau dengan tenda bunga,
berkelamin tunggal. Buah berupa buah keras, seringkali terkumpul, merupakan buah
majemuk atau buah semu. Menurut Darjazi (2011) menyatakan bahwa Berat buah segar
berkisar 8,0-43,5, diameter buah berkisar 21-45 mm. Di antara sembilan kultivar memiliki
bentuk buah pepat, bulat lonjong dengan tangkai buah panjang dan ramping.

b. Habitat
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, Ficus carica ini dapat ditemukan di
daratan depan Fakultas Sains dan Teknologi Universias Islam Maulana Malik Ibrahim
Malang yang memiliki iklim tropis, dan tanah yang relatif subur dan terkena sinar matahari
secara langsung. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Kimball (1991) bahwa Ficus carica
dapat tumbuh di dataran mediteranian, ditempat yang memiliki iklim tropis maupun daerah
yang memiliki empat musim. Pada setiap iklim memiliki varietas masing- masing yang
cocok untuk ditanam, bisa tumbuh subur, dan berbuah secara produktif.

d. Tabel Deskripsi

CHARACTER CHARACTER STATE


PLANT Habit Perdu
BATANG tipe Berkayu
Hollow (Berlubang)
Indument Oktea
Exudate Milk lateks
Bark Kasar
LEAF Type Tunggal
Leaf arrangement Folia sparsa
Leaf Attachment -
Leaf/ Leaflet blade shape Menjari
Leaf/ Leaflet blade Pangkal= membelah, tepi= berbagi menjari,
base/margin/apex ujung= tumpul
Leaf/ leaflet surface Kasap
Stipule (+/-) -
INFLORESCENT type Bunga periuk
Inflorescent bract/bractlet (+/-) +
FLOWER Sex
Flower Bract/bractlet
Flower Symetry

c. Klasifikasi

Berikut merupakan klasifikasi Ficus carica menurut Cronquist (1981) yaitu:


Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Rosales
Famili :Moraceae
Genus :Ficus
Spesies :Ficus carica

2.2 Peperomia pellucida


a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa Peperomia pellucida. memiliki
habitus semak, memiliki batang herba yang tidak memiliki lubang indument, exudate,
dan memiliki terstur licin. Mempunyai daun tunggal yang memiliki tata letak daun
berkarang, yang tidak memiliki daun pelindung, daun berbentuk jantung dengan
pangkal daun membulat, dan tepi rata, memiliki stipula dan bunga amentum atau untai
hal ini berarti bahwa tumbuhan ini termasuk kelas Piperaceae. Hal ini sesuai dengan
literatur menurut Tjitrosoepomo (2003) yang menjelaskan bahwa anggota famili
Piperaceae ini umumnya memiliki daun berbentuk jantung, batang berbuku, dan
memiliki bau aromatis. Perbungaan berupa spika dengan ukuran bunga yang kecil.
Contohnya adalah Piper bettle (Sirih) yang digunakan sebagai bumbu masak dan
Sasaladaan (Peperomia pellucida). Menurut Fatmalia (2018) tumbuhan suruhan
(Peperomia pellucida) ini mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin
dantriterpenoid bisa diasumsikan bahwa tumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.

b. Habitat
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, Peperomia pellucida. dapat
ditemukan di daerah yang lembab seperti di tepian sungai yang berada di daerah
beriklim tropis. Hal ini sesuai literatur menurut Munawaroh (2011) yang menyatakan
bahwa Keanekaragaman jenis dari suku Piperaceae yang melimpah di Indonesia yang
merupakan negara beriklim tropis ini belum tergali atau dimanfaatkan secara optimal
sebagai modal dasar untuk pengembangan yang menguntungkan dan sekaligus
melestarikannya.

c. Tabel Deskripsi

CHARACTER CHARACTER STATE


PLANT Habit Semak
BATANG tipe Herba
Hollow (Berlubang) -
Indument -
Exudate -
Bark Licin
LEAF Type Tunggal
Leaf arrangement Berkarang
Leaf Attachment -
Leaf/ Leaflet blade shape Jantung
Leaf/ Leaflet blade Pangkal=membulat,tepi rata
base/margin/apex
Leaf/ leaflet surface
Stipule (+/-) +
INFLORESCENT type Amentum atau untai

d. Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi Peperomia pellucida menurut Cronquist (1981):
Kingdom :Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili :Piperaceae
Genus :Peperomia
Spesies :Peperomia pellucida
2.3 Nymphaea sp.
a. Deskripsi
Berdasarkan pengamatan yangtelah dilakukan, terlihat bahwa Nymphaea sp. merupakan
tumbuhan yang memiliki habitus semak, memiliki batang bertipe herba, yang memiliki
lubang, tidak mempunyai indument dan exudate, tekstur halus. Memiliki tekstur daun halus
licin seperti dilapisi lilin pada bagian atas dan bagian bawah memiliki tekstur kasar berurat
besar. Mempunyai tata letak daun berbentuk roset, bentuk daun bulat dengan permukaan
licin, tidak memiliki stipula dan memiliki daun tunggal dengan pangkal daun membelah
dan ujung daun membulat, berdasarkan ciri yang dimilikinya tumbuhan ini termasuk dalam
kelas Nympaeaceae. Hal ini sesuai dengan litratur menurut Campbell (2000) yang
menyatakan bahwa famili Nymphaceae ini terdiri atas tumbuhan air yang bergetah,
terapung dalam air, dan memiliki daun dan bunga tunggal. Contohnya adalah Nymphaea
sp. (teratai) yang merupakan tanaman hias. Menurut Ismuhajaroh (2016), bahwa genus
Nymphaea memiliki daun dan bunga tepat berada di atas permukaan air dan sering
disebut sebagai tanaman air pinggir (marginal plant) karena memiliki akar dan batang yang
terendam di dalam air.
b. Habitat
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tumbuhan ini dapat tumbuh di air seperti
daerah rawa. Hal ini seuai pendapat Nisa (2016) bahwa tumbuhan teratai tumbuh dirawa-
rawa, areal persawahan pada musim hujan atau daerah yang tergenang, terapung atau
mempunyai akar yang dapat mencapai dasar air. Spesies ini tersebar luas di atas
bumi, paling melimpah di daerah tropis, tetapi meluas ke daerah beriklim sedang.
Habitatnya adalah danau dangkal, kolam, sungai lambat mengalir.
c. Tabel Deskripsi
CHARACTER CHARACTER STATE
PLANT Habit Semak
BATANG tipe Herba
Hollow (Berlubang) +
Indument -
Exudate -
Bark Halus
LEAF Type tunggal
Leaf arrangement Roset
Leaf Attachment -
Leaf/ Leaflet blade shape Bulat
Leaf/ Leaflet blade Pengkal=membelah, ujung=membulat
base/margin/apex
Leaf/ leaflet surface Atas= halus licin, bawah=kasar
Stipule (+/-) -
INFLORESCENT type tunggal

d. Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi Nymphaea sp. menurut Cronquist (1981) yaitu:
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Nymphaeales
Famili :Nymphaeaceae
Genus :Nymphaea
Spesies : Nymphaea sp.
2.4 Morus alba
a. Deskripsi
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaukan terlihat bahwa Morus alba mempunyai
habitus perdu, batang tipe berkayu, tidak memiliki lubang,memiliki getah putih, licin.
Mempunyai daun tunggal dengan tata letak daun folia sparsa yang memiliki bangun bulat
telur, dengan pangkal membulat, ujung daun meruncing, permukaan daun kasar dan
memiliki stipula. Mempunyai bunga hermaprodit dan memiliki buah berwarna merah yang
akan berubah menjadi ungu kehitaman jika sudah matang. Hal ini sesuai dengan literatur
menurut Younus (2016) Morus alba umumnya dikenal sebagai murbei memiliki buah
tumbuh dalam warna ungu hingga merah. Menurut Tjitrosoepomo (2003) bahwa tumbuhan
yang temasuk pada famili Moraceae merupakan tumbuhan yang berbatang, berkayu, dan
menghasilkan getah. Daun tunggal duduk tersebar, seringkali dengan daun penumpu besar
yang memeluk batang atau merupakan suatu selaput bumbung. Bunga telanjang atau
dengan tenda bunga, berkelamin tunggal. Buah berupa buah keras, seringkali terkumpul,
merupakan buah majemuk atau buah semu.

b. Habitat
Menurut Larasati (2017), murbei merupakan salah satu tumbuhan dengan genus
Morus dari Moraceae. Terdapat 24 spesies morus dan satu subspesies, dengan
setidaknya 100 varietas yang diketahui. Mulberry ditemukan dari daratan daerah
beriklim subtropis.
c. Tabel Deskripsi
CHARACTER CHARACTER STATE
PLANT Habit Perdu
BATANG tipe Berkayu
Hollow (Berlubang) -
Indument -
Exudate Getah putih
Bark Licin
LEAF Type Tunggal
Leaf arrangement Folia sparsa
Leaf Attachment -
Leaf/ Leaflet blade shape Bulat telur
Leaf/ Leaflet blade Pangkal= membulat, ujung=meruncing
base/margin/apex
Leaf/ leaflet surface Kasar
Stipule (+/-) +
INFLORESCENT type
Inflorescent bract/bractlet (+/-)
FLOWER Sex hermaprodit

d. Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi Morus alba menurut Cronquist (1981):
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus alba
2.5 Annona muricata
a. Deskripsi
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa Annona muricata
merupakan tumbuhan yang memiliki habitus perdu, mempunyai batang berkayu yang tidak
memiliki lubang, indument maupun exudate atau getah, mempunyai permukaan kasar.
Tumbuhan ini mempunyai daun tunggal folia distica, mempunyai bentuk daun memanjang,
dengan pangkal daun membulat dan ujung daun meruncing. Memiliki buahdengan kulit
berwarna hijau yang, daging buah putih dan biji berwarna hitam, buah tumbuhan ini tumbuh
pada batang. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Tjitrosoepomo (1981) bahwa anggota
famili ini memiliki habitus berupa pohon atau perdu. Kaliks dan korolanya berjumlah
kelipatan 3 dengan kaliks tersusun dalam 2 lingkaran. Contohnya adalah Annona muricata
(sirsak), Cananga odorata. Kegunaan dari beberapa anggota famili ini adalah sebagai buah-
buahan.
b. Habitat
Annona muricata merupakan tumbuhan yang dapat hidup di daratan daerah beriklim
tropis.
c. Tabel Deskripsi
CHARACTER CHARACTER STATE
PLANT Habit Perdu
BATANG tipe Berkayu
Hollow (Berlubang) -
Indument -
Exudate -
Bark Kasar
LEAF Type Tunggal
Leaf arrangement Folia distica
Leaf Attachment -
Leaf/ Leaflet blade shape Memanjang
Leaf/ Leaflet blade Pangkal=membulat , ujung= meruncing
base/margin/apex

d. Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi menurut Kurniasih (2015):
Kingdom: Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona muricata
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu magnolidae terbagi menjadi beberapa kelas
yaitu Magnoliaceae, Piperaceae dan Nymphaeaceae. Contoh dari Magnoliaceae adalah Annona
muricata yaitu memiliki habitus perdu, tipe batang berkayu, batang tidak berlubang, tidak
memiliki indument dan tidak memiliki getah, permukaan batang kasar, tipe daun tunggal,
susunan daun folia distica, bentuk daun memanjang, pangkal daun membulat,ujung meruncing,
tepi daun rata, permukaan daun licin,tidak memilki stipula, habitat di darat. Kelas Piperaceae
contohnya yaitu Piperomea Sp yang berhabitus semak , tipe batang herba, batang tidak
berlubang, tidak memiliki indumenta dan getah, permukaan batang licin, tipe daun tunggal,
susunan daun berkarang atau opposita, bentuk daun jantung, struktur pangkal daun membulat,
tepi daun berbagi rata, permukaan daun licin, memilki stipula, tipe bunga amentum atau untai,
habitat di pinggir selokan. Kelas Nymphaeaceae contohnya Nymphaea sp. yaitu berhabitus
semak, tipe batang herba, batang berlubang, tidak memiliki indument dan getah, permukaan
batang bagian atas licin dan bagian bawah kasar, tipe daun tunggal, susunan daun beroset,
bentuk daun bulat, struktur pangkal daun membelah, ujung daun membulat, tepi daun rata,
permukaan daun licin, tidak memilki stipula, tipe bunga tunggal, habitat di perairan seperti
rawa-rawa.

Subkelas Hamamelidae memiliki famili Moraceae dengan contoh spesiesnya yaitu


Ficus carica yaitu berhabitus perdu, tipe batang berkayu, batang tidak berlubang, memiliki
okrea dan milk latex, permukaan batang kasar, tipe daun tunggal, susunan daun folia sparsa,
bentuk daun menjari, struktur pangkal daun membelah, ujung daun tumpul, tepi daun berbagi
menjari, permukaan daun kasap, tidak memilki stipula, tipe bunga periuk, habitat di daratan.
Morus alba yaitu berhabitus perdu, tipe batang berkayu, batang tidak berlubang, tidak memiliki
indument dan memiliki getah berupa getah putih atau milk latex, permukaan batang licin, tipe
daun tunggal, susunan daun folia sparsa, bentuk daun bulat telur, struktur pangkal daun
membulat,ujung meruncing, tepi daun bergerigi, permukaan daun kasar, memilki stipula,,
bunga bersifat hermaprodit, habitat di darat

4.2 Saran
Saran dalam praktikum ini sebaiknya dalam pengamatan dilakukan serius dan teliti
dalam mencandra tumbuhan yang diamati agar mendapatkan hasil yang baik dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil.A. 2000. BIOLOGI edisi kelima Jilid 2. Jakarta:Erlangga


Cronquist,A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York:
Columbia University Press
Darjazi, Behzad Babazadeh. 2011. Morphological and Pomological Characteristics of Fig
(Ficus carica L.) Cultivars From Varamin, Iran. African Journal of Biotechnology. Vol.
10. No.82. Hal: 19096-19105
Fatmalia, Nurbani dan Efi Sunariska Dewi. 2018. Uji Efektifitas Rebusan Daun Suruhan
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Sains. Vol.8. No.15.
Hal: 8-13
Ismuhajaroh, Bakti Nur, dkk. 2016. Perbandingan Morfologi Dan Biologi Bungan Pada Dua
Spesies Teratai (Nymphaea) Di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Prosiding
Seminar Nasional Lahan Basah.
Kimball, John W. 1991. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Kurniasih, Nunung,dkk. 2015. Potensi Daun Sirsak ( Annona muricata Linn), Daun Binahong
, Dan Daun Benalu Mangga Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker. Jurnal Edisi
Juni.Vol.9. No.1. Hal: 162-178
Larasati, Annisa Lazuardi,dkk. 2018. Murbei Putih (Morus alba) Sebagai Herbal Antioksidan
Dan Penghambat alfa Glukosidase Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Farmaka.
Vol.16.No.2. Hal: 329-345
Munawaroh,Esti,dkk. 2011. Studi Keanekaragaman Dan Potensi Suku Pipperaceae Di
Sumatera Barat. Jurnal Berkas Penelitian Hayati. Vol.5A.Hal : 35-40
Nisa, Chatimatun,dkk. 2016. Morfologi Tingkat Kemasakan Buah dan Biji Teratai (Nymphaea
pubescens Wilid) sebagai Bahan Pangan Fungsional Lahan Rawa. Prosiding Seminar
Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Banjarbaru
Sudarsono,dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi. Malang: UM Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Younus, Ishrat,dkk.2016. A Review of Ethnobotany, Phytochemistry, Antiviral And
Cytotoxic/Anticancer Potential of Morus Alba Linn. Journal IJARR. Vol.1.No.2.Hal:
84-96
LAMPIRAN

1. Apa saja ciri morfologi tumbuhan biji terbuka secara umum berdasarkan ciri- ciri dan jenis-
jenis yang diamati?
Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae):
a. Tumbuhan Gymnospermae berakar tunggang.

b. Belum memiliki bunga sejati (hanya berupa strobilus jantan dan betina).

c. Memiliki batang, akar, dan daun sejati.

d. Gymnospermae tidak memiliki mahkota bunga.

e. Tumbuhan ini memiliki daun yang kaku dan sempi tetapi tebal, ada yang berbentuk
seperti jarum contohnya Araucaria Sp.

f. Bakal biji tidak dilindungi bakal buah

g. Gymnospermae berumah satu hanya memiliki dua strobilus (strobilus jantan dan
betina), sedangkan Gymnospermae berumah dua juga memiliki satu strobilus.

h. Kebanyakan tumbuhan jenis ini adalah tanaman berkayu yang memiliki berbagai
macam variasi.

i. Pohon jenis ini dapat tumbuh besar

j. Termasuk dalam tumbuhan heterospora (yaitu dapat menghasilkan dua jenis spora).

k. Penyerbukan dan pembuahan yang terjadi membutuhkan waktu yang cukup lama.

l. Memiliki akar lateral yang cukup kuat untuk menopang batang pohon.

2. Berdasarkan keadaan kuncup daunnya, manakah jenis yang dianggap paling primitif?
Yang paling primitif adalah jenis Zamia.
3. Ditinjau dari venasi daunnya, manakah jenis yang dianggap paling primitif dan yang paling
maju?
Ditinjau dari venasi daun, jenis yang dianggap paling primitif adalah araucaria karena tidak
mempunyai tulang daun, daunnya berbentuk seperti jarum. Sedangkan Gnetophyta daunnya
menyerupai tumbuhan angiospermae.Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling
maju di antara keempat divisi pada gymnospermae. Struktu ranatomi yang mendekati
angiospermae menjadi pertimbangan ha ltersebut. Kemiripan tersebut terletak padas truktur
pembuluh.

Anda mungkin juga menyukai