Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN ASPEK TEKNOLOGI RAW MATERIAL DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL TEKNOMETRIK

Abstrak– Pergudangan di Kota Pontianak saat ini bisa berakibat pada terhentinya proses produksi pada
terus berkembang dan semakin disadari sebagai salah satu industri, dan jika terus-menerus terjadi tanpa ada
poin penting dari manajemen logistik yang berperan untuk pembenahan, bisa membuat bangkrut. Secara singkat dapat
menambah value dalam mendistribusikan produk kepada dikatakan bahwa raw material adalah sumber utama dari
pelanggan, akan tetapi data profil kinerja gudang masih bisnis industri itu sendiri. Bahan baku atau raw material
belum tersedia sehingga pelanggan harus mencari sendiri merupakan satu dari sekian banyak jenis item yang ada di
informasi tentang gudang yang dibutuhkan. Hal tersebut dalam industri, bersama dengan bahan penolong, sparepart,
mempersulit pelanggan, dikarenakan gudang yang ada di barang setengah jadi, dan masih banyak lainnya. Biasanya
Kota Pontianak cukup banyak. Gudang yang menjadi untuk mendapatkan raw material, industri yang
perhatian peneliti saat ini adalah gudang-gudang raw bersangkutan membeli dari pemasok yang dilakukan oleh
material di Kota Pontianak yang bergerak dibidang departemen purchasing. Pemasok yang dimaksud adalah
distributor bahan baku, baik berupa bahan baku produk gudang distributor bahan baku.
yang bisa dikonsumsi ataupun dipergunakan sesuai dengan Pergudangan di Kota Pontianak saat ini terus berkembang
kebutuhan manusia. dan semakin disadari sebagai salah satu poin penting dari
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data manajemen logistik yang berperan untuk menambah value
ataupun informasi mengenai profil kinerja lima gudang dalam mendistribusikan produk kepada pelanggan, akan tetapi
raw material di Kota Pontianak dan mengetahui tingkat data profil kinerja gudang masih belum tersedia sehingga
penerapan teknologinya dengan metode pengukuran pelanggan harus mencari sendiri informasi tentang gudang
teknologi menggunakan model teknometrik dan yang dibutuhkan. Hal tersebut mempersulit pelanggan
pendekatan pairwise comparison matriks. mengingat gudang-gudang yang ada di Kota Pontianak cukup
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai banyak. Gudang yang menjadi perhatian peneliti saat ini adalah
koefisien kontribusi teknologinya, yaitu gudang ABC gudang-gudang raw material di Kota Pontianak yang bergerak
sebesar 0,372; gudang DEF sebesar 0,437; gudang GHI dibidang distributor bahan baku, baik berupa bahan baku
sebesar 0,268; gudang JKL sebesar 0,386; dan gudang produk yang bisa dikonsumsi maupun dipergunakan sesuai
MNO sebesar 0,312. Jadi, kinerja gudang ABC, DEF, dengan kebutuhan manusia.
JKL, dan MNO berada pada tingkat klasifikasi cukup Pencapaian kinerja gudang yang diinginkan merupakan
dan dapat dikatakan tingkat penerapan teknologinya tantangan besar bagi pergudangan di Kota Pontianak.
berada pada tingkat semi modern. Sedangkan kinerja Tingkat teknologi yang diterapkan pun juga ikut
gudang GHI masih berada pada tingkat klasifikasi mempengaruhi kinerja gudang. Teknologi merupakan suatu
rendah dan dapat dikatakan tingkat penerapan sistem yang terdiri atas komponen-komponen perangkat
teknologinya masih berada pada tingkat tradisional. keras maupun lunak yang secara totalitas dibutuhkan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Teknologi telah
Kata Kunci : Gudang, Raw Material, Single Tour, memungkinkan gudang untuk mampu meningkatkan kinerja
Teknologi, Teknometrik. mereka.
Cara pengumpulan data, obyek, dan metode yang
digunakan, yaitu dilakukan dengan single facility tour dan
1. Pendahuluan wawancara (Q&A), lima gudang raw material, metode
Raw material merupakan bahan-bahan baku yang pengukuran teknologi dengan menggunakan model
dibutuhkan oleh industri untuk mengalami proses produksi teknometrik dan pendekatan pairwise comparison matriks.
menjadi barang konsumsi atau finish good yang bisa Single facility tour dan wawancara (Q&A) membantu siapa
dipergunakan, sehingga fungsi raw material ini sangat vital saja yang ingin mengunjungi suatu fasilitas atau tempat untuk
dalam proses bisnis industri. Ketidaktersediaan raw material mendapatkan lebih banyak informasi dari kunjungannya,

30
melalui bentuk penilaian yang sederhana dan cepat. faktor output dan input. Faktor keluaran meliputi produksi
Alasannya hanya lima gudang raw material yang diteliti, (pesanan dikirim, jalur, dan unit), kualitas (misalnya,
karena akses masuk ke dalam gudang cukup sulit dan ada kelengkapan pesanan, bebas dari kesalahan pengiriman dan
yang tidak mau terekspos oleh pihak luar. Dipilihnya ketepatan waktu pengiriman), fleksibilitas (kemungkinan
gudang raw material pada penelitian ini karena untuk untuk mengatasi perubahan pesanan pelanggan), kelincahan
mengetahui performansi rantai pasok dari hulu, kemudian (proses adaptasi terhadap perubahan lingkungan) dan
dapat memprediksi bagaimana kinerja pada hilir, dan juga inovasi (penggunaan konsep rantai pasokan baru
untuk memberikan informasi mengenai data kinerja lima menghasilkan keunggulan kompetitif). Faktor input meliputi
gudang raw material di Kota Pontianak kepada para jam kerja yang digunakan per tahun, sistem dalam investasi,
pemilik industri, agar mudah menemukan raw material bangunan, dan teknologi informasi, manajemen dan
sesuai dengan yang diinginkan. Metode pengukuran sebagainya. Sistem pengukuran kinerja gudang berdasarkan
teknologi dengan menggunakan model teknometrik sebelas area yang dikelompokkan menjadi empat komponen
digunakan dalam menentukan aspek-aspek pengukuran teknologi.
teknologi pada keempat komponen, yaitu technoware,
humanware, infoware, dan orgaware untuk mendapatkan Pengukuran Sebelas Area
koefisien kontribusi teknologinya. Sedangkan untuk Alat pengukurannya ini berbasis pada rating faktor dan
penilaian intensitas kontribusi komponen menggunakan terdiri dari 11 area yang harus diukur. Area 1 (kepuasan
pendekatan pairwise comparison matriks. pelanggan), 2 (kebersihan, lingkungan, ergonomis,
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah kesehatan, dan higiene), 3 (penggunaan ruang, kondisi
menghasilkan data ataupun informasi mengenai profil bangunan, dan instalasi teknis), 4 (kondisi dan keadaan
kinerja lima gudang raw material di Kota Pontianak dan teknis dari perlengkapan material handling), 5 (kerjasam
mengetahui tingkat penerapan teknologinya. tim, manajemen, dan motivasi), 8 (koordinasi rantai pasok),
dan 10 (komitmen terhadap kualitas) lebih kurangnya secara
umum dapat diterapkan ke fasilitas industri dan diadopsi ke
2. Teori Dasar lingkungan gudang. Area 6 (sistem penyimpanan, strategi,
Pengertian Gudang dan manajemen persediaan) dan 7 (sistem pengambilan
Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang pesanan dan strategi) itu merupakan jantung dari semua
dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan aktivitas gudang dan harus dimasukan kedalam pengukuran.
dipergunakan dalam produksi sampai barang diminta sesuai Area 9 (tingkat dan penggunaan IT) dan 11 (mengelola
jadwal produksi (Hadiguna et al., 2008:153). Menurut efisiensi dan fleksibilitas, sebagai fungsi volume,
Bowersox (2006:293) gudang adalah lokasi untuk bermacam-macam, dan variasi) juga penting untuk diukur
penyimpanan produk sampai permintaan (demand) cukup (Koster, 2007).
besar untuk melaksanakan distribusinya. Prinsip kegunaan
waktu (time-utility) dijadikan alasan untuk membenarkan Pengertian Teknologi
tipe penyimpanan ini. Terdapat dua definisi yang secara jelas menunjukkan
Sedangkan menurut Warman (2012:25) gudang (kata bahwa teknologi itu berkaitan erat dengan masalah means
benda) adalah bangunan yang dipergunakan untuk menyimpan and method untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pertama,
barang dagangan. Pergudangan (kata kerja) ialah kegiatan dalam the new grolier webster internasional dictionary edisi
menyimpan dalam gudang. Jadi, gudang adalah suatu tempat tahun 1974, kata teknologi diartikan sebagai “the knowledge
yang digunakan untuk menyimpan barang baik yang berupa and means used to produce the material necessities of a
raw material, barang work in process atau finished goods. society”. Kedua, oleh The American Heritage Dictionary,
Pengertian gudang yang ada didalam pergudangan yang berarti yaitu sebagai “the entire body of methods and material used
merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. to achieve industrial or commercial objectives”. Kiranya
Kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan perpindahan semua sepakat bahwa cara dan metode untuk mencapai
(movement), penyimpanan (storage), dan transfer informasi tujuan-tujuan tertentu tidak mungkin hanya dikaitkan
(information transfer). dengan perangkat kerasnya saja. Teknologi berupa
perangkat keras merupakan komoditi yang paling mudah
Kinerja Gudang diperoleh atau dibeli. Sebaliknya teknologi yang berupa
Menurut Nawawi (2006:66) kinerja dapat diartikan perangkat lunak dalam bentuk kemampuan yang tertanam
sebagai apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh dalam diri manusia, lembaga dan ilmu (body of knowledge),
seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas tidak mungkin dibeli melainkan dikembangkan secara
pokoknya. Kinerja gudang adalah kemampuan dari sistematik dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
karyawan gudang dalam menjalankan tugasnya sesuai mengacu pada tata nilai dari dalam negeri sendiri
dengan tujuan perusahaan tersebut. (Nazaruddin, 2008:2).
Menurut Koster (2007) kinerja gudang memiliki
beberapa dimensi. Biasanya kinerja diukur dari segi rasio

31
Langkah 2. Penilaian Kecanggihan Mutakhir
Komponen-Komponen Dasar Teknologi Penilaian kecanggihan mutakhir ini dapat dilakukan
Menurut United Economic and Social Commision for dengan prosedur sebagai berikut :
Asia and Pacific (UNESCAP, 1989) teknologi dapat 1. Gunakan kriteria umum untuk mengelompokkan
dipandang dalam konteks produksi sebagai kombinasi dari kriteria spesifik quantifiable untuk masing-masing
empat komponen dasar yang berintegrasi secara dinamis komponen teknologi.
dalam suatu proses transformasi. Keempat komponen dasar 2. Kriteria spesifik tersebut digunakan untuk membuat
tersebut adalah fasilitas rekayasa (facilities), kemampuan suatu sistem penilaian kecanggihan mutakhir. Masing-
insani (abilities), informasi (fact), dan organisasi (frame masing kriteria diberi skor 9 untuk yang terbaik dan
works). skor 1 untuk yang terburuk.
3. Berdasarkan prosedur diatas penilaian kecanggihan
Model Teknometrik mutakhir dari technoware (ST), humanware (SH),
Teknometrik merupakan model yang dapat digunakan infoware (SI), dan orgaware (SO) ditentukan dengan
dalam menentukan aspek-aspek pengukuran teknologi. persamaan-persamaan berikut ini :
Teknometrik digunakan dengan titik berat pengukuran pada 1

keempat komponen teknologi, yaitu technoware, (1)


=1

= 9 [ ] ..............................................

humanware, infoware, dan orgaware. Keempat komponen


teknologi tersebut merupakan transformer dari input
1 ∑ℎ

(2)
=1

] ..............................................

menjadi output, melalui suatu fasilitas transformasi. Model


= 9
[

teknometrik tersebut digunakan untuk mengukur kontribusi 1


(3)
=1

gabungan (joint contribution) dari keempat komponen


= [ ] .............................................
9

teknologi. Kontribusi gabungan tersebut disebut sebagai


(4)
=1

kontribusi teknologi (technology contribution) dari keempat


= [ ] .............................................
9

komponen teknologi pada fasilitas transformasi dimana :


(Nazaruddin, 2008:89). k = 1, 2, 3, ..., kt
Berikut ini adalah prosedur yang terbagi atas lima kt = jumlah kriteria komponen technoware
langkah untuk mendapatkan koefisien kontribusi teknologi = skor kriteria ke-k untuk komponen
dari gudang raw material : technoware i = 1, 2, 3, ..., ih
ih = jumlah kriteria komponen humanware
Langkah 1. Estimasi Tingkat Sofistikasi ℎ = skor kriteria ke-i untuk komponen humanware m = 1, 2, 3, ..., mt

Untuk mengestimasi tingkat sofistikasi komponen mt = jumlah kriteria komponen infoware


teknologi, dapat digunakan suatu prosedur penentuan skor, = skor kriteria ke-m untuk komponen
langkah-langkahnya sebagai berikut : infoware n = 1, 2, 3, ..., no
1. Melakukan penelitian kualitatif untuk keempat no = jumlah kriteria komponen orgaware
komponen teknologi dan mengumpulkan semua = skor kriteria ke-n untuk komponen orgaware
informasi teknologi yang relevan. Pembagian dengan 9 pada setiap persamaan di atas
2. Mengidentifikasikan semua item utama masing- dilakukan untuk menormalisasi penilaian menjadi 0 dan 1.
masing komponen teknologi, berdasarkan penelitian Langkah 3. Penentuan Kontribusi Komponen
kualitatif yang dilakukan. Berdasarkan batas-batas tingkat sofistikasi yang telah
3. Menentukan batas bawah dan batas atas tingkat ditentukan dan penilaian kecanggihan mutakhir, kontribusi
sofistikasi masing-masing komponen teknologi pada komponen dapat dihitung dengan persamaan-persamaan di
fasilitas transformasi yang diamati. Batas bawah bawah ini :
menunjukkan tingkat sofistikasi yang paling rendah
atau sederhana, sedangkan batas atas menunjukkan
=
1

9
(5) [ + ( − )] .................................

tingkat sofistikasi yang paling tinggi atau kompleks =


1

[ + ( − )] ............................... (6)
pada masing-masing komponen teknologi. Sebagai
9

(7)
contoh, pada komponen technoware yang masih
= [ + ( − )] .....................................
9

menggunakan fasilitas manual saja tanpa dilengkapi =


1

[ + ( − )] ................................ (8)
fasilitas lainnya yang lebih kompleks berarti memiliki
9

dimana :
skor batas bawah 1 dan batas atas 3. Sedangkan untuk = kontribusi komponen technoware
komponen technoware yang memiliki fasilitas manual LT = batas bawah komponen
tersebut dan dilengkapi dengan fasilitas tenaga technoware
penggerak maka skor batas bawahnya 1 dan batas ST = kecanggihan mutakhir komponen technoware
atasnya 4. Prosedur ini juga berlaku untuk ketiga UT = batas atas komponen technoware
komponen teknologi lainnya. = kontribusi komponen humanware LH
= batas bawah komponen humanware

32
SH = kecanggihan mutakhir komponen humanware O = kontribusi komponen orgaware
UH = batas atas komponen humanware βo = intensitas kontribusi komponen orgaware
I = kontribusi komponen infoware Karena nilai-nilai T, H, I, dan O semuanya kurang dari 1 dan
LI = batas bawah komponen infoware juga karena nilai-nilai β setelah normalisasi sama dengan 1,
SI = kecanggihan mutakhir komponen maka nilai maksimum TCC akan menjadi 1. Nilai TCC dari
infoware UI = batas atas komponen infoware suatu gudang menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi
O = kontribusi komponen orgaware LO transformasi total terhadap output. Kemudian nilai TCC akan
= batas bawah komponen orgaware dibandingkan dengan syarat nilai sebagai berikut :
SO = kecanggihan mutakhir komponen Tabel 1. Penilaian Kualitatif Berdasarkan Selang Nilai
orgaware UO = batas atas komponen orgaware Nilai TCC Tingkat Klasifikasi
Pembagian dengan 9 digunakan sehingga kontribusi 0 < TCC ≤ 0,1 Sangat rendah
suatu komponen pada kecanggihan mutakhir akan menjadi 0,1 < TCC ≤ 0,3 Rendah
satu. 0,3 < TCC ≤ 0,5 Cukup
Langkah 4. Penilaian Intensitas Kontribusi Komponen 0,5 < TCC ≤ 0,7 Baik
Untuk penilaian intensitas kontribusi komponen dapat 0,7 < TCC ≤ 0,9 Sangat baik
dilakukan dengan menggunakan pendekatan matriks 0,9 < TCC ≤ 1 Kecanggihan modern
perbandingan berpasangan (pairwise comparison matriks). Sumber : Nazaruddin, 2008:104
Tabel 2. Tingkat Teknologi TCC
Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan penilaian
intensitas kontribusi komponen : Nilai TCC Tingkat Teknologi
1. Untuk fasilitas transformasi (gudang raw material) 0 < TCC ≤ 0,3 Tradisional
yang sedang diamati, keempat komponen disusun 0,3 < TCC ≤ 0,7 Semi modern
secara berpasangan menjadi enam pasangan 0,7 < TCC ≤ 1 Modern
perbandingan. Sumber : Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
2. Mewawancarai pihak gudang mengenai tingkat
kepentingan dari komponen teknologi untuk mengisi
data-data daripada enam pasangan perbandingan 3. Hasil Eksperimen
tersebut dengan skala penilaian 1 sampai 100. Berikut adalah hasil koefisien kontribusi teknologi yang
3. Data-data tersebut ditransformasikan ke dalam pairwise telah direkap kedalam table 3 :
comparison matriks untuk selanjutnya didapatkan nilai β Tabel 3. Hasil Perhitungan
dari komponen teknologi. Cara perhitungan untuk Gudang KT Sofistikasi SOTA Kontribusi Intensitas TCC
LL UL (β)
mendapatkan nilai β, yaitu menjumlahkan masing-masing T 1 4 0,602 0,312 0,225
nilai setiap komponen dan kemudian membaginya ABC
H 1 5 0,556 0,358 0,267
0,372
I 1 5 0,621 0,387 0,217
dengan jumlah keseluruhan dari enam pasangan
O 2 5 0,621 0,429 0,291
perbandingan. Jumlah nilai β keseluruhan dari keempat T 1 4 0,685 0,34 0,208
komponen adalah sama dengan 1. DEF
H 1 6 0,6 0,444 0,317
0,437
I 1 5 0,739 0,439 0,217
4. Perbandingan berpasangan harus memenuhi syarat O 2 6 0,68 0,525 0,258
konsistensi, artinya memenuhi aturan ordinal. Secara T 1 3 0,389 0,198 0,267
umum dapat dikatakan bahwa bila suatu komponen GHI
H 1 5 0,467 0,319 0,3
0,268
I 1 4 0,451 0,261 0,217
memiliki urutan tingkat kepentingan lebih besar dari O 2 4 0,425 0,317 0,216
komponen lainnya, maka nilai β komponen tersebut T 1 3 0,519 0,226 0,208
akan lebih besar dari yang lainnya. JKL
H 1 7 0,644 0,541 0,317
0,386
I 1 5 0,569 0,364 0,217
Langkah 5. Perhitungan Koefisien Kontribusi Teknologi O 2 5 0,572 0,413 0,258
T 1 4 0,417 0,25 0,2
Dengan menggunakan nilai-nilai T, H, I, O, dan β, H 1 5 0,489 0,328 0,325
MNO 0,312
koefisien kontribusi teknologi (technology contribution I 1 6 0,425 0,347 0,225
coefficient, TCC) dapat dihitung dengan menggunakan O 2 4 0,431 0,318 0,25
persamaan :
βt βh βi βo
TCC = T × H × I × O ...................................... (9) Analisa Hasil
dimana : Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan koefisien
TCC = technology contribution coeffisient T kontribusi teknologi dari masing-masing gudang raw
= kontribusi komponen technoware material. Nilai koefisien kontribusi teknologi gudang ABC
βt = intensitas kontribusi komponen technoware H sebesar 0,372. Kesimpulannya bahwa kinerja gudang ABC
= kontribusi komponen humanware berada pada tingkat klasifikasi cukup bila dibandingkan
βh = intensitas kontribusi komponen dengan tabel 1. Bila dibandingkan dengan tabel 2 maka
humanware I = kontribusi komponen infoware dapat dikatakan tingkat penerapan teknologi gudang ABC
βi = intensitas kontribusi komponen infoware berada pada tingkat semi modern, masih jauh dari modern.

33
Nilai koefisien kontribusi teknologi gudang DEF sebesar menunjukkan nilai kontribusi komponen teknologi di
0,437. Kesimpulannya bahwa kinerja gudang DEF berada gudang JKL, dan garis berwarna jingga menunjukkan nilai
pada tingkat klasifikasi cukup bila dibandingkan dengan kontribusi komponen teknologi di gudang MNO. Garis
tabel 1. Bila dibandingkan dengan tabel 2 maka dapat berwarna merah menempati posisi paling luar diantara
dikatakan tingkat penerapan teknologi gudang DEF berada empat garis lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
pada tingkat semi modern. kontribusi komponen teknologi dari gudang DEF paling
Nilai koefisien kontribusi teknologi gudang GHI sebesar besar diantara gudang ABC, JKL, MNO, dan GHI.
0,268. Kesimpulannya bahwa kinerja gudang GHI berada Perbedaan kontribusi teknologi akan berdampak juga pada
pada tingkat klasifikasi rendah bila dibandingkan dengan nilai koefisien kontribusi teknologi dari masing-masing gudang
tabel 1. Bila dibandingkan dengan tabel 2 maka dapat raw material. Tingginya nilai kontribusi komponen teknologi
dikatakan tingkat penerapan teknologi gudang GHI berada akan berbanding lurus dengan tingginya nilai koefisien
pada tingkat tradisional. kontribusi teknologi. Nilai koefisien kontribusi teknologi yang
Nilai koefisien kontribusi teknologi gudang JKL sebesar tertinggi, yaitu dari gudang DEF sebesar 0,437, diikuti gudang
0,386. Kesimpulannya bahwa kinerja gudang JKL berada JKL sebesar 0,386, selanjutnya gudang ABC sebesar 0,372,
pada tingkat klasifikasi cukup bila dibandingkan dengan kemudian gudang MNO sebesar 0,312, dan yang paling rendah
tabel 1. Bila dibandingkan dengan tabel 2 maka dapat gudang GHI sebesar 0,268.
dikatakan tingkat penerapan teknologi gudang JKL berada Selain itu, digambarkan juga peta hubungan berdasarkan
pada tingkat semi modern. aspek gudang yang dapat dilihat pada gambar 3.
Nilai koefisien kontribusi teknologi gudang MNO
sebesar 0,312. Kesimpulannya bahwa kinerja gudang MNO Peta Hubungan Berdasarkan Aspek
berada pada tingkat klasifikasi cukup bila dibandingkan Gudang
dengan tabel 1. Bila dibandingkan dengan tabel 2 maka Gudang
dapat dikatakan tingkat penerapan teknologi gudang MNO ABC
0,6
berada pada tingkat semi modern. 0,5
Berdasarkan hasil penentuan kontribusi komponen, 0,4
0,3
maka digambarkan peta hubungan berdasarkan aspek Gudang 0,2 Gudang Technoware
komponen teknologi dari kelima gudang raw material yang MNO 0,1 DEF Humanware
dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 0
Infoware
Peta Hubungan Berdasarkan Aspek Orgaware
Komponen Teknologi Gudang Gudang
JKL GHI

Technowar
0,6 e
0,5 Gudang ABC Gambar 3. Peta Hubungan Berdasarkan Aspek Gudang
0,4
0,3
Gambar 3 menunjukkan peta hubungan antar komponen
0,2 Gudang DEF teknologi berdasarkan aspek gudang. Dapat diketahui garis
0,1 Humanwar
Orgaware 0 Gudang GHI biru menunjukkan nilai kontribusi komponen technoware,
e
Gudang JKL
garis merah komponen humanware, garis hijau komponen
infoware, dan garis ungu komponen orgaware pada masing-
Gudang MNO masing gudangnya.
Infoware Garis yang berwarna biru menempati posisi paling dalam
diantara tiga garis lainnya, itu berarti komponen technoware
memiliki kontribusi paling kecil terhadap kelima gudang raw
material tersebut. Kecilnya kontribusi technoware tersebut
Gambar 2. Peta Hubungan Berdasarkan Aspek Komponen
Teknologi tidak lepas dari fasilitas manual yang masih digunakan dalam
Peta hubungan berdasarkan aspek komponen teknologi setiap usaha dan pengendalian operasi yang terjadi pada
yang dapat dilihat pada gambar 2 dalam penelitian ini masing-masing gudang. Seharusnya komponen technoware
digunakan untuk membandingkan komponen teknologi memiliki kontribusi yang tinggi ataupun lumayan, mengingat
yang ada pada masing-masing gudang raw material, pentingnya komponen technoware dalam suatu proses
sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. transformasi pada gudang.
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui garis biru Pihak gudang tentunya dapat mengetahui bahwa mereka
menunjukkan nilai kontribusi komponen teknologi di gudang perlu melakukan peningkatan terhadap komponen
ABC, garis merah menunjukkan nilai kontribusi komponen technoware, dalam hal ini yang dapat dilakukan adalah
teknologi di gudang DEF, garis hijau menunjukkan nilai membenahi seluruh fasilitas fisik yang terdapat dalam
kontribusi komponen teknologi di gudang GHI, garis ungu gudang (palet disusun rapi, lantai dibersihkan atau

34
diperbaiki, kualitas udara ditingkatkan dengan menambah orgaware sebesar 0,318. Nilai koefisien kontribusi
ventilasi atau mesin penyedot udara, pencahayaan teknologinya sebesar 0,312. Jadi, kinerja gudang
ditingkatkan), membeli fasilitas yang memiliki tenaga MNO berada pada tingkat klasifikasi cukup dan dapat
penggerak dan hal-hal lainnya yang dapat meningkatkan dikatakan tingkat penerapan teknologinya berada pada
nilai kontribusi komponen technoware. Selain itu, tingkat semi modern.
kontribusi komponen humanware, infoware, dan orgaware 6. Berdasarkan hasil kontribusi komponen teknologi
juga dapat terus ditingkatkan dengan melaksanakan yang telah didapatkan, rata-rata kontribusi komponen
pelatihan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan technoware dari lima gudang tersebut menjadi yang
kemampuan pekerja di gudang, pengunaan sistem informasi paling rendah daripada komponen lainnya, padahal
manajemen, pembenahan struktur organisasi, mengkaji dalam proses transformasi komponen technoware
ulang kesepakatan kerjasama sehingga kontribusi semestinya berperan penting. Kelima gudang raw
komponen dapat meningkat. material kebanyakan masih menggunakan cara yang
manual, yaitu mengandalkan tenaga manusia, dan
adapun bantuannya berupa tenaga penggerak, mesin
4. Kesimpulan bersumber daya seperti forklift, handpallet, dan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari kelima gerobak dorong. Banyaknya fasilitas fisik yang belum
gudang raw material di Kota Pontianak, maka dapat ditarik sempurna, membuat proses kerja menjadi kurang
kesimpulan bahwa : ergonomis.
1. Gudang ABC memiliki nilai kontribusi komponen
teknologi, antara lain technoware sebesar 0,312;
humanware sebesar 0,358; infoware sebesar 0,387; dan Referensi
orgaware sebesar 0,429. Nilai koefisien kontribusi [1] Bowersox, Donald J. Manajemen Logistik (terjemahan).
teknologinya sebesar 0,372. Jadi, kinerja gudang ABC Bumi Aksara : Jakarta, 2006.
masih berada pada tingkat klasifikasi cukup dan dapat [2] Hadiguna, Rika Ampuh dan Heri Setiawan. Tata Letak
Pabrik. Andi : Yogyakarta, 2008.
dikatakan tingkat penerapan teknologinya berada pada
[3] Koster, De M.B.M. Warehouse Assessment in A Single
tingkat semi modern, tetapi masih jauh dari modern. Tour, in Production and Operations Management. Chapter
2. Gudang DEF memiliki nilai kontribusi komponen 3. Forthcoming. 2007.
teknologi, antara lain technoware sebesar 0,34; [4] Nawawi. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
humanware sebesar 0,444; infoware sebesar 0,439; dan Perusahaan dan Industri. UGM. Yogyakarta, 2006.
orgaware sebesar 0,525. Nilai koefisien kontribusi [5] Nazaruddin. Manajemen Teknologi. Edisi Pertama.
teknologinya sebesar 0,437. Jadi, kinerja gudang DEF Cetakan Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta, 2008.
berada pada tingkat klasifikasi cukup dan dapat [6] UNESCAP. Technology Atlas Project. A Framework For
dikatakan tingkat penerapan teknologinya berada pada Technology Based Development: Technology Content
Assessment & Technology Climate Assessment, Volume 2
tingkat semi modern. & 3. 1989.
3. Gudang GHI memiliki nilai kontribusi komponen [7] Warman, John. Manajemen Pergudangan. Pustaka Sinar
teknologi, antara lain technoware sebesar 0,198; Harapan : Jakarta, 2012.
humanware sebesar 0,319; infoware sebesar 0,261; dan [8] Wiraatmaja, I. W. dan Ma’ruf A. The Assesment of
orgaware sebesar 0,317. Nilai koefisien kontribusi Technology in Supporting Industry Located at Tegal
teknologinya sebesar 0,268. Jadi, kinerja gudang GHI Industrial Park. Proceddings of Marine Transportation
berada pada tingkat klasifikasi rendah dan dapat Engineering Seminar. Halaman : 1 – 10. 2004.
dikatakan tingkat penerapan teknologinya masih
berada pada tingkat tradisional.
4. Gudang JKL memiliki nilai kontribusi komponen Biografi
teknologi, antara lain technoware sebesar 0,226; Marselinus Willy Cendikiawan lahir di Kota Pontianak,
humanware sebesar 0,541; infoware sebesar 0,364; dan pada tanggal 29 Januari 1994, merupakan anak pertama dari
orgaware sebesar 0,413. Nilai koefisien kontribusi tiga bersaudara dari pasangan Bapak Lie Njap Min dan Ibu
teknologinya sebesar 0,386. Jadi, kinerja gudang JKL Marsulia. Memulai pendidikan di TK Suster pada tahun
berada pada tingkat klasifikasi cukup dan dapat 1998 – 2000, dilanjutkan dengan SD Suster tahun 2000 –
dikatakan tingkat penerapan teknologinya berada pada 2006, dilanjutkan SMP Suster tahun 2006 – 2009, dan
tingkat semi modern. kemudian SMA Santo Paulus Pontianak tahun 2009 – 2012.
5. Gudang MNO memiliki nilai kontribusi komponen Pada tahun 2012 melanjutkan studinya di Program Studi
teknologi, antara lain technoware sebesar 0,25; Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.
humanware sebesar 0,328; infoware sebesar 0,347; dan

35

Anda mungkin juga menyukai