Anda di halaman 1dari 34

DOKUMEN KAWASAN PARIWISATA

SEHAT

TAHUN 2016 - 2017


DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 1
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN KAWASAN
PARIWISATA SEHAT

DOKUMEN KEGIATAN
PROGRAM KOTA SEHAT KABUPATEN
SITUBONDO
TAHUN 2016 – 2017

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 2


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
SAMBUTAN BUPATI SITUBONDO
DALAM RANGKA PERSIAPAN KEGIATAN VERIFIKASI
PROGRAM KAB/KOTA SEHAT TINGKAT
NASIONAL TAHUN 2017

Marilah kita senantiasa memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala
limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kita selalu diberikan kesehatan guna dapat
melanjutkan pembangunan di Kabupaten Situbondo yang tercinta ini.
Sebagai Kabupaten yang sudah keluar dari Kabupaten tertinggal, Kabupaten Situbondo
sangat menaruh perhatian pada pembangunan lingkungan hidup dalam upaya pembuatan taman-
taman Kabupaten melalui Program Seribu Taman, penetapan Ruang Terbuka Hijau serta
pembangunan Sanitasi perkabupaten pada semua wilayah di Kabupaten Situbondo. Hal ini tak
lain bertujuan untuk menciptakan kondisi Kabupaten yang bersih, hijau, indah dan sehat sehingga
kualitas lingkungan perkabupaten tetap nyaman bagi penghuni maupun wisatawan yang akan
transit di Kabupaten Situbondo.
Berbicara tentang implementasi Program Kab/Kota Sehat di Kabupaten Situbondo
sesungguhnya program ini telah dirintis mulai tahun 2013 melalui kegiatan peningkatan sarana
sanitasi yaitu dasar masyarakat dan pada tahun 2014 dikembangkan pada 3 (tiga) tatanan
kawasan yaitu : (1) Kawasan lingkungan permukiman, sarana dan prasarana sehat ; (2) Kawasan
tertib lalu lintas dan pelayanan transportasi sehat ; (3) Kawasan kehidupan masyarakat yang
mandiri ; daa (4) Tatanan Ketahanan Gizi dimana pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2017
telah mengikuti kegiatan verifikasi program Kab/Kota sehat tingkat provinsi dan diusulkan
mengikuti verifikasi tingkat nasional untuk mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa dan
Swasti Saba Wiwerda.
Pada tahun 2018 ini, Pemerintah Kabupaten Situbondo juga akan mengikuti verifikasi
program Kab/Kota Sehat Tingkat Provinsi Tahun 2018 dengan 6 (tatanan) tersebut yang
diharapkan akan memperoleh Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan RI.
Sebagai upaya untuk mengoptimalkan dan mempertahankan atas penghargaan yang telah
diperoleh, maka Pemerintah Kabupaten Situbondo pada tahun 2017 akan mempertahankan 4
(tiga) tatanan kawasan yang telah dibina selama ini dan menambah 2 (satu) tatanan lagi yaitu,
Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat dan Pariwisata sehat.
Mengembangkan inovasi-inovasi kegiatan dan lokasi binaan / pilot project pada semua
tatanan kawasan dengan harapan bahwa Program Kab / Kota Sehat dapat menjadi suatu
kebutuhan dari masyarakat sehingga dapat mewujudkan suatu kondisi kota yang bersih dan sehat
serta meningkatnya derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN


i3
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
Keikutsertaan Kabupaten Situbondo dalam Verifikasi Program Kab/Kota Sehat untuk
yang kesekian kalinya ini merupakan kesempatan emas dalam menorehkan prestasi kembali pada
bidang pembangunan kesehatan disamping prestasi-prestasi lain yang telah diperoleh Kabupaten
Situbondo pada tahun 2015 yang meliputi : Adipura, Adiwiyata dan Wahana Tata Nugraha.
Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan dalam sambutan ini dan terima kasih
atas kesempatan yang telah diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI kepada Pemerintah
Kabupaten Situbondo untuk mengikuti ajang Verifikasi Program Kab/Kota Sehat Tingkat
Nasional Tahun 2017. Semoga Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat di Kabupaten Situbondo dapat
memberikan kesan manis tersendiri bagi Tim Verifikasi Program Kab/Kota Sehat Tingkat
Nasional Tahun 2017.
Sekian dan terima kasih.

BUPATI SITUBONDO

H. DADANG WIGIARTO, S.H.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 4


TRANSPORTASI UMUM SEHAT ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya maka penyusunan Dokumen Tatanan Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi
Sehat Tahun 2017 dapat terselesaikan.
Penyusunan Dokumen Tatanan Pariwisata Sehat Tahun 2018 dimaksudkan untuk
memberikan sekilas informasi tentang pelaksanaan dan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
rangka mewujudkan Kabupaten Situbondo sebagai Kota Sehat. Dukungan dan kerjasama yang
baik antara pemerintah, masyarakat dan swasta telah memberikan kontribusi positif dalam upaya
pencapaian tujuan Kabupaten Situbondo Sehat sehingga perlu untuk terus dipertahankan dan
dibina keberlanjutannya.
Akhirnya kami berharap kiranya Dokumen Tatanan Pariwisata Sehat Tahun 2018 dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan dokumen ini kami sampaikan terima kasih.

Situbondo, Desember 2014


KEPALA BAPEPDA KABUPATEN SITUBONDO
( KETUA UMUM TIM PEMBINA KOTA SEHAT )

Drs. Haryadi Tejo Laksono, M.Si


Pembina Tingkat I
NIP. 19681127 198903 1 007

iii
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 5
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
SAMBUTAN .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II INDIKATOR PENILAIAN TATANAN KAWASAN LALU LINTAS TERTIB
DAN PELAYANAN TRANSPORTASI SEHAT ....................................................3
BAB III PEMBAHASAN INDIKATOR PENILAIAN
1. Tersedianya informasi obyek wisata di tempat umum (hotel, bandara/pelabuhan, dll)
2. Adanya informasi sarana kesehatan untuk wisatawan di lokasi
3. Seluruh hotel laik sehat
4. Seluruh restoran/ rumah makan laik sehat
5. Meningkatnya jumlah wisatawan pertahun
6. Wisatawan telah diasuransikan (bukti SK)
7. Terjadi keracunan makanan pada wisatawan 1 tahun terakhir
8. Menurunnya kasus kecelakaan di obyek wisata
9. Transportasi tersedia ke daerah wisata
10. Adanya tanggap darurat / balai keselamatan di daerah wisata (bukti SOP)
11. Tersedia fasilitas umum di setiap objek wisata (toilet, jamban, air bersih, TPS, klinik
/P3K, telekomunikasi, cindera mata, dll)
12. Adanya polisi pariwisata
13. Adanya kelompok sadar wisata di lokasi objek wisata

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 83
DAFTAR DATA PENDUKUNG........................................................................................... 84

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 6


TRANSPORTASI UMUM SEHAT

v
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan


masyarakat dan kemakmuran suatu bangsa. Seiring dengan jargon Kabupaten Situbondo menuju
kunjungan wisata tahun 2019 untuk menjawab peningkatan pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat di tengah berlomba lomba mempromosikan distinasi wisata baik yang dimiliki
pemerintah daerah dan desa. Beberapa masalah yang muncul dalam memperkenalkan distinasi
wisata, sarana prasana, pengembangan fasilitas dan kesadaran masyarakat.
Sektor Pariwisata yang berkembang dengan baik akan memberikankontribusi yang besar
terhadap suatu negara maupun daerah tempat dimana sektor pariwisata tersebut berdiri.
Kabupaten Situbondo dengan beragam etnis dan budayanya mempunyai peluang besar untuk
mengembangkannya menjadi obyek pariwisata yang bernilai jual tinggi, disamping kekayaan
alam yang masih alami. Kenyataan ini harus disikapi dengan serius melalui berbagai upaya
pembangunan untuk menjadikan berbagai potensi tersebut lebih bermanfaat terutama dalam
rangka meningkatkan pendapatan sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik
Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas sarana prasaran pariwisata sehat tentu menjadi
fokus Pemerintah Daerah dengan melakukan pemetaaan penanggung jawab dan singkronisasi
pembangunan di semua OPD, kemudian prilaku sehat dari masyarakat atau wisatawan juga akan
membantu terpeliharanya wisata unggulan (atau lebih DOKUMEN TATANAN PARIWISATA
SEHAT TAHUN 2017 bertujuan untuk good governance).
Kota Sehat merupakan suatu gerakan untuk mendorong inisiatif masyarakat (capacity
building) menuju perilaku hidup sehat. Dalam penyelenggaraan Program Kota Sehat Tahun 2018
di Kabupaten Situbondo khususnya Tatanan Pariwisata Sehat akan difokuskan pada Distinasi
wisata Pasir Puti

Diharapkan dengan adanya Program Kab/Kota Sehat khususnya pada Tatanan Pariwisata
Sehat dapat mewujudkan terciptanya pembangunan di bidang distinasi wisata mengingat
Kabupaten Situbondo menuju kunjungan wisata tahun 2019 mendatang, sehinnga ini menjadi
penunjang investasi daerah khususnya di Kabupaten Situbondo.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 1


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
BAB II
INDIKATOR PENILAIAN
TATANAN PARIWISATA

Masalah pariwisata di indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan dimana


denganmengikuti berkembangnya teknologi yang semakin pesat dapat menyebabkan faktor
menurunnya kepedulian dalam pengembangan objek wisata. Penyebab faktor tersebut
adalahdengan tidak terlaksananya 7 (tujuh) Sapta Pesona yaitu: aman, tertib, bersih, indah,
sejuk,ramah tamah, dan kenangan. Dalam membudidayakan sifat ketujuh sapta pesona
tersebutkadang kala membuat para pengunjung wisata (tourism) kurang nyaman, dalam hal
inidisebabkan karena kekurang hati - hatian. Permasalahan semacam inilah yang mengakibatkan
berkurang/ menurunnya pengunjung wisata di indonesia.Menurunnya juga para pengunjung
wisata di indonesia dikarenakan kurangnyamobilitas dan kualitas fasilitas yang lengkap. Di
tambah lagi dengan kurangnya akses komunikasi yang baik.

Seperti halnya di Kota Situbondo banyak hal yang harus dibenahi dalam menyambut
kunjungan wisata tahun 2019 mulai dari sarana prasara, akses menuju wisata, transportasi atau
angkutan umum, sadar wisata dan hal yang membuat menarik pengunjung masih belum
maksimal. Dalam hal ini, dibutuhkan orang – orang yang sangat profesional dalam bidang masing
– masing, mulai dari asal pengunjung, bidang transportasi yang cukup memadai dan memiliki
ketepatan waktu sesuai yang telah diatur, dan penginapan yang cukup dan bagus dengan fasilitas
yang sangat lengkap sehingga pengunjungpun merasa aman dan nyaman.

Dalam menyambut kunjungan wisata tahun 2019 mendatang, Penyelenggaraan


pembangunan khususnya kawasan wisata di Kabupaten Situbondo pada saat ini secara intens
lebih difokuskan kepada pengembangan distinasi wisata unggulan, misalnya di Pantai Pasir Putih,
Taman Nasional Baluran, Kampung Blekok, Samir Asembagus, Pantai Tampora dan sebagainya.
Dalam implementasinya, Pemerintah Kota Situbondo telah melakukan berbagai inovasi-inovasi
dibidang Wisata. Upaya ini telah dibuktikan dengan penandatanganan memorendum of
undestanding (MuO) baik tingkat nasional maupun dengan investor luar negeri.
Kebijakan dan implementasi pengembangan Program Kota Sehat pada Tatanan
Pariwisata Sehat di Kabupaten Situubondo dapat dijabarkan berdasarkan indikator sebagai
berikut :

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 2


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 3
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 4
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 5
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 6
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 7
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 8
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 9
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 10
TRANSPORTASI UMUM SEHAT
BAB III
PEMBAHASAN INDIKATOR KHUSUS TATANAN KAWASAN PARIWISATA
SEHAT

Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya pembangunan di sektor


lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh pemangku kepentingan yang ada dan
terkait. Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yaitu : Pemerintah,
Swasta dan Masyarakat, dengan segenap peran dan fungsinya masing- masing.
Masing-masing pemangku kepentingan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, namun harus saling
bersinergi dan melangkah bersama-sama untuk mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran
pembangunan yang disepakati. Gambar dibawah ini menunjukkan keterkaitan dan sinergi antar
pemangku kepentingan dan dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan.

Gambar. Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Pariwisata

Penjabaran peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan tersebut secara lebih jelas
adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran dan fungsinya sebagai
fasilitator dam pembuat peraturan (regulator) dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan.
2) Kalangan Swasta (pelaku usaha/ industri pariwisata) dengan sumber daya, modal dan jejaring
yang dimilikinya menjalankan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksana
pembangunan kegiatan kepariwisataan;

Masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki, baik berupa adat, tradisi dan budaya serta
kapasitasnya, berperan sebagai tuan rumah (host), namun juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai
pelaku pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kedudukan dan peran penting dalam
mendukung keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu dalam kerangka kegiatan pembangunan
kepariwisataan dan untuk mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan, maka setiap upaya atau

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 11


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
program pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat
sebagai subjek atau pelaku pengembangan.
Dalam kaitan inilah, program pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan merupakan
langkah penting yang perlu dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan untuk menyiapkan
masyarakat agar semakin memiliki kapasitas dan kemandirian, serta berperan aktif dalam mendukung
keberhasilan pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, regional dan nasional.

1. Tersedianya informasi obyek wisata di tempat umum (hotel, bandara/pelabuhan, dll).

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Situbondo sudah dumulai sejak tahun 2017 dengan program
memasuki kinjungna wisata tahun 2019, hal ini sebagai wujud dari keseriusan pemerintah daerah dalam
mengembangkan ditinasi wisata yang ada di Kbaupeten baik yang dikelola pemerintah maupun ditinasi
wisata yang dikelolah desa dan swasta.
Di suatu daerah meliputi berbagai aspek kehidupan yaitu meliputi; kehidupan sosial, ekonomi, maupun
budaya masyarakat, serta didukung oleh potensi alam dimana pariwisata tersebut dikembangkan. Dilihat
dari beberapa potensi pariwisata atau aspek pendukung pariwisata sesuai data yang diperoleh di lapangan
menunjukan bahwa daerah tersebut sangat layak untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut mencakup
aspek Accessibility (aksesibilitas), Amenity (fasilitas), Attraction (atraksi), dan Ancillary (kelembagaan),
maupun aspek lainnya seperti aspek ekonomi. Informasi obyek wisata di Kabupaten Situbondo dapat
ditemukan di tempat-tempat umum seperti hotel, perkantoran, pasar, pelabuhan. Tourist Information
Center merupakan salah satu sarana promosi wisata dan juga pusat informasi penunjang wisata. Berkaitan
dengan hal tersebut, Tourist Information Center beberapa ditemukan di daerah sekitar tempat wisata
khususnya lokasi wisata yang dikelola Pemerintah Daerah, akan tetapi belum seluruh tempat wisata
terdapat sarana pusat informasi wisata. Hal ini kiranya juga merupakan salah satu tugas dan tanggung
besar dari stakeholder yang ada dalam menunjang promosi wisata daerah setempat.
Untuk menambah daya tarik wisatawan ke Kabupaten Situbondo berbagai upaya telah dilakukan Dinas
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga salah satunya adalah penyebarluasan / promosi mengenai wisata di
Kabupaten Situbondo. Informasi tentang lokasi obyek wisata di Kabupaten Situbondo disebarluaskan
seperti pemasangan informasi di tempat - tempat umum (hotel, restoran, terminal dll) serta lokasi - lokasi
strategis lainnya. Selain itu, melalui media elektronik maupun media sosial lainnya.

2. Adanya informasi sarana kesehatan untuk wisatawan di lokasi


Bahwa peranan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dan dalam upaya
meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang akan datang disadari akan
semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakkan.
Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan sektor
pariwisata adalah sektor kesehatan. Telah banyak contoh dan pengalaman baik di luar maupun di dalam

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 12


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
negeri tentang dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan sektor kesehatan
dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif terhadap perkembangan pariwisata akan segera
terjadi bila muncul suatu "outbreak' penyakit, atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan tidak dilakukan dengan memadai. Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk
melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke
tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang
telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan,
tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi informasi dan
petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur yang disediakan di biro perjalanan mengenai
kesehatan dalam perjalanan dan di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan
memakan pil untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk mempertahankan
keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait
dalam pariwisata, baik Pemerintah maupun pihak swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan memadai, sesuai dengan
standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat. Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat
kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan
repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya. Informasi Sarana
Kesehatan di Kabupaten Situbondo selain Puskesmas dapat ditemukan di pusat informasi pariwisata dan
wifi corner di lokasi wisata.

3. Seluruh hotel laik sehat


Sertifikat laik sehat merupakan standarisasi dalam industri pariwisata khususnya
perhotelan yang bergerak dalam bidang jasa. Kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas adalah
keutamaan demi memenuhi kebutuhan setiap konsumennya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepariwisataan di mana Hotel dituntut dapat memberikan pelayanan yang terbaik
dan mampu menciptakan suasana yang dibutuhkan.
Seluruh hotel di Kabupaten Situbondo, dari hasil inspeksi Tim dari Dinas Kesehatan telah
memenuhi syarat sebagai hotel laik sehat. Forum Situbondo Sehat merekomendasikan
penyusunan Peraturan Bupati Tentang Sertifikasi Hotel Laik Sehat, sebagai instrumen utama
dalam penentuan hotel laik sehat di Kabupaten Situbondo.
Adapun jumlah hotel di Kabupaten Situbondo sebanyak 11 hotel, diantaranya adalah Hotel
Rosali, Utama raya dan lainnya.

4. Seluruh restoran/rumah makan laik sehat


Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 13


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
gangguan kesehatan. Usaha peningkatan hygiene dan sanitasi ini penting dilaksanakan untuk
menjamin bahwa tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat terkait usaha rumah makan dan
restoran ini.
Pengawasan sanitasi restoran/rumah makan dilaksanakan berkala dengan menerbitkan
grading restoran dan rumah makan. Grading adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengkelasan/penggolongan restoran/rumah makan menurut segi hygiene sanitasinya dan
diberikan tanda plakad sebagai tanda bukti telah memenuhi standar persyaratan yang telah
ditentukan.
Restoran/rumah makan yang memenuhi standar persyaratan selain mempunyai dampak
bagi kesehatan juga mempunyai dampak ekonomi baik bagi pengusaha sendiri maupun
pemerintah. Restoran/rumah makan harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang
merupakan ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk restoran/rumah makan,
personal dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika.
Restoran/rumah makan memegang peran yang sangat penting sebagai penyebab terjadinya
penyakit akibat makanan (food borne diseases).
Tujuan utama pengawasan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran ini untuk
melindungi konsumen dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi, terutama dari aspek kesehatan. Agar tujuan tersebut optimal dapat dicapai, penting
dipenuhi standar persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran dan Perda Nomor .................,
yang dimaksud Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Sedangkan
kan Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh
bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya; Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan sebagai berikut :
1. Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki izin usaha dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk memiliki izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rumah makan dan
restoran harus memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah memenuhi persyaratan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 14


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
Sertifikat laik sehat rumah makan/restoran adalah surat tanda bukti yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kepada rumah makan/restoran yang telah memenuhi
persyaratan kesehatan yang berkaitan dengan : 1) lokasi dan bangunan; 2) fasilitas sanitasi; 3)
dapur dan gudang penyimpanan; 4) pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi; 6) peralatan
dan tenaga baik secara fisik maupun bakteriologis; dan 7) pengawasan serangga tikus dan hewan
piaraan.
Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran sesuai
lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran, antara lain :
1. Permohonan Sertifikat
a) Untuk memperoleh sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, pengusaha
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
b) Surat permohonan seperti dimaksud butir 1.a. di atas disertai lampiran sebagai berikut :
1) Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.
2) Peta situasi dan gambar denah bangunan.
3) Surat penunjukan penanggung jawab Rumah makan dan Restoran
4) Fotocopy sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi pengusaha.
5) Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi penjamah makanan
minimal 1 orang penjamah makanan.
6) Rekomendasi dari Asosiasi Rumah makan dan Restoran

2. Rekomendasi dari Asosiasi rumah makan dan restoran, yang menyatakan bahwa :
a) Rumah makan dan restoran tersebut adalah Anggotanya.
b) Rumah makan dan restoran tersebut telah memenuhi persyaratan hygiene sanitasi rumah
makan dan restoran berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Asosiasi.

3. Pemeriksaan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran


a) Ketua Asosiasi rumah makan dan restoran menetapkan tim pemeriksa uji kelaikan rumah
makan dan restoran dengan surat keputusan.
b) Tim pemeriksa ini terdiri dari sanitarian dan ahli lain yang terkait dalam jumlah ganjil,
minimal 3 orang dan maksimal 5 orang yang bertugas melakukan pemeriksaan lapangan
dan menilai kelaikan rumah makan dan restoran.
c) Ketua Tim adalah Sanitarian.
d) Tim melakukan kunjungan dan Pemeriksaan hygiene sanitasi yang dilakukan meliputi
pemeriksaan lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan, gudang

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 15


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
penyimpanan, pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi, peraturan dan tenaga baik
secara fisik, kimia maupun bakteriologis serta pengawasan lalat, kecoa, tikus dan hewan
peliharaan.
e) Tim dalam melakukan pemeriksaan menggunakan formulir RM.2
f) Tim pemeriksa melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan moral dan melaporkan
hasilnya kepada Ketua Asosiasi rumah makan dan restoran yang menugaskan.
g) Laporan tim dibuat dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan
contoh/specimen.

4. Penilaian
a) Untuk tiap variabel yang tercantum dalam formulir RM.2 diberikan nilai sesuai dengan
keadaan kualitas variabel. Skore pemeriksaan diperoleh dengan cara mengalikan bobot
dengan nilai.
b) Batas laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran adalah bila jumlah skore seluruh
variabel/>/700.

5. Pemberian Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga :


Setelah menerima dan menilai kelengkapan surat permohonan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran dari Pengusaha beserta dengan lampirannya, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan lapangan dan apabila telah memenuhi
persyaratan kemudian dikeluarkan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.

6. Izin Usaha Rumah makan dan Restoran


Izin Usaha Rumah makan dan Restoran dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dilengkapi dengan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

7. Masa Berlaku sertifikat


a) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah makan dan Restoran sementara berlaku selama 6
(enam) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali.
b) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah makan dan Restoran tetap berlaku selama 3 (tiga)
tahun dan dapat diperbaharui atau menjadi batal bilamana terjadi pergantian pemilik,
pindah lokasi / alamat, tutup dan atau menyebabkan terjadinya keracunan
makanan/wabah dan Rumah makan dan Restoran menjadi tidak laik hygiene sanitasi.
c) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi harus dipasang di dinding yang mudah dilihat oleh
petugas dan masyarakat konsumen.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 16


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
5. Meningkatnya jumlah wisatawan pertahun

Objek wisata di kabupaten Situbondo dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu objek wisata
alam, objek wisata budaya dan objek wisata minat khusus. Hingga akhir 2017 jumlah obyek
wisata yang telah dikelola dan potensi objek wisata yang layak jual di Kabupaten Situbondo
sebanyak 21 obyek wisata alam yang terdiri dari obyek wisata pantai, goa, pemandian,
agrowisata, air terjun, dan telaga. Selain obyek wisata alam, di Kabupaten Situbondo juga ada
obyek wisata budaya dan minat khusus. Jenis objek wisata di Kabupaten Situbondo dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini :

Tabel. Objek Wisata Alam di Kabupaten Situbondo

NO OBJEK WISATA JENIS WISATA ALAMAT WISATA

Tabel. Objek Wisata Budaya di Kabupaten Situbondo

NO OBJEK WISATA JENIS WISATA ALAMAT WISATA

Jumlah kunjungan wisata di kabupaten Situbondo di tahun 2017 mengalami peningkatan


dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana jumlahnya mencapai 584.414 orang, naik
dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencapai 535.499 orang. Intensifikasi dan ekstensifikasi
obyek wisata tentunya harus terus dilakukan untuk menjaga eksistensi Kabupaten Situbondo
sebagai daerah wisata dan tentunya jumlah wisatawan ini berpengaruh terhadap potensi
peningkatan PAD yang dihasilkan.

Tabel. Grafik Jumlah Kunjungan Wisata Alam Tahun 2016 – 2017


di Kabupaten Situbondo

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Situbondo

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 17


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
Obyek wisata di Situbondo memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan untuk masa kini dan
mendatang. Hal ini tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan. Tahun 2015 jumlah kunjungan
wisatawan di Kabupaten Situbondo sebanyak 584.414 orang dari 5 Obyek Wisata Unggulan,
yaitu Pantai Pasir putih. Jumlah kunjungan wisatawan tertinggi di Pantai .............. sebanyak
358.596 orang. Jumlah kunjungan wisata masing-masing obyek wisata secara terinci
sebagaimana diuraikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Unggulan


Kab. SitubondoTahun 2016-2017

OBJEK WISATA JUMLAH WISATAWAN


NO LOKASI WISATA
UNGGULAN 2016 2017

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Situbondo

Adapun dari pengelolaan potensi pariwisata tersebut secara tidak langsung meningkatkan
pendapatan daerah dari sektor pariwisata dengan besaran sebagaimana ditunjukkan Grafik
dimana pada tahun 2011 PAD sektor pariwisata hanya sebesar Rp. 2.220,82 Miliyar dan pada
tahun 2017 meningkat 166,38% hingga mencapai Rp. 5.915,72 Milyar.
Kegiatan kepariwisataan di Situbondo telah menjadi sektor yang cukup strategis di dalam
perekonomian daerah karena memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan
daerah. Hal ini terlihat dari nilai manfaat yang besar kepada daerah tujuan wisata, baik secara
langsung maupun tidak langsung . Nilai manfaat yang ditimbulkan dari aktivitas pariwisata
mampu memberikan kontribusi terhadap sistem perekonomian suatu wilayah karena aktivitas
pariwisata dapat berkembang menjadi aktivitas industri yang mampu menggerakkan sektor
ekonomi. Manfaat tersebut bisa berupa penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata maupun
berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung pariwisata seperti hotel, rumah makan,
transportasi, jasa penukaran uang asing dan lain- lain.

Industri pariwisata cukup kompleks karena melibatkan banyak stakeholder di dalamnya, serta
melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat. Namun terkadang ada beberapa pihak yang
belum dapat bersinergi dalam misi pengembangan pariwisata. Sehingga sumber daya pariwisata
yang dimiliki masih belum dapat dioptimalkan pengembangannya. Ada beberapa tempat-tempat
di Kabupaten Situbondo yang potensial dan dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
Pengembangan objek baru sangat diperlukan guna menambah destinasi alternatif bagi para
wisatawan agar tidak menimbulkan kejenuhan. Objek wisata tidak harus selalu berupa tempat

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 18


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
atau situs. Tapi juga bisa berupa kegiatan atau aktivitas menarik yang bisa mengangkat nilai-nilai
kearifan lokal.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam urat nadi perekoniman di
Kabupaten Situbondo. Karena, pariwisata menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Apabila PAD meningkat, secara tidak langsung kesejahteraan masyarakatnya juga
akan membaik. Salah satu faktor penentunya adalah jumlah kunjungan wisatawan baik dari
dalam negeri maupun mancanegara. Untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,
para stakeholder pariwisata di Kabupaten Situbondo harus bersinergi dalam menjalankan
manajemen wisata dan menerapkan strategi pemasaran yang inovatif.

Tabel. Grafik Capaian PAD


Kab. SitubondoTahun 2014-2017

Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Situbondo, 2016

6. Wisatawan telah diasuransikan (bukti SK)

Wisatawan di Kabupaten Situbondo telah diasuransikan, dibuktikan dengan Naskah Perjanjian


Kerjasama antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Situbondo dengan PT Jasa
Raharja Putera Nomor : 188.45/208/406.080/2014 / Nomor : P/R/144/XI/2014 Tentang Asuransi
Kecelakaan Diri untuk Kawasan Wisata ................................................. Sedangkan untuk
ekowisata ................................................................................. sebagai asuransi kecelakaan.

7. Terjadi keracunan makanan pada wisatawan 1 tahun terakhir

Tidak ada kasus keracunan makanan yang terjadi pada wisatawan dalam kurun beberapa
tahun terakhir. Pembinaan kepada pengusaha hotel dan restauran dilaksanakan oleh Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olah Raga bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 19


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
8. Menurunnya kasus kecelakaan di obyek wisata
Tidak ada kasus kecelakaan yang terjadi pada wisatawan dalam 2 (dua) tahun terakhir. Untuk
mengantisipasi terjadinya kecelakaan di lokasi wisata polisi pariwisata selalu beroperasi keliling
lokasi, terutama pada saat musim liburan dimana kepadatan pengunjung meningkat.

9. Transportasi tersedia ke daerah wisata


Pemerintah perlu menata sistem transportasi yang terintegrasi sebagai salah satu tulang
punggung untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata di Kabupaten Situbondo.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah wisatawan, maka harus ada perbaikan akses
transportasi, yakni transportasi umum dan fasilitas kendaraan tidak bermotor seperti jalur sepeda
dan pejalan kaki, bukan sekedar membangun prasarana jalan semata.
Transportasi tersedia ke daerah wisata. Transportasi umum ke daerah wisata tersedia
berupa mini bus (colt) dengan jumlah yang cukup yang beroperasi mulai pukul 05.00 - 17.00
WIB.

10. Adanya tanggap darurat/balai keselamatan di daerah wisata (bukti SOP)

Adanya SOP tanggap darurat/ balai keselamatan di daerah wisata


Kecamatan .........................

Pos Jaga Keselamatan di daerah wisata Pantai Pasir Putih Karanggongso

11. Tersedia fasilitas umum di setiap objek wisata (toilet, jamban, air bersih, TPS, klinik/P3K,
telekomunikasi, cindera mata, dll)

Tersedia dengan jumlah yang cukup, fasilitas umum disetiap obyek wisata (toilet,
jamban, air bersih, TPS, klinik/P3K, telekomunikasi, cindera mata, dll). Fasilitas umum tersebut
mudah dijangkau dan ditemukan oleh wisatawan yang berkunjung, sehingga wisatawan merasa
nyaman di lokasi wisata.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 20


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
Fasilitas Umum di ka.wasan objek wisata

12. A d a n y a p o l i s i p r i w i s a t a

Dalam kenyataan yang sering terjadi di setiap perjalanan wisata dipastikan ada
permasalahan yang dapat merusak citra pariwisata dan banyak sekali rasa ketidak nyamanan
wisatawan selama dalam perjalanan maupun di obyek wisata.
Ini juga tidak terlepas peran Polisi khususnya Polisi Pariwisata yang mempunyai peran
yang sangat penting dalam segi pengamanan wisatawan dalam memberikan pelayanan dan
kenyamanan baik dalam perjalanan wisata maupun di obyek wisatanya.
Dalam mengatasi hal tersebut Polres Kabupaten Situbondo khususnya Polisi
Pariwisata Telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam bersama menciptakan
situasi yang aman, nyaman dan kondusif, maka peran polisi pariwisata dalam memberikan
keamanan dan kenyamanan wisata sangatlah diharapkan di dunia pariwisata. Berdasarkan
permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan peranan polri pada umumnya dan
polisi pariwisata pada khususnya dapat memberikan pelayanan dan kenyamanan wisatawan
yang berwisata, sehingga dapat memberikan peran yang sangat besar kepada pemerintah dalam
membantu memberikan citra pariwisata yang baik. Dalam upaya meningkatkan pelayanan,
kenyamanan wisatawan Polisi Pariwisata telah berusaha memaksimalkan semua kegiatan-
kegiatan yang dapat dirasakan oleh wisatawan.
Dalam hal ini Polres Kabupaten Situbondo telah melakukan pembenahan pembenahan
dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban khususnya di kawasan wisata. Upaya-upaya
Polres Situbondo dalam membantu Pemerintah Kabupaten Situbondo, untuk mewujudkan

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 21


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
keamanan dan ketertiban yang kondusif telah dilakukan inovasi serta terobosan-terobosan baru
untuk membantu pemerintah dalam menghadapi wisatawan baik wistawan mancanegara atau
local, yakni dengan dibentuknya satuan kerja unit khusus Polisi Pariwisata, yang mampu
diharapkan oleh lapisan masyarakat, pengusaha, dan pelaku pariwisata. Yang nantinya dapat
dirasakan dan diharapkan oleh masyarakat, khususnya tamu pengunjung, wisatawan yang akan
datang di Kabupaten Situbondo.

Polisi Wisata di Kabupaten Situbondo

Polisi pariwisata ada di lokasi wisata Pantai ......................... (Kecamatan ..................). Polres
Situbondo perlu memperketat pengamanan di sejumlah objek wisata di Kabupaten Situbondo,
untuk mencegah dan meminimalisasi kasus kriminalitas. Kehadiran polisi di sejumlah objek
wisata Situbondo, diharapkan mampu menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi para
wisatawan. Disamping melaksanakan pengamanan guna meminimalisir segala bentuk gangguan
Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), polisi pariwisata juga rutin melakukan patroli
di lokasi wisata yang banyak pengunjungnya.

13. Adanya kelompok sadar wisata dilokasi objek wisata.


Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan memerlukan berbagai
upaya pemberdayaan (empowerment), agar masyarakat dapat berperan lebih aktif dan optimal
serta sekaligus menerima manfaat positif dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk
peningkatan kesejahteraannya.
Masyarakat sebagai subyek atau pelaku pembangunan, mengandung arti, bahwa
masyarakat menjadi pelaku penting yang harus terlibat secara aktif dalam proses perencanaan
dan pengembangan kepariwisataan, bersama-sama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya
baik dari pemerintah maupun swasta. Dalam fungsinya sebagai subjek atau pelaku masyarakat
memiliki peran dan tanggung jawab untuk bersama-sama mendorong keberhasilan
pengembangan kepariwisataan di wilayahnya.
Masyarakat sebagai penerima manfaat, mengandung arti, bahwa masyarakat diharapkan
dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang berarti dari pengembangan kegiatan
kepariwisataan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat yang

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 22


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
bersangkutan.
Dalam kerangka pembangunan kepariwisataan tersebut, salah satu aspek mendasar bagi
keberhasilan pembangunan kepariwisataan adalah dapat diciptakannya lingkungan dan suasana
kondusif yang mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat.
Iklim atau lingkungan kondusif tersebut terutama dikaitkan dengan perwujudan Sadar Wisata dan
Sapta Pesona yang dikembangkan secara konsisten di kalangan masyarakat yang tinggal di
sekitar destinasi pariwisata.
Pembangunan kepariwisataan memerlukan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku
kepentingan di bidang pariwisata. Masyarakat adalah salah satu unsur penting pemangku
kepentingan untuk bersama-sama dengan Pemerintah dan kalangan usaha/ swasta bersinergi
melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan. Oleh karena itu pembangunan
kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik sebagai subjek
atau pelaku maupun penerima manfaat pengembangan, karena dukungan masyarakat turut
menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan.
Dukungan masyarakat dapat diperoleh melalui penanaman kesadaran masyarakat akan arti
penting pengembangan kepariwisataan. Untuk itu dibutuhkan proses dan pengkondisian untuk
mewujudkan masyarakat yang sadar wisata. Masyarakat yang sadar wisata akan dapat
memahami dan mengaktualisasikan nilai- nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona.
Kelompok Sadar Wisata, selanjutnya disebut dengan Pokdarwis, adalah kelembagaan di
tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki
kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya
iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan serta terwujudnya keunggulan
dalam meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan manfaatkannya bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan salah satu komponen dalam masyarakat
yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan kepariwisataan di daerahnya.
Keberadaan Pokdarwis tersebut perlu terus didukung dan dibina sehingga dapat berperan lebih
efektif dalam turut menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan
suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di sekitar
destinasi pariwisata.
Pokdarwis ini merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang dalam
aktivitas sosialnya berupaya untuk :
a. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan
b. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan
c. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/ anggota Pokdarwis
d. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan

Pokdarwis dapat dibentuk melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu inisiatif dari masyarakat lokal
dan inisiasi dari instansi terkait di bidang Kepariwisataan.

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 23


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
a. Pendekatan pertama, atau inisiatif masyarakat artinya Pokdarwis terbentuk atas dasar
kesadaran yang tumbuh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar destinasi pariwisata
untuk ikut serta berperan aktif dalam pengembangan potensi pariwisata setempat.
b. Pendekatan kedua, atau inisiasi dari instansi terkait bidang kepariwisataan di daerah
(Dinas Pariwisata Provinsi/ Dinas Pariwisata Kab/ Kota) pada lokasi- lokasi potensial
baik dari sisi kesiapan aspek kepariwisataan maupun kesiapan masyarakatnya.
Dengan pendekatan pertama (inisiatif masyarakat), maka prosedur pembentukan Pokdarwis
dapat digambarkan dalam skema berikut:
1) Kepala Desa/ Lurah menggalang inisiatif masyarakat untuk membentuk
Pokdarwis.
2) Kepala Desa/ Lurah melaporkan hasil pembentukan Pokdarwis oleh
masyarakat kepada Dinas Kabupaten/ Kota setempat yang membidangi
kepariwisataan selaku Pembina untuk mendapatkan persetujuan/ pengesahan.
3) Pengukuhan Pokdarwis dilakukan oleh Bupati atau Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang membidangi kepariwisataan.
4) Pencatatan dan pendaftaran Pokdarwis dilakukan oleh Dinas Kabupaten/ Kota
yang membidangi kepariwisataan untuk dilaporkan ke Dinas Provinsi yang
membidangi kepariwisataan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Hubungan dan koordinasi kepengurusan Pokdarwis dilaksanakan secara intensif dan
diterjemahkan dalam suatu struktur organisasi yang sistematis, sehingga setiap pihak dapat
mengetahui jabaran tugas dan wewenang masing- masing dengan baik.

Struktur Organisasi Pokdarwis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. Struktur Organisasi Pokdarwis

Lingkup kegiatan Pokdarwis yang dimaksud di sini adalah berbagai kegiatan yang dapat
diprogramkan dan dilaksanakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pembentukan organisasi

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 24


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
Pokdarwis.
Lingkup kegiatan tersebut meliputi antara lain:
1) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan
pengetahuan dan wawasan para anggota Pokdarwis dalam bidang kepariwisataan.
2) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan
kemampuan dan ketrampilan para anggota dalam mengelola bidang usaha
pariwisata dan usaha terkait lainnya.
3) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk mendorong dan memotivasi
masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik dalam mendukung kegiatan
kepariwisataan di daerahnya.
4) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk mendorong dan memotivasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan daya tarik pariwisata
setempat melalui upaya-upaya perwujudan Sapta Pesona.
5) Mengumpulkan, mengolah dan memberikan pelayanan informasi kepariwisataan
kepada wisatawan dan masyarakat setempat.
6) Memberikan masukan-masukan kepada aparat pemerintah dalam mengembangkan
kepariwisataan di daerah setempat.

Ada beberapa POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) yang beberapa diantaranya menjadi
binaan Pemerintah Daerah, seperti :
1) POKDARWIS Selo Agung Gua Lowo, Desa Wtuagung Kec. Watulimo,
2) POKDARWIS "Pring Ombo" Desa Ngulungkulon, Kec. Munjungan
3) POKDARWIS "Pantai Baldo" Desa Masaran Kec. Munjungan.

Selain POKDARWIS, kegiatan pariwisata yang juga melibatkan masyarakat adalah


POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) seperti :
1) POKMASWAS Kelompok Kejung Samudera (Ekowisata Mangrove)
2) POKMASWAS Taman Kili-Kili (Konservasi Penyu).

Kegiatan pariwisata di Kabupaten Situbondo juga didukung oleh Asosiasi Desa Wisata
Indonesia (ASIDEWI) untuk mengembangkan Desa Wisata di Kabupaten Situbondo seperti :
1) Desa Wisata .................. (Kecamatan ..............),
2) Desa Wisata .................. (Kecamatan ..............),
3) Desa Wisata .................. (Kecamatan ..............),

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 25


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
LOKASI DISTINASI WISATA UNGGULAN
KABUPATEN SITUBONDO

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 26


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
DAFTAR DATA PENDUKUNG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS
DAN PELAYANAN TRANSPORTASI SEHAT

1. Perbup No. 24 Tahun 2011 tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) di Kabupaten
Situbondo.
2. SK Bupati Situbondo No. 188/781/P/004.2/2012 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor
(HBKB) atau Car Free Day di Kabupaten Situbondo
3. SK Bupati No. 188/87/P/004.2/2012 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Situbondo
4. Perbup No. 20 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Penyelengaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Situbondo
5. SK Bupati No. 188/93/P/004.2/2013 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau
Car Free Day di Kabupaten Situbondo
6. SK Bupati No. 188/304/P/004.2/2013 tentang Tim Penilai dan Evaluasi Analisis Dampak
Daerah Kabupaten Situbondo
7. Peraturan daerah Kabupaten Situbondo No. 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor
8. SK Kepala Kantor Lingkungan Hidup No. 188/055/431.401/2014 Tentang Penunjang Panitia
Pelaksana Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Kabupaten Situbondo
9. SK Bupati No. 188/303/P/004.2/2013 tentang Tim Terpadu Pengawasan dan Pengendalian
Keselamatan pada Kawasan tertib Lalu Lintas, Operasional Penertiban Pelanggaran Lalu
Lintas secara berpindah (hunting system) dan Operasional Penertiban Sidang di Tempat
10. SK Bupati No. 188/370/P/006.2/2014 tentang Tim Terpadu pelaksana Tugas Pengamanan
Lalu Lintas Darat dan Laut Dalam Rangka Operasi Angkutan Lebaran terpadu Tahun 2014/
1435H, Operasi Angkutan Natal Tahun 2014 dan Pengamanan Tahun Baru Tahun 2015 di
Kabupaten Situbondo
11. SK Bupati No. 188/487/P/004.2/2012 tentang Tim Terpadu dan Pelaksana Tugas Pengamanan
Dalam Rangka Operasi Ketupat Semeru 2012 (1433 H), Operasi Lilin Semeru 2012 dan
Pengamanan Perayaan Tahun Baru 2013
12. SK Bupati No. 188/488/P/004.2/2012 tentang Pembentukan Pos Koordinasi (Posko)
Angkutan Lebaran Terpadu di Kabupaten Situbondo Tahun 2012 (1433 H)
13. SK Bupati No. 188/368/P/006.2/2014 tentang Pos Koordinasi (Posko) Angkutan Lebaran
Terpadu di Kabupaten Situbondo Tahun 2014 (1435 H)
14. SK Bupati No. 188/581/P/006.2/2014 tentang Tim Pelaksana Perubahan Arus Lalu Lintas
Dalam Kota Situbondo

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 27


TRANSPORTASI UMUM SEHAT
15. Jadwal Pemberangkatan UPTD Terminal Situbondo.
16. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor : KP.402 THN 2015 Tentang Penetapan
Kota/Kabupaten dan Provinsi sebagai penerima penghargaan Wahana Tata Nugraha Tahun
2015
17. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor : KP.588 THN 2016 Tentang penerima
penghargaan Wahana Tata Nugraha untuk pemerintah provinsi, kabupaten/kota Tahun 2016
18. Srtifikat Wahana Tata Nugraha Tahun 2015
19. Piagam Penghargaan Wahana Tata Nugraha Tahun 2016
20. Sertifikat Wahana Tata Nugraha Tahun 2016
21. Keputusan Bupati Situbondo Nomor : 188/255/P/004.2/2010 Tentang Tim Koordinasi
Ketertiban Lalu Lintas Kabupaten Situbondo
22. Keputusan Bupati Situbondo Nomor : 188/340/P/006.2/2014 Tentang Panitia Penganugrahan
Penghargaan Wahana Tata Nugraha Bidang Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota di
Kabupaten Situbondo
23. Keputusan Bupati Situbondo Nomor : 188/510/P/006.2/2014 Tentang Road Transport and
Traffic Management Center (RTTMC) di Kabupaten Situbondo
24. Peraturan Bupati Situbondo Nomor : 20 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis dan
Pelaksanaan Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Situbondo

DOKUMEN TATANAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PELAYANAN 28


TRANSPORTASI UMUM SEHAT

Anda mungkin juga menyukai