Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Calcaneus merupakan tulang terbesar dari tarsal yang terletak di bagian belakang kaki

atau lebih dikenal dengan istilah tumit. Tulang ini bertugas menopang kaki dan penting dalam

berjalan. Tendon Achilles berinsersi di daerah superior, bagian anterior berartikulasi dengan

tulang kuboid dan di bagian superior ada tiga permukaan articular yang berhubungan dengan

talus.1

Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis dan tulang rawan sendi.

Penyebab utama fraktur karena trauma. Faktur calcaneus disebut juga Lover’s fracture atau Don

Juan fracture merupakan fraktur pada calcaneus yang biasanya disebabkan karena jatuh dari

ketinggian dengan posisi berdiri. Itulah sebabnya pada fraktur calcaneus akibat jatuh dari

ketinggian, jangan lupa untuk melihat collum femur dan tulang belakang penderita. Persentase

terjadinya fraktur ini sebesar 2% dari keseluruhan kasus fraktur dan 60% dari fraktur tulang

bagian tarsal.1,2

1
BAB II

TINJAUAN UMUM

II. 1. Anatomi tulang calcaneus

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di

proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus,

cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah

sewaktu berdiri.1,3

2
Calcaneus terdiridari :

 Tuberositas
 Prosesus troklearis
 Permukaan articular
 Sulcus calcanei
 Sustentaculum tali

3
II. 2. Etiologi

Fraktur calcaneus dapat terjadi pada kecelaan jatuh dari ketinggian, luka terpuntir ,atau

kecelakaan kendaraan bermotor. Suatu puntiran pada calcaneus dapat menyebabkan tulang retak.

Benturan keras pada tulang dapat menyebabkan comminuted fracture.

Berbagai macam penyebab dapat menghasilkan pola yang mirip. Sebagai contoh, ketika

jatuh dari ketinggian dengan kaki mendarat lebih dahulu, beban tubuh akan memberikan gaya ke

bawah. Hal ini membuat tulang-tulang talus menekan calcaneus. Pada kecelakaan kendaraan

bermotor, calcaneus tertarik ke atas mendorong talus. Semakin besar benturan, kerusakan

calcaneus akan semakin besar.4

4
BAB III

FRAKTUR CALCANEUS

III. 1. Tipe fraktur

 Intra-artikular (25%)

 Sering pada penyakit diabetes

 Recovery function baik

 Extra-artikular (75%)
 Biasanya sembuh tanpa pembedahan
 Stress fractures of the calcaneous
 Pada keseluruhan kasus jarang terjadi
 Berhubungan dengan osteoporosis
 Dapat terjadi pada repetitive stress, seperti pada pelari
 Pada foto roentgen polos mungkin fraktur tidak tampak sampai terjadi masa

penyembuhan, akan lebih sensitive jika menggunakan MRI atau bone scan

5
III. 2. Gambaran Klinis

Tanda dan gejala :

o Pembengkakan di bagian tumit


o Ketidakmampuan berjalan

o Memar

o Nyeri yang hebat di tumit

III. 3. Diagnosis

- Anamnesa : pada penderita didapatkan riwayat trauma ataupun cedera dengan keluhan

nyeri di bagian tumit.

6
- Pemeriksaan fisik :

 Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal)

mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau

kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka
 Feel : Terdapat nyeri tekan setempat. Cedera pembuluh darah adalah keadaan

darurat yang memerlukan pembedahan


 Movement : gerak aktif dan pasif bias menjadi sulit jika fraktur merusak jaringan

sekitarnya.

III. 4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dengan sinar x harus dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu anterior posterior

dan lateral. Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat

karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar – x pada

pelvis dan tulang belakang.

7
BAB IV

PENATALAKSANAAN

Dalam merencanakan penatalaksanaan, perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut :

 Peyebab fraktur

 Kesehatan secara menyeluruh

 Tingkat keparahan fraktur

 Kerusakan jaringan lunak

Tujuan utama dari penatalaksanaan adalah memperbaiki fungsi anatomis dari tumit

karena sebagian besar fraktur calcaneus menyebabkan tulang melebar. Untuk

memperbaikinya bagaimanapun juga membutuhkan tindakan pembedahan dan tindakan

pembedahan menaikan resiko komplikasi.

IV. 1. Non operatif

Jika tidak terjadi dislokasi dari patahan tulang, pembedahan tidak perlu

dilakukan.Imobilisasi seperti pemasangan gips merupakan pilihan. Hal ini menjaga posisi tulang

tetap baik sampai masa penyembuhan. Kaki yang fraktur tidak diperbolehkan menumpu beban

sampai benar-benar sembuh, sekitar 6 sampai 8 minggu atau lebih.

8
IV. 2. Operatif

Jika terjadi displaced dari tulang, perlu dilakukan pembedahan. Beberapa tindakan yang

dapat dilakukan :

 Open reduction and internal fixation

Dalam operasi ini, fragmen tulang direposisi kemudian difiksasi dengan metal plates

dan screw.

 Percutaneous screw fixation

Jika fragmen tulang besar, dapat direposisi dengan mendorong atau menarik tanpa

membuat irisan besar di kulit. Dengan menggunakan screw, tulang difiksasi dari luar.

9
IV. 3. Rehabilitatif

Rehabilitasi paska tindakan operatif maupun non operatif sama. Untuk mengembalikan kef

ungsi normal akan memakan waktu yang bervariasi tergantung tipe fraktur dan tingkat

keparahan. Beberapa pasien dapat memulai aktivitas mengangkat beban beberapa minggu setelah

tindakan, beberapa lainnya mungkin harus menunggu 3 bulan atau lebih.

Banyak dokter yang memberikan latihan gerakan pada kaki dan ankle pada awal masa

recovery. Sebagai contoh, beberapa pasien diinstruksikan untuk mulai menggerakan area

calcaneus saat nyeri mulai datang. Terapi fisik dapat mengembangkan range of motion dari kaki

dan ankle, serta menguatkan otot-otot sekitar. Pada proses awal akan terasa sakit. Latihan

mengangkat beban dapat dilakukan dengan menggunakan pemberat dan sepatu khusus saat

berjalan. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena jika terlalu awal dan dengan cara yang

salah maka fragmen tulang akan kembali terdislokasi atau screw yang telah dipasang akan

longgar kembali.7

10
BAB V

KOMPLIKASI

Dini

 Pembengkakan sampai terjadi lepuh


 Joint stiffness
 Nerve irritation
 Infeksi

Lambat

- Malunion

- Peroneal tendon impingement

- Bordening pada heel

- Talocalcaneal stiffnes dan osteoarthritis

11
KESIMPULAN

Faktur calcaneus disebut juga Lover’s fracture atau Don Juan fracture merupakan fraktur

pada calcaneus yang biasanya disebabkan karena jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri.

Fraktur calcaneus dapat terjadi pada kecelaan jatuh dari ketinggian, luka terpuntir , atau

kecelakaan kendaraan bermotor. Ada beberapa tipe pada fraktur calcaneus, diantaranya intra-

artikular, ekstra-artikular, dan Stress fractures of the calcaneous.

Penatalaksanaan pada fraktur calcaneus dapat dilakukan :

 Terapi non operatif jika tidak terdapat dislokasi tulang dan fraktur tertutup
 Terapi operatif jika terdapat dislokasi atau fraktur terbuka
 Rehabilitasi paska tindakan untuk mengembalikan fungsi

Jika tidak ditangani dengan baik, fraktur ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi

antara lain :

 Pembengkakan sampai terjadi lepuh


 Joint stiffness
 Nerve irritation
 Infeksi

 Malunion

 Peroneal tendon impingement

 Bordening pada heel

 Talocalcaneal stiffnes dan osteoarthritis

DAFTAR PUSTAKA
12
1. Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : Yarsif Watampone; 2009 : 214
2. Calcanel Frakture. Available from :http://beling.net/articles/about/Calcaneal_fracture.

Diunduh pada tanggal 20 Januari 2012


3. Fraktur Calcaneus. Available from :http://www.scribd.com/adrian_erindra/d/51039256-

fraktur-calcaneus. Diunduh pada tanggal 3 Februari 2012

4. Apley A.G. et al: Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 7 th edition. Butterworth

Heinemann, 1993, p. 699-712

5. Bucholz et al: OrthopaedicDecisiton Making, BC Dekker Inc. 1984 p. 62-68

6. Fractures in Adults Charles A. Rockwood Jr. & David P. Green, 2nded, 1984

7. Calcaneal Fracture. Available from : http://www.learningradiology.com/

archives2007/COW%20263-Calcaneal%20Fxs/calcanealfxcorrect.html. Diunduh pada

tanggal 5 Februari 2012

13

Anda mungkin juga menyukai