Anda di halaman 1dari 2

9 Unsur-Unsur Hikayat dalam Bahasa

Indonesia
Unsur-Unsur Hikayat dalam Bahasa Indonesia – Setelah sebelumnya kita
mengetahui contoh hikayat singkat dan macam-macam hikayat, kali ini kita akan
mengetahui unsur-unsur hikayat. Seperti halnya macam-macam cerpen, jenis-jenis
novel, macam-macam dongeng, jenis-jenis drama, jenis-jenis roman, dan jenis-
jenis prosa lainnya, hikayat juga mempunyai beberapa unsur. Dengan mengetahui
beberapa unsur hikayat, kita jadi mengetahui struktur atau unsur apa saja dibalik
sebuah hikayat yang telah dibuat. Oleh karenanya, artikel ini akan membahas
secara khusus unsur-unsur hikayat yang diambil dari berbagai sumber.
Adapun unsur hikayat itu terdiri atas dua kategori, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Secara intrinsik, unsur-unsur hikayat terdiri atas:

1. Tema atau Ide


adalah inti atau tema dasar dari sebuah cerita hikayat. Ide atau tema hikayat
biasanya didapat dari kisah-kisah aktual yang terjadi di masa itu atau juga bisa
bersumber dari berbagai kitab keagamaan dan sumber-sumber lainnya. Setelah
tema ditentukan, pengarang bisa mengembangkan tema atau ide tersebut melalui
penokohan, alur, gaya bahasa, serta unsur-unusr intrinsik lainnya.

2. Sudut Pandang
Adalah posisi atau cara pandang pengarang di dalam hikayat tersebut. Pengarang
bisa mengambil sudut pandang pertama (sudut pandang tokoh utama), atau sudut
pandang orang ketiga (berperan sebagai pencerita atau pengamat dalam hikayat
yang dibuat).

3. Penokohan
Merupakan unsur hikayat yang berisi tokoh-tokoh apa saja yang terlibat di
dalamnya. Tokoh-tokoh dalam cerita hikayat bisa berupa tokoh protagonis (tokoh
utama atau tokoh yang dianggap baik dalam hikayat), tokoh antagonis (tokoh yang
dianggap berseberangan dengan tokoh protagonis), dan tokoh-tokoh lainnya.
Sebuah tokoh bisa diceritakan oleh pengarang secara dettil, baik itu ciri-ciri
fisiknya, maupun perangai dan pola pikirnya.

4. Latar
Merupakan unsur cerita yang berisi tempat, waktu, dan suasana yang terkandung
di dalam hikayat. Latar bisa diambil dari kenyataan sehari-hari maupun hasil
rekaan si pengarang.

5. Alur Cerita (Plot)


Merupakan jalan cerita yang hendak dibangun oleh sebuah hikayat. Biasanya, alur
atau plot ini terdiri atas pengenalan awal cerita, pengenalan peristiwa, konflik,
puncak konflik, dan penyelesaian konflik. Dalam hikayat, semua unsur alur
tersebut harus ada dan penempatannya harus runtut, mulai dari pengenalan
hingga penyelesaian masalah.

6. Gaya
Adalah cara pengarang menyampaikan sebuah hikayat. Agar penyampaiannya
menarik, seorang pengarang biasanya menggunakan berbagai macam-macam
majas, seperti macam-macam majas perbandingan, macam-macam majas
sindiran, macam-macam majas penegasan, atau macam-macam majas
pertentangan.

7. Amanat
Adalah pesan atau ajaran moral yang hendak disampaikan oleh seorang
pengarang. Amanat ini biasanya tidak disampaikan secara lugas, melaikan secara
tersirat dibalik hikayat yang disampaikan. Oleh karena itu, pembaca mesti
membaca hikayat hingga tuntas agar amanat dibalik hikayat dapat ditemukan dan
dipelajari oleh pembaca.

Secara ekstrinsik, unsur-unsur hikayat terdiri atas 2 macam, yaitu:

8. Latar Belakang Cerita


Adalah unsur yang menyatakan sebab dikarangnya sebuah hikayat. Untuk
mengetahui unsur ini, pembaca mesti menganalisis unsur-unsur intrinsik yang
terdapat dalam hikayat, mencari tahu biografi atau riwayat hidup pengarang,
serta mengetahui di tahun berapakah hikayat itu dibuat. Dengan begitu, pembaca
bisa tahu latar belakang atau sebab hikayat itu dibuat.

9. Nilai-Nilai Kehidupan
Terdiri dari nilai moral, agama, budaya dan sebagainya yang mempengaruhi
terbentuknya sebuah hikayat. Unsur ini bisa diketahui dari nilai-nilai apa saja yang
dianut oleh seorang pengarang atau nilai-nilai dan kebudayaan apa saja yang saat
itu dominan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai