Dokumen - Tips - Gangguan Konversi 567d7d65e6af6
Dokumen - Tips - Gangguan Konversi 567d7d65e6af6
I. PENDAHULUAN
asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas pribadi dan memori,
sensori, dan fungsi motorik. Ciri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak
dengan represi konflik ke alam bawah sadar. Pada akhir 1880-an, Freud dan
1
neurologis atau kondisi medis umum lainnya. Namun, setelah evaluasi
sesuai dan tes diagnostik radiografi, tidak ada penjelasan neurologis ada untuk
gejala, atau temuan pemeriksaan tidak sesuai dengan keluhan. Dengan kata lain,
gejala gangguan medis organik atau gangguan dalam fungsi neurologis yang
II. DEFENISI
dengan konsep terkini mengenai anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat ataupun
perifer. Gangguan ini secara khas terdapat saat stres dan menimbulkan disfungsi
III. EPIDEMIOLOGI.
keberadaan gangguan konversi bahkan dapat lebih tinggi dari itu bahkan mungkin
sedikitnya 2:1 dan paling tinggi 10:1 pada anak bahkan terdapat predominansi
2
yang lebih tinggi pada anak perempuan. Laki-laki dengan gangguan konversi
dapat memiliki awitan kapanpun dari masa kanak hingga usia tua, tetapi lazim
pada masa remaja dan dewasa muda. Data menunjukkan bahwa gangguan
konversi adalah gangguan yang paling lazim di antara populasi pedesaan, orang
sosioekonomi rendah, dan anggota militer yang telah terpajang situasi perang.
IV. ETIOLOGI
disebabkan oleh represi konflik intrapsikis yang tidak disadari dan konversi
anxietas menjadi suatu gejala fisik. Konflik tersebut adalah antara impuls
secara sadar untuk menghadapi impuls yang tidak dapat diterima tersebut yaitu
gejala gangguan konversi memiliki hubungan simbolik dengan konflik yang tidak
orang lain.(3)
3
Faktor Biologis. Semakin banyak data yang mengaitkan faktor biologis dan
sensasi yang berkaitan dengan tubuh, yang pada sebagian pasien dengan gangguan
V. GEJALA KLINIS
depresif dan anxietas sering dapat menyertai gejala gangguan konversi, dan
sensorik dapat terlibat dan distribusi gangguan biasanya tidak konsisten dengan
4
menimbulkan tuli, buta, serta penglihatan terowongan (tunnel vision). Gejala ini
berjalan, kelemahan, dan paralisis. Tremor ritmis yang kasar, gerakan koreiform,
“tic”, dan sentakan dapat ada. Gerakan tersebut umumnya memburuk ketika orang
konversi adalah astasia-abasia. Selain itu yang lazim ditemukan juga adalah
paralisis dan paresis yang mengenai satu, dua, atau keempat ekstremitas,
walaupun distribusi otot yang terkena tidak sesuai dengan jaras saraf. Refleks
tetap normal yaitu pasien tidak mengalami fasikulasi atau atrofi otot (kecuali
normal.(3,5)
Gejala Kejang. Dimana kejang semu adalah gejala lain gangguan konversi.
opistotonus dan kepala atau badan berputar ke arah lateral. Semua ekstremitas
dengan sengaja menahan nafas mereka. Klinisi dapat merasa sulit membedakan
kejang semu dengan kejang yang sesungguhnya hanya dengan pengamatan klinis
saja. Lebih jauh lagi, kira-kira sepertiga kejang semua pasien memiliki gangguan
epileptic. Menggigit lidah, inkontinensia urin, dan cedera setelah jatuh dapat
terjadi jika pasien memiliki pengetahuan medis tentang penyakit. Gejala ini
5
berbeda dengan kejang yang sebenarnya, dimana pseudoseizure terutama terjadi
di hadapan orang lain dan bukan ketika pasien sendirian atau tidur. Reflex pupil
dan muntah tetap ada setelah kejang semu dan konsentrasi prolaktin pasien tidak
selektif tersebut terganggu sampai ke taraf yang dapat berlangsung dari hari ke
Penderita mungkin tampak acuh tak acuh akan penyakitnya (la belle
indifference). Penampilan acuh tak acuh ini mungkin juga terjadi pada gangguan
6
VI. PEDOMAN DIAGNOSTIK
pada perempuan umur 20-40 dan orang yang bekerja di bidang kesehatan. Dengan
gejala tidak konsisten, gejala yang dimiliki berbagai jenis penyakit, gejala sering
yang tidak biasa dan susah untuk dipercaya dengan kesadaran yang baik
(volunter). (1)
pribadi. Menentukan hal ini tidaklah mudah dan mungkin memerlukan bukti
atau agresif yang direpresikan ke gejala fisik seperti adanya gangguan neurologis.
7
Untuk diagnosis pasti maka hal-hal dibawah ini harus ada : (6)
(b). Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala-gejala
tersebut ;
(c). bukti adanya penyebab psikologis, dalam bentuk hubungan kurun waktu yang
A. Satu atau lebih gejala atau deficit yang memengaruhi fungsi sensorik atau
motorik volunter
C. gejala atau deficit tidak dapat dijelaskan dengan baik oleh medis dan gangguan
mental.
D. Gejala atau deficit menyebabkan distress yang bermakna secara klinis atau
hendaya dalam fungsi social, pekerjaan, atau area penting lain, atau
8
Tentukan tipe gejala atau deficit :
Association.
neurologis dan medis yang menyeluruh penting dilakukan pada semua kasus. (1,3,4)
seperti demensia atau penyakit degeneratif lainnya, tumor otak, dan penyakit
9
Gejala gangguan konversi terdapat pada skizofrenia, gangguan depresif,
dan gangguan anxietas, tetapi gangguan ini disertai gejala khas yang akhirnya
sulit ketika yang mendasari karakterisitik penyakit ini dapat dengan gejala
gangguan somatisasi adalah penyakit kronis yang dimulai pada masa kehidupan
awal dan mencakup gejala pada banyak sistem organ lain dan tidak terbatas pada
yang sebenarnya, melainkan terdapat perilaku serta keyakinan yang khas. Pada
VIII. PENATALAKSANAAN
yang nyata, tetapi menjelaskan bahwa itu reversible. Diupayakan untuk kembali
ke fungsi semula dengan bertahap. Apabila ada depresi komorbid, hal ini harus
diobati dengan baik. Psikoterapi dapat bermanfaat untuk gangguan disosiatif dan
10
dalam beberapa kasus kronis yang mengenai fungsi motorik mungkin diperlukan
rehabilitasi medis.(1)
mungkin dipermudah oleh terapi perilaku atau terapi suportif berorientasi tilikan.
Ciri terapi yang paling penting adalah hubungan dengan terapis yang penuh
perhatian dan dapat dipercaya. Terhadap pasien yang resisten terhadap gagasan
psikoterapi, dokter dapat memberi usul bahwa psikoterapi akan berfokus pada
stress dan koping. Mengatakan pada pasien bahwa gejala mereka adalah khayalan
traumatik.(3)
berorientasi tilikan. Pada terapi ini pasien menggali konflik intrapsikik dan
lama durasi penyakit pasien dan semakin banyak mereka mengalami regresi,
IX. PROGNOSIS
Gejala awal pada sebagian besar pasien dengan gangguan konversi, mungkin
90 hingga 100 persen membaik dalam beberapa hari atau kurang dari satu bulan.
11
Prognosis baik jika awitan mendadak, stressor mudah diidentifikasi, penyesuaian
premorbid baik, tidak ada gangguan medis atau psikiatri komorbid, dan tidak
X. KESIMPULAN
Gangguan konversi adalah gangguan fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan
konsep terkini mengenai anatomi dan fisiologi system saraf pusat ataupun perifer.
Gangguan ini secara khas terdapat saat stress dan menimbulkan disfungsi yang
yang berat, konflik emosional, atau gangguan jiwa yang terkait. Seseorang dengan
gangguan konversi sering memiliki tanda-tanda fisik tetapi tidak memiliki tanda-
organic harus disingkirkan lebih dahulu dan hal ini dapat berakibat pemeriksaan
menerima gejala pasien sebagai hal yang nyata, tetapi menjelaskan bahwa itu
reversible. Ciri terapi yang paling penting adalah hubungan dengan terapis yang
penuh perhatian dan dapat dipercaya. Hypnosis, ansiolitik, dan latihan relaksasi
perilaku efektif pada beberapa kasus. Bentuk singkat dan langsung psikoterapi
12
jangka pendek juga digunakan untuk menatalaksana gangguan konversi. Semakin
lama durasi penyakit pasien dan semakin banyak mereka mengalami regresi,
13
DAFTAR PUSTAKA
14