Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

PUSKESMAS CANDI
PENDERITA SKABIES DI DESA KARANG TANJUNG
KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Ferdita Ridha Cahyani

NPM 16710191

Pembimbing:
dr. Mohammad Arif Frijanto

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Surabaya
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH TERHADAP

PENDERITA SKABIES DI DESA KARANG TANJUNG

KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Laporan Kunjungan Rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
mengikuti ujian profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya

Disusun Oleh

Ferdita Ridha Cahyani

NPM 16710191

Sidoarjo, 01 September 2018


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Puskesmas Candi

Gembong Nuswanto., dr.,M.Sc Arif Frijanto, dr.


NIP: 196802182008011009

Kepala Puskesmas Candi

Siti Murtafiah, dr.MM

NIP: 197711052005012011

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis bias menyelesaikan penyusunan“LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
PENDERIT SKABIES DI DESA KARANG TANJUNG KECAMATAN CANDI
KABUPATEN SIDOARJO”. Tugas praktek kerja lapangan ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Dengan menyusun laporan ini, penulis berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan penulis, serta berpikir maju dan kritis dalam
menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam bidang
kesehatan.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang membantu terwujudnya laporan ini di antaranya:
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT - KL (K), selaku rector Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto,dr.,DTM & H, Ph.D, Sp.Par (K), Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga, dr., SKM, selaku Kepala Bagian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. dr. Gembong Nuswanto., Msc.sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan
penelitian ilmiah ini.
5. dr. Sukma Sahadewa, M.Kes selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Komunitas.
6. dr. Siti Murtafiah, selaku Kepala Puskesmas Candi Kabupaten
Sidoarjo.
7. dr. Arief Frijanto, selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas Candi
Kabupaten Sidoarjo
8. Seluruh paramedic dan Non Medis yang telah banyak membantu kami
selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Camdi
Kecamatan Kabupaten Sidoarjo.
9. Para bidan desa, kader puskesmas serta perawat desa yang telah banyak
membantu kami selama melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas
Candi Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan Kunjungan
Rumahe ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini


sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan

iii
laporan kunjungan rumah dalam rangka praktek lapangan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat.

Candi, 31 Agustus 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan……………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………… iii
Daftar Isi…………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel……………………………………………………………… vi
Daftar Gambar…………………………………………………………… vi
Lembar Laporan Kunjungan Rumah Keluarga………………………….. 1
Karakteristik Demografi Keluarga………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...….. 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 4
1.4 Manfaat…………………………………………………………... 5
BAB II Hasil Kegiatan Kunjungan Rumah
2.1 IdentitasPasien 7
2.2 Anamnesis 7
2.3 Pemeriksaan Fisik 10
2.4 Pemeriksaan Penunjang 13
2.5 Resume 13
2.5 Diagnosa 14
2.6 Penatalaksanaan…………………………………………………. . 14
2.7 Follow Up………………………………………………………… 14
BAB III Identifikasi Keluargadan Faktor Lingkungan
3.1 Faktor Keluarga………………………………………………….. 16
3.2 Faktor Lingkungan………………………………………………. 26
BAB IV Daftar Masalah
4.1 Masalah Aktif……………………………………………………. 31
4.2 Faktor Resiko………………………..…………………………. 31

v
4.3 Diagram H.L. Blum…………………………………………….... 31
4.4 Fish Bone………………………………………………………… 33
BAB V Patient Management
5.1 Patient Centered Management…………………………………… 36
BAB VI Pembahasan
6.1 IdentifikasiMasalah……………………………………………... 38
6.2 Prioritasmasalah………………………………………………… 40
6.3RencanaUsulanKegiatan……………………………………….. 41
BAB VII Penutup
7.1 Kesimpulan……………………………………………………… 44
7.2 Saran…………………………………………………………….. 44
DaftarPustaka…………………………………………………………... 48
Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Tabel APGAR 19


Tabel 3.2 Tabel SCREEM 22
Tabel 6.1 Tabel Scoring 38
Tabel 6.2 Tabel Skala Prioritas Permasalahan Utama 40
Tabel 6.3 Rencana Usulan Kegiatan 42

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Genogram 16


Gambar 3.2 Siklus Keluarga 23
Gambar 3.3 Pola Interaksi Keluarga 24
Gambar 3.4 Denah Rumah Pasien 27
Gambar 4.1 Konsep Derajat Kesehatan Menurut H.L.Blum 32
Gambar 4.2 Fish Bone 33

viii
FORM HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Di Puskesmas Candi Sidoarjo

Nama KK : Tn K

Tanggal kunjungan pertama kali 20 Agustus 2018

Nama pembimbing : dr. M Arief Frijanto

Nama pembina keluarga :

Nama DM Pembina : Ferdita Ridha Cahyani

Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu

periode pembinaan)

Tanggal Tingkat Paraf Paraf Keterangan

Pemahaman Pembimbing

ix
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. K

Alamat lengkap : Perum Bumi Mulyo Permai E-34

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel !. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No Nam Kedudukan L/ Um Pendidik Pekerjaan Pasien Ket

a dalam P ur an Klinik

keluarga (Y/T)
Terakhir

1 Tn.K KK L 52 SMA Serabutan T -

Jasa
Skabi
2 Ny.S Istri P 49 SD Pencucian Y
es
Baju

Sdr.
3 Anak P 21 SMA - T -
Y

Sdr.
4 Anak L 19 SMA - T -
G

Sdr. Skabi
5 Anak L 17 SMA - Y
A es

6 An. Anak P 9 SD - Y Skabi

x
C es

Sumber : Keterangan keluarga oleh Ny S (ibu pasien)

xi
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.1-3

Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi.

Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6% - 27%

populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Ada dugaan

bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang

menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah,

higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan

diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik.4-6

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita

scabies, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 11 tahun, dimana penderita

merupakan penderita scabies yang berada di wilayah PuskesmasCandi Kecamatan

CandiKabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi. Pasien

ini sudah pernah mendapat pengobatan ke tenaga kesehatan setempat namun

belum mengalami perbaikan yang berarti akibat salah diagnosa. Kasus ini

merupakan salah satu kasus yang sederhana namun sering salah

1
diagnosa. Oleh karenahal itulah kasus ini dianggap penting kiranya bagi

penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya untuk kemudian bisa

menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan dan bahan pembelajaran bersama

dengan mempertimbangkan berbagai aspek dalam individu, keluarga dan

masyarakat.

A. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh kondisi pasien dengan kondisi sosial dan ekonomi,

pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar desa Karang Tanjung, Kecamatan

Candi, Kabupaten Sidoarjo ?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kondisi pasien dengan kondisi sosial dan

ekonomi serta pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar desa Karang Tanjung,

Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dalam penyusunan laporan ini antara lain:

a. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di kunjungi

sesuai dengan penyakit dan instrument yang ditetapkan oleh Puskesmas Candi.

b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR.

c. Mengidentifikasi faktor social ekonomi pasien melalui SCREEM.

d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram.

e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan.

2
f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya.

g. Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi).

h. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

C. MANFAAT

Manfaat dari kegiatan Kunjungan Rumah yang dilakukan antara lain:

1. Bagi Dokter Muda

a. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses pendataan yang

di analisis secara holistik tentang hubungan antara penyakit dengan

kebersihan individu dan lingkungan.

b. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalaksaan

penyakit di masyarakat.

c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi

seorang dokter.

2. Bagi pasien dan keluarganya

a. Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan

keluarganya.

b. Meminimalisir angka kekambuhan penyakit dengan pemahaman

pengobatan yang baik.

3. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.

3
b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di

masyarakat.

c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit

yang berdampak pada lingkungan di masyarakat.

4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan

a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus scabies.

b. Meningkatkan pemahaman holistik pada kondisi penyakit pada pasien.

c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien.

4
BAB II

HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAHE

2.1 IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Sdr. A

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Perum Bumi Mulyo Permai E-34

Suku : Jawa

Tanggal periksa : - 9 Agustus 2018

- 14 Agustus 2018

2.1 ANAMNESIS

a. Keluhan Utama:Gatal-gatal diselangkangan dan jari tangan

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Gatal dirasakan kurang lebih sejak2 minggu yang lalu. Awalnya gatal hanya

dirasakan pada sela jari tangan kanan dan kiri lalu setelahnya dirasakan juga pada

perut, dada, dan selangkangan. Gatal dirasakan utamanya malam hari. Pada bagian

yang gatal juga timbul bercak – bercak kemerahan yang makin lama makin besar.

Beberapa bercak ada yang luka karena digaruk dan beberapa yang

5
lain tidak.Di rumah tersebut terdapat keluarga pasien yang menderita sakit yang

sama yaitu ibu pasien dan adik pasien. Sekitar 3 minggu yang lalu pasien sempat

liburan bersama temannya yang mengalami keluhan yang sama.

c. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat mondok :-

- Riwayat Imunisasi : Lengkap

- Riwayat asma : disangkal

- Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

d. RiwayatPenyakit Keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal

- Riwayat sakit asma : disangkal

- Riwayat hipertensi : disangkal

- Riwayat diabetes melitus : disangkal

e. Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok : disangkal

- Riwayat Ayah/ibu merokok : disangkal

- Riwayat olah raga : rutin di sekolah

- Riwayat pengisian waktu luangdengan bermain game di rumahnya

bersama teman sekolah dan sering tidur bersama di rumah

pasien.Bahkan pasien mempunyai kebiasaan sering saling memminjam

baju antar temannya.

f. Riwayat Sosial Ekonomi

6
Penderita adalah seorang seorang anak ke 3 dari pasangan suami istri, Tn K dan

Ny. S. Ayah dan ibu penderita tinggal di sebuah rumah yang berpenghuni 5

orang (penderita, 1 kakak penderita, adik penderita, ayah dan ibu). Penderita

duduk di bangku kelas 3 SMA.Ayah bekerja serabutan membantu jika diminta

dan ibu penderita bekerja menerima jasa pencucian baju di rumah.Sumber

pendapatan keluarga didapatkan dari Ayah dan Ibu dengan total penghasilan

rata-rata perbulan Rp. 2.000.000,-

g. Riwayat Gizi.

Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi sepiring,

sayur, dan lauk pauk tahu-tempe kerupuk, dan kadang dengan telur atau daging.

Kesan status gizi cukup.

7
2.2 PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan Umum

Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6).

- Tanda Vital dan Status Gizi

Tanda Vital

: 86 x/menit, reguler, isi cukup, simetris

: 18 x/menit

: 36,4oC

: 100/80 mmHg

- Status gizi :

BB: 65 kg

TB : 175 cm


IMT : Status Gizi Gizi Bai
- Kulit

Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah

dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan

mimik wajah/bells palsy (-)

- Mata

Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),

reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman).

- Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), deformitas hidung (-).

8
- Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-).

- Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping

telinga dalam batas normal

- Tenggorokan

Tonsil tidak membesar, pharing hiperemis (-)

- Leher

JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-).

- Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

- Cor :I : ictus cordis tak tampak

P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS

batas kanan atas : SIC II LPSD

batas kiri bawah: SIC V 1 cm lateral LMCS

batas kanan bawah: SIC IV LPSD

batas jantung kesan tidak melebar

A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)

- Pulmo: Statis (depan dan belakang)

P : fremitus raba kiri sama dengan kanan

9
P : sonor/sonor

A : suara dasar vesikuler (+/+)

Dinamis (depan dan belakang)

I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri sama dengan kanan

P : sonor/sonor

A : suara dasar vesikuler (+/+)

- Abdomen

I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)

P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P : timpani seluruh lapang perut

A : peristaltik (+) normal

- Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : NKCV (-)

- Ektremitas: palmar eritema(-/-)

akral dingin oedem

- Sistem genetalia: dalam batas normal

- Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

10
Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi motorik :

K 5 5 T NN RF 22 RP --

55 NN 22 -

- Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk : realistik

Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

arus : koheren

Insight : baik

2.3 Status Dermatologi

L : Sela jari kanan dan kiri, dada, perut, selangkangan, penis

D : Tersebar

R :

- Papula multipel dengan dasar hiperemia.

- Papula multipel dengan dasar hiperemia dan ekskoriasi pada sebagian lesi.

11
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

2.5 RESUME

Seorang pasien laki-laki 17 tahun datang dengan keluhan gatal dirasakan

kurang lebih sejak 2 minggu yang lalu.Lalu timbul bercak – bercak yang makin

lama makin besar, bercak tersebut ada yang menimbulkan luka karena digaruk.

Gatal dirasakan utamanya malam hari. Pada bagian yang gatal juga timbul bercak –

bercak kemerahan yang makin lama makin besar. Beberapa bercak ada yang luka

karena digaruk dan beberapa yang lain tidak. Di rumah tersebut terdapat keluarga

pasien yang menderita sakit yang sama yaitu ibu pasien dan adik pasien. Sekitar 3

minggu yang lalu pasien sempat liburan bersama temannya yang mengalami

keluhan yang sama.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sehat, compos

mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:100/80 mmHg, N: 86 x/menit, Rr:

18 x/menit, S:36,40C, BB:65 kg, TB:175 cm, status gizibaik. Daripemeriksaan fisik

didapatkanPemeriksaan Dermatologi Regio manus dextra et sinistra Papula

12
multipel dengan dasar hiperemia. Dan pada bagian selangkanganterdapat papula

multipel dengan dasar hiperemia dan ekskoriasi pada sebagian lesi.

2.6 DIAGNOSA

Skabies dengan Infeksi Sekunder

2.7 PENATALAKSANAAN

a. Non Medika mentosa

1. Hindari menggaruk untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder

akibat luka garukan yang terinfeksi.

2. Seluruh pakaian, sprei, sarung bantal, handuk yang di gunakan setelah

pemberian obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci

selama ± 15 – 30menit.

3. Menyarankan keluarga yang kontak dengan pasien untuk

menggunakan cream yang sama diseluruh tubuh untuk memutus mata

rantai penularan.

4. Jika memiliki keluarga atau kerabat atau tentangga yang memiliki

keluhan gatal–gatalseperti pasien untuk disarankan berobat ke sarana

pelayanan kesehatan.

b. Medikamentosa

- Sistemik

Cetirizine tab 10 mg (2 x 1 tablet) setelah makan jika gatal.

Amoxcicillin tablet 3 x ½ tablet setelah makan selama 7 hari.

13
- Topikal

Scabicide (Gameksan + As. Unducilanic) dioleskan seluruh

tubuh kecuali wajah dan telapak tangan selama 3 malam berturut

– turut.

2.8 Follow Up

Tanggal 21 Agustus 2018

S: Gatal-gatal (+), Nafsu Makan baik

O: KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.

Tanda vital : T : 110/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 96 x/menit S : 36,8 0C

Status Generalis : dalam batas normal.

Status Neurologi : dalam batas normal.

Status Mentalis : dalam batas normal.

Status dermatologi : Regio manus dextra et sinistra tampak papulo


vesikula multiple, erosi (+)

A : Skabies

P : CTM tab 4 mg (3 x ¾ tablet)


Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Salep premetrin

14
BAB III

IDENTIFIKASI KELUARGA DAN FAKTOR LINGKUNGAN

3.1 FAKTOR KELUARGA

3.1.1 Struktur Keluarga

Keluarga Ny. S termasuk keluarga patriakal dimana yang dominan dan

memegang kekuasaan dalam keluarga adalah suami Ny. S.

3.1.2 Bentuk Keluarga

Alamat lengkap : Ds. Karang Tanjung Perumahan Bumi Mulyo Permai Blok

E-34, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bentuk keluaga :

Nuclear family

Diagram 1. Genogram Keluarga An. G (Data Primer, 9 Agustus 2018)

- Tn. K - Ny. S
- 52 tahun - 49 th
- ♂ - ♀
- Wiraswasta
- Serabutan
- Etnis Jawa - Etnis Jawa

- Sdr. Y - Sdr. G - An. A - An. C


- 21 th - 19 th - 17 th - 9 th
- ♂ - ♂ - ♀
- ♀
- Sudah - Belum Bekerja - Siswa SMA - Siswa SD
- Etnis Jawa - Etnis Jawa - Etnis Jawa
bekerja
- Etnis Jawa

15
Keterangan :

An. A : Pasien

Tn. P : Ayah Pasien

Ny. N : Ibu Pasien

Sdr. Y : Kakak Perempuan Pasien

Sdr. G : Kakak Laki- Laki Pasien

An. C : Adik Perempuan Pasien

Keterangan Simbol:

: Pasien

: Meninggal

: Laki - Laki

: Perempuan

16
3.1.3 FUNGSI KELUARGA

A. APGAR SCORE

ADAPTATION

Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali

membicarakannya kepada ibunya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya dan

menjadi keluhannya. Baik keluhan tentang penyakitnya maupun tentang sekolah.

Penyakitnya ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari baik belajar di sekolah

ataupun bermain dengan teman-temannya disekolah dan di rumah. Dukungan dari

orang-orang orang tua, keluarga dan petugas kesehatan yang sering memberi

penyuluhan kepada pasien, orang tua dan kakakcukup memberinya motivasi mengikuti

pengobatan yang disarankan. Penderita dan keluarga yakin penyakitnya bisa sembuh

total bila ia mematuhi aturan pengobatan sampai sakitnya benar-benar sembuh sehingga

tidak terjadi relaps atau kambuh kembali. Hal ini menumbuhkan kepatuhan penderita

dalam penggunaan obat dan melakukan kebersihan tubuh.

PARTNERSHIP

Sdr. Amengerti bahwa ia adalah salah satu anggota keluarga yang berhak

mendapat pengobatan dan penyembuhan atas dirinya. Selain itu ayah, ibu dan

keluarganya rutin mengajak pasien untuk dapat melakukan pengobatan dengan baik

sehingga penyakit dapat diselesaikan dengan tuntas. Komunikasi antar anggota

keluarga masih berjalan dengan baik.

GROWTH

17
Sdr. A paham bahwa ia harus bisa menghadapi penyakitnya walaupun kadang

menganggunya terutama dalam hal pelajaran karena membuatnya kurang

konsentrasi dan kadang tidak masuk sekolah.

AFFECTION

Sdr.Amerasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan ayah dan ibu sangat

baik bahkan ketika dalam kondisi sakit. Kedua orang tuang peduli dan melakukan

pengobatan pada anak dengan baik dan paripurna. Bahkan pasien merasa perhatian

yang dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.

RESOLVE

Sdr. A merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari

kedua orang tuanya dan kakaknya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak karena

ayah dan ibu penderita harus bekerja diluar rumah dari pagi hingga malam. Terutama

ibu pasien karena memiliki pekerjaan tetap sebagai penerima jasa pencuciuan baju di

rumah. Tidak jarang sang ayah juga melembur sampai malam ketika mendapat

pekerjaan. Karena pada hari minggu atau hari libur besar kedua orang tuanya kadang

menyempatkan untuk pergi rekreasi walaupun jarang sekali.

APGAR Tn. K Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida

/selalu -kadang k

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

18
saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerimadan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan carakeluarga saya dansaya

membagi waktu bersama-sama

Total poin = 8 fungsi keluarga dalam keadaan baik

Tn.Kbekerja serabutan. Kadang sebagai pekerja lahan pertanian,

menjualkan produk obat-obat suplemen tubuh ataupun buruh bangunan, sehingga

semakin sedikit waktu untuk bersama-sama. Ketika sampai di rumah masih harus

sibuk mengurusi urusan rumah tangga, sehingga kadang sulit untuk membagi waktu

untuk bersama-sama.

APGAR Ny.S Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida

/selalu -kadang k

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

19
keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerimadan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Ny. Sbekerja sebagai penerima jasa pencucian baju di rumah, karena

merupakan tulang punggung keluarga akibat suami yang tidak memiliki pekerjaan

tetap, segala pekerjaannya dilakukan di rumah namun karena jasa pencucian baju

Ny. S cukup ramai dan hanya dikerjakannya sendirisehingga semakin sedikit waktu

untuk bersama-sama. Pekerjaannya selesai hingga malam hari, sehingga kadang

sulit untuk membagi waktu untuk bersama-sama.

20
APGAR Sdr. A Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tida

/selalu -kadang k

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerimadan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Kedua orang tua memiliki cukup banyak pekerjaan yang dilakukan, sehingga

semakin sedikit untuk waktu mereka untuk bersama-sama.

21
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. K adalah 27, sehingga

rata-rata APGAR dari keluarga Tn.K adalah 9. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi

fisiologis yang dimiliki keluarga Sdr.A dan orang tuanya dalam keadaan baik.

Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.

2. SCREEM

SUMBER PATOLOGI KET

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

Sosial dengan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat +

cukup meskipun banyak keterbatasan ekonomi.

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini

dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam

Cultural keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya +

yang masih diikuti. Menggunakan bahasa jawa, tata

krama dan kesopanan.

Religius Pemahaman agama cukup. Namun penerapan ajaran

agama kurang, hal ini dapat dilihat dari penderita yang


Agamamenawarkan
menjalankan sholat sesekali saja. Sebelum sakit penderita
pengalaman spiritual yang
+
rutin belajar mengaji di sore hari di masjid dekat rumah
baik untuk ketenangan
namun berhenti sekitar 6 bulan yang lalu. Penderita
individu yang tidak
cenderung hanya ingin bermain di luar rumah.
didapatkan dari yang lain

22
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,

untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski

Ekonomi belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana +

ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk

pemenuhan kebutuhan hidup

Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. Tingkat

pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah.

Edukasi Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas +

pendidikan seperti buku-buku, koran dan internet

terbatas.

Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang


Medical
lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga
Pelayanan kesehatan
ini biasanya menggunakan Puskesmas dengan metode
puskesmas memberikan +
pembayaran KTP Sidoarjo, bukan JKN atau asuransi
perhatian khusus terhadap
lainnya. Pasien dan keluarga rutin berobat ke Puskesmas
kasus penderita
karena mudah dijangkau dan letaknya dekat.

23
3.1.4 SIKLUS KELUARGA

Dinamika Keluarga : Siklus Kehidupan Keluarga ( Duvall )

Berdasarkan hasil anamnesis pasien keluarga Ny. S termasuk dalam siklus

ketujuh menurut Duvall di mana tahap keluarga masa anak-anak meninggalkan

keluarga.

24
3.1.5 Pola Interaksi Keluarga
Suami

Anak Anak

Anak

Anak

Istri (pasien)
Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik Hubungan

antara Ny. Sdan keluarganya baik dan dekat.

3.1.6 Pertanyaan Sirkuler

1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh orang tua? Jawab

Mengobati secara mandiri dahulu, jika dalam waktu 3 hari tidak ada perubahan

maka di bawa ke Puskesmas.

2. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah?

Jawab :

25
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai urusan

anak sehari-hari kepada ibu.

3. Jika anak butuh di rawat inap atau mendapat pengobatan lebih lanjut ijin siapa

yang dibutuhkan?

Jawab :

Salah satu saja. Namun terutama Ibu

4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?

5. Selanjutnya siapa? Jawab

Ayah.

6. Siapa yang secara emosional jauh dari pasien? Jawab

Ayah

7. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien? Jawab

Ibu, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh ibu.

8. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya? Jawab

Kakak

26
3.2 FAKTOR LINGKUNGAN

3.2.1 Lingkungan

A. Lingkungan Sekitar

Daerah desa ini merupakan dataran rendah. Luas wilayah desa Karang

Tanjung 107.873 Ha. Jumlah penduduk desa Karang Tanjung 8.876 jiwa, jumlah

rumah tangga 2.546

B. Gambar Lingkungan Rumah

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 7,5x12 m2 yang

berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke Utara. Tidak memiliki

pekarangan rumah namun terdapat pagar pembatas. Terdiri dari ruang kamar tamu

yang sekaligus digunakan sebagai ruang keluarga dan menonton TV, dua kamar

tidur, satu kamar makan yang jarang digunakan, dapur, gudang dan kamar mandi

yang memilki fasilitas jamban keluarga. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu

depan dan 1 pintu samping. Jendela ada 8 buah, di ruang keluarga/tamu dan disetiap

kamar tidurnya namun yang sering dibuka hanya jendela ruang keluarga/tamu,

sisanya jarang dibuka. Di depan rumah terdapat teras yang berukuran 4,5x2 m2.

Lantai rumah sebagian besar terbuat dari keramik dan pada bagian dapur

dan gudang berlantaikan semen. Ventilasi dan penerangan rumah masih kurang.

Atap rumah tersusun dari genteng yangditutup langit-langit. Masing-masing kamar

menggunakan springbed untuk meletakan kasur. Dinding rumah terbuat dari

batubata yang sudah di cat, dilapisi dan diperhalus. Perabotan rumah tangga cukup.

Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air

27
sumur. Namun untuk air untuk memasak dan minum setiap hari membeli dari

pedagang air. Secara keseluruhan kebersihan rumah kesan cukup. Sehari-hari

keluarga memasak menggunakan kompor elpiji 3 kg.

C. Denah Rumah

S T Kamar Pasien
e

r
Ruang Keluarga
a / Tamu
Kamar Mandi
s

12m
R Kamar Orang
Tua Pasien
u Kamar
Mandi

Dapur dan Ruang


Makan Pasien

Gambar 1. Denah Rumah

3.2.2 Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien tinggal di Desa Karang Tanjung, Kecamatan Candi, Kabupaten

Sidoarjo yang merupakan wilayah Puskesmas Candi. Desa Karang Tanjung

memiliki 1 orang bidan desa yang rutin mengadakan kegiatan pengobatan dan

28
pelayanan kepada masyarakat desa. Di desa ini terdapat kader desa yang rutin

melakukan motivasi dan kegiatan penyuluhan tentang pola hidup bersih dan sehat

setiap minggu kepada para kader agar di sosialisasikan ke masyarakat.Puskesmas

secara rutin melakukan pemantauan melalui bidan desa untuk diketahui kondisi

kesehatan di desa tersebut. Sehingga selalu terpantau dengan baik dan segera bisa

mendapat intervensi jika diperlukan.

3.2.3 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

1. Faktor Prilaku Pasien

Pola hidup bersih dan sehat sudah cukup diterapkan dengan baik di

keluarga. Pasien diajarkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan dan sesudah ke kamar mandi. Rumah sudah memiliki kloset jongkok dengan

septic tank yang permanen. Pembuangan sampah di rumah mengikuti pengambilan

oleh petugas kebersihan sekitar kawasan setiap sore hari. Penggunaan handuk

secara sendiri tiap anggota rumah dan tidak ada handuk yang digunakan secara

bersama – sama.

2.Faktor Non Perilaku Pasien

Keluarga terdiri dari penderita, ayah, Ibu, 1 kakak laki-laki, 1 kakak

perempuan, 1 adik perempuan. Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibunya, 1

kakak dan 1 adik. Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan, menangis

kuat dengan BB lahir 2,9 kg di rumah seorang bidan di desa tersebut.

Sdr. A tinggal serumah dengan ayah, ibunya,1 kakak dan 1 adik.. Hubungan

keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan permasalahan-permasalahan

yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Hubungan

29
diantara mereka cukup dekat antara satu dengan yang lain. Penderita seorang pelajar

yang sedang bersekolah di salah satu sekolah dasar di desa Kramat Jegu.

Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan dari ayah dan ibu yang

bekerja sebagai penerima jasa pencucian baju. Total penghasilan rata-rata sebesar

Rp 2.000.000,00 perbulannya.

Penghasilan tersebut juga digunakan untuk biaya hidup sehari-hari seperti

makan, minum, biaya sekolah atau iuran membayar listrik hanya mengandalkan

uang yang ada dan dan menyisihkannya uang untuk biaya-biaya mendadak (seperti

biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk memasak memakai kompor gas. Makan

sehari-hari dengan lauk, tahu, tempe, daging, buah dan frekuensi makan 3 kali

sehari. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas.

Jika terdapat permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara

musyawarah dan dicari jalan tengah. Di keluarga selalu dibiasakan sikap saling

tolong menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya

yang menderita kesusahan. Meskipun penghasilan mereka tergolong cukup, namun

mereka tetap hidup bahagia.

a. Lingkungan Sosial

Pasien adalah anak yang senang bermain dengan teman-teman sekolah dan

sekitar rumahnya.Dalam masyarakat penderita dan kedua orang tua hanya sebagai

anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat. Kedua orang tua penderita aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat

walaupun memiliki jam kerja yang menyita waktu. Dalam kesehariannya pasien

bergaul akrab dengan masyarakat di sekitarnya seperti halnya anggota masyarakat

30
yang lain dan cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Kegiatan-kegiatan yang harus

mengeluarkan biaya tidak menjadi faktor penghambat lain bagi keluarga ini untuk

aktif dalam kegiatan social. Keluarga selalu berperan serta dalam kegiatan tidak

secara material namun secara fisik dengan membantu kegiatan social seperti

memperbaiki balai desa, pengecatan pinggiran kawasan jalan sekitar dan pembuatan

tempat pembuatan sampah sementara. Keluarga tidak pernah merasa minder dalam

bersosial dengan warga sekitar.

31
BAB IV

DAFTAR MASALAH

4.1 Masalah Aktif :

Lingkungan sekitar mengalami keluhan serupa

4.2 Faktor Risiko :

1. Kebersihan individu kurang

2. Pengetahuan orang tua dan pasien kurang

3. Lingkungan rumah yang kurang sehat

4. Pengobatan yang tidak adekuat

4.3 Diagram Permasalahan Kesehatan Pasien (H.L Blum)

Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih

digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai dasar

suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum ada empat

faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor

tersebut merupakan faktor determinan sebagai penyebab timbulnya masalah

kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life

style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan

kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).

32
Diagram 1. Konsep Derajat Kesehatan menurut H.L. Blum

Diagram2. Identifikasi PermasalahanUtama

(menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan

yang ada dengan berbagai faktor-faktor risiko yang ada dalam

kehidupan pasien)

Menurut konsep BLUM, genetik tidak menjadi faktor yang berpengaruh

terhadap kondisi sakit pasien ini. Perilaku individu yang berpengaruh adalah pola

kebersihan pribadi dari pasien yang masih kurang. Pasien selalu diajarkan untuk

melakukan prilaku hidup bersih dengan mencuci tangan pakai sabun namun

33
pelaksanaannya sendiri kurang diamati. Sehingga tidak bisa dijamin pasien sudah

melaksanakan prilaku hidup yang bersih secara konsisten.

Dari segi lingkungan, lingkungan rumah sekitar sudah cukup bersih. Pasien

tinggal di area perumahan yang cukup bersih dan tertata rapi. Sistem pembuangan

sampah berjalan dengan baik. Sistem saluran air bersih juga berjalan dengan baik.

Kondisi lingkungan rumah sendiri pada dasarnya sudah cukup bersih. Namun

ketika melihatkamar pasien terlihat sprei yang digunakan agak kotor dan terlihat

lama tidak diganti untuk dicuci. Kasur yang digunakan juga jarang di jemur. Hal ini

dapat memudahkan berkembangbiaknya tungau Sarcoptes scabiei yang

menyebabkan penyakit scabies.

Dari segi sarana pelayanan kesehatan, pemberian pengobatan dengan

jumlah yang terbatas dan kurang menjadi salah satu penyebab scabies tidak

tertangani dengan tuntas. Disamping pola KIE yang kurang pada pemeriksa yang

menjadi penyebab hal ini. Perlunya pemberian obat dengan jumlah yang cukup dan

KIE yang baik diharap dapat menjadi faktor yang membantu tertanganinya kasus

scabies dan menghindari angka kambuhan penyakit ini.

34
4.4 Identifikasi penyebab masalah Fish Bone

PROSES INPUT

Kurangnya
kebersihan diri
Penyuluhan
kurang efektif
Tingkat penghasilan
menengah kebawah
Kurangnya
pemahaman scabies
Informasi
Scabies kurang
Pengobatan tidak
PASIEN
SCABIES
Sumber air
bersih kurang

Lingkungan lembab,
kotor dan tidak sehat

LINGKUNGAN
Dari konsep fish bone diatas maka dapat ditemtukan permasalahan yang terjadi

pada pasien yaitu

A. Faktor Input

1. Kurangnya kebersihan diri

Pasien mengaku sering ganti baju namun setelah pemakaian baju jarang langsung

dicuci, hanya digantung saja. Penggunaan baju yang berulang juga menyebabkan

bakteri masih berada pada lingkungan pasien

2. Penghasilan keluarga kurang

Ayah pasien bekerja serabutan serta ibu pasien menerima jasa pencucian baju.

3. Pengobatan tidak tuntas

Seringkali pasien penderita scabies tidak melakukan pengobatan secara tuntas

sehingga bakteri masih tersebar pada lingkungan pasien.

35
B. Faktor Proses

1. Penyuluhan yang kurang efektif

Penyuluhan terkait dengan penyakit scabies kurang dilaksanakan oleh Puskesmas,

sehingga banyak masyarakat yang kurang paham tentang penyakit kulit menular

seperti scabies, hal ini menunjukan kurang efektifnya penyuluhan yang dilakukan.

2. Kurangnya pemahaman tentang Scabies

Pemahaman pasien tentang scabies sangat kurang, kebiasaan pasien jarang mencuci

baju setelah dipakai serta penggunaan handuk menjadi sumber penularan kepada

keluarga.

3. Pengetahuan yang rendah tentang penyakit Scabies.

Pengetahuan pasien tentang penyakit infeksi masih sangat kurang, hal ini

ditunjukan dengan bagaimana penggunaan handuk serta pakaian bersama antar

teman dan anggota keluraga pasien.

C. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan lembab, kotor dan tidak sehat.

Lingkungan rumah pasien terlihat tidak memadai karena kurangnya ventilasi udara

sehingga lembab. Banyak tumpukan baju cucian yang tidak diletakkan dimana

seharusnya sehingga resiko penularan scabies di lingkungan rumah pasien sangat

tinggi

2. Sumber air bersih kurang

36
Sumber air di rumah pasien menggunakan air sumur sehingga kurangnya sumber

air bersih yang mengalir di lingkungan rumah pasien. Sisa air setelah digunakan

mandi masih digunakan kembali tanpa diperiksa kelayakannya.

37
BAB V

PATIENT MANAGEMENT

5.1 Patient Centered Management

Medikamentosa

1. Sistemik

- Cetirizine tab 10 mg (2 x 1 tablet) setelah makan jika gatal.

- Amoxcicillin tablet 3 x ½ tablet setelah makan selama 7 hari.

2. Topikal

Scabicide (Gameksan + As. Unducilanic) dioleskan seluruh tubuh kecuali wajah

dan telapak tangan selama 3 malam berturut – turut.

Non Medika mentosa

1. Hindari menggaruk untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat luka

garukan yang terinfeksi.

2. Seluruh pakaian, sprei, sarung bantal, handuk yang di gunakan setelah pemberian

obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci selama ± 15 – 30menit.

3. Menyarankan keluarga yang kontak dengan pasien untuk menggunakan cream

yang sama diseluruh tubuh untuk memutus mata rantai penularan.

4. Jika memiliki keluarga atau kerabat atau tentangga yang memiliki keluhan gatal–

gatalseperti pasien untuk disarankan berobat ke sarana pelayanan kesehatan.

38
5.2 Prevensi Bebas Penyakit Untuk Keluarga Lainnya (Orangtua, Dan

Keluarga Lainnya)

Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas skabies adalah sama

dengan prevensi bebas skabies untuk penderita, namun dalam hal ini diutamakan

untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan. Misalnya dengan cara

sebagai berikut :

1. Bagi keluarga jangan terlalu dekat dengan anggota keluarga yang lain (ayah, ibu

dan kelurga lainnya), untuk tidak tidur dalam 1 tempat tidur dengan penderita.

2. Tidak menggunakan handuk bersama-sama.

3. Istirahat yang cukup 6-8 sehari semalam.

4. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.

Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan kebersihan

lingkungan dan anggota keluarga yang serumah dengan penderita agar tidak tertular

infeksi skabies dari penderita.

39
BAB VI

PEMBAHASAN

Teori Blum Masalah Keterangan

Genetik A Tidak ada

Perilaku B Kurangnya kebersihan diri


Penghasilan keluarga kurang
Pengobatan tidak tuntas
Lingkungan C Lingkungan lembab, kotor dan tidak sehat
Sumber air bersih yang kurang
Tenaga Kesehatan D Penyuluhan yang kurang efektif
Kurangnya pemahaman tentang Scabies
Pengetahuan yang rendah tentang penyakit
Scabies
6.1 Identifikasi Masalah

1. Faktor Keturunan / Genetik

Pada genogram Tn K tidak ditemukan adanya faktor keturunan yang

mempengaruhi penyakit

2. Faktor Lingkungan

Dari segi faktor lingkungan penderita secara fisik yang meliputi kondisi rumah

dapat dilihat bahwa lingkungan secara fisik kurang mendukung untuk proses

pengobatan yang dijalani penderita. Namun dari lingkungan secara sosial masih

mendukung meskipun yang ditakutkan disaat penderita kembali kambuh.

Dukungan keluarga maupun masyarakat di sekitar berupa interaksi sosial dan

40
kegiatan sebagai terapi non farmakologis, maka dari itu penerimaan dalam keluarga

dan masyarakat sangat penting, langkah awal yang dapat dilakukan adalah

mengadakan penyuluhan dan pendampingan.

3. Faktor Perilaku

Penderita merasa dirinya perlu untuk melakukan pengobatan. Penderita awalnya

tidak rutin utuk minum obat dan tidak dilakukan kontrol kembali ke puskesmas

untuk melihat apakah penyakit kulit scabies sudah hilang total atau belum. Saat ini

penderita ingin dirinya sembuh total beserta anggota keluarga lainnya agar tidak

terus berlanjut.

4. Faktor Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan dari pihak kesehatan kemungkinan menjadi salah satu

penyebab terjadinya permasalahan pada Sdr A, namun upaya yang dilakukan

puskesmas dalam pendampingan terhadap keluarga maupun penderita sudah sangat

baik, tetapi perlu diadakan penyuluhan secara menyeluruh bukan saja hanya bagi

penderita dan keluarganya yang berisiko tetapi bagi semua orang di lingkungan

tersebut agar masyarakat memiliki pemahaman tentang penyakit ini dan terjadi

penerimaan di dalam masyarakat terhadap penderita.

Dari beberapa faktor permasalahan Sdr A, permasalahan yang utama adalah

kurangnya pengetahuan tentang pengobattan scabies dan cara penularannya.Untuk

itu penyuluhan dan pendampingan termasuk konseling dan

41
pemantauan terapi sangatlah penting dilakukan. Selain itu penyuluhandan kerja

sama lintas sektor di lingkungan masyarakat dan sekolah mengenai Scabiesjuga

perlu untuk dilakukan, sehingga masyarakat lebih memahami tentang penyakit

Scabies antara lain: tanda-tanda awal penyakit, pentingnya pengobatan penyakit,

pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat serta cara berinteraksi dengan

penderita.Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada kasus diatas dapat

menggunakan system scoring.Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyelesaian

masalah berdasarkan skala prioritasdari yang tertinggi sampai yang terendah.

6.2 prioritas Masalah

No Kegiatan M I V C P = M.I.V/C

1 Kebersihan Individu 5 4 5 2 7

Kurang

2 Pengetahuan Orang Tua 5 4 4 4 4

dan Pasien Kurang

3 Lingkungan Tempat 4 2 4 3 4

Tinggal Kurang Sehat

4 Pengobatan tidak tuntas 5 4 5 2 7

dan adekuat akibat

biaya

42
Tabel 1. Skala Prioritas Permasalahan Utama

Keterangan :

P :Prioritas jalan keluar.

M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi

ini dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain).

I: Implementasi, kelanggengan selesai masalah.

V: Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah.

C: Cost, Biaya yang diperlukan.

Berdasarkan hasil skoring ini maka diketahui bahwa kebersihan individu

dan pengobatan yang tidak tuntas dan adekuat menjadi permasalahan utama yang

akan di rencakanan untuk diselesaikan dalam Gant Chart berikut sebagai rencana

program peningkatan kebersihan individu dan pengobatan yang adekuat.

6.3 Rencana Usulan Kegiatan

43
Tabel Rencana Pencarian serta Pencegahan Sumber Penularan serta Peningkatan Kebersihan Individu dan Pengobatan

Adekuat

No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadw Kebutuhan


al pelaksanaan
kegiatan kegiatan Pelaksanaan pelaksana

Penyuluha Terbentukny Dokter Selasa


Menjelaskan Pola
n Pola Pasien a pola piker 3 kali muda, ,
Hidup Bersih dan Rumah
1 Hidup dan dan budaya semingg bidan Kamis -
Sehat Pasien
Bersih dan keluarga individu u desa, ,
Sehat yang sehat kader desa Sabtu

Screening Murid Terdeteksin Dokter


Scabies ke Penyuluhan dan - Izin kegiatan
SMA ya anak muda,
SMA pengenalan tentang SMA Kemala Meny - Microphone
yang yang bidan
2 Kemala 1 kali scabies Bhayangkari esuaik - LCD
sekelas dicurigai desa,
Bhayangk Deteksi dini anak 3 an - Pointer
dengan menderita perawat
ari 3 dengan scabies - Hadiah
pasien scabies desa
(SMA

44
pasien)

Peragaan Memperagakan dan


Memahami Dokter
Langsung percontohan
Pasien pelaksanaan 2 kali muda, Senin
Pola tindakan praktis Rumah - Alat peraga
3 dan pola hidup semingg bidan dan
Hidup pola hidup bersih Pasien - Contoh gambar
keluarga bersih dan u desa,
Bersih dan dan sehat kamis - Poster
sehat kader desa
Sehat

Dokter
- Obat
Pemberian Penderita Pemberian obat muda,
Rumah
4 Obat Pasien sembuh 1 kali Penjelasan cara bidan Senin - Manual dan catatan
Pasien tata cara penggunaan
Tambahan paripurna penggunaan desa,
yang baik dan benar
kader desa

45
BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Skabies adalah salah satu penyakit menular di masyarakat yang disebabkan

oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan

produknya.1-3Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi.

Faktor perilaku individu dan lingkungan seperti yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya merupakan faktor utama penyebab terjadinya kasus ini. telah diketahui

bahwa hubungan antara faktor – faktor ini menyebabkan masih terdapatnya kasus

skabies di masyarakat. Pada kasus ini diketahui bahwa peningkatan kebersihan

individu dan pengobatan yang adekuat dan tuntas merupakan solusi atas

permasalahan yang ditemukan sehingga di lakukan perencanaan intervensi berupa

penyuluhan dan peragaan langsung pola hidup bersih dan sehat yang disertai dengan

pemberian pengobatan tambahan pada pasien. Dengan dilaksanakan nya semua hal

ini diharapkan pasien dapat sembuh paripurna sekaligus memutus mata rantai

penularan penyakit.

xlvi
B. SARAN

1. Untuk masalah medis Sdr. Adilakukan langkah-langkah :

Promotif :

- Edukasi kepada pasien dan orang tuanya mengenai penyakit dan faktor

penyebab penyakit. Perlu dijelaskan bahwa penyakit ini merupakan

penyakit kulit yang disebabkan oleh sejenis tungau, adapun faktor yang

menunjang perkembangan penyakit diantaranya kebersihan diri dan

lingkungan yang kurang.

- Edukasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini ditandai

rasa gatal yang meningkat pada malam hari, menyerang manusia secara

berkelompok sehingga semua anggota keluarga harus diobati secara

serentak.

- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang cara pemakaian obat yang

benar yakni digunakan malamhari selama minimal 8 jam, di seluruh tubuh

kecuali kepala dan telapak tangan. Jika kena air oleskan lagi. Pengobatan

ini rutin dilakukan selama 3 hari berturut –turut.

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa selama dalam pengobatan

diharapkan pasien membatasi aktivitas fisik sehingga pengobatan berjalan

efektif.

- Dengan memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan faktor-

faktor penyebab, memutus rantai penularan dengan pengobatan seluruh

xlvii
anggota keluarga secara serentak dan teman-teman pasien yang juga

menderita penyakit ini, penyakit ini dapat diberantas.

Preventif :

- Menghindari pemakaian baju, handuk, sprei secara bersama-sama anggota

keluarga lain.

- Jangan menggaruk bintik-bintik pada tubuh yang ada karena akan

memperparah infeksi yang telah ada dan dapat menyebabkan penyebaran

ke bagian tubuh yang lain.

- Jaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.

- Gunting kuku secara teratur karena bisa saja tungau menempel pada kuku,

dan untuk mencegah infeksi sekunder akibat garukan.

- Istirahat yang cukup

- Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, perbanyak

mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.

- Mencuci bersih bahkan merebus handuk, sprei, pakaian, dan tirai kemudian

menjemurnya pada terik matahari hingga kering dan menyetrikanya.

- Menjemur kasur dan sofa pada terik matahari.

Kuratif :

- Sistemik

Cetirizine tab 10 mg (2 x 1 tablet) setelah makan jika gatal.

xlviii
Amoxcicillin tablet 3 x ½ tablet setelah makan selama 7 hari.

- Topikal

Scabicide (Gameksan + As. Unducilanic) dioleskan seluruh tubuh kecuali

wajah dan telapak tangan.

Rehabilitatif :

- Kontrol 1 minggu lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat topikal dapat

diulangi lagi dalam 7 hari kedepan setelah pengobatan terakhir.

- Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah pemakaian obat

yang benar, pemakaian salep premetrin yang benar, cetirizine bila gatal,

menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pengobatan dilakukan serentak

untuk seluruh anggota keluarga.

2. Untuk masalah status gizi yang masuk kategori Gizi kurang, dilakukan langkah-

langkah ;

- Promotif : edukasi penderita dan kedua oaring tua penderita mengenai

pola makan yang memenuhi gizi yang seimbang dan diberi pengarahan

agar dalam menyiapkan makanan sehari-hari selalu memperhatikan

masalah gizi makanannya, diusahakan yang sederhana tetapi

mengandung gizi yang cukup.

xlix
- Kuratif : mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori dan

protein untuk menjaga daya tahan tubuh. Konsumsi protein yang

mencukupi, seperti dari tempe, tahu dan daging-dagingan atau ikan.

3. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat

dilakukan langkah-langkah :

- Promotif : edukasi penderita dan anggota keluarga untuk membuka

jendela tiap pagi, penggunaan genteng kaca, dan menjaga kebersihan

rumah dan lingkungan rumah.

l
DAFTAR PUSTAKA

1. Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,

Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI, 2003.p.62-79.

2. Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen

RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New York: Churchill

Livingstone Inc., 1995.1347-89.

3. Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:

http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006

4. Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

2002.

5. Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis Departemen Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM. Jakarta: Departemen Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005.

6. Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, 1995.

li
Rumah Pasien

lii
Kegiatan Kunjungan Rumah

liii

Anda mungkin juga menyukai