Anda di halaman 1dari 12

Departemen Keperawatan Jiwa

Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN JIWA
DI RUANGAN NYIUR RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:

SUPRIANTO ZAINUDDIN, S.Kep


NIM : 17173015

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
(STIKPER) GUNUNG SARI MAKASSAR
2018
Departemen Keperawatan Jiwa
Defisit Perawatan Diri

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN JIWA
DI RUANGAN NYIUR RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:

SUPRIANTO ZAINUDDIN, S.Kep


NIM : 17173015

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
(STIKPER) GUNUNG SARI MAKASSAR
2018
I. KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Deficit perawatan diri pada pasien dengan gagguan jiwa merupakan
deficit peraatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun
(Keliat dan akemat 2007).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis.
B. Etiologi
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
C. Manifestasi Klinis
1. Fisik:
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut yang bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
D. Akibat
Dampak yang ditimbulkan dengan keadaan defisit perawatan diri seperti
pasien dikucilkan di dalam keluarga atau masyarkat sehingga terjadi isolasi
sosial dan bahkan kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan
perawatan terhadap tubuhnya.
E. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan keterampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan diri
b. Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyama
F. Pohon Masalah
Defisit Perawatan Diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi social

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan berdandan)

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social
budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan
kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
e. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
f. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medic
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
12. Daftar masalah keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
B. Analisa Data
Data Subjektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS
tidak tersedia alat mandi.
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3. Klien mengatakan ingin disuapi makan

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK
maupun BAB.
Data Objektif
1. Ketidak mampuan mandi atau membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidak mampuan berpakaian atau berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai tidak bercukur
(laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).
3. Ketidak mampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidak mampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai BAK atau BAB
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB
atau BAK.

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
C. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
1 Setelah dilakukan tindakan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
Defisit Perawatan Diri
keperawatan selama 3 x hari, klien Pasien
dapat mandiri melakukan perawatan 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian
diri dengan kriteria: diri
1. Dapat menjelaskan pentingnya 2. Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih dan rapi
kebersihan dan kerapian 3. Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan rapi dan
2. Menyebutkan ciri-ciri badan yang kerugian jika jika badan tidak bersih dan tidak rapi
bersih dan rapi 4. Mengajarkan cara menjaga kebersihan dan kerapian
3. Dapat menyebutkan manfaat badan diri
bersih dan rapi 5. Memberikan kesempatan pada pasien untuk
4. Dapat menyebutkan kerugian badan mendemonstrasikan cara menjaga kebersihan dan
badan yang tidak bersih dan tidak kerapian diri
rapi 6. Menganjurkan pasien memasukan cara menjaga
5. Dapat mempraktikan cara kebersihan dan kerapian kedalam jadwal kegiatan
melakukan cara perawatan diri harian
dengan benar

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
6. Badan bersih dan rapi Keluarga
7. Badan tidak bau 1. Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan keluarga
Dapat melakukan aktifitas dalam merawat pasien dengan masalah deficit
perawatan diri secara mandiri perawatan diri
2. Menjelaskan ciri-ciri pasien yang mengalami
masalah deficit perawatan diri dan jenis deficit
perawatan diri yang sering dialami oleh pasien dan
proses terjadinya
3. Menjelaskan cara –cara merawat pasien deficit
perawatan diri
4. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat
pasien dengan deficit perawatan diri
5. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas
perawatan diri bagi pasien dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)

Program Studi Profesi Ners STIKPER GUNUNG SARI MAKASSAR Angk. VII
Suprianto Zainuddin, S.Kep
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 –


2006. Jakarta : Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai