Anda di halaman 1dari 3

Minuman berpemanis (sugar-sweetened beverage) adalah minuman yang diberi tambahan

gula sederhana selama proses produksi yang dapat menambah kandungan energi, tetapi memiliki
sedikit kandungan zat gizi lain. Gula yang biasanya digunakan adalah gula merah atau gula putih,
gula jagung, sirup, madu, dan molasses.1 Contoh Sugar-Sweetened Beverage aantara lain:
sweeteners flavored biscuit, sweeteners flavored wafer, soft drinks (soda or pop), fruit drinks,
sports drinks, tea and coffee drinks, energy drinks, sweetened milk atau total milk (whole milk,
2% milk, 1% milk, skim milk, chocolate milk, other flavored milk).2
1. Soft Drinks: minuman non alkohol, memiliki rasa, berkarbonasi maupun non karbonasi,
biasanya disediakan secara komersial dan dijual dalam bentuk botol atau kaleng.
2. Soda atau pop: sama seperti soft drinks.
3. Fruit drinks, punches atau ades: minuman manis yang terlarut dalam jus buah.
4. Sport drinks: minuman yang digunakan para atlet untuk mengatasi dehidrasi. Komposisi
minuman ini dapat berupa elektrolit, gula dan nutrisi lain.
5. Tea dan coffee drinks: teh atau kopi yang telah ditambahkan pemanis berkalori.
6. Energy drinks: mayoritas minuman energi adalah minuman berkarbonasi yang
mengandung sejumlah kafein, gula dan bahan-bahan lainnya, seperti vitamin, asam
amino dan stimulan herbal.
7. Sweetened milks atau milk alternatives: minuman yang disiapkan dengan
mencampurkan bubuk susu atau sirup dan susu.
Di Indonesia, minuman berpemanis menempati posisi kedua dan ketiga minuman terfavorit
yang dikonsumsi. Jika dilihat dari angka penjualan 12 milyar liter pada tahun 2013. Jenis
minuman berpemanis yang terfavorit adalah minuman jus seperti Buavita, Marimas serta
Nutrisari dan minuman isotonik seperti Pocari Sweat serta Mizone.3 Diantara semua kelompok
umur, remaja yang paling banyak mengonsumsi minuman berpemanis.4
Dalam 300-500 ml satuan saji minuman berpemanis yang beredar di Indonesia terkandung
gula sebanyak 37-54 gram. Jumlah kandungan gula ini melebihi 4 kali rekomendasi penambahan
gula yang aman pada minuman yaitu 6-12 gram.5 Teori glucostatic menyatakan bahwa
peningkatan karbohidrat sederhana yang salah satunya berasal dari minuman berpemanis dapat
mempengaruhi penurunan nafsu makan karena tingginya glukosa dalam darah sehingga individu
tidak akan meningkatkan asupan energinya melebihi kebutuhan.6 Akan tetapi, penelitian Pan dan
Hu pada tahun 2011 menunjukkan bahwa individu tidak merasakan kenyang ketika
mengonsumsi minuman berpemanis karena bentuknya yang cair sehingga tidak membuat
lambung terasa penuh (bloating) dan waktu transitnya singkat. Berbeda halnya jika mengonsumsi
makanan padat dengan energi yang sama.7
Asupan makanan atau minuman manis yang tinggi, yaitu lebih dari 12 oz/hari setara
dengan lebih dari 340,2 g/hari atau 1360,8 kkal/hari akan mengakibatkan peningkatan berat
badan sebanyak 1,12 ± 0,7 kg. Bila dibandingkan dengan asupan minuman atau makanan manis
kurang dari 12 oz/hari, peningkatan yang terjadi hanya 0,32-0,48 ± 0,4 kg. Minuman atau
makanan manis mencetuskan peningkatan berat badan dengan meningkatkan asupan energi
harian.
Anak dengan asupan minuman atau makanan manis lebih dari 9 oz/hari setara dengan
255,15 g/hari atau 1020,6 kkal/hari mempunyai asupan energi harian 190 kkal lebih tinggi
dibanding yang tidak mengonsumsi minuman manis.40 Pemberian flavored milk dan flavored
fluid milk dianjurkan hanya ≤ 130 kalori/penyajian.41 Penambahan gula juga seharusnya < 200
kilokalori atau tidak melebihi 25% dari total kalori untuk menjamin kecukupan asupan
mikronutrien esensial.42 Bila anak-anak tetap mengonsumsi minuman atau makanan manis,
berikanlah hanya pada waktu tertentu dan dianjurkan untuk memilih penyajian minuman atau
makanan dengan ukuran kecil dan bukan menjadi bagian dari menu makan harian.41 Pedoman
pemberian makanan mungkin dapat digunakan untuk standar pemberian makanan agar asupan
gizi seimbang anak terpenuhi.43

1. . Preedy VR. Dietery Sugars; Chemistry, Analysis, Function, and Effect. Cambridge:
Royal Society of Chemistry; 2012. 591-593.
2. Fulgoni VL, Quann EE. National trends in beverage consumption in children from birth
to 5 years: analysis of NHANES across three decades. Nutr J [Internet]. 2012 Dec [cited
2017 Nov 26];11(1). Available from:
http://nutritionj.biomedcentral.com/articles/10.1186/1475-2891-11-92

3. ASRIM (Asosiasi Industri Minuman Ringan) dalam Deny, Septian. Ini Dia 3 Minuman
yang Paling Laku Dijual di Indonesia. Artikel Harian Online Liputan 6. 2013 (Diunduh
20 Mei 2014). Available on www.liputan6.com.
4. Harris JL, Schawart M, Brownell K. Sugary Drink FACTS. 2011 (Diunduh 23 Mei 2014).
Available on www.sugarydrinkfacts.org.
5. 14. Chaput JP, Tremblay A. The Glucostatic Theory of Appetite Control and the Risk of
Obesity and Diabetes. International Journal Obesity. 2009; 33(1): 46-53.
6. 15. Pan A, Hu FB. Effects of Carbohydrates on Satiety: Differences between Liquid and
Solid Food. Curr Opin Clinical Nutrition Metabolism Care. 2011; 14: 385-90.

Anda mungkin juga menyukai