Anda di halaman 1dari 3

Keunggulan Gula Singkong Cair

Gulakong atau gula singkong cair adalah gula alami yang berasal dari pengubahan pati
singkong (tapioca) menjadi fruktosa (gula buah). Gulakong mengandung 55%+fruktosa dan 40%
Glukosa sehingga meringankan metabolisme pancreas dan tidak menaikkan kadar gula darah.
Karena banyaknya keunggulan gulakong dibandingkan gula lain, maka sangat baik digunakan
sebagai gula sehari-hari bagi keluarga dan pendukung berbagai usaha makanan dan minuman.
Gulakong didefinisikan sebagai healthy daily sugar yaitu gula harian yang lebih sehat
dibandingkan gula pasir. Adapun keunggulannya yaitu sebagai berikut (Ratna dan Fitria, 2015):

1. Fruktosa (gula buah), mudah dicerna oleh tubuh


2. 100% alami, sehingga aman dikonsumsi
3. Singkong/cassava lebih rendah kalori, hampir separuh daripada gula pasir, sehingga lebih
baik jika dikonsumsi oleh penderita diabetes tingkat rendah dan bagi program diet
(1 kg singkong mengandung 1734 kalori)
(1 kg gula pasir mengandung 3870 kalori)
4. No GMO (tidak memakai bahan transgenik), sehingga tidak bersifat karsinogenik
5. Harga lebih terjangkau untuk masyarakat luas, sehingga bisa dipakai sebagai pengganti
gula sehari-hari untuk menjaga kesehatan
6. Mudah larut, karena berbentuk cair
7. Tidak ada ampas
8. Tidak serik dan pahit, rasa manisnya lebih lembut dan tidak tinggal ditenggorokan
9. Tidak mengandung zat pengawet, pemutih, atau kimiawi buatan lainnya yang biasa dipakai
dalam pembuatan gula pasir
10. Higienis, karena pengambilan tidak membutuhkan sendok sehingga mengurangi risiko
kontaminan bakteri
11. Universal, dapat dipergunakan sebagai bahan makanan dan minuman apa saja

Kelemahan Gula Singkong Cair

Meskipun gulakong memiliki banyak keunggulan dibanding gula padat, namun gulakong
juga memiliki kelemahan. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan gula cair lebih berisiko
menyebabkan masalah kesehatan dibanding gula padat, diantaranya adalah (Triyono, 2008):
1. Gula cair sering tersembunyi
Pada kenyataannya hampir setiap minuman kemasan dan sajian di tempat makan
memiliki kandungan gula yang cukup tinggi, atau sedikitnya 100 kalori atau sekitar 20-30
gram gula per 350 ml. Gula cair pada minuman biasanya merupakan gula tambahan, namun
memiliki kadar yang lebih tinggi dari minuman dengan bahan dasar susu atau buah yang
juga sudah memiliki jenis gula laktosa dan fruktosa.
2. Kegemukan
Konsumsi minuman manis akan membuat Anda lebih berisiko dengan konsumsi
kalori berlebih. Salah satu penelitian pada tahun 2015 menunjukan bahwa indidvidu yang
mengalami obesitas lebih banyak ditemukan pada yang mengonsumsi gula cair lebih
banyak. Kelebihan konsumsi gula cair sebanyak 10 gram atau sekitar 40 kalori dari
kebutuhan kalori per hari, akan meningkatkan berat badan sekitar 0,4 kg gram dan
peningkatan lingkar pinggang sekitar 0,9 cm.
3. Peningkatan kadar glukosa darah
Ini merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit diabetes mellitus dan
hal ini dapat terjadi mulai dari masa anak-anak jika mereka mengonsumsi makanan atau
minuman manis. Salah satu penelitian pada anak umur 10-12 tahun di Kanada menemukan
setelah dua tahun pengamatan, anak-anak yang banyak mengonsumsi minuman manis
memiliki kadar gula darah dan kadar insulin yang lebih tinggi dibandingkan anak yang
mengonsumsi minuman manis lebih sedikit. Hal ini adalah pertanda bahwa tubuh tidak
merespon konsumsi glukosa dengan tepat dan dapat menyebabkan kondisi pradiabetes
hingga diabetes pada usia yang lebih dini.
4. Risiko penyakit jantung
Konsumsi gula berlebih terutama dari gula cair dapat memicu sekresi komponen
lemak seperti trigliserida lebih banyak ke dalam aliran darah. Akibatnya, hal ini akan
meningkatkan perkembangan plak pada pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan
pada jantung. Hal serupa akan lebih mungkin dialami oleh indivdu dengan obesitas dan
gejala diabetes dengan pola konsumsi tinggi gula, di mana terjadi peningkatan kadar gula
darah dan lemak yang dapat mempercepat arteri koroner jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Ratna, A., dan Fitria Y. 2015. Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong dengan Menggunakan
Hidrolisis Enzimatis. Jurnal Fluida 11(2): 9-14

Triyono, A. 2008. Karakteristik Gula Glukosa dari Hasil Hidrolisa Pati Ubi Jalar (Ipomoea
Batatas, L.) dalam Upaya Pemanfaatan Pati Umbi –umbian. Prosiding Seminar Nasional
Teknoin, B2PTTG-LIPI, Subang, B. 7-10

Anda mungkin juga menyukai