SOP DR Anestesi
SOP DR Anestesi
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 014.01.2015
Pengertian Pelayanan anestesi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medik
yang aman, efektif, manusiawi, berdasarkan ilmu kedokteran mutahir dan
teknologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia
berkompeten, profesional dan terlatih menggunakan peralatan dan obat-
obatan yang sesuai dengan standar, pedoman dan rekomendasi profesi
anestesi
Tujuan 1. Menentukan kondisi medis pasien termasuk status fisik ASA sebelum
dilakukan tindakan anestesia dan sedasi
2. Merencanakan pengelolaan anestesia dan sedasi sesuai dengan kondisi
pasien dan rencana pembedahan.
3. Mempersiapkan pasien dalam kondisi optimal pada saat menjalani
tindakan anestesia, sedasi, ataupun pembedahan.
Kebijakan 1. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 779/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Anastesi di Rumah Sakit
Prosedur 1. Setiap pasien yang akan menjalani anestesia dan sedasi harus dilakukan
penilaian praanestesi
2. Penilaian praanestesia dilakukan oleh dokter spesialis anestesia setelah
menerima konsultasi atau jadwal tindakan yang membutuhkan anestesia
dan sedasi
3. Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk mempelajari dan
mengisi formulir praanestesia dengan dibantu oleh perawat, yang berisi
antara lain:
a. Identitas pasien
b. Riwayat kebiasaan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, riwayat
alergi, keluarga, penyakit pasien, operasi dan riwayat anestesia
sebelumnya
4. Dokter anestesia mempelajari rekam medis dan formulir praanestesia yang
telah diisi oleh pasien atau keluarga serta hasil konsultasi yang tersedia
terkait dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesia dan sedasi
yang akan dilakukan
5. Dokter anestesia melakukan penilaian praanestesia berdasarkan formulir
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 014.01.2015
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 015.01.2015
FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/03 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Untuk memberi informasi dan edukasi pasien mengenai kondisi klinis dan
rencana perawatan yang sudah direncanakan.
Tujuan 1. Memastikan bahwa semua pasien telah mendapatkan persetujuan tindakan
baik tindakan pembedahan/ prosedur invasif ataupun tindakan anestesia
dan sedasi sesuai kebijakan.
2. Memastikan semua DPJP memberikan informasi dan mendapatkan
persetujuan tindakan baik tindakan pembedahan/ prosedur invasif
ataupun tindakan anestesia dan sedasi sesuai kebijakan.
3. Mencegah kemungkinan tuntutan (legalitas
Kebijakan 1. Sebelum dilakukan tindakan di poli/ruang rawat/kamar operasi maka
harus dilakukan pemberian informasi dan edukasi oleh DPJP bedah
kepada pasien, keluarga yang bertanggung jawab secara langsung
terhadap pasien kemudian diikuti dengan persetujuan atas tindakan yang
akan dilakukan.
2. DPJP bedah formulir persetujuan tindakan kedokteran khusus untuk
pembedahan di poliklinik bedah, ruang rawat inap dan ruangan lain sesuai
kebutuhan.
3. Dokter Anestesi mengisi formulir persetujuan tindakan kedokteran
khusus untuk tindakan anestesia di poliklinik perioperatif , ruang rawat
inap dan ruangan lain sesuai kebutuhan.
4. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) memperkenalkan diri.
5. Sesuai dengan baris pertama harus dijelaskan siapa dokter pelaksana
tindakan.
6. Sesuai dengan baris kedua harus dituliskan siapa pemberi informasi,
antara lain : dokter yang merawat pasien, dokter yang akan melakukan
tindakan kedokteran
7. Sesuai dengan baris ketiga harus dituliskan siapa penerima informasi,
antara lain: pasien yang kompeten, atau keluarga terdekat pasien ( sesuai
dengan SPO Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan)Tahap
berikutnya, pemberi informasi harus memberikan penjelasan sesuai
komponen yang terdapat pada kolom jenis informasi dan menuliskan
penjelasan yang diberikan pada kolom isi informasi serta menandai
dengan tanda “V” pada kolom tandai, yang terdiri dari:
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 015.01.2015
FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/03 01 Januari 2015 001
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 015.01.2015
FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/03 01 Januari 2015 001
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 016.01.2014
INFORMED CONSENT
ANESTESIA
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/02 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Suatu proses mendapatkan persetujuan pasien atas tindakan medis yang akan
dijalani, setelah memberikan penjelasan yang dimengerti sepenuhnya oleh
pasien.
Tujuan 1. Untuk tertib laksana anestesia.
2. Memberikan pasien hak untuk memahami tindakan yang akan dijalani
beserta kemungkinan komplikasi dan tatalaksananya
3. Memberikan pasien kesadaran bahwa semua yang berlaku di atas dirinya
bukan semata-mata tanggung jawab petugas kesehatan melainkan juga
merupakan tanggung jawab pribadi sendiri, sehingga memungkinkan
pasien mengambil keputusan untuk menerima atau menolak tindakan.
4. Mencegah kejadian yang tidak diinginkan yang berasal dari
ketidakadekuatan komunikasi antara dokter dengan pasien.
5. Mencegah tuntutan hukum jika terjadi komplikasi tindakan medis.
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 016.01.2014
INFORMED CONSENT
ANESTESIA
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/02 01 Januari 2015 001
akan digunakan.
2. Penjelasan harus mencakup risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
prognosis dan rencana tatalaksananya.
3. Penjelasan juga mencakup rencana perawatan pascabedahan
4. Penjelasan dilakukan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pasien,
sesuai tingkat pendidikan serta ras/ etnisitasnya.
5. Bilamana perlu dapat digunakan alat peraga/ gambar untuk memudahkan
penjelasan
6. Selama prosedur penjelasan, pasien mempunyai hak untuk bertanya.
7. Setelah penjelasan diberikan, pasien diminta mengulang apa yang telah
dimengerti. Jika ada bagian penting yang tidak dimengerti oleh pasien
atau disalahmengertikan, dokter harus mengulangi lagi penjelasannya
hingga pasien mengerti.
8. Semua penjelasan lisan dokter harus juga tercatat dalam bentuk tertulis.
9. Apabila penjelasan menyangkut hal-hal khusus dan tidak tercakup di
dalam lembar Persetujuan Tindakan Medis, dapat dicatat di dalam lembar
tersendiri
10. Setelah menerima penjelasan dan mengerti, pasien berhak menyetujui atau
menolak tindakan medis yang akan dilakukan.
11. Jika pasien menyetujui dilakukan tindakan medis yang disebut, maka
pasien akan menandatangani lembar Persetujuan Tindakan Medis .
12. Jika pasien tidak menyetujui tindakan medis yang akan dijalani,maka
pasien akan menandatangani lembar Penolakan Tindakan Medis.
13. Persetujuan atau penolakan tindakan medis ditandatangani oleh pasien
atau keluarga yang bertanggungjawab, saksi, dan dokter yang memberikan
penjelasan di atas.
14. Persetujuan/ penolakan tindakan medis harus memuat identitas dan alamat
pasien serta identitas dan alamat keluarga yang bertanggungjawab.
15. Penjelasan tertulis serta lembar persetujuan atau lembar penolakan
tindakan medis dijadikan satu dan dimasukkan bersama dokumen lain
dalam rekam medis pasien.
Unit Terkait 1. UKO
2. UGD
3. RAWAT INAP
4. ICU/PICU
5. PERINA 3
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 017.01.2014
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
KEDOKTERAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/02 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Suatu proses mendapatkan persetujuan pasien atas tindakan medis yang akan
dijalani, setelah memberikan penjelasan yang dimengerti sepenuhnya oleh
pasien.
Tujuan 1. Memberikan pasien hak untuk memahami tindakan yang akan dijalani
beserta kemungkinan komplikasi dan tatalaksananya.
2. Memastikan pasien telah menyetujui dan menandatangani surat
persetujuan tindakan medis
3. Mencegah tuntutan hukum jika terjadi komplikasi tindakan medis.
4. Mencegah kejadian yang tidak diinginkan yang berasal dari
ketidakadekuatan komunikasi antara dokter dengan pasien.
Kebijakan 1. Informed consent pembedahan merupakan bagian dari surat persetujuan
tindakan medik secara keseluruhan.
2. Informed consent pembedahan diambil oleh DPJP yang akan melakukan
tindakan pembedahan atau tindakan invasif yang lain
3. Informed consent pembedahan diperlukan sebelum tindakan yang
memerlukan baik tindakan minor, mayor, khusus maupun invasif.
4. Informed consent pembedahan tidak diperlukan untuk tindakan segera
yang bersifat penyelamatan nyawa (life saving).
5. Informed consent pembedahan dimulai dengan memberikan penjelasan
kepada pasien mengenai kondisinya dan mengenai tindakan medis yang
akan dijalani.
6. Pada pasien yang tidak sadar, belum dewasa atau yang tidak kooperatif,
informed consent didapatkan dari keluarga yang dapat bertanggung jawab
secara legal ke atas pasien.
Prosedur informed consent pembedahan diakhiri dengan
ditandatanganinya surat persetujuan atau surat penolakan tindakan medis
Prosedur 1. DPJP memperkenalkan diri kemudian menjelaskan kepada pasien tentang
penyakit, kondisi klinis, rencana tindakan medis, rencana teknik
pembedahan serta alat yang digunakan.
2. Penjelasan harus mencakup risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
prognosis, alternatif tindakan dan rencana tatalaksananya.
3. Penjelasan juga mencakup rencana perawatan pascabedah.
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 017.01.2014
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
KEDOKTERAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/02 01 Januari 2015 001
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 018.01.2015
KONDISI YANG HARUS DILAPORKAN SETELAH
PEMULIHAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/02 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
10
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 018.01.2015
KONDISI YANG HARUS DILAPORKAN SETELAH
PEMULIHAN
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/02 01 Januari 2015 001
11
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 019.01.2015
KONSULTASI
PERSIAPAN PRA BEDAH
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/01 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 11 September 2014
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Suatu proses komunikasi secara tertulis antar disiplin terkait yang dilakukan
sebagai bagian dari persiapan pra-bedah.
Tujuan 1. Untuk optimalisasi persiapan pasien pra-bedah.
2. Untuk mengetahui faktor risiko ataupun penyulit pra-bedah
Kebijakan 1. Konsultasi diperlukan berdasarkan temuan dari hasil penilaian awal.
2. Konsultan yang dituju, didasarkan pada hasil temuan dari penilaian awal
3. DPJP yang mengkonsulkan pasien wajib mengevaluasi jawaban
konsultasi.
4. Hasil konsultasi dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya menjadi dasar
proses pengelolaan tindakan pembedahan
5. Setiap proses konsultasi harus didokumentasikan dalam rekam medik
pasien.
Prosedur 1. Berdasarkan temuan dari penilaian awal dan rencana tindakan
pembedahan, DPJP menentukan konsultan yang akan dituju untuk proses
konsultasi
2. DPJP mengisi form konsultasi pra-bedah yang berisi:
a. Identitas pasien, nomer rekam medis, tempat asal pasien ruang rawat
jalan dan rawat inap
b. Working diagnosis (WD), differential diagnosis(DD) dan rencana
tindakan pembedahan.
c. Konsultan yang dituju
d. Hal-hal yang ingin diketahui dari proses konsultasi.
e. Nama dan tanda-tangan DPJP yang melakukan konsultasi
3. Sifat konsultasi berdasarkan urgensi pembedahan.
4. Pada saat konsultasi, disertakan rekam medik pasien, dan hasil
pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
5. Setelah jawaban konsultasi diterima pastikan terlebih dahulu kebenaran
identitas pasien dan nomor rekam medik.
6. Hasil jawaban konsultasi, harus dievaluasi dan bila perlu didiskusikan
kembali oleh DPJP yang mengkonsulkan.
7. Bila terdapat perubahan rencana pembedahan dari hasil proses konsultasi
tersebut, DPJP harus menginformasikan kepada pasien dan keluarga.
8. Semua proses konsultasi, perubahan tindakan harus didokumentasikan
dalam rekam medik pasien
Unit Terkait 1. UKO
2. UGD
3. RAWAT INAP
4. ICU/PICU
12
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 020.01.2015
PELAYANAN ANASTESI PADA OPERASI
ELEKTIF DAN CITO
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/03 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Pelayanan anestesi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medik
yang aman , efektif, manusiawi, berdasarkan ilmu kedokteran mutahir dan
teknologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya manusia
berkompeten, profesional dan terlatih menggunakan peralatan dan obat
obatan yang sesuai dengan standar, pedoman dan rekomendasi profesi
anestesi
Tujuan 1. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama tindakan operasi
atau tindakan lain yang menyebabkan pasien memerlukan anestesia
umum, regional dan blok perifer.
2. Membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk prosedur yang akan
dijalani
3. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian selama layanan
anestesia.
4. Peningkatan kualitas layanan anestesia
Kebijakan 1. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 779/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Anastesi di Rumah Sakit
Prosedur Masa Pra Anastesi / Pembedahan
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 020.01.2015
PELAYANAN ANASTESI PADA OPERASI
ELEKTIF DAN CITO
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/03 01 Januari 2015 001
14
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 020.01.2015
PELAYANAN ANASTESI PADA OPERASI
ELEKTIF DAN CITO
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/03 01 Januari 2015 001
13. Perawat anestesi mengatur dosis obat anestesi atas pelimpahan wewenang
dokter anestesi
14. Jika terjadi kegawatan pada pasien , maka dokter anestesi bersama tim
dapat menanggulangi keadaan gawat darurat
15. Pada masa pengakhiran anestesi dilakukan pemantauan tanda tanda vital
secara intensif, menjaga jalan nafas supaya tetap bebas, menyiapkan alat
alat dan obat obatan untuk mengakhiri anestesi dan atau ekstubasi
15
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 021.01.2015
PELAYANAN SEDASI / ANALGESIK SEDANG DAN
DALAM
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/03 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Tujuan 1. Pasien akan tetap mempertahankan reflex protektif tubuh selama prosedur
dilaksanakan
2. Pasien akan mendapatkan pengawasan yang seksama selama prosedur
dilaksanakan untuk menjaga keamanan pasien
3. Pasien dan keluarga mengerti risiko, keuntungan dan alternative dari
pemberian sedasi sedang
4. Pasien akan merasa nyaman selama prosedur dilaksanakan
5. Pasien dapat kembali ke unit, fasilitas atau rumahnya dengan selamat
6. Pasien, keluarga atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya akan
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memastikan keselamatan pasien
setelah pasien dikembalikan ke ruangan, dipulangkan ke rumah.
Kebijakan 1. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 779/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Anastesi di Rumah Sakit
Prosedur 1. Tahap Pra Sedasi
a. Perencanaan tindakan sedasi yang akan dilakukan berdasarkan dari
hasil penilaian pra sedasi yang dilakukan oleh dokter anestesi.
b. Dokter anestesi dapat meminta konsultasi ke spesialis lain jika
diperlukan, misalnya pasien anak ke dokter anak, pasien dewasa ke
dokter penyakit dalam, jantung, paru.
c. Sebelum tindakan sedasi sedang dan dalam dimulai, dokter anestesi
memberikan penjelasan dan edukasi serta meminta persetujuan
tindakan medis dalam Informed Consent kepada pasien. Untuk pasien
16
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 021.01.2015
PELAYANAN SEDASI / ANALGESIK SEDANG DAN
DALAM
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/03 01 Januari 2015 001
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 021.01.2015
PELAYANAN SEDASI / ANALGESIK SEDANG DAN
DALAM
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
03/03 01 Januari 2015 001
dapat dipulangkan.
g. Tim anestesi harus menginformasikan mengenai rencana perawatan
pasien pasca sedasi kepada pasien dan keluarga pasien.
h. Semua proses pasca sedasi harus terdokumentasi dan dimasukkan
dalam rekam medis pasien.
18
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 227.01.2014
PEMANTAUAN INDIKATOR MEDIS ANESTESI
( Termasuk Sedasi Sedang dan Sedasi Dalam )
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
03/03 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Suatu alat ukur objektif yang digunakan sebagai panduan untuk evaluasi
tatalaksana dan outcome pelayanan pasien anestesia di RSAB Batam
Tujuan 1. Meningkatkan perbaikan terhadap mutu pelayanan yang
berkesinambungan
2. Mengurangi morbiditas dan mortalitas
3. Meningkatkan pelayanan yang efisien dan efektif
4. Memberikan alat ukur yang objektif dan kuantitatif terhadap aplikasi
pelayanan klinis serta cost effectiveness dari pelayanan kesehatan.
Kebijakan 1. Indikator medis bukan sebagai standar yang pasti melainkan dirancang
sebagai peringatan bagi pelayanan anestesi bila hasil analisis data terdapat
indikasi mengenai kemungkinan adanya masalah dalam pelayanan medis.
2. Dalam menetapkan indikator medis harus memperhatikan objektifitas
indikator, informasi yang dapat dipercaya dan diandalkan tentang mutu
layanan kesehatan, relevan dengan kepentingan pelayanan anestesia,
bersifat spesifik sesuai departemen terkait dan dapat diterima serta
bermanfaat bagi pelayanan anestesi
3. Indikator medis digunakan untuk mengukur suatu proses atau outcome
pelayanan medis
Prosedur 1. Dokter Anestesi akan menilai indikator medis sesuai unit kerja lokasi
penilaian indikator terkait.
2. Pencatatan data indikator medis dilakukan ditempat sesuai lokasi unit
kerja dalam form pencatatan terpisah.
3. Dokter Anestesi yang telah ditunjuk akan mengumpulkan data indikator
pelayanan medis yang sudah ditentukan setiap bulan.
4. Data indikator pelayanan didapat dari hasil pencatatan pelayanan Anestesi
dan unit terkait, dengan menilai persentase dari jumlah pasien yang
19
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
dilakukan tindakan anestesi dalam satu bulan.
5. Indikator medis anestesia yang dinilai adalah:
a. Kesulitan atau kegagalan intubasi
b. Komplikasi Pemasangan Central Vein Catheter (CVC)
c. Pasien radioterapi yang mengalami efek samping selama dan sesudah
anestesia
d. VAS > 4 dalam 30 menit setelah sadar di RR
e. Pasien pasca bedah di ruang pulih yang mengalami masalah jalan
nafas dan membutuhkan bantuan jalan nafas di RR
f. Rawat ICU tak terencana pasien pasca bedah
6. Setelah seluruh data indikator medis terkumpul setiap bulannya maka
dilakukan presentasi oleh Dokter Anestesi
7. Secara periodik (3 bulan) standar indikator medis akan dinilai ulang oleh
dokter Anestesi sesuai evaluasi di lapangan dan dapat dilakukan
perubahan dari standar tersebut
8. Setiap perubahan dari standar tersebut akan disosialisasikan kepada
seluruh dokter Anestesi
Unit Terkait 1. UKO
2. UGD
3. RAWAT INAP
4. ICU/PICU
5. PERINA 3
Dokumen
Terkait
20
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 022.01.2015
PEMBUATAN DAN REVISI PEDOMAN
PELAYANAN MEDIS ANESTESI
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
01/02 01 Januari 2015 001
Ditetapkan, 01 Januari 2015
Direktur RSUD Ngimbang
PROSEDUR
TETAP
dr. TAUFIK HIDAYAT
Pembina TK.I
NIP. 19630702 198903 1 012
Pengertian Pembuatan dan Revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi yang menuntun
diagnosis dan tatalaksana pelayanan anestesi dan sedasi
Tujuan Memastikan pedoman pelayanan medis selalu sesuai dengan perkembangan
teknologi dan keilmuan.
Kebijakan 1. Proses pembuatan Pedoman Pelayanan Medis Anestesi dan revisinya
harus melalui kumpulan dokter Anestesi Rumah Sakit Umum Daerah
Ngimbang
2. Pedoman Pelayanan Medis Anestesi dibuat berdasarkan
guideline/rekomendasi yang sudah ada dan disesuaikan dengan keadaan
Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang
Prosedur 1. Pengajuan pembuatan atau revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi
dapat dilakukan atas dasar dan alasan medik yang jelas oleh dokter
Anestesi
2. Sebelum draft atau revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi dibuat,
harus dilakukan analisis yang detail terhadap penyusunan dokumen
tersebut oleh dokter Anestesi
3. Dalam menyusun draft dan revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi
harus melakukan penilaian terhadap guidelines dan rekomendasi yang ada
kemudian disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah
Ngimbang
4. Draft dan revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi disusun oleh dokter
Anestesi Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang
5. Setiap pembuatan Pedoman Pelayanan Medis Anestesi yang baru,
dilakukan simulasi pelaksanaan oleh dokter Anestesi Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
6. Keputusan untuk pengesahan draft Pedoman Pelayanan Medis Anestesi
atau revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi harus melalui berbagai
pertimbangan, antara lain; pertimbangan keselamatan dan keamanan
pasien dan pekerja, perkembangan teknologi dan keilmuan
7. Setelah draft atau rev Pedoman Pelayanan Medis Anestesi telah disetujui
oleh seluruh dokter Anestesi Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang, draft
tersebut diserahkan pada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang.
8. Dokter Anestesi Melakukan sosialisasi untuk diterapkan di Rumah Sakit
Umum Daerah Ngimbang
9. Selama sosialisasi dapat dilakukan perubahan-perubahan yang dianggap
21
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 022.01.2015
PEMBUATAN DAN REVISI PEDOMAN
PELAYANAN MEDIS ANESTESI
Halaman Tanggal Terbit No. Revisi
02/02 01 Januari 2015 001
10. perlu pada draft atau revisi yang Pedoman Pelayanan Medis Anestesi
sudah di sahkan oleh Direktur, disesuaikan dengan keadaan yang ada.
11. Setiap hasil perubahan revisi atau draft Pedoman Pelayanan Medis
Anestesi harus dilakukan sosialisasi kembali.
12. Review rutin Pedoman Pelayanan Medis Anestesi dilakukan minimal 3
tahun sekali dibawah koordinasi dokter Anestesi
22
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 023.01.2015
PERSIAPAN ANESTESIA
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
NO DOKUMEN : 023.01.2015
PERSIAPAN ANESTESIA
alkohol.
9. Penyerap CO2 (CO2 absorber) diperiksa apakah masih layak pakai. Jika
tidak harus segera diganti.
10. Peralatan untuk pemantauan diperiksa satu per satu. Sesuai chelist
keamanan anestesi.
11. Persediaan obat diperiksa sesuai chelist keamanan anestesi
12. Chelist keamanan anestesi diperiksa ulang dan ditandatangani.
13. Bila semua telah sesuai chelist keamanan anestesi, baru dapat dinyatakan
tim anestesia siap dan pasien dapat segera dimasukkan ke ruang bedah.
Chelist keamanan anestesi kemudian akan digabungkan dengan rekam
medis anestesia
24
PERINGATAN : Dokumen ini tidak boleh diperbanyak tanpa ijin tertulis dari Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Ngimbang