4.1 Pengaruh Adanya Pencelupan Kawat Osse ke Jeruk Nipis dan Pembakaran
Terhadap Pertumbuhan Aspergillus niger
Dapat dilihat pada gambar 4.1 tidak menggunakan variabel jeruk nipis. Pada
gambar 4.1 kawat osse yang sudah dibakar tidak dicelupkan ke dalam cairan jeruk
nipis melainkan langsung mengambil Aspergillus niger dan memindahkannya
kedalam media. Sedangkan pada gambar 4.2 menggunakan variabel jeruk nipis.
Kawat osse yang dibakar kemudian dicelupkan kedalam cairan jeruk nipis setelah itu
memindahkan Aspergillus niger ke media lain. Dapat dilihat bahwa pada penggunaan
jeruk nipis Aspergillus niger tumbuh dengan banyak.
Jeruk nipis sangat bagus bekerja sebagai desinfektan alami untuk menghambat
pertumbuhan beberapa bakteri dan jamur sehingga terjadinya kontaminasi sangat
kecil. Salah satu zat yang dikandung jeruk nipis adalah asam sitrat. Asam sitrat
mampu menghambat pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan
Zygosaccharomyces bailii. Dan juga ekstrak minyak buahnya dapat menghambat
Candica albicans dan Aspergillus niger pada rentang MIC 256-512 mg/ml
(Iistifany,Geugeut.2010). Dengan begitu jeruk nipis menghambat pertumbuhan
mikroba di kawat osse sehingga jamur dapat berkembang biak dengan baik tanpa
adanya gangguan atau kontaminan.
Pada percobaan kami, media yang menggunakan desinfektan jeruk nipis
jamur Aspergillus niger yang dibiakkan di media tumbuh dengan banyak dan merata
di permukaan media berbeda dengan tanpa desinfektan jeruk nipis. Jeruk nipis dapat
menghambat kontaminasi dari kontaminan lain sehingga pertumbuhan dari jamur
yang diamati sesuai dengan prosedur.