Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang


memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan
yang berdaulat, didefinisikan pula oleh Roger H. Soltau dengan alat (agency) atau wewenang
(authority), yang mengatur persoalan-persoalan bersama, atas nama rakyat. Maka,
bernegara dengan baik menjadi sangat urgen bagi setiap warga negara. Plato telah
menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusia perlu bernegara. Menurut Plato,
pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri. Lantaran tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia memerlukan teman untuk dapat memenuhinya. Lantas mereka
bergabung dengan manusia lain. Jumlah mereka yang banyak secara tidak langsung
menuntut adanya aturan yang disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.

Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak ada


tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang yang
memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu dengan mereka. Dia
juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang
mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara. Konklusinya adalah bahwa manusia tidak
dapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena
pada hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.
Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui bagaimana
sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia itu sendiri. Untuk
itu dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit mengenai hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik permasalahan mengenai
Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas sekolah Pengantar Ilmu Pemerintahan

2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk negara dan bentuk
pemerintahan di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMBENTUKAN NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)


1. Proses Terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Sebagai negara yang baru lahir,indonesia belum memiliki undang-undang
dasar yang berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara.kepala negara dan kepala pemerintahan yang akan menjalankan
pemerintahan serta kelengkapannya juga belum ada.
Para pemimpin bangsa segera memanfaatkan dengan sebaik-baiknya
lembaga yang ada pada waktu itu,yaitu panitia persiapan kemerdekaan indonesia
(PPKI) yang dibentuk jepang sejak tanggal 7 Agustus 1945.
2. Pembentukan kelengkapan pemerintahan
Sehari sesudah proklamasi kemerdekan,pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama di gedung kesenian jakarta.sidang dipimpin
oleh Ir.Soekarno dengan Drs.Mohammad Hatta sebagai wakilnya.Anggota sidang
PPKI sebanyak 27 orang.
Melalui pembahasan secara musyawarah,sidang mengambil keputusan
penting,antara lain sebagai berikut.
1. Penetapan dan pengesahan konstitusi sebagai hasil kerja yang sekarang dikenal
dengan undang-undang dasar 1945 sebagai konstitusi RI.
2. Ir.Soekarno dipilih sebagai presiden RI dan Drs.Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden Republik Indonesia.
3. Pekerja presiden RI untuk sementara waktu oleh sebuah Komite Nasional.

Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI hampir seluruh bahannya
diambil dari rancangan pembukaan UUD hasil kerja panitia perumus pada tanggal
22 juni 1945 yang di sebut piagam jakarta.

Bahan tersebut telah mengalami beberapa perubahan, yaitu sebagai berikut.

1. Kata”mukadimah”diganti”pembukan”.
2. Kata”hukum dasar”diganti dengan”undang-undang dasar”.
3. Kata”menurut dasar”dalam kalimat”berdasarkan kepada ketuhanan menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”dihapus.
4. Kalimat...”dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya”dihapus.

Adapun isi batang tubuh undang-undang dasar 1945,bahannya diambil dari


rancangan konstitusi hasil penyusunan panitia perancangan pada tanggal 16 juli
1945. Bahan itu juga mengalami beberapa perubahan antara lain sebagai berikut.

2
1. Pasal 6 ayat 1,semula berbunyi”presiden ialah orang indonesia asli yang
beragama islam”kata yang”beragama islam”dihilangkan karena dinilai
menyinggung perasaan yang tidak beragama islam.
2. Pasal 29 ayat 1,kalimat yang dibelakang...”ketuhanan”yang berbunyi”dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya”dihilangkan.kalimat tersebut terdapat pada pembukaan UUD
alinea ke-4.

Untuk membantu pekerjaan presiden RI,PPKI telah mengaturnya pada pasal


IV aturan peralihan UUD 1945 yang berbunyi,”sebelum majelis permusyawaratan
rakyat,dewan perwakilan rakyat, dan dewan pertimbangan agung dibentuk menurut
undang-undang dasar,segala kekuasaannya dijalankan oleh presiden dengan
bantuan sebuah komite nasional”.

PPKI kemudian melanjutkan pekerjaannya guna melengkapi bebagai hal yang


diperluakn bagi berdirinya negara dengan melasanakan sidang pada tanggal 19
agustus 1945. Dalam sidang kedua PPKI menghasilkan keputusan,antara lain:

1. Menetapkan dua kelas kementrian yang membantu tugas presiden dalam


pemerintahan.
2. Membagi wilayah republik indonesia menjadi delapan provinsi.

3. Pemnbentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara.


Pada akhir sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk panitia kecil yang
bertugas membahas pembentukan tentara kebangsaan.Sebagai tindak lanjut dari
usulan tersebut, presiden menugaskan Abdul Kadir, Kasman Singodimedjo, dan
Otto Iskandardinata untuk menyiapkan pembentukan tentara kebangsaan.
Hasil kerja panitia kecil itu dilaporkan dalam rapat Pleno PPKI pada tanggal 22
Agustus 1945. Kemudian rapat pleno memutuskan pembentukan Badan Keamanan
Rakyat (BKR).
BKR ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang
(BPKKP) yang merupakan induk organisasi dengan tujuan untuk memelihara
keselamatan masyarakat, serta merawat para korban perang.
Dalam kondisi seperti itu, pemerintah memanggil pensiunan Mayor KNIL Oerip
Soemoharjo dari Jogjakarta ke Jakarta dan diberi tugas membentuk tentara
kebangsaan.Dengan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945,
terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama Tentara Keamanan Rakyat
(TKR).
Semula yang ditunjuk menjadi pimpinan tertinggi TKR adalah Supriyadi,
pimpinan perlawanan Peta di Blitar (Februari 1945), dan sebagai Menteri
Keamanan Rakyat ad interim diangkat Muhammad Surjoadikusumo, mantan
Daidanco Peta.

3
Berdasarkan Maklumat Pemerintah itu pula, Oerip Soemoharjo membentuk
Markas Tinggi TKR di Jogjakarta. Di Pulau Jawa terbentuk 10 devisi dan di Sumatra 8
divisi.Berkembangnya situasi yang makin tidak menentu menyebabkan TKR
membutuhkan figur pimpinan yang kuat dan berwibawa.
Akan tetapi, Supriyadi yang telah ditunjuk sebagai pimpinan tertinggi TKR
belum juga muncul sehingga di kalangan TKR merasa perlu segera mengisi
kekosongan tersebut. Dalam konferensi TKR di Jogjakarta pada tanggal 12
Nopember 1945, Kolonel Soedirman, Panglima Divisi V Banyumas terpilih menjadi
pimpinan tertinggi TKR. Pengangkatan Kolonel Soedirman dalam jabatan terlaksana
setelah selesainya pertempuran di Ambarawa.Untuk menghilangkan
kesimpangsiuran, Markas Besar TKR pada tanggal 6 Desember 1945 mengeluarkan
sebuah maklumat.
Isi maklumat itu menyatakan bahwa selain tentara resmi (TKR) juga
dibolehkan adanya laskar, sebab hak dan kewajiban mempertahankan negara
bukanlah monopoli tentara.
Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah mengangkat Kolonel Soedirman
sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Adapun sebagai Kepala Staf
Umum TKR dipegang oleh Mayor Oerip.

Adapun perkembangan Tentara Keamanan Rakyat adalah sebagai berikut.


1. Pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengubah nama Tentara Keamanan
Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian Kementerian
Keamanan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia.
2. Tanggal 24 Januari 1945, Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) berganti nama
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Pergantian nama itu

4
dilatarbelakangi oleh upaya mendirikan tentara kebangsaan yang percaya
pada kekuatan sendiri.
3. Pada tanggal 5 Mei 1947, presiden mengeluarkan dekret guna membentuk
suatu panitia yang ia pimpin sendiri dengan nama Panitia Pembentukan
Organisasi Tentara Nasional Indonesia. Panitia tersebut beranggotakan 21
orang dari berbagai pimpinan laskar yang paling berpengaruh. Pada tanggal 3
Juni 1947 keluar sebuah penetapan yang menyatakan bahwa TRI berganti
nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pergantian nama itu
dilatarbelakangi oleh upaya mereorganisasi tentara kebangsaan yang benar-
benar profesional.
4. Pembentukan Komite Nasional Indonesia

PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945 yang


memiliki agenda pokok tentang rencana pembentukan komite nasional dan badan
keamanan rakyat.komite nasional dibentuk di seluruh indonesia dan berpusat di
jakarta.

Tujuannya sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa indonesia untuk


menyelenggarakan kemerdekan indonesia yang berdasarkan kedaulatan
rakyat,KNIP,diresmikan dan anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di
gedung kesenian,pasar baru, jakarta.

Pada saat itu terjadi perubahan politik, pada tanggal 11 November


1945,badab pekerja KNIP mengeluarkan pengumuman nomor 5 tentang peralihan
pertanggung jawaban menteri-menteri dari presiden kepada badan pekerja KNIP. Itu
berarti sistem kabinet presidensiil dalam UUD 1945 telah diamendemen.menjadi
sistem kabinet parlementer.Hal ini terbukti setelah Badan Pekerja KNIP mencalonkan
Sutan Syahrir sebagai perdana menteri. Akhirnya,kabinet presidensiil Soekarno-Hatta
jatuh dan digantikan oleh kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai
perdana mentrI pertama.

5
5. Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dukungan terhadap proklamasi pembentukan negara dan pemerintahan
republik indonesia,antara lain datang dari daerah berikut.
1. Keraton Kasultanan Jogjakarta medukung Pemerintahan Republik Indonesia.
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari
jogjakarta mengirimkan telegram ke jakarta yang isinya menyatakan bahwa
kasultanan jogjakarta sanggup berdiri di belakang pimpinan Soekarno-Hatta.
Pada tanggal 5 September 1945 dukungan itu dipertegas dengan pengumuman
amanat pernyataan Sri Sultan Hemengku Buwono IX.

2. Sumatra medukung Pemerintah Republik Indonesia.


Gelora kemerdekaan indonesia yang telah menyebar ke mana-mana
mendorong para pemuda,khususnya Sumatra Timur untuk bergerak.
Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebarkan para pemuda
bergerak dari jalan jakarta No.6 medan di bawah pimpinan A.lahir.Abdul Malik
Munir,M.K.Yusni mendukung pemerintahan Republik indonesia yang telah
berdiri. Penduduk Bukit tinggi pun tidak ketingalan mendukung proklamasi
kemerdekaan indonesia.tanggal 29 September 1945 Bendera Merah Putih
telah berkibar di Bukit tinggi.sejak saat itulah bendera merah putih berkibar di
daerah-daerah sumtra.
3. Sulawesi Utara mendukung Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 14 Februari 1945 para pemuda sulawesi utara di bawah
pimpinan Ch.taula mengadakan pembrontakan untuk mendirikan RI di sulawesi
utara.awalnya,pemberontakan itu muncul di manado yang kemudian
menyebar ke tondano,bitung,dan bolang mongondow. Perlawanan terhadap

6
belanda (NICA) mendapat dukungan dari rakyat,karena rakyat sudah anti
terhadap penjajah dan mendukung berdirinya negara Republik Indonesia.
6. Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Seluruh Daerah di Indonesia
Bentuk pemerintah daerah di indonesia diatur dalam undang-undang
dasar 1945 pasal 18 (sebelum diamandemen) yang berbunyi:
“pembagian daerah indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk
susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan
memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam sistem pemerintahan
negara,dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.
Hal ini berarti daerah daerah indonesia akan dibagi dalam daerah
provinsi dan setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih
kecil.di daerah-daerah yang bersifat otonom atau daerah administrasi,semua
menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang dan akan
diadakan badan perwakilan daerah. Bebagai kegiatan yang dilakukan di daerah
antara lain:
a. Pada awal September 1945,pemerintah Republik Indonesia Provinsi
Sulawesi terbentuk.Dr. G.S.S.J. Ratulangi dilantik menjalankan roda
pemerintahan.
b. Di medan,pada tanggal 30 September 1945 para pemuda dipimpin oleh
Sugando Kartoprojo membentuk Barisan Pemuda Indonesia.Gubernur
Sumtra,Teuku Mohamad Hassan juga segera membentuk pemerintah
daerah di wilayah sumtra.
c. Di banjarmasin,pada tanggal 10 Oktober 1945 rakyat melakukan rapat
umum untuk meresmikan berdirinya pemerintah Republik Indonesia
Daerah Kalimantan Timur.pada tanggal 1 Januari 1946 di pangkalan
Bun,Sampit,dan Kota Waringin diresmikan berdirinya pemerintahan
Republik Indonesia dan Tentara Republik Indonesia.

Selain daerah-daerah tersebut di atas,daerah lain juga mengikuti langkah-


langkah yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat untuk segera menjalankan
pemerintahan di daerah di bawah pempinan para gubernur masing-masing. Sesuai
dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas presiden di bantu oleh
komite Nasional,maka di daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah) juga dibantu
oleh komite nasional di daerah. Pembentukan komite nasional indonesia daerah
yang ada di tiap-tiap provinsi merupakan lembaga yang akan berfungsi sebagai
dewan perwakilan rakyat daerah sebelum diadakan pemilihan umum.

Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah yang dibantu oleh komite


nasioanl di daerah diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan,baik di tingkat
pusat maupun di daerah.

7
2.2 KELENGKAPAN NEGARA
1. Proses pembentukan negara dan pemerintahan Republik Indonesia.
Pada tanggal 18 agustur 1945 panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI)
menyelenggarakan sidang untuk pertama kali yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Materi yang dibahas dalam sidang PPKI itu merupakan kelanjutan dari sidang BPUPKI
tanggal 10-16 Juli 1945. Dalam sidang PPKI itu berhasil diambil suatu keputusan yang
sangat peting bagi pemerintahan negara republik indonesia yang baru berdiri.
Keputusan PPKI adalah :
a. Mengesahkan rancangan undang-undang dasar negara.
b. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden sebagai pelaksana
pemeritahan.
c. Membentuk komite nasional indonesia sebagai lembaga yang membantu presiden
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dengan demikian, sejak tanggal 18 agustus 1945 sehari setelah indonesia
merdeka, negara republik indonesia telah memilik sistem pmerintahan.
2. Pembentukan lembaga-lembaga kelengkapan negara
Lembaga –lembaga negara yang perlu dan mendesak untuk dibentuk oleh
pemerintah pada saat itu adalah :
a. Pembentukan Lembaga Kementerian (Departemen)
Menteri merupakan jabatan yang memimpin departemen-departemen. Oleh
karena itu, pembentukan lembaga kementrian juga diikuti dengan pembentukan
departemen-departemen.
b. Pembentukan Komite Nasional Indonesia dan Daerah.
Dalam rapat PPKi tanggal 22 Agustus 1945 di Gedung Kebaktian Rakyat,
dibahas tiga masalah utama yang pernah dibicarakan dalam sidang sebelumnya.
Pertemuan itu dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta. Hasil yang dicapai sebagai
berikut :
1. KNI merupakan badan atau lembaga yang berfungsi sebagai DPR sebelum
dilaksanakannya pemilu. KNI ini disusun dari tingkat pusat hingga ke tingkat
daerah.
2. PNI dirancang menjadi partai tunggal negara Indonesia, tetapi dibatalkan.
3. BKR berfungsi sebagai penjaga keamanan umum pada tiap-tiap daerah.
Komite Nasional Indonesia akhirnya berhasil dibentuk dengan baik. Bahkan
selanjutnya dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan juga dibentuk
Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID).
c. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara.
Setelah mendegar laporan panitia kecil yang dipimpin oleh Ahmad Subarjo,
rapat dilanjutkan dengan membahas masalah pertahanan dan keamanan negara.
Panitia kecil yang membahas masalah pertahanan dan keamanan negara itu
dipimpin oleh Otto iskandardinata. Panitia kecil itu mengusulkan sebagai berikut :

8
1. Rencana pembelaan negara dari badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang mengandung unsur politik perang, tidak dapat
diterima.
2. sidang mengusulkan agar Presiden memanggil pemuka-pemuka yang cakap di
bidang militer untuk membentuk ketentaraan yang kuat.
Sidang menerima usul tersebut secara aklamasi. Adapun urusan kepolisian
dimasukkan menjadi bagian dari Departemen Dalam Negeri. Peserta sidang
mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia agar kebangsaan dan kepolisian.

3. Pembentukan provinsi di seluruh wilayah Indonesia.


Jumlah provinsi di Indonesia pada awal kemerdekaan sebanyak 8 daerah
sebagaimana keputusan Sidang II Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI).
Sidang II PPKI ini dilaksanakan pada 19 Agustus 1945. Berikut data 8 provinsi
tersebut beserta nama gubernurnya :
1. Provinsi Sumatera : Teuku Mohammad Hasaan
2. Provinsi Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
3. Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Surono
4. Provinsi Jawa Timur : R.M. Suryo
5. Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I. Gusti Ketut Puja
6. Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary
7. Provinsi Sulawesi : R. G.S.S.J. Ratulangi
8. Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor
4. Pembentukan lembaga pemerintahan di daerah
Lembaga daerah yang dibentuk adalah :
1. Lembaga Pemerintahan Daerah
2. Lembaga Komite Nasional Indonesia Daerah
3. Lembaga Teknis daerah
Orang yang harus terdapat dalam suatu lembaga daerah adalah :
1. Wakil kepala daerah
2. Sekertariat daerah
Pembentukan Kelengkapan Negara Setelah Kemerdekaan - Satu hari setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksana kan, yaitu pada 18 Agustus 1945
bertepatan dengan pelaksanaan Sidang PPKI, yang pada saat itu pembahasannya
difokuskan terhadap pembuatan rancangan Undang-Undang Dasar dan disahkan
sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan kehidupan ketata-negaraan Indonesia
yang kemudian dikenal menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Di dalamnya berisi tentang berbagai aturan mengenai cara-cara
pembentukan negara dan kelengkapan nya. Termasuk perumusan bentuk negara
dan pemimpin bangsa Indonesia. Dan disepakati saat itu salah satu ketetapannya

9
ialah “Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Dalam
kegiatan itu juga dirumuskan kriteria tokoh yang menjadi presiden dan didapat
ketentuan “Presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam”. Namun,
seperti perubahan dalam Piagam Djakarta ini juga diubah menjadi “Presiden adalah
orang Indonesia asli”.
Setelah pembahasan UUD 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia,
Otto Iskandardinata mengemukakan pendapat nya untuk langsung melakukan
pemilihan dan penetapan presiden dan wakil presiden. Beliau mengusulkan agar
yang menjadi presiden adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.
Ternyata usulan tersebut diterima tanpa ada yang menolak.

Mereka yang hadir setuju bulat tentang calon presiden dan wakilnya yang
diusulkan oleh R. Otto Iskandardinata. Disambut dengan menyanyikan lagu Indonesia
Raya selama dua putaran kedua tokoh proklamator itu diresmikan menjadi Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama, pada 18 Agustus 1945.

Selain penetapan Undang-Undang Dasar 1945 dan pemilihan presiden dan


wakilnya, sidang PPKI juga berlanjut tentang persiapan dan pembetukan lembaga-
lembaga kenegaraan sebagai pelengkap kehidupan pemerintah ber negara.
Meskipun 19 Agustus 1945 hari Minggu, sidang PPKI tetap dilanjutkan.
Sebelum acara dimulai, Ir. Soekarno yang sudah men jadi presiden menunjuk
Ahmad Subardjo, Soetardjo Kartohadikoesoemo, dan Kasman untuk membentuk
panitia kecil yang akan membicarakan bentuk departemen dan bukan personalnya
yang akan menjabat. Rapat kecil itu dipimpin oleh R. Otto Iskandardinata, dan
didapat keputusan sebagai berikut.
a. Pembagian Wilayah
b. Pembentukan Komite Nasional Daerah
c. Pembentukan departemen dan penunjukan para menteri
d. Pembentukan aparat keamanan negara

10
Mengingat kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas, maka untuk
pelaksanaan kegiatan pemerintahan di daerah maka dibentuklah wilayah-wilayah
provinsi. Pada saat itu berdasarkan kesepakatan, wilayah Indonesia dibagi menjadi 8
provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur. Kedelapan provinsi
tersebut, yaitu:
1) Sumatra dengan Gubernur Teuku Muhammad Hasan
2) Jawa Barat dengan Gubernur Soetardjo Kartohadi koesoemo
3) Jawa Tengah dengan Gubernur R. Panji Suruso
4) Jawa Timur dengan Gubernur R.M. Suryo
5) Sunda Kecil (Nusa Tenggara) dengan Gubernur I Gusti Ketut Puja
6) Maluku dengan Gubernur J. Latuharhary
7) Sulawesi dengan Gubernur Dr. Sam Ratulangi
8) Kalimantan dengan Gubernur Ir. Pangeran Mohammad Nor.
Selanjutnya masih 19 Agustus 1945, pada malam hari secara terpisah
Presiden Soekarno, Moh. Hatta, R. Otto Iskandardinata, Soekardjo Wirjopranoto,
Sartono, Suwirjo, Buntara, A.G. Pringgodigdo dan dr. Tadjudin berkumpul di Jalan
Gambir Selatan untuk membahas pemilihan orang-orang yang akan diangkat
menjadi anggota Komite Nasional Indonesia (KNI) karena pada saat itu belum
terbentuk MPR/DPR. Dari hasil pertemuan itu disepakati bahwa KNI Pusat
beranggotakan 60 orang. Rapat pertama KNI Pusat dilakukan di Gedung Komedi
(sekarang Gedung Kesenian) pada 29 Agustus 1945.
Sidang PPKI masih berlanjut, dan pada 22 Agustus 1945 membahas tiga
permasalahan yang sering dibicarakan pada rapat-rapat sebelumnya. Rapat saat itu
dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, yang meng hasilkan keputusan sebagai
berikut.
1. KNI adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum
pemilihan umum terselenggara. KNI ini akan disusun di tingkat pusat dan daerah.
2. Merancang adanya partai tunggal dalam kehidupan politik negara Indonesia, yaitu
PNI (Partai Nasional Indonesia) namun dibatalkan.
3. BKR (Badan Keaman Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi
masing-masing daerah

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah membuat karya tulis ilmiah ini kami mendapat kesimpulan bahwa,
perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai suatu kemerdekaan telah melalui proses yang
sangat panjang. Perjuangan rakyat indonesia untuk mencapai suatu kemerdekaan dimulai
dari proses merumuskan undang-undang dasar negara, hingga akhirnya bangsa indonesia
menproklamasikan kemerdekaan negara indonesia. Puncak perjuangan bangsa indonesia
terjadi pada 17 agustus 1945, dimana bangsa indonesia memproklamasikan diri sebagai
bangsa merdeka yang membuktikan bahwa sejak itu bangsa indonesia bebas dari jajahan
bangsa-bangsa penjajah. setelah bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaan,
proses penyebaran berita proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui berbagai radio
maupun surat kabar, proses penyebaran berita proklamasi sangat cepat hingga ke seluruh
penjuru dunia. Sehingga kemerdekaan bangsa indonesia terdengar ke telinga bangsa
belanda. Namun, belanda ternyata tidak menginginkan bangsa indonesia merdeka. Mereka
berusaha untuk kembali menjajah bangsa indonesia. Mereka memboncengi tentara sekutu
yang datang untuk melucuti tentara jepang. Sehingga, terjadilahr perlawanan yang
dilakukan rakyat terhadap belanda dan sekutu di berbagai daerah. Karena, sudah puluhan
bahkan ratusan tahun bangsa indonesia berjuang untuk mencapai kemerdekaan, dan
akhirnya kemerdekaan yang dicita-citakan dapat diwujudkan. Namun, baru saja kita
menikmati kemerdekaan yang telah kita peroleh sudah mau direbut oleh bangsa lain, maka
dari itu bangsa indonesia ingin mempertahankan kemerdekaan NKRI.

3.2 Saran-saran
Sekarang ini kita hidup di zaman kemerdekaan. Hidup di zaman kemerdekaan artinya
tidak lagi dijajah oleh bangsa asing. Kemerdekaan yang kita nikmati ini adalah hasil dari
perjuangan para tokoh bangsa. Karena, kemerdekaan tidaklah datang dengan sendirinya,
tetapi kemerdekaan memerlukan perjuangan yang keras dan panjang. Adapun, jasa para
tokoh pahlawan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, itu semua harus kita
hormati dan kita hargai. Dengan cara, kita harus selalu ikut serta dalam kegiatan hari-hari
besar pahlawan dan mendoakan agar para pahlawan diterima disisinya. Tanpa jasa mereka
tidak mungkin kita dapat menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini. Maka dari itu, kita
sebagai generasi penerus bangsa senantiasa bisa mencontoh pengorbanan mereka, dan kita
harus bisa berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Agar dikemudian hari kita
tidak dijajah oleh bangsa asing lagi.

12
Daftar Pustaka
1. Derta arimbawa, suardana, sujarwa. 2012. LKS IPS Terpadu Semester Genap Kelas XI.
Denpasar: UD. Catur Wangsa Mandiri.
2. Nurani, Subali, Sumarwati. 2009. LKS Ilmu Pengetahuan Sosial Semester Genap Kelas
XI. Denpasar: CV. Dwi Jaya Mandiri.

13

Anda mungkin juga menyukai