NOMOR :/PER/RSI-SA/XI/2016
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN RUQYAH SYARIYAH
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN
Pertama : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Peraturan
Direktur Nomor : 4138/PER/RSI-SA/VIII/2016 tentang
Panduan Pelayanan Ruqyah Syar’iyah RSI Sultan Agung
Semarang .
Kedua : Memberlakukan revisi Pelayanan Ruqyah Syar’iyah Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran peraturan ini.
Ketiga : Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dalam
penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan prinsip syariah.
TEMBUSAN Yth :
1. Seluruh Unit Kerja
2. Arsip
BAB I
DEFINISI
Sedangkan makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang
mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk
mencegah atau mengobati bala dan penyakit. Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah
tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang
diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an
dan As-Sunnah.Ruqyah dibagi menjadi dua, yakni; ruqyah syariyah dan ruqyah syirkiyah.
1. Ruqyah syar'iyah yaitu Ruqyah yang benar menurut syariat Islam. Salah satu cirinya adalah: Cara
atau prosesi pengobatan Ruqyah Syar'iyyah harus sesuai dengan nilai-nilai Syari‘ah. contohnya:
pasien wanita harus tetap menutup aurat & afdholnya si peruqyah juga wanita, namun jika tidak
ditemukan atau karena sulitnya mencari peruqyah wanita, maka dibolehkan dilakukan oleh
peruqyah pria dengan syarat; harus ada pihak mahram dari pasien atau ada orang lain ditempat
dilakukannya terapi tersebut dengan maksud menjaga diri dari adanya fitnah, peruqyah pria
harus menggunakan sarung tangan tebal sebaga media untuk ketika dipandang perlu untuk
memegang anggota tubuh si pasien wanita.Pelaksanaannya dengan cara membacakan ayat Al-
Qur'an, sebagaimana di antara nama surat Al-Fatihah adalah Ar-Ruqyah, meminta perlindungan
kepada Allah, dzikir dan doa dengan maksud menyembuhkan sakit.
2. Ruqyah Syirkiyahadalah yang biasa dipraktekkan para dukun. Ruqyah di kalangan para dukun
dikenal dengan istilahjampi-jampi. Metode yang digunakan ialah bacaan mantra-mantra,
pengagungan dan penyebutan setan, orang-orang shalih, penghormatan pada bintang-bintang,
malaikat atau pun prilaku-prilaku pada saat ruqyah yang mengandung dosa syirik, bid’ah, atau
khurafat. Ruqyah semacam ini dilarang dalam syari’ah. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat, dan guna-guna adalah syirik.” (HR.Abu
Dawud dan Ahmad).
Pengobatan dengan menggunakan Al Qur’an Al Karim dan hadits yang bersumber dari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah terapi pengobatan yang sangat sempurna dan bermanfaat. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Katakanlah: ‘Al qur’an itu adalah petunjuk dan (obat) penawar bagi
orang-orang yang beriman’.” (Q.SFushilat:44)
“Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (Q.S Al Israa’ :82).
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh
bagi penyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yunus:57).
Al Qur’an merupakan obat yang sempurna dan penawar bagi seluruh penyakit hati dan jasad,
serta penyakit-penyakit dunia dan akhirat. Namun tidak semua orang mampu dan mempunyai
kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan Al Qur’an. Jika pengobatan penyembuhan
dilakukan secara baik terhadap penyakit, didasari dengan kepercayaan dan keimanan, penerimaan
yang penuh, keyakinan yang pasti, serta terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakit
pun yang mampu melawannya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit-penyakit itu akan
menentang dan melawan firman-firman Rabb Pemelihara langit dan bumi, yang jika firman-firman itu
turun ke atas gunung, maka ia akan memporak-porandakan gunung tersebut? Atau jika turun ke
bumi, niscaya ia akan menghancurkannya? Oleh karena itu, tidak ada satu penyakit hati dan juga
penyakit fisik pun melainkan di dalam Al Qur’an terdapat jalan penyembuhannya, penyebabnya,
serta pencegah terhadapnya bagi orangorang yang dikaruniai pemahaman oleh Allah Subhanahuwa
Ta’ala terhadap kitabNya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan penyakit-penyakit hati dan jasad, juga
disertai penyebutan penyembuhan penyakit hati dan fisik. Penyakit hati terdiri dari dua macam,
yaitu: penyakit syubuhat (kesamaran) atau ragu, dan penyakit syahwat atau hawa nafsu. Allah yang
Maha Suci telah menyebutkan beberapa penyakit hati secara terperinci disertai dengan beberapa
sebab, sekaligus cara menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasannya
Kami telah menurunkan kepadamu Alkitab (al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka
Sesungguhnya di dalam (al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Al ‘Ankabut:51). Al Imam Ibnul Qayyim -rahimahullahberkata:”Barangsiapa yang
tidak dapat disembuhkan oleh Al Qur’an, berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan
kesembuhan padanya. Dan barangsiapa yang tidak dicukupkan oleh Al Qur’an, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan kecukupan padanya”.
Dalil-dalil dalam tatanan sunnah juga tidak sedikit yang menandaskan perintah kepada umat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mengobati penyakit dengan metode ruqyah ini.
Diantaranya hadits dari ‘Aisyah -radhiallahu ‘anha-, ia berkata :“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam memerintahkanku untuk meruqyah dari ‘ain (pengaruh mata jahat)”
hadits dari Jabir bin Abdillah –radhiallahu ‘anhu-, ia berkata: ”Seeokor kalajengking
pernahmenyegat salah seorang diantara kami, saat itu kamisedang duduk-duduk bersama Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian seorang laki-laki berkata:”Wahai Rasulullah, apakah aku
(boleh) meruqyahnya?”Lantas Beliau pun bersabda:“Siapa saja diantara kalian mampu memberikan
manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah”
Serta hadits dari ‘Auf bin Malik Al Asyja’i - radhiallahu ‘anhu-, ia berkata: ”Kami dahulu
menggunakan ruqyah pada masa jahiliyah, lalu kami tanyakan hal tersebut kepada Nabi Shallallahu
‘AlaihiWasallam, ”Wahai Rasulullah, bagaimana menurutpendapatmu tentang ruqyah itu?” Beliau
menjawab:”Bacakanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, tidak mengapa menggunakan ruqyah
selama tidak mengandung kesyirikan”.
Al Hafizh Ibnu Hajar -rahumahullahu- menjelaskan : ”Para ulama telah berijma’ (bersepakat)
akan bolehnya menggunakan ruqyah (dalam pengobatan) dengan terpenuhinya tiga syarat:
2. Ruqyah tersebut harus diucapkan dengan bahasa Arab atau (boleh dengan -Pen) bahasa
selain Arab yang dibaca dengan jelas dan difahami maknanya.
3. Harus diyakini, bahwa yang memberikan pengaruh dan kesembuhan bukanlah ruqyah
dengan sendirinya, tetapi yang memberi pengaruh adalah (izin dan) kekuasan Allah Azza wa
Jalla.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz - rahimahullahu- menerangkan: ”Tentang ruqyah,
hadits hadits shahih telah menunjukkan bahwa selama ia berisi ayat-ayat Al Qur’an dan doa-doa yang
dibolehkan syariat, maka hal itu tidak mengapa, jika ruqyah tersebut dibaca dengan lisan yang jelas
dan diketahui maknanya, serta orang yang diruqyah tidak bergantung pada ruqyah tersebut, bahkan
ia harus meyakini bahwa ruqyah hanya salah satu sebab (diperolehnya kesembuhan).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin - rahimahullah- menjelaskan pula: ”Ruqyah, bagi
orang yang melakukannya (untuk orang lain) hukumnya adalah sunnah, karena tindakan tersebut
merupakan wujud ihsan (perbuatan baik) bagi orang yang diruqyah. Sedangkan bagi orang yang
(meminta) diruqyah, maka hukumnya boleh. Namun yang lebih utama adalah tidak meminta orang
lain untuk meruqyah dirinya, berdasarkan hadits tentang orang-orang yang masuk surga tanpa hisab,
diantara sifat mereka adalah tidak meminta orang lain untuk meruqyahnya”.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :”Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang
akan masuk surga tanpa hisab” Para sahabat bertanya:”Siapakah mereka, wahai Rasulullah? Belaiu
menjawab:”Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan kay (pengobatan dengan besi
panas), tidak minta diruqyah, dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakal”.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup ruqyahsyar’iyah di Rumah Sakit Islam Sultan Agung meliputi pelayanan
ruqyahsyar’iyah yang dilakukan oleh bagian pelayanan medis dan pelayanan ruqyah syar’iyaholeh
bidang bimbingan & pelayanan Islam (BPI). Adapun pelayanan ruqyah syar’iyah dapat dilihat dari
berbagai dimensi; dimensi orang yang melakukan ruqyah (peruqyah), dimensi kriteria pasien yang
perlu dilakukan pelayanan ruqyah syar’iyah, dimensi bacaan yang diucapkan pada saat ruqyah
sya’iyah, dimensi manfaat dilakukan pelayanan ruqyah syar’iyah.
Petugas yang melakukan ruqyah syar’iyah di Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah petugas
bagian Bimbingan & pelayanan Islam (BPI) dan petugas rumah sakit lainnya yang terlatih dan
memiliki kriteria sebagai raqi.
4. Bacaan ruqyah syar’iyah yang bisa dijadikan panduan dalam pelayanan ruqyah syar’iyah
Bacaan ruqyah syar’iyah ringan yang dianjurkan adalah bacaan Al –Quran dengan urutan
tertentu dimulai dari surat Al Fatihah 3 kali; Al Baqarah ayat 1-5; 102-103; Ayat Kursi; Al-
Baqarah; 284-286 1 kali; Al A’raaf ayat 116-122 1 kali; Ar Rohman ayat 33-36 1 kali; Al Hasyr
ayat 21-24 1 kali; Al Ikhlas 3 kali; Al Falaq 1 kali; dan An Naas 1 kali. Dan doa yang sering
diucapkan oleh Nabi Muhammad pada saat mengobati orang sakit.
5. Manfaat dilakukan ruqyah
a. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Dossey, dari Universitas di Texas telah
menyatakan bahwa menjelaskan bahwa do’a dapat membantu mengendalikan sel-sel
kanker, sel-sel darah merah, enzim, bakteri, dan jamur dalam tubuh.
b. Menurut direktur riset di Institute of Transpersonal Psychology di Palo Alto bernama
William G. Braud menyatakan bahwa bakteri, ragi, motile algae (semacam tumbuhan),
tanaman, protozoa, larva, woodlice (semacam kutu kayu), semut, anak ayam, tikus,
kucing, anjing, juga preparat sel (sel darah, neuron, sel kanker) dan kegiatan enzim
manusia dapat dipengaruhi oleh seorang manusia dari jarak jauh, misalnya adalah
dengan mempengaruhi gerakan mata, gerakan motorik, kegiatan elektrodermal,
kegiatan pletismografik, pernafasan, dan irama otak.
c. Menurut Dr. Dadang Hawari yang melakukan penelitian terhadap beberapa pasien
jantung di San Fransisco menyatakan bahwa pasien yang menjalani terapi dengan
kombinasi do’a sangat sedikit yang mengalami komplikasi, dan begitu sebaliknya.
d. Menurut seorang spesialis kedokteran jiwa dari klinik Prorevital yang bernama dr. H. Tb.
Erwin Kusuma Sp Kj menyatakan bahwa dengan memberikan do’a-do’a pada air dapat
merubah struktur molekul di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk metode
penyembuhan pada pasien.
e. Penelitian yang dilakukan Dr. Ermoto dari jepang telah menunjukkan bahwa tubuh
manusia sebagian besar terdiri atas air, yaitu sekitar 70%. Pada saat air diberikan do’a-
do’a maka hal tersebut dapat mengubah struktur molekul di dalamnya. Perubahan
struktur tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.
Dari beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa do’a dan pikiran manusia dapat
mempengaruhi suatu keadaan makhluk hidup, termasuk masalah kesehatannya. Dan dari
uraian tersebut kita bisa mengetahui bahwa kekuatan do’a dapat memberikan efek terhadap
kesehatan seseorang. Dan secara tidak langsung, hal itu juga membuktikan bahwa manfaat
ruqyah yang menggunakan bacaan dan do’a yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
dapat berpengaruh pada proses penyembuhan baik fisik maupun non fisik seseorang.
BAB III
TATA LAKSANA
Proses Pelayanan ruqyah syar’iyah setidaknya ada tiga tahapan. Pertama, tahap persiapan. Kedua,
tahap pengobatan (ruqyah). Ketiga, tahap setelah pengobatan (post ruqyah).
1. Tahap persiapan
Tahap ini merupakan tahap paling fundamental yang harus dilakukan dan dilalui oleh seorang
raqi agar ruqyah yang dilakukan memperoleh keberhasilan. Pada tahap ini meliputi: peruqyah,
tempat yang dilakukan untuk ruqyah dan diagnosis kasus. Pada diagnosis kasus hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Menyampaikan akidah yang benar kepada pasien atau keluarganya, agar mereka
terbebas dari segala bentuk kesyirikan dan pengharapan pada selain Allah. Dengan
proses seperti ini, pasien akan sepenuhnya menggantungkan diri dan kesehatannya pada
Allah
b. Menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien tentang penyakitnya jika pasien
masih mampu untuk diajak komunikasi, jika ada jawaban dari pasien yang meragukan,
maka tanyakan kembali keluhan dengan pertanyaan yang berbeda namun dengan arah
yang sama. Setelah diketahui akar masalah maka tentukan treatmen yang sesuai
dengan diagnose kasus.
c. Lepaskan segala bentuk barang-barang “perdukunan” dari paisen agar tidak ada campur
tangan dari makhluk lain.
d. setelah tahap persiapan selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya yakni
tahap pengobatan. Sebelum tahap pengobatan raqi dan pasien jika memungkinkan
untuk berwudhu terlebih dahulu.
e. Jika pasiennya wanita maka akan berlaku ketentuan sebagai berikut:
Wanita yang akan diruqyah menggunakan hijab dan tidak memakai wewangian
Wanita yang mau diruqyah dianjurkan untuk mengencangkan pakaiannya, agar tidak
terlepas pada saat proses ruqyah berlangsung
Untuk mengantisipasi terjadinya kontak beda gender, maka peruqyah laki-laki
dianjurkan menggunakan sarung tangan agar tidak terjadikontak fisik secara
langsung.
Hendaklah wanita yang di ruqyah senantiasa didampingi oleh mahramnya agar tidak
terjadi fitnah dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Artinya :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman
(dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan
(sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi
mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah
baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan
sihir, kalau mereka mengetahui.
103. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala),
dan Sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar.
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat
kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
283. jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180]
(oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan
persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
284. kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni
siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka
tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."
116. Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka
menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan
sihir yang besar (mena'jubkan).
117. dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong
tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.
118. karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.
119. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
120. dan Ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud[554].
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
35. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak
dapat menyelamatkan diri (dari padanya).
36. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang
Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa,
yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
24.Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai
asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. raja manusia.
3. sembahan manusia.
Tahap setelah pengobatan adalah kepasrahan peruqyah atas apapun yang Allaoh . Bila
Alloh menyembuhkan pasien melalui raqi, maka pujilah Alloh yang telah memperkenankan raqi
untuk menyembuhkannya. Tingkatkanlah rasa roja’ raqi atau petugas yang melakukan ruqyah
kepada Alloh, agar Alloh memberikan taufiq-Nya kepada raqi dalam menghadapi keadaan-
keadaan lainya. Jangan sampai hal tersebut menjadi sebab kesombongan dan keangkuhan raqi.
Pahamkanlah aqidah yang shohih kepada penderita dan keluarganya, sehingga hati mereka
hanya bergantung kepada Alloh. Disamping itu, berilah pembentengan diri sebagai berikut ini :
Menjaga sholat berjama’ah.
Tidak mendengarkan nyanyian-nyanyian dan musik yang melalaikan.
Berwudhu sebelum beranjak tidur, dan jangan lupa membaca ayat Kursi.
Membaca basmalah sebelum memulai sesuatu.
Setelah sholat subuh
Setiap hari, jangan sampai tidak membaca Al-qur’an sama sekali, atau
mendengarkannya jika ia seorang yang tidak bisa membaca Al-qur’an.
Bergaul dengan orang-orang sholih.
Hendaknya selalu membaca dzikir pagi dan sore hari
BAB IV
DOKUMENTASI