Anda di halaman 1dari 22

RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA SUKABUMI

MAJELIS UPAYA KESEHATAN ISLAM


SELURUH INDONESIA (MUKISI)

PEDOMAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL
SYARIAH DAN INDIKATOR
MUTU WAJIB SYARIAH

Bangkitkan Rumah Sakit Syariah di Nusantara

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi …………………………………………………………………………
PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT SYARIAH
I. Pendahuluan …………………………………………………………………………
II. Tujuan …………………………………………………………………………
III. Ruang Lingkup …………………………………………………………………………
IV. Indikator Standar Pelayanan
Minimal RS Syariah …………………………………………………………………………
V. Pengukuran Indikator …………………………………………………………………………
VI. Pelaporan Indikator …………………………………………………………………………
VII. Penutup …………………………………………………………………………
Lampiran …………………………………………………………………………

INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH


I. Pendahuluan …………………………………………………………………………
II. Tujuan …………………………………………………………………………
III. Ruang Lingkup …………………………………………………………………………
IV. Indikator Mutu Wajib
Syariah …………………………………………………………………………
V. Pengukuran Indikator …………………………………………………………………………
VI. Pelaporan Indikator …………………………………………………………………………
VII. Penutup …………………………………………………………………………
Lampiran …………………………………………………………………………

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
PEDOMAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT SYARIAH

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit Syariah adalah rumah sakit yang dalam pengelolaannya mendasarkan
pada maqashid syariah (tujuan diadakanya syariah) yaitu penjagaan agama, jiwa,
keturunan, akal dan penjagaan harta. Rumah Sakit Syariah dilaksanakan berpedoman
pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.107/DSN-
MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan prinsip
syariah.

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) adalah wadah yang
menghimpun penyelenggara sarana kesehatan Islam dan perorangan yang
mempunyai keahlian dan minat untuk mengembangkan upaya kesehatan yang islami.
Sejalan dengan perkembangannya MUKISI memandang perlu dilakukan standarisasi
pelayanan dirumah sakit yang berprinsip islam sebagai bagian dari upaya
peningkatan mutu rumah sakit. Oleh karenanya bersama dengan Dewan Syariah
Nasional Indonesia, MUKISI menyusun Standard an Instrumen Sertifikasi Rumah Sakit
Syariah Versi 1438.

Salah satu standar dalam Sertifikasi Rumah Sakit Syariah adalah adanya pelayanan
minimal yang wajib dilaksanakan di rumah sakit syariah. Untuk itu diperlukan
pedoman tentang pelayanan minimal yang memuat hal-hal yang termasuk dalam
pelayanan minimal rumah sakit syariah, tata cara pengukuran dan
pendokumentasian agar dapat dilaksanakan oleh seluruh rumah sakit yang akan
mengikuti Sertfikasi Rumah Sakit Syariah.

II. TUJUAN

Tujuan dari penyusun Pedoman Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah adalah :
1. Adanya penyamaan persepsi bagi pengelola rumah sakit dalam hal penerapan nilai-
nilai syariah dalam pelayanan pasien.
2. Adanya standarisasi pengukuran dan pendokumentasian dari penerapan nilai-nilai
syariah dalam pelayan pasien.
3. Adanya monitoring dan evaluasi berkelanjutan dari penerapan nilai-nilai syariah
dalam pelayanan pasien.

III. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah ini
mengatur hal-hal yang menyangkut penjagaan akidah pasien selama sakit,
kemudahan beribadah bagi pasien di rumah sakit, penjagaan hijab pasien, penjagaan
ikhtilath pasien serta kewajiban rumah sakit dalam meningkatkan kompetensi
Sumber Daya Insani dalam membimbing, mendidik dan mengajak pasien untuk
melaksanakan ibadah selama menjalani pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit

IV. INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL RS SYARIAH

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Indikator-indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah meliputi :
1. Membaca basmallah pada pemberian obat dan tindakan
Aktivitas petugas rumah sakit secara lisan untuk membaca dan mengajak
pasien/keluarga membaca basmallah sebelum pemberian obat dan tindakan.
Indikator yang diukur adalah membaca dan mengajak pasien/keluarga (untuk pasien
muslim) membaca basmallah sebelum pemberian (minum) obat, pemberian injeksi
dan pemasangan infus pasien.

2. Hijab untuk pasien


Penyediaan fasilitas rumah sakit berupa hijab (kerudung, baju pasien atau kain) yang
menutup aurat pasien seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, Hijab
disiapkan oleh rumah sakit, dipakaian pada pasien muslimah saat pertama kali
datang dengan diberikan edukasi tentang hijab.

3. Mandatory Training untuk fiqih pasien


Kegiatan pembelajaran kepada karyawan tentang thaharah, bimbingan shalat bagi
pasien dan Talqin.

4. Adanya Edukasi Islami (Leaflet atau buku kerohanian)


Penyediaan dan pemberian sarana edukasi Islami berupa leaflet atau buku
kerohanian kepada pasien muslim.

5. Pemasangan EKG sesuai Gender


Pelaksanaan pemasangan EKG oleh petugas yang sesuai dengan jenis kelamin pasien.

6. Pemakaian Hijab Ibu Menyusui


Penyediaan fasilitas rumah sakit berupa khusus untuk ibu menyusui, aktivitas
petugas rumah sakit mengajak (edukasi) dan memakaikan baju khusus untuk ibu
menyusui.

7. Pemakaian Hijab di kamar operasi


Penyediaan fasilitas rumah sakit berupa baju (dan kerudung untuk pasien muslimah),
pemakaian hijab di kamar operasi yang menutup aurat pasien yang menjalani operasi
sejak persiapan samapai keluar dari kamar operasi.

8. Penjadwalan Operasi elektif tidak terbentur waktu shalat


Penjadwalan operasi elektif tidak terbentur waktu shalat adalah penjadwalan operasi
tidak melewati waktu shalat sedemikian rupa sehingga tidak perlu menjama’ shalat
kecuali emergency.

V. PENGUKURAN INDIKATOR

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Pengukuran indicator merupakan aktivitas mencatat, menghitung, mengakumulasi
nilai-nilai indicator dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah.
Pengumpulan data dan cara pengumpulan maupun sumber data dapat disesuaikan
dengan kondisi rumah sakit. Pengukuran indikator setidaknya meliputi :
1. Tata cara pengukuran
Pengukuran indikator dilaksanakan berdasarkan rumus pembilang (Numerutor) dan
penyebut (Denumerator) yang menggambarkan nilai dari tiap indikator.

2. Frekuensi pengumpulan
Frekuensi pengambilan data dari sumber data tiap indikator.

3. Periode analisis
Rentang waktu pelaksanaan pengukuran dari masing-masing indikator.

4. Target
Ukuran nilai atau ukuran pencapaian yang ditetapkan dan wajib dicapai baik secara
langsung atau bertahap sesuai dengan kemampuan rumah sakit.

5. Sumber Data
Berbagai macam data yang dapat dijadikan bahan atau dasar dalam pengambilan
data sesuai dengan kebutuhan indikator.

Dalam rangka keseragaman pengukuran, MUKISI telah menyusun Profil Indikator


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah yang dapat digunakan oleh rumah
sakit (sebagai lampiran).

VI. PELAPORAN INDIKATOR

Pelaporan indikator adalah aktivitas menganalisis hasil pengukuran indikator-


indikator yang selanjutnya dilaporkan kepada Manajemen Rumah Sakit untuk
dilakukan upaya-upaya meningkatkan dan mempertahankan hasil pengukuran
indikator sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pelaporan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja pengelola indikator kepada


Komite Mutu Rumah Sakit dan Manajemen Rumah Sakit. Pelaporan terdiri dari
pelaporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan sesuai indikator yang akan
diukur.

Pelaporan indikator pada Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syariah menjadi
bagian pelaporan Komite Rumah Sakit dan dikelola sebagaimana pelaporan indikator
mutu rumah sakit sesuai ketentuan akreditasi rumah sakit.

VII. PENUTUP

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Demikian pedoman Standar Pelayanan Minimal Syariah ini disusun dengan harapan
Rumah Sakit Syariah dapat mengimplementasikan dan mengukur peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dari aspek spiritual.

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
LAMPIRAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL RUMAH SAKIT SYARIAH

1. Membaca Basmallah pada pemberian obat dan tindakan

Judul Indikator Membaca Basmallah pada pemberian obat dan


tindakan
Dimensi Mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien dan karyawan
Tujuan Tergambarnya niat ibadah dan tawakkal para
dokter/perawat/bidan dalam menjalankan pelayanan
dan ikhtiar pasien dengan mengucapkan lafadz
basmallah

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Rasioanalisasi / dasar Pemberian obat dan tindakan adalah iktiar sedangkan
pemikiran kesembuhan datangnya dari Allah sehingga berdoa
(basmallah) sebelum pemberian obat atau tindakan
adalah hal yang bersifat wajib
Definisi operasional Membaca basmallah pada pemberian obat dan
tindakan adalah secara lisan petugas membaca dan
mengajak pasien/keluarga untuk membaca basmallah
sebelum melaksanakan pemberian obat dan tindakan
(minum obat, pemberian injeksi, pemasangan infus).
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Freskuensi Satu bulan
pengumpulan data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Jumlah tindakan dimana petugas membaca Basmallah
sebelum pemberian obat dan tindakan
Denominator (D) Jumlah total pemberian obat dan tindakan yang disurvei
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber data Hasil survei / cek list
Wilayah pengamatan / Dokter/perawat/bidan di bagian rawat jalan dan rawat
Area inap
Pengumpulan data Kepala bagian rawat jalan dan inap
Penanggung jawab Kepala bagian rawat jalan dan inap

2. Hijab untuk pasien


Judul Indikator Hijab untuk pasien
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan islami dengan adanya edukasi
pemakaian hijab bagi pasien muslimah yang belum
mengenakan jilbab di rawat inap
Rasionalisasi / dasar 1. Hijab untuk pasien merupakan salah satu upaya
pemikiran rumah sakit menjaga aurat pasien
2. Di rawat inap, ada pasien muslimah yang belum
mengenakan hijab sehingga perlu edukasi
tentang hokum dan manfaat pemakaian hijab
bagi muslimah
Definisi operasional 1. Hijab untuk pasien rawat inap adalah kerudung
atau kain yang menutup aurat pasien seluruh
tubuh kecuali muka dan telapak tangan
2. Hijab disiapkan oleh rumah sakit, dipakaian pada
pasien muslimah saat pertama kali datang
dengan diberikan edukasi tentang hijab
Tipe indikator Proses
Jenis Indikator Persentase

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Jumlah pasien muslimah yang menerima edukasi dan
dipakaian hijab
Denominator (D) Jumlah total pasien muslimah yang disurvei
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 80%
Sumber data Hasil survei / cek list
Wilayah pengamatan Ruang periksa rawat jalan dan pasien muslimah rawat
inap
Pengumpulan data Instalasi/Kabag/Kasubag rawat jalan dan Kasubag rawat
inap
Penanggung jawab Instalasi/Kabag/Kasubag rawat jalan dan Kasubag rawat
inap

3. Mandatory training untuk fiqih pasien


Judul Indikator Mandaratory training untuk fiqih pasien
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Kompetensi Syariah karyawan
Tujuan Tergambarnya penyelenggaraan Pendidikan karyawan
dengan mandatory training yang memuat fiqih pasien
Rasionalisasi / dasar SDI rumah sakit harus memahami fiqih bagi orang sakit
pemikiran sehingga dapat memberikan bimbingan ibadah sesuai
penyakitnya
Definisi operasional Mandatory training untuk fiqih pasien adalah kegiatan
pembelajaran kepada karyawan tentang thaharah
bimbingan shalat bagi pasien dan Talqin
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Enam bulan
data
Periode Analisa Satu tahun
Numerutor (N) Jumlah karyawan yang mendapatkan program
mandatory training untuk fiqih pasien
Denominator (D) Jumlah seluruh karyawan yang mendapatkan program
mandatory training untuk fiqih pasien
Cara pengukuran (N/D) x 1000%
Standar 100%
Sumber data Hasil survey dan laporan bagian SDI
Wilayah pengamatan Dokter, perawat, bidan dan bina ruhani seluruh
karyawan
Pengumpulan data Kasubag SDI & Diklat
Penanggung jawab Kasubag SDI & Diklat

4. Adanya edukasi Islami (Leaflet atau buku kerohanian)

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Judul Indikator Adanya edukasi islami (Leaflet atau buku kerohanian)
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien
Tujuan Tergambarnya ketersediaan leaflet atau buku
kerohanian sebagai materi edukasi islami yang
disampaikan kepada pasien, keluarga dan pengujung
pasien
Rasionalisasi / dasar Rumah sakit harus memberikan edukasi kepada pasien,
pemikiran keluarga dan pengunjung pasien dengan menggunakan
media yang sesuai
Definisi operasional Adanya edukasi islami adalah tersedia dan
diterimakanya leaflet atau buku kerohanian yang
digunakan sebagai media edukasi islami kepada pasien
rawat inap sesuai penyakitnya
Tipe indikator Input
Jenis indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Pasien rawat inap yang menerima leaflet atau buku
kerohanian
Denominator (D) Pasien rawat inap
Cara pengukuran (N/D)
Standar 100%
Sumber data Hasil survei/ bukti tanda terima buku dari pasien atau
keluarga pasien
Wilayah pengamatan Pasien rawat inap
Pengumpulan data Kasubag rawat inap
Penanggung jawab Koordinator PKRS

5. Pemasangan EKG sesuai gender


Judul Indikator Pemasangan EKG sesuai gender
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Penjagaan ikhtilath
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan pemasangan EKG sesuai
jenis kelamin pasien
Rasionalisasi / dasar Pemasangan EKG sesuai gender merupakan salah satu
pemikiran upaya rumah sakit menjaga aurat dan terjaganya
persentuhan kulit dengan gender
Definisi operasional Pemasangan EKG sesuai gender adalah proses
pelaksanaan pemasangan EKG oleh petugas yang sesuai

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
dengan jenis kelamin pasien
Tipe indikator Proses
Jenis indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Jumlah tindakan pemasangan EKG yang dilakukan oleh
petugas yang sesuai dengan jenis kelamin pasien
Denominator (D) Jumlah total pasien yang dipasang EKG
Cara Pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber data Register/ cek list tindakan rawat jalan dan rawat inap
Wilayah pengamatan Rawat jalan dan rawat inap
Pengumpulan data Petugas pelaksana pemasangan EKG
Penanggungjawab Kasubag rawat jalan dan rawat inap

6. Pemakaian hijab ibu menyusui


Judul Indikator Pemakaian hijab ibu menyusui
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Penjagaan hijab
Tujuan Tergambarnya pelayanan islami dengan pemakaian hijab
pada ibu yang sedang menyusui
Rasionalisasi / dasar Pemakaian hijab ibu menyusui merupakan salah satu
pemikiran upaya rumah sakit menjaga aurat pasien dengan
menutup bagian dada ibu saat menyusui
Definisi operasional Pemakaian hijab ibu menyusui adalah ketersediaan dan
pemakaian pakaian khusus untuk ibu menyusui ketika
ibu sedang menyusui
Tipe indikator Proses
Jenis indikator Persentase
Frekuensi Pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Jumlah ibu yang memakai hijab penutup dada ketika
sedang menyusui
Denominator (D) Jumlah total ibu menyusui
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber data Hasil survei/ cek list
Wilayah pengamatan Rawat inap dan VK
Pengumpulan data Perawat jaga yang bertepatan ada ibu menyusui
Penanggung jawab Kasubag KIA / Kepala ruangan

7. Pemakaian hijab di kamar operasi


Judul Indikator Pemakaian hijab di kamar operasi
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Area Penjagaan hijab
Tujuan Tergambarnya pemakaian hijab pada pasien yang akan
menjalani operasi
Rasionalisasi / dasar Pemakaian hijab di kamar operasi merupakan salah satu
pemikiran upaya rumah sakit menjaga aurat pasien di kamar
operasi
Definisi operasional Pemakaian hijab di kamar operasi adalah pemakaian
hijab yang menutup aurat pasien yang menjalani
operasi sejak persiapan sampai keluar dari kamar
operasi
Tipe indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga Bulan
Numerutor (N) Jumlah pasien operasi yang dipakaikan hijab
Denominator (D) Jumlah total pasien operasi
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber Data Hasil survei / cek list
Wilayah pengamatan Ruang operasi mayor
Pengumpulan data Perawat kamar operasi yang sedang bertugas
Penanggung jawab Kasubag kamar operasi

8. Penjadwalan operasi elektif tidak terbentur waktu shalat


Judul Indikator Penjadwalan operasi efektif tidak terbentur waktu
shalat
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien dan karyawan
Tujuan Tergambarnya penjadwalan operasi elektif yang tidak
terbentur waktu shalat
Rasionalisasi / dasar Shalat merupakan amalan pertama yang ditanyakan dan
pemikiran merupakan pembantas antara muslim dan bukan
muslim, sehingga tidak boleh ditinggalkan
Definisi operasional Penjadwalan operasi elektif tidak terbentur waktu
shalat adalah penjadwalan operasi tidak melewati
waktu shalat sedemikian rupa sehingga tidak perlu
menjama’ shalat kecuali emergency
Tipe indikator Input
Jenis indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerutor (N) Jumlah jadwal operasi elektif yang tidak terbentur
waktu shalat
Denominator (D) Jumlah total operasi elektif

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 80%
Sumber data Register jadwal operasi elektif
Wilayah pengamatan Ruang operasi
Pengumpul data Kasubag Ruang bedah
Penanggung jawab Kasubag Ruang bedah

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH

I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit Syariah adalah rumah sakit yang dalam pengeloalannya


mendasarkan pada Maqashid al-Syariah al-islamiyah (tujuan ditegakannya
Syariah islam) yaitu penjagaan agama (hifzh al-din), jiwa (hifzh al-nafs), akal
(hifzh al-‘aql), keturunan (hifzh al-nasl) dan penjagaan harta (hifzh al-mal).
Rumah sakit Syariah dilaksanakan berpedoman pada fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No.107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan prinsip Syariah.

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) adalah wadah


yang menghimpun penyelenggara sarana kesehatan Islam dan perorangan
yang mempunyai keahlian dan minat untuk mengembangkan upaya
kesehatan yang islami. Sejalan dengan perkembangannya MUKISI
memandang perlu dilakukan standarisasi pelayanan dirumah sakit yang

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
berprinsip islam sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu rumah sakit.
Oleh karenanya bersama dengan Dewan Syariah Nasional Indonesia, MUKISI
menyusun Standard an Instrumen Sertifikasi Rumah Sakit Syariah Versi 1438.

Salah satu standar dalam Sertifikasi Rumah Sakit Syariah adalah adanya
Indikator Mutu Wajib Syariah yaitu variable yang dapat digunakan dalam
mengukur mutu rumah sakit yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariah
di rumah sakit. Pemilihan indikator mutu wajib Syariah didasarkan pada
tingkat kepentingan pasien yang tinggi dalam pendampingan pasien diakhir
kehidupan (end of life), pelaksanaan ibadah pasien dan upaya menjaga hijab
(menutup aurat).

Rumah Sakit Syariah wajib melakukan pengukuran dan memantau target


pencapaian indikator mutu wajib Syariah dengan pencapaian target 100%. Hal
ini dimaksudkan agar pelayanan di rumah sakit Syariah menempatkan pasien
sebgai hamba Allah yang harus dimuliakan dengan memberikan pelayanan
yang bermutu dan menyelamatkan baik secara fisik, psikologi maupun
spiritual.

II. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Pedoman Indikator Mutu Wajib Syariah adalah :


1. Adanya penyamanan persepsi bagi pengelola rumah sakit dalam hal
penerapan nilai-nilai Syariah dalam pelayanan pasien.
2. Adanya standarisasi pengukuran dan pendokumentasian dari penerapan
nilai-nilai Syariah dalam pelayanan pasien dalam hal indikator mutu yang
wajib diukur oleh Rumah Sakit Syariah.
3. Adanya monitoring dan evaluasi berkelanjutan dari penerapan nilai-nilai
Syariah dalam pelayanan pasien.

III. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman Indikator Mutu Wajib Syariah ini mengatur hal-hal
yang menyangkut penjagaan akidah pasien diakhir kehidupan (end of life),
penjagaan ibadah pasien selama di rumah sakit dan penjagaan hijab dan
kholwat (privacy).

IV. INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH

Indikator Mutu Wajib Syariah meliputi :


1. Pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin
Talqin untuk pasien sakaratul maut adalah upaya pendampingan kepada
pasien agar dapat meninggal dengan mengucap kalimat “Laa ilaha ilallah”
di akhir hidupnya. Tujuan dari pengukuran indikator ini adalah agar semua
pasien muslim di rumah sakit Syariah pada saat sakaratul maut dipastikan

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
terdampingi dengan talqin sampai akhir kehidupan. Pelaksana talqin
diatur sesuai dengan kebijakan rumah sakit, tetapi dipantau dan diukur
untuk menjamin pelayanan diakhir kehidupan pasien dapat diberikan
secara optimal.

2. Mengingatkan waktu shalat


Mengingatkan waktu shalat adalah kegiatan petugas rumah sakit untuk
mengingatkan pasien untuk menjalankan ibadah shalat fardlu dan
memberikan bantuan bimbingan shalat jika diperlukan. Tujuan dari
pengukuran indikator ini adalah agar semua pasien muslim di rumah sakit
Syariah dipastikan melaksanakan shalat dengan cara mengingatkan waktu
dan memberikan pendampingan shalat jika dibutuhkan.

3. Pemasangan DC sesuai gender


Pemasangan DC sesuai gender adalah prosedur pemasangan kateter
dengan memperhatikan aspek Syariah yaitu dilakukan oleh petugas yang
berjenis kelamin sama dengan pasien. Tujuan dari pengukuran indikator
ini adalah untuk menjamin pasien mendapatkan pelayanan dengan
memperhatikan privasi pasien utamanya yang berkaitan dengan aurat
pasien (penjagaan hijab) dan kenyamanan pasien mendapatkan
pelayanan pemasangan kateter dengan dilayani sesuai jenis kelamin.

Dalam rangka keseragaman pengukuran, MUKISI telah menyusun profil


indikator wajib Syariah yang dapat digunakan sebagai acuan oleh rumah
sakit Syariah (sebagaimana lampiran)

V. PENGUKURAN INDIKATOR

Pengukuran indikator merupakan aktivitas mencatat, menghitung,


mengakumulasi nilai-nilai indikator dalam standar pelayanan minimal rumah
sakit Syariah. Pengumpulan data dan cara pengumpulan maupun sumber
data dapat disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Pengukuran indikator
setidaknya meliputi :

1. Tata cara pengukuran


Pengukuran indikator dilaksanakan berdasarkan rumus pembilang
(numerator) dan penyebut (denumerator) yang menggambarkan nilai dari
tiap indikator.

2. Frekuensi pengumpulan
Frekuensi pengambilan data dari sumber data tiap indikator.

3. Periode analisis
Rentang waktu pelaksanaan pengukuran dari masing-masing indikator.

4. Target

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Ukuran nilai atau ukuran pencapaian yang ditetapkan dan wajib dicapai
oleh Rumah Sakit Syariah.

5. Sumber data
Berbagai macam data yang dapat dijadikan bahan atau dasar dalam
pengambilan data sesuai dengan kebutuhan indikator.

VI. PELAPORAN INDIKATOR

Pelaporan indikator adalah aktivitas menganalisis hasil pengukuran indikator-


indikator yang selanjutnya dilaporkan kepada Manajemen Rumah Sakit untuk
dilakukan upaya-upaya meningkatkan dan mempertahankan hasil pengukuran
indikator sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pelaporan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja pengelola indikator


kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) rumah sakit dan
manajemen rumah sakit. Pelaporan terdiri dari pelaporan bulanan,
triwulanan, semester dan tahunan sesuai indikator yang akan diukur.

Pelaporan indikator mutu wajib Syariah menjadi bagian dari pelaporan


Komite Mutu dan Keselamatan Pasien rumah sakit dan dikelola sebagaimana
pelaporan indikator mutu rumah sakit sesuai ketentuan Akreditasi rumah
sakit.

VII. PENUTUP

Demikian Pedoman Indikator Mutu Wajib Syariah ini disusun dengan harapan
rumah sakit Syariah dapat mengimplementasikan dan mengukur peningkatan
mutu dan keselamatan pasien dari aspek spiritual.

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
LAMPIRAN INDIKATOR MUTU
WAJIB SYARIAH

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Indikator Mutu Wajib Syariah
(Islamic Library Measures)

1. Pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin


Judul Indikator Talqin untuk pasien sakaratul maut
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Aqidah pasien
Tujuan Semua pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin
sampai akhir kehidupan
Rasionalisasi / dasar Pintu surga dan neraka seorang tergantung pada amalan
pemikiran terakhir yang dikerjakan yaitu ucapan “Laa ilaha ilallah”
Definisi operasional Talqin untuk pasien sakaratul maut adalah upaya
pendampingan kepada pasien agar dapat meninggal
dengan mengucap kalimat “Laa ilaha ilallah”
Tipe indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga Bulan
Numerutor (N) Jumlah pasien yang meninggal dengan pendampingan
talqin di rumah sakit
Denominator (D) Jumlah semua pasien meninggal di rumah sakit
Cara pengukuran (N/D) x 100%

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Standar 100%
Sumber Data Register talqin, RM
Ekslusi Tidak termasuk pasien dengan Death on arrival di IGD
dan pasien non muslim
Wilayah pengamatan Rawat inap dan IGD
Pengumpulan data Petugas pendamping talqin
Penanggung jawab Kasubag bina rohani

2. Mengingatkan waktu shalat


Judul Indikator Mengingatkan waktu shalat
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab perawat/bidan jaga
rawat inap dalam menjalankan pelayanan secara islami
dengan mengingatkan dan membantu pasien dalam
menjalankan shalat
Rasionalisasi / dasar Shalat merupakan amalan pertama yang akan
pemikiran ditanyakan, sehingga harus tetap dikerjakan meskipun
dalam keadaan sakit
Definisi operasional Mengingatkan waktu shalat adalah kegiatan perawat
jaga untuk mengingatkan pasien yang wajib shalat
untuk menjalankan ibadah shalat fardlu dan
memberikan bantuan bimbingan shalat jika diperlukan
Tipe indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga Bulan
Numerutor (N) Jumlah kolom pada rekam medis “mengingatkan waktu
shalat” yang diisi oleh perawat/bidan. Jumlah
pelaksanaan “mengingatkan waktu shalat” lima waktu
Denominator (D) Jumlah kolom “mengingatkan waktu shalat” pada rekam
medis yang seharusnya diisi oleh petugas. Jumlah
seluruh pasien rawat inap
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber Data Rekam medis
Wilayah pengamatan Rawat inap
Pengumpulan data Perawat jaga yang melaksanakan tugas mengingatkan
waktu shalat
Penanggung jawab Kasubag rawat inap

3. Pemasangan DC sesuai gender


Judul Indikator Pemasangan DC sesuai gender
Dimensi mutu Syariah Penjagaan agama
Area Ibadah pasien dan karyawan penjagaan ikhtilath

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam melakukan
tindakan pemasangan kateter sesuai dengan jenis
kelamin
Rasionalisasi / dasar Pemasangan DC sesuai gender merupakan salah satu
pemikiran upaya rumah sakit menjaga aurat pasien selama
perawatan
Definisi operasional Pemasangan DC sesuai gender adalah prosedur
pemasangan kateter dengan memperhatikan aspek
Syariah yaitu dilakukan oleh petugas yang berjenis
kelamin sama dengan pasien
Tipe indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Frekuensi pengumpulan Satu bulan
data
Periode Analisa Tiga Bulan
Numerutor (N) Jumlah tindakan pemasangan kateter yang sesuai jenis
kelamin
Denominator (D) Jumlah seluruh tindakan pemasangan kateter
Cara pengukuran (N/D) x 100%
Standar 100%
Sumber Data Register tindakan (pemasangan DC) di IGD dan rawat
inap
Wilayah pengamatan Rawat inap dan IGD
Pengumpulan data Petugas yang melakukan pemasangan kateter
Penanggung jawab Kasubag IGD dan Kasubag rawat inap

PEDOMAN SPM RS SYARIAH & INDIKATOR MUTU WAJIB SYARIAH | RSI ASSYIFA

Anda mungkin juga menyukai