Bab-4 Kesetimbangan Kimia
Bab-4 Kesetimbangan Kimia
Bab 4
KESETIMBANGAN KIMIA
Standar Kompetensi :
3. Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Kompetensi Dasar :
3.5. Menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan.
3.6. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran aerah kesetimbangan dan
menyimpulkan hasilnya serta penerapannya dalam industri.
3.7. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu
reaksi kesetimbangan.
Untuk memperoleh gambaran konsep setimbang baiklah kita ambil contoh proses
kesetimbangan air dengan uap air dalam sebuah botol. Bila air diletakkan didalam botol
terbuka dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, maka air didalam botol akan berkurang,
karena butil-butir air air mnguap dari permukaan air dan keluar dari botol. Pada botol tertutup
uap air yang terjadi pada proses penguapan tidak keluar dari botol, akbibatnya bila uap telah
menjadi jenuh ada sebagian uap air tersebut akan mengembun kembali menjadi bulir-bulir air
yang menempel pada botol dan akhirnya mengalir lagi (Gb. 3.1.).
Proses ini berlangsung terus menerus. Mengapa air dalam botol tetap, karena jumlah air yang
menguap sama dengan jumlah uap air yang mengembun kembali menjadi air, atau dapat
dikatakan bahwa didalam botol tersebut laju penguapan air sama dengan laju pengembunan
air. Proses demikian ini disebut dengan kesetimbangan dinamis, yaitu proses bolak balik
dengan laju yang sama untuk kedua arah Proses kesetimbangan dinamis ini dapat terjadi
pula dalam suatu reaksi kimia.
Pada reaksi di atas reaksi hanya berlangsu ke arah kanan, sebab bila NaCl dilarutkan ke dalam
air tidak akan pernah menjadi NaOH dan HCl.
Reaksi dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling
bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali.
37
Contoh :
Jika timbal (II) sulfat padat yang berwarna putih bila direaksikan dengan larutan natrium
iodida akan membentuk endapan timbal (II) iodida yang berwarna kuning dengan reaksi,
Sebaliknya bila padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning dari reaksi diatas ditambah
larutan natrium sulfat, maka akan terbentuk kembali endapan warna putih dari timbal(II) sulfat
dengan reaksi,
(2) PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2 NaI (aq)
(kuning) (putih)
Jika diamati dari kedua reaksi tersebut maka akan tampak bahwa reaksi yang kedua
merupakan kebalikan dari reaksi yang pertama, dan dengan demikian reaksi diatas dikatakan
reaksi dapat balik atau. Bila kedua reaksi itu berlangsung secara bersamaan disebut juga
sebagai reaksi bolak-balik dan ditulis ditandai dengan dua panah dengan arah berlawanan.
Reaksi kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak –
balik.
B. Keadaan Setimbang
Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat
balik akan dapat menjadi reaksi setimbang. Untuk dapat menjadi suatu reaksi setimbang
diperlukan persyaratan antara lain, reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat
dinamis.
1. Reaksi bolak-balik.
Suatu reaksi kadang-kadang perlu adanya pengaruh dari luar untuk dapat balik, oleh karena
itu reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara bersamaan, misalnya reaksi antara timbal
(II) sulfat dengan larutan natrium iodida diatas, tentunya tidak akan berlangsung dalam waktu
yang bersamaan.
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah
berlangsung secara bersamaan, seperti yang terjadi pada proses penguapan air dan
pengembunan air didalam botol pada awal bab ini. Proses penguapan dan pengembunan dapat
berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Reaksi-reaksi homogen ( fasa pereaksi dan hasil
reaksinya sama), misalnya reaksi-reaksi gas atau larutan akan lebih mudah berlangsung bolak-
balik dibanding dengan reaksi yang heterogen. Umumnya reaksi heterogen dapat
berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.
Contoh reaksi homogen yang berlangsung bolak-balik,
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
H2(g) + I2(g) 2 HI (g)
Fe3+ (aq) + SCN -- (aq) FeSCN2+ (aq)
Contoh reaksi heterogen yang dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2 Fe(s) + 3CO2(g)
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup bukan berarti reaksi tersebut dilakukan pada ruang tertutup, meskipun
kadang-kadang memang diperlukan ruangan tertutup. Pada prinsipnya sistem tertutup yang
dimaksud adalah tidak ada zat-zat yang keluar dari sistem, misalnya pada reaksi timbal(II)
38
sulfat dengan larutan natrium iodida, bagaimana mungkin reaksi akan dapat balik jika timbal
(II) iodida yang terjadi pada reaksi tersebut dibuang (hilang ) dari sistem.
3. Bersifat Dinamis
Bila sejumlah gas N2O4 dimasukkan ke dalam botol tertutup, gas yang semula tak berwarna
secara perlahan-lahan akan berubah menjadi coklat, semula perubahan itu tidak tampak tetapi
secara bertahap akan menjadi semakin coklat. Pada suatu saat warna tersebut akan tidak
bertambah pekat, pada saat inilah terjadi kesetimbangan. Pada saat setimbang tersebut masih
ada gas N2O4, hal ini dapat dibuktikan dengan mendinginkan tabung tersebut, pada saat
didinginkan warna coklat semakin pekat, ini menunjukkan bahwa gas NO2 terbentuk lebih
banyak. Jadi pada saat setimbang baik pereaksi maupun hasil reaksi masih tetap ada dalam
sistem. Penjelasan untuk peristiwa ini dapat dilihat pada kurva perubahan konsentrasi dan laju
reaksi (Gb. 3.2 dan Gb. 3.3).
Perubahan laju reaksi selama berlangsungnya reaksi (gambar.3.3. ) menunjukkan bahwa laju
reaksi terhadap gas N2O4 (V N2O4) mula-mula maksimum, laju reaksi itu turun sejalan dengan
makin berkurangnya gas N2O4 pada saat yang bersamaan mulai terbentuk gas NO2 (warna
coklat mulai tampak), dan pada saat itu mulai ada gas NO 2 yang balik menjadi gas N2O4 dan
laju reaksi terhadap gas NO2 (V NO2) makin besar karena konsentrasi nya makin besar ( ingat
bahwa laju reaksi dipengaruhi konsnetrasi). Jadi V N2O4 terus menurun dan V NO2
meningkat sampai waktu tertentu (t) terjadi V N2O4 sama dengan VNO2 dan pada saat itu
39
tercapai keadaan setimbang. Proses ini berlangsung terus jika tidak ada pengaruh dari luar
yang menyebabkan terjadinya ketidak setimbangan.
Konsentrasi akan mengalami perubahan dengan pola yang sama, mula-mula yang ada hanya
gas N2O4 (konsentrasi N2O4 maksimum), kemudian berkurang terus karena berubah menjadi
gas NO2 , dan pada saat yang bersamaan gas NO2 yang semula tidak ada (konsentrasinya nol)
akan mulai bertambah yang ditandai dengan mulai adanya warna coklat. Konsentrasi gas N 2O4
akan terus bertambah dan sejalan dengan itu gas NO 2 terus bertambah sampai suatu saat
konsentrasinya tetap (ditandai warna coklat yang tetap), dan pada saat itu ( t waktu) tercapai
suatu keadaan setimbang. Dan mulai saat itu tidak menunjukkan perubahan secara
makroskopis ,misalnya warna tidak menjadi lebih pekat atau lebih terang, tekananannya tetap
dan lain-lainnya. Pada kondisi setimbang ini maka,laju reaksi kekanan sama dengan kekiri
atau V N2O4 = V NO2 , konsentrasi gas N2O4 dan konsentrasi gas NO2 tetap, meskipun
dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu
a. [N2O4] = [NO2] (gb. 3.3.a)
b. [N2O4] < [NO2] (gb. 3.3.b)
c. [N2O4] > [NO2] (gb. 3.3.c)
C. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan (K)
Telah dibahas dimuka bahwa konsentrasi zat-zat pada saat setimbang akan selalu tetap,
dengan demikian bila dilakukan perhitungan aljabar (dikalikan, dibagi atau dipangkatkan )
akan didapat suatu harga yang tetap. Untuk menentukan operasi aljabar yang bagaimana yang
40
menghasilkan harga yang tetap, pada tabel 3.1. ditunjukkan beberapa hasil pengukuran
konsentrasi dari zat-zat yang ada pada saat setimbang untuk beberapa reaksi.
3. Reaksi setimbang : Ag+ (aq) + 2NH3(aq) [Ag(NH3)2]+ (aq) pada suhu 298 K
Perc.
[Ag(NH3)] [ Ag ][ NH 3[[] Ag ( NH 3 ) 2 ] [Ag
] +][NH3]
+
Ke [Ag ] [NH3] + +
] ][ NH 3 ] [[Ag(NH3)2] ]
2
[[ Ag ( NH 3 ) 2 ][Ag
1 0,001 0,005 0,401 8,02 x 104 1,6 x 107 2,00 x 10-6
2 0,001 0,001 0,016 1,45 x 104 1,6 x 107 1,60 x 10-8
4 7
3 0,002 0,002 0,128 3,20 x 10 1,6 x 10 5,12 x 10-7
4 0,002 0,001 0,032 1,60 x 104 1,6 x 107 6,44 x 10-8
Dari setiap data hasil percobaan tersebut bila reaksi secara umum dituliskan sebagai,
pA + q B mC +nD
K
C D
m n
A p B q
Rumusan ini disebut dengan hukum kesetimbangan, yaitu bila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi
dengan hasil kali konsnetrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai
harga yang tetap.
Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap
pada suhu tertentu, artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang
cenderung tidak sama dengan reaksi yang lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi
yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah.
Bila reaksi bolak balik pada suatu suhu tertentu sudah diketahui harga tetapan
kesetimbangannya, maka akan dapat diselidiki apakah suatu reaksi bolak-balik dengan
komposisi tertentu dalam keadaan setimbang atau tidak.
Contoh :
Pada 350o C terdapat reaksi setimbang :
H2 (g) + I2 (g) 2 HI (g)
Mempunyai harga K = 60. Berdasar data tersebut selidikilah apakah sistem dalam
keadaan setimbang atau tidak bila komposisi gas-gas dalam 1 liter ruangan adalah
a) [H2] = [I2] = [HI] = 0,010 mol dm-3
b) [HI] = 0,30 mol dm-3 ; [H2] = 0,010 mol dm-3 ; [I2] = 0,0010 mol dm-3
Jawab : [HI]2
a) K1 =
[H2][I2]
(0,010)2
=
(0,010)(0,010)
= 1
Padahal harga K = 60, Jadi sistem tidak dalam keadaan setimbang ( belum
mencapai kesetimbangan )
b) (0,30)2
K’ =
(0,010)(0,15)
= 60 (sama dengan harga K pada 350o C, jadi sistem dalam keadaan
setimbang.
Jawab :
Reaksi : PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2 (g)
Kita anggap bahwa pada suhu tersebut PCl5 yang terurai sebanyak x mol/L, maka
berdasar stoikiometri reaksinya didapat,
Pada keadaan awal ,
PCl5 = 0,100 mol/ liter
PCl3 = 0 mol/L
Cl2 = 0 mol/L
Pada saat tercapai kesetimbangan
PCl5 = (0,100 - x) mol/L
PCl3 = (0 + x) mol/L
= x mol/L
Cl2 = (0 + x ) mol/L
= x mol/L
Atau secara stoikiometris dapat dituliskan dengan cara sebagai berikut,
42
x2 + 0,030 x -0,0030 = 0
(PC) x (PD)y
Kp =
( PA)m (PB)n
Dimana :
PA : Tekanan parsial gas A, PC : Tekanan parsial gas C
PB : Tekanan parsial gas B, PD : Tekanan parsial gas D
PA + PB + PC + PD = P total ruangan
Berdasar hukum tentang gas ideal PV = nRT dapat dicari hubungan antara harga Kp
dengan Kc,
Untuk reaksi setimbang :
43
Harga Kc pada suhu 500o C adalah 0,040 . Hitunglah Kp pada suhu tersebut !
Jawab :
Dari Persamaan reaksi didapat harga n = 2 - (1+3) = 2
Kp = Kc x (RT)-2
Kc
Kp
RT
0,040
Kp
0,082 x 773 2
= 9,9 x 10-6
Oleh karena CaCO3 dan CaO merupakan zat padat maka konsentrasinya tetap (tidak
mungkin berubah) meskipun ada perubahan volume dan suhu, sehingga
[CaCO3]
K x merupakan harga yang tetap,
[CaO]
dan
[CaCO3]
K x = [CO2 ]
[CaO]
maka harga Kc untuk kesetimbangan diatas dapat dituliskan sebagai,
Kc = [CO2]
Pada kenyataannya bahwa untuk kesetimbangan daiatas jumlah gas CO 2 yang dihasilkan
hanya dipengaruhi oleh volume dan suhu tanpa dipengaruhi oleh jumlah CaCO 3 yang
dipanaskan.
Dengan demikian berlaku bahwa untuk reaksi - reaksi heterogen zat-zat yang
konsentrasinya tetap ( zat padat atau zat cair murni ) tidak tampak pada rumusan harga
K.
Contoh:
Kc = [NH3]2 [ H2S]
[CO] [H2]
Kc =
[H2O]
Kc
NH4 OH
NH3
D. Kesetimbangan Dissosiasi.
Peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana dikenal dengan istilah dissosiasi. Jadi
kesetimbangan dissosiasi adalah merupakan reaksi kesetimbangan yang melibatkan terurainya
suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Contoh :
a. N2O4 (g) 2 NO2 (g)
b. 2 SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
c. CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)
d. CH3COOH (aq) CH3COO-- (aq) + H+ (aq)
Konsep derajad dissosiasi ini dapat membantu dalam perhitungan - perhitungan sistem
kesetimbangan.
Contoh :
Dalam ruang satu liter dipanaskan gas HI hingga terurai membentuk reaksi setimbang :
2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)
Pada suhu tertentu harga tetapan kesetimbangannya (Kc) adalah 4. Tentukan ,
a. Berapa persen HI yang telah terurai
b. Komposisi masing-masing gas pada saat setimbang
Jawab :
2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)
mula - mula : 1 mol -- --
terurai : mol
saat setimbang: (1 - ) mol ½ mol ½ mol
[H2 ][I2 ]
a. K
[HI]2
( 12 )( 12 )
4
(1 )2
( 12 )2
2
(1 )2
1
2
2
1
HI = 1 - = 1/ 5 mol
H2 = I2 = ½ x 4/5
= 2/ 5 mol
E. Pergeseran Kesetimbangan
1. Perubahan konsentrasi .
Bila suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen
dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
Contoh :
Pada sistem kesetimbangan antara larutan Fe3+ (kuning) , SCN -- (tak berwarna) dengan
FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan :
Fe3+ (aq) + SCN – (aq) FeSCN2+ (aq)
kuning tak berwarna merah
Jika ke dalam sistem tersebut ditambahkan larutan SCN -- maka campuran akan
semakin merah, karena SCN-- yang ditambahkan akan bereaksi dengan Fe3+ dalam
sistem dan membentuk FeSCN 2+ , ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah
kanan, yang berakibat bertambahnya [FeSCN --] dan berkurangnya [ Fe3+ ]
Dengan menggunakan hukum kesetimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk
reaksi setimbang :
Fe3+ (aq) + SCN – (aq) FeSCN2+ (aq)
K [FeSCN2+ ]
K 1 =
[Fe3+][SCN –]
Pada suhu yang tetap adalah tetap. Jika pada suhu yang sama ditambahkan ion SCN – ,
maka [SCN –] bertambah besar, sehingga
[FeSCN2+ ]
K 2 =
[Fe3+][SCN –]
Dengan bertambahnya [SCN – ] Harga K2 menjadi lebih kecil daripada K1 , karena
harga K tetap pada suhu yang tetap, maka untuk mendapatkan harga K 1 = K2 , [Fe3+]
akan berkurang bersamaan dengan bertambahnya [FeSCN2+], dan itu berarti terjadi
pergeseran kesetimbangan kekanan.
Hal yang sebaliknya bila [Fe3+ ] dikurangi (misalnya dengan mengikat Fe3+ dengan ion
HPO4 2-- ) akan mengakibatkan K2 lebih besar daripada K1, dan untuk mengubah harga
K2 agar menjadi sama dengan K1 konsentrasi ion Fe3+ akan bertambah bersamaan
dengan bertambahnya ion FeSCN2+ , dan itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri.
2. Perubahan Volume.
Dengan penambahan air sehingga volume larutan menjadi dua kali lebih besar, maka
konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan sebagai berikut,
[Fe3+] menjadi = [Fe3+]/2
–
[SCN ] menjadi = [ SCN--]/2
[FeSCN ] menjadi = [FeSCN2+]/2
2+
sehingga K2 menjadi lebih besar daripada K1 . Karena suhunya tetap K1 = K2, maka untuk
mendapatkan harga K1 sama dengan K2 konsentrasi ion FeSCN2+ akan berkurang dan disertai
dengan bertambahnya konsentrasi ion Fe3+ dan SCN -- , dan itu berarti kesetimbangan bergeser
kekiri.
Marilah sekarang dengan cara yang sama kita selidiki untuk kesetimbangan,
H2(g) + I2 (g) 2 HI (g)
Sebelum diadakan perubahan volume harga tetapan kesetimbangannya adalah K1
[HI]2
K1 =
[H2] [I2]
Setelah volumenya diperbesar menjadi dua kali lebih besar maka terjadi perubahan
konsentrasi sebagai berikut,
[ HI ] menjadi = [HI]/2
[H2 ] menjadi = [H2]/2
[I2 ] menjadi = [ I2 ]/2
harga tetapan kesetimbangan setelah diadakan perubahan volume menjadi K2
([HI]/2 )2
K2 =
[H2]/2 [I2]/2
atau, [HI]2/4
K2 =
([H2] [I2]) / 4
[HI]2
K2 =
[H2] [I2]
Ini menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran
kesetimbangan untuk reaksi diatas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
Bila suatu reaksi jumlah molekul-molekul atau partikel-partikel sebelum dan sesudah
reaksi sama perubahan volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Untuk reaksi yang jumlah partikel - partikel sebelum dan sesudah reaksi tidak sama maka,
bila Volume diperbesar kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang besar.
Bila Volume diperkecil kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang kecil.
3. Perubahan Tekanan .
48
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsnetrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan,
oleh karena itu pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas perubahan volume
tidak menggeser letak kesetimbangaan.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tekanan terhadap sistem kesetimbangan
gas dapat diingat kembali tentang persamaan gas ideal
PV = n RT
P = (n/V ) RT
Dari persamaan itu menunjukkan bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang sebaliknya
dengan perubahan volume, artinya bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan
bila volume diperkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama
dengan bila volume diperbesar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi sama dengan jumlah
partikel sesudah reaksi, perubahan tekanan tidak akan menggeser letak kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama dengan
jumlah partikel sesudah reaksi jika,
Tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang kecil
Tekanan diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang besar.
Perhitungan jumlah partikel ini hanya dilakukan terhadap komponen kesetimbangan yang
mudah berubah konsnetrasinya, artinya untuk kesetimbangan heterogen jumlah partikel hanya
dihitung untuk zat-zat yang masuk pada rumusan harga tetapan kesetimbangan.
4. Perubahan Suhu.
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga
tetapan kesetimbangan (K). Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap
pergeseran kesetimbangan berikut disajikan data harga K untuk berbagai suhu dari dua reaksi
kesetimbangan yang berbeda,
Tabel .3. 3.a. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang
N2 (g) + 3H2 (g) 2 NH3 (g) H = - 92 kJ
makin besar
makin kecil
Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika suhunya diperbesar
harga Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit yang diakibatkan oleh terjadinya
pergeseran reaksi kekiri.
49
Pada reaksi kedua justru terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga harga Kp
menjadi makin besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang diakibatkan terjadinya
pergeseran kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari kedua reaksi tersebut adalah harga
perubahan entalpinya. Untuk reaksi pembentukan gas NH 3 perubahan entalpinya negatif
( Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi kekanan melepaskan kalor. Sedangkan
pada reaksi antara gas H2 dengan gas CO2 harga perubahan entalpinya berharga postip (Reaksi
endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi kekanan adalah reaksi yang menyerap kalor.
Dengan demikian pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh
jenis reaksinya endoterm atau eksoterm.
Menurut Azas Le Chatelier , JIka sistem dalam keadaan kesetimbangan terjadi kenaikan suhu,
maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H
positip).
pada suhu 100o C akan mencapai keadaan setimbang bertahun - tahun. Bila kedalam reaksi
tersebut diberi katalis kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit sampai
10 menit. Dengan demikian katalisator dapat mempercepat tercapainya suatu keadaan
setimbang. Apakah pengaruhnya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan setimbang
ditambahkan katalistor ke dalamnya. Katalisator akan mempercepat laju reaksi pembentukan
NH3 tetapi sekaligus juga akan mempercepat laju reaksi peruraiannya menjadi gas N 2 dan gas
H2 . Pengaruh ini sama kuatnya, dengan demikian dalam reaksi kesetimbangan katalisator
tidak terjadi pergeseran letak kesetimbangan tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan
setimbang.
Proses Industri umumnya akan mengikuti hukum ekonomi, yaitu dengan beaya yang sekecil-
kecilnya untuk memperoleh untung sebanyak-banyaknya. Prinsip ini didalam industri yang
menghasilkan barang tentunya dapat diubah menjadi, dengan usaha dan beaya seminimal
mungkin untuk menghasilkan barang industri sebanyak-banyaknya, untuk itu faktor-faktor
yang menghambat atau meperlambat pada proses itu diusahakan seminimal mungkin. Pada
bagian ini akan dibahas bagaimana memperoduksi amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4)
dalam industri. Kedua bahan kimia tersebut dalam proses pembuatannya melibatkan reaksi
setimbang , yang merupakan tahap paling menentukan untuk kecepatan produksi.
Cara ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Haber Bangsa Jerman pada tahun 1913, dimana
pada Perang Dunia I Jerman terkena Blokade Tentara Sekutu sehingga pasokan senyawa
nitrat (Sendawa Chili , KNO3) dari Amerika yang merupakan bahan pembuat amunisi tidak
dapat masuk ke Jerman.
Reaksi pembuatan amoniak ini merupakan reaksi setimbang, oleh sebab itu untuk
mendapatkan amoniak sebanyak-banyaknya pada prosesnya digunakan Azas Le Chatelier,
50
Dilihat dari reaksinya yang eksoterm seharusnya proses tersebut dilakukan pada suhu
rendah, tetapi jika dilakukan pada suhu rendah reaksi antara N2 dan H2 menjadi lamban,
untuk itu dapat diatasi dengan memberi katalisator Fe yang diberi promotor (bahan yang
lebih mengaktifkan kerja katalisator) Al2O3 dan K2O. Selain suhu faktor tekanan juga
perlu diperhatikan, bila diperhatikan dari persamaan reaksinya NH3 akan banyak terjadi
pada tekanan tinggi, meskipun demikian harus juga memperhatikan beaya yang diperlukan
dan konstruksi bangunan pabriknya. Dengan berbagai pertimbangan itu didapat kondisi
optimum, dimana pada kondisi tersebut akan diperoleh amonia yang secara ekonomis
paling menguntungkan. Pada tabel berikut dipaparkan berbagai kondisi temperatur dan
tekanan serta amoniak yang dapat dihasilkan.
Tahapan paling menentukabn pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan kedua,
yaitu proses pengubahan SO2menjadi SO3 . Reaksi pada proses ini merupakan reaksi
kesetimbangan, maka untuk memperbanyak hasil harus memperhatikan azas Le Chatelier.
1). Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi ( 2 partikel SO 2 dan 1 partikel
gas O2 ) untuk menghasilkan 2 partikel SO3 , jadi perlu dilakukan pada tekanan
tinggi.
2). Reaksi kekanan adalah reaksi eksoterm ( H = - 196 kJ) berarti harus dilakukan
pada suhu rendah, tetapi permasalahannya pada suhu rendah reaksinya menjadi
lambat. Seperti pada pembuatan amoniak permasalahan ini dapat diatasi dengan
penambahan katalisator V2O5
Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses industri asam sulfat dilakukan pada
suhu antara 400 o C - 450o C dan tekanan 1 atm. Hasil yang didapat berkadar 97 -
99% H2SO4 . Oleh karena pada kondisi tersebut sudah didapat hasil yang kadarnya cukjup
tinggi, maka tidak perlu dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi, sebab hanya akan
membuang beaya tanpa peningkatan hasil yang berarti.
52
Tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan didalam menjaga fungsi
fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap
perubahan ketuinggian yang tiba-tiba. Seseorang yang bertempat tinggal Jakarta dengan
ketinggian 0 km diatas permuakaan laut pergi dengan pesawat terbang ke Mexico City dengan
ketinggian 2,3 km dipermukaan laut maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing, mual
atau rasa tidak nyaman lainnya.
Kondisi ini disebut dengan Hypoxia sympton yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian . Pada kasus yang fatal bisa
berakibat koma, bahkan sampai kepada kematian. Tetapi kondisi tersebut bila sudah beberapa
waktu tub uh akan segera beradaptasi dan berangsur-angsur normal kembali, maka kasus
hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah biasa hidup di daerah dataran
tinggi tersebut.Oleh sebab itu bagi pendaki gunung diperlukan pos-pos pemberhentian agar
selalu terjadi adaptasi secara baik terus menerus.
Keadaan ini dapat dijelaskan berdasar sistem reaksi kesetimbangan pengikatan darah oleh
haemoglobin:
Hb(aq) + O2(aq) HbO2(aq)
dimana HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan
tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah :
[HbO2]
Kc =
[Hb][O2]
Pada ketinggian sekitar 3 km tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada
permukaan laut tekanan parsial gas oksigen 0,2 atm. Berdasar asa Le-Chetelier dengan
berkurangnyagas oksigen berarti kesetimbangan akan bergeser kekiri, dan berakibat konsnetrasi
HbO2 di dalam darah akan menurun. Akibatn yang ditimbulkan adalah suplai oksigen ke seluruh
jaringan akan berkurang dan inilah yang mengakibatkan terjadinya rasa mual dan pusing, serta
perasaan tidak nyaman.
Kondisi tersebut akan mengakibatkan tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi
haemoglobin sebanyak-banyaknya. Dengan meningkatnya konsnetrasi Hb akan menggeser
kembali kesetimbangan kekanan dan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula.Penyesuaian
berlangsung kurang lebih 2 – 3 minggu.
Dari penelitian tyernyata kadar Hb rata-rata penduduk pada yang bertempat tinggal di dataran
tinggi akan mempunyai haemoglobin lebih tinggi daripada orang yang bertempat tinggal di
dataran rendah.
53
Silakan Mencoba !
ANALOGI KESETIMBANGAN DINAMIS
Petunjuk Belajar :
a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas.
b. Bekerjalah secara berkelompok dan lakukan diskusi terhadap hasil kerja anda.
c. Konsultasikan kepada guru bila anda menemui kesulitan.
d. Bacalah buku dan literatur sebanyak-banyaknya untuk memperdalam pemahaman
anda.
Kompetensi yang akan dicapai:
Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan.
Informasi :
1). Reaksi bolak balik dapat mencapai kesetimbangan bila mempunyai laju reaksi kekanan
sama dengan laju reaksi kekiri.
2).
Alat dan Bahan:
Alat Bahan
Nama alat/Ukuran Jumlah Nama Bahan (ukuran) Jumlah
Silinder ukur 100 cm3 2 Cairan berwarna 100 cm3
Pipa kaca dengan 3
(2 sama dan 1 berbeda 3
diameternya)
Hasil Pengamatan :
Pemindahan ke 2 4 6 8 12 16 20 25 30 40 50 60
Volume A
Volume B
Perubahan
volume di A dan
B
Tugas :
1). Buatlah kurva jumlah pemindahan Vs. volume cairan.
Vol A / Vol B V yang dipindah
2). Bacalah Buku referensi anda dan temukan informasi mengenai kesetimbangan dinamis
dan mikroskopis.
Pedoman Penilaian
A. Psikomotorik 1 = Tidak Tepat, tidak teliti
2 = kurang Tepat, Kurang Teliti
3 = Tepat, Teliti
4 = Tepat, teliti dan cermat
B. Afektif
Aspek yang dinilai
Kerjasama Jumlah
No Nama Peran Kriteria
dalam Perhatian Kejujuran skor
serta
kelompok
1. …………
3 = Tinggi
Kriteria
Rata – Rata skor : 0 – 1,0 = rendah
1,1 – 2,0 = sedang
2,1 – 3,0 = tinggi
AZAS LE-CHATELIER
Petunjuk Belajar :
a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas.
b. Bekerjalah secara berkelompok dan lakukan diskusi terhadap hasil kerja anda.
c. Konsultasikan kepada guru bila anda menemui kesulitan.
d. Bacalah buku dan literatur sebanyak-banyaknya untuk memperdalam pemahaman anda.
Hasil Pengamatan :
No Warna dibandingkan
Perlakuan Arti perlakuan Kesimpulan
Tabung dengan tabung-1
2 Ditambah Fe3+
56
3 Ditambah SCN -
4 Ditambah HPO42-
5 Ditambah air
Tugas :
3). Buatlah laporan dan kesimpulan eksperimen yang telah anda lakukan.
4). Bacalah buku referensi dan temukan pengaruh perubahan suhu dan tekanan terhadap
sistem kesetimbangan.
Soal Kuiz
1. Jelaskan apa yang terjadi dengan sistem kesetimbangan berikut jika tekanannya dinaikkan ,
a. 4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g)
b. N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)
2. Diketahui reaksi setimbang :
Fe2O3 (s) + 3 CO (g) 2 Fe(s) + 3 CO2 (g) H = + 24,8 kJ
Bagaimanakah besi yang dihasilkan jika,
a. tekanan diperbesar
b. volume ruangan diperbesar
c. ditambah Fe2O3
d. konsentrasi gas CO diperbesar
3. Pada ruangan 10 liter terdapat kesetimbangan,
CO2 (g) + H2 (g) CO (g) + H2O (g)
Pada suhu to C terdapat dalam kesetimbangan gas CO2 dan gas H2 masing-masing 2 mol;
CO dan uap air masing - masing 4 mol. Pada suhu yang tetap ditambahkan 4 mol gas CO 2
dan 4 mol gas H. Bagaimanakan komposisi setelah tercapai kesetimbangan lagi.
Pedoman Penilaian
B. Psikomotorik
1 = Tidak Tepat, tidak teliti 2 = kurang Tepat, Kurang Teliti
3 = Tepat, Teliti 4 = Tepat, teliti dan cermat
Jumlah Skor x 100
Nilai
16
57
B. Afektif
Aspek yang dinilai
Kerjasama Jumlah
No Nama Peran Kriteria
dalam Perhatian Kejujuran skor
serta
kelompok
1. …………
16. Diketahui data tentang harga Kp untuk berbagai suhu dari reaksi setimbang,
2 NO2 (g) N2O4 (g)
59
Suhu (o C) 100 25 0
Kc 2,1 170 1400
Berdasar data tersebut jelaskan reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm atau
endoterm !
17. Metanol didalam industri dibuat melalui reaksi setimbang,
CO (g) + 2 H2 (g) CH3OH (g) H = - 129 kJ
Dalam industri proses tersebut dilakukan pada suhu 500 K. Mengapa tidak dilakukan pada
suhu yang lebih rendah Jelaskan !
18. Apa fungsi katalisator dalam proses industri yang melibatkan reaksi kesetimbangan ?
Jelaskan !
Uji Kompetensi
Kc
[ CaO ] A. menaikkan tekanan
C. [ CaCO 3 ] B. menurunkan tekanan
[ CaCO ] C. mengecilkan volume
D. Kc 3
[ CaO ] D. menaikkan suhu
E. Kc = [CO2] E. memperbesar volume