Anda di halaman 1dari 2

Peta indikatif usulan fungsi lindung RTRW Papua Barat 2018-2033

Edisi 1 / Desember 2017

Rekomendasi Kebijakan
Pemerintah Provinsi Papua Barat segera melakukan:
1. Revisi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang RTRWP Papua Barat untuk mendukung kawasan
lindung sebesar 70 %; dan
2. Mengakomodir wilayah ruang hidup milik masyarakat hukum adat yang telah dipetakan oleh pemiliknya.
Masyarakat adat Suku Moi, Kampung Sbaga Distrik Klaso, Sorong/BENTARA Papua.

Referensi
Mewujudkan 70% Kawasan Lindung dan
1. Peta Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan
Provinsi Papua Barat, BPKH Wil XVII Manokwari, Ruang Hidup Masyarakat Hukum Adat
2014 (Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Kilasan dalam Revisi RTRW Papua Barat 2018
Nomor 783 Tentang Kawasan Hutan dan
Konservasi Perairan Provinsi Papua Barat) Oleh:
2. Peta Indikatif Penundaan Pemberian Ijin Baru Pokja Penyelamatan Ruang Hidup Papua Barat
Revisi XI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Situasi Kebijakan Penataan
Kehutanan, 2016 (SK. 6347/MENLHK-PKTL/ Ruang Papua Barat
IPSDH/PLA.1/11/2016)
3. Peta Sebaran Gambut, Balai Penelitian Sumber Penyusunan kebijakan penataan ruang di Provinsi Papua Barat belum
Daya Lahan-Kementerian Pertanian, 2014
Perubahan Kebijakan dilakukan secara adil dan partisipatif. Terutama dalam mewujudkan
4. Peta indikatif Arahan Perhutanan Sosial (PIAPS) Penataan Ruang Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi dan kesejahteraan
Revisi I (SK Menteri Lingkungan Hidup dan masyarakat hukum adat. Hal ini tergambar dalam Perda Nomor 4/2013
Kehutanan No SK.4865/MENLHK-PKTL/REN/ Rekomendasi Kebijakan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat. Untuk
PLA.0/9/2017) ruang lindung, Papua Barat hanya memiliki 34 % kawasan lindung;
5. Peta Ekoregion Papua Barat, Kementerian Referensi dan ruang hidup - wilayah adat milik masyarakat hukum adat tidak
Lingkungan Hidup, 2013 diakomodir. Pada revisi RTRWP 2018, khusus ruang lindung, terbuka
6. Peta Indikatif Wilayah Adat, Koalisi CSO, 2016- peluang untuk penambahan kawasan lindung menjadi 70 %. Begitu
2017 juga dalam mengakomodir ruang hidup milik masyarakat hukum adat.
7. Peta Degradasi dan deforestasi Hutan Papua
Barat Periode 2011-2016 (Paradisea 2017)
Perempuan Adat Suku Moi Klaben/Bentara Papua

Sekretariat Kelompok Kerja MASYARAKAT SIPIL UNTUK KEADILAN RUANG HIDUP, ADAT DAN
PERLINDUNGAN HUTAN PAPUA BARAT
Kontak Person : Novi Hematang (Koordinator Sekretariat)
Phone: +6281293942211
Situasi Kebijakan Penataan • Belum semua kawasan ekologi
Ruang Papua Barat
penting ditetapkan sebagai
Kawasan lindung dan ruang hidup masyarakat Kawasan Lindung dalam pola ruang
hukum adat Papua - wilayah adat, merupakan
dua isu penting dalam kebijakan penataan ruang
RTRWP Papua Barat
di Provinsi Papua Barat. Meskipun keduanya
secara substantif tidak berkaitan erat, tetapi dalam • Ruang hidup (wilayah adat) milik
penetapannya memiliki hubungan sebab akibat dan
saling mempengaruhi. Dimana kawasan lindung
masyarakat hukum adat belum
bertujuan untuk menjaga kelangsungan fungsi dan diakomodir dalam pola ruang
proses ekologis suatu kawasan bagi kepentingan RTRWP Papua Barat
hidup manusia; dan wilayah adat merupakan ruang
hidup dimana masyarakat hukum adat Papua
menunjukkan eksistensi diri dan keberlanjutan dilakukan. Pertama, mencontohi kebijakan RTRWP
hidupnya. di Provinsi lain yang telah mengakomodir ruang hidup
(Perda Kalimantan Tengah Nomor 5/2015 tentang
Dalam perspektif politik penataan ruang di Papua RTRW Kalimantan Tengah - hutan adat dikategorikan
Barat, banyak fakta menunjukkan bahwa kebijakan dalam pola ruang lindung sedangkan tanah adat
pembangunan menjadikan lahan dan sumber masuk dalam pola ruang budidaya); dan Perda Bali
daya alam sebagai modal utama. Hal tersebut Nomor 16/2009 tentang RTRW Bali (mengakomodir
berlangsung secara eksploitatif, mengorbankan kawasan suci dalam pola ruang lindung). Kedua,
kawasan-kawasan lindung yang telah ditetapkan Foto: Hutan Adat Suku Moi, Kampung Sbaga Distrik Klaso, Sorong/BENTARA Papua.
percepatan penetapan Perdasus Wilayah Adat
sebelumnya, dan berdampak sistemik terhadap kawasan-kawasan bernilai ekologi penting yang Potensi kawasan lindung dalam pola ruang RTRW Provinsi Papua Barat.
kesejahteraan masyarakat adat. Buktinya, untuk potensial ditetapkan sebagai kawasan lindung. Hal Provinsi Papua Barat 2018-2033
kawasan hutan, dari total kawasan hutan seluas Perpu Nomor 1/2008 Tentang Perubahan atas UU
yang sama, wilayah adat milik masyarakat hukum Nomor 21/2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi
± 9.713. 137 Ha, sebesar 2.891.879 Ha diberikan adat ikut terancam status dan keberadaanya. Bagi No. Kawasan Luas (Ha/%)
kepada perusahaan kayu/IUPHHK-HA (Dishut Papua Papua dapat dijadikan landasan hukum bagi
masyarakat hukum adat, kepemilikkan wilayah adat – 1 Kawasan Konservasi 1,711,098 (17 %) pemerintah daerah untuk mengintegrasikan wilayah
Barat, 2014). Luasan ini belum ditambah dengan atau ruang hidup merupakan perkara penting dalam
kawasan hutan yang dibuka dan telah beralih fungsi 2 Hutan Lindung 1,631,589 (16 %) adat ke dalam RTRWP Papua Barat.
menunjukkan identitas keberadaannya. Wilayah adat
menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. tidak hanya dipahami sebagai bentang alam dan
3 PIPPIB1 1,665,113 (16 %) Sebagai pembuktian eksistensi diri dan wilayah
Merujuk pada pola ruang RTRWP Papua Barat yang teritori adat. Tetapi juga sebagai modal, sekaligus 4 Karst2 855,277 (8 %) adatnya, beberapa komunitas masyarakat hukum
direvisi pada tahun 2015, terdapat ± 3.342.870 Ha aset keberlanjutan hidupnya antar generasi. 5 Lahan Gambut3 308,734 (5%) adat telah berinisiatif menata struktur adatnya dan
pola ruang dengan fungsi lindung dan ± 6.492.362 mem-petakan secara partisipatif wilayah adatnya.
6 PIAPS4 146,642 (2 %) Contohnya marga Gilik, suku Moi di kabupaten
Ha pola ruang dengan fungsi budidaya. Alokasi
pola ruang budidaya yang sangat luas berpotensi Total 6,318,453 (64%) Sorong, Komunitas adat Indabrikwaubei di
meningkatkan laju degradasi dan deforestasi. Perubahan Kebijakan Keterangan:
1 Area PIPPIB di luar kawasan konservasi dan hutan llindung
Kabupaten Manokwari, suku Sumuri di Kabupaten
Teluk Bintuni dan lainnya.
Memperhatikan iklim investasi yang tinggi dan Penataan Ruang 2 Area karst di luar PIPPIB, kawasan konservasi dan hutan lindung
3 Area gambut di luar area karst, PIPPIB, kawasan konservasi dan
pembentukan daerah administrasi pemerintahan
hutan lindung
yang baru di Papua Barat, besar kemungkinan Permasalahan yang muncul akibat Peraturan Daerah 4 Area PIAPS di luar area gambut, area karst, PIPPIB, kawasan
alokasi ruang budidaya akan bertambah luas. Jika Nomor 4 Tahun 2013 tentang RTRWP Papua Barat konservasi dan hutan lindung
situasi ini terjadi maka kawasan ekologis penting dapat diminimalisir melalui implementasi beberapa
seperti kawasan bergambut, karst, hutan primer kebijakan yang ada. Pada tingkat nasional terdapat Hasil analisis Pokja Penyelamatan Ruang Hidup
dan kawasan resapan air menjadi terancam Peraturan Pemerintah Nomor 13/2017 tentang Papua Barat menunjukkan, bahwa 6 kawasan
keberadaannya. RTRWN. Pasal 7 ayat 2b bagian 5 dinyatakan di atas berpotensi untuk diintegrasikan ke dalam
bahwa salah satu strategi untuk pemeliharaan dan pola ruang lindung Papua Barat. Hasil analisis
Kecenderungan situasi di atas tidak mendukung
perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup mendapatkan 6.318.453 Ha - atau 64% dari total
Papua Barat menjadi Provinsi Konservasi dan
yaitu menetapkan fungsi lindung sebesar 70% untuk luas kawasan daratan Provinsi Papua Barat dapat
komitmen pembangunan rendah karbon.
pulau Papua. Pada tingkat provinsi, terdapat konsep dimasukkan sebagai kawasan lindung. Selain itu,
Terdapat dua landasan pemikiran yang bisa pembangunan berkelanjutan Papua Barat sebagai terdapat kawasan perlindungan setempat (kawasan
digunakan untuk meningkatkan luasan kawasan Provinsi Konservasi. sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan
lindung dalam pola ruang Papua Barat. Pertama, sekitar waduk atau danau, kawasan sekitar mata air
komitmen politik pemerintah Provinsi Papua Barat Untuk mendukung implementasi konsep tersebut, dan kawasan terbuka hijau) yang bisa dimasukkan
sebagai Provinsi Konservasi; dan kedua, Peraturan maka diperlukan penambahan luas kawasan kedalam kawasan lindung. Diperkirakan dengan
Pemerintah Nomor 13/2017 tentang Rencana Tata lindung dalam RTRWP. Terdapat enam kawasan penambahan kawasan-kawasan tersebut maka total
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). yang berpotensi untuk ditetapkan menjadi kawasan luasan kawasan lindung dapat mencapai 70%.
lindung. Adapun kawasan tersebut yaitu:
Keterancaman tidak hanya terhadap kawasan- Berkaitan dengan integrasi ruang hidup masyarakat
kawasan lindung yang telah ditetapkan, tetapi juga hukum adat, terdapat dua kebijakan yang dapat
Foto: Hutan Desa Kampung Esania, Kaimana, Perdu/Samdhana, 2011

Anda mungkin juga menyukai