Anda di halaman 1dari 5

PENYIMPANAN JAGUNG

Menggunakan Karbon Disulfida (Cs2)


Penggunaan karbon disulfida (CS2) cair dapat menekan kerusakan
jagung pipil selama penyimpanan. Teknik penggunaan CS2 tidak sulit, karena
CS2 cair mudah teroksidasi, sehingga terbentuk CO2 dan SO2 yang bersifat
toksin terhadap serangga (inago, larva dan telur), serta menghambat
mikroorganisme. Penggunaan CS2 dosis 0.25 cc/kg jagung pipil dapat
memperpanjang daya simpan jagung pipil sampai dua tahun dengan
kerusakan kurang dari satu persen.

Cara Kerja
 Pengemas jagung pipil yang digunakan harus kedap udara, karena
hasil oksidasi CS2 adalah gas CO2 dan SO2.
 Tempatkan CS2 cair dalam botol dengan dosis 0,25 cc/Kg jagung pipil
dengan kadar air sekitar 10% kemudian ditutup agak renggang. Penutupan
agak renggang agar CS2 cair ini menguap secara perlahan-lahan kemudian
mengalami oksidasi. Apabila jumlah jagung yang disimpan cukup banyak,
misalnya dua ton atau lebih, maka penempatan botol berisi CS2 tersebut
dapat dilakukan di beberapa tempat di bagian tengah.
 Setelah penempatan botol berisi CS2 dalam kemasan jagung selesai
dilakukan, maka pengemas jagung segera ditutup rapat.
 Selanjutnya jagung disimpan dalam ruang penyimpanan yang dijaga
kebersihannya.

Penyimpanan Di Atas Para-Para


Penyimpanan jagung dapat dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot
pada para-para yang ditempatkan di bawah atap maupun di atas dapur. Dapat
pula dilakukan dalam bentuk tongkol pada para-para dan pada langit-langit
rumah yang dilengkapi dengan kawat anti tikus. Untuk penyimpanan jagung
dalam tongkol berkelobot dianjurkan hanya pada jagung yang kelobotnya
menutup seluruh tongkol.
Para-para di atas dapur dapat memperoleh asap dari kayu yang
dibakar sewaktu masak di dapur. Asap tersebut meninggalkan residu yang
bersifat anti terhadap bakteri, jamur maupun serangga. Dengan demikian
dapat menjamin jagung disimpan dalam waktu yang cukup lama.

Penyimpanan Dengan Karung


Faktor utama yang perlu mendapatkan perhatian adalah kebersihan
dan ketahanan dari jenis wadahnya. Wadah harus bersih dan tidak bocor,
dengan demikian selama dalam wadah, biji jagung tidak mudah mengalami
serangan oleh hama dan penyakit. Oleh sebab itu gunakan karung plastik
yang dilapis dengan karung goni. Setelah itu ikatlah erat-erat atau dijahit
sepanjang lubang secara kuat dan rapi.
Kondisi demikian akan mempermudah dalam pengangkutan serta
akan mengurangi kehilangan hasil akibat banyaknya jagung yang tercecer
selama dalam pengangkutan. Khususnya bagi jagung pipilan, tingkat
kehilangan karena tercecer kemungkinan lebih besar bila dibanding dengan
jagung tongkol.
Dalam bentuk pipilan, jagung dapat disimpan dalam karung goni,
karung plastik, bakul besar dan kotak kayu. Bahkan dalam jumlah yang besar
dapat disimpan dalam bentuk curah di dalam gudang atau silo-silo. Dalam
kondisi demikian, perlu pengaturan terhadap kadar air, suhu penyimpanan dan
kelembaban udara (RH) secara stabil. Penyimpanan dalam bentuk pipilan
sebaiknya kadar airnya diatur setelah mencapai 13-14%. Karena kadar air di
atas 14% merupakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan jamur.
Kontaminasi jamur dapat memproduksi bermacam-macam toxin (racun)
antara lain aflatoksin dan hama-hama gudang, sehingga menyebabkan
kerusakan.
Wadah yang digunakan sebaiknya menggunakan karung plastik
(plyethelene), karena jagung yang disimpan dalam karung plastik ternyata
mempunyai daya simpan lebih lama dibanding jagung yang disimpan dalam
karung goni. Wadah yang digunakan sebaiknya dibersihkan terlebih dulu, bila
perlu disemprot dengan cairan insektisida Silosan 25 EC 2% dan Damfin 50
EC dosis 500 cc / 10 lt untuk 500 m2.
Penyimpanan Dengan Silo Bambu Semen
Untuk tujuan konsumsi, jagung dapat disimpan dalam silo bambu
semen. Silo ini mudah didapat karena bahan bangunannya mudah diperoleh
di pedesaan. Kapasitas silo adalah 1.000 kg (1ton) dengan ukuran 125 cm
dan tinggi 100 cm. Silo tersebut dapat digunakan selama 20 tahun. Cara
penyimpanannya yaitu jagung pipilan dikeringkan sampai kadar air mencapai
12,5 – 13 %, kemudian diangin-anginkan selama 2 – 4 jam dan dimasukkan
ke dalam silo.
Sebelum jagung dimasukkan ke dalam silo, pada dasar silo dilapisi
plastik satu lapis untuk menghindari masuknya lengas tanah secara kapiler ke
dalam silo. Cara lain yang dapat ditempuh adalah membuat landasan silo dari
lapisan kerikil dan lapisan pasir. Penyimpanan jagung dengan silo bambu
semen dapat bertahan 4 - 8 bulan tanpa ada hama gudang.
Keterangan :
1. Lantai
2. Peluncur bahan
3. Dinding silo (bambu semen)
4. Penutup/pemasukan
5. Tulangan
6. Corong Pengeluaran
7. Lapisan pasir
8. Lapisan kerikil
9. Pondasi

Tempat Penyimpanan Jagung Dengan Silo Bambu Semen

Penyimpanan Benih Jagung

Benih jagung dapat disimpan dengan menggunakan beberapa alat, yaitu :


- Jerigen plastik (tahan 8 bulan)
- Botol yang lubang pengeluarannya dilapisi dengan parafin
,sehingga betul-betul kedap udara (kapasitas 0,75 kg , daya
kecambah 80 % dan tahan 1 tahun)
- Wadah dengan bahan logam yang dilengkapi dengan absorban
(biasanya digunakan abu sekam, kapasitas 21 – 23 kg)
- Wadah dengan bahan logam yang tutupnya dilapisi dengan parafin
(kapasitas 23 – 25 kg)

Alat simpan benih jagung dari Alat simpan dari logam yang
logam penutupnya dilapisi dilengkapi dengan absorban
dengan parafin (abu sekam)

Sumber : Balittan Sukamandi, 1993

Anda mungkin juga menyukai