Anda di halaman 1dari 4

Nama : Puji Wahyu Lestari

NIM : 1608531038

Tugas Pathologi Tumbuhan Vaskuler !

1. Bagaimana proses penetrasi virus dan viroid ?

Virus dapat masuk ke dalam sel tumbuhan melalui luka yang terjadi secara
mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor (Akin, 2006). Salah satu virus
yang dapat menyerang tanaman adalah penyakit kuning cabai faktor yang disebabkan
oleh virus ini adalah keberadaan serangga vektor yang menyebarkan virus tersebut
yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci). Serangga ini termasuk dalam kelompok serangga
penusuk penghisap. Kutu kebul dan hubungannya dengan virus kuning cabai ini
bersifat persisten. Kutu memperoleh virus ketika dia mengambil makanan dari
tanaman yang telah terinfeksi (akuisisi). Virus yang diambil dari tanaman sakit
beredar melalui saluran pencernaan, menembus dinding usus, bersirkulasi dalam
cairan tubuh serangga (haemolymph) dan selanjutnya kelenjar saliva. Pada saat dia
menghisap makanan dari tanaman sehat, virus ikut masuk ke dalam tubuh tanaman
bersama dengan cairan dari mulut serangga tersebut. Retensi virus ini di dalam tubuh
serangga sangat lama bahkan bisa dipindahkan secara transovarial melalui telur ke
tubuh progeni (Eastop, 1977).
Virus yang ditularkan oleh kutu kebul bereplikasi di dalam nukleus dan
bergerak dari sel ke sel melalui plasmodesmata. Pada gambar 1 terlihat bahwa tidak
hanya virion dari hasil replikasi yang bergerak dari sel ke sel dan masuk ke dalam
floem, namun juga coat protein (CP) dan movement protein (MP) berperan dalam
penyebaran virus ke dalam tubuh tanaman. Coat protein dan movement protein
bergerak melalui retikulum endoplasma menuju ke viral assembly site (VAS) sebelum
masuk ke dalam floem dan bergerak bersama aliran di dalam floem ke seluruh tubuh
tumbuhan (Samuel Ann, 1934).

Meskipun demikian, banyak tanaman yang gagal diinfeksi oleh virus. Menurut
Dawson, W. (1999) untuk dapat menginfeksi tanaman secara sistematis, virus harus
dapat (1) masuk ke dalam jaringan yang sesuai; (2) melakukan replikasi; (3) bergerak
ke sel-sel terdekat/sel tetangga; (4) memasuki sel tersebut; (5) dapat pindah ke dalam
floem dan kemudian mengulangi langkah (2) dan (3). Dari gambar 2 di atas dapat kita
lihat bahwa biasanya fase pertama adalah infeksi lokal pada daun dewasa yang terjadi
setelah inokulasi yang dilakukan oleh serangga. Namun tidak semua daun dapat
memperlihatkan gejala terinfeksi seperti daun menjadi berubah berwarna kuning,
karena munculnya gejala sangat dipengaruhi oleh strain virus dan faktor lingkungan
lain seperti suhu lingkungan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
perubahan warna daun hanya akan terjadi jika suhu lingkungan di atas 25ºC dan
intensitasnya akan meningkat jika suhu lingkungan mencapai 40ºC (Dawson, W.,
1999).

Viroid
Walaupun struktur virus sudah sangat kecil dan sederhana, tetapi masih ada
struktur patogen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil yang disebut viroid. Viroid
merupakan molekul kecil dari RNA melingkar dalam keadaan telanjang tanpa kapsid
dan mempunyai kemampuan untuk menginfeksi tanaman. Viroid yang masuk ke
dalam sel tanaman bisa melalui perantara virus ataupun vektor yang terjangkit viroid
dari tanaman yang diinfeksi yaitu melalui luka pada bagian tanaman tersebut. Hal ini
menyebabkan kesalahan pada sistem pengatur dan pengontrol pertumbuhan tanaman,
yang gejalanya ditunjukkan dengan pertumbuhan abnormal dan pertumbuhan yang
terhambat. Penyakit yang disebabkan oleh viroid ini telah memusnahkan 10 juta
tanaman kelapa di Filipina.

2. Penetrasi MLO dan RLB ?


Mikoplasma dan MLO (mycoplasma like organism)
Mikoplasma juga merupakan mikroorganisme prokariotik seperti bakteri,
patogen dari gologan mycoplasma atau fitoplasma yang umumnya menyebabkan
penyakit pada akar atau pada bagian jaringan muda yang meristematik. Patogen
selanjutnya adalah nematoda contohya adalah Globodera rostochinensis yang
menyebabkan penyakit kuning pada ketang.
Penyakit sapu disebabkan oleh mikopasma (Mycoplasm like Organism) jenis
fitoplasma. MLO tersebut terdapat dalam jaringan floem dan tidak terdapat dalam
jaringan lain. Dalam jaringan floem MLO terdapat terdapat dalam sel-sel pembuluh
tapis, tetapi tidak terdapat dalam sel pengiring dan sel parenkim. MLO berbentuk
jorong atau bulat dengan garis tengah 100-1.100 mm. Kadang-kadang ada yang
berbentuk benang juga. Beberapa ada yang terlihat seakan-akan membelah atau
membentuk tunas. Menurut Thung dan Hadiwijaya (1951) tanaman kacang tanah
yang sakit sapu terjadi gangguan pada fisiologi hormonnya. Terjadinya gejala sapu
dapat ditekan dengan mengobati tanaman sakit dengan asam cuka indolil (indole
acetid acid) 0,01%.
Tanaman yang sakit mempunyai yang sempit. Ruas-ruasnya menjadi pendek
dan tunas-tunas ketiak berkembang sehingga tanaman berbentuk sapu (witches
broom). Daun penumpu (Bracteola) berwarna kemerahan (1947). Banyak tangkai
buah atau ginofor yang mengadakan geotropi negatif, membelok tumbuh ke atas
sehingga pembentukan buah terganggu (Thung dan Hadiwijaya, 1975). Pada
pemeriksaan anatomi diketahui bahwa sel-sel floem tanaman sakit mengalami
degenerasi dan susunan menjadi tidak teratur. Di dalam sel-sel floem ini terdapat
kristal-kristal (Triharso, 1975). Dengan rusaknya jaringan floem, di dalam jaringan
daun terjadi penimbunan pati (Sumardiono, 1975).
Penyakit ditularkan oleh wereng (Orosius argentatus). Serangga tersebut dapat
menularkan penyakit sapu dari kacang tanah ke kacang tanah lain.

Rickettsia

Ricketsia atau Ricketsialike bacterium (RLB) merupakan mikroba yang tidak


berinti sejati (prokariot, bersifat obligat parasit (tidak dapat ditumbuhkan pada media
buatan), memiliki dinding sel dan tidak berflagellum, perkembangannya dengan
membelah diri, merupakan gram negatif.

Penularan mikroba tersebut dengan cara penetrasi melalui luka pada tanaman
dan melalui vektor yaitu wereng (leafhopper) gejala yang ditimbulkan pada umumnya
hipoplasia. Ricketsialike like bacterium ini biasanya menyerang cengkeh dan pir.

Anda mungkin juga menyukai