Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa
Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa
Oleh karena itu, ketika terjadi wabah penyakit dan kejadian luar bisa haruslah
ditangani secara epidemiologi dengan cepat agar tidak terus berlanjut dan meluas.
Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit
tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan
1. Wabah
1. Konsep Wabah
a) Kriteria Wabah
2. Insidens rate meningkat 2 kali atau lebih dibanding angka rata-rata sebulan
atau setahun sebelumnya.
4. Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode
sebelumnya
b) Jenis Wabah
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang
dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif
singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa
pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan
satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya
dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan ke dua
1. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama
dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic
terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun
melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta
morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi
peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal
anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis
yang sesuai dengan urutan generasi kasus.
2. Konsep KLB
a. Kriteria KLB
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No.
451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.
Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya. .
Menurut Masykuri (1997), untuk menentukan apakah jumlah kasus yang ada
melampaui jumlah yang diharapkan biasanya dilakukan dengan membandingkan
jumlah yang ada saat ini dengan jumlah beberapa minggu atau beberapa bulan
sebelumnya atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di
tahun-tahun sebelumnya.
b. Jenis KLB
1. Menurut Penyebab
racun, tumbuh-tumbuhan
d. Toksin Kimia : Zat organic (logam berat, cyanide), insekta, gas beracun
2. Menurut Sumber
1. Pasif Surveilans pasif dimana proses pengumpulan data tidak secara langsung,
tetapi menunggu provider untuk mengirim laporan Keuntungan lebih murah,
namun kerugiannya butuh kerja sama yang baik dan sering kali inkonsisten
keterlambatan laporan.
2. Suveilans Aktif
Dimana surveilans yang pengumpulan data secara langsung dari berbagai sumber
dan media. Keuntungan data yang diperoleh sesuai kebutuhan, sedang kerugian
mahal.
3. Surveilans Sentinel
Surveilans dimana data-data berasal dari kelengkapan data yang reliable, cepat,
dan sering kali murah berasal dari sumber kesehatan dan diupayakan tersebar luas
dalam hal goegrafis dan demografis.
b. Tujuan
Salah satu kegunaant surveilans adalah untuk mendeteksi adanya wabah atau
KLB (Kejadian Luar Biasa). Wabah dan KLB itu sendiri dapat dideteksi pada saat
melakukan analisis data surveilans. Wabah atau KLB ini terdeteksi apabila hasil
surveilans menunjukan adanya peningkatan kasus yang dilaporkan atau adanya
kejadiaan yang tidak seperti biasanya.
1. Kholera,
2. Pes,
3. DBD,
4. Campak,
5. Polio,
6. Difteri,
7. Pertusis
8. Rabies,
9. Malaria,
11. Anthrax.
12. Leptospirosis
13. Hepatitis
15. Meningitis,
17. Chikungunya
1. Persiapan lapangan
a. Persiapan investigasi
b. Persiapan administrasi
Dalam kategori ini tim kesehatan harus mempersiapkan aspek administratif dari
investigasi seperti: penyediaan perijinan, surat-surat atau dokumen formal/legal
dalam melakukan investigasi, penyediaan dana yang memadai, transportasi yang
dapat diandalkan, kerapian dalam dokumentasi, pembagian tugas dan koordinasi
dalam tim kesehatan, dll.
c. Persiapan konsultasi
Pada tahap ini sudah harus dipikirkan peran dan posisi tim kesehatan dalam
proses investigasi. Sebelum melakukan investigasi harus jelas, apakah tim
kesehatan memiliki peran langsung memimpin investigasi, atau hanya mitra dari
pejabat/petugas kesehatan setempat (misalnya tim atau organisasi kesehatan Arab
Saudi), atau berperan memberikan bantuan konsultasi terhadap pejabat/petugas
lokal. Mengenal dan menjalin kerjasama dengan petugas/staf/kontak lokal
Pada situasi KLB/wabah, umumnya diasumsikan bahwa semua kasus -kasus yang
muncul saling terkait satu sama lain dan terjadi akibat hal atau sebab yang sama.
Oleh karena itu harus dipastikan bahwa:
ad-hoc, dll.
- dll.
b. Verifikasi Diagnosis
2) kualitas pemeriksaan lab yang baik dan memenuhi standar tertentu yang
diharapkan
3) komunikasi yang baik antara tim kesehatan dan jamaah sakit, untuk menggali
secara lebih akurat riwayat penyakit dan pajanan potensial
3. Penentuan definisi kasus, identifikasi dan penghitungan kasus dan
pajanan
Definisi kasus adalah kumpulan (set) yang standar tentang kriteria klinis untuk
menentukan apakah seseorang dapat diklasifikasikan sebagai penderita penyakit
tsb. Definis kasus dalam konteks KLB/wabah haruslah dibatasi oleh karateristik
tertentu dari, orang tempat dan waktu. Sekali ditetapkan maka definisi kasus ini
harus dipakai secara konsisten pada semua situasi dalam investigasi.
2) Kasus sangat mungkin (probable case) adalah diagnosis kasus yang ditegakkan
berdasarkan berbagai gambaran klinis yang khas tanpa verifikasi laboratorium
2. pemukiman jamaah
5. dll.
1. identitas kasus, misal: nama, no. jamaah, no. kloter, nama asal embarkasi,
no/nama rombongan no/nama regu, dll.
c. mengenal pola epidemi yang terjadi, apakah common source (berasal dari 1
sumber yang sama dan menyebar sekaligus) atau propagated (menyebar dari
orang ke orang) atau campuran keduanya.
Hipotesis yang kita buat haruslah diarahkan untuk mencari penjelasan tentang:
1) Sumber penularan
9. Komunikasi hasil
a. Penjelasan lisan.
Dalam format ini pihak-pihak yang berwenang, bertanggungjawab dan terkait
dengan intervensi
b. Penulisan laporan.
Hasil investigasi juga perlu ditulis dalam laporan dengan sistematika tertentu yang
sesuai dengan standar-standar penulisan ilmiah. Sistematika yang dipakai
meliputi:
1) pendahuluan/latar belakang
2) tujuan
3) metodologi
4) hasil
5) pembahasan