5.1 PENGENALAN
J.H. Neher memulai jurnal terkenalnya pada tahun 1964 (Neher, 1964) dengan
menyatakan: “Perhitungan kenaikan temperatur transien pada sistem kabel
tertanam, yang mana, penentuan kurva dari kenaikan temperatur konduktor
terhadap waktu setelah penerapan arus konstan konduktor, telah membuat
banyak insinyur kabel tertarik selama beberapa tahun.” 30 tahun berlalu setelah
jurnal ini dipresentasikan di Toronto, dan daya tarik insinyur kabel pada subjek ini
tidaklah berkurang. Sebaliknya, dilihat dari jumlah publikasi yang berkaitan
dengan topik ini, dapat disimpulkan bahwa tidak hanya jumlah insinyur kabel
yang meningkat secara drastis dalam kurun waktu 30 tahun, atau subjek yang
meningkat secara signifikan setelah perhitungan steady-state sudah lebih atau
kurang dari standar, atau mungkin bisa keduanya.
Pada perhitungan persamaan rating, tiga pernyataan berikut merupakan
point penting:
1. Arus yang diberikan pada kondisi sedang beroperasi (temperatur
konduktor), berapa temperatur komponen akhir jika beban dinaikkan
dalam jumlah tertentu dan jika beban baru dipertahankan dalam waktu
tertentu?
2. Berapa arus maksimum yang bisa dibawa kabel dalam waktu yang
ditentukan jika temperatur konduktor tidak bisa melebihi batas
temperatur?
3. Arus yang diberikan pada kondisi beroperasi, berapa lama beban besar
yang baru bisa diterapkan tanpa melampaui batas temperatur?
67
tepat pada kabel yang memanas, dan (3) kebutuhan untuk memperhitungan variasi
dari resistansi listrik dari komponen logam dengan temperatur. Perlakuan untuk 2
kondisi terakhir akan dibahas pada bagian 5.2 dan 5.5. pemilihan waktu step
tergantung pada prosedur yang diterapkan pada diskritasi kurva beban.
Penjelasan ringkas akan didiskusi pada bagian 11.2.3.
Pada dasarnya, perhitungan rating transien (pertanyaan kedua di atas)
memerlukan prosedur yang berulang-ulang (iterasi). Iterasi utama melibatkan
pengaturan beban kabel. Pada setiap langkah iterasi, beban dari setiap kabel akan
dipilih dan temperatur komponen yang diinginkan akan terkalkulasikan (lihat
gambar 5.1). langkah ini membutuhkan prosedur yang sama seperti pertanyaan
nomor 1.
Untuk menjawab pertanyaan ketiga, iterasi utama harus memungkinkan
adanya kenaikan positif atau negatif pada waktu. Saat waktu horizon sudah
disetting untuk iterasi tertentu, maka komputasi temperatur akan dihitung. Jika
temperatur komponen berada pada batas toleransi dari temperatur yang
diinginkan, maka proses akan berhenti; disisi lain, waktu horizon baru akan
disetting dan algoritma diulang.
Berdasarkan diskusi di atas, prosedur untuk menilai temperatur merupakan
blok komputasional utama dari tiga kasus yang tertera. Blok ini membutuhkan
prosedur pemograman yang rumit dalam memperhitungkan panas timbal balik,
dan untuk pengaturan yang cocok dalam perhitungan rugi-rugi pada perubahan
resistansi konduktor dan temperatur.
Rating transien dari kabel daya membutuhkan solusi persamaan untuk
gambar 3.5. kuantitas yang tidak diketahui pada kasus ini adalah variasi dari
kenaikan temperatur konduktor dengan waktu, . Tidak seperti analisa steady-
state, temperatur ini bukan merupakan fungsi sederhana dari arus konduktor .
Oleh karena itu, merupakan proses untuk menentukan nilai maksimum dari
sehingga temperatur maksimum operasi konduktor tidak melebihi prosedur iterasi.
Pengecualian pada kasus sederhana kabel identik yang membawa arus yang sama
berada pada medium seragam. Perkiraan sudah diajukan untuk kasus ini, dan
persamaan rating yang jelas sudah dikembangkan. Kita akan diskusikan kasus ini
pada bab berikutnya.
68
Gambar 5.1 Flowchart untuk perhitungan rating pada analisa transien
69
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa waktu konstan kabel lebih pendek dari
pada waktu konstan tanah sekitar.
Jaringan termal yang dipertimbangkan dalam pekerjaan ini adalah derivasi
dari parameter jaringan tangga yang diperkenalkan pada awal sejarah perhitungan
rating transien (Buller, 1951 ; Van Wormer, 1955; Neher, 1964; CIGRE, 1972;
IEC 1985, 1989). Untuk tujuan komputasional, Baudoux (1962) lalu Neher (1964)
diusulkan untuk menunjukkan kabel dalam 2 loop. Baudoux menyediakan
prosedur untuk menggabungkan beberapa loop, untuk mendapatkan dua bagian
jaringan yang pada akhirnya diadopsi dari CIGRE WG 02 dan dipublikasikan di
Electra (CIGRE, 1972). Topik ini ada di bagian 3.3.2. namun, transformasi dari
jaringan multiloop menjadi dua loop tidak hanya memerlukan kerja manual
sebelum perhitungan transien yang sebenarnya dapat dilakukan, namun juga
menghambat perhitungan suhu pada bagian-bagian kabel selain konduktor.
Prosedur diberikan di bawah ini untuk solusi analitik pada seluruh jaringan. Pada
dasarnya, jaringan terkadang memiliki perbedaan durasi trasient yang cepat atau
lama, dan biasanya, batas durasi untuk membedakan dua kasus ini bisa
membutuhkan waktu 1 jam. Transient yang singkat didapat dalam waktu
setidaknya 10 menit. Untuk lebih detail mengenai waktu divisi antara transient
yang cepat atau lama bisa ditemukan pada bagian 3.3.
Kenaikan suhu pada komponen kabel (konduktor, selubung, jaket, dll) bisa
dihitung dengan menjumlahkan dua komponen; kenaikan temperatur dalam dan
luar kabel. Metode dalam mengkombinasi kedua komponen ini diperkenalkan
oleh Morello (Morello, 1958; CIGRE, 1972; IEC, 1985, 1989), membuat
penyisihan panas yang berakumulasi pada bagian pertama sirkuit termal yang
berakhir pada pengurangan yang sesuai pada panas yang memasuki bagian kedua
selama transien. Faktor pengurangan, dikenal sebagai faktor attainment , dari
bagian pertama pada sirkuit termal dihitung sebagai rasio dari kenaikan
temperatur dari bagian pertama pada waktu t selama transien hingga kenaikan
temperatur pada bagian yang sama pada kondisi steady-state. Lalu, temperatur
transien dari bagian kedua pada sirkuit termal tersusun atas respon terhadap fungsi
step panas input yang dilipatgandakan dengan pengurangan koefisien (variabel
waktu) sama dengan faktor attainment pada bagian pertama. Evaluasi dari
temperatur ini akan didiskusi di bawah. Kebenaran dari hipotesis Morello ini
didemonstarasikan dengan eksperimen yang dibawakan oleh Wlodarski dan
Cabiac (1966).
5.2.2 Kenaikan Temperatur pada Bagian Dalam Kabel
Bagian dalam kabel mencakup kelengkapan kabel yang meliputi bagian
terluar atau proteksi anti korosi. Jika kabel berada dalam pipa atau saluran, pipa
atau saluran (meliputi kover pipa proteksi) juga termasuk. Untuk kabel di udara,
kabel memanjang sejauh udara bebas.
Analisa dari jaringan linear, seperti pada gambar 3.5, melibatkan
penentuan fungsi respon yang disebabkan oleh penerapan fungsi forcing. Pada
kasus kita, fungsi function adalah rugi panas pada koduktor, dan respon berupa
kenaikan temperatur diatas permukaan kabel pada node i. ini dicapai dengan
memanfaatkan kuantitas matematis yang disebut fungsi transfer pada jaringan.
Dan fungsi transfer ini merupakan transformasi Fourier dari respon unit-impuls
pada jaringan.
70
Transformasi Laplace dari fungsi transfer jaringan ditunjukan pada rasio berikut :
(5.1)
P(s) dan Q(s) adalah polinomial, bentuknya berdasarkan jumlah loop yang ada
pada jaringan. Node i bisa menjadi konduktor atau layer kabel lainnya. Dalam hal
waktu, respons dari jaringan dapat diekspresikan sebagai berikut (Van
Valkenburg, 1964)2,
(5.2)
Keterangan :
ϴi(t) = Kenaikan Temperatur pada node i dalam waktu t, °C
We = Rugi-rugi konduktor dan efek kulit, W/m
Tij = Koefisien, °C . W/m
Pj = Time Konstan, s-1
t = Waktu dari awal langkah, s
n = Jumlah loop
i = index node
j = index dari 1 sampai n
Koefisien Tij dan time konstan Pj didapatkan dari pole dan zero dari
persamaan 5.1 fungsi transfer jaringan ekivalen. Pole dan zero dari fungsi H(s)
didapatkan dari menyelesaikan persamaan yang mana Q(s) = 0 dan P(s) = 0. Dari
teori rangkaian, nilai dari koefisien Tij adalah :
(5.3)
Keterangan :
α(n-i)i = koefisien dari persamaan numerator pada fungsi transfer
bn = koefisien pertama dari persamaan denominator pada fungsi transfer
Zki = zero pada fungsi transfer
Pj = pole pada fungsi transfer
71
Contoh 5.1 :
Sebuah pernyataan dari persamaan sederhana (5.2) didapat saat n = 2.
Konstruksi dari sebuah jaringan yang didiskusikan pada bagian 3.3.2 dan jaringan
ditunjukan pada gambar 5.2
Gambar 5.2 Sebuah jaringan temperatur ekivalen yang terdiri dari 2 loop
Pada kasus yang sederhana ini, solusi bergantung pada waktu untuk temperatur
konduktor yang bisa dengan mudah didapatkan secara langsung. Bagaimanapun,
untuk menggambarkannya, kita akan menghitung temperatur dari persamaan (5.1)
dan (5.3).
Fungsi transfer jaringan diberikan pada rumus sebagai berikut :
(5.4)
Karena kita tertarik untuk mendapatkan temperatur konduktor, i = 1 dan j = 1,2.
Untuk menyederhanakan notasi, kita akan menggunakan pengganti sebagai
berikut:
(5.5)
Zero dan pole pada persamaan (5.4) bisa dengan mudah didapat :
Dimana,
(5.6)
Dari persamaan (5.4),
Demikian,
Tapi,
72
Karenanya,
(5.7)
Akhirnya, temperatur konduktor sebagai fungsi waktu didapatkan dari persamaan
(5.2),
(5.8)
Yang mana We adalah rugi-rugi daya per satuan panjang dalam sebuah konduktor
berdasarkan pada tercapainya maksimum temperatur konduktor. Rugi daya
diasumsikan konstan selama tahapan transien. Lebih lanjut,
(5.9)
Karna penyelesaian dari persamaan jaringan untuk jaringan dua loop
cukup sederhana, publikasi IEC 853-1 (1985) dan 853-2 (1989)
merekomendasikan bahwa bentuk ini bisa digunakan pada analisis transien.
Contoh dari konversi jaringan multi loop ke persamaan dua bagian dapat dilihat
pada bagian 3.3.3. Langkah-langkah perhitungan dua loop dipublikasikan pada
saat akses ke komputer cepat sangat terbatas (Wlodarski, 1966; CIGRE, 1972).
Sekarang, keterbatasan ini sudah tidak bertahan lama sebagai sebuah masalah, dan
representasi dari jaringan penuh direkomendasikan pada perhitungan analisis
transien. Rekomendasi ini terutama berlaku pada saat temperatur dari komponen
kabel, selain konduktor, yang menarik.
Dimana,
ρs = resistivitas panas tanah, K. m/W
δ = 1/ρsc = difusivitas panas tanah (lihat bagian 5.4), m2/s
73
Dimana disebut integral eksponensial. Nilai dari integral
eksponensial bisa didapatkan pada
(5.9a)
74
Contoh 5.6
Tentukan faktor pemeringkatan siklus dari sistem kabel yang dianalisis pada
contoh 5.3. Pertama, kita harus mengidentifikasi waktu selama 24 jam di mana
kita berharap bahwa kenaikan suhu konduktor akan mencapai nilai
maksimumnya. Dari analisis nilai-nilai dalam tabel 5.6, kami memilih i = 18
sebagai jam di mana maksimum ini terjadi. Perhatikan bahwa ini bukan waktu
beban maksimum, dan pilihan ini didasarkan pada teknik jugment. Enam jam
sebelumnya digarisbawahi dalam tabel 5.6 dan nilai-nilai Y menyusun kembali.
Urutan baru ditampilkan di kolom terakhir tabel 5.6
Sebagian besar kerja untuk penentuan faktor penilaian siklik untuk
sistem kabel yang sedang dipertimbangkan telah dilakukan pada contoh 5.3.
Khususnya, faktor pencapaian konduktor ʆ (t) dan nilai integral eksponensial telah
dihitung untuk semua jam. Faktor beban-rugi telah dievaluasi pada contoh 5.5.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi faktor pencapaian permukaan kabel B1
(t). perhitungan sampel dilakukan di bawah ini untuk t = 1 jam dengan nilai
remaning diringkas dalam kolom 3 dari tabel 5.8
Variabel bantu didefinisikan dalam persamaan (5.37a) dan (5.37b) adalah sama
dengan
Dari persamaan (5.38) dan tabel 5.1 dan 5.2 yang kami dapatkan
81
Faktor cyclic rating sekarang dihitung dari persamaan (5.33) sebagai berikut:
Dengan demikian, nilai puncak yang didapat dari arus beban siklik adalah
Contoh 5.7
Tentukan faktor penilaian siklik untuk kabel tiga-inti tunggal dengan kurva beban
yang memiliki karakteristik berikut: (1) arus maksimum berkelanjutan
berlangsung selama minimal 6 jam, dan (2) tiga tidak ada pembatasan pada
bentuk pengingat dari siklus, kecuali bahwa kenaikan suhu konduktor maksimum
terjadi pada akhir durasi arus tinggi yang berkelanjutan.
Contoh 5.8
Asumsikan bahwa faktor rating siklik M telah diturunkan untuk sistem kabel yang
terletak di tanah dengan resistivitas termal p. Kami akan menentukan faktor siklik
baru untuk sistem kabel yang sama dengan resistivitas termal tanah sama dengan
82
p. Kami kemudian akan menggunakan rumus yang dihasilkan untuk menentukan
peringkat siklik dari sistem dalam contoh 5.6 dengan resistivitas termal tanah 0,85
K.m / W.
Faktor k dan k1 [lihat persamaan (5.30) dan (5.39)] tergantung pada
kedalaman peletakan dan resistivitas tanah. Kami akan menggunakan kembali
persamaan (5.30) sebagai berikut:
Dimana T adalah resistan termal internal kabel seolah-olah semua rugi-rugi joule
dihasilkan pada konduktor. Sekarang, jika kondisi peletakan "a" yang diketahui
nilai k, ubah ke kondisi "b", lalu
Dimana 𝑇4𝑎 dan 𝑇4𝑏 merupakan tahanan termal eksternal untuk kondisi "a" dan
"b", masing-masing. Komputasi T dari (5.44) dan diganti menjadi (5.45), kita
dapatkan
Nilai baru k1 diperoleh dengan cara yang sama. Dalam contoh, kedalamannya
tidak berubah. Karena itu,
Ampacity steady state dari sistem kabel ini sekarang lebih besar dari sebelumnya.
Peringkat steady-state yang baru sama dengan 674 A. Oleh karena itu, peringkat
siklik baru sama dengan 1,21. 674 = 815 A
83
84
Untuk waktu 1 jam diberikan sebagai berikut ; nilai untuk dibawah ini dan
waktu lainnya dirangkum pada tabel 5.4
Untuk kabel berinti tiga, nilai baru Ta,Tb, dan Qa harus dihitung karena
frekuensi sistem untuk sampel ini adalah 60Hz dan nilai pada tabel A.1 dan
contoh 3.8 didapatkan untuk 50Hz. Perbedaan antara kedua kasus ini hanya pada
nilai Sheet Loss Factor. Faktor ini dihitung dengan metode yang telah
didiskusikan pada bagian 8.3. Pada sistem frekuensi 60Hz , sama dengan 0.103.
Untuk mengilustrasikannya, kita asumsikan satu set nilai kapasitansi. Mulai
sekarang serupa dengan sampel 3.8 dan ingatlah bahwa kabel itu langsung
ditanam, kita dapatkan mengikuti parameter jaringan
85
(3) Perhitungan respon dari lingkungan untuk tiap tipe kabel
Tanggapan dari lingkungan kabel diberikan oleh perhitungan 5.10. Contoh
perhitungan diberikan untuk waktu 1 jam. Nilai lainnya dikumpulkan pada tabel
5.4
86
Pemanasan kabel berinti tiga oleh jenis tipe kabel
Untuk perhitungan efek pemanasan bersama, total losses pada jenis tipe
kabel dimasukkan dalam persamaan berikut 5.12
87
Koreksi untuk variasi rugi-rugi konduktor menngunakan persamaan
88
5.6.4. Perhitungan Rating Siklik
Algoritma umum yang dijelaskan dalam bagian 5.2 dan 5.3 dapat
diterapkan pada sekelompok kabel yang dimuat secara sama atau tidak dengan
setiap sirkuit yang membawa beban siklik yang berbeda. Karena algoritma ini
memerlukan perhitungan yang intensif, pendekatan yang disederhanakan telah
mengembangkan yang sangat cocok untuk perhitungan manual. Pendekatan
sederhana pertama diusulkan oleh McGrath (1964) sebagai tanggapan terhadap
metode kompleks yang melibatkan penerapan integral fourier yang diperkenalkan
oleh Neher (1964). Pendekatan yang disederhanakan menggunakan persamaan
steady state (4.3), tetapi membutuhkan modifikasi dari ketahanan termal eksternal
dari kabel. Pendekatan McGrath terus menjadi dasar bagi sebagian besar
perhitungan beban siklik yang dilakukan di Amerika Utara. Karena hanya
membutuhkan modifikasi dari nilai T4, kami memperkenalkannya ketahanan
termal pada bagian 9.6.7.
Pendekatan lain yang disederhanakan diperkenalkan oleh Goldenberg
(1957) dan kemudian diadopsi oleh IEC (1985, 1989). Pendekatan ini, berlaku
untuk kabel tunggal atau sistem kabel yang terdiri dari kabel yang identik dan
sama-sama dimuat dalam medium yang seragam.
Tingkat siklus satu kabel inti tunggal atau sekelompok kabel identik yang
sam terletak di tanah yang sama jemis memerlukan perhitungan faktor penilaian
siklik M yang memungkinkan arus nilai steady state yang diizinkan (load factor
100%) dapat dikalikan untuk mendapatkan nilai puncak yang diinginkan saat ini
selama siklus harian (24 jam) sedemikian rupa sehingga suhu konduktor tercapai,
tetapi tidak melebihi suhu maksimum standar yang diizinkan selama siklus.
Faktor yang mempengaruhi dengan cara ini menggunakan suhu steady state, yang
biasanya merupakan suhu maksimum yang diizinkan sebagai rujukannya. Faktor
timgka siklik hanya bergantung pada bentuk siklus harian, dan tidak bergantung
pada besaran arus aktual.
Goldenberg (1959) menurunkan ekspresi untuk mempertimbangkan
bentuk keseluruhan siklus M. Kemudian, ia menunjukkan bahwa itu cukup untuk
mempertimbangkan faktor kehilangan beban dari siklus dan detail dari arus beban
6 jam sebelum suhu konduktor maksimum (Goldenberd, 1957). Nilai sebelumnya
dapat diwakili dengan akurasi yang cukup dengan menggunakan rata-rata. Faktor
beban kerugian µ memberikan rata-rata ini (perhitungan faktor ini diilustrasikan
pada contoh 5.5 di bawah). Penempatan waktu suhu maksimum dilakukan dengan
inspeksi, mengingat bahwa meskipun biasanya terjadi pada akhir periode arus
maksimum ini mungkin tidak selalu terjadi. Faktor beban kerugian µ dari siklus
ditentukan oleh penguraian kehilangan siklus kabel pada tanah ditemukan dengan
menambahkan respon bersama ke setiap pulsa persegi panjang per jam, dengan
mempertimbangkan periode waktu antara setiap pulse dan waktu untuk suhu
maksimum.
Contoh 5.5
Tentukan load loss factor µ daily load curve yang ditunjukkan pada gambar 5.7
(1EC, 1989). Siklus beban harian diberikan sebagai pecahan dari arus maksimum
dalam tabel 5.6 (IEC, 1989)( kolom terakhir akan digunakan dalam contoh 5.6
nanti di bagian ini). Persamaan dari factor load loss sebagai berikut:
88
Gambar 5.7 (a) beban siklik dibagi dengan beban tertinggi (b) grafik beban
kerugian (IEC Standard 853-2. 1989)
untuk nilai numerik dari kurva beban dalam tabel 5.6 persamaan faktor kehilangan
bebab sbb:
89
Tabel 5.6 Detail dari siklus beban pada gambar 5.7
Ketika suhu konduktor naik pada saat i penerapan fungsi langkah kerugian yang
sesuai dengan arus pengenal IR menjadi theta R (i0. Kenaikan suhu yang sesuai
dengan arus siklik dengan nilai maksimum saya akan disumbangkan oleh thata (i).
kenaikan suhu maksimum conduxtor pada saat r setelah apllication pulsa arus
persegi panjang dari durasi 1 jam diberikan oleh ekspresi (5.17) .Karena kenaikan
suhu diasumsikan sebanding dengan kuadrat te saat ini, kenaikan suhu pada saat t
= 0 sama dengan
90
Sama halnya, ketika beban cyclic dipasang pada konduktor, pada akhirnya ketika
waktu τ, suhu maksimum konduktor meningkat dan sebanding dengan:
Berdasarkan pengertian dari faktor pencapaian ɑ(t) dan ᵦ(t) dari kondoktor kabel
dan permukaan luar kabel, secara berurutan, didapat
Yang mana Wt adalah total rugi rugi joule pada kabel, ratio didapat dari
Dimana
91
sebagaimana akan ditunjukkan pada bab 9, resistansi thermal external dari kabel
tunggal yang ditanamkan dalam tanah yang seragam sama dengan (ᵨ1/2
𝜋)ln(4L*/D*) Dimana L* adalah
kedalaman pemakaman kabel dan D* adalah diameter eksternalnya, keduanya
dalam meter. Dengan ditambahkan ini kepada persamaan terakhir, kita dapatkan
Dengan rasio temperatur didapat pada (5.29) dan 𝜏 biasanya dianggap sama
dengan 6 jam.
perhitungan disederhanakan secara signifikan ketika faktor pencapaian konduktor
dapat diasumsikan sama. Dalam kasus ini, persamaan didapat dengan bentuk
Dimana
92
ƟR(i) adalah kenaikan temperatur konduktor dengan panas paling tinggi dalam
grup kabel. Resistansi thermal external dari panas paling tinggi pada kabel di
persamaan (5.30) dan (5.31) dimana sekarang masukan efek dari (N-1) kabel dan
bisa dilambangkan T4 + ∆𝑇4. Pengaplikasian persamaan (5.12). Kita dapatkan
persamaan dalam bentuk baru (5.31):
dimana
Dengan faktor dpp/dpp tidak temasuk, melepas (N-1) faktor dalam (5.37a). jarak
dpp dan dpp diartikan di gambar 5.4
93
Contoh 5.6
Tentukan faktor pemeringkatan siklus dari sistem kabel yang dianalisis pada
contoh 5.3. Pertama, kita harus mengidentifikasi waktu selama 24 jam di mana
kita berharap bahwa kenaikan suhu konduktor akan mencapai nilai
maksimumnya. Dari analisis nilai-nilai dalam tabel 5.6, kami memilih i = 18
sebagai jam di mana maksimum ini terjadi. Perhatikan bahwa ini bukan waktu
beban maksimum, dan pilihan ini didasarkan pada teknik jugment. Enam jam
sebelumnya digarisbawahi dalam tabel 5.6 dan nilai-nilai Y menyusun kembali.
Urutan baru ditampilkan di kolom terakhir tabel 5.6
Sebagian besar kerja untuk penentuan faktor penilaian siklik untuk
sistem kabel yang sedang dipertimbangkan telah dilakukan pada contoh 5.3.
Khususnya, faktor pencapaian konduktor ʆ (t) dan nilai integral eksponensial telah
dihitung untuk semua jam. Faktor beban-rugi telah dievaluasi pada contoh 5.5.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi faktor pencapaian permukaan kabel B1
(t). perhitungan sampel dilakukan di bawah ini untuk t = 1 jam dengan nilai
remaning diringkas dalam kolom 3 dari tabel 5.8
Variabel bantu didefinisikan dalam persamaan (5.37a) dan (5.37b) adalah sama
dengan
Dari persamaan (5.38) dan tabel 5.1 dan 5.2 yang kami dapatkan
94
Selanjutnya, dari persamaan (5.39), kita menghitung faktor k1 dengan
nilai T4 + ᴧT4 yang diberikan di atas (ketahanan termal eksternal yang diberikan
dalam tabel A1 sudah termasuk efek pemanas) dan setara ketahanan termal TA
dan TB dari contoh 5.3. kita dapatkan
Faktor cyclic rating sekarang dihitung dari persamaan (5.33) sebagai berikut:
Dengan demikian, nilai puncak yang didapat dari arus beban siklik adalah
95
Contoh 5.7
Tentukan faktor penilaian siklik untuk kabel tiga-inti tunggal dengan kurva beban
yang memiliki karakteristik berikut: (1) arus maksimum berkelanjutan
berlangsung selama minimal 6 jam, dan (2) tiga tidak ada pembatasan pada
bentuk pengingat dari siklus, kecuali bahwa kenaikan suhu konduktor maksimum
terjadi pada akhir durasi arus tinggi yang berkelanjutan.
Contoh 5.8
Asumsikan bahwa faktor rating siklik M telah diturunkan untuk sistem kabel yang
terletak di tanah dengan resistivitas termal p. Kami akan menentukan faktor siklik
baru untuk sistem kabel yang sama dengan resistivitas termal tanah sama dengan
p. Kami kemudian akan menggunakan rumus yang dihasilkan untuk menentukan
peringkat siklik dari sistem dalam contoh 5.6 dengan resistivitas termal tanah 0,85
K.m / W.
Faktor k dan k1 [lihat persamaan (5.30) dan (5.39)] tergantung pada
kedalaman peletakan dan resistivitas tanah. Kami akan menggunakan kembali
persamaan (5.30) sebagai berikut:
Dimana T adalah resistan termal internal kabel seolah-olah semua rugi-rugi joule
dihasilkan pada konduktor. Sekarang, jika kondisi peletakan "a" yang diketahui
nilai k, ubah ke kondisi "b", lalu
96
Dimana 𝑇4𝑎 dan 𝑇4𝑏 merupakan tahanan termal eksternal untuk kondisi "a" dan
"b", masing-masing. Komputasi T dari (5.44) dan diganti menjadi (5.45), kita
dapatkan
Ampacity steady state dari sistem kabel ini sekarang lebih besar dari sebelumnya.
Peringkat steady-state yang baru sama dengan 674 A. Oleh karena itu, peringkat
siklik baru sama dengan 1,21. 674 = 815 A
97
5.6.3.2 Pengembangan faktor peringkat siklus
Perhitungan dari factor peringkat siklus ditunjukkan sebagai berikut. Respon
kabel dan lingkungan termasuk efek dari kapasitansi suhu bagian dalam. Yang
ditunjujkkan dengan rumus 5.2. Berdasarkan pada bagian awal capter kenaikan
suhu mengacu kepada kehilangan joule. Dan persamaan sebagaimana perhitungan
pada tingkatannya,
I= MIg (5,47)
Dimana ig adalah tingkat ketahan suhu bagian luar tanpa zona kering. Beban pada
Ig bias dibawa jika permukaan kabel dibawah muatan steady state. Pada kasus ini
M bias diaplikasikan tanpa perbaikan.
Berdasarkan kasus zona kering diduga terbentuk dan tahanan suhu kabel
eksternal meningkat.
I= MIg=M1ig (5.48)
Dari persamaan diperoleh
(5.49)
Dengan menggunakan notasi khusus.
Dimana
Dimana
Berdasarkan (5.50) dengan (5.51) dengan rasio tahanan suhu diberikan (5.53) kita
peroleh persamaan M1. Dari persamaan ini dapat kita subtitusi
M1 digambarkan dengan
98
Dimana adalah puncak permukaan kabel kenaikan suhu terjadi pada saat
Karena,
Dimana,
Contoh 5.9
Tentukan nilai faktor putaran pada kabel yang dijelaskan contoh 5.6, dengan
mempertimbangkan migrasi kelembaban. Diasumsikan thermal resistivitas tanah
kering sebesar 2.5 K.m/W dan suhu tanah tertinggi (kritikal) adalah 35 K.
Pertama, kita hitung dari persamaan 5.58, nilai A’ dengan rasio temperatur
dan faktor pencapaian bedasarkan tabel 5.8 :
Kenaik suhu pada konduktor pada rugi Joule adalah 90-15=75 K dengan rugi
dielektrik diabaikan. Dari contoh 5.6, M=1.23, k=0.856, dan α(6)=1. Faktor rugi
telah dihitung pada contoh 5.5 dan μ=0.504. Namun, kenaikan suhu puncak dari
permukaan kabel sama dengan :
99
Ini lebih besar dari nilai tertinggi (kritikal) 35 K; karenanya, pengeringan dapat
diaharapkan. Nilai faktor yang sudah dikoreksi untuk kondisi ini adalah,
bedasarkan persamaan (5.54), sama dengan
Dimana, W0=I12.R1 dan W=IR2.RR merupakan peningkatan suhu per unit volume
konduktor pada saat t=0 dan pada selama steady-state. IR adalah nilai arus steady-
state dan resistansi konduktor AC yang sesuai dengan arus ini dilambangkan
dengan RR. Sekarang subtitusi ketentuan dari rugi konduktor, persamaan (5.6) dan
dituliskan lagi sebagai
100
Dimana,
𝛩𝑅 (𝑡)
Rasio dilambangkan diperoleh dari perhitungan kedua kenaikan
𝛩𝑅 (∞)
suhu yang terpisah. Kenaikan suhu konduktor pada saat steady-state dari
lingkungan sangat sederhana
101
CONTOH 5.10
Asumsikan sistem kabel pada contoh 5.3 dengan arus operasi 550 A secara
kontinu., dengan suhu steady-state yang 70oC (ampacity pada rangkaian ini pada
standar 90oC yang sudah dicantumkan pada Appendix A sebagai I2=629 A).
Tentukan level arus darurat yang dilakukan selama 6 jam tanpa melebihi suhu
operasi 105oC.
Bedasarkan permasalahan, didapatkan
θR = 30.4 (lihat tabel 5.2 kolom 5) untuk penerapan fungsi langkah nilai arus.
Arus darurat diperoleh dengan persamaan (5.62).
102
Gambar 5.8 Waktu pada pengurangan suhu pada 1 K pada sumbu dari bagian
tengah kabel rangkaian pertama dikarenakan pengurangan arus hingga nol pada
rangkaian kedua (IEC, 1989)
103
Karena,
Dimana,
Contoh 5.9
Tentukan nilai faktor putaran pada kabel yang dijelaskan contoh 5.6, dengan
mempertimbangkan migrasi kelembaban. Diasumsikan thermal resistivitas tanah
kering sebesar 2.5 K.m/W dan suhu tanah tertinggi (kritikal) adalah 35 K.
Pertama, kita hitung dari persamaan 5.58, nilai A’ dengan rasio temperatur
dan faktor pencapaian bedasarkan tabel 5.8 :
Kenaik suhu pada konduktor pada rugi Joule adalah 90-15=75 K dengan rugi
dielektrik diabaikan. Dari contoh 5.6, M=1.23, k=0.856, dan α(6)=1. Faktor rugi
telah dihitung pada contoh 5.5 dan μ=0.504. Namun, kenaikan suhu puncak dari
permukaan kabel sama dengan :
Ini lebih besar dari nilai tertinggi (kritikal) 35 K; karenanya, pengeringan dapat
diaharapkan. Nilai faktor yang sudah dikoreksi untuk kondisi ini adalah,
bedasarkan persamaan (5.54), sama dengan
100
formula untuk menghitung nilai waktu pendek dari rangkaian tunggal bedasarkan
suhu konduktor transien yang sudah diketahui seperti yang diturunkan pada
bagian 5.2.
5.7.1 Rangkaian yang Diisolasi Secara Thermal
Mempertimbangkan pada sebuah isolasi yang ditanamkan membawakan
arus konstan I1 diaplikasikan untuk keadaan steady-state yang lama dengan hasil
yang baik didapatkan. Jika putaran beban dengan nilai puncak arus sama dengan I
ampere dapat diaplikasikan pada waktu yang lama, kemudian I1=√𝜇I dimana μ
faktor rugi beban pada putaran beban. Kemudian, dari t yang didefinisikan t=0,
maka sebuah beban arus darurat I2 (lebih besar dari I1) diterapkan. Jika I2
diterapkan pada sebuah waktu t, pertanyaan yaitu berapa besar nilai I2 pada
konduktor tersebut tidak melebihi nilai yang ditentukan, mempertimbangkan
variasi resistivitas elektricalnya dengan suhu konduktor. Efek rugi dielektrik
diabaikan dahulu, namun dipertimbangkan pada akhirnya.
Berikut, diasumsikan peningkatan panas per unit volume dari konduktor
pada saat t pembebanan dalam keadaan darurat adalah konstan dan sama dengan
Wmax pada akhir pembebanan dalam keadaan darurat. Peningkatan suhu
konduktor meningkat dari lingkungan adalah θmax. Goldenberg (1971) telah
menunjukkan asumsi ini nilai arus keadaan darurat yang aman dapat diperoleh,
dituliskan
Dimana, W0=I12.R1 dan W=IR2.RR merupakan peningkatan suhu per unit volume
konduktor pada saat t=0 dan pada selama steady-state. IR adalah nilai arus steady-
state dan resistansi konduktor AC yang sesuai dengan arus ini dilambangkan
dengan RR. Sekarang subtitusi ketentuan dari rugi konduktor, persamaan (5.6) dan
dituliskan lagi sebagai
Dimana,
101
θR(t) = kenaikan suhu konduktor dari lingkungan pada waktu t setelah
pengaplikasian dari arus IR mengabaikan variasi rensistansi konduktor
dengan suhu dari t=0
ΘR (0) = kenaikan suhu konduktor steady-state dari lingkungan dengan
mengikuti penerapan dari I1
Nilai arus keadaan darurat diperoleh dengan persamaan (5.61) untuk I2 :
𝛩𝑅 (𝑡)
Rasio dilambangkan diperoleh dari perhitungan kedua kenaikan
𝛩𝑅 (∞)
suhu yang terpisah. Kenaikan suhu konduktor pada saat steady-state dari
lingkungan sangat sederhana
102
Kenaikan suhu yang dikarenakan rugi dielektrik yaitu 0 K. Sehingga, dari
persamaan (5.63)
θR = 30.4 (lihat tabel 5.2 kolom 5) untuk penerapan fungsi langkah nilai arus.
Arus darurat diperoleh dengan persamaan (5.62).
103
Gambar 5.8 Waktu pada pengurangan suhu pada 1 K pada sumbu dari bagian
tengah kabel rangkaian pertama dikarenakan pengurangan arus hingga nol pada
rangkaian kedua (IEC, 1989)
104