Anda di halaman 1dari 37

BAB 5

Persamaan Rating – Kondisi Transien

5.1 PENGENALAN
J.H. Neher memulai jurnal terkenalnya pada tahun 1964 (Neher, 1964) dengan
menyatakan: “Perhitungan kenaikan temperatur transien pada sistem kabel
tertanam, yang mana, penentuan kurva dari kenaikan temperatur konduktor
terhadap waktu setelah penerapan arus konstan konduktor, telah membuat
banyak insinyur kabel tertarik selama beberapa tahun.” 30 tahun berlalu setelah
jurnal ini dipresentasikan di Toronto, dan daya tarik insinyur kabel pada subjek ini
tidaklah berkurang. Sebaliknya, dilihat dari jumlah publikasi yang berkaitan
dengan topik ini, dapat disimpulkan bahwa tidak hanya jumlah insinyur kabel
yang meningkat secara drastis dalam kurun waktu 30 tahun, atau subjek yang
meningkat secara signifikan setelah perhitungan steady-state sudah lebih atau
kurang dari standar, atau mungkin bisa keduanya.
Pada perhitungan persamaan rating, tiga pernyataan berikut merupakan
point penting:
1. Arus yang diberikan pada kondisi sedang beroperasi (temperatur
konduktor), berapa temperatur komponen akhir jika beban dinaikkan
dalam jumlah tertentu dan jika beban baru dipertahankan dalam waktu
tertentu?
2. Berapa arus maksimum yang bisa dibawa kabel dalam waktu yang
ditentukan jika temperatur konduktor tidak bisa melebihi batas
temperatur?
3. Arus yang diberikan pada kondisi beroperasi, berapa lama beban besar
yang baru bisa diterapkan tanpa melampaui batas temperatur?

Pertanyaan pertama membutuhkan perhitungan dari temperatur komponen


setelah periode waktu tertentu (termasuk kondisi steady-state). Dapat diselesaikan
dengan metode yang dideskripsikan di bagian 5.2 dan 5.3.
Pertanyaan kedua berkaitan dengan masalah klasik dari rating transien
yang melingkupi kondisi siklik. Temperatur operasi awal, yang menyatakan
kondisi spesifik dari preloading akan diberikan. Kondisi ini bisa didapat dari
perhitungan steady-state atau monitoring online. Periode waktu dapat bervariasi
antara 10 menit sampai tak hingga. Pada kasus selanjutnya, akan didapat rating
steady-state siklik pada kabel. Kurva beban, akan berbeda untuk setiap sirkuit
kabel, bisa jadi memiliki kurva yang sama sebelum permulaan dari kondisi
transien, namun diskalakan dengan tepat untuk melihat perubahan pada beban.
Secara alternatif, kurva khusus dapat diterapkan selama durasi transien (fungsi
step dapat diterapkan pada beberapa kabel).
Pertanyaan ketiga menyangkut tentang operasi saat kondisi darurat pada
sistem dan operator sistem harus mengetahui berapa lama kondisi ini bisa
ditolerir.
Untuk menjawab pertanyaan pertama, perhitungan temperatur komponen
sangat beragam dengan waktu yang diperlukan. Perhitungan dideskripsikan
dengan model matematika yang dijelaskan pada bab ini. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan: (1) pemilihan waktu step yang tepat, (2) penanganan yang

67
tepat pada kabel yang memanas, dan (3) kebutuhan untuk memperhitungan variasi
dari resistansi listrik dari komponen logam dengan temperatur. Perlakuan untuk 2
kondisi terakhir akan dibahas pada bagian 5.2 dan 5.5. pemilihan waktu step
tergantung pada prosedur yang diterapkan pada diskritasi kurva beban.
Penjelasan ringkas akan didiskusi pada bagian 11.2.3.
Pada dasarnya, perhitungan rating transien (pertanyaan kedua di atas)
memerlukan prosedur yang berulang-ulang (iterasi). Iterasi utama melibatkan
pengaturan beban kabel. Pada setiap langkah iterasi, beban dari setiap kabel akan
dipilih dan temperatur komponen yang diinginkan akan terkalkulasikan (lihat
gambar 5.1). langkah ini membutuhkan prosedur yang sama seperti pertanyaan
nomor 1.
Untuk menjawab pertanyaan ketiga, iterasi utama harus memungkinkan
adanya kenaikan positif atau negatif pada waktu. Saat waktu horizon sudah
disetting untuk iterasi tertentu, maka komputasi temperatur akan dihitung. Jika
temperatur komponen berada pada batas toleransi dari temperatur yang
diinginkan, maka proses akan berhenti; disisi lain, waktu horizon baru akan
disetting dan algoritma diulang.
Berdasarkan diskusi di atas, prosedur untuk menilai temperatur merupakan
blok komputasional utama dari tiga kasus yang tertera. Blok ini membutuhkan
prosedur pemograman yang rumit dalam memperhitungkan panas timbal balik,
dan untuk pengaturan yang cocok dalam perhitungan rugi-rugi pada perubahan
resistansi konduktor dan temperatur.
Rating transien dari kabel daya membutuhkan solusi persamaan untuk
gambar 3.5. kuantitas yang tidak diketahui pada kasus ini adalah variasi dari
kenaikan temperatur konduktor dengan waktu, . Tidak seperti analisa steady-
state, temperatur ini bukan merupakan fungsi sederhana dari arus konduktor .
Oleh karena itu, merupakan proses untuk menentukan nilai maksimum dari
sehingga temperatur maksimum operasi konduktor tidak melebihi prosedur iterasi.
Pengecualian pada kasus sederhana kabel identik yang membawa arus yang sama
berada pada medium seragam. Perkiraan sudah diajukan untuk kasus ini, dan
persamaan rating yang jelas sudah dikembangkan. Kita akan diskusikan kasus ini
pada bab berikutnya.

68
Gambar 5.1 Flowchart untuk perhitungan rating pada analisa transien

5.2 RESPON PADA FUNGSI STEP


5.2.1 Pendahuluan
Setelah kita lihat sistem kabel sederhana di atas, atau kasus dasar pada
beberapa sirkuit kabel pada pengurukan atau bank saluran, titik awal dari analisa
tersebut adalah solusi dari persamaan pada gambar 3.5. tujuan kita adalah untuk
mengembangkan prosedur yang mengevaluasi perubahan temperatur terhadap
waktu pada komponen kabel yang beragam. Seperti yang diobservasi oleh Neher
(1964), peningkatan temperatur transien pada beban beragam bisa didapat dengan
membagi kurva beban pada konduktor menjadi jumlah yang cukup untuk waktu
interval, selama salah satu beban dianggap konstan. Sehingga, respon kabel
terhadap perubahan step pada arus beban akan dipertimbangkan terlebih dahulu.
Respon ini bergantung pada kombinasi kapasitansi termal dan resistansi
yang dibentuk oleh bagian konstituen dari kabel itu sendiri atau sekelilingnya.
Kepentingan relatif dari berbagai bagian bergantung pada durasi transien yang
dipertimbangkan. Sebagai contoh, kabel yang tergeletak di tanah, kapasitansi
termal kabel, dan cara kabel diperhitungkan, adalah penting untuk transien durasi
pendek, namun bisa diabaikan ketika respon dalam waktu lama diperlukan.
Kontribusi dari tanah sekitar kabel, pada sisi lain diabaikan untuk waktu yang
singkat, namun diperlukan dalam perhitungan dalam waktu transien yang lama.

69
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa waktu konstan kabel lebih pendek dari
pada waktu konstan tanah sekitar.
Jaringan termal yang dipertimbangkan dalam pekerjaan ini adalah derivasi
dari parameter jaringan tangga yang diperkenalkan pada awal sejarah perhitungan
rating transien (Buller, 1951 ; Van Wormer, 1955; Neher, 1964; CIGRE, 1972;
IEC 1985, 1989). Untuk tujuan komputasional, Baudoux (1962) lalu Neher (1964)
diusulkan untuk menunjukkan kabel dalam 2 loop. Baudoux menyediakan
prosedur untuk menggabungkan beberapa loop, untuk mendapatkan dua bagian
jaringan yang pada akhirnya diadopsi dari CIGRE WG 02 dan dipublikasikan di
Electra (CIGRE, 1972). Topik ini ada di bagian 3.3.2. namun, transformasi dari
jaringan multiloop menjadi dua loop tidak hanya memerlukan kerja manual
sebelum perhitungan transien yang sebenarnya dapat dilakukan, namun juga
menghambat perhitungan suhu pada bagian-bagian kabel selain konduktor.
Prosedur diberikan di bawah ini untuk solusi analitik pada seluruh jaringan. Pada
dasarnya, jaringan terkadang memiliki perbedaan durasi trasient yang cepat atau
lama, dan biasanya, batas durasi untuk membedakan dua kasus ini bisa
membutuhkan waktu 1 jam. Transient yang singkat didapat dalam waktu
setidaknya 10 menit. Untuk lebih detail mengenai waktu divisi antara transient
yang cepat atau lama bisa ditemukan pada bagian 3.3.
Kenaikan suhu pada komponen kabel (konduktor, selubung, jaket, dll) bisa
dihitung dengan menjumlahkan dua komponen; kenaikan temperatur dalam dan
luar kabel. Metode dalam mengkombinasi kedua komponen ini diperkenalkan
oleh Morello (Morello, 1958; CIGRE, 1972; IEC, 1985, 1989), membuat
penyisihan panas yang berakumulasi pada bagian pertama sirkuit termal yang
berakhir pada pengurangan yang sesuai pada panas yang memasuki bagian kedua
selama transien. Faktor pengurangan, dikenal sebagai faktor attainment , dari
bagian pertama pada sirkuit termal dihitung sebagai rasio dari kenaikan
temperatur dari bagian pertama pada waktu t selama transien hingga kenaikan
temperatur pada bagian yang sama pada kondisi steady-state. Lalu, temperatur
transien dari bagian kedua pada sirkuit termal tersusun atas respon terhadap fungsi
step panas input yang dilipatgandakan dengan pengurangan koefisien (variabel
waktu) sama dengan faktor attainment pada bagian pertama. Evaluasi dari
temperatur ini akan didiskusi di bawah. Kebenaran dari hipotesis Morello ini
didemonstarasikan dengan eksperimen yang dibawakan oleh Wlodarski dan
Cabiac (1966).
5.2.2 Kenaikan Temperatur pada Bagian Dalam Kabel
Bagian dalam kabel mencakup kelengkapan kabel yang meliputi bagian
terluar atau proteksi anti korosi. Jika kabel berada dalam pipa atau saluran, pipa
atau saluran (meliputi kover pipa proteksi) juga termasuk. Untuk kabel di udara,
kabel memanjang sejauh udara bebas.
Analisa dari jaringan linear, seperti pada gambar 3.5, melibatkan
penentuan fungsi respon yang disebabkan oleh penerapan fungsi forcing. Pada
kasus kita, fungsi function adalah rugi panas pada koduktor, dan respon berupa
kenaikan temperatur diatas permukaan kabel pada node i. ini dicapai dengan
memanfaatkan kuantitas matematis yang disebut fungsi transfer pada jaringan.
Dan fungsi transfer ini merupakan transformasi Fourier dari respon unit-impuls
pada jaringan.

70
Transformasi Laplace dari fungsi transfer jaringan ditunjukan pada rasio berikut :

(5.1)
P(s) dan Q(s) adalah polinomial, bentuknya berdasarkan jumlah loop yang ada
pada jaringan. Node i bisa menjadi konduktor atau layer kabel lainnya. Dalam hal
waktu, respons dari jaringan dapat diekspresikan sebagai berikut (Van
Valkenburg, 1964)2,

(5.2)
Keterangan :
ϴi(t) = Kenaikan Temperatur pada node i dalam waktu t, °C
We = Rugi-rugi konduktor dan efek kulit, W/m
Tij = Koefisien, °C . W/m
Pj = Time Konstan, s-1
t = Waktu dari awal langkah, s
n = Jumlah loop
i = index node
j = index dari 1 sampai n

Koefisien Tij dan time konstan Pj didapatkan dari pole dan zero dari
persamaan 5.1 fungsi transfer jaringan ekivalen. Pole dan zero dari fungsi H(s)
didapatkan dari menyelesaikan persamaan yang mana Q(s) = 0 dan P(s) = 0. Dari
teori rangkaian, nilai dari koefisien Tij adalah :

(5.3)
Keterangan :
α(n-i)i = koefisien dari persamaan numerator pada fungsi transfer
bn = koefisien pertama dari persamaan denominator pada fungsi transfer
Zki = zero pada fungsi transfer
Pj = pole pada fungsi transfer

Sebuah algoritma untuk perhitungan dari koefisien pada fungsi transfer


dapat dilihat pada Appendix B.
Sebelum desktop pada komputer menjadi banyak tersedia, beberapa
penelitian menyediakan versi yang lebih sederhan dari persamaan (5.2) dan (5.3).
Sebuah review yang menarik yang diambil pada bagian ini adalah Baudoux
(1962), Van Wormer (1955), Morello (1958), dan Wlodarski (1963) dapat
ditemukan pada Wlodarski dan Cabiac (1966). Mereka juga mempersembahkan
hasil dari percobaan dilakukan untuk memeriksa beragam model. Hasil dari
analisis mereka diadopsi oleh CIGRE dan IEC dan bentuk dasar standar sekarang.

71
Contoh 5.1 :
Sebuah pernyataan dari persamaan sederhana (5.2) didapat saat n = 2.
Konstruksi dari sebuah jaringan yang didiskusikan pada bagian 3.3.2 dan jaringan
ditunjukan pada gambar 5.2

Gambar 5.2 Sebuah jaringan temperatur ekivalen yang terdiri dari 2 loop
Pada kasus yang sederhana ini, solusi bergantung pada waktu untuk temperatur
konduktor yang bisa dengan mudah didapatkan secara langsung. Bagaimanapun,
untuk menggambarkannya, kita akan menghitung temperatur dari persamaan (5.1)
dan (5.3).
Fungsi transfer jaringan diberikan pada rumus sebagai berikut :

(5.4)
Karena kita tertarik untuk mendapatkan temperatur konduktor, i = 1 dan j = 1,2.
Untuk menyederhanakan notasi, kita akan menggunakan pengganti sebagai
berikut:
(5.5)
Zero dan pole pada persamaan (5.4) bisa dengan mudah didapat :

Dimana,

(5.6)
Dari persamaan (5.4),

Demikian,

Dari persamaan (5.3), kita mendapatkan

Tapi,

72
Karenanya,

(5.7)
Akhirnya, temperatur konduktor sebagai fungsi waktu didapatkan dari persamaan
(5.2),

(5.8)
Yang mana We adalah rugi-rugi daya per satuan panjang dalam sebuah konduktor
berdasarkan pada tercapainya maksimum temperatur konduktor. Rugi daya
diasumsikan konstan selama tahapan transien. Lebih lanjut,

(5.9)
Karna penyelesaian dari persamaan jaringan untuk jaringan dua loop
cukup sederhana, publikasi IEC 853-1 (1985) dan 853-2 (1989)
merekomendasikan bahwa bentuk ini bisa digunakan pada analisis transien.
Contoh dari konversi jaringan multi loop ke persamaan dua bagian dapat dilihat
pada bagian 3.3.3. Langkah-langkah perhitungan dua loop dipublikasikan pada
saat akses ke komputer cepat sangat terbatas (Wlodarski, 1966; CIGRE, 1972).
Sekarang, keterbatasan ini sudah tidak bertahan lama sebagai sebuah masalah, dan
representasi dari jaringan penuh direkomendasikan pada perhitungan analisis
transien. Rekomendasi ini terutama berlaku pada saat temperatur dari komponen
kabel, selain konduktor, yang menarik.

5.2.3 Bagian Dua dari Rangkaian Panas Dipengaruhi Oleh Tanah


Kenaikan temperatur transien dari permukaan terluar kabel dapat
diselesaikan secara tepat pada kasus ini yang dipresentasikan oleh sebuah sumber
line yang berlokasi dalam homogen, media tak terbatas dengan temperatur awal
seragam. Dengan asumsi ini, persamaan (2.15) bisa ditulis sebagai :

Dimana,
ρs = resistivitas panas tanah, K. m/W
δ = 1/ρsc = difusivitas panas tanah (lihat bagian 5.4), m2/s

Integralkan persamaan diatas, maka didapatkan

Dan buatlah perubahan pada variabel,

73
Dimana disebut integral eksponensial. Nilai dari integral
eksponensial bisa didapatkan pada

(5.9a)

74
Contoh 5.6
Tentukan faktor pemeringkatan siklus dari sistem kabel yang dianalisis pada
contoh 5.3. Pertama, kita harus mengidentifikasi waktu selama 24 jam di mana
kita berharap bahwa kenaikan suhu konduktor akan mencapai nilai
maksimumnya. Dari analisis nilai-nilai dalam tabel 5.6, kami memilih i = 18
sebagai jam di mana maksimum ini terjadi. Perhatikan bahwa ini bukan waktu
beban maksimum, dan pilihan ini didasarkan pada teknik jugment. Enam jam
sebelumnya digarisbawahi dalam tabel 5.6 dan nilai-nilai Y menyusun kembali.
Urutan baru ditampilkan di kolom terakhir tabel 5.6
Sebagian besar kerja untuk penentuan faktor penilaian siklik untuk
sistem kabel yang sedang dipertimbangkan telah dilakukan pada contoh 5.3.
Khususnya, faktor pencapaian konduktor ʆ (t) dan nilai integral eksponensial telah
dihitung untuk semua jam. Faktor beban-rugi telah dievaluasi pada contoh 5.5.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi faktor pencapaian permukaan kabel B1
(t). perhitungan sampel dilakukan di bawah ini untuk t = 1 jam dengan nilai
remaning diringkas dalam kolom 3 dari tabel 5.8

Variabel bantu didefinisikan dalam persamaan (5.37a) dan (5.37b) adalah sama
dengan

Dari persamaan (5.38) dan tabel 5.1 dan 5.2 yang kami dapatkan

Selanjutnya, dari persamaan (5.39), kita menghitung faktor k1 dengan


nilai T4 + ᴧT4 yang diberikan di atas (ketahanan termal eksternal yang diberikan
dalam tabel A1 sudah termasuk efek pemanas) dan setara ketahanan termal TA
dan TB dari contoh 5.3. kita dapatkan

Rasio dihitung dari persamaan (5.40). Sebagai contoh, kami


akan menghitung rasio ini untuk i = 1. Nilai yang tersisa, sesuai dengan nilai Y
yang digarisbawahi dalam tabel 5.6, ditunjukkan pada kolom 5 dalam tabel 5.8

81
Faktor cyclic rating sekarang dihitung dari persamaan (5.33) sebagai berikut:

Dengan demikian, nilai puncak yang didapat dari arus beban siklik adalah

Contoh 5.7
Tentukan faktor penilaian siklik untuk kabel tiga-inti tunggal dengan kurva beban
yang memiliki karakteristik berikut: (1) arus maksimum berkelanjutan
berlangsung selama minimal 6 jam, dan (2) tiga tidak ada pembatasan pada
bentuk pengingat dari siklus, kecuali bahwa kenaikan suhu konduktor maksimum
terjadi pada akhir durasi arus tinggi yang berkelanjutan.

Contoh 5.8
Asumsikan bahwa faktor rating siklik M telah diturunkan untuk sistem kabel yang
terletak di tanah dengan resistivitas termal p. Kami akan menentukan faktor siklik
baru untuk sistem kabel yang sama dengan resistivitas termal tanah sama dengan

82
p. Kami kemudian akan menggunakan rumus yang dihasilkan untuk menentukan
peringkat siklik dari sistem dalam contoh 5.6 dengan resistivitas termal tanah 0,85
K.m / W.
Faktor k dan k1 [lihat persamaan (5.30) dan (5.39)] tergantung pada
kedalaman peletakan dan resistivitas tanah. Kami akan menggunakan kembali
persamaan (5.30) sebagai berikut:

Dimana T adalah resistan termal internal kabel seolah-olah semua rugi-rugi joule
dihasilkan pada konduktor. Sekarang, jika kondisi peletakan "a" yang diketahui
nilai k, ubah ke kondisi "b", lalu

Dimana 𝑇4𝑎 dan 𝑇4𝑏 merupakan tahanan termal eksternal untuk kondisi "a" dan
"b", masing-masing. Komputasi T dari (5.44) dan diganti menjadi (5.45), kita
dapatkan

Nilai baru k1 diperoleh dengan cara yang sama. Dalam contoh, kedalamannya
tidak berubah. Karena itu,

Ampacity steady state dari sistem kabel ini sekarang lebih besar dari sebelumnya.
Peringkat steady-state yang baru sama dengan 674 A. Oleh karena itu, peringkat
siklik baru sama dengan 1,21. 674 = 815 A

83
84
Untuk waktu 1 jam diberikan sebagai berikut ; nilai untuk dibawah ini dan
waktu lainnya dirangkum pada tabel 5.4

Konduktor menuju faktor pencapaian permukaan kabel ditentukan pada


masing-masing step waktu dari persamaan (5.9). Perhitungan untuk waktu 1 jam
diberikan sebagai berikut. Nilai untuk waktu ini dan masing-masing saat waktu
lainnya ditunjukan pada tabel 5.4

(2)Sirkuit termal untuk kenaikan temperature yang disebabkan oleh


kehilangan energy(joule), dan perhitungan respon dari sirkuit kabel.
Sirkuit termal untuk tipe kabel yang diperoleh dari tabel A.1 dan contoh
3.7. Nilai nilai berikut diperoleh :

Kenaikan temperature sementara untuk setiap step ditentukan kembali


pada persamaan 5.8. Perhitungan untuk waktu 1 jam diberikan sebagai berikut.
Nilai untuk waktu ini dan masing-masing saat waktu di kumpulkan pada tabel 5.5

Konduktor menuju faktor pencapaian permukaan kabel ditentukan pada


masing-masing step waktu dari persamaan (5.9). Nilai untuk 1 jam dihitung
sebagai berikut ; jika tidak , lihat tabel 5.4

Untuk kabel berinti tiga, nilai baru Ta,Tb, dan Qa harus dihitung karena
frekuensi sistem untuk sampel ini adalah 60Hz dan nilai pada tabel A.1 dan
contoh 3.8 didapatkan untuk 50Hz. Perbedaan antara kedua kasus ini hanya pada
nilai Sheet Loss Factor. Faktor ini dihitung dengan metode yang telah
didiskusikan pada bagian 8.3. Pada sistem frekuensi 60Hz , sama dengan 0.103.
Untuk mengilustrasikannya, kita asumsikan satu set nilai kapasitansi. Mulai
sekarang serupa dengan sampel 3.8 dan ingatlah bahwa kabel itu langsung
ditanam, kita dapatkan mengikuti parameter jaringan

Kenaikan temperature sementara untuk setiap step ditentukan kembali


pada persamaan 5.8. Perhitungan untuk waktu 1 jam diberikan sebagai berikut.
Nilai untuk waktu ini dan masing-masing saat waktu di kumpulkan pada tabel 5.5

Nilai yang tersisa diberikan pada tabel 5.5

85
(3) Perhitungan respon dari lingkungan untuk tiap tipe kabel
Tanggapan dari lingkungan kabel diberikan oleh perhitungan 5.10. Contoh
perhitungan diberikan untuk waktu 1 jam. Nilai lainnya dikumpulkan pada tabel
5.4

(4) Perhitungan respon dari lingkungan untuk kabel berinti tiga


Tanggapan dari lingkungan kabel diberikan oleh perhitungan 5.10. Contoh
perhitungan diberikan untuk waktu 1 jam. Nilai lainnya dikumpulkan pada tabel
5.5

(5) Perhitungan dari efek pemanasan bersama


Ketika kita memiliki 2 kabel yang diletakan pada kedalaman yang sama,
nilai eksponensial integral akan sama untuk efek pemanasan bersam kedua kabel.
Dari gambar 5.6 kita dapatkan

Nilai eksponensial integral untuk t = 1 jam dihitung seperti dibawah ini,


dan untuk nilai lainnya ditunjukan pada tabel 5.3

Naiknya temperature pada tipe jenis kabel disebabkan oleh hilangnya


energy(joule) pada kabel berinti tiga diperoleh dari persamaan 5.12. Sebagaimana
yang bisa dilihat dari tabel 5.3, efek pemanasan bersama akan berlangsung dari t =
5 jam hidup. Perhitungan untuk 6 jam ditunjukan dibawah ini , dengan
menyisakan nilai yang dirangkum pada tabel 5.4

86
Pemanasan kabel berinti tiga oleh jenis tipe kabel
Untuk perhitungan efek pemanasan bersama, total losses pada jenis tipe
kabel dimasukkan dalam persamaan berikut 5.12

(6) Kenaikan suhu komplit


Contoh perhitungan diberikan untuk waktu 1 jam. Nilai lainnya
dikumpulkan pada tabel 5.4 dan 5.5 untuk jenis pipa dan kabel berinti tiga,
masing-masing

87
Koreksi untuk variasi rugi-rugi konduktor menngunakan persamaan

Formula perikiraan Goldenberg’s menyinggung kepada penggunaan dari


fungsi step, dan harus diulangi pada setiap step baru kondisi waktu. Akan tetapi,
mengambil keuntungan dari desktop computer yang cepat yang luas digunakan
sekarang, seseorang dapat melakukan perhitungan secara interatif, menyesuaikan
dengan perhitungan setiap step resistansi. Proses ini membawa keluar hingga
konvergensi dimasukan . Sebagai poin oleh Thomann et al(1991). Jarang lebih
dari dua iterasi diperlukan untuk mencapai akurasi yang diinginkan.

5.6 PERHITUNGAN TINGKAT SIKLIK


Perhitungan kompleks dari variasi tingkat siklik tergantung pada bentuk kurva
beban jumlah pasti untuk siklus beban. Jika hanya faktor rugi beban atau faktor
beban harian yang diketahui, sebuah metode yang diusulkan oleh Nether dan
McGrath (1957) dapat digunakan.

88
5.6.4. Perhitungan Rating Siklik
Algoritma umum yang dijelaskan dalam bagian 5.2 dan 5.3 dapat
diterapkan pada sekelompok kabel yang dimuat secara sama atau tidak dengan
setiap sirkuit yang membawa beban siklik yang berbeda. Karena algoritma ini
memerlukan perhitungan yang intensif, pendekatan yang disederhanakan telah
mengembangkan yang sangat cocok untuk perhitungan manual. Pendekatan
sederhana pertama diusulkan oleh McGrath (1964) sebagai tanggapan terhadap
metode kompleks yang melibatkan penerapan integral fourier yang diperkenalkan
oleh Neher (1964). Pendekatan yang disederhanakan menggunakan persamaan
steady state (4.3), tetapi membutuhkan modifikasi dari ketahanan termal eksternal
dari kabel. Pendekatan McGrath terus menjadi dasar bagi sebagian besar
perhitungan beban siklik yang dilakukan di Amerika Utara. Karena hanya
membutuhkan modifikasi dari nilai T4, kami memperkenalkannya ketahanan
termal pada bagian 9.6.7.
Pendekatan lain yang disederhanakan diperkenalkan oleh Goldenberg
(1957) dan kemudian diadopsi oleh IEC (1985, 1989). Pendekatan ini, berlaku
untuk kabel tunggal atau sistem kabel yang terdiri dari kabel yang identik dan
sama-sama dimuat dalam medium yang seragam.
Tingkat siklus satu kabel inti tunggal atau sekelompok kabel identik yang
sam terletak di tanah yang sama jemis memerlukan perhitungan faktor penilaian
siklik M yang memungkinkan arus nilai steady state yang diizinkan (load factor
100%) dapat dikalikan untuk mendapatkan nilai puncak yang diinginkan saat ini
selama siklus harian (24 jam) sedemikian rupa sehingga suhu konduktor tercapai,
tetapi tidak melebihi suhu maksimum standar yang diizinkan selama siklus.
Faktor yang mempengaruhi dengan cara ini menggunakan suhu steady state, yang
biasanya merupakan suhu maksimum yang diizinkan sebagai rujukannya. Faktor
timgka siklik hanya bergantung pada bentuk siklus harian, dan tidak bergantung
pada besaran arus aktual.
Goldenberg (1959) menurunkan ekspresi untuk mempertimbangkan
bentuk keseluruhan siklus M. Kemudian, ia menunjukkan bahwa itu cukup untuk
mempertimbangkan faktor kehilangan beban dari siklus dan detail dari arus beban
6 jam sebelum suhu konduktor maksimum (Goldenberd, 1957). Nilai sebelumnya
dapat diwakili dengan akurasi yang cukup dengan menggunakan rata-rata. Faktor
beban kerugian µ memberikan rata-rata ini (perhitungan faktor ini diilustrasikan
pada contoh 5.5 di bawah). Penempatan waktu suhu maksimum dilakukan dengan
inspeksi, mengingat bahwa meskipun biasanya terjadi pada akhir periode arus
maksimum ini mungkin tidak selalu terjadi. Faktor beban kerugian µ dari siklus
ditentukan oleh penguraian kehilangan siklus kabel pada tanah ditemukan dengan
menambahkan respon bersama ke setiap pulsa persegi panjang per jam, dengan
mempertimbangkan periode waktu antara setiap pulse dan waktu untuk suhu
maksimum.

Contoh 5.5
Tentukan load loss factor µ daily load curve yang ditunjukkan pada gambar 5.7
(1EC, 1989). Siklus beban harian diberikan sebagai pecahan dari arus maksimum
dalam tabel 5.6 (IEC, 1989)( kolom terakhir akan digunakan dalam contoh 5.6
nanti di bagian ini). Persamaan dari factor load loss sebagai berikut:

88
Gambar 5.7 (a) beban siklik dibagi dengan beban tertinggi (b) grafik beban
kerugian (IEC Standard 853-2. 1989)

untuk nilai numerik dari kurva beban dalam tabel 5.6 persamaan faktor kehilangan
bebab sbb:

5.6.2.1 Kabel Tunggal


Penjelasan pada bagian ini berlaku untuk kabel tunggal konduktor yang
terletak dalam medium semi tanpa batas yang sama. Kabel inti tiga diganti dalam
perhitungan siklik oleh disipasi konstruksi inti tunggal yang setara kerugian total
konduktor yang sama seperti yang dijelaskan dalam bagian 3.3.1, dengan
kapasitansi termal dari kabel ekivalen menghitung dengan asumsi yang ditentukan
di sana.
Untuk memperoleh ekspresi untuk kenaikan suhu konduktor pada waktu r
yang sewenang-wenang, kita akan membuat asumsi bahwa panas yang
dihamburkan kabel berbanding lurus dengan kuadrat dari arus yang berlaku.
Asumsi sederhana ini memberikan hasil yang akurat, sebagaimana
dikomunikasikan oleh penulis dengan melakukan studi elemnet yang terbatas.
Suhu yang diperlukan dalam yang diperoleh sebagai jumlah algebratic dari suhu
per jam naik seperti yang diberikan oleh ekspresi (5.17).

89
Tabel 5.6 Detail dari siklus beban pada gambar 5.7

Ketika suhu konduktor naik pada saat i penerapan fungsi langkah kerugian yang
sesuai dengan arus pengenal IR menjadi theta R (i0. Kenaikan suhu yang sesuai
dengan arus siklik dengan nilai maksimum saya akan disumbangkan oleh thata (i).
kenaikan suhu maksimum conduxtor pada saat r setelah apllication pulsa arus
persegi panjang dari durasi 1 jam diberikan oleh ekspresi (5.17) .Karena kenaikan
suhu diasumsikan sebanding dengan kuadrat te saat ini, kenaikan suhu pada saat t
= 0 sama dengan

persamaan (5.23) mengasumsikan bahwa √𝑢 seragam saat ini saya telah


diterapkan untuk waktu yang lama sebelum t = 0. pada saat akhir waktu t = r,
kenaikan suhu yang disebabkan oleh arus rata-rata ini sama dengan

jika p t = 0, pulsa arus dengan besarnya I0 diterapkan, kenaikan suhu konduktor


maksimum pada saat t = 1 diperoleh dari (5.17) dan (5.24) sebagai

90
Sama halnya, ketika beban cyclic dipasang pada konduktor, pada akhirnya ketika
waktu τ, suhu maksimum konduktor meningkat dan sebanding dengan:

Dimana setiap Ys ditunjukkan sebagai pecahan dari nilai maksimum, dan Ys


adalah perhitungan dari akar arus ekivalen antara i dan (i + 1) waktu sebelumnya
terhadap waktu yang diperkirakan dari suhu maksimum konduktor (lihat contoh
5.5)
Rasio ƟR(t)/ ƟR(~) dihitung seperti bawah ini, berdasarkan langkah saat ini IR
digunakan pada waktu t = 0. Suhu konduktor meningkat dari ambient diperoleh
dari

Berdasarkan pengertian dari faktor pencapaian ɑ(t) dan ᵦ(t) dari kondoktor kabel
dan permukaan luar kabel, secara berurutan, didapat

Temperatur steady-state meningkat, disisi lain, didapat dari perhitungan berikut

Yang mana Wt adalah total rugi rugi joule pada kabel, ratio didapat dari

Dimana

Whitehead and Hutchings (1939) menghitung faktor pencapaian pada suhu


permukaan kabel dengan asumsi bahwa kabel bisa digunakan dengan sumber
silinder tipis dari panas pada volume semi-tak hingga tanah. Sumber berlokasi di
sepanjang lingkar kabel. Suhu dari kabel diasumsikan dari tanah sekitar.
Goldenberg (1967) menunjukkan bahwa perkiraan nilai ᵦ(t) bisa didapat dengan
mengaplikasikan rumus integral eksponensial. Jadi, dari persamaan (5.10) dan
dari (3.6), kita dapatkan

91
sebagaimana akan ditunjukkan pada bab 9, resistansi thermal external dari kabel
tunggal yang ditanamkan dalam tanah yang seragam sama dengan (ᵨ1/2
𝜋)ln(4L*/D*) Dimana L* adalah
kedalaman pemakaman kabel dan D* adalah diameter eksternalnya, keduanya
dalam meter. Dengan ditambahkan ini kepada persamaan terakhir, kita dapatkan

Untuk standar perhitunga cyclic-rating-faktor. Suhu maksimum konduktor


meningkat
tercapai selama beban diasumsikan sama dengan kenaikan suhu konduktor
maksimum yang dicapai untuk steady state (100% faktor beban) . Faktor rating
silkic M diartikan jadi I = M I R. Karena itu, dari persamaan. Kita dapatkan

Dengan rasio temperatur didapat pada (5.29) dan 𝜏 biasanya dianggap sama
dengan 6 jam.
perhitungan disederhanakan secara signifikan ketika faktor pencapaian konduktor
dapat diasumsikan sama. Dalam kasus ini, persamaan didapat dengan bentuk

Dimana

IEC (1989) mengidentifikasi kasus-kasus berikut ketika kapasitansi kabel internen


dapat diabaikan. jika periode, dari inisiasi transien termal lebih lama dari
1. 12 h pada semua kabel
2.Perkalian∑ 𝑇 . ∑ 𝑄 ketika terjadi kontak dengan kabel-jenis pipa bertekanan
fluida dan semua jenis kabel di mana produk perkalian ∑ 𝑇 . ∑ 𝑄 < 2h dan
3.Perkalian2. ∑ 𝑇 . ∑ 𝑄 ketika terjadi kontak dengan kabel tipe tekanan dengan
gas dan semua jenis kabel di mana produk perkalian ∑ 𝑇 . ∑ 𝑄 > 2h
Dimana ∑ 𝑇 𝑑𝑎𝑛 ∑ 𝑄 adalah total resistansi intelnal thermal dan kapasitansi dari
kabel. Berdasarkan nilai yang sering digunakan saat untuk dimensi kabel
determinasi, ditunjukan pada kasus 2 dan 3 (IEC 1989)

92
ƟR(i) adalah kenaikan temperatur konduktor dengan panas paling tinggi dalam
grup kabel. Resistansi thermal external dari panas paling tinggi pada kabel di
persamaan (5.30) dan (5.31) dimana sekarang masukan efek dari (N-1) kabel dan
bisa dilambangkan T4 + ∆𝑇4. Pengaplikasian persamaan (5.12). Kita dapatkan
persamaan dalam bentuk baru (5.31):

Nilai dari ∆𝑇4 di dapat dalam bagian 9.6.2.1 sebagai

dimana

Dengan faktor dpp/dpp tidak temasuk, melepas (N-1) faktor dalam (5.37a). jarak
dpp dan dpp diartikan di gambar 5.4

Persamaan (5.36) bisa didapatkan dengan

Juga , persamaan (5.30) menjadi

93
Contoh 5.6
Tentukan faktor pemeringkatan siklus dari sistem kabel yang dianalisis pada
contoh 5.3. Pertama, kita harus mengidentifikasi waktu selama 24 jam di mana
kita berharap bahwa kenaikan suhu konduktor akan mencapai nilai
maksimumnya. Dari analisis nilai-nilai dalam tabel 5.6, kami memilih i = 18
sebagai jam di mana maksimum ini terjadi. Perhatikan bahwa ini bukan waktu
beban maksimum, dan pilihan ini didasarkan pada teknik jugment. Enam jam
sebelumnya digarisbawahi dalam tabel 5.6 dan nilai-nilai Y menyusun kembali.
Urutan baru ditampilkan di kolom terakhir tabel 5.6
Sebagian besar kerja untuk penentuan faktor penilaian siklik untuk
sistem kabel yang sedang dipertimbangkan telah dilakukan pada contoh 5.3.
Khususnya, faktor pencapaian konduktor ʆ (t) dan nilai integral eksponensial telah
dihitung untuk semua jam. Faktor beban-rugi telah dievaluasi pada contoh 5.5.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi faktor pencapaian permukaan kabel B1
(t). perhitungan sampel dilakukan di bawah ini untuk t = 1 jam dengan nilai
remaning diringkas dalam kolom 3 dari tabel 5.8

Variabel bantu didefinisikan dalam persamaan (5.37a) dan (5.37b) adalah sama
dengan

Dari persamaan (5.38) dan tabel 5.1 dan 5.2 yang kami dapatkan

94
Selanjutnya, dari persamaan (5.39), kita menghitung faktor k1 dengan
nilai T4 + ᴧT4 yang diberikan di atas (ketahanan termal eksternal yang diberikan
dalam tabel A1 sudah termasuk efek pemanas) dan setara ketahanan termal TA
dan TB dari contoh 5.3. kita dapatkan

Rasio dihitung dari persamaan (5.40). Sebagai contoh,


kami akan menghitung rasio ini untuk i = 1. Nilai yang tersisa, sesuai dengan nilai
Y yang digarisbawahi dalam tabel 5.6, ditunjukkan pada kolom 5 dalam tabel 5.8

Faktor cyclic rating sekarang dihitung dari persamaan (5.33) sebagai berikut:

Dengan demikian, nilai puncak yang didapat dari arus beban siklik adalah

95
Contoh 5.7
Tentukan faktor penilaian siklik untuk kabel tiga-inti tunggal dengan kurva beban
yang memiliki karakteristik berikut: (1) arus maksimum berkelanjutan
berlangsung selama minimal 6 jam, dan (2) tiga tidak ada pembatasan pada
bentuk pengingat dari siklus, kecuali bahwa kenaikan suhu konduktor maksimum
terjadi pada akhir durasi arus tinggi yang berkelanjutan.

Contoh 5.8
Asumsikan bahwa faktor rating siklik M telah diturunkan untuk sistem kabel yang
terletak di tanah dengan resistivitas termal p. Kami akan menentukan faktor siklik
baru untuk sistem kabel yang sama dengan resistivitas termal tanah sama dengan
p. Kami kemudian akan menggunakan rumus yang dihasilkan untuk menentukan
peringkat siklik dari sistem dalam contoh 5.6 dengan resistivitas termal tanah 0,85
K.m / W.
Faktor k dan k1 [lihat persamaan (5.30) dan (5.39)] tergantung pada
kedalaman peletakan dan resistivitas tanah. Kami akan menggunakan kembali
persamaan (5.30) sebagai berikut:

Dimana T adalah resistan termal internal kabel seolah-olah semua rugi-rugi joule
dihasilkan pada konduktor. Sekarang, jika kondisi peletakan "a" yang diketahui
nilai k, ubah ke kondisi "b", lalu

96
Dimana 𝑇4𝑎 dan 𝑇4𝑏 merupakan tahanan termal eksternal untuk kondisi "a" dan
"b", masing-masing. Komputasi T dari (5.44) dan diganti menjadi (5.45), kita
dapatkan

Nilai baru k1 diperoleh dengan cara yang sama.


Dalam contoh, kedalamannya tidak berubah. Karena itu,

Ampacity steady state dari sistem kabel ini sekarang lebih besar dari sebelumnya.
Peringkat steady-state yang baru sama dengan 674 A. Oleh karena itu, peringkat
siklik baru sama dengan 1,21. 674 = 815 A

97
5.6.3.2 Pengembangan faktor peringkat siklus
Perhitungan dari factor peringkat siklus ditunjukkan sebagai berikut. Respon
kabel dan lingkungan termasuk efek dari kapasitansi suhu bagian dalam. Yang
ditunjujkkan dengan rumus 5.2. Berdasarkan pada bagian awal capter kenaikan
suhu mengacu kepada kehilangan joule. Dan persamaan sebagaimana perhitungan
pada tingkatannya,
I= MIg (5,47)
Dimana ig adalah tingkat ketahan suhu bagian luar tanpa zona kering. Beban pada
Ig bias dibawa jika permukaan kabel dibawah muatan steady state. Pada kasus ini
M bias diaplikasikan tanpa perbaikan.
Berdasarkan kasus zona kering diduga terbentuk dan tahanan suhu kabel
eksternal meningkat.

I= MIg=M1ig (5.48)
Dari persamaan diperoleh

(5.49)
Dengan menggunakan notasi khusus.

Dimana

Dan ditunjukkan dengan dibolehkannya kenaikan konduksi


temperature.

Dimana

Karena dari persamaan (5.53)

Berdasarkan (5.50) dengan (5.51) dengan rasio tahanan suhu diberikan (5.53) kita
peroleh persamaan M1. Dari persamaan ini dapat kita subtitusi

M1 digambarkan dengan

98
Dimana adalah puncak permukaan kabel kenaikan suhu terjadi pada saat

Persamaan (5.54) diaplikasikan ketika total permukaan suhu kenaikan kabel


adalah lebih baik dari critical kenaikan suhu pada tanah.
Dari definisi siklus rating factor

Dan pada bagian lainnya

Karena,

Dimana,

Subtitusi (5.56) dengan (5.55), didapatkan

Contoh 5.9
Tentukan nilai faktor putaran pada kabel yang dijelaskan contoh 5.6, dengan
mempertimbangkan migrasi kelembaban. Diasumsikan thermal resistivitas tanah
kering sebesar 2.5 K.m/W dan suhu tanah tertinggi (kritikal) adalah 35 K.
Pertama, kita hitung dari persamaan 5.58, nilai A’ dengan rasio temperatur
dan faktor pencapaian bedasarkan tabel 5.8 :

Kenaik suhu pada konduktor pada rugi Joule adalah 90-15=75 K dengan rugi
dielektrik diabaikan. Dari contoh 5.6, M=1.23, k=0.856, dan α(6)=1. Faktor rugi
telah dihitung pada contoh 5.5 dan μ=0.504. Namun, kenaikan suhu puncak dari
permukaan kabel sama dengan :

99
Ini lebih besar dari nilai tertinggi (kritikal) 35 K; karenanya, pengeringan dapat
diaharapkan. Nilai faktor yang sudah dikoreksi untuk kondisi ini adalah,
bedasarkan persamaan (5.54), sama dengan

Nilai steady-state dengan mengeringnya pada kenaikan suhu kritikal adalah 35 K


diperoleh pada contoh 4.2 dan sama dengan 541 A; karenanya, arus puncak adalah
1,26x541=682 A.
5.7 MENGHITUNG NILAI KEADAAN DARURAT
Selama keadaan darurat (misalnya: kerugian sirkuit pendamping pada dua kabel
transmisi), kabel energi mungkin arus tertinggi perlu dibawakan secara substansial
diizinkan daripada nilai nilai steady-state. Keadaan darurat digunakan hanya pada
beberapa jam saja, dan suhu konduktor sering diizinkan untuk mencapai nilai
tertinggi daripada operasi kondisi steady-state. Pada bagian ini, pengembangan
formula untuk menghitung nilai waktu pendek dari rangkaian tunggal bedasarkan
suhu konduktor transien yang sudah diketahui seperti yang diturunkan pada
bagian 5.2.
5.7.1 Rangkaian yang Diisolasi Secara Thermal
Mempertimbangkan pada sebuah isolasi yang ditanamkan membawakan
arus konstan I1 diaplikasikan untuk keadaan steady-state yang lama dengan hasil
yang baik didapatkan. Jika putaran beban dengan nilai puncak arus sama dengan I
ampere dapat diaplikasikan pada waktu yang lama, kemudian I1=√𝜇I dimana μ
faktor rugi beban pada putaran beban. Kemudian, dari t yang didefinisikan t=0,
maka sebuah beban arus darurat I2 (lebih besar dari I1) diterapkan. Jika I2
diterapkan pada sebuah waktu t, pertanyaan yaitu berapa besar nilai I2 pada
konduktor tersebut tidak melebihi nilai yang ditentukan, mempertimbangkan
variasi resistivitas elektricalnya dengan suhu konduktor. Efek rugi dielektrik
diabaikan dahulu, namun dipertimbangkan pada akhirnya.
Berikut, diasumsikan peningkatan panas per unit volume dari konduktor
pada saat t pembebanan dalam keadaan darurat adalah konstan dan sama dengan
Wmax pada akhir pembebanan dalam keadaan darurat. Peningkatan suhu
konduktor meningkat dari lingkungan adalah θmax. Goldenberg (1971) telah
menunjukkan asumsi ini nilai arus keadaan darurat yang aman dapat diperoleh,
dituliskan

Dimana, W0=I12.R1 dan W=IR2.RR merupakan peningkatan suhu per unit volume
konduktor pada saat t=0 dan pada selama steady-state. IR adalah nilai arus steady-
state dan resistansi konduktor AC yang sesuai dengan arus ini dilambangkan
dengan RR. Sekarang subtitusi ketentuan dari rugi konduktor, persamaan (5.6) dan
dituliskan lagi sebagai

100
Dimana,

ΘR (∞) = kenaikan suhu steady-state yang sesuai dengan arus IR


θmax = kenaikan suhu maksimum dari lingkungan pada saat akhir keadaan
darurat
θR(t) = kenaikan suhu konduktor dari lingkungan pada waktu t setelah
pengaplikasian dari arus IR mengabaikan variasi rensistansi konduktor
dengan suhu dari t=0
ΘR (0) = kenaikan suhu konduktor steady-state dari lingkungan dengan
mengikuti penerapan dari I1
Nilai arus keadaan darurat diperoleh dengan persamaan (5.61) untuk I2 :

𝛩𝑅 (𝑡)
Rasio dilambangkan diperoleh dari perhitungan kedua kenaikan
𝛩𝑅 (∞)
suhu yang terpisah. Kenaikan suhu konduktor pada saat steady-state dari
lingkungan sangat sederhana

dengan θamb dan θd masing-masing dilambangkan suhu lingkungan dan kenaikan


suhu yang dikarenakan rugi dielektrik. θε adalah suhu maksimum konduktor pada
saat steady-state dengan satuan oC. Nilai 𝛩𝑅 (𝑡) diperoleh dari penerapan
persamaan (5.26) dengan mengabaikan rugi dielektrik.
Efek pemanasan yang disebabkan oleh rugi dielektrik dapat
dipertimbangkan dengan menghitung dari persamaan (5.11) kenaikan suhu
konduktor pada saat steady-state θd yang disebabkan oleh rugi dielektrik dan
mengurangkan nilai ini dari θmax, θR (t), dan θR(∞).Perubahan rugi dielektrik
dengan suhu diabaikan. Perhitungan I2 hasil di atas, dengan memodifikasi nilai
θmax, θR (t), dan θR(∞). Nilai R2, Rmax,R1 dan R2 tidak diubah.
Goldenberg (1971) telah menunjukkan nilai arus darurat yang diperoleh
dari persamaan (5.62) merupakan sisi aman dengan error tidak melebih 2% untuk
sebuah durasi darurat 3 jam atau lebih, 3% untuk durasi darurat 2 jam, dan 1-5%
untuk durasi darurat 1 jam.

101
CONTOH 5.10
Asumsikan sistem kabel pada contoh 5.3 dengan arus operasi 550 A secara
kontinu., dengan suhu steady-state yang 70oC (ampacity pada rangkaian ini pada
standar 90oC yang sudah dicantumkan pada Appendix A sebagai I2=629 A).
Tentukan level arus darurat yang dilakukan selama 6 jam tanpa melebihi suhu
operasi 105oC.
Bedasarkan permasalahan, didapatkan

Kenaikan suhu yang dikarenakan rugi dielektrik yaitu 0 K. Sehingga, dari


persamaan (5.63)

θR = 30.4 (lihat tabel 5.2 kolom 5) untuk penerapan fungsi langkah nilai arus.
Arus darurat diperoleh dengan persamaan (5.62).

5.7.2 Sekelompok Rangkaian


Dimana sekelompok rangkaian ini tidak membawa beban indenpenen
secara thermal pada jalur yang sama, cara menghitung keadaan darurat ini
diberikan pada bagian 5.7.1 dapat diterapkan.
Ketika beban tidak berjalan pada jalur yang sama, contohnya rangkaian
pertama mengalami peningkatan beban sementara yang kedua memuat beban,
masalah itu ditaklukan dengan pertimbangan yang cermat. Pada kasus kabel yang
ditanamkan ditanah, time lag (waktu tertinggal) terkait timbal-balik panas dengan
rangkaian begitu besar sehingga pengurangan suhu berharga dari rangkaian
pertama dikarenakan beban kedua mati (off) tidak terjadi selama beberapa jam.
Gambar 5.8 (CIGRE, 1978) menampilkan waktu yang didapatkan untuk
pengurangan suhu 1 K rangkaian pertama dari rangkaian ganda 1935 mm 2,
instalasi 400 kV pada rangkaian kedua saat arus mengalami pengurangan hingga
nol. Sehingga, peningkatan beban rangkaian pertama selama periode ini
sepenuhnya pada sebuah peningkatan suhu konduktor dapat diizinkan hingga nilai
rangkaian pertama telah tercapai sebelumnya pada perubahan beban.

102
Gambar 5.8 Waktu pada pengurangan suhu pada 1 K pada sumbu dari bagian
tengah kabel rangkaian pertama dikarenakan pengurangan arus hingga nol pada
rangkaian kedua (IEC, 1989)

103
Karena,

Dimana,

Subtitusi (5.56) dengan (5.55), didapatkan

Contoh 5.9
Tentukan nilai faktor putaran pada kabel yang dijelaskan contoh 5.6, dengan
mempertimbangkan migrasi kelembaban. Diasumsikan thermal resistivitas tanah
kering sebesar 2.5 K.m/W dan suhu tanah tertinggi (kritikal) adalah 35 K.
Pertama, kita hitung dari persamaan 5.58, nilai A’ dengan rasio temperatur
dan faktor pencapaian bedasarkan tabel 5.8 :

Kenaik suhu pada konduktor pada rugi Joule adalah 90-15=75 K dengan rugi
dielektrik diabaikan. Dari contoh 5.6, M=1.23, k=0.856, dan α(6)=1. Faktor rugi
telah dihitung pada contoh 5.5 dan μ=0.504. Namun, kenaikan suhu puncak dari
permukaan kabel sama dengan :

Ini lebih besar dari nilai tertinggi (kritikal) 35 K; karenanya, pengeringan dapat
diaharapkan. Nilai faktor yang sudah dikoreksi untuk kondisi ini adalah,
bedasarkan persamaan (5.54), sama dengan

Nilai steady-state dengan mengeringnya pada kenaikan suhu kritikal adalah 35 K


diperoleh pada contoh 4.2 dan sama dengan 541 A; karenanya, arus puncak adalah
1,26x541=682 A.
5.7 MENGHITUNG NILAI KEADAAN DARURAT
Selama keadaan darurat (misalnya: kerugian sirkuit pendamping pada dua kabel
transmisi), kabel energi mungkin arus tertinggi perlu dibawakan secara substansial
diizinkan daripada nilai nilai steady-state. Keadaan darurat digunakan hanya pada
beberapa jam saja, dan suhu konduktor sering diizinkan untuk mencapai nilai
tertinggi daripada operasi kondisi steady-state. Pada bagian ini, pengembangan

100
formula untuk menghitung nilai waktu pendek dari rangkaian tunggal bedasarkan
suhu konduktor transien yang sudah diketahui seperti yang diturunkan pada
bagian 5.2.
5.7.1 Rangkaian yang Diisolasi Secara Thermal
Mempertimbangkan pada sebuah isolasi yang ditanamkan membawakan
arus konstan I1 diaplikasikan untuk keadaan steady-state yang lama dengan hasil
yang baik didapatkan. Jika putaran beban dengan nilai puncak arus sama dengan I
ampere dapat diaplikasikan pada waktu yang lama, kemudian I1=√𝜇I dimana μ
faktor rugi beban pada putaran beban. Kemudian, dari t yang didefinisikan t=0,
maka sebuah beban arus darurat I2 (lebih besar dari I1) diterapkan. Jika I2
diterapkan pada sebuah waktu t, pertanyaan yaitu berapa besar nilai I2 pada
konduktor tersebut tidak melebihi nilai yang ditentukan, mempertimbangkan
variasi resistivitas elektricalnya dengan suhu konduktor. Efek rugi dielektrik
diabaikan dahulu, namun dipertimbangkan pada akhirnya.
Berikut, diasumsikan peningkatan panas per unit volume dari konduktor
pada saat t pembebanan dalam keadaan darurat adalah konstan dan sama dengan
Wmax pada akhir pembebanan dalam keadaan darurat. Peningkatan suhu
konduktor meningkat dari lingkungan adalah θmax. Goldenberg (1971) telah
menunjukkan asumsi ini nilai arus keadaan darurat yang aman dapat diperoleh,
dituliskan

Dimana, W0=I12.R1 dan W=IR2.RR merupakan peningkatan suhu per unit volume
konduktor pada saat t=0 dan pada selama steady-state. IR adalah nilai arus steady-
state dan resistansi konduktor AC yang sesuai dengan arus ini dilambangkan
dengan RR. Sekarang subtitusi ketentuan dari rugi konduktor, persamaan (5.6) dan
dituliskan lagi sebagai

Dimana,

ΘR (∞) = kenaikan suhu steady-state yang sesuai dengan arus IR


θmax = kenaikan suhu maksimum dari lingkungan pada saat akhir keadaan
darurat

101
θR(t) = kenaikan suhu konduktor dari lingkungan pada waktu t setelah
pengaplikasian dari arus IR mengabaikan variasi rensistansi konduktor
dengan suhu dari t=0
ΘR (0) = kenaikan suhu konduktor steady-state dari lingkungan dengan
mengikuti penerapan dari I1
Nilai arus keadaan darurat diperoleh dengan persamaan (5.61) untuk I2 :

𝛩𝑅 (𝑡)
Rasio dilambangkan diperoleh dari perhitungan kedua kenaikan
𝛩𝑅 (∞)
suhu yang terpisah. Kenaikan suhu konduktor pada saat steady-state dari
lingkungan sangat sederhana

dengan θamb dan θd masing-masing dilambangkan suhu lingkungan dan kenaikan


suhu yang dikarenakan rugi dielektrik. θε adalah suhu maksimum konduktor pada
saat steady-state dengan satuan oC. Nilai 𝛩𝑅 (𝑡) diperoleh dari penerapan
persamaan (5.26) dengan mengabaikan rugi dielektrik.
Efek pemanasan yang disebabkan oleh rugi dielektrik dapat
dipertimbangkan dengan menghitung dari persamaan (5.11) kenaikan suhu
konduktor pada saat steady-state θd yang disebabkan oleh rugi dielektrik dan
mengurangkan nilai ini dari θmax, θR (t), dan θR(∞).Perubahan rugi dielektrik
dengan suhu diabaikan. Perhitungan I2 hasil di atas, dengan memodifikasi nilai
θmax, θR (t), dan θR(∞). Nilai R2, Rmax,R1 dan R2 tidak diubah.
Goldenberg (1971) telah menunjukkan nilai arus darurat yang diperoleh
dari persamaan (5.62) merupakan sisi aman dengan error tidak melebih 2% untuk
sebuah durasi darurat 3 jam atau lebih, 3% untuk durasi darurat 2 jam, dan 1-5%
untuk durasi darurat 1 jam.
CONTOH 5.10
Asumsikan sistem kabel pada contoh 5.3 dengan arus operasi 550 A secara
kontinu., dengan suhu steady-state yang 70oC (ampacity pada rangkaian ini pada
standar 90oC yang sudah dicantumkan pada Appendix A sebagai I2=629 A).
Tentukan level arus darurat yang dilakukan selama 6 jam tanpa melebihi suhu
operasi 105oC.
Bedasarkan permasalahan, didapatkan

102
Kenaikan suhu yang dikarenakan rugi dielektrik yaitu 0 K. Sehingga, dari
persamaan (5.63)

θR = 30.4 (lihat tabel 5.2 kolom 5) untuk penerapan fungsi langkah nilai arus.
Arus darurat diperoleh dengan persamaan (5.62).

5.7.2 Sekelompok Rangkaian


Dimana sekelompok rangkaian ini tidak membawa beban indenpenen
secara thermal pada jalur yang sama, cara menghitung keadaan darurat ini
diberikan pada bagian 5.7.1 dapat diterapkan.
Ketika beban tidak berjalan pada jalur yang sama, contohnya rangkaian
pertama mengalami peningkatan beban sementara yang kedua memuat beban,
masalah itu ditaklukan dengan pertimbangan yang cermat. Pada kasus kabel yang
ditanamkan ditanah, time lag (waktu tertinggal) terkait timbal-balik panas dengan
rangkaian begitu besar sehingga pengurangan suhu berharga dari rangkaian
pertama dikarenakan beban kedua mati (off) tidak terjadi selama beberapa jam.
Gambar 5.8 (CIGRE, 1978) menampilkan waktu yang didapatkan untuk
pengurangan suhu 1 K rangkaian pertama dari rangkaian ganda 1935 mm2,
instalasi 400 kV pada rangkaian kedua saat arus mengalami pengurangan hingga
nol. Sehingga, peningkatan beban rangkaian pertama selama periode ini
sepenuhnya pada sebuah peningkatan suhu konduktor dapat diizinkan hingga nilai
rangkaian pertama telah tercapai sebelumnya pada perubahan beban.

103
Gambar 5.8 Waktu pada pengurangan suhu pada 1 K pada sumbu dari bagian
tengah kabel rangkaian pertama dikarenakan pengurangan arus hingga nol pada
rangkaian kedua (IEC, 1989)

104

Anda mungkin juga menyukai