Anda di halaman 1dari 4

Aspirasi Pneumoni (Aspiration pneumonia)

DEFINISI
Pneumonia Aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh
terhirupnya bahan-bahan ke dalam saluran pernafasan. Berdasarkan buku IPD UI pneumonia
aspirasi didefinisikan sebagai terbawanya bahan yang ada diorofaring pada saat respirasi ke
saluran nafas bawah dan dapat menyebabkan kerusakan parenkim paru.

PENYEBAB
Partikel kecil dari mulut sering masuk ke dalam saluran pernafasan, tetapi biasanya sebelum
masuk ke dalam paru-paru, akan dikeluarkan oleh mekanisme pertahanan normal atau
menyebabkan peradangan maupun infeksi. Jika partikel tersebut tidak dapat dikeluarkan, bisa
menyebabkan pneumonia.
Orang yang lemah, keracunan alkohol atau obat atau dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh
obat bius atau karena kondisi kesehatannya, memiliki resiko untuk menderita pneumonia jenis
ini. Bahkan orang normal yang menghirup sejumlah besar bahan makanan yang
dimuntahkannya, , bisa menderita pneumonia aspirasi.

1. PNEUMONITIS KIMIA
Pneumonitis kimia terjadi bila zat yang terhirup bersifat racun terhadap paru-paru, dan masalah
yang akan timbul lebih bersifat iritasi daripada infeksi. Zat yang terhirup biasanya adalah asam
lambung. Yang terjadi dengan segera adalah sesak nafas dan peningkatan denyut jantung.
Gejala lainnya berupa demam, dahak kemerahan dan kulit yang kebiruan karena darah yang
kurang teroksigenisasi (sianosis). Untuk menegakkan diagnosis dilakukan foto dada serta
pengukuran konsentrasi oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri.
Pengobatan terdiri dari terapi oksigen dan jika perlu bisa diberikan ventilator mekanis.
Bisa dilakukan pengisapan trakea untuk membersihkan saluran pernafasan dan mengeluarkan
benda yang terhirup. Untuk mencegah infeksi, kadang-kadang diberikan antibiotik.

Biasanya penderita pneumonitis kimia bisa segera sembuh atau akan semakin memburuk
menjadi suatu sindroma gawat pernafasan akut atau menjadi suatu infeksi bakteri.
Sekitar 30-50 % pernderita meninggal.

2. ASPIRASI BAKTERI
Aspirasi bakteri adalah bentuk pneumonia aspirasi yang paling sering terjadi. Hal ini biasanya
terjadi karena bakteri tertelan dan masuk ke dalam paru-paru.

3. OBSTRUKSI MEKANIK
Penyumbatan mekanik saluran pernafasan bisa disebabkan oleh terhirupnya partikel atau benda
asing. Anak kecil beresiko tinggi karena sering memasukkan benda ke dalam mulutnya dan
menelan mainan kecil atau bagian-bagian dari mainan.
Obstruksi juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama jika daging terhirup pada saat
makan.Jika benda menyumbat trakea, pasien tidak dapat bernafas atau bicara. Jika benda
tersebut tidak dikeluarkan dengan segera penderita akan segera meninggal. Dilakukan Manuver
Heimlich, untuk mengeluarkan benda asing dan tindakan ini biasanya dapat menyelamatkan
nyawa penderita. Jika benda asing tertahan di bagian yang lebih bawah dari saluran pernafasan,
bisa terjadi batuk iritatif menahun dan infeksi yang berulang. Benda asing biasanya dikeluarkan
dengan bronkoskopi (alat dimasukkan melalui saluran pernafasan dan benda asing dikeluarkan).

PATOFISIOLOGI (emedicine)

Aspirasi pneumonitis menunjukkan menunjukkan ada sebuah proses akut dimana terjadi iritasi di
paru akibat inhalasi isi lambung. Penyakit ini terjadi pada orang-orang dengan perubahan tingkat
kesadaran yang biasanya disebabkan kejang, cerebrovascular accident (CVA), massa di SSP,
keracunan obat ataupun overdosis, dan trauma kapitis.
Resiko aspirasi ini secara tidak langsung berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien
(penurunan GCS berhubungan dengan meningkatnya resiko aspirasi). Tingkat keparahan
penyakit ini berhubungan langsung dengan volume dan keasaman dari cairan yang diaspirasi.
Aspirasi dengan jumlah caoran gaster yang banyak juga dikenal sebagai sindrom Mendelson,
dimana bias terjadi penekanan pernafasan dalam satu jam. Keasaman isi lambung itu
menyebabkan adanya rasa terbakar pada saluran tracheobonchial.
Karena kandungan isi lambung yang relatif steril, bakteri tidak memiliki peranan penting pada
tahap awal penyakit ini. Tetapi hal ini tidak berlaku pada pasien dengan gastroparesis atau
obstruksi usus halus atau pasien yang menggunakan antasid (PPI, Reseptor H2 antagonis).
Tergantung pada jumlah bakteri yang terinokulasi, superinfeksi bakteri dapat terjadi setelah
terjadinya cedera kimia.
Aspirasi pneumoni adalah berkembangnya infiltrat pada pasien dengan resiko tinggi dari aspirasi
orofaring. Hal tersebut terjadi ketika pasien menghirup zat dari orofaring yang berkumpul di
saluran nafas atas.

Studi tentang bakteriologi awal untuk organisme penyebab menyatakan bahwa spesies anaerobik
merupakan penyebab tersering pada aspirasi pnemoni komuniti, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, dan Enterobacteriaceae adalah organisme yang paling sering. Di sisi
lain, aspirasi pneumonia nosokomial sering disebabkan oleh organisme gram-negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, biasanya pada pasien dengan intubasi. Penelitian ini menunjukkan
peranan yang terbatas dari patogen anaerob baik varian komuniti dan nosokomial.

Sindrom ini paling sering muncul pada individu dengan mekanisme pertahanan pada kerusakan
jalan nafas kronis. Hal ini ermasuk refleks cegukan, batuk, gerakan silia, dan mekanisme imun,
dimana semuanya bertujuan untuk mengeluarkan bahan-bahan infeksi dari saluran nafas yang
lebih bawah.

Faktor resiko yang lain termasuk rendahnya perawatan gigi dan mulut, dimana keduanya
meningkatkan keganasan bakteri dari sekresi orofaringeal. Dokter harus membuat dugaan untuk
dignosis ini ketika pasien datang dengan faktor resiko dan bukti radiologi menunjukkan adanya
infiltrat pada aspirasi pnemoni. Lokasi dari infiltrat ini tergantung pada posisi pasien pada saat
terjadinya aspiasi.

DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan:

1. Gejala klinis: mendadak batuk, sesak nafas, setelah 1-2 minggu sesudah aspirasi keluhan
dapat berupa demam menggigil, nyeri pleuritik, batuk dengan dahak purulen dan berbau,
nyeri perut, anoreksia, penrunan berat badan.
2. Pemeriksaan penunjang: leukositosis, LED meningkat.
3. Pada foto thorax dijumpai gambaran infiltrat pada segmen paru unilateral dapat disertai
kavitasi dan efusi pleura
4. Pemeriksaan lain elektrolit, BUN, Kreatinin, AGDA, kultur darah.

KOMPLIKASI DAN MORTALITAS


Pada pneumoni aspirasi dapat terjadi gagal nafas akut.Angka mortalitasnya pneumoni aspirasi
komuniti 5 % sedangkan pada pneumoni aspirasi nosokomial 20 %.

PROGNOSIS
Jika tidak ada komplikasi maka angka mortalitas peneumonitis 5%, sedangkan pada aspirasi
massif dengan atau tanpa sindrom Mendelson mencapai 70%.
(IPD UI)

Anda mungkin juga menyukai