Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN EKSPERIMENTAL dan kelompok kontrol.

Tujuan dari penentuan (1981: 207-208) mempertegas bahwa penelitian


secara random adalah untuk menentukan bahwa eksperimental merupakan satu-satunya metode
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA siswa dalam kelompok perlakuan eksperimental penelitian yang dapat menguji secara benar
benar-benar dalam kondisi yang sama dengan hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-
Oleh siswa dalam kelompok kontrol sehingga bila terja- akibat). Dalam studi eksperimental, peneliti
Ni Made Ratminingsih di perbedaan, maka perbedaan disebabkan oleh mengontrol paling sedikit satu variabel,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris perlakuan yang berbeda bukan disebabkan oleh mengontrol variabel lain yang relevan, dan
Fakultas Bahasa dan Seni, UNDIKSHA Singaraja perbedaan antara dua kelompok siswa tersebut. mengobservasi efek atau pengaruhnya
Penelitian eksperimental cocok dilakukan terhadap satu atau lebih variabel terikat.
EXPERIMENTAL RESEARCH IN SECOND LANGUAGE dalam bidang-bidang seperti Psikolinguis- Sugiyono (2007: 72) menambahkan bahwa
INSTRUCTION tik, Pemerolehan Bahasa Pertama, Peme- penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
rolehan Bahasa Kedua, Semantik, dan be- metode penelitian yang digunakan untuk men-
berapa bidang Sosioli-nguistik termasuk cari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
bahasa dan gender (Wray dkk., 1998: 158-159). yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
ABSTRACT
Dalam tulisan ini akan dibahas hakikat pene- Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpul-
Experimental research is one of the main approaches in second language research.
litian eksperimental, jenis-jenis desain kan bahwa penelitian eksperimental adalah
The main objective of this kind of research is to determine the cause and effect of
penelitian eksperimental, penggunaan pene- penelitian yang mencari hubungan sebab
two phenomena. This article discusses what an experimental research is, kinds of
litian eksperimental dalam berbagai bidang akibat antara variabel bebas dengan vari-
designs in experimental research, the use of experimental research in the second
pendidikan bahasa, keuntungan penelitian abel terikat, dimana variabel bebas dikontrol
language instruction, and strengths and weaknesses of experimental research.
eksperimental, dan beberapa kelemahannya. dan dikendalikan untuk dapat menentukan
pengaruh yang ditimbulkan pada variabel terikat.
Key words: experimental research, second language, design
PEMBAHASAN • Jenis Desain Penelitian Eksperimental
PENELITIAN

PENDAHULUAN • Hakikat Penelitian Eksperimental Sugiyono (2007:73) membagi macam-macam


desain penelitian eksperimenal menjadi empat
tal adalah untuk menentukan hubungan sebab Wiersma (1991: 99) menegaskan bahwa kon- yaitu (a) Pre-experimental, (b) True Experimental,
Penelitian eksperimental ada- akibat antara dua fenomena. Peneliti berke- sep dasar sebuah eksperimen adalah sesuatu
diujicobakan, yakni satu atau lebih variabel be-
(c) Quasi Experimental, dan (d) Factorial Experi-
mental. Sementara Emzir (2008:96-110) mem-
lah salah satu pendekatan utama inginan untuk menemukan bahwa satu variabel
dalam penelitian bahasa kedua. yaitu variabel bebas menyebabkan perubahan bas diatur dan dikontrol untuk menentukan baginya menjadi tiga jenis besar, dan Faktorial
Penelitian ini banyak digunakan pada variabel lainnya, yaitu variabel terikat, efeknya. Variabel bebas yang dikontrol disebut Experimental dianggap merupakan elaborasi dari
oleh para peneliti pemerolehan seperti ditunjukkan pada diagram di bawah. variabel eksperimental. Lebih lanjut, Wiersma True Experimental. Rincian masing-masing jenis
bahasa kedua dan para linguis mendefinisikan eksperimen sebagai berikut: desain yang dikemukakan di bawah ini diambil dari
terapan (Barnett, 1986; Cook, Variabel bebas → mempengaruhi → variabel Emzir (2008) (lihat Gay, 1981: 224 – 236; Wiers-
1986, 1988; Hatch & Lazaraton, terikat “An experiment is a research situation in which ma, 1991: 106 – 116; Creswell, 2003: 168 – 170).
1990; Tarone, 1988), para peneliti at least one independent variable, called the
pendidikan (Porter, 1988), para
Karakteristik utama sebuah penelitian eksperi- experimental variable, is deliberately ma- a. Pra-Eksperimental (Pre-Experimental Design)
sosiolinguis (Fasold, 1984), dan
mental adalah peneliti mengkontrol variabel be- nipulated or varied by the researcher” (ibid).
menjadi daya tarik para ahli bas, dalam arti bahwa peneliti mendesain dan Desain ini menggunakan desain penelitian eks-
psikologi, psikolinguistik, psikolo-
mengatur perlakuan kelompok eksperimental Kutipan di atas bermakna bahwa penelitian ek- perimental pada umumnya, namun tidak meng-
gi pendidikan, dan para evalua-
dan kelompok kontrol. Selain itu, karakteristik sperimental adalah suatu situasi penelitian yang gunakan kelompok kontrol. Desain yang termasuk
tor program (Tallmadge, 1977).penting dari eksperimen sebenarnya (true experi- sekurang-kurangnya satu variabel yang disebut pra-eksperimental adalah Studi Kasus Satu Tem-
ment) adalah bahwa subjek penelitian ditentukan variabel eksperimental dimanipulasi atau dikon- bakan (The One Shot Case Study), Satu Kelompok
Tujuan penelitian eksperimen- secara random sebagai kelompok eksperimental trol atau divariasikan peneliti. Sementara Gay Prates-Postes (The One Group Pretest-Post test),

30 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 31
dan Perbandingan Kelompok Statis (The Static O2 = postes seperti faktor metode pengajaran memiliki dua balik yang paling efektif dan praktis dalam kon-
Group Comparison). Diagram ketiga jenis de- R = Randomisasi tingkatan karena memiliki dua jenis pengajaran teks bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL)
sain pra-eksperimental adalah sebagai berikut: (misal: terprogram dan tradisional), dan faktor yang menjadi karakteristik dari pembelajaran
c. Eksperimental Semu (Quasi-Experimental bakat juga memiliki dua tingkatan yaitu bakat dengan rasio guru-siswa yang jumlahnya banyak
One Shot Case Study Design) tinggi dan bakat rendah. Dengan demikian de- dan dengan sedikit tatap muka? (p.85). Untuk
X O2 sain faktorial 2 X 2 memiliki dua faktor dan se- menginvestigasi penelitian ini, para peneliti me-
Desain eksperimental semu lebih baik dengan tiap faktor memiliki dua tingkatan. Di bawah nentukan 134 mahasiswa semester satu secara
One Group Pretest-Posttest Study pra-eksperimental karena dalam eksperimental adalah contoh gambar desain faktorial 2 X 2. random menjadi empat kelompok komposisi ba-
O1 X O2 semu masih menggunakan perbandingan ke- hasa Inggris. Setiap kelompok menggunakan me-
lompok, namun kelemahannya ada pada ran- • Penggunaan Penelitian Eksperimental tode yang berbeda dalam memberikan umpan
Static Group Comparison Study domisasi. Dengan kata lain, penelitian semu balik guru pada komposisi mereka. Keempat me-
X O2 tidak menerapkan randomisasi kelompok baik Para peneliti bahasa kedua telah menginvestigasi tode umpan balik tersebut bervariasi dari mem-
O2 kelompok eksperimen maupun kelompok kon- perbaiki semua kesalahan leksikal, sintaktik, dan
trol. Jenis desain yang termasuk dalam kategori stilistik serta menyuruh siswa memperbaikinya
Keterangan: ini adalah (1) The Nonequivalent Control Group dalam revisi tulisannya sedemikian rupa (me-
X = Perlakuan Design, (2) The Time-Series Design, dan (3) Coun- tode ini disebut metode paling signifikan), sam-
O1 = Pretest terbalanced Design. Pada diagram di bawah di- pai pada menandai jumlah kesalahan pada setiap
O2 = Postest jelaskan secara lebih rinci ketiga desain di atas: baris pada setiap tepi dan menyuruh siswa mem-
berbagai isu dalam pembelajaran bahasa kedua perbaiki sesuai dengan kemampuannya (me-
b. Eksperimental Sebenarnya (True Experimen- Nonequivalent Control Group Design melalui eksperimen. Mereka ingin mengetahui tode ini disebut metode yang kurang signifikan).
tal Design) O1 X O2 apakah satu tugas, satu metode mengajar, satu
O1 O2 tipe lingkungan belajar, atau satu program lebih Para peneliti menemukan adanya sedikit sekali
Ada beberapa jenis desain penelitian dalam efektif daripada yang lain. Di bawah ini adalah perbedaan dalam akurasi, kelancaran atau kom-
kategori ini, antara lain: (1) The Pretest-Post- Time-Series Design beberapa temuan penelitian eksperimental. pleksitas dari tulisan siswa pada keempat ke-
test Control Group Design, (2) The Posttest- O1 O1 O1 X O2 O2 O2 lompok setelah kira-kira 35 jam pembelajaran.
Only Control Group Design, dan (3) The Solo- • Eksperimen dalam Menulis Mereka menemukan bahwa “umpan balik yang
mon Four-Group Design. Secara rinci ketiga Counterbalanced Design sangat rinci pada mekanik di tingkat kalimat ti-
jenis desain dapat dilihat pada tabel di bawah: X1 O2 X2 O2 X3 O2 Banyak penelitian dalam menulis dan menga- dak bermanfaat dari segi waktu dan usaha guru
X1 O2 X2 O2 X3 O2 rang dalam bahasa kedua telah dilakukan dalam bahkan jika ... siswa merasa membutuhkan dan
Pretest-Posttest Control Group Design X1 O2 X2 O2 X3 O2 satu dekade terakhir (lihat reviu dalam Hudel- menggunakannya” (Robb, Ross & Shortreed,
R O1 X O2 son, 1989; Johnson & Roen, 1989; Zamel, 1987). 1986, p. 91). Mereka menganggap bahwa satu
R O1 X O2 Keterangan: Pembahasan penelitian difokuskan pada isu se- alasan dari temuan ini adalah bahwa “penu-
X = perlakuan perti persamaan dan perbedaan proses menulis lis EFL hanya dapat mengasimilasikan sejumlah
Posttest-Only Control Group Design O1 = Prates dalam bahasa pertama dengan dalam bahasa kecil dari umpan balik korektif ke dalam sistem
R X O2 O2 = Postes lainnya, naturalitas dan efektivitas pendekatan gramatika terkini mereka...” (p.89). Ross, Shor-
R X O2 interaktif tingkat tinggi, manfaat dari pengajaran treed, dan Robb mempublikasikan sebuah ar-
d. Desain Faktorial (Factorial Design) stuktur retorika, naturalitas dan pemanfaatan tikel pada tahun1988, yang melaporkan peneli-
Solomon Four-Group Design waktu dari respon guru dan siswa terhadap guru tian yang dilakukan untuk meneliti lebih lanjut
R O1 X O2 Desain ini melibatkan dua atau lebih variabel penulis bahasa kedua, dan faktor-faktor kultural. isu ini. Batasan utama dari penelitian mereka
R O1 - O2 bebas, dan sekurangnya satu yang diatur atau adalah teknik yang digunakan untuk umpan ba-
R - X O2 ditentukan oleh peneliti. Desain ini merupa- Robb, Ross, dan Shortreed (1986) melakukan se- lik kemungkinan sangat berbeda dalam kuliah
R - - O2 kan elaborasi dari desain true-experimental. buah eksperimen untuk meneliti peran respon menulis terkini dan pengukuran yang digunakan
Keterangan: Istilah faktorial mengacu pada fakta bahwa de- dalam meningkatkan perkembangan kemampuan untuk menilai perkembangannya sangat sempit.
X = perlakuan sain tersebut melibatkan beberapa faktor. Se- menulis bahasa Inggris siswa Jepang. Pertanyaan
O1 = prates tiap faktor memiliki dua atau lebih tingkatan, penelitiannya adalah: “ Apakah strategi umpan • Eksperimen Pembelajaran Kooperatif

32 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 33
Pembelajaran kooperatif telah menjadi kema- Melalui eksperimen kelas, peneliti lainnya meng- menyebabkan peningkatan kemampuan dalam nemukan bahwa kelebihan dalam input adalah
juan utama dalam kelas bahasa kedua dan pen- investigasi efek pengajaran eksplisit dari strategi mengingat informasi dalam teks. Royd dan Car- faktor penting yang berkontribusi terhadap
didikan dwi bahasa (Departemen Pendidikan tertentu pada pembelajaran dan kemampuan rell (1987) menemukan dalam penelitian lain- pemahaman, tetapi kompleksitas sintaktik ti-
California, 1982; Kagan, 1986). Penelitian ini bahasa kedua siswa. Sebagai contoh, O’Maley nya bahwa mempresentasikan informasi latar dak berpengaruh banyak dalam pemahaman.
menolak ketidakpraktisan dan etnosentrisme dan rekannya (1985) menemukan bahwa ke- belakang budaya meningkatkan ingatan siswa
dari beberapa seting kultural. Seberapa efektif mampuan bahasa siswa sekolah menengah terhadap teks. Sesuai dengan saran Connor • Eksperimen Aspek Kognitif dalam Tatabahasa
pendekatan kooperatif dibandingkan dengan dalam memberikan laporan oral menunjukkan (1987) pendekatan multi dalam pembelajaran
pendekatan tradisional berbasis kelas adalah peningkatan yang signifikan sebagai akibat membaca dalam bahasa kedua sangat diharap- Penelitian yang meliputi elisitasi, penilaian tata-
pertanyaan penelitian yang diajukan oleh Be- dari pembelajaran yang menggunakan strate- kan, tetapi penelitian cenderung mendominasi bahasa, atau manipulasi tata bahasa berman-
jarano (1987) dalam penelitian pembelajaran gi tertentu dalam mengerjakan suatu tugas. metode yang paling umum dalam ESL/EFL dan faat dalam mempelajari fenomena kognitif dan
kooperatif besar yang dilakukan di Israel. Ber- penelitian bahasa asing pada pebelajar dewasa. linguistik yang tidak jelas nampak dalam ber-
dasarkan psikologi sosial dan pendidikan karya • Eksperimen Membaca bicara atau menulis secara alami. Beberapa te-
Sharan, Aronson, Slavin, dan lain-lain, Bejarano • Eksperimen dalam Pembelajaran yang Dine- ori dalam pemerolehan bahasa kedua (SLA),
mengadaptasi teori dan metode pembelajaran Strategi membaca juga menjadi salah satu topik gosiasikan memusatkan pada penelitian pada peranan tata-
kooperatif pada kelas pembelajaran bahasa penelitian. Barnett (1988) meneliti efek dari bahasa universal (UG) dan pengetahuan dalam
Inggris sebagai bahasa kedua (ESL) di Israel dan
strategi pembelajaran membaca pada dua hasil Pica, Young, dan Doughty melakukan sekumpu- pembelajaran bahasa kedua (lihat reviu dalam
meneliti efeknya pada pemerolehan bahasa belajar siswa, yakni (1) penggunaan dari strategi lan penelitian pada keuntungan dari pembe- Cook, 1988; Ellis, 1985; Gass, McLaughlin & Har-
kedua pada 665 siswa kelas tujuh. Dua metode dan (2) pemahaman membaca bahasa kedua lajaran yang dinegosiasikan dalam pemerolehan rington, 1990; Rutherford, 1987). White (1986)
kooperatif diteliti. Kedua metode (satu disebutumum. Barnett meneliti 264 mahasiswa semes- bahasa kedua. Dalam sebuah eksperimen kecil misalnya melakukan sebuah penelitian para-
Student Teams Achievement Division, dan satunyater empat yang sedang belajar bahasa Peran- (1987) yang mensimulasikan lingkungan kelas, meter pro-drop dengan orang Amerika Latin yang
lagi disebut Discussion Group) melibatkan kerjacis sebagai bahasa asing. Satu kelompok yang mereka membandingkan dua cara memodifikasi berbahasa Spanyol dan pembicara Perancis dari
kelompok. Kelas yang menggunakan dua metode terdiri dari empat kelas secara eksplisit diajar input linguistik untuk menentukan yang mana Quebec. Bahasa Spanyol adalah bahasa dengan
ini dibandingkan dengan kelas yang menggu- strategi membaca seperti menebak dari kon- menghasilkan pemahaman yang lebih baik. pro-drop sedangkan bahasa Inggris dan Peran-
nakan metode klasikal (whole class). Guru-guru teks, sedangkan kelas yang lain yang meliputi Mereka meneliti pemahaman instruksi pada 16 cis adalah dua bahasa non pro-drop. White me-
juga ditentukan secara random dalam menggu- limabelas kelas tidak diberikan pembelajaran siswa ESL dewasa tingkat menengah dalam men- nemukan bahwa pebelajar Perancis yang belajar
nakan salah satu dari metode yang digunakan. strategi membaca. Penelitian ini bukan terma- empatkan objek di papan dalam dua kondisi. bahasa Inggris menentukan kalimat tanpa sub-
Setelah 4,5 bulan pembelajaran, hasil penelitian
suk penelitian eksperimen murni karena subjek Dalam kondisi pertama, seorang pembicara asli jek seperti *is very busy kurang dapat diterima
membuktikan bahwa dua metode pembelajaran penelitian tidak ditentukan secara random se- (NS) bahasa Inggris membaca naskah instruksi daripada pebelajar Spanyol yang belajar bahasa
kooperatif lebih efektif daripada metode klasikal
bagai kelompok eksperimen ataupun kelompok yang secara linguistik dimodifikasi awal. Input Inggris. Interpretasi dari temuan ini berusaha
dalam meningkatkan pemahaman mendengar- kontrol. Barnett menemukan bahwa mahasiswa modifikasi awal tersebut meliputi penurunan untuk menentukan bagaimana pengetahuan
kan, tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan yang mendapatkan pembelajaran strategi mem- kompleksitas sintaktik, penambahan jumlah kata linguistik direpresentasikan dalam pikiran.
dalam peningkatan kemampuan membaca. baca lebih bisa memprediksikan bagian-bagian untuk setiap instruksi, dan pengulangan pada
dari bacaan dengan menebak dari konteks. Na- kata-kata isi. Dalam kondisi ini, subjek tidak da- Dari semua contoh di atas, dapat dilihat bahwa
• Eksperimen Strategi Pembelajaran mun, mereka tidak menunjukkan kemampuan pat berinteraksi dengan pembicara asli (NS) penelitian eksperimenal dalam pendidikan ba-
yang lebih baik dari segi pemahaman membaca yang sedang membaca instruksi. Sedangkan, hasa kedua dapat dilakukan baik dalam aspek
Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas be- secara umum pada akhir kuliah berdasarkan pe- dalam kondisi kedua, subjek dibacakan versi in- keterampilan berbahasa yang meliputi mende-
berapa karya signifikan yang telah dilakukan ngukuran melalui jumlah proposisi (ide-ide) yang struksi yang tidak dimodifikasi dan dimotivasi ngarkan, berbicara, membaca, dan menulis mau-
dalam meneliti strategi pembelajaran bahasa dapat diingat dari bacaan yang telah dibaca. untuk berinteraksi dan bernegosiasi dengan pun pada aspek kebahasaan seperti tatabahasa,
kedua (O’Maley & Chamot, 1989; Oxford, 1990; pembicara asli untuk mencapai pemahaman. kosakata, dan aspek kebahasaan lainnya. Peng-
Wenden, 1987). Beberapa peneliti menggu- Penelitian eksperimen lainnya lebih difokuskan Pica dan rekan-rekannya (1987) menemukan gunaan strategi atau teknik mengajar juga bisa di-
nakan pendekatan korelasi dalam meneliti hubu- pada struktur diskursus dan pengetahuan latar bahwa pemahaman yang lebih besar disebab- jadikan objek penelitian, seperti strategi pembe-
ngan antara penggunaan strategi pembelajaran belakang budaya (Carrell, 1987). Carrell (1985) kan oleh diskursus yang dimodifikasi mela- lajaran kooperatif yang telah dibahas sebelumnya.
tertentu dengan perkembangan bahasa kedua dalam penelitiannya terhadap siswa ESL mene- lui interaksi, yakni subjek dalam kondisi kedua
(Politzer & McGroarty, 1985; McGroarty, 1989). mukan pembelajaran secara eksplisit tentang or- lebih banyak dapat meletakkan item yang le-
ganisasi retorik tingkat atas dari teks ekspositori bih benar di papan. Terlebih lagi, mereka me- • Berbagai Pertimbangan dalam Desain Peneli-

34 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 35
tian Eksperimental gunakan informasi dalam sebuah teks untuk kan suatu cara formal untuk menentukan Dalam penelitian korelasional hubungan antara
melengkapi tugas menulis yang terkait. Peneliti suatu tindakan atau kondisi spesifik (vari- variabel tidak mengindikasikan adanya hubu-
• Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis harus memutuskan bagaimana pemahaman abel bebas) yang menyebabkan suatu pe- ngan sebab – akibat. Seperti pada contoh peneli-
tersebut didefi-nisikan secara operasional seh- rubahan dalam perilaku (variabel terikat). tian korelasional antara motivasi dan kecakapan
Dasar desain eksperimen murni yang masuk pada ingga dapat diukur dalam penelitian, kemudian dalam bahasa kedua, sulit menentukan apakah (1)
ilmu sosial berasal dari pertanian dan psikologi mengubah perta-nyaan yang sangat umum yang • Populasi, Subjek, dan Peneliti motivasi menyebabkan tingkat kecakapan yang
(Smith & Glass, 1987). Desain Eksperimental dan mengarahkan penelitian menjadi pertanyaan lebih tinggi, (2) tingkat kecakapan yang lebih ting-
Quasi Eksperimental dari Campbell dan Stanley atau pernyataan yang lebih spesifik. Formu- a. Populasi gi menyebabkan peningkatan motivasi, atau (3)
dipublikasikan tahun 1966 dan selanjutnya Ek- lasi yang lebih spesifik disebut hipotesis. Dalam motivasi dan kecakapan berbahasa kedua saling
sperimen Quasi: Desain & Analisis di Lapangan hipotesis peneliti menyatakan bagaimana dua Tujuan utama penelitian eksperimental adalah mempengaruhi secara terus-menerus. Namun,
oleh Cook dan Campbell (1979) berpengaruh alternatif aktivitas membaca awal (dua ting- generalisasi. Peneliti ingin menyimpulkan bahwa banyak peneliti berpendapat ada hubungan sebab
sangat besar dalam penelitian pendidikan. kat atau nilai dari variabel bebas) akan berpen- hipotesis bisa benar atau salah bagi populasi ter- akibat terkait dengan masalah di atas. Menurut
garuh terhadap pemahaman (variabel terikat). tentu (Porter, 1988). Populasi adalah jumlah total Porter (1988) dalam penelitian kependidikan,
Pertanyaan yang mendorong penelitian bi- Hipotesisnya mungkin seperti di bawah ini: atau keseluruhan elemen, subjek atau anggota walaupun kata sebab tidak digunakan secara
asanya seperti pertanyaan yang sering ditan- yang memiliki satu atau lebih karakteristik darima- eksplisit, namun interpretasi ke arah itu tetap ada.
yakan guru dan menghendaki suatu jawaban. “Mengajar struktur retorik menyebab- na subjek penelitian diambil (Wiersma, 1991: 428). Dengan demikian, pemahaman konseptual ter-
Pertanyaan seperti aktivitas membaca awal kan pemahaman yang lebih baik terhadap hadap penelitian eksperimental sangat penting.
apa yang paling efektif meningkatkan pema- ide pokok daripada pengajaran kosakata.” b. Subjek
haman? Pertanyaan tersebut dapat dispesi- a. Studi Perubahan Terencana
fikkan menjadi sebuah pertanyaan penelitian. • Variabel Bebas dan Variabel Terikat Orang-orang yang diteliti dalam penelitian
eksperimental disebut subjek, bukan partisi- Penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai
Oleh karena pertanyaan umum tersebut da- Sesuai dengan contoh sebelumnya, aktivitas pan. Hal ini terkait dengan terminologi kon- penelitian yang terencana karena melibatkan
pat diteliti dalam berbagai cara, peneliti harus membaca awal dianggap sebagai variabel be- vensional dari psikologi dan bidang lainnya pengaturan situasi. Peneliti yang memban-
membuat beberapa keputusan yang melibatkan bas. Variabel bebas adalah satu ciri yang di- dan bukan bermaksud untuk tidak manusia- dingkan dua kondisi mendesain kondisi terse-
pembatasan terhadap pertanyaan. Pertama, anggap memiliki efek terhadap pemahaman. wi. Namun, dapat juga diasosiasikan dengan but dan mengaturnya. Seperti pada penelitian
aktivitas membaca awal yang bagaimana yang Variabel bebas mempunyai dua nilai atau ting- jarak antara peneliti dengan subjek yang ber- Robb, Ross dan Shortreed (1986) yang telah
menjadi daya tarik penelitian? Hal ini bisa men- kat. Yang pertama adalah pengajaran struktur hubungan dengan tujuan eksperimen dalam dibahas sebelumnya, peneliti membandingkan
cakup aktivitas yang dipilih guru dan aktivitas retorik dan yang kedua adalah pengajaran ko- hal objektivitas, validitas, dan reliabilitas. pengaruh variasi dalam merespon terhadap tu-
yang dipresentasikan guru seperti konstruksi sakata. Variabel terikat yang juga disebut hasil lisan siswa dalam kelas EFL di Jepang. Peneliti
skema atau aktivitas aktivasi atau persiapan atau kriteria adalah variabel yang akan dipen- c. Peran Peneliti mendesain petunjuk merespon yang berbeda,
kosakata. Alternatif lain, pertanyaan peneli- garuhi oleh variabel bebas, yang menjadi tu- menyuruh guru mengimplementasikannya, dan
tian bisa menyangkut aktivitas yang dilakukan juan dari penelitian. Sesuai contoh di atas, vari- Peran seorang peneliti eksperimental berbeda meneliti pengaruhnya terhadap tulisan siswa.
siswa atau aktivitas yang terkait dengan tugas abel terikatnya adalah pemahaman ide pokok. dari seorang etnografer. Peneliti umumnya me-
sebelumnya. Peneliti menentukan pilihan ak- ngatur dan mengontrol situasi, dan selanjut- b. Penugasan secara Random
tivitas yang diteliti dan yang tidak perlu diteliti. Banyak variabel bebas dan terikat yang diteliti nya berperan sebagai pengobservasi. Peneliti
dalam penelitian eksperimen bahasa kedua bukan tidak berhubungan, namun mereka ha- Penugasan secara random merupakan fitur
Demikian halnya dengan pemahaman, ada komparatif. Variabel bebas bisa saja program, rus mengontrol dan memonitor perlakuan, kunci eksperimental sebenarnya, sedangkan
banyak cara mendefinisikan dan mengevalu- tugas, teknik umpan balik atau respon, jenis in- mengawasi proses observasi, mengetes, men- penelitian eksperimental tanpa penugasan ran-
asi pemahaman. Pemahaman bisa didefinisikan struksi strategi, dan jenis input linguistik. Vari- gukur, memberikan skor, dan lain-lain. Peneliti dom bagi setiap orang dalam suatu kondisi di-
sebagai suatu ingatan langsung terhadap ide abel terikat bisa saja berupa berbagai aspek tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang se- sebut eksperimen semu (quasi-experiment).
yang didemonstrasikan melalui ingatan tertulis. pemahaman dan produksi, penggunaan proses dang diteliti. Dalam penelitian eksperimen, Tujuan dari penugasan secara random adalah
Pemahaman juga bisa didefiniskan sebagai ke- dan strategi, dan hasil afektif. Peneliti berusaha peneliti mengatur instrumen sedangkan dalam memberikan kesempatan yang sama bagi sub-
mampuan yang tertunda dalam mengidentifi- menghilangkan atau mengontrol efek dari vari- etnografi peneliti yang menjadi instrumen. jek untuk berpartisipasi dalam setiap kondisi
kasi di struktur retorik atau kosakata. Atau bisa abel lainnya yang mungkin mempengaruhi hasil. eksperimental. Hal ini dilakukan untuk
saja didefinisikan sebagai kemampuan meng- Dapat disimpulkan bahwa eskperimen merupa- • Kausalitas dan Kontrol meyakinkan bahwa kelompok yang diperbanding-

36 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 37
kan sedapat mungkin dalam keadaan yang sama. 4. Siapa subjeknya? Berapa banyak? Bagaimana lainnya dan dengan penelitian eksperimental penuh bahwa terdapat temuan baru yang pent-
ditentukan? Bagaimana karakteristik yang re- lainnya yang dilakukan dengan cara yang sama. ing.
• Validitas Internal dan Eksternal levan? d. Penelitian eksperimental yang dideskripsikan e. Beberapa orang (misalnya, anak-anak) tidak
5. Apa variabel bebasnya dan bagaimana dio- dengan jelas dapat diperbaiki pada penelitian dapat dijadikan subjek penelitian eksperimen
Sebuah penelitian eksperimental dikatakan perasionalkan? berikutnya atau diulang oleh orang lain. yang baik karena mereka memiliki konsentrasi
memiliki tingkat validitas internal tinggi jika 6. Prosedur apa yang digunakan dalam melak- e. Data eksperimen jauh lebih fokus diban- yang singkat, merasa tidak nyaman dites, atau
peneliti dapat menentukan bahwa perlakuan sanakan penelitian? Apakah kelompok ditentu- dingkan dengan data rekaman dari ucapan yang terganggu oleh peneliti.
yang menjadi penyebab perbedaan yang ter- kan secara random? spontan atau wawancara informal, sehingga hal f. Mungkin saja sulit meyakini bahwa subjek
jadi pada variabel terikat, sedangkan validi- 7. Alat apa yang digunakan dalam mengontrol ini menjadi lebih mudah memaknai, memproses sungguh-sungguh memahami apa yang mesti
tas eksternal berhubungan dengan kemam- variabel lain dan dalam mencapai validitas inter- dan mengevaluasi. dilakukan.
puan penelitian dalam menggeneralisasi. nal? g. Sulit menghindari kesalahan desain, seperti
8. Apa variabel terikatnya dan bagaimana diten- • Kelemahan Penelitian Eksperimental ambiguitas dalam rangsangan atau instruksi.
a. Validitas Internal tukan dan diukur? Bagaimana tingkat validitas
dan reliabilitas diukur? Ada beberapa kelemahan penelitian eksperi- SIMPULAN
Sebuah eksperimen dibuat untuk menentukan 9. Bagaimana melaksanakan analisis dan hasil- mental yang diungkapkan Wray dkk. (1998: 160
hubungan sebab-akibat. Tujuan peneliti adalah nya? Apakah hasil disebabkan oleh perlakuan? -161) antara lain: Dari keseluruhan pembahasan di atas dapat
menyimpulkan perbedaan yang diobservasi Faktor apa yang mungkin berpengaruh terhadap a. Penelitian eksperimental dapat menurunkan disimpulkan bahwa penelitian eksperimen-
antara dua kelompok pada variabel terikat yang hasil? situasi sampai batas minimum. Beberapa situ- tal adalah penelitian yang mencari hubungan
disebabkan olek perlakuan, bukan pada sebab- 10. Kesimpulan apa yang dapat ditarik? Apakah asi dapat diperlakukan dengan cara tersebut, kausal (sebab-akibat) dari satu perlakuan (vari-
sebab lainnya. Jika terdapat beberapa sebab generalisasi hasil tepat? tetapi pada situasi yang lain hal tersebut tidak abel bebas) terhadap variabel lain (variabel
alternatif lainnya (rival hypotheses) yang didu- 11. Apakah kontribusi penelitian terhadap mungkin. Ada hal yang membahayakan apabila terikat). Ada empat jenis desain penelitian ek-
ga menyebabkan perbedaan itu maka peneli- pengetahuan sosial dan faktor kontektual dalam dalam proses pengontrolan desain eksperimen sperimental yaitu pre-experimental, true-ex-
tian dianggap memiliki tingkat validitas rendah. proses belajar mengajar bahasa kedua? kita bisa kehilangan esensi dari apa yang sedang perimental, quasi experimental, dan factorial
12. Apakah implikasinya bagi pembelajaran diteliti. experimental. Berbagai penelitian yang meng-
b. Generalisasi bahasa kedua dalam konteks formal? b. Perilaku orang mudah diukur dalam kondisi gunakan metode eksperimental telah dilakukan
eksperimental, tetapi bagaimana membanding- peneliti terkait dengan keterampilan berbahasa,
Kemampuan suatu hasil penelitian dalam • Keuntungan Penelitian Eksperimental kannya dengan perilaku mereka dalam kondisi aspek kebahasaan, dan strategi atau metode
menggeneralisasi terkait dengan isu apa- non-eksperimental. pembelajaran. Beberapa hal perlu dipertim-
kah hasil penelitian juga berlaku bagi orang Beberapa keuntungan penelitian eksperimental c. Penelitian eksperimental sering berakhir lebih bangkan dalam melakukan penelitian eksperi-
lain dalam situasi atau seting lain atau mung- seperti diungkapkan oleh Wray dkk. (1998:160) sulit dan sepertinya lebih mudah merencanakan mental antara lain pertanyaan penelitian dan
kin saja berlaku bagi pembicara dalam ba- adalah sebagai berikut: dari pada melaksanakannya. hipotesis, variabel bebas dan terikat, populasi
hasa lainnya, pebelajar dengan usia yang a. Penelitian eksperimental sangat penting, d. Semakin banyak subyek yang digunakan, dan sampel, validitas internal dan eksternal.
berbeda, seting budaya dan negara yang ber- bahkan ada berbagai pihak yang sulit menerima semakin kurang bisa memahaminya. Hal ini
beda, institusi yang berbeda, dan sebagainya. validitas penelitian tanpa eksperimen. memungkinkan adanya variabel tersembunyi
b. Penelitian eksperimental yang direncana- yang berkontribusi terhadap hasil. Eksperimen
• Kriteria untuk Menilai Sebuah Penelitian kan dengan baik memberikan hasil yang dapat terhadap orang selalu menghadirkan variasi
Eksperimental dalam Bahasa Kedua diproses dengan cara yang ditentukan lebih yang tidak dapat dijelaskan daripada eksperi-
awal dan memberikan bukti yang jelas yang men yang dilakukan pada tikus putih atau botol-
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mendukung atau menolak hipotesis yang botol yang berisi potassium permanganate, dan
dalam menilai sebuah penelitian eksperimental, ditetapkan sebelumnya. dapat memberikan hasil yang ambigu. Ada satu
antara lain: c. Secara teoritis, semua perencanaan dalam kemungkinan ketika melakukan penghitungan,
1. Apa pertanyaan penelitiannya? Apa hipotesis penelitian eksperimental telah disusun dengan tidak terdapat satu perbedaan yang signifikan
nya? baik dan tidak ada situasi apapun yang mampu secara statistik. Namun, ini bukan berarti bahwa
2. Dalam konteks apa penelitian dilakukan? mengubahnya, sehingga hasilnya dengan mu- eksperimen yang dilakukan gagal. Temuan terse-
3. Bagaimana orientasi teoritis peneliti? dah dapat dihubungkan antara satu dengan but dapat ditulis secara rinci dengan keyakinan

38 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 39
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. Research Design: Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Ap -
proaches. California: Sage Publication,
Inc. 2003.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuanti-
tatif & Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafin
do Persada. 2008.
Gay, L.R. Educational Research: Competencies
for Analysis and Application. Colombus:
Charles E. Merill Publishing Company.
1981.
Johnson, Donna M. Approaches to Research in
Second Language Learning. New York:
Longman Publishing Group. 1992.
Sugiyono. Metode penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2007.
Wiersma, William. Research Methods in Educa
tion: An Introduction. Boston: Allyn and
Bacon. 1991.
Wray, Alison, Kate Trott, dan Aileen Bloomer.
Projects in Linguistics: A Practical Guide
to Researching Language. London: A
Hodder Arnold Publication. 1998.

Gunung Kembar
Karya Marta (5 tahun 5 bulan)
2008

40 | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 11 | Januari - Juni 2010 | 41

Anda mungkin juga menyukai