Anda di halaman 1dari 40

Laporan Stase Puskesmas

PUSKESMAS SARIO
Masa Stase : 27 November 2017 – 09 Desember 2017

Oleh:

Windy Masengi – 17014101065

Kezia Oroh – 17014101078

Maniata Bata - 17014101080

Masa KKM : 20 November – 31 Desember 2017

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikoreksi dan disetujui laporan stase puskesmas:

PUSKESMAS SARIO

Oleh:

Windy Masengi – 17014101065

Kezia Oroh – 17014101078

Maniata Bata - 17014101080

Masa KKM : 20 November – 31 Desember 2017

Dilaksanakan pada tanggal 28 November 2017 – 09 Desember 2017


Di Puskesmas Sario

Mengetahui:

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Ronald Ottay, M.Kes dr. Frelly Kuhon, M.kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
kelompok kami dapat menyelesaikan laporan Puskesmas Sario.

Adapun laporan ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa kepaniteraan
klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas Sario.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat
pembaca dan bagi kita semua.

Manado, Desember 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO ................................ 3
A. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas Sario........................... 3
B. Profil Puskesmas Sario ........................................................................ 4
BAB III. ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM ............................................................. 7
A. Analisis Masukkan (Input) Puskesmas ................................................ 7
B. Analisis Proses Puskesmas .................................................................. 8
BAB IV. ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS ....................................... 11
A. Program Wajib ..................................................................................... 11
B. Upaya Kesehatan Pengembang ............................................................ 18
C. Upaya Kesehatan Penunjang ............................................................... 18
BAB V. IDENTIFIKASI MASALAH ........................................................... 20
A. Masalah Manajemen Kesehatan........................................................... 20
B. Masalah kesehatan / Derajat Kesehatan ............................................... 20
C. Masalah Pelayanan Kesehatan ............................................................. 22
BAB VI. PRIORITAS MASALAH ................................................................ 24
A. Prioritas Masalah Kesehatan ................................................................ 24
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 24
C. Identifikasi Penyebab Masalah ........................................................... 24
D. Penanggulangan Masalah..................................................................... 26
E. Pemecahan Masalah Terpilih ............................................................... 26
BAB VII. PENUTUP ...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29
LAMPIRAN ..................................................................................................... 30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. UPTD Puskesmas Sario .................................................................... 4


Gambar 2. Struktur organisasi UPT Puskesmas Sario ........................................ 4

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar kependudukan di wilayah kerja Puskesmas Sario ................ 5


Tabel 2. Keadaa pendudukan menurut tingkat pendidikan ............................ 5
Tabel 3. Persentase upaya kesehatan lingkungan Puskesmas Sario .............. 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam rangka menuju ke tujuan Indonesia sehat, semua pemerintah daerah


kabupaten /kota dan Dinas kesehatan kabupaten/kota perlu merumuskan rencana
strategi yang memaparkan tentang visi, misi, kebijakan, strategi, tujuan program
dan kegiatan pembangunan yang sesuai. Untuk menunjang hal tersebut Pemda
Kabupaten/Kota harus memiliki vital registration dan based line data yang akurat
tentang derajat kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, perilaku hidup
masyarakat, serta akses dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah kerja masing-
masing. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya
pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar
tersebut. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan unit yang strategis
dalam mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju
peningkatan derajat kesehatan yang optimal.1
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas sebagai Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. 2
Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu
wilayah Kecamatan, atau beberapa Desa/Kelurahan di satu wilayah Kecamatan.
Agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada di
ujung paling depan dapat lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap
Puskesmas yang ada maupun yang akan didirikan harus memenuhi standar, baik
sebagai Puskesmas rawat jalan maupun Puskesmas rawat inap.3
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal,

1
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan).4
Puskesmas Sario salah satu Puskesmas yang ada di Kota Manado yang
menjalankan Program Kesehatan Pemerintah untuk menuju Indonesia yang Sehat.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO

A. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas Sario


1. Visi
Terwujudnya masyarakat kecamatan Sario sehat dan cerdas
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
b. Mendorong kemandirian masyarakat hidup sehat
c. Menggerakkan promosi kesehatan.5

Gambar 1. UPTD Puskesmas Sario

3
3. Struktur Organisasi Puskesmas Sario

Gambar 2. Struktur organisasi UPT Puskesmas Sario

B. Profil Puskesmas Sario


1. Keadaan Geografis
Puskesmas Sario terletak di Jalan Bethesda No. 21 Kelurahan Sario
Kotabaru Kecamatan Sario Kota Manado. Wilayah kerja puskesmas Sario
meliputi tujuh kelurahan yaitu sebagai berikut:5

1. Kelurahan Sario Kota Baru


2. Kelurahan Titiwungen Selatan
3. Kelurahan Titiwungen Utara
4. Kelurahan Sario
5. Kelurahan Sario Tumpaan
6. Kelurahan Sario Utara
7. Kelurahan Ranotana

4
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 24.345 jiwa.5
Jumlah Laki-laki : 11.946 jiwa
Jumlah Perempuan : 12.399 jiwa

Tabel 1. Daftar kependudukan di wilayah kerja Puskesmas Sario

No Kelurahan Jumlah Jiwa Jumlah Rumah Tangga

1 Titiwungen Utara 3417 757

2 Titiwungen Selatan 4152 915

3 Sario Utara 3539 655

4 Sario Kotabaru 2793 822

5 Sario Tumpaan 3973 1055

6 Sario 2280 640

7 Ranotana 4191 902

Jumlah 24.345 5.746

3. Pendidikan
Tabel 2. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak tamat SD 9 0,04

2 SD 86 0,40

3 SMP 145 0,67

4 SMA 523 2,41

5 SMK 273 1,26

5
6 Diploma II 0 0,00

7 Diploma III 80 0,37

8 S1 (Sarjana) 149 0,69

9 S2/S3 (Master/Doktor) 48 0,22

6
BAB III
ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM

A. Analisis Masukkan (Input) Puskesmas


Komponen Input ini diuraikan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh
Puskesmas yang meliputi:
1. Man
Jumlah petugas (paramedis dan non paramedis):
a. Dokter umum : 5 orang
b. Dokter gigi : 2 orang
c. Perawat : 13 orang
d. Bidan : 6 orang
e. Perawat gigi : 2 orang
f. Tenaga teknis kefarmasian : 3 orang
g. Tenaga teknis laboratorium : 1 orang
h. Tenaga kesehatan lingkungan : 2 orang
i. Nutrisionis : 1 orang
j. Pejabat struktural : 2 orang
k. Staf administrasi : 1 orang
Jumlah tenaga seuruhnya : 38 orang
2. Machine
Hal ini meliputi perlengkapan dan peralatan kesehatan yang tersedia.
Keadaan sarana kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sario, terdiri dari:
a. Ruang kepala Puskesmas : 1 ruang
b. Ruang kepala tata usaha : 1 ruang
c. Poliklinik umum & lansia : 1 ruang
d. Poliklinik gigi dan mulut : 1 ruang
e. Poliklinik TB/Kusta : 1 ruang
f. Poliklinik Gizi/sanitasi
g. Poliklinik VCT : 1 ruang

7
h. Ruang KIA/KB : 1 ruang
i. Ruang imunisasi : 1 ruang
j. Ruang survailans : 1 ruang
k. Ruang pertemuan : 1 ruang
l. Ruang registrasi : 1 ruang
m. Ruang tunggu : 1 ruang
n. Apotek : 1 ruang
o. Laboratorium : 1 ruang
p. Mobil ambulance : 1 unit
q. Puskesmas non rawat inap : 1 unit
r. Puskesmas keliling : 1 unit
s. Puskesmas pembantu : 4 unit
t. Posyandu : 16 unit
3. Money
Sumber-sumber pembiayaan kesehatan di Puskesmas Sario berasal dari
APBD, retribusi karcis serta dana dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).5
4. Material
SP2TP terdiri dari:
a. Catatan : Kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register
b. Laporan : Bulanan, tahunan dan KLB.5

B. Analisis Proses Puskesmas


1. Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis
dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa
jenis perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan
pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan
pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam
menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan
bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan
pasen, beban kerja, dll.6

8
2. Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu tindakan atau kegiatan
menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu
kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-
sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk
tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam
pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi,
dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan
organisasi.6

3. Penggerakan pelaksanaan (actuating), manajemen rumah sakit hampir


sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang
sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban
sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya
yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS
sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan
yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan
(customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas
pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2)
Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang
bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.6

4. Pengawasan dan pengendalian (controlling) , merupakan proses untuk


mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana
kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap
penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan
adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan
indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja
(kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan
dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.6

9
5. Penilaian (Evaluating), adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau
tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis
dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria
yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program.6

10
BAB IV
ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS

A. Program Wajib
Demi tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka telah dan sedang
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.7
Upaya pelayanan dasar merupakan pelayanan terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan yang bermutu,
merata, dan terjangkau diharapkan sebagian besar masalah Kesehatan Masyarakat
dapat teratasi.7
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada masyarakat yakni:
1. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan di Puskesmas Sario diadakan
dua kali seminggu, yaitu setiap hari Kamis dan Jumat. Penyuluhan kesehatan
yang diadakan pada hari Kamis bersamaan dengan dilaksanakannya kegiatan
posyandu sehingga materi penyuluhan yang diangkat ialah yang berkaitan
dengan imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat, kehamilan dan kontrasepsi.
Penyuluhan kesehatan yang diadakan pada hari Jumat dilakukan bersamaan
dengan adanya kegiatan pro lanjut usia, pembahasan penyuluhan di hari Jumat
ini berkaitan dengan pencegahan penyakit kronis dan pola hidup sehat, penyakit
degeneratif serta mengenai geriatri. Penyuluhan kesehatan di sekolah diadakan
setiap bulan secara bergilir di sekolah-sekolah yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Sario.5
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan dilakukan melalui beberapa program seperti
pengawasan rumah tangga sehat dan rumah tangga ber-PHBS, pengawasan
terhadap air minum yang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan terhadap
fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat), dan pengawasan tempat
pengelolaan makanan menurut status higiene sanitasi.

11
Berdasarkan hasil pengawasan upaya kesehatan lingkungan Puskesmas
Sario pada tahun 2015 didapatkan persentase sebagai berikut :5

Tabel 3. Persentase upaya kesehatan lingkungan Puskesmas Sario


Kategori Persentase
Rumah sehat 57%
Sarana air minum layak 84,74%
Jamban sehat
- Jamban keluarga 100%
- Jamban umum 97,4%

Higine sanitasi tempat pengolahan 100%


makanan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) & Keluarga Berencana (KB)
Dalam upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB)
dilakukan beberapa kegiatan yaitu pelayanan antenatal , posyandu, imunisasi
pada ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana.5
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya oleh tenaga kesehatan yang professional.
Pelayanan ini difokuskan pada usaha promotif dan preventif. Pada
pelayanan antenal ini dilakukan pemeriksaan pada ibu hamil baik
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan antropometri, maupun tes terhadap
penyakit menular seksual. Dilakukan pula screening penyakit atau pun
kelainan yang dapat menyertai kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Pemberian tablet besi dan imunisasi tetanus toksoid. Tidak hanya itu,
dilakukan juga temu wicara dalam membahas rencana persalinan, persiapan
rujukan, dan pengenalan tanda-tanda persalinan. Pelayanan antenatal
dianjurkan minimal empat kali, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu
kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.8

12
Data bulan Agustus tahun 2016 menunjukkan cakupan ibu hamil yang
telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal di Puskesmas Sario sebesar 70,6% dari
jumlah sasaran 443 ibu hamil. Cakupan kunjungan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal / pemeriksaan kesehatan pada masa
kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil sebanyak minimal empat kali
selama masa kehamilan di Puskesmas Sario sebesar 66,5% dari sasaran 443
ibu hamil.5
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Cakupan ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan pertolongan
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sario pada bulan Agustus 2016 ialah
sebesar 64,7% dari sasaran 397 ibu bersalin.5
c. Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan ibu mulai 6
jam persalinan sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Dilakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali pada 6 jam-
3 hari pasca persalinan . Cakupan pelayanan ibu nifas pada bulan Agustus
2016 di wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 257 (64,7%) dari sasaran
397 ibu nifas.5
d. Ibu Hamil Resiko Tinggi / Komplikasi yang Ditangani
Ibu hamil (bumil) dengan resiko tinggi atau dengan komplikasi
kehamilan dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pertama dan rujukan
oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit
Pemerintah/Swasta dengan fasilitas Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK).5
Bulan Agustus 2016, bumil dengan resiko tinggi atau dengan
komplikasi yang ditangani oleh tenaga kesehatan sebesar 17 orang (3,8%)
dari jumlah bumil sebanyak 443 orang. Tidak dilaporkan adanya komplikasi
neonatal.5

13
e. Kunjungan Neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 28 hari beresiko memiliki
gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian.
Olehnya itu, upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan neonatal. Pelayanan
kesehatan kepada neonatal dilakukan sebanyak minimal 3 kali yaitu umur
6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Dalam pelayanan neonatal
dilakukan pula konseling mengenai perawatan bayi secara umum dan
perawatan tali pusat.5
Data bulan Agustus 2016, persentase cakupan kunjungan neonatal
lengkap ialah 68.1% dari sasaran 257 bayi.5
f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Diharapkan bayi (umur 1-12 bulan) memperoleh pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu satu kali masing-masing pada umur 1-3 bulan, 3-6
bulan, 6-9 bulan dan 9-12 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi
pemberian imunisasi dasar (hepatitis B, polio, pentabio, campak, BCG),
vitamin A, Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) bayi, Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), penyuluhan perawatan kesehatan bayi di
rumah, dan penggunaan buku KIA.5
Berdasarkan data tahun 2015 di Puskesmas Sario didapatkan persentase
pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah
sasaran 421 bayi. Persentase pemberian vitamin A pada balita 1-5 tahun
sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.5
g. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita dianjurkan untuk
menggunakan alat/metode KB. Persentase cakupan peserta KB aktif pada
bulan Agustus 2016 di Puskesmas Sario adalah 58,6% atau sebesar 4.624
KB aktif. Metode kontrasepsi yang digunakan digunakan oleh peserta laki-
laki adalah Medis Operatif Pria (MOP) dan kondom (dengan asumsi bahwa
kondom sebagian besar digunakan oleh laki-laki) sedangkan perempuan

14
menggunakan metode kontrasepsi suntik, pil, IUD, implant, dan Medis
Operatif Wanita (MOW). Sebagian besar peserta KB aktif adalah
perempuan. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
suntik.5
h. Pelayanan Imunisasi
Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yaitu imunisasi Tetanus Toksoid (TT) sebanyak dua kali.
Data bulan Agustus 2016, ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT1
sebesar 70,6% (313 ibu hamil) sedangkan imunisasi TT2 sebesar 66,5%
(295 ibu hamil) dari jumlah total sasaran 443 ibu hamil.5
Data tahun 2015, jumlah sasaran bayi sebesar 421 bayi. Persentase
upaya kesehatan imunisasi dasar bayi Puskesmas Sario: DPT1 + HB1
89,5%, DPT3 + HB3 88,8%, Campak 88,1%, BCG 93%, Polio4 87,6%
dan Imunisasi dasar lengkap 88,1%.5
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa program yang dilakukan oleh Puskesmas Sario di wilayah
kerjanya dalam upaya perbaikan gizi masyarakat ialah pemberian makanan
tambahan pada balita, pemberian vitamin A pada bayi dan balita dan pemberian
tablet besi minimal 90 tablet pada ibu hamil serta makanan tambahan pada ibu
hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) jika ditemukan.5
Pada tahun 2015 di Puskesmas Sario, pemberian vitamin A pada bayi umur
6-11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian vitamin A
pada balita umur 1-5 tahun sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.5
Ditemukan pula data pada tahun 2015, pemberian tablet besi pada ibu
hamil, yang mendapat Fe1 sebesar 93,7% dan mendapat Fe3 sebesar 95,7% dari
jumlah sasaran 489 ibu hamil.5
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Puskesmas Sario juga berupaya mencegah dan mengendalikan penyakit
dengan melakukan anamnesis tentang penyakit dan pemeriksaan fisik serta
penunjang, menegakkan diagnose, memberikan pengobatan yang sesuai untuk
pasien dan merujuk ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis penyakit
yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.5

15
Untuk penyakit menular, upaya pencegahan dan pengendaliannya melalui
beberapa kegiatan yaitu survei penyakit menular, pengadaan klinik LKB
(Layanan Komprehensif Berkesinambungan), VCT (Voluntary Conseling Test)
pada pasien positif HIV/AIDS, PITC (Provider Initiating Test Conseling) pada
pasien positif HIV/AIDS.5
Kasus penyakit menular yang didapatkan pada tahun 2016 di Puskesmas
Sario meliputi :
a. Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja lebih berair dari sebelumnya,
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan faktor yang berhubungan
dengan terjadinya penyakit diare.9 Sejumlah 279 orang mengalami diare di
wilayah kerja Puskesmas Sario. Selain pengobatan pihak Puskesmas Sario
giat melakukan penyuluhan PHBS demi menanggulangi dan mencegah
terjadinya diare.5
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sebanyak 37 orang menderita DBD pada tahun 2016. Puskesmas Sario
berupaya melakukan penanganan penyakit DBD dengan penemuan dan
penatalaksanaan penderita DBD sesuai standar, melakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dengan radius 100m, dan jika
perlu dilanjutkan dengan penyuluhan dan fogging focus. Setiap tiga bulan
sekali dilakukan pula pemantauan jentik berkala.5
c. Kusta
Penanggulangan penyakit Kusta dilakukan dengan upaya penemuan dan
pengobatan yang adekuat penderita kusta karena apabila penatalaksanaan
kasus tidak baik dan terlambat maka dapat menyebabkan penyakit kusta
menjadi progresif sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit,
saraf, anggota gerak, dan mata. Dari penemuan tersebut didapatkan 3 orang
menderita penyakit kusta.5
d. HIV/AIDS
Upaya pelayanan HIV/AIDS disamping ditujukan kepada penanganan
penderita juga ditekankan pada upaya pencegahan terhadap pendonor darah,

16
pemantauan, dan pengobatan penderita penyakit menular seksual.
Dilakukan pula konseling terhadap keluarga penderita agar dapat
memberikan support sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup pasien. Jumlah pasien penderita HIV/AIDS sebanyak 2 orang.5
e. TBC
Puskesmas Sario menggunakan strategi DOTS (Directly Observe
Treatment Shorcut) atau pengobatan secara langsung oleh Petugas Menelan
Obat (PMO) dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tuberkulosis
paru. Strategi DOTS terbukti efektif sebagai strategi penanggulangan TB.
Strategi DOTS ini telah diadopsi dan dimanfaatkan oleh banyak negara
dengan hasil yang bagus, termasuk di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat.5
f. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Upaya pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pada penemuan
dan penatalaksanaan sesuai standar. Selain itu, juga dilakukan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pentingnya PHBS sehingga penyakit ISPA
dapat dihindari.5

6. Perkesmas
Perkesmas ialah suatu bidang keperawatan yg merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif,
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.10
Sasaran perkesmas ialah :
 Keluarga yg belum terjangkau pelayanan kesehatan, seperti
a. Ibu hamil tertentu yang belum melakukan kunjungan antenatal
b. Ibu nifas yg persalinannya ditolong dukun
c. Balita tertentu

17
d. Penyakit kronis menular yg tidak bisa diintervensi
e. Penyakit endemis
f. Penyakit kronis yang tidak menular
g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)
 Keluarga dengan resiko tinggi, seperti
a. Ibu hamil dengan masalah gizi (anemia, KEK)
b. Ibu hamil dengan resiko ( perdarahan, infeksi, hipertensi)
c. Balita dengan gizi di bawah garis merah (BGM)
d. Neonatus dengan BBLR
e. Usia lanjut jompo
f. Kasus percobaan bunuh diri

B. Upaya Kegiatan Pengembang


Program kerja Puskesmas Sario yang termasuk dalam upaya kegiatan
pengembang ialah sebagai berikut :5
1. Kesehatan gigi
2. Kesehatan olahraga
3. Kesehatan lansia
4. Kesehatan jiwa

C. Upaya Kesehatan Penunjang


Puskesmas Sario menyediakan unit-unit dalam upaya kesehatan penunjang
untuk rawat jalan, yaitu :5
1. Poli umum
2. Poli KIA
3. Poli KB
4. Poli gigi dan mulut
5. Poli lansia
6. Poli anak
7. Poli gizi
8. Poli TB/Kusta
9. Pemeriksaan IVA

18
10. Pelayanan imunisasi
11. Konseling sanitasi
12. Konseling gizi
13. Laboratorium
14. Konseling HIV/AIDS
15. UGD

19
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Masalah Manajemen Kesehatan


Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur
para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan. Dengan kata lain manajemen kesehatan
masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan
kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen
adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.2
Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar mengerjakan
kegiatan yang berkaitan dengan :2
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Manajemen keuangan
3. Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
4. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen
(melayani pelayanan kesehatan masyarakat)
Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen yang
lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok institusi kesehatan.
Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas
merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki
oleh masing-masing unit pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara efektif,
efisien, produktif, dan bermutu.2
Pada wilayah kerja Puskesmas Sario 4 ruang lingkup yang di sebutkan di
atas sudah berjalan sangat baik , dari SDM maupun pelayanan.

B. Masalah kesehatan / Derajat Kesehatan


1. Mortalitas
Angka kematian (Mortalitas) digunakan untuk menggambarkan pola
penyakit yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari mengetahui angka kematian
ini adalah sebagai indikator yang digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan

20
untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan
dan upaya pengobatan yang dilakukan.3 Jumlah kematian yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Sario Tahun 2017, di antaranya yaitu kematian bayi
yang terjadi berjumlah 2 kasus, yaitu 1 bayi laki-laki dan 1 bayi perempuan.5
2. Morbiditas
Angka kesakitan (Morbiditas) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
karena penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun, dan
dinyatakan dalam per 1000 penduduk.3 Kegunaan dari mengetahui angka
kesakitan ini adalah sebagai indikator yang digunakan untuk menggambarkan
pola penyakit tertentu yang terjadi di masyarakat khususnya di daerah Sario.5
10 Penyakit Terbanyak
Di bawah ini adalalah 10 penyakit menonjol yang sudah diurutkan
berdasarkan jumlah kasus terbanyak periode November 2017:5
1) Hipertensi
2) ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
3) Diare
4) Common Cold
5) Osteoarthtritis
6) Gout Artritis
7) Alergi
8) Diabetes Mellitus
9) Gastritis
10) Low Back Pain
3. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi
merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri. Jika
terdapat anak yang mempunyai status gizi buruk diselidiki dan di perbaiki
gizi yang kurang serta memberikan makanan tambahan untuk tumbuh
kejar.8

21
C. Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di
masyarakat yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan. Syarat-syarat pelayanan baik
ialah.2
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat
berkesinambungan.2
2. dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat diterima
oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut
tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.2
3. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dicapai oleh masyarakat (dari sudut lokasi).2
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud
disini termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang
seperti ini harus dapat diupayakan pelayanan kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat.2
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. Pengertian
yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan.2
Masalah yang ditemukan di Puskesmas Sario saat stase berlangsung meliputi
ketersediaan obat yang terbatas menjadi kendala dalam layanan pengobatan
penyakit. Kadang, obat yang diresepkan habis stok dan terpaksa harus dibeli

22
sendiri di apotek luar. Hal ini cukup merugikan pasien dari segi waktu dan
materi. Di Puskesmas Sario contoh yang nyata yaitu ketersediaan obat
amlodipin yang habis stok, sehingga untuk pasien hipertensi yang
menggunakan obat amlodipin terpaksa diganti dengan obat yang tersedia yaitu
nifedipin atau jika pasien ingin, obat amlodipin dapat dibeli di apotek luar.5

23
BAB VI
PRIORITAS MASALAH

A. Prioritas Masalah Kesehatan


Yang menjadi prioritas masalah pada laporan kali ini adalah masih tingginya
kesakitan dari penyakit menular dan tidak menular lewat laporan 10 penyakit yang
menonjol dengan 3 penyakit terbanyak yaitu Hipertensi, ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas), dan Diare sejak tahun 2016 hingga Oktober 2017.5

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan masih tingginya angka kesakitan dari penyakit
Hipertensi, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), dan Diare di
Puskesmas Sario?
2. Bagimana penanggulangan tingginya angka kesakitan dari penyakit
menular dan tidak menular di Puskesmas Sario?

C. Identifikasi Penyebab Masalah


Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat
kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Lingkungan
a. Wilayah Puskesmas Sario merupakan wilayah yang padat penduduk dan
terdapat sungai, sungai merupakan pengaliran air menjadikan sungai
tersebut sumber sampah dan polusi. Karena masih kurang kesadaran
masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan membuang sampah
sembarangan di sungai. Sampah-sampah tersebut belum dapat dikelola
dengan baik dan tak sedikit menyangkut di pinggiran sungai yang dapat
memicu timbulnya berbagai macam penyakit salah satunya dermatitis,
alergi, ataupun diare.5

24
b. Keadaan rumah yang padat dan pengetahuan pentingnya sirkulasi udara
yang baik di tempat tinggal yang masih kurang pula menyebabkan
tingginya kejadian ISPA di masyarakat.5
2. Perilaku
a. Kebiasaan makanan dan gaya hidup terlebih masyarakat Minahasa yang
tidak sehat yang memicu penyakit Hipertensi.
b. Kebiasaan merokok oleh warga menjadi salah satu penyebab dari
tercetus penyakit ISPA.
c. Sebagian besar warga yang terkena penyakit ISPA tersebut juga tidak
langsung memeriksakan diri mereka ke layanan kesehatan terdekat
seperti Puskesmas ketika mengetahui bahwa mereka terkena penyakit
ISPA.
d. Para wargajuga belum banyak mengetahui etika batuk sehingga
berpotensi besar menularkan penyakit mereka terhadap orang disekitar
mereka.
c. Kebiasan membuang sampah tidak pada tempatnya oleh para warga di
pinggiran sungai dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit
salah satunya diare.
e. Masih kurangnya kebersihan diri sendiri sehingga menimbulkan
penyakit kulit.5
3. Pelayanan kesehatan
a. Masih kurangnya promosi kesehatan di masyarakat menyebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit tersebut sehingga
besar kemungkinan untuk terulang kembali.
b. Keadaan obat-obatan yang terbatas di puskesmas juga menyebabkan
berulangnya kejadian ini.5
4. Keturunan
a. Faktor keturunan diketahui berperan penting dalam timbulnya penyakit
Hipertensi serta penyalit lainnya seperti Diabetes mellitus, Gout Artritis
dan Alergi.5

25
Konfirmasi Penyebab Masalah
Kinerja petugas dalam penyelenggaraan kegiatan puskesmas dalam hal ini
penyuluhan kesehatan kurang berlangsung secara efektif serta kurangnya
kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan sekitar.5
D. Penanggulangan Masalah
Alternatif penanggulangan masalah
1. Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal kegiatan, target
pecapaian dan evaluasi program yang berhubungan dengan 10 penyakit
menonjol tersebut.
2. Menyampaikan informasi lengkap saat penyuluhan di tempat umum, dan
kunjungan rumah misalnya puskesmas/kantor, lurah, rumah warga
mengenai suatu penyakit.
3. Memberikan pengobatan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
mengontrol bila ada rujuk balik.
4. Sarana dan prasarana seperti obat-obatan dilengkapi sehingga masyarakat
dapat mendapatkan pengobatan yang terbaik
5. Untuk menghadapi masalah kesehatan penyakit tidak menular, Puskesmas
Sario dapat melaksanakan program untuk meningkatkan kesehatan di
masyarakat yaitu Jumat bersih, senam pagi tiap hari Sabtu, pelayanan
polikliknik umum dan pengobatan yang dilaksanakan setiap hari,
penyuluhan mengenai penyakit-penyakit menular maupun tidak menular.
Selain itu Puskesmas Sario juga melaksanakan pemeriksaan tes gula darah
sewaktu/puasa, asam urat, kolestrol.5

E. Pemecahan Masalah Terpilih


1. Rencana Penanggulangan Masalah
a. Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal kegiatan,
target pecapaian dan evaluasi program yang berhubungan dengan 10
penyakit menonjol tersebut.

26
2. Evaluasi Keberhasilan
a. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Hipertensi
b. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari ISPA
c. Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Diare.
3. Indikator Keberhasilan Kegiatan
Menurunnya angka kejadian penyakit tersebut di masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Program
a. Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit tersebut
memanglah kurang.
b. Masyarakat memberi respon yang positif dan turut aktif terhadap
program promosi kesehatan yang dilakukan.

27
BAB VII
PENUTUP

Puskesmas Sario sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota Manado telah dan sedang melakukan berbagai program dalam
menyelenggarakan pembanguan kesehatan di wilayah kerjanya. Program yang
dilakukan umumnya telah terlaksana dengan baik, namun kualitas pelayanan
kesehatan serta sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Sario dinilai masih
kurang dan butuh perbaikan lagi.
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, puskesmas sebaiknya
mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal kualitas pelayanan serta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang diagnosis penyakit dan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Distribusi persediaan obat-obat juga
diharapkan tidak lelet lagi agar pasien bisa mendapatkan pengobatan segera.
Diharapkan pula dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar untuk turut serta dan
aktif dalam setiap program yang dikerjakan oleh Puskesmas Sario seperti kegiatan
home visit, posyandu, dan sebagainya.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta


2. Departemen Kesehatan RI. 2005. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Dasar Penyelia Jaminan Mutu Di Puskesmas. Jakarta
3. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KI). Jakarta.
4. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta.
5. Profil Puskesmas sario. 2017.
6. Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi.2. Jakarta : EGC
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi.
9. Sulaeman, ES. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di Puskesmas.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press
10. Ferry ME. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Ferry Efendi, 2009.

29
LAMPIRAN

Lampiran Kegiatan Dokter Muda

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin, - Melapor
27 November 2017 - Pembagian jadwal poli umum, poli posyandu,
dan penyuluhan

Selasa, - Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia


28 November 2017 - Mengikuti kegiatan imunisasi

Rabu,
- Mengikuti kegiatan poli imunisasi
29 November 2017
- Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia

Kamis, - Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia


30 November 2017 - Mengikuti kegiatan imunisasi
- Melakukan penyuluhan tentang Antenatal Care
Jumat,
01 Desember 2017 LIBUR

Sabtu,
- Melakukan kegiatan poli umum dan lansia
02 Desember 2017
- Melakukan kegiatan poli imunisasi

30
Hari / Tanggal Kegiatan

Senin,
- Melakukan kegiatan poli umum dan lansia
04 Desember 2017
- Melakukan kegiatan poli imunisasi

Selasa, - Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia


05 Desember 2017 - Mengikuti kegiatan imunisasi

Rabu,
- Mengikuti kegiatan poli imunisasi
06 November 2017
- Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia

- Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia


Kamis, - Mengikuti kegiatan imunisasi
07 November 2017 - Melakukan penyuluhan tentang Osteoporosis
- Melakukan penyuluhan tentang Status gizi
Seimbang Pada Balita
Jumat,
08 Desember 2017 IZIN NATAL IKKOM
- Melakukan kegiatan poli umum dan lansia
Sabtu,
- Melakukan kegiatan poli imunisasi
09 Desember 2017
- Melapor

31
Lampiran Kegiatan Dokter Muda

Pencatatan buku KIA di Poli Imunisasi

Pemeriksaan fisik umum

32
Melakukan tugas poli dengan didampingi dokter

Pemeriksaan fisik umum

33
Pemeriksaan buta warna untuk Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS)

34

Anda mungkin juga menyukai