PUSKESMAS SARIO
Masa Stase : 27 November 2017 – 09 Desember 2017
Oleh:
PUSKESMAS SARIO
Oleh:
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
kelompok kami dapat menyelesaikan laporan Puskesmas Sario.
Adapun laporan ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa kepaniteraan
klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas Sario.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat
pembaca dan bagi kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan).4
Puskesmas Sario salah satu Puskesmas yang ada di Kota Manado yang
menjalankan Program Kesehatan Pemerintah untuk menuju Indonesia yang Sehat.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO
3
3. Struktur Organisasi Puskesmas Sario
4
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 24.345 jiwa.5
Jumlah Laki-laki : 11.946 jiwa
Jumlah Perempuan : 12.399 jiwa
3. Pendidikan
Tabel 2. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
2 SD 86 0,40
5
6 Diploma II 0 0,00
6
BAB III
ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM
7
h. Ruang KIA/KB : 1 ruang
i. Ruang imunisasi : 1 ruang
j. Ruang survailans : 1 ruang
k. Ruang pertemuan : 1 ruang
l. Ruang registrasi : 1 ruang
m. Ruang tunggu : 1 ruang
n. Apotek : 1 ruang
o. Laboratorium : 1 ruang
p. Mobil ambulance : 1 unit
q. Puskesmas non rawat inap : 1 unit
r. Puskesmas keliling : 1 unit
s. Puskesmas pembantu : 4 unit
t. Posyandu : 16 unit
3. Money
Sumber-sumber pembiayaan kesehatan di Puskesmas Sario berasal dari
APBD, retribusi karcis serta dana dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).5
4. Material
SP2TP terdiri dari:
a. Catatan : Kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register
b. Laporan : Bulanan, tahunan dan KLB.5
8
2. Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu tindakan atau kegiatan
menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu
kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-
sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk
tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi. Dalam
pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi,
dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan
organisasi.6
9
5. Penilaian (Evaluating), adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau
tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis
dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria
yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program.6
10
BAB IV
ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS
A. Program Wajib
Demi tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka telah dan sedang
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.7
Upaya pelayanan dasar merupakan pelayanan terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan yang bermutu,
merata, dan terjangkau diharapkan sebagian besar masalah Kesehatan Masyarakat
dapat teratasi.7
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada masyarakat yakni:
1. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan di Puskesmas Sario diadakan
dua kali seminggu, yaitu setiap hari Kamis dan Jumat. Penyuluhan kesehatan
yang diadakan pada hari Kamis bersamaan dengan dilaksanakannya kegiatan
posyandu sehingga materi penyuluhan yang diangkat ialah yang berkaitan
dengan imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat, kehamilan dan kontrasepsi.
Penyuluhan kesehatan yang diadakan pada hari Jumat dilakukan bersamaan
dengan adanya kegiatan pro lanjut usia, pembahasan penyuluhan di hari Jumat
ini berkaitan dengan pencegahan penyakit kronis dan pola hidup sehat, penyakit
degeneratif serta mengenai geriatri. Penyuluhan kesehatan di sekolah diadakan
setiap bulan secara bergilir di sekolah-sekolah yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Sario.5
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan dilakukan melalui beberapa program seperti
pengawasan rumah tangga sehat dan rumah tangga ber-PHBS, pengawasan
terhadap air minum yang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan terhadap
fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat), dan pengawasan tempat
pengelolaan makanan menurut status higiene sanitasi.
11
Berdasarkan hasil pengawasan upaya kesehatan lingkungan Puskesmas
Sario pada tahun 2015 didapatkan persentase sebagai berikut :5
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) & Keluarga Berencana (KB)
Dalam upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB)
dilakukan beberapa kegiatan yaitu pelayanan antenatal , posyandu, imunisasi
pada ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana.5
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya oleh tenaga kesehatan yang professional.
Pelayanan ini difokuskan pada usaha promotif dan preventif. Pada
pelayanan antenal ini dilakukan pemeriksaan pada ibu hamil baik
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan antropometri, maupun tes terhadap
penyakit menular seksual. Dilakukan pula screening penyakit atau pun
kelainan yang dapat menyertai kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Pemberian tablet besi dan imunisasi tetanus toksoid. Tidak hanya itu,
dilakukan juga temu wicara dalam membahas rencana persalinan, persiapan
rujukan, dan pengenalan tanda-tanda persalinan. Pelayanan antenatal
dianjurkan minimal empat kali, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu
kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.8
12
Data bulan Agustus tahun 2016 menunjukkan cakupan ibu hamil yang
telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal di Puskesmas Sario sebesar 70,6% dari
jumlah sasaran 443 ibu hamil. Cakupan kunjungan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal / pemeriksaan kesehatan pada masa
kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil sebanyak minimal empat kali
selama masa kehamilan di Puskesmas Sario sebesar 66,5% dari sasaran 443
ibu hamil.5
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Cakupan ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan pertolongan
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sario pada bulan Agustus 2016 ialah
sebesar 64,7% dari sasaran 397 ibu bersalin.5
c. Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan ibu mulai 6
jam persalinan sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Dilakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali pada 6 jam-
3 hari pasca persalinan . Cakupan pelayanan ibu nifas pada bulan Agustus
2016 di wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 257 (64,7%) dari sasaran
397 ibu nifas.5
d. Ibu Hamil Resiko Tinggi / Komplikasi yang Ditangani
Ibu hamil (bumil) dengan resiko tinggi atau dengan komplikasi
kehamilan dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pertama dan rujukan
oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit
Pemerintah/Swasta dengan fasilitas Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK).5
Bulan Agustus 2016, bumil dengan resiko tinggi atau dengan
komplikasi yang ditangani oleh tenaga kesehatan sebesar 17 orang (3,8%)
dari jumlah bumil sebanyak 443 orang. Tidak dilaporkan adanya komplikasi
neonatal.5
13
e. Kunjungan Neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 28 hari beresiko memiliki
gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian.
Olehnya itu, upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan neonatal. Pelayanan
kesehatan kepada neonatal dilakukan sebanyak minimal 3 kali yaitu umur
6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Dalam pelayanan neonatal
dilakukan pula konseling mengenai perawatan bayi secara umum dan
perawatan tali pusat.5
Data bulan Agustus 2016, persentase cakupan kunjungan neonatal
lengkap ialah 68.1% dari sasaran 257 bayi.5
f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Diharapkan bayi (umur 1-12 bulan) memperoleh pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu satu kali masing-masing pada umur 1-3 bulan, 3-6
bulan, 6-9 bulan dan 9-12 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi
pemberian imunisasi dasar (hepatitis B, polio, pentabio, campak, BCG),
vitamin A, Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) bayi, Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), penyuluhan perawatan kesehatan bayi di
rumah, dan penggunaan buku KIA.5
Berdasarkan data tahun 2015 di Puskesmas Sario didapatkan persentase
pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah
sasaran 421 bayi. Persentase pemberian vitamin A pada balita 1-5 tahun
sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.5
g. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita dianjurkan untuk
menggunakan alat/metode KB. Persentase cakupan peserta KB aktif pada
bulan Agustus 2016 di Puskesmas Sario adalah 58,6% atau sebesar 4.624
KB aktif. Metode kontrasepsi yang digunakan digunakan oleh peserta laki-
laki adalah Medis Operatif Pria (MOP) dan kondom (dengan asumsi bahwa
kondom sebagian besar digunakan oleh laki-laki) sedangkan perempuan
14
menggunakan metode kontrasepsi suntik, pil, IUD, implant, dan Medis
Operatif Wanita (MOW). Sebagian besar peserta KB aktif adalah
perempuan. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
suntik.5
h. Pelayanan Imunisasi
Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yaitu imunisasi Tetanus Toksoid (TT) sebanyak dua kali.
Data bulan Agustus 2016, ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT1
sebesar 70,6% (313 ibu hamil) sedangkan imunisasi TT2 sebesar 66,5%
(295 ibu hamil) dari jumlah total sasaran 443 ibu hamil.5
Data tahun 2015, jumlah sasaran bayi sebesar 421 bayi. Persentase
upaya kesehatan imunisasi dasar bayi Puskesmas Sario: DPT1 + HB1
89,5%, DPT3 + HB3 88,8%, Campak 88,1%, BCG 93%, Polio4 87,6%
dan Imunisasi dasar lengkap 88,1%.5
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa program yang dilakukan oleh Puskesmas Sario di wilayah
kerjanya dalam upaya perbaikan gizi masyarakat ialah pemberian makanan
tambahan pada balita, pemberian vitamin A pada bayi dan balita dan pemberian
tablet besi minimal 90 tablet pada ibu hamil serta makanan tambahan pada ibu
hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) jika ditemukan.5
Pada tahun 2015 di Puskesmas Sario, pemberian vitamin A pada bayi umur
6-11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian vitamin A
pada balita umur 1-5 tahun sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.5
Ditemukan pula data pada tahun 2015, pemberian tablet besi pada ibu
hamil, yang mendapat Fe1 sebesar 93,7% dan mendapat Fe3 sebesar 95,7% dari
jumlah sasaran 489 ibu hamil.5
5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Puskesmas Sario juga berupaya mencegah dan mengendalikan penyakit
dengan melakukan anamnesis tentang penyakit dan pemeriksaan fisik serta
penunjang, menegakkan diagnose, memberikan pengobatan yang sesuai untuk
pasien dan merujuk ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis penyakit
yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.5
15
Untuk penyakit menular, upaya pencegahan dan pengendaliannya melalui
beberapa kegiatan yaitu survei penyakit menular, pengadaan klinik LKB
(Layanan Komprehensif Berkesinambungan), VCT (Voluntary Conseling Test)
pada pasien positif HIV/AIDS, PITC (Provider Initiating Test Conseling) pada
pasien positif HIV/AIDS.5
Kasus penyakit menular yang didapatkan pada tahun 2016 di Puskesmas
Sario meliputi :
a. Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja lebih berair dari sebelumnya,
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan faktor yang berhubungan
dengan terjadinya penyakit diare.9 Sejumlah 279 orang mengalami diare di
wilayah kerja Puskesmas Sario. Selain pengobatan pihak Puskesmas Sario
giat melakukan penyuluhan PHBS demi menanggulangi dan mencegah
terjadinya diare.5
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sebanyak 37 orang menderita DBD pada tahun 2016. Puskesmas Sario
berupaya melakukan penanganan penyakit DBD dengan penemuan dan
penatalaksanaan penderita DBD sesuai standar, melakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dengan radius 100m, dan jika
perlu dilanjutkan dengan penyuluhan dan fogging focus. Setiap tiga bulan
sekali dilakukan pula pemantauan jentik berkala.5
c. Kusta
Penanggulangan penyakit Kusta dilakukan dengan upaya penemuan dan
pengobatan yang adekuat penderita kusta karena apabila penatalaksanaan
kasus tidak baik dan terlambat maka dapat menyebabkan penyakit kusta
menjadi progresif sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit,
saraf, anggota gerak, dan mata. Dari penemuan tersebut didapatkan 3 orang
menderita penyakit kusta.5
d. HIV/AIDS
Upaya pelayanan HIV/AIDS disamping ditujukan kepada penanganan
penderita juga ditekankan pada upaya pencegahan terhadap pendonor darah,
16
pemantauan, dan pengobatan penderita penyakit menular seksual.
Dilakukan pula konseling terhadap keluarga penderita agar dapat
memberikan support sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup pasien. Jumlah pasien penderita HIV/AIDS sebanyak 2 orang.5
e. TBC
Puskesmas Sario menggunakan strategi DOTS (Directly Observe
Treatment Shorcut) atau pengobatan secara langsung oleh Petugas Menelan
Obat (PMO) dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tuberkulosis
paru. Strategi DOTS terbukti efektif sebagai strategi penanggulangan TB.
Strategi DOTS ini telah diadopsi dan dimanfaatkan oleh banyak negara
dengan hasil yang bagus, termasuk di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat.5
f. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Upaya pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pada penemuan
dan penatalaksanaan sesuai standar. Selain itu, juga dilakukan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pentingnya PHBS sehingga penyakit ISPA
dapat dihindari.5
6. Perkesmas
Perkesmas ialah suatu bidang keperawatan yg merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif,
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.10
Sasaran perkesmas ialah :
Keluarga yg belum terjangkau pelayanan kesehatan, seperti
a. Ibu hamil tertentu yang belum melakukan kunjungan antenatal
b. Ibu nifas yg persalinannya ditolong dukun
c. Balita tertentu
17
d. Penyakit kronis menular yg tidak bisa diintervensi
e. Penyakit endemis
f. Penyakit kronis yang tidak menular
g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)
Keluarga dengan resiko tinggi, seperti
a. Ibu hamil dengan masalah gizi (anemia, KEK)
b. Ibu hamil dengan resiko ( perdarahan, infeksi, hipertensi)
c. Balita dengan gizi di bawah garis merah (BGM)
d. Neonatus dengan BBLR
e. Usia lanjut jompo
f. Kasus percobaan bunuh diri
18
10. Pelayanan imunisasi
11. Konseling sanitasi
12. Konseling gizi
13. Laboratorium
14. Konseling HIV/AIDS
15. UGD
19
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH
20
untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan
dan upaya pengobatan yang dilakukan.3 Jumlah kematian yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Sario Tahun 2017, di antaranya yaitu kematian bayi
yang terjadi berjumlah 2 kasus, yaitu 1 bayi laki-laki dan 1 bayi perempuan.5
2. Morbiditas
Angka kesakitan (Morbiditas) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
karena penyakit tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun, dan
dinyatakan dalam per 1000 penduduk.3 Kegunaan dari mengetahui angka
kesakitan ini adalah sebagai indikator yang digunakan untuk menggambarkan
pola penyakit tertentu yang terjadi di masyarakat khususnya di daerah Sario.5
10 Penyakit Terbanyak
Di bawah ini adalalah 10 penyakit menonjol yang sudah diurutkan
berdasarkan jumlah kasus terbanyak periode November 2017:5
1) Hipertensi
2) ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
3) Diare
4) Common Cold
5) Osteoarthtritis
6) Gout Artritis
7) Alergi
8) Diabetes Mellitus
9) Gastritis
10) Low Back Pain
3. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi
merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri. Jika
terdapat anak yang mempunyai status gizi buruk diselidiki dan di perbaiki
gizi yang kurang serta memberikan makanan tambahan untuk tumbuh
kejar.8
21
C. Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di
masyarakat yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan. Syarat-syarat pelayanan baik
ialah.2
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat
berkesinambungan.2
2. dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat diterima
oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut
tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.2
3. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dicapai oleh masyarakat (dari sudut lokasi).2
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud
disini termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang
seperti ini harus dapat diupayakan pelayanan kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat.2
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. Pengertian
yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan.2
Masalah yang ditemukan di Puskesmas Sario saat stase berlangsung meliputi
ketersediaan obat yang terbatas menjadi kendala dalam layanan pengobatan
penyakit. Kadang, obat yang diresepkan habis stok dan terpaksa harus dibeli
22
sendiri di apotek luar. Hal ini cukup merugikan pasien dari segi waktu dan
materi. Di Puskesmas Sario contoh yang nyata yaitu ketersediaan obat
amlodipin yang habis stok, sehingga untuk pasien hipertensi yang
menggunakan obat amlodipin terpaksa diganti dengan obat yang tersedia yaitu
nifedipin atau jika pasien ingin, obat amlodipin dapat dibeli di apotek luar.5
23
BAB VI
PRIORITAS MASALAH
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan masih tingginya angka kesakitan dari penyakit
Hipertensi, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), dan Diare di
Puskesmas Sario?
2. Bagimana penanggulangan tingginya angka kesakitan dari penyakit
menular dan tidak menular di Puskesmas Sario?
24
b. Keadaan rumah yang padat dan pengetahuan pentingnya sirkulasi udara
yang baik di tempat tinggal yang masih kurang pula menyebabkan
tingginya kejadian ISPA di masyarakat.5
2. Perilaku
a. Kebiasaan makanan dan gaya hidup terlebih masyarakat Minahasa yang
tidak sehat yang memicu penyakit Hipertensi.
b. Kebiasaan merokok oleh warga menjadi salah satu penyebab dari
tercetus penyakit ISPA.
c. Sebagian besar warga yang terkena penyakit ISPA tersebut juga tidak
langsung memeriksakan diri mereka ke layanan kesehatan terdekat
seperti Puskesmas ketika mengetahui bahwa mereka terkena penyakit
ISPA.
d. Para wargajuga belum banyak mengetahui etika batuk sehingga
berpotensi besar menularkan penyakit mereka terhadap orang disekitar
mereka.
c. Kebiasan membuang sampah tidak pada tempatnya oleh para warga di
pinggiran sungai dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit
salah satunya diare.
e. Masih kurangnya kebersihan diri sendiri sehingga menimbulkan
penyakit kulit.5
3. Pelayanan kesehatan
a. Masih kurangnya promosi kesehatan di masyarakat menyebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit tersebut sehingga
besar kemungkinan untuk terulang kembali.
b. Keadaan obat-obatan yang terbatas di puskesmas juga menyebabkan
berulangnya kejadian ini.5
4. Keturunan
a. Faktor keturunan diketahui berperan penting dalam timbulnya penyakit
Hipertensi serta penyalit lainnya seperti Diabetes mellitus, Gout Artritis
dan Alergi.5
25
Konfirmasi Penyebab Masalah
Kinerja petugas dalam penyelenggaraan kegiatan puskesmas dalam hal ini
penyuluhan kesehatan kurang berlangsung secara efektif serta kurangnya
kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan sekitar.5
D. Penanggulangan Masalah
Alternatif penanggulangan masalah
1. Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal kegiatan, target
pecapaian dan evaluasi program yang berhubungan dengan 10 penyakit
menonjol tersebut.
2. Menyampaikan informasi lengkap saat penyuluhan di tempat umum, dan
kunjungan rumah misalnya puskesmas/kantor, lurah, rumah warga
mengenai suatu penyakit.
3. Memberikan pengobatan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
mengontrol bila ada rujuk balik.
4. Sarana dan prasarana seperti obat-obatan dilengkapi sehingga masyarakat
dapat mendapatkan pengobatan yang terbaik
5. Untuk menghadapi masalah kesehatan penyakit tidak menular, Puskesmas
Sario dapat melaksanakan program untuk meningkatkan kesehatan di
masyarakat yaitu Jumat bersih, senam pagi tiap hari Sabtu, pelayanan
polikliknik umum dan pengobatan yang dilaksanakan setiap hari,
penyuluhan mengenai penyakit-penyakit menular maupun tidak menular.
Selain itu Puskesmas Sario juga melaksanakan pemeriksaan tes gula darah
sewaktu/puasa, asam urat, kolestrol.5
26
2. Evaluasi Keberhasilan
a. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Hipertensi
b. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari ISPA
c. Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Diare.
3. Indikator Keberhasilan Kegiatan
Menurunnya angka kejadian penyakit tersebut di masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Program
a. Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit tersebut
memanglah kurang.
b. Masyarakat memberi respon yang positif dan turut aktif terhadap
program promosi kesehatan yang dilakukan.
27
BAB VII
PENUTUP
Puskesmas Sario sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota Manado telah dan sedang melakukan berbagai program dalam
menyelenggarakan pembanguan kesehatan di wilayah kerjanya. Program yang
dilakukan umumnya telah terlaksana dengan baik, namun kualitas pelayanan
kesehatan serta sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Sario dinilai masih
kurang dan butuh perbaikan lagi.
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, puskesmas sebaiknya
mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal kualitas pelayanan serta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang diagnosis penyakit dan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Distribusi persediaan obat-obat juga
diharapkan tidak lelet lagi agar pasien bisa mendapatkan pengobatan segera.
Diharapkan pula dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar untuk turut serta dan
aktif dalam setiap program yang dikerjakan oleh Puskesmas Sario seperti kegiatan
home visit, posyandu, dan sebagainya.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
Senin, - Melapor
27 November 2017 - Pembagian jadwal poli umum, poli posyandu,
dan penyuluhan
Rabu,
- Mengikuti kegiatan poli imunisasi
29 November 2017
- Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia
Sabtu,
- Melakukan kegiatan poli umum dan lansia
02 Desember 2017
- Melakukan kegiatan poli imunisasi
30
Hari / Tanggal Kegiatan
Senin,
- Melakukan kegiatan poli umum dan lansia
04 Desember 2017
- Melakukan kegiatan poli imunisasi
Rabu,
- Mengikuti kegiatan poli imunisasi
06 November 2017
- Mengikuti kegiatan poli umum dan lansia
31
Lampiran Kegiatan Dokter Muda
32
Melakukan tugas poli dengan didampingi dokter
33
Pemeriksaan buta warna untuk Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS)
34