Anda di halaman 1dari 19

Laporan Home Visit

HIPERTENSI + ARTRITIS GOUT

Oleh :

Windy D. P. Masengi – 17014101065

Masa KKM:
20 November – 31 Desember 2017

Dokter Pembimbing :

dr. Ronald Ottay, M.Kes

dr. Frelly Kuhon, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR KEGIATAN

HOME VISIT

Dengan judul

HIPERTENSI + ARTRITIS GOUT

Oleh:
Windy D. P. Masengi – 17014101065

Masa KKM:
20 November – 31 Desember 2017

Telah dilaksanakan pada 06 Desember 2017

Mengetahui :
Dokter Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Ronald Ottay, M.Kes dr. Frelly Kuhon, M.Kes

i
PORTOFOLIO HOME VISIT

No. ID dan Nama Peserta : Windy Dirgarini Permatasari Masengi


Topik : Hipertensi + Artritis Gout
Nama Pasien : Ibu HM No. RM :
Tanggal Kunjungan : 06 Desember 2017 Pendamping : dr.Sysilia Karinda
Tempat : Puskesmas Sario
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Perempuan, 76 tahun dengan nyeri sendi kaki kanan disertai kontrol hipertensi,
□ Deskripsi :
asam urat dan kolestrol
□ Tujuan : Berobat disertai kontrol tekanan darah
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data
Nama : Ibu HM TTL / Umur : Tondano / 03 Desember 1941
Pasien :
Telp : Alamat : jl. Kembang Lorong
Nama Klinik : PKM Sario
081340588258 Anggrek Sario Ling IV No.23
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Hipertensi dan artritis gout.
Penderita merupakan pasien kronis dengan hipertensi . Penderita juga mengalami
kekambuhan dari artritis gout dengan gejala nyeri sendi kaki kanan disertai bengkak dan
merah sejak 3 hari lalu.
2. Riwayat Pengobatan :
Penderita mengonsumsi obat-obat kronis yaitu telmisartan, allopurinol, dan vitamin B dan
simvastatin. Jika gejala artritis gout timbul penderita mengonsumsi asam mefenamat dan
kolkisin.

ii
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Penderita memiliki riwayat hipertensi ± 15 tahun dan artritis gout sejak lama. Kolestrol
penderita tinggi sejak 1 tahun terakhir
4. Riwayat Keluarga :
Penderita memiliki riwayat hipertensi dan artritis gout dari ayahnya
5. Riwayat Pekerjaan : Guru SD
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Penderita tinggal berdua bersama suaminya di perumahan Sario. Hubungan penderita dengan
tetangga dan masyarakat baik.
7. Lain-lain :
Penderita memiliki riwayat kebiasaan merokok ± 30 tahun tetapi sudah berhenti sejak usia 45
tahun. Penderita juga memiliki riwayat mengonsumsi alkohol.

iii
RANGKUMAN PORTOFOLIO

1. Subjektif :
Pasien datang ke puskesmas untuk mengambil resep obat kronis serta
mengontrol tekanan darah dan mengecek kolestrol dan asam urat. Pasien
juga memiliki keluhan nyeri sendi pada kaki kanan .
2. Objektif :
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital :
 TD : 140/90 mmHg
 N : 96x/m
 R : 20 x/m
 S : 36.5o C
 Antropometri :
 BB : 60 kg
 TB : 155 cm
 IMT : 25 kg/m2
 Status Gizi : Obesitas (Asia Pasifik)
 Head to toe :
 Kepala/leher : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
 Thoraks : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Nyeri sendi pada kaki kanan
3. Assesment :
Hipertensi dan artritis gout
4. Plan :
Pengobatan : Telmisartan, vitamin B, simvastatin, asam mefenamat dan
kolkisin.
Kontrol : Hipertensi dan asam urat
Edukasi : Penyakit yang diderita. Kontrol ke puskesmas terdekat untuk
konsultasi dengan dokter dan mendapatkan obat kronis.
Menjaga pola makan (diet rendah garam dan rendah purin)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
anugerahNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Home Visit di wilayah
kerja Puskesmas Sario dengan baik.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam
masa Kepaniteraan Klinik Pemula (KKM) di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas
(IKKom) untuk dijadikan bahan evaluasi.

Laporan ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih mengerti


dan memahami betapa pentingnya peran Dokter keluarga dalam peningkatan
kesehatan masyarakat khususnya dalam memberikan dukungan dan memantau
kondisi pasien.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan karena masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu, saya
mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan saya ini
sangat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, Desember 2017

Penyusun

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


LEMBAR PORTOFOLIO ............................................................................... ii
RANGKUMAN PORTOFOLIO .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II. LAPORAN HOME VISITE .............................................................. 3
A. Identitas Penderita ............................................................................... 3
B. Struktur Keluarga/Genogram ............................................................... 3
C. Karakteristik Demografi Keluarga ....................................................... 4
D. Keadaan Rumah Dan Lingkungan ....................................................... 4
E. Denah Rumah ....................................................................................... 5
F. Pemeriksaan Fisik Umum .................................................................... 5
G. Penetapan Masalah Pasien ................................................................... 6
H. Patient Centered Management ............................................................. 8
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11
LAMPIRAN ................................................................................................... 12

vi
BAB I
PENDAHULUAN

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan


yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan
kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga
sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien juga tidak boleh
organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.1
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya
per orang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh
anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan sehat di sini ialah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.2
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan
hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah
untuk mendirikan layanan kesehatan, agar masyarakat dapat mengakses
kebutuhan kesehatan. Layanan kesehatan salah satu jenis layanan publik
merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat.3
Pengertian dari kunjungan rumah (home visit) adalah kedatangan petugas
kesehatan kerumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau
memberikan pertolongan kedokteran yang dilakukan dirumah pasien tersebut.
Apabila kunjungan dan atau perawatan dirumah dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya, maka akan diperoleh banyak manfaat seperti dapat lebih meningkatkan
pemahaman dokter tentang pasien, dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-
pasien, dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien, dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien.2
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

1
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit
ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya
populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar
juga akan bertambah.4
Kolestrol merupakan salah faktor risiko hipertensi. Kadar kolesterol darah
bisa dipengaruhi oleh apa yang kita makan. Jika kolesterol yang ada lebih banyak
dibanding mekanisme alami tubuh untuk menghadapinya, kolesterol bisa
menempel dinding dalam pembuluh darah, membuatnya jadi lebih sempit.4
Artitis gout merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam
urat di dalam ekstraseluler. Manifestasi klinis deposisi urat meliputi artitis gout
akut, akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang, batu asam urat dan
yang jarang adalah gagal ginjal. Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout
adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 mg/dl untuk wanita.5

2
BAB II
LAPORAN HOME VISIT

A. Identitas Penderita
- Nama : Ibu HM
- Umur : 76 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : Jl. Kembang Lorong Anggrek Sario Ling IV No.23
- Pendidikan : SGA
- Pekerjaan : Pensiunan
- Agama : Kristen Protestan
- Suku : Minahasa
- Bangsa : Indonesia
- Status Pernikahan : Menikah
- Tanggal Kunjungan : 06 Desember 2017

B. Struktur Keluarga / Genogram

Keterangan :

Penderita Suami

Anak Laki-laki Anak Perempuan

3
C. Karakteristik Demografi Keluarga
Keadaan
No. Nama Kedudukan Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
Fisik

1. HM Istri 76 tahun P SGA Pensiunan Sakit

2 SM Suami 79 tahun L S1 Pensiunan Sakit

3 AM Anak 54 tahun P S1 Guru Sehat

4 VM Anak 51 tahun P S1 Guru Sehat

5 YM Anak 40 tahun L S1 Wiraswasta Sehat

D. Keadaan Rumah Dan Lingkungan


- Kepemilikan rumah : Rumah Sendiri
- Ukuran rumah : Luas ± 19 m2
- Daerah rumah : Tidak padat
- Bertingkat/tidak : Ya
- Ruang tamu : 1 ruang
- Ruang keluarga : 1 ruang
- Kamar tidur : 4 ruang tidur
- Kamar mandi/WC : 3 ruang
- Dapur : 1 ruang
- Dinding rumah : Batu bata
- Ventilasi rumah : Ada
- Lantai rumah : Floor
- Atap rumah : Seng
- Sumur/sumber air : PDAM
- Sumber/listrik : Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Tempat Pembuangan sampah : TPS Sementara
- Jumlah penghuni rumah : 2 orang

4
E. Denah Rumah

WC Kamar tidur

Ruang makan Dapur


Ruang makan

Kamar Tidur Ruang Teras


tamu

F. Pemeriksaan Fisik Umum


1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda Vital
 TD : 140/90 mmHg
 N : 96 x/m
 R : 20 x/m
 S : 36.5o C
3. Antropometri
 BB : 60 kg
 TB : 155 cm
4. Head to toe
 Kepala/leher : Bentuk mesocephal, luka (-), keriput (+),
macula (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimik
wajah/ bells palsy(-)
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)

5
 Hidung : Dalam batas normal
 Mulut : Dalam batas normal
 Leher : Dalam batas normal
 Dada : Dalam batas normal
 Paru-paru : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Anggota gerak : Nyeri sendi ringan pada kaki kanan

G. Penetapan Masalah Pasien


1. Riwayat medis
 Darah tinggi : Ada
 Sakit gula : Disangkal
 Kolesterol : Ada
 Asam Urat : Ada
 Alergi obat/makanan/benda : Disangkal
 Riwayat sesak : Disangkal
 Riwayat batuk lama : Disangkal
 Riwayat penyakit jantung : Disangkal
 Riwayat penyakit tulang : Disangkal
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Penderita memiliki keluhan nyeri sendi dikarenakan gejala artritis gout
penderita kambuh dan obat asam mefenamat yang sering dikonsumsi jika
kambuh sudah habis sejak kemarin. Penderita juga merupakan pasien
kronik hipertensi.
3. Riwayat penyakit dahulu
Penderita memiliki riwayat hipertensi ±15 tahun, riwayat masuk rumah
sakit bulan Mei 2017 dengan leukositosis. Penderita juga sering
mengalami kekambuhan dari artritis gout jika makan makanan
mengandung tinggi purin seperti sayur kangkung. Kolestrol penderita
tinggi sejak 1 tahun terakhir.

6
4. Riwayat Pengobatan
Pasien mendapatkan 4 macam obat di antaranya Telmisartan, Allopurinol,
Vitamin B dan Simvastatin. Telmisartan, Allopurinol,dan Vitamin B
dikonsumsi rutin sejak 2 tahun lalu dan simvastatin sejak 1 tahun lalu
hingga sekarang ini. Jika gejala artritis gout kambuh penderita
mengonsumsi obat asam mefenamat dan kolkisin. Pasien selalu
mengontorol kondisinya sekali dalam sebulan. Tiap bulan juga penderita
rutin memeriksa tekanan darah, kolestrol dan asam urat dan setiap 6 bulan
sekali penderita melakukan pemeriksaan laboratorium.
5. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua penderita (Ayah) memiliki riwayat hipertensi dan artritis gout,
ketiga anak penderita juga memiliki riwayat yang sama.
6. Riwayat kebiasaan
Penderita memiliki riwayat kebiasaan merokok ± 30 tahun tetapi sudah
berhenti sejak usia 45 tahun. Penderita juga memiliki riwayat
mengonsumsi alkohol.
7. Riwayat sosial ekonomi
Hubungan dengan tetangga dan orang sekitar baik, tidak bermasalah
dengan keluarga maupun dengan masyarakat sekitar. Penderita tinggal
berdua dengan suaminya di perumahan yang luas, jarak antar rumah
berjauhan. Kebutuhan keluarga cukup terpenuhi dari sumber penghasilan
keluarga.
8. Diagnosis holistik (biopsikososial)
 Personal : Penderita memiliki keluhan nyeri sendi. Penderita
juga merupakan pasien kronis hipertensi.
 Klinis : Hipertensi dan artritis gout
 Faktor Internal : Penderita memiliki riwayat keluarga yaitu
hipertensi dan artritis gout. Kolestrol penderita
tinggi sejak 1 tahun terakhir
 Psikososial : Penderita saat ini tinggal berdua bersama
Suaminya.

7
H. Patient Centered Management
1. Dukungan Psikologis
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya, antara lain dengan cara :
a. Pendekatan spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan yang Maha Esa, misalnya dengan rajin ibadah, berdo’a dan
memohon hanya kepada Tuhan YME.
b. Mementingkan interaksi antar sesama manusia dalam arti memberikan
layanan terhadap individu, berbuat baik dan selalu ada atau hadir untuk
pasien
c. Menginformasikan, menguatkan orientasi dan pengetahuan pasien
d. Mengintegrasikan hubungan kerjasama dengan pasien dan keluarga
dalam semua aspek perawatan
e. Memberikan perhatian pada penyakit yang dihadapi agar pasien dapat
beristirahat teratur.
f. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada.
g. Memantau kondisi fisik dengan teliti, rutin dan berkesinambungan.7
2. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan bagi Pasien
Memberikan penjelasan kepada penderita tentang penyakit,
hubungannya dengan faktor risiko keturunan, komplikasi dan pengobatan
pada penderita dan keluarga. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling
setiap kali pasien kontrol dan melalui homevisit baik oleh dokter.
Penderita juga diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga pola
makanan juga olah raga yang teratur sebagai upaya-upaya pencegahan
penyakit.
3. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Dokter perlu menimbulkan rasa simpati dan empati pada diri pasien
bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaanya. Selain itu juga
ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan
dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang dianjurkan dan hal-hal
yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.

8
4. Pengobatan
Medika mentosa dan non medika mentosa diberikan sesuai dengan
indikasinya. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak ±15 tahun dan
artritis gout yang sering kambuh sehingga harus mengonsumsi obat
antihipertensi dan antihiperurisemi setiap hari dengan mengontrolkan diri
di puskesmas sebulan sekali untuk mendapatkan resep kronis.
5. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Hal yang tidak boleh terlupakan adalah promosi kesehatan berupa
penyuluhan kesehatan tentang hipertensi + artritis gout dan komplikasinya,
faktor resiko, serta penangannya meliputi perubahan tingkah laku, pola
makan, serta aktivitas fisik yang cukup.
Pencegahan pada penderita ini lebih ditekankan pada pola makan
yang mengandung tinggi purin dan tinggi kolestrol.

9
BAB IV
KESIMPULAN

Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien mutlak


dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga adalah dokter praktek umum
yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu,
integrative, holistic, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungan serta pekerjannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia maupun jenis penyakitnya.
Apabila memang ada kemampuan, seyogyanya dokter keluarga dapat
melakukan kunjungan rumah kepada semua keluarga yang menjadi tanggung
jawabnya. Sekalipun tujuan utama kunjungan rumah adalah untuk mengumpulkan
data pasien, namun sangat dianjurkan pada waktu kunjungan rumah tersebut dapat
sekaligus disampaikan nasehat dan ataupun dilakukan penyuluhan kesehatan
sesuai dengan hasil temuan.
Ada banyak manfaat yang diperoleh apabila melakukan kunjungan dan
atau perawatan di rumah dilakukan dengan sebaik-baiknya, antara lain dapat lebih
meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, meningkatkan hubungan dokter-
pasien, menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, dan
meningkatkan kepuasan pasien.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta. IDI. 2010


2. Azwar, Azrul. Gan. Goh Lee. Wonodirekso, Sugito. A Primer on Family
Medicine Practice. Singapore International Foundation. Singapore.2009
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Jakarta :2015.
5. PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. Departemen
Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2006.
6. Anestesya W. Artritis Pirai (Gout) dan Penatalaksanaannya. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2009.
7. Danakusuma, Muhyidin. 1996. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Komunitas. IDI : Jakarta

11
LAMPIRAN

Koas sedang melakukan kegiatan home visit

12

Anda mungkin juga menyukai