Anda di halaman 1dari 30

LaporanStase Puskesmas

LAPORAN PUSKESMAS SARIO

Oleh :

Nur Azizah Idris 16014101106


Endang Giani Tarelluan 16014101126

Masa KKM : 01 Mei 11 Juni 2017

Dokter Pembimbing :

dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc


dr. Ronald I. Ottay, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Puskesmas Sario

Telah dibacakan dan disetujui pada tanggal Juni 2017

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc dr. Ronald I. Ottay, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan anugerah dan kasih-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Puskesmas tepat pada waktunya. Penyelesaian Laporan Puskesmas ini
tidak lepas dari bantuan dan doa dari keluarga dan teman yang telah mendukung
dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi.
Dengan telah selesainya laporan Puskesmas ini, kami mengucapkan puji
syukur dan banyak terima kasih kepada dr. Fransin Natalia Polittonselaku kepala
Puskesmas Sario, kepada seluruh staf dan pegawai beserta tenaga kesehatan
Puskesmas Sario yang telah membimbing tentang apa dan bagaimana program di
Puskesmas Sario dan juga telah mengajarkan teladan yang sangat baik kepada
kami selama stase 1 minggu di Puskesmas Sario.
Tim penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah berusaha membantu tim penulis dalam penyusunan laporan ini. Selain itu
kami berharap laporan ini dapat menjadi suatu masukan untuk Puskesmas Sario,
menjadi referensi atau bahan bacaan bagi siapa saja yang membacanya serta
bermanfaat khususnya bagi penulis juga umumnya untuk kita semua.
Akhir kata, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
menyelesaikan Laporan Puskesmas ini kami telah melakukan banyak kesalahan
dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatian, dukungan bantuan, maupun kerjasama dari pembaca kami
ucapkan banyak terima kasih.

Manado, Mei 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO ................................. 2
A. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas Sario............................ 2
B. Profil Puskesmas Sario ......................................................................... 4
BAB III. ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM .............................................................. 6
A. Analisis Masukkan (Input) Puskesmas ................................................. 6
B. Analisis Proses Puskesmas ................................................................... 7
BAB IV. ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS ........................................ 9
A. Program Wajib ...................................................................................... 9
BAB V. IDENTIFIKASI MASALAH .......................................................... 16
A. Masalah Manajemen Kesehatan.......................................................... 16
B. Masalah kesehatan / Derajat Kesehatan .............................................. 16
C. Masalah Pelayanan Kesehatan ............................................................ 17
BAB VI. PRIORITAS MASALAH ............................................................... 18
A. Prioritas Masalah Kesehatan ............................................................... 18
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 18
C. Identifikasi Penyebab Masalah .......................................................... 18
D. Penanggulangan Masalah.................................................................... 20
E. Pemecahan Masalah Terpilih .............................................................. 20
BAB VII. PENUTUP ..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di


indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu
diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan
kesehatan dasar tersebut.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib
(basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah
daerah setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang
diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Puskesmas mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional
dengan sarana pelayanan kesehatan lain. Puskesmas wajib berpartisipasi dalam
penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan penyakit menular dan
penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta dalam
melaksanakan program prioritas pemerintah.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SARIO

A. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Puskesmas Sario


1. Visi
Kecamatan sehat adalah kecamatan yang penduduknya hidup dalam
lingkungan yang sehat, mampu menyediakan, memilih, mendapatkan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tinggi.
2. Misi
a. Mendorong pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau oleh seluruh masyarakat kecamatan
d. Meningkatkan kesehatan lingkungan dalam kecamatan

2
3. Struktur Organisasi Puskesmas Sario

3
B. Profil Puskesmas Sario
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Sario terletak di Jalan Bethesda No. 21 Kelurahan Sario
Kotabaru Kecamatan Sario Kota Manado. Wilayah kerja puskesmas Sario
meliputi tujuh kelurahan yaitu sebagai berikut:
a. Titiwungen Utara
b. Titiwungen Selatan
c. Sario Utara
d. Sario Kotabaru
e. Sario Tumpaan
f. Sario
g. Ranotana

Peta Wilayah

2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sario sebanyak 24.345 jiwa.
Jumlah Laki-laki : 11.946 jiwa
Jumlah Perempuan : 12.399 jiwa

4
No Kelurahan Jumlah Jiwa Jumlah Rumah Tangga

1 Titiwungen Utara 3417 757

2 Titiwungen Selatan 4152 915

3 Sario Utara 3539 655

4 Sario Kotabaru 2793 822

5 Sario Tumpaan 3973 1055

6 Sario 2280 640

7 Ranotana 4191 902

Jumlah 24.345 5.746

3. Pendidikan
Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak tamat SD 9 0,04

2 SD 86 0,40

3 SMP 145 0,67

4 SMA 523 2,41

5 SMK 273 1,26

6 Diploma II 0 0,00

7 Diploma III 80 0,37

8 S1 (Sarjana) 149 0,69

9 S2/S3 (Master/Doktor) 48 0,22

5
BAB III
ANALISIS UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
DENGAN PENDEKATAN SISTEM

A. Analisis Masukkan (Input) Puskesmas


Komponen Input ini diuraikan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh
Puskesmas yang meliputi:
1. Man
Jumlah petugas (paramedis dan non paramedis):
a. Dokter : 5 orang
b. Perawat : 13 orang
c. Bidan : 6 orang
d. Perawat gigi : 2 orang
e. Tenaga teknis kefarmasian : 3 orang
f. Tenaga kesehatan lingkungan : 2 orang
g. Nutrisionis : 1 orang
h. Pejabat struktural : 2 orang
i. Staf administrasi : 1 orang
Jumlah tenaga seuruhnya : 35 orang
2. Machine
Hal ini meliputi perlengkapan dan peralatan kesehatan yang tersedia.
Keadaan sarana kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Sario, terdiri dari:
a. Ruang kepala Puskesmas : 1 ruang
b. Ruang kepala tata usaha : 1 ruang
c. Poliklinik umum : 1 ruang
d. Poliklinik gigi dan mulut : 1 ruang
e. Ruang KIA/KB : 1 ruang
f. Ruang imunisasi : 1 ruang
g. Ruang pertemuan : 1 ruang
h. Ruang registrasi : 1 ruang
i. Ruang tunggu : 1 ruang

6
j. Apotek : 1 ruang
k. Laboratorium sederhana : 1 ruang
l. Mobil ambulance : 1 unit
m. Puskesmas non rawat inap : 1 unit
n. Puskesmas keliling : 1 unit
o. Puskesmas pembantu : 4 unit
p. Posyandu : 16 unit
3. Money
Sumber-sumber pembiayaan kesehatan di Puskesmas Sario berasal dari
APBD, retribusi karcis serta dana dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
4. Material
SP2TP terdiri dari:
a. Catatan : Kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku
register
b. Laporan : Bulanan, tahunan dan KLB

B. Analisis Proses Puskesmas


1. Planning
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas, tidak ada kejelasan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas.
Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan ditetapkan tugas-tugas pokok staf
dan dengan tugas-tugas ini pimpinan puskesmas akan mempunyai pedoman
dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan
tugas-tugasnya.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya yang dimiliki puskesmas dan memanfaatkan
secara efisien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas dasar pengertian
tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses pengintergrasian
sumber daya yang dimiliki puskesmas.

7
3. Actuating
Penggerakan pelaksanaan Puskesmas adalah proses pembimbingan kepada
staff agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-
tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, dan
dukungan sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan yang efektif,
pengembangan motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat membantu
suksesnya pelaksanaan puskesmas.
4. Controlling
Pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk mengamati secara
terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah disusun dan
mengadakan perbaikan jika terjadi penyiimpangan. Pelaksanaan fungsi
mananjemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard
performance).
5. Evaluating
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tingkat
keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah
ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta memberikan
saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.

8
BAB IV
ANALISIS KELUARAN PUSKESMAS

A. Program Wajib
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, telah
dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan dasar merupakan pelayanan terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan prima diharapkan
sebagian besar masalah Kesehatan Masyarakat dapat diatasi.
Berbagai pelayanan Kesehatan dasar yang diberikan kepada Masyarakat
yakni:
1. Upaya Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan di Puskesmas sario dilaksanakan setiap hari kamis
dan hari sabtu. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan hari kamis bersamaan
dengan kegiatan posyandu, penyuluhan ini dikaitkan dengan imunisasi,
perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan penyakit menular karena
infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai
dipuskesmas Sario.
Penyuluhan kesehatan di hari sabtu dilakukan bersama dengan kegiatan
pro lanjut usia, penyuluhan di hari sabtu berkaitan dengan pencegahan
penyakit kronis dan pola hidup sehat, yang bertujuan untuk menekan kejadian
penyakit hipertensi yang tinggi di wilayah Puskesmas Sario.Penyuluhan
kesehatan di sekolah, dilakukan setiap bulan secara bergiliran di sekolah-
sekolah yang berada di wilayah Puskesmas Sario.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan dilakukan melalui beberapa program:
pengawasan rumah tangga sehat dan rumah tangga ber-PHBS, pengawasan
terhadap air minum berkualitas/ layak yang memenuhi syarat kesehatan,

9
pengawasan terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat), dan
pengawasan tempat pengelolaan makanan menurut status higiene sanitasi.
Hasil pengawasan tahun 2015 upaya kesehatan lingkungan puskesmas
Sario: rumah sehat 57%, sarana air minum layak 84,74%, jamban keluarga
yang sehat 100%, jamban di tempat umum yang sehat 97,4% dan higine
sanitasi tempat pengolahan makanan 100%.

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) & Keluarga Berencana (KB)
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan
bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan,
dari posyandu sampai rumah sakit.
Dalam rangka upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga
berencana terdapat beberapa kegiatan yang dilaksana Puskemas Sario yaitu:
Pemeriksaan ibu hamil, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, Screening ibu
hamil yang kekurangan energi kronis (KEK), posyandu, Imunisasi pada ibu
dan anak dan pelayanan keluarga berencana.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang ditangani
oleh tenaga kesehatan yang profesional kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya,yang berpedoman pada standart pelayanan Antenatal yang
difokuskan pada usaha promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal
dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal / pemeriksaan kesehatan pada masa
kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Perawat, Bidan),
minimal empat kali selama masa kehamilan, dengan frekwensi pemberian
pelayanan satu kali pada trimester pertama, satu kali pada timester kedua
dan dua kali pada trimester ketiga dari umur kehamilan. K4 ini

10
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu
hamil.
Data bulan Agustus 2016, cakupan kunjungan K1 Puskesmas Sario
sebesar 70,6% dari jumlah sasaran 443 ibu hamil. Cakupan kunjungan K4
Puskesmas sario 66,5% dari sasaran 443 ibu hamil.
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan. Cakupan ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Sario
Agustus 2016 sebesar 64,7% dari sasaran sebesar 397 ibu bersalin.
c. Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam persalinan sampai dengan 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan. Kunjungan nifas minimal sebanyak 3
kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari. Cakupan
pelayanan ibu nifas bulan Agustus 2016 di wilayah kerja Puskesmas Sario
berjumlah 257 (64,7%) dari sasaran sebesar 397 ibu nifas.
d. Ibu Hamil Resiko Tinggi / Komplikasi yang Ditangani
Risti/ Komplikasi adalah keadaan menyimpang dari normal, yang
secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Bumil Risti/ Komplikasi dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pertama
dan rujukan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan
Rumah Sakit Pemerintah/Swasta dengan fasilitas Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
Bulan Agustus 2016, Bumil Risti/Komplikasi yang ditangani oleh
tenaga kesehatan sebesar 17 bumil (3,8%) dari jumlah 443 bumil. Tidak
dilaporkan adanya komplikasi neonatal.

11
e. Kunjungan Neonatal
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 28 hari merupakan golongan
umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan
kesakitan dan kematian.Upaya kesehatan yangdilakukan untuk
mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Dengan melaksanakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
(Dokter dan Bidan)kepada Neonatal minimal 3 kali yaitu dilaksanakan
pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Dalam
melaksanakan pelayanan Neonatal selain melakukan pemeriksaan juga
melakukan konseling tentang perawatan bayi secara umum dan perawatan
tali pusat. Bulan Agustus 2016 Cakupan KN Lengkap 68.1% dari sasaran
257 bayi.
f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) diharapkan memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali masing-masing pada umur 1-3
bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan dan 9-12 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut
meliputi pemberian imunisasi dasar, vitamin A, deteksi dini tumbuh
kembang (DDTK) bayi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS),
penyuluhan perawatan kesehatan bayi di rumah, dan penggunaan buku
KIA oleh dokter, bidan, perawat.
Data tahun 2015 Puskesmas Sario. pemberian vitamin A pada bayi 6-
11 bulan sebesar 85,04% dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian vitamin
A pada balita 1-5 tahun sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.
g. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Berdasarkan hasil penelitian, usia subur seorang wanita antara 15-49
tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita
diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB. Cakupan peserta KB
aktif pada bulan Agustus 2016 adalah sebesar 58,6% atau sebesar 4.624
KB aktif. Metode kontrasepsi yang digunakan berdasarkan jenis kelamin
digunakan oleh peserta laki-laki adalah MOP dan Kondom (dengan asumsi

12
bahwa kondom sebagian besar digunakan oleh laki-laki) sedangkan
perempuan menggunakan metode kontrasepsi jarum suntik, pil, IUD,
implant, dan MOW. Dengan demikian sebagian besar peserta KB aktif
adalah perempuan. Metode KB yang paling banyak digunakan adalah
suntikan.
h. Pelayanan Imunisasi
Ibu hamil dan WUS mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi 2
kali TT. Data bulan Agustus 2016 ibu hamil yang mendapatkan TT1
sebesar 70,6% (313 ibu hamil) dan untuk TT2 sebesar 66,5% (295 ibu
hamil) dari jumlah total sasaran 443 ibu hamil.
Data tahun 2015 jumlah sasaran bayi sebesar 421 bayi. Persentasti
upaya kesehatan imunisasi dasar bayi Puskesmas Sario: DPT1 + HB1
89,5%, DPT3 + HB3 88,8%, Campak 88,1%, BCG 93%, Polio4 87,6%
dan Imunisasi dasar lengkap 88,1%

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Upaya perbaikan gizi masyarakat di wilayah puskesmas sario dilakukan
melalui beberepa program seperti, pemberian makanan tambahan pada balita,
pemberian vitamin A pada bayi dan balita dan pemberian tablet Fe pada ibu
hamil serta makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan energi kronis
(KEK) jika ditemukan.
Tahun 2015, pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan sebesar 85,04%
dari jumlah sasaran 421 bayi. Pemberian vitamin A pada balita 1-5 tahun
sebesar 84,98% dari jumlah sasaran 2.084 balita.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil pada tahun 2015, yang mendapat Fe1
sebesar 93,7% dan mendapat Fe3 sebesar 95,7% dari jumlah sasaran 489 ibu
hamil.

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dilaksana di
puskesmas Sario melalui beberapa kegiatan yaitu Survei penyakit menular,
Pengadaan klinik LKB (Layanan Komprehensif Berkesinambungan), VCT

13
(Voluntary Conseling Test) pada pasien positif HIV/AIDS, PITC (Provider
Initiating Test Conseling) pada pasien positif HIV/AIDS.
Kasus penyakit menular tahun 2016 di Puskesmas Sario: HIV 2 penderita,
Kusta 3 penderita, DBD 37 penderita dan Diare 279 penderita.
a. Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja lebih berair dari sebelumnya,
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, dalam waktu 24 jam. Faktor
yang sangat erat berhubungan dengan terjadinya penyakit diare adalah
perilaku hidup bersih sehat baik dalam keluarga maupun institusi
masyarakat. Dalam penanggulangannya selain pengobatan pihak
Puskesmas Sario giat melakukan penyuluhan Perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Demam Berdarah Dengue
Upaya penanganan penyakit DBD dilakukan dengan penemuan dan
penatalaksanaan penderita DBD sesuai standar. Melakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dengan radius 100m, jika
diperlukan maka dilanjutkan dengan penanggulangan penyuluhan dan
fogging focus. Juga dilakukan pemantauan Jentik Berkala setiap 3 (tiga)
bulan.
c. Kusta
Penanggulangan penyakit Kusta dilakukan dengan upaya penemuan
dan pengobatan yang adekuat penderita kusta. Karena penatalaksanaan
kasus yang buruk dan terlambat dapat menyebabkan Kusta menjadi
progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak, dan mata.
d. HIV / AIDS
Upaya pelayanan HIV-AIDS disamping ditujukan kepada penanganan
penderita juga ditekankan pada upaya pencegahan terhadap pendonor
darah, pemantauan, dan pengobatan penderita penyakit menular seksual.

14
e. TBC
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dengan menggunakan
strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shorcut) atau pengobatan
secara langsung oleh petugas menelan obat (PMO).
f. ISPA
Upaya Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih
difokuskan pada penemuan dan penatalaksanaan sesuai standar. Selain
upaya penemuan dan pengobatan penderita, juga dilakukan penyuluhan ke
masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat yang dapat mencegah
terjangkitnya ISPA.

6. Upaya Pengobatan
Melakukan anamnesis tentang penyakit dan pemeriksaan fisik serta
penunjang, menegakkan diagnosa; memberikan pengobatan yang sesuai untuk
untuk penderita dan merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai
dengan jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.

15
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Masalah Manajemen Kesehatan


Dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas
perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan
luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk
fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal
yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian serta Pengawasan dan
Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan.

B. Masalah kesehatan / Derajat Kesehatan


1. Mortalitas
Angka Kematian atau Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi
pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu,
dapat berupa penyakit ataupun sebab lainnya. Jumlah kematian yang terjadi
di wilayah kerja Puskesmas Sario Tahun 2016, di antaranya yaitu kematian
bayi yang terjadi berjumlah 3 kasus, yaitu 2 bayi laki-laki dan 1 bayi
perempuan.
2. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu yang juga berperan
dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. 10 Penyakit Terbanyak
Di bawah ini adalalah 10 penyakit menonjol yang sudah diurutkan
berdasarkan jumlah kasus terbanyak periode September 2016:
1) ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

16
2) Hipertensi
3) Alergi
4) Diabetes Mellitus
5) Common Cold
6) Gastritis
7) Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
8) Kelainan Refraksi
9) Osteoarthtritis
10) Tonsilitis
3. Status Gizi
Status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Status gizi merupakan
ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi. Untuk anak diindikasikan oleh
berat badan dan tinggi badan. Jika ditemukan anak dengan BGM (Bawah
Garis Merah) diberikan makanan tambahan.

C. Masalah Pelayanan Kesehatan


Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya
dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.
Masalah yang ditemukan di Puskesmas Sario saat stase berlangsung meliputi
ketersediaan obat yang terbatas menjadi kendala dalam layanan pengobatan
penyakit. Kadang, obat yang diresepkan habis stok dan terpaksa harus dibeli
sendiri di apotek luar. Hal ini cukup merugikan pasien dari segi waktu dan materi.
Di Puskesmas Sario contoh yang nyata yaitu ketersediaan obat amlodipin yang
habis stok, sehingga untuk pasien hipertensi yang menggunakan obat amlodipin
terpaksa diganti dengan obat yang tersedia yaitu nifedipin atau jika pasien ingin,
obat amlodipin dapat dibeli di apotek luar.

17
BAB VI
PRIORITAS MASALAH

A. Prioritas Masalah Kesehatan


Yang menjadi prioritas masalah pada laporan kali ini adalah masih tingginya
kesakitan dari penyakit menular dan tidak menular lewat laporan 10 penyakit
yang menonjol dengan 3 penyakit terbanyak yaitu ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Atas), Hipertensi dan Alergi sejak tahun 2015 hingga Agustus 2016.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan masih tingginya angka kesakitan dari penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Hipertensi dan Dermatitis di
Puskesmas Sario?
2. Bagimana penanggulangan tingginya angka kesakitan dari penyakit
menular dan tidak menular di Puskesmas Sario?

C. Identifikasi Penyebab Masalah


Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat
kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Lingkungan
a. Wilayah Puskesmas Sario merupakan wilayah yang padat penduduk
dan terdapat sungai, sungai merupakan pengaliran air menjadikan
sungai tersebut sumber sampah dan polusi.Karena masih kurang
kesadaran masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan membuang
sampah sembarangan dan di sungai.Sampah-sampah tersebut belum
dapat dikelola dengan baik dan tak sedikit menyangkut di pinggiran
sungai yang dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit salah
satunya Dermatitis, alergi, diare.

18
b. Keadaan rumah yang padat dan pengetahuan pentingnya sirkulasi
udara yang baik di tempat tinggal yang masih kurang pula
menyebabkan tingginya kejadian ISPA di masyarakat.
2. Perilaku
a. Sebaian besar warga yang terkena penyakit ISPA tersebut juga tidak
langsung memeriksakan diri mereka ke layanan kesehatan terdekat
seperti Puskesmas ketika mengetahui bahwa mereka terkena penyakit
ISPA
b. Kebiasaan makanan dan gaya hidup terlebih masyarakat Minahasa
yang tidak sehat yang memicu penyakit Hipertensi
c. Kebiasan membuang sampah tidak pada tempatnya oleh para warg
ditambah dengan kebiasaan merokok oleh warga menjadi salah satu
penyebab dari tercetus penyakit ISPA.
d. Para wargajuga belum banyak mengetahui etika batuk sehingga
berpotensi besar menularkan penyakit mereka terhadap orang disekitar
mereka.
e. Masih kurangnya kebersihan diri sendiri sehingga menimbulkan
penyakit kulit.
3. Pelayanan kesehatan
a. Masih kurangnya promosi kesehatan di masyarakat menyebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit tersebut sehingga
besar kemungkinan untuk terulang kembali.
b. Keadaan obat obatan yang terbatas di puskesmas juga menyebabkan
berulangnya kejadian ini.
4. Keturunan
a. Faktor keturunan diketahui berperan penting dalam timbulnya penyakit
Alergi.
Konfirmasi Penyebab Masalah
Kinerja petugas dalam penyelenggaraan kegiatan puskesmas dalam hal ini
penyuluhan kesehatan kurang berlangsung secara efektif serta kurangnya
kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan sekitar.

19
D. Penanggulangan Masalah
Alternatif penanggulangan masalah
1. Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal kegiatan,
target pecapaian dan evaluasi program yang berhubungan dengan 10
penyakit menonjol tersebut.
2. Menyampaikan informasi lengkap saat penyuluhan di tempat umum, dan
kunjungan rumah misalnya puskesmas/kantor, lurah, rumah warga
mengenai Hipertensi.
3. Memberikan pengobatan Hipertensi sesuai standar kompetensi dan
mengontrol bila ada rujuk balik.
4. Sarana dan prasarana seperti obat-obatan dilengkapi sehingga masyarakat
dapat mendapatkan pengobatan yang terbaik
5. Untuk menghadapi masalah kesehatan penyakit tidak menular di
Puskesmas Sario melaksanakan program untuk meningkatkan kesehatan di
masyarakat yaitu senam pagi tiap hari jumat, pelayanan polikliknik umum
dan pengobatan yang dilaksanakan setiap hari, penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit menular maupun tidak menular. Selain itu Puskesmas
Sario juga melaksanakan pemeriksaan tes gula darah sewaktu/puasa, asam
urat, kolestrol.

E. Pemecahan Masalah Terpilih


1. Rencana Penanggulangan Masalah
a. Melakukan promosi kesehatan dengan memperjelas jadwal kegiatan,
target pecapaian dan evaluasi program yang berhubungan dengan 10
penyakit menonjol tersebut.
2. Evaluasi Keberhasilan
a. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari ISPA
b. Masyarakat memahami pengertian, faktor risiko, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Hipertensi
c. Masyarakat memahami pengertian, faktor risik, gejala dan tanda serta
pencegahan dari Alergi

20
3. Indikator Keberhasilan Kegiatan
Menurunnya angka kejadian penyakit tersebut di masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Program
a. Kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit tersebut
memanglah kurang.
b. Masyarakat memberi respon yang positif dan turut aktif terhadap
program promosi kesehatan yang dilakukan.

21
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya kesehatan wajib utama yang termasuk dalam salah satu komponen
output yaitu promosi kesehatan di Puskesmas Sario kurang berlangsung dengan
baik. Mengingat hal ini sangat esensial karena promosi kesehatan merupakan
upaya wajib utama yang seharusnya rutin dilaksanakan. Belum jelas terlihat,
bagaimana jadwal pelaksanaan kegiatan dan target pencapaian promosi kesehatan
dari puskesmas ini. Selain itu, upaya kesehatan pengembangan dan penunjang
sulit dinilai karena terbatasnya catatan dan laporan yang ada.

B. Rekomendasi
Di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota, perencanaan program-
program puskesmas tidak akan sempurna apabila tidak dilakukan secara
komprehensif, terpadu dan terintegrasi antar Ditjen, bidang dan unsur-unsur
terkait yang kewenangannya berbeda. Sehingga perlu untuk saling membangun
kerja sama demi tercapainya program-program kesehatan yang direncanakan.
Selain itu, perlu kejelasan dan komitmen yang sungguh-sungguh terhadap
kewenangan dan fungsi masing-masing level dalam pelaksanaan program-
program kesehatan prioritas. Perlunya evaluasi dan peninjauan ulang mengenai
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang untuk seluruh petugas dan staf yang bertanggung jawab atas upaya-
upaya kesehatan di Puskesmas Sario.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta


2. Departemen Kesehatan RI. 2005. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Dasar Penyelia Jaminan Mutu Di Puskesmas. Jakarta
3. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KI). Jakarta.
4. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta
5. Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi.2. Jakarta : EGC
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi.
8. Sulaeman, ES. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktek di Puskesmas.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press

23
LAMPIRAN
Lampiran Kegiatan Dokter Muda

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin,
- Mengikuti apel pagi
15Mei 2017
- Mengikuti kegiatan Poliklinik

Selasa, - Mengikuti apel pagi


16Mei 2017 - Mengikuti kegiatan Poliklinik

Rabu,
- Mengikuti apel pagi
17 Mei 2017
- Mengikuti kegiatan Poliklinik

Kamis, - Mengikuti apel pagi


18Mei 2017 - Mengikuti kegiatan Imunisasi
- Mengikuti kegiatan Poliklinik

- Mengikuti apel pagi


Jumat,
- Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes
19Mei 2017
Mellitus
- Mengikuti Kegiatan Poliklinik

Sabtu,
- Mengikuti acara Menpora Cup sebagai Tim
20Mei 2017
Medis

24
Lampiran Kegiatan Dokter Muda

Gambar 1. Saat melakukan penyuluhan di puskesmas Sario

25
Gambar 2. Saat melakukan home visite

26

Anda mungkin juga menyukai