“Shucara”
Liquid Mascara
Disusun Oleh :
Shucy Wulandary
16160044
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya
dapatmenyelesaiakan makalah Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair dan Semi
Solid yang berjudul ‘Maskara’.
Semoga makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat dalam bidang
Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair dan Semi Solid beserta hal-hal lain yang ada
di dalamnya.
Shucy Wulandary
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..................................……….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng……………………………………………..................................………
C. Tujuan……………………………………………………….................................……….
BAB II PEMBAHASAN
F. Bentuk maskara……………….…….………….................................………………...…..
G. Formulasi……………… …… …………………..................................…………………
K. Evaluasi.……………… …… ……………………………....................................………
3.1. Kesimpulan……………........………....………………...........…………..................................
3.2. Saran……………........………....……………………........……...............................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….............………...............................…………
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan
koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita membicarakan produk
kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi prioritas utama. Layaknya
kosmetika lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu
mata. Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama
lain. Kosmetika menjadi berguna karena adanya wanita, sementara wanita dapat menonjolkan
kelebihan wajah serta menutupi kekurangannya dengan kosmetika. Menurut peraturan
menteri kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6
September 1976 menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan
Maskara adalah kosmetik yang diterapkan pada bulu mata untuk membuat bulu mata
lebih tebal, lebih lama, dan lebih gelap. Ini adalah salah satu kosmetik yang paling kuno yang
dikenal, yang telah digunakan di Mesir kemungkinan pada awal 4000 SM Mesir
menggunakan kohl zat yang disebut untuk menggelapkan bulu mata mereka, alis, dan kelopak
mata. Kohl Mesir mungkin dibuat dari galena atau sulfit memimpin, perunggu, dan arang atau
jelaga. Orang Babel dan Yunani kuno juga menggunakan kosmetik mata hitam, seperti yang
dilakukan Roma nanti. Kosmetik dari segala macam jatuh dari digunakan di Eropa setelah
jatuhnya Roma, meskipun kosmetik mata terus menjadi penting di dunia Arab. Penggunaan
kosmetik dihidupkan kembali di Eropa selama Renaissance.
Maskara awal dari era modern biasanya berupa kue ditekan. Hal diaplikasikan pada
bulu mata dengan sikat dibasahi. Bahan-bahan yang biasanya 50% dan sabun 50% pigmen
hitam. Pigmen diayak dan dikombinasikan dengan chip sabun, jalankan melalui pabrik
beberapa kali, dan kemudian ditekan ke kue. Variasi ini krim maskara, zat lotion seperti yang
dikemas dalam sebuah tabung. Untuk menerapkannya, pengguna akan memeras sejumlah
kecil maskara keluar dari tabung ke sikat kecil. Ini adalah proses yang berantakan yang lebih
ditingkatkan dengan penemuan pada tahun 1960 dari aplikator maskara. Paten perangkat ini
adalah batang beralur aplikasi yang mengambil sejumlah konsisten maskara saat ditarik dari
botol. Batang beralur segera digantikan dengan kuas. Ini kemudahan baru aplikasi mungkin
telah memberi kontribusi pada meningkatnya popularitas maskara pada akhir 1960-an.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH MASKARA
Sejak 5000 tahun yang lalu bangsa Mesir kuno sudah berlomba untuk mempercantik
diri mereka, terutama para kaum bangsawan. Mereka berusaha tampil cantik layaknya dewi-
dewi sesembahan mereka. Seni melukis wajah awalnya merupakan ritual keagamaan pada
jaman itu. Para wanita membingkai wajah mereka menyerupai biji almond dan mewarnai pipi
Sekitar tahun 1920, seorang bernama Max Factor menciptakan berbagai macam
formula produk kosmetik. Salah satu ciptaannya adalah campuran kohl yang dipanaskan di
atas api. Ketika meleleh, lelehan tersebut dioleskan pada bulu mata, dan mata pun terlihat
lebih dramatis. Dan di tahun 1923, diciptakan penjepit bulu mata. Bentuknya hamper serupa
dengan penjepit bulu mata yang ada sekarang. Namun tentunya tidak secanggih penjepit bulu
Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan
koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita membicarakan produk
kosmetika lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu
mata. Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama
lain.
Kosmetik yang paling sering digunakan oleh para wanita adalah kosmetik mata.
Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai pada dunia pasar berupa krim dan salep mata,
kosmetika riasan seperti Eyeshadows, Mascara, Eyebrom make up, Eye liner, dan lain
sebagainya.
mereka. Maskara memberi solusi bagi wanita yang menyukai efek dari bulu mata palsu, tapi
tidak menyukai kerepotan. Dengan maskara, bulu mata asli bisa tampak ke permukaan
B. PENGERTIAN MASKARA
Kosmetika rias bulu mata terdiri atas maskara dan eye liner. Maskara adalah
kosmetika rias bulu mata yang dapat menghitamkan, menebalkan dan memanjangkan bulu
mata, berisi pigmen warna dalam emulsi O/W (water based), atau petrolatum dan lilin
(solvent based) yang lebih lengket sehingga perlu penghapus sendiri. Untuk mencegah
kontaminasi kuman (P. aeruginosa) yang dapat membahayakan mata, maka digunakan bahan
pengawet (paraben).
Maskara adalah alat rias untuk bulu mata yang akan berfungsi memberi kesan bulu
mata tebal dan panjang. Maskara yang berkualitas adalah yang dapat dipakai dengan lama.
Maskara ini berasal dari alam misalnya, lilin, kembang madu, lemak hewani dan nabati serta
pewarna mineral. Maskara memang bermacam-macam ada yang bentuknya padat, kering
atau lunak, biasanya ini dipakai oleh perias yang ahli.
2. Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan atau alis mata melekat satu
sama lain
3. Tidak boleh segera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan,
cepat kering dan permanen
D. Fungsi Maskara :
Mengandung formula yang tidak tahan air, sehingga kurang cocok dipakai sebagai
riasan sehari-hari, khususnya untuk aktivitas siang hari, atau di daerah beriklim panas. Tapi
maskara seperti ini tergolong mudah dibersihkan, yaitu cukup dibersihkan dengan air hangat
Kelebihan maskara jenis ini adalah formulanya tahan air, sehingga tidak akan terhapus
jika terkena air. Sayangnya, maskara jenis ini sangat kering, sehingga kurang cocok dipakai
untuk riasan sehari-hari. Disarankan untuk dipakai dalam beraktivitas khusus yang 'dekat'
dengan air (seperti berolahraga apapun termasuk olah raga renang). Untuk membersihkannya,
pakai pembersih khusus riasan wajah (eye make up remover) atau baby oil untuk dapat
'mengangkat' maskara secara seksama dari bulu mata.
Membantu menebalkan bulu mata, khususnya bagi wanita yang memiliki bulu mata
yang panjang namun tidak tebal. Maskara ini juga cocok dipakai mereka yang bulu matanya
pendek namun lentik.
Maskara jenis ini bermanfaat membuat bulu mata lebih lentik dan cantik.
Kelebihannya, selain formulanya yang membuat bulu lebih mudah dibentuk dan lebih hitam,
bentuk sisirnya yang melengkung merupakan kunci utama dari maskara jenis ini. Dengan
sisir sikat yang tepat dan lengkungan yang sempurna, bulu mata yang lentikpun dapat
tercipta.
a) Cake mascara
Preparat jenis ini terdiri dari campuran zat pewarna, lemak-lemak, waxes, serta
bahan-bahan emulgator oil in water. Sabun-sabun kalium dan natrium, yang sewaktu-waktu
pernah digunakan sebagai emulgator, menyebabkan iritasi pada mata. Sekarang
triethanolamine stearat adalah yang paling umum dipakai. Preparat ini digunakan dengan
menggunakan sikat basah. Air pada sikat itu menyebabkan terbentuknya emulsi oil in water
di permukaan maskara cake yang lalu diangkat dengan sikat itu dan dipakaikan pada bulu
mata. Berikut dua contoh formulasi dari dua orang ahli
b) Cream mascara (anhydrous)
Komposisi preparat ini mirip dengan rouges. Berikut satu contoh formulasi
dariharry.Beeswax 4Spermaceti
4Cetyl alcohol 2Cocoa butter 6Petroalatum, short fiber 64Oil soluble dye 20Antioxidant q.sc.
Cream mascara (emulsified)Disini bahan dasar biasanya adalah krim oil in water dari tipe
sterat atauglyceryl monosterat.
Berikut contoh formulasi dari keithler :
Stearyl alcohol 15
Lanolin 3
Polyethylene Glycol 400
distearate 10
Diglycol stearate 8
Triethanolamine lauryl 54.5
Air ad 100d.
c) Liquid mascara.
Formulasi dasar pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed, dan
muncin-muncin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudah larut dalam air
sehingga mudah terhapus oleh prespirasi atau air mata. Mascara yang didasarkan pada
alcohol yang berisi resin, resin-resin lain atau ethyl cellulose, membentuk sejenis cat pada
bulu mata yang tahan air, tetapi karena mengandung alcohol, mascara ini dapat mengiritasi
mata jika sampai masuk ke dalam mata.
Satu contoh formulasi sederhana dari keithler adalah
Castor oi l 87
Span 80 4
Lampblack 9
G. FORMULASI
A. Formula
R/ A Asam stearate 12 %
Isopropil miristat 7 %
Gliseril monosterat 5 %
B Gliserin 5 %
Trietanolamin 3,5 %
C Zat warna 10 %
Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream atau
dengan melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat pembasah
yang sesuai, yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga zat warna akan
menempel pada sikat. Maskara bentuk krim tidak boleh mongering dalam penyimpanan dan
harus menempel dengan balik pada bulu mata. Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh
konsumen karena konsistensinya dan susunannya rata, mudah digunakan, cukup cepat kering
dan tahan air. Karena bentuk sediaan lunak maka dapat dimasukkan dalam tube dan sikatnya
menempel pada tube sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan tahan lama.
B. Cara Pembuatan
Penimbangan
A Asam stearate 12 g
Isopropil miristat 7 g
Gliseril monosterat 5 g
B Gliserin 5 g
Trietanolamin 3,5 g
C Zat warna 10 g
Cara Pembuatan
Terlalu sering menggunakan maskara pada bulu mata yang dijual bebas dan
mengandung bahan logam berbahaya dapat menyebabkan bulu mata mengalami kerontokan
dan rusak karena pengaruh kandungan bahan kimia yang ada pada maskara. Maskara yang
digunakan akan meresap kedalam kulit dan akan mem pengaruhi sistem faal kulit, untuk
aspek negatif yaitu penyerapan oleh kulit
dapat menimbulkan efek samping pada kulit seperti dermatitis dan alergi
kosmetika.
J. Quality Control
Memeriksa kualitas dan kemurnian yang diambil pada berbagai tahap dalam
pembuatan maskara. Bahan kimia diperiksa dalam tangki sebelum pencampuran dimulai
untuk memastikan bahan yang benar dan jumlah yang tepat berada di tempat. Setelah batch
dicampur, itu diperiksa ulang. Setelah batch adalah kemasan, sampel perwakilan dari awal,
tengah, dan akhir bets dibawa keluar. Ini diperiksa untuk komposisi kimia. Pada titik ini
mereka juga diuji untuk kotoran mikrobiologi.
1. Pemeriaan, bobot
2. Identifikasi dan penetapan kadar Dehidroacetat ( < 0,5 %)
3. Identifikasi dan penetapan kadar Asam benzoat Asam salisilat (< 0,2 %)
K. Evaluasi
Cara : menggunakan panca indera untuk memeriksa yang meliputi warna, bau dan bentuk
sediaan.
Homogenitas
Cara : Letakkan sedikit lotion pada kaca objek lalu dilihat apakah kadar atau ukuran partikel
zat aktif sama di seluruh bagian krim.
Atau Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan alat metalograf. Adapun caranya
adalah sebagai berikut :
- Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan
kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemuian ditutup dengan
kaca preparat (cover glass).
- Preparat krim diletakkan pada tempat yang tersedia pada metalograf. Pengamatan
dilakukan dengan pembesaran 400 kali. Krim dinyatakan homogen apabila krim
mempunyai fase dalam yang tampak rata dan tidak menggumpal.
Pada saat menguji viskositas dapat diketahui kecenderungan atau kemajuan terjadinya
Creaming dan breaking. Menggunakan viskometer ostwald.
Uji pH
Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika krim
memiliki pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu
asam dapat menyebabkan iritasi kulit. Untuk membantu kulit mempertahankan pH, beberapa
sediaan topikal disesuaikan dengan pH kulit. pH krim dapat dengan mudah diketahui dengan
menggunakan pH meter (dengan metode standar) atau dengan ”test Paper” (kertas indikator).
Cara : celupkan kertas pH meter kedalam krim, lalu angkat, kemudian banding kan warna
penetapan warna yang ada pada index pH meter.
Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas( erythema, edema, pain, heat)
PRECINICAL TEST
2. Iritasi pada mata karenabahan kimia dapat dites pada bagian mata :conjucti
va, iris, dan cornea.
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
1.2 Saran
Perlu pengujian lebih lanjut mengenai materi sediaan Maskara , dikarnakan sulitnya
mencari referensi mengenai formilasi mascara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Barel, Andre O, March Paye, Howard I. Maibach. 2001. Handbook of Cosmetics Science and
Technology.Marcell Dekker, Inc; New York.
Rajendra, CE, Gopal S Magadum, Mahabood Ali Nadof, Yashoda S.V, Manjula
Tano. Edi. 1999. Tekhnik Membuat Kosmetik Dan Tips Kecantikan. Penerbit