Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR KOSMETOLOGI

“Shucara”
Liquid Mascara

Disusun Oleh :

Shucy Wulandary
16160044
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2018

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya
dapatmenyelesaiakan makalah Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair dan Semi
Solid yang berjudul ‘Maskara’.

Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan


materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagai
hambatan dan kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya
punya.Sayamenyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik secara penyajian
ataupun kelengkapannya. Oleh karena itu, saya siap menerima segala kritik
dan saran.

Semoga makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat dalam bidang
Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair dan Semi Solid beserta hal-hal lain yang ada
di dalamnya.

Padang, 26 Oktober 2018

Shucy Wulandary
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………...................................………….

KATA PENGANTAR……………………………………………..................................……….

DAFTAR ISI ……………………………………………………..................................……….

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng……………………………………………..................................………

B. Rumusan Masalah …………………………………………..................................………

C. Tujuan……………………………………………………….................................……….

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Mascara……………………... ………………………………..............……….....


B. Pengertian Mascara……………………...…………………………….................………..

C. Persyaratan Sediaan Mascara ………………………………………………….............…

D. Fungsi Maskara …….…………………………...…...........................................................

E. Jenis Mascara …… ……………………………....................................................………

F. Bentuk maskara……………….…….………….................................………………...…..

G. Formulasi……………… …… …………………..................................…………………

I. Dampak penggunaan maskara..……… …… ……….............……………………………

J. Quality Control...……………… …… ………………......................……………………

K. Evaluasi.……………… …… ……………………………....................................………

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………........………....………………...........…………..................................
3.2. Saran……………........………....……………………........……...............................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….............………...............................…………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan
koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita membicarakan produk
kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi prioritas utama. Layaknya
kosmetika lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu
mata. Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama
lain. Kosmetika menjadi berguna karena adanya wanita, sementara wanita dapat menonjolkan
kelebihan wajah serta menutupi kekurangannya dengan kosmetika. Menurut peraturan
menteri kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6
September 1976 menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan

untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan


ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk
golongan obat”. Kosmetik yang paling sering digunakan oleh para wanita adalah kosmetik
mata. Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai pada dunia pasar berupa krim dan salep
mata, kosmetika riasan seperti Eyeshadows, Mascara, Eyebrom make up, Eye liner, dan lain
sebagainya.

Maskara adalah kosmetik yang diterapkan pada bulu mata untuk membuat bulu mata
lebih tebal, lebih lama, dan lebih gelap. Ini adalah salah satu kosmetik yang paling kuno yang
dikenal, yang telah digunakan di Mesir kemungkinan pada awal 4000 SM Mesir
menggunakan kohl zat yang disebut untuk menggelapkan bulu mata mereka, alis, dan kelopak
mata. Kohl Mesir mungkin dibuat dari galena atau sulfit memimpin, perunggu, dan arang atau
jelaga. Orang Babel dan Yunani kuno juga menggunakan kosmetik mata hitam, seperti yang
dilakukan Roma nanti. Kosmetik dari segala macam jatuh dari digunakan di Eropa setelah
jatuhnya Roma, meskipun kosmetik mata terus menjadi penting di dunia Arab. Penggunaan
kosmetik dihidupkan kembali di Eropa selama Renaissance.

Maskara awal dari era modern biasanya berupa kue ditekan. Hal diaplikasikan pada
bulu mata dengan sikat dibasahi. Bahan-bahan yang biasanya 50% dan sabun 50% pigmen
hitam. Pigmen diayak dan dikombinasikan dengan chip sabun, jalankan melalui pabrik
beberapa kali, dan kemudian ditekan ke kue. Variasi ini krim maskara, zat lotion seperti yang
dikemas dalam sebuah tabung. Untuk menerapkannya, pengguna akan memeras sejumlah
kecil maskara keluar dari tabung ke sikat kecil. Ini adalah proses yang berantakan yang lebih
ditingkatkan dengan penemuan pada tahun 1960 dari aplikator maskara. Paten perangkat ini
adalah batang beralur aplikasi yang mengambil sejumlah konsisten maskara saat ditarik dari
botol. Batang beralur segera digantikan dengan kuas. Ini kemudahan baru aplikasi mungkin
telah memberi kontribusi pada meningkatnya popularitas maskara pada akhir 1960-an.

1.4 Tujuan Makalah


Tujuan dari Makalah ini adalah:

a. mengetahui mengenai maskara


b. mengetahui fungsi dan kegunaan maskara
c. mengetahui formulasi maskara

1.5 Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui dan mepelajari mengenai maskara .

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH MASKARA
Sejak 5000 tahun yang lalu bangsa Mesir kuno sudah berlomba untuk mempercantik

diri mereka, terutama para kaum bangsawan. Mereka berusaha tampil cantik layaknya dewi-

dewi sesembahan mereka. Seni melukis wajah awalnya merupakan ritual keagamaan pada

jaman itu. Para wanita membingkai wajah mereka menyerupai biji almond dan mewarnai pipi

mereka dengan tanah liat

Sekitar tahun 1920, seorang bernama Max Factor menciptakan berbagai macam

formula produk kosmetik. Salah satu ciptaannya adalah campuran kohl yang dipanaskan di

atas api. Ketika meleleh, lelehan tersebut dioleskan pada bulu mata, dan mata pun terlihat

lebih dramatis. Dan di tahun 1923, diciptakan penjepit bulu mata. Bentuknya hamper serupa

dengan penjepit bulu mata yang ada sekarang. Namun tentunya tidak secanggih penjepit bulu

mata yang ada saat ini.

Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan

koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita membicarakan produk

kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi prioritas utama. Layaknya

kosmetika lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu

mata. Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama

lain.

Kosmetik yang paling sering digunakan oleh para wanita adalah kosmetik mata.

Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai pada dunia pasar berupa krim dan salep mata,

kosmetika riasan seperti Eyeshadows, Mascara, Eyebrom make up, Eye liner, dan lain

sebagainya.

Maskara diandalkan banyak wanita untuk menghidupkan atau memperindah mata

mereka. Maskara memberi solusi bagi wanita yang menyukai efek dari bulu mata palsu, tapi
tidak menyukai kerepotan. Dengan maskara, bulu mata asli bisa tampak ke permukaan

hingga terlihat lentik, berisi, dan mata pun indah dipandang.

B. PENGERTIAN MASKARA

Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah


penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Bahan yang digunakan
meliputi zat utama dan zat tambahan, zat utama merupakanzat warna. Pembuatan umumnya
dibuat menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, suspensi.

Kosmetika rias bulu mata terdiri atas maskara dan eye liner. Maskara adalah
kosmetika rias bulu mata yang dapat menghitamkan, menebalkan dan memanjangkan bulu
mata, berisi pigmen warna dalam emulsi O/W (water based), atau petrolatum dan lilin
(solvent based) yang lebih lengket sehingga perlu penghapus sendiri. Untuk mencegah
kontaminasi kuman (P. aeruginosa) yang dapat membahayakan mata, maka digunakan bahan
pengawet (paraben).

Maskara adalah alat rias untuk bulu mata yang akan berfungsi memberi kesan bulu
mata tebal dan panjang. Maskara yang berkualitas adalah yang dapat dipakai dengan lama.
Maskara ini berasal dari alam misalnya, lilin, kembang madu, lemak hewani dan nabati serta
pewarna mineral. Maskara memang bermacam-macam ada yang bentuknya padat, kering
atau lunak, biasanya ini dipakai oleh perias yang ahli.

C. Persyaratan Sediaan Mascara

Maskara harus memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut :

1. Mudah dioleskan dan tidak mudah luntur

2. Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan atau alis mata melekat satu
sama lain

3. Tidak boleh segera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan,
cepat kering dan permanen
D. Fungsi Maskara :

• Melentikkan bulu mata

• Memberi efek mata yang terlihat lebih besar

• Menghitamkan bulu mata

E. Jenis mascara terdiri atas :

a) Maskara berdasarkan formulanya:

1). NonWater - proof Maskara

Mengandung formula yang tidak tahan air, sehingga kurang cocok dipakai sebagai
riasan sehari-hari, khususnya untuk aktivitas siang hari, atau di daerah beriklim panas. Tapi
maskara seperti ini tergolong mudah dibersihkan, yaitu cukup dibersihkan dengan air hangat

2). Water - proof Maskara

Kelebihan maskara jenis ini adalah formulanya tahan air, sehingga tidak akan terhapus
jika terkena air. Sayangnya, maskara jenis ini sangat kering, sehingga kurang cocok dipakai
untuk riasan sehari-hari. Disarankan untuk dipakai dalam beraktivitas khusus yang 'dekat'
dengan air (seperti berolahraga apapun termasuk olah raga renang). Untuk membersihkannya,
pakai pembersih khusus riasan wajah (eye make up remover) atau baby oil untuk dapat
'mengangkat' maskara secara seksama dari bulu mata.

b) Maskara berdasarkan jenis dan fungsinya

1). Thickening Maskara (maskara untuk menebalkan)

Membantu menebalkan bulu mata, khususnya bagi wanita yang memiliki bulu mata
yang panjang namun tidak tebal. Maskara ini juga cocok dipakai mereka yang bulu matanya
pendek namun lentik.

2). Lenghtening Maskara (maskara untuk memanjangkan)


Sesuai dengan namanya, maskara jenis ini berfungsi memanjangkan bulu mata, karena
mengandung plastic polymers yang akan menempel pada ujung mata dan memberi kesan bulu
mata lebih panjang. Sangat cocok untuk mereka yang bulu matanya pendek

3). Curling Maskara (maskara untuk melentikkan)

Maskara jenis ini bermanfaat membuat bulu mata lebih lentik dan cantik.
Kelebihannya, selain formulanya yang membuat bulu lebih mudah dibentuk dan lebih hitam,
bentuk sisirnya yang melengkung merupakan kunci utama dari maskara jenis ini. Dengan
sisir sikat yang tepat dan lengkungan yang sempurna, bulu mata yang lentikpun dapat
tercipta.

F. Bentuk maskara terdiri dari 4 macam, yaitu :

a) Cake mascara

Preparat jenis ini terdiri dari campuran zat pewarna, lemak-lemak, waxes, serta
bahan-bahan emulgator oil in water. Sabun-sabun kalium dan natrium, yang sewaktu-waktu
pernah digunakan sebagai emulgator, menyebabkan iritasi pada mata. Sekarang
triethanolamine stearat adalah yang paling umum dipakai. Preparat ini digunakan dengan
menggunakan sikat basah. Air pada sikat itu menyebabkan terbentuknya emulsi oil in water
di permukaan maskara cake yang lalu diangkat dengan sikat itu dan dipakaikan pada bulu
mata. Berikut dua contoh formulasi dari dua orang ahli
b) Cream mascara (anhydrous)

Komposisi preparat ini mirip dengan rouges. Berikut satu contoh formulasi
dariharry.Beeswax 4Spermaceti
4Cetyl alcohol 2Cocoa butter 6Petroalatum, short fiber 64Oil soluble dye 20Antioxidant q.sc.

Cream mascara (emulsified)Disini bahan dasar biasanya adalah krim oil in water dari tipe
sterat atauglyceryl monosterat.
Berikut contoh formulasi dari keithler :
Stearyl alcohol 15
Lanolin 3
Polyethylene Glycol 400
distearate 10
Diglycol stearate 8
Triethanolamine lauryl 54.5
Air ad 100d.
c) Liquid mascara.

Formulasi dasar pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed, dan
muncin-muncin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudah larut dalam air
sehingga mudah terhapus oleh prespirasi atau air mata. Mascara yang didasarkan pada
alcohol yang berisi resin, resin-resin lain atau ethyl cellulose, membentuk sejenis cat pada
bulu mata yang tahan air, tetapi karena mengandung alcohol, mascara ini dapat mengiritasi
mata jika sampai masuk ke dalam mata.
Satu contoh formulasi sederhana dari keithler adalah
Castor oi l 87
Span 80 4
Lampblack 9

G. FORMULASI

A. Formula

R/ A Asam stearate 12 %

Isopropil miristat 7 %

Gliseril monosterat 5 %

B Gliserin 5 %

Trietanolamin 3,5 %

Air suling 57,5 %

C Zat warna 10 %

Bentuk sediaan : krim Warna : Hitam (besi oksida hitam (Fe3O4))

Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream atau
dengan melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat pembasah
yang sesuai, yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga zat warna akan
menempel pada sikat. Maskara bentuk krim tidak boleh mongering dalam penyimpanan dan
harus menempel dengan balik pada bulu mata. Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh
konsumen karena konsistensinya dan susunannya rata, mudah digunakan, cukup cepat kering
dan tahan air. Karena bentuk sediaan lunak maka dapat dimasukkan dalam tube dan sikatnya
menempel pada tube sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan tahan lama.

B. Cara Pembuatan

Penimbangan

A Asam stearate 12 g

Isopropil miristat 7 g

Gliseril monosterat 5 g

B Gliserin 5 g

Trietanolamin 3,5 g

Air suling 57,5 ml

C Zat warna 10 g

Jumlah sediaan : 100 ml

Cara Pembuatan

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Dipanaskan campuran A 75°C sampai homogen.
3. Ditambahkan fase B ke fase A, diaduk hingga homogen.
4. Ditambahkan fase C, diaduk hingga homogen. Temperatur pemanasan dijaga selama
2 menit.
5. Dimasukkan ke dalam wadah pada suhu 55°C.

H. Cara mengaplikasikan maskara

Menurut permatasari (2012:22-23) cara mengaplikasikan maskara yaitu: Cara


mengaplikasikan maskara bisa dengan cara mengoleskannya perlahan Dari dalam area akar
bulu mata ke arah luar. Jangan lupa perhatikan alat Pengoles maskara. Jika tertutup dengan
cairan tebal, rendam dulu di air hangat agar sisa-sisa maskara terlepas dan tidak lengket di
bulu mata, yang akan mneyebabkan bulu mata menggumpal. Untuk bulu mata bagian
atas,goyangkan sikat maskara bolak-balik didasar bulu mata untuk memperte bal warna
sebelum menyisir seluruh bagian bulu mata, tutupi bulu mata dari dasar hingga ke ujung
dengan satu sapuan penuh. Cara ini bisa membuat bulu mata tebal dibagian dasar namun
ujungnya terpisah dan terlihat cantik.

I. Dampak penggunaan maskara

Terlalu sering menggunakan maskara pada bulu mata yang dijual bebas dan
mengandung bahan logam berbahaya dapat menyebabkan bulu mata mengalami kerontokan
dan rusak karena pengaruh kandungan bahan kimia yang ada pada maskara. Maskara yang
digunakan akan meresap kedalam kulit dan akan mem pengaruhi sistem faal kulit, untuk
aspek negatif yaitu penyerapan oleh kulit

dapat menimbulkan efek samping pada kulit seperti dermatitis dan alergi

kosmetika.

J. Quality Control

Memeriksa kualitas dan kemurnian yang diambil pada berbagai tahap dalam
pembuatan maskara. Bahan kimia diperiksa dalam tangki sebelum pencampuran dimulai
untuk memastikan bahan yang benar dan jumlah yang tepat berada di tempat. Setelah batch
dicampur, itu diperiksa ulang. Setelah batch adalah kemasan, sampel perwakilan dari awal,
tengah, dan akhir bets dibawa keluar. Ini diperiksa untuk komposisi kimia. Pada titik ini
mereka juga diuji untuk kotoran mikrobiologi.

Pedoman pengujiaan sediaan rias mata meliputi :

1. Pemeriaan, bobot
2. Identifikasi dan penetapan kadar Dehidroacetat ( < 0,5 %)

3. Identifikasi dan penetapan kadar Asam benzoat Asam salisilat (< 0,2 %)

4. Identifikasi dan penetapan kadar Hexaklorofen ( < 0,1 %)

5. Identifikasi dan penetapan kadar Tiomersal ( < 0,007 % sebagai Hg)

6. Identifikasi Pb, Sb, Ag, As (negatif)

7. Uji iritasi mata

K. Evaluasi

 Organoleptis atau penampilan fisik

Cara : menggunakan panca indera untuk memeriksa yang meliputi warna, bau dan bentuk
sediaan.

 Homogenitas

Cara : Letakkan sedikit lotion pada kaca objek lalu dilihat apakah kadar atau ukuran partikel
zat aktif sama di seluruh bagian krim.

Atau Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan alat metalograf. Adapun caranya
adalah sebagai berikut :

- Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan
kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemuian ditutup dengan
kaca preparat (cover glass).

- Preparat krim diletakkan pada tempat yang tersedia pada metalograf. Pengamatan
dilakukan dengan pembesaran 400 kali. Krim dinyatakan homogen apabila krim
mempunyai fase dalam yang tampak rata dan tidak menggumpal.

 Uji Viskositas (sifat Aliran)

Pada saat menguji viskositas dapat diketahui kecenderungan atau kemajuan terjadinya
Creaming dan breaking. Menggunakan viskometer ostwald.
 Uji pH

Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika krim
memiliki pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu
asam dapat menyebabkan iritasi kulit. Untuk membantu kulit mempertahankan pH, beberapa
sediaan topikal disesuaikan dengan pH kulit. pH krim dapat dengan mudah diketahui dengan
menggunakan pH meter (dengan metode standar) atau dengan ”test Paper” (kertas indikator).

Cara : celupkan kertas pH meter kedalam krim, lalu angkat, kemudian banding kan warna
penetapan warna yang ada pada index pH meter.

 Tes Potensi Iritasi pada Mata

Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas( erythema, edema, pain, heat)

PRECINICAL TEST

1. Tes yang dilakukan:DRAIZE EYE IRRITATION TEST pada kelinci albino,


karena mata kelinci lebih sensitif daripada mata manusia.

2. Iritasi pada mata karenabahan kimia dapat dites pada bagian mata :conjucti
va, iris, dan cornea.

3. Reaksi yang timbul:conjuctiva ( eythema, edema), iris ( hyperamia),cornea


(opacity).
BAB III

PENUTUP

1.1.Kesimpulan

1. Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah


penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Komponen
dasar maskara adalah zat pewarna, minyak, lilin dan pengawet. Maskara
termasuk dalam koloid karena merupakan suatu campuran zat heterogen (dua
fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel- partikel zat yang berukuran
koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/ pemecah). Maskara termasuk jenis koloid dengan fase
terdispersi padat dan medium pendispersi berupa zar padat (sol padat ).
2. Maskara harus memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut : Mudah dioleskan
dan tidak mudah luntur, Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata
dan atau alis mata melekat satu sama lain, Tidak boleh segera mengering
sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan, cepat kering dan
permanen.

1.2 Saran

Perlu pengujian lebih lanjut mengenai materi sediaan Maskara , dikarnakan sulitnya
mencari referensi mengenai formilasi mascara ini.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1985 .Formularium Kosmetika Ind

onesia. DIRJEN POM, Jakarta.

Barel, Andre O, March Paye, Howard I. Maibach. 2001. Handbook of Cosmetics Science and
Technology.Marcell Dekker, Inc; New York.

Rajendra, CE, Gopal S Magadum, Mahabood Ali Nadof, Yashoda S.V, Manjula

M, 2011. Phytochemical Screening of the Rhizome of kaempferia

Galanga. International Journal of Pharmacognosy and Phytocemical Research 2011 :


3(3) : 61-63.

Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjamahan

Padmawinata,K. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Tano. Edi. 1999. Tekhnik Membuat Kosmetik Dan Tips Kecantikan. Penerbit

Rineka Copta 65-66. Jakarta.


Tranggono, Retno dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai