Makalah Peledakan
Makalah Peledakan
Disusun Oleh:
S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Teknik Peledakan Batuan. saya menyadari di dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.
Oleh karena itu saya meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga memohon
kritik dan saran untuk saya agar bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah ini.
Harapan saya ,mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa memberikan manfaat
untuk diri saya ,teman-teman, serta orang lain.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan
atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan
harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang
digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa
menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya
terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode
peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
1
1. 2. Rumusan Masalah
1. 3. Tujuan
1. 4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina jaman
dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal dengan
nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis formula dari black powder.
Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang black powder sebagai senjata api.
Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya black powder
digunakan pada operasi penambangan di Hungaria. Amerika ( 1675) membangun
pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan bahan ini
untuk penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696)
menggunakannya untuk konstruksi jalan. Sedangkan di Amerika (1705)
digunakan untuk penambangan tembaga..Perang dunia I (1917) menghabiskan
sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder, akhirnya pada tahun 1940
pemakaian black powder berkurang dan banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini
jarang digunakan dalam dunia pertambangan dan diganti bahan peledak lain yang
lebih aman dan ekonomis, sementara untuk keperluan militer masih dipakai
sebagai mesiu (proyektil peluru).
Bahan peledak industri pertambangan adalah bahan peledak yang dirancang dan
dibuat khusus untuk keperluan industri pertambangan. Sedangkan untuk
pengertian bahan peledak sendiri adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan
sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau atau campuran berbentuk padat,
cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan, atau
ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan
hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan
3
sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil(Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral, 2004).
1. Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah
merupakan bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
a. Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.
b. Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan lain-lain.
Contoh Gambar NG
2. Senyawa campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam
senyawa tunggal. Misalnya : dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.
4
Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan Cara pengukuran
kekuatan
a. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
b. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
2. Berat jenis/density
Adalah berat per satuan volume. Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga) cara:
a. Berat per unit volume
b. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian, lb/ft)
c. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak dengan
ukuran 1 ¼ x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg
3. Kepekaan/sensitivity
Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan
peledak akan terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakkan
dirambatkan ke seluruh muatan Macam-macam sensitivity /kepekaan:
a. Sensitivity to shock / Kepekaan terhadap benturan
b. Sensitivity to friction / kepekaan terhadap gesekan
c. Sensitivity to heat / Kepekaan terhadap panas
d. Sensitivity to initiation / Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan
e. Sensitivity to cap / Kepekaan terhadap gelombang ledakan lain yang
jaraknya berjauhan.
4. Cepat rambat/velocity of detonation
Adalah kecepatan perambatan dari bahan peledak. Kecepatan perambatan
peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat “micro timer” secara
langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya
(metode ini dikenal sebagai metode “dauctriche”)
5. Sifat gas beracun/fumes characteristic
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas
beracun yang terjadi sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida),
NOx (Nitrogen Oksida). Fumes terbentuk apabila campuran bahan peledak
5
tidak balance atau karena bahan peledaknya telah rusak. Fumes sangat
membahayakan untuk pekerjaan di bawah tanah (underground mining).
6. Daya tahan terhadap air/water resistance
Adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan perembesan
air. Ketahanan air suatu bahan peledak dinyatakan dalam jumlah jam lamanya
suatu bahan peledak dicelupkan dalam air dan masih dapat diledakkan
dengan baik.
7. Kebolehan/permissibility
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan
peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana
pada umumnya banyak terdapat gas CH4 (gas methane) dan debu-debu
batubara yang mudah terbakar.
8. Stabilitas kimia/chemical stability
Adalah ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling. Makin
stabil bahan peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya makin aman.
Pengukuran stabilitas kimia adalah dengan mencatat waktu yang diperlukan
o
sebelum suatu bahan peledak mengurai pada suhu standard (80 C).
9. Kemasan/packaging
Adalah pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan
kotaknya) juga harus dianggap sebagai bagian dari bahan peledak dan
diperhitungkan dalam campuran. Jenis pembungkus ini juga mempengaruhi
terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam peledakan.
2. 5. Jenis Bahan Peledak Industri
1. Berdasarkan pemakaiannya
a. bahan peledak militer, umumnya dipakai dalam operasi militer misal
untuk peperangan, demolation, melukai, membunuh, (bom napalm,
granat dsb.)
b. Bahan peledak sipil/komersial yaitu bahan peledak dalam pemakaian
industri pertambangan, konstruksi dll.
6
2. Berdasarkan kecepatan rambatnya
Ledakan merupakan reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik lain
dalam massa bahan peledak tersebut. Berdasarkan kecepatan rambat tersebut
bahan peledak dibagi menjadi :
Umumnya, bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada yang
terdapat dan terkumpul di bawah permukaan tanah yang relatif agak dalam. Selain
itu bahan galian tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah
kompak. Karena terdesak keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air.
Atas dasar cara kerjanya, bahan galian industri biasanya ditambang dengan cara
7
digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi, dan disedot dengan pompa
hisap.
Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya proses
pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau
operasi peledakan batuan akan kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan
penjajahan wilayah atau daerah yang diperkirakan mengandung mineral, cadangan
bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi target, dari mulai lapisan tanah
luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya menjadi daerah
prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg memungkinkan dilakukan
proses ekspoitasi.
8
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
- Secara ringkas, sejarah bahan peledak yaitu telah dikenal manusia sejak abad
ke 13 oleh bangsa Cina jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau
serbuk hitam, yang dikenal dengan nama black powder. Kemudia oleh Kasper
Weindl (1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan pada operasi
penambangan di Hungaria, dan akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black
powder berkurang dan banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini jarang
digunakan dalam dunia pertambangan dan diganti bahan peledak lain yang
lebih aman dan ekonomis.
- Bahan peledak industri pertambangan adalah bahan peledak yang dirancang
dan dibuat khusus untuk keperluan industri pertambangan.
- Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan menjadi
2 macam senyawa yaitu senyawa tunggal dan senyawa campuran.
- Bahan peledak yang digunakan untuk peledakan mempunyai sifat umu yaitu
Kekuatan/strength, Berat jenis/density, Kepekaan/sensitivity, Cepat
rambat/velocity of detonation, Sifat gas beracun/fumes characteristic, Daya
tahan terhadap air/water resistance, Kebolehan/permissibility, Stabilitas
kimia/chemical stability, dan Kemasan/packaging
- Berdasarkan kelasnya bahan peledak dapat digolongkan jenisnya sebagai
berikut yaitu
· Berdasarkan Pemakaiannya : bahan peledak militer dan sipil/komersial
· Berdasarkan kecepatan rambatnya : Bahan peledak rendah dan tinggi.
· Berdasarkan kepekaannya : Initiating explosive dan non Initiating
explosive
9
- Pengunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya
proses pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan
peledak atau operasi peledakan batuan akan kegiatan pencarian dalam rangka
penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang diperkirakan
mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang
menjadi target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan
tanah dalam dan nantinya menjadi daerah prospek atau wilayah yang
memiliki cadangan yg memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi.
3. 2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Anon, 1988. ANFO Type Blasting Agents. ICI Australia Operation, Pty. Ltd.
Explosion Divison, 10 p.
HMTP UPN Veteran. 2005. Kursus Juru Ledak Kelas II. Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral : Bandung.
11