Anda di halaman 1dari 4

KETENTUAN ATURAN PERANG

KOMANDO NASIONAL
TENTARA PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT
(TPNPB) ORGANISASI PAPUA MERDEKA

PASAL 1
TENTANG
KETENTUAN PERATURAN PERANG
Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perang ini adalah:
1. Peraturan ini disebut dengan “Ketentuan Peraturan Perang Komando Nasional
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat”, sebagai pedoman dasar prajurit TPNPB
dan prajurit musuh dalam perang.
2. Peraturan ini juga dapat memperjelas tujuan dan maksud ultimatum perang yang
mengatur tentang, tujuan perang, tata cara dalam perang dan langkah penjelesaian konflik
bersenjata Indonesia dengan Papua Barat.
3. Dalam peraturan ini TPNPB adalah singkatan dari kepanjangan Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat.
4. Peraturan ini ditentukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat untuk dapat
diketahui oleh umum supaya memahami perang yang dapat berlangsung.
5. Dalam peraturan ini, perang yang terjadi sesudah dan sebelum ultimatum ini di Papua
Barat dari TPNPB disebut dengan “Perang Pemebebasan Nasional untuk Papua Barat”
dan selanjutnya dapat disebut Perang Pembebasan Nasional, berlaku sejak disahkan
ketentuan peraturan perang komando nasional TPNPB ini.

PASAL 2
DASAR HUKUM
Dasar hukum perjuangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, memperjuangkan hak atas
kemerdekaan bangsa Papua adalah:

1. Piagam atlantik artikel 73, Kovenan Internasional Tentang Sipil dan Politik dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia yang termuat tentang, “setiap bangsa berhak untuk
menentukan nasib sendiri”.
2. Bentuk Perang pada Humaniter Internasional yang mengatur tentang “war of national
liberation” (Perang Pembebasan Nasional).
3. Mukadimah Republik Indonesia, alinea Kedua, “Bahwa sesunggunya kemerdekaan ialah
hak segala bangsa, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.
4. Manifesto Politik Bangsa Papua 19 November 1961 dan Proklamasi Kemerdekaan
Pemerintahan Sementara Republik Papua Barat serta Dasar Konstitusi Sementara
Republik Papua Barat pada 1 Juli tahun 1971.
5. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah Tentara Pembebasan Papua dari
Pertahanan Keamanan Nasional Papua Barat sesuai Bab V dari artikel 106 Konstitusi
Sementara Republik Papua Barat Tahun 1971 dan dibentuk pada tanggal 26 Maret 1973.

PASAL 3
TUNTUTAN
Tuntutan Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah hak
kemerdekaan bangsa Papua Barat untuk menjadi Negara merdeka dengan Dasar Proklamasi
Kemerdekaan 1 Juli 1971. Maka dengan ini menuntut bahwa:
1. Seluruh perusahaan asing di Wilayah Papua Barat harus ditutup, Terutama PT. Freeport
Indonesia di Tembagapura dan Perusahaan Kilang Minyak dan Gas Bumi di Kelamono
Sele, Sorong Papua Barat wajib tutup.
2. Presiden Indonesia harus menyetujui pelaksanaan pemilihan bebas hak penentuan nasib
sendiri rakyat bangsa Papua Barat.
3. TNI dan POLRI wajib keluar dari wilayah Papua Barat sebelum Pelaksanaan
Referendum.
4. Indonesia membuka diri menyambut Intervensi Internasional Keamanan Perdamaian
dunia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masuk di Papua Barat untuk melaksanakan
ayat 2 dan 3 dari pasal ini.

PASAL 4
KETENTUAN PERANG
Ketentuan perang dalam ultimatum ini, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat tentukan
pada:
1. Krisis Ekonomi
2. Krisis Pemerintahan

PASAL 5
LARANGAN
Ketentuan ini adalah wajib ditaati oleh setiap prajurit Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat,
Militer Indonesia dalam hal ini TNI dan POLRI dan Warga sipil Papua dan non Papua di dalam
medan perang.
1. Setiap warga sipil, wajib dilindungi atau bagi yang bukan bersenjata dilarang tembak di
medan perang kecuali intelejen.
2. Untuk menghindari terjadinya korban warga sipil, daerah yang ditentukan sebagai medan
perang setiap warga sipil dilarang melewati.
3. Setiap karyawan perusahaan sesudah penguumuman ultimatum ini, yang masih
melakukan aktifitas pekerjaan adalah dapat dinyatakan yang bersanggutan sebagai
musuh.
4. Seorang Wartawan yang bertugas di medan perang, melakukan peliputan dengan kartu
tanda pengenal dan pakaian dari perusahaan media wajib dilindungi.
5. Seorang Palang Merah, LSM, Birokrat dan Agamawan tidak dapat izin memasuki daerah
perang, kecuali atas persetujuan TPNPB, yang dimaksud ayat 5 pasal 3 TPNPB Izinkan
Apabila dari selain Negara Indonesia.
6. Perlawanan di medan perang TPNPB menggunakan senjata modern otomat, jenis laras
panjang dan pendek serta alat perang budaya dll.

PASAL 6
SASARAN PERANG
Sasaran dan target serangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah pada saran dan
target tertentu dalam “perang pembebasan nasional” untuk kemerdekaan bangsa Papua Barat,
maka pada pasal ini dapat ditentukan tentang sasaran dan target TPNPB dalam perang.
1. Militer Indonesia dalam hal ini:
a. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
b. Polisi Republik Indonesia (POLRI).
c. Anggota dari Badan Intelejen Negara (BIN)
2. Gedung-Gedung Pemerintah Indonesia di Papua
3. Perusahaan milik asing dan pemerintah Indonesia di Papua diantaranya:
a. Pertambangan Emas
b. Gas Bumi/minyak
c. Loging Kayu
d. Kelapa Sawit
e. Gedung Bangunan Pasar Umum
f. Gedung Bank
g. Pekerja jalan trans, yang merupakan anggota TNI satuan densipur
h. Pesta Demokrasi Indonesia, Surat Kotak Suara (Pemilihan Umum)
4. Pejabat Birokrat Papua Pro Indonesia
5. Pejabat Pemerintah orang bukan penduduk pribumi Papua.

PASAL 7
TARGET
Pencaian target akan melalui sasaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat tentukan pada
pasal 5 dari peraturan ini. Maka target yang akan dapat mencapai adalah:
1. Intervensi Pasukan Perdamaian Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
2. Provinsi Papua dan Papua Barat jadikan status tidak berpemerintahan
3. PT. Freeport Indonesia Tutup
4. Gas Minyak Bumi Sorong dan
5. LNG. BP. Bintuni Babo Tutup

PASAL 8
NEGOSIATOR
Akibat dari “Perang Pembebasan Nasional” di Papua Barat dapat negosiasi oleh pihak yang telah
dapat ditentukan dari peraturan ini. Selain peraturan ini tidak dapat menerima upaya negosiasi
dengan bentuk apapun, maka pihak sebagai negosiator dalam perang ini yang dapat diterima:
1. Palang Merah Internasional, apabilah dibutuhkan dalam perang
2. Pihak Internasional untuk kepentingan dari tujuan perang
3. Jurnalis sesuai tugas jurnalistik untuk kebutuhan peliputan dalam perang
4. Kepala Negara Pemerintah Republik Indonesia untuk solusi mengakhiri perang dengan
menerima tawaran dari peraturan ini.
5. Misi Perdamaian dari Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
6. Negara-Negara Pendukung perjuangan Kemerdekaan Papua Barat.

PASAL 9
TAWARAN
Tawaran yang dimaksud pada peraturan ini adalah, suatu kewajiban sebagai Negara koloni atas
bangsa Papua Barat yang harus disetujui oleh kepala Negara atau atas nama Pemerintah
Indonesia yaitu:
1. Indonesia mengakui Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat yang mengikat dengan
Undang –Undang Dasar Sementara Republik Papua Barat tahun 1971 sebagai sebuah
Negara dan wilayah administrasi menurut proklamasi 1 Juli 1971 menyerahkan
sepenuhnya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Indonesia wajib
meningalkan atas wilayah Papua Barat.
2. Pemerintah Indonesia menyetujui Pelaksanaan Pemilihan Bebas, (Refrendum) di Papua
Barat.

PASAL 10
JURU RUNDING
Ketentuan dalam peraturan ini, juru runding diperlukan apabila akibat dari ultimatum perang
maka seorang juru runding adalah:
1. Juru Bicara Komando Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
2. Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
3. Kepala Staf Operasi Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
PASAL 11
PENANGGUNGJAWAB PERANG
Penanggungjawab akibat dari ultimatum perang ketentuan dalam peraturan ini:
1. Tingkat Daerah adalah Panglima Komando Daerah Pertahanan (Pangkodap).
2. Nasional atas nama bangsa yang bertanggungjawab adalah Pimpinan Komando Nasional
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat:
a. Kepala Staf Operasi Komando Nasional
b. Wakil Panglima dan
c. Kepala Staf Umum TPNPB
d. Juru Bicara Komando Nasional (TPNPB).

PASAL 12
PENUTUP DAN TAMBAHAN
1. Peraturan ini sejak ditetapkan, menjadi peraturan perang Komando Nasional Tentara
Pembebasan Nasional Papua Barat yang sah, selama masa revolusi memperjuangkan hak
kemerdekaan bangsa Papua Barat sebagai pedoman ketentuan peraturan perang Komando
Nasional.
2. Tambahan apabilah diperlukan, maka dengan menunjuk pasal dan ayat dan alasan-
alasannya jelas secara tertulis. Kemudia dengan persetujuan Dewan Militer Komando
Nasional TPNPB dan Pimpinan Komando Nasional TPNPB.

Ditetapkan:
Di : Markas Pusat
Pada Tanggal : 1 Januari 2018
Disahkan Oleh:
Kepala Staf OperasinKomando Nasional TPNPB

Disetujui Oleh:
Dewan Militer
Komando Nasional TPNPB

Mulai Berlaku :
Pada Tanggal 1 Januari 2018
Sejak Peraturan ini ditetapkan oleh,
Kepala Staf Umum TPNPB
Salinan asli:
1. Panglima Tinggi TPNPB
2. Wakil Panglima Tinggi TPNPB

Anda mungkin juga menyukai