Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PERMOHONAN DANA

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


ANGKATAN KE-7 PERIODE 2018-2019

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE 2018-2019
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)

Curup, 18 November 2018


Perihal : Permohonan Dana Program Internsip Dokter Indonesia
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pimpinan setempat.
Kabupaten Rejang Lebong
Di –
Curup

Dengan hormat,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-
Nya dan tak lupa pula kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi
Kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.Bersama ini kami sampaikan Proposal
Permohonan Insentif Daerah dan Bantuan Dana dari APBD Tahun 2018 berharap
kiranya proposal ini dapat digunakan sebagai pengajuan dana yang akan
dimanfaatkan untuk menambah sarana dan prasarana serta untuk menunjang
peningkatan produktifitas dalam bidang kesehatan serta dalam pelaksanaan
program internsip dokter Indonesia di Kota Curup. Atas perhatian dan bantuannya
kami ucapkan terima kasih.
Pemohon,

Dokter Internsip Kota Curup


Tembusan :

1. Bapak/ Wakil Bupati Rejang Lebong


2. DPRD Rejang Lebong
3. Kepala Dinas Kesehatan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)


I.PENDAHULUAN

Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan salah satu upaya


pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Internsip adalah Proses
pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh
selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan
pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara
hasil pendidikan dengan praktik di lapangan.
Program internsip secara nasional, dikoordinasikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan. Program internsip
dilakukan dalam rangka pemahiran pemandirian dokter serta jangka waktu
program Internsip diperhitungkan sebagai masa kerja.
Pada saat ini jumlah dokter internsip di Kabupaten Rejang Lebong
dijumpai sebanyak 21 orang, dimana dijumpai sebanyak 12 orang laki-laki dan 9
orang perempuan dengan asal domisili terbanyak berasal dari Medan.

II.DASAR PEMIKIRAN
Sistim pendidikan kedokteran saat ini sesuai dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), dimana lama studi pendidikan dokter berkisar rata-rata
sekitar 5 tahun 6 bulan. Dengan rincian 3 tahun 6 bulan untuk pendidikan sarjana
kedokteran dan 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun untuk pendidikan profesi dokter
(KoAss). Setelah menyelesaikan pendidiakn profesi dokter, setiap calon dokter
harus mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
yang terdiri dari ujian Computer Based Test (CBT) dan Objective Structured
Clinical Examintaion (OSCE). Jika calon dokter yang telah dinyatakan lulus dari
kedua ujian tersebut, maka seorang calon dokter akan melaksanakan sumpah
dokter dan dinyatakan sebagai dokter. Setelah seorang dokter disumpah dokter,
maka setiap dokter di Indonesia wajib melaksanakan program Internsip yang
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2017.
Berdasarkan Peraturan Pemeintah Nomor 52 tahun 2017 pasal 9 tentang
Pendidikan Kedokteran menyebutkan bahwa setiap dokter warga negara Indonesia
yang lulus program profesi dokter dalam negeri dan luar negeri wajib mengikuti
Internsip. Adapun syarat untuk mengikuti program internsip meliputi :
a. Lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD);
b. Telah disumpah sebagai dokter; dan
c. Memiliki STR untuk kewenangan Internsip dan SIP Internsip.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2017 menetapkan pada pasal
kedua bahwasanya Program Internsip wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter
gigi warga negara Indonesia lulusan program profesi dokter atau dokter gigi
dalam negeri dan luar negeri. Pada pasal 10 dijelaskan bahwa peserta program
internsip mempunyai kewajiban :
a. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia;
b. Berkerja dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan standar
profesi;
c. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan;
d. Mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan
primer yang menekankan pada upaya promotif dan preventif;
e. Berkerja dalam batas kewenangan klinis, mematuhi peraturan internal
fasilitas pelayanan kesehatan, serta ketentuan hukum dan etika; dan
f. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada pasal 11 ayat 1, menyebutkan adapun hak peserta internsip di antaranya
yakni:
a. Mendapat bantuan biaya hidup dasar, transportasi,dan/atau tunjangan;
b. Mendapat perlindungan hukum sepanjang mematuhi standar kompetensi,
standar profesi, dan standar pelayanan;
c. Mendapat pendampingan dari dokter yang telah memenuhi kualifikasi
sebagai pendamping;
d. Mendapat fasilitas tempat tinggal; dan
e. Mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan.
Selain bantuan biaya hidup dan transportasi yang diberikan sebagaimana
dimaksud pada ayat pertama, pada ayat kedua dijelaskan bahwa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan wahana Internsip dapat memberikan insentif, tunjangan
dan/atau fasilitas lainnya kepada peserta program Internsip.
Pada Pasal ke 23 dijelaskan bahwa:
a. Biaya penyelenggaraan program Internsip dibebankan kepada anggaran
pendapatan dan belanja negara.
b. Pemerintah Daerah memberikan bantuan dalam penyelenggaraan program
Internsip.
c. Bantuan berupa fasilitas dan insentif
Pada pasal ke 25 dijelaskan bahwa wahana yang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan program Internsip yang melanggar Peraturan Menteri ini dapat
dikenakan sanksi administratif berupa pemberhentian sebagai wahana program
Internsip.
Hal-hal yang telah dicantumkan diatas juga tertera pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 Tentang peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran.
Namun pada kenyataannya, sampai sejauh ini belum ada pemberitahuan
kepada para peserta program internsip dokter Indonesia di Kota Curup mengenai
kejelasan fasilitas berupa tempat tinggal, transportasi selama di Curup, tunjangan
dan/atau fasilitas lainnya dari pemerintah setempat.

III.MAKSUD DAN TUJUAN


Pengajuan proposal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi para
dokter internsip untuk memperoleh hak-hak yang selayaknya diterima sesuai
dengan yang telah diatur dalam peraturan pemerintah demi terwujudnya
pelayanan yang terbaik bagi para masyarakat sekaligus bertujuan sebagai upaya
terciptanya peningkatan minat para dokter yang akan datang untuk mau memilih
wahana seperti Kota Curup demi pemerataan upaya kesehatan Indonesia.
IV.PENUTUP
Menjadi harapan kita semua agar pelaksanaan program internsip dokter
Indonesia terutama yang berada di Kota Curup dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Semoga rencana ini dapat terwujud dengan
bantuan dana dari Pemerintah Kota Curup melalui APBD Kota Curup, dan
semoga Allah SWT meridhoinya. Amin.

Lampiran 1
RINCIAN BIAYA YANG DITANGGUNG PESERTA YANG SEMESTINYA
MENJADI FASILITAS DARI PEMERINTAH

No Nama Volume Harga Satuan Rp. JumlahRp.

1 Rumah/kos 4 unit Rp 1.000.000/bulan Rp 4.000.000/bulan


Transportasi
2 (sewa sepeda 7 unit Rp 450.000/bulan Rp 2.700.000/bulan
motor/ojek)
3 Insenda 21 orang Rp 1.500.000/bulan Rp 31.500.000/bulan
Lain-Lain
4 Mobil Dinas/
Ambulan
JUMLAH Rp 38.200.000/bulan

Lampiran 2
Nama dokter Internsip RSUD CURUP dan PKM Perumnas Periode 2018-2019 di
Kabupaten Rejang Lebong :

1. dr. Amelisa Laterisa Br Pardede – Universitas Prima Indonesia


2. dr. Antonius D Duha - Universitas Methodis Indonesia
3. dr. Ananda Syahputra – Universitas Sumatera Utara
4. dr. Awit Raisa A - Universitas Islam Bandung
5. dr. Dani Ibrahim Harahap - Universitas Sumatera Utara
6. dr. Desti Laura – Universitas Sumatera Utara
7. dr. Fatimah Nurul Wafa - Universitas Sumatera Utara
8. dr. Feby Rizki Dwi - Universitas Sumatera Utara
9. dr. Gomedi - Universitas Sumatera Utara
10. dr. Jaka Madda Sukma – Universitas Sumatera Utara
11. dr. Leo Nardi - Universitas Prima Indonesia
12. dr. Lia Floreni - Universitas Prima Indonesia
13. dr. M. Arif Kurniawan – Universitas Batam
14. dr. Matrianis Haria - Universitas Prima Indonesia
15. dr. Muhammad Al Farabi Hasibuan - Universitas Sumatera Utara
16. dr. Orlando Frans M Sinaga - Universitas Sumatera Utara
17. dr. Tionoto Santoso- Universitas Sumatera Utara
18. dr. Wahyu Dian - Universitas Islam Sumatera Utara
19. dr. Widya Puspita Sari - Universitas Islam Sumatera Utara
20. dr. Yogi Reynaldi F Tanjung - Universitas Islam Sumatera Utara
21. dr. Yuna Royatun - Universitas Islam Sumatera Utara

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai