Dengan hormat,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-
Nya dan tak lupa pula kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi
Kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.Bersama ini kami sampaikan Proposal
Permohonan Insentif Daerah dan Bantuan Dana dari APBD Tahun 2018 berharap
kiranya proposal ini dapat digunakan sebagai pengajuan dana yang akan
dimanfaatkan untuk menambah sarana dan prasarana serta untuk menunjang
peningkatan produktifitas dalam bidang kesehatan serta dalam pelaksanaan
program internsip dokter Indonesia di Kota Curup. Atas perhatian dan bantuannya
kami ucapkan terima kasih.
Pemohon,
II.DASAR PEMIKIRAN
Sistim pendidikan kedokteran saat ini sesuai dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), dimana lama studi pendidikan dokter berkisar rata-rata
sekitar 5 tahun 6 bulan. Dengan rincian 3 tahun 6 bulan untuk pendidikan sarjana
kedokteran dan 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun untuk pendidikan profesi dokter
(KoAss). Setelah menyelesaikan pendidiakn profesi dokter, setiap calon dokter
harus mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
yang terdiri dari ujian Computer Based Test (CBT) dan Objective Structured
Clinical Examintaion (OSCE). Jika calon dokter yang telah dinyatakan lulus dari
kedua ujian tersebut, maka seorang calon dokter akan melaksanakan sumpah
dokter dan dinyatakan sebagai dokter. Setelah seorang dokter disumpah dokter,
maka setiap dokter di Indonesia wajib melaksanakan program Internsip yang
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2017.
Berdasarkan Peraturan Pemeintah Nomor 52 tahun 2017 pasal 9 tentang
Pendidikan Kedokteran menyebutkan bahwa setiap dokter warga negara Indonesia
yang lulus program profesi dokter dalam negeri dan luar negeri wajib mengikuti
Internsip. Adapun syarat untuk mengikuti program internsip meliputi :
a. Lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD);
b. Telah disumpah sebagai dokter; dan
c. Memiliki STR untuk kewenangan Internsip dan SIP Internsip.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2017 menetapkan pada pasal
kedua bahwasanya Program Internsip wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter
gigi warga negara Indonesia lulusan program profesi dokter atau dokter gigi
dalam negeri dan luar negeri. Pada pasal 10 dijelaskan bahwa peserta program
internsip mempunyai kewajiban :
a. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia;
b. Berkerja dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan standar
profesi;
c. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan;
d. Mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan
primer yang menekankan pada upaya promotif dan preventif;
e. Berkerja dalam batas kewenangan klinis, mematuhi peraturan internal
fasilitas pelayanan kesehatan, serta ketentuan hukum dan etika; dan
f. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada pasal 11 ayat 1, menyebutkan adapun hak peserta internsip di antaranya
yakni:
a. Mendapat bantuan biaya hidup dasar, transportasi,dan/atau tunjangan;
b. Mendapat perlindungan hukum sepanjang mematuhi standar kompetensi,
standar profesi, dan standar pelayanan;
c. Mendapat pendampingan dari dokter yang telah memenuhi kualifikasi
sebagai pendamping;
d. Mendapat fasilitas tempat tinggal; dan
e. Mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan.
Selain bantuan biaya hidup dan transportasi yang diberikan sebagaimana
dimaksud pada ayat pertama, pada ayat kedua dijelaskan bahwa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan wahana Internsip dapat memberikan insentif, tunjangan
dan/atau fasilitas lainnya kepada peserta program Internsip.
Pada Pasal ke 23 dijelaskan bahwa:
a. Biaya penyelenggaraan program Internsip dibebankan kepada anggaran
pendapatan dan belanja negara.
b. Pemerintah Daerah memberikan bantuan dalam penyelenggaraan program
Internsip.
c. Bantuan berupa fasilitas dan insentif
Pada pasal ke 25 dijelaskan bahwa wahana yang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan program Internsip yang melanggar Peraturan Menteri ini dapat
dikenakan sanksi administratif berupa pemberhentian sebagai wahana program
Internsip.
Hal-hal yang telah dicantumkan diatas juga tertera pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 Tentang peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran.
Namun pada kenyataannya, sampai sejauh ini belum ada pemberitahuan
kepada para peserta program internsip dokter Indonesia di Kota Curup mengenai
kejelasan fasilitas berupa tempat tinggal, transportasi selama di Curup, tunjangan
dan/atau fasilitas lainnya dari pemerintah setempat.
Lampiran 1
RINCIAN BIAYA YANG DITANGGUNG PESERTA YANG SEMESTINYA
MENJADI FASILITAS DARI PEMERINTAH
Lampiran 2
Nama dokter Internsip RSUD CURUP dan PKM Perumnas Periode 2018-2019 di
Kabupaten Rejang Lebong :
Lampiran 3