Anda di halaman 1dari 4

Putusan Nomor : PUT-81236/PP/M.

VIB/25/2017

Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2

Tahun Pajak : 2010

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam perkara banding ini adalah pengenaan tarif pajak PPh Final
Pasal 4 (2) yaitu Terbanding menghitung PPh Final Pasal 4(2) dengan tarif 4%, sedangkan Pemohon
Banding menghitung PPh Final Pasal 4(2) dengan tarif 3%;

Menurut : bahwa koreksi tarif sebesar 1% didasarkan pada Pasal 3 ayat 1 beserta penjelasannya Peraturan
Terbanding Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 dimana telah dijelaskan bahwa Kualifikasi Usaha dapat diakui jika
telah diperoleh sertifikasi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan apabila tidak terdapat
sertifikasi Kualifikasi Usaha maka dikenakan tarif 4%;

Menurut : bahwa Pemohon Banding tidak memiliki Sertifikasi (Kualifikasi Usaha) disebabkan karena Lembaga
Pemohon Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang berwenang untuk menerbitkan sertifikasi belum dapat
Banding menerbitkan sertifikasi kepada Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) sampai dengan saat ini.
Hal ini jelas dinyatakan dalam surat dari Badan Pelaksana Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor 10UM/LPJK – N/I/ 2012 tanggal12 Januari 2012;

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi untuk Juni 2010 atas penghasilan sebesar Rp107.842.209,00
dengan Tarif PPh Pasal 4 (2) sebesar 4% (empat persen) dengan dalil bahwa penghasilan tersebut
berasal dari pekerjaan konstruksi, yaitu pelaksanaan konstruksi, karena Pemohon Banding tidak
mempunyai seritifikasi kualifikasi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK);

bahwa dalam melakukan koreksi, Terbanding mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi yang mengatur:

Pasal 1 angka 3: "Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: Pekerjaan konstruksi
adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain."

Pasal 2: "Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
final."

Pasal 3 ayat (1): "Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut:
- 2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha kecil;
- 4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa;
- 3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia
Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b; "

Penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf a menyebutkan: "Yang dimaksud dengan "Kualifikasi usaha" adalah
stratifikasi yang ditentukan berdasarkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi."

Penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf c menyebutkan: "Yang dimaksud dengan "Penyedia Jasa selain
Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b" antara lain Penyedia Jasa yang
memiliki kualifikasi usaha menengah atau kualifikasi usaha besar."

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing diatur:

a. Pasal 1 angka 3: "Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan Badan Usaha Jasa
Konstruksi Asing yang selanjutnya disingkat BUJKA adalah badan usaha yang didirikan menurut
hukum dan berdomisill di negara asing, memiliki kantor perwakilan di Indonesia, dan dipersamakan
dengan badan hukum Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi."
b. Pasal 1 angka 4: "Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing, yang selanjutnya disebut
Izin Perwakilan adalah izin untuk melakukan usaha yang diberikan oleh Pemerintah kepada BUJKA
untuk melakukan kegiatan jasa konstruksi di Indonesia."
c. Pasal 4 ayat (3): "Izin Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan setelah
BUJKA mendapatkan penyetaraan klasifikasi dan kualifikasi yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat
dari Lembaga."
d. Pasal 4 ayat (4): "BUJKA yang telah memiliki Izin Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat melakukan kegiatan usaha jasa konstruksi di seluruh wilayah Indonesia."
e. Pasal 17: "Dalam hal Lembaga tingkat Nasional belum dapat menerbitkan Sertifikat BUJKA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), Menteri dapat menerbitkan Izin Perwakilan";

bahwa berdasarkan data-data dan ketentuan tersebut di atas, Terbanding berkesimpulan dan
mendalilkan:

bahwa atas penghasilan dari usaha jasa Konstruksi Pemohon Banding telah melaporkan PPh Final
Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 3% sesuai Peraturan Pemerintah nomor 51 Tahun 2008;

bahwa berdasarkan Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008, Penghasilan
dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan menggunakan tarif
sesuai dengan kualifikasi usaha penyedia jasa konstruksi;

bahwa Kualifikasi usaha Pemohon Banding penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi yang digunakan
sebagai dasar dalam penerapan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha Jasa
Pelaksanaan Konstruksi adalah kualifikasi usaha yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK) sebagaimana dimaksud Penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2008;

bahwa Pemohon Banding tidak memiliki Sertifikasi (Kualifikasi Usaha) yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), sebagaimana ditegaskan dalam surat Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional nomor 10UM/LPJK-N/I/2012 tanggal 12 Januari 2012,
sehingga atas penghasilan Wajib Pajak penyedia jasa pelaksana konstruksi dikenakan Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 4% sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf b
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008.

bahwa Terbanding mendalilkan bahwa Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum merupakan izin untuk melakukan usaha yang
diberikan oleh pemerintah kepada Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing untuk melakukan kegiatan jasa
konstruksi di Indonesia, bukan sertifikasi yang menunjukkan kualifikasi usaha sebagaimana sertifikasi
yang dikeluarkan oleh LPJK;

bahwa Pemohon Banding menyatakan ketidaksetujuan atas pengenaan tarif tersebut dengan alasan
bahwa Pemohon Banding tidak memiliki sertifikat (kualifikasi usaha) disebabkan karena Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang berwenang menerbitkan sertifikasi,sampai dengan saat
ini tidak dapat menerbitkan sertifikat bagi Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan keterangan bahwa pada prinsipnya Pemohon Banding akan
mematuhi semua aturan dan syarat yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi kualifikasi usaha,
namun oleh karena lembaga yang berwenang untuk menerbitkan sertifikasi tersebut sampai saat ini
tidak mengeluarkannya, maka Pemohon Banding tidak dapat memperolehnya sehingga hal ini sama
sekali bukan karena kesalahan dari Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding telah diberikan Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang
ditandatangani oleh Sekretaris Badan Pembinaan Konstruksi dan SDM (Ir. Dadan Krisnandar, MT)
pada tanggal 30 Juli 2007;

bahwa Izin Perwakilan Perusahaan Jasa Konstruksi Asing a quo diterbitkan sesuai dengan Pasal 4
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M12011 yang hanya dapat diberikan kepada
BUJKA dengan Kualifikasi Usaha Besar;

bahwa isi Pasal 4 selengkapnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M12011 adalah
sebagai berikut:
(1) Izin Perwakilan diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri kepada Badan
Usaha Jasa Konstruksi Asing.
(2) Izin Perwakilan hanya diberikan kepada Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang memiliki
kualifikasi besar.
(3) Izin Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan setelah Badan Usaha Jasa
Konstruksi Asing mendapatkan penyetaraan klasifikasi dan kualifikasi yang dinyatakan dalam
bentuk sertifikasi dari Lembaga.
(4) BUJKA yang telah memiliki Izin Perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat melakukan
kegiatan usaha jasa konstruksi di seluruh wilayah Indonesia.

bahwa berdasarkan fakta data dan keterangan serta bukti dokumen yang disampaikan para pihak
dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa terhadap Pemohon Banding telah diterbitkan Izin
Perwakilan Perusahaan Jasa Konstruksi Asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

bahwa dengan diberikannya Izin Perwakilan Perusahaan Jasa Konstruksi Asing kepada Pemohon
Banding, Majelis meyakini bahwa Pemohon Banding termasuk dalam kategori Badan Usaha Jasa
Konstruksi Asing yang memiliki kualifikasi besar;

bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan Dan Usaha Jasa Konstruksi yang mengatur :
"Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut :
a. ......;
b. ......;
c. 3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain
Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b";

bahwa penjelasan Pasal 3 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 menyatakan:
"Yang dimaksud dengan "Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b antara lain Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha menengah atau kualifikasi usaha
besar.";

bahwa karena Pemohon Banding termasuk dalam kategori Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang
memiliki kualifikasi besar, maka Majelis berpendapat bahwa Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa
Konstruksi yang diberlakukan kepada Pemohon Banding adalah sebesar 3% (tiga persen);

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis meyakini bahwa koreksi Terbanding atas Koreksi positif atas
PPh Final Pasal 4 (2) yang Terutang sebesar Rp107.842.209,00 adalah tidak sesuai dengan
ketentuan, dan Majelis berpendapat bahwa koreksi a quo tidak dapat dipertahankan;

bahwa oleh karenanya Majelis memutuskan untuk membatalkan koreksi Terbanding berupa koreksi
Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) terutang Masa Pajak Juni 2010 sebesar
Rp107.842.209,00 dan menyatakan mengabulkan banding Pemohon Banding;

menimbang : bahwa berdasarkan hasil uraian tersebut di atas, rekapitulasi pendapat Majelis atas pokok sengketa
adalah sebagai berikut :
Uraian Nilai Sengketa Dipertahankan Majelis Tidak Dapat
Dipertahankan Majelis
PPh Final Pasal 4 ayat 107.842.209,00 0,00 107.842.209,00
(2) Juni 2010 terutang

menimbang : bahwa hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya
banding Pemohon Banding dengan penghitungan sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak Rp10.784.220.726,00
PPh Final Pasal 4 ayat (2) terutang (3%) Rp 323.526.620,00

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan
perundang.undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara
ini;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-00418/KEB/WPJ.07/2016 tanggal 12 April 2016 tentang keberatan atas Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) Nomor : 00063/240/10/053/15 tanggal 30
Januari 2015 Masa Pajak Juni 2010 atas nama Pemohon Banding sehingga jumlah pajak yang masih
harus dibayar menjadi sebagai berikut :
Penghasilan Kena Pajak/Dasar Pengenaan Pajak Rp 10.784.220.726,00
PPh Pasal 4(2) Final terutang Rp 323.526.620,00
Kredit Pajak
a. PPh ditanggung Pemerintah Rp 0
b. Setoran masa Rp 323.526.620,00
c. STP (pokok kurang bayar) Rp 0
d. Kompensasi kelebihan dari masa Rp 0
e. Lain-lain Rp 0
f. Kompensasi kelebihan ke masa Rp 0
g. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan (a+b+c+d+e+f) Rp 323.526.620,00
Pajak yang tidak/kurang bayar (2-3.g) 0,00

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan


dicukupkan pada hari Kamis tanggal 19 Januari 2017 oleh Hakim Majelis VIB Pengadilan Pajak,
dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Tri Hidayat Wahyudi SH.,Ak, MBA sebagai Hakim Ketua


Wishnoe Saleh Thaib, SH.,Ak, M.Sc sebagai Hakim Anggota
Redno Sri Rezeki, S.E.,MAFIS sebagai Hakim Anggota
Dan dibantu oleh
Juwari Eddy Winarto, SE., MM sebagai Panitera Pengganti

Dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis, tanggal 16
Februari 2017 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti serta tidak dihadiri oleh
Terbanding dan dihadiri oleh Pemohon Banding.

Anda mungkin juga menyukai