Anda di halaman 1dari 246

Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga

Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana

2010
Revisi
untuk Peninjauan
Lapangan
Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga

Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana

2010 Revisi
untuk Peninjauan Lapangan
© 2010 Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crises

Inter-agency Working Group/Kelompok Kerja Antar Lembaga mengucapkan terima kasih


kepada pemerintah Australia dan AusAID atas dukungannya dalam pembuatan buku
pedoman lapangan ini.

Foto sampul (arah jarum jam dari kiri): Estudio 3 for RAISE, 2008; UNHCR/B. Bannon;
UNHCR/P. Taggart; Estudio 3 for RAISE, 2008; UNHCR/H. Caux.
Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia yang, seperti semua hak asasi
manusia lainnya, berlaku juga kepada pengungsi eksternal, pengungsi internal, dan penduduk
lainnya yang hidup di dalam situasi darurat. Guna mewujudkan hak tersebut, penduduk
yang terkena dampak harus memiliki akses ke informasi dan layanan kesehatan reproduksi
komprehensif sehingga mereka bebas membuat pilihan berdasarkan informasi terkait
kesehatan serta kesejahteraan mereka.

Penyediaan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitasi tinggi


membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat multisektoral. Personel dari berbagai
sektor seperti perlindungan, kesehatan, nutrisi, pendidikan, dan layanan masyarakat; semua
memainkan peranan penting dalam merencanakan dan memberikan layanan kesehatan
produksi. Cara terbaik memenuhi kebutuhan adalah dengan melibatkan masyarakat yang
terkena dampak dalam tiap-tiap fase respon: mulai dari menilai kebutuhan sampai merancang Prakata
program, meluncurkan dan melaksanakan program, dan mengevaluasi dampaknya.

Pedoman Lapangan Antar-lembaga tentang Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat


bencana merupakan hasil dari suatu proses kerja sama dan konsultasi yang melibatkan lebih
dari 100 anggota lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga swadaya masyarakat
yang tergabung dalam Inter-agency Working Group (IAWG) on Reproductive Health in Crises
(Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan Reproduksi dalam situasi krisis).

Informasi terkini dalam Pedoman Lapangan ini berdasarkan pada petunjuk teknis normatif
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Ini juga mencerminkan praktik-praktik yang baik
yang terdokumentasikan dalam situasi krisis di seluruh dunia sejak versi awal uji lapangan
dari Pedoman Lapangan dikeluarkan pada 1996, yang diikuti oleh versi 1999, Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Pengungsi Eksternal: sebuah Pedoman Lapangan Antar-lembaga.
Edisi terkini ini mencerminkan luasnya aplikasi dari prinsip-prinsip dan isi teknis Pedoman
Lapangan di luar situasi pengungsi eksternal, sehingga memperluas penggunaannya ke dalam
berbagai krisis, termasuk zona konflik dan bencana alam.

Sejak 1999, masyarakat humanitarian telah mengembangkan lebih lanjut standar-standar


maupun pedoman untuk bidang-bidang yang terkait dengan kesehatan reproduksi, termasuk
gender, kekerasan berbasis gender, dan HIV/AIDS dalam situasi darurat bencana. Sphere
Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster Response versi 2004 (Piagam
Kemanusiaan Sphere dan standard minimal dalam respon bencana versi 2004) memasukkan
Paket Pelayanan Awal Minimum untuk Kesehatan Reproduksi—Bab 2 dari Pedoman Lapangan
ini—sebagai standar minimum pelayanan pada respon bencana. Buku pedoman dan alat bantu
yang baru yang dikembangkan selama proses reformasi kemanusiaan (humanitarian reform)
dan sistem cluster tetap mengikuti petunjuk Pedoman Lapangan untuk intervensi kesehatan
reproduksi dalam situasi darurat bencana.

Masyarakat politik global juga telah mencatat kemajuan, terutama dalam menangani tingkat
kekerasan seksual dalam konflik bersenjata. Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa 1325, 1820, 1888, dan 1889 mengenai Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan
menegaskan kebutuhan unik, perspektif, dan kontribusi perempuan dan anak perempuan
dalam situasi konflik. Untuk kali pertama dalam sejarah, kesehatan reproduksi diakui pada
tingkat Dewan Keamanan, di mana Resolusi 1889 secara tegas menyebutkan pentingnya
akses perempuan dan anak perempuan ke layanan kesehatan reproduksi dan hak reproduksi
guna mencapai kondisi sosial ekonomi yang lebih baik dalam situasi pasca konflik.
Sayangnya, banyak penduduk terpaksa masih harus mengungsi selama berpuluh-puluh tahun di kamp pengungsi
eksternal, permukiman pengungsi internal atau lingkungan perkotaan yang asing bagi mereka, lantaran konflik
yang terus berlangsung atau sebagai akibat dari bencana alam. Lama rata-rata pengungsian eksternal adalah
17 tahun. Banyak orang yang terkena dampak oleh keadaan darurat yang kronis tersebut menjadi sangat rentan
terhadap masalah reproduksi yang mengancam hidup mereka, sehingga menjadi tantangan yang serius terhadap
upaya-upaya untuk mencapai tolak ukur global, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDG). Pedoman
Lapangan edisi revisi ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk yang terkena
dampak mulai dari fase awal bantuan sampai transisi ke pembangunan, sembari mengembangkan kesiapsiagaan
dan layanan berkualitas tinggi yang memastikan partisipasi maksimal masyarakat yang terkena dampak.

Lebih dari 15 tahun telah berlalu sejak Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan
1994 mengakui kesehatan reproduksi sebagai hak asasi manusia, dan lebih dari 10 tahun telah dijalani dalam
penerapan praktis Pedoman Lapangan 1999. Sebagai anggota dari masyarakat kemanusiaan/humanitarian, kita
memiliki tanggung jawab bersama untuk menegakkan dan mewujudkan hak atas kesehatan reproduksi untuk
semua perempuan, laki-laki, dan remaja dalam situasi darurat bencana.

Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crises


(Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan Reproduksi dalam situasi krisis)
Daftar Isi
Pendahuluan 1

Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 5

Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 21

Bab 3: Assessment, Monitoring dan Evaluasi 59

Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 97

Bab 5: Keluarga Berencana 111

Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 139

Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 163

Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 177

Bab 9: Infeksi Menular Seksual 191

Bab 10: HIV 209

Lampiran 1: Glosarium 227

Lampiran 2: Akronim dan Singkatan 233

Lampiran 3: Contoh Pedoman Perilaku 235

Struktur bab teknis (4 sampai 10):


• Pengantar
• Tujuan
• Penyusunan program
• Pertimbangan Hak Asasi Manusia dan Hukum
• Monitoring
• Bacaan Lebih Lanjut
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 1

Kesehatan reproduksi adalah komponen


penting dari respon darurat bencana

Semua orang, termasuk mereka yang hidup dalam situasi darurat bencana, berhak
atas kesehatan reproduksi. Untuk melaksanakan hak tersebut, penduduk yang terkena
dampak harus memiliki lingkungan yang memungkinkan dan akses ke informasi dan Pendahuluan
layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif sehingga mereka bisa membuat pilihan
secara bebas dan berdasarkan informasi.

Layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas harus berdasarkan pada kebutuhan


penduduk yang terkena dampak, khususnya kebutuhan perempuan dan anak perempuan.
Mereka harus menghormati nilai-nilai keagamaan dan etika serta latar belakang budaya
masyarakat, dan mematuhi standar internasional hak asasi manusia yang diakui secara
universal.

Layanan kesehatan reproduksi mencakup berbagai layanan. Layanan-layanan tersebut


ditetapkan sebagai berikut dalam Program Aksi Konferensi Internasional mengenai
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) yang diselenggarakan di Kairo, Mesir, pada
September 1994:

• konseling, informasi, pendidikan, komunikasi, dan layanan keluarga berencana;


• pendidikan dan layanan untuk perawatan pranatal, persalinan yang aman, dan
perawatan nifas, serta perawatan kesehatan bayi dan perempuan;
• pencegahan dan perawatan yang tepat untuk infertilitas/kemandulan;
• pencegahan aborsi dan penanganan akibat dari aborsi;
• perawatan infeksi saluran reproduksi, penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS;
• pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kanker payudara dan kanker sistem
reproduksi, serta kondisi kesehatan reproduksi lainnya;
• pencegahan secara aktif atas praktik tradisional yang berbahaya, seperti Female
Genital Mutilation (FGM)/sunat perempuan.

Dalam menyediakan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitas


tinggi membutuhkan pendekatan multisektoral yang terpadu. Personel perlindungan,
kesehatan, gizi, pendidikan, dan pelayanan masyarakat, semua memainkan peran dalam
merencanakan dan menyediakan layanan kesehatan reproduksi.

Cara yang terbaik untuk menjamin bahwa layanan kesehatan reproduksi memenuhi
kebutuhan penduduk yang terkena dampak adalah dengan melibatkan masyarakat
dalam tiap-tiap fase pengembangan layanan tersebut, mulai dari merancang program
sampai meluncurkan dan menjalankan program, kemudian mengevaluasi dampaknya.
Hanya dengan cara ini masyarakat akan memperoleh manfaat dari layanan-layanan
yang disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan dan permintaan mereka, dan hanya
dengan cara ini mereka akan memiliki andil dalam masa depan layanan-layanan tersebut.
2

Pendahuluan
IAWG • menjadi alat bantu untuk memfasilitasi
diskusi dan pengambilan keputusan
Pada suatu Simposium Antar-lembaga dalam perencanaan, pelaksanaan,
mengenai Kesehatan Reproduksi dalam monitoring dan evaluasi dari intervensi
Situasi Pengungsi Eksternal yang kesehatan reproduksi;
diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada • memandu para petugas kesehatan
Juni 1995, lebih dari 50 pemerintah, reproduksi, manajer program kesehatan
lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan reproduksi, dan penyedia layanan dalam
lembaga PBB memberi komitmen mereka memperkenalkan dan/atau memperkuat
untuk meningkatkan layanan kesehatan intervensi kesehatan reproduksi berbasis
reproduksi kepada pengungsi eksternal. bukti yang berlandaskan kebutuhan dan
Mereka kemudian membentuk IAWG, atau permintaan penduduk yang terkena dampak
Inter-Agency Working Group on Reproductive dan dengan sepenuhnya menghormati
Health in Refugee Situations, yang kini keyakinan dan nilai-nilai mereka;
bernama Inter-Agency Working Group on • mengadvokasikan suatu pendekatan
Reproductive Health in Crises. (Kelompok multisektoral dalam memenuhi kebutuhan
Kerja antar Lembaga untuk Kesehatan kesehatan reproduksi dari masyarakat
Reproduksi dalam situasi krisis) yang terkena dampak dan untuk membina
koordinasi di antara semua mitra

IAFM
Apa yang baru dalam IAFM, edisi
Menyusul simposium tersebut, IAWG, dengan ke-2?
berkonsultasi dengan masyarakat yang
terkena dampak, menghasilkan, menguji IAWG merevisi dan memutakhirkan
secara tuntas di lapangan, dan akhirnya setiap bab. Selain pemutakhiran perihal
mencetak dan menyebarluaskan edisi pengorganisasian, logistik, dan klinis yang
perdana Pedoman Lapangan Antar-lembaga terkait dengan koordinasi dan pelaksanaan
tentang Kesehatan Reproduksi dalam Situasi layanan kesehatan reproduksi, edisi ini
Pengungsi Eksternal (IAFM atau “Pedoman memuat bab baru tentang Perawatan
Lapangan”) pada tahun 1999. Supaya Aborsi secara Aman. Juga memisahkan
mencerminkan aplikasi luas dari prinsip- bab mengenai HIV dan Infeksi Menular
prinsip serta isi teknis Pedoman tersebut Seksual dari edisi terdahulu menjadi dua
yang di luar situasi pengungsi eksternal, bab yang terpisah. Bab yang berjudul
maka sekarang dinamakan Pedoman kesehatan reproduksi untuk orang muda di
Lapangan tentang Kesehatan Reproduksi edisi terdahulu diubah menjadi Kesehatan
dalam Situasi Darurat bencana. Pedoman Reproduksi Remaja (Catatan: kesehatan
Lapangan ini mendukung penyelenggaraan reproduksi remaja masih merupakan tema
layanan kesehatan reproduksi yang yang relevan yang terkait bab-bab lainnya.)
berkualitas. Tujuan yang ingin dicapainya Bab Keselamatan Ibu sekarang berjudul
dalam situasi bencana adalah: Kesehatan Maternal dan Neonatal untuk
memberi penekanan pada keberlanjutan dari
• menggariskan seperangkat intervensi masa antenatal ke masa nifas.
kesehatan reproduksi minimum yang baku
yang akan ditempatkan sebagai prioritas; Petunjuk dalam dokumen ini adalah
aktual pada saat diterbitkan. IAWG akan
Pendahuluan
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 3

menyediakan informasi mutakhir mengenai Komponen-komponen kesehatan reproduksi


rekomendasi teknis dan teknologi yang baru sebagaimana diuraikan dalam Pedoman
untuk intervensi kesehatan reproduksi di www. Lapangan adalah:
iawg.net.
Bab 2: PPAM

Untuk siapa IAFM diperuntukkan? Bab 3: Assessment, Monitoring dan Evaluasi

Petugas kesehatan reproduksi dan manajer Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja


program kesehatan reproduksi dalam situasi
Bab 5: Keluarga Berencana
darurat bencana adalah pengguna utama
Pedoman Lapangan ini. Penyedia layanan Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal
kesehatan reproduksi (dokter, perawat,
bidan, dsb) juga akan menemukan informasi Bab 7: Perawatan Aborsi komprehensif BARU*
yang bermanfaat, meskipun pedoman ini
tidak memuat petunjuk klinis yang terperinci. Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender
Petugas layanan masyarakat, petugas
Bab 9: Infeksi Menular Seksual BARU
perlindungan, dan lainnya yang bekerja untuk
memenuhi kebutuhan perempuan, orang
Bab 10: HIV BARU
muda, dan laki-laki yang terkena dampak juga
akan memperoleh manfaat dari petunjuk yang * Meskipun hanya bab-bab yang diberi tanda
ditawarkan dalam dokumen ini. “BARU” yang sepenuhnya baru, SEMUA bab
telah dimutakhirkan secara signifikan.
Garis besar IAFM, edisi ke-2
Sedapat mungkin, masing-masing bab memuat
Dari Mana Harus Mulai informasi yang berdiri sendiri. Akan tetapi,
untuk menghindari pengulangan, beberapa
Paket Layanan Awal Minimum (PPAM) bab memuat referensi di dalam naskah yang
untuk kesehatan reproduksi dalam situasi menunjuk ke topik-topik terkait yang terdapat
krisis merupakan seperangkat kegiatan dalam bab-bab lainnya.
prioritas yang akan dilaksanakan pada
awal suatu keadaan darurat. Layanan Standar teknis yang dimuat dalam Pedoman
kesehatan reproduksi yang komprehensif Lapangan adalah yang ditetapkan oleh
harus diselenggarakan begitu situasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pedoman
memungkinkan. Lapangan memberikan arahan program dengan
sering memuat rujukan ke materi tambahan
Oleh karena itu, kami menyarankan yang terdapat pada CD-ROM terlampir
pembaca memulai dengan Bab 1: (BARU) dan digunakan untuk memastikan
Prinsip-prinsip Dasar dan Bab 2: Paket berlangsungnya penyelenggaraan kesehatan
Pelayanan Awal Minimum (PPAM), sebelum reproduksi yang komprehensif dan handal.
melanjutkan ke bab-bab teknis lainnya.

Melangkah lebih jauh: koordinasi


Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar meletakkan dan integrasi
landasan untuk bab-bab teknis selanjutnya
dan memberikan pedoman prinsip untuk IAFM menangani kebutuhan-kebutuhan khusus
penyelenggaraan semua perawatan kesehatan para remaja. Perhatikan juga bahwa Pedoman
reproduksi. Lapangan hanya membahas soal kanker
servikal (Bab 9). Kanker lainnya yang sama-
4

sama penting dari sisi kesehatan masyarakat, seperti


kanker payudara dan kanker prostat, juga membutuhkan
perhatian yang seksama namun tidak tercakup dalam
pedoman ini.

Di samping sanitasi, pangan, air, permukiman,


perlindungan, dan pelayanan kesehatan dasar yang
memadai, jenis-jenis program dan layanan lainnya
secara langsung maupun tidak langsung juga
berkontribusi kepada kesejahteraan reproduksi dari
penduduk yang terkena dampak. Hal ini meliputi:

• Layanan sosial dan kesehatan jiwa


• Pendidikan dan pemberdayaan perempuan dan anak
perempuan
• Mata pencaharian dan peningkatan pendapatan
• Akses yang aman ke bahan bakar memasak dan
sumber bahan bakar alternatif, serta kegiatan
intersektoral lainnya yang dapat mengurangi risiko
kekerasan seksual.

Memastikan kesehatan reproduksi dari penduduk


yang terkena dampak yang tinggal dalam situasi
darurat bencana menuntut agar para petugas, manajer
program, dan penyedia layanan kesehatan reproduksi
berkoordinasi dengan layanan-layanan lainnya dan
menerapkan suatu pendekatan multisektoral dan
terpadu.
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 5

1
Daftar Isi
1 Pendahuluan 5
2 Tujuan 6
3 Prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan program
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana 7
3.1 Koordinasi 7
3.2. Kualitas pelayanan 8
BAB SATU
3.3 Komunikasi 9
3.4 Partisipasi masyarakat 11
Prinsip-prinsip
3.5 Pengembangan kapasitas teknis dan manajemen 13
Dasar
3.6 Akuntabilitas 13
3.7 Hak asasi manusia 15
3.8 Advokasi 17
4 Monitoring 18
5 Bacaan lanjutan 20

1 Pendahuluan

Apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi?

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang menyeluruh
-dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan- dalam semua hal
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi
oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang mampu memiliki kehidupan seks yang
memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
bebas untuk memutuskan, kapan dan seberapa sering melakukannya.

Yang tersirat dalam persyaratan terakhir adalah hak laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
informasi dan memiliki akses ke metode-metode keluarga berencana yang aman, efektif,
terjangkau, dan dapat diterima, yang mereka pilih sendiri, dan juga metode lainnya sesuai pilihan
mereka sendiri untuk pengaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan hukum. Mereka
juga harus memiliki hak untuk mengakses layanan kesehatan yang tepat yang memungkinkan
perempuan untuk menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman sehingga memberikan para
pasangan peluang yang terbaik untuk mendapatkan seorang bayi yang sehat.

Lihat Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan – Kairo 1994, Aksi
Program, paragraf 7.2.

Mengapa penting untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi dalam


situasi darurat bencana?

Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang telah
mengakibatkan ancaman yang kritis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan atau
kesejahteraan suatu masyarakat atau sekelompok besar orang. Kemampuan bertahan dari
masyarakat yang terdampak menjadi kewalahan dan bantuan dari luar dibutuhkan. Hal ini
bisa merupakan akibat dari peristiwa seperti konflik bersenjata, bencana alam, epidemi atau
kelaparan dan sering kali menyebabkan penduduk harus mengungsi.
6

Prinsip-prinsip
Dasar
Dalam situasi darurat bencana adalah penting kesehatan reproduksi diselenggarakan
untuk menyediakan layanan kesehatan secara efektif, efisien, dan adil.
reproduksi sebab:

• Akses ke pelayanan kesehatan reproduksi Kotak 1: Masalah kesehatan


merupakan suatu hak sebagaimana reproduksi adalah Masalah
disebutkan dalam definisi di atas dan Kesehatan Masyarakat
dijelaskan di bagian Hak Asasi Manusia di
bawah ini. 4 529,000 perempuan meninggal setiap
• Kesakitan dan kematian yang terkait dengan tahun – satu jiwa setiap menit – karena
sistem reproduksi merupakan persoalan sebab yang terkait dengan kehamilan.
kesehatan masyarakat yang signifikan (lihat Sembilan puluh persen kematian
Kotak 1). tersebut terjadi di negara-negara
• Orang-orang yang terdampak oleh konflik berkembang.1
atau bencana berhak atas perlindungan 4 Anak perempuan berusia 15-19 tahun
dan bantuan. Pemberian layanan kesehatan memiliki kemungkinan dua kali lebih
reproduksi secara tepat waktu dapat besar untuk meninggal saat melahirkan
mencegah kematian, penyakit, dan daripada perempuan yang berusia
kecacadan terkait dengan kehamilan yang 20-an tahun. Anak perempuan yang
tidak diinginkan, komplikasi kebidanan, berusia di bawah 15 tahun memiliki
kekerasan seksual dan bentuk kekerasan kemungkinan lima kali lebih besar
berbasis gender lainnya, infeksi HIV, dan untuk meninggal saat melahirkan.1
serangkaian gangguan reproduksi. 4 Lebih dari 340 juta kasus baru penyakit
menular seksual terjadi setiap tahun.1
4 Hampir 34 juta orang di dunia terinfeksi
2 Tujuan HIV.1
4 120 juta perempuan mengatakan tidak
Tujuan dari bab ini adalah:
ingin menjadi hamil, tetapi mereka
• menetapkan kerangka kerja yang memandu tidak menggunakan satu pun metode
pelaksanaan penyusunan program keluarga berencana.2
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat 4 20 juta aborsi tidak aman terjadi setiap
bencana; tahun – 55,000 setiap hari – yang
• menjelaskan alasan mengapa harus berujung dengan 80,000 kematian ibu
menyediakan layanan kesehatan reproduksi dan ratusan ribu kecacadan
dan menekankan prinsip-prinsip yang 4 Diprakirakan bahwa setiap tahun
melandasi masuknya pelayanan kesehatan puluhan ribu perempuan dan
reproduksi dalam upaya-upaya bantuan; anak perempuan menjadi korban
• memandu para petugas kesehatan penyerangan seksual dalam situasi
reproduksi, manajer program kesehatan konflik di seluruh dunia.
reproduksi, dan penyedia layanan tentang
bagaimana memastikan bahwa layanan
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 7

1
The World Health Report 2005: Make Every masyarakat dan dukun bayi
Mother and Child Count.” World Health
• mencakup berbagai tingkat pelayanan: dari
Organization, 2005. http://www. who.int/
masyarakat sampai puskesmas dan rumah
whr/2005/whr2005 en.pdf
sakit rujukan.
Reproductive Health: Ensuring That Every
2 Satu hal yang penting adalah bahwa koordinasi
Pregnancy is Wanted. UNFPA. http:// www.
penyusunan program kesehatan reproduksi
unfpa.org/rh/planning.htm
dilaksanakan secara terpadu dengan
koordinasi sektor/cluster kesehatan secara
menyeluruh dan meliputi:
3 Prinsip-prinsip dasar dalam
penyusunan program kesehatan • Melaksanakan Paket Pelayanan Awal
reproduksi dalam situasi darurat Minimum (PPAM)
bencana • Menyediakan supply yang penting
• Mengelola informasi kesehatan
Prinsip-prinsip berikut ini mendasari • Melakukan penilaian
pelaksanaan penyusunan program kesehatan • Melatih penyedia layanan
reproduksi dalam situasi darurat bencana • Mengintegrasikan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di dalam
1. Koordinasi
layanan kesehatan dan sosial
2. Kualitas pelayanan
3. Komunikasi Mengapa koordinasi begitu penting?
4. Partisipasi masyarakat
5. Pengembangan kapasitas teknis dan Koordinasi kesehatan reproduksi di dalam
manajemen sektor/cluster kesehatan dan dengan sektor/
6. Akuntabilitas cluster terkait lainnya dapat meningkatkan
7. Hak asasi manusia efisiensi, efektivitas, dan kecepatan respon,
8. Advokasi memungkinkan pengambilan keputusan dan
penyelesaian permasalahan secara strategis,
3.1 Koordinasi dan membantu mencegah kesenjangan dan
duplikasi dalam layanan.
Apakah yang dimaksud dengan koordinasi?
Koordinasi akan membantu penyelenggaraan
Koordinasi meliputi pertukaran informasi,
suatu paket standard layanan-layanan
kompromi, dan aksi kolaboratif.
kesehatan reproduksi di seluruh wilayah
Agar supaya layanan kesehatan reproduksi tertentu, sehingga menjadikan pelayanan
dalam suatu situasi darurat bencana menjadi kesehatan reproduksi yang berkualitas
adil, efektif, dan efisien, maka koordinasi harus baik terjangkau untuk umum. Hal ini dapat
diselenggarakan secara lintas lembaga: menciptakan suatu efek yang lebih besar yang
berujung dengan cakupan yang lebih luas
• di antara badan dan lembaga resmi serta penggunaan sumber daya secara efisien,
lainnya, seperti, misalnya, pemerintah dan yang dapat mengimbangi keterbatasan
negara penyelenggara, lembaga swadaya yang mungkin dipunyai suatu lembaga tunggal
masyarakat (LSM), dan lembaga PBB. dalam hal keahlian, staf, sumber daya atau
• lintas sektor dan cluster; rentang kegiatan.
• di dalam penyusunan program kesehatan,
mencakup berbagai tingkat penyedia Bagaimana koordinasi harus
layanan: dokter, bidan, perawat, asisten diselenggarakan?
kesehatan, dan penyedia layanan kesehatan
• Pada awal terjadinya suatu situasi
lainnya, seperti pekerja kesehatan
darurat kemanusiaan dimana sistem
8

cluster Interagency Standing Committee kesehatan reproduksi harus menyediakan


(IASC) diaktifkan, lembaga ketua cluster petunjuk teknis dan mengadvokasi
kesehatan harus memastikan bahwa kepatuhan pada standar-standar
suatu lembaga telah ditetapkan untuk antarlembaga (seperti yang dijelaskan dalam
mengkoordinasikan kesehatan reproduksi pedoman ini, pedoman IASC, dan Sphere
di dalam cluster kesehatan. Koordinator Handbook) yang menetapkan kepatuhan
kesehatan reproduksi dipilih berdasarkan pada standar nasional dan pedoman yang
ada tidaknya perwakilan di lapangan serta sesuai.
kemampuan operasional untuk mendukung
pelaku sektor/cluster kesehatan lainnya
dalam melaksanakan layanan kesehatan 3.2. Kualitas pelayanan
reproduksi. Dalam hal sistem cluster tidak
Apakah yang dimaksud dengan kualitas
diaktifkan, maka suatu lembaga harus
pelayanan?
ditetapkan sebagai koordinator kesehatan
reproduksi oleh lembaga koordinator sektor Pelayanan kesehatan reproduksi yang
kesehatan berkualitas baik adalah yang bersifat
• Lembaga yang ditetapkan untuk komprehensif, terjangkau, dan inklusif,
mengkoordinasi kesehatan reproduksi harus dan yang menjawab kebutuhan kesehatan
menetapkan seorang petugas kesehatan reproduksi semua orang tanpa diskriminasi. Hal
reproduksi. Petugas kesehatan reproduksi ini berarti bahwa perempuan, laki-laki, remaja,
bekerja di dalam mekanisme koordinasi manula, dan penyandang cacat – dari semua
kesehatan untuk memastikan bahwa mitra- etnis, agama, dan orientasi seksual – memiliki
mitra cluster kesehatan diberi dukungan akses ke layanan-layanan yang memenuhi
teknis dan operasional dalam meningkatkan standar yang diakui.
cakupan layanan kesehatan reproduksi di
wilayah krisis. Mengapa kualitas pelayanan penting?

Para pekerja kemanusiaan yang memiliki • Layanan yang berkualitas baik membantu
tanggung jawab terkait (koordinator kesehatan, memenuhi hak asasi manusia.
petugas kesehatan reproduksi, focal point • Layanan yang berkualitas baik adalah
GBV/gender, dan focal point HIV) harus bekerja efektif:
sama secara erat dan bertukar informasi secara  Klien berkemungkinan lebih besar akan
berkala. menggunakan layanan dan menjalankan
praktik kesehatan yang baik apabila
Di samping memfasilitasi komunikasi lintas mereka menerima pelayanan yang
lembaga dan sektor, petugas kesehatan berkualitas baik.
reproduksi juga harus memastikan bahwa  Penyedia merasa puas dan termotivasi
manajer program kesehatan reproduksi secara profesional saat menyediakan
berhubungan dengan masyarakat setempat, layanan yang berkualitas bagus.
pemerintah setempat, dan pelaku terkait
lainnya untuk memastikan bahwa masalah Bagaimana cara meningkatkan kualitas
kesehatan reproduksi dari para pelaku tsb pelayanan?
dipertimbangkan.
Kualitas pelayanan meningkat apabila
• Agar terselenggara akses ke pelayanan organisasi:
kesehatan reproduksi yang sesuai untuk
• mematuhi protokol klinis standar, misalnya,
penduduk yang terdampak yang dilayani
pedoman pengobatan dan standard
oleh beragam lembaga, maka petugas
pencegahan;
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 9

• memastikan cakupan fasilitas dan personel Kualitas pelayanan menjadi meningkat apabila
yang memadai. Pedoman Sphere dan PBB anggota masyarakat:
menyarankan tingkat-tingkat minimum
sebagai berikut: • diberdayakan untuk dapat meminta
 Satu pekerja kesehatan masyarakat per pertanggungjawaban lembaga-lembaga
500 – 1000 jiwa penduduk pelaksana atas kualitas layanan.
 Pekerja kesehatan masyarakat harus
mencakup perempuan, laki-laki, pemuda,
3.3 Komunikasi
anggota dari berbagai kelompok etnis,
penyandang cacat, dan kelompok Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
penduduk lainnya
 Satu puskesmas dengan 2-5 penyedia Komunikasi melibatkan perantara- media yang
layanan per 10,000 jiwa penduduk: menyebarkan informasi melalui saluran-saluran
 Satu penyedia layanan kesehatan yang yang tepat (misalnya poster, radio, orang ke
berkualifikasi per 50 konsultasi pasien orang, dsb) agar masyarakat mendapatkan
rawat jalan per hari informasi yang mereka butuhkan, pada saat
 Satu rumah sakit per 50,000 jiwa mereka membutuhkannya, dengan cara yang
penduduk, dengan setidaknya 5 masuk akal bagi mereka sehingga mereka bisa
penyedia layanan yang berkualifikasi, mengambil keputusan-keputusan yang praktis.
termasuk paling sedikit 1 dokter
 Satu penyedia layanan kesehatan yang Mengapa komunikasi begitu penting?
berkualifikasi per 50 konsultasi pasien
• Perempuan, laki-laki, dan remaja harus
rawat jalan per hari
memahami bagaimana tubuh mereka
 Satu penyedia layanan yang
berfungsi dan bagaimana menjaga dan
berkualifikasi dan bertugas per 20-30
meningkatkan kesehatan reproduksi
tempat tidur pasien rawat inap
mereka. Pengetahuan yang telah dibuktikan
• Mempekerjakan dan mendukung penyedia
secara ilmiah harus dibagi dan dibahas
layanan laki-laki dan perempuan yang
dengan masyarakat untuk mendukung
kompeten dan memberikan update secara
mereka dalam mengambil keputusan
berkala serta pelatihan mengenai praktik-
tentang kesehatan reproduksi mereka.
praktik yang baik
• Komunikasi yang efektif dapat menjawab
• menjaga dan mengkoordinasi sistem-sistem
keprihatinan-keprihatinan para penyaring
logistik agar supply selalu mencukupi
sosial (misalnya pejabat, orang tua,
• memastikan bahwa metode-metode
ibu mertua, pasangan intim) sehingga
monitoring dan evaluasi mengukur kualitas
meningkatkan akses ke pelayanan
layanan dan membawa ke peningkatan
kesehatan reproduksi.
kualitas (lihat Bab 3: Assessment,
Monitoring dan Evaluasi).
Bagaimana komunikasi dapat
diselenggarakan?
Kualitas pelayanan menjadi meningkat apabila
penyedia layanan:
Terapkan praktik-praktik baik yang
mendasar dalam penyusunan program
• mengikuti perkembangan seputar praktik-
komunikasi. Sebagai contoh:
praktik yang baik dan menerapkannya pada
pekerjaan mereka
• Memahami apa yang diketahui dan diyakini
• menunjukkan rasa hormat kepada orang-
oleh target sasaran
orang yang mereka layani
• Kembangkan dan pra-ujikan pesan-pesan
10

Kotak 2: Unsur-unsur Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang Berkualitas


Jenis Layanan

Permulaan Keadaan Darurat: PPAM

Seiring dengan semakin stabilnya situasi: kesehatan reproduksi komprehensif, yang meliputi:

• Pelayanan kesehatan reproduksi remaja


• Keluarga berencana
• Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
• Perawatan aborsi yang aman
• Perlindungan dan respon pada kekerasan berbasis gender
• Pencegahan dan pelayanan IMS/ISR/HIV/AIDS
Hubungan ke layanan-layanan terkait di sektor dan cluster lainnya

Kompetensi teknis Fasilitas dan perlengkapan Supply dan logistik


• Gambaran tugas • Daftar perlengkapan yang • Inventaris dan
• Protokol pelayanan dibutuhkan penyimpanan
• Protokol standar • Penyedian bahan-bahan • Sistem kontrol inventaris
pencegahan infeksi yang hilang • Jalur logistik
• Pelatihan berdasarkan • Program pelayanan
kompetensi preventif
• Pengawasan yang • Perbaikan dan penggantian
mendukung sesuai kebutuhan
• Pembuangan limbah medis

Informasi yang diberikan Kepuasan klien—Apa yang Sistem informasi—Data


kepada klien dipedulikan klien? untuk pengambilan
Apakah dia keputusan
mendapatkannya?
• Langkah-langkah minimum • Privasi dari pandangan • Tujuan informasi
dalam pencegahan dan atau pendengaran orang • Identifikasi data yang
pelayanan di rumah lain dibutuhkan
• Lokasi dan jam/waktu • Kerahasiaan (tidak • Pengumpulan data
layanan mengungkap informasi • Penyimpanan dan
• Kapan harus mendapatkan pasien tanpa izin dari pengambilan data
pelayanan pasien) • Analisis data
• Pengetahuan yang • Kesopanan • Penggunaan informasi
memadai untuk mengambil • Efisiensi (meningkatkan program,
keputusan berdasarkan • Efektivitas berbagi dengan
informasi • Keselamatan stakeholders)
• Konseling pelayanan (cara
memakai obat-obat, efek
samping, rujukan, kembali)

Diadaptasi dari Bruce, J. (1990). “Fundamental Elements of the Quality of Care: A Simple
Framework.”
Studies in Family Planning Vol. 21(No. 2): pp. 61-91.
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 11

dan bahan-bahan bersama perwakilan dari G – GREET (sapa) klien


target sasaran A – ASK (tanyakan) apa yang dia butuhkan
T – TELL (beri tahu) apa yang Anda dapat
Buatlah suatu daftar singkat pesan-pesan inti tawarkan kepada dia
kesehatan reproduksi yang disebarluaskan H – HELP (bantu) dia memutuskan apa yang
secara konsisten oleh semua penggerak paling baik baginya
kesehatan dan kesejahteraan sosial di seluruh E – EDUCATE (didik) dia perihal pilihan yang
masyarakat. Contoh “pesan-pesan inti dia ambil
kesehatan reproduksi”: R – RETURN (kembali) jadwalkan kunjungan
kembali dan beri tahu bahwa dia bisa kembali
• Pada permulaan respon darurat
kapan pun dia mempunyai pertanyaan
(pelaksanaan PPAM): “Perempuan yang
mengalami masalah selama kelahiran harus
mendapatkan perawatan di rumah sakit di 3.4 Partisipasi masyarakat
dekat lokasi titik air”.
• Begitu situasi menjadi stabil (pelayanan Apakah yang dimaksud dengan partisipasi
kesehatan reproduksi yang komprehensif): masyarakat?
“Mengatur jarak kelahiran selama sedikitnya
dua tahun sebagai bagian dari promosi Yang dimaksud dengan partisipasi adalah
kesehatan perempuan, anak, dan keluarga”. keterlibatan dari stakeholder kunci dalam
semua aspek dari siklus program —
Gunakan kampanye yang mencakup seluruh assessment, perancangan, pelaksanaan,
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran monitoring dan evaluasi (lihat Bab 3:
secara luas. Sebagai contoh: Assessment, Monitoring dan Evaluasi). Peluang
untuk keterlibatan harus transparan, bebas dari
• Sosialisasikan kepada masyarakat bahwa pemaksaan, dan terbuka bagi semua. Yang
HIV tidak dapat ditularkan dengan berbagi penting adalah untuk memastikan partisipasi
makanan, menjabat tangan atau kontak semua kelompok, termasuk perempuan, laki-
selintas lainnya. laki, dan remaja (laki-laki maupun perempuan).
Mungkin perlu juga diusahakan keterlibatan
Gunakan kampanye yang ditargetkan,
aktif dari kelompok-kelompok yang seringkali
berdasarkan diskusi tentang perilaku yang
terpinggirkan, seperti kaum minoritas, pemuda,
umum, untuk mempromosikan praktik-praktik
janda, dan penyandang cacat.
yang lebih sehat pada kelompok-kelompok
yang rentan. Sebagai contoh: Mengapa partisipasi masyarakat penting?

• Promosikan persalinan di fasilitas Partisipasi masyarakat adalah penting untuk


• Tingkatkan penggunaan praktik-praktik seks memastikan kesesuaian, penerimaan, dan
yang lebih aman. keberlanjutan dari program-program kesehatan
• Tingkatkan penerimaan keluarga berencana reproduksi. Mengembalikan rasa memiliki
di antara perempuan nifas. kendali dan kemerdekaan kepada pelaku lokal
• Promosikan kunjungan ke klinik bagi dapat membantu masyarakat memulihkan diri
perempuan yang pernah mengalami dari krisis. Partisipasi masyarakat yang berhasil
pemerkosaan dan bentuk kekerasan adalah yang melibatkan baik perempuan
berbasis gender lainnya. maupun laki-laki dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan.
Gunakan suatu model konseling klien yang
memastikan terjalinnya interaksi klien-penyedia
yang kompeten seperti GATHER:
12

Bagaimana partisipasi masyarakat dalam situasi darurat bencana berdasarkan


dilakukan? kebutuhan nyata untuk memiliki akses yang
segera ke layanan-layanan penting. Informasi
Pelaku eksternal (pekerja/staf lembaga yang dikumpulkan lewat partisipasi masyarakat
pelaksana PBB atau LSM dari luar masyarakat) pada fase awal respon mengarahkan untuk
harus memprakarsai partisipasi semenjak layanan-layanan yang sedang berjalan dan
tahap awal respon dan bergerak secara rencana layanan di masa yang akan datang.
progesif untuk menyerahkan kendali atas Informasi tersebut dapat mencakup praktik-
program kepada pelaku lokal (lihat Gambar 1). praktik persalinan setempat, kebutuhan
Salah satu langkah awal adalah menetapkan pelatihan para penyedia pelayanan kesehatan,
tokoh masyarakat laki-laki dan perempuan serta kendala-kendala terhadap akses, seperti,
atau penyedia layanan kesehatan, di antara misalnya, persyaratan bahwa penyedia layanan
penduduk yang terdampak. kesehatan harus berbahasa yang sama atau
preferensi budaya dimana penyedia diminta
PPAM diprakarsai sebagai suatu prioritas
berjenis kelamin yang sama dengan klien.

Gambar 1: Partisipasi Masyarakat

Lebih banyak kendali lokal • Pelaku lokal (perempuan dan laki-laki) yang mengelola proyek;
pelaku eksternal* memberikan saran

• Pelaku lokal dan eksternal mengelola proyek secara bersama


melalui hubungan kemitraan

• Pelaku lokal dan eksternal melaksanakan kegiatan secara


bersama dengan menggabungkan kontribusi lokal dan
eksternal. Pelaku eksternal tetap bertanggung jawab atas
manajemen dan monitoring.

• Pelaku lokal dan eksternal mengambil keputusan secara


bersama dengan menggunakan proses analisis dan
perencanaan gabungan. Pelaku eksternal melaksanakan,
mengelola, dan memonitor proyek-proyek.

• Pelaku eksternal berkonsultasi dengan anggota masyarakat


untuk mendapatkan informasi lokal dan mencari tahu
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan. Pelaku eksternal
melakukan perencanaan berdasarkan informasi dari masyarakat
sebelum melaksanakan, mengelola, dan memantau proyek-
proyek.

• Anggota masyarakat diinformasikan oleh pelaku eksternal


tentang program-program yang direncanakan. Pelaku eksternal
merencanakan, melaksanakan, mengelola, dan memantau
Sedikit kendali lokal proyek-proyek.

*Pekerja LSM kemanusiaan/staf lembaga pelaksana dari luar masyarakat.


Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 13

3.5 Pengembangan kapasitas teknis Bagaimana pengembangan kapasitas


dan manajemen dilakukan?

Apakah yang dimaksud dengan • Menilai kelebihan dan kelemahan teknis dan
pengembangan kapasitas? manajemen saat ini dari masing-masing
organisasi mitra dan tetapkan bidang-
Pengembangan kapasitas mencakup bidang fokus untuk peningkatan.
peningkatan-peningkatan yang dibutuhkan • Tentukan dan sepakati peranan dan
di dalam suatu organisasi guna memastikan tanggung jawab yang jelas bagi masing-
tersedianya kompetensi teknis maupun masing mitra dan dokumentasikan peranan-
manajemen yang memadai untuk melayani peranan tersebut.
klien dan untuk memperluas program-program. • Bersama-sama merancang, melaksanakan,
Organisasi-organisasi lokal dan internasional dan mengevaluasi pelatihan teknis,
harus bekerjasama dalam kemitraan dua-arah. pemutakhiran, dan sistem peningkatan
manajemen.
• Penyedia-penyedia layanan harus kompeten
untuk dapat menyediakan pelayanan yang
berkualitas baik. 3.6 Akuntabilitas
• Organisasi-organisasi harus memiliki sistem
manajemen untuk: Apakah akuntabilitas?
 merekrut, melatih, menempatkan,
mengawasi, dan mendukung penyedia Akuntabilitas adalah proses
layanan pertanggungjawaban oleh orang-perseorangan
 merawat fasilitas dan perlengkapan dan organisasi atas capaian kerja menurut
 memastikan supply standar-standar dan prinsip-prinsip tertentu.
 merancang, memonitor, dan mengevaluasi Standar-standar dan prinsip-prinsip yang
layanan relevan dalam hal ini mencakup tanggung
 bekerja dengan stakeholders jawab fiskal, prinsip-prinsip kemanusiaan,
 menghimpun dan mengelola dana standar profesi, hukum lokal dan internasional
serta prinsip-prinsip yang telah diuraikan
Mengapa pengembangan kapasitas dalam bab ini. Akuntabilitas dapat berupa
penting? pengenaan sanksi atas pelanggaran standar-
standar tersebut, misalnya, pemecatan karena
• Organisasi-organisasi membutuhkan eksploitasi seksual atau pidana penjara karena
kapasitas teknis dan manajemen yang pencurian.
memadai agar secara efektif memberikan
layanan kesehatan reproduksi untuk Di dalam masyarakat kemanusiaan ada
penduduk yang membutuhkan. gerakan yang memperjuangkan akuntabilitas
• Kapasitas yang lebih besar di dalam bagi para penerima bantuan. Sebagai contoh,
organisasi-organisasi lokal, nasional, Humanitarian Accountability Partnership (HAP)
regional, dan internasional dapat — International menggalakkan akuntabilitas
meningkatkan cakupan, kualitas, dan kepada penerima manfaat melalui standar-
keberlanjutan dari layanan kesehatan standar dan suatu proses sertifikasi. HAP telah
reproduksi. menetapkan tujuh prinsip utama akuntabilitas:
• Penyedia layanan atau lembaga lokal
sering kali bertanggung jawab menjalankan 1. Komitmen kepada standar dan hak
program-program pada saat ancaman kemanusiaan
keamanan meningkat. 2. Menetapkan standar akuntabilitas
organisasi dan mengembangkan kapasitas
staf
14

3. Menyampaikan dan berkonsultasi Bagaimana program bertanggungjawab


dengan stakeholders, terutama penerima kepada penerima?
manfaat dan staf, mengenai standar-
standar organisasi, proyek yang akan Patuhi standar-standar kemanusiaan, hormati
dilaksanakan, serta mekanisme penanganan hak asasi manusia, dan taati prinsip-prinsip
permasalahan. dasar pelayanan kesehatan reproduksi
4. Partisipasi — melibatkan penerima sebagaimana digariskan dalam pedoman antar
manfaat dalam perencanaan, pelaksanaan, lembaga ini serta dokumen-dokumen lainnya,
monitoring, dan evaluasi program-program termasuk:
5. Monitoring dan pelaporan tentang
• Sphere Piagam Kemanusiaan dan Standar
kepatuhan atas standar-standar dengan
Minimum dalam Respon Bencana
berkonsultasi dengan penerima manfaat
• Buletin Sekretaris Jenderal PBB “Langkah-
6. Menangani keluhan — memungkinkan
langkah khusus untuk perlindungan dari
penerima manfaat dan staf untuk
eksploitasi seksual dan pelecehan seksual”
melaporkan keluhan dan mengupayakan
• Buku Pegangan Gender IASC dalam Aksi
ganti rugi secara aman
Kemanusiaan
7. Mitra pelaksana — mempertahankan
• Pedoman IASC untuk Intervensi Kekerasan
komitmen kepada prinsip-prinsip bila
Berbasis Gender dalam Bantuan
bekerja melalui mitra-mitra pelaksana.
Kemanusiaan
Mengapa akuntabilitas penting? • Pedoman IASC untuk Intervensi HIV/AIDS
dalam Situasi Darurat
Sistem dan proses akuntabilitas yang efektif • Pedoman IASC tentang Kesehatan Jiwa dan
membantu pemenuhan hak dan kewajiban Dukungan Psikososial dalam situasi Darurat
yang melekat pada hak-hak asasi universal dan • Matriks IASC tentang Peranan dan
mengakui kemanusiaan yang setara dari semua Tanggung Jawab Lembaga untuk
orang, termasuk mereka yang terdampak oleh Memastikan Strategi Bahan Bakar yang
krisis, serta pelaku kemanusiaan. Terkoordinasi dan Multisektoral dalam
Situasi darurat bencana dan Diagram Pohon
Di dalam masyarakat kemanusiaan, upaya- Keputusan IASC tentang Faktor-faktor yang
upaya untuk menggalakkan akuntabilitas telah Berdampak pada Pemilihan Strategi Bahan
dimasukkan ke dalam Sphere Humanitarian Bakar dalam Situasi darurat bencana
Charter maupun Code of Conduct for the
International Red Cross and Red Crescent Selain itu, pastikan bahwa langkah-langkah
Movement and Nongovernmental Organization berikut ini dijalankan:
in Disaster Relief (Pedoman Perilaku dari
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit • Mengadakan komunikasi yang berjalan
Internasional dan LSM pada respon bencana). dengan penduduk yang terdampak tentang
Penganut piagam kemanusiaan mengakui organisasi Anda serta rencana-rencana
kerentanan maupun kapasitas dari penduduk- proyek dan karyanya.
penduduk yang terdampak. • Melibatkan para penerima manfaat dalam
semua langkah penyusunan program —
Reformasi kemanusiaan PBB assessment, merencanakan, melaksanakan,
mengadvokasikan akuntabilitas, dan memonitor proyek.
kepemimpinan, kemungkinan (predictability), • Mengatur mekanisme-mekanisme bagi
dan kemitraan untuk meningkatkan respon. penerima manfaat untuk menghubungi
perwakilan organisasi, mengajukan keluhan,
dan mengupayakan ganti rugi.
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 15

Kotak 3: Eksploitasi dan Pelecehan Seksual

Lembaga-lembaga kemanusiaan mempunyai kewajiban untuk menyediakan layanan bagi


para penerima manfaat serta bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penerima manfaat
diperlakukan secara martabat dan rasa hormat dan bahwa standar-standar minimum tertentu
terkait perilaku diindahkan. Guna mencegah eksploitasi dan pelecehan seksual, petugas dan
manajer kesehatan reproduksi harus:

• menciptakan dan mempertahankan lingkungan kerja yang mencegah eksploitasi dan


pelecehan seksual (SEA: Sexual Exploitation and Abuse);
• memastikan bahwa semua staf (nasional dan internasional) menandatangani dan mentaati
suatu pedoman perilaku (CoC: Code of Conduct) menentang SEA. Menyimpan dokumen asli
dari masing-masing pernyataan di dalam berkas pegawai-pegawai yang bersangkutan;
• memastikan bahwa mekanisme-mekanisme pelaporan tentang SEA oleh penyedia layanan
telah siap dan telah diketahui oleh masyarakat;
• mengambil tindakan yang tepat bilamana ditengarai bahwa telah terjadi pelanggaran
terhadap standar manapun yang tercantum dalam CoC, atau bahwa perilaku pelecehan atau
eksploitasi seksual lain telah terjadi. SEA oleh suatu penyedia layanan merupakan perbuatan
kejahatan yang berat dan oleh karena itu merupakan alasan untuk pemutusan hubungan
kerja. Standar-standar itu mencakup:
 Kegiatan seksual dengan anak-anak (orang yang berusia di bawah 18 tahun) dilarang,
terlepas dari umur mayoritas atau usia yang berlaku setempat. Salah menyangka usia
seorang anak tidak dapat menjadi pembelaan.
 Menukar uang, kerja, barang, atau jasa untuk seks, termasuk tindakan bantuan seksual atau
bentuk perilaku lain yang mempermalukan, merendahkan, atau bersifat eksploitatif, dilarang. Ini
mencakup pertukaran bantuan yang harus diberikan kepada penerima manfaat.
 Hubungan seksual di antara pekerja kemanusiaan dan penerima manfaat sangat tidak
dianjurkan karena hubungan tersebut didasarkan pada dinamika kekuasaan yang memang
tidak sama. Hubungan seperti itu akan merusak kredibilitas dan integritas pekerja bantuan
kemanusiaan.

Guna memaksimalkan efektivitas Pedoman Perilaku, petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi harus memasang salinan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang sesuai, di
tempat-tempat umum yang mudah terlihat, seperti ruang tunggu di klinik-klinik.

Untuk contoh Pedoman Perilaku lihat Lampiran 3.

• Menerapkan sistem-sistem di dalam yang mengatur bagaimana negara-negara


organisasi Anda untuk merespon perilaku memperlakukan rakyat yang berada dalam
yang tidak pantas oleh staf (lihat Kotak 3: wilayah hukumnya dengan tujuan untuk
Eksploitasi dan Pelecehan Seksual). memastikan martabat, kebebasan, dan
kesejahteraan yang setara untuk semua
orang. Hak asasi manusia bersifat universal;
3.7 Hak asasi manusia dan berlaku bagi semua orang berdasarkan
keadaan bahwa mereka adalah manusia.
Apakah hak asasi manusia?
Prinsip-prinsip hak asasi manusia yang
Hak asasi manusia internasional adalah
terkandung di dalam perjanjian-perjanjian
seperangkat kewajiban-kewajiban global
internasional dan regional menjadi bagian
16

dari hukum internasional. Sejumlah perjanjian setiap orang yang diserang, tanpa memandang
menetapkan kontrak hukum di antara bangsa- kewarganegaraan, status perkawinan atau
bangsa dalam rangka mendukung hak-hak jenis kelamin, dapat menerima respon hukum
yang dideklarasikan dalam Deklarasi Hak yang efektif dan layanan yang berkualitas
Asasi Manusia 1948. Hal ini meliputi Konvensi baik, telah mulai memenuhi kewajibannya
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik untuk melindungi dan memenuhi hak-hak.
(1966), Konvensi Internasional tentang Hak Dengan kata lain, tidak cukup bagi seseorang
Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan (1966), untuk memiliki hak, tapi dia juga harus dapat
Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk menggunakan hak tersebut.
Diskriminasi terhadap Perempuan (1979), yang
secara khusus menguraikan bentuk-bentuk Apakah yang dinamakan hak reproduksi
diskriminasi gender serta langkah-langkah dan bagaimana kaitannya dengan hak asasi
yang harus diambil oleh negara-negara untuk manusia?
menghapuskannya, dan Konvensi tentang Hak
Hak reproduksi adalah bagian dari hak
Anak (1989).
asasi manusia yang diakui. Konferensi
Selain sistem hak asasi manusia internasional, Internasional mengenai Kependudukan dan
ada tiga sistem hak asasi manusia regional Pembangunan (International Conference on
yang utama, masing-masing memiliki instrumen Population and Development/ICPD) tahun 1994
dan mekanisme hak asasi manusia tersendiri: menetapkan kerangka untuk merealisasikan
hak-hak reproduksi: “Hak ini bersandar pada
• Sistem hak asasi manusia Uni Afrika pengakuan hak dasar semua pasangan dan
• Sistem hak asasi manusia Dewan Eropa orang-perorangan untuk memutuskan secara
• Sistem hak asasi manusia Inter-Amerika bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak
dan waktu mempunyai anak dan untuk memiliki
Dokumen-dokumen lain di mana prinsip-prinsip informasi dan sarana untuk mendapatkan
hak asasi manusia diabadikan, meliputi hukum informasi, serta hak untuk mencapai standar
kemanusiaan internasional, hukum pengungsi tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi.
internasional dan hukum nasional. Hak tersebut juga termasuk hak mereka untuk
membuat keputusan mengenai reproduksi
Dokumen-dokumen konsensus politik, seperti yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan
dokumen-dokumen hasil konferensi PBB, kekerasan.“
membantu menafsirkan penerapan standar
hak asasi manusia dalam instrumen-instrumen Hak asasi manusia yang penting untuk
internasional yang mengikat secara hukum. kesehatan reproduksi termasuk:
(Silakan lihat CD ROM untuk teks dokumen hak
asasi manusia utama) • Hak untuk hidup
• Hak atas keamanan seseorang
Negara-negara yang telah menandatangani • Hak untuk memutuskan jumlah, jarak dan
atau meratifikasi instrumen-instrumen hak waktu memiliki anak
asasi manusia wajib untuk menghormati, • Hak atas non-diskriminasi dan kesetaraan
melindungi dan memenuhi hak asasi manusia. • Hak atas privasi
Semua peraturan perundang-undangan • Hak atas kesehatan
nasional dan daerah harus menghormati hak • Hak untuk mencari, menerima dan
asasi manusia. Negara berkewajiban untuk menyampaikan informasi
melindungi orang dari pelanggaran hak-hak • Hak untuk bebas dari perlakuan yang
mereka oleh orang lain. Sebagai contoh, kejam, merendahkan dan tidak manusiawi
ketika suatu Negara mengubah peraturannya • Hak atas bantuan
mengenai perkosaan untuk menjamin bahwa • Hak atas manfaat kemajuan ilmiah
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 17

Mengapa hak asasi manusia penting untuk Pastikan bahwa program kesehatan reproduksi
penyusunan program kesehatan reproduksi? Anda berbasis hak, yaitu: tersedia, berkualitas
baik dan dapat diakses oleh semua. Analisa
Lingkungan hukum dan kebijakan di mana dan tingkatkan program Anda dalam area-area
orang-orang (termasuk penyedia layanan), berikut:
dalam situasi darurat bencana hidup,
berpikir dan bertindak akan berdampak pada • norma-norma hak asasi manusia
kesehatan reproduksi penduduk. Lingkungan internasional
ini secara resmi mengatur apa yang secara • standar hukum nasional
hukum dapat dilakukan oleh pelaku lokal dan • adat istiadat setempat
eksternal. Mereka juga dapat membentuk • ketersediaan dan aksesibilitas layanan.
sikap dan respon terhadap inisiatif kesehatan
reproduksi. Advokasi dan kolaborasi dengan kelompok-
kelompok advokasi di tingkat lokal dan
Jika instrumen-instrumen hak asasi manusia nasional untuk membawa hukum, kebijakan
internasional terutama menuntut tanggung dan praktik menjadi sesuai dengan hak
jawab dari Negara untuk memenuhi hak asasi manusia internasional. Hak-hak yang
asasi manusia, maka pelaku-pelaku non- diabadikan dalam perjanjian hak asasi
negara seperti badan-badan internasional manusia berlaku untuk semua orang, terlepas
memainkan peran penting dalam membantu dari kewarganegaraan atau tempat tinggal;
masyarakat menyadari hak-hak mereka. semua itu berlaku untuk pengungsi dan orang
Pekerja kemanusiaan memiliki tanggung jawab yang berpindah secara internal. Namun,
ganda untuk secara aktif mempromosikan layanan yang diterima pengungsi ditentukan
hak-hak asasi manusia dan memastikan bahwa oleh hukum nasional negara tuan rumah
intervensi tidak melanggar hak-hak tersebut. dan kewajiban internasionalnya. Dalam hal
hukum nasional suatu negara tidak sesuai
Bagaimana program kesehatan reproduksi dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia,
dapat memajukan hak asasi manusia? penyedia layanan dapat berkontribusi terhadap
perubahan positif melalui upaya-upaya
Adalah penting bagi penyedia layanan
advokasi.
kesehatan reproduksi untuk mengetahui
tentang:
3.8 Advokasi
• perjanjian dan konvensi hak asasi manusia
internasional dan regional di mana negara Apakah advokasi?
tempat mereka bekerja adalah peserta;
• aturan dan protokol nasional yang Advokasi adalah tindakan strategis untuk
mengatur: privasi dan kerahasiaan, memastikan bahwa undang-undang,
pengungkapan yang wajib, pendaftaran dan kebijakan, praktik dan norma-norma sosial
penyediaan obat-obatan; memungkinkan orang untuk menikmati hak
• hukum-hukum nasional dan / atau hukum untuk kesehatan reproduksi mereka. Advokasi
adat yang mengatur akses terhadap kesehatan reproduksi dapat:
layanan, perwalian dan pengambilan
keputusan berdasarkan informasi; • menargetkan undang-undang, kebijakan,
• hukum pidana nasional dan / atau hukum praktik-praktik dan norma-norma sosial
adat mendefinisikan kejahatan kekerasan yang mempengaruhi apakah individu atau
seksual dan respon hukum untuk kekerasan kelompok memiliki akses ke informasi dan
seksual (termasuk aturan bukti dan usia layanan kesehatan reproduksi
legal persetujuan). • mempengaruhi orang-orang yang
mempunyai kekuasaan membuat keputusan
18

agar menetapkan kebijakan-kebijakan yang orang lain); bekerja di dalam struktur


mendukung hak-hak reproduksi; koordinasi yang ada untuk memastikan
• mempengaruhi keputusan dan tindakan bahwa program kesehatan reproduksi
pemimpin masyarakat yang opininya diprioritaskan untuk pendanaan dan
akan mempengaruhi hak-hak reproduksi pelaksanaan; mendidik penyedia layanan,
masyarakat. dan memelihara komunikasi dengan para
pengambil keputusan untuk menjaga
Mengapa advokasi penting? mereka tetap mendapat informasi.

Advokasi sangat diperlukan dalam situasi


darurat bencana untuk memastikan kebijakan 4 Monitoring
yang mendukung dan dana yang memadai
untuk pelayanan kesehatan reproduksi Langkah-langkah berikut ini dapat digunakan
yang komprehensif. Penyusunan program untuk memantau pelaksanaan prinsip-prinsip
kesehatan reproduksi membutuhkan advokasi dasar penyusunan program kesehatan
karena sering disalahpahami, dan menantang reproduksi.
beberapa sikap politik dan budaya, dan
seringkali tidak dianggap sebagai standar atau
kegiatan bantuan prioritas. 4.1 Koordinasi

Advokasi juga diperlukan untuk memastikan • Apakah kegiatan-kegiatan PPAM sedang


bahwa para pekerja kemanusiaan mematuhi berjalan? Apakah layanan PPAM tersedia
prinsip-prinsip dasar yang diuraikan dalam bab untuk semua anggota populasi yang
ini. terdampak?
• Dalam penyusunan program yang sedang
Bagaimana advokasi dilakukan? berjalan, apakah semua anggota populasi
yang terdampak memiliki akses yang sama
• Advokasi membutuhkan perencanaan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
strategis yang hati-hati. Advokasi bukanlah komprehensif dan berkualitas baik? Apakah
proses satu-kali atau linear. Strategi indikator kesehatan reproduksi dalam
advokasi harus dinilai secara terus menerus batas-batas yang dapat diterima?
dan disesuaikan dengan keadaan yang
berubah.
• Strategi advokasi meliputi: identifikasi 4.2 Akuntabilitas
masalah, tujuan jangka pendek dan
jangka panjang, kegiatan-kegiatan dan Pengukuran akuntabilitas digambarkan
sumber daya; mengantisipasi tantangan dengan baik dalam Kemitraan Akuntabilitas
potensial dan mempersiapkan respon Kemanusiaan (Humanitarian Accountability
serta memantau kegiatan pada saat Partnership). Beberapa langkah sederhana
dilaksanakan. mencakup:
• Aktivitas yang efektif untuk advokasi
• Dokumentasi keterlibatan penerima manfaat
meliputi: mengembangkan proposal
di dalam perencanaan, pelaksanaan,
kebijakan, berbagi contoh-contoh kebijakan
monitoring dan evaluasi program
kesehatan reproduksi yang baik dengan
• Laporan kemajuan proyek secara periodik
para pengambil keputusan; menyajikan
dipasang di tempat umum
bukti keberhasilan program dari lapangan;
• Dokumentasi tindakan yang diambil dalam
melibatkan para ‘pemenang’ (orang yang
merespon keluhan penerima manfaat
memiliki informasi dan berpengaruh
mengenai program.
yang dapat memotivasi perubahan pada
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 19

4.3 Partisipasi masyarakat 4.5 Pengembangan Kapasitas

• Tingkat transisi dari pengendalian eksternal • Proporsi staf klinik dan manajerial yang
menjadi pengendalian lokal terhadap unsur- menunjukkan kinerja sesuai dengan tingkat
unsur program. kompetensi yang dibutuhkan. (Contoh:
gambaran tugas seorang bidan mencakup
kemampuan untuk melakukan aspirasi
4.4 Kualitas pelayanan vakum manual (manual vacuum aspiration/
MVA); tinjauan kinerja tahunan mencatat
• Laporan yang menampilkan pengumpulan
jumlah MVA yang dilakukan selama
dan respon terhadap pandangan penduduk
satu tahun; sejumlah grafik MVA bidan
penerima manfaat
akan ditinjau (misalnya lima grafik yang
• Daftar-periksa pengawasan yang dibuat
dipilih secara acak) dan dinilai dalam hal
secara teratur dengan skor kualitas yang
kepatuhan terhadap protokol standar.)
dapat diterima (lihat Gambar 2).

Gambar 2: Contoh Daftar-Periksa Pengawasan Kesehatan Reproduksi


Tanggal

Fasilitas

Manajer fasilitas

Pengawas

SKOR

Indikator 1: Kualitas Pelayanan Antenatal - Trimester 1

Periksa lima konsultasi Pelayanan AN trimester ke-1

Langkah Skor 1 jika tindakan ini dilakukan.

Skor 0 jika tindakan ini tidak dilakukan.

Nomor Konsultasi 1 2 3 4 5

Tindakan penting Ps mendapatkan setidaknya 1 TT

TD diperiksa

Urin diperiksa untuk protein


Ps menerima sedikitnya 30 tablet fero
sulfat dan asam folat
Ps diajarkan tanda-tanda bahaya

Ps telah menerima LLIN


Kunci: Ps = pasien; TD = tekanan darah; LLIN = kelambu yang diberi insektisida; TT = toxoid
tetanus
20

4.6 Komunikasi Reproductive health during conflict and


displacement - A guide for programme managers.
• Bahan informasi kesehatan dapat dilihat di World Health Organization, 2000. http://www.
masyarakat who.int/reproductivehealth/publications/
• Interaksi klien-penyedia dan wawancara maternal_perinatal health/RHR 00 13/en/
klien saat keluar (client exit interview)
diamati Bacaan tambahan
• Untuk jangka panjang, bukti adanya
perubahan perilaku di antara anggota UN Secretary General’s Bulletin “Special
masyarakat. measures for protection from sexual
exploitation and sexual abuse”, ST/
SGB/2003/13, 9 October 2003. http://
4.7 Advokasi ochaonline.un.org/OchaLinkClick. Aspx/
link=ocha&DocId=1001083
• Adanya, atau terjadinya perubahan ke arah
kebijakan yang mempromosikan akses ke IASC Gender Handbook in Humanitarian
layanan kesehatan reproduksi Action. Women, Girls, Boys and Men -
• Proporsi penyedia layanan dan anggota Different Needs, Equal Opportunities. IASC,
masyarakat yang mengetahui tentang 2006. http://ochaon-line.un.org/OCHAHome/
kebijakan-kebijakan kesehatan reproduksi AboutUs/GenderEquality/KeyDocuments/
• Layanan kesehatan reproduksi IASCGenderHandbook/ tabid/5887/language/
mencerminkan pelaksanaan kebijakan en-US/Default.aspx
kesehatan reproduksi yang positif
Guidelines for Gender-based Violence
Interventions in Humanitarian Assistance. IASC,
4.8 Hak asasi manusia 2005. http://www.humanitarianinfo.org/iasc/
content/ subsidi/tfgender/gbv.asp
• Tingkat pemanfaatan layanan kesehatan
reproduksi berdasarkan suku, usia, status Guidelines for HIV/AIDS interventions in
perkawinan, status imigrasi/suaka, agama, emergency settings. IASC, 2004. http://www.
geografi, dll. unfpa.org/upload/libpubfile/249filenameguideli
nes¬hiv-emer.pdf

5 Bacaan Lanjutan Lisa VeneKlasen, with Valerie Miller. A New


Weave of Power, People & Politics: The Action
Bacaan utama Guide for Advocacy and Citizen Participation.
Practical Action Publishing, April 2007. http://
The Sphere Project. Humanitarian Charter and developmentbookshop.com/productinfo.
Minimum Standards in Humanitarian Response. php?products id=741
2004. www.sphereproject.org/content/
view/27/84 (Revisi selesai tahun 2010).
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 21

Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 PENYUSUNAN PROGRAM
3.1 Lembaga koordinator kesehatan reproduksi dan
21
23
23
2
BAB DUA

Paket
petugas kesehatan reproduksi 23 Pelayanan
3.2 Mencegah kekerasan seksual dan merespon kebutuhan
Awal
korban/penyintasnya 23
3.3 Mengurangi penularan HIV 37
Minimum
3.4 Mencegah kesakitan dan kematian maternal dan neonatal 43 (PPAM)
3.5 Supply untuk melaksanakan PPAM 46
3.6 Rencana untuk mengintegrasikan layanan kesehatan
reproduksi komprehensif ke dalam pelayanan kesehatan dasar 49
4 PERTIMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DAN HUKUM 52
5 MONITORING 53
6 BACAAN LANJUTAN 57

1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan reproduksi penduduk pada permulaan suatu keadaan darurat. PPAM
menentukan layanan kesehatan reproduksi manakah yang paling penting untuk mencegah
kesakitan dan kematian, khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak perempuan,
dalam situasi bencana. Mengabaikan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana memiliki
konsekuensi yang serius: kematian maternal dan neonatal, kekerasan seksual dan komplikasi
selanjutnya seperti trauma, infeksi menular seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan
dan aborsi yang tidak aman, juga kemungkinan penyebaran HIV. Semua kegiatan PPAM perlu
dilaksanakan secara bersamaan. PPAM adalah sebuah standar Sphere.

PPAM dikembangkan atas dasar bukti-bukti yang terdokumentasi dengan baik dari kebutuhan
kesehatan reproduksi di dalam situasi kemanusiaan dan karena itu dapat dilaksanakan tanpa
assessment awal awal, Namun, beberapa informasi dasar tentang demografi dan kesehatan
penduduk yang terdampak harus dikumpulkan melalui mekanisme koordinasi kesehatan untuk
pelaksanaan kegiatan PPAM yang optimal.

Penting untuk dicatat bahwa komponen-komponen PPAM membentuk persyaratan minimum.


Rencanakan dan terapkan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif, seperti
dicantumkan dalam Bab 4 sampai 10 dari Pedoman Lapangan ini, segera setelah situasi
memungkinkan. Bahkan dalam situasi dimana komponen-komponen lain kesehatan reproduksi
disediakan, pastikan bahwa tujuan PPAM juga dilaksanakan karena hal tersebut merupakan
prioritas.
22

Paket Pelayanan
Awal Minimum
Tujuan PPAM
• MEMASTIKAN sektor/cluster kesehatan menetapkan suatu organisasi untuk
mengkoordinasi pelaksanaan PPAM. Lembaga koordinator kesehatan reproduksi :
 menominasikan seorang petugas kesehatan reproduksi untuk memberi dukungan
teknis dan operasional untuk semua lembaga yang menyediakan pelayanan
kesehatan
 menjadi tuan rumah pertemuan reguler para stakeholders untuk memfasilitasi
pelaksanaan PPAM
 melapor kembali kepada pertemuan sektor/cluster kesehatan mengenai isu-isu
yang terkait dengan pelaksanaan PPAM
 membagi informasi tentang ketersediaan sumber daya dan supply kesehatan
reproduksi
• MENCEGAH DAN MENANGANI konsekuensi kekerasan seksual:
 Melakukan tindakan-tindakan untuk melindungi penduduk yang terdampak,
terutama perempuan dan anak perempuan, dari kekerasan seksual
 Membuat perawatan klinik tersedia untuk korban/penyintas perkosaan
 Memastikan masyarakat mengetahui tersedianya layanan klinik
• MENGURANGI penularan HIV:
 Memastikan praktik transfusi darah yang aman
 Memfasilitasi dan menekankan penerapan standard kewaspadaan universal
 Menyediakan kondom gratis
• MENCEGAH meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal
 Memastikan tersedianya layanan kegawatdaruratan kebidanan (EmOC =
emergency obstetric care) dan layanan perawatan bayi baru lahir, termasuk:
 Di fasilitas kesehatan: bidan-bidan yang terampil dan perlengkapan untuk
persalinan normal dan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal.
 Di rumah sakit rujukan: staf medis yang terampil dan perlengkapan untuk
penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal
 Membangun sistem rujukan untuk memfasilitasi transportasi dan komunikasi dari
masyarakat ke puskesmas dan antara puskesmas dan rumah sakit.
 Menyediakan kit persalinan bersih untuk wanita hamil yang terlihat dan penolong
persalinan untuk persalinan bersih dirumah jika terpaksa karena akses ke fasilitas
kesehatan tidak memungkinkan
• RENCANAKAN untuk layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi memungkinkan.
Mendukung partners sektor/cluster kesehatan untuk:
 Mengkoordinasikan pemesanan peralatan dan supply kesehatan reproduksi
berdasarkan perkiraan maupun pengamatan konsumsi.
 Mengumpulkan data latar belakang yang ada
 Mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk menyelenggarakan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di masa depan.
 Menilai kapasitas staf untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif dan rencana untuk pelatihan / pelatihan kembali staf.

Catatan: Penting juga untuk memastikan bahwa kontrasepsi tersedia untuk memenuhi permintaan,
pengobatan IMS dengan pendekatan sindrom tersedia untuk pasien-pasien dengan gejala dan obat
antiretroviral (ARV) tersedia untuk melanjutkan perawatan bagi orang-orang yang sudah menggunakan
ARV, termasuk sebagai pencegahan transmisi ibu-ke-anak. Selain itu, pastikan bahwa bahan
perlindungan menstruasi yang sesuai secara budaya (biasanya dikemas bersama peralatan mandi
lainnya di dalam “hygiene kit”) didistribusikan kepada perempuan dan anak perempuan.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 23

2 TUJUAN Untuk memastikan pelaksanaan PPAM, hal-hal


berikut harus dilakukan:
Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan
informasi dan petunjuk bagi petugas kesehatan • Sektor/cluster kesehatan menetapkan
reproduksi, manajer program dan penyedia sebuah organisasi/lembaga koordinator
jasa yang bekerja dalam situasi bencana kesehatan reproduksi.
tentang: • Lembaga koordinator kesehatan reproduksi
akan menempatkan seorang petugas
• peran dan fungsi lembaga koordinator kesehatan reproduksi (lihat Kotak 4,
kesehatan reproduksi dan petugas hal 24, untuk kerangka acuan petugas
kesehatan reproduksi; kesehatan reproduksi), yang berfungsi di
• pencegahan kekerasan seksual dan dalam sektor/cluster kesehatan. Petugas
manajemen klinis dari konsekuensi kesehatan reproduksi, didukung oleh
perkosaan; lembaga koordinator kesehatan reproduksi,
• intervensi prioritas untuk mengurangi memastikan bahwa:
penularan HIV;  semua lembaga kesehatan yang
• intervensi prioritas untuk mengurangi bekerja di suatu daerah krisis harus
kesakitan dan kematian maternal dan memperhatikan kesehatan reproduksi;
neonatal  pertemuan reguler para stakeholders
• perencanaan untuk integrasi layanan kesehatan reproduksi diadakan untuk
kesehatan reproduksi komprehensif ke menyelenggarakan PPAM secara benar;
dalam pelayanan kesehatan dasar saat  informasi dari pertemuan tersebut
situasi mulai stabil; dibagikan dan dibahas dalam rapat
• supply yang diperlukan untuk melaksanakan koordinasi sektor/cluster kesehatan
PPAM. umum.
 dukungan teknis dan operasional
disediakan bagi para mitra kesehatan
3 PENYUSUNAN PROGRAM untuk melaksanakan PPAM di semua
lokasi yang terdampak keadaan darurat.
3.1 Lembaga koordinator kesehatan
Termasuk:
reproduksi dan petugas kesehatan
 memberikan petunjuk dan dukungan
reproduksi
teknis untuk pengadaan supply kesehatan
Sejak awal respon di setiap situasi bencana, reproduksi secara terkoordinasi;
sektor kesehatan atau cluster kesehatan  mengidentifikasi staf yang terampil untuk
harus menetapkan satu organisasi sebagai melaksanakan pelayanan PPAM.
koordinator kesehatan reproduksi. Bisa berupa
3.2 Pencegahan dan respon
sebuah LSM internasional, Kementerian
terhadap kekerasan seksual
Kesehatan (Kemenkes) atau lembaga PBB.
Organisasi yang dicalonkan, yaitu yang Dalam rangka mencegah kekerasan seksual
diidentifikasi memiliki kapasitas terbaik untuk dan merespon kebutuhan korban/penyintas
memenuhi peran ini, harus segera menugaskan sejak permulaan keadaan darurat, harus
seorang petugas kesehatan reproduksi tetap dilaksanakan:
untuk jangka waktu minimal tiga bulan guna
memberi dukungan teknis dan operasional • mekanisme untuk melindungi penduduk
kepada mitra kesehatan dan untuk memastikan terdampak dari kekerasan seksual;
bahwa kesehatan reproduksi adalah prioritas • layanan klinis untuk merawat korban/
serta mencapai cakupan yang baik untuk penyintas perkosaan
layanan PPAM.
24

Kotak 4: Petugas kesehatan reproduksi - Kerangka Acuan

Petugas kesehatan reproduksi bertanggung jawab untuk mendukung mitra sektor/cluster


kesehatan untuk melaksanakan PPAM dan merencanakan penyediaan layanan kesehatan
reproduksi komprehensif. Peran petugas kesehatan reproduksi adalah untuk:

• mengkoordinasikan, mengkomunikasikan dan berkolaborasi dengan koordinator sektor


kesehatan atau koordinator cluster kesehatan dan secara aktif berpartisipasi dalam rapat
koordinasi kesehatan, menyediakan informasi dan mengangkat masalah-masalah teknis
dan strategis serta keprihatinan-keprihatinan;
• mendukung pengadaan dari bahan-bahan acuan dan supply secara terkoordinasi;
• menjadi tuan rumah pertemuan reguler para stakeholders kesehatan reproduksi pada
tingkat yang relevan (nasional, sub-nasional/regional, lokal) untuk memecahkan masalah
dan membuat strategi pelaksanaan PPAM dan untuk menyediakan bahan-bahan PPAM;
• memastikan komunikasi teratur antara semua tingkat dan melaporkan kembali kesimpulan-
kesimpulan penting, tantangan yang memerlukan resolusi (misalnya kebijakan atau
hambatan lain yang membatasi akses penduduk ke layanan kesehatan reproduksi) kepada
mekanisme koordinasi kesehatan secara keseluruhan. Mengidentifikasi sinergi dan
kesenjangan serta menghindari duplikasi kegiatan dan struktur paralel;
• menyediakan petunjuk teknis dan operasional mengenai pelaksanaan PPAM dan sesi
orientasi untuk audiens spesifik, kapan dan dimana memungkinkan (misalnya untuk
penyedia layanan, pekerja kesehatan masyarakat, staf program dan penduduk yang
terdampak, termasuk kaum remaja).
• bekerja sama dengan sektor lain (perlindungan, air dan sanitasi, pelayanan masyarakat,
koordinasi kamp, dll) yang terkait penanganan hal-hal terkait kesehatan reproduksi;
• mendukung para mitra kesehatan untuk mencari pendanaan kesehatan reproduksi melalui
proses perencanaan humanitarian dan proposal dengan berkoordinasi dengan sektor/
cluster kesehatan.

Petugas kesehatan reproduksi harus mengidentifikasi dan memahami dan memberikan


informasi tentang:

• unsur-unsur kebijakan-kebijakan nasional dan kebijakan negara tuan rumah, peraturan dan
hukum adat yang:
 mendukung layanan kesehatan reproduksi bagi penduduk yang terdampak
 menciptakan hambatan dan membatasi akses ke layanan kesehatan reproduksi
• protokol-protokol Kementerian Kesehatan yang relevan untuk perawatan yang sesuai
standar (misalnya protokol untuk penanganan klinis korban/penyintas perkosaan;
mekanisme rujukan untuk keadaan darurat kebidanan; dan, ketika merencanakan layanan
kesehatan reproduksi komprehensif, manajemen IMS dengan pendekatan sindrom dan
protokol keluarga berencana).

Petugas kesehatan reproduksi bekerja dalam konteks mekanisme koordinasi sektor/cluster


kesehatan secara keseluruhan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi:

• Gunakan daftar-periksa PPAM (lihat halaman 54) untuk memantau layanan-layanan.


Kumpulkan informasi tentang menyelenggaraan layanan, lakukan analisa temuan-temuan
dan bertindaklah atas kesenjangan dan tumpang tindih yang ditemukan.
• Kumpulkan atau buatlah perkiraan mengenai informasi dasar demografi dan kesehatan
reproduksi dari penduduk yang terdampak untuk mendukung pelaksanaan PPAM dan
perencanaan penyelenggaraan layanan kesehatan reproduksi komprehensif (lihat Bab 2).
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 25

• kesadaran masyarakat akan layanan yang mereka harus menandatangani dan


tersedia untuk korban/penyintas perkosaan. mentaati suatu pedoman perilaku terhadap
eksploitasi dan penganiayaan seksual (SEA/
3.2.1 Mencegah kekerasan seksual Sexual Exploitation and Abuse);
• memastikan bahwa pedoman perilaku
Kekerasan seksual telah dilaporkan dari
dan mekanisme pelaporan SEA oleh staf
kebanyakan situasi darurat bencana, termasuk
kesehatan ada, serta langkah-langkah
yang disebabkan oleh bencana alam.
hukuman yang relevan untuk menegakkan
Semua pelaku dalam situasi kemanusiaan
pedoman perilaku tersebut.
harus menyadari risiko kekerasan seksual
dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
3.2.2 Merespon kebutuhan korban/
multisektoral untuk mencegah dan melindungi
penyintas perkosaan
penduduk yang terdampak, khususnya
perempuan dan anak perempuan. Petugas Untuk mencegah dan menangani konsekuensi
kesehatan reproduksi harus membahas kesehatan yang mungkin terjadi, korban/
masalah kekerasan seksual dalam rapat penyintas perkosaan harus memiliki akses
koordinasi kesehatan. Dalam kolaborasi ke perawatan klinis, termasuk konseling
dengan mekanisme sektor/cluster kesehatan yang mendukung, sesegera mungkin setelah
secara keseluruhan, petugas kesehatan kejadian. Pastikan bahwa layanan perawatan
reproduksi dan staf program kesehatan kesehatan dapat memberikan perawatan itu
reproduksi harus : pada permulaan suatu respon bencana.

• memastikan perempuan, pria, remaja Korban/penyintas mungkin juga membutuhkan


dan anak-anak memiliki akses terhadap perlindungan dan dukungan psikososial dan
layanan kesehatan dasar, termasuk hukum. Secepat mungkin, dukunglah proses
layanan kesehatan seksual dan kesehatan untuk mengidentifikasi pembagian yang jelas
reproduksi; dari peran dan tanggung jawab para mitra
• mendesain dan menempatkan fasilitas kesehatan dan di antara semua program
kesehatan untuk meningkatkan keamanan sektor/cluster yang memberi respon terhadap
fisik, melalui konsultasi dengan masyarakat, kebutuhan-kebutuhan korban/penyintas
khususnya pada perempuan dewasa dan (kesehatan, perlindungan, keamanan dan
remaja;
• berkonsultasi dengan penyedia layanan
dan pasien tentang keamanan di fasilitas- Kotak 5: Pedoman prinsip Ketika
fasilitas kesehatan; Merespon Kebutuhan Korban/
• menempatkan toilet dan tempat mencuci penyintas Perkosaan
laki-laki dan perempuan secara terpisah di
fasilitas kesehatan di tempat yang aman Pedoman prinsip berikut ini harus selalu
dengan penerangan jalan yang memadai dihormati sepanjang waktu oleh semua
pada malam hari, dan memastikan bahwa pekerja kemanusiaan yang merespon
pintu-pintu dapat dikunci dari dalam; kebutuhan korban/penyintas:
• memastikan bahwa semua bahasa sub-
kelompok etnis terwakili di penyedia
Keselamatan
layanan atau ada penerjemah; Kerahasiaan
• mempekerjakan perempuan sebagai
penyedia layanan, pekerja kesehatan Menghormati
masyarakat, staf program dan penerjemah;
• memberitahu penyedia layanan mengenai Non-diskriminasi
pentingnya menjaga kerahasiaan dan
26

layanan masyarakat) agar dapat memastikan komponen-komponen berikut:


adanya mekanisme rujukan untuk korban/  komunikasi yang mendukung
penyintas yang terkoordinasi, terpusat pada  Anamnesa dan pemeriksaan
korban/penyintas, dan menjaga kerahasiaan.  pengumpulan bukti-bukti forensik
Dokumen yang dihasilkan dari proses ini sepanjang relevan
kadang-kadang disebut sebagai Standar  perawatan yang penuh perhatian dan
Operasional Prosedur (SOP) GBV (lihat Bab 8: menjaga kerahasiaan, termasuk:
GBV).  kontrasepsi darurat
 pengobatan terhadap IMS
3.2.3 Layanan klinis untuk korban/  profilaksis pasca-paparan (PEP/Post
penyintas perkosaan Exposure Prophilaxis) untuk mencegah
penularan HIV
Saat akan menyelenggarakan manajemen klinis
 perawatan luka dan pencegahan
untuk korban/penyintas perkosaan, petugas
tetanus
kesehatan reproduksi dan staf program harus:
 pencegahan hepatitis B
 rujukan untuk layanan lebih lanjut,
• menetapkan daerah konsultasi pribadi
dengan lemari arsip yang dapat dikunci; misalnya kesehatan, psikologis dan
• memastikan tersedianya protokol yang jelas sosial.
serta peralatan dan supply yang memadai
Komunikasi yang mendukung
• mempekerjakan penyedia layanan
perempuan dan laki-laki yang fasih dalam Pastikan penyedia layanan mampu
bahasa setempat, atau bila hal ini tidak memperluas dukungan yang penuh perhatian
mungkin, pendamping dan penerjemah laki- dan rahasia kepada korban/penyintas melalui
laki dan perempuan yang terlatih; komunikasi yang tepat, jelas, tidak menghakimi
• melibatkan perempuan, juga remaja dan mendengarkan secara aktif.
perempuan dan laki-laki, di dalam
pengambilan keputusan mengenai akses Anamnesa dan pemeriksaan
ke layanan dan mengenai nama yang tepat
untuk layanan itu; Riwayat yang terinci dan pemeriksaan
• memastikan bahwa layanan dan mekanisme kesehatan menyeluruh dilakukan setelah
rujukan ke rumah sakit dalam kasus memastikan korban/penyintas memahami
komplikasi yang mengancam hidup tersedia dan menyetujui tiap langkah. Formulir-formulir
24 jam sehari / 7 hari seminggu; yang sudah dicetak untuk anamnesa dan
• setelah layanan tersedia informasikan pemeriksaan membimbing proses ini dan
ke masyarakat mengapa, dimana dan semua temuan harus didokumentasikan secara
kapan (secepatnya setelah perkosaan) lengkap.
layanan ini harus diakses. Gunakan jalur
Tujuan utama dari anamnesa dan pemeriksaan
komunikasi yang sesuai dengan keadaan
adalah untuk menentukan perawatan klinis
(misalnya melalui bidan, pekerja kesehatan
yang diperlukan, dan dilakukan sesuai
masyarakat, tokoh masyarakat, pesan di
kesediaan korban/penyintas. Korban/penyintas
radio atau selebaran berisi informasi di toilet
harus diyakinkan bahwa dia yang memegang
perempuan);
kendali, dan tidak perlu berbicara tentang apa
• memastikan penyedia layanan terampil.
pun yang membuatnya merasa tidak nyaman
Apabila diperlukan, adakan sesi informasi
dan dia dapat menghentikan proses setiap
atau pelatihan penyegaran singkat tentang
saat. Adalah hak korban/penyintas untuk
perawatan klinis untuk korban/penyintas
memutuskan apakah akan diperiksa atau tidak.
perkosaan. Pengelolaan klinis untuk
korban/penyintas perkosaan mencakup
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 27

Pengumpulan bukti forensik akan menggunakan sertifikat medis.

• Persyaratan hukum setempat, laboratorium Perawatan yang penuh perhatian dan


dan fasilitas penyimpanan menentukan menjaga rahasia
kapan dan bukti-bukti forensik apa yang
harus dikumpulkan. Perawatan dapat dimulai tanpa pemeriksaan
• Bukti-bukti dikumpulkan selama jika itu pilihan korban/penyintas. Lakukan
pemeriksaan medis jika ada persetujuan perawatan terhadap komplikasi yang
dari korban/penyintas. mengancam nyawa terlebih dahulu dan korban/
• Minimal, harus tersimpan catatan tertulis penyintas dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan
dari semua hal yang ditemukan selama yang lebih tinggi bila perlu.
pemeriksaan medis yang dapat mendukung
cerita korban/penyintas, termasuk keadaan Aturan Penggunaan
pakaiannya. Rekam medis adalah bagian Pil kontrasepsi darurat
dari catatan hukum dan dapat diajukan
sebagai bukti (dengan persetujuan korban/ 1. Hanya levonorgestrel saja: 1.5 mg
penyintas) jika kasus tersebut masuk ke levonorgestrel dalam dosis tunggal (ini
pengadilan. Oleh karena itu harus dijaga adalah sediaan yang direkomendasikan
kerahasiaannya di tempat yang aman. karena lebih efektif dengan efek samping
• Jika ada mikroskop, seorang penyedia yang lebih sedikit); atau
layanan kesehatan yang terlatih atau
petugas laboratorium dapat memeriksa 2. Kombinasi estrogen - progestogen
wet-mount slide /sediaan hapusan basah (Yuzpe): dosis 100 mikrogram etinil
untuk melihat ada-tidaknya sperma, yang estradiol ditambah 0.5 mg levonorgestrel,
membuktikan telah terjadi penetrasi. Bukti diminum secepat mungkin, diikuti dengan
lebih lanjut (seperti pakaian, benda asing, air dosis yang sama 12 jam kemudian.
mani atau darah untuk DNA atau urin untuk
pengujian toksikologi) hanya dikumpulkan
jika kapasitas lokal untuk pemrosesan Kontrasepsi darurat
(penyimpanan, analisis laboratorium)
ada dan jika bukti-bukti tersebut dapat Pil kontrasepsi darurat dapat mencegah
digunakan di pengadilan. kehamilan yang tidak diinginkan jika digunakan
• Bila diminta oleh korban/penyintas, dalam waktu 120 jam (sampai 5 hari) dari
penyedia layanan dapat membuat sertifikat terjadinya perkosaan. Ada dua aturan minum
medis atau formulir untuk polisi. Tergantung pil kontrasepsi darurat yang dapat digunakan
pada hukum yang berlaku, formulir ini dapat (lihat kotak di atas).
digunakan untuk tujuan-tujuan hukum,
• Tindakan dengan salah satu cara di atas
seperti ganti rugi atau suaka. Dokumen
harus dimulai sesegera mungkin setelah
dibuat dalam dua salinan. Satu salinan
terjadinya perkosaan karena keefektifannya
disimpan terkunci di puskesmas atau
akan menurun seiring dengan waktu. Kedua
disimpan manajer program. Salinan lainnya
cara adalah efektif bila digunakan hingga 72
diberikan kepada korban/penyintas jika
jam setelah perkosaan, dan masih cukup
dia menginginkannya setelah konseling
efektif jika pengobatan dimulai dalam waktu
mengenai risiko kekerasan lebih lanjut
72-120 jam. Efektivitas setelah penundaan
jika dokumen itu ditemukan dalam
yang lebih lama belum diselidiki.
kepemilikannya.
• Ada produk-produk yang dikemas
• Korban/penyintas adalah satu-satunya
khusus untuk kontrasepsi darurat, namun
orang yang memutuskan kapan dan dimana
tidak tersedia di semua negara. Jika pil
28

kontrasepsi darurat kemasan tidak tersedia yang mungkin terjadi terhadap menstruasi
dalam situasi Anda, maka kontrasepsi berikutnya. Pil kontrasepsi darurat tidak
darurat dapat disediakan dengan dapat mencegah kehamilan dari hubungan
menggunakan pil kontrasepsi oral biasa seksual yang terjadi setelah pil diminum.
(lihat Tabel 1, hal 28). Sediakan kondom untuk digunakan dalam
• Beri petunjuk kepada korban/penyintas waktu dekat.
tentang cara menggunakan pil, efek • Jelaskan kepada korban/penyintas bahwa
samping yang mungkin timbul dan efek ada risiko kecil kalau penggunaaan pil itu

Tabel 1: Aturan Penggunaan Kontrasepsi Darurat


Aturan Komposisi pil Nama merek Dosis pertama Dosis kedua
(per dosis) (jumlah tablet) 12 jam kemudian
(jumlah tablet)

Hanya 750 μg Levonelle, 2 0


levonorgestrel NorLevo,
Plan B,
Postinor-2,
Vikela

30 μg Microlut, 50 0
Microval,
Norgeston

37.5 μg Ovrette 40 0

Kombinasi EE 50 µg plus Eugynon 2 2


LNG 250 µg 50, Fertilan,
atau Neogynon, Noral,
EE 50 µg plus Nordiol, Ovidon,
NG 500 µg Ovral, Ovran,
Tetragynon /
PC-4, Preven,
E-Gen-C,
Neo-Primovlar 4

EE 30 µg plus Lo / Femenal, 4 4
LNG 150 µg Microgynon,
atau Nordete, Ovral L,
EE 30 µg plus Rigevidon
NG 300 µg

EE = etinilestradiol; LNG = levonorgestrel; NG = norgestrel.

(Diadaptasi dari: Consortium for Emergency Contraception, Emergency contraceptive pills, medical and service
delivery guidelines, Second Edition. Washington, DC, 2004).
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 29

tidak berhasil. Menstruasi harus terjadi Pemasangan IUD tembaga merupakan


kira-kira pada waktu yang sama seperti metode kontrasepsi darurat yang efektif
biasanya. Mungkin akan seminggu lebih jika korban/penyintas datang dalam lima hari
awal atau beberapa hari terlambat. Jika setelah perkosaan (dan jika sebelumnya tidak
menstruasi tidak terjadi dalam waktu ada hubungan seksual tanpa perlindungan
seminggu setelah tanggal perkiraan, dalam siklus haid ini). Hal ini dapat mencegah
korban/penyintas harus kembali untuk lebih dari 99% kehamilan selanjutnya. Bila saat
melakukan tes kehamilan dan/atau ovulasi dapat diperkirakan (risiko terjadi ovulasi
membahas pilihan-pilihan apabila ternyata adalah rendah sampai dengan hari ke tujuh
terjadi kehamilan. Jelaskan kepada korban/ dari siklus menstruasi), korban/penyintas dapat
penyintas bahwa bercak-bercak atau memasang IUD tembaga lebih dari lima hari
pendarahan sedikit adalah hal biasa bila sesudah perkosaan, selama pemasangan tidak
menggunakan levonorgestrel. Sehingga dilakukan lebih dari lima hari setelah ovulasi.
jangan salah mengira bahwa itu menstruasi
normal. Tawarkan kepada korban/penyintas konseling
• Efek samping: Sampai dengan 50% tentang layanan ini, agar dia dapat membuat
pengguna melaporkan rasa mual ketika keputusan berdasarkan informasi. Penyedia
menggunakan pil kontrasepsi darurat . yang terampil harus melakukan konseling dan
Meminum pil bersama dengan makanan memasang IUD.
akan mengurangi mual. Cara yang
Jika IUD dipasang, pastikan untuk memberi
menggunakan hanya levonorgestrel telah
perawatan IMS lengkap, seperti yang
terbukti secara signifikan lebih sedikit
direkomendasikan di bawah. IUD dapat
mual dan muntah dibandingkan kombinasi
dilepas pada saat menstruasi berikutnya
estrogen-progestogen (Yuzpe). Jika muntah
atau dipertahankan sebagai kontrasepsi di
terjadi dalam waktu dua jam setelah
kemudian hari.
minum obat, ulangi dosisnya. Dalam kasus
muntah-muntah yang parah, maka pil dapat Perawatan untuk dugaan infeksi menular
diberikan lewat vagina. seksual (IMS)
• Langkah pencegahan: pil kontrasepsi
darurat dapat digunakan dengan aman • Tawarkan antibiotik kepada korban/
oleh setiap perempuan atau gadis remaja, penyintas perkosaan sebagai pengobatan
bahkan bagi mereka yang tidak dapat terhadap dugaan gonorea, infeksi klamidia
menggunakan metode hormonal secara dan sifilis (lihat Tabel 2 dan 3). Jika IMS
terus-menerus, karena dosis hormon lain ditemukan di daerah itu (seperti
yang digunakan relatif kecil dan pil trikomoniasis atau chancroid), berikan
digunakan untuk waktu yang singkat. Pil pengobatan untuk infeksi ini juga.
kontrasepsi darurat tidak akan efektif • Berikan paket pengobatan yang paling
dalam kasus kehamilan yang sudah terjadi. singkat yang tersedia dalam protokol lokal,
Pil kontrasepsi darurat dapat diberikan yang mudah untuk diikuti. Sebagai contoh,
bila status kehamilan belum jelas dan tes jika korban/penyintas datang dalam waktu
kehamilan tidak tersedia, karena tidak 30 hari setelah kejadian, maka 400 mg
ada bukti yang menunjukkan bahwa pil- cefixime ditambah 1 g azithromisin secara
pil itu dapat merugikan perempuan atau oral merupakan pengobatan yang cukup
membahayakan kehamilan yang sudah ada. untuk dugaan gonorea, infeksi klamidia dan
Tidak ada kontraindikasi medis lain untuk sifilis inkubasi.
penggunaan pil kontrasepsi darurat.
30

• Perlu disadari bahwa perempuan yang empat minggu setelah dosis pertama dan
sedang hamil atau yang memiliki alergi tidak dosis ketiga delapan minggu setelah dosis
boleh minum antibiotik tertentu, dan lakukan kedua.
modifikasi pengobatan yang sesuai (lihat
Tabel 2).
• Sediaan untuk dugaan IMS dapat dimulai
pada hari yang sama dengan kontrasepsi
darurat dan profilaksis pasca-paparan untuk
HIV (PEP). Untuk mengurangi efek samping,
seperti mual, dosis dapat dibagi (dan
diminum bersama dengan makanan).
• Berikan vaksin hepatitis B dalam waktu 14
hari setelah penyerangan kepada korban/
penyintas, kecuali bila korban/penyintas
telah divaksinasi lengkap. Sebanyak tiga
dosis diperlukan, dosis kedua diberikan
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 31

Tabel 2: Protokol Perawatan IMS yang direkomendasi WHO untuk Orang


Dewasa

Catatan: Ini adalah contoh perawatan untuk infeksi menular seksual. Mungkin ada pilihan perawatan
lain. Selalu ikuti protokol perawatan setempat untuk infeksi menular seksual.

IMS Pengobatan
Gonorea cefiksime 400 mg secara oral, dosis tunggal
atau
ceftriaksone 125 mg secara intramuskuler, dosis tunggal

Infeksi klamidia azitromisin 1 g secara oral, dalam dosis tunggal


(Antibiotik ini juga aktif terhadap sifilis inkubasi (dalam waktu 30 hari setelah
terpapar)
atau
doksisiklin 100 mg secara oral, dua kali sehari selama 7 hari
(Kontraindikasi pada kehamilan)

Infeksi klamidia azitromisin 1 g secara oral, dalam dosis tunggal


pada wanita (Antibiotik ini juga aktif terhadap sifilis inkubasi (dalam waktu 30 hari setelah
hamil paparan)
atau
eritromisin 500 mg secara oral, 4 kali sehari selama 7 hari
atau
amoksisilin 500 mg secara oral, 3 kali sehari selama 7 hari

Sifilis benzatin benzilpenisilin* 2,4 juta IU, intramuskuler, hanya sekali


(Berikan sebagai dua suntikan di tempat terpisah)
atau
azitromisin 2 g secara oral sebagai dosis tunggal (untuk pengobatan sifilis
primer, sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <2 tahun)
(Antibiotik ini juga aktif terhadap infeksi klamidia)

Sifilis, pasien alergi azitromisin 2 g secara oral sebagai dosis tunggal (untuk pengobatan sifilis primer,
terhadap penisilin sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <2 tahun)
atau
doksisiklin 100 mg secara oral dua kali sehari selama 14 hari
(Kontraindikasi pada kehamilan)
Azitromisin dan doksisiklin juga aktif terhadap infeksi klamidia

Sifilis pada azitromisin 2 g secara oral sebagai dosis tunggal (untuk pengobatan sifilis primer,
wanita hamil sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <2 tahun)
yang alergi atau
terhadap eritromisin 500 mg secara oral, 4 kali sehari selama 14 hari
penisilin Azitromisin dan eritromisin juga aktif terhadap infeksi klamidia
32

IMS Pengobatan
Trichomonas metronidazol 2 g secara oral sebagai dosis tunggal
atau
tinidazole 2 g secara oral sebagai dosis tunggal
atau
metronidazole 400 atau 500 mg secara oral, 2 kali sehari selama 7 hari
Hindari metronidazol dan tinidazol pada trimester pertama kehamilan

* Catatan: Jika korban/penyintas datang dalam waktu 30 hari dari kejadian, maka benzatin
benzilpenisilin dapat ditiadakan jika dalam pengobatan termasuk azitromisin 1 g sebagai dosis
tunggal, yang efektif terhadap sifilis inkubasi maupun infeksi klamidia. Jika korban/penyintas
datang lebih dari 30 hari setelah kejadian, maka azitromisin 2 g sebagai dosis tunggal adalah
pengobatan yang cukup untuk dugaan sifilis primer, sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <
2 tahun, dan juga efektif untuk infeksi klamidia.

Tabel 3: Protokol Pengobatan IMS yang direkomendasikan WHO untuk Anak


dan Remaja
Catatan: Ini adalah contoh pengobatan untuk infeksi menular seksual. Mungkin ada pilihan
pengobatan lain. Selalu ikuti protokol pengobatan setempat untuk infeksi menular seksual dan
gunakan obat-obatan dan dosis yang sesuai untuk anak-anak.

Berat atau
IMS Pengobatan
usia
Gonorea <45 kg ceftriaksone 125 mg secara intramuskuler, dosis tunggal
atau
spektinomisin 40 mg/kg berat badan, intramuskular (hingga
maksimum 2 g), dosis tunggal
atau (jika > 6 bulan)
cefiksime 8 mg/kg berat badan secara oral, dosis tunggal
<45 kg Obati sesuai protokol dewasa

Infeksi klamidia <45 kg azitromisin 20 mg / kg secara oral, dosis tunggal


atau
eritromisin 50 mg/kg berat badan harian, secara oral (hingga
maksimum 2 g), dibagi menjadi 4 dosis, selama 7 hari
>12 tahun Obati sesuai protokol dewasa

> 45 kg eritromisin 500 mg secara oral, 4 kali sehari selama 7 hari


tapi atau
<12 azitromisin 1 g secara oral, dosis tunggal
tahun

Sifilis Benzatin penisilin* 50,000 IU / kg IM (hingga maksimum 2,4 juta


IU), dosis tunggal
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 33

IMS Berat atau Pengobatan


usia

Sifilis, pasien alergi terhadap eritromisin 50 mg/kg berat badan setiap hari, secara oral (hingga
penisilin maksimum 2 g), dibagi menjadi 4 dosis, selama 14 hari

Trikomoniasis <12 tahun metronidazol 5 mg/kg berat badan secara oral, 3 kali sehari
selama 7 hari

>12 tahun Obati sesuai protokol dewasa

* Catatan: Jika korban/penyintas datang dalam waktu 30 hari dari kejadian, pengobatan dengan Benzatin
penisilin untuk dugaan sifilis dapat ditiadakan apabila dalam pengobatan termasuk azitromisin, yang efektif
terhadap sifilis inkubasi serta infeksi klamidia.

PEP (Post Exposure Prophylaxis/Pencegahan • Tawarkan PEP untuk semua korban/


pasca paparan) untuk mencegah penularan HIV penyintas yang memenuhi syarat, termasuk
mereka yang tidak ingin menjalani tes
Kemungkinan penularan HIV setelah perkosaan HIV. Mulailah dosis pertama PEP secepat
dapat dikurangi melalui pemberian segera mungkin. Jangan menunda memulai PEP
PEP. PEP harus dimulai dalam waktu 72 jam sambil menunggu hasil VCT.
setelah paparan dan diteruskan selama 28 hari. • Jangan menawarkan PEP untuk korban/
PEP perlu dimulai sesegera mungkin setelah penyintas yang diketahui atau ditemukan
paparan karena studi menunjukkan bahwa HIV-positif. Meskipun tidak akan
PEP lebih efektif bila semakin cepat dimulai. membahayakan, tidak ada manfaat yang
WHO merekomendasikan terapi kombinasi 28 dapat diharapkan. Arahkan korban/
hari dengan dua inhibitor nucleoside-analogue penyintas HIV-positif untuk mendapat
reverse-transcriptase, sebaiknya dengan dosis pengobatan HIV, dukungan dan layanan
kombinasi tetap (Petunjuk ini berlaku pada saat perawatan jika tersedia.
buku dicetak. Karena bidang ini berkembang
pesat, mungkin akan terjadi perubahan.
Silahkan periksa www.iawg.net  untuk
informasi terkini).

Untuk korban/penyintas kekerasan seksual:

• Lakukan penilaian risiko terpapar HIV


sebelum menggunakan PEP. Periksalah
riwayat kejadian (termasuk apakah ada lebih
dari satu penyerang), penetrasi vagina atau
anal dan jenis luka yang ada
• Tawarkan konseling dan pemeriksaan HIV
sukarela (lihat Bab 10: VCT) dalam dua
minggu pertama setelah kejadian. Namun,
tes HIV tidak wajib dijalankan sebelum
menggunakan PEP.
34

Tabel 4: Terapi Kombinasi Dua Obat yang direkomendasikan


untuk HIV-PEP pada Orang Dewasa

Berat atau usia Pengobatan Dosis Persediaan 28 hari

Dewasa Tablet kombinasi mengandung 1 tablet dua kali 60 tablet


Zidovudine (300 mg) dan Lamuvidine / hari
(150 mg)

atau atau atau

Zidovudine (ZDV / AZT) 300 mg tablet 1 tablet dua kali 60 tablet


/ hari

ditambah ditambah ditambah

Lamuvidine (3TC) 150 mg tablet 1 tablet dua kali 60 tablet


/ hari

Tabel 5: Terapi Kombinasi Dua-Obat yang direkomendasikan


untuk HIV-PEP pada Anak

Berat atau usia Pengobatan Resep Persediaan 28 hari


<2 tahun atau 5-9 Zidovudine (ZDV / AZT) 7,5 ml dua kali = 420 ml (yaitu 5 botol 100 ml
kg sirup * 10 mg / ml sehari atau 3 botol 200 ml)

ditambah ditambah ditambah

Lamivudine (3 TC) sirup 2,5 ml dua kali = 140 ml (yaitu 2 botol 100 ml
10 mg / ml sehari atau 1 botol 200 ml)

10-19 kg Zidovudine (ZDV / AZT) 1 kapsul tiga kali 90 kapsul


kapsul 100 mg sehari

ditambah ditambah ditambah

Lamivudine (3 TC) 1/2 tablet dua 30 tablet


tablet 150 mg kali sehari

20-39 kg Zidovudine (ZDV / AZT) 2 kapsul 120 kapsul


kapsul 100 mg tiga kali sehari
 
ditambah ditambah ditambah

Lamivudine (3 TC) 1 tablet dua kali 60 tablet


tablet 150 mg sehari

* Buang botol sirup 15 hari setelah dibuka


Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 35

Kotak 6: Tiga-obat ARV PEP

Pengobatan terdiri dari tiga obat hanya direkomendasikan bilamana:

• Orang tersebut HIV-positif, memakai terapi antiretroviral dan diketahui menunjukkan


tanda-tanda, atau mempunyai riwayat terbukti resisten terhadap terapi antiretroviral
atau
• Latar belakang prevalensi resistensi terapi antiretroviral di masyarakat melebihi 15% (jika
diketahui).

Terapi kombinasi tiga obat yang direkomendasikan

Zidovudine (AZT) + Lamuvidine (3TC) + Lopinavir dengan dorongan Ritonavir

Kepatuhan terhadap pengobatan dengan tiga obat mungkin lebih sulit daripada pengobatan
dua obat. Karena efek samping yang berpotensi berbahaya, rujuklah korban/penyintas ke
klinisi atau dokter medis yang berpengalaman dalam pengobatan HIV.

Dari: Post-exposure Prophylaxis to Prevent HIV Infections, Joint WHO/ILO guidelines on post-
exposure prophylaxis PEP) to prevent HIV infection. WHO/ILO. 2007.

Penting untuk diketahui: Pertimbangkan pemberian antibiotik yang


sesuai dan penghilang rasa sakit jika ada luka
• Kehamilan bukan merupakan kontraindikasi kotor yang besar. Berikan profilaksis tetanus
untuk PEP. Beritahu wanita yang hamil jika ada luka robek pada kulit atau mukosa
kurang dari 12 minggu bahwa kemungkinan dan korban/penyintas belum divaksinasi
efek obat pada janin tidak diketahui. terhadap tetanus atau status vaksinasi tidak
• Konsultasikan kepada korban/penyintas jelas. Sarankan korban/penyintas untuk
tentang efek samping obat yang umum menyelesaikan jadwal vaksinasi (dosis kedua
seperti rasa lelah, mual dan gejala seperti pada empat minggu, dosis ketiga pada enam
flu. Efek samping ini bersifat sementara dan bulan sampai satu tahun).
dapat dikurangi dengan analgesik biasa
seperti parasetamol. Rujukan untuk intervensi krisis lebih lanjut
• Korban/penyintas dapat diberi persediaan
PEP untuk satu minggu dan sisa persediaan Dengan persetujuan korban/penyintas atau
tiga minggu diberikan pada saat kunjungan- atas permintaannya, tawarkan rujukan ke:
kunjungan berikutnya.
• sebuah rumah sakit bila ada komplikasi
• Berikan dosis 28 hari penuh untuk korban/
yang mengancam jiwa atau komplikasi
penyintas yang tidak dapat kembali dengan
yang tidak dapat ditangani di tingkat pusat
alasan apapun atau yang tinggal di tempat
kesehatan (puskesmas);
di mana pengungsian diperkirakan masih
• jasa perlindungan atau layanan sosial
akan berlangsung.
jika korban/penyintas tidak memiliki
Perawatan luka dan pencegahan tetanus tempat yang aman untuk pergi setelah
meninggalkan puskesmas;
Bersihkan setiap luka robek, luka dan lecet • perawatan aborsi yang aman di mana
dan jahitlah luka yang bersih dalam waktu tindakan ini diizinkan (legal). Tentukan
24 jam. Jangan menjahit luka yang kotor. indikasi hukum untuk pelayanan aborsi yang
36

aman. Di banyak negara, undang-undang inisiatif yang ditawarkan oleh penduduk


mengizinkan pengakhiran kehamilan yang terdampak, pusat-pusat untuk
akibat perkosaan. Penghentian kehamilan perempuan dan kelompok-kelompok
juga dapat diizinkan dalam kaitan dengan pendukung lainnya.
kesehatan mental dan fisik perempuan
yang bersangkutan. Penyedia layanan Pertimbangan khusus untuk anak-anak
yang terlatih dapat melakukan aborsi pada
Petugas kesehatan reproduksi harus
trimester pertama:
memahami undang-undang yang berlaku di
 melalui aspirasi vakum manual (AVM)
negara yang bersangkutan berkenaan dengan
sampai 12 minggu sejak menstruasi
usia dari korban/penyintas; tenaga profesional
terakhir (LMP/Late Menstrual Period), atau
(misalnya wakil dari polisi, layanan masyarakat
 dengan cara-cara medis sampai sembilan
atau pengadilan) yang dapat memberikan
minggu sejak menstruasi terakhir. WHO
persetujuan hukum untuk perawatan klinis
merekomendasikan kombinasi 200 mg
jika orang tua atau wali anak diduga sebagai
mifepristone secara oral diikuti oleh
pelakunya; dan prosedur serta persyaratan
800 mg misoprostol yang diberikan
wajib melaporkan jika penyedia layanan
melalui vagina 36-48 jam kemudian.
menduga, atau diberitahu tentang kasus
Jika mifepristone tidak tersedia, maka
penganiayaan anak.
penggunaan misoprostol saja 800 mg
melalui vagina dapat diulang setiap 12 Pemeriksaan vagina atau anal secara digital
jam hingga tiga dosis, meskipun kurang atau pemeriksaan spekulum tidak boleh
efektif dibandingkan penggunaan dalam dilakukan pada anak-anak.
kombinasi dengan mifepristone.
 Menyediakan penghilang rasa sakit; Protokol yang menunjukkan dosis obat yang
misalnya ibuprofen 800 µg tiga kali sesuai harus dipasang atau mudah tersedia
sehari atau sesuai kebutuhan. bagi penyedia layanan.
 Menyarankan perempuan kembali
untuk satu atau lebih kunjungan Pertimbangan Khusus untuk korban/penyintas
lanjutan setelah 10-14 hari. Kasus laki-laki
kehamilan yang sedang berjalan harus
Korban/penyintas laki-laki cenderung tidak
dirujuk untuk AVM; kasus aborsi tidak
melaporkan kejadian karena merasa malu,
lengkap harus dikelola baik, dengan
kriminalisasi terhadap hubungan seks sesama
dosis tambahan misoprostol atau
jenis atau kurangnya kesadaran dari para
dengan prosedur AVM.
penyedia layanan dan manajer program
 Dilatasi dan kuret (Dilatation & Curretage)
tentang seriusnya masalah ini. Korban/
dengan instrumen logam hanya digunakan
penyintas laki-laki menderita trauma fisik
bila vakum atau metode aborsi secara
dan psikologis yang sama dengan korban/
medis tidak tersedia. AVM lebih cepat dan
penyintas perempuan dan harus memiliki akses
menyebabkan lebih sedikit perdarahan
ke layanan yang rahasia, menghormati mereka
dibanding dilatasi dan kuret. Oleh karena
dan tidak diskriminatif yang dapat memberikan
itu, segala upaya harus dilakukan untuk
semua penanganan yang relevan.
menggantikan dilatasi dan kuret dengan
AVM.
• Layanan psikososial, bila tersedia.
3.2.4 Menginformasikan masyarakat
Kontak dengan focal point GBV dan
mengenai layanan yang tersedia
perlindungan untuk mengetahui layanan
psikososial yang tersedia di situasi darurat Gunakan saluran komunikasi yang tepat
bencana. Ini dapat mencakup inisiatif- (misalnya selebaran, pesan lewat radio, sesi
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 37

informasi oleh bidan dan pekerja kesehatan) mencegah atau mengurangi perdarahan
untuk menginformasikan kepada penduduk aktif (misalnya oksitosin);
yang terdampak mengenai ketersediaan • menggunakan pengganti darah untuk
layanan yang bersifat rahasia, dan pentingnya mengganti volume yang hilang seperti
para korban/penyintas mendatangi layanan cairan pengganti berbasis kristaloid (Ringer
tersebut sesegera mungkin setelah kejadian. Laktat, Normal Salin) atau substitusi
berbasis koloid (haemaccell, gelofusin) jika
memungkinkan.
3.3 Mengurangi penularan HIV
Transfusi darah aman mencakup:
Untuk mengurangi penularan HIV sejak
permulaan respon bencana, petugas kesehatan • pengumpulan darah hanya dari donor darah
reproduksi harus bekerja dengan para mitra sukarela yang tidak dibayar dengan risiko
sektor/cluster kesehatan untuk: rendah tertular infeksi lain melalui transfusi
(TTI) dan menetapkan kriteria seleksi donor
• menetapkan praktik transfusi darah yang
darah yang lebih ketat;
aman dan rasional;
• melakukan skrining terhadap semua darah
• memastikan penerapan tindakan
untuk transfusi, minimal untuk HIV 1 dan 2,
pencegahan standar;
hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis, dengan
• menjamin tersedianya kondom gratis.
menggunakan alat tes yang paling tepat.
Meskipun bukan komponen dari PPAM, adalah Satu tes skrining HIV tidak cukup untuk
penting untuk membuat antiretroviral (ARV) menentukan status HIV (lihat Bab 10: HIV).
tersedia agar dapat melanjutkan pengobatan Jangan mengungkapkan hasil tes skrining
bagi orang-orang yang masuk dalam program yang positif kepada donor jika mereka tidak
ARV sebelum keadaan darurat, termasuk dapat dirujuk untuk mendapat layanan
perempuan yang terdaftar dalam program konseling dan tes sukarela (VCT). Dalam hal
PMTCT. ini lakukan skrining terhadap darah untuk
transfusi dan buang darah itu jika tidak
dapat digunakan. Hubungkan jasa transfusi
3.3.1 Transfusi darah yang aman darah dengan layanan VCT sesegera
mungkin setelah ditetapkan sebagai bagian
Penggunaan darah secara rasional dan aman dari respon yang komprehensif dan rujuklah
untuk transfusi darah sangat penting untuk donor ke VCT sebelum skrining darah
mencegah penularan HIV dan infeksi-infeksi mereka;
lain yang dapat menular melalui transfusi (TTI/ • melakukan pengelompokan ABO dan
Transfusion-Transmissible Infection) seperti tipe Rhesus D (RhD) dan, jika ada waktu,
hepatitis B, hepatitis C dan sifilis. Jika darah melakukan pemeriksaan silang;
yang tercemar HIV ditransfusikan, maka • HANYA melakukan transfusi darah kepada
penularan HIV kepada penerima hampir 100%. wanita usia subur dengan darah tipe RhD
Transfusi darah tidak boleh dilakukan jika yang sesuai;
fasilitas, perlengkapan dan staf yang terlatih • memastikan praktik transfusi yang aman di
tidak ada. sisi tempat tidur dan pembuangan kantong
darah, alat suntik, dan jarum suntik secara
Transfusi darah yang rasional mencakup:
aman.
• transfusi darah hanya dalam keadaan yang
mengancam nyawa dan bila tidak ada
Agar dapat menyediakan transfusi darah
alternatif lain;
yang aman dan rasional, petugas kesehatan
• menggunakan obat-obatan untuk
38

reproduksi dan manajer program harus bekerja 3.3.2 Tindakan Pencegahan Standar
sama dengan mitra sektor/cluster kesehatan
untuk memastikan bahwa: Tindakan pencegahan standar adalah langkah
pengendalian infeksi yang mengurangi risiko
• rumah sakit rujukan memiliki supply cukup penularan patogen-patogen yang terbawa
untuk transfusi darah yang rasional dan dalam darah melalui paparan terhadap darah
aman; atau cairan tubuh di antara para pasien
• staf tahu bagaimana, dan memiliki akses ke dan petugas kesehatan. Menurut prinsip
perlengkapan untuk mengurangi kebutuhan “pencegahan standar”, darah dan cairan tubuh
melakukan transfusi darah; dari semua orang harus dianggap sebagai
• donor yang aman harus dicari. Donor aman terinfeksi HIV, terlepas dari pengetahuan
dapat dipilih melalui kuesioner donor dan atau dugaan kita mengenai status orang
dengan memberikan informasi yang jelas tersebut. Tindakan pencegahan standar dapat
kepada calon donor mengenai syarat- mencegah penyebaran infeksi seperti HIV,
syarat darah yang aman. Rekrut donor hepatitis B, hepatitis C dan patogen-patogen
sukarela dan jangan meminta staf untuk lain di dalam lingkungan perawatan kesehatan.
menyumbangkan darah;
• Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Dalam suatu situasi darurat bencana,
transfusi darah tersedia. SOP merupakan mungkin terjadi kekurangan supply sektor
komponen penting dari sistem kualitas di kesehatan atau infrastruktur dan beban kerja
organisasi mana pun dan digunakan untuk yang meningkat. Staf yang bekerja di sektor
memastikan konsistensi dalam menjalankan kesehatan mungkin akan terdorong untuk
suatu kegiatan. Penggunaan SOP adalah mengambil jalan pintas dalam melaksanakan
wajib oleh semua anggota staf yang prosedur, yang membahayakan keselamatan
berurusan dengan transfusi darah setiap kali para pasien maupun staf sendiri. Oleh karena
mereka melakukan suatu kegiatan. Simpan itu, adalah penting untuk menghormati
salinan SOP-SOP di lokasi pusat, dan tindakan-tindakan pencegahan standar.
pasang di tempat di mana masing-masing Pengawasan yang teratur dapat membantu
prosedur dilakukan sehingga dengan mengurangi risiko terpapar infeksi di tempat
mudah dijadikan referensi; kerja.
• tanggung jawab atas keputusan untuk
melakukan transfusi ditetapkan dan staf Tekankan pentingnya tindakan pencegahan
medis yang akan bertanggung jawab; standar pada saat rapat koordinasi kesehatan
• staf diinformasikan mengenai protokol dan yang pertama.
harus mengikuti prosedur setiap saat untuk
Tindakan pencegahan standar adalah:
memastikan praktik transfusi darah yang
aman di sisi tempat tidur; • Sering mencuci tangan: Cuci tangan
• produk limbah, seperti kantong darah, alat dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
suntik dan jarum suntik, dibuang secara kontak dengan pasien. Membuat fasilitas
aman; dan perlengkapan untuk mencuci tangan
• lokasi dimana darah diskrining dan dimana mudah didapat oleh semua penyedia
transfusi dilakukan harus memiliki sumber layanan.
penerangan yang dapat diandalkan. Untuk • Mengenakan sarung tangan: Pakailah
meminimalkan risiko kesalahan, sedapat sarung tangan non-steril sekali pakai untuk
mungkin hindari transfusi darah pada semua prosedur dimana diperkirakan akan
malam hari. ada kontak dengan darah atau cairan tubuh
lain yang berpotensi terinfeksi virus: Cuci
tangan sebelum memakai dan setelah
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 39

melepas sarung tangan. Buang sarung • Pembuangan limbah: Bakar semua


tangan segera setelah digunakan. Staf yang sampah medis di area terpisah, sebaiknya
menangani bahan-bahan dan benda tajam masih pada lahan fasilitas kesehatan.
wajib mengenakan sarung tangan yang Kubur benda-benda yang masih menjadi
lebih kuat (sarung tangan khusus untuk ancaman, seperti benda tajam, di sebuah
pekerjaan berat) dan harus menutupi luka lubang tertutup sedikitnya 10 meter dari
dan lecet dengan balutan/plester tahan air. sumber air.
Pastikan bahwa ada cukup persediaan. • Pemrosesan Instrumen: Proses instrumen-
 Catatan: Pastikan ketersediaan dan instrumen bekas pakai dalam urutan
supply sarung tangan yang mencukupi sebagai berikut:
dan berkelanjutan untuk melaksanakan 1. Dekontaminasi instrumen untuk
semua kegiatan. JANGAN PERNAH membunuh virus (HIV dan hepatitis B)
menggunakan kembali atau mensterilisasi dan menjadikan barang lebih aman untuk
ulang sarung tangan sekali pakai, karena ditangani.
akan membuatnya menjadi berpori/ 2. Bersihkan instrumen sebelum melakukan
berlubang kecil sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi
• Memakai pakaian pelindung, seperti (DTT) untuk menghilangkan kotoran.
baju atau celemek tahan air, jika darah 3. Sterilkan (menghilangkan semua patogen)
atau cairan tubuh lain mungkin terpercik. instrumen-instrumen untuk meminimalkan
Staf diwajibkan menggunakan masker dan risiko infeksi selama prosedur. Dianjurkan
pelindung mata di mana ada kemungkinan menggunakan steam autoclaving. DTT
terpapar darah dalam jumlah banyak. (melalui perebusan atau perendaman
• Penanganan aman terhadap benda-benda dalam larutan klorin) mungkin tidak dapat
tajam: menghilangkan semua spora.
 Minimalkan perlunya menangani alat 4. Gunakan atau simpan dengan benar alat-
suntik dan jarum suntik. alat segera setelah disterilisasi.
 Gunakan alat suntik dan jarum suntik • Pemeliharaan Fasilitas: Bersihkan
sekali pakai yang steril untuk setiap tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya
injeksi. dengan segera dan hati-hati.
 Atur area kerja tempat penyuntikan untuk
mengurangi risiko cedera. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan
 Gunakan botol dosis-tunggal daripada tempat kerja untuk keterpaparan dalam
botol multi-dosis. Jika menggunakan pekerjaan
botol multi-dosis, hindari meninggalkan
Meskipun tindakan-tindakan pencegahan
jarum pada penutup karet. Setelah dibuka,
standar telah ditetapkan dan ditaati,
simpan botol multi-dosis di lemari es.
keterpaparan terhadap HIV dapat saja
 Jangan menutup kembali jarum suntik.
terjadi. Pastikan PEP tersedia di sektor
 Posisikan pasien dan beritahukan dengan
kesehatan sebagai bagian dari paket tindakan
benar mengenai penyuntikan.
pencegahan standar yang lengkap untuk
 Buang jarum suntik dan benda-benda
mengurangi keterpaparan staf terhadap infeksi
tajam di kotak pengaman (safety boxes)
di tempat kerja. Pasanglah pengumuman
yang anti tusuk dan anti bocor. Pastikan
tentang cara-cara pertolongan pertama di
wadah anti tusuk untuk pembuangan
ruang-ruang kerja yang relevan (lihat Kotak
benda tajam selalu tersedia di tempat
7) dan informasikan kepada semua staf
yang dekat namun di luar jangkauan anak-
bagaimana mengakses perawatan untuk
anak. Benda tajam tidak boleh dibuang
keterpaparan. Ketika mengelola keterpaparan
ke tempat sampah atau kantong sampah
dalam pekerjaan, harus:
biasa.
40

• Menjaga kerahasiaan setiap saat. fasilitas kesehatan dan supervisor


• Menilai risiko penularan HIV ketika terjadi menegakkan kepatuhan terhadap standar
paparan dalam pekerjaan: jenis paparan tersebut;
(luka pada kulit, percikan selaput lendir, dll); • menyelenggarakan sesi orientasi di tempat
jenis bahan paparan (darah, cairan tubuh kerja mengenai tindakan pencegahan
lain, dll), dan kemungkinan infeksi HIV dari standar untuk para pekerja kesehatan dan
pasien. staf tambahan, jika diperlukan;
• Memberi konseling kepada pasien • menetapkan sistem pengawasan seperti
tentang tes HIV dan lakukan tes HIV jika daftar-periksa sederhana untuk memastikan
memperoleh persetujuan. kepatuhan pada protokol;
• Memberikan konseling kepada pekerja • memastikan bahwa pengumuman tentang
yang terpapar mengenai implikasi paparan, pertolongan pertama untuk keterpaparan
perlunya PEP, cara meminumnya dan dipasang di tempat terbuka sehingga staf
apa yang harus dilakukan bila timbul efek mendapat informasi dan tahu ke mana
samping. harus melapor dan mendapat PEP jika
• Catat riwayat medis dan lakukan diperlukan;
pemeriksaan terhadap pekerja yang terkena • secara teratur mereview laporan-laporan
paparan atas persetujuan setelah mendapat tentang keterpaparan di tempat kerja untuk
informasi, rekomendasikan konseling dan menentukan kapan dan bagaimana paparan
tes HIV sukarela dan berikan PEP bila terjadi, dan mengidentifikasi masalah-
sesuai. Protokol pengobatan PEP adalah masalah keselamatan, dan tindakan
sama seperti untuk korban/penyintas pencegahan yang mungkin dilakukan.
kekerasan seksual (lihat Tabel 4). Tes HIV
tidak diperlukan sebelum diberi resep
PEP.
• Berikan edukasi tentang pengurangan
risiko dengan meninjau-ulang urutan
kejadian dan memberi nasihat kepada
pekerja yang terpapar untuk menggunakan
kondom guna mencegah penularan
sekunder selama tiga bulan ke depan.
• Berikan konseling dan test HIV sukarela
pada saat tiga dan enam bulan setelah
keterpaparan, terlepas apakah pekerja yang
terpapar itu diberi PEP atau tidak.
• Membuat laporan kejadian.

Untuk memastikan penerapan pencegahan


standar, petugas kesehatan reproduksi dan
manajer program kesehatan reproduksi
harus bekerja bersama mitra sektor/cluster
kesehatan dan:

• memastikan protokol untuk tindakan


pencegahan standar dipasang di setiap
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 41

Kotak 7: Pertolongan Pertama

Keterpaparan di Tempat Kerja : Pertolongan Pertama

Cedera dengan jarum bekas atau instrumen tajam dan kulit yang luka

• Jangan dipijat atau digosok.

• Segera cuci dengan sabun dan air atau larutan klorheksidin glukonat.

• Jangan menggunakan larutan kuat. Pemutih atau yodium akan mengiritasi luka.

Percikan darah atau cairan tubuh pada kulit yang tidak luka

• Cuci segera daerah yang terkena. Jangan menggunakan disinfektan yang kuat.

Percikan darah atau cairan tubuh di mata

• Segera basuh mata yang terkena dengan air atau saline normal.

• Miringkan kepala ke belakang dan minta teman menuangkan air atau saline normal.

• Jangan gunakan sabun atau desinfektan pada mata.

Percikan darah atau cairan tubuh di mulut

• Segera buang keluar cairan.

• Bilas mulut secara menyeluruh dengan air atau garam. Ulangi beberapa kali.

• Jangan gunakan sabun atau desinfektan di mulut.

Laporkan kejadian kepada (tuliskan nama di sini) dan gunakan PEP jika ada indikasi

3.3.3 Membuat kondom gratis


tersedia

Kondom merupakan metode perlindungan


penting untuk mencegah penularan HIV
dan Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya.
Meskipun tidak semua orang tahu tentang
kondom, dalam kebanyakan populasi ada
beberapa orang yang akan menggunakan
kondom. Pastikan bahwa kondom untuk laki-
laki dan perempuan tersedia sejak hari-hari
permulaan respon kemanusiaan dan pesan
segera persediaan kondom untuk laki-laki dan
perempuan yang berkualitas baik dalam jumlah
yang cukup (lihat Kotak 8).
42

Kotak 8: Memesan Kondom


• Pastikan bahwa kantor pengadaan yang bertanggung jawab atas pembelian grosir untuk
keadaan darurat menambahkan surat keterangan/sertifikat dalam bahasa yang sesuai pada
semua pengiriman yang menyatakan bahwa kondom telah menjalani uji kualitas atas dasar
batch-by-batch oleh sebuah laboratorium independen.

• Lembaga dengan pengalaman terbatas dalam pengadaan kondom dapat memesan


kondom melalui UNFPA. UNFPA dapat dengan cepat mengirimkan kondom berkualitas
baik dalam jumlah besar ke lapangan sebagai bagian dari RH Kit (Kit kesehatan reproduksi)
antar lembaga (lihat paragraf 3.5).

• Kondom laki-laki tersedia dalam RH kit antar lembaga 1, bagian A. Kondom untuk
perempuan terdapat di RH kit antar lembaga 1, bagian B. Kit ini berisi persediaan yang
cukup untuk kebutuhan 10.000 orang selama tiga bulan (lihat perhitungan di bawah ini).
Selebaran/leaflet yang menjelaskan penggunaan yang tepat dari kondom laki-laki dan
perempuan juga disertakan.

Perhitungan untuk persediaan kondom 10.000 penduduk selama lebih dari 3 bulan

Kondom untuk laki-laki Kondom untuk perempuan

Asumsikan: Asumsikan:

20% penduduk laki-laki aktif secara seksual 25% dari populasi adalah perempuan aktif
secara seksual
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
20% x 10.000 orang = 2000 laki-laki
25% x 10.000 orang = 2500 perempuan
Asumsikan:
Asumsikan:
20% dari jumlah ini akan menggunakan
kondom 1% dari jumlah ini akan menggunakan kondom
perempuan
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
20% x 2000 = 400 pengguna
1% x 2.500 = 25 pengguna
Asumsikan:
Asumsikan:
Setiap pengguna membutuhkan 12 kondom
per bulan Setiap pengguna membutuhkan 6 kondom per
bulan
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
400 x 12 x 3 bulan = 14.400 kondom laki-laki
25 x 6 x 3 bulan = 450 kondom perempuan
Asumsikan:
Asumsikan:
20% cadangan (2880 kondom)
20% cadangan (90 kondom wanita)
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
TOTAL = 14.400 + 2.880 = 17.280 (atau 120
gross) TOTAL = 450 + 90 = 540 (atau 3,8 gross)
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 43

Sediakan kondom atas permintaan dan


pastikan bahwa kondom tersedia di semua Kotak 9:
fasilitas kesehatan dan di area-area pribadi PONED (Pelayanan Obstetrik
yang dapat diakses oleh masyarakat seperti di Neonatal Emergency Dasar) dan
toilet umum, di bar, di titik-titik distribusi non PONEK (Pelayanan Obstetrik
pangan dan tempat pertemuan remaja dan Neonatal Emergency Komprehensif)
masyarakat. Berkonsultasi dengan staf lokal
• Pastikan layanan PONED dan perawatan
tentang bagaimana kondom dapat disediakan
bayi baru lahir di semua puskesmas.
dengan cara yang peka terhadap budaya
Ini berarti bahwa staf adalah terampil
lokal, terutama untuk kelompok-kelompok
dan memiliki sumber daya untuk
yang paling berisiko, seperti pekerja seks dan
menyediakan:
pelanggannya, laki-laki yang berhubungan seks
 antibiotik melalui infus
dengan laki-laki, pengguna narkoba melalui
 obat uterotonika melalui infus (oksitosin)
suntikan dan kaum muda/remaja. Para remaja
 obat antikonvulsi melalui infus
dapat membantu mengidentifikasi lokasi-
(magnesium sulfat)
lokasi dimana rekan-rekan mereka berkumpul.
 pengambilan secara manual hasil
Pastikan kondom juga tersedia untuk
konsepsi yang tertinggal, dengan
masyarakat sekitar, staf lembaga bantuan,
menggunakan teknologi yang tepat
staf angkatan bersenjata, pengemudi truk
 melakukan manual placenta
pengiriman bantuan, dll.
 kelahiran melalui vagina yang dibantu
Pengambilan kondom harus dipantau dengan (dengan vakum atau forceps)
melakukan pengecekan rutin (dan pengisian  resusitasi maternal dan neonatal
stok jika perlu) pada titik distribusi. • Pastikan adanya layanan PONEK dan
perawatan bayi baru lahir di rumah sakit.
Ini berarti bahwa staf adalah terampil dan
3.4 Mencegah meningkatnya memiliki sumber daya untuk mendukung
kesakitan dan kematian maternal semua intervensi di atas, serta untuk:
dan neonatal  melakukan pembedahan dengan
anestesi umum (operasi caesar,
Kegiatan prioritas untuk mencegah laparatomi)
meningkatnya kesakitan dan kematian  memberikan transfusi darah yang aman
maternal dan neonatal dan rasional

• Memastikan ketersediaan layanan


(Lihat Bab 6 untuk informasi tambahan.)
kegawatdaruratan kebidanan dan
perawatan neonatal termasuk:
 Di fasilitas kesehatan: penolong persalinan • Menyediakan kit persalinan bersih untuk ibu
terlatih dan supply untuk pertolongan hamil yang terlihat dan penolong persalinan
persalinan normal dan penanganan jika terpaksa melahirkan di rumah ketika
komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir akses ke fasilitas Kesehatan tidak
 Di rumah sakit rujukan: staf medis yang memungkinkan.
terampil dan supply untuk penanganan
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi 3.4.1 Menjamin tersedianya layanan
baru lahir. kegawatdaruratan kebidanan dan
• Membangun sistem rujukan untuk layanan perawatan bayi baru lahir
memfasilitasi transportasi dan komunikasi
dari masyarakat ke puskesmas dan antara Menurut Indikator-indikator Proses layanan
puskesmas dan rumah sakit. kegawatdaruratan kebidanan dari PBB,
44

diperkirakan 15% perempuan akan mengalami Untuk mencegah dan mengatasi komplikasi ini:
komplikasi yang berpotensi mengancam • Sediakan bahan-bahan dan obat-obat untuk
nyawanya selama kehamilan atau pada saat bidan dan penolong persalinan terlatih
kelahiran dan 5% sampai 15% dari semua lainnya untuk pertolongan persalinan,
kelahiran akan memerlukan operasi caesar. untuk mengatasi komplikasi dan untuk
WHO memperkirakan bahwa 9% sampai menstabilkan perempuan tersebut sebelum
15% bayi yang baru lahir akan memerlukan dibawa ke rumah sakit, bila perlu.
perawatan darurat untuk menyelamatkan • Pastikan penolong persalinan terlatih itu
nyawanya. Untuk mencegah kesakitan dan kompeten untuk memberi perawatan bayi
kematian ibu dan bayi baru lahir akibat baru lahir yang rutin maupun darurat,
komplikasi, petugas kesehatan reproduksi termasuk:
harus memastikan bahwa layanan PONED dan  inisiasi pernapasan;
PONEK tersedia 24 jam per hari, tujuh hari per  resusitasi;
minggu (lihat Kotak 9).  perlindungan suhu tubuh (menunda
mandi, mengeringkan, kontak kulit-ke-
PONED dan perawatan bayi baru lahir kulit);
 pencegahan infeksi (kebersihan,
Meskipun persalinan oleh tenaga terlatih pada
memotong dan merawat tali pusar secara
semua kelahiran di fasilitas kesehatan sangat
higienis, perawatan mata);
ideal karena dapat membantu mengurangi
 pemberian ASI yang segera dan eksklusif;
kesakitan dan kematian ibu yang berhubungan
 pengobatan penyakit pada bayi baru
dengan kehamilan dan persalinan, mungkin hal
lahir dan perawatan bayi prematur / berat
ini belum dapat disediakan pada permulaan
badan lahir rendah.
respon bencana. Namun, minimal harus
dipastikan bahwa di setiap fasilitas kesehatan
Supply untuk mendukung PONED dan
tersedia PONED dan intervensi perawatan
perawatan bayi baru lahir termasuk dalam RH
bayi baru lahir (sebagaimana dijelaskan dalam
kit antar lembaga (lihat paragraf 3.5). Supply
Kotak 9), maupun kapasitas untuk merujuk ke
untuk resusitasi bayi baru lahir tersedia dalam
rumah sakit jika diperlukan, selama 24 jam per
RH kit antar lembaga 6. Ketika memesan dari
hari, tujuh hari dalam seminggu.
sumber lain, pastikan bahwa di dalam paket
Di antara 15% perempuan dengan komplikasi kebidanan ada perlengkapan resusitasi bayi
kebidanan yang mengancam hidupnya, masalah baru lahir.
yang paling sering adalah pendarahan yang
PONEK dan perawatan bayi baru lahir
parah, infeksi, eklampsia dan persalinan macet.
Jika memungkinkan. dukunglah rumah sakit
Sekitar dua pertiga kematian bayi terjadi dalam
negara tuan rumah dengan staf terampil,
28 hari pertama. Sebagian besar kematian ini
infrastruktur, komoditi medis, termasuk obat-
dapat dicegah dengan tindakan penting yang
obatan dan peralatan bedah, yang diperlukan
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, ibu
untuk menyelenggarakan PONEK dan
atau anggota masyarakat lainnya. Sekitar
perawatan bayi baru lahir (lihat Kotak 9). Jika
5% sampai 10% bayi yang baru lahir tidak
hal ini tidak mungkin karena lokasi rumah sakit
bernafas secara spontan pada saat kelahiran
atau karena ketidakmampuan untuk memenuhi
dan membutuhkan resusitasi. Kira-kira
permintaan yang semakin meningkat, maka
separuh dari bayi yang memiliki kesulitan
petugas kesehatan reproduksi harus bekerja
memulai bernapas, memerlukan resusitasi.
dengan sektor/cluster kesehatan dan lembaga
Alasan utama kegagalan bernafas antara lain
seperti ICRC atau IFRC (Federasi International
kelahiran prematur dan kejadian intrapartum
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah)
akut yang mengakibatkan asphyxia berat.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 45

untuk mengatasi masalah, misalnya dengan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang
mengadakan rumah sakit rujukan di dekat kreatif.
lokasi penduduk yang terdampak.
Tanpa akses ke layanan kegawatdaruratan
3.4.2 Membangun sistem rujukan kebidanan dan perawatan bayi baru lahir yang
untuk keadaan darurat kebidanan memadai, seorang perempuan dan bayi yang
dan bayi baru lahir baru lahir bisa meninggal sia-sia. Oleh karena
itu adalah sangat penting untuk mencoba
Berkoordinasi dengan sektor/cluster
merundingkan akses ke rumah sakit rujukan.
kesehatan dan pihak berwenang di negara
yang bersangkutan untuk memastikan adanya Jika layanan rujukan 24/7 tidak mungkin
sistem rujukan (termasuk sarana komunikasi diselenggarakan, maka sangat penting
dan transportasi) sesegera mungkin di dalam bahwa staf yang kompeten ada setiap saat
situasi bencana. Sistem rujukan ini harus di puskesmas untuk memberikan layanan
mendukung penanganan komplikasi kebidanan PONED dan perawatan bayi baru lahir (lihat
dan bayi baru lahir 24 jam sehari, tujuh hari paragraf 3.4.1). Dalam situasi ini, akan sangat
seminggu. Sistem ini harus memastikan bahwa membantu bila ada sistem komunikasi, seperti
perempuan, remaja perempuan dan bayi baru penggunaan radio atau telepon seluler, untuk
lahir yang membutuhkan perawatan darurat berkomunikasi dengan personel dengan
dirujuk ke puskesmas di mana layanan PONED kapasitas yang lebih tinggi untuk meminta
dan perawatan bayi baru lahir tersedia. Pasien petunjuk dan dukungan medis.
dengan komplikasi kebidanan dan bayi baru
lahir dalam kondisi darurat yang tidak dapat
ditangani di puskesmas harus distabilkan Kotak 10: Mendorong Melahirkan
kondisinya dan dibawa ke rumah sakit yang di Puskesmas
mempunyai layanan PONEK dan layanan
perawatan bayi baru lahir. Adalah penting untuk menekankan bahwa
jika puskesmas mempunyai penolong
• Tentukan kebijakan, prosedur dan praktik persalinan terlatih dan peralatan serta
yang harus diikuti di puskesmas dan rumah perlengkapan yang cukup, maka semua
sakit untuk memastikan rujukan yang perempuan harus diberitahu dimana lokasi
efisien. klinik-klinik itu dan harus didorong untuk
• Tentukan jarak dari masyarakat yang melahirkan di sana. Informasi ini dapat
terdampak ke puskesmas yang berfungsi diberikan ketika kit persalinan bersih
dan ke rumah sakit, serta pilihan didistribusikan, dan melalui komunikasi
transportasi untuk rujukan. dengan masyarakat.
• Pasang protokol di setiap puskesmas,
yang menyebutkan kapan, di mana dan
bagaimana merujuk pasien dengan kondisi 3.4.3 Kit persalinan bersih
darurat kebidanan ke tingkat perawatan
berikutnya. Dalam semua situasi darurat terdapat beberapa
• Informasikan kepada masyarakat kapan dan perempuan dan gadis yang sedang hamil tua
di mana bisa mencari perawatan darurat dan karena itu akan melahirkan dalam kondisi
untuk komplikasi kehamilan dan melahirkan darurat. Pada permulaan respon darurat,
secepatnya. Bertemu dan informasikan kelahiran sering terjadi di luar puskesmas
kepada tokoh masyarakat, dukun, dan lain- tanpa bantuan penolong persalinan. Sediakan
lain untuk mendistribusikan brosur-brosur kit persalinan bersih untuk semua perempuan
bergambar atau melakukan pendekatan yang kehamilannya sudah tampak jelas jika
46

terpaksa melahirkan di rumah jika akses ke 3.5). Oleh karena bahan-bahan ini seringkali
fasilitas kesehatan tidak memungkinkan. mudah diperoleh secara lokal dan tidak ada
Pendistribusiannya dapat dilakukan di lokasi tanggal kadaluarsa, maka paket-paket itu
pendaftaran, misalnya. dapat dirakit di tempat dan disimpan dahulu
sebagai persiapan di situasi di mana paket-
Dalam masyarakat di mana yang membantu paket tersebut tidak harus segera tersedia.
kelahiran di rumah, mereka dapat diberikan Dapat juga diadakan kontrak dengan LSM
kit persalinan bersih dan perlengkapan dasar lokal untuk membuat paket-paket itu, sehingga
tambahan. Hubungkan dukun bayi ini ke klinik dapat menjadi proyek yang menghasilkan
kesehatan dengan penolong persalinan terlatih pendapatan bagi perempuan-perempuan
dimana mereka dapat mendaftar dan meminta setempat.
perlengkapan mereka. Ini adalah langkah
pertama untuk mengintegrasikan mereka
ke dalam program kesehatan reproduksi 3.5 Supply untuk melaksanakan
komprehensif, dimana mereka mungkin dapat PPAM
berperan sebagai penghubung antara keluarga,
masyarakat dan otoritas setempat dan layanan Untuk melaksanakan komponen pelayanan
kesehatan reproduksi. Lihat Bab 6: Kesehatan PPAM (menyediakan layanan klinis untuk para
Maternal dan Neonatal. korban/penyintas perkosaan; mengurangi
penularan HIV; mencegah meningkatnya
Kit persalinan bersih dan perlengkapan untuk kesakitan dan kematian yang tinggi pada ibu
dukun bayi dapat dipesan melalui UNFPA dan bayi baru lahir), Inter-agency Working
(RH kit antar lembaga 2A dan B, lihat paragraf Group on Reproductive Health in Crises
(IAWG)/Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk
Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat
Kotak 11: Kit persalinan bersih telah merancang paket perlengkapan yang
berisi obat-obatan dan perlengkapan yang
Paket berisi bahan-bahan yang sangat
bertujuan untuk memfasilitasi pelaksanaan
dasar:
layanan prioritas kesehatan reproduksi ini, yaitu
• satu lembar plastik (sebagai alas untuk Interagency Reproductive Health Kits (RH Kit).
melahirkan) Kit kesehatan reproduksi Antar-lembaga ini
melengkapi Interagency Emergency Health Kit
• sebatang sabun 2006 (IEHK), yang merupakan perlengkapan
kesehatan darurat standar berisi obat-obatan
• sepasang sarung tangan penting, alat-alat dan perlengkapan untuk
memberi layanan kesehatan dasar. Dalam
• satu pisau cukur bersih (baru dan masih
situasi kemanusiaan, IEHK seringkali cepat
dibungkus dengan kertas asli) (untuk
tersedia, tetapi meskipun berisi bidan kit, Pil
memotong tali pusar)
kontrasepsi darurat (Pil kontrasepsi darurat),
pengobatan PEP untuk mencegah penularan
• tiga potong benang (untuk mengikat tali
HIV setelah perkosaan dan peralatan untuk
pusar)
tindakan pencegahan standar, IEHK tidak
• dua lembar kain katun (satu untuk memiliki semua perlengkapan yang dibutuhkan
mengeringkan dan satu untuk untuk melaksanakan PPAM.
menghangatkan bayi)
RH kit dirancang untuk digunakan pada fase
• leaflet berisi penjelasan dengan gambar- awal respon bencana dan berisi supply yang
gambar cukup untuk jangka waktu tiga bulan untuk
jumlah penduduk yang berbeda, tergantung
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 47

pada cakupan penduduk dari layanan pada tingkat ini mencakup jumlah penduduk
kesehatan untuk masing-masing kit. sekitar 150.000 orang. Paket perlengkapan 11
memiliki dua bagian, A dan B, yang biasanya
13 jenis RH kits yang dibagi menjadi tiga blok, digunakan bersama-sama tetapi dapat dipesan
masing-masing blok menargetkan tingkat secara terpisah.
pelayanan kesehatan yang berbeda:

• Blok 1: Tingkat masyarakat dan pelayanan 3.5.1 Pengadaan dan Logistik dari
kesehatan dasar: 10.000 orang/3 bulan RH kits
• Blok 2: Tingkat pelayanan kesehatan dasar
dan rumah sakit rujukan: 30.000 orang/ 3 UNFPA bertanggung jawab atas perakitan
bulan dan pengiriman RH kit antar lembaga. Namun,
• Blok 3: Tingkat rumah sakit rujukan: lembaga tidak boleh bergantung pada satu
150.000 orang / 3 bulan sumber untuk supply dan harus memasukkan
supply kesehatan reproduksi dalam
Blok 1 pengadaan perlengkapan medis mereka secara
Blok 1 terdiri dari 6 kit. Barang-barang dalam keseluruhan.
paket perlengkapan ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh penyedia layanan yang Pesan RH kit antar lembaga melalui UNFPA
memberikan layanan kesehatan reproduksi di atau tetapkan sumber lain yang berkualitas
tingkat masyarakat dan perawatan kesehatan untuk memastikan bahwa semua peralatan
primer. Kit ini berisi terutama obat-obatan dan dan bahan yang diperlukan tersedia untuk
bahan habis pakai. Kit 1, 2 dan 3 dibagi lagi menyelenggarakan keseluruhan layanan
menjadi bagian A dan B, yang dapat dipesan kesehatan reproduksi prioritas. Koordinasikan
secara terpisah. pemesanan perlengkapan kesehatan di dalam
sektor/cluster kesehatan untuk menghindari
Blok 2 pemborosan.
Blok 2 terdiri dari lima kit yang berisi
bahan habis pakai dan bahan yang dapat Ketika merencanakan untuk memesan RH
digunakan kembali. Barang-barang dalam kits, buatlah rencana untuk pendistribusian
paket perlengkapan ini dimaksudkan untuk RH kits tersebut di dalam negeri. Rencana
digunakan oleh penyedia layanan kesehatan ini menggambarkan berapa kits yang akan
terlatih dengan tambahan keterampilan dikirim ke mitra yang mana, dalam kondisi
kebidanan dan keterampilan kebidanan dan geografis yang mana. Rencana ini juga
neonatal tertentu, pada tingkat puskesmas mencakup rencana detail tentang transportasi
atau rumah sakit. dan penyimpanan di dalam negara, termasuk
penyediaan barang-barang yang harus selalu
Blok 3 dalam keadaan dingin (cold-chain).
Dalam situasi bencana, pasien-pasien dari
populasi yang terdampak dirujuk ke rumah
sakit terdekat, yang mungkin memerlukan
dukungan dalam hal peralatan dan
perlengkapan agar dapat memberikan layanan
yang diperlukan untuk beban kasus tambahan
seperti ini. Blok 3 terdiri dari dua kit yang berisi
bahan habis pakai dan perlengkapan yang
dapat digunakan kembali untuk memberikan
layanan PONEK pada tingkat rujukan (bedah
kebidanan). Diperkirakan bahwa rumah sakit
48

Tabel 6: Kit Kesehatan Reproduksi Antar Lembaga

Blok 1

No. Kit Nama Kit Kode Warna


Kit 0 Administrasi Oranye

Kit 1 Kondom Merah


(Bagian A: kondom laki-laki tambah Bagian B: kondom
perempuan)
Kit 2 Kelahiran Bersih (Perorangan) Biru tua
(Bagian A: kit persalinan bersih ditambah bagian B:
perlengkapan untuk penolong persalinan)
Kit 3 Pasca Perkosaan Merah muda
Bagian A: Pil Kontrasepsi darurat dan pengobatan IMS
ditambah Bagian B: PEP
Kit 4 Kontrasepsi oral dan injeksi Putih

Kit 5 Pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual) Biru muda/turquoise

Blok 2

No. Kit Nama Kit Kode Warna

Kit 6 Kit persalinan (Fasilitas Kesehatan) Coklat

Kit 7 IUD Hitam

Kit 8 Penanggulangan Komplikasi Keguguran dan Aborsi Kuning

Menjahit Sobekan (leher rahim dan vagina) dan Pemeriksaan


Kit 9 Ungu
vagina

Kit 10 Persalinan dengan Vakum (Manual) Abu-abu

Blok 3

No. Kit Nama Kit Kode Warna

Kit 11 Tingkat rujukan (Bagian A tambah B) Hijau fluoresens

Kit 12 Transfusi Darah Hijau tua

Bersiaplah untuk menerima barang-barang ada penundaan yang tidak perlu dalam proses
segera setelah mereka tiba di pelabuhan dan pengimporan kits tersebut. Cluster logistik, jika
pastikan bahwa semua formulir untuk bea ada, mungkin dapat membantu memfasilitasi
cukai telah diisi sebelumnya sehingga tidak ini.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 49

Tabel 7: Kontak yang dapat dihubungi terkait RH kits antar lembaga


Alamat UNFPA UNFPA UNFPA

Humanitarian Response Humanitarian Response Procurement Services


Branch Branch 11-13 chemin Branch
220 East 42nd Street New des Anémones Midtermolen 3
York, NY 10017 USA 1219 Chatelaine, 2100 Copenhagen Denmark
Geneva, Switzerland

Fax +1 212 297 4915 +41 22 917 80 16 +45 35 46 70 18

E-mail hrb@unfpa.org hrb@unfpa.org procurement@unfpa.dk

http://web.unfpa.org/
Website www.unfpa.org procurement/form_request.
cfm

Informasi tentang kits atau bantuan dalam proposal dan lembaga-lembaga kemanusiaan
pemesanan dapat diberikan oleh Kantor memulai perencanaan untuk jangka waktu
lapangan UNFPA, lembaga mitra atau UNFPA yang lebih panjang (6-12 bulan), layanan yang
Procurement Services Branch (PSB) atau komprehensif harus diintegrasikan ke dalam
UNFPA Humanitarian Response Branch (HRB) proses pendanaan dan perencanaan, seperti
Common Humanitarian Action Plan (CHAP),
Consolidated Appeals Process (CAP) dan
3.6 Rencanakan untuk proposal kepada Central Emergency Response
mengintegrasikan layanan kesehatan Fund (CERF).
reproduksi komprehensif ke dalam
layanan kesehatan dasar Untuk merancang suatu program layanan
kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
Mulailah merencanakan integrasi kegiatan terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan
kesehatan reproduksi komprehensif ke dalam dasar. para petugas kesehatan reproduksi dan
pelayanan kesehatan dasar pada fase awal manajer program kesehatan reproduksi harus
respon darurat. Jika tidak dilakukan, ini bekerja dalam sektor/cluster kesehatan untuk:
dapat menyebabkan penundaan yang tidak
perlu dalam penyediaan layanan ini, yang • memesan peralatan dan bahan kesehatan
meningkatkan risiko terjadinya kehamilan- reproduksi
kehamilan yang tidak diinginkan, penularan • mengumpulkan data latar belakang yang
IMS (infeksi menular seksual), komplikasi dalam ada
kekerasan berbasis gender, serta kesakitan • mengidentifikasi tempat yang sesuai untuk
dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. menyelenggarakan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di masa
Mulailah penyelenggaraan layanan kesehatan depan
reproduksi komprehensif segera setelah • menilai kapasitas staf untuk memberikan
standar-standar untuk indikator PPAM telah layanan kesehatan reproduksi yang
dicapai (lihat Bab 3: Assessment, Monitoring komprehensif dan membuat rencana untuk
dan Evaluasi). Ketika proses penyusunan pelatihan/pelatihan kembali.
50

Kotak 12: PPAM dan Layanan Kesehatan reproduksi komprehensif


Komponen kesehatan Pelayanan kesehatan reproduksi Layanan kesehatan reproduksi
reproduksi (tidak prioritas (PPAM) Komprehensif
berdasarkan urutan
prioritas/kepentingan)
KELUARGA BERENCANA *Menyediakan alat kontrasepsi seperti Mencari supplier dan pengadaan
kondom, pil, suntik dan IUD untuk kontrasepsi
memenuhi permintaan
Memberikan pelatihan untuk staf

Menetapkan program keluarga berencana


yang komprehensif

Memberikan pendidikan pada masyarakat


KEKERASAN BERBASIS Koordinasikan mekanisme-mekanisme Memperluas bantuan medis, psikologis,
GENDER untuk mencegah kekerasan seksual sosial dan hukum bagi para korban/
bersama sektor kesehatan dan sektor/ penyintas
cluster lainnya
Mencegah dan menangani bentuk-bentuk
Memberikan perawatan klinis untuk lain dari kekerasan berbasis gender,
korban/penyintas perkosaan termasuk kekerasan dalam rumahtangga,
perkawinan dini /paksa, sunat perempuan

Memberikan pendidikan masyarakat

Melibatkan pria dan anak laki-laki dalam


program kekerasan berbasis gender
PERAWATAN IBU DAN Pastikan ketersediaan layanan Menyediakan layanan antenatal care
BAYI BARU LAHIR kegawatdaruratan kebidanan untuk ibu
Menyediakan layanan postnatal care
dan perawatan bayi baru lahir
Melatih penolong persalinan (bidan,
Membangun sistem rujukan 24/7 untuk
perawat, dokter) dalam melakukan
layanan kegawatdaruratan kebidanan
layanan kegawatdaruratan kebidanandan
Menyediakan kit persalinan bersih perawatan bayi baru lahir
untuk perempuan yang kehamilannya
Meningkatkan akses ke layanan PONED
sudah tampak jelas dan untuk penolong
dan PONEK
persalinan

IMS, TERMASUK Pastikan praktik transfusi darah yang Selenggarakan layanan pencegahan
PENCEGAHAN DAN aman dan perawatan IMS yang komprehensif,
PENGOBATAN HIV termasuk sistem surveilans IMS
Memfasilitasi dan menegakkan
kepatuhan terhadap tindakan Berkolaborasi dalam membangun layanan
pencegahan standar HIV komprehensif sesuai keadaan

Menjadikan kondom gratis dan tersedia Sediakan perawatan, dukungan dan


pengobatan untuk orang yang hidup
* Sediakan pengobatan sindrom sebagai
dengan HIV/AIDS (ODHA)
bagian dari layanan klinis yang rutin
untuk pasien-pasien yang datang untuk Tingkatkan kesadaran tentang layanan
perawatan pencegahan, perawatan dan pengobatan
IMS, termasuk HIV
* Sediakan pengobatan untuk pasien-
pasien yang sudah berobat dengan Berikan pendidikan untuk masyarakat
ARV, termasuk untuk PMTCT, sesegera
mungkin
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 51

3.6.1 Pemesanan peralatan dan terkenal atau dengan dukungan dari


perlengkapan kesehatan reproduksi UNFPA, UNICEF atau WHO. Lembaga-
lembaga ini dapat memfasilitasi pembelian
Setelah pelayanan awal minimum kesehatan supply kesehatan reproduksi yang bermutu
reproduksi berjalan, bekerjalah bersama pihak- baik dengan biaya rendah.
pihak yang berwenang di bidang kesehatan • Ajukan pesanan yang tepat waktu
dan melalui sektor/cluster kesehatan untuk melalui jalur supply yang telah ditetapkan
menganalisa situasi, membuat estimasi berdasarkan estimasi stok.
penggunaan obat-obatan dan bahan • Tempatkan supply sedekat mungkin dengan
habis pakai, menilai kebutuhan penduduk penduduk yang akan menerimanya.
dan memesan lagi perlengkapan sesuai
kebutuhan. Hindari pemesanan RH kits yang
terus menerus. Memesan supply kesehatan 3.6.2 Mengumpulkan data latar
reproduksi berdasarkan permintaan akan lebih belakang yang ada
menjamin keberlanjutan program kesehatan
Untuk dapat bergerak lebih jauh di luar PPAM
reproduksi dan menghindari kekurangan
dan membuat rencana untuk penyelenggaraan
beberapa perlengkapan maupun kelebihan
layanan kesehatan reproduksi komprehensif,
perlengkapan lain yang tidak digunakan dalam
petugas kesehatan reproduksi dan manajer
situasi yang ada.
program, dalam suatu kerjasama erat dengan
Pemesanan lebih lanjut untuk supply kesehatan para mitra di sektor/cluster kesehatan,
reproduksi dapat dilakukan melalui jalur supply harus mengumpulkan informasi-informasi
medis yang biasa di negara bersangkutan. yang ada atau membuat estimasi data yang
Juga pertimbangkan jalur pengadaan yang dapat membantu dalam merancang program
digunakan oleh LSM atau melalui Cabang kesehatan reproduksi komprehensif.
Layanan Pengadaan UNFPA (UNFPA
• Mengidentifikasi kebijakan dan protocol
Procurement Services Branch - lihat paragraf
Kementrian Kesehatan yang relevan untuk
3.5.1).
perawatan terstandar, seperti manajemen
Pada waktu memesan supply untuk layanan IMS dengan pendekatan sindrom dan
kesehatan reproduksi komprehensif, protokol keluarga berencana.
petugas kesehatan reproduksi dan manajer • Mengumpulkan atau membuat estimasi
program kesehatan reproduksi harus data demografis dan informasi kesehatan
mengkoordinasikan pengelolaan komoditas reproduksi dari populasi yang terdampak,
kesehatan reproduksi dengan otoritas seperti:
kesehatan dan sektor/cluster kesehatan agar  jumlah wanita usia subur (15 sampai 49
dapat menjamin akses yang tidak terputus tahun) - diperkirakan 25% dari jumlah
ke komoditas kesehatan reproduksi dan penduduk; jumlah pria yang aktif secara
menghindari pemborosan. seksual- diperkirakan 20% dari jumlah
penduduk, angka kelahiran kasar -
• Rekruit staf yang terlatih dalam hal diperkirakan mencapai 4% dari jumlah
pengelolaan rantai supply penduduk;
• Buatlah perkiraan konsumsi bulanan obat-  data mortalitas berdasarkan umur dan
obatan kesehatan reproduksi dan bahan- jenis kelamin, misalnya jumlah kematian
bahan habis pakai. pada anak perempuan remaja, angka
• Indentifikasi jalur supply medis. Selidiki kematian bayi baru lahir (jumlah kematian
kualitas saluran supply lokal. Jika tidak selama 28 hari pertama kehidupan per
memadai, dapatkan komoditi kesehatan 1000 kelahiran hidup dalam suatu periode
reproduksi melalui pemasok global yang
52

tertentu), data latar belakang yang ada lembaga akademis dengan mempertimbangkan
tentang kematian ibu; kurikulum yang ada. Bila memungkinkan,
 prevalensi IMS dan HIV, prevalensi gunakan pelatih nasional. Rencanakan
kontrasepsi dan metode-metode yang sesi pelatihan dengan hati-hati, agar tidak
disukai, dan pengetahuan tentang menyebabkan fasilitas kesehatan tanpa staf di
kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku tempat pelayanan.
penduduk yang terdampak.

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Bab 3: 4. PERTIMBANGAN HAK ASASI


Assessment, Monitoring dan Evaluasi. MANUSIA DAN HUKUM

PPAM sebagai standar bagi pekerja


3.6.3 Mengidentifikasi lokasi yang kemanusiaan didukung oleh kewajiban
cocok hukum internasional setiap negara untuk
menghormati dan menjamin hak-hak asasi
Berkolaborasi dengan pihak berwenang manusia, termasuk hak reproduksi, dalam
setempat dan mitra sektor/cluster kesehatan situasi bencana. Selama masa konflik, Negara
untuk menetapkan lokasi-lokasi yang diwajibkan untuk memastikan pemberian
layak untuk layanan kesehatan reproduksi bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil
komprehensif, seperti klinik keluarga bila makanan, obat-obatan dan sumber daya
berencana (KB), ruang rawat jalan IMS atau lainnya tidak memadai. Negara-Negara juga
layanan kesehatan reproduksi remaja. Adalah memiliki kewajiban untuk tidak mengganggu
penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor pemberian bantuan untuk menyelamatkan
berikut ini (antara lain) ketika memilih lokasi jiwa dan untuk hal-hal yang berhubungan
yang sesuai: dengan kesehatan. Bantuan kemanusiaan
dan perlindungan hak-hak perorangan harus
• kemudahan komunikasi dan transportasi
diadakan dan dijamin oleh Negara dan pihak-
untuk rujukan
pihak lain tanpa diskriminasi.
• jarak ke tempat layanan kesehatan lainnya
• kedekatan dengan penduduk yang Menyadari bahwa orang-orang dari kategori
terdampak dan kelompok sasaran tertentu memiliki kebutuhan khusus di masa
konflik dan/atau ketika mengungsi, hukum
internasional memberikan perlakuan khusus
3.6.4 Menilai kapasitas staf dan
dan perlindungan terhadap anak-anak dan
merencanakan pelatihan
perempuan, terutama ibu hamil dan perempuan
Kapasitas staf dapat diukur melalui kegiatan dengan anak kecil. Negara dan para pekerja
supervisi (misalnya daftar-periksa monitoring, yang memberi bantuan diwajibkan memberikan
observasi langsung, wawancara client yang perhatian khusus terhadap kebutuhan
baru keluar dari tempat layanan (client exit kesehatan perempuan, termasuk memastikan
interview) (lihat Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar akses ke layanan kesehatan reproduksi,
dan Bab 3: Assessment, monitoring dan termasuk pencegahan infeksi HIV, dan untuk
Evaluasi) atau melalui pemeriksaan formal penyedia layanan perempuan. Selain itu,
terhadap pengetahuan dan keterampilan staf hukum pengungsi internasional mensyaratkan
tersebut. bahwa Negara-Negara memperlakukan
pengungsi yang secara sah berada di wilayah
Ketika membuat rencana untuk pelatihan mereka sama seperti warga negara sendiri
atau melatih kembali staf, bekerjalah dengan berkenaan dengan program jaminan sosial,
otoritas nasional, lembaga pelatihan dan termasuk tunjangan kehamilan dan penyakit.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 53

Dalam keadaan darurat, Negara memiliki 5 MONITORING


kewajiban kolektif dan individual untuk
menjamin hak atas kesehatan dengan Petugas kesehatan reproduksi melaksanakan
bekerja sama untuk menyediakan bantuan daftar-periksa PPAM untuk memonitor
kemanusiaan, termasuk akses ke perawatan penyediaan layanan di setiap situasi bencana.
kesehatan reproduksi. Dalam respon mereka Dalam beberapa kasus, hal ini dapat dilakukan
terhadap keadaan darurat, Negara-Negara dengan laporan lisan dari manajer kesehatan
diminta untuk memprioritaskan “penyediaan reproduksi dan/atau melalui kunjungan
bantuan medis internasional ... air yang aman observasi. Pada fase awal respon bencana,
dan dapat diminum, makanan dan obat-obatan monitoring dilakukan setiap minggu. Setelah
... untuk kelompok-kelompok penduduk yang penyelenggaraan layanan sudah mantap,
paling rentan atau terpinggirkan.”* monitoring bulanan sudah cukup. Diskusikan
kesenjangan dan tumpang tindih cakupan
layanan di dalam pertemuan dengan para
stakeholders kesehatan reproduksi dan pada
Kotak 13: Advokasi mekanisme koordinasi sektor/cluster kesehatan
untuk menemukan dan menerapkan solusi.
Gunakan poin ini dalam advokasi anda
dengan PBB dan para pembuat kebijakan
nasional, dll, ketika PPAM dihentikan atau
tidak lagi diprioritaskan dalam respon
bencana.

PPAM ini:

• adalah suatu standar Sphere dan


dengan demikian merupakan standar
minimum respon bencana universal
yang diakui secara internasional;
• adalah intervensi yang menyelamatkan
nyawa dan suatu kriteria penyelamatan
jiwa yang memenuhi syarat minimum
CERF untuk pendanaan CERF;
• terintegrasi di dalam petunjuk cluster
kesehatan global.

* Committee on Economic, Social and Cultural Rights,


General Comment No. 14, para. 40 (2000)
54

Contoh Daftar-periksa PPAM

Wilayah Periode pelaporan: Tanggal mulai respon


Dilaporkan oleh:
Geografis: _ _ / _ _ _ _/20 __sampai _ _ / _ _ / 20 _ _ kesehatan: _ _ / _ _ _ _/20

1. Lembaga koordinator kesehatan reproduksi dan petugas kesehatan reproduksi

YA TIDAK
1.1 Lembaga koordinator kesehatan reproduksi diidentifikasi dan
petugas kesehatan reproduksi yang berfungsi dalam sektor/cluster
kesehatan:

Lembaga koordinator ____________________________________

Petugas kesehatan reproduksi


1.2 Pertemuan para stakeholders kesehatan reproduksi ditetapkan dan
bertemu secara teratur:

• Nasional BULANAN

• Sub-nasional/Daerah DUA BULAN SEKALI

• Lokal MINGGUAN
2. Demografi

2.1 Jumlah total penduduk ___________


Jumlah wanita usia subur (usia 15 hingga 49, diperkirakan 25% dari
2.2 ___________
populasi)
Jumlah pria aktif secara seksual (diperkirakan sebesar 20% dari
2.3 ___________
populasi)
2.4 Tingkat kelahiran kasar (diperkirakan mencapai 4% dari populasi) ___________

3. Mencegah kekerasan seksual dan merespon kebutuhan korban/penyintas

YA TIDAK
3.1 Ada mekanisme terkoordinasi multisektoral untuk mencegah
kekerasan seksual

Pelayanan kesehatan yang menghomati kerahasiaan untuk


menangani korban/penyintas perkosaan

• Kontrasepsi darurat

• PEP

• Antibiotik untuk mencegah dan mengobati IMS

• Tetanus toksiod / tetanus imunoglobulin

• Vaksin Hep B

• Rujukan untuk layanan kesehatan, psikologis, dukungan sosial


Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 55

3.2 Jumlah insiden kekerasan seksual yang dilaporkan ke pelayanan


kesehatan
3.3 Informasi tentang perawatan pasca-perkosaan dan akses ke
layanan yang disebarkan ke masyarakat
4. Mengurangi penularan HIV
4.1 Informasi tentang perawatan pasca-perkosaan dan akses ke
layanan yang disebarkan ke masyarakat
Unit darah yang diskrining / seluruh unit darah yang didonorkan x
4.2
100
4.3 Bahan-bahan yang memadai dan daftar-periksa untuk memastikan
bahwa tindakan pencegahan standar dilakukan
4.4 Kondom tersedia secara gratis

• Fasilitas kesehatan

• Tingkat masyarakat
Unit darah yang diskrining / seluruh unit darah yang didonorkan x
4.5
100
4.6 Jumlah kondom yang di stok kembali di tempat distribusi periode
ini (sebutkan lokasi)

5. Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir

YA TIDAK
5.1 Puskesmas (untuk memastikan PONED dan perawatan bayi
baru lahir 24/7)
• seorang pekerja kesehatan yang memenuhi kualifikasi bertugas
per 50 konsultasi pasien per hari
• perlengkapan bidan, termasuk perlengkapan untuk perawatan
bayi baru lahir tersedia

Rumah Sakit (untuk memastikan PONEK dan perawatan bayi


baru lahir 24/7)
• 1 penyedia layanan yang memenuhi kualifikasi bertugas per 20-
30 tempat tidur untuk rawat inap kebidanan
• 1 tim dokter / perawat / bidan / ahli anestesi bertugas
• obat-obatan yang memadai dan perlengkapan untuk
mendukung PONEK dan perawatan bayi baru lahir 24/7
56

5.2 Sistem rujukan untuk keadaan darurat kebidanan dan bayi baru
lahir berfungsi 24 jam per hari / 7 hari per minggu (24/7)

• alat komunikasi (radio, ponsel)

• transportasi dari masyarakat ke puskesmas tersedia 24/7

• transportasi dari puskesmas ke rumah sakit tersedia 24/7

5.3 Fungsi cold chain berjalan (untuk oksitosin, tes skrining darah)

5.4 Jumlah kelahiran dengan operasi caesar / jumlah kelahiran x 100


5.5 Jumlah kit persalinan bersih yang didistribusikan / perkiraan jumlah
ibu hamil x 100
6. Perencanaan untuk transisi ke layanan kesehatan reproduksi komprehensif. Kegiatan
periode ini.
6.1 Lokasi untuk penyelenggaraan layanan kesehatan reproduksi komprehensif
(misalnya KB, penanggulangan IMS, kesehatan reproduksi remaja)
6.2 Kebutuhan pelatihan untuk staf (untuk penyediaan KB, penanggulangan IMS, dll),
alat-alat pelatihan, fasilitator:
6.3 Konsumsi komoditas kesehatan reproduksi (obat-obatan dan
supply yang diperbaharui) dipantau?
6.4 Jalur pengadaan/procurement diidentifikasi:
1

3.

7. Catatan khusus

YA TIDAK

7.1 Metode kontrasepsi dasar tersedia untuk memenuhi permintaan

7.2 ARV tersedia untuk pasien yang memakai ARV, termasuk PMTCT

7.3 Pengobatan IMS tersedia di fasilitas kesehatan

7.4 Paket hygiene kit telah didistribusikan


Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 57

8. Komentar lebih lanjut

Jelaskan bagaimana informasi ini diperoleh (pengamatan langsung, laporan kembali dari mitra
(nama), dll) dan berikan komentar lain.

9. Tindakan (Untuk yang memilih “Tidak”, jelaskan hambatan dan kegiatan yang diusulkan
untuk mengatasinya.)

Nomor Hambatan Usulan solusi

6. BACAAN LANJUTAN who.int/reproductivehealth/publications/


emergencies/924159263X/en/index.html
Bacaan penting
Clinical Management of Rape Survivors
PPAM e-learning tool, WHO, UNHCR, UNFPA, 2009:
http:// www.who.int/hac/techguidance/pht/
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)/ womenshealth/en/index.html
Minimum Initial Service Package (MISP) for
Reproductive Health: A Distance Learning Guidelines for Gender-based Violence
Module. Women’s Commission for Refugee Interventions in Humanitarian Settings,
Women and Children (Women’s Refugee Focusing on Prevention of and Response
Commission), 2006. http://MISP.rhrc.org/ to Sexual Violence in Emergencies. Inter-
content/view/26/45/lang,english/ agency Standing Committee, 2006. http://
www.humanitarianinfo.org/ iasc/pageloader.
MISP Cheat Sheet. International Planned aspx?page=content-subsiditfgender-gbv
Parenthood Federation, August 2007. http://
iawg.net/ resources/PPAM%20cheat%20 Perawatan kegawatdaruratan kebidanan
sheet%2003%20 01%2010.pdf dan perawatan bayi baru lahir

Inter-Agency Reproductive Health Kits for Crisis Field-friendly Guide to Integrate Emergency
Situations, 4th Edition. UNFPA/IAWG, 2008. Kebidananc Care in Humanitarian Programs.
http://www.rhrc.org/resources/rhrkit.pdf Women’s Commission for Refugee Women
and Children (Women’s Refugee Commission),
Pencegahan dan respon pada kekerasan 2005. http:// www.rhrc.org/resources/emoc/
seksual EmOCffg.pdf

Clinical Management of Rape Survivors: Pencegahan Penularan HIV


Developing Protocols for use with Refugees
and Internally Displaced Persons, revised Guidelines for addressing HIV in Humanitarian
edition. WHO/ UNHCR, 2004. http://www. Settings, Interagency Standing Committee.
58

2009. http://www.aidsandemergencies.org/ Lebih lanjut mengenai pelayanan kebidanan


cms/documents/IASCHIVGuidelines2009En. darurat: http://www.who.int/making pregnancy
pdf safer/documents/ managingcomplications/en/
index.html
Bacaan tambahan
Lebih lanjut mengenai keamanan transfusi
Training on the Minimum Initial Service darah: www.who.int/ bloodsafety/en/
Package (MISP) for Sexual and Reproductive
Health in Crises: A Course for SRH Lebih lanjut mengenai tindakan pengamanan
Coordinators, Facilitator’s Manual. IPPF standar: www.engenderhealth.org/ip/index.
ESAOR, UNFPA, UNSW, 2008.http://www. html
ippfeseaor.org/NR/rdonlyres/76E30209-
A4F4-4A00-BD90- D1B810056168/0/ Post-Exposure Prophylaxis to Prevent HIV
SPRINTFacilitatorsManualpart1.pdf Infection, Joint WHO/ILO guidelines on post-
exposure prophylaxis (PEP) to prevent HIV
Sexual and Gender-Based Violence Against infection. WHO/ ILO, 2007.www.who.int/hiv/
Refugee, Returnee and Internally Displaced pub/guidelines/PEP/en/
Persons, Guidelines for Prevention and
Response. United Nations High Commissioner
for Refugees, 2003. http://www.unhcr.
org/3f696bcc4.html
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 59

Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 ASSESSMENT, MONITORING DAN EVALUASI
3.1 Assessment
3.2 Monitoring
59
60
63
63
66
3
BAB TIGA

Assessment
3.3 Evaluasi 70 Monitoring
4.0 Pertimbangan hak asasi manusia dan hukum 71
4.1 Standar hak asasi manusia 71
dan
4.2 Pertimbangan hukum nasional 72 Evaluasi
4.3. Tantangan dan peluang 72
5 Bacaan Lanjutan 73

Lampiran 1A: Indikator PPAM 75


Lampiran 1B: Indikator untuk pelayanan kesehatan reproduksi 76
komprehensif
Lampiran 2: Tingkat Referensi dan Rasio Kesehatan Reproduksi 83
Lampiran 3: Estimasi Jumlah Perempuan Hamil dalam Populasi 84
Lampiran 4: Formulir Kajian Kematian Ibu dan Lembar Petunjuk 85
Lampiran 5: Contoh Lembar Kerja Bulanan (SIK)* 92

1 Pendahuluan

Assessment, monitoring dan evaluasi digunakan pada tahap-tahap yang berbeda selama
respon bencana dan berkaitan erat dengan pembuatan keputusan kesehatan masyarakat
serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan program kesehatan reproduksi. Hasil assessment,
monitoring dan evaluasi memberi informasi untuk perencanaan program kesehatan reproduksi
komprehensif karena hasil tersebut membantu untuk:

• memahami kebutuhan penduduk yang bersangkutan


• memastikan penggunaan sumber-sumber daya secara efektif dan efisien
• menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu program
• memberikan akuntabilitas dan transparansi bagi donor dan para penerima bantuan.

Petugas dan manajer program kesehatan reproduksi seringkali menemukan bahwa keputusan-
keputusan menyangkut transisi dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PPAM (lihat Bab 2) ke
penyelenggaraan komponen-komponen layanan kesehatan reproduksi komprehensif, cukup
menantang. Diseminasi hasil assessment, monitoring dan evaluasi yang akurat dan tepat
waktu akan memungkinkan mereka membuat keputusan-keputusan berdasarkan bukti tentang
langkah-langkah yang harus diambil dalam transisi ke pelaksanaan program kesehatan
reproduksi komprehensif dan penyelenggaraan layanan. Penggunaan hasil secara tepat juga
akan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan cara yang berkelanjutan,
yang sesuai dengan konteks dan disesuaikan dengan kebutuhan penduduk.
60

Assessment,
Monitoring dan
Evaluasi
Gambar 3: Keadaan darurat berkelanjutan
Keadaan darurat Pasca keadaan darurat

Kejadian Solusi yang dapat


destabilisasi bertahan lama

PPAM

Penduduk Hilangnya layanan- Pemulihan Stabilitas Kembali ke


mengungsi layanan penting layanan- relatif keadaan
layanan normal
penting
Catatan: Krisis jarang mengambil jalan linear yang jelas – dari keadaan darurat menuju
stabilitas, pemulihan hingga pembangunan. Seringkali, jalan krisis cukup kompleks, dengan
situasi yang mengalami berbagai tingkat menuju perbaikan atau kemunduran yang dapat
berlangsung puluhan tahun. Oleh karena itu, penyediaan layanan kesehatan reproduksi harus
mempertimbangkan jalan non-linear suatu krisis, serta kesenjangan dalam layanan yang
disebabkan ketidakamanan, prioritas-prioritas yang bersaing atau dana yang semakin berkurang
dalam keadaan yang berkepanjangan. IAFM dapat diterapkan untuk semua situasi, jika lembaga
yang berkepentingan menempatkan dirinya pada keadaan darurat berkelanjutan

2 Tujuan

Tujuan bab ini adalah untuk:

• menguraikan bagaimana cara menilai, memonitor dan mengevaluasi program-program


kesehatan reproduksi;
• mengidentifikasikan metode-metode, alat bantu dan indikator-indikator assessment,
monitoring dan evaluasi yang tepat;
• memberikan petunjuk mengenai perencanaan transisi dari Paket Pelayanan Awal Minimun
(PPAM) ke program-program kesehatan reproduksi komprehensif.

3 Assessment, Monitoring dan Evaluasi

Tujuan ke-lima dari PPAM mensyaratkan bahwa perencanaan untuk program kesehatan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 61

reproduksi komprehensif dimulai dari fase awal bahwa proses perencanan ini selaras dengan
respon bencana. Begitu target layanan PPAM perencanaan kesehatan serta kegiatan
telah dicapai dan dapat berlanjut (lihat Bab 2: mobilisasi sumber daya kesehatan lainnya dan
PPAM), maka komponen-komponen layanan bahwa layanan-layanan kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi komprehensif dapat komprehensif diintegrasikan ke dalam
dilaksanakan. pengembangan program pelayanan kesehatan
dasar.
Para petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi harus bekerja dalam mekanisme Saat merencanakan program kesehatan
sektor/cluster kesehatan untuk memastikan reproduksi komprehensif, adalah penting untuk

Kotak 14: Pendekatan Sistem Kesehatan*


Enam unit pembangun sistem kesehatan adalah sebagai berikut:
• Layanan kesehatan reproduksi yang baik adalah layanan yang memberikan intervensi
kesehatan reproduksi secara efektif, aman dan bermutu bagi mereka yang membutuhkan,
kapan dan dimanapun dibutuhkan, dengan pemborosan sumber daya yang minimum.
• Satuan kerja kesehatan reproduksi yang bekerja dengan baik adalah yang bekerja dengan
cara yang responsif, adil dan efisien untuk mencapai hasil kesehatan terbaik dengan sumber
daya dan kondisi yang ada (mis. jumlah staf kesehatan reproduksi yang memadai, terdistribusi
secara merata; dan mereka cukup kompeten, responsif dan produktif).
• Sistem informasi kesehatan yang berfungsi dengan baik adalah sistem informasi kesehatan
yang memastikan pembuatan, analisis, desiminasi dan penggunaan informasi yang dapat
dipercaya dan tepat waktunya mengenai faktor-faktor penentu kesehatan reproduksi, kinerja
sistem kesehatan dan status kesehatan reproduksi.
• Sistem kesehatan yang berfungsi dengan baik memastikan akses yang adil/setara ke
obat-obatan, vaksin dan teknologi kesehatan reproduksi dengan jaminan mutu, efisiensi,
ketersediaan dan hemat biaya, dan terbukti secara ilmiah bahwa penggunaannya efektif
secara biaya
• Sistem pembiayaan kesehatan yang baik dapat mendapatkan dana yang cukup untuk
kesehatan reproduksi, dengan cara-cara yang memastikan bahwa masyarakat dapat
menggunakan layanan-layanan yang diperlukan, dan terlindungi dari masalah keuangan
atau jatuh miskin terkait dengan keharusan untuk membayar layanan itu. Sistem pendanaan
kesehatan yang baik memberi insentif bagi para penyedia dan pengguna layanan untuk
bertindak efisien.
• Kepemimpinan dan tata pengelolaan mencakup upaya memastikan adanya kerangka
kebijakan kesehatan reproduksi strategis yang dikombinasi dengan pengawasan yang
efektif, pembentukan koalisi, pengaturan, dan perhatian terhadap rancangan sistem dan
akuntabilitas.
Unit pembangun menjadi model perencanaan yang berguna bagi transisi antara PPAM dan
program-program kesehatan reproduksi komprehensif. Tetapi, para petugas kesehatan
reproduksi dan manajer program kesehatan reproduksi harus mengenali saling ketergantungan
masing-masing unit dari pendekatan sistem kesehatan sehingga harus memastikan bahwa
layanan-layanan kesehatan reproduksi komprehensif dilaksanakan secara terpadu.
*Dari: “Everybody’s business: strengthening health systems to improve health outcomes: WHO’s
framework for action. WHO Genewa, 2007.
62

Kotak 15: Siklus Proyek

Siklus proyek menggambarkan bagaimana assessment, monitoring dan evaluasi terhubung


disepanjang penyelenggaraan layanan yang berkelanjutan dan pengelolaan program. Siklus
proyek membantu petugas dan manajer program kesehatan reproduksi memahami bagaimana
masing-masing dapat digunakan untuk menginformasikan perihal pembuatan keputusan
sepanjang siklus rancangan program, perencanaan dan pelaksanaannya (contohnya, lihat diagram
di bawah).

Kemampuan untuk melaksanakan proyek-proyek kesehatan reproduksi secara sukses dan


tepat waktu dalam lingkungan respon bencana yang menantang, adalah sangat penting sekali
untuk memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi dari penduduk yang
terdampak dapat dipenuhi. Program kesehatan reproduksi yang paling berhasil adalah program
yang dirancang berdasarkan assessment kebutuhan secara tepat di dalam populasi sasaran.
Kegiatan-kegiatan program setelah itu harus dimonitor menggunakan indikator-indikator yang
telah dipilih secara cermat untuk melacak perkembangan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah dinyatakan secara jelas (Lihat bagian 3.2 Monitoring untuk informasi lebih lanjut mengenai
pemilihan dan penggunaan indikator). Disepanjang pelaksanaan program, kegiatan-kegiatan harus
dievaluasi secara memadai untuk mencerminkan tentang apa yang bekerja dengan baik dan apa
yang tidak, dan untuk memberikan umpan balik ke dalam siklus kajian dan peningkatan program
yang bersinambungan.

Ada sejumlah alat bantu yang tersedia untuk membantu memandu siklus perencanaan, assessment,
monitoring dan evaluasi program. Satu yang paling diakui secara luas adalah Pendekatan Kerangka
Logis, atau (LFA) atau “logframe”.

(Untuk informasi lebih lanjut lihat Bacaan Lebih Lanjut).


Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 63

memahami kebutuhan-kebutuhan penduduk sistem kesehatan yang ada untuk merespon


yang terdampak dan untuk mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
sumber-sumber daya yang ada serta prioritas-
prioritas yang telah ditetapkan dalam sistem 3.1.1 Kapan melakukan
kesehatan yang ada. Pendekatan sistem assessment?
kesehatan menetapkan sejumlah “unit
Pada fase awal respon bencana, assessment
pembangun (building block)” yang membangun
awal yang cepat dilakukan oleh para mitra
sistem kesehatan dan menawarkan kerangka
kemanusiaan. Dalam sistem koordinasi sektor/
penyusunan program yang berguna di mana
cluster kesehatan, para petugas kesehatan
komponen-komponen kesehatan reproduksi
reproduksi harus memastikan bahwa mereka
dapat direncanakan, dinilai, dipantau dan
memperoleh informasi mengenai:
dievaluasi (lihat Kotak 14).
• jumlah dan lokasi penduduk yang
Istilah-istilah penting yang digunakan dalam
memerlukan akses ke layanan kesehatan
bab ini adalah:
reproduksi minimum;
Assessment adalah proses untuk menentukan • jumlah dan lokasi staf pelayanan
dan mengatasi kebutuhan atau “kesenjangan” kesehatan yang memberikan, atau mampu
antara kondisi saat ini dan kondisi yang memberikan komponen-komponen layanan
diinginkan. PPAM;
• kesempatan-kesempatan supply logistik
Monitoring adalah proses pengumpulan dan medis kesehatan reproduksi;
analisa data yang sistematis dan berkelanjutan • kemungkinan-kemungkinan pendanaan
selama proyek berjalan. Monitoring ditujukan PPAM.
pada pengukuran kemajuan proyek ke arah
pencapaian tujuan-tujuan program. Strategi dan rencana disesuaikan dengan
itu, berdasarkan informasi yang diperoleh.
Evaluasi adalah proses untuk menentukan Penyebab dari kesakitan dan kematian yang
apakah program telah memenuhi tujuan- paling penting terkait dengan kesehatan
tujuan yang diharapkan dan/atau sejauh mana reproduksi telah diagendakan oleh PPAM
perubahan dalam hasil dapat dihubungkan dan tidak perlu dinilai pada fase awal respon
dengan program. bencana (lihat Bab 2). Ketika tujuan 2, 3 dan
4 PPAM tercapai, assessment yang lebih
Ketiga proses ini terhubung sepanjang
mendalam dilaksanakan sebagai bagian dari
penyelenggaraan layanan yang berkelanjutan
tujuan 5, perencanaan untuk pelaksanaan
yang disebut dengan siklus proyek. Siklus
layanan kesehatan reproduksi komprehensif.
proyek merupakan alat bantu bagi petugas
Disepanjang waktu program, assessment
kesehatan reproduksi dan manajer kesehatan
berkala dapat digunakan untuk mengevaluasi
reproduksi memahami bagaimana tugas-
perkembangannya menuju pencapaian tujuan.
tugas dan fungsi manajemen harus dilakukan
selama masa pelaksanaan program kesehatan 3.1.2 Alat bantu apakah yang ada
reproduksi (lihat Kotak 15). untuk melakukan assessment?

Empat metode penting untuk mengumpulkan


3.1 Assessment data dalam assessment mencakup:

Tujuan assessment adalah untuk secara a. Pengkajian informasi yang ada


cepat mengumpulkan informasi serta b. Wawancara informan kunci dan diskusi
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan kelompok fokus
kesehatan reproduksi penduduk dan kapasitas
64

c. Assessment fasilitas kesehatan sejak permulaan keadaan darurat, kecukupan


d. Survei cepat layanan-layanan kesehatan reproduksi
saat ini dan kebutuhan-kebutuhan prioritas
a. Pengkajian informasi yang ada kesehatan reproduksi penduduk. Wawancara
Sebagai bagian dari assessment untuk informan kunci bisa dalam bentuk terstruktur
merencanakan pengenalan komponen- (terdiri dari seperangkat pertanyaan yang
komponen layanan kesehatan reproduksi ditanyakan dalam suatu urutan khusus) atau
komprehensif, suatu kajian yang menyeluruh tidak terstruktur (terdiri sebagian besar dari
atas sumber-sumber data sekunder harus pertanyaan terbuka yang dapat diubah atau
dilakukan untuk mengumpulkan informasi disesuaikan selama pelaksanaan wawancara).
kesehatan reproduksi tentang populasi yang
terdampak. Data tersebut akan tersedia dari c. Diskusi kelompok berfokus
Kementrian Kesehatan, lembaga-lembaga PBB Tujuan diskusi kelompok berfokus adalah untuk
dan LSM-LSM. Contoh data tersebut termasuk: memperoleh informasi mengenai kepercayaan
dan sikap kelompok terhadap suatu persoalan
• Survei Demografi dan Kesehatan atau atau masalah kesehatan tertentu. Diskusi
Demographic and Health Survey (DHS) kelompok berfokus berbeda dari wawancara
ataupun data survei lain yang tersedia; informan kunci karena memungkinkan interaksi
• Ketersediaan layanan-layanan kesehatan di antara semua anggota kelompok. Jika
reproduksi, distribusi geografis serta fungsi diskusi dilakukan pada suatu sub-kelompok
mereka; dalam populasi –seperti wanita usia subur
• Data pengawasan/surveilans rutin atau atau remaja laki-laki– maka hasilnya dapat
data fasilitas kesehatan seperti apa yang memberikan informasi yang berguna yang
dilaporkan kepada sistem informasi mewakili kelompok khusus tersebut.
kesehatan tingkat kabupaten atau nasional;
• Rencana strategis nasional dan/atau d. Assessment fasilitas kesehatan
assessment oleh UN Development Assessment fasilitas kesehatan merupakan
Assistance Framework/Kerangka Kerja inventarisasi tempat-tempat dimana layanan
Pembangunan UN (UNDAF). kesehatan dapat diberikan beserta layanan-
layanan yang ada di tempat tersebut.
b. Wawancara informan kunci Daftar-periksa yang terstruktur mengenai
Tujuan wawancara informan kunci adalah topik-topik dapat membantu memberikan
untuk mengumpulkan informasi dari banyak gambaran tentang fasilitas kesehatan itu,
kalangan masyarakat –termasuk para pimpinan termasuk inventaris layanan-layanan kesehatan
masyarakat, profesional atau penduduk– yang reproduksi yang diberikan; data staf dan
memiliki pengetahuan langsung mengenai cakupan; serta inventaris peralatan dan supply
populasi yang terdampak. Informasi yang kesehatan reproduksi. Assessment ini dapat
dikumpulkan selama assessment harus juga mencakup kajian statistik rutin mengenai
mencakup pandangan informan kunci layanan-layanan kesehatan reproduksi untuk
mengenai kondisi dan praktek sebelumnya, menentukan apakah protokol standar telah
situasi saat ini, perubahan dalam praktek diikuti untuk menjamin kualitas layanan.
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 65

e. Survei cepat
untuk bertanya kepada perempuan yang sudah
Survei cepat dapat berguna untuk
menikah mengenai riwayat reproduksinya. Jika
mengumpulkan informasi berbasis
sesuai, sebaiknya mengikutsertakan anggota
penduduk secara cepat selama assessment.
penduduk yang terdampak di dalam tim
Survei tersebut harus singkat dan
assessment.
memuat pertanyaan-pertanyaan hanya
mengenai informasi yang diperlukan untuk Anggota tim yang ideal:
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan
kesehatan reproduksi dasar (lihat Kotak 16). • memiliki keahlian teknis, mengikuti pelatihan
Survei berbeda dari diskusi kelompok berfokus, dan mempunyai pengalaman;
karena survei tidak mengijinkan peserta untuk • memiliki keterampilan komunikasi yang
memberikan rincian opini mengenai topik. baik dalam bahasa setempat dan terbiasa
dengan penduduk yang dinilai;
Untuk contoh alat bantu yang diuraikan di atas, • nyaman membicarakan topik kesehatan
silahkan lihat Bacaan Lebih Lanjut.

Kotak 16: Penggunaan Survei Kesehatan reproduksi

Survei dapat memberikan data berbasis penduduk yang berguna, dimana para petugas dan
penyedia layanan kesehatan reproduksi dapat menggunakan data survei untuk meningkatkan
dan secara lebih efektif menargetkan layanan-layanan kesehatan reproduksi. Terdapat banyak
faktor yang harus dipertimbangkan saat merancang suatu survei. Keputusan harus dibuat
terkait dengan besarnya sampel, tingkat kesalahan yang dapat diterima serta sumber-sumber
bias/penyimpangan, berdasarkan ketersediaan sumber-sumber daya (waktu, uang, personel).
Survei yang dilakukan selama assessment kebutuhan awal misalnya, seringkali perlu dilakukan
dengan cepat dengan menggunakan metode pengambilan sampel yang kecil dan mudah. Bila
situasi menjadi stabil, maka kuesioner yang lebih rinci dan metode pengambilan sampel yang
lebih mewakili dapat digunakan.

Keputusan mengenai metodologi survei mana yang akan digunakan dikoordinasikan dengan
sektor/cluster kesehatan untuk memastikan bahwa metodologi tersebut tepat dan akan
memberikan hasil yang dapat diperbandingkan dengan survei-survei lain yang dilaksanakan
sebagai bagian dari respon kesehatan.

3.1.3 Siapa yang bertanggungjawab reproduksi, dan terbuka untuk mempelajari


untuk melakukan assessment? tentang kesehatan reproduksi;
• memiliki ketrampilan analisis yang baik;
Tim assessment dapat terdiri dari satu atau tiga • mampu untuk membuat keputusan yang
orang dengan keahlian klinis, riset, manajemen baik berdasarkan data yang sedikit.
dan kesehatan masyarakat. Jumlah tim yang
diperlukan akan bergantung pada besarnya
area yang dicakup, akses yang ada serta 3.1.4 Data apa yang diperlukan
situasi keamanan dan metode assessment dalam assessment?
yang akan digunakan. Ketika memilih tim,
Bab 4 hingga 10 memberikan rekomendasi
harus memperhatikan gender, usia, suku
mengenai data apa yang harus dikumpulkan
dan status sosial para anggotanya harus
dalam assessment setiap komponen
dipertimbangkan. Contohnya, di beberapa
program kesehatan reproduksi (lihat tabel di
negara bisa jadi tidak pantas bagi laki-laki
66

bawah). Unit pembangun sistem kesehatan 3.2 Monitoring


memberikan struktur yang berguna untuk
mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan Monitoring adalah pengumpulan, pelaporan
assessment kesehatan reproduksi (lihat Kotak maupun analisa data secara teratur dan
14: Pendekatan Sistem Kesehatan, hal. 61). bersinambungan selama durasi pelaksanaan
program dan merupakan bagian sangat penting
Untuk informasi lebih rinci mengenai data dari setiap program kesehatan reproduksi.
assessment, lihat:

Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja hal. 97

Bab 5: Keluarga Berencana hal. 111

Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal hal. 139

Bab 7: Perawatan Abortus Yang komprehensif hal. 163

Bab 8: Kekerasan berbasis Gender hal. 177

Bab 9: Infeksi Menular Seksual hal. 191

Bab 10: HIV hal. 209

3.1.5 Bagaimana menganalisa, Monitoring mencakup diseminasi hasil-hasil


menggunakan dan secara tepat waktu sehingga tindakan dapat
mendesiminasikan hasil diambil.
assessment?
3.2.1 Kapan melakukan monitoring?
Hasil assessment harus sespesifik mungkin
Sistem informasi yang sederhana dan
agar dapat membuat keputusan yang
rutin yang mengumpulkan data kesehatan
tepat waktu mengenai intervensi yang
reproduksi minimum diperlukan sejak
harus dilakukan. Hasil-hasil ini secara jelas
permulaan respon bencana hingga
memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan dan
pelaksanaan PPAM (lihat Bab 2). Ketika respon
mengidentifikasi kesempatan-kesempatan
berkembang dan lebih banyak komponen
dalam masing-masing unit pembangun sistem
layanan kesehatan reproduksi diperkenalkan,
kesehatan (lihat Kotak 14, hal. 61). Hasilnya
kebutuhan monitoring program-program
harus menawarkan masukan-masukan
kesehatan reproduksi harus disesuaikan
mengenai bagaimana memastikan intervensi
untuk mencerminkan perubahan kebutuhan-
PPAM dapat berkelanjutan dan membantu
kebutuhan atas komponen-komponen yang
dalam merencanakan penambahan komponen-
direncanakan, diatur dan dilaksanakan,
komponen layanan kesehatan reproduksi
komprehensif.
Data kesehatan dapat dikumpulkan sebagai
bagian dari sistem informasi kesehatan
Salinan laporan akhir diinformasikan dengan
nasional (SIK) yang ada. Bila sistem ini tidak
semua organisasi yang terlibat dalam respon
ada atau tidak berjalan karena krisis, maka
bencana, termasuk Kementrian Kesehatan
melalui mekanisme koordinasi sektor / cluster
kesehatan. Komunikasikan juga hasil temuan-
temuan dan keputusan kepada masyarakat.
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 67

sektor / cluster kesehatan akan melaksanakan masyarakat/bidan


suatu sistem monitoring darurat untuk • Formulir pelaporan mingguan dan/atau
membantu pengelolaan dan koordinasi bulanan.
program. Monitoring berkala di dalam sistem
tersebut (mis. harian, mingguan atau bulanan) Daftar alat bantu di atas bukan daftar lengkap.
bergantung pada perkembangan respon Sumber-sumber data dan metode lain untuk
bencana dan kebutuhan masing-masing pelaporan rutin (misalnya pengawasan
organisasi. Setidaknya, data bulanan harus sentinel*) mungkin perlu juga dipertahankan
tersedia untuk menginformasikan keputusan- di samping SIK, menurut kebutuhan masing-
keputusan penyusunan program secara masing program dan/atau lembaga. Di
reguler. beberapa kondisi, survei berbasis populasi
dapat juga digunakan sebagai alat bantu yang
3.2.2 Alat bantu apakah yang efektif untuk memandu penyelenggaraan
digunakan untuk monitoring? program. Bila diulangi dari waktu ke waktu, alat
ini dapat merupakan sumber data monitoring
Sangat penting untuk memiliki alat bantu
kesehatan reproduksi yang berguna.
dan metode pengumpulan yang digunakan
oleh semua mitra kesehatan untuk 3.2.3 Data apa yang diperlukan
memastikan bahwa data yang dihasilkan telah untuk monitoring?
terstandarisasi dan memiliki kualitas yang baik.
Saat digunakan dalam cara yang sistematik Data yang diperlukan untuk memonitor suatu
dan terkoordinasi oleh semua mitra, sumber- program kesehatan reproduksi ditentukan
sumber daya ini membantu memastikan bahwa oleh pemilihan indikator-indikator yang akan
data dikumpulkan hingga tingkat kerincian digunakan untuk memonitor perkembangan
yang sama dan dapat diperbandingkan di program ke arah pencapaian seperangkat
seluruh lokasi. tujuan. Lihat Kotak 17 untuk definisi dan
masalah yang harus dipertimbangkan ketika
Data kesehatan reproduksi rutin harus memilih dan menggunakan indikator-indikator
dikumpulkan dari kombinasi sumber-sumber kesehatan reproduksi.
fasilitas kesehatan dan masyarakat sebagai
bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Bab 4 hingga 10 merekomendasikan
yang lebih luas. Sumber-sumber data rutin indikator-indikator kunci yang digunakan
mencakup: untuk memonitor setiap komponen program
kesehatan reproduksi komprehensif (lihat
• Rekam medis pasien perorangan dan kartu- tabel pada halaman 66). Ringkasan dari setiap
kartu (seperti partograf, kartu antenatal, indikator termasuk rumusan, unit pernyataan
kartu keluarga berencana); dan standar yang terkait diberikan dalam
• Register harian dan lembar perhitungan Lampiran 1B, halaman 76.
jumlah (seperti register kelahiran, lembar
perhitungan jumlah antenatal); Alat bantu khusus untuk memonitor program
• Formulir laboratorium (seperti tes HIV atau kesehatan reproduksi adalah kajian kematian
hasil skrining sifilis); ibu (Lihat Kotak 18) atau kajian “nyaris mati”
• Formulir kajian kematian ibu (lihat Kotak 18); (near miss)”. Kajian kematian ibu dan kajian
• Laporan tenaga kesehatan berbasis nyaris mati sangat penting dalam program-
program kesehatan maternal dan neonatal
* ‘Pengawasan sentinel’ merupakan metode pemantauan yang untuk mempromosikan dan memonitor
menggunakan indikator pengganti untuk permasalahan kesehatan
masyarakat, memungkinkan melakukan perkiraan besarnya perubahan dalam penyelenggaraan layanan
permasalahan di dalam populasi umum. Contohnya, prevalensi HIV
pada perempuan yang mendatangi layanan perawatan antenatal
digunakan sebagai indicator yang mewakili prevalensi HIV di
seluruh populasi.
68

Kotak 17: Memilih dan Menggunakan Indikator Kesehatan reproduksi

Indikator didefinisikan sebagai variabel yang dapat dimonitor dari waktu ke waktu untuk melacak
perkembangan ke arah pencapaian tujuan. Contohnya: “cakupan perawatan antenatal”.

Tujuan adalah titik akhir yang ingin dicapai di akhir pelaksanaan program. Contohnya: Faktor
risiko kebidanan dideteksi dan ditangani di awal kehamilan.

Setiap indikator harus diberikan standar yang sesuai untuk menetapkan tingkat pencapaian
minimum yang dapat diterima. Contohnya: 90% perempuan melakukan empat atau lebih
kunjungan ANC selama kehamilan.

Jika program-program kesehatan reproduksi yang dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang


berbeda tidak menggunakan indikator yang sama, maka mereka tidak terstandarisasi, demikian
pula informasi kesehatan yang dihasilkan. Konsekuensinya, data yang dihasilkan oleh program-
program kesehatan yang tidak terstandarisasi bisa jadi tidak lengkap, tidak dapat digabungkan
dan tidak cocok untuk monitoring situasi.

Proses pemilihan indikator tidaklah mudah. Setiap indikator harus secara teknis sahih, sederhana
dan dapat diukur. Selain itu, pengembangan dari PPAM ke layanan kesehatan reproduksi
komprehensif di dalam suatu negara akan membuka bidang-bidang baru untuk monitoring dan
pelaksanaan yang harus selalu pertimbangkan. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa setiap
indikator harus memenuhi kriteria SMART yaitu harus:

S pesific (khusus) [apa dan siapa]

M easurable (dapat diukur)

A ppropriate (sesuai)

R ealistic [dapat dicapai]

T ime bound (terikat waktu)

Berbagai macam indikator yang dipilih untuk monitoring harus juga sesuai untuk mengukur tujuan
program pada seluruh tahapan siklus proyek. Misalnya:

Indikator keluaran/output (atau proses) mengukur aksi atau tindakan yang diperlukan untuk
pelaksanaan program yang terkait dengan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang ditetapkan. Contohnya: jumlah bidan yang dilatih tentang protokol ANC.

Indikator hasil/outcome (atau kinerja) mengukur perubahan yang dihasilkan dari kegiatan-
kegiatan program, seperti perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku, atau dalam
ketersediaan layanan. Contohnya: jumlah perempuan yang menerima setidaknya dua dosis
Tetanus Toksoid (TT) sebelum persalinan.

Indikator tujuan/impact (atau dampak) mengukur perubahan dalam kesakitan dan kematian
yang diharapkan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program. Contohnya: Insiden tetanus pada
bayi baru lahir
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 69

Tabel 8: Kebutuhan Data untuk Monitoring


Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja hal. 110
Bab 5: Keluarga Berencana hal. 137
Bab 6: Kesehatan maternal dan neonatal hal. 155
Bab 7: Perawatan Abortus Komprehensif hal. 173
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender hal. 189
Bab 9: Infeksi Menular Seksual hal. 207
Bab 10: HIV hal. 225

Kotak 18: Kajian Kematian Ibu

Kajian kematian ibu memberikan kesempatan yang langka bagi staf kesehatan dan anggota
masyarakat untuk belajar dari kejadian tragis – yang seringkali dapat dicegah. Kajian kematian
ibu dapat membantu mengidentifikasikan kesenjangan dalam layanan, kesenjangan dalam
pengetahuan (baik dari sisi penyedia layanan kesehatan maupun sisi masyarakat) dan perlunya
meningkatkan prosedur rujukan untuk komplikasi kebidanan. Penting untuk melibatkan
berbagai orang (anggota keluarga, dukun bayi, bidan terlatih, dokter, koordinator, para pimpinan
masyarakat, dsb) dalam proses pengkajian kematian ibu, dengan mengabaikan apakah kematian
terjadi di lingkungan masyarakat atau di fasilitas kesehatan.

Hal-hal yang perlu diselidiki mencakup:

• Waktu permulaan timbulnya penyakit yang mengancam jiwa


• Waktu dikenalinya permasalahan dan waktu kematian
• Ketepatan waktu tindakan
• Akses ke layanan/perawatan, atau logistik dari rujukan
• Kualitas perawatan medis sampai dengan kematian

Otopsi verbal –yang telah digunakan dalam situasi pengungsi eksternal tertentu– telah terbukti
relatif berhasil saat rekam medis tidak tersedia.

Lampiran 4 memberikan contoh formulir penyelidikan kematian ibu dan petunjuk penggunaannya.

dan untuk mengadvokasi langkah-langkah berbasis masyarakat harus juga terlibat


dalam rangka mencegah komplikasi dan dalam pengumpulan data di tingkat
kematian. (lihat Bab 6: Kesehatan Maternal dan masyarakat. Untuk memastikan bahwa data
Neonatal). dapat diperbandingkan pada program-
program yang berbeda, semua staf tersebut
3.2.4 Siapa yang bertanggungjawab harus menerima pelatihan yang memadai
untuk monitoring? mengenai penggunaan dan aplikasi alat bantu
pengumpulan data secara tepat di lapangan.
Perawat, bidan dan penyedia layanan
kesehatan reproduksi lainnya yang bekerja Supervisor klinik ditunjuk untuk
di fasilitas kesehatan bertanggungjawab bertanggungjawab atas rekapitulasi laporan
untuk pengumpulan dan pelaporan rutin mingguan atau bulanan. Laporan ini pada
data layanan. Selain itu, staf kesehatan gilirannya dikirimkan kepada manajer
70

kesehatan reproduksi atau manajer program umpan balik secara rutin kepada para stafnya
kesehatan untuk dimasukkan ke komputer dan juga mendiskusikan temuan-temuan
untuk dianalisa. utama serta rekomendasi untuk program
kesehatan reproduksi, berdasarkan hasil
3.2.5 Bagaimana menganalisa, terakhir pada rapat koordinasi sektor/cluster
menggunakan dan mendesiminaikan kesehatan. Bila dianggap tepat, jadikan
hasil monitoring kesehatan reproduksi tersedia bagi penduduk
yang dilayani oleh fasilitas kesehatan.
Analisa data layanan kesehatan dan data
berbasis populasi yang dikumpulkan secara 3.3 Evaluasi
rutin penting untuk monitoring kinerja dan
kualitas penyelenggaraan layanan kesehatan Tujuan evaluasi adalah untuk menganalisa
dan dalam mengidentifikasi perubahan- efisiensi dan efektivitas program. Evaluasi
perubahan pada status kesehatan populasi membandingkan kegiatan program dan
yang terdampak. layanan (keluaran/output) dengan manfaat
(hasil/outcome) dan dampak kesehatan
Di tingkat fasilitas, statistik dapat dianalisa masyarakat serta membantu para petugas
secara manual dengan memasang hasil-hasil kesehatan reproduksi untuk menentukan hal-
pada bagan yang menunjukkan penggunaan hal tsb memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
statistik di area penerimaan pasien klinik.
3.3.1 Kapankah waktu untuk
Di tingkat organisasi dan sektor/cluster mengevaluasi?
kesehatan, cara pengelolaan data yang lebih
efisien diperlukan untuk memastikan bahwa Adalah penting untuk menjadwalkan dan
hasil-hasil dianalisa, didesiminasikan dan merencanakan evaluasi sejak permulaan
digunakan dengan cara yang tepat waktu dan pelaksanaan program. Evaluasi berlangsung
efektif. Lembar kerja computer sederhana disepanjang waktu proyek, bukan hanya di
atau software database berguna untuk akhir proyek, dan dijadwalkan menurut tahapan
membantu mengelola volume data yang besar pelaksanaan proyek dan kebutuhan organisasi.
dari waktu ke waktu dan pada lokasi yang
berbeda-beda. 3.3.2 Apa alat bantu untuk evaluasi?

Penggunaan data dan umpan balik hasil Evaluasi menggunakan metode-metode


merupakan hal utama untuk memastikan assessment sistematik dan mengukur baik
bahwa informasi diterjemahkan ke dalam aspek kualitatif maupun kuantitatif dari
praktik kesehatan masyarakat dan penyelenggaraan layanan. Evaluasi dapat juga
peningkatan yang dapat diukur dalam status menggunakan metode yang serupa dengan
kesehatan reproduksi penduduk. Seringkali yang digunakan pada assessment (lihat 3.1.1).
para manajer di tingkat yang lebih rendah Wawancara informan kunci dengan pimpinan
diwajibkan melaporkan jumlah data yang atau anggota masyarakat yang terdampak
sangat banyak kepada tingkat yang lebih dapat mengumpulkan data untuk mengevaluasi
tinggi, tetapi mereka amat jarang menerima kualitas program dan penerimaan masyarakat
umpan balik apapun. Pada saat yang sama, terhadap program.
informasi berlimpah di tingkat yang lebih
Evaluasi terhadap kualitas atau akses ke
tinggi adalah sedemikian rupa sehingga pada
layanan mencakup kajian terhadap dokumen-
praktiknya data tersebut jarang digunakan
dokumen operasional (seperti laporan lokasi,
secara efektif. Para manajer program
laporan perjalanan, laporan supervisi, catatan
kesehatan reproduksi harus memberikan
pelatihan) dan daftar-periksa untuk layanan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 71

kesehatan kualitatif. Pengkajian data yang untuk memastikan bahwa masalah-masalah


dikumpulkan dari sistem monitoring juga harus yang teridentifikasi ditangani dengan segera
dilihat sebagai bagian dari proses evaluasi. sebelum menjadi persoalan atau risiko.
Laporan evaluasi akhir harus diinformasikan
Data berbasis populasi dapat dikumpulkan dengan semua organisasi yang terlibat
untuk melengkapi dan/atau memvalidasi data dalam respon darurat, termasuk Kementrian
yang dikumpulkan secara rutin. Kesehatan dan didesiminasikan dalam rapat-
rapat koordinasi sektor/cluster kesehatan.
3.3.3 Data apa yang diperlukan
Bila dianggap tepat, temuan-temuan dan
untuk evaluasi?
keputusan harus juga diinformasikan secara
Adalah penting untuk menetapkan secara langsung dengan masyarakat.
jelas tujuan setiap evaluasi dan secara jelas
menetapkan pertanyan-pertanyaan yang harus
4 Pertimbangan Hak asasi manusia
dijawab oleh evaluasi. Pertanyaan-pertanyaan
dan hukum
lazim yang harus dipertimbangkan dalam
mengevaluasi keluaran proyek dan proyek itu 4.1 Standar hak asasi manusia
sendiri adalah:
Hak privasi menurut hukum hak asasi manusia
• Apa yang telah kita lakukan? internasional melindungi hak untuk privasi dan
• Apa yang telah kita capai? kerahasiaan informasi kesehatan, termasuk
• Apakah kita mencapai apa yang diinginkan? informasi mengenai kesehatan reproduksi,
• Apa yang dapat kita pelajari? fungsi reproduksi, kehidupan seksual maupun
• Apa lagi yang dibutuhkan? seksualitas seseorang. Oleh karena itu,
hak privasi membebankan kewajiban bagi
3.3.4 Siapa yang bertanggungjawab para penyedia layanan dan siapapun yang
untuk evaluasi? mengumpulkan data terkait dengan kesehatan
untuk menjaga kerahasiaan informasi itu.
Evaluasi harus seobyektif mungkin dan tidak
Dalam kondisi layanan kesehatan, informasi
mengandung bias. Jika orang yang melakukan
mengenai status kesehatan pasien dapat
evaluasi juga terlibat dalam koordinasi atau
diinformasikan dengan mereka yang secara
pengelolaan program, terkadang sulit bagi
langsung terlibat dalam perawatan pasien jika
orang tersebut untuk tetap menjadi peserta
hal ini diperlukan untuk perawatan.
yang netral dan melihat program dengan tidak
memihak atau berat sebelah. Untuk alasan ini, Hak privasi seseorang bisa saja, misalnya,
akan bermanfaat jika evaluasi dilakukan oleh terlanggar ketika status kesehatan
evaluator eksternal. reproduksinya didiskusikan dengan
orang lain oleh penyedia layanan tanpa
3.3.5 Bagaimana menganalisa,
izinnya. Pelanggaran kerahasiaan ini tidak
menggunakan dan menyebarkan
hanya melanggar hak privasi orang yang
hasil evaluasi?
bersangkutan, tetapi juga dapat menyebabkan
Evaluasi harus mencerminkan apa yang permasalahan perlindungan yang signifikan
berjalan dengan baik maupun apa yang bagi orang itu, karena dapat menyebabkan
tidak berjalan dengan baik, agar hasilnya penolakan oleh anggota keluarganya atau
dapat membawa pada peningkatan/perbaikan oleh masyarakat, kekerasan atau ancaman
dalam perencanaan dan rancangan program. kekerasan, atau perlakuan diskriminatif dalam
Umpan balik di awal harus diberikan kepada mengakses layanan.
manajer program dan para penyedia layanan
72

Hal-hal utama yang harus selalu diingat untuk mencakup pengumpulan data dimana nara
memastikan penghormatan atas hak privasi sumber informasi tidak akan diungkapkan
mencakup: dan diputuskan hubungannya dari nama dan
hal-hal lain yang mengidentifikasi responden
• Kerahasiaan seseorang yang memberikan yang bersangkutan. Maksud daripada
informasi mengenai status kesehatan informed consent adalah untuk memastikan
reproduksinya, termasuk kejadian bahwa responden menyadari dan memahami
kekerasan berbasis gender, harus selalu tujuan dan isi pelaksanaan pengumpulan
dilindungi di setiap waktu. data, prosedur yang akan diikuti selama
• Siapapun yang memberikan informasi pelaksanaan, risiko dan manfaat keikutsertaan
mengenai status kesehatan reproduksinya, mereka, serta hak-hak mereka. Sebagai bagian
termasuk kejadian kekerasan berbasis dari proses informed consent, calon peserta
gender, harus memberikan persetujuan harus diberikan informasi tentang masing-
setelah mendapat informasi (informed masing unsur ini, melalui apa yang sering
consent) sebelum berpartisipasi dalam disebut sebagai “pernyataan persetujuan”
kegiatan pengumpulan data.
Setiap orang juga harus diberitahukan bahwa
Informasi harus selalu dijaga kerahasiaannya mereka memiliki hak untuk tidak berpartisipasi
setiap saat termasuk kapan informasi dalam pengumpulan data atau untuk menolak
tersebut dikumpulkan, disimpan, dianalisa, menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu.
diinformasikan dan digunakan. Hak privasi
juga berlaku untuk anak-anak, termasuk di Jika untuk tujuan tertentu– informasi mengenai
dalam situasi layanan kesehatan. Meskipun status kesehatan seseorang perlu diungkapkan
informasi mengenai status kesehatan anak- kepada pihak ketiga, maka informed consent
anak tidak boleh diungkapkan kepada pihak dari orang yang bersangkutan harus diperoleh
ketiga, termasuk orang tua, tanpa persetujuan terlebih dahulu. Bila informasi itu terkait
anak tersebut, hal ini tentu saja tergantung dengan anak-anak, maka informed consent
usia dan kedewasaan anak, maupun melihat harus diberikan oleh orang tua atau wali anak
kepentingan terbaik anak tersebut. kecuali jika hukum setempat menyatakan lain.
Selain itu, anak-anak pada usia yang dapat
4.2 Pertimbangan hukum nasional memahami sifat dan implikasi pengumpulan
dan pengungkapan informasi (yaitu mereka
Mereka yang memiliki akses ke informasi
yang kemampuannya telah berkembang) juga
kesehatan harus memastikan bahwa
harus memberikan persetujuan mereka.
mereka mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk menjaga kerahasiaan informasi 4.3 Tantangan dan kesempatan
kesehatan. Petunjuk mengenai hukum nasional
dan peraturan mengenai pengumpulan, Di beberapa kondisi, penyedia layanan
penyimpanan dan penggunaan informasi diwajibkan oleh hukum nasional untuk
kesehatan ini harus tersedia bagi para pekerja melaporkan orang-orang yang hasil tes HIVnya
kesehatan dan pekerja kemanusiaan, dan adalah positif, perempuan yang melakukan
semua pekerja kesehatan harus mengetahui aborsi atau kasus-kasus tertentu kekerasan
peraturan-peraturan ini. seksual kepada pihak yang berwenang.
Walaupun pembenaran resmi atas kebijakan
Pengumpulan dan penggunaan data dan undang-undang tersebut adalah
untuk tujuan monitoring dan evaluasi untuk mencegah kejahatan atau persoalan
juga mensyaratkan adanya persetujuan kesehatan masyarakat, perlu dicatat bahwa
berdasarkan informasi (informed consent) hal tersebut mungkin tidak sejalan dengan
dari orang yang memberikan informasi. Ini standar hak asasi manusia internasional dan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 73

dapat melanggar hak privasi. Para penyedia 2007.www.cdc.gov/reproductivehealth/


layanan perlu mengetahui undang-undang dan refugee/ToolkitDownload.htm www.cdc.gov/
kebijakan tersebut serta kewajiban-kewajiban reproductive-health/refugee/
mereka. Sebagai bagian dari proses informed
consent, pasien harus diberitahukan tentang Assessment Pelaksanaan “Paket Layanan
batasan-batasan terhadap kerahasiaan. Jika Awal Minimum”, Komisi Perempuan untuk
memang ada peraturan wajib melapor, maka Pengungsi Eksternal Perempuan dan
para penyedia layanan harus menjelaskan Anak-anak [Assessment of “Minimum Initial
mekanisme pelaporan kepada pasien dan Services Package” Implementation, Women’s
memberitahukan apa yang mungkin akan Commission for Refugee Women and Children].
terjadi setelah laporan dibuat. http://www.rhrc.org/pdf/PPAM_ass.pdf

Memonitor Pelaksanaan PPAM: Daftar-Periksa,


5 Bacaan Lanjutan Komisi Perempuan untuk Pengungsi Eksternal
Perempuan dan Anak-anak [Monitoring
Alat bantu dan indikator cluster kesehatan Implementation of the PPAM: A Check-List,
Women’s Commission for Refugee Women and
http://www.who.int/hac/global health cluster/ Children], Januari 2003. www.rhrc.org/pdf/fs
guide/tools/en/index.html PPAM insert.pdf

Alat Monitoring dan Evaluasi. Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan [Health Information
Reproduksi untuk Konsorsium Pengungsi System]. UNHCR, 2007. www.unhcr.org/his
Eksternal [Monitoring and Evaluation Toolkit.
Reproductive Health for Refugees Corsortium Metode Demografi dalam Assessment
(RHRC)], Oktober 2004. http://www.rhrc.org/ Keadaan Darurat: Petunjuk untuk para praktisi.
resources/general%5Ffieldtools/toolkit/index. Pusat Studi Internasional Keadaan Darurat,
htm Bencana dan Pengungsi Eksternal (CIEDRS)
dan Pusat Kependudukan Hopkins; Universitas
Alat bantu Assessment Kesehatan Reproduksi John Hopkins, Sekolah Kesehatan Masyarakat
untuk Perempuan yang Terdampak oleh Bloomberg Internasional [Demographic
Konflik. Divisi Kesehatan Reproduksi, Pusat Methods in Emergency Assessment: A Guide
Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit for Practitioners. Center for International
Kronis Nasional, Pusat Koordinasi Promosi Emergency, Disaster and Refugee Studies
Kesehatan, Pusat Kendali dan Pencegahan (CIEDRS) and the Hopkins Population Center;
Penyakit, Departemen Layanan Kesehatan John Hopkins University, Bloomberg School
dan Kemanusiaan [Reproductive Health of Public Health, Baltimore, MD, 2003. http://
Assessment Toolkit for Conflict-Affected www.humanitarianinfo.org/IMToolBox/05_
Women. Division of Reproductive Health, Assessment/Reference Resource
National Center for Chronic Disease Prevention Documents/2003 Demographic_Methods_In_
and Health Promotion, Coordinating Center Emergency_Assessment_CIEDRS.pdf
for Health Promotion, Centers for Disease
Control and Prevention, Department of
Health and Human Services], Atlanta, GA,
74

Daftar Lampiran Lampiran 1B: Indikator Kesehatan reproduksi


untuk Program Kesehatan reproduksi
Indikator-indikator berikut ini merupakan pilihan komprehensif
indikator-indikator inti yang dapat digunakan
untuk memonitor program kesehatan Lampiran 2: Tingkat Referensi dan Rasio
reproduksi komprehensif. Indikator-indikator Kesehatan reproduksi
ini tidak cukup untuk monitoring dan evaluasi
Lampiran 3: Perkiraan Jumlah Perempuan
program secara mendalam. Untuk daftar yang
Hamil dalam Populasi
lebih rinci, lihat bagian bacaan lebih lanjut di
bab-bab yang relevan.
Lampiran 4: Formulir Kajian Kematian Ibu dan
Lembar Petunjuk
Lampiran 1A: Indikator kesehatan reproduksi
untuk PPAM
Lampiran 5: Contoh Lembar Kerja Bulanan
(SIK)
No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
1. Jumlah Kasus Dampak (impact) Jumlah kasus Jumlah kasus perkosaan Periode waktu Dipilah berdasarkan jenis kelamin dan
Perkosaan yang perkosaan yang yang dilaporkan ke pelaporan ditetapkan kelompok usia
Dilaporkan dilaporkan kepada fasilitas kesehatan/ secara lokal
Tidak mungkin mengidentifikasi kecenderungan
fasilitas kesehatan periode waktu
(sementara, geografis atau lainnya) dalam
dalam suatu periode
kasus-kasus perkosaan berdasarkan data ini,
waktu
juga tidak mungkin mengukur tingkat kejadian
Catat jumlah fasilitas yang berkontribusi
memberikan informasi ini setiap periode waktu

2. Cakupan supply Keluaran (output) Persentase lokasi Jumlah tempat /100 tempat 100% fasilitas Mengukur efektivitas pendistribusian
untuk Tindakan penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan kesehatan memiliki supply yang berhubungan dengan tindakan
Pencegahan layanan kesehatan layanan kesehatan layanan kesehatan supply yang pencegahan standar. “Supply yang Memadai”
Standar dengan supply dengan supply yang memadai untuk dilaporkan oleh setiap supervisor tempat
yang cukup untuk memadai untuk melakukan tindakan layanan berdasarkan beban kerja. Harus
Lampiran 1A: Indikator PPAM

memastikan bahwa melaksanakan tindakan pencegahan dipisahkan berdasarkan sabun, bahan suntikan
tindakan pencegahan pencegahan standar/ standar bersih, sarung tangan, perlengkapan untuk
standar dapat jumlah tempat layanan membuang benda tajam, dan peralatan serta
dilakukan kesehatan x 100 perlengkapan untuk sterilisasi

3. Cakupan Rapid Keluaran (output) Persentase rumah Jumlah rumah sakit /100 tempat layanan 100% fasilitas Mengukur efektivitas pendistribusian tes HIV
Test HIV untuk sakit rujukan yang dengan Rapid test kesehatan kesehatan memiliki untuk skrining darah untuk transfusi. “Tes HIV
Transfusi Darah memiliki Rapid test HIV yang cukup untuk perlengkapan yang cukup” dilaporkan oleh supervisor layanan
yang Aman HIV yang cukup untuk skrining darah untuk cukup untuk berdasarkan jumlah kasus
memastikan semua transfusi/ jumlah tempat melakukan tindakan
darah untuk tranfusi layanan kesehatan x 100 pencegahan
diskrining standar

4. Tingkat Hasil (outcome) Tingkat Jumlah kondom laki-laki /orang/bulan 0.5 kondom / orang Standar 0.5 kondom / orang / bulan
Pendistribusian pendistribusian yang didistribusikan/ / bulan merupakan nilai perkiraan dari perhitungan
Kondom kondom diantara populasi total/bulan kondom standar yang lebih rumit sebagaimana
penduduk diuraikan dalam bab PPAM halaman 40.
Perkiraan digunakan untuk memonitor
pendistribusian kondom sebagai bagian dari
PPAM.
5. Cakupan Kit Keluaran (output) Tingkat Jumlah kit persalinan % 100% Mengukur apakah perempuan pada akhir
Persalinan bersih pendistribusian kit bersih yang kehamilannya memiliki akses ke kit persalinan
persalinan bersih di didistribusikan/ bersih. Mungkin perlu memperkirakan jumlah
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi

antara perempuan Perkiraan jumlah perempuan hamil.


hamil di trimester perempuan hamil x
ketiga 100/bulan
6. Ketersediaan Keluaran (output) Persentase fasilitas Jumlah fasilitas % Ketentuan penanganan klinis bagi korban
penanganan kesehatan dengan kesehatan yang perkosaan mengharuskan ketersediaan staf
75

klinis bagi korban penanganan klinis bagi menawarkan yang terlatih, kontrasepsi darurat, ARV untuk
perkosaan korban perkosaan, penanganan klinis bagi PEP dan antibiotik untuk perawatan IMS
termasuk kondar, PEP korban perkosaan yang presumptif.
dan perawatan IMS selamat/semua fasilitas
presumptif kesehatan x 100
Ini merupakan pilihan indikator-indikator yang digunakan untuk memonitor program kesehatan reproduksi komprehensif. Mungkin terdapat indikator lain.
Para petugas kesehatan reproduksi harus memutuskan indikator mana yang akan digunakan berdasarkan situasi mereka. Referensi pada bagian Bacaan
Lebih Lanjut di setiap bab memberikan saran lebih lanjut.
76

No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan


A. Kesehatan Reproduksi Remaja
7. Insiden PMS (Penyakit Dampak Jumlah kasus PMS pada kaum /1000 remaja Mengukur dampak potensial program terhadap
Menular Seksual) (impact) muda yang dilaporkan pada tingkat PMS diantara kaum muda.
pada kaum muda suatu periode waktu yang
Perlu untuk menetapkan kelompok usia kaum muda
(young people) ditetapkan/Jumlah total kaum
terkait dengan situasi setempat.
muda (x1000)

8. Persentase IMS Proses Proporsi IMS sindromik Jumlah IMS yang terdiagnosa %
diantara mereka yang yang terdiagnosa diantara mereka yang berusia
berusia dibawah 18 diantara mereka yang dibawah 18 tahun/Jumlah total
tahun berusia dibawah 18 IMS yang terdiagnosa x 100
tahun
reproduksi komprehensif

9. Persentase persalinan Dampak Proporsi persalinan Jumlah persalinan diantara % Mengukur berapa banyak persalinan diantara wanita
diantara mereka yang (impact) yang tercatat diantara perempuan yang berusia muda.
berusia dibawah 18 mereka yang berusia dibawah 18 tahun/Jumlah
tahun dibawah 18 tahun persalinan dengan bayi yang
hidup x 100
10. Penggunaan kondom Hasil Proporsi kaum Jumlah kaum muda yang aktif % Mengukur dampak program pendidikan masyarakat
pada kaum muda (outcome) muda yang aktif secara seksual yang melaporkan mengenai penggunaan kondom pada perilaku kaum
secara seksual penggunaan kondom pada muda. Dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan
yang melaporkan kegiatan seksual terakhir mereka/ kelompok usia. Memerlukan survei berbasis populasi.
penggunaan kondom Jumlah kaum muda yang aktif
pada kegiatan seksual secara seksual yang disurvei x
terakhir mereka 100

B. Keluarga Berencana
11. Penggunaan Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan pada usia % Mengukur berapa persen perempuan yang
kontrasepsi atau (outcome) pada usia subur subur yang menggunakan menggunakan kontrasepsi. Pengetahuan mengenai
contraceptive (15-49) yang metode kontrasepsi manapun/ CPR di negara asal akan membantu dalam
prevalence rate (CPR) menggunakan (atau Jumah perempuan pada usia menetapkan target.
yang pasangannya reproduksi x 100
menggunakan) metode
kontrasepsi
12. Pengetahuan Hasil Proporsi orang yang Jumlah orang yang aktif secara % Mengukur pengetahuan tentang keluarga berencana
masyarakat mengenai (outcome) aktif secara seksual seksual yang mampu menangkap pada penduduk dan didasarkan pada pesan-pesan
keluarga berencana yang mampu untuk pesan-pesan utama mengenai utama yang diberikan selama kegiatan-kegiatan
menangkap pesan- keluarga berencana/Jumlah peningkatan kesadaran (awareness). Memerlukan
pesan utama mengenai orang yang aktif secara seksual survei berbasis populasi.
keluarga berencana yang ditargetkan untuk pesan-
Lampiran 1B: Indikator Kesehatan reproduksi untuk Program Kesehatan

pesan keluarga berencana x 100


No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
13. Supply kontrasepsi Hasil Jumlah tempat layanan % Mengukur efektivitas sistem distribusi persediaan
(outcome) kesehatan yang menjaga supply kontrasepsi.
minimum 3 bulan dari masing-
masing pil kontrasepsi oral, pil
progestin dan suntik/Jumlah
tempat layanan x 100
14. Cakupan konseling KB Hasil Proporsi klien yang Jumlah klien yang mendatangi % Mengukur apakah klien mendapatkan konseling dari
(outcome) mendatangi layanan layanan KB yang ditawarkan penyedia layanan KB.
KB, yang ditawarkan konseling KB sebagai tambahan Indikator diukur di klinik KB dan tersedia dari catatan
konseling disamping menerima metode klinis, pengamatan atau wawancara klien yang keluar
kontrasepsi/jumlah klien yang dari klinik.
mendatangi layanan KB x 100

C. Kesehatan maternal dan neonatal


15. Tingkat kematian Dampak Angka kematian Jumlah bayi lahir hidup yang /1000 < 40 kematian/ Mengukur seluruh status kesehatan neonatal
neonatal (impact) neonatal pada usia 28 meninggal di usia < 28 hari/ kelahiran bayi 1000 kelahiran
hari pertamanya Jumlah bayi lahir hidup pada hidup bayi hidup
suatu periode waktu tertentu x
1000

16. Persentase bayi yang Dampak Proporsi bayi lahir Jumlah bayi lahir hidup dengan % <15% Mengukur status kesehatan perempuan hamil dan
lahir dengan berat (impact) hidup dengan berat berat badan <2500 g/ Total ketercukupan perawatan antenatal. Berat badan bayi
badan rendah badan kurang dari jumlah bayi lahir hidup (dengan pada waktu lahir juga mengidentifikasi bayi berisiko
2500 g berat badan dicatatkan) x 100 tinggi yang mungkin memerlukan perawatan khusus.

17. Angka lahir mati Dampak Angka lahir mati dalam Jumlah periode lahir mati/Jumlah /1000 Ukuran umum terhadap hasil kehamilan. Mungkin
(impact) proporsi terhadap total kelahiran bayi hidup dan kelahiran meningkat selama terjangkitnya penyakit seperti
jumlah persalinan lahir mati x 1000 total / bulan malaria atau sifilis. Verifikasikan definisi lahir mati
didasarkan pada kebijakan nasional. Di hampir
semua kondisi, lahir mati didefinisikan sebagai
kematian janin setelah 22 minggu.
18. Investigasi / Proses Proporsi laporan Jumlah kematian ibu yang % 100% Mengukur kapasitas program untuk
penyelidikan kematian kematian ibu yang dilaporkan yang diselidiki/ mengidentifikasikan semua kematian ibu dan untuk
ibu diselidiki Jumlah total kematian ibu yang menentukan faktor-faktor risiko yang berkontribusi
dilaporkan x 100 terhadap kematian tersebut. Diasumsikan bahwa:
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi

a) baik kejadian kematian ibu secara tidak langsung


maupun langsung diselidiki, untuk mengurangi yang
tidak dilaporkan (under reporting); b) ada protokol
untuk penyelidikan. Penyelidikan harus dilakukan
menurut petunjuk yang telah ditetapkan, dan hasil
didesiminasikan kepada staf kesehatan.
77
78

No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan


19. Perawatan antenatal Hasil Persentase perempuan Jumlah perempuan hamil yang % 100% Mengukur apakah perempuan hamil mendapatkan
lengkap (outcome) hamil yang sudah sudah melakukan setidaknya kunjungan antenatal minimal. Indikator ini diukur
melakukan setidaknya 4 kunjungan ANC pada waktu pada waktu persalinan.
4 kunjungan antenatal persalinan/ jumlah total kelahiran
selama kehamilan bayi yang hidup x 100
20. Cakupan skrining sifilis Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan hamil yang % 100% Mengukur apakah perempuan hamil diskrining sifilis.
(outcome) hamil yang diskrining telah diskrining sifilis selama Indikator ini diukur pada saat persalinan.
sifilis selama kehamilan periode antenatal pada waktu
persalinan/Jumlah total kelahiran
bayi hidup x 100

21. Cakupan vaksinasi Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan hamil yang % 100% Mengukur apakah perempuan pada usia subur
tetanus (outcome) hamil yang menerima menerima 2 dosis TT (atau telah divaksinasi dengan tetanus toksoid.* Indikator ini
setidaknya 2 dosis divaksinasi lengkap) selama diukur pada saat persalinan. Kasus tetanus pada
vaksin tetanus toksoid periode antenatal pada waktu neonatus harus dilaporkan.
(TT) selama kehamilan persalinan /Jumlah fasilitas
kegawatdaruratan kebidanan
22. Ketersediaan layanan Hasil Jumlah fasilitas Jumlah fasilitas kegawatdaruratan /500.000 Setidaknya 5 Indikator proses 1 PBB
kegawatdaruratan (outcome) kesehatan dengan kebidanan per populasi penduduk fasilitas PONED/
kebidanan layanan PONED dan 500.000
atau PONEK /500.000 penduduk,
penduduk, oleh unit termasuk
admin setidaknya 1
PONEK
23. Penggunaan layanan Hasil Proporsi semua Jumlah persalinan di pusat % Tingkat yang Persalinan adalah semua persalinan, baik kelahiran
kegawatdaruratan (outcome) persalinan di layanan kegawatdaruratan dapat diterima dengan bayi hidup atau kelahiran dengan bayi
kebidanan fasilitas perawatan kebidanan /Jumlah persalinan diset secara lokal meninggal dunia. Semua layanan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan x 100 kebidanan harus termasuk; di tenda, maupun di
kebidanan rumah sakit pemerintah.
24. Kebutuhan layanan Hasil Proporsi perempuan Jumlah komplikasi kebidanan % 100% Mengukur kualitas penanganan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan (outcome) dengan komplikasi yang dirawat di layanan kebidanan. Keadaan darurat harus memiliki definisi
kebidanan dipenuhi kebidanan langsung kegawatdaruratan kebidanan / kasus yang jelas dan termasuk: pendarahan,
serius yang dirawat Jumlah persalinan x 100 eklampsia, persalinan macet/ lama, sepsis.
di fasilitas layanan
kegawatdaruratan
kebidanan
25. Persentase persalinan Hasil Proporsi persalinan Jumlah persalinan ditolong % 100% Tenaga Kesehatan terlatih didefinisikan sebagai
yang dibantu oleh (outcome) yang ditolong tenaga tenaga Kesehatan terlatih / dokter dan/atau orang dengan keahlian kebidanan
tenaga kesehatan Kesehatan terlatih Jumlah persalinan x 100 yang dapat mendiagnosa dan menangani keadaan
terlatih darurat kebidanan maupun persalinan normal. Tidak
termasuk dukun bayi.
No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
26. Cakupan perawatan Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan yang % 100% Mengukur apakah perempuan mendapatkan
nifas (outcome) yang mendapatkan 3 mendatangi perawatan kunjungan nifas. Periode nifas didefinisikan sebagai
kunjungan pascasalin pascasalin sebanyak 3 kali 42 hari (6 minggu) setelah persalinan. Faktor-faktor
dalam waktu enam dalam waktu 6 minggu setelah yang menentukan ketepatan waktu kunjungan
minggu setelah persalinan/Jumlah persalinan adalah: insiden dan jenis komplikasi kebidanan,
persalinan dengan kelahiran bayi hidup x persentase kelahiran dengan berat badan bayi
100 rendah, proporsi persalinan di rumah, dan angka
kematian neonatal di antara yang lain. Jadwal yang
direkomendasikan untuk kunjungan adalah pada saat
6 jam, 6 hari dan 6 minggu.

27. Persentase persalinan Hasil Bedah Caesar sebagai Jumlah persalinan secara bedah % 5%-15% Perkiraan persentase persalinan dengan bedah
secara bedah Caesar, (outcome) proporsi semua Caesar/Jumlah persalinan Caesar dalam populasi tidak kurang dari dari 5%
oleh unit administratif persalinan dengan bayi hidup x 100 atau lebih dari 15%.
28. Tingkat kematian yang Dampak Tingkat kematian / Jumlah perempuan yang % <1%
langsung disebabkan (impact) fatalitas di antara mendatangi fasilitas
kasus kebidanan perempuan dengan kegawatdaruratan kebidanan yang
komplikasi kebidanan meninggal karena komplikasi
langsung di fasilitas kebidanan langsung/Jumlah
kegawatdaruratan perempuan yang mendatangi
kebidanan fasilitas karena komplikasi
kebidanan langsung x 100

D. Perawatan Aborsi Komprehensif


29. Layanan Aborsi Proses Proporsi layanan Jumlah layanan aborsi yang % 100% “Layanan aborsi” mencakup perawatan komplikasi
dilakukan dengan aborsi yang dilakukan dilakukan dengan teknologi yang aborsi (yang diakibatkan aborsi spontan atau
teknologi yang tepat dengan teknologi yang tepat/Jumlah semua aborsi diinduksi/tidak aman) maupun prosedur aborsi yang
tepat (aspirasi vakum yang dilakukan pada periode diinduksi).
atau metode dengan yang sama x 100
menggunakan obat)
30. Cakupan kontrasepsi Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan yang % 60% “Layanan aborsi” mencakup perawatan komplikasi
pasca aborsi (outcome) yang mengakses mendapatkan layanan aborsi aborsi (yang diakibatkan baik dari aborsi spontan
layanan aborsi yang yang memperoleh metode atau diinduksi/tidak aman) maupun prosedur aborsi
menerima kontrasepsi kontrasepsi modern sebelum yang diinduksi).
sebelum meninggalkan meninggalkan fasilitas/Jumlah
Tingkat minimum yang direkomendasikan adalah
fasilitas semua perempuan yang
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi

setidaknya 60% perempuan yang mendapatkan


mendapatkan perawatan aborsi
perawatan aborsi juga mendapatkan metode
di fasilitas yang sama pada
kontrasepsi modern sebelum meninggalkan fasilitas.
periode waktu yang sama
Hal ini konsisten dengan bukti mengenai tujuan
reproduksi diantara perempuan yang mendapatkan
perawatan aborsi, maupun model-model yang
79

telah teruji keberhasilannya dalam penggunaan


kontrasepsi pasca aborsi.
Pengumpulan data melalui buku catatan rutin
fasilitas.
No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
80

31. Kesadaran terhadap Hasil Persentase penyedia Jumlah penyedia layanan % 100% Pengumpulan data melalui survei berkala.
indikasi hukum (outcome) layanan kesehatan kesehatan yang terlibat dalam
untuk penghentian yang menyadari layanan aborsi yang menyadari
kehamilan indikasi-indikasi hukum indikasi-indikasi hukum atas
atas penghentian penghentian kehamilan/Jumlah
kehamilan di negara penyedia layanan kesehatan yang
yang ditempati dan di terlibat dalam layanan aborsi x
negara asal 100
32. Cakupan aborsi Hasil Persentase perempuan Jumlah perempuan yang % 100% Dari waktu ke waktu, terjadi pergeseran ke arah
induksi (outcome) yang mendapatkan menerima prosedur aborsi persentase yang lebih besar dari perempuan yang
layanan abortus yang induksi di fasilitas/ Jumlah semua mendapatkan aborsi induksi sebagai bagian dari
menerima prosedur perempuan yang menerima keseluruhan layanan aborsi di fasilitas.
induksi layanan aborsi di fasilitas pada
Sumber Data: Catatan layanan kesehatan tetapi
periode waktu yang sama x 100
kemungkinan adanya kasus-kasus yang tidak
dilaporkan (yaitu kelalaian tidak melaporkan kasus ke
fasilitas) dan kesalahan dalam mengklasifikasikan.

E. Kekerasan berbasis gender atau Gender-based Violence (GBV)


33. Ketepatan waktu Hasil Proporsi korban/ Jumlah korban/penyintas % 100% korban/ Mengukur apakah korban/penyintas perkosaan
pemberian PEP (outcome) penyintas perkosaan perkosaan yang memenuhi penyintas telah secara tepat waktu mengakses layanan yang
yang memenuhi persyaratan yang menerima PEP perkosaan penting. Diasumsikan protokol untuk penanganan
persyaratan yang dalam waktu 72 jam setelah yang memenuhi klinis kasus perkosaan telah disebarkan dan
menerima profilaksis kejadian/Jumlah total kasus persyaratan diterapkan.
pasca-paparan [post perkosaan yang dilaporkan x 100
exposure prophylaxis
(PEP)] dalam waktu 72
jam setelah kejadian
34. Ketepatan waktu Hasil Proporsi korban/ Jumlah korban/ penyintas % 100% korban/ Mengukur apakah korban/penyintas perkosaan telah
pemberian kontrasepsi (outcome) penyintas perkosaan perkosaan yang memenuhi penyintas tepat waktu mengakses layanan kritis. Diasumsikan
keadaan darurat yang memenuhi persyaratan yang menerima EC perkosaan yang protokol untuk penanganan klinis perkosaan telah
atau emergency persyaratan yang dalam waktu 120 jam setelah memenuhi disebarkan dan diterapkan.
contraception (EC) menerima kontrasepsi kejadian/ Jumlah total kasus persyaratan
keadaan darurat (EC) perkosaan yang dilaporkan x 100
dalam waktu 120 jam
setelah kejadian
35. Ketepatan waktu Hasil Persentase korban/ Jumlah korban/ penyintas % 1 00% korban/
profilaksis IMS (outcome) penyintas perkosaan perkosaan yang menerima penyintas
yang menerima perawatan IMS presumtif dalam perkosaan yang
perawatan IMS waktu 2 minggu setelah kejadian/ memenuhi
presumtif dalam waktu Jumlah total kasus perkosaan persyaratan
2 minggu setelah yang dilaporkan
kejadian
No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
36. Jumlah kasus Dampak Jumlah kasus Jumlah kasus kekerasan seksual /10.000 Definisi kasus dari kekerasan seksual untuk
kekerasan seksual (impact) kekerasan seksual yang dilaporkan ke pelayanan penduduk ditentukan di setiap setting.
yang dilaporkan ke yang dilaporkan ke kesehatan/bulan
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan Terpilah secara jenis kelamin dan umur.
dalam satu periode
Tidak mungkin untuk mengidentifikasi pola
(sementara, geografis atau lainnya) dalam kasus
kekerasan seksual berdasarkan data tersebut.

Tuliskan jumlah fasilitas yang berkontribusi pada


informasi tersebut setiap bulan.

F. Infeksi Menular Seksual atau Sexuality Transmitted Infections (STIs)


37. Keahlian penyedia Proses % penyedia layanan Jumlah penyedia layanan yang % Tersedia dari catatan program IMS/ISR.
layanan dalam yang terlatih (atau terlatih untuk menangani kasus-
penanganan IMS/ISR dilatih kembali) untuk kasus IMS/ISR menurut protokol/
menangani kasus- Jumlah total penyedia layanan
kasus IMS/ISR x 100
menurut protokol
38. Penanganan kasus Hasil % pasien dengan Jumlah pasien dengan IMS/ ISR % Data dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan usia.
IMS/ISR (outcome) IMS/ISR yang dinilai, yang dinilai, dirawat dan diberikan
Indikator diukur di klinik IMS, maupun di layanan
dirawat dan diberikan konsultasi menurut protokol/
Kesehatan reproduksi lainnya yang mengintegrasikan
konsultasi menurut Jumlah total pasien dengan IMS/
IMS/ ISR dan didapat dari catatan klinis, pengamatan
protokol ISR yang mengakses layanan x
atau wawancara pasien yang keluar.
100
39. Insiden penyakit ulcus Dampak Insiden penyakit ulcus Jumlah kasus penyakit ulcus /1000
genital (impact) genital diantara seluruh genital/Penduduk total x 1000 penduduk/
penduduk bulan

40. Insiden duh uretra Dampak Insiden duh uretra laki- duh uretra laki-laki pada laki-laki /1000
laki-laki (impact) laki di antara populasi yang dilaporkan/Penduduk laki- penduduk/
laki-laki laki total x 1000 bulan

G. HIV/AIDS
41. Kualitas skrining Hasil Persentase unit darah Jumlah unit darah donor yang % 100% Mengukur keamanan darah untuk transfusi.
pendonoran darah (outcome) donor yang diskrining diskrining HIV dengan cara yang
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi

Diasumsikan peralatan transfusi darah tersedia dan


HIV dengan cara dapat dijamin kualitasnya/Jumlah
digunakan dengan benar.
yang dapat dijamin unit darah donor yang diskrining
kualitasnya x 100 Indikator UNGASS.
81
82

No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan


42. Konseling pasca tes Hasil Proporsi klien yang Jumlah klien yang dites VCT % 100% Ukuran tidak langsung terhadap kualitas konseling
dan hasil VCT (outcome) dites VCT untuk HIV, untuk HIV, yang menerima hasil dan tes dalam program VCT.
yang menerima hasil dan konseling pasca-tes/
dan konseling pasca Jumlah klien yang dites VCT x
tes 100

43. Cakupan PMTCT Hasil Proporsi kunjungan Jumlah kunjungan ANC pertama % 100%
(outcome) ANC pertama kali yang kali yang telah berkonsultasi
telah berkonsultasi sebelum tes/Jumlah kunjungan
sebelum melakukan ANC pertama
tes

44. Konseling dan hasil Hasil Proporsi klien yang Jumlah klien yang melakukan % 100% Ukuran tidak langsung terhadap kualitas konseling
pasca tes PMTCT (outcome) melakukan kunjungan kunjungan ANC pertama yang dan tes dalam program PMTCT.
ANC pertama yang dites HIV, yang menerima hasil
dites untuk HIV, yang dan konseling pasca-tes/ Jumlah
menerima hasil dan klien yang melakukan kunjungan
konseling pasca tes ANC pertama yang dites untuk
HIV x 100

45. Cakupan ARV dalam Hasil Rasio pasangan ibu- Jumlah pasangan ibu- bayi baru % 100%
program PMTCT (outcome) bayi baru lahir yang lahir yang meminum obat ARV
meminum obat ARV menurut protokol/ Jumlah total
tepat pada waktunya kelahiran dengan HIV positif x
100

46. Penggunaan kondom Hasil Persentase orang yang Jumlah orang yang aktif secara Mengukur dampak program pendidikan masyarakat
(outcome) aktif secara seksual seksual yang melaporkan mengenai penggunaan kondom pada perilaku
yang melaporkan menggunakan kondom pada masyarakat. Dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
menggunakan kondom kegiatan seksual terakhir mereka/ dan kelompok usia. Memerlukan survei berbasis
pada kegiatan seksual Jumlah orang yang aktif secara populasi.
terakhir mereka seksual yang disurvei x 100
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 83

Lampiran 2: Tingkat Referensi dan Rasio Kesehatan Reproduksi

Angka yang ditunjukkan di sini telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan mencakup periode-periode
yang berbeda. Angka-angka ini dimaksudkan untuk memberi perkiraan mengenai apa yang dapat
diharapkan di beberapa populasi. Angka-angka ini tidak digunakan sebagai tingkat dasar yang definitif
atau sebagai tingkat yang harus dicapai. Angka-angka ini hanya menyatakan kisaran kemungkinan dan
dapat membantu dalam perencanaan sumber daya dan menargetkan program-program khusus.

Aborsi 10-15% dari semua kehamilan dapat secara spontan


gugur sebelum usia 20 minggu kehamilan
90% dari nilai ini akan terjadi selama tiga bulan
pertama kehamilan
15-20% dari semua aborsi spontan yang terjadi
memerlukan tindakan medis

Gangguan tekanan darah 5-20% dari semua kehamilan akan mengalami HDP
tinggi pada masa kehamilan
[Hypertensive Disorder of 5-25% dari semua kehamilan primigravida (kehamilan
Pregnancy (HDP)] atau Pre- untuk pertama kalinya) akan mengalami HDP
eklamsia

Persalinan dan komplikasi 15% dari semua kehamilan akan memerlukan


persalinan tindakan tertentu dalam persalinan

5-15% dari semua kehamilan akan memerlukan bedah


Caesar
10-15% dari semua perempuan mempunyai
disproporsi sefalopelvik atau pinggul yang tidak
proporsional (lebih tinggi pada masyarakat dari
tingkat sosio-ekonomi miskin)
10% dari persalinan akan mengalami pendarahan
nifas primer (dalam waktu 24 jam setelah
persalinan)
0,1-1,0% dari persalinan akan mengalami pendarahan
nifas sekunder (terjadi 24 jam atau lebih setelah
persalinan)
0,1-0,4% persalinan akan mengakibatkan rahim sobek
0,25-2,4% dari semua persalinan akan mengakibatkan
trauma kelahiran bagi bayi
1,5% dari semua kelahiran akan memiliki cacat lahir
(tidak termasuk cacat jantung yang terdiagnosa
di kemudian hari pada periode setelah lahir).
31% dari cacat ini akan mengakibatkan kematian.

Sumber Data: Pusat Kerjasama WHO Bidang Layanan Perinatal dan Riset Layanan Kesehatan Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak, Kehamilan dan Sub-Bidang Kesehatan Bayi, Divisi Kesehatan Reproduksi, NCCDPHP, Pusat Kendali dan Pencegahan
Penyakit, Atlanta, GA, 30333 AS Sing, S. dan Wulf, P. Perkiraan Tingkat Aborsi Induksi di Enam Negara Amerika Latin,
Perspektif Keluarga Berencana Internasional, 1994, 20(1):4-13.
84

Lampiran 3: Memperkirakan Jumlah Perempuan Hamil dalam Populasi

Perkiraan Jumlah Perempuan Hamil dalam Populasi jika Populasi Total


adalah 100.000
Jika CBR (Angka Kelahiran Kasar) adalah 55 45 35 25
(per 1000 penduduk)

a) Perkiraan jumlah persalinan dengan bayi 5500 4500 3500 2500


lahir hidup dalam waktu satu tahun

b) Perkiraan persalinan dengan bayi lahir 458 375 292 208


hidup yang diharapkan perbulan (a/12)

c) Perkiraan jumlah kehamilan yang berakhir 825 675 525 375


dengan kelahiran bayi meninggal dunia
atau keguguran (perkiraan pada 15
persen persalinan dengan bayi lahir hidup
= a’0.15)

d) Perkiraan kehamilan yang diharapkan 6325 5175 4025 2875


dalam waktu satu tahun (a + c)
e) Perkiraan jumlah perempuan hamil pada 4400 3600 2800 2000
bulan tertentu (70% dari d)*

f) Perkiraan % dari penduduk total yang 4,4 3,6 2,8 2


hamil pada periode tertentu

*Ini merupakan perkiraan dengan “pembobotan” dari kehamilan cukup bulan ditambah
kehamilan yang berakhir dini
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 85
United Nations High Commissioner for Refugees
Haut Commissariat des Nations Unies pour les réfugiés

Lampiran 4: Formulir Kajian Kematian Ibu dan Lembar Petunjuk

***Rahasia*** Laporan Kajian Kematian Ibu


United Nations High Commissioner for Refugees
Haut Commissariat des Nations Unies pour les réfugiés

Periksa setiap kematian ibu dan kirimkan laporan ini melalui e-mail kepada pihak-pihak terkait
dalam mitra pelaksana Anda dan UNHCR (lihat petunjuk)

Kematian Ibu: Kematian perempuan yang sedang hamil atau dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan _tanpa memandang dari lamanya kehamilan dan lokasi kehamilan_ karena penyebab yang
berkaitan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan karena kecelakaan
atau penyebab insidental.

PENGKAJI:
Daftar nama-nama orang yang terlibat dalam pengkajian kematian (nama & jabatan / hubungan
dengan almarhumah):

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

INFORMASI KESIMPULAN:

Negara yang ditempati/negara tuan rumah: Kamp, permukimam atau area:

Nama perempuan: Kewarganegaraan: Usia:

INFORMASI KEHAMILAN:
Gravida: Paritas: No. kunjungan ANC: Dilakukan oleh (hanya kualifikasi):

Faktor-faktor risiko yang teridentifikasi selama kunjungan antenatal:

Anemia Malaria berat Paritas tinggi (diatas 4 kehamilan)


Pendarahan ante Hipertensi Bedah Caesar sebelumnya
partum
HIV/AIDS Diabetes Militus Kehamilan ganda
Tidak ada Lainnya (tuliskan):

Jumlah kunjungan pascasalin: Kapan (mis. 24 jam pertama, 1 hari, 1 minggu…):


86

INFORMASI KEHAMILAN:
Tidak melahirkan: Dugaan usia kehamilan pada waktu kematian ibu: minggu bulan
Melahirkan/Aborsi: Waktu antara persalinan/aborsi dan kematian ibu jam hari

Lokasi Kematian:

Rumah; Dalam perjalanan; Tuliskan rinciannya:

}
Fasilitas Kesehatan Kamp

Fasilitas Kesehatan Rujukan


Tanggal & waktu masuk:

Tanggal & waktu kematian:

RINGKASAN KEJADIAN LANGSUNG:

INFORMASI KEHAMILAN:
Faktor-faktor terkait dengan terlambat pertama (terlambat dalam memutuskan untuk mencari
pertolongan)?
1.

2.

3.

Faktor-fakter terkait terlambat 2 kedua (terlambat dalam mencapai perawatan)?


1.

2.

3.

Faktor-fakter terkait terlambat ketiga (terlambat dalam mendapatkan perawatan yang tepat di
fasilitas)?
1.

2.

3.
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 87

NFORMASI KESIMPULAN:
Langsung (seperti pendarahan, kesulitan melahirkan, eklampsia, sepsis, dsb):

Tidak langsung (seperti anemia, HIV/AIDS, malaria, dsb):

LANGKAH YANG DIAMBIL/


PELAJARAN YANG DIPEROLEH
USULAN PENYELESAIAN

Tanggal kajian kematian ibu: Tanggal laporan:

Laporan disusun oleh (nama & jabatan):


88

United Nations High Commissioner for Refugees


Petunjuk untuk
Kajian Kematian Ibu
Haut Commissariat des Nations Unies pour les réfugiés

Tujuan petunjuk ini adalah untuk membantu program nasional dalam:

A) Proses pengkajian kematian ibu, dan


B) Syarat-syarat dalam melaporkan kematian ibu.

A) PROSES PENGKAJIAN KEMATIAN IBU

Apakah yang dimaksud dengan kematian ibu?


Kematian Ibu: Kematian perempuan yang sedang hamil atau dalam waktu 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan –tanpa memandang dari lamanya kehamilan dan lokasi
kehamilan– karena penyebab yang berkaitan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan karena kecelakaan atau penyebab insidental.

Haruskah setiap kematian ibu dikaji?


Ya. Setiap kematian ibu yang terjadi di kamp pengungsi (pengungsi eksternal atau lokal)
atau di fasilitas kesehatan rujukan harus dikaji secara sistematis.

Apakah tujuan pengkajian kematian ibu?


Kajian kematian ibu memberikan kesempatan yang langka bagi kelompok staf kesehatan
dan anggota masyarakat untuk belajar dari suatu kejadian yang tragis –yang seringkali
dapat dicegah. Kajian kematian ibu harus dilakukan sebagai latihan pembelajaran yang
tidak termasuk menyalahkan seseorang atau memberi hukuman. Tujuan kajian kematian
ibu adalah untuk meningkatkan kualitas penyusunan program keselamatan ibu dalam
rangka mencegah kesakitan dan kematian maternal dan neonatal di masa datang.

Proses apa yang harus digunakan untuk mengkaji kematian ibu?


Terdapat 2 metodologi utama untuk mengkaji kematian ibu yang berhubungan dengan
situasi pengungsi eksternal:

1) Kajian Kematian Ibu Berbasis Masyarakat / Otopsi Verbal


Definisi : Suatu metode untuk menemukan penyebab-penyebab medis kematian
dan memastikan faktor-faktor pribadi, keluarga atau masyarakat yang
mungkin telah berkontribusi terhadap kematian perempuan yang
meninggal dunia di luar fasilitas medis.
Persyaratan : Kerjasama dari keluarga perempuan yang meninggal dunia serta
kepekaan diperlukan dalam mendiskusikan keadaan sekitar kematian.
Keuntungan : Memberikan suatu cara untuk mengungkap penyebab medis kematian
perempuan yang meninggal dunia di rumah, memungkinkan faktor
medis maupun non-medis diselidiki, dan memberikan kesempatan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 89

untuk mencakup perspektif keluarga mengenai layanan kesehatan.


Kerugian : Penilai yang berbeda dapat menyimpulkan penyebab kematian secara
berbeda, kematian dari penyebab tidak langsung mungkin akan
terlewatkan atau tidak dilaporkan.

2) Kajian Kematian Ibu Berbasis Fasilitas


Definisi : Penyelidikan kualitatif, secara lebih mendalam mengenai penyebab
dan lingkungan sekitar kematian ibu di fasilitas kesehatan; kematian
pada permulaannya diidentifikasikan di tingkat fasilitas tetapi kajian
tersebut juga terkait dengan mengidentifikasi kombinasi faktor-faktor
di fasilitas dan di masyarakat yang berkontribusi terhadap kematian,
dan yang mana yang sebetulnya dapat dihindarkan.
Persyaratan : Kerjasama dari mereka yang telah memberikan perawatan kepada
perempuan yang meninggal dunia, dan kesediaan mereka untuk
melaporkan penanganan kasus secara akurat.
Keuntungan : Merupakan proses yang dipahami dengan baik di beberapa kondisi,
memungkinkan kajian menyeluruh terhadap aspek-aspek medis,
memberi kesempatan pembelajaran bagi semua staf, dan dapat
merangsang peningkatan kualitas perawatan medis.
Kerugian : Membutuhkan kepemimpinan yang berkomitmen di tingkat fasilitas,
tidak memberikan informasi mengenai kematian-kematian yang
terjadi di masyarakat.

Metodologi ketiga yang merupakan tambahan untuk meningkatkan program keselamatan


ibu– adalah pilihan untuk program nasional dengan kapasitas yang diperlukan:

3) Kajian “nyaris mati (“Near Miss)”


Definisi : Identifikasi dan assessment kasus-kasus dimana perempuan hamil
dapat bertahan hidup dari komplikasi kebidanan; tidak ada definisi
yang dapat diterima secara universal untuk kasus-kasus ini, namun
yang terpenting bahwa definisi yang digunakan sesuai dengan keadaan
lokal untuk memungkinkan peningkatan perawatan ibu setempat
Persyaratan : Sistem rekam medis yang baik, budaya penanganan dimana peristiwa-
peristiwa yang mengancam nyawa dapat didiskusikan secara bebas
tanpa merasa takut atau menyalahkan, dan komitmen dari manajemen
dan staf klinis untuk melakukan tindak lanjut atas temuan-temuan itu.
Keuntungan : Kejadian “nyaris mati” dapat terjadi lebih sering daripada
kematian ibu, memungkinkan untuk melakukan wawancara dengan
perempuan tersebut selama proses pengkajian, dan dapat mengurangi
kemungkinan kematian ibu di masa datang melalui peningkatan
kualitas
Kerugian : Memerlukan definisi yang jelas mengenai kesakitan ibu yang parah,
kriteria pemilihan diperlukan untuk kondisi dengan volume kejadian-
kejadian mengancam nyawa yang tinggi.
90

B) PROSES PELAPORAN KEMATIAN IBU

Haruskah setiap kematian ibu dilaporkan?


Ya. Formulir laporan yang menyertai (atau format pengganti yang tersedia di lokasi Anda)
harus diselesaikan secara elektronik untuk setiap kajian kematian ibu dan dikirimkan
melalui email kepada (sedikitnya):
• Koordinator Kesehatan UNHCR, dan
• Petugas Kesehatan Reproduksi Regional UNHCR, serta
• Staf terkait lainnya (seperti Koordinator Kesehatan mitra pelaksana, lembaga-
lembaga mitra lain, dsb)

Bagaimana saya mengisi bagian PENGKAJI pada formulir?


Penting untuk mencakup banyak orang dalam proses pengkajian kematian ibu, terlepas
apakah kematian itu terjadi di masyarakat atau di fasilitas kesehatan. Beberapa contoh
orang yang dapat anda libatkan adalah:
• Anggota keluarga yang relevan (saudara perempuan, suami, pacar, orang tua, teman,
dsb)
• Staf kesehatan yang relevan (dukun bayi, bidan, dokter, manajer, koordinator, dsb)
• Pimpinan masyarakat yang relevan (pemuka agama, tetua masyarakat, organisasi
perempuan, remaja, dsb)

Bagaimana saya mengisi bagian INFORMASI pada formulir?


Ketiga bagian ini (ringkasan informasi, informasi mengenai kehamilan, informasi
mengenai kematian) memungkinkan anda untuk mendokumentasikan informasi dasar
menyangkut perempuan yang meninggal dunia. Mungkin terdapat faktor-faktor tambahan
yang bersifat khusus bagi lokasi anda yang anda diskusikan selama pengkajian (seperti,
alamat perempuan itu, agamanya, dsb) yang anda tidak perlu dokumentasikan dalam
ringkasan laporan.

Bagaimana saya mengisi bagian RINGKASAN HISTORIS pada formulir?


Bagian ini memungkinkan anda meringkaskan cerita mengenai apa yang telah terjadi.
Bagian ini dibuat terbuka sehingga anda dapat mencakup kejadian-kejadian yang terjadi
di sekitar kematian ibu. Beberapa unsur yang mungkin perlu Anda masukkan (baik dalam
proses pengkajian maupun dalam laporan) adalah:
• Kejadian-kejadian relevan dalam garis waktu, yang belum didokumentasikan
• Ringkasan tentang tindakan/ perawatan yang diberikan sebelum kematian
• Riwayat pasien yang belum didokumentasikan

Bagaimana saya mengisi bagian FAKTOR TERLAMBAT pada formulir?


Bagian ini mendorong anda untuk mengkaji dan mendokumentasikan faktor-faktor
terlambat terkait dengan menggunakan Tiga Model Terlambat untuk kematian ibu.
Ingat bahwa mungkin terdapat faktor penting di tingkat masyarakat yang terkait dengan
kematian di fasilitas kesehatan, sebagaimana juga mungkin terdapat faktor penting di
tingkat fasilitas terkait dengan kematian di masyarakat.
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 91

Bagaimana saya harus mengisi bagian PENYEBAB KEMATIAN pada formulir?


Beberapa contoh penyebab langsung kematian ibu adalah:
Kehamilan ektopik Eklampsia Sepsis
Persalinan macet Pendarahan antepartum Pendarahan nifas
Komplikasi aborsi Komplikasi anaestetik Embolisme

Beberapa contoh penyebab tidak langsung kematian ibu adalah:


Anemia Malaria HIV/AIDS
Penyakit jantung Penggunaan obat-obatan Diabetes
terlarang

Bagaimana saya mengisi bagian PROSES PEMBELAJARAN & TINDAKAN YANG


HARUS DIAMBIL pada formulir?
Ini mungkin merupakan komponen yang paling penting dari kajian kematian ibu. Setelah
menganalisa semua informasi yang relevan, orang-orang yang terlibat perlu mencapai
kesepakatan tentang proses pembelajaran kunci yang dapat dipelajari dari proses, dan
berkomitmen untuk mengambil tindakan yang akan meningkatkan bidang-bidang ini di
masa datang. Adalah penting untuk mempertimbangkan pelajaran maupun tindakan terkait
dengan masyarakat maupun fasilitas kesehatan.
92

Lampiran 5: Contoh Lembar Kerja Bulanan (SIK)*

Sistem Informasi Kesehatan Organisasi: ________________________________________

Formulir Pelaporan Lokasi: ____________________________________________

9.0 Kesehatan Reproduksi Periode pelaporan: _________________________________

9.1 Perawatan Antenatal

9.1a

Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)

< 18 > 18 < 18 > 18

Kunjungan antenatal pertama < trimester pertama

Kunjungan antenatal pertama > trimester pertama

Kunjungan antenatal lanjutan

Jumlah tes sifilis yang dilakukan

Jumlah tes sifilis positif

Jumlah kontak kasus sifilis positif yang ditangani

Jumlah kehamilan berisiko tinggi yang terdeteksi

Jumlah aborsi

9.1b Masukkan jumlah perempuan hamil pada saat persalinan yang:

Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)

< 18 > 18 < 18 > 18

Mendapatkan 4 atau lebih kunjungan antenatal

Menerima 2 dosis tetanus toksoid selama periode


antenatal
Menerima setidaknya 2 dosis fansidar selama
periode antenatal
Diskrining untuk sifilis selama periode antenatal

Menerima 1 dosis mebendazole selama periode


antenatal

Menerima 1 ITN* selama periode antenatal


Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 93

9.2 Pertolongan Persalinan

Pengungsi Eksternal (Refugee) Internal (IDP)

< 18 > 18 < 18 > 18

Rumah Fasilitas Rumah Fasilitas


Kesehatan Kesehatan

Persalinan dengan bayi lahir


hidup

Persalinan dengan bayi lahir


mati

Persalinan dengan bayi lahir


dengan berat badan rendah (<
2500 g)

Ditolong oleh tenaga kesehatan


kesehatan terlatih**

Jumlah komplikasi kebidanan


yang ditangani

Jumlah bedah Caesar yang


dilakukan

*ITN=Insecticide Treated Net (kelambu yang sudah diberi insektisida) **tidak termasuk TBA (dukun bayi)

*Formulir ini dirancang secara khusus untuk situasi pengungsi eksternal. Formulir ini harus
disesuaikan tergantung pada situasi.

9.3 Perawatan pasca-salin/nifas

Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)

< 18 > 18 < 18 > 18

Menghadiri 3 kunjungan pasca-salin/nifas dalam


waktu 6 minggu setelah persalinan
94

9.5 Kekerasan Seksual dan Berbasis Gender (SGBV)

Pengungsi Eksternal (Refugee)


Internal
< 18 > 18 (IDP)
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah total korban/penyintas perkosaan


yang mencari pertolongan dalam waktu 72
jam*

Jumlah total korban/penyintas perkosaan


yang mencari pertolongan pada 72-120
jam*

Jumlah total korban/penyintas perkosaan


yang mencari pertolongan pada 120 jam-2
minggu*

Jumlah total korban/penyintas perkosaan


yang mencari pertolongan setelah 2
minggu*
Jumlah korban/penyintas perkosaan yang
diberikan PEP** dalam waktu 72 jam

Jumlah perempuan korban/penyintas


perkosaan yang diberikan pil kontrasepsi
darurat dalam waktu 120 jam

Jumlah korban perkosaan/penyintas yang


diberikan pengobatan presumtif IMS < 2
minggu

Jumlah kasus trauma di pos kesehatan


karena kekerasan dalam rumah tangga

*dari insiden yang terjadi; **PEP=Post Exposure Prophylaxis atau Profilaksis Pasca Paparan
Sistem Informasi Kesehatan Organisasi:
Formulir Pelaporan Lokasi:
9.4 Keluarga Berencana Periode pelaporan:

Jumlah Pengungsi Eksternal (Refugee) Jumlah Jumlah


kumulatif kumulatif masing-masing
pada pada akhir metode yang Unit
Pengguna baru (b) Pengguna ulang Tidak dilanjutkan (c)
permulaan periode didistribusikan
periode (a) < 18 > 18 < 18 > 18 < 18 > 18 (a+b-c) selama periode*

Pil KB kombinasi - dosis rendah


(Micro-gynon; Nordette) Siklus

Pil KB kombinasi - dosis tinggi


Siklus
(Lo-femenal)
Pil KB progesterone only
Dosis
(Micro-val; Micro-lut)
Kontrasepsi darurat (Postinor-2) Dosis
Suntikan Depo-Provera) Dosis (ml)
Susuk (Norplant) Susuk
(ditanam)
Intra-Uterine Device (IUD) IUD
Kondom (Laki-laki) Buah
Kondom (Perempuan) Buah
Sterilisasi (Laki-laki) Sterilisasi
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi

Sterilisasi (Perempuan) Sterilisasi


Lainnya

*termasuk metode yang diberikan kepada semua tipe pengguna


95
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 97

Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 PENYUSUNAN PROGRAM
3.1 Needs assessment/Penilaian kebutuhan
3.2 Prinsip-prinsip untuk bekerja dengan remaja
97
98
98
99
100
4
BAB EMPAT

Kesehatan
3.3 Melaksanakan layanan kesehatan reproduksi untuk remaja 101 Reproduksi
3.4 Koordinasi dan membuat kaitan dengan program remaja 102
3.5 Advokasi 107
Remaja
4 PERTIMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DAN HUKUM 108
5 MONITORING 110
6 BACAAN LANJUTAN 110

1 Pendahuluan

Masa remaja merupakan salah satu tahap kehidupan manusia yang paling menakjubkan
dan rumit serta disertai oleh kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi khusus. Remaja
bersifat cepat pulih, penuh ide dan energik. Mereka dapat mendukung satu sama lain melalui
konseling, pendidikan dan penjangkauan sebaya serta memberikan kontribusi ke komunitas
mereka melalui kegiatan-kegiatan seperti menjadi relawan untuk membantu penyedia layanan
kesehatan, memberikan perawatan kepada orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), dan
memperluas akses terhadap layanan kesehatan reproduksi berkualitas untuk rekan sebaya
mereka di tingkat masyarakat.

Kedaruratan bencana disertai oleh risiko-risiko yang meningkatkan kerentanan remaja


terhadap kekerasan, kemiskinan, perpisahan dengan keluarga, kekerasan seksual dan
eksploitasi. Faktor-faktor ini dapat mengganggu struktur pelindungan keluarga dan sosial,
jejaring sebaya, institusi sekolah dan agama serta dapat sangat mempengaruhi kemampuan
remaja untuk mempraktekkan perilaku kesehatan reproduksi yang aman. Lingkungan baru
mereka juga dapat bersifat keras, menekan dan/atau tidak sehat. Remaja (terutama wanita
muda) yang tinggal di bawah situasi terpinggirkan sangat rentan terhadap hubungan seks yang
dipaksakan, eksploitasi dan kekerasan, dan mungkin tidak memiliki pilihan selain terlibat dalam
hubungan seks berisiko tinggi atau transaksi seks untuk bertahan hidup.

Di sisi lain, masyarakat yang terpengaruh oleh krisis mungkin terpapar dengan kesempatan-
kesempatan baru, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik, sekolah,
dan belajar bahasa lain dan keterampilan baru yang mungkin menempatkan remaja dalam
posisi khusus yang mungkin tidak akan mereka miliki di lingkungan non krisis. Remaja
seringkali beradaptasi dengan mudah terhadap situasi baru dan dapat belajar cara bergerak di
lingkungan baru ini dengan cepat.
98

Kesehatan
Reproduksi Remaja
Para staf kesehatan reproduksi, manajer Meskipun bab ini mengacu pada remaja
program kesehatan reproduksi dan (usia 10-19), layanan yang dipaparkan di sini
penyedia layanan pada situasi bencana dapat diperluas ke kader kaum muda yang
harus mempertimbangkan dan memenuhi lebih luas (usia 10 sampai 24) yang juga
kebutuhan-kebutuhan khusus dari dapat memperoleh keuntungan dari layanan
remaja yang sedang bertransisi ke masa yang ramah remaja.
dewasa dalam situasi yang kompleks
dan sulit. Mereka secara khusus harus 3. Penyusunan program
mempertimbangkan remaja yang rentan,
termasuk mantan tentara anak, anak yang Pada fase awal bencana, terapkan Paket
menjadi kepala keluarga, remaja yang Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk
sudah menjadi ibu dan gadis-gadis berusia kesehatan reproduksi (Lihat Bab 2: PPAM).
muda yang memiliki risiko yang meningkat PPAM tidak menangani semua kebutuhan
terhadap eksploitasi seksual. remaja dan terdapat kemungkinan bahwa
tidak mungkin untuk memadukan semua
prinsip kesehatan reproduksi remaja ketika
2. Tujuan menerapkan PPAM. Meskipun demikian,
implementasi PPAM harus dilakukan dengan
Tujuan bab ini adalah untuk:
suatu cara yang sensitif terhadap kebutuhan
dan sesuai keinginan remaja.
• Memberikan panduan kepada staf
kesehatan reproduksi, manajer program
Padukan hal-hal di bawah ini sebagai bagian
kesehatan reproduksi dan pemberi
dari respon awal:
layanan untuk pendekatan kesehatan
reproduksi remaja yang efektif di situasi • Usahkan kondom pria dan wanita tersedia
bencana di tempat-tempat pertemuan remaja, lebih
• Membuat daftar prinsip dan sumber disukai di lokasi yang bersifat pribadi dan
daya yang memberikan informasi kepada dapat diakses sehingga remaja dapat
staf kesehatan reproduksi, manajer mengaksesnya tanpa diketahui oleh orang
program, pemberi layanan dan anggota lain.
masyarakat mengenai bagaimana • Pastikan bahwa para remaja putri berada
melibatkan remaja dalam program dalam kondisi aman ketika mereka
kesehatan reproduksi. melakukan tugas-tugas rumah tangga
• Memastikan penyediaan layanan seperti mengumpulkan kayu bakar,
kesehatan reproduksi yang ramah remaja mengambil air atau makanan.
dan menciptakan suatu lingkungan • Pastikan bahwa remaja putri yang
dimana remaja dapat berkembang dan hamil memiliki akses terhadap layanan
berjuang untuk hidup meskipun terdapat kegawatdaruratan kebidanan dan
banyak tantangan yang mereka hadapi mekanisme rujukan ketika diperlukan.
dalam suatu situasi krisis. • Bentuk layanan klinis dan rujukan untuk
para korban/penyintas kekerasan seksual
yang sensitif terhadap kebutuhan remaja
dan menghormati kerahasiaan.
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 99

3.1 Needs assessment/penilaian • Hambatan untuk mengakses layanan-


kebutuhan layanan yang tersedia, termasuk
ketidakamanan, norma budaya, kurangnya
Pada saat situasi menjadi semakin stabil, kerahasiaan/privasi, dan kurangnya petugas
lakukan needs assessment dengan kesehatan yang berjenis kelamin sama;
berkoordinasi dengan para aktor kesehatan
reproduksi dan kesehatan anak yang lain untuk Selain itu, staf kesehatan reproduksi,
menginformasikan proses design program dan manajer program dan pemberi layanan harus
mengembangkan suatu rencana aksi dalam memahami perundangan dan kebijakan
rangka meningkatkan layanan yang ramah nasional terkait dengan kesehatan reproduksi
untuk remaja dari layanan kesehatan yang ada remaja di negara tempat mereka bekerja.
berdasarkan pada hasil assessment. Libatkan Pertimbangan-pertimbangan yang diambil
remaja yang dapat mengidentifikasi kerentanan harus mencakup:
dan kapasitas mereka sendiri dalam proses ini.
Gunakan alat bantu assessment layanan ramah • Perundangan atau kebijakan apa saja yang
remaja untuk menentukan apakah layanan membatasi atau melindungi akses remaja
kesehatan telah memenuhi kebutuhan remaja. terhadap informasi dan layanan kesehatan
Selain itu, nilai pula sumber daya masyarakat reproduksi?
yang bersifat protektif. • Berapa mayoritas usianya? Berapa usia
yang dianggap wajar untuk berhubungan
Kumpulkan informasi mengenai: seks? Berapa usia yang dianggap wajar
untuk menikah? Apakah berbeda untuk laki-
• Prevalensi isu kesehatan reproduksi di laki dan perempuan?
kalangan remaja, termasuk kehamilan, • Apa terdapat syarat-syarat seperti status
kematian ibu dan bayi baru lahir serta IMS/ sudah menikah, persetujuan orang tua
HIV; atau wali untuk memberikan informasi dan
• Kerentanan remaja dan praktek-praktek layanan kesehatan kepada anak-anak? Dan
berbahaya, termasuk paparan terhadap kepada remaja?
kekerasan dan eksploitasi seksual, • Apakah kapasitas yang terus berkembang
perdagangan orang, seks komersial dan dan kesejahteraan terbaik anak
praktek-praktek tradisional seperti mutilasi dipertimbangkan dalam hukum/kebijakan/
genital (FGM)/ sunat perempuan; protokol yang mengatur akses mereka
• Sumber daya masyarakat yang bersifat ke layanan, informasi dan penyuluhan
protektif, seperti orang tua dan guru yang kesehatan reproduksi?
suportif serta program-program remaja • Apakah terdapat hukum nasional atau lokal
dengan jejaring ke orang dewasa yang atau kebijakan terkait kekerasan seksual
memiliki kepedulian terhadap remaja; dan bentuk-bentuk penganiayaan lain
• Layanan untuk remaja, termasuk layanan terhadap anak baik di dalam maupun di luar
profesional dan tradisional. Setiap alasan keluarga?
untuk kesenjangan dalam penyediaan dan • Apakah terdapat kewajiban bagi petugas
akses terhadap layanan harus diidentifikasi; layanan kesehatan untuk melaporkan jika
• Persepsi terhadap kesehatan reproduksi mereka menemukan tindak kekerasan pada
remaja: persepsi remaja dan masyarakat anak (termasuk kekerasan seksual) dan/atau
terhadap kebutuhan akan kesehatan pelecehan seksual? Jika ya, ke pihak mana
reproduksi remaja dan penyediaan layanan dan apa yang akan terjadi setelah kasus
dan informasi kesehatan reproduksi untuk dilaporkan?
remaja; • Siapa atau pihak mana dari sektor
kesehatan yang diijinkan mengumpulkan
100

bukti forensik dalam kasus yang terkait distribusi kondom, pendidikan sebaya,
dengan kekerasan pada anak dan siapa monitoring pelayanan kesehatan yang ramah
yang diijinkan untuk bersaksi mengenai remaja dan rujukan ke konselor untuk masalah
bukti tersebut di pengadilan? kekerasan berbasis gender. Layanan akan
• Organisasi-organisasi apa yang bergerak lebih dapat diterima jika layanan tersebut
di bidang hak anak dan perempuan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
bekerja untuk mendukung akses anak dan yang diidentifikasi oleh remaja itu sendiri.
remaja terhadap informasi dan layanan Remaja dapat juga membantu memastikan
kesehatan reproduksi? bahwa PPAM juga menangani kebutuhan
mereka, misalnya dengan mengidentifikasi
lokasi-lokasi yang sensitif secara budaya untuk
3.2 Prinsip-prinsip yang diterapkan upaya penyediaan kondom.
dalam bekerja bersama remaja
Keterlibatan masyarakat: Pemahaman
Ketika bekerja dengan remaja, penting sekali terhadap konteks budaya dan pembentukan
untuk mempertimbangkan: lingkungan yang mendukung sangat penting
dalam upaya penyediaan layanan kesehatan
1. Prinsip-prinsip manajemen
reproduksi untuk remaja karena layanan
2. Prinsip-prinsip pemberian layanan
ini mungkin akan dipengaruhi oleh nilai-
nilai masyarakat terkait dengan kesehatan
3.2.1. Prinsip-prinsip manajemen
reproduksi dan seksual remaja. Orang
Remaja bukanlah kelompok yang homogen: dewasa seringkali menjadi sangat protektif
Kebutuhan remaja sangat bervariasi sesuai terhadap norma budaya dan proses sosialisasi
usia, jenis kelamin, pendidikan dan status remaja ketika kondisi darurat terjadi. Pada
pernikahan. Pesan-pesan perubahan perilaku awal suatu respon bencana, sangatlah
terkait kesehatan reproduksi harus didasarkan penting untuk membuat prioritas informasi
pada kelompok usia (10 sampai 14 tahun dan dan layanan kesehatan reproduksi yang
15 sampai 19 tahun) dan sesuai dengan jenis tersedia, termasuk untuk remaja, seperti
kelamin mereka. yang diungkapkan dalam PPAM (lihat Bab
2). Sesegera mungkin, fokuskan perhatian
Libatkan partisipasi remaja secara pada keterlibatan masyarakat dalam isu-isu
bermakna: Prinsip utama dalam bekerja yang mempengaruhi kesehatan remaja karena
sama secara efektif dengan remaja adalah tindakan ini mempengaruhi kesinambungan
dengan mendorong partisipasi, kemitraan program dan berdampak positif terhadap
dan kepemimpinan remaja. Akibat adanya kesehatan. Anggota masyarakat termasuk
hambatan-hambatan yang dihadapi remaja orang tua, wali dan para pemuka agama harus
ketika mengakses layanan kesehatan ditanyai pendapatnya dan dilibatkan dalam
reproduksi, mereka harus terlibat dalam pengembangan program bersama dan untuk
semua aspek penyusunan program, termasuk remaja.
perancangan, implementasi dan monitoring
program. Misalnya, akan sangat membantu
jika kita dapat mengidentifikasi remaja yang 3.2.2 Prinsip-prinsip pemberian
dapat berperan sebagai pemimpin muda atau layanan
pendidik sebaya di komunitas mereka. Para
Privasi, kerahasiaan dan kejujuran: Remaja
pemuda ini akan membantu mengungkap
yang mendatangi petugas kesehatan seringkali
kebutuhan teman sebaya mereka selama
merasa malu atau bingung. Penting sekali
perancangan program dan dapat membantu
bahwa petugas kesehatan dapat berusaha
implementasi kegiatan-kegiatan seperti
sebisa mungkin memberikan ruang pribadi
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 101

untuk berbicara. Informasi dapat menyebar 3.3 Pertimbangan-pertimbangan


dengan sangat cepat di kalangan remaja dan ketika menyusun program untuk
jika kerahasiaan mereka dilanggar, bahkan satu remaja
kali saja, remaja tidak akan lagi mendatangi
layanan yang tersedia. Sangatlah penting bahwa manajer program
mengingat faktor-faktor yang mungkin
Mengkaitkan pencegahan, perawatan meningkatkan kerentanan remaja selama suatu
dan pengobatan HIV dengan kesehatan kondisi darurat berikut ini:
reproduksi: Ketika remaja mengakses layanan
kesehatan untuk mencari informasi, test dan • Remaja putri memiliki kerentanan
perawatan HIV, terdapat pula kesempatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
untuk mempromosikan layanan-layanan remaja putra: Perbedaan kekuatan
kesehatan reproduksi komprehensif seperti: dalam hubungan antara pria dan wanita
yang sudah ada sebelumnya dapat
• Seks aman, termasuk pemakaian proteksi menjadi semakin tajam dalam suatu
ganda keadaan darurat. Remaja putri seringkali
• Metode keluarga berencana diharapkan untuk mempertahankan norma-
• Konseling dan pengobatan IMS norma sosial dan budaya seperti patuh
pada pria, merawat keluarga, tinggal
Sebaliknya, tawarkan kesempatan untuk di rumah dan menikah di usia muda.
mengetahui status HIV kepada semua Terlebih lagi, perubahan dimensi-dimensi
remaja yang mengakses keluarga berencana kekuasaan yang terjadi sebagai akibat
atau layanan kesehatan reproduksi lain jika dari percampuran populasi pengungsi dan
perawatan dan pengobatan untuk HIV tersedia populasi tuan rumah dapat menempatkan
(lihat Bab 5: Keluarga berencana, Kotak 24, hal. remaja putri dalam risiko yang lebih tinggi.
121: Pertimbangan Kontrasepsi untuk Remaja). Kesulitan ekonomi akan menyebabkan
peningkatan eksploitasi seperti
Jenis kelamin petugas kesehatan atau
perdagangan manusia dan seks komersial
pemberi layanan: Jika memungkinkan,
atau pertukaran seks dengan keperluan lain,
remaja harus dirujuk ke petugas dengan
dengan risiko-risiko kesehatan reproduksi
jenis kelamin yang sama kecuali jika remaja
terkait (HIV, IMS, kehamilan dini dan aborsi
tersebut meminta untuk bertemu dengan
tak aman). Remaja putri rentan terhadap
petugas dari jenis kelamin berbeda. Pastikan
kekerasan yang berbasis gender termasuk
bahwa remaja korban/penyintas kekerasan
kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah
berbasis gender yang mencari dukungan dan
tangga, sunat perempuan dan pernikahan
perawatan di fasilitas kesehatan didampingi
dini yang dipaksakan. Risiko kehamilan bagi
oleh pendamping wanita yang hadir di
seorang remaja putri dapat menjadi lebih
ruang pemeriksaan ketika petugas laki-
parah dengan kondisi-kondisi kesehatan
laki merupakan satu-satunya petugas yang
yang telah ada sebelumnya seperti anemia.
tersedia. Keberadaan pendamping ini sangat
Remaja putri yang menikah muda seringkali
penting ketika korban adalah remaja putri
tidak memiliki suara dan kekuasaan untuk
tetapi penting pula untuk memberikan pilihan
membuat keputusan dalam rumah tangga
ini kepada remaja putra yang menjadi korban/
akibat ketidaksetaraan kedudukan dengan
penyintas kekerasan berbasis gender.
suami.
• Norma sosial dan dukungan sosial
seringkali terganggu dalam suatu situasi
krisis: Terganggunya struktur sosial dapat
bersifat melindungi jika praktek-praktek
102

bahaya menjadi terhenti tetapi dapat juga kondisi mereka saat ini.
memunculkan risiko bagi kesehatan remaja. • Remaja dapat mengambil peran orang
Penggunaan waktu luang remaja dalam dewasa dalam keadaan darurat:
kondisi krisis mungkin tidak akan terawasi Remaja dapat dipaksa untuk mengambil
seketat dalam kondisi normal. Ketika remaja peran orang dewasa dan memerlukan
terpisah dari keluarga, teman, guru, anggota keterampilan menghadapi situasi yang
masyarakat dan budaya tradisionalnya, jauh melebihi kapasitas usia mereka. Krisis
terdapat lebih sedikit kontrol sosial terhadap kemanusiaan dapat menyebabkan remaja
perilaku berisiko. Tanpa akses terhadap menggunakan lebih banyak kekuasaan
informasi dan layanan yang memadai dibandingkan dengan orang dewasa
remaja mungkin terpapar dengan praktek yang kemudian akan mengarah pada
seks tak aman yang dapat mengakibatkan kebingungan sosial lebih lanjut.
kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi • Kelompok rentan: Perhatian harus
yang tidak aman, IMS dan HIV. diberikan pada kerentanan yang bersifat
• Krisis kemanusiaan dapat menganggu spesifik untuk usia, jenis kelamin, status
kemitraan remaja dan orang dewasa pernikahan dan kondisi tertentu (lihat Kotak
ketika model panutan menjadi sangat 19).
penting: Dalam siatusi yang stabil, remaja
biasanya memiliki model panutan di
keluarga dan masyarakat. Model panutan 3.4 Layanan untuk remaja
semacam itu mungkin tidak jelas terlihat
3.4.1 Penyediaan layanan kesehatan
dalam situasi krisis. Petugas kesehatan
reproduksi di fasilitas kesehatan
atau pemberi layanan serta ketua klub
remaja mungkin menjadi model panutan Layanan kesehatan dapat memegang peranan
yang penting dan harus menyadari potensi penting dalam mempromosikan dan melindungi
pengaruh mereka. kesehatan remaja. Meskipun demikian,
• Krisis kemanusiaan tidak hanya terdapat banyak sekali bukti bahwa remaja
menganggu kehidupan sehari-hari tetapi melihat layanan kesehatan yang tersedia
juga mengganggu perspektif masa sebagai layanan yang tidak merespon terhadap
depan remaja: Untuk remaja, kondisi ini kebutuhan mereka. Remaja tidak mempercayai
dapat bermanifestasi menjadi pandangan layanan dan menghindari penggunaan layanan
buruk terhadap kehidupan dan mengarah atau hanya mencari pertolongan ketika mereka
ke tindakan berisiko seperti kekerasan, sudah putus asa dan memerlukan perawatan.
penggunaan narkoba dan/atau kegiatan Salah satu strategi penting dalam memfasilitasi
seksual yang tidak aman. Remaja yang akses remaja terhadap layanan kesehatan
mengikuti kegiatan atau program yang reproduksi dan penggunaan layanan kesehatan
membantu mereka merencanakan masa reproduksi oleh remaja adalah memastikan
depan harus dibekali segera dengan alasan- bahwa layanan yang tersedia berkualitas
alasan yang harus mereka pertimbangkan tinggi dan “ramah remaja”. Pada saat yang
terkait dengan konsekuensi kegiatan sama, remaja perlu dibuat menyadari tentang
seksual yang tidak aman dan pentingnya keberadaan layanan ramah remaja. Layanan
bertanggung jawab untuk tindakan mereka. kesehatan reproduksi ramah remaja memiliki
Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karakteristik-karakteristik yang membuatnya
membuat keputusan, bernegosiasi dan lebih responsif terhadap kebutuhan kesehatan
keterampilan hidup lain dapat merupakan reproduksi khusus dari remaja, termasuk
pelatihan yang efektif untuk mendorong penyediaan kontrasepsi, kontrasepsi
remaja agar berpikir mengenai bagaimana darurat, layanan aborsi aman, diagnosis
cara mereka agar dapat memperbaiki dan pengobatan IMS, konseling, test dan
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 103

Kotak 19: Kelompok Rentan pada Remaja


Kelompok rentan di kalangan remaja mencakup:
• Remaja sangat muda (10 sampai 14 tahun)
• Remaja yang sudah menjadi ibu
• Anak yatim piatu dan rentan
• Anak yang menjadi kepala rumah tangga
• Remaja yang menikah muda
• Remaja dengan HIV positif
• Tentara anak (termasuk remaja putri) dan anak-anak lain yang terlibat dalam pertempuran
(dalam peran yang tidak melibatkan pertempuran).
• Remaja yang terlibat dalam seks komersial
• Remaja korban/penyintas kekerasan seksual, perdagangan orang dan bentuk kekerasan
berbasis gender lain
• Remaja yang terlibat dalam hubungan seks dengan sesama jenis

perawatan HIV serta layanan kehamilan dan ini malah akan mengakibatkan dampak yang
pasca kehamilan. lebih buruk. Suatu assessment psikososial
remaja yang mungkin membantu mengarahkan
3.4.2 Kuesioner provider untuk petugas kesehatan untuk menanyakan
remaja pertanyaan yang sesuai dengan usia dan cukup
memadai untuk menilai kebutuhan remaja akan
Merupakan praktek yang baik untuk
mengikuti prinsip HEADSSS: Home (rumah),
menskrining semua remaja yang memasuki
Education/Employment (pendidikan/pekerjaan),
sistem kesehatan untuk mengetahui adanya
Activities (kegiatan), Drugs (obat-obatan),
masalah-masalah seksual dan kesehatan
Sexuality (seksualitas), Suicide (bunuh diri) dan
reproduksi, pemakaian narkoba dan
Depression (depresi), Safety (keamanan).
kekhawatiran terhadap kesehatan jiwa. Ketika
melakukan skrining ini, petugas kesehatan 3.4.3 Penyediaan Layanan Kesehatan
akan menyampaikan pesan kepada remaja Reproduksi di Masyarakat
bawah ia peduli akan kebutuhan remaja dan
bahwa pusat kesehatan merupakan tempat Penyediaan layanan dan informasi berbasis
yang aman untuk membahas masalah-masalah masyarakat menawarkan kesempatan bagi
terkait kesehatan reproduksi. Selain itu, remaja untuk memperlihatkan kepemimpinan
informasi itu dapat digunakan oleh petugas mereka dan memperoleh keterampilan-
kesehatan untuk memberikan konseling dan keterampilan baru melalui kerelawanan sambil
rujukan yang sesuai. membentuk kemitraan antara remaja dan orang
dewasa. Masyarakat juga merupakan situasi
Sebelum mengumpulkan informasi dari remaja, ideal untuk menerima informasi kesehatan
pertimbangkan layanan yang tersedia untuk reproduksi dimana remaja merasa nyaman
rujukan. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan dan terbuka untuk berdialog dan melakukan
sensitif hanya jika terdapat respon yang sesuai, penilaian risiko pribadi.
ke situasi yang berpotensi berbahaya dapat
diberikan karena jika tidak, menanyakan hal-hal
104

Tabel 9: Karakteristik Layanan Kesehatan Ramah Remaja

Karakteristik Fasilitas
Karakteristik Petugas Karakteristik administratif
Kesehatan
Jam layanan yang sesuai Menghormati remaja Keterlibatan remaja
dan nyaman untuk
remaja
Lokasi yang tepat dan Sikap tidak menghakimi Anak laki-laki dan pria muda
nyaman disambut dengan baik
Ruangan memadai dan Privasi dan kerahasiaan sangat Rujukan yang diperlukan
privasi juga memadai dihargai tersedia
Konseling sebaya tersedia Tarif terjangkau
Lingkungan sekitar yang Petugas berjenis kelamin sama Klien tanpa janji terlebih
nyaman jika memungkinkan dahulu tetap diterima
Kerahasiaan yang ketat Publisitas dan rekruitmen
dipertahankan yang memberikan informasi
dan meyakinkan remaja
Staf terlatih dalam karakteristik
layanan kesehatan ramah
remaja

Pendidik sebaya Distribusi berbasis masyarakat

Pendidikan sebaya menawarkan banyak Remaja yang dilatih sebagai distributor


keuntungan karena teman sebaya biasanya berbasis masyarakat (DBM) adalah remaja
dipersepsikan sebagai sumber informasi yang telah dilatih untuk memberikan
yang aman dan dapat dipercaya. Program konseling kontrasepsi kepada sebayanya di
pendidikan sebaya yang dirancang dengan masyarakat. Mereka biasanya berfokus pada
baik, didasarkan pada kurikulum dan pemberian informasi kesehatan reproduksi,
disupervisi dapat merupakan program yang pil KB, kondom dan informasi mengenai
sukses untuk meningkatkan pengetahuan, HIV, dan merujuk klien ke pusat kesehatan
sikap dan keterampilan remaja terkait untuk memperoleh metode kontrasepsi
kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV. dan layanan lain. DBM remaja dapat secara
Untuk memastikan kualitas dalam program efektif mengintegrasikan informasi kesehatan
pendidikan sebaya: reproduksi dan HIV. Karena banyak hambatan
yang mencegah remaja mengakses layanan
• Memberikan pelatihan berkualitas tinggi kesehatan reproduksi di klinik, melatih DBM
dan intensif kepada para pendidik sebaya remaja merupakan strategi yang berhasil untuk
yang mencakup juga assessment rutin meningkatkan akses remaja terhadap layanan
dan memperkuat kapasitas mereka untuk dan informasi kesehatan reproduksi sekaligus
memberikan informasi yang akurat kepada memberikan peran kepemimpinan DBM di
teman sebayanya masyarakat. DBM remaja seringkali menjadi
• Menggunakan daftar periksa/check partner bagi layanan kesehatan berbasis
list standar dalam pengembangan dan fasilitas melalui kerja sama dengan petugas
implementasi program pendidikan sebaya kesehatan dalam meningkatkan kualitas
untuk meningkatkan kualitas. layanan ramah remaja.
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 105

Dialog dengan masyarakat reproduksi remaja tersedia di sekolah formal


dan non formal serta di pusat pelatihan
Dalam upaya mengikuti prinsip keterlibatan keterampilan. Hubungkan dengan pendidik
masyarakat, gunakan dialog dengan untuk mengadvokasi penciptaan lingkungan
masyarakat untuk memperoleh dukungan yang mendukung untuk memastikan
dari dan membangun keterampilan anggota tersedianya layanan kesehatan reproduksi
masyarakat. Orang dewasa memerlukan untuk remaja.
informasi, keterampilan dan dorongan tidak
hanya untuk mendukung penyusunan program Fasilitas kebersihan yang terpisah menurut
kesehatan reproduksi remaja tetapi juga untuk jenis kelamin
merasa lebih nyaman dalam memberikan
informasi kepada remaja. Remaja kemungkinan merasa tidak nyaman
dan malu untuk menggunakan fasilitas
3.4.4 Memberikan layanan kesehatan kebersihan/toilet dengan orang dengan jenis
reproduksi di sekolah kelamin berbeda dan bahkan dengan anak-
anak yang lebih kecil. Kondisi ini terutama
Buatlah agar layanan dan informasi kesehatan mungkin sekali terjadi untuk remaja putri yang

Tabel 10: Karakteristik Program Keterampilan Hidup yang Efektif*

Pengembangan Kandungan kurikulum Implementatsi


Kurikulum Kurikulum
• Melibatkan orang-orang • Fokus pada tujuan-tujuan yang • Melatih pendidik yang
dari latar belakang yang jelas (misalnya pencegahan IMS dapat menjangkau remaja
berbeda dan/atau kehamilan)
• Memastikan dukungan
• Menilai kebutuhan dan • Memberikan pesan yang jelas dari pihak berwenang
aset kelompok target terhadap perilaku yang mengarah seperti kementerian
pada tujuan-tujuan ini (misalnya kesehatan, dinas
• Merancang kegiatan
tidak melakukan hubungan seks, pendidikan atau organisasi
yang konsisten dengan
menggunakan kondom dan/atau masyarakat
nilai-nilai masyarakat
kontrasepsi lain)
dan sumber daya yang • Menciptakan lingkungan
tersedia (misalnya waktu • Menangani faktor-faktor risiko yang aman agar remaja
dan keterampilan staf, dan proteksi yang mempengaruhi bisa berpartisipasi
ruang fasilitas, suplai) perilaku seksual.
• Merekrut remaja
• Melakukan uji coba • Menggunakan metode dan mengatasi
program pengajaran yang kuat dan hambatan-hambatan
mencakup berbagai kegiatan terhadap keterlibatan
yang sesuai dengan budaya, remaja (misalnya
usia dan pengalaman seksual) mempublikasikan
yang secara aktif melibatkan program, menawarkan
peserta dan membantu mereka makanan, memperoleh
mempersonalisasi informasi. persetujuan orang tua)
• Mencakup topik-topik yang • Mengajarkan kurikulum
disajikan dalam urutan yang logis secara penuh.

* Diadaptasi dari Kirby, D dkk. Impact of Sex and HIV Education Programmes on Sexual
Behaviors of Youth in Developing and Developed Countries. Youth Net, Youth Research
Working Paper No. 2, 2005.
106

tengah mengalami menstruasi. Selain itu, Pendidikan keterampilan hidup berbasis


fasilitas kamar mandi yang digunakan bersama kurikulum
baik oleh pria dan wanita seringkali disebut
sebagai lokasi kekerasan berbasis gender di Program pendidikan mengenai seksualitas dan
sekolah. Kurangnya fasilitas kebersihan/toilet HIV yang didasarkan pada suatu kurikulum
yang terpisah untuk jenis kelamin berbeda tertulis dan diimplementasikan di kelompok
serta kurangnya produk pembersih/hygiene remaja merupakan suatu intervensi yang
untuk wanita akan membuat remaja putri tidak menjanjikan untuk mengurangi perilaku
ingin datang ke sekolah. Untuk meminimalkan risiko seksual remaja. Manajer program
jumlah hari remaja putri tidak sekolah dan seringkali membuat kurikulum yang cocok
pelecehan seksual serta kekerasan seksual di dengan konteks lokal. Karakteristik kurikulum
sekolah serta untuk mendorong lingkungan keterampilan hidup yang memiliki dampak
belajar yang lebih aman: terhadap perilaku remaja dipaparkan dalam
Tabel 10.
• Pastikan adanya fasilitas kebersihan/toilet
yang aman dan terpisah untuk laki-laki dan Petugas kesehatan reproduksi dan manajer
perempuan di sekolah. program dapat menyediakan bantuan teknis
• Sediakan kain atau bahan lain yang sesuai kepada para guru dan pendidik masyarakat
budaya setempat untuk digunakan pada untuk memastikan bahwa mereka merasa
saa menstruasi bagi remaja putri. nyaman dalam membahas masalah ini dan
memilih pelajaran yang sesuai untuk kurikulum
keterampilan hidup (lihat Kotak 20).

Kotak 20: Keterampilan Perencanaan Hidup


Pendidikan keterampilan perencanaan hidup mencakup:

• Perubahan-perubahan fisik dan emosi yang diharapkan terjadi selama pubertas

• Keluarga berencana

• Kesehatan mental

• Keterampilan hidup yang sesuai dengan usia untuk remaja yang lebih muda seperti
mengidentifikasi nilai, memahami konsekuensi dari suatu perilaku

• Keterampilan hidup terkait kesehatan reproduksi seperti rasa percaya diri bahwa ia mampu
memakai kondom, menegosiasikan seks aman, menolak hubungan seks yang tidak
diinginkan

• Seksualitas dan gender (termasuk norma gender yang dibentuk secara sosial)

• Pemahaman terhadap kesehatan dan kesadaran akan fertilitas

• Pencegahan HIV/AIDS

• Pencegahan kekerasan berbasis gender

• Jejaring ke fasilitas kesehatan, mendorong remaja untuk mencari pertolongan di fasilitas ini

• Keterampilan hidup lain seperti membuat keputusan, pemikiran kritis, kreatifitas, memegang
nilai, komunikasi, mengatasi emosi dan stress
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 107

3.5 Berkoordinasi dan membuat rujukan dan untuk mengintegrasikan


jejaring dengan program-program informasi kesehatan reproduksi ke dalam
untuk remaja program terkait mata pencaharian/
livelihood.
Berjejaring dan berkoordinasi antar program • Melibatkan pria dan remaja putra sebagai
untuk remaja akan memungkinkan penyediaan agen perubahan sosial: Norma sosial yang
layanan yang lebih komprensif. kaku telah dikaitkan dengan peningkatan
pengambilan risiko seksual yang dapat
• Menghubungkan layanan kesehatan mengarah ke angka penularan IMS dan
reproduksi dengan layanan masyarakat HIV yang lebih tinggi serta peningkatan
untuk remaja: Remaja seringkali mencari penggunaan narkoba dan kekerasan
orang dewasa yang mereka percayai di berbasis gender. Kondisi-kondisi di lokasi
tempat-tempat aman yang bisa mereka bencana dapat bersifat menantang bagi
gunakan sebagai tempat yang dirasakan pria yang mungkin merasa tertekan untuk
aman untuk berbagi informasi. Seringkali, melaksanakan peran tradisional mereka
orang-orang tsb bekerja di tingkat sebagai pencari nafkah dan pelindung
masyarakat. Kembangkan sistem rujukan karena mereka menjadi tergantung pada
untuk memastikan bahwa remaja menerima bantuan luar. Rasa frustasi dan malu yang
perlakuan yang sesuai untuk masalah yang terjadi dapat mengarah ke peningkatna
mungkin terungkap di luar klinik (misalnya perilaku berisiko dan kekerasan dalam
kekerasan seksual, kehamilan yang tidak rumah tangga. Remaja putra memerlukan
diinginkan atau aborsi yang tidak aman). lingkungan yang aman tempat norma pria
• Memastikan penyusunan program multi alternatif dapat menjadi model sementara
sektor: Para praktisi kesehatan reproduksi dekonstruksi norma sosial tradisional
mungkin tidak mampu, atau memiliki dilakukan. Carilah dukungan dari pria dan
keterampilan, untuk memasukkan anak laki-laki: berikan kesempatan bagi
komponen keterampilan livelihood/mata mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka
pencaharian dalam program mereka. dan secara aktif terlibat dalam kesehatan
Dengan berkoordinasi dengan kluster/sektor reproduksi sehingga akan menguntungkan
kesehatan, bermitralah dengan manajemen bagi remaja putri dan remaja putra.
kamp dan kelompok koordinator cluster lain • Pemberdayaan dan sosialisasi remaja putri:
untuk membentuk jejaring antara program Bekerja dengan kelompok-kelompok yang
remaja, kesehatan dan perlindungan, hanya terdiri dari remaja putri merupakan
layanan psikososial, pendidikan dan cara ideal untuk mengatasi norma sosial
livelihood. Dukung implementasi pelatihan yang diterapkan pada wanita dalam
keterampilan dan pengembangkan bentuk sikap yang pasif, tunduk dan
keterampilan untuk remaja karena lebih rendah daripada pria. Dorong para
implementasi tersebut akan meningkatkan remaja putri untuk bersuara dan kuatkan
rasa mampu mengendalikan dan optimisme keyakinan dan nilai-nilai yang mereka
terhadap masa depan serta merupakan pegang sehingga akan meningkatkan
komponen penting untuk merekonstruksi potensi mereka untuk berkontribusi
dan merehabilitasi jejaring sosial dan secara setara dalam masyarakat. Situasi
masyarakat, baik selama dan setelah krisis bencana seringkali membuat masyarakat
kemanusiaan terjadi. Bekerjasamalah menjadi protektif terhadap peran tradisional
dengan program pengembangan wanita. Rancanglah program dengan
keterampilan remaja sebagai sumber memperhatikan pemberdayaan wanita.
108

3.6 Advokasi untuk mengekspresikan pandangan mereka


dalam semua hal yang mempengaruhi mereka
Sensitisasi dan orientasi orang-orang yang dan beban yang melekat pada pandangan-
berpengaruh dan yang merupakan bagian dari pandangan ini harus disesuaikan dengan usia
komunitas pemberi bantuan kemanusiaan serta dan kematangan jiwa anak.
komunitas yang dilayani untuk kerentanan
kesehatan reproduksi, kebutuhan spesifik dan Dalam mempertimbangkan isu-isu kesehatan
hak-hak remaja. dan perkembangan remaja, Komite Hak anak
mengeluarkan suatu komentar umum yang
Petugas kesehatan reproduksi, manajer menginterpretasi bahwa KHA mengharuskan
kesehatan reproduksi dan pemberi layanan negara untuk memberikan akses terhadap
kesehatan reproduksi harus merupakan agen- informasi dan layanan seksual dan reproduksi.
agen perubahan dan: Komentar ini didasarkan pada serangkaian hak
yang tercakup dalam KHA termasuk hak untuk
• Lakukan advokasi untuk informasi dan tidak didiskriminasi, hak untuk sehat, hak untuk
layanan untuk remaja untuk memastikan memperoleh informasi, hak untuk memperoleh
bahwa layanan yang tersedia bersifat ramah privasi, hak untuk mengungkapkan pendapat
remaja; dan hak untuk memperoleh perlindungan
• Terlibat dalam kegiatan peningkatan dari semua bentuk kekerasan, pengabaian,
kesadaran di dalam masyarakat, seperti kekerasan dan eksploitasi termasuk praktek-
“open day”kegiatan terbuka dan dialog praktek tradisional yang berbahaya. Hak-hak
• Soroti kebutuhan remaja dengan petugas ini juga tercakup dalam instrumen hak asasi
dan pembuat kebijakan. manusia internasional. Hak-hak ini berlaku pula
pada remaja non anak dan mungkin dilanggar
ketika:
4. Pertimbangan-pertimbangan hak
asasi manusia dan hukum • Remaja tidak memiliki akses terhadap
layanan dan informasi kesehatan reproduksi
4.1 Standard-standard hak asasi
karena usianya;
manusia
• Informasi dan layanan kesehatan reproduksi
Kategori remaja (10-19 tahun) mencakup tidak tersedia untuk remaja putri yang
anak-anak yang didefinisikan oleh Konvensi belum menikah karena status mereka yang
Hak-Hak Anak (KHA) sebagai “semua manusia belum menikah;
yang berada di bawah usia delapan belas • Remaja yang hidup dengan HIV menjadi
tahun kecuali jika undang-undang yang tidak diuntungkan dalam kondisi pendidikan
berlaku pada anak mayoritas usia dewasa formal dan non formal serta lingkungan
dicapai lebih dini”. KHA mengeluarkan daftar sosial;
proteksi khusus yang menjadi hak anak-anak • Remaja putri terkena dampak dari
yang melekat pada status mereka sebagai praktek-praktek tradisional berbahaya
anak-anak. Konvensi ini juga mengenali seperti mutilasi genital perempuan/ sunat
“kapasitas yang berkembang pada anak”. Ini perempuan, pernikahan dini, pernikahan
berarti bahwa “pada saat anak meningkatkan paksa dan pemeriksaan keperawanan;
kompetensi yang mereka memiliki, sejalan • Persetujuan orang tua (atau wali) menjadi
dengan itu maka kebutuhan untuk arahan akan syarat untuk memberikan layanan
berkurang dan kapasitas yang lebih besar kesehatan reproduksi kepada remaja;
untuk bertanggung jawab terhadap keputusan- • Petugas kesehatan membuka status
keputusan yang mempengaruhi kehidupan remaja dengan HIV ke pihak ketiga tanpa
mereka akan muncul”. Anak-anak memiliki hak
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 109

memperoleh persetujuan resmi dari remaja memberikan informasi ini kepada remaja
untuk mengungkap informasi tersebut; merupakan suatu pelanggaran hak mereka.
• Petugas kesehatan mengungkapkan fakta
bahwa remaja putri melakukan aborsi atau Sebagai manajer atau pemberi layanan
mencari perawatan pasca aborsi kepada kesehatan reproduksi, mungkin saja anda
pihak ketiga tanpa memperoleh persetujuan akan menghadapi masalah-masalah yang
resmi dari remaja untuk mengungkap sulit seputar pemberian informasi dan layanan
informasi tersebut; kesehatan reproduksi kepada anak-anak dan
remaja. Anda harus menyadari posisi badan/
4.2 Tantangan dan kesempatan organisasi anda dalam masalah-masalah
kesehatan reproduksi ini dan memasukkkannya
Dalam sejumlah kasus, manajer program sebagai bagian dari analisis anda terhadap
kesehatan reproduksi dan pemberi layanan situasi dan kemungkinan langkah selanjutnya.
kesehatan reproduksi mungkin menghadapi Jika anda menemukan diri anda menghadapi
keputusan yang sulit atau dilema. Mungkin situasi seperti yang dipaparkan di atas,
mereka akan menemukan bahwa kemampuan prioritas utama anda haruslah berada pada
mereka untuk memastikan bahwa hak-hak kepentingan terbaik klien dengan berfokus
asasi remaja dilindungi menjadi dibatasi pada keselamatan dan kesehatannya.
oleh perundangan nasional, norma sosial Keselamatan anda dan rekan kerja anda juga
atau budaya atau kesalahpahaman konsep sangat penting untuk dipertimbangkan.
medis. Praktek dan hukum semacam itu
dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip Berdasarkan penilaian anda terhadap situasi
hak asasi manusia yang telah diterima secara yang ada, anda mungkin ingin:
internasional seperti:
• Berbicara dengan supervisor anda;
• Penyedia layanan kesehatan reproduksi • Mendiskusikan pilihan-pilihan yang
mungkin diminta oleh keluarga seorang memungkinkan untuk diambil oleh klien
remaja untuk melakukan pemeriksaan anda termasuk informasi mengenai
keperawanan (selaput dara) untuk organisasi hak-hak anak dan hak-hak
mengetahui apakah ia sudah pernah perempuan setempat yang mungkin bisa
melakukan hubungan seksual atau pernah membantu klien;
diperkosa. Pemeriksaan semacam ini tidak • Mengeksplorasi cara untuk memobilisasi
memiliki validitas medis dan merupakan dukungan masyarakat untuk layanan
pelanggaran terhadap hak-hak remaja jika kesehatan reproduksi ramah remaja;
dilakukan tanpa persetujuan tindakan yang • Mempertimbangkan bagaimana anda dapat
berdasarkan informasi dari remaja tersebut. mendukung upaya advokasi jika badan atau
• Manajer dan pemberi layanan dapat lembaga tempat anda bekerja terlibat dalam
patah semangat saat akan mengawali advokasi masalah ini:
suatu program pemberian informasi atau • Dengan tetap melindungi kerahasiaan
layanan kepada remaja akibat keyakinan klien anda, identifikasi bagaimana cara
yang umum tetapi salah yaitu bahwa menghadapi/menangani situasi semacam
akses terhadap informasi mengenai itu di masa depan bersama rekan sejawat
kesehatan reproduksi dan seksualitas dapat anda;
mendorong remaja untuk terlibat dalam • Ungkapkan kekhawatiran-kekhawatiran
kegiatan seksual. Bahkan informasi yang anda dalam rapat koordinasi kesehatan.
akurat dan mudah diakses akan mendukung
kemampuan remaja untuk membuat
keputusan yang sehat dan penolakan untuk
110

5. Monitoring Inter-Agency Working Group (IAWG) on the


Role of Community Involvement in Adolescent
Untuk memastikan bahwa remaja Sexual and Reproductive Health, December
menggunakan layanan kesehatan reproduksi 2007. http://www.unfpa.org/upload/lib_pub_
yang tersedia dan menerima informasi file/781_filename_iawg_ci.pdf
kesehatan reproduksi, indikator-indikator
kesehatan reproduksi harus dipisahkan Adolescent Friendly Health Services: Agenda
for Change. WHO,WHO/FCH/CAH/02.14.
berdasarkan usia dan jenis kelamin. Lihat http://whqlibdoc.who.int/hq/2003/WHO_FCH_
Bab 4 untuk indikator-indikator yang bersifat CAH_02.14.pdf
spesifik untuk remaja. Lihat di bawah ini untuk
Senderowitz J, Solter C and Hainsworth G.
indikator-indikator kunci kesehatan reproduksi.
Clinic Assessment of Youth Friendly Services: A
tool for Assessing and Improving Reproductive
Indikator-Indikator Kunci kesehatan reproduksi Health Services for Youth. Pathfinder
remaja: International, 2002. http://www.pathfind.org/
site/DocServer/mergedYFStool.pdf?docID=521
• Proporsi IMS di kalangan remaja di bawah
Adolescent Reproductive and Sexual Health
usia 18 tahun. Toolkit for Humanitarian Settings. UNFPA
• Proporsi melahirkan di kalangan remaja di and Save the Children, 2009. http://www.
bawah usia 18 tahun savethechildren.org/programs/health/
• Penggunaan kondom yang dicatat secara publications.html
terpisah berdasarkan jenis kelamin dan usia

6. Bacaan Lanjutan

Community Pathways to Improved Adolescent


Sexual and Reproductive Health: A conceptual
framework and suggested outcome indicators.
Bab 5: Keluarga Berencana 111

Daftar Isi
1. Pendahuluan 111
2. Tujuan 112
3. Penyusunan program 112
3.1 Needs assessment/penilaian kebutuhan
3.2 Layanan keluarga berencana berkualitas tinggi
113
115
5
BAB LIMA

Keluarga
3.3 Logistik kontrasepsi 115 Berencana
3.4 Kesempatan untuk layanan KB 116
3.5 Sumber daya manusia 117
3.6 Komunikasi, informasi dan edukasi 117
3.7 Pelatihan penyedia layanan KB 117
3.8 Penyediaan layanan keluarga berencana 119
3.9 Metode keluarga berencana 121
3.10 Keluarga berencana pasca melahirkan 133
3.11 Keluarga berencana untuk ODHA 134
3.12 Infertilitas 134
3.13 Keterlibatan laki-laki dalam program keluarga berencana 135
3.14 Advokasi 135
4. Pertimbangan Hak Asasi Manusia dan Hukum 136
4.1 Standar hak asasi manusia 136
4.2 Tantangan dan Kesempatan 136
5. Monitoring 137
6. Bacaan Lanjutan 138

Semua orang memiliki hak untuk layanan


dan informasi Keluarga Berencana

1 Pendahuluan

Keluarga Berencana (KB) memungkinkan individu dan pasangan-pasangan untuk


mengantisipasi dan memperoleh jumlah anak yang mereka inginkan dan mengatur waktu
kelahiran anak. Ini dapat dicapai dengan penggunaaan metode kontrasepsi dan pengobatan
infertilitas secara sukarela. Kemampuan perempuan untuk menentukan jarak dan membatasi
kehamilannya akan memberikan dampak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraannya
sekaligus terhadap hasil akhir dari setiap kehamilan.

Pemakaian metode KB berpotensi untuk menghindari 32% dari semua kematian ibu dan
hampir 10% kematian anak, sekaligus menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan.
112

Keluarga
Berencana
Selain itu, penggunaan metode KB berperan situasi negara asalnya merupakan faktor yang
terhadap pemberdayaan perempuan, penting dan akan mempengaruhi harapan,
pendidikan dan stabilitas ekonomi. Terkait persepsi kebutuhan dan permintaan akan
dengan risiko kesehatan yang berhubungan layanan keluarga berencana. Undang-undang,
dengan kehamilan, infeksi menular seksual infrastruktur, nilai-nilai agama dan etika,
(IMS) termasuk human immunodeficiency latar belakang budaya dan kompetensi serta
virus (HIV), dan aborsi tak aman, seks tanpa keterampilan penyedia layanan kesehatan dari
pelindung dan seks tidak aman merupakan negara yang saat ini ditempati juga mempunyai
faktor risiko kedua untuk kecacatan dan pengaruh penting terhadap layanan yang dapat
kematian di masyarakat-masyarakat ditawarkan.
termiskin di dunia. Metode KB merupakan
cara yang aman, efektif dan murah untuk Pada permulaan respon bencana, beberapa
disediakan. perempuan mungkin akan berusaha untuk
melanjutkan metode kontrasepsi yang biasa
mereka gunakan sebelum krisis atau bencana
2. Tujuan terjadi. Meskipun program KB komprehensif
bukan merupakan bagian dari Paket Pelayanan
Tujuan bab ini adalah untuk: Awal Minimum (PPAM), sangatlah penting
untuk membuat metode kontrasepsi dasar
• Memberikan petunjuk untuk para
tersedia guna memenuhi permintaan para
manajer program kesehatan reproduksi
perempuan untuk melanjutkan KB mereka.
dan penyedia layanan kesehatan
Kondom harus tersedia sejak awal respon
reproduksi terkait dengan kebutuhan,
bencana untuk mencegah penularan IMS,
metode, efektivitas dan kesesuaian
termasuk HIV, dan kehamilan yang tidak
layanan KB di situasi darurat;
diinginkan (lihat Bab 2: Paket Pelayanan Awal
• Menggambarkan faktor-faktor yang
Minimum (PPAM)).
diperlukan dalam menyediakan layanan
KB, termasuk needs assessment, Segera setelah situasi stabil, perempuan (dan
koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, pasangan mereka) mungkin ingin memulai,
monitoring dan pengkajian. mengganti atau menghentikan suatu metode
kontrasepsi. Konseling KB harus dilakukan
sebelum suatu metode KB diberikan
3. Penyusunan program
kepada mereka dan harus secara realistis
Populasi yang terdampak, baik laki-laki mencerminkan metode yang ada karena
maupun perempuan, harus terlibat dalam layanan KB lengkap mungkin belum tersedia
semua aspek penyusunan program KB, hingga tahap selanjutnya dari program.
termasuk kesukarelaan dan pilihan. Para
Setiap klien KB memiliki hak atas kerahasiaan
pemimpin agama dan tokoh masyarakat
dan privasi serta untuk secara sukarela
juga harus dilibatkan untuk memastikan
memilih suatu metode KB. Metode kontrasepsi
bahwa layanan yang diberikan sesuai
umumnya digunakan oleh perempuan tetapi
dengan budaya setempat. Situasi di
laki-laki seringkali merupakan pengambil
daerah yang terkena dampak bencana atau
keputusan dalam keluarga. Oleh karena
Bab 5: Keluarga Berencana 113

itu, para laki-laki tersebut harus menerima dipecahkan. Setiap layanan yang disediakan
informasi yang tepat dan didorong untuk harus tersedia baik untuk populasi pengungsi
mengambil peran aktif dalam proses maupun masyarakat ditempati/tuan rumah.
pengambilan keputusan KB. Keterlibatan aktif
ini akan memastikan bahwa tanggung jawab Untuk memahami kebutuhan dan permintaan
bersama melekat pada pengambilan keputusan KB di kalangan populasi terdampak, anda
ber-KB dan akan memaksimalkan penerimaan harus:
program di masyarakat. Pengecualian tentunya
• Menyelidiki kepercayaan serta kebudayaan
akan diterapkan jika keterlibatan laki-laki malah
masyarakat mereka dan sikap mereka
akan membahayakan keamanan pasangan
terhadap kontrasepsi
perempuannya.
• Menilai kompetensi penyedia layanan
Protokol yang akan digunakan untuk potensial untuk menyediakan kontrasepsi,
menangani layanan KB di daerah atau termasuk metode-metode tradisional
negara asal mungkin berbeda dengan yang • Mengumpulkan informasi mengenai
digunakan di negara yang saat ini ditempati prevalensi kontrasepsi berdasarkan metode
populasi terdampak tersebut. Protokol yang • Melakukan verifikasi ketersediaan supply
diterapkan di daerah yang ditempati harus dan kesinambungan suply
diikuti, meskipun sejumlah negosiasi, dengan • Menentukan ketersediaan dan fungsi dari
mempertimbangkan standar internasional, fasilitas yang ada
mungkin perlu dilakukan jika terdapat
perbedaan-perbedaan. Larangan, keyakinan agama atau penolakan
untuk mengakui hak reproduksi perempuan
mungkin akan memicu pertentangan terhadap
3.1 Needs Assessment/penilaian keluarga berencana. Carilah dukungan dari
kebutuhan masyarakat dan tokoh masyarakat serta
pemimpin agama untuk kampanye Komunikasi,
Dengan berkoordinasi dengan pelaku Informasi dan Edukasi yang menekankan
kesehatan lain melalui mekanisme cluster pada penjarangan kelahiran, kehamilan
kesehatan, mengumpulkan informasi latar dan persalinan yang aman serta kesehatan
belakang tentang kesehatan reproduksi dari perempuan. Libatkan juga anggota masyarakat
populasi yang terkena dampak. Sumber- (pria, wanita dan remaja) dan tokoh masyarakat
sumber untuk informasi ini mencakup dalam menyusun layanan KB. Tanpa dukungan
Kementrian Kesehatan (Kemenkes), UNAIDS, mereka, program layanan KB akan menghadapi
UNFPA, WHO, pemuka agama dan tokoh risiko kecaman dari masyarakat.
masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah
dan non pemerintah yang bekerja di bidang Lakukan diskusi dengan kaum laki-laki,
kesehatan reproduksi dan KB. Kantor pusat perempuan (termasuk para tokoh, penyedia
atau kantor regional lembaga-lembaga tersebut pengobatan tradisional, dukun bayi),
dapat membantu anda untuk memperoleh remaja dan organisasi setempat untuk
informasi ini. memperoleh saran mengenai lokasi tempat
penyelenggaraan layanan, waktu layanan di
Lakukan suatu kajian terhadap lembaga- fasilitas kesehatan dan tingkat privasi dan
lembaga dan/atau program-program KB kerahasiaan yang diperlukan untuk memastikan
nasional, multilateral atau bilateral yang penggunaan layanan secara maksimal dan
sudah ada sebelum terjadi krisis atau di dapat diterima. Diskusi dapat dilakukan untuk
negara asal untuk kasus pengungsian, untuk laki-laki secara terpisah dari para perempuan,
mencari kesempatan kerjasama dan untuk tergantung pada budaya dan norma-norma
mengidentifikasi perbedaan protokol yang perlu lokal (yaitu kelompok fokus yang terdiri dari
114

mereka bekerja terkait dengan isu-isu keluarga


Pil Kontrasepsi Darurat merupakan suatu
berencana di bawah ini:
metode back-up untuk kontrasepsi
darurat yang dapat digunakan oleh • Bagaimana undang-undang dan
perempuan dalam waktu lima hari pertama kebijakan mengenai akses ke informasi
setelah hubungan seks tanpa pelindung keluarga berencana dan layanan keluarga
untuk mencegah kehamilan yang tidak berencana?
diinginkan. Penyedia layanan KB harus • Apakah terdapat undang-undang atau
mengetahui bahwa kontrasepsi darurat tidak kebijakan terkait akses universal ke
menyebabkan aborsi. Kontrasepsi darurat informasi dan layanan KB?
mencegah ovulasi dan tidak efektif jika • Apakah terdapat undang-undang atau
proses pembuahan telah terjadi. Kontrasepsi kebijakan yang membatasi akses untuk
darurat tidak mempengaruhi kehamilan yang orang-orang tertentu (remaja, perempuan
sudah ada.* (Lihat juga paragraf 3.9.5 di yang belum menikah, dll.) terhadap
bawah dan Bab 2, paragraf 3.2.3.) informasi atau layanan KB?
* Emergency Contraception, Fact sheet No • Apakah terdapat undang-undang atau
244, WHO, Direvisi bulan Oktober 2005. kebijakan terkait penyediaan pil kontrasepsi
darurat? Bagaimana kontrasepsi darurat
kelompok perempuan lokal). disediakan bagi perempuan?
• Apakah terdapat persyaratan terkait
Manajer program dan penyedia layanan pernikahan, persetujuan orang tua, atau
kesehatan reproduksi juga harus mengenal wali untuk pemberian informasi dan layanan
peraturan perundang-undangan nasional KB untuk remaja? Apakah kapasitas
serta kebijakan-kebijakan di negara tempat dan kepentingan terbaik para remaja

Kotak 21: Keluarga Berencana Berkualitas Tinggi


KB dengan kualitas tinggi berarti bahwa:
• Layanan bersifat nyaman, mudah diakses dan dapat diterima oleh klien
• Kerahasiaan informasi dan privasi fisik dipastikan terjaga.
• Penyedia layanan adalah staf terlatih dan kompeten untuk memberikan konseling yang sesuai
kepada klien dan menyediakan waktu yang cukup untuk konseling.
• Penyedia layanan memiliki keterampilan teknis yang diperlukan dan memiliki akses ke
panduan dan protokol pemberian layanan serta suply komoditi KB yang berkesinambungan.
• Serangkaian metode KB tersedia.
• Kebutuhan klien dinilai.
• Pilihan berdasarkan informasi dipastikan: informasi lengkap dan akurat mengenai metode
yang tersedia ditawarkan.
• Konseling spesifik untuk setiap metode dilakukan.
• Standar yang disarankan dalam protokol nasional atau internasional selalu dipatuhi.
• Klien diberi persediaan lanjutan untuk pilihan metode mereka tepat waktu, penanganan
komplikasi terjamin dan ketika klien ingin mengganti metodenya, pilihan-pilihan alternatif
ditawarkan.
• Suatu sistem logistik diterapkan untuk memastikan persediaan komoditi KB yang
berkesinambungan
Bab 5: Keluarga Berencana 115

dipertimbangkan dalam undang-undang membuat keputusan berdasarkan informasi,


atau kebijakan yang mengatur akses remaja menyediakan serangkaian metode yang bisa
ke informasi dan layanan KB? dipilih, prosedur yang aman dan layanan yang
• Apakah terdapat persyaratan untuk berkesinambungan. Penyedia layanan harus
memperoleh persetujuan pasangan atau memberikan informasi yang akurat dan lengkap
persyaratan status lain (usia, jumlah anak) kepada klien sehingga baik perempuan
untuk perempuan yang akan menjalani maupun laki-laki yang datang padanya dapat
sterilisasi atau mengakses jenis layanan KB dengan sukarela memilih metode yang cocok
lain? dengan kebutuhan mereka.

3.2 Layanan Keluarga Berencana 3.3 Logistik Kontrasepsi


Berkualitas Tinggi
Pada awal diberikannya bantuan kemanusiaan,
Layanan KB berkualitas tinggi dapat pastikan bahwa penyedia layanan dapat
memenuhi kebutuhan perorangan dan memenuhi permintaan akan kelanjutan
pasangan-pasangan pada setiap tahapan kontrasepsi. Metode-metode kontrasepsi dasar
kehidupan reproduksi mereka dengan termasuk di dalam RH kit antar lembaga
memberi kesempatan pada mereka untuk

Kotak 22: Langkah-Langkah Dasar Penanganan Stok Kontrasepsi


• Pilih metode kontrasepsi. Dasar pemilihan metode-metode yang akan disediakan adalah:
pemakaian kontrasepsi di masa lalu pada komunitas sasaran dan pengguna yang masih
memakai metode tersebut, keterampilan penyedia layanan, praktik lokal, hukum dan budaya
setempat serta kesempatan untuk menawarkan pilihan kepada klien.

• Hitung jumlah yang harus dibeli. Estimasi awal biasanya didasarkan pada data Kemenkes
dan selanjutnya didasarkan pada data yang diperoleh dari populasi pengungsi. Kaji ulang
program dan rencana pengadaan barang secara teratur sehingga jumlahnya dapat disesuaikan
untuk mencerminkan kebutuhan populasi yang mungkin berubah cepat dalam hal ukuran dan
komposisinya.

• Buat sistem pencatatan. Buat sebuah sistem yang mengumpulkan data logistik dari tempat-
tempat penyediaan layanan dan buatlah laporan bulanan atau triwulanan ke lembaga yang
bertanggung jawab untuk supply ulang. Data yang dikumpulkan dan dilaporkan harus
mencakup:
 Stok yang ada saat ini di fasilitas KB
 Produk yang hilang, rusak atau kadaluarsa
 Konsumsi (angka konsumsi untuk setiap produk)
• Buat prosedur manajemen logistik. Buat prosedur-prosedur untuk mengatur pengadaan
dan kontrol inventaris kontrasepsi secara efisien (penyimpanan, transportasi dan distribusi).
Pelaporan yang teratur dan jadwal distribusi merupakan komponen penting dalam prosedur-
prosedur tersebut. Tanpa informasi yang tepat waktu mengenai jumlah persediaan dan
jumlah konsumsi, pendistribusian jumlah kontrasepsi yang memadai ke penyedia layanan KB
menjadi agak sulit. Hindari adanya persediaan yang berlebihan atau kekurangan stok dengan
pengaturan logistik yang seksama. Tunjuk seorang supervisor (dengan satu ‘orang kedua’)
yang bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas spesifik di atas.

Contoh formulir pencatatan dan pelaporan dapat ditemukan dalam buku-buku rujukan di bagian
Bacaan Lebih Lanjut.
116

(lihat Bab 2: PPAM, paragraf 3.5, hal. 46). sukarela). Terapkan suatu sistem rujukan untuk
Segera setelah PPAM dilaksanakan, klien klien-klien yang memilih KB yang memerlukan
harus memiliki akses ke konseling dan layanan prosedur pembedahan.
KB dan diberikan metode kontrasepsi yang
telah dipilihnya. Stok kontrasepsi tambahan Integrasikan konseling dan metode KB
dan kisaran metode yang lebih luas untuk ke dalam perawatan aborsi aman (SAC/
program KB komprehensif harus dipesan. Safe Abortion Care), perawatan pasca
Sesegera mungkin, beralihlah dari memesan aborsi (PAC/Post Abortion Care), IMS, HIV,
RH kit ke suatu sistem logistik terpadu, yang perawatan antenatal dan layanan masa nifas
didasarkan pada permintaan klien, untuk untuk memberikan kesempatan pada klien
memastikan ketersediaan berkelanjutan dari yang mungkin tidak terjangkau jika layanan-
berbagai metode dan menghindari terbuangnya layanan tersebut tidak digabungkan.
kontrasepsi. Latih atau rekrutlah staf dengan
keterampilan mengelola rantai suply untuk
memastikan pengiriman pesanan yang tepat Untuk memastikan adanya integrasi KB
waktu dan menghindari kekosongan stok. ke dalam layanan-layanan yang lebih
Teliti jalur supply lokal dan jika jalur tersebut komprehensif, para petugas kesehatan
tidak memadai, supply harus diperoleh melalui reproduksi, manajer program dan penyedia
pemasok resmi atau dengan dukungan dari layanan KB harus menerapkan petunjuk berikut
UNFPA, UNHCR atau WHO. Lembaga- ini:
lembaga ini dapat memfasilitasi pembelian
• Pastikan bahwa informasi KB diberikan
kontrasepsi berkualitas baik dalam kuantitas
selama konseling layanan aborsi aman atau
besar dengan harga murah untuk menghindari
layanan pasca aborsi sebelum prosedur
kehabisan stok. Tempatkan supply sedekat
apapun dilakukan dan jika klien tertarik,
mungkin dengan populasi terdampak.
pilihan metode KBnya harus tersedia dalam
konseling pasca prosedur.
3.4 Kesempatan untuk Layanan KB • Ketika seorang perempuan, laki-laki atau
remaja datang untuk mendapat perawatan
Rancanglah layanan KB sehingga mudah dan pengobatan IMS, termasuk HIV,
diakses dan nyaman. Lakukan layanan tanyakan apakah ia menggunakan KB atau
KB di pusat kesehatan masyarakat, pos tidak, berikan konseling mengenai metode-
kesehatan dan melalui jalur distribusi berbasis metode spesifik dan sediakan metode
masyarakat. Beberapa kelompok seperti yang dipilihnya. Layanan kontrasepsi untuk
remaja (lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi laki-laki masih terbatas pada kondom dan
Remaja, paragraf 3.3) dan perempuan sterilisasi sukarela, tetapi mereka juga dapat
yang belum menikah mungkin memerlukan terlibat dalam pemilihan metode KB lain
pertimbangan khusus agar mereka merasa bersama pasangan mereka.
nyaman menggunakan layanan dan terhindar • Ketika seorang perempuan atau remaja
dari risiko stigmatisasi oleh masyarakat. putri datang untuk memeriksa kehamilan,
Ketersediaan kontrasepsi di tempat-tempat tanya apakah ia menggunakan metode
konsultasi merupakan hal yang sangat penting: KB sebelum hamil dan apakah ia ingin
jangan membuat layanan yang mengharuskan melanjutkan metode tersebut atau memulai
klien untuk memperoleh metode KB tertentu metode KB baru setelah melahirkan.
di apotik atau lokasi lain. Perkecualian adalah • Ketika seorang perempuan datang untuk
untuk metode-metode yang memerlukan mendapatkan layanan nifas, tanyakan
prosedur pembedahan yang tidak tersedia di apakah ia menggunakan metode KB atau
tempat layanan konsultasi (misalnya sterilisasi tidak, lalu lakukan konseling berdasarkan
kebutuhannya.
Bab 5: Keluarga Berencana 117

3.5 Sumber Daya Manusia 3.6 Komunikasi, Informasi dan


Edukasi (KIE)
• Aturlah suatu sistem supervisi layanan KB
dengan seorang perawat, bidan atau dokter Konseling klien merupakan bagian tak
yang memiliki pengalaman manajemen. terpisahkan dari layanan KB. Bahan-bahan
• Identifikasikan dan rekrut anggota informasi, edukasi dan komunikasi yang
masyarakat yang terdampak atau staf lokal sesuai dan dapat diterima secara budaya
dari masyarakat setempat yang memiliki akan membantu orang-perseorangan dan
keterampilan dan pengalaman untuk para pasangan dalam membuat pilihan
memberikan layanan KB berkualitas. kontrasepsi. Informasi tersebut harus
• Pastikan adanya supervisi dan pelatihan mencakup keuntungan dan keterbatasan dari
petugas lapangan untuk melaksanakan metode-metode KB, penjelasan mengenai
pendistribusian berbasis masyarakat. pemakaian yang benar dan metode darurat
Masukkan hal-hal berikut ke dalam seandainya terjadi kegagalan. Selain itu,
pelatihan petugas lapangan: cara mengenali bahan-bahan bacaan dengan gambar dan
masalah-masalah medis yang harus dirujuk, contoh-contoh kontrasepsi untuk diperlihatkan
keterampilan untuk menindaklanjuti klien, pada klien juga sangat membantu, khususnya
dan bagaimana cara menangani sikap di tempat-tempat dimana tingkat melek
dan keyakinan terhadap KB. Ciptakan huruf masih rendah. Pada saat program KB
kesadaran di kalangan masyarakat bahwa meluas, pastikan bahwa materi KIE diadaptasi
para petugas lapangan ini berada di untuk meningkatkan kualitas layanan yang
bawah supervisi perawat atau dokter dan disediakan. Contoh-contoh materi KIE
klien dapat menemui perawat atau dokter diberikan dalam CD-ROM yang menyertai
tersebut jika membutuhkan layanan klinis pedoman ini. Buatlah versi KIE dalam bahasa
atau konseling. setempat atau buatlah materi dan model
sendiri sesuai dengan situasi setempat.
Seperti halnya semua layanan kesehatan
reproduksi, semua orang yang terlibat
dalam pemberian layanan KB harus 3.7 Pelatihan Penyedia Layanan KB
menghormati pendapat dan pilihan klien.
Semua staf yang memberikan layanan KB
Untuk memastikan penggunaan kontrasepsi
harus menerima pelatihan yang memadai
yang berkesinambungan dan meningkatkan
tentang metode-metode kontrasepsi dan
penerimaan layanan KB, penyedia layanan
konseling seperti yang tercantum dalam
harus berjenis kelamin sama dengan klien dan
daftar di bawah ini. Pelatihan harus ditambah
memiliki latar belakang budaya yang sama
dengan penyegaran secara berkala. Pada saat
dengan klien, serta memiliki keterampilan
program KB meluas, pelatihan magang dan
berkomunikasi yang kuat. Untuk memastikan
praktik di bawah supervisi merupakan bagian
adanya dukungan administratif, teknis dan
penting untuk memastikan adanya kinerja
rujukan, harus ada koordinasi dan kerjasama
yang berkualitas tinggi. Alat bantu dan sumber
di dalam mekanisme koordinasi cluster
daya untuk melatih penyedia layanan diberikan
kesehatan, program KB nasional dan dengan
dalam CD-ROM.
LSM-LSM serta lembaga-lembaga PBB yang
terlibat dalam keluarga berencana. Kerjasama Unsur-unsur dari program pelatihan penyedia
semacam ini juga akan meningkatkan layanan KB terdiri dari:
kesinambungan program KB tersebut.
1. Kompetensi teknik (3.7.1)
2. Keterampilan komunikasi dan konseling
(3.7.2).
118

3. Keterampilan administratif (3.7.3) Untuk metode-metode yang memerlukan


keterampilan teknis khusus seperti kontrasepsi
3.7.1 Kompetensi Teknik suntik, susuk, IUD, sterilisasi sukarela laki-
laki dan perempuan, dan pemasangan
Petugas penyedia layanan harus memiliki diafragma, penyedia layanan perlu mengikuti
pengetahuan mengenai hal-hal berikut: praktik langsung pemberian metode di bawah
supervisi ketat dan mempunyai pengalaman
• Gambaran metode-metode, termasuk
konseling untuk metode-metode semacam itu.
cara penggunaan metode secara benar,
keuntungan dan kerugian metode, 3.7.2 Keterampilan Komunikasi dan
serta efektivitas metode (lihat Tabel 11: Konseling
Membandingkan Metode Hormonal Oral
dan Aplikasi Lokal, Hal. 123) Dalam komponen pelatihan ini, penyedia
• Cara kerja, efek samping dan penanganan layanan KB akan memperoleh keterampilan-
efek samping, komplikasi, tanda-tanda keterampilan berikut ini:
bahaya.
• Instruksi untuk penggunaan atau cara • Sikap tidak menghakimi terhadap pemakai
pemakaian kontrasepsi dan non-pemakai kontrasepsi
• Persyaratan medis dan interaksi obat. dengan menghormati pilihan mereka dan
• Keterampilan teknis terkait dengan menjaga martabat, privasi dan kerahasiaan
pemberian setiap metode KB, misalnya klien.
pencegahan infeksi, pemasangan dan • Menanggapi rumor dan kesalahpahaman
pelepasan alat KB dalam rahim (IUD) atau dengan bijaksana dan berdasarkan bukti-
susuk hormonal. bukti
• Follow up dan persyaratan supply ulang • Kepekaan terhadap kebutuhan kelompok-
termasuk memesan supply kelompok khusus (misalnya remaja, orang-
• Dokumentasi dan pencatatan orang cacat, ODHA)
• Rujukan berdasarkan pengambilan • Teknik-teknik yang sensitif terhadap
keputusan klinis budaya, tanpa prasangka;

Kotak 23: Daftar Periksa untuk Menyelenggarakan Layanan KB *


 Penilaian sikap dari berbagai kelompok telah dilakukan

 Prevalensi kontrasepsi negara asal (atau negara yang bersangkutan)

 Kontrasepsi disediakan dan sistem logistik berjalan

 Sistem pencatatan KB berjalan

 Keterlibatan aktif pengguna layanan KB

 Keterlibatan laki-laki, perempuan dan tokoh masyarakat setempat

 Lokasi layanan KB dibangun dengan partisipasi dari populasi terdampak

 Penyedia layanan KB dilatih untuk memberikan layanan KB sesuai dengan yang didefinisikan
oleh otoritas nasional

*Beberapa di antara tugas-tugas ini harus dilakukan secara bersamaan.


Bab 5: Keluarga Berencana 119

• Teknik-teknik komunikasi seperti dialog • Konseling mengenai metode kontrasepsi


interaktif terbuka dengan klien, mendorong yang tersedia dan pilihan klien dengan
klien untuk berbicara, mendengarkan secara mempertimbangkan risiko IMS/HIV dan
aktif, mengklarifikasi, meminta klien untuk riwayat medis
mengungkapkan kembali pemahaman • Menyediakan metode kontrasepsi
mereka, memahami perasaan klien, pilihan dan penjelasan mengenai cara
merangkum diskusi. penggunaannya:
• Mendokumentasikan metode yang dipilih • Lakukan konseling mengenai pemakaian
kontrasepsi yang benar kepada klien,
Melatih penyedia layanan untuk termasuk cara penggunaannya dan apa
mengembangkan keterampilan komunikasi yang harus dilakukan apabila lupa minum
dalam melakukan konseling dalam jangka dan tempat untuk mengakses kontrasepsi
waktu terbatas. Penyedia layanan harus dilatih darurat jika diperlukan. Selain itu, jelaskan
atau mendapatkan informasi terbaru untuk kemungkinan efek samping dan yakinkan
penggunaan bahan edukasi dan mempelajari kembali klien bahwa ia dapat kembali
cara mengidentifikasi klien dengan kebutuhan ke fasilitas kesehatan kapan saja untuk
khusus seperti remaja, mereka yang berisiko
tinggi terkena IMS, termasuk HIV, perempuan
yang tengah menyusui, dll. Permainan peran Perlindungan Ganda
akan meningkatkan kompetensi penyedia
Banyak orang yang aktif secara seksual
layanan kesehatan untuk menghadapi kasus-
membutuhkan perlindungan ganda:
kasus yang berbeda.
perlindungan terhadap kehamilan yang
3.7.3 Keterampilan Administratif tidak diinginkan dan terhadap IMS termasuk
HIV. Kontrasepsi yang dapat memberikan
Keterampilan administratif mencakup pencegahan kehamilan terbaik tidak dapat
penyimpanan catatan, pengendalian inventaris, melindungi terhadap IMS. Oleh karena itu,
dan pengawasan distributor berbasis pemakaian kondom secara bersamaan
masyarakat. Tekankan pada keterampilan- dengan alat kontrasepsi lain untuk
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pencegahan penyakit direkomendasikan.
tugas-tugas ini, mengapa keterampilan ini Kondom yang digunakan tersendiri juga
penting, dan bagaimana serta kapan tugas- dapat melindungi terhadap IMS dan
tugas tersebut harus dikerjakan. kehamilan jika digunakan secara benar dan
konsisten tetapi mempunyai risiko kehamilan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
3.8 Penyediaan Layanan Keluarga penggunaan kondom bersama-sama dengan
Berencana metode kontrasepsi lain.

Konsultasi Keluarga Berencana


penanganan efek samping atau untuk
Kontak pertama pertama antara penyedia dan mengganti metode KB.
klien melibatkan: • Menjadwalkan kunjungan lanjutan atau
kunjungan oleh petugas lapangan:
• Pendaftaran dan pencatatan riwayat
• Berikan tanggal kunjungan ulang kepada
kesehatan reproduksi dan riwayat medis
pengguna KB baru. Kunjungan lanjutan
• Pemeriksaan fisik (jika diindikasikan
semacam ini akan memberikan kesempatan
dari riwayat) yang mungkin mencakup
kepada klien untuk bertanya mengenai
pemeriksaan panggul (misalnya untuk
penggunaan kontrasepsi dan efek
memeriksa perdarahan dari vagina yang
samping yang mungkin telah dialaminya.
tidak jelas penyebabnya)
120

Pada beberapa metode KB seperti pil, • Mendokumentasi kunjungan dengan


kondom dan suntik, klien harus memiliki menggunakan materi pengumpulan data
kontak berulang dengan penyedia layanan standar dan catatan pasien.
distribusi berbasis masyarakat atau
perawat untuk memperoleh kontrasepsi. Mungkin protokol nasional, alat bantu bekerja
Ketika pengguna telah terbiasa dengan atau check list/daftar tilik mungkin tersedia.
suatu metode, kunjungan lanjutan dapat Pastikan kebenaran teknis dan kesesuaian
ditentukan sendiri oleh pengguna. Sesering dengan standard internasional.
apapun frekuensi kunjungan lanjutan, klien
harus diyakinkan mengenai akses segera Diagnosa kehamilan
jika ia mengalami kesulitan. Ketika mengatur
Diagnosa kehamilan sangat penting karena
kunjungan lanjutan, penyedia layanan KB
seorang penyedia layanan KB tidak boleh
harus peka terhadap kemampuan membaca
memberikan metode KB kepada klien yang
klien dan menggunakan alat bantu yang
sedang hamil. Kemampuan untuk mendiagnosa
sesuai untuk memastikan bahwa informasi
kehamilan fase awal akan bervariasi tergantung
yang disampaikan dipahami oleh klien.

Gambar 4: Daftar Periksa untuk Menyisihkan Kemungkinan Kehamilan Dini

Tanyakan pertanyaan 1-6 kepada klien. Ketika klien menjawab ya untuk pertanyaan manapun,
berhenti dan ikuti instruksi.

TIDAK 1. Apakah anda pernah melahirkan kurang dari 6 bulan yang lalu, YA
apakah anda memberi ASI secara eksklusif atau hampir eksklusif,
dan apakah anda belum mengalami menstruasi sejak melahirkan?
TIDAK 2. Apakah anda tidak melakukan hubungan seksual sejak YA
menstruasi terakhir anda atau sejak melahirkan?
TIDAK 3. Apakah anda melahirkan dalam waktu 4 minggu terakhir? YA

TIDAK 4. Apakah menstruasi terakhir anda dimulai dalam waktu 7 hari YA


terakhir (atau dalam 12 hari terakhir jika anda berencana untuk
memakai IUD)?
TIDAK 5. Apakah anda pernah keguguran atau abortus dalam 7 hari YA
terakhir (atau dalam 12 hari terakhir jika anda berencana untuk
memakai IUD)?
TIDAK 6. Apakah anda sedang menggunakan suatu metode kontrasepsi YA
yang bisa diandalkan secara konsisten dan benar?

Jika klien menjawab tidak untuk semua Jika klien menjawab ya pada setidaknya
pertanyaan, kehamilan tidak dapat satu pertanyaan dan ia bebas dari tanda
disingkirkan. Gunakan tes kehamilan untuk dan gejala kehamilan, berikan metode KB
menyingkirkan kemungkinan hamil atau yang diinginkan kepada klien.
klien harus menunggu sampai mengalami
menstruasi sebelum mulai metode KB
pilihannya
Bab 5: Keluarga Berencana 121

Kotak 24: Pertimbangan Kontrasepsi untuk Remaja


• Meskipun perempuan muda seringkali kurang toleran terhadap efek samping, konseling
akan membantu para remaja untuk mengetahui apa yang mungkin akan dihadapi dan akan
mengurangi kemungkinan mereka menghentikan metode KB yang digunakannya.

• Remaja yang belum menikah mungkin memiliki risiko tertular IMS dan HIV yang lebih
tinggi. Beri mereka konseling mengenai strategi perlindungan ganda untuk mengurangi
risiko infeksi IMS.

• Remaja perempuan mungkin kurang memiliki kendali dibandingkan dengan perempuan


yang lebih tua dalam hal berhubungan seks dan pemakaian kontrasepsi. Kondisi ini bisa
meningkatkan kebutuhan mereka akan kontrasepsi darurat. Lakukan konseling kepada
semua remaja yang mencari kontrasepsi darurat dalam metode KB dan berikan pilihan
kepada mereka untuk membawa kontrasepsi darurat cadangan ke rumah.

• Perempuan yang usianya masih muda lebih menyukai metode yang dapat mereka gunakan
tanpa diketahui orang lain (seperti kontrasepsi suntik).

• Karena terdapat banyak hambatan bagi remaja untuk mengakses layanan di fasilitas
kesehatan, distribusi berbasis masyarakat juga harus menargetkan remaja.

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja.

pada sumber daya dan kondisi. Tes kehamilan ini untuk semua metode KB yang tersedia
yang dapat diandalkan akan sangat berguna di tempatnya dan mampu menggunakan
tetapi mungkin tidak tersedia. Pemeriksaan informasi itu sesuai dengan tujuan reproduksi
panggul, jika dilakukan oleh penyedia layanan dari setiap klien.
yang terampil, akan memberikan hasil yang
dapat diandalkan dalam rentang waktu 8-10 3.9.1 Metode Kesuburan
minggu sejak hari pertama periode menstruasi
Pemakaian metode kesuburan yang efektif
terakhir. Jika tak satupun dari kedua pilihan
mengharuskan perempuan mengetahui
tersebut dapat dilakukan, daftar periksa di
cara mengidentifikasi kapan masa subur
halaman berikut ini dapat digunakan oleh
dalam siklus menstruasinya dimulai dan
penyedia layanan untuk meyakinkan bahwa
berakhir. Metode ini mencakup metode yang
klien tidak sedang hamil.
bergantung pada gejala-gejala kesuburan,
seperti mengikuti suhu tubuh basal atau
3.9 Metode Keluarga Berencana sekresi serviks harian (Metode dua hari) atau
metode yang didasarkan pada kalender yang
Penyedia layanan KB harus mampu bergantung pada pencatatan hari-hari dalam
menjelaskan karakteristik setiap metode siklus menstruasi (Metode Hari Standar).
KB, bagaimana cara penggunaannya, Pemakaian metode ini mengharuskan adanya
efektivitasnya, keamanan dan efek kerjasama dari pasangan. Metode kesuburan
sampingnya. Mereka harus tahu bagaimana cocok, khususnya, untuk orang-orang yang
metode tersebut mempengaruhi penularan tidak ingin menggunakan metode-metode lain
IMS dan HIV, kecocokannya untuk klien yang karena alasan medis atau alasan keagamaan
memiliki kebutuhan khusus (seperti remaja, atau keyakinan pribadi. Penyedia layanan harus
klien dengan AIDS dan ibu menyusui) serta memberitahukan kepada pasangan bahwa
lamanya waktu antara penghentian metode KB metode ini tidak melindungi mereka dari IMS,
dan kembalinya kesuburan normal. Pastikan termasuk infeksi HIV, dan karena efektivitasnya
bahwa penyedia memiliki akses ke informasi
122

yang rendah maka metode ini mungkin tidak pada kulit, dll.) yang dibahas dalam Tabel
cocok jika kehamilan akan merupakan suatu 11 sampai 13. Ketika seorang perempuan
risiko yang tak bisa diterima untuk kesehatan memilih metode hormonal, ia harus mendapat
ibu. konseling mengenai pemakaian kontrasepsi
yang benar, apa yang perlu dilakukan jika
3.9.2 Kontrasepsi Hormonal ada dosis yang terlewat dan efek samping
yang mungkin ditemui seperti perubahan
Kontrasepsi hormonal mengandung
dalam pola perdarahan menstruasi. Konseling
progestogen saja atau dikombinasikan dengan
yang suportif dan bersifat menenangkan dan
estrogen untuk mencegah seorang perempuan
meyakinkan selama kunjungan lanjutan akan
berovulasi. Kontrasepsi ini mudah diperoleh,
membantu klien untuk menggunakan metode
sangat efektif dan mudah digunakan. Terdapat
ini dengan benar dan mentoleransi efek
beberapa cara pemberian (dengan ditelan,
samping yang sering terjadi.
disuntikkan, susuk, skin patch/ditempel

Tabel 11. Membandingkan Metode Hormonal yang Diberikan


Secara Oral dan Diaplikasikan Secara Lokal
Karakteristik Kontrasepsi Kontrasepsi Patch kombinasi Ring vagina
oral kombinasi Progestogen saja kombinasi
(COC, “pil”) (POP, “mini pill)
Metode Pil dikonsumsi Pil dikonsumsi Patch digunakan di Ring dimasukkan
penggunaan secara oral secara oral. Aman lengan bagian luar ke dalam vagina
untuk ibu menyusui atas, di punggung,
dan bayinya. perut atau bokong
– tidak di payudara

Mengandung Dosis rendah Dosis progestogen Melepas 2 Terus menerus


2 hormon – yang sangat rendah hormon secara melepas 2 hormon
progestogen dan terus menerus – – progestogen dan
estrogen progestogen dan estrogen
estrogen

Frekuensi Setiap hari Setiap hari, tidak Mingguan: patch Bulanan: ring
pemakaian selama 21 hari, ada masa istirahat diganti setiap dibiarkan selama
diikuti oleh masa antara paket minggu selama 3 minggu dan
istirahat atau pil 3 minggu. Tidak dilepas selama
tanpa hormon memakai patch di minggu keempat
selama 7 hari minggu keempat
Bab 5: Keluarga Berencana 123

Tabel 11. Membandingkan Metode Hormonal yang Diberikan


Secara Oral dan Diaplikasikan Secara Lokal
Karakteristik Kontrasepsi Kontrasepsi Patch kombinasi Ring vagina
oral kombinasi Progestogen saja kombinasi
(COC, “pil”) (POP, “mini pill)
Efektivitas Bergantung Bergantung pada Memerlukan Bergantung pada
(angka pada kemampuan klien perhatian klien kemampuan
kehamilan kemampuan untuk meminum sekali setiap klien untuk
ketika klien untuk satu pil setiap hari minggu, Angka mempertahankan
digunakan meminum satu pada waktu yang efektivitasnya ring tetap di
secara umum) pil setiap hari. sama. sedang diteliti. tempatnya
Dengan Menyusui: Sekitar 1 Mungkin lebih sepanjang
penggunaan kehamilan per 100 efektif dari pil. hari, tidak
secara umum, ibu selama tahun mengeluarkannya
sekitar 8 pertama. lebih dari 3
kehamilan per Tidak menyusui: jam setiap kali
100 perempuan sekitar 3 sampai 10 dikeluarkan.
selama tahun kehamilan per 100 Angka efektivitas
pertama perempuan selama masih diteliti.
tahun pertama Mungkin lebih
efektif daripada
pil.
Pola Biasanya Biasanya, pada ibu Serupa dengan pil, Serupa dengan
menstruasi menstruasi menyusui, pil akan tetapi menstruasi pil, tetapi
tidak teratur memperpanjang tak teratur lebih menstruasi tak
untuk beberapa masa tidak sering ditemui teratur lebih
bulan pertama menstruasi. pada beberapa jarang ditemui
dan kemudian Untuk yang tidak siklus pertama dibandingkan pil.
lebih ringan dan menyusui, klien dibandingkan
menstruasi lebih sering mengalami dengan pil.
teratur menstruasi atau
menstruasi tidak
teratur.
Rata-rata Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
waktu tunggu
hingga hamil
setelah
menghentikan
penggunaan
metode

Privasi Tidak ada Tidak ada tanda Patch mungkin Beberapa


tanda fisik dari fisik dari pemakaian terlihat oleh pasangan bisa
pemakaian tetapi orang pasangan atau merasakan
tetapi orang lain mungkin orang lain keberadaan ring
lain mungkin menemukan pilnya
menemukan
pilnya
124

Tabel 11. Membandingkan Metode Hormonal yang Diberikan


Secara Oral dan Diaplikasikan Secara Lokal
Karakteristik Kontrasepsi Kontrasepsi Patch kombinasi Ring vagina
oral kombinasi Progestogen saja kombinasi
(COC, “pil”) (POP, “mini pill)
Pertimbangan Persetujuan Persetujuan lisan Persetujuan lisan Persetujuan lisan
lain lisan ditambah plus konseling plus konseling plus konseling
konseling KB KB mengenai KB mengenai KB mengenai
mengenai bagaimana cara bagaimana cara bagaimana
penjelasan cara menggunakan pil menggunakan cara dan kapan
menggunakan pil patch dan memasang dan
rotasinya. melepas ring
Keterampilan Terlatih untuk konseling KB
penyedia
layanan
Diadaptasi dari: Family Planning A Global Handbook for Providers. USAID, John’s Hopkins
Bloomberg School of Public Health, WHO, 2007.

Tabel 12: Membandingkan Metode KB Suntik

Karakteristik DMPA NET-EN Suntik Bulanan


Metode Suntikan intramuskular (IM) Suntikan IM setiap 2 Suntikan IM setiap 1
Penggunaan atau subkutan (SK) setiap 3 bulan tahun
bulan
Mengandung Progestogen – depot Progestogen – Dua hormon:
medroksiprogesteron noretisteron eranthate progestogen dan
acetate estrogen
Batas waktu Sampai 2 minggu terlalu Sampai 2 minggu Sampai 7 hari terlalu
untuk mengulang cepat atau 4 minggu terlalu cepat atau 2 cepat atau 7 hari
suntikan agar terlambat minggu terlambat terlambat
efektif jika klien
datang terlalu
awal atau
terlambat
Teknik Suntikan intramusukular Suntikan IM yang Suntikan IM yang
Penyuntikan (IM) yang dalam di pinggul, dalam di pinggul, dalam di pinggul,
lengan atas atau bokong. lengan atas atau lengan atas, bokong
Suntikan subkutan (SK) bokong. atau paha luar.
DMPA tersedia dalam spuit
uniject. Mungkin sedikit lebih
Suntikan IM dan SK harus nyeri dibandingkan
diberikan sebagaimana DMPA
dimaksud: jika tidak maka
tidak akan sepenuhnya
efektif
Bab 5: Keluarga Berencana 125

Tabel 12: Membandingkan Metode KB Suntik

Karakteristik DMPA NET-EN Suntik Bulanan


Pola perdarahan Menstruasi tidak teratur Menstruasi tidak teratur Menstruasi tak teratur,
dan lama pada awalnya, atau lama dalam 6 sering atau memanjang
lalu tidak ada menstruasi bulan pertama tetapi dalam 3 bulan
atau menstruasi jarang. menstruasi lebih pertama. Sebagian
Sekitar 40% pengguna pendek daripada besar mengalami pola
tidak mengalami menstruasi dengan penggunaan menstruasi teratur
bulanan setelah 1 tahun. DMPA. setelah 1 tahun.
Setelah 6 bulan, pola Sekitar 2 persen
menstruasi serupa dari pengguna tidak
dengan yang ditemui mengalami perdarahan
pada kasus DMPA. bulanan setelah 1
30% pengguna tidak tahun.
mengalami perdarahan
bulanan setelah 1
tahun.
Penambahan 1-2 kg per tahun 1-2 kg per tahun 1 kg per tahun
berat badan rata-
rata
Efektivitas Sekitar 3 kehamilan per 100 Sama dengan DMPA
(angka klien dalam tahun pertama
kehamilan ketika
digunakan
secara umum)
Rentang waktu Rata-rata 10 bulan Rata-rata 6 bulan Rata-rata 5 bulan
sampai hamil setelah suntikan terakhir setelah suntikan setelah suntikan
setelah berhenti terakhir terakhir
suntikan
Pertimbangan- Konseling KB ditambah Konseling KB Persetujuan lisan
pertimbangan persetujuan lisan ditambah persetujuan ditambah konseling
lain ditambah kartu pengingat lisan plus kartu KB ditambah kartu
untuk kunjungan suntikan pengingat untuk pengingat untuk
ulang dalam 12 minggu suntikan ulang dalam injeksi ulang dalam 4
8 minggu minggu
Keterampilan Terlatih dalam konseling KB dan administrasi suntikan
penyedia
layanan
Diadaptasi dari: Family Planning A Global Handbook for Providers. USAID
126

Tabel 13: Membandingkan Susuk KB (Implan)


Norplant Jadelle/Sino-
Karakteristik Norplant Implanon
Implant (III)
Metode 6 kapsul disisipkan di bawah 2 batang disisipkan di 1 batang disisipkan di
Penggunaan kulit bawah kulit bawah kulit

Mengandung Levonorgestrel Levonorgestrel Etonogestrel


Progestogen

Efektivitas Kehamilan akan terjadi Kehamilan akan Kehamilan akan


(angka hanya pada 5 dari 10.000 terjadi hanya pada terjadi pada hanya
kehamilan dalam klien perempuan yang 5 per 10.000 klien 5 per 10.000 klien
tahun pertama memakai susuk perempuan yang perempuan yang
penggunaan) Pada klien perempuan menggunakan susuk menggunakan susuk
berbobot 70-79 kg, metode Pada klien perempuan
ini menjadi kurang efektif >80 kg, metode Berat badan tidak
setelah 5 tahun pemakaian. ini menjadi kurang diketahui memiliki
Pada perempuan dengan efektif setelah 4 tahun dampak terhadap
bobot > 80 kg, metode pemakaian efektivitas.
menjadi kurang efektif
setelah 4 tahun pemakaian
Pola Menstruasi Dalam beberapa bulan pertama menstruasi lebih Pengguna implanon
ringan dan lebih pendek atau menstruasi menjadi lebih mungkin
tidak teratur dan berlangsung lebih dari 8 hari atau mengalami menstruasi
menstruasi jarang atau tidak ada. yang jarang atau
Setelah sekitar satu tahun menstruasi lebih ringan tidak ada menstruasi
dan lebih pendek, menstruasi tidak teratur dan jarang bulanan.
Waktu tunggu Tidak ada Tidak ada Tidak ada
rata-rata hingga
hamil setelah
menghentikan
penggunaan
metode
Ketersediaan Sedang dalam masa Diharapkan untuk Terutama tersedia di
penarikan. Norplant tidak menggantikan Norplant Eropa dan Asia.
lagi disisipkan/dipakai pada tahun 2011
Juga telah disetujui
pemakaiannya di
Amerika Serikat.
Bab 5: Keluarga Berencana 127

Tabel 13: Membandingkan Susuk KB (Implan)


Norplant Jadelle/Sino-
Karakteristik Norplant Implanon
Implant (III)
Pertimbangan Pengangkatan saja dan Konseling KB, Konseling KB,
lain konseling tentang metode persetujuan lisan dan persetujuan lisan
lain. tertulis serta kartu dan tertulis dan kartu
Persetujuan lisan jika pengingat untuk pengingat untuk
memberikan metode lain kunjungan selanjutnya kunjungan selanjutnya
dan persetujuan tertulis jika dalam jangka waktu dalam waktu satu
memberikan susuk lain. satu minggu untuk minggu untuk
mengecek lokasi susuk mengecek lokasi susuk
dan membuka perban. dan membuka perban.
Menyediakan kartu Memberikan kartu
efektivitas untuk saat efektivitas untuk saat
kadaluarsa Jadelle kadaluarsa Implanon
dalam 5 tahun atau dalam 3 tahun
Sino-Implant dalam
waktu 4 tahun

Keterampilan Terlatih dalam konseling KB dan pemasangan serta pelepasan susuk


penyedia
layanan
128

3.9.3 Metode dengan Penghalang Metode penghalang lain seperti spermisida


dan diafragma mungkin diminta oleh klien
Metode kontrasepsi dengan penghalang yang sudah biasa dengan metode ini. Jika
mencegah kehamilan dengan cara mencegah diminta, setiap upaya harus dilakukan
sperma secara fisik agar tidak memasuki untuk menyediakan metode ini. Spermisida
uterus. Metode penghalang yang paling merupakan salah satu dari kontrasepsi
sering digunakan adalah kondom laki-laki dan yang paling tidak efektif ketika digunakan
perempuan (lihat tabel 14). Kondom merupakan secara tersendiri. Pemakaian spermisida
metode KB satu-satunya yang melindungi dalam frekuensi tinggi dapat meningkatkan
terhadap kehamilan dan IMS. (untuk informasi kemungkinan tertular HIV pada klien-klien
lebih lanjut mengenai kondom, lihat Bab 9: berisiko tinggi seperti pekerja seks komersial.
Infeksi Menular Seksual, hal. 169).

Tabel 14. Membandingkan kondom laki-laki dan kondom perempuan

Karakteristik Kondom laki-laki Kondom perempuan

Cara Pemakaian Kondom dipasangkan pada penis Dimasukkan ke dalam vagina


laki-laki yang ereksi perempuan
Ukuran pas pada penis Melapisi vagina secara longgar
sehingga tidak menghambat penis.
Kapan Segera sebelum hubungan seks Sampai 8 jam sebelum berhubungan
digunakannya seks
Bahan Umumnya terbuat dari lateks Sebagian besar terbuat dari lapisan
(kadang-kadang terbuat dari bahan sintetik yang tipis (poliuretan atau nitril)
sintetik atau membran hewan*) Sejumlah model terbuat dari lateks.
*Kondom yang dibuat dari
membran hewan tidak melindungi
terhadap HIV
Sensasi selama Hubungan seks mungkin terasa Kondom yang terbuat dari lapisan
hubungan seks kurang sensitif. sintetik akan menghantarkan panas
sehingga hubungan seks dapat terasa
sangat sensitif dan alami.
Suara saat Mungkin akan menimbulkan bunyi Mungkin akan menimbulkan suara
hubungan seks gesekan saat berhubungan seks gemerisik saat hubungan seks.
Pelicin Klien dapat menambah pelicin: Klien dapat menambahkan pelicin:
• Hanya yang berbahan dasar air • Berbahan dasar air, silikon atau
atau silikon minyak.
• Diberikan di bagian luar • Sebelum dimasukkan, beri pelicin di
kondom bagian luar kondom
• Sebelum dimasukkan, beri pelicin di
dalam kondom atau pada penis
Robek atau lepas Cenderung untuk lebih sering Cenderung lebih sering lepas
robek dibandingkan dengan dibandingkan kondom laki-laki
kondom perempuan
Bab 5: Keluarga Berencana 129

Tabel 14. Membandingkan kondom laki-laki dan kondom perempuan

Karakteristik Kondom laki-laki Kondom perempuan

Waktu melepas Penis harus dikeluarkan dari Penis dapat tetap berada di dalam
vagina sebelum ereksi melemas vagina setelah ereksi melemas
Lepaskan kondom perempuan sebelum
klien perempuan berdiri
Daerah yang Melindungi hampir seluruh penis Melindungi genitalia dalam dan luar
tertutup kondom dan genitalia internal perempuan perempuan dan dasar penis.

Efektivitas (Angka Sekitar 15 kehamilan per 100 Sekitar 21 kehamilan per 100
kehamilan pada perempuan yang pasangannya perempuan yang menggunakan
pemakaian yang menggunakan kondom laki- kondom perempuan selama tahun
umum) laki selama tahun pertama (jika pertama (jika digunakan dengan benar
digunakan dengan benar di untuk setiap hubungan seksual, sekitar
semua hubungan seks, sekitar 2 5 kehamilan per 100 perempuan).
kehamilan per 100 perempuan)
Perlindungan Ketika digunakan secara konsisten Ketika digunakan secara konsisten dan
terhadap HIV dan benar, pemakaian kondom benar, pemakaian kondom perempuan
mencegah 80% hingga 95% mencegah penularan HIV.
penularan HIV yang akan terjadi
jika kondom tidak digunakan.
Cara menyimpan Simpan di tempat yang sejuk, Kondom plastik tidak rusak oleh panas,
teduh dan kering cahaya atau kelembaban
Pemakaian ulang Kondom tidak dapat dipakai ulang Pemakaian ulang tidak
direkomendasikan
Biaya dan Umumnya biaya rendah dan Biasanya lebih mahal dan kurang
ketersediaan kondom tersedia secara luas. tersedia dibandingkan kondom laki-laki

Pertimbangan- Lakukan konseling dan perlihatkan Lakukan konseling dan perlihatkan


pertimbangan lain cara dan kapan kondom harus cara dan kapan kondom harus
dipasang dan dilepas (idealnya dipasang dan dilepas (idealnya dengan
dengan menggunakan model menggunakan model vagina)
penis)
Keterampilan Terlatih dalam konseling KB, demonstrasi dan demonstrasi ulang.
Penyedia layanan

3.9.4 Intrauterine devices (IUD) serviksnya dengan menggunakan prosedur


pencegahan infeksi yang benar (termasuk
Intrauterine devices (IUD) merupakan teknik pemasangan “tanpa sentuhan”). IUD
sebuah alat plastik berukuran kecil dan merupakan salah satu dari metode yang efektif
fleksibel yang mengandung tembaga atau untuk mencegah kehamilan.
progestogen. Seorang penyedia layanan
kesehatan terlatih akan memasukkan IUD ke IUD dan IMS. IUD sendiri tidak menyebabkan
dalam uterus perempuan melalui vagina dan penyakit radang panggul (PRD). Pemasangan
130

Tabel 15. Membandingkan IUD


Karakteristik IUD dengan tembaga IUD Levonorgestrel

Efektivitas (angka Kehamilan akan terjadi pada 6 Kehamilan akan terjadi pada 2 per
kehamilan dalam hingga 8 per 1000 perempuan 1000 perempuan selama tahun
tahun pertama selama tahun pertama pertama
penggunaan)
Masa pakai Disetujui untuk digunakan selama Disetujui untuk digunakan selama 5
10 tahun tahun

Pola perdarahan Menstruasi bulanan yang lebih Menstruasi lebih tidak teratur dan
lama dan banyak, menstruasi tak terdapat vlek-vlek pada beberapa
teratur dan kram atau nyeri yang bulan pertama.
lebih parah selama menstruasi Setelah satu tahun, sering tidak
bulanan terjadi menstruasi bulanan.
Menyebabkan lebih sedikit
menstruasi dibandingkan IUD dengan
tembaga sejalan dengan waktu

Anemia Mungkin ikut menyebabkan Mungkin membantu mencegah


anemia defisiensi zat besi jika anemia karena defisiensi zat besi.
klien sudah memiliki kadar zat besi
dalam darah yang rendah sebelum
pemasangan IUD.
Alasan Peningkatan menstruasi dan rasa Tidak ada menstruasi bulanan dan
utama untuk nyeri efek samping hormonal
menghentikan
pemakaian IUD
Waktu tunggu Tidak ada Tidak ada
rata-rata hingga
hamil setelah
menghentikan
penggunaan
metode
Keuntungan non Dapat membantu melindungi Terapi yang efektif untuk menstruasi
kontraseptif terhadap kanker endometrium bulanan yang panjang dan banyak
(alternatif terhadap histerektomi).
Mungkin membantu mengobati
menstruasi bulanan yang sakit
Dapat digunakan sebagai
progestogen dalam terapi pengganti
hormon

Pemakaian pasca Dapat dipasang hingga 48 jam Dapat dipasang 4 minggu setelah
persalinan setelah persalinan. persalinan
Pemakaian Dapat digunakan dalam waktu 5 Tidak direkomendasikan
sebagai hari setelah hubungan seks tanpa
kontrasepsi pelindung
darurat
Bab 5: Keluarga Berencana 131

Tabel 15. Membandingkan IUD


Karakteristik IUD dengan tembaga IUD Levonorgestrel

Pemasangan Memerlukan pelatihan spesifik Memerlukan pelatihan spesifik dan


tetapi lebih mudah untuk unik, teknik pemasangan lebih sulit.
memasang IUD ini dibandingkan Klien mungkin mengalami lebih
dengan IUD levonorgestrel banyak rasa tak enak, nyeri dan mual
atau muntah pada saat pemasangan
dibandingkan dengan IUD dengan
tembaga.
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Pertimbangan lain Konseling KB, persetujuan lisan dan tertulis. Menyediakan penjelasan
mengenai bagaimana mengecek benang kepada klien yang ingin
melakukannya
Keterampilan Terlatih dalam konseling KB dan Terlatih dalam konseling KB dan
Penyedia layanan pemasangan serta pelepasan IUD pemasangan serta pelepasan IUD
tembaga LNG

IUD kepada perempuan yang menderita ada manfaatnya dan dapat membuat klien
gonorea atau klamidia kadang-kadang dapat menanggung risiko kehamilan yang tidak
mengarah ke PRD sehingga harus dihindari. diinginkan. Klien harus dikonseling mengenai
Jika keadaan klien membuatnya berisiko pemakaian kondom dan strategi lain untuk
tinggi terkena infeksi, biasanya tidak boleh menghindari tertular IMS.
menggunakan IUD. Jika skrining laboratorium
untuk gonorea dan klamidia tidak tersedia (lihat 3.9.5 Kontrasepsi Darurat
Bab 9: IMS), maka penyedia layanan harus
(Untuk informasi lebih lanjut mengenai
meminta klien mempertimbangkan risikonya
kontrasepsi darurat dapat dilihat di Bab 2:
sendiri dan memikirkan apakah ia mungkin
PPAM, hal. 21).
menderita IMS. Jika klien menganggap dirinya
berisiko untuk tertular IMS, ia harus dikonseling Dua metode kontrasepsi darurat yang
untuk metode KB lain sebagai alternatif. Dalam digunakan adalah:
kondisi-kondisi khusus, jika metode lain yang
lebih cocok tidak tersedia atau tidak dapat • Pil kontrasepsi darurat
diberikan, maka penyedia layanan harus • IUD tembaga
mempertimbangkan pengobatan klien secara
presumptif (berdasarkan dugaan) dengan Pil kontrasepsi darurat dapat mencegah
dosis kuratif antibiotik penuh yang akan efektif kehamilan yang tidak diinginkan jika digunakan
untuk mengobati gonorea dan klamidia, lalu dalam jangka waktu lima hari (120 jam) setelah
memasang IUD setelah klien menyelesaikan seks tanpa pelindung. Kontrasepsi darurat
pengobatannya. harus digunakan sesegera mungkin setelah
hubungan seksual tanpa pelindung dilakukan.
Jika seorang perempuan mengalami IMS Kontrasepsi darurat paling efektif ketika
baru setelah pemasangan IUD, ia tidak secara langsung digunakan tetapi masih bisa efektif
khusus berisiko terkena PRD akibat IUD. Ia ketika digunakan lima hari setelah seks tanpa
bisa terus menggunakan IUD ketika ia sedang pelindung.
diobati untuk IMS. Pengangkatan IUD tidak
132

Dua sediaan yang ada (lihat Kotak 25). Pemakaian kontrasepsi darurat secara
Kontrasepsi darurat dapat digunakan dengan periodik mungkin dilakukan tetapi tidak
aman oleh perempuan manapun, bahkan direkomendasikan sebagai metode keluarga
oleh mereka yang tidak dapat menggunakan berencana. Meskipun demikian, permintaan
metode hormonal secara terus menerus, kontrasepsi darurat merupakan pintu masuk
oleh karena dosis hormonnya relatif kecil untuk membahas keluarga berencana dan
dan pil hanya digunakan untuk jangka waktu melakukan konseling kepada klien mengenai
pendek. Kontrasepsi darurat tidak boleh pemakaian kontrasepsi secara terus menerus.
Gunakan kesempatan tersebut!
Kotak 25: Sediaan Pil Kontrasepsi Sebuah IUD yang mengandung tembaga dapat
Darurat dipasang dalam jangka waktu hingga lima
Pil yang hanya mengandung hari setelah melakukan hubungan seks tanpa
levonorgestrel: levonorgestrel 1.5 mg pelindung, sebagai kontrasepsi darurat. Jika
dalam dosis tunggal (ini adalah aturan waktu ovulasi dapat diperkirakan, IUD yang
minum yang direkomendasikan karena mengandung tembaga dapat dipasang lebih
lebih efektif dan memiliki lebih sedikit efek dari lima hari setelah hubungan seks tanpa
samping). Pil-pil ini dibuat khusus untuk pelindung dilakukan, selama pemasangan
kontrasepsi darurat. tidak terjadi lebih dari lima hari setelah ovulasi.
Pilihan ini mungkin baik bagi para perempuan
Kombinasi pil estrogen-progestogen yang ingin menggunakan IUD untuk
(Yuzpe): dosis 100 mikrogram etinil kontrasepsi selanjutnya. Metode ini lebih efektif
estradiol ditambah 0.5 mg levonogestrel,
untuk mencegah kehamilan dibandingkan
digunakan sesegera mungkin, dan diikuti
dengan kontrasepsi darurat. Pastikan bahwa
dengan dosis yang sama 12 jam kemudian.
klien memenuhi syarat untuk pemasangan
Pil ini ada yang dibuat khusus untuk
kontrasepsi darurat atau dapat diambil dari IUD. Jika IUD dipasang sebagai kontrasepsi
paket pil kontrasepsi oral kombinasi. darurat setelah pemerkosaan, pastikan bahwa
pengobatan IMS presumtif (berdasarkan
Pil levonorgestrel saja (LNG) telah terbukti dugaan) penuh juga diberikan (lihat Bab 2:
lebih efektif dibandingkan dengan pil PPAM).
kombinasi untuk kontrasepsi darurat dan
memiliki lebih sedikit efek samping. Aturan 3.9.6 Operasi Sterilisasi Sukarela
minum levonorgestrel saja dimasukkan ke dengan Pembedahan Sukarela
dalam model daftar obat penting WHO.
Sterilisasi untuk laki-laki (vasektomi) dan
perempuan (ligasi tuba) merupakan metode
diberikan jika kehamilan telah dikonfirmasi. kontrasepsi yang diinginkan beberapa klien
kontrasepsi darurat dapat diberikan ketika yang telah memutuskan untuk tidak lagi
status kehamilan tidak jelas dan tes kehamilan mempunyai anak.
tidak tersedia karena tidak ada bukti bahwa
kontrasepsi darurat akan membahayakan ibu Kontrasepsi dengan pembedahan hanya
atau kehamilan yang sudah ada. Gunakan boleh dilakukan dalam kondisi aman
daftar periksa kehamilan untuk menyingkirkan dengan persetujuan berdasarkan informasi
kemungkinan hamil sebelum memberikan dari pengguna, dilakukan oleh staf terlatih
Kontrasepsi darurat (lihat Gambar 4: Daftar dan dengan menggunakan peralatan yang
Periksa untuk Menyingkirkan Kemungkinan diperlukan. Sterilisasi harus tersedia untuk
Kehamilan Dini). klien, terutama jika mereka sudah mengenal
metode ini di daerah atau negara asalnya dan
jika metode ini diperbolehkan di negara tuan
Bab 5: Keluarga Berencana 133

rumah. Metode ini tidak melindungi terhadap Metode ini disebut metode amenore laktasi.
IMS termasuk HIV. Efektivitasnya, sebagai metode yang sering
dipakai, adalah dua kehamilan per 100
3.10 Keluarga berencana pasca perempuan pada enam bulan pertama
melahirkan setelah persalinan. Lakukan konseling kepada
perempuan yang menggunakan metode ini
Seorang perempuan terlindung dari kehamilan
untuk juga menggunakan metode KB lain
selama periode nifas jika:
ketika mereka mendekati bulan keenam masa
1) Ia menyusui secara penuh (bayi hanya nifas atau ketika salah satu dari kriteria di atas
menerima ASI atau, sesekali, sejumlah berubah. Klien dapat memulai metode-metode
vitamin tambahan, air, jus atau nutrien lain) KB berikut ini dengan aman:
atau hampir secara penuh (lebih dari tiga
• Metode dengan penghalang: kondom
perempat konsumsi bayi adalah ASI); dan
dapat digunakan segera setelah nifas
2) Belum mengalami menstruasi lagi; dan
• Pemasangan IUD: IUD dapat dipasang
3) Masa nifas belum enam bulan setelah
selama 48 jam pertama setelah persalinan
persalinan

Tabel 16: Efektivitas Kontrasepsi


Grafik di bawah ini menunjukkan seberapa efektif metode KB sesuai dengan pemakaian
biasa. Empat metode teratas merupakan yang paling efektif. Klien tidak perlu melakukan
apapun setelah prosedur pemasangan selesai. Efektivitas dari setiap metode bergantung
pada perilaku klien. Metode hanya efektif ketika digunakan dengan benar.

Perbandingan Metoda berdasarkan Keefektifan


Paling efektif Bagaimana membuat metoda
yang paling efektif
Secara umum
2 atau kurang Prosedur hanya sekali. Tidak ada
dari 2 per 100 Implan Sterilisasi IUD yang dilakukan atau diingat
Vasektomi perempuan
kehamilan
pada Harus disuntik berulang setiap 1
perempuan sampai 3 bulan
Suntik
setahun
Harus minum pil setiap hari
Pil

Sekitar 15 Harus mengikuti intruksi LAM


kehamilan LAM
per 100
Harus digunakan setiap kali
perempuan berhubungan sex. Dibutuhkan
dalam satu Kondom laki-laki kerjasama dari pasangan
tahun
Harus digunakan setiap kali
Diafragma berhubungan sex

Harus digunakan setiap kali


berhubungan sex. Dibutuhkan
Sekitar 30 Kondom perempuan kerjasama dari pasangan
kehamilan
per 100 Kesadaran tentang Harus digunakan setiap kali
perempuan kesuburan: Metoda dasar berhubungan sex
dalam satu
tahun
Spermisida
kurang efektif

Diadaptasi dari: Decision-making tool for family planning clients and providers. WHO. 2005.
www.who.int/reproductivehealth/publications/family_planning/9241593229/en/index.html
134

melalui vagina atau persalinan bedah caesar sedang menjalani terapi antiretroviral (ART)
oleh penyedia layanan yang terlatih secara atau tidak) dapat menggunakan IUD.
khusus. Pemasangan IUD dalam periode • Jika seorang perempuan sedang
antara 48 jam sampai empat minggu mengkonsumsi rifampicin untuk pengobatan
setelah persalinan tidak direkomendasikan. tuberkulosis, ia tidak boleh menggunakan
Kemungkinan IUD lepas dan dikeluarkan pil KB, patch kombinasi, ring kombinasi
dari tubuh paling rendah ketika IUD atau susuk karena efektivitas kontrasepsi
dipasang empat minggu atau lebih setelah mungkin akan berkurang.
persalinan atau pada suatu waktu yang • Spermisida, baik secara tersendiri maupun
tidak berhubungan dengan kehamilan. dalam kombinasi, tidak boleh digunakan
• Sterilisasi: Dapat dilakukan selama tujuh untuk perempuan yang tertular HIV atau
hari pertama atau enam minggu setelah menderita AIDS.
persalinan. • Klien perempuan yang sedang menjalani
• Metode progestogen saja (pil, suntikan, ARV dan menggunakan metode hormonal
susuk): Dapat dimulai enam minggu setelah disarankan untuk menggunakan kondom
persalinan untuk ibu menyusui dan segera juga karena sejumlah obat antiretroviral
setelah melahirkan untuk ibu yang tidak (ARV) mengurangi efektivitas metode
menyusui. hormonal.
• Metode kombinasi (pil dan suntikan): dapat
dimulai enam bulan setelah persalinan untuk Lihat Bab 10: HIV untuk informasi lebih lanjut.
ibu menyusui dan enam minggu setelah
melahirkan untuk ibu tidak menyusui. 3.12 Kemandulan atau Infertilitas
• Metode alami (Metode Hari Standar): dapat
dimulai ketika klien telah mengalami siklus Kemandulan merupakan kegagalan untuk hamil
menstruasi teratur kembali. atau melahirkan setelah 12 bulan atau lebih
berhubungan seks tanpa pelindung secara
3.11 Keluarga Berencana untuk teratur. Jika seorang perempuan belum pernah
ODHA hamil sebelumnya, penyakit ini dinamakan
infertilitas primer. Jika pasangan sebelumnya
Dorong pemakaian kondom untuk semua orang bisa memiliki anak tetapi saat ini memenuhi
HIV positif dalam upaya melindungi mereka definisi infertilitas, kondisi ini dinamakan
dari IMS dan untuk mencegah penularan infertilitas sekunder. Infertilitas memiliki banyak
HIV kepada pasangan seksualnya. Jika penyebab yang bisa bersifat medis seperti
seorang perempuan HIV positif memerlukan infeksi nifas, infeksi pasca aborsi, infertilitas
perlindungan terhadap kehamilan yang lebih iatrogenik (yang didapat akibat tindakan
efektif, ia mungkin ingin menggunakan metode tertentu), endometriosis, IMS dan penyakit
kontrasepsi lain selain kondom. menular lain yang menyebabkan kerusakan
tuba falopi, vas deferens atau epididimal atau
Perempuan dengan HIV dapat menggunakan penyebab non medis. Dalam situasi darurat
sebagian besar metode kontrasepsi, dengan bencana infertilitas sekunder dan bahkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini: primer dapat merupakan akibat dari stress dan
perubahan besar dalam gaya hidup.
• IUD tidak boleh dipasang pada klien
perempuan yang mengalami infeksi Di seluruh dunia, pasangan dengan infertilitas
gonorhea atau klamidia atau jika ia memiliki dipandang sebagai tragedi yang membawa
risiko sangat tinggi tertular infeksi-infeksi konsekuensi sosial, ekonomi dan psikologis.
ini. Klien perempuan HIV positif yang secara Infertilitas merupakan satu kebutuhan dalam
klinis dalam keadaan sehat (baik yang layanan KB yang belum terpenuhi dan satu
Bab 5: Keluarga Berencana 135

dari empat perempuan berusia subur dan 3.13 Keterlibatan laki-laki dalam
pernah menikah di sebagian besar negara program keluarga berencana
berkembang menderita infertilitas primer dan,
lebih signifikan lagi, infertilitas sekunder. Libatkan laki-laki dalam program KB untuk
meningkatkan penerimaan program di dalam
Konseling untuk pasangan sangat penting. masyarakat dan meningkatkan pengakuan
Terangkan secara jelas bahwa infertilitas terhadap isu-isu kesehatan reproduksi lain
bukan merupakan masalah perempuan saja seperti pencegahan dan pengobatan IMS dan
karena antara 25% sampai 50% dari infertilitas HIV. Mempertimbangkan sudut pandang laki-
disebabkan oleh pasangan prianya. Periksalah laki dan motivasinya merupakan bagian penting
organ-organ reproduksi atau genitalia klien dari kegiatan program. Kontrasepsi yang
laki-laki dan perempuan untuk melihat adanya digunakan oleh laki-laki memungkinkan mereka
abnormalitas struktural. Bila memungkinkan, untuk berbagi tanggung jawab keluarga
analisis air mani merupakan tes laboratorium berencana dengan pasangan perempuannya.
yang sangat penting untuk setiap pasangan Layanan KB mungkin perlu disesuaikan secara
yang mengalami infertilitas. Suhu tubuh basal spesifik untuk memenuhi kebutuhan klien
dapat menjadi alat yang sangat membantu laki-laki. Aktivitas-aktivitas untuk mendorong
sebagai evaluasi awal ovulasi. Paling sedikit, keterlibatan laki-laki mencakup konseling
selidiki dan, bila perlu, obati kedua pasangan pasangan, promosi kondom, waktu khusus
untuk penyebab-penyebab medis (terutama untuk laki-laki di fasilitas kesehatan, sesi
IMS) atau masalah psikologis dan emosional. kelompok sebaya dan informasi kesehatan
Pertimbangkan dan tangani masalah-masalah reproduksi di kelompok sosial laki-laki.
yang berhubungan dengan indeks massa tubuh
(IMT), diet, penghentian merokok, pemakaian 3.14 Advokasi
obat-obat tertentu dan kondisi-kondisi medis
yang ada sebelumnya seperti diabetes, Petugas dan manajer program kesehatan
penyakit jantung atau penyakit psikiatrik. reproduksi harus melakukan advokasi
Lakukan konseling pada pasangan mengenai penyediaan layanan keluarga berencana
mengenali masa subur, keteraturan menstruasi, jika memungkinkan. Mengetahui pemakaian
waktu dan teknik hubungan seksual serta kontrasepsi dasar dari penduduk tuan rumah
pencegahan IMS. serta populasi pengungsi merupakan informasi
latar belakang yang penting.
Jika layanan-layanan ini tersedia,
rujuklah pasangan untuk evaluasi medis Pertemuan dengan pejabat-pejabat kantor
tingkat lanjut (seperti USG transvaginal, wilayah Kementrian Kesehatan, donor
evaluasi mukus serviks, tes pasca koitus, pribadi dan lembaga-lembaga lain untuk
histerosalpingography, pemeriksaan hormon mempresentasikan data mengenai kebutuhan
dan prosedur-prosedur yang relevan seperti yang tidak terpenuhi dan potensi penghematan
inseminasi intra-uterin (IUI), intervensi biaya serta manfaat kesehatan dari program
pembedahan dan reproduksi dengan alat KB adalah alat advokasi yang sangat efektif.
bantu.
136

4. Hak Asasi Manusia dan remaja dengan alasan usia, status


Pertimbangan Hukum pernikahan atau harus ada persetujuan
orang tua atau wali dapat merupakan
4.1 Standar hak asasi manusia pelanggaran terhadap hak remaja
atas kesehatan dan hak untuk tidak
Dalam hukum internasional, akses universal didiskriminasi.
terhadap KB adalah hak asasi manusia: setiap • Semua orang memiliki hak untuk menikmati
orang dan pasangan memiliki “hak untuk manfaat dari kemajuan ilmiah dan
memutuskan jumlah, jarak dan waktu untuk penerapannya. Ini berarti bahwa setiap
memiliki anak”.* Pada tahun 1994, Konferensi orang berhak untuk memperoleh manfaat
Internasional Mengenai Kependudukan dan dari pengembangan teknologi kontrasepsi,
Pembangunan dan pemerintah dari berbagai seperti kontrasepsi darurat.
negara sepakat untuk membuat layanan • Memaksa orang untuk menggunakan
kesehatan reproduksi tersedia untuk semua, kontrasepsi bukanlah keluarga berencana
termasuk serangkaian layanan KB lengkap. dan merupakan pelanggaran terhadap hak
Hak untuk mencapai standar kesehatan yang asasi manusia. Sebagai contoh, sterilisasi
setinggi mungkin mencakup “hak untuk diberi yang dipaksakan tanpa persetujuan
informasi dan memiliki akses ke metode- klien melanggar hak untuk memberikan
metode KB yang aman, efektif, terjangkau dan persetujuan berdasarkan informasi
dapat diterima”. ** (informed concent), hak untuk sehat, hak
atas keamanan dan kebebasan seseorang,
Hak untuk ber-KB berhubungan erat dengan
dan hak untuk secara bebas menentukan
hak asasi manusia lain:
jumlah dan jarak anak yang diinginkannya.
• Akses ke kontrasepsi akan mengurangi
kehamilan yang tidak diinginkan dan 4.2 Tantangan dan Kesempatan
akan membantu memastikan bahwa hak
Dalam sejumlah kasus, penyedia layanan
perempuan atas kesehatan dan hak untuk
dapat menghadapi keputusan yang sulit atau
hidup terpenuhi.
dilema. Mereka mungkin akan merasa bahwa
• Semua orang memiliki hak atas privasi dan
kemampuan mereka untuk memberikan
hak atas kesetaraan dan non diskriminasi.
informasi dan layanan KB dibatasi oleh
Hak-hak ini seringkali diabaikan dalam
peraturan-peraturan nasional, norma-norma
konteks keluarga berencana ketika,
sosial atau budaya atau kesalahpahaman
misalnya, seseorang ditolak untuk
medis. Misalnya, hal-hal berikut ini mungkin
mengakses kontrasepsi karena ia belum
terjadi:
menikah.
• Setiap orang memiliki hak untuk • Klien perempuan tidak diberi layanan KB
mengkomunikasikan dan menerima tanpa persetujuan suaminya.
informasi mengenai Keluarga Berencana. • Klien perempuan tidak diijinkan untuk
Hak ini mencakup kesehatan reproduksi memilih sterilisasi tanpa persetujuan
dan pendidikan mengenai seksualitas suaminya atau ia harus memenuhi
untuk remaja. Remaja memiliki hak untuk persyaratan-persyaratan lain sebelum ia
mengakses layanan KB dan informasi dapat disterilisasi, seperti sudah memiliki
KB. Menolak untuk memberikan informasi sejumlah anak atau sudah mencapai usia
mengenai KB atau kontrasepsi kepada tertentu.

* Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW), art. 16(1).
** Committee on Economic, Social and Cultural Rights, General Comment No. 14, para. 12.
Bab 5: Keluarga Berencana 137

• Klien perempuan menolak untuk mengakses kepada organisasi-organisasi lokal yang


kontrasepsi tanpa persetujuan suaminya. mungkin dapat membantu klien anda lebih
• Klien perempuan menolak mengakses lanjut
kontrasepsi karena ia belum menikah. • Dengan tetap menghormati kerahasiaan
• Remaja ditolak untuk menggunakan IUD klien anda, berkonsultasi dengan rekan
berdasarkan klaim medis yang tidak benar sejawat dan penyedia layanan kesehatan
bahwa IUD akan menyebabkan infertilitas reproduksi lain bagaimana menghindari/
kecuali jika klien dapat memperlihatkan menangani situasi semacam itu di masa
bahwa ia sudah punya setidaknya satu anak datang.
atau sedang hamil. • Ungkapkan kekhawatiran anda tersebut
• Klien perempuan dihalangi untuk dalam rapat koordinasi kesehatan
mengakses kontrasepsi darurat karena
kontrasepsi ini secara salah diyakini sebagai
salah satu bentuk aborsi yang berlawanan
5. Monitoring
dengan norma agama dan sosial setempat.
Mengadakan register/catatan aktivitas harian
dan formulir-formulir klien untuk mencatat
Norma, peraturan dan praktik semacam itu
informasi dan menawarkan tindak-lanjut yang
mungkin berlawanan dengan prinsip-prinsip
efektif. Pada populasi yang berpindah-pindah,
hak asasi manusia yang diterima secara
klien mungkin ingin menyimpan salinan dari
internasional. Seorang manajer kesehatan
catatan mereka. Informasi berikut ini harus
reproduksi atau penyedia layanan mungkin
dicatat dalam formulir klien:
sekali mengalami dilema semacam itu. Anda
harus menyadari posisi lembaga/organisasi • Tanggal
anda dalam isu-isu kesehatan reproduksi • Nama pengguna – atau, jika diperlukan
ini dan memasukkannya sebagai bagian untuk menjaga kerahasiaan, kode nomor
dari analisis anda terhadap situasi dan • Informasi pengguna (usia, alamat, paritas)
kemungkinan langkah yang akan diambil di • Jenis pengguna (baru, lama, dll.)
masa datang. Ketika dihadapkan dengan • Metode yang dipilih (dan nama mereknya)
situasi yang sulit, anda harus pertama-tama • Efek samping yang dialami
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan • Tanggal kunjungan selanjutnya (untuk tindak
klien dan keselamatan diri anda serta rekan- lanjut)
rekan sejawat anda. Kemudian, anda mungkin • Tanggal dan alasan berhenti ber-KB
ingin:
Formulir pencatatan harus sederhana dan
• Membicarakannya dengan supervisor anda
sesuai untuk data yang dikumpulkan serta
• Mendiskusikan pilihan-pilihan dengan klien
tingkat kemampuan membaca staf. Gunakan
anda:
format nasional atau lokal yang telah dikenal
 Misalnya jika anda tidak dapat oleh staf lokal dan populasi terdampak. Format
memberikan metode kontrasepsi modern
ini dapat diterjemahkan untuk staf asing jika
tertentu kepada seorang klien perempuan,
mereka yang pada awalnya memberi layanan.
anda dapat memberinya konseling
Latih semua staf untuk membuat catatan yang
mengenai metode keluarga berencana
tepat dan tentang bagaimana informasi yang
alami seperti metode kesuburan dan
dikumpulkan digunakan dalam program KB
Metode Laktasi Amenore (MLA).
mereka.
• Cari tahu apakah lembaga anda terlibat
dalam advokasi isu tersebut dan bagaimana Indikator-indikator yang harus dikumpulkan –
anda dapat berkontribusi lihat Assessment, Monitoring, dan Pengkajian
• Eksplorasi kaitan dengan dan rujukan untuk petunjuk indikator:
• Indikator yang harus dikumpulkan di tingkat INFO Project, Johns Hopkins Bloomberg
fasilitas kesehatan: School of Public Health. Family Planning,
a Global Handbook for Providers. USAID,
 Persentase klien yang ditawari konseling WHO, 2007. http://www.infoforhealth.org/
KB sebagai tambahan dari metode globalhandbook/index.shtml#contents
metode kontrasepsi.
 Contraceptive Prevalence Rate (CPR). The Logistics Handbook: A Practical Guide
forSupply Chain Managers in Family Planning
CPR adalah persentase klien perempuan andHealth Programs. John Snow Inc./
(atau pasangannya) yang menggunakan DELIVER, forthe U.S. Agency for International
suatu metode kontrasepsi di suatu titik Development (USAID), Arlington, VA, 2004.
http://deliver.jsi.com/dlvr_content/resources/
waktu tertentu.
allpubs/guidelines/LogiHand.pdf
• Indikator yang harus dikumpulkan di tingkat
program: The INFO Project, USAID’s Maximizing Access
 Jumlah titik layanan KB yang memiliki and Quality Initiative IUD Toolkit. http://www.
maqweb.org/iudtoolkit/index.shtml.
minimal persediaan Pil KB, suntik KB, IUD
atau susuk untuk 3 bulan Training and Reference Guides for Family
 Jumlah dan persentase penyedia layanan Planning Screening Checklists. Family Health
yang secara benar menerapkan standar International, 2008. http//www.fhi.org/en/RH/
Pubs/servdelivery/checklists/Guides.htm
layanan keluarga berencana.

6. Bacaan Lanjutan
Fact sheet on the safety of levonorgestrel-
alone emergency contraceptive pills (LNG
KONTRASEPSI DARURATs).WHO. 2010.
http://whqlibdoc.who.int/hq/2010/WHO_RHR_
HRP_10.06_eng.pdf
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 139

6
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan 139
2. Tujuan 141
3. Penyusunan Program Kesehatan Maternal dan
Neonatal Komprehensif 141
3.1 Need assessment (Penilaian Kebutuhan) 143
BAB ENAM
3.2 Mengurangi hambatan-hambatan terkait penggunaan layanan
Kesehatan maternal dan neonatal 144
3.3 Ante Natal Care (ANC) 145 Kesehatan
3.4 Perawatan persalinan 149 Maternal dan
3.5 Post Natal Care (PNC) dan perawatan bayi baru lahir 151 Neonatal
3.6 Masalah-masalah khusus 152
4. Pertimbangan hak asasi manusia dan perundangan 153
4.1 Tantangan dan kesempatan 154
5. Monitoring 155
6. Bacaan Lanjutan 155

1. Pendahuluan

Di seluruh dunia, satu dari tujuh perempuan akan mengalami komplikasi selama kehamilan
atau persalinan. Terdapat lebih dari 500.000 kematian ibu setiap tahun dengan 99%-nya
terjadi di negara-negara berkembang. Dari sekitar 130 juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar
4 juta di antaranya meninggal dunia dalam empat minggu pertama kehidupannya (periode
neonatal). Sekitar 4 juta bayi juga meninggal saat lahir, meninggal di dalam rahim selama tiga
bulan terakhir kehamilan.*

Angka statistik untuk kematian ibu dan bayi baru lahir di seluruh dunia ini digunakan karena relatif
kurangnya data untuk kondisi bencana. Meskipun demikian, telah diketahui bahwa negara-negara
yang tengah mengalami konflik atau bentuk ketidakstabilan lain memiliki angka kematian ibu dan
bayi baru lahir tertinggi. Misalnya, Sierra Leone merupakan negara dengan angka kematian ibu
(AKI) tertinggi di dunia yaitu 2100 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Afganistan, yang telah
berupaya bertahan dalam konflik selama lebih dari 20 tahun, memiliki AKI setinggi 1800. Risiko
kematian ibu sepanjang hidup di kedua negara tersebut adalah 1 banding 8. Bandingkan dengan 1
banding 8200 di Inggris atau 1 banding 11.000 di Kanada.**

Sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada saat persalinan, kelahiran dan
masa nifas segera setelah melahirkan. Penyebab utama dari kematian maternal dan neonatal
diperlihatkan dalam Gambar 5 dan 6.

Banyak dari penyebab-penyebab ini dapat dicegah atau ditangani oleh petugas terampil
dengan sumber daya yang memadai di tingkat fasilitas kesehatan.

* Lawn, Joy E, et. al. “4 million neonatal deaths: When? Where? Why?” The Lancet. March 2005.
www.who.int/child_adolescent_health/documents/pdfs/lancet_neonatal_survival_paper1.pdf.
** Countdown to 2015 Tracking Progress in Maternal, Newborn, and Child Survival. The 2008 Report.
www.countdown2015mnch.org/reports-publications/2008report.
140

Kesehatan Maternal
dan Neonatal
Pelayanan Kegawatdaruratan Kebidanan (Emergency Obstetric Care/EmoC)
dan Pelayanan Kegawadaruratan Kebidanan dan Neonatal (Emergency
Obstetric and Neonatal Care/EmONC)

Dalam manual ini, kami menggunakan Singkatan EmOC (Emergency Obstetric Care)
Alasannya karena berisi “fungsi-fungsi sinyal” yang digunakan untuk memonitor layanan
kegawatdaruratan kebidanan (intervensi penyelamatan nyawa yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terampil untuk menangani komplikasi maternal utama dalam periode kehamilan,
persalinan dan post partum) hanya mencakup satu fungsi sinyal yang terkait dengan layanan
neonatal seperti: resusitasi bayi baru lahir dasar dengan menggunakan kantung dan masker
untuk menangani asfiksia. WHO, UNFPA, UNICEF dan AMDD menamakan paket ini EmOC.

Meskipun demikian, sangatlah penting untuk memastikan bahwa bidan tidak hanya mampu
melakukan “fungsi kegawatdaruratan kebidanan” tetapi juga mampu melakukan sejumlah
intervensi perawatan bayi baru lahir esensial seperti resusitasi, perlindungan suhu tubuh,
mendorong pemberian ASI secara dini dan eksklusif, pengobatan sepsis neonatus, dan
perawatan untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Oleh karena itu, sejumlah organisasi menggunakan akronim EmONC (Emergency Obstetric and
Neonatal Care/Pelayanan Kegawatdaruratan Kebidanan dan Neonatal) ketika mengadvokasi
pentingnya menghubungkan intervensi-intervensi kesehatan maternal dengan intervensi-
intervensi kesehatan neonatal sebagai bagian dari implementasi suatu kesinambungan
layanan komprehensif untuk kesehatan ibu dan anak di kondisi darurat bencana.

Gambar 5: Penyebab Kematian Ibu*

Penyebab tidak langsung 20% Perdarahan 24%

Penyebab langsung lainnya 8%

Aborsi tidak aman


13% Infeksi 15%

Persalinan macet 8%

* World Health Report 2005. WHO. p. 62. http://www.who.int/whr/2005/en/index.html.


Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 141

Gambar 6: Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir*

Penyakit diare 3%

Lainnya 1%
Tetanus neonatorum
3%

Penyebab infeksi perinatal lainnya 6%

Anomali kongenital 7% Prematur & BBLR 31%

Asfiksia dan trauma lahir 23%

Infeksi neonatus
26%

2 Tujuan kematian terkait dengan komplikasi-komplikasi


ini dengan memastikan bahwa:
Tujuan dari bab ini adalah untuk membantu
para petugas, manajer dan pemberi layanan • Layanan kegawatdaruratan kebidanan dan
kesehatan reproduksi untuk: neonatal tersedia termasuk:
 Perawat dan bidan yang menolong
• Merencanakan dan menerapkan layanan persalinan di Pusat Kesehatan memiliki
kesehatan maternal dan neonatal semua suplai yang diperlukan untuk
komprehensif di kondisi bencana. menolong persalinan normal dan
• Memahami hambatan-hambatan kunci menangani komplikasi kebidanan dan
berdampak pada kematian maternal dan neonatal (PONED :
neonatal Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency
• Mempertimbangkan intervensi-intervensi Dasar)
berdasarkan bukti ilmiah untuk intervensi-  Staf medis yang terampil dan suplai yang
intervensi yang tercakup dalam layanan dibutuhkan tersedia di rumah sakit rujukan
berkesinambungan untuk kesehatan untuk menangani semua komplikasi
maternal dan neonatal kebidanan dan neonatal (PONEK/
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency
3 Penyusunan Program Komprehensif)
Kesehatan Maternal dan Neonatal • Suatu sistem rujukan diterapkan untuk
Komprehensif memfasilitasi transport dan komunikasi
dari tingkat masyarakat ke tingkat pusat
Karena sebagian besar kematian maternal dan kesehatan masyarakat dan rumah sakit
neonatal terjadi di sekitar waktu persalinan, untuk ibu yang mengalami komplikasi
kelahiran dan masa nifas segera setelah kebidanan;
melahirkan, komponen-komponen Paket • Suplai persalinan yang bersih disediakan
Pelayanan Awal Minimal (PPAM) terkait dengan untuk ibu hamil yang terlihat yang
Kesehatan Maternal dan Neonatal (lihat Bab 2) mungkin tidak akan dapat menjangkau
bertujuan untuk mengurangi kesakitan dan pusat kesehatan masyarakat ketika akan
melahirkan.
* http://www.who.int/child_adolescent_health/media/causes_death_u5_neonates_2004.pdf.
142

Bab ini menggambarkan pendekatan- Program-program kesehatan maternal dan


pendekatan untuk petugas, manajer dan neonatal komprehensif memiliki tiga komponen
pemberi layanan kesehatan reproduksi untuk layanan:
mengembangkan program layanan kesehatan
maternal dan neonatal komprehensif segera 1. Ante Natal Care atau perawatan
setelah situasi memungkinkan dengan kehamilan
membangun berdasarkan intervensi-intervensi 2. Perawatan persalinan (persalinan,
PPAM. Pengembangan program kesehatan kelahiran dan post partum segera setelah
maternal dan neonatal komprehensif memiliki melahirkan)
tiga prioritas strategis: 3. Post Natal care untuk ibu dan bayi baru
lahir
• Memahami dan menghilangkan hambatan
terhadap layanan kesehatan maternal dan Layanan berkualitas menggarisbawahi semua
neonatal komponen dari layanan kesehatan maternal
• Meningkatkan ketersediaan layanan dan neonatal komprehensif (lihat Bab 1 Prinsip-
kesehatan maternal dan neonatal yang Prinsip Dasar). Unsur-unsur kualitas layanan
didasarkan pada bukti ilmiah kesehatan maternal dan neonatal mencakup:
• Meningkatkan penggunaan dan permintaan
akan layanan kesehatan maternal dan • Ketersediaan layanan
neonatal kegawatdaruratan kebidanan dan bayi
baru lahir: Harus terdapat setidaknya 5
Sebagian besar kematian ibu dan perinatal fasilitas PONED dan (termasuk setidaknya
disebabkan oleh kegagalan memperoleh satu fasilitas PONEK) untuk setiap
bantuan tenaga kesehatan tepat waktu untuk 500.000 orang. Fasilitas-fasilitas ini harus
menangani komplikasi kehamilan dan per- buka 24 jam per hari, 7 hari per minggu
salinan. Bahkan dengan antenatal care dan karena persalinan dan komplikasi dapat
pertolongan kelahiran terbaik sekalipun, se- terjadi kapan saja.
mua persalinan dapat mengalami komplikasi • Aksesibilitas geografis: layanan-layanan
dan membutuhkan intervensi gawat darurat. tersebut dapat dijangkau melalui jalan
Oleh karena itu, kehadiran tenaga darat atau air dan alat transportasi yang
kesehatan terampil selama persalinan yang harganya terjangkau dapat ditemukan.
dilengkapi akses ke Pelayanan Obstetrik • Tersedianya intervensi-intervensi yang
Neonatal Emergency Dasar (PONED) dan didasarkan pada bukti ilmiah untuk
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency meningkatkan kesehatan maternal dan
Komprehensif (PONEK) adalah sangat pen- neonatal serta bertahan hidupnya ibu dan
ting untuk menyelamatkan nyawa perempuan bayi selama kehamilan, kelahiran dan
dan bayi baru lahir dan mencegah kecacad- perawatan masa nifas (lihat Lampiran 1
an. untuk informasi yang rinci).
• Penerimaan layanan: layanan perlu
bersifat:
Meskipun bab ini memberikan panduan u Terjangkau dari segi biaya –
mengenai pendekatan-pendekatan
upaya-upaya harus dilakukan untuk
pengembangan program serta komponen-
menawarkan layanan dengan harga
komponen pelayanan kesehatan maternal
yang lebih murah atau malah gratis.
dan neonatal, bab ini tidak dimaksudkan u Sesuai dengan budaya setempat –
untuk memberikan panduan tata laksana
pertimbangkan bahasa dan budaya dari
komprehensif klinis yang rinci. Bacaan lanjutan
populasi target seperti kecenderungan
memberikan lebih banyak informasi mengenai
untuk memilih petugas perempuan.
hal ini.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 143

Meskipun demikian, kurangnya petugas Karakteristik pelayanan kesehatan dan staff


perempuan tidak boleh menjadi pemberi layanan
hambatan dalam pemberian layanan.
u Menghormati setiap perempuan Petakan titik-titik layanan kesehatan yang
dan memperhatikan kekhawatiran- sudah ada berdasarkan lokasi geografis, jenis
kekhawatirannya. dan lembaga yang mendukung/mengaturnya.
Setiap fasilitas yang ada perlu dievaluasi terkait
3.1 Needs assessment/Penilaian kapasitasnya untuk memberikan layanan
Kebutuhan kesehatan maternal dan neonatal berkualitas
termasuk layanan kegawatdaruratan kebidanan
Setelah PPAM diterapkan, integrasikan dan layanan bayi baru lahir, ketersediaan staf
pertimbangan-pertimbangan kesehatan kesehatan terampil dan suplai medis dan/
maternal dan neonatal ke dalam penilaian atau kemungkinan untuk merujuk ke layanan
kebutuhan untuk perencanaan kesehatan di tingkat lebih tinggi. Contoh informasi yang
reproduksi komprehensif dalam rangka perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut:
merancang program kesehatan maternal
dan neonatal yang sesuai dan komprehensif. • Jumlah, lokasi dan tipe pusat kesehatan
Dengan menggunakan kombinasi alat bantu dan rumah sakit
yang ada, petugas kesehatan reproduksi perlu • Fasilitas yang mana yang menyediakan
mengumpulkan atau mengestimasi informasi layanan kesehatan maternal dan neonatal
berikut ini dengan berkoordinasi dengan aktor- termasuk PONED dan PONEK
aktor sektor/kluster kesehatan lain: • Ketersediaan alat yang berfungsi, suplai
dan obat-obatan untuk pemberian layanan
Karakteristik populasi kesehatan maternal dan neonatal
• Supply untuk kewaspadaaan standard
• Jumlah populasi yang terkena dampak serta termasuk fasilitas penanganan limbah medis
distribusi geografisnya. dan pembuangan plasenta
• Indikator-indikator demografis terkait status • Jumlah, tipe dan tingkat keterampilan
kesehatan maternal dan neonatal dari petugas kesehatan (lihat juga Kotak 26:
populasi yang terkena dampak sebelum Petugas kesehatan terampil versus dukun
krisis terjadi seperti angka kematian ibu bayi tradisional).
(AKI), angka kelahiran kasar (CBR/Crude • Ketersediaan protokol dan panduan
Birth Rate), angka fertilitas umum (GFR/ kesehatan maternal dan neonatal terkait
Growth Fertility Rate atau total (TFR/Total mekanisme rujukan:
Fertility Rate), prevalensi kontrasepsi (CP/ u Jarak dari masyarakat ke fasilitas PONED

contraceptive prevalence), persentasi u Jarak dari fasilitas PONED ke fasilitas

persalinan ditolong tenaga kesehatan (% PONEK


petugas ksehatan), dll. u Pilihan transportasi yang dapat digunakan

• Jumlah wanita usia subur, ibu hamil dan u Sarana komunikasi

bayi baru lahir. u Protokol untuk menangani dan merujuk

• Jumlah persalinan per bulan komplikasi


• Keyakinan, pengetahuan, sikap dan praktek • Ketersediaan air bersih, listrik, lemari
populasi terkait kehamilan dan persalinan pendingin dan sanitasi (fasilitas mandi dan
• Kesadaraan masyarakat terhadap toilet) pada titik pemberian layanan
ketersediaan layanan kesehatan maternal • Ketersediaan nutrisi yang memadai untuk
dan neonatal dan kepuasan mereka ibu hamil dan menyusui
terhadap layanan tersebut. • Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
mengenai ketersediaan layanan
144

kebijakan terkait:
Kotak 26: Petugas Kesehatan
Terampil versus Dukun Bayi • Menurunkan angka kematian ibu?
• Akses terhadap layanan kesehatan
“Petugas kesehatan terampil” didefinisikan
maternal dan neonatal serta penyediaan
sebagai: “petugas kesehatan terakreditasi
layanan?
– seperti bidan, dokter atau perawat yang
Berikan perhatian khusus terhadap
telah dididik dan dilatih untuk menguasai
penyediaan:
keterampilan-keterampilan yang diperlukan
 Audit dan pengkajian kematian ibu,
untuk menangani kehamilan normal (tanpa
perinatal, dan neonatal secara rutin
komplikasi), persalinan dan periode segera
 Perijinan untuk penolong persalinan
setelah persalinan serta mengidentifikasi,
terampil
menangani dan merujuk kasus komplikasi
 Dukun bayi
pada ibu dan bayi baru lahir”*
 Penggunaan distribusi dan penyediaan
obat-obatan esensial untuk kesehatan
Meskipun dukun bayi, baik yang telah
maternal dan neonatal
dilatih atau belum pernah dilatih, tidak
• Keharusan untuk mendaftarkan kelahiran?
dapat dianggap sebagai tenaga kesehatan
• Tes HIV pada ibu hamil dan pencegahan
terampil, mereka seringkali memiliki tempat
penularan HIV dari ibu ke anak?
khusus di masyarakat. Melatih dukun bayi
• Perawatan, pengobatan dan dukungan
menjadi tenaga penolong persalinan terampil
untuk ibu hamil HIV positif?
tidak lagi direkomendasikan tetapi penting
• Diperlukan ijin pihak ketiga (misalnya suami)
sekali untuk mengintegrasikan dukun bayi
untuk mengakses layanan kesehatan
ke dalam aspek-aspek pelayanan persalinan
maternal?
lain pada kesehatan maternal dan neonatal.
• Mutilasi genital perempuan (FGM/female
Misalnya, dukun bayi dapat berperan dalam
Genital Mutilation) atau sunat perempuan
mempromosikan kesehatan reproduksi,
dan atau praktek berbahaya lain yang
menangani hambatan terkait pelayanan,
memunculkan konsekuensi yang bersifat
memfasilitasi rujukan ke fasilitas kesehatan
merugikan kesehatan ibu?
dan memberikan dukungan selama
• Eliminasi pernikahan dini, nikah paksa, usia
persalinan kepada ibu. Kerjasama semacam
minimal untuk menikah dan/atau kebebasan
ini dapat mengoptimalkan penerimaan
dan persetujuan penuh untuk menikah?
masyarakat terhadap layanan kesehatan
maternal dan neonatal dan membantu
3.2 Mengurangi hambatan-hambatan
membangun jejaring antara keluarga,
terkait penggunaan layanan
masyarakat, pemerintah setempat dan
kesehatan maternal dan neonatal
layanan kesehatan reproduksi.
Untuk memastikan bahwa layanan yang
* Dari: Making pregnancy safer: the critical diberikan sesuai, memiliki kualitas tinggi
role of the skilled attendant : pernyataan dan digunakan secara penuh, petugas dan
bersama WHO, ICM dan FIGO. WHO 2004. manajer program kesehatan reproduksi harus
memastikan bahwa:
Perundangan dan kebijakan nasional
• Hambatan-hambatan terhadap
Petugas, manajer dan pemberi layanan
penggunaan layanan berkurang
kesehatan reproduksi juga harus memahami
• Komponen-komponen layanan kesehatan
perundangan dan kebijakan nasional terkait
maternal dan neonatal disediakan oleh
kesehatan maternal dan neonatal. Misalnya,
staf terampil yang memiliki suplai yang
apakah ada undang-undang, peraturan atau
memadai dan sesuai kebutuhan serta
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 145

telah menerima pelatihan penyegaran dan Karena sebagian besar kematian ibu dan
supervisi secara ketat perinatal terjadi akibat kegagalan untuk
• Pemberi layanan memahami dan memperoleh pertolongan tepat pada waktunya
mendiskusikan keyakinan-keyakinan ketika terjadi komplikasi persalinan (lihat Kotak
dan praktek-praktek yang berkembang 28) maka sangatlah penting untuk memiliki
di masyarakat serta kebiasaan mencari suatu sistem yang terkoordinasi dengan baik
pertolongan kesehatan terkait dengan untuk mengidentifikasi komplikasi kebidanan
kehamilan dan persalinan seperti gizi, posisi dan memastikan bahwa penanganan segera
lahir, kehadiran anggota keluarga untuk dan/atau rujukan ke rumah sakit dengan
memberikan dukungan dan praktek-praktek fasilitas pembedahan dilakukan dengan
tradisional baik yang positif (menyusui) benar. Biasanya, petugas kesehatan harus
maupun negatif (sunat perempuan) memahami bahwa semakin jauh lokasi fasilitas
• Semua ibu dan keluarga mereka rujukan maka semakin dini mereka harus
mengetahui tempat untuk melakukan membuat keputusan untuk merujuk ibu dengan
pemeriksaan kehamilan dan bantuan komplikasi persalinan.
untuk melahirkan serta cara mengenali
tanda-tanda komplikasi. Petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi dapat menggunakan model Tiga
Terlambat untuk mengidentifikasi intervensi-
Kotak 27: Meningkatkan akses ke
intervensi relevan untuk mengurangi
Fasilitas Kesehatan: Rumah Tunggu
hambatan terhadap penggunaan layanan di
Ibu Bersalin
tempat mereka (lihat Gambar 7). Intervensi-
Rumah tunggu ibu bersalin adalah fasilitas intervensi ini mungkin mencakup, misalnya,
menginap yang berada di dekat fasilitas me- memastikan adanya sistem rujukan yang
dis yang memenuhi kualifikasi. Ibu yang telah sesuai dan membangun sistem komunikasi
dinyatakan “berisiko tinggi” dapat menunggu seperti radio dan telepon seluler. Suatu
persalinan sistem rujukan memerlukan protokol yang
mereka di tempat tersebut dan dipindahkan menyebutkan kapan dan kemana harus
ke fasilitas medis yang berada di dekatnya merujuk dan catatan yang memadai untuk
saat menjelang persalinan, atau lebih dini jika kasus-kasus yang dirujuk. Intervensi
terjadi komplikasi. Banyak pihak menganggap ini mengimplikasikan koordinasi dan
bahwa rumah tunggu ibu bersalin merupakan komunikasi yang efektif serta kepercayaan
unsur kunci dari strategi untuk “menjembatani dan pengertian antara masyarakat, pemberi
kesenjangan geografis” dalam layanan ke- layanan, pusat kesehatan dan rumah sakit.
bidanan antara daerah pedesaan yang sulit
mendapatkan akses
3.3 Ante Natal Care (ANC)
fasilitas kesehatan dengan daerah perkotaan
yang memiliki layanan lengkap tersebut. Se- Paket Ante Natal Care (ANC) yang ideal
bagai salah satu komponen dari paket layanan terdiri dari empat kunjungan antenatal untuk
kebidanan komprehensif, rumah tunggu ibu kehamilan tanpa komplikasi dengan kunjungan
bersalin dapat menawarkan cara murah untuk pertama di awal kehamilan, kunjungan kedua
membawa ibu lebih dekat ke layanan kebidanan di usia kandungan 24-28 minggu, kunjungan
yang diperlukan. ketiga pada usia kandungan 32 minggu dan
kunjungan keempat pada usia kandungan
Dari: Maternity waiting homes: a review of expe- sekitar 36 minggu. Jumlah kunjungan yang
riences, WHO, 1996. www.who.int/reproductive- direkomendasikan mungkin bervariasi sesuai
health/publications/maternal_perinatal_health/ dengan kebijakan nasional negara terkait.
MSM_96_21/en/index.html
146

Kotak 28: Model Tiga Terlambat: Mengidentifikasi Hambatan terhadap


Penggunaan Layanan

Meskipun ketersediaan layanan kegawatdaruratan kebidanan diperlukan untuk mengurangi ke-


matian ibu tetapi ketersediaan layanan saja tidak memadai. Setiap tempat memiliki kondisi yang
mungkin menghambat masyarakat untuk menggunakan suatu fasilitas kesehatan. Bahkan ketika
layanan berfungsi baik, ibu dengan komplikasi kebidanan menghadapi berbagai hambatan
untuk menggunakan layanan tersebut. Beberapa dari layanan tersebut terkait dengan kondisi
ekonomi, misalnya tidak memiliki uang untuk transportasi atau membayar layanan, beberapa
hambatan bersifat kultural misalnya nilai nyawa perempuan yang rendah, beberapa bersifat
geografis seperti jarak yang jauh dan jalan yang buruk. Apapun yang menyebabkan keterlam-
batan penanganan dapat menyebabkan ibu kehilangan nyawa.

Meskipun terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan tersebut, faktor-
faktor ini dapat dikelompokkan ke dalam suatu model sederhana yang disebut Tiga Terlambat.
Model ini menunjukkan tiga jenis keterlambatan yang berperan terhadap kemungkinan terjadin-
ya kematian ibu:
1. Terlambat di tingkat masyarakat dalam mengidentifikasi komplikasi dan memutuskan
untuk mencari perawatan.
2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan (tidak dapat memperoleh transportasi, kondisi
jalan yang buruk, kondisi yang tidak aman, adanya titik pemeriksaan/check point, adanya
jam malam, dll.)
3. Keterlambatan menerima perawatan yang memadai di fasilitas kesehatan (petugas
kesehatan tidak di tempat, tidak adanya obat atau bahan habis pakai lain, biaya
pengobatan yang mahal, adanya keharusan membayar uang muka sebelum menerima
tindakan medis, dll.)

Diadaptasi dari: The Design and Evaluation of Maternal Mortality Programs, Center for Popula-
tion and Family Health, School of Public Health, Columbia University. 1997.

Gambar 7: Menangani Tiga Terlambat


Apa yang dapat dilakukan petugas Kespro Fase keterlambatan

Menangani faktor budaya/ Mengidentifikasi komplikasi dan


ekonomi di tingkat masyarakat memutuskan mencari pertolongan

Meningkatkan aksesibilitas Mencapai fasilitas kesehatan


fasilitas

Meningkatkan kualitas Menerima perawatan yang


pelayanan memadai di fasilitas kesehatan

Diadaptasi dari: The Design and Evaluation of Maternal Mortality Programs, Center for Population and
Family Health, School of Public Health, Columbia University, 1997
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 147

Tujuan utama Ante Natal Care adalah untuk: pintu dan jendela untuk mencegah nyamuk
masuk ke dalam rumah, menghindari keluar
• Memberikan penyuluhan dan tindakan setelah hari gelap atau sebelum matahari
pencegahan penyakit dan promosi terbit dan untuk menggunakan obat nyamuk
kesehatan untuk membunuh atau mengusir nyamuk.
• Mengidentifikasi dan menangani masalah
kesehatan yang ada serta komplikasi yang Nilai ibu hamil untuk anemia dan/atau
terjadi selama kehamilan demam yang telah terpapar malaria dan obati
• Menangani ibu yang memerlukan malarianya sesuai dengan pedoman yang
perawatan khusus selama persalinan berlaku di negara terkait.
seperti ibu yang sebelumnya mengalami
bedah sesar atau FGM/sunat perempuan Skrining untuk sifilis
(liat sub bab 3.6 Masalah Khusus).
Untuk gambaran umum mengenai intervensi Semua ibu hamil harus diskrining untuk melihat
perawatan antenatal, lihat tabel di Lampiran 1. apakah ia menderita sifilis atau tidak pada
kunjungan antenatal pertama. Sifilis memiliki
Pencegahan dan pengobatan malaria kontribusi terhadap kesakitan maternal dan
hasil akhir kehamilan yang negatif. Setiap
Malaria merupakan penyebab dari 2-15% tahun, sifilis dalam kehamilan menyebabkan
anemia pada ibu hamil di Afrika yang setengah juta bayi lahir mati dan keguguran
menyebabkan peningkatan risiko kesakitan dan serta bertanggung jawab untuk setidaknya
kematian maternal. Malaria juga mening­­katkan setengah juta bayi lahir dengan sifilis bawaan.
risiko aborsi spontan, lahir mati, lahir prematur Sebelumnya, tes standard untuk sifilis sulit
dan bayi dengan berat badan lahir rendah. dilakukan dan tidak bisa dilakukan di layanan
Sekitar 3-8% dari semua kematian bayi dapat kesehatan dasar. tes skrining sifilis yang
dilihat hubungannya dengan infeksi malaria sederhana dan efektif sekarang tersedia
pada ibu.* Untuk mencegah malaria selama dengan hasil yang segera diperoleh sehingga
kehamilan: ibu yang menerima hasil tes positif dapat
diobati tanpa penundaan di titik tempat ia
• Berikan dorongan kepada semua ibu hamil
menerima layanan.
untuk tidur di bawah kelambu yang sudah
diberi insektisida (Insecticide-treated bed Skrining HIV dan pencegahan penularan dari
nets/ITN) sedini mungkin pada kehamilan ibu ke anak (PMTCT/Prevention of Mother to
dan terus menggunakannya selama masa Child Transmission)*
nifas bersama dengan bayinya. Kelambu
harus digunakan sepanjang malam, setiap Sekitar 430.000 anak menjadi terkena infeksi
malam dan menutupi seluruh tempat tidur. baru HIV di tahun 2008 dengan lebih dari 90%
• Memberikan terapi pencegahan intermiten di antaranya tertular melalui penularan ibu ke
di daerah-daerah dengan penularan malaria anak. Tanpa pengobatan, sekitar setengah dari
falsiparum stabil. Berikan seidaknya dua anak-anak yang terinfeksi ini akan meninggal
dosis sulfadoksin-pirimetamin kepada dunia sebelum ulang tahun mereka yang
semua ibu hamil segera setelah adanya kedua.
gerakan fetus pertama. Berikan dosis
dengan interval setidaknya satu bulan.
• Berikan saran pada ibu untuk menutup

* Malaria prevention and treatment, Integrated manage- * Dari: PMTCT strategic vision 2010–2015:
ment of pregnancy and childbirth (IMPAC). Standards for preventing mother-to-child transmission of HIV to reach the
Maternal and Neonatal Care 1.7. WHO 2006. UNGASS and Millennium Development Goals. WHO 2010.
www.who.int/making_pregnancy_safer/publications/ www.who.int/hiv/pub/mtct/strategic_vision.pdf.
Standards1.7N.pdf.
148

triple ARV) mulai trimester kedua dan


Kotak 29: Tes Sifilis
dihubungkan dengan profilaksis setelah
Di hampir semua negara, tes rapid plasma persalinan.
reagin/Reagen plasma cepat (RPR) diguna- 4. Di tempat-tempat dimana menyusui
kan untuk skrining sifilis. RPR sulit dilaku- merupakan pilihan pemberian asupan
kan di situasi bencana karena memerlukan pada bayi yang lebih disukai, berikan
penyimpanan dalam lemari pendingin, listrik profilaksi pada ibu atau bayi selama
serta staf laboratorium yang terampil. Rapid menyusui (lihat 3.4).
diagnostic test (RDT)/Tes Diagnosa Cepat Untuk informasi lebih lanjut, lihat Bab 10:
untuk sifilis telah tersedia secara komersial HIV
dalam waktu beberapa tahun terakhir. Dari
sudut pandang pentingnya pengobatan Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
dini dalam mencegah sifilis neonatal, RDT
Selain dari yang telah disebutkan di atas,
memberikan kesempatan yang sangat baik
tindakan-tindakan preventif juga mencakup
untuk implementasi skrining sifilis rutin di
imunisasi tetanus dan pengobatan presumptif
layanan perawatan antenatal di situasi ben-
untuk cacing tambang.
cana tempat uji RPR tidak tersedia atau tidak
Penyuluhan dan promosi kesehatan bertujuan
dapat dilakukan. Untuk informasi lebih lanjut
untuk:
mengenai RDT, lihat Bab 9: Infeksi Menular
Seksual. • Meningkatkan upaya merawat diri secara
sehat termasuk gizi yang memadai,
Tanpa intervensi, risiko penularan dari ibu
menghindari zat-zat yang memiliki potensi
ke anak berkisar antara 20% sampai 45%.
bahaya, kebersihan untuk mencegah
Dengan intervensi spesifik, risiko penularan dari
infeksi, istirahat dan aktifitas yang
ibu ke anak dapat dikurangi hingga kurang dari
memadai, pencegahan IMS/HIV, malaria
2% pada ibu yang tidak menyusui dan hingga
dan anemia
5% atau kurang pada ibu yang menyusui.
• Mempromosikan menyusui dan persiapan
Rekomendasi kunci dan prinsip PMTCT: untuk menyusui
• Mendukung perilaku mencari layanan
1. Tawarkan konseling dan tes HIV sukarela kesehatan, termasuk mengenali tanda
(VCT/Voluntary Counseling and Testing) bahaya dan harus pergi kemana untuk
kepada semua ibu hamil mencari pertolongan
2. Mulailah terapi ARV (ART) seumur hidup • Mempromosikan keluarga berencana
untuk semua ibu dengan HIV positif yang post partum atau jarak antara kehamilan
memperlihatkan penyakit yang parah serta perawatan bayi baru lahir (termasuk
secara klinis atau dengan jumlah CD4 350 nutrisi, perawatan tali pusat, dan
sel/mm3 atau di bawah itu meskipun tidak imunisasi).
terdapat gejala.
u Ibu hamil yang memerlukan ART Kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dan
untuk kesehatan dirinya pribadi harus menyusui
menerima ART
u Pemeriksaan CD4 sangat penting
Selama kehamilan dan menyusui, kebutuhan
gizi ibu akan energi, protein dan mikronutrien
untuk menentukan apakah ibu harus
meningkat secara siginfikan, Ibu hamil
menerima ART atau tidak dan harus
memerlukan tambahan 285 kkal/hari dan ibu
tersedia secara luas
menyusui membutuhkan tambahan 500 kkal/
3. Untuk ibu yang tidak memenuhi syarat
hari. Asupan zat besi, asam folat, vitamin A
untuk ART, berikan kombinasi profilaksis
dan yodium yang memadai menjadi penting
ARV (dengan AZT atau profilaksis
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 149

secara khusus untuk kesehatan ibu dan 3.4 Layanan Persalinan


bayinya. Peningkatan kebutuhan mikronutrien
untuk ibu hamil dan menyusui biasanya tidak Menit-menit pertama setelah kelahiran
dipenuhi melalui porsi makanan dasar. Oleh merupakan masa-masa kritis bagi ibu dan
bayi baru lahir.
karena itu, ibu hamil dan menyusui harus
menerima suplemen makanan yang difortifikasi
Proses melahirkan terdiri dari persalinan,
dan mengandung 500 sampai 700 kkal untuk
kelahiran dan periode segera setelah kelahiran.
dimakan di tempat dan 1000 hingga 1200 kkal
Proses ini harus terjadi di fasilitas kesehatan
jika diberikan sebagai ransum makanan yang
yang memastikan adanya privasi, aman,
dibawa pulang. Ibu hamil harus menerima
khusus dan dilengkapi dengan suplai, alat
suplemen zat besi setiap hari (60 mg/hari)
serta staf yang diperlukan dan transportasi
serta asam folat (400 μg/hari). Ibu menyusui
serta komunikasi ke rumah sakit rujukan
harus menerima suplemen vitamin A (400 000
untuk kegawatdarurat kebidanan dan
IU dalam 2 dosis masing-masing 200 000
neonatal. Petugas kesehatan reproduksi
IU dengan interval setidaknya 24 jam dalam
harus memastikan bahwa semua fasilitas
jangka waktu enam minggu setelah persalinan).
layanan memiliki protokol klinis serta
Dukung pemberian asi eksklusif selama
tindakan kewaspadaan standard terkait
enam bulan pertama dan dilanjutkan dengan
dengan penanganan limbah untuk cairan
menyusui hingga dua tahun atau lebih (lihat
ketuban, darah dan plasenta. Mencuci tangan
3.4).
dan kewaspadaan standard lainnya harus
Persiapan persalinan dilakukan.

Ante Natal Care memberikan kesempatan Partograf


kepada ibu dan petugas kesehatan yang
menanganinya untuk membuat suatu rencana Partograf harus digunakan untuk setiap
persalinan dan kedaruratan berdasarkan kelahiran untuk memantau kemajuan
kebutuhan, sumber daya dan situasi unik ibu. persalinan, kondisi ibu dan fetus secara ketat
Rencana persalinan normal dan persalinan serta
darurat mengidentifikasi yang diinginkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan
ibu untuk tempat dan dengan siapa ia ingin untuk penanganan lebih lanjut dari rujukan
melahirkan serta tindakan yang perlu dilakukan (lihat lampiran 2).
jika terjadi komplikasi (transportasi, tempat
rujukan, dana darurat). Karena sebagian besar Pencegahan perdarahan pasca melahirkan
komplikasi selama persalinan dan melahirkan
Salah satu penyebab utama kematian ibu
tidak dapat diprediksi, pertolongan persalinan
adalah perdarahan pasca melahirkan.
oleh tenaga kesehatan terampil di fasilitas
Manajemen aktif kala tiga akan mengurangi
kesehatan dengan peralatan lengkap yang
risiko plasenta tertahan dan perdarahan pasca
mampu menangani kemungkinan komplikasi
melahirkan. Petugas kesehatan terampil harus
sangat direkomendasikan dan harus didukung.
menawarkan manajemen aktif kala tiga ke
semua ibu. Tata laksana ini mencakup:
Mencatat semua data klinis
1. Pemberian obat uterotonika, lebih disukai
Semua temuan dan pengobatan klinis yang oksitosin, kepada ibu dalam waktu satu
diberikan selama masa antenatal care harus menit setelah kelahiran bayi,
dicatat dan catatan tersebut harus dipegang 2. Penarikan tali pusat terkontrol
oleh ibu. Pencatatan yang baik sangat penting 3. Pemijatan uterus dari luar setelah plasenta
untuk memfasilitas pengambilan keputusan dilahirkan
dan intervensi yang sesuai. Oksitosin merupakan uterotonika yang
150

direkomendasikan untuk pencegahan dan “Fungsi sinyal” adalah intervensi medis kunci
perawatatan perdarahan pasca persalinan yang digunakan untuk menangani komplikasi
atonik. Meskipun demikian, di beberapa kebidanan langsung yang merupakan
tempat, mungkin pemberian intervensi penyebab utama kematian maternal di seluruh
manajemen aktif kala tiga secara penuh tidak dunia. Tabel 17 menggambarkan fungsi-
memungkinkan karena tidak adanya staf fungsi sinyal terkait dengan layanan PONED
terampil, kesulitan untuk memastikan praktek dan PONEK. Sejumlah layanan penting tidak
penyuntikan aman dan/atau tidak adanya disebutkan tetapi dimasukkan ke dalam fungsi-
lemari pendingin, sehingga penggunaan fungsi sinyal ini. Misalnya, saat melakukan
oksitosin tidak memungkinkan. Dalam bedah sesar berarti tindakan anestesi/
kondisi seperti ini, penggunaan misoprostol pembiusan harus diberikan.
direkomendasikan. Petugas kesehatan yang
Perawatan awal neonatal
memberikan misoprostol harus dilatih untuk
menghindari pemberian misoprostol sebelum
Kematian neonatal terjadi tujuh kali lebih
kelahiran, penggunaan yang benar (misoprostol
sering dibandingkan dengan kematian ibu.
600 mikrogram per oral segera setelah bayi
Ketiga penyebab utama kematian bayi baru
lahir) dan mengidentifikasi serta menangani
lahir adalah asfiksia pada saat lahir, infeksi
efek samping. Dalam kasus semacam itu, tidak
dan komplikasi prematuritas dan berat badan
ada intervensi aktif untuk melahirkan plasenta
lahir rendah (BBLR). Kondisi-kondisi ini dapat
yang boleh dilakukan.*
dicegah dan dapat ditangani jika ibu memiliki
Pelayanan kegawatdaruratan kebidanan dan akses terhadap layanan kegawatdaruratan
neonatal kebidanan dan neonatal. Staf harus dilatih
untuk mengenali kedaruratan dan merujuk ke
Selain perawatan esensial selama persalinan tingkat layanan lebih tinggi jika diperlukan.
dan kelahiran, layanan PONED harus dilakukan
di tingkat pusat kesehatan masyarakat untuk Perawatan awal bayi normal mencakup:
menangani komplikasi utama selama kelahiran
termasuk masalah-masalah bayi baru lahir, • Menjaga bayi tetap kering dan hangat
atau menstabilkan ibu sebelum dirujuk ke serta memastikan kontak kulit ke kulit
rumah sakit. Pastikan provider kesehatan dengan ibu.
telah terampil tentang prosedur penanganan • Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal dalam rentang waktu satu jam setelah
Informasikan protokol secara luas dan buat melahirkan jika bayi dan ibu telah siap
obat-obatan, peralatan dan suplai tersedia • Memantau perdarahan tali pusar,
di semua pusat kesehatan. Seperti halnya kesulitan bernafas, pucat dan sianosis
kedaruratan maternal, kedaruratan neonatal secara ketat
tidak selalu dapat diprediksi. Misalnya, • Berikan perawatan mata untuk mencegah
mungkin saja bayi tidak bernafas sehingga optalmia neonatorum
staf harus siap untuk melakukan resusitasi • Berikan imunisasi (Hepatitis B dan/atau
neonatal di setiap persalinan. Lebih jauh lagi, BCG sesuai dengan protokol nasional)
komplikasi ibu dapat menyebabkan bayi baru
lahir terganggu secara bermakna sehingga staf Pencegahan dan tata laksana penyebab utama
harus siap sebelum kelahiran terjadi. kematian neonatal mencakup:

* WHO Statement regarding the use of misoprostol for postpartum haemorrhage prevention
and treatment.
WHO. 2009.
www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/misoprostol/en/.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 151

Tabel 17: Tindakan (“fungsi sinyal” ) untuk Pelayanan Kegawatdaruratan


Kebidanan dan Neonatal
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency
Dasar (PONED) Komprehensif (PONEK)
1. Memberikan antibiotik parenteral Melakukan tindakan 1-7 ditambah:
2. Memberikan obat-obat uterotonika (yaitu 8. Melakukan pembedahan (misalnya bedah
oksitosin parenteral) sesar)
3. Memberikan antikonvulsan parenteral 9. Melakukan transfusi darah
untuk pre-eklamsia dan eklamsia (yaitu
magnesium sulfat)
4. Mengeluarkan plasenta secara manual
5. Mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang
tertinggal (misalnya, ekstraksi vakum
manual, dilatasi dan kuretase)
6. Melakukan persalinan per vagina dengan
bantuan (misalnya ekstraksi vakum,
kelahiran dengan forseps)
7. Melakukan resusitasi bayi baru lahir dasar
(misalnya dengankantung dan masker/bag
and mask)
Suatu fasilitas PONED adalah fasilitas yang memiliki fungsi 1-7.
Suatu fasilitas PONEK adalah fasilitas yang dapat melakukan semua fungsi dari 1-9.
Dari: Monitoring emergency obstetric care, a handbook. WHO/UNFPA/UNICEF/AMDD. WHO. 2009.

• Asfiksia saat lahir: 5-10% dari semua • Kelahiran prematur/BBLR: Komplikasi


bayi baru lahir memerlukan suatu jenis yang terkait dengan kelahiran prematur/
resusitasi pada saat lahir. Resusitasi BBLR adalah hipoglikemia, hipotermia,
bayi baru lahir terdiri dari serangkaian kesulitan minum, ikterus dan peningkatan
intervensi dari mulai yang sederhana risiko infeksi. Perawatan bayi prematur/
seperti menjaga bayi tetap kering dan BBLR mencakup perawatan kangguru
hangat, stimulasi, posisi dan pembersihan atau kontak kulit ke kulit, menjaga bayi
saluran pernafasan (suction), hingga yang tetap hangat, pemberian ASI segera
lebih rumit seperti ventilasi (resusitasi secara eksklusif, bantuan menyusui,
dengan bag-and-mask). Semua bayi baru pencegahan infeksi dan identifikasi awal
lahir harus dipantau dengan ketat setelah serta perawatan infeksi dan komplikasi.
tindakan resusitasi.
• Infeksi: terutama sepsis, pneumonia,
tetanus dan diare. Tindakan-tindakan 3.5 Post Natal Care (PNC) dan
preventif mencakup penerapan praktek perawatan bayi baru lahir
pencegahan infeksi selama kelahiran,
Periode setelah kelahiran adalah saat terjadi
imunisasi tetanus toxoid selama hamil,
perubahan-perubahan fisiologis secara cepat
perawatan tali pusat yang baik, menjaga
pada ibu dan bayi dengan 24 – 48 jam pertama
bayi tetap hangat dan pemberian ASI
sebagai masa paling kritis. Enam puluh
eksklusif secara dini.
persen kematian maternal dan 40% kematian
152

neonatal terjadi dalam 24 jam pertama penting bagi ibu dan bayi. Karena menyusui
setelah kelahiran. Setelah persalinan tanpa juga merupakan aktifitas tradisional untuk
komplikasi dengan bayi cukup bulan yang ibu, menyusui dapat membuat ibu percaya
sehat, direkomendasikan untuk menahan ibu diri. Oleh karena itu, penting sekali untuk
dan bayi di fasilitas kesehatan untuk observasi. mengawali pemberian ASI dalam waktu satu
Jika ibu dibolehkan pulang sebelum 48 jam jam setelah kelahiran, mendorong pemberian
setelah melahirkan, petugas yang kompeten ASI eksklusif, mendorong menyusui secara
harus menilai kondisi ibu dan bayi dalam sering dan sesuai kebutuhan bayi (termasuk di
waktu 24-48 jam setelah ibu pulang. Pastikan malam hari) dengan tidak membatasi periode
petugas kesehatan terampil dalam mengenali dan frekuensi menyusui. Pemberian ASI setiap
komplikasi pasca persalinan dan merujuk ibu kali bayi menginginkan selama enam bulan
dan bayi baru lahir yang mungkin memerlukan pertama juga merupakan salah satu cara ber-
observasi atau perawatan lebih lanjut. Beritahu KB selama menstruasi belum kembali dan tidak
keluarga mengenai tanda bahaya pasca ada makanan lain diberikan kepada bayi (lihat
persalinan pada ibu dan bayi baru lahir untuk Bab 5: Keluarga Berencana).
dapat mencari pertolongan secara dini jika
diperlukan. Dukung ibu dengan HIV positif untuk membuat
keputusan berdasarkan informasi mengenai
Kunjungan pasca persalinan merupakan saat cara pemberian asupan pada bayinya.
untuk menilai dan mendiskusikan kebersihan Pastikan bahwa ibu positif telah dikonseling
diri, menyusui, dan metode yang tepat dan dan memiliki akses terhadap terapi AIDS atau
waktu yang tepat untuk keluarga berencana profilaksis ART (PMTCT) dan bayi dirawat
(lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja). setelah kelahiran (lihat 3.4). Di tempat-tempat
Pastikan adanya dukungan petugas kesehatan ketika pemberian asupan pengganti (dengan
secara dini dan pemberian ASI eksklusif susu formula) memunculkan risiko tinggi untuk
serta diskusikan gizi yang sesuai untuk ibu. penyakit, malnutrisi dan kematian, hasil akhir
Tablet zat besi dan folat harus dilanjutkan dan kesehatan bayi akan lebih baik jika ibu dengan
vitamin A serta minyak atau garam beryodium HIV menyusui bayinya.
diberikan jika perlu. Kunjungan pasca
persalinan juga memberikan kesempatan Ibu yang telah diketahui terinfeksi HIV (dan
untuk menimbang bayi dan mendiskusikan yang bayinya tidak terinfeksi HIV atau belum
perawatan bayi. diketahui status HIV-nya) harus menyusui
bayinya secara eksklusif selama enam bulan
Bayi baru lahir harus dirujuk ke klinik Balita pertama, memperkenalkan makanan tambahan
untuk memperoleh imunisasi, pemantauan setelah masa tersebut dan melanjutkan
pertumbuhan dan layanan-layanan menyusui selama 12 bulan awal kehidupan.
kesejahteraan anak lain. Menyusui hanya bisa dihentikan setelah
terdapat makanan yang dengan gizi memadai
Menyusui secara khusus merupakan hal dan aman tanpa ASI* (lihat Bab 10: HIV untuk
penting dalam situasi bencana. Risiko terkait informasi lebih lanjut).
dengan pemberian susu botol atau pengganti
ASI sangat meningkat ketika kebersihan
sangat buruk, terlalu banyak orang dalam satu 3.6 Masalah-masalah khusus
tempat dan akses terbatas terhadap air dan
bahan bakar. Dalam situasi semacam ini, ASI Aborsi aman dan perawatan pasca aborsi
mungkin merupakan satu-satunya sumber
Untuk informasi mengenai aborsi aman
makanan yang aman dan berkesinambungan
untuk bayi. Kehangatan dan perawatan yang
* Infant feeding in the context of HIV. Key Messages. WHO.
diberikan selama menyusi juga merupakan hal 2009. www.who.int/hiv/pub/paediatric/advice/en/.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 153

dan perawatan pasca aborsi, lihat Bab 7: hanya dilakukan jika perlu selama proses
Perawatan Aborsi Komprehensif. persalinan.

Fistula obstetrik/fistula kebidanan Ketika ibu dengan FGM tipe III melahirkan,
pembentukan jaringan parut kaku di
Diperkirakan bahwa lebih dari 2 juta ibu
sekitar lubang vagina akan menyebabkan
menderita fistula obstetrik yang tidak diobati
keterlambatan dalam kala dua persalinan yang
dan setidaknya 50.000 sampai 100.000 ibu
dapat membahayakan ibu dan bayi. Episiotomi
mengalami ini setiap tahun.** Mayoritas
anterior dengan menggunting parut infibulasi
kasus fistula disebabkan oleh persalinan yang
yang mungkin diperluas ke episiotomi lateral
panjang atau partus macet (salah satu dari
mungkin diperlukan untuk persalinan aman.
penyebab utama kesakitan dan kematian
Alternatif lain, bayi mungkin perlu dilahirkan
maternal).
melalui sesar. Petugas kesehatan harus dilatih
untuk tidak menjahit kembali labia setelah
Petugas kesehatan reproduksi harus
persalinan tetapi menjahit tepi-tepinya secara
memastikan bahwa program fistula nasional
terpisah di setiap sisi untuk menghindari
menjangkau pengungsi internal dan eksternal.
infibulasi. Kedua pasangan harus dikonseling
Strategi pemberantasan fistula mencakup
secara sensitif agar memahami dan menerima
pencegahan primer, pencegahan sekunder,
perubahan setelah de-infibulasi. Untuk
pengobatan dan re-integrasi. Pencegahan
informasi lebih lanjut mengenai FGM, lihat Bab
primer dan sekunder mencakup penundaan
8 mengenai Kekerasan berbasis Gender.
pernikahan dini dan persalinan dini,
meningkatkan gizi untuk anak perempuan dan
4. Pertimbangan hak asasi manusia
remaja, penyuluhan untuk melawan praktek
dan hukum
tradisional berbahaya, peningkatan pendidikan
bagi ibu dan anak perempuan dan akses lebih Hak untuk kehamilan yang aman dan
baik terhadap layanan kegawatdaruratan untuk selamat selama masa kehamilan dan
kebidanan, terutama bedah sesar. Semua kelahiran tercakup dalam hak asasi manusia
komponen harus dipadukan dalam kampanye internasional yaitu hak untuk hidup, untuk
dan program fistula. sehat dan untuk bebas dari diskriminasi dan
pentingnya hak tersebut telah diakui dalam
Mutilasi genital perempuan (FGM)/sunat Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan
perempuan Pembangunan Milenium. Pemenuhan hak-hak
manusia lain seperti hak untuk memperoleh
Komplikasi terkait FGM/sunat perempuan
makanan yang memadai, tempat berteduh,
selama masa kehamilan dapat diidentifikasi
air bersih, privasi, informasi dan edukasi
melalui anamnesis dan pemeriksaan panggul
juga merupakan kunci untuk memastikan
selama ante natal care. Di tempat-tempat
keselamatan dan kesehatan ibu dan anak.
dimana FGM tipe III*** sering dilakukan,
daerah vulva harus diperiksa secara rutin pada Perlindungan dan pemenuhan hak asasi
kunjungan ANC pertama. Pembukaan infibulasi manusia terkait dengan kesehatan maternal
dilakukan selama trimester kedua setelah meliputi
konseling pada ibu dan pasangannya dengan
hati-hati. Setelah infibulasi dibuka, episiotomi • Melakukan semua tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi kematian

** Obstetric Fistula: Guiding principles for clinical *** Type III FGM: Membuang sebagian atau seluruh bagian
management and programme development. WHO, 2005. genital luar dan mempersempit lubang vagina (infibulasi).
www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_ Diperkirakan 15% dari perempuan dan gadis mengalami
perinatal_health/9241593679/en/. FGM tipe III
154

ibu pada semua ibu termasuk ibu remaja layanan yang sesuai mungkin dibatasi oleh
• Memastikan akses terhadap ante natal perundangan nasional, norma sosial atau
care, persalinan dan post natal care, budaya atau kesalahpahaman konsep medis.
termasuk layanan kegawatdaruratan Misalnya:
kebidanan dan neonatal untuk semua ibu
• Norma sosial mungkin mencegah
termasuk remaja, ibu dari keluarga miskin
ibu meninggalkan rumah untuk pergi
dan ibu yang tinggal di daerah terpencil
ke fasilitas kesehatan untuk layanan
• Mengurangi penularan HIV dari ibu ke
kesehatan maternal dan neonatal,
anak melalui penyediaan layanan ante
termasuk persalinan aman.
natal dan perinatal yang sesuai, termasuk
• Hukum mengenai usia pernikahan
akses terhadap obat-obatan ARV
mungkin berbeda untuk anak laki-laki
• Mendaftarkan bayi baru lahir segera
dan anak perempuan sehingga anak
setelah lahir
perempuan mungkin tidak terlindungi
• Menghilangkan praktek-praktek
secara memadai dari pernikahan dini dan/
tradisional yang membahayakan untuk
atau paksa.
ibu dan bayi baru lahir seperti FGM/
• Kelompok-kelompok orang tertentu di
sunat perempuan, pembatasan makanan
daerah bencana (misalnya pengungsi
bagi ibu hamil, jenis asupan makanan
eksternal dan internal) mungkin
yang lebih disukai, dan/atau perawatan
tidak mampu mengakses pelayanan
anak laki-laki dan pernikahan dini dan
kegawatdaruratan kebidanan dan
pernikahan paksa serta kehamilan dini.
neonatal melalui program yang disponsori
Pernikahan dini dapat memunculkan
pemerintah.
pengaruh negatif terhadap kesakitan dan
Norma, perundangan dan praktek dapat
kematian maternal, termasuk peningkatan
bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi
risiko fistula obstetric/kebidanan.
manusia yang diakui secara internasional.
Pencegahan pernikahan dini mencakup
Sebagai manajer atau petugas kesehatan
memastikan pendaftaran anak perempuan
reproduksi, anda mungkin menghadapi
di sekolah dasar dan memastikan bahwa
dilema semacam ini. Anda harus menyadari
anak yang hamil atau menikah tidak
posisi lembaga/organisasi anda dalam
dipaksa untuk berhenti sekolah.
masalah kesehatan reproduksi ini dan
• Menghilangkan diskriminatif terkait
mempertimbangkannya sebagai bagian dari
kehamilan di tempat kerja. Misalnya
analisis situasi Anda serta kemungkinan
mengharuskan dilakukan uji kehamilan
langkah berikutnya. Ketika berhadapan dengan
sebelum merekrut pekerja merupakan
situasi sulit, Anda harus terlebih dahulu
pelanggaran terhadap hak akan privasi.
menempatkan prioritas pada keselamatan dan
Perlindungan khusus di tempat kerja
kesehatan klien serta keselamatan Anda dan
harus diberikan pada ibu selama sebelum
rekan-rekan Anda. Lalu, anda mungkin ingin:
dan sesudah persalinan dan ibu bekerja
harus diberi cuti dengan gaji yang sesuai • Berbicara dengan supervisor Anda,
dan/atau keuntungan jaminan sosial. • Mendiskusikan pilihan dengan klien Anda,
• Mencari tahu apakah lembaga Anda
4.1 Tantangan dan kesempatan terlibat dalam advokasi untuk masalah
tersebut dan bagaimana Anda dapat
Kadang-kadang, petugas kesehatan berkontribusi,
mungkin menghadapi situasi ketika ia harus • Mengeksplorasi hubungan dengan dan
mengambil keputusan yang sulit atau dilema merujuk ke organisasi lokal yang mungkin
ketika memberikan informasi dan layanan dapat membantu klien Anda lebih lanjut;
kesehatan maternal dan neonatal. Pemberian • Dengan tetap menghormati kerahasiaan
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 155

klien, identifikasi rekan kerja dan petugas dengan komplikasi kebidanan langsung
kesehatan reproduksi lainnya mengenai yang parah dan dirawat di fasilitas
cara menghindari situasi semacam itu/ tersebut
menangani situasi tersebut di masa 5. Bedah sesar sebagai proporsi dari semua
datang. persalinan
• Mengungkapkan kekhawatiran- 6. Angka fatalistik kasus kebidanan langsung
kekhawatiran yang ada di pertemuan- (direct obstetric care fatality rate)
pertemuan koordinasi.
Untuk informasi lanjut mengenai pemantauan,
5. Monitoring lihat Bab 3: Assessment, monitoring dan
Evaluasi
Menyelidiki setiap kematian maternal
dan perinatal
6. Bacaan Lanjutan
Pengkajian kasus kematian dan nyaris mati • Integrated Management of Pregnancy and
pada ibu melahirkan merupakan komponen Childbirth (IMPAC): Pregnancy, Childbirth,
penting dari program kesehatan maternal Post partum and Newborn Care: A guide
untuk pembelajaran kedepannya, mendorong for essential practice. WHO. 2006.
dan memonitor perubahan praktek yang ada www.who.int/making_pregnancy_safer/
dan mengadvokasi tindakan-tindakan untuk documents/924159084x/en/index.html.
menghindari komplikasi yang tak diinginkan • Integrated Management of Pregnancy
dan kematian. Terdapat beberapa pendekatan and Childbirth (IMPAC): Managing
yang direkomendasikan untuk melakukan Complications inbPregnancy and
kajian terhadap kematian maternal dan kasus Childbirth: A guide for midwivesband
nyaris mati pada ibu melahirkan seperti doctors. WHO. 2005.
otopsi verbal dan survey terhadap kesakitan www.who.int/making_pregnancy_safer/
yang parah. Dengan dimulainya penilaian documents/9241545879/en/index.html
yang bersifat anonim/tidak menghakimi
• Integrated Management of Pregnancy and
terhadap faktor-faktor yang dapat dicegah
Childbirth (IMPAC): Managing Newborn
terkait kematian maternal, lahir mati dan
Problems: A guide for doctors, nurses and
kematian neonatal di fasilitas kesehatan maka
midwives. WHO. 2003.
informasi mengenai bagaimana program
dapat ditingkatkan akan terkumpul (untuk www.who.int/making_pregnancy_safer/
contoh Formulir Pengkajian Kematian Ibu, lihat documents/9241546220/en/index.html.
Lampiran 4 di Bab 3: Assessemnt, Monitoring • Monitoring emergency obstetric care, a
dan Evaluasi). handbook. WHO/UNFPA/UNICEF/AMDD.
WHO. 2009.
Indikator-indikator berikut dapat digunakan
www.who.int/reproductivehealth/
untuk memonitor program kesehatan maternal
publications/monitoring/9789241547734/
dan neonatal:
en/index.html.
1. Persentase ibu hamil yang melakukan • Cochrane reviews. www.cochrane.org/
setidaknya empat kali kunjungan selama reviews.
kehamilan
2. Ketersediaan fasilitas PONED dan PONEK Lampiran
3. Proporsi semua persalinan di fasilitas
Lampiran 1: Intervensi yang Direkomendasikan
pelayanan kegawatdaruratan kebidanan
WHO untuk Meningkatkan Kesehatan maternal
4. Memenuhi kebutuhan layanan
dan neonatal
kegawatdaruratan kebidanan: proporsi ibu
Lampiran 2: Partograf
156

Lampiran 1: Intervensi yang Direkomendasikan oleh WHO untuk


Meningkatkan Kesehatan Maternal dan Neonatal

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
Perawatan Rutin Perawatan tambahan Perawatan obstetrik
(diberikan pada (diberikan pada ibu dan neonatal
semua ibu dan bayi) dan bayi dengan spesialis (untuk ibu
penyakit dan dan bayi dengan
komplikasi sedang) penyakit dan
komplikasi berat)
Perawatan • Konfirmasi • Terapi untuk • Perawatan
Kehamilan, 4 kehamilan komplikasi komplikasi-
Kunjungan • Pemantauan kehamilan ringan komplikasi
kemajuan hingga sedang kehamilan berat
Esensial kehamilan dan u Anemia ringan u Anemia

penilaian kondisi hingga sedang u Pre-eklamsia/

ibu dan janin u Infeksi saluran eklamsia berat


• Deteksi masalah kencing u Perdarahan

yang menjadi u Infeksi vagina u Infeksi

komplikasi • Perawatan pasca u Komplikasi

pada kehamilan aborsi dan KB medis lain


(misalnya • Perawatan pra- • Perawatan
anemia, kelainan rujukan komplikasi aborsi
hipertensif, u Pre-eklamsia/

perdarahan, eklamsia
malpresentasi, u Perdarahan

kehamilan ganda) u Infeksi

• Merespon u Aborsi dengan

keluhan lain yang komplikasi


dilaporkan • Dukungan untuk
• Imunisasi tetanus, ibu dengan
pencegahan dan kebutuhan
pengendalian khusus (misalnya
anemia (suplemen remaja, wanita
zat besi dan asam yang mengalami
folat) kekerasan)
• Informasi dan • Terapi sifilis (ibu
konseling dan pasangannya)
mengenai
perawatan di
rumah, nutrisi, seks
aman, menyusui,
KB, gaya hidup
sehat.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 157

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
• Rencana
persalinan dan
kedaruratan,
saran mengenai
tanda bahaya dan
kesiapan terhadap
kegawatdaruratan
• Pencatatan dan
pelaporan
• Tes sifilis

Situasional • Tes dan konseling • Pencegahan • Terapi infeksi HIV


HIV penularan HIV parah
• Terapi preventif dari ibu ke bayi • Terapi malaria
intermiten anti (PMTCT): dengan komplikasi
malaria (IPT) dan u Terapi

promosi kelambu antiretroviral


yang diberi (ART)
insektisida (ITN) u Konseling

• Pengobatan pemberian
kecacingan asupan pada
• Assesment FGM bayi
u Saran cara

melahirkan
• Terapi infeksi
oportunistik ringan
hingga sedang
• Terapi malaria
tanpa komplikasi
Perawatan saat • Perawatan selama Perawatan untuk • Perawatan
melahirkan persalinan dan abnormalitas komplikasi-
(persalinan, kelahiran kelahiran dan komplikasi komplikasi berat
u Diagnosis
dan segera setelah (misalnya persalinan dalam persalinan
melahirkan) persalinan memanjang, ekstraksi dan masa segera
u Memantau vakum, presentasi setelah persalinan,
kemajuan sungsang, episiotomi, termasuk bedah
Esensial persalinan, kondisi perbaikan robekan sesar, transfusi
ibu dan janin genital, pengeluaran darah dan
dengan partograf plasenta secara histerektomi:
u Memberikan manual). u Partus macet

perawatan u Malpresentasi

dukungan dan u Eklamsia

menghilangkan u Infeksi berat

nyeri u Perdarahan
158

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
u Deteksi masalah • Tata laksana • Induksi dan
dan komplikasi pra-rujukan untuk augmentasi
(misalnya komplikasi serius persalinan
malpresentasi, (misalnya partus
persalinan macet, gawat
memanjang dan/ janin, persalinan
atau partus prematur,
macet, hipertensi, perdarahan peri
perdarahan dan dan postpartum
infeksi) parah).
u
Kelahiran dan • Tata laksana
perawatan bayi komplikasi
baru lahir segera, kegawatdaruratan
inisiasi menyusui jika persalinan
u Resusitasi Bayi
tidak bisa ditunda
Baru Lahir • Pemberian
u Manajemen aktif
dukungan kepada
kala tiga dalam keluarga jika terjadi
persalinan kematian ibu
u Perawatan pasca

persalinan segera
untuk ibu
u Pemantauan

dan penilaian
kondisi ibu,
pencegahan dan
deteksi komplikasi
(misalnya
hipertensi, infeksi,
perdarahan,
anemia).
u Pengobatan anemia

pasca perdarahan
sedang
u Informasi dan

konseling mengenai
perawatan di
rumah, nutrisi, seks
aman, perawatan
payudara dan KB
u Saran terkait tanda

bahaya, kesiapan
kedaruratan dan
follow up
• Pencatatan dan
pelaporan
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 159

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir

Situasional • Pemberian vitamin A • PMTCT sesuai • Tata laksana


cara melahirkan, komplikasi terkait
panduan dan FGM/sunat
dukungan untuk perempuan
cara pemberian
asupan pada bayi
yang dipilih.

Perawatan ibu nifas • Penilaian kondisi ibu • Pengobatan • Perawatan semua


(hingga 6 minggu) • Pencegahan dan sejumlah masalah komplikasi
deteksi komplikasi (misalnya anemia u Anemia berat

Esensial (misalnya infeksi, ringan hingga u Perdarahan pasca

perdarahan, anemia) sedang, depresi persalinan yang


• Pencegahan dan pasca melahirkan berat
pengendalian ringan) u Infeksi pasca

anemia (suplemen persalinan berat


zat besi dan asam u Depresi pasca

folat) persalinan berat


• Informasi dan • Sterilisasi
konseling mengenai perempuan
nutrisi, seks aman,
KB dan pemberian
sejumlah metode
kontrasepsi
• Memberi saran
terkait tanda
bahaya, kesiapan
terhadap
kedaruratan dan
follow up

• Pemberian metode
kontrasepsi
• Promosi
penggunaan ITN
160

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir

Situasional • Promosi • Pengobatan • Pengobatan


penggunaan ITN malaria tanpa malaria dengan
komplikasi komplikasi

Perawatan Bayi Baru • Promosi, • Perawatan jika • Tata laksana


Lahir (kelahiran dan perlindungan dan prematur sedang, masalah berat
segera setelah lahir) dukungan untuk BBLR atau pada bayi baru
menyusui kembar, dukungan lahir – perawatan
Esensial • Pemantauan dan untuk menyusui, umum untuk bayi
penilaian kesehatan, kehangatan, baru lahir sakit
deteksi komplikasi penilaian kondisi dan tata laksana
(pernafasan, infeksi, dengan frekuensi masalah spesifik:
prematuritas, BBLR, sering dan deteksi u Kelahiran

cedera, malformasi) komplikasi seperti prematur


• Pencegahan dan kesulitan minum, u Kesulitan

pengendalian ikterus, masalah pernafasan


infeksi, rawat perinatal lain. u Sepsis

gabung • Follow up u Trauma lahir dan

• Perawatan mata perawatan metode asfiksia berat


• Informasi dan kangguru u Ikterus berat
konseling mengenai • Terapi kasus ringan u Perawatan

perawatan di hingga sedang: metode kangguru


rumah, menyusui, u Infeksi lokal • Tata laksana
kebersihan (tali pusat, kulit, malformasi yang
• Saran mengenai mata, putih pada dapat dikoreksi
tanda bahaya, lidah)
kesiapan u Cedera lahir

kegawatdaruratan • Tata laksana pra-


dan follow up rujukan untuk bayi
• Imunisasi sesuai dengan masalah
dengan panduan yang berat:
nasional (BCG, u Bayi sangat

HepB, OPV-0/vaksin prematur dan/


polio oral) atau dengan berat
badan lahir sangat
rendah
u Komplikasi parah

u Malformasi

• Memberi dukungan
pada ibu jika terjadi
kematian perinatal
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 161

Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir

Situasional • Mempromosikan • Terapi presumptif • Terapi:


penggunaan ITN sifilis kongenital u Sifilis kongenital

ketika tidur • Pencegahan u Tetanus neonatal

penularan HIV dari


ibu ke bayi melalui
ART
• Mendukung
pemberian asupan
bayi sesuai dengan
pilihan ibu

Perawatan Bayi • Penilaian kesehatan • Tatalaksana: • Tata laksana


Baru Lahir setelah bayi dan menyusui u Masalah minor masalah berat
kelahiran (kunjungan • Deteksi komplikasi hingga sedang pada bayi baru
dari/di rumah) dan merespon u Kesulitan menyusui lahir:
kekhawatiran ibu • Tata laksana pra u Sepsis
Esensial • Informasi dan rujukan untuk u Infeksi lain

konseling mengenai masalah yang u Ikterus

rawatan di rumah parah: u Kegagalan untuk

• Kunjungan lanjutan u Kejang tumbuh


tambahan untuk u Ketidakmampuan

bayi dengan risiko menyusui


tinggi (misalnya • Mendukung
prematur, setelah keluarga jika terjadi
mengalami masalah kematian perinatal
yang parah, yang
diberi asupan
pengganti)
162

Lampiran 2: Partograf
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 163

7
Daftar Isi

1 PENDAHULUAN 163
2 TUJUAN 165
3 PENYUSUNAN PROGRAM 165
3.1 Need assessment/penilaian kebutuhan 165
3.2 Konseling dan informed consent 166
3.3 Penilaian klinis 167 BAB TUJUH
3.4 Pencegahan infeksi 168
3.5 Mengatasi rasa nyeri 168
3.6 Pengosongan rahim 168 Perawatan
3.7 Mencegah tetanus 170 Aborsi
3.8 Mengatasi komplikasi 170 Komprehensif
3.9 Konseling setelah prosedur aborsi dan tindak lanjut 171
3.10 Integrasi layanan 171
4 HAK ASASI MANUSIA DAN MASALAH HUKUM 171
4.1 Tantangan dan kesempatan 172
5 MONITORING 173
6 BACAAN LANJUTAN 173

1 Pendahuluan

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 42 juta kehamilan per tahun berujung
pada aborsi yang diinduksi, 20 juta diantaranya diperkirakan tidak aman karena dilakukan
oleh orang yang tidak memiliki keterampilan atau dilakukan dalam lingkungan yang tidak
memenuhi standar medis minimum, atau keduanya. Kematian dan cedera akibat aborsi yang
tidak aman terus menjadi masalah kesehatan serius yang mempengaruhi keluarga dan seluruh
masyarakat. Secara global, aborsi yang tidak aman bertanggung jawab atas 13% kematian ibu
hamil, 99% diantaranya terjadi pada negara berkembang. Membuat kehamilan menjadi lebih
aman mencakup penyediaan layanan aborsi yang aman atau rujukan ke layanan aborsi yang
aman sejauh diijinkan oleh hukum yang berlaku serta penanganan yang sesuai dan tepat waktu
terhadap aborsi yang tidak aman dan spontan bagi kaum perempuan.

Perempuan dan anak perempuan dalam situasi darurat bencana mungkin lebih berisiko
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman, dan memerlukan
akses ke layanan aborsi yang aman dan legal:

• Perempuan dan remaja mungkin tidak dapat meneruskan metode kontrasepsi mereka
karena hilang saat pengungsian.
• Keluarga mungkin ingin menunda rencana mempunyai anak sampai keamanan dan mata
pencaharian mereka terjamin, tetapi tidak memiliki akses ke alat kontrasepsi karena layanan
kesehatan telah terganggu.
• Perkosaan dan bentuk kekerasaan seksual mengalami peningkatan di daerah konflik.
164

Perawatan Aborsi
yang Komprehensif
Untuk membantu pemerintah, para rujukan ke fasilitas lain dalam jaringan
pembuat perencanaan dan penyedia penyedia layanan.
layanan mewujudkan komitmen mereka • Kerjasama masyarakat dengan penyedia
terhadap hak dan kesehatan perempuan, layanan untuk pencegahan (kehamilan
WHO mengeluarkan petunjuk teknis pada yang tidak diinginkan dan aborsi yang
tahun 2003 untuk mendukung kapasitas tidak aman), mobilisasi sumberdaya
sistem kesehatan agar dapat memberikan (untuk membantu perempuan menerima
perawatan aborsi yang aman dan perawatan perawatan yang sesuai dan tepat waktu
pasca-aborsi (Post-Abortion Care atau PAC) untuk komplikasi aborsi) dan memastikan
bahwa layanan kesehatan mencerminkan
Perawatan pasca aborsi merupakan strategi dan memenuhi harapan dan kebutuhan
global untuk mengurangi tingkat kematian masyarakat.
dan penderitaan dari komplikasi aborsi yang
tidak aman dan spontan dan terdiri dari lima Perawatan Aborsi komprehensif mencakup
unsur : semua unsur perawatan pasca aborsi dan juga
induksi aborsi yang aman untuk semua indikasi
• Pengobatan aborsi yang tidak lengkap yang legal (yaitu yang sesuai dengan hukum
dan tidak aman serta komplikasi yang nasional). Semua unsur ini berperan dalam
dapat mengancam jiwa. menurunkan tingkat kematian maternal.
• Konseling untuk mengidentifikasi
dan merespon kebutuhan emosional Ada beberapa pilihan teknologi untuk
serta kesehatan fisik perempuan dan membantu perempuan mencegah atau
masalah lainnya. mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan,
• Layanan kontrasepsi dan keluarga termasuk kontrasepsi darurat, aspirasi vakum
berencana guna membantu dan aborsi dengan menggunakan obat-
perempuan dalam mencegah obatan (medical abortion). Selain itu, semakin
kehamilan yang tidak diinginkan atau banyak negara telah memperbaharui undang-
menentukan jarak kelahiran undang aborsi mereka dengan memperluas
• Layanan kesehatan reproduksi dan indikasi-indikasi hukum untuk aborsi, termasuk
kesehatan lainnya yang diutamakan pemerkosaan dan incest (hubungan seksual
untuk disediakan di lokasi atau melalui dengan anggota keluarga sendiri).
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 165

2 TUJUAN

Penyebab aborsi yang diijinkan – persentase negara-negara (n=195)

Atas permintaan

Alasan ekonomi atau sosial

Cacat pada janin

Kehamilan karena pemerkosaan atau incest

Untuk menjaga kesehatan mental

Untuk menjaga kesehatan fisik

Untuk menyelamatkan jiwa


perempuan yang bersangkutan

N=195: 195 negara dilibatkan dalam penelitian


Dari: World Abortion Policies. New York, UNDP. 2007.
www.un.org/esa /population/publications/2007_Abortion_Policies_Chart/2007_WallChart.pdf

Tujuan dari bab ini adalah untuk membekali Penambahan layanan induksi aborsi yang
petugas kesehatan reproduksi, manajer aman untuk semua indikasi legal pada unsur-
program dan penyedia layanan dengan: unsur Perawatan Pasca Aborsi menghasilkan
suatu pendekatan menyeluruh yang
• Informasi mengenai penyusunan program mendukung perempuan dalam menggunakan
layanan aborsi yang legal dan aman serta hak reproduksi dan hak seksual mereka.
rujukan ke layanan serupa hingga batas Secara ideal, layanan ini disediakan sebagai
yang diijinkan oleh hukum; paket terpadu dan komprehensif
• Informasi dasar klinik untuk memandu
penyelenggaraan layanan; Kebutuhan layanan perawatan aborsi yang
• Kerangka kerja untuk mendapatkan komprehensif tidak perlu bergantung pada
informasi akurat dan memahami batasan- ketersediaan ginekolog/dokter kandungan atau
batasan administratif dan peraturan- ahli bedah. Dengan pelatihan dan dukungan
peraturan yang berkaitan dengan aborsi di yang memadai, perawat, bidan dan petugas
negara dimana mereka bekerja; kesehatan tingkat menengah lain dapat
• Pemahaman norma sosial, budaya, dan memberikan layanan aborsi yang aman di lini
agama mengenai layanan aborsi; depan dan perawatan pasca aborsi, bahkan
• Alat bantu untuk mendidik masyarakat untuk pasien rawat jalan. (Lihat Tabel 19)
mengenai hak-hak mereka.
3.1 Needs Assessment/penilaian
3 PENYUSUNAN PROGRAM kebutuhan

Bagian-bagian berikut akan menguraikan Saat merencanakan layanan aborsi, kumpulkan


panduan dasar untuk memastikan/menjamin informasi dan pertimbangkan kebutuhan-
penyediaan layanan aborsi yang komprehensif kebutuhan dan persepsi masyarakat, termasuk
dan berkualitas tinggi. preferensi kaum perempuan terhadap jenis
166

penyedia layanan dan jenis kelamin penyedia


u Ketentuan mengenai biaya aborsi;
layanan serta lokasi layanannya.
u Aturan atau harapan yang
mengharuskan orang lain (suami, orang
Tingkat aborsi tidak aman yang tinggi sering tua, wali) untuk memberi ijin melakukan
merupakan akibat dari dibatasinya akses aborsi (ijin pihak ketiga)
ke layanan aborsi oleh hukum. Meskipun u Persyaratan tentang pelaporan yang

demikian, bahkan bila aborsi legal, perempuan wajib dilakukan


sering tidak dapat mengakses layanan aborsi u Keharusan bagi penyedia layanan yang

yang aman dan legal. Kondisi dimana aborsi menolak melakukan aborsi (keberatan
dilegalkan berbeda di berbagai negara. Di berdasarkan hati nurani) untuk merujuk
beberapa negara, akses sangat dibatasi, pasien ke tempat yang bersedia
sedangkan di negara lainnya, layanan aborsi memberi layanan aborsi;
tersedia atas permintaan dan untuk alasan- • Apakah ada undang-undang yang
alasan medis dan sosial. Pada hakikatnya, melarang/mengkriminalisasi aborsi?
setiap negara di dunia mengijinkan aborsi yang u Apakah ada undang-undang atau

aman dan legal dalam kondisi-kondisi tertentu. peraturan mengenai perawatan pasca
aborsi, termasuk perawatan setelah
Petugas kesehatan reproduksi, manajer aborsi yang tidak aman? Berikan
program dan penyedia layanan harus perhatian khusus pada syarat perujukan
mengetahui kebijakan dan peraturan nasional dan pelaporan.
yang berkaitan dengan aborsi yang aman di • Apakah terdapat undang-undang/
negara tempat mereka bekerja: peraturan/kebijakan yang menyatakan
bahwa minimal harus disampaikan
• Apakah terdapat undang-undang/
informasi mengenai layanan aborsi yang
peaturan/kebijakan mengenai aborsi/
aman/tidak aman serta perawatan setelah
ketersediaan dan askes ke layanan
aborsi?
aborsi? Berikan perhatian khusus pada:
u Alasan mengapa aborsi diijinkan
Selain konteks sosial dan hukum, harus juga
(misalnya alasan terapi, cacat pada
diperhatikan:
janin, pemerkosaan, incest, kesehatan
mental, atau alasan pribadi); • Konteks epidemiologi
u Batas waktu dimana aborsi dapat
• Pelatihan kualifikasi dan kapasitas dari
dilakukan dan apakah terdapat situasi staff
dimana batas waktu tersebut dapat • Supply dan peralatan
diabaikan; • Kondisi fasilitas kesehatan
u Ketersediaan metode aborsi yang
• Sistem transport darurat
berbeda (misalnya dengan tindakan, • Kapasitas fasilitas rujukan
seperti aspirasi vakum elektrik atau
manual; dengan obat-obatan/medis, 3.2 Konseling dan persetujuan
seperti mifepristone dan misoprostol) sukarela / voluntary informed
dan distribusi serta pemberian obat consent
untuk aborsi dan perawatan setelah
aborsi; Penyedia layanan harus menyadari bahwa
perempuan yang mencari layanan aborsi
u Persyaratan untuk konseling; mungkin mengalami stress emosional yang
u Keadaan dimana aborsi dapat berat atau ketidaknyamanan fisik. Mereka harus
dilakukan dan/atau tingkatan penyedia memastikan privasi, kerahasiaan dan adanya
layanan yang dapat melakukan aborsi ijin untuk perawatan. Konseling yang baik
atau memberikan metode aborsi; memberikan perempuan tersebut dukungan
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 167

Tabel 19: Perawatan Aborsi Komprehensif


Tingkat Tingkat Tingkat
Masyarakat layanan dasar Rumah Sakit
Pendidikan dan informasi mengenai pencegahan 4 4 4
dan konsekuensi
Pengenalan komplikasi aborsi 4 4 4
Transportasi ke layanan aborsi yang aman dan 4 4 4
untuk penanganan komplikasi akibat aborsi yang
tidak aman
Rujukan untuk kehamilan, layanan aborsi yang 4 4 4
aman dan legal atau perawatan pasca aborsi
Rujukan korban pemerkosaan atau incest ke 4 4 4
layanan kesehatan dan/atau sosial
Aspirasi vakum atau pengobatan untuk aborsi 4 4
tidak lengkap atau aborsi yang aman hingga 12
minggu kehamilan
Metode kontrasepsi, termasuk kontrasepsi 4 4
darurat dan kontrasepsi setelah aborsi
Perawatan darurat, seperti penggantian cairan 4 4
IV, oksitosin, tes hematokrit/ hemoglobin dan
antibiotik 24 jam/hari
Rujukan dan transportasi bagi perempuan 4 4
dengan komplikasi aborsi yang paling parah
(septisemia, peritonitis, gagal ginjal)
Aborsi trimester kedua, laparatomi, transfusi 4
darah yang aman, sterilisasi sukarela, skrining
untuk hepatitis, sifilis dan HIV
Menangani komplikasi aborsi yang berat 4

emosional dan meningkatkan keefektifan mendokumentasikannya dengan meminta


prosedur. Konseling yang efektif dibangun tanda tangan pada formulir persetujuan.
sepenuhnya berdasarkan kebutuhan dan Pada beberapa kondisi, lebih tepat untuk
kepentingan perempuan tersebut serta dilakukan memastikan persetujuan secara lisan.
sebelum, selama dan setelah prosedur.

Informed consent/keputusan yang dibuat 3.3 Penilaian klinis


berdasarkan informasi yang diberikan
secara sukarela, baik yang didapat Penyedia layanan harus melakukan penilaian
secara lisan atau tertulis, memastikan klinis yang menyeluruh, meliputi:
bahwa perempuan tersebut memahami,
• Riwayat kesehatan reproduksi yang teliti
dan menyetujui rencana perawatan yang
(termasuk riwayat kekerasan seksual);
diajukan, termasuk manfaatnya, risiko dan
• Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
alternatifnya. Persetujuan ini berarti bahwa
panggul yang teliti (ultrasonografi) dan tes
perempuan tersebut telah mengambil
kehamilan bukan merupakan prasyarat
keputusan secara bebas, tanpa tekanan atau
atau syarat minimum untuk menawarkan
paksaan apapun. Penyedia layanan dapat
168

layanan aborsi. Kehamilan sudah dapat yang memadai (seperti sarung tangan dan masker),
dideteksi saat pemeriksaan panggul penanganan limbah dengan hati-hati serta
bimanual pada 6-8 minggu); mencegah terjadinya cedera (lihat Bab 2: PPAM
• Penilaian psikososial. paragraf 3.3.2, hal 38). Infeksi iatrogenik/yang
didapat bisa dicegah dengan mengikuti tindakan
Untuk perempuan yang datang untuk pencegahan standar, dengan menggunakan teknik
perawatan aborsi yang tidak lengkap atau aseptik dan mengesampingkan atau mengobati
komplikasi aborsi (perawatan pasca aborsi) infeksi servikal sebelum melakukan prosedur
harus dilakukan penilaian dengan hati-hati transervikal.
sekali, karena mereka mungkin mengalami
komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Semua perempuan yang melakukan
Pengosongan uterus seringkali merupakan pengosongan uterus melalui aspirasi vakum
komponen penting dalam penanganan kasus harus diberikan dosis profilaksis antibiotik
dan bila kondisi pasien sudah stabil, maka untuk mengurangi risiko infeksi. Namun
prosedur ini tidak boleh ditunda. demikian, tidak adanya antibiotik profilaksis
tidak menghalangi kinerja dari aspirasi vakum.
Pemindahan segera ke rumah sakit rujukan Pemberian antibiotik secara rutin tidak
mungkin diperlukan jika perempuan tersebut diperlukan dan tidak direkomendasikan untuk
membutuhkan perawatan yang melebihi perempuan yang menjalani pengosongan
kemampuan puskesmas dimana ia berada. uterus melalui penggunaan obat-obatan. Dalam
Kondisinya harus distabilkan sebelum ia hal ini, antibiotik harus dicadangkan untuk
dipindahkan. kasus-kasus dimana pasien menunjukkan
tanda-tanda dan gejala infeksi.

Kehamilan ektopik
3.5 Mengatasi rasa nyeri
Adalah penting untuk mempertimbangkan
kondisi-kondisi lain yang dapat Pengobatan harus selalu ditawarkan untuk
membahayakan keselamatan jiwa mengatasi rasa nyeri. Tujuan dari rencana
dan mengakibatkan shock, termasuk mengatasi nyeri adalah membantu pasien untuk
kehamilan ektopik (kehamilan pada tuba). merasa senyaman mungkin. Aspirasi vakum
Kehamilan ektopik dapat membahayakan harus dilakukan dengan bius lokal atau analgesia
jiwa perempuan tersebut; rawatlah dan oral (seperti ibuprofen). Bius total jarang sekali
kirim pasien ke rumah sakit rujukan diperlukan dan justru menempatkan pasien pada
sesegera mungkin dimana diagnosa dapat risiko yang lebih besar.
dipastikan dan layanan yang tepat dapat
diberikan.
3.6 Pengosongan uterus

Aborsi induksi
3.4 Pencegahan infeksi
Pada trimester pertama, metode pengosongan
Sebagaimana prosedur invasif apapun, uterus yang dianjurkan untuk aborsi induksi
selalu terdapat risiko infeksi terhadap pasien, adalah:
penyedia layanan, dan staf pendukung melalui
• Aspirasi vakum elektrik (AVE) atau aspirasi
kontak dengan kontaminan/penyebab infeksi.
vakum manual (AVM) sampai 12 minggu
Untuk meminimalkan risiko tersebut, tindakan
penuh masa kehamilan (12 minggu sejak
pencegahan standar harus diperhatikan setiap
pasien mengalami menstruasi terakhir (LMP)
saat. Tindakan ini meliputi penggunaan penghalang
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 169

u Memeriksa hasil pembuahan Perawatan Pasca Aborsi


setelah menjalankan prosedur untuk
menghilangkan kemungkinan kehamilan Baik aspirasi vakum maupun pemberian obat
ektopik atau kehamilan molar atau misoprostol keduanya merupakan metode
aborsi yang tidak tuntas. yang aman, efektif, dan dapat diterima untuk
mengosongkan uterus dalam perawatan
• Metode medis sampai sembilan minggu setelah aborsi.
penuh masa kehamilan
u Kombinasi mifepristone yang diikuti Misoprostol mengurangi biaya perawatan pasca
oleh prostaglandin seperti misoprostol aborsi karena tidak membutuhkan ketersediaan
adalah cara yang dianjurkan. Jika peralatan yang disterilisasi, ruang operasi atau
mifepristone tidak ada, penggunaan petugas yang melakukan operasi. Misoprostol
hanya misoprostol dapat dilakukan, untuk perawatan aborsi yang tidak tuntas adalah
walaupun kurang efektif dibanding pilihan penting dalam situasi darurat bencana
penggunaan bersama mifepristone, dimana sulit untuk menjaga peralatan MVA
dan kurang efektif dari aspirasi vakum. dan melatih penyedia layanan dengan layak,
Tidak terdapat cukup bukti untuk dan apabila rujukan untuk melakukan operasi
merekomendasikan aturan minum ini pengosongan uterus tertunda.
untuk aborsi diatas sembilan minggu.
Dilatasi dan Kuret (D&K)
Perempuan pada trimester ketiga atau akhir
trimester kedua akhir seharusnya dirujuk ke Juga dikenal sebagai “kuret tajam” dengan
rumah sakit dengan fasilitas operasi untuk peralatan dari logam, D&K tidak lagi
perawatannya. direkomendasikan kecuali dalam kasus dimana
metode aspirasi vakum atau metode medis
tidak ada. Di tempat-tempat dimana D&K masih
Metode obat-obatan/medis untuk
dipraktikkan, semua upaya harus dilakukan
induksi aborsi hingga 9 minggu
untuk menggantinya dengan aspirasi vakum
sejak menstruasi terakhir
atau metode-metode medis guna meningkatkan
Mifepristone dan Misoprostol keselamatan dan kualitas perawatan

200 mg mifepristone secara oral, yang


Pengunaan misoprostol untuk indikasi kebidanan
diikuti dengan 800 μg misoprostol setelah
sangat cepat berkembang. Manajer program
36-48 jam melalui vagina atau di bawah
kesehatan reproduksi dan penyedia layanan harus
lidah / sublingual
terus mengikuti perkembangan literatur klinik dan
Hanya misoprostol literatur teknik (lihat Bacaan Lebih Lanjut.)

Dapat menimbulkan aborsi pada awal


Misoprostol untuk aborsi yang tidak
kehamilan tetapi dibutuhkan dosis yang
lengkap hingga 12 minggu sejak
berulang, seperti 800 μg misoprostol
menstruasi terakhir
melalui vagina atau di bawah lidah
yang diulang setiap 12 jam hingga tiga 600 mikrogram misoprostol secara oral (satu
dosis. Meskipun demikian, penggunaan dosis) cukup efektif dan aman.
misoprostol saja kurang efektif
dibandingkan jika dikombinasikan dan Belum ada penelitian yang menyelidiki
biasanya menimbulkan efek samping. penggunaan misoprostol untuk merawat
pasien dengan aborsi septik.
170

Penggunaan mifepristone dan/atau misoprostol sebelumnya belum diimunisasi atau yang dosis
untuk aborsi yang aman dan perawatan pasca terakhir diberikan lebih dari lima tahun yang
aborsi membutuhkan dukungan dari layanan lalu. Jika terdapat keraguan mengenai riwayat
aspirasi vakum baik di fasilitas atau melalui vaksinasi pasien, maka baik TIG dan TT harus
rujukan, untuk mengantisipasi kegagalan atau diberikan. Jika vaksin dan immunoglobulin
pengosongan uterus yang tidak sempurna. diberikan pada waktu yang sama, gunakan
jarum dan alat suntik yang berbeda serta lokasi
penyuntikan yang berbeda pula. Pasien harus
3.7 Mencegah tetanus disarankan untuk mendapat jadwal vaksinasi
yang lengkap (dosis TT kedua pada empat
Perempuan yang menjalani aborsi tidak aman
bulan, dosis TT ketiga pada enam bulan hingga
dengan alat yang tidak steril berisiko terkena
satu tahun).
tetanus. Berikan atau rujuk pasien ke rumah
sakit untuk pengobatan profilaksis tetanus
jika diketahui atau diduga ia menderitanya, 3.8 Mengatasi komplikasi
terutama dalam komunitas dimana terdapat
catatan kasus tetanus setelah aborsi. Suntikan Walaupun jarang terjadi, komplikasi dapat
booster tetanus toksoid (TT) harus diberikan terjadi dalam prosedur pengosongan uterus
kepada pasien yang sebelumnya pernah dan harus ditangani secepatnya oleh petugas
divaksinasi. Tetanus immunoglobulin (TIG) yang mempunyai keterampilan. Komplikasi
dan TT harus diberikan kepada pasien yang yang serius sangatlah jarang, tetapi penting

Tabel 20: Waktu Kehamilan dan Pilihan Pengosongan Uterus


Minggu sejak periode menstruasi terakhir
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Metode yang dianjurkan untuk aborsi induksi
Aspi- 4 4 4 4 4 4 4 4 Rujuk perempuan/pasien dalam masa
rasi pertengahan dan akhir trimester 2 ke rumah sakit
vakum dengan fasilitas bedah dan gawat darurat yang
Mifep 4 4 4 4 4 Dalam lengkap untuk perawatan
ristone penyelidikan
dan
misopr
ostol

Misopr 4 4 4 4 4 Dalam
ostol penyelidikan
saja
Metode yang dianjurkan untuk perawatan pasca aborsi (PAC)
Aspi- 4 4 4 4 4 4 4 4 Rujuk perempuan/pasien dengan aborsi yang
rasi tidak lengkap dalam masa pertengahan dan
vak akhir trisemester 2 ke rumah sakit dengan
um fasilitas operasi dan gawat darurat yang lengkap
Misop 4 4 4 4 4 4 4 4 untuk perawatan
rostol
saja
Diadaptasi dari: Safe abortion: technical and policy guidance for health systems, WHO, Geneva
2003
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 171

untuk terus mengikuti perkembangan aborsi, sehingga dapat mengakibatkan


pasien, karena ada risiko kecil terjadi infeksi kehamilan bahkan sebelum mens kembali;
atau pendarahan. Pastikan pasien tersebut • Kontrasepsi, termasuk IUD atau metode
mempunyai akses ke fasilitas gawat darurat hormonal, dapat segera dimulai setelah
selama perawatan mereka. Jika pasien pengosongan uterus;
membutuhkan perawatan yang melebihi • Hubungan seksual harus dihindari selama
kemampuan fasilitas dimana ia dirawat, maka beberapa hari setelah pendarahan
stabilkan kondisinya sebelum ia dipindahkan ke berhenti untuk menghindari risiko infeksi.
layanan rujukan yang lebih tinggi.
(Lihat Bab 5: Keluarga Berencana untuk
pembahasan yang lebih rinci mengenai layanan
3.9 Konseling setelah prosedur keluarga berencana.)
aborsi dan tindak lanjut

Pasien harus diberikan petunjuk mengenai 3.10 Integrasi layanan


bagaimana merawat diri mereka sendiri
setelah aborsi. Penyedia layanan harus Penyedia layanan harus mengidentifikasi
menjelaskan tanda-tanda pemulihan yang kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi
normal dan serta gejala komplikasi yang lain setiap perempuan dan merujuknya atau
mungkin terjadi dan memerlukan perhatian memberikannya informasi mengenai layanan
langsung. Mereka juga harus memberikan yang relevan, seperti penanganan infeksi
informasi yang lengkap mengenai kontrasepsi saluran reproduksi (lihat Bab 9: Infeksi Menular
setelah aborsi dan perlindungan dari IMS. Seksual) atau perawatan pasca-perkosaan
Kunjungan ulang harus dijadwalkan untuk 10 (lihat Bab 2: PPAM dan Bab 8: Kekerasaan
hingga 14 hari kemudian. Berbasis-Gender)

Kontrasepsi setelah aborsi


4 HAK ASASI MANUSIA DAN ISU
Kurangnya akses ke layanan keluarga HUKUM
berencana yang memadai merupakan faktor
utama dalam persoalan aborsi yang tidak Kurangnya akses ke perawatan aborsi yang
aman. Sebaliknya, kehamilan yang tidak komprehensif bagi orang-orang terkena
diinginkan dan, dalam banyak kasus, aborsi dampak krisis adalah pelanggaran hak
yang tidak aman merupakan indikator utama atas kesetaraan dan perlindungan mereka,
dari tidak dipenuhinya kebutuhan akan sebagaimana dicantumkan dalam undang-
layanan keluarga berencana yang efektif undang hak asasi manusia internasional.
dan aman. Tingkat penggunaan kontrasepsi Pernyataan berikut dari Konferensi International
dan kesinambungan adalah cukup tinggi Mengenai Kependudukan dan Pembangunan
ketika layanan KB ditawarkan di tempat (ICPD) mendasari panduan dalam bab ini:
perawatan awal. Pastikan bahwa semua staf
“Semua pemerintahan dan organisasi-
yang memberikan perawatan pasca aborsi
organisasi antar-pemerintah dan non-
memahami bagaimana memberi konsultasi dan
pemerintah dihimbau untuk memperkuat
metode-metode KB.
komitmen mereka terhadap kesehatan
Paling sedikit, semua perempuan yang perempuan, untuk mengatasi dampak
menerima perawatan aborsi harus memahami kesehatan dari aborsi yang tidak aman sebagai
bahwa: masalah kesehatan masyarakat yang besar
serta mengurangi kebutuhan aborsi melalui
• Ovulasi dapat terjadi 10 hari setelah layanan KB yang ditingkatkan dan diperluas
172

jangkauannya. Pencegahan kehamilan yang tentang orang yang telah melakukan


tidak diinginkan harus selalu menjadi prioritas aborsi tidak aman tersebut.
utama dan setiap upaya harus dilakukan • Undang-undang yang mengharuskan
untuk menghilangkan kebutuhan akan aborsi. penyedia layanan melaporkan perempuan
Perempuan yang mengalami kehamilan yang yang telah melakukan aborsi atau
tidak diinginkan harus mempunyai akses ke membutuhkan perawatan karena aborsi
informasi yang terpercaya dan konseling yang yang tidak aman adalah pelanggaran
berpihak padanya… Dimana aborsi tidak terhadap hak privasi perempuan tersebut.
melanggar hukum, maka aborsi tersebut harus • Kurangnya kerahasiaan dalam sistem
aman. Bagaimanapun, dalam semua kasus, kesehatan atau keharusan adanya
perempuan harus memiliki akses ke layanan persetujuan pihak ketiga terhadap
yang berkualitas untuk mengatasi komplikasi prosedur aborsi dapat menghalangi
yang timbul akibat aborsi.” kaum perempuan dalam mencari layanan
kesehatan.
Program Aksi ICPD, paragraf 8.25, Kairo, 1994, • Memaksa perempuan (dari etnis minoritas
atau perempuan cacat) untuk menjalankan
Menghormati, melindungi dan memenuhi hak
aborsi adalah tindakan diskriminasi.
asasi manusia yang berkaitan dengan aborsi
• Kehamilan yang dipaksakan merupakan
meliputi:
pelanggaran hak asasi manusia. Dan pada
• Mengambil langkah positif untuk situasi tertentu merupakan kejahatan
mengurangi kematian maternal, yang perang.
mungkin disebabkan aborsi yang tidak
aman;
4.1 Tantangan dan kesempatan
• Memastikan bahwa negara memberikan
informasi untuk membantu kaum Manager program kesehatan reproduksi
perempuan mencegah kehamilan yang dan penyedia layanan dapat menghadapi
tidak diinginkan; keputusan sulit atau dilema mengenai aborsi.
• Menyediakan layanan aborsi yang aman Mereka menyadari bahwa kemampuan mereka
(dalam situasi dimana aborsi legal); untuk memberikan perawatan aborsi yang
• Menghapus hukuman bagi perempuan komprehensif dibatasi oleh peraturan nasional,
yang melakukan aborsi, karena norma sosial dan budaya atau pemahaman
kriminalisasi aborsi membuat perempuan medis yang salah.
mencari prosedur yang tidak aman
dengan risiko yang dapat mengancam Sebagai contoh, bahkan di tempat dimana
jiwa dan kesehatan mereka. aborsi dilegalkan, aborsi yang aman mungkin
sulit untuk diakses karena terdapat syarat
Berikut adalah kondisi dimana pelanggaran hak tambahan berkenaan dengan persetujuan
asasi manusia terjadi: dan konseling, dan biasanya negara memberi
batasan mengenai waktu diperbolehkan
• Memaksa perempuan untuk menjalani melakukan aborsi. Tantangan lain adalah
kehamilan yang tidak diinginkan atau perilaku yang menghakimi atau sikap yang
yang tidak wajar sehingga membuatnya mengecilkan hati dari penyedia layanan,
menderita secara mental (terutama dalam kurangnya kapasitas layanan untuk memenuhi
kasus pemerkosaan dan incest). kebutuhan atau layanan yang tidak merata atau
• Menolak memberi perawatan medis berkualitas buruk. Selain itu, kaum perempuan
kepada perempuan yang mengalami sendiri mungkin tidak menyadari tersedianya
komplikasi dari aborsi yang tidak aman layanan aborsi atau hak mereka untuk
kecuali kalau ia memberi informasi mengaksesnya dalam kerangka hukum.
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 173

Sebagai manajer program kesehatan reproduksi 5 MONITORING


atau penyedia layanan, anda kemungkinan besar
akan dihadapkan pada tantangan-tantangan Terus lakukan monitoring dan evaluasi
seperti ini. Anda harus menyadari posisi terhadap layanan aborsi yang aman dan
organisasi/lembaga anda dalam masalah ini serta perawatan pasca aborsi. Lakukan penilaian
melibatkannya sebagai bagian dari analisis situasi terhadap tingkat penggunaan layanan ini
dan langkah kedepan Anda. dan peninjauan terhadap catatan klien,
ketersediaan dan penggunaan peralatan
Latih dan lengkapi semua penyedia layanan dan supply yang sesuai serta indikator-
kesehatan reproduksi agar dapat memberikan indikator khusus tentang kualitas perawatan.
informasi dan layanan aborsi komprehensif atau Identifikasi perubahan atau persoalan yang
rujukan ke layanan aborsi yang legal dan aman terjadi, dan berikan umpan balik kepada staf
dalam kerangka hukum. Penting bagi petugas dan ikut mengoreksi masalah apapun yang
kesehatan reproduksi, manajer program dan teridentifikasi.
penyedia layanan untuk memahami dengan
jelas apa yang diperbolehkan oleh hukum di Untuk informasi lebih lanjut mengenai
negara tempat mereka bekerja. Upaya oleh pemantauan lihat Bab 3: Assessment,
para pembuat kebijakan harus diarahkan untuk Pemantauan dan Evaluasi.
mengatasi hambatan administratif dari peraturan-
peraturan yang membatasi aborsi yang aman
dan perawatan pasca aborsi. 6 BACAAN LANJUTAN

Ketika menghadapi situasi yang sulit, prioritas Bacaan penting


pertama anda adalah apa yang terbaik
Safe abortion: technical and policy guidance
buat klien, utamakan keselamatan dan
for health systems. WHO, Geneva, 2003. http://
kesehatannya. Tentunya penting juga untuk
www.who.int/reproductive-health/publications/
mempertimbangkan keselamatan anda dan
safe_abortion/safe_abortion.pdf
rekan kerja anda. Kemudian, anda dapat:
Managing complications in pregnancy and
• Membahas pilihan-pilihan yang ada
childbirth:
dengan klien anda (misalnya, jika anda
a guide for midwives and doctors. WHO,
tidak dapat memberikan metode aborsi
Geneva, 2003. http://www.who.int/
tertentu, anda dapat menginformasikan
reproductivehealth/impac/index.html
dimana ia bisa mendapatkannya);
• Menggali kaitan dan rujukan ke organisasi
lokal yang mungkin dapat membantu klien
anda ;
• Dengan menghargai kerahasiaan klien
anda, lakukan identifikasi dengan rekan
kerja dan penyedia layanan kesehatan
reproduksi lainnya mengenai bagaimana
menghindari dan mengatasi masalah
seperti ini di masa datang;
• Membahas masalah ini dalam rapat
koordinasi kesehatan;
• Diskusikan dengan supervisor anda.
174

Tabel 21: Indikator untuk Memantau Ketersediaan dan Keefektifan Aborsi


yang Aman serta Perawatan Pasca Aborsi

Nama Definisi Rumusan Jenis Sumber data Komentar

Numerator Proses, hasil


dan atau dampak
Denominator
Layanan Persentase Jumlah Hasil Catatan “Layanan
aborsi* layanan layanan fasilitas aborsi”*
dilakukan aborsi* yang aborsi* yang mencakup
dengan dilakukan dilakukan perawatan
teknologi dengan dengan komplikasi
yang tepat teknologi teknologi aborsi (akibat
tepat (aspirasi tepat /total aborsi
vakum atau jumlah aborsi spontan atau
metode × 100 aborsi induksi/
dengan obat- tidak aman)
obatan/medis) maupun
pemberian
prosedur
aborsi induksi
Perempuan Persentase Jumlah Hasil Catatan Rekomendasi:
yang perempuan perempuan fasilitas setidaknya
mengakses yang yang 60% dari
layanan mengakses menerima semua
aborsi* dan layanan layanan perempuan
menerima aborsi* dan kontrasepsi yang
kontrasepsi menerima sebelum menerima
sebelum kontrasepsi keluar dari layanan
keluar dari sebelum fasilitas/ aborsi* akan
fasilitas keluar dari jumlah menerima
fasilitas perempuan kontrasepsi
yang dirawat pilihan mereka
untuk aborsi sebelum
× 100 keluar dari
fasilitas
Lingkup Persentase Jumlah Hasil Catatan Seiring
layanan perempuan perempuan layanan waktu, ada
aborsi yang yang kesehatan peningkatan
induksi menerima menerima – tetapi ada persentase
layanan prosedur masalah perempuan
aborsi* dan aborsi induksi kurangnya yang
menerima di fasilitas pelaporan menjalani
prosedur pada periode (yaitu tidak aborsi induksi
induksi tertentu/ melaporkan sebagai
jumlah semua kasus yang bagian
perempuan tidak terdaftar dari semua
yang di fasilitas) layanan
menerima dan salah aborsi* di
layanan aborsi klasifikasi fasilitas
di fasilitas
pada periode Rekomendasi:
waktu yang mendekati
sama × 100 100%
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 175

Bacaan tambahan Misoprostol in Obstetrics and Gynecology.


www.misoprostol.org
Herrick J dkk. Woman-centered postabortion
care (trainer’s and reference manuals). Ipas, Frequently asked clinical questions about
Chapel Hill, NC, 2004. medical abortion.
http://www.ipas.org/Publications/ World Health Organization, 2006
Woman-centered_postabortion_care_Trainers_ http://www.who.int/reproductivehealth/
manual.aspx publications/en/

Hyman A et al. Woman-centered abortion care


(trainer’s Manual).Ipas. Chapel Hill, NC, 2005.
http://www.ipas.org/Publications/Woman-
centered_abortion_care_Trainers_manual.aspx
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 177

8
Daftar Isi
1 Pendahuluan 177
2 Tujuan 179
3 Penyusunan program 179
3.1 Koordinasi 179
3.2. Need assessment/penilaian kebutuhan 180
3.3 Pelayanan kesehatan reproduksi untuk korban/penyintas
BAB
kekerasan berbasis gender 181
DELAPAN
3.4 Dukungan Psikologis 187
4 Pertimbangan Hak Asasi dan Hukum 188
Kekerasan
4.1 Tantangan dan Peluang 189
5 Monitoring 189 Berbasis
6 Bacaan lanjutan 190 Gender

1 Pendahuluan

Kekerasan berbasis gender (gender-based violence) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada suatu tindakan kekerasan yang terjadi pada seseorang berdasarkan perbedaan
status sosial yang berlaku (gender) antara pria dan wanita.

Tindakan kekerasan berbasis gender merupakan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
universal yang dilindungi oleh instrumen-instrumen dan konvensi-konvensi internasional.
Banyak aksi kekerasan berbasis gender dapat digolongkan sebagai aksi melanggar hukum dan
kriminal dalam kebijakan dan undang-undang nasional. Kekerasan berbasis gender di seluruh
dunia paling banyak menimpa kaum perempuan dan anak-anak perempuan.

Istilah ‘kekerasan berbasis gender’ kerap digunakan secara bergantian dengan istilah
‘kekerasan terhadap perempuan’ dan ‘kekerasan berbasis gender dan seksual’. Istilah
‘kekerasan berbasis gender; menyoroti dimensi gender dari kekerasan tersebut; dengan kata
lain, hubungan antara status perempuan yang lebih rendah dalam suatu masyarakat dan
makin besarnya kemungkinan terjadi kekerasan terhadap mereka. Namun, penting untuk
diingat bahwa pria dan anak laki-laki juga bisa menjadi korban/penyintas kekerasan berbasis
gender, termasuk kekerasan seksual, terutama ketika mereka mengalami penyiksaan dan/atau
penahanan.

Kekerasan berbasis gender termasuk:

• Kekerasan seksual, di antaranya perkosaan, pelecehan seksual, ekspolitasi seksual dan


prostitusi
• Kekerasan rumah tangga
• Kawin paksa dan kawin muda
• Praktek-praktek tradisional yang membahayakan seperti mutilasi alat genital perempuan/
sunat perempuan, kejahatan atas nama harga diri, warisan janda
• Perdagangan
178

Kekerasan Berbasis
Gender
Kotak 30: Kekerasan berbasis berbasis gender dalam situasi bencana*
• Sekurang-kurangnya 50.000 sampai 64.000 perempuan pengungsi internal di Sierra
Leone mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh para gerilyawan bersenjata. Di
samping itu, separuh perempuan pengungsi internal yang telah kontak langsung dengan
para gerilyawan dilaporkan mengalami kekerasan seksual.
• 25 % perempuan Azerbaijan yang telah di survey di tahun 2000 oleh Pusat
Pengendalian dan Pencegahan penyakit Amerika Serikat diketahui telah dipaksa
berhubungan seks; di antara mereka yang paling rawan mengalami pemaksaan
hubungan seks adalah para pengungsi perempuan .
• Menurut survei pemerintah pada 1999, 37% pekerja seks di Sierra Leone yang berusia
di bawah 15 tahun, 80% dari jumlah tersebut tidak memiliki keluarga atau merupakan
anak-anak yang menjadi pengungsi akibat perang.
• Mayoritas perempuan Tutsi dalam peristiwa genosida di Rwanda pada 1994 mengalami
kekerasan berbasis berbasis gender dalam berbagai bentuk; dengan sekitar 250.000
sampai 500.000 di antaranya mengalami kekerasan seksual.
• Sekitar 20.000 sampai 50.000 perempuan diperkirakan telah diperkosa selama perang
di Bosnia-Herzegovina pada awal 1990-an.
• Laporan-laporan lapangan tentang dampak sosial pasca bencana alam menyebutkan
telah terjadi banyak pelecehan, seperti dalam laporan tentang banjir di Australia berikut
ini: “Hubungan antar manusia telah terungkap dan kekuatan serta kelemahan hubungan
terlihat jelas. Akibatnya, perempuan yang terisolasi semakin tersisih, kekerasan dalam
rumah tangga meningkat dan hubungan utama dengan keluarga, teman dan pasangan
makin terancam. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan juga dilaporkan terjadi
di Filipina pasca letusan Gunung Piatobo, di Amerika Tengah dan Utara pasca Badai
Mitch; dan di sejumlah negara pasca tsunami 2004

Dari: Guidelines for Gender-based Violence Interventions in Humanitarian Settings: Focusing on Prevention of and
Response to Sexual Violence in Emergencies. Inter-agency Standing Committee (IASC), 2005.

Kekerasan berbasis gender terjadi dalam Konsekuensi kekerasan berbasis berbasis


berbagai bentuk dan cakupan di berbagai gender bisa terjadi sebagai akibat langsung
budaya, negara dan wilayah. Kekerasan dari tindakan kekerasan atau bisa juga sebagai
berbasis gender yang terjadi dalam situasi akibat dari efek jangka panjang:
darurat kemanusiaan umumnya jarang
dilaporkan, akan tetapi kekerasan ini telah • Konsekuensi fisik ada beragam mulai
banyak didokumentasikan selama terjadinya dari luka ringan sampai luka berat
krisis kemanusiaan (lihat Kotak 30). yang menimbulkan kematian atau
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 179

cacat permanen; kehamilan yang tidak 3 Penyusunan Program


diinginkan, aborsi tidak aman dan
komplikasi; hasil kehamilan yang tidak Pencegahan kekerasan berbasis gender dan
baik, termasuk keguguran, berat badan penyediaan pelayanan klinis rahasia untuk
lahir rendah dan kematian janin; infeksi korban/penyintas perkosaan merupakan
penularan seksual, termasuk HIV; penyakit bagian dari Paket Pelayanan Awal Minimum
radang panggul, ketidaksuburan, sindrom kesehatan reproduksi dalam situasi darurat
nyeri kronis; infeksi saluran kemih. bencana (PPAM) (lihat Bab 2: PPAM). Begitu
• Konsekuensi psikologis termasuk: PPAM diberlakukan, para petugas dan manajer
gelisah, gangguan stres pasca trauma program kesehatan reproduksi, bekerja sama
(PTSD/Post Trauma Stress Disorder); dengan sektor/cluster yang terkait untuk
depresi; perasaan rendah diri; tidak memperluas pelayanan klinis dan psikologis
mampu mempercayai orang lain, takut, serta dukungan sosial bagi para korban/
peningkatan penyalahgunaan dan penyintas perkosaan dan kekerasan berbasis
penggunaan obat-obatan; gangguan berbasis gender lainnya, serta memberikan
tidur; sulit makan; disfungsi seksual; dan dukungan inisiatif pencegahan kekerasan
bunuh diri. berbasis gender.
• Kekerasan berbasis gender juga sangat
besar dampaknya pada kesehatan
sosial individu dan komunitas dalam hal 3.1 Koordinasi
stigma, isolasi dan penolakan (termasuk
Saat ini, penyusunan program dengan
oleh suami dan keluarga); kehilangan
pendekatan multisektor merupakan
potensi pendapatan bagi perempuan;
“contoh yang terbaik” dalam mencegah dan
gangguan pendidikan pada remaja; dan
merespon kekerasan berbasis gender dalam
pembunuhan (misalnya pembunuhan
situasi kemanusiaan. Karakteristik utama
karena harga diri atau pembunuhan bayi
model multisektor adalah melibatkan seluruh
perempuan).
komunitas yang terkena dampak, kerjasama
dan kolaborasi antar disiplin dan antar
organisasi, serta koordinasi di antara para
2 Tujuan
pemberi layanan kesehatan, psikologis, hukum
Bab ini secara khusus membahas tanggung dan keamanan dalam merespon kebutuhan-
jawab petugas, staf program dan penyedia kebutuhan para korban/penyintas kekerasan
layanan kesehatan reproduksi dalam berbasis gender.
mencegah dan merespons konsekuensi
Prinsip utama pendekatan ini adalah
kesehatan dari kekerasan berbasis gender.
menghargai hak dan kebutuhan-kebutuhan
Tujuan dari bab ini adalah membantu mereka
utama para korban/penyintas kekerasan
dalam:
berbasis berbasis gender dalam hal
• Mengetahui jenis-jenis kekerasan berbasis akses mendapatkan layanan dukungan
gender; dan menghormati, jaminan kerahasiaan
• Memahami pendekatan multisektor dalam dan keamanan, serta kemampuan dalam
pencegahan dan merespon kekerasan menentukan tindakan untuk menangani insiden
berbasis gender; kekerasan berbasis berbasis gender.
• Mendukung integrasi elemen-elemen
Karena kolaborasi multisektor sangat
pencegahan dan respon terhadap
penting dalam program kekerasan berbasis
kekerasan berbasis berbasis gender ke
gender, para petugas dan program manajer
dalam sektor/kluster kesehatan.
kesehatan reproduksi harus aktif terlibat
180

dalam proses menjelaskan peran dan kesehatan reproduksi secara komprehensif.


tanggung jawab serta kolaborasi di dalam Dalam kerangka kerja multisektor, para
dan di antara sektor dalam mencegah dan petugas dan manajer program kesehatan
merespon kekerasan berbasis gender. Hasil reproduksi merupakan bagian dari sektor/
dari proses ini kadangkala disebut sebagai cluster kesehatan dan harus berkolaborasi
Standard Operating Procedures/SOP untuk dengan aktor-aktor sektor/cluster lainnya yang
kekerasan berbasis gender. Penyusunan terlibat dalam program kekerasan berbasis
SOP yang disepakati harus merupakan suatu gender untuk mengumpulkan informasi berikut:
proses kolaborasi yang terjadi melalui
sejumlah konsultasi dengan para pemangku Di level komunitas:
kepentingan dan aktor dalam situasi tersebut
• Tingkat pemahaman tentang konsekuensi
(lihat Bacaan Lanjutan).
kesehatan dari kekerasan berbasis gender
Semua sektor/cluster memiliki peran dalam serta waktu dan tempat untuk mengakses
mencegah dan merespon kekerasan berbasis layanan yang relevan.
gender. Namun, proses ini setidaknya harus
menyertakan perwakilan dari sektor kesehatan, Di level program:
psikologis, keselamatan/keamanan dan legal/
• Aktor-aktor internasional dan lokal yang
kehakiman/perlindungan (badan-badan PBB,
bekerja pada kekerasan berbasis gender;
LSM nasional dan internasional, organisasi-
• Keberadaan prosedur, protokol, praktek
organisasi berbasis komunitas , serta badan-
dan bentuk laporan; pelaksanaan nasional,
badan pemerintah jika perlu).
multisektor dan antar lembaga,
Perwakilan dari sektor/cluster lain (termasuk • Lokasi dan tipe layanan yang menyediakan
pendidikan, pangan dan gizi, manajemen pelayanan bagi para korban/penyintas
kamp/shelter/perecanaan dan air/sanitasi) juga kekerasan berbasis gender (kesehatan,
harus terlibat dalam penyusunan SOP. dukungan komunitas, sosial, psikologis,
legal);
Dalam pendekatan multisektor, tanggung • kepatuhan kepada standar etika dan
jawab sektor/cluster kesehatan termasuk: keselamatan dalam layanan kesehatan
menyediakan pelayanan kebutuhan kesehatan (keselamatan, privasi, kerahasiaan,
dan psikologis bagi korban/penyintas menghargai);
perkosaan, sunat perempuan (FGM) atau • Kebutuhan pelatihan bagi penyedia
bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender pelayanan kesehatan dan staf program
lainnya; mengumpulkan bukti-bukti forensik kesehatan reproduksi;
yang diperlukan; merujuk korban/penyintas • Tipe-tipe dan jumlah kasus kekerasan
untuk mendapatkan dukungan psikologis dan berbasis gender yang dilaporkan kepada
kesehatan lanjutan; memberikan kesaksian layanan kesehatan.
jika korban memilih jalur hukum; dan
meningkatkan kesadaran tentang kekerasan Secara umum diakui bahwa kekerasan
berbasis gender. berbasis gender, terutama kekerasan seksual,
di semua tempat di seluruh dunia jarang
dilaporkan. Para korban/penyintas kekerasan
3.2 Needs Assessment/penilaian berbasis gender sangat takut akan konsekuensi
kebutuhan sosial, fisik, psikologis atau legal yang bakal
terjadi jika mereka mengungkapkan kekerasan
Integrasikan pertimbangan-pertimbangan
tersebut. Dalam situasi yang ditandai dengan
kekerasan berbasis gender ke dalam need
ketidakstabilan, ketidakamanan, kehilangan,
assessment bagi perencanaan layanan
kekacauan hukum dan tata tertib serta
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 181

kekacauan sistem pendukung keluarga dan kawin paksa, kejahatan harga diri, serangan
komunitas yang meluas, kekerasan berbasis seksual, pelecehan seksual pada anak-
gender lebih jarang lagi diungkap. Data- anak, dan prostitusi);
data yang tersedia tentang laporan berbagai • definisi legal tentang perkosaan. Usia sah
kekerasan berbasis gender dalam suatu untuk diperbolehkan melakukan aktivitas
situasi dari kepolisian, hukum, kesehatan atau seksual. Apakah ada perbedaan antara
sumber-sumber lain hanya bagian kecil dari anak perempuan dan laki-laki?
jumlah insiden kekerasan berbasis gender yang • undang-undang nasional tentang terminasi
sebenarnya terjadi. kehamilan akibat kekerasan seksual;
• undang-undang pelaporan wajib untuk
Penyelidikan tentang kekerasan seksual dan kasus-kasus pelecehan seksual dan
bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender kekerasan seksual;
lainnya harus dirancang dan dilakukan dengan • kader-kader penyedia layanan kesehatan
disertai pemahaman terhadap situasi serta yang berwenang untuk mengumpulkan
pertimbangan-pertimbangan tentang langkah- bukti-bukti forensik dan ragam bukti-bukti
langkah penggunaan informasi, pihak yang forensik yang diperbolehkan di pengadilan;
akan melihatnya, langkah-langkah pelaporan • rencana/kebijakan nasional penghapusan
informasi, penerima informasi dan tujuan kekerasan berbasis gender. Jenis kekerasan
informasi serta pihak yang akan mendapat berbasis gender mana yang menjadi target
manfaat dari informasi tersebut. Pertimbangkan rencana?
selalu persoalan etika dan keselamatan ketika
mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan
informasi tentang kekerasan berbasis gender 3.3 Pelayanan kesehatan reproduksi
(lihat Kotak 31). untuk korban/penyintas kekerasan
berbasis gender
Di level nasional:
Para petugas dan manajer program kesehatan
• protokol-protokol nasional yang berkaitan reproduksi harus memastikan penyedia layanan
dengan pelayanan medis dan rujukan terlatih untuk memberikan pelayanan klinis
kekerasan berbasis gender; yang kompeten, rahasia dan simpatik bagi para
• undang-undang nasional yang berkaitan korban/penyintas kekerasan berbasis gender
dengan kekerasan berbasis gender: Tipe- dan mereka memiliki suplai untuk melakukan
tipe kekerasan berbasis gender yang hal tersebut.
disebutkan (misalnya sunat perempuan,

Kotak 31: Rekomendasi-rekomendasi Keselamatan, Etika dan Metodologi untuk


Mendokumentasikan dan Berbagi Informasi tentang Kasus-kasus Kekerasan
Berbasis Gender yang Dilaporkan kepada Layanan Kesehatan Reproduksi

Ketika mendokumentasikan informasi:

• Pelayanan dasar dan dukungan bagi para korban/penyintas harus diberikan sebelum korban
dilibatkan dalam suatu aktifitas yang akan mengungkapkan informasi tentang pengalaman
mereka dalam kekerasan berbasis gender.
• Keselamatan dan keamanan penyedia layanan yang terlibat dalam pengumpulan informasi
tentang kekerasan berbasis gender harus menjadi perhatian utama dan terutama dalam
situasi darurat bencana harus terus dimonitor.
• Kerahasiaan individu penyedia informasi tentang kekerasan berbasis gender harus selalu
dilindungi dan dokumentasi informasi harus mendapat ijin tertulis dari mereka.
182

• Penyedia layanan kesehatan reproduksi yang akan merawat korban/penyintas kekerasan


berbasis gender harus diseleksi dengan teliti dan mendapat pelatihan khusus yang relevan
dan cukup dan dukungan berkelanjutan.
• Perlindungan-perlindungan tambahan harus diberikan jika melibatkan anak-anak (mereka
yang berusia di bawah 18 tahun).

Ketika berbagi data:


• Selalu diingat penerima informasi dan kemungkinan penggunaan data serta menawarkan
panduan tentang interpretasi data.
• Menyediakan konteks bagi semua data yang dilaporkan. Jika diketahui, dan aman
melakukannya, berikan informasi tentang kamp/klinik,distrik asal kasus dilaporkan.
Sebutkan secara khusus, misalnya “kasus-kasus yang dilaporkan dari jumlah x fasilitas
kesehatan ”.
• Hanya memberikan deskripsi menyeluruh tentang insiden jika informasi ini tidak bisa
dikaitkan kembali ke korban/penyintas individu (tanggal dan lokasi yang tepat, informasi
tentang korban/penyintas, etnik, usia, seks, temuan-temuan medis, hanya boleh disertakan
jika aman melakukannya).
• Memberikan informasi tambahan yang bisa berkontribusi terhadap perubahan-perubahan
jumlah kasus yang dilaporkan dari periode pelaporan terdahulu. Misalnya, penyediaan
layanan yang lebih banyak, kampanye-kampanye informasi publik, peningkatan serangan-
serangan kekerasan. Jika bisa, informasi tentang waktu terjadinya insiden harus
dikumpulkan dan informasi dilaporkan bersama dengan jumlah rata-rata .
• Memberi label semua tabel dan laporan dengan sesuai supaya informasi tidak keluar dari
konteks.

Diadaptasi dari: Rekomendasi etika dan keselamatan WHO untuk penelitian, dokumentasi dan monitoring kekerasan
seksual dalam situasi darurat dan Stop Rape Now. UN Action against Sexual Violence in Conflict. Reporting and
Interpreting Data on Sexual Violence from Conflict-Affected Countries, “Do’s and Don’t’s”.

Kotak 32: Kekerasan berbasis gender: Beberapa Definisi


Ketika mendokumentasikan informasi:

Kekerasan seksual

Setiap tindakan seksual, upaya untuk mendapatkan tindakan seksual, komentar-komentar atau
dorongan-dorongan seksual yang tidak diinginkan, atau tindakan-tindakan memperdagangkan
seksualitas seseorang, dengan menggunakan pemaksaan, ancaman gangguan atau kekuatan
fisik, oleh seseorang apapun hubungannya dengan korban dalam suatu situasi termasuk di
rumah, tempat kerja dan lainnya.

Kekerasan seksual termasuk:

Perkosaan/upaya perkosaan

Perkosaan merupakan tindakan hubungan seksual tanpa persetujuan. Ini bisa termasuk
penyerangan pada suatu bagian tubuh dengan organ seksual dan/atau penyerangan terhadap
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 183

saluran genital atau anal dengan suatu benda atau bagian tubuh. Perkosaan dan upaya
perkosaan melibatkan penggunaan kekuatan, ancaman kekuatan dan/atau paksaan. Upaya-
upaya untuk memerkosa seseorang yang tidak sampai terjadinya penetrasi dianggap sebagai
upaya perkosaan.

Pelecehan Seksual

Ancaman fisik bersifat seksual, baik dengan kekuatan atau kondisi yang tidak setara atau
paksaan. (Lihat juga “Eksploitasi seksual”).

Eksploitasi seksual

Setiap upaya menyalahgunakan terhadap seseorang yang posisinya rentan, berbeda


kekuasaan atau kepercayaan, untuk tujuan seksual, tetapi tidak terbatas pada upaya untuk
menghasilkan keuntungan secara keuangan, sosial atau politik dari eksploitasi seksual orang
lain. (Lihat juga “pelecehan seksual)

Kekerasan dalam rumah tangga (disebut juga sebagai kekerasan pasangan intim)

Kekerasan dalam rumah tangga terjadi di antara mitra intim (pasangan, kekasih) serta di antara
anggota keluarga (misalnya ibu mertua dan menantu perempuan). Kekerasan dalam rumah
tangga bisa termasuk pelecehan seksual, fisik dan psikologis. Istilah-istilah lain yang digunakan
untuk merujuk kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh pasangan intim termasuk
“pelecehan pasangan” dan “pemukulan istri”.

Mutilasi alat genital perempuan/Sunat perempuan

Mutilasi alat genital perempuan/Sunat perempuan adalah semua prosedur pemotongan


sebagian atau seluruhnya dari bagian luar genital perempuan atau bentuk pelukaan lain
terhadap organ kelamin perempuan untuk alasan-alasan non-medis.”.

Kawin muda paksa

Ini terjadi ketika orang tua atau yang lainnya mengatur dan memaksa anak di bawah umur
kawin dengan seseorang. Pemaksaan terjadi dengan menekan atau memerintahkan anak
di bawah umur untuk kawin, untuk mendapatkan mahar atau alasan-alasan lainnya. Kawin
paksa merupakan suatu bentuk kekerasan berbasis gender karena anak di bawah umur tidak
diperbolehkan untuk, atau belum cukup umur, untuk membuat pilihan penting.

Sumber: Guidelines for GBV Interventions in humanitarian settings: Focusing on Prevention of and Response to Sexual
Violence in Emergencies, Inter-agency Standing Committee (IASC), 2005 and GBV Tools Manual for Assessmentand
Programme Design, Monitoring and Evaluation in conflict-affected settings, RHRC Consortium, 2004

Untuk definisi-definisi berbagai jenis kekerasan termasuk dalam situasi bencana. Namun,
berbasis gender lihat Kotak 32. penyedia layanan kesehatan reproduksi di
semua situasi harus siap untuk memberikan
Perkosaan pelayanan bagi para korban perkosaan dari
sejak awal respon bencana. Pencegahaan
Perkosaan seringkali tidak dilaporkan
dan respon terhadap kekerasan seksual
seluruhnya atau tidak dilaporkan sama sekali,
merupakan komponen PPAM. Untuk informasi
184

lebih lengkap tentang manajemen klinis korban Melatih semua penyedia layanan kesehatan
perkosaan, lihat Bab 2: PPAM, paragraf 3.2.3, reproduksi untuk mengenali tanda-tanda
hal. 26. kekerasan dalam rumah tangga dan langkah-
langkah merespon dugaan atau laporan
Kekerasan pasangan intim/kekerasan dalam tindakan pelecehan, termasuk:
rumah tangga
• Jika diduga telah terjadi kekerasan (jika
Penelitian WHO mengenai kesehatan penyedia layanan melihat memar-memar
perempuan dan kekerasan dalam rumah mencurigakan atau cedera lainnya),
tangga mengungkapkan bahwa 15% dan 71% penyedia layanan bisa melakukan
perempuan melaporkan kekerasan fisik atau penyelidikan sendiri untuk mendapat
seksual oleh suami atau pasangan; antara 4% informasi lebih banyak, melakukan
dan 12% melaporkan mengalami pelecehan pelayanan dan tidak menunjukkan sikap
fisik selama kehamilan; perdagangan menghakimi, misalnya : “Apakah mitra anda
perempuan dan remaja putri untuk kerja atau orang lain yang penting bagi anda
paksa dan seks menyebar luas dan kerap telah melukai atau mengganggu fisik anda
mengenai mereka yang paling rentan; dan dengan cara (seperti memukul, menendang,
hingga satu dari lima perempuan dan satu di atau membakar anda)?” atau “Apakah anda
antara sepuluh laki-laki melaporkan mengalami takut pada pasangan anda?”
pelecehan seksual saat anak-anak.* • Menjaga kerahasiaan karena bisa
membahayakan korban/penyintas dan
Pemberi pelayanan kesehatan reproduksi
kerabat lainnya. Memastikan korban/
memiliki peran penting dalam mendeteksi,
penyintas mendapat tempat yang aman.
merujuk dan merawat perempuan yang
Jika dia harus kembali kepada pelaku
mengalami kekerasan. Perempuan yang
kekerasan, pembalasan bisa terjadi,
mengalami kekerasan kerap mencari
khususnya jika pelaku mengetahui
pelayanan kesehatan sekalipun mereka tidak
masalahnya telah dilaporkan. Membantu
mengungkapkan peristiwa tersebut. Maka,
korban/penyintas untuk menilai situasinya:
intervensi oleh penyedia layanan kesehatan
“Apakah anda dan anak-anak anda
reproduksi bisa mengurangi dampak
terancam?” “Apakah anda aman jika
kesehatan jangka pendek dan panjang
pulang?” “Apakah anda membutuhkan
dari kekerasan berbasis gender terhadap
bantuan dengan kondisi di rumah?”
perempuan dan keluarga mereka. Melalui kerja
• Menawarkan informasi dan rujukan untuk
sama dengan para koordinator kesehatan,
layanan hukum, sosial, atau layanan
pastikan:
lainnya. Membantu korban/penyintas
• Semua staff klinis dan resepsionis mengidentifikasi sumber dukungan seperti
mengetahui persoalan-persoalan kekerasan keluarga dan teman, kelompok perempuan
berbasis gender; setempat, tempat perlindungan dan layanan
• Semua staf memahami dan menerapkan hukum. Menjelaskan kepada korban bahwa
keempat pedoman prinsip tentang dia tidak sendirian.
keselamatan, menghargai, kerahasiaan, dan • Merujuk korban/penyintas ke layanan pasca
non-diskriminatif; perkosaan atau pelayanan medis lainnya
• Poster dan selebaran yang mengecam jika dibutuhkan.
kekerasan dan informasi tentang kelompok-
kelompok pendukung ditampilkan.

* Lembar fakta N°239, Violence against women. WHO,


November 2008. www.who.int/mediacentre/fact-sheets/
fs239/en/print.html.
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 185

Mutilasi alat genital perempuan/sunat tetapi penelitian tentang efek seksual atau
perempuan psikologis FGM atau frekuensi terjadinya
komplikasi masih sangat sedikit. Tingkat
Diperkirakan 100 sampai 140 juta remaja putri kematian anak perempuan dan perempuan
dan perempuan telah mengalami mutilasi alat yang mengalami FGM tidak diketahui.
genital perempuan (FGM) dan 2 juta anak
perempuan terancam mengalami praktek ini Komplikasi langsung termasuk pendarahan
setiap tahun. Sebagian besar anak perempuan (salah satu komplikasi yang paling umum):
dan perempuan yang mengalami FGM ini syok, infeksi – termasuk tetanus dan HIV;
tinggal di sub-Sahara Afrika. Sebagian lainnya retensi urine; cedera pada organ sekitar,
berada di Timur Tengah, Asia dan wilayah- seperti saluran kencing (urethra), vagina atau
wilayah lain. Petugas dan manajer program rektum; fistulae.
kesehatan reproduksi harus mengetahui bahwa
FGM dan konsekuensi kesehatan yang terkait Komplikasi jangka panjang termasuk:
dengan FGM umum terjadi pada penduduk di pendarahan setelah deinfibulation (membuka
wilayah tempat kerja mereka. kembali lubang vagina untuk hubungan seksual
dan proses persalinan); kesulitan menstruasi;
FGM digolongkan sebagai berikut: kesulitan mengeluarkan urine; infeksi saluran
kemih berulang; tidak bisa menahan kencing,
Tipe I: Pemotongan kulup klitoris dengan atau infeksi pelviks kronis yang menyebabkan aborsi
tanpa pemotongan sebagian atau seluruh atau ketidaksuburan; bengkak bernanah dan
klitoris. dermoid cysts; peningkatan resiko penularan
HIV dan infeksi menular seksual lainnya ;
Tipe II: Pemotongan klitoris dengan
pengurangan sensitifitas seksual; dan nyeri
pemotongan sebagian atau seluruh labia
saat senggama. Masalah-masalah yang terjadi
minora.
selama kehamilan dan persalinan umum terjadi
Tipe III: Pemotongan sebagian atau seluruh pada perempuan yang telah menjalani FGM
kelamin luar dan penjahitan/penyempitan Tipe III, karena jaringan yang terluka menjadi
lubang vagina (infibulation). Sekitar 15% kaku dan terjadi sumbatan. Persalinan sulit
dan atau sangat lama, sesak napas pada bayi,
dari perempuan dan anak perempuan yang
mengalami FGM menjalani tipe ini. luka gores pada ibu, pendarahan, fistulae dan
infeksi bisa terjadi.
Tipe IV: Tidak digolongkan. Tipe ini termasuk
Trauma psikologis pada prosedur tersebut
melubangi, menusuk atau mengiris klitoris
dan/atau labia, membakar klitoris, mengikis bisa meninggalkan luka emosional selama-
lubang vagina atau memotong vagina dan lamanya dan mengurangi kepercayaan pada
prosedur lain yang dilakukan terhadap kelamin para pemberi pelayanan. Dampak fisik dan
perempuan untuk sebab yang tidak ada psikologis FGM juga bisa memicu timbulnya
hubungannya dengan medis. masalah dalam hubungan seksual.

Yang penting untuk diingat adalah tidak


Konsekuensi kesehatan
semua perempuan yang menjalani FGM akan
Anak perempuan dan perempuan yang mengalami masalah kesehatan . Sebaliknya,
menjalani bentuk FGM yang lebih kejam sangat banyak perempuan tidak menyadari masalah
mungkin akan mengalami komplikasi serius kesehatan yang mereka alami merupakan
dan jangka panjang. Beberapa berdampak akibat dari FGM.
segera; yang lainnya baru terjadi beberapa
tahun kemudian. Dokumentasi dan penelitian
tentang bentuk komplikasi fisik tersedia, akan
186

Pelayanan Klinis Pencegahan

Penyedia layanan kesehatan reproduksi juga Di suatu tempat yang menjalankan praktek
harus mampu mewawancarai dan melakukan FGM secara luas, FGM akan didukung oleh
pemeriksaan fisik pada perempuan yang laki-laki dan perempuan dan bisa dipahami
telah mengalami FGM, mengenali dan sebagai ikatan sosial serta diberi penghargaan
menyediakan informasi yang sesuai, konseling, dan hukuman. Praktek ini kerap diperkuat
dukungan, pelayanan dan/atau rujukan untuk dengan kepercayaan agama, kedewasaan
mendapatkan penanganan lanjutan bagi dan moralitas seksual perempuan, dan
komplikasi FGM secara rahasia, pribadi dan dianggap perlu untuk kemampuan perkawinan.
tidak menghakimi. Karena itu para manajer program kesehatan
reproduksi harus bekerja sama erat dengan
Dalam suatu tempat yang umum terjadi FGM para pemangku kepentingan setempat,
Tipe III, para manajer program kesehatan terutama LSM-LSM perempuan, serta
reproduksi harus memastikan para penyedia organisasi-organisasi profesional, dengan
layanan kesehatan reproduksi telah dilatih dalam tujuan mencapai keputusan bersama oleh
membuka infibulasi ketika ada indikasi, atau tahu komunitas untuk meninggalkan praktek
kapan dan ke mana harus merujuk prosedur ini. tersebut. Mengorganisir diskusi dan pertukaran
informasi di dalam komunitas dengan tujuan
Medikalisasi FGM — perusakan dengan untuk pemberdayaan, penghormatan terhadap
sengaja organ-organ yang sehat oleh anak perempuan dan perempuan dan
profesional kesehatan di luar alasan penyelesaian masalah, menyediakan informasi
terapi — merupakan tindakan keliru dan tentang fungsi-fungsi tubuh perempuan,
tidak etis yang tidak dapat mengatasi konsekuensi buruk dari praktek tersebut dan
ketidakadilan dasar dari FGM. manfaat meninggalkannya. Pelayanan bagi
para perempuan dengan FGM harus disertakan
di dalam program tersebut.
Keluarga Berencana cocok untuk remaja dan
Kawin muda paksa
perempuan dengan FGM seperti juga untuk
klien lainnya (lihat Bab 5: Keluarga Berencana). Ketika kawin muda umum terjadi, para
Perempuan yang telah mengalami infibulasi penyedia kesehatan reproduksi harus
mengalami kesulitan dalam menggunakan dipastikan mengetahui resiko-resiko
metode yang harus dimasukkan ke dalam kesehatan reproduksi bagi remaja, termasuk
vagina, seperti intrauterine device (IUD), komplikasi-komplikasi yang terkait dengan
kondom perempuan atau cincin vagina. kehamilan seperti kesulitan persalinan
Karena perempuan dengan FGM sangat dan infeksi menular seksual, termasuk HIV.
rentan mengalami infeksi pada saluran genital, Para penyedia kesehatan reproduksi harus
IUD hanya bisa dimasukkan setelah melalui mendapat pelatihan yang sesuai tentang
pertimbangan yang matang. remaja dan memahami bahwa kawin muda
bisa mengganggu mobilitas anak perempuan
Memastikan para penyedia layanan kesehatan
dan kelanjutan sekolah mereka. Informasi
reproduksi yang memiliki tugas-tugas
yang diberikan pada saat kontak pertama
kebidanan telah mendapat pelatihan untuk
dengan anak perempuan yang menikah muda
menilai dan menangani perempuan dengan
sangat penting karena ia mungkin tidak bisa
komplikasi akibat FGM selama kehamilan,
mengakses layanan kesehatan reproduksi
persalinan dan kelahiran dan periode pasca
dengan sering. Untuk informasi lebih lengkap
melahirkan. (Untuk informasi lebih lengkap
lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja.
lihat Bab 6: Kesehatan maternal dan neonatal
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 187

3.4 Dukungan Psikologis bisa menjadi faktor dalam mengatasi trauma


kekerasan. Para penyedia harus memfasilitasi
Catatan: Bagian ini diadaptasi dari Buku partisipasi dan integrasi korban/penyintas ke
Pedoman intervensi kekerasan berbasis gender dalam komunitas. Aktifitas-aktifitas berbasis
dalam situasi bencana (Guidelines for Gender- komunitas yang sesuai bagi para korban/
based Violence Interventions in Humanitarian penyintas kekerasan seksual adalah :
Setting)s, Action sheet 8.3. Inter-Agency
Standing Committee (IASC), 2005. • Mengidentifikasi dan melatih sumber-
sumber yang ada dan sesuai di dalam
Korban/Penyintas kekerasan berbasis gender komunitas, seperti dukun bayi, bidan,
bisa mengalami sejumlah konsekuensi kelompok-kelompok perempuan, para
psikologis seperti kesedihan dan depresi; pemimpin agama dan program-program
menyalahkan diri sendiri; gangguan somatis layanan komunitas agar mengetahui
(keluhan fisik akibat gangguan kejiwaan); bagaimana mendukung para korban.
masalah-masalah seksual; semangat berubah- • Mengembangkan kelompok-kelompok
ubah/gangguan mood, marah dan masalah- pendukung perempuan. (Dalam beberapa
masalah terkait kecemasan (tidak bisa tidur, konteks mungkin perlu adanya kelompok-
takut, stress, dan takut “menjadi gila”). Bagi kelompok pendukung yang dirancang
sebagian besar korban/penyintas, masalah- khusus bagi para korban/penyintas
masalah ini merupakan respon emosional kekerasan seksual dan keluarga mereka;
normal terhadap trauma. Terutama dalam hal namun, hati-hati jangan sampai menambah
dukungan sosial dan emosi, banyak korban/ stigma sosial dengan menyisihkan satu
penyintas belajar mengatasi dan keluhan terus kelompok tertentu saja).
berkurang dengan berjalannya waktu. • Mendirikan tempat/rumah singgah khusus
bagi para korban/penyintas sehingga
Selain itu, ada konsekuensi-konsekuensi mereka bisa menerima pelayanan rahasia
sosial. Sebagian besar masyarakat cenderung dan penuh perhatian
menyalahkan korban/penyintas kekerasan • Menyediakan dukungan material yang
seksual. Stigma sosial, isolasi dan penolakan dibutuhkan melalui layanan-layanan
– termasuk oleh suami dan keluarga – kesehatan dan komunitas lainnya.
merupakan konsekuensi serius, sehingga • Mendorong penggunaan sumber-
kerap membuat pemulihan emosional sangat sumber tradisional yang sesuai. Jika
sulit akibat korban/penyintas menarik diri dari memungkinkan, berkolaborasi dengan para
pergaulan sehari-hari dan dari dukungan sosial. dukun tradisional atau pemuka agama yang
masing-masing bisa mengadakan upaya
Pastikan terjalin koordinasi yang erat di antara
pembersihan atau doa untuk para korban/
layanan-layanan pendukung psikososial dan
penyintas kekerasan seksual. Praktek
klinis. Dukungan psikososial harus dimulai
semacam ini bisa sangat menguntungkan;
dari pertemuan pertama dengan korban/
namun, pastikan mereka tidak kemudian
penyintas. Para penyedia di semua layanan
menyalahkan para korban/penyintas atau
komunitas dan kesehatan harus dilatih untuk
juga semakin memperbesar tekanan pada
mendengarkan dan menyediakan dukungan
korban/penyintas.
emosional ketika seorang korban/penyintas
mengungkapkan atau mengisyaratkan telah
Aktifitas-aktifitas ini harus sesuai dengan
mengalami kekerasan seksual, memberikan
budaya dan harus dikembangkan setelah
informasi dan rujukan yang dibutuhkan dan
konsultasi (dan jika mungkin kerjasama)
disetujui oleh korban/penyintas.
dengan anggota-anggota komunitas. Mereka
Dukungan dari keluarga dan teman seringkali akan membutuhkan dukungan finansial dan
188

logistik yang berjalan dan apabila sesuai undang gagal melindungi perempuan dan
dukungan pelatihan dan supervisi. anak perempuan dari kekerasan berbasis
gender dan/atau jika mereka harus ditemani
Dukungan-dukungan psikososial juga oleh suami atau ayah untuk mendapatkan
dibutuhkan untuk para korban FGM dan pelayanan medis akibat perkosaan. Semua
perempuan yang dipaksa kawin muda. bentuk kekerasan terhadap perempuan
Organisasi dan pemberian nama dukungan merupakan diskriminasi terhadap mereka;
semacam itu bisa diadaptasi karena FGM dan • Memasuki perkawinan dengan
kawin muda merupakan sanksi sosial dan persetujuan penuh dan bebas serta
orang-orang tidak melihat diri mereka sendiri pemberian hak-hak yang setara dalam
sebagai korban/penyintas. perkawinan, selama perkawinan dan saat
perceraian — kawin paksa merupakan
4 Pertimbangan Hak Asasi Dan
pelanggaran hak ini;
Hukum
• Kebebasan bergerak, berpendapat,
Kekerasan berbasis gender sangat berekspresi dan berkumpul — kebebasan
bertentangan dengan hak-hak asasi manusia ini akan terampas jika seseorang
dan merupakan halangan besar terwujudnya diperdagangkan, dikurung paksa atau
hak-hak asasi manusia dan kebebasan dilarang oleh suami atau orang tua
dasar. Banyak prinsip hak asasi manusia mengakses kesehatan atau layanan
yang dimuat di dalam instrumen hak asasi lainnya.
manusia internasional menjadi pedoman bagi
perlindungan dari kekerasan berbasis gender. Anak perempuan sangat beresiko mengalami
Prinsip-prinsip ini termasuk hak-hak bagi: kekerasan berbasis gender karena jenis
kelamin mereka serta usia yang muda.
• Kehidupan, kemerdekaan dan keamanan Konvensi Hak-hak Anak-anak menyatakan
manusia — hak ini terancam ketika bahwa anak-anak berhak mendapat
seseorang diperkosa atau mengalami perlindungan dari semua bentuk kekerasan
mutasi alat genital perempuan/sunat fisik atau mental, termasuk pelecehan
perempuan (FGM); seksual, yang terjadi di lingkungan keluarga
• Standar kesehatan fisik dan mental atau di dalam lembaga, serta dari pelecehan
tertinggi yang dapat dicapai— hak ini seksual terorganisasir. Anak-anak juga berhak
terhambat jika seseorang ditolak aksesnya dilindungi dari praktek-praktek kekerasan,
untuk mendapatkan pelayanan medis yang seperti FGM/sunat perempuan.
semestinya setelah mengalami perkosaan;
• bebas dari penyiksaan atau kekejaman, Korban/penyintas kekerasan berbasis gender
serta hukuman atau perlakuan yang tidak berhak mencari pelayanan medis tanpa
manusiawi atau merendahkan — FGM/ harus melalui persyaratan prosedural yang
sunat perempuan, perkosaan, kekerasan rumit. Karena itu, mencegah korban/penyintas
dalam rumah tangga yang sangat buruk, kekerasan berbasis gender untuk mengakses
sterilisasi paksa dan aborsi paksa, serta dan mendapatkan pelayanan medis dengan
penolakan akses layanan aborsi yang mewajibkan mereka menunjukkan surat nikah,
aman bagi perempuan yang hamil karena mendapat ijin dari suami atau mengajukan
perkosaan dan perdagangan manusia , laporan polisi merupakan suatu bentuk
merupakan suatu bentuk penyiksaan atau pelanggaran hak tersebut. Jika yang menjadi
hukuman yang kejam, tidak manusiawi dan korban/penyintas adalah anak remaja, negara
merendahkan; harus menjamin adanya provisi hukum yang
• Bebas dari semua bentuk diskriminasi memberi peluang pelayanan medis bagi remaja
— hak ini akan terhalang jika undang- tanpa harus mendapat ijin dari orang tua.
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 189

Semua badan harus mengadvokasi penguatan mereka sendiri serta kolega mereka. Prinsip-
dan/atau penegakan undang-undang prinsip lain yang harus dipastikan adalah
nasional terhadap kekerasan berbasis menghormati keinginan klien, memastikan tidak
gender sesuai dengan kewajiban hukum terjadi diskriminasi dan menjamin kerahasiaan.
internasional, termasuk hukuman bagi Pedoman prinsip ini juga harus dipertimbang-
para pelaku pelanggaran dan implementasi kan ketika membantu kelompok minoritas.
langkah-langkah legal untuk melindungi dan
mendukung korban/penyintas kekerasan Selanjutnya, penyedia atau manajer kesehatan
berbasis gender. reproduksi bisa:

• berbicara dengan supervisor mereka;


4.1 Tantangan dan Peluang • mendiskusikan pilihan-pilihan dengan klien;
• mendiskusikan strategi-strategi dan pilihan-
Terkadang, para manajer program dan pilihan advokasi di dalam struktur klinis
penyedia layanan kesehatan reproduksi dan atau organisasi mereka;
penyedia layanan menghadapi keputusan • menggali hubungan dengan dan rujukan
sulit ketika memberikan perawatan pada ke organisasi-organisasi yang mampu
korban/penyintas kekerasan berbasis gender. membantu klien;
Kemampuan mereka untuk memberikan • dengan tetap menghormati kerahasiaan
layanan terkendala oleh undang-undang klien mereka, berdiskusi dengan kolega
nasional atau norma-norma sosial dan budaya. mereka mengenai langkah-langkah
Misalnya: utuk menghindari situasi tersebut/
penanganannya nanti ;
• Di banyak masyarakat, adalah umum
• angkat masalah ini dalam pertemuan-
terjadi bahwa keluarga dan/atau otoritas
pertemuan koordinasi kesehatan.
mendorong perempuan atau anak
perempuan kawin dengan pelaku kekerasan
seksual . 5 Monitoring
• Di masyarakat yang masih menjunjung
tinggi keperawanan dalam perkawinan, Monitoring dan pelaporan kasus-kasus
keluarga korban/penyintas akan meminta kekerasan berbasis gender, pertukaran
penyedia layanan untuk melakukan “tes informasi; dokumentasi insiden dan analisis
keperawanan”. data harus disepakati sebagai bagian dari
• Jika kerahasiaan pasien terungkap, Standar Operasional Prosedur. Mengumpulkan
layanan yang diberikan kepada korban/ dan menganalisa informasi tentang kekerasan
penyintas akan menempatkannya ke resiko berbasis gender bisa memberikan informasi
pembalasan dan kekerasan berlanjut berharga jika kekerasan telah terjadi dan
• Penyedia layanan mungkin mengetahui diungkapkan dengan semestinya (lihat juga
atau mencurigai pelaku kekerasan adalah Kotak 31, hal. 181).
seseorang yang punya hubungan atau
dekat dengan korban dan bisa merasa Indikator-indikator yang harus dikumpulkan
keselamatan korban terancam. di level fasilitas kesehatan:

Pedoman Prinsip • Jumlah kasus kekerasan seksual yang


dilaporkan ke layanan kesehatan (per
Para penyedia atau manajer kesehatan bulan).
reproduksi yang menghadapi dilema serupa • Waktu pemberian kontrasepsi darurat
harus memprioritaskan keselamatan klien, diri (persentase korban/penyintas perkosaan
190

yang mendatangi layanan kesehatan complica tions into the curricula of nursing and
dalam waktu 120 jam yang menerima pil midwifery, a teacher’s guide. Geneva, World
kontrasepsi darurat). Health Orga¬nization, 2001. WHO/RHR/01.16.
• Waktu pemberian PEP (persentase korban/ http://www. who.int/reproductivehealth/
penyintas perkosaan yang mendatangi publications/fgm/ RHR 01 16/en/index.html
layanan kesehatan dalam waktu 72 jam dan
menerima PEP). Tambahan

Ethical and safety recommendations for


Indikator-indikator yang harus diukur setiap
researching, documenting and monitor¬ing
tahun:
sexual violence in emergencies. http://
• Jumlah petugas kesehatan yang terlatih www.who.int/gender/documents/OMS
dalam manajemen klinis korban/penyintas Ethics&Safety10Aug07.pdf
perkosaan.
Guidelines on Mental Health and
Psychologi¬cal Support in Emergency
6 Bacaan Lanjutan
Settings. IASC, 2007. http://www.who.
Utama int/hac/network/interagency/ news/
mentalhealthguidelineschecklist/en/ index.html
Guidelines for Gender-based Violence
Interven¬tions in Humanitarian Settings: Gender-based Violence Tools Manual for
Focusing on Prevention of and Response Assess-ment & Programme Design, Monitoring
to Sexual Violence in Emergencies. Inter- & Evalu¬ation in conflict-affected settings.
agency Standing Commit¬tee (IASC), RHRC Consortium. 2004. http://www.rhrc.org/
2005. http://www.humanitarianinfo. org/ resources/gbv/ gbvtools/manualtoc.html
iasc/content/subsidi/tf gender/default.
Multi-country study on domestic violence.
asp?bodyID=1&publish=0
http:// www.who.int/gender/violence/who
GBV Resource Tool: Establishing GBV multicoun¬trystudy/en/index.html
Standard Operating Procedures (SOP
Reporting and Interpreting Data on Sexual
Guide). IASC Sub-Working Group on
Violence from Conflict-Affected Countries:
Gender & Humanitarian Ac¬tion, Mei 2008.
Dos and Don’ts (UN Action Guidance
http://clinicalcare.rhrc.org/docs/ gbv sop guide
Note). www. stoprapenow.org/pdf/UN%20
final may 2008.pdf
ACTIONDosand¬Donts.pdf
Management of Rape Survivors,
Developing protocols for use with
refugees and internally dis¬placed
persons. Edisi revisi. UNHCR/WHO, 2004.
http://www.who.int/reproductive-health/
publications/clinicalmngtsurvivorsofrape/

Female genital mutilation: integrating the


preven¬tion and the management of the health
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 191

9
Daftar Isi
1 Pendahuluan 191
2 Tujuan 192
3 Penyusunan program 192
3.1 Paket kesehatan masyarakat untuk IMS 192
3.2. Need assessment/penilaian kebutuhan 193
3.3 Intervensi masyarakat 194
BAB
3.4 Manejemen kasus IMS /ISR 196
SEMBILAN
3.5 Integrasi layanan 204
4 Hak Asasi Manusia dan Hukum 205
Infeksi
4.1 Tantangan dan peluang 206
5 Monitoring 207 Menular
6 Bacaan lanjutan 207 Seksual

1 Pendahuluan

Kotak 33: Terminologi: IMS versus ISR

Tidak semua infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi saluran reproduksi (ISR);
dan tidak semua penyakit saluran reproduksi ditularkan secara seksual:

• IMS mengacu pada cara penularannya

Sedangkan

• ISR mengacu pada tempat terjadi infeksi


Infeksi saluran Reproduksi adalah terminologi luas yang mencakup infeksi menular
seksual dan juga infeksi lain dari saluran reproduksi yang tidak ditularkan melalui
hubungan seksual. Karena hampir semua kasus IMS memiliki konsekuensi kesehatan
melebihi dari ISR, terminologi IMS/ISR yang digunakan dalam dokumen ini menekankan
pentingnya IMS dalam ISR. Ketika informasi yang diberikan pada dokumen ini
berhubungan hanya dengan IMS, maka terminologi IMS digunakan secara tersendiri.
192

Infeksi Menular
Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan dunia dan dipengaruhi oleh faktor
masalah kesehatan yang cukup besar di lingkungan, higienis, hormon dan faktor-
seluruh dunia. WHO memperkirakan lebih dari faktor lainnya.
340 juta kasus baru dari dari empat IMS yang
dapat disembuhkan (gonorhoe, chlamydia, Kemunculan HIV membuat perhatian
syphilis dan trichomoniasis) terjadi pada 1999. pada pengendalian IMS semakin
Jika IMS viral (tidak dapat disembuhkan), besar. Penyebaran IMS dan HIV sangat
seperti human papillo-mavirus (HPV), herpes terkait. Kemunculan IMS lainnya telah
simplex virus (HSV), hepatitis B dan infeksi memperbesar resiko penularan seksual HIV.
HIV disertakan, jumlah kasus baru bisa tiga
kali lipat lebih tinggi. Bagi perempuan, infeksi Dalam situasi bencana, resiko penularan
saluran reproduksi yang ditularkan bukan IMS (termasuk HIV) bisa sangat tinggi akibat
melalui hubungan seksual (ISR) seperti infeksi meningkatnya kekerasan seksual, kehadiran
jamur atau bacterial vaginosis, bahkan lebih pekerja dalam pekerjaan-pekerjan dengan
umum terjadi. mobilitas tinggi (sopir truk, penjaga
perdamaian), transaksi seks, pemakaian
IMS/ISR ditemukan di seluruh dunia. Namun, alkohol dan obat-obatan, ketiadaan
penyebaran dan prevalensi (umum tidaknya informasi dan akses kondom dan kondisi
penyakit itu) dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial sangat padat di kamp-kamp.
dan ekonomi, biologi serta perilaku. Karena
itu beban IMS/ISR sangat beragam antara
wilayah yang satu dengan lainnya dan di antara 2 Tujuan
komunitas satu dengan lainnya. Contoh :
Tujuan dari bab ini adalah membantu
• IMS seperti sifilis, gonorhoe dan chancroid petugas kesehatan reproduksi staf program
bisa menyebar dengan sangat cepat di dan penyedia layanan dalam situasi
lingkungan komunitas yang tidak teratur, bencana untuk:
lingkungan buruh migran dan di lingkungan
• Memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jaringan seks komersial
individu yang terinfeksi ISR/IMS atau
• Infeksi latrogenik (yang disebabkan oleh
orang-orang yang beresiko ISR/ IMS;
prosedur atau pemeriksaan medis) akan
• Mendukung implementasi pendekatan
jauh lebih banyak terjadi di lingkungan yang
kesehatan masyarakat yang efektif untuk
terdapat banyak IMS sementara penyedia
mengurangi penularan IMS.
layanan tidak mendapat pelatihan atau
suplai untuk melakukan prosedur dengan
aman. Infeksi pasca persalinan atau pasca 3 Penyusunan Program
aborsi akan lebih sering terjadi di lingkungan
yang tidak tersedia layanan dan layanan 3.1 Paket kesehatan masyarakat
tindak lanjut yang aman. untuk IMS
• Infeksi endogen, seperti infeksi jamur dan
bakterial vaginosis, umum terjadi di seluruh Infeksi menular seksual merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat penting
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 193

di sebagian besar belahan dunia. Kegagalan Tujuan dari program IMS adalah mengurangi
mendiagnosa dan merawat IMS di tahap-tahap prevalensi IMS dengan menghambat
permulaan bisa menimbulkan konsekuensi penyebarannya, mengurangi lama infeksi dan
sangat buruk dan mengancam jiwa, termasuk mencegah timbulnya komplikasi pada mereka
ketidaksuburan, keguguran, kelahiran sebelum yang terinfeksi.
waktunya, kelahiran mati, kehamilan ektopik,
kanker ano-genital dan kematian dini serta Mengendalikan penyebaran IMS adalah sangat
infeksi bayi dan neonatus. menantang. Program-program kesehatan
masyarakat tidak hanya memastikan layanan
Ada banyak tantangan dalam menyediakan berkualitas baik yang bisa diakses dan yang
layanan IMS/ISR yang efektif pada orang- memberikan layanan manajemen IMS yang
orang yang membutuhkannya. Gambar komprehensif, tapi juga menangani faktor
8 menunjukkan tantangan-tantangan ini: biologis, prilaku dan sosial yang mempengaruhi
banyak orang tidak merasakan gejala atau penyebaran IMS
tidak menyadari bahwa mereka mengidap
IMS (misalnya IMS seringkali tanpa gejala Paket kesehatan masyarakat yang lengkap
pada perempuan) dan karena itu tidak termasuk:
mengupayakan untuk mendapatkan
Di level komunitas
pengobatan. Mereka yang merasakan gejala
memilih untuk merawatnya sendiri atau mencari • Mempromosikan seks aman (lihat 3.3.1)
pengobatan di toko-toko obat atau dari tabib- • Program-program kondom (lihat 3.3.2)
tabib tradisional. Mereka yang datang ke klinik • Kesadaran masyarakat akan IMS dan
tidak mendapatkan diagnosa dan pengobatan promosi penggunaan klinik lebih dini (lihat
yang semestinya. Pada akhirnya, hanya 3.3.3)
sebagian kecil orang yang mengidap IMS bisa
diobati dan terhindar dari infeksi kembali. Di level layanan kesehatan

• Manajemen kasus IMS komprehensif pada


Gambar 8: kontak pertama (lihat 3.4)
IMS: Masalah Kesehatan Masyarakat • Layanan-layanan khusus untuk penduduk
yang beresiko, termasuk para pekerja seks,
Semua orang yang terinfeksi IMS remaja, militer dan tahanan (lihat 3.4.6)

Menyadari adanya gejala-gejala atau Integrasi penanganan IMS


telah kontak
• Mengintegrasikan pencegahan pemeriksaan
mengupayakan pengobatan dan pengobatan IMS, ke dalam layanan
lainnya (lihat 3.5).
diagnosa yang benar
3.2 Need Assessment
pengobatan yang Meskipun program IMS bukan merupakan
benar bagian dari Paket Pelayanan Awal Minimal
(PPAM), penyediaan layanan bagi pasien yang
Sembuh menunjukkan gejala-gejala IMS/ISR sebagai
bagian dari layanan klinis rutin di permulaan
Pasangan respons bencana adalah sangat penting.
sembuh
Setelah PPAM diterapkan, integrasikan
194

pertimbangan-pertimbangan IMS ke dalam • Apakah ada kebijakan-kebijakan yang


Need Assessment perencanaan layanan menghambat penyediaan layanan IMS?
kesehatan reproduksi yang komprehensif untuk • Apakah ada undang-undang atau kebijakan
mendisain program pencegahan, layanan dan nasional mengenai pemberitahuan kepada
kontrol IMS yang komprehensif dan tepat. pasangan?
Petugas-petugas kesehatan reproduksi harus • Apakah ada kebijakan-kebijakan nasional
mengumpulkan informasi berikut ini, dengan yang berkaitan dengan program-program
berkoordinasi dengan pelaku sektor/kluster pengendalian IMS?
kesehatan lainnya :
Petugas-petugas kesehatan reproduksi juga
• Prevalensi dan tipe IMS di negara, wilayah harus:
atau tempat pengungsian dan negara asal.
Informasi ini bisa diperoleh dari program- • Berhubungan dengan otoritas
program nasional IMS dan WHO. nasional untuk mengidentifikasi atau
• Kehadiran kelompok-kelompok beresiko mengembangkan protokol manajemen
dan lokasinya di dalam komunitas sindrom untuk IMS;
terkena dampak, di mana intervensi • Mengidentifikasi rantai suplai komoditas
harus ditargetkan sebagai suatu prioritas medis yang handal untuk memastikan suplai
(misalnya, di lokasi yang terdapat pekerja berkesinambungan obat-obatan IMS yang
seks, bar). Informasi ini bisa diperoleh efektif;
melalui interview dengan informan-informan • Mengidentifikasi orang-orang di masyarakat
kunci dari komunitas tersebut. yang terkena dampak yang telah dilatih
• dan praktek-praktek yang terkait dengan dalam pencegahan dan pengendalian IMS
seksualitas, kesehatan reproduksi dan IMS/ serta kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi
ISR. Informasi ini bisa diperoleh melalui staf;
riset kualitatif dengan menggunakan diskusi • Mengidentifikasi tempat-tempat yang
kelompok , interview, dan jika mungkin, tepat untuk memberikan layanan
melalui survei KAP/Knowledge Attitude penanganan IMS serta layanan-layanan
Practice (pengetahuan, sikap, dan praktek) kesehatan reproduksi lainnya yang harus
• Keberadaan rantai suppy medis yang diintegrasikan.
handal dan berkesinambungan yang bisa
mendukung implementasi layanan IMS/ISR.
3.3 Intervensi nasyarakat
Petugas-petugas kesehatan reproduksi harus
Pendekatan di tingkat masyarakat tuntuk
mengenal undang-undang dan kebijakan-
pencegahan dan pengendalian IMS/ISR
kebijakan nasional yang terkait dengan IMS:
termasuk:
• Apakah terdapat pedoman-pedoman atau
• Mengkampanyekan seks aman— termasuk
protokol nasional mengenai manajemen
penggunaan kondom secara konsisten,
IMS? Jika ada, apakah ada ketidaksesuaian
pengurangan pasangan seks dan
antara kebijakan nasional dengan pedoman
penundaan permulaan aktifitas seksual;
WHO?
• Program kondom;
• Apakah semua obat untuk penanganan IMS
• Kesadaran masyarakat tentang IMS dan
yang sesuai disertakan di dalam pedoman
promosi penggunaan layanan klinis lebih
pengobatan nasional? Apakah pedoman-
awal.
pedoman nasional mencakup obat-obatan
yang tidak lagi efektif melawan infeksi
tertentu?
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 195

3.3.1 Mengkampanyekan seks aman Membatasi jumlah pasangan seks bisa


membantu mengurangi paparan IMS. Orang-
Pendekatan paling baik untuk mencegah IMS orang yang sama-sama memiliki hubungan
adalah menghindari paparan yang bisa dicapai monogami (pasangan sama-sama tidak
dengan: memiliki pasangan seks lain) tidak beresiko
tertular IMS jika keduanya bebas dari infeksi.
• Menggunakan kondom dengan benar dan
Tidak melakukan hubungan seksual merupakan
konsisten;
cara lain untuk mengurangi resiko IMS
• Mengurangi jumlah pasangan seks;
(meskipun ISR lainnya masih bisa terjadi).
• Memberikan dukungan bagi kaum muda
dalam memutuskan untuk menunda aktifitas Banyak orang membutuhkan strategi
seksual. pencegahan daripada monogami atau tidak
melakukan hubungan seksual . Hubungan
Kondom merupakan metode paling handal monogami tidak memberikan perlindungan
yang tersedia bagi orang-orang untuk dari IMS ketika hubungan itu dilanjutkan
melindungi diri mereka sendiri atau pasangan dengan hubungan lain dengan cepat
mereka dari resiko IMS. Jika digunakan dengan (monogami serial). Pasangan yang saling
benar dan konsisten di setiap aktivitas seksual, berpisah dalam periode waktu tertentu
kondom bisa mengurangi resiko kehamilan juga membutuhkan strategi lain. Pria dan
dan IMS (termasuk infeksi HIV) secara wanita yang pekerjaannya banyak melakukan
signifikan. IMS masih dapat terjadi meskipun perjalanan (misalnya pekerja migran,
menggunakan kondom. Borok kelamin (genital pedagang, sopir truk, tentara) lebih besar
ulcer) atau wart/kutil bisa ditularkan melalui kemungkinannya memiliki banyak pasangan
kontak dengan bagian tubuh yang tidak dan kembali ke rumah dengan membawa
tertutup oleh kondom. IMS. Dalam situasi apapun, pria dan wanita
yang memiliki banyak pasangan (atau yang
Banyak orang terinfeksi IMS karena mereka
pasangannya memiliki banyak pasangan)
keliru dalam menggunakan kondom atau tidak
membutuhkan perlindungan yang handal dari
konsisten menggunakannya. Ketika ditangani
IMS.
atau disimpan dengan tidak semestinya,
misalnya di dompet atau di tempat yang Menunda aktifitas seksual. Kaum muda
panas, atau jika digunakan bersama dengan terutama remaja, bisa menghindari IMS dan
lubrikan berbahan minyak, kondom pria bisa kehamilan di usia mereka yang sangat rentan
rusak. Kerusakan kondom biasanya akibat dengan menunda aktifitas seksual sampai
penggunaan yang tidak benar, bukan karena mereka lebih dewasa. Kaum muda harus
kerusakan pada kondom itu sendiri. mengetahui bahwa mereka bisa mendapat
dukungan dan informasi rahasia mengenai
Kondom Pria umumnya terbuat dari lateks
metode pencegahan kehamilan dan IMS
dan banyak tersedia, murah dan sangat efektif.
termasuk dengan menggunakan kondom
Karena mudah dibawa, perlindungan bisa
ketika mereka memutuskan untuk aktif dalam
tersedia setiap saat.
hubungan seksual.
Kondom perempuan terbuat dari bahan
Dukungan untuk menunda aktifitas seksual
polyurethane atau nitrile plastic yang lebih kuat
sangat penting bagi para remaja putri karena
dibanding lateks, dan makin banyak tersedia
mereka menghadapi konsekuensi kesehatan
dengan harga lebih murah dibanding pertama
dan sosial yang lebih buruk jika hamil atau
kali diperkenalkan. Kondom perempuan lebih
tertular IMS. Remaja putri sangat rentan tertular
menguntungkan bagi perempuan karena
infeksi serviks yang bisa menimbulkan penyakit
mereka bisa mengontrol penggunaannya.
peradangan panggul (pelvic inflammatory
196

disease/PID), ketidaksuburan, kehamilan penggunaan layanan kesehatan lebih awal


ektopik, dan konsekuensi jangka panjang, dan pengobatan IMS/ISR dan pencegahan
kanker serviks. komplikasi.

3.3.2 Program Kondom Buatlah pesan-pesan untuk mengajarkan


kepada masyarakat untuk mengenali
Kondom berkualitas baik sangat penting untuk gejala-gejala serta waktu dan tempat untuk
melindungi konsumen dan kredibilitas program mendapatkan layanan. Sebarkan pesan
kesehatan reproduksi itu sendiri. Ada banyak tersebut melalui iklan, radio, surat kabar, sesi
merek kondom yang beredar di pasaran. pengajaran di klinik-klinik, dll.
Beberapa lembaga memfasilitasi pembelian
kondom berkualitas baik dalam jumlah besar
dengan harga murah. 3.4 Manejemen kasus IMS /ISR

Untuk menjamin akses pada kondom, sistem Manajemen IMS yang efektif dan cepat
pengadaan dan distribusi harus berjalan merupakan salah satu dari titik awal
baik. Kondom dan tata cara penggunaannya pengendalian IMS, karena bisa mencegah
harus tersedia sesuai permintaan di fasilitas- pengembangan komplikasi pada individu,
fasilitas kesehatan, pusat-pusat distribusi (area mengurangi penyebaran IMS di dalam
distribusi makanan dan non makanan), pusat- masyarakat dan memberi peluang untuk
pusat masyarakat, toko-toko, bar, kelompok- pendidikan pencegahan IMS pada kelompok
kelompok kaum muda dan perempuan, dll. target. Semakin cepat IMS disembuhkan,
Diskusikan dengan otoritas dan mitra untuk semakin kecil kemungkinan IMS ditularkan ke
memastikan apakah akan terus melanjutkan orang lain. Pengobatan IMS yang tepat pada
program penyediaan kondom gratis setelah kontak pertama antara pasien dan petugas
respon bencana pertama (lihat Bab 2:PPAM. kesehatan adalah merupakan pesan kesehatan
Mengenalkan beberapa bentuk pembiayaan masyarakat yang penting. Untuk kasus pada
recovery sebagian (pemasaran sosial) bisa kaum muda (lihat bab 4: Kesehatan Reproduksi
dipertimbangkan di situasi-situasi yang sesuai Remaja), ada potensi untuk mempengaruhi
dan memungkinkan. Strategi pemasaran prilaku seksual di masa datang dan praktek
sosial bisa dicoba dengan mitra yang sesuai mencari pengobatan.
(misalnya Population Services International -
PSI). Penanganan IMS tidak hanya sekedar
melibatkan diagnosa dan pengobatan. Bahkan
Para pekerja kesehatan masyarakat dan kegagalan pengobatan atau infeksi ulang
pendidik sebaya harus dilatih dalam promosi, dapat terjadi meskipun infeksi telah diobati
distribusi dan penggunaan kondom. dengan benar. Banyak pasien berhenti minum
Kampanye-kampanye promosi bisa dilancarkan obat begitu mereka merasa lebih baik, gagal
di event-event umum, pertandingan sepakbola, mengajak pasangan mereka untuk diobati,
pengerahan massa, pesta-pesta dansa, tidak menggunakan kondom atau tidak
teater dan diskusi-diskusi kelompok. Jalinlah melakukan aktivitas seks selama pengobatan.
hubungan dengan kelompok-kelompok Resistensi obat juga bisa menjadi pemicu
pencegahan AIDS dan kegiatan-kegiatan kegagalan pengobatan. Karena itu, manajemen
keluarga berencana di area tersebut. kasus yang komprehensif harus dilakukan pada
kontak pertama dan termasuk:
3.3.3 Kesadaran Masyarakat tentang
IMS • diagnosa
• pengobatan yang cepat dan efektif sesuai
Pendidikan dan penjangkauan masyarakat protokol
dibutuhkan untuk mempromosikan
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 197

• pendidikan dan konseling pasien, termasuk Pengecualiannya adalah untuk tes laboratorium
penyediaan kondom HIV (lihat Bab 10:HIV) dan tes syphilis (Rapid
• pemberitahuan dan pengobatan pasangan Plasma Reagin (RPR) atau Rapid Diagnostic
• tindak lanjut yang semestinya Test (RDT)). Tes ini bisa dilakukan oleh staf
• kualitas layanan. layanan kesehatan dengan pelatihan sederhana
dan memberi hasil dalam waktu singkat.
3.4.1 Diagnosa Mereka bisa digunakan untuk pemeriksaan
(lihat 3.5, integrasi layanan).
Mendiagnosa IMS merupakan tantangan sebab
tidak tersedia perangkat sederhana yang Pendekatan sindrom
dapat memberikan diagnosa yang benar dalam
waktu singkat dan harus melalui pengujian Banyak IMS/ISR bisa diidentifikasi dan diobati
laboratorium yang mahal. Diagnosa IMS bisa berdasarkan pada tanda-tanda dan gejala-
dilakukan dengan tiga cara: gejala karakteristik yang bisa dikelompokkan
bersama ke dalam sindrom (lihat Tabel 22:
Diagnosa klinis Sindrom IMS).

Penyedia layanan akan menentukan penyebab Seringkali sulit untuk mengetahui dengan
dasar dari infeksi berdasarkan pada pasti organisme penyebab gejala tsb dan
pemeriksaan klinis dan pengalaman pribadi. pengobatan harus mencakup beberapa
Pendekatan ini tidak dapat diandalkan, karena penyebab yang mungkin untuk penyebab
petugas kesehatan yang berpengalaman infeksi itu. Karena itu, pendekatan sindrom
sekalipun tidak bisa membuat diagnosa yang harus didasarkan pada:
benar berdasarkan penilaian klinis saja. Lebih
jauh lagi, infeksi campuran tidak terdeteksi. - Identifikasi kelompok gejala-gejala yang
konsisten dan tanda-tanda yang mudah
Diagnosa laboratorium dikenali
- Penyediaan pengobatan yang akan terkait
Pendekatan ini menggunakan pengujian dengan sebagian besar organisme yang
laboratorium untuk menentukan penyebab bertanggungjawab menyebabkan gejala
IMS/ISR. Namun, pendekatan ini bermasalah khusus.
di banyak tempat karena tidak tersedianya tes
yang murah, sederhana dan dapat dipercaya.
Sebagian besar tes tidak memberikan hasil
segera, sehingga bisa menunda pengobatan
atau tidak ada pengobatan jika pasien tidak
kembali. Di samping itu, sensitifitas dan
spesifikasi tes yang tersedia secara komersial
sangat banyak dan hasil negatif umum terjadi.
Sekalipun tersedia fasilitas laboratorium, fasilitas
itu harus dilengkapi dengan staf yang sesuai
dan kompeten. Ini dapat merupakan kendala
dalam hal waktu dan sumber daya layanan
kesehatan, menambah biaya dan mengurangi
akses pada pengobatan.
198

Tabel 22: Sindrom IMS

Sindrom IMS/ISR

Ulcus genital (pada laki-laki dan perempuan) • Sifilis


• Herpes
• Chancroid
• Granuloma inguinale
• Lymphogranuloma venereum
Duh uretra (pada laki-laki) • Gonorhoea
• Chlamydia
Duh vagina • Bacterial vaginosis
• Infeksi jamur
• Trichomoniasis
• Gonorrhoea
• Chlamydia
Nyeri perut bawah (pada perempuan) • Gonorrhoea
• Chlamydia
• Anaerobic infections
Bubo Inguinal (pada laki-laki dan perempuan) • Chancroid
• Lymphogranuloma venereum
• (Granuloma inguinale atau Donovanosis yang
umum)

Penyebab umum IMS/ISR termasuk kutil anal-genital (ano-genital wart) dan kutu, seperti kutu
dan scabies pada area pubis. Pembengkakan scrotum pada laki-laki usia di bawah 35 umumnya
merupakan komplikasi IMS dan bisa diobati dengan cara yang sama seperti pengobatan duh
urethra. Namun pembengkakan scrotum ini bisa juga dipicu oleh sebab lain dan dapat menjadi
kasus darurat. Jika pasien melaporkan riwayat trauma baru-baru ini, atau jika testis tampak
terangkat atau berputar atau anda mencurigai testis melilit (testicular torsion) segera perintahkan
evaluasi pembedahan.
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 199

Alat bantu yang disederhanakan (diagram Kerugian pendekatan sindrom:


alur) memandu para tenaga kesehatan dalam
implementasi manajemen sindrom IMS (lihat • Diagnosa dan pengobatan berlebihan bisa
Gambar 9 sebagai contoh). memperbesar biaya layanan (namun ini akan

Gambar 9: Diagram untuk duh uretra pada pria

Pasien mengeluh duh/


cairan uretra dan nyeri saat
kencing

Pasien mengeluh duh/cairan


uretra dan nyeri saat kencing

• Edukasi dan konseling


tentang pengurangan
TIDAK TIDAK resiko
Apakah ada penyakit
Adanya duh/cairan? • Mempromosikan dan
kelamin lainnya?
sediakan kondom
• Menawarkan konseling
YA YA dan tes HIV jika
PENGOBATAN GONORHOEA DAN Gunakan diagram tersedia
CHLAMYDIA TRACHOMATIS yang sesuai • Meminta pasien
kembali dalam 7
• Edukasi dan konseling hari jika gejala terus
• Promosi dan sediakan kondom berlanjut
• Menawarkan konseling dan tes
HIV jika tersedia
• Penanganan pasangan
• Meminta pasien kembali dalam 7
hari jika gejala terus berlanjut

Keuntungan pendekatan sindrom: diimbangi oleh efektifitas penghematan


biaya secara total dari pendekatan sindrom).
• Pasien diberi pengobatan pada kontak • Pemberian banyak antimikroba bisa
pertama dengan sistem layanan kesehatan, memperbesar resiko efek samping.
sehingga akan mengurangi komplikasi pada • Pendekatan sindrom tidak bisa digunakan
individu dan akhirnya mengurangi penularan untuk skrining karena infeksi tanpa gejala
IMS. tidak bisa dideteksi.
• Pendekatan hemat biaya (tanpa tes • Jika pasien tidak diberi konseling dengan
laboratorium mahal). benar, resiko kekerasan rumah tangga bisa
• Pengobatan cepat akan meningkatkan meningkat (lihat Kotak 35: IMS/ISR dan
kepuasan pasien. Stigma).
• Memonitor layanan yang menggunakan
pendekatan sindrom akan lebih mudah
karena pelatihan staf, diagnosa, pengobatan
dan manajemen suplai sudah standar.
200

Kotak 34: Kasus duh vagina

Pendekatan sindrom bekerja dengan baik pada IMS dengan gejala duh uretra dan ulcus,
namun tidak efektif untuk duh vagina. Sebagian besar duh vagina merupakan akibat dari ISR,
seperti infeksi jamur dan bakterial vaginosis. Organisme ini menyebabkan infeksi vagina dan
tidak ditularkan secara seksual. Sangat jarang, duh vagina sebagai akibat dari peradangan
serviks (cervicitis) yang disebabkan karena gonorrhea atau chlamydia. Organisme ini ditularkan
secara seksual. Algoritma duh vagina tidak didisain untuk mendeteksi infeksi serviks yang
lebih serius dan kerap tanpa gejala. Saat ini, deteksi cervicitis gonococcal dan chlamydial
yang akurat harus dilakukan melalui tes laboratorium yang mahal (reaksi rantai polimer – PCR/
Polymerase chain reaction), yang tidak tersedia di banyak tempat. Alat bantu penyaringan/
skrining lainnya termasuk pemeriksaan speculum (yang bisa mendeteksi banyak infeksi
serviks, namun tidak seluruhnya) dan kultur/pembiakan gonorrhoea (yang akurat dan tidak
mahal atau secara teknis sulit, akan tetapi harus disediakan di laboratorium yang lengkap).

Dalam situasi bencana, penyedia layanan harus melakukan pendekatan tanpa terlewati . Ini
artinya mereka mencari faktor-faktor resiko dalam riwayat pasien (misalnya apakah pasangan
memiliki gejala-gejala? Apakah klien seorang pekerja seks?) dan mencari tanda-tanda pada
pemeriksaan (Apakah terdapat pengeluaran cairan mucopurulent? Apakah serviks mudah
berdarah saat disentuh?). Skrining bisa dilakukan selama kehamilan atau setiap pemeriksaan
speculum dilakukan karena alasan lain. Penyedia layanan harus menawarkan skrining rutin
pada orang-orang yang sering terpapar IMS, seperti pekerja seks (lihat Tabel 23).

Tabel 23: Beberapa contoh Strategi Deteksi dan Pengobatan IMS/ISR

Metode Contoh - tidak ada peluang yang terlewatkan

Pengambilan riwayat Menanyakan tentang gejala-gejala IMS/ISR atau


kekhawatiran di setiap kunjungan kesehatan
reproduksi
Skrining/Penyaringan klinis Pemeriksaan speculum dan bimanual untuk
menemukan tanda-tanda IMS/ISR yang tidak
disampaikan oleh pasien
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan serological untuk sifilis
Pap smear untuk deteksi lebih awal kanker serviks
Konseling dan tes HIV sukarela
Pengobatan presumtif berdasarkan kriteria Pengobatan pasangan pada pasien IMS, pekerja
resiko seks yang tidak terlindung paparan, dll.
Korban/penyintas kekerasan seksual
Pengobatan perempuan dengan prosedur
transcervical
Strategi-strategi kombinasi Layanan presumtif pada pekerja seks di kunjungan
pertama diikuti dengan kunjungan rutin untuk
pemeriksaan speculum/bimanual examination dan
Gram stain pada hapusan serviks (cervical smear)
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 201

3.4.2 Pengobatan 3.4.3 Pendidikan dan konseling


pasien
Gejala-gejala dan tanda-tanda IMS/ISR
diobati berdasarkan pada organisme yang Pendidikan pasien serta konseling rahasia dan
mengakibatkan sindrom. Resistansi antibiotik penuh perhatian merupakan komponen penting
pada beberapa patogen yang ditularkan dalam manajemen IMS/ISR dan termasuk:
secara seksual akan meningkat, sehingga bisa
menyebabkan banyak obat antibiotik yang • Menjelaskan sifat infeksi, kemungkinan
murah dan tersedia luas tidak efektif. komplikasi (seperti ketidaksuburan);obat
yang harus diminum dan pentingnya
Karena itu, algoritme pengobatan harus kepatuhan pada pengobatan
diadaptasi dengan berdasarkan pada: • Mempromosikan perilaku seksual yang
lebih aman. Orang-orang bisa mengadopsi
• Epidemiologi lokal (prevalensi IMS/ISR perilaku seksual yang aman setelah
dan patogen yang memicu sindrom pada pengobatan IMS. Karena itu, setiap
masyarakat); kunjungan klinik merupakan peluang untuk
• Pola sensitifitas antimikroba (misalnya, mempromosikan pencegahan lebih lanjut;
antibiotik mana yang efektif melawan • Mempromosikan, mendemonstrasikan
Neisseria gonorrhoeae dan Haemophilus dan menyediakan kondom, serta
ducreyi); menegosiasikan penggunaan kondom
• Praktek-praktek budaya dan perilaku. dengan pasangan;
• Mendiskusikan resiko infeksi HIV dan
Di masa-masa awal respons bencana perlu menawarkan pengujian HIV secara sukarela
digunakan pedoman pengobatan standar WHO (VCT);
dengan antimikroba yang telah diketahui efektif • Menginformasikan dan mengkomunikasikan
di seluruh dunia (lihat 6: Bacaan lanjutan). dengan pasangan seks tentang pilihan-
Beberapa antimikroba yang direkomendasikan pilihan untuk penelusuran pasangan dan
dari pedoman ini disertakan dalam Inter- resiko kekerasan atau stigma (lihat Kotak 35).
agency RH Kit/RH kit antar lembaga 5
(lihat Bab 2: PPAM). Di banyak negara
Kementerian Kesehatan telah menyusun
Kotak 35: IMS/ISR dan Stigma
protokol IMS nasional standar. Karena itu
Catat bahwa tidak semua ISR ditularkan
doronglah penggunaan protokol yang sesuai
secara seksual. Karena itu, penyedia
di tempat kerja anda secepat mungkin.
layanan harus hati-hati jangan sampai
Pedoman pengobatan standar tersebut akan
melabeli atau memberikan stigma
memfasilitasi pelatihan staf dan perolehan
seseorang sebagai pengidap IMS
suplai program-program IMS dan ini akan
ketika hasil diagnosa menunjukkan
membantu memastikan semua pasien akan
ISR atau tidak jelas. Misalnya, duh
menerima pengobatan yang adekuat
vagina biasanya terkait dengan infeksi
endogenous vaginal dan bukan suatu
Oleh sebab itu, petugas-petugas kesehatan
IMS. Mencoba memberitahukan dan
reproduksi harus mengimplementasikan
merawat pasangan seksual dalam situasi
protokol-protokol IMS nasional yang tersedia.
ini tidak perlu dilakukan karena pasangan
Jika tidak ada, doronglah diskusi-diskusi
tidak membutuhkan pengobatan,
antara Kementerian Kesehatan dan WHO
dan memberitahunya bisa merusak
untuk mengembangkan protokol nasional atau
hubungan mereka. Kekerasan, kehilangan
regional yang telah diadaptasi.
kepercayaan dan perceraian bisa terjadi
akibat pemberitahuan tersebut jika tidak
dilakukan dengan hati-hati.
202

3.4.4 Penanganan pasangan menunjukkan sindrom yang didiagnosa


pada pasien indeks (pasien asli yang
Prinsip-prinsip memiliki gejala). Jika kerahasiaan terjamin,
sertakan nomor catatan pasien indeks pada
Ketika menangani pasangan seksual, penyedia slip rujukan untuk membantu memonitor
layanan harus sensitif dan menghormati, tingkat rujukan pasangan (lihat Gambar 10).
memastikan kerahasiaan dan
menawarkan pendekatan sukarela
tanpa paksaan. Seorang pasien Gambar 10: Contoh Slip rujukan Pasangan
yang berhasil diobati dari IMS akan
Harap datang ke:
mengalami pengurangan gejala, tapi
Townville Clinic, New Town
akan muncul lagi belakangan dengan
infeksi ulang jika pasangannya tidak Tel: 456 834
diobati. Jam buka
Senin 9:00 am – 3:00 pm
Pasangan seksual bisa menunjukkan
gejala atau tidak dan jika dibiarkan Selasa 9:00 am – 3:00 pm
tidak dirawat bisa menyebarkan Rabu 9:00 am – 3:00 pm
infeksi tersebut kepada orang lain Jumat 9:00 am – 1:30 pm
di dalam komunitas tersebut. Dalam
pengendalian IMS, sangat penting
Tanggal: hari/bulan/tahun Kode: ABCD
untuk membantu pasien memberi
tahu pasangan seksual mereka
dan mengatur untuk pengobatan.
2) Rujukan penyedia. Penyedia layanan
Catat, bahwa pasangan yang dimaksud
yang telah mendapat pelatihan teknik-
bukan pasangan saat itu saja akan tetapi
teknik menelusuri kontak memberitahukan
semua pasangan dalam dua hingga tiga bulan
pasangan dan mengatur pengobatan yang
terakhir. Manajemen pasangan termasuk
dibutuhkan.
pemberitahuan, rujukan dan pengobatan.

Pemberitahuan dan rujukan 3) Kombinasi 1) dan 2) bisa digunakan jika


pasien terlebih dahulu diminta menghubungi
Banyak pasangan seksual enggan menunggu pasangan mereka (rujukan pasien). Jika
atau membayar layanan, terutama ketika tidak berhasil setelah satu atau dua pekan,
mereka tidak menunjukkan gejala atau merasa penyedia layanan terlatih akan mencoba
sehat. Atur pelayanan sehingga pasangan menelusuri kontak untuk pengobatan
seksual mudah mengakses layanan (hindari (rujukan penyedia).
waktu tunggu yang lama, hilangkan biaya
klinik, dll.) Karena biaya rujukan penyediaan dan ancaman
terhadap kerahasiaan pasien, pilihan yang
Pasangan bisa diberitahukan dengan beberapa lebih praktis dan bisa dijalankan adalah rujukan
cara: pasien (Pilihan 1).

1) Rujukan pasien: Pasien didorong untuk Pengobatan pasangan seksual


menghubungi sendiri pasangan seksual
mereka. Mereka bisa diberikan slip rujukan Tujuan utamanya adalah agar pasangan
bagi pasangan mereka. Slip rujukan dapat bertemu penyedia layanan skrining,
ini menjelaskan pengaturan kunjungan pengobatan dan edukasi. Namun, ini tidak
klinik dan harus menyertakan kode untuk mungkin dilakukan dalam situasi bencana,
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 203

dan tiga strategi yang bisa diterapkan Terinfeksi kembali: Apakah pasangan
untuk memastikan pasangan mendapatkan menerima pengobatan? Apakah pasien
pengobatan: menggunakan kondom atau tidak melakukan
hubungan seks setelah memulai pengobatan?
1. Pengobatan segera ketika pasangan
mendatangi penyedia layanan (berdasarkan Kekambuhan juga umum terjadi pada infeksi
pada diagnosa pada pasien indeks, apakah endogenous vaginal, terutama ketika alasan-
pasangan memiliki gejala atau tanda-tanda alasan pemicunya tidak diatasi dalam edukasi
infeksi atau tidak). kepada pasien (misalnya penyemprot vagina
2. Pengobatan segera dan pengambilan atau bahan pengering). Rujuk pasien ke
spesimen untuk pengujian laboratorium tingkat yang lebih tinggi jika kasusnya sangat
kompleks hingga melewati kapasitas pusat
WHO merekomendasikan pengobatan segera kesehatan anda.
dengan menggunakan sediaan antibiotik yang
sama seperti untuk pasien indeks. 3.4.6 Kualitas Pelayanan

3.4.5 Layanan lanjutan Untuk menjamin kualitas program-program


IMS, layanan harus tersedia, dapat diakses,
Dalam situasi bencana, kunjungan lanjutan terjangkau dan sesuai. Petugas-petugas dan
rutin bisa membuat pasien merasa tidak program manajer kesehatan reproduksi bisa
nyaman dan menjadi beban bagi staf klinik. mencapainya dengan mengurangi hambatan
Penanganan sindrom biasanya menyediakan layanan (misalnya waktu buka pelayanan
layanan yang efektif bagi IMS/ISR yang paling yang sesuai; layanan yang privat/pribadi,
umum dan banyak pasien akan membaik rahasia, menghormati dan layanan teknis yang
dengan cepat. Pasien sebaiknya disarankan berkualitas baik, dll.) dan menjangkau orang-
untuk kembali jika gejala semakin memburuk orang yang biasanya tidak menggunakan
atau tidak membaik setelah sepekan menjalani layanan IMS: para pekerja seks dan klien-klien
pengobatan (dua atau tiga hari untuk penyakit mereka, militer, tahanan dan remaja yang
peradangan panggul/pelvic inflammatory beresiko tinggi tertular IMS. Ajak para pria untuk
disease). Pasien penderita ulcus genital harus berpartisipasi dalam pencegahan IMS/ISR.
kembali setelah tujuh hari jika tidak membaik.
Pengobatan harus diperpanjang lebih dari tujuh Kualitas pelayanan serta keterampilan dan
hari jika di atas ulcus tidak muncul lapisan kulit motivasi staf akan meningkat jika petugas dan
yang baru. manajer program kesehatan reproduksi:

Ketika pasien tidak membaik, pertanyaan- • Memasang protokol penanganan


pertanyaan berikut akan membantu penyedia IMS standar nasional di ruang-ruang
layanan memutuskan apakah telah terjadi pemeriksaan;
kegagalan pengobatan atau terinfeksi kembali: • Memberlakukan sistem penelusuran
pasangan sukarela dan rahasia;
Kegagalan pengobatan: Apakah pasien • Mengatur pelatihan bagi penyedia layanan
meminum semua obat sesuai petunjuk? agar lebih ahli dalam keterampilan teknis
Apakah pasien berhenti meminum obat setelah dan konseling;
merasa lebih baik? Apakah pengobatan • Berkolaborasi dengan koordinator
berdasarkan pedoman pengobatan nasional? kesehatan untuk mengintegrasikan suplai
(Pertimbangkan kemungkinan resistensi obat obat-obatan IMS yang berkesinambungan
jika penyebabnya bukan semua pertanyaan di ke dalam jalur supply komoditas medis
atas). • Melakukan kunjungan pengawasan rutin
dan pelatihan layanan.
204

3.5 Integrasi layanan • Program IMS/ISR pada layanan kesehatan


remaja
Petugas-petugas kesehatan reproduksi  Penilaian resiko IMS/ISR bagi semua
harus mengarahkan integrasi layanan IMS/ client saat ante natal care, termasuk
ISR ke dalam pelayanan kesehatan dasar skrining syphilis dan VCT (lihat kotak
dan program-program kesehatan reproduksi 36: Tes diagnosa cepat untuk skrining
lainnya, termasuk: syphilis)
 Vesikel atau ulcus yang diduga herpes
• Penilaian IMS dalam layanan keluarga kelamin dan terjadi menjelang proses
berencana, dengan memastikan penyedia persalinan menjadi indikasi untuk merujuk
layanan: bedah cesar, karena kelahiran melalui
 mendiskusikan IMS/ISR dengan semua liang vagina membawa resiko penyebaran
klien di setiap kunjungan mereka herpes pada bayi yang baru lahir dan
(termasuk menanyakan gejala-gejala pada beresiko tinggi kematian bayi;
pasangan);  Prophylaxis untuk ophthalmia neonatorum
melakukan screening IMS jika perlu; diberikan rutin ke semua bayi yang baru
 mendorong perlindungan ganda (terhadap lahir.
kehamilan dan IMS). • pencegahan aktivitas kanker serviks dalam
• Pengobatan presumtif IMS/pengobatan layanan kesehatan reproduksi komprehensif
dalam layanan layanan pasca pemerkosaan (lihat Kotak 37).
(lihat Bab 2: PPAM)

Kotak 36: Tes Diagnosa Cepat untuk Pengobatan Syphilis


Di sebagian besar negara, tes rapid plasma reagen (RPR) digunakan untuk skrining syphilis. RPR
adalah tes antibodi non-treponemal, yang berarti hasil positif merupakan dugaan infeksi aktif. Test
akan menjadi negatif ketika penyakit telah dirawat lebih awal dan sembuh. RPR sulit digunakan di
banyak situasi bencana karena membutuhkan refrigerator dan staf laboratorium terlatih.
Banyak tes diagnosa cepat (RDT/Rapi Diagnostic Test) untuk syphilis telah tersedia di pasaran
dalam beberapa tahun terakhir. RDT menyediakan deteksi antibodi yang akurat dan berkualitas
bagi Treponema pallidum dan infeksi bisa dideteksi segera setelah tertular, serta di tahap-tahap
selanjutnya.
Keunggulan RDT adalah RDT tidak membutuhkan refrigerator dan memiliki masa pakai yang
panjang sehingga bisa menjadi opsi yang bagus pada situasi bencana. Hasil bisa diketahui 10
sampai 30 menit dan tidak membutuhkan laboratorium atau instrumen lain. Penyedia layanan bisa
menerjemahkan hasil secara visual. Volume darah yang dibutuhkan untuk pengujian sangat sedikit
sehingga sampel darah bisa diambil lewat tusukan di ujung jari bukan di aliran pembuluh darah
vena.
Mengingat pentingnya pengobatan dini dalam pencegahan syphilis neonatal, RDT bisa menjadi
sistem yang sangat baik bagi screening rutin syphilis di layanan-layanan antenatal pada situasi
bencana, ketika pengujian RPR tidak tersedia atau tidak bisa dilakukan. Kelemahan RDT adalah
karena merupakan tes antibodi treponemal, RDT tidak bisa membedakan antara penyakit aktif dan
telah sembuh. Namun, pada antenatal care, semua pasien yang telah positif RDT harus diobati
(lagi) sekalipun tes mereka positif pada kehamilan terdahulu. Sekalipun mereka telah diobati pada
kehamilan terdahulu, pasien mungkin saja terinfeksi kembali yang bisa menimbulkan akibat sangat
buruk pada ibu dan bayi jika dibiarkan tanpa pengobatan. Manfaat dari layanan presumtif tersebut
bisa mengimbangi resiko akibat tidak dirawat (lihat Bab 6: Kesehatan maternal dan neonatal).
RDT tidak direkomendasikan untuk pengambilan darah bagi transfusi, karena bisa menimbulkan
terlalu banyak hasil positif yang keliru. Tes seperti rapid non-treponemal antibody (RPR) untuk
syphilis akan tersedia dalam waktu dekat. Lihat berita terbaru di www.iawg.net.
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 205

Kotak 37: HPV dan Kanker Serviks


Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi yang sangat umum dan lebih dari tiga
perempat perempuan yang aktif seksual diperkirakan pernah terinfeksi sedikitnya sekali dalam
hidup mereka. Resiko terinfeksi HPV sangat tinggi begitu aktifitas seksual dimulai. Sebagian
besar infeksi ini bisa sembuh sendiri dan tidak terlalu berbahaya, akan tetapi infeksi terus
menerus bisa memicu kanker serviks pada perempuan. HPV juga menyebabkan kanker ano-
genital lainnya (misalnya vagina, vulva dan penis), kanker kepala dan leher dan kutil kelamin
pada laki-laki dan perempuan.

Pengobatan kanker serviks

Skrining dan pengobatan di tahap-tahap awal kanker serviks (cervical dysplasia atau
precancer) sangat efektif dalam mengurangi kesakitan dan kematian akibat kanker serviks.
Indikasi untuk skrining tergantung pada sumber daya lokal. Jika sitologi tersedia dan telah
berjalan dengan baik, semua perempuan di usia di atas 35 tahun harus diskrining setiap lima
sampai sepuluh tahun. Jika layanan sitologi terbatas, seperti dalam situasi bencana, penyedia
layanan harus memastikan semua perempuan diskrining sekali di kisaran usia 40. Tes sitologi
Papanicolaou (Pap) smear saat ini direkomendasikan. Namun cara ini butuh banyak sumber
daya karena harus ada staf yang bisa melakukan pemeriksaan speculum dan terlatih dalam
teknik pengambilan sediaan, serta ketersediaan layanan sitologi untuk membaca hasil tes.
Teknik-teknik terbaru seperti Pemeriksaan Visual dengan menggunakan Asam Asetat (cuka)/
Visual Inspection using Acetic Acid (VIA) atau Pemeriksaan Visual dengan menggunakan
Lugol’s Iodine (VILI/Visual Inspection using Lugol Iodine) baru-baru ini terbuktif efektif dari
sisi biaya dalam dalam kondisi sumber daya yang terbatas. Ketika diikuti dengan cryotherapy
untuk pengobatan dysplasia, baik melalui rujukan atau pengobatan segera (“pendekatan
kunjungan tunggal”), pemeriksana visual terlihat aman, bisa diterima, layak, dan efektif dalam
mengurangi insiden kanker serviks dan kematian akibat kanker tersebut.

Vaksinasi HPV

Dampak paling besar dari vaksin HPV terkini adalah pada anak perempuan yang menjadi kebal
sebelum terpapar oleh HPV, yaitu sebelum mereka aktif secara seksual. Vaksinasi penuh terdiri
dari tiga dosis dan menghasilkan respons immun yang sangat tinggi yang bertahan setidaknya
hingga lima tahun. Dampak menyeluruh dari vaksin HPV akan tergantung pada pengirimannya
ke populasi yang paling membutuhkan. Di negara-negara dengan sumber daya yang terbatas,
dimana program skrining tidak ada atau dengan kondisi yang buruk dan insiden kanker serviks
dan kematian yang tertinggi, perempuan-perempuan tsb memiliki kebutuhan yang sangat
tinggi akan pencegahan primer melalui vaksin HPV. Sekarang ini biaya tinggi dari vaksin HPV
menjadi hambatan penting untuk menyebarluaskan akses dan biaya dan maupun keuntungan
dari vaksin tersebut harus dipertimbangkan dalam alokasi dana kesehatan secara keseluruhan.

4 Masalah Hak Asasi Manusia dan fisik dan mental.” Hak ini termasuk hak
Hukum pencegahan, layanan dan kontrol penyakit.

Hak untuk mendapatkan pencegahan, Penghormatan terhadap hak-hak asasi


pengobatan dan layanan IMS dengan aman, manusia harus menginformasikan semua
rahasia dan tepat dilindungi sebagai suatu hak aspek perencanaan untuk program IMS selama
asasi manusia dalam “hak setiap orang untuk respon bencana, ketika kekerasan seksual,
menikmati standar tertinggi dalam kesehatan kekacauan norma-norma dan praktek-praktek
206

seksual serta akses untuk memperoleh ilmiah dan aplikasinya bisa terhambat ketika
pengobatan memperburuk hambatan- klien ditolak mengakses teknologi layanan
hambatan yang sudah ada. dan pencegahan IMS yang baru (seperti
VIA, cryotherapy dan vaksin HPV).
Hak untuk mendapatkan layanan terkait PMS
merupakan hak asasi:
4.1 Tantangan dan Peluang
• Akses untuk memperoleh diagnosa IMS,
pengobatan dan layanan merupakan Kadangkala, menyediakan akses layanan
komponen penghormatan terhadap hak dan pengobatan IMS bisa menempatkan
seseorang untuk memperoleh kesehatan penyedia layanan di situasi yang tidak nyaman.
dan hak hidup. Stigma, kebijakan nasional yang menghambat
 Hak kesehatan termasuk pencegahan, dan norma-norma sosial dan budaya bisa
pengobatan dan pengendalian epidemik, menghambat pemberian pelayanan dan hak
endemik, penyakit terkait pekerjaan dan pasien untuk mengakses layanan. Misalnya,
penyakit lainnya dan “membutuhkan
penyusunan program pencegahan dan • Pusat-pusat kesehatan yang tidak
pendidikan untuk masalah-masalah menawarkan layanan kepada pekerja seks
kesehatan yang terkait perilaku seperti di negara-negara yang melarang prostitusi
penyakit menular seksual”. atau praktek-praktek diskriminasi terhadap
Penanganan IMS pada layanan antenatal orang-orang yang melakukan pekerjaan
care sangat penting untuk melindungi seks.
hak-hak ibu dan bayinya. • Penyedia layanan tidak bersedia menilai
• Hak ini juga berlaku pada anak-anak dan klien karena keyakinan bahwa orang-orang
remaja. Penyedia layanan yang menolak yang belum menikah tidak boleh terlibat
akses layanan IMS berdasarkan usia, dalam hubungan seksual.
status perkawinan atau izin orang tua atau • Klien enggan mencari layanan karena
wali tanpa mempertimbangkan tingkat kebijakan yang mewajibkan laporan IMS
perkembangan anak merupakan tindakan tertentu dan penelusuran pasangan yang
tidak menghormati hak anak tersebut. tidak bersifat rahasia.
• Hak privasi mengharuskan pekerja
kesehatan membuat pasien merasa aman Yang wajib diingat adalah banyak hambatan
dan terlindungi ketika menerima diagnosa, dalam akses layanan dan pengobatan IMS
layanan atau konseling IMS. bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi
• Menyediakan akses ke layanan IMS bagi manusia yang diterima secara internasional.
seluruh penduduk, termasuk remaja, Hati-hatilah dengan posisi lembaga anda
pekerja seks, dan para pelaku hubungan mengenai persoalan ini dan sertakan hal ini
seks sesama pria, tanpa memandang status sebagai bagian dari analisis anda mengenai
hukum prostitusi dan homoseksualitas di situasi dan langkah berikutnya.
suatu negara, melindungi hak kesetaraan
Manajer-manajer program dan penyedia
dan non diskriminasi.
layanan kesehatan reproduksi yang
• Semua orang berhak untuk menyampaikan
menghadapi dilema serupa harus
dan menerima informasi tentang IMS. Hak
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan
ini juga termasuk menyertakan remaja di
pasien mereka serta keselamatan diri mereka
semua pendidikan IMS, pembangunan
dan kolega mereka. Selanjutnya, mereka bisa:
kesadaran dan aktivitas penjangkauan
lapangan • Berbicara kepada supervisor mereka;
• Hak untuk menikmati manfaat kemajuan • Mendiskusikan pilihan-pilihan dengan klien;
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 207

• Mendiskusikan pilihan-pilihan dan strategi essential practice. World Health Organization


program di dalam struktur organisasi atau (WHO), 2005. whqlib-doc.who.int/
klinis mereka: publications/2005/9241592656.pdf
 Misalnya, jika klien menjadi gugup dan
tidak nyaman ketika ditanyakan tentang Guidelines for the management of sexually
IMS atau menolak membicarakan transmitted infections. WHO, 2003. http://www.
hal tersebut, evaluasi tingkat privasi who. int/reproductive-health/publications/
yang tersedia di klinik anda. Usulkan mngtstis/ index.html
perubahan-perubahan fisik sehingga
Training modules for the syndromic
dapat membuat pasien merasa terlindung
management of sexually transmitted infections
dan dorong diskusi.
(edisi ke-2). WHO, 2007. http://www.
• Gali informasi tentang hubungan dan
who.int/reproductive-health/publications/
rujukan ke organisasi-organisasi lokal yang
rtis/9789241593407/en/ index.html
bisa membantu klien;
• Cari tahu apakah lembaga terlibat dalam Bacaan tambahan
advokasi mengenai persoalan ini dan
bagaimana kontribusinya; Comprehensive cervical cancer control,
• Dengan tetap menghormati kerahasiaan A guide to essential practice. WHO, 2006
klien, identifikasi bersama kolega langkah- http://www. who.int/reproductive-health/
langkah untuk menghindari atau menangani publications/cervi-calcancergep/index.htm
situasi mereka nanti;
• Sampaikan persoalan-persoalan ini Untuk informasi lebih lengkap mengenai
dalam pertemuan-pertemuan koordinasi pencegahan sifilis bawaan: www.who.int/
kesehatan. reproductivehealth/topics/ rtis/syphilis/en/

5 Monitoring

Indikator-indikator untuk memonitor program-


program IMS termasuk

• Proporsi penyedia layanan yang menerima


pelatihan penanganan kasus IMS/ISR
sesuai dengan protokol yang berlaku.
• Proporsi klien IMS/ISR yang telah dinilai,
diobati dan mendapat konseling sesuai
dengan protokol (dipisahkan menurut usia
dan jenis kelamin).

Untuk informasi lebih lengkap tentang


monitoring dan evaluasi lihat Bab 3.

6 Bacaan Lanjutan

Bacaan penting

Integrating STI/RTI Care for Reproductive


Health. Sexually Transmitted and Other
Reproductive Tract Infections, a guide to
Bab 10: HIV 209

10
Daftar Isi
1 Pendahuluan 209
2 Tujuan 210
3 Penyusunan program 210
3.1 Need assessment/penilaian kebutuhan 211
3.2. Kesadaran tentang HIV 211
3.3 Pencegahan HIV 213
BAB
3.4 Konseling dan test HIV sukarela 216
SEPULUH
3.5 Intervensi ARV dan ART 217
3.6. Perawatan komprehensif ODHA 222
HIV
3.7 Perawatan untuk anak dengan HIV 223
4 Hak Asasi Manusia dan Hukum 223
4.1 Tantangan dan Peluang 224
5 Monitoring 225
6 Bacaan lanjutan 225

1 Pendahuluan

Sejak 1980-an, human immunodeficiency virus (HIV) telah menjadi salah satu penyebab utama
pandemik yang mengkhawatirkan dan menjadi sebuah isu yang besar dalam sejarah. Selain
menjadi masalah kesehatan yang besar, HIV telah mengancam tatanan ekonomi dan sosial di
banyak komunitas.

Di masa lalu, program-program kemanusiaan sedikit memberi perhatian pada pencegahan,


perawatan dan pengobatan HIV karena HIV dinilai tidak mengancam langsung kehidupan
dan karena itu bukan persoalan yang mendesak. Namun, karakteristik bencana yang dapat
memicu situasi darurat kompleks, seperti konflik, ketidakstabilan sosial, kemiskinan, kerusakan
lingkungan dan ketidakberdayaan dapat meningkatkan kerentanan dan risiko penduduk yang
terkena dampak terhadap HIV dengan cara:

• Berkurangnya akses layanan pencegahan HIV; rusaknya infrastruktur kesehatan ;


• Terganggunya jaringan dukungan sosial; meningkatnya paparan terhadap kekerasan
seksual (perkosaan) dan pelecehan seksual (menukar seks dengan imbalan makanan atau
tempat perlindungan);
• Perpindahan penduduk ke area dengan prevalensi HIV yang lebih tinggi.*

Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran HIV dalam


situasi darurat kemanusiaan sangatlah kompleks dan tergantung banyak faktor yang dinamis
dan saling berinteraksi, termasuk prevalensi HIV di wilayah asalnya dan tempat penampungan,
tingkat interaksi antara pengungsi dan masyarakat sekitarnya, lamanya pengungsian serta
lokasi dan level isolasi terhadap pengungsi (pengungsi yang tinggal di perkotaan dengan
pengungsi yang tinggal di tenda pengungsian).

* UNAIDS and UNHCR. Strategies to support the HIV related needs of refugees and host populations.
Geneva, 2005. http://data.unaids.org/publications/IRC-pub06/jc1157-refugees_en.pdf.
210

HIV
Ketika merencanakan program HIV dalam bagaimana memastikan bahwa layanan
situasi bencana, petugas kesehatan kesehatan reproduksi diselenggarakan
reproduksi dan manajer program harus secara efektif, efisien, dan adil.
mempertimbangkan:

• Dampak kombinasi bencana dan HIV, 3 Penyusunan Program


termasuk faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kerentanan terhadap HIV; Prioritas intervensi HIV dalam respon
• Kebijakan yang ada dan praktek yang bencana adalah pencegah penularan HIV
berlaku dalam respon darurat bencana yang dan termasuk di dalam PPAM (lihat Bab 2:
bertujuan untuk mencegah penyebaran HIV PPAM), Yaitu:
dan mengurangi dampaknya;
• Memfasilitasi dan menekankan
• Ketersediaan dan akses kepada
penerapan pencegahan standar
pencegahan, perawatan dan pengobatan
• Menyediakan pencegahan pasca
layanan bagi orang hidup dengan HIV
paparan (post exposure prophylaxis)
(ODHA), termasuk putus obat, memulai
untuk mencegah penularan HIV (sebagai
kembali atau kelanjutan pengobatan
bagian dari perawatan klinis untuk
antiretroviral;
korban perkosaan dan paparan kerja).
• stigma dan diskriminasi terhadap orang-
• Memastikan praktek transfusi darah
orang yang terinfeksi dan terkena dampak
yang aman.
HIV.
• Menjaga ketersediaan kondom gratis.

2 Tujuan Juga memastikan ketersediaan


antiretrovirals (ARV) untuk melanjutkan
Tujuan dari bab ini adalah membantu petugas pengobatan pada orang-orang yang sudah
kesehatan reproduksi, manajer program dan menjalani ARV sebelum bencana, termasuk
penyedia layanan untuk merencanakan dan pencegahan penularan dari ibu ke anak
mengimplementasikan layanan pencegahan, (PMTCT) (Lihat halaman 217, ART).
perawatan dan pengobatan HIV yang
komprehensif sebagai bagian dari respon Ketika merencanakan layanan pencegahan,
kemanusiaan. perawatan dan pengobatan HIV, ikuti
komponen program berikut ini:
• menetapkan kerangka kerja yang memandu
pelaksanaan penyusunan program • Need assessment/penilaian kebutuhan
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat • Peningkatan kesadaran tentang HIV
bencana; • Pencegahan HIV
• menjelaskan alasan mengapa harus • Konseling dan test HIV
menyediakan layanan kesehatan reproduksi • Pencegahan penularan dari ibu ke anak
dan menekankan prinsip-prinsip yang (PMTCT)
melandasi masuknya pelayanan kesehatan • Penggunaan antiretroviral (ARV) untuk
reproduksi dalam upaya-upaya bantuan; pencegahan dan pengobatan
• memandu para petugas kesehatan • Perawatan untuk orang yang hidup
reproduksi, manajer program kesehatan dengan HIV-AIDS (ODHA)
reproduksi, dan penyedia layanan tentang
Bab 10: HIV 211

• Perawatan untuk anak-anak yang hidup undang-undang dan kebijakan nasional


dengan HIV yang terkait dengan HIV, menilai bagaimana
• Penanganan infeksi oportunistik, infeksi pengungsi termasuk di dalamnya dan jika ada
menular seksual, dan TBC. batasan terkait faktor gender, umur dan status
lainnya, dengan contoh sebagai berikut:

3.1 Needs Assessment (Penilaian • Undang-undang dan/atau kebijakan tes


Kebutuhan) HIV, termasuk konseling pra dan pasca
tes. Apakah ada undang-undang yang
Petugas kesehatan reproduksi dan manajer mewajibkan tes?
program harus mengumpulkan dan menilai • Undang-undang dan/atau kebijakan yang
informasi berikut ini untuk situasi tempat terkait dengan distribusi kondom, pengguna
mereka bekerja melalui kerjasama dengan narkoba suntik (Injecting Drug User/IDU)
aktor-aktor sektor/cluster kesehatan lainnya: dan pengurangan dampak buruk dalam
konteks pengguna narkoba suntik.
Karakteristik penduduk
• Undang-undang dan/atau kebijakan yang
• Prevalensi HIV (untuk pengungsi dan berkaitan dengan penularan HIV.
masyarakat lokal). Ini dapat diperoleh di • Undang-undang dan/atau kebijakan yang
website UNAIDS, dengan UN Joint Team berkaitan dengan pengungkapan status HIV
setempat serta program pencegahan AIDS oleh penyedia layanan kesehatan.
nasional. • Undang-undang dan/atau kebijakan yang
• Jumlah ODHA dari populasi yang terkena mengatur syarat dan akses pada ART.
dampak dimana pelayanan pengobatan HIV
nya terganggu (misalnya program PMTCT Karakteristik epidemi HIV
dan terapi antiretroviral (ART)) dan populasi
Untuk bisa memberikan dampak pada
yang membutuhkan kelanjutan pengobatan
prevalensi HIV, upaya program harus
ARV.
ditargetkan secara tepat. Sebagai pedoman
• Faktor perilaku dan lingkungan yang dapat
program, WHO dan UN-AIDS telah menyusun
membuat kelompok-kelompok rentan
kategori epidemi HIV di beberapa negara
semakin beresiko tertular HIV.
sebagai berikut: epidemik rendah, terkonsentrasi
dan populasi umum (lihat Tabel 24).
Karakteristik layanan kesehatan

• Staf fasilitas kesehatan dengan pengalaman


3.2 Kesadaran tentang HIV
dalam pencegahan, pengobatan dan
perawatan HIV serta pelatihan yang Menggabungkan upaya pencegahan HIV dalam
dibutuhkan oleh staf. situasi bencana ke dalam strategi kampanye
• Protokol nasional ARV untuk pencegahan komunikasi yang berhubungan dengan
(PEP, PMTCT) dan pengobatan (ART) serta populasi dan situasi. Upaya komunikasi pada
ARV yang tersedia. respon awal difokuskan pada pemberitahuan
• Ketersediaan layanan laboratorium. kepada penduduk tentang tempat-tempat
• Keberadaan rantai suplai yang memadai pelayanan dasar yang dapat diakses. Sesegera
yang dapat mendukung akses berkelanjutan mungkin, pertimbangkan karakteristik populasi
pada komoditas-komoditas HIV. agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
terkait komunikasi HIV. Misalnya:
Undang-undang dan Kebijakan Nasional
• Sampai di mana level pengetahuan
Para manajer program dan penyedia layanan penduduk tentang HIV dan kekeliruan
kesehatan reproduksi juga harus memahami
212

pemahaman tentang HIV secara umum? Kampanye komunikasi yang sesuai dengan
• Praktek umum apa saja yang biasa kebutuhan masyarakat untuk menciptakan
dilakukan yang dapat membuat penduduk kesadaran tentang HIV dan acquired immune
beresiko tertular HIV? deficiency syndrome (AIDS). Selain itu, rancang
• Elemen-elemen apa pada situasi sekarang kampanye komunikasi khusus untuk:
yang dapat menciptakan resiko penularan
HIV? • Menargetkan pada orang yang rentan
• Apakah sikap dan keyakinan umum terhadap praktek-praktek yang dapat
terhadap orang yang terinfeksi HIV? memperbesar resiko penularan HIV.
Pengungsi menghadapi resiko karena

Tabel 24: Skenario Epidemi HIV

Skenario Epidemi Mengetahui Epidemi Anda

Level Rendah (Prevalensi HIV < 1%: Prevalensi HIV Pengetahuan tentang perilaku
belum mencapai level signifikan di beresiko, jaringan dan faktor-faktor
suatu sub-populasi (ini menunjukkan lain yang menunjukkan potensi
jaringan resiko tersebar atau bahwa penyebaran HIV sangat penting
virus ditularkan belum lama ini) dalam perencanaan pencegahan.
reproduksi

Terkonsentrasi Prevalensi HIV cukup tinggi (5% Kelanjutan tipe epidemi ini nantinya
atau lebih) di satu atau beberapa akan ditentukan oleh:
sub-populasi, seperti homoseksual,
pengguna narkoba suntik, atau • Besaran sub-populasi yang
pekerja seks dan klien mereka, untuk rentan dan
mempertahankan epidemi tersebut di • Frekuensi dan sifat interaksi di
sub-populasi mereka. Namun, virus antara mereka dengan populasi
tidak menyebar di populasi umum yang umum
prevalensinya tetap <1% .

Populasi Umum Prevalensi HIV adalah antara 1% dan Norma sosial yang mengarah pada
15% pada perempuan hamil yang hubungan seksual banyak pasangan
mendatangi klinik-klinik antenatal. Ini dan/atau norma serta kebijakan yang
menunjukkan prevalensi HIV terdapat menghambat orang untuk melindungi
di antara penduduk umum dengan level diri mereka sendiri (misalnya norma
jaringan seksual yang cukup untuk yang mengurangi anak perempuan
menggerakkan epidemi. Pada populasi mendapatkan akses pendidikan dan
dengan prevalensi di atas 5%, setiap informasi) hal ini secara langsung
pelaku aktif seksual memiliki resiko dapat mempengaruhi dinamika
infeksi yang tinggi dan tidak ada sub- epidemik dan harus diatasi
populasi dianggap “beresiko rendah”.

Terkecuali situasi yang terdapat di wilayah Afrika bagian selatan, dimana banyak warga –lebih
dari separuhnya anak perempuan dan perempuan dewasa – hidup dengan HIV. Dalam skenario
hiperendemik ini, prevalensi HIV melewati 15% pada populasi dewasa. Situasi ini membutuhkan
upaya dan sumberdaya luar biasa untuk memobilisasi seluruh komunitas agar mengubah perilaku
seksual mereka.
Bab 10: HIV 213

sistem perlindungan masyarakat terganggu, mempertahankan hubungan monogami


berubahnya jaringan seksual dan bersama dengan pasangan yang tidak
seringkali remaja memulai aktivitas seksual terinfeksi; atau tidak melakukan hubungan
pertamanya lebih awal seksual.
• Mengurangi perilaku diskriminatif dan • Semua orang yang telah terpapar HIV harus
menjamin perawatan dan dukungan untuk berkonsultasi dengan pekerja kesehatan
ODHA. yang berkualifikasi untuk mendapatkan
informasi tentang test dan konseling
Kelompok-kelompok masyarakat seperti klub sukarela agar melindungi kesehatan
kesehatan di sekolah, klub post-test (termasuk mereka.
siapa saja yang telah dites HIV dengan tidak • Perempuan hamil harus mengakses
memperdulikan status serumnya) dan asosiasi konseling dan pengetesan sukarela
Stop-AIDS di kepolisian dan militer dapat HIV (VCT). Jika terinfeksi, mereka akan
dengan efektif memotivasi agar anggota mereka ditawarkan pengobatan yang sesuai untuk
mempraktekkan perilaku seks yang aman. mengurangi penularan infeksi pada saat
melahirkan atau menyusui bayi mereka.
Asosiasi-asosiasi ODHA bisa menjadi • Stigma, diskriminasi, informasi yang
katalis yang kuat untuk mengubah perilaku salah dan sikap negatif terhadap ODHA
perorangan dan masyarakat luas meningkatkan potensi penderitaan dan
penyebaran epidemi HIV. Diskriminasi
Untuk perubahan perilaku individu dan
terhadap ODHA merupakan pelanggaran
kelompok secara luas.
terhadap hak asasi manusia.
Pesan-pesan penting termasuk:
Untuk informasi lebih lengkap tentang
• HIV, virus penyebab AIDS, menyebar kampanye komunikasi, lihat Bab 1: Prinsip-
melalui:hubungan seksual yang tidak prinsip Dasar.
terlindungi (hubungan seksual tanpa
menggunakan kondom) dengan orang yang
terinfeksi HIV; transfusi dengan darah yang 3.3 Pencegahan HIV
terinfeksi HIV; penggunaan berulang jarum
Sangat penting bagi para petugas dan manajer
dan alat suntik yang terinfeksi HIV; dan
program kesehatan reproduksi memahami
dari perempuan yang terinfeksi HIV kepada
karakteristik tempat mereka bekerja serta
anaknya selama kehamilan, persalinan atau
pengetahuan dan perilaku populasi untuk
menyusui.
menyesuaikan program HIV dengan faktor-
• Semua orang harus mengetahui HIV dan
faktor tersebut. Dalam situasi darurat
AIDS dan cara pencegahannya karena AIDS
kemanusiaan, orang-orang bisa terlibat
tidak dapat diobati, hanya dapat dicegah.
dalam perilaku yang menimbulkan resiko
• Pengobatan yang efektif bagi HIV dan
tinggi terpapar HIV, sekalipun mereka tidak
AIDS sudah tersedia, meskipun tidak dapat
mengenali diri mereka termasuk kelompok
menyembuhkan tetapi bisa memperpanjang
yang beresiko.
hidup jika terus digunakan.
• Mengidap infeksi menular seksual (IMS) Bagian ini membahas tiga kelompok yang
(misalnya gonorrhoea atau syphilis) sangat rentan: pengguna narkoba suntik (IDU),
memperbesar resiko seseorang tertular atau lelaki yang melakukan hubungan seksual
mendapat HIV. dengan lelaki/men who have sex with men
• Resiko infeksi melalui hubungan seksual (MSM), dan pekerja seks. Masing-masing
dapat dikurangi dengan: menggunakan kelompok ini memiliki karakteristik unik dan
kondom dengan benar setiap saat; akan dibahas secara tersendiri, meskipun
214

elemen-elemen berikut ini konsisten dengan Bayi yang lahir dari seorang ibu yang tertular
semua program yang menargetkan kelompok- HIV melalui pemakaian jarum suntik bersama
kelompok rentan: atau melakukan hubungan seksual dengan
seorang IDU juga bisa terinfeksi.
• Melibatkan kelompok rentan sejak
awal disain program, implementasi dan HIV bisa menyebar secara cepat dengan
pemantauan. pemakaian bersama jarum yang telah
• Melokasikan kegiatan-kegiatan program terkontaminasi di antara para IDU (prevalensi
di tempat-tempat yang kerap dikunjungi meluas dari 5% hingga 50% dalam satu
kelompok minat (klub, permukiman, dll.). tahun). IDU juga bisa menularkan HIV dengan
• Menciptakan ruang-ruang maya yang aman cara lain seperti pekerja seks dan penjara.
(sambungan telepon langsung) atau fisik Mengkriminalkan pengguna obat bius bisa
(pusat-pusat singgah) yang disesuaikan menimbulkan marjinalisasi dan membatasi
dengan masing-masing kelompok agar akses untuk mendapatkan pelayanan. Ini
mereka bisa dengan nyaman mencari semua semakin mempercepat epidemi.
informasi dan rujukan tentang perawatan
dan dukungan. Tindakan-tindakan pengurangan bahaya
• Mempromosikan pemakaian kondom seperti akses untuk mendapatkan alat injeksi
laki-laki dan perempuan dengan konsisten steril, pengobatan ketergantungan obat
dan benar dan memastikan kondom selalu bius, penjangkauan berbasis komunitas
tersedia, terjangkau dan supply yang dapat dan penyediaan informasi pencegahan HIV,
diandalkan termasuk tindakan-tindakan paling efektif
• Melatih pekerja kesehatan dan pekerja untuk mencegah penyebaran HIV. Program-
sosial untuk menyediakan layanan terkait program yang bertujuan mengurangi penularan
HIV yang berkualitas tinggi, ramah terhadap HIV terkait IDU harus menyediakan peralatan
klien, layanan HIV terkait bagi ODHA , suntik yang steril dengan jumlah yang
pasangan dan keluarga mereka serta mencukupi (termasuk di penjara), berkualitas
keluarga mereka, termasuk pengobatan baik, pengobatan tanpa paksaan bagi orang
infeksi menular seksual, VCT, PMTCT, yang ketergantungan obat layanan kesehatan
keluarga berencana dan pengobatan reproduksi dan PMTCT yang ramah bagi
tuberkulosis (TB) dan AIDS. perempuan-perempuan IDU dan untuk
• Mengatasi hambatan-hambatan struktural, pasangan seksualnya serta pelatihan penyedia
termasuk kebijakan, legislasi dan praktek- layanan mengenai layanan terkait HIV bagi IDU.
praktek adat yang mendiskriminasikan
Program jangkauan untuk pencegahan
kelompok dan mencegah akses serta
kesehatan masyarakat yang dipimpin kawan
penggunaan layanan pencegahan,
sebaya telah terbukti berjalan dengan baik.
pengobatan dan perawatan HIV yang sesuai
Pesan-pesan utama termasuk:

Pengguna Narkoba Suntik/Injecting Drug • Jika anda menyuntikan obat, anda sangat
User (IDU) beresiko HIV. Mintalah bantuan dari
profesional terlatih untuk mengurangi
Selain pemakaian bersama alat suntik dan
resiko. Program dan konseling pengobatan
alat-alat lain untuk narkoba suntik yang telah
pengguna narkoba merupakan langkah
dikenal sebagai rute penularan HIV, pemakaian
pertama menuju pencegahan, perawatan
narkoba suntik juga ikut berkontribusi dalam
dan pengobatan HIV .
penyebaran epidemi HIV di lingkungan para
• Jika anda sedang menjalani pengobatan
pengguna jarum suntik. Pasangan seksual IDU
HIV, saat“fly” akan memperbesar
beresiko tertular melalui hubungan seksual.
kemungkinan anda lupa meminum obat
Bab 10: HIV 215

anda. Mintalah bantuan teman anda untuk hukum bagi remaja laki-laki serta laki-laki
mengingatkan anda meminum obat-obatan yang mengalami pemaksaan atau kekerasan
HIV sesuai jadwal. seksual. Perawatan klinis untuk korban
pemerkosaan laki-laki dan perempuan
Laki-laki yang melakukan hubungan seks merupakan bagian dari PPAM (lihat Bab 2:
dengan laki-laki (MSM) PPAM).
• Mempromosikan integrasi komunitas
MSM merujuk pada laki-laki yang melakukan seksual alternatif dalam kampanye-
hubungan seksual dengan laki-laki lain kampanye penyadaran untuk mengurangi
tanpa membedakan bagaimana mereka homofobia.
menyebut diri mereka (gay, biseksual, atau
heteroseksual). Praktek-praktek MSM ada Pekerja Seks
bermacam-macam di seluruh dunia. Untuk
merancang program yang sesuai bagi MSM di Pertukaran seks dengan uang atau barang-
kalangan pengungsi, penting untuk memahami barang terjadi di semua komunitas, termasuk
jaringan-jaringan sosial lokal dan praktek- di kalangan pengungsi. Praktek ini melibatkan
praktek umum. Diperkirakan tidak sampai satu anak-anak dan perempuan yang menganggap
dari 20 pelaku MSM di seluruh dunia memiliki diri mereka bukan pekerja seks namun
akses layanan pencegahan, pengobatan dan melakukannya untuk bertahan hidup. Karena
perawatan HIV. Stigmatisasi, kriminalisasi dan itu, keamanan, perlindungan dan akses
diskriminasi serta tidak adanya pemahaman makanan dan dukungan bagi orang-orang
tentang perilaku dan sikap merupakan rentan, seperti yatim piatu dan perempuan
hambatan utama dalam mengimplementasikan sebagai kepala keluarga, sangat penting.
program-program yang efektif.
Melindungi pekerja seks dari infeksi HIV
Jika sikap sosial, budaya dan agama memberi akan memberi keuntungan bagi mereka dan
stigma pada pelaku MSM, program-program masyarakat umum. Program yang berhasil
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan mampu menempatkan kegiatan program di
mereka bisa menimbulkan kritik dari para tempat yang dapat dijangkau pekerja seks.
pemuka dan anggota masyarakat. Namun,
dengan pendanaan dan dukungan, para Pertimbangan-pertimbangan program adalah:
petugas dan manajer program kesehatan
• Memastikan kondom laki-laki dan
reproduksi bisa merancang program yang
perempuan berkualitas terus tersedia.
mencegah penyebaran HIV di kalangan MSM.
Pengurangan penularan HIV melalui
Misalnya:
pekerja seks yang efektif membutuhkan
• Mengetahui jumlah dan karakteristik 90% penggunaan kondom yang benar di
komunitas MSM di masyarakat yang terkena kalangan pekerja seks dan pasangan seks
bencana dan melibatkan mereka dalam tidak tetap mereka.
merancang serta mengimplementasikan • Mengintegrasikan strategi pengurangan
kegiatan yang direncanakan. kekerasan dalam situasi pekerja seks.
• Menawarkan informasi khusus mengenai Program harus bekerja sama dengan
strategi pencegahan dan pengurangan penegakan hukum untuk menjamin para
resiko dalam kampanye komunikasi, pekerja seks mampu melindungi diri mereka
seperti pemakaian kondom dengan sendiri dan memastikan praktek seks yang
konsisten dan benar. Memastikan akses lebih aman oleh klien mereka.
untuk mendapatkan kondom dan lubrikan • Melibatkan masyarakat dan pekerja seks
berbahan dasar air. dalam menerapkan kebijakan dan regulasi
• Menawarkan akses bantuan medis dan perlindungan anak.
216

• Menghubungkan pekerja seks dengan layanan VCT harus ditawarkan oleh petugas
keluarga mereka dengan mekanisme Kesehatan sebagai standar dari layanan
dukungan, menyediakan bantuan dan klinis. Jika ada hambatan sumber daya dan
insentif untuk perempuan yang bersedia kapasitas, pelaksanaan test dan konseling
meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja yang prakarsai oleh penyedia sangat
seks melalui layanan hukum, ekonomi dan dibutuhkan. Berikut ini adalah daftar prioritas
sosial. untuk pelaksanaan tersebut:
• Memperhatikan sisi “permintaan/
kebutuhan” pekerja seks – bekerja untuk 1. Klinik TB
mengubah perilaku klien dan pekerja seks. 2. Layanan IMS
Staf kemanusiaan, penjaga perdamaian, 3. Antenatal Care, persalinan dan post natal
polisi, dan anggota masyarakat umum care
merupakan klien pekerja seks dalam situasi 4. Fasilitas medis pasien rawat inap dan
bencana. berobat jalan

Dalam epidemi terkonsentrasi dan level


3.4 Konseling dan Test HIV Sukarela rendah, penyedia layanan kesehatan tidak
boleh memulai VCT pada setiap pasien
Konseling dan test sukarela HIV (VCT) tidak yang mendatangi fasilitas kesehatan, karena
menjadi intervensi prioritas di awal respon sebagian besar pasien beresiko rendah.
darurat karena bukan merupakan intervensi Fasilitas VCT harus tersedia dalam situasi yang
penyelamatan jiwa langsung. Namun, ketika lebih stabil, melalui layanan-layanan yang telah
situasi telah stabil, VCT harus ditawarkan tersedia ataupun klinik keliling.
kepada orang-orang yang ingin mengetahui
serostatus mereka. Layanan VCT merupakan Beberapa perilaku yang membuat
praktek standar untuk meningkatkan kesehatan seseorang beresiko tinggi terpapar HIV
dan kesejahteraan seseorang dan merupakan seperti pekerja seks atau pengguna
gerbang untuk memperoleh layanan perawatan narkoba suntik, juga membuat mereka lebih
dan pengobatan yang layak. Berikan konseling rentan terhadap pemaksaan, diskriminasi,
untuk menyiapkan diri klien mengetahui kekerasan, pengabaian, pengurungan atau
hasil tes mereka dan mendorong perubahan dampak-dampak negatif lainnya setelah
perilaku, bagaimanapun hasil tes tersebut. mengungkapkan hasil tes HIV yang positif.
Para penyedia layanan kesehatan harus
mendapat pelatihan dan supervisi khusus
Jangan pernah mendukung test HIV
untuk menjalankan prinsip/standar informed
yang diwajibkan consent dan kerahasiaan untuk kelompok ini.
VCT HIV untuk kelompok ini harus disertai
Ini merupakan pelanggaran hak asasi dengan pelaksanaan kelompok dukungan
manusia sosial, kebijakan dan legal yang pendukung.

Layanan VCT Berkualitas


Konseling dan Test HIV Sukarela – inisiatif
dari penyedia layanan Apakah pelayanan itu diprakarsai oleh klien
atau penyedia layanan, komponen-komponen
Pada situasi epidemik populasi umum dimana program berikut ini akan menentukan kualitas
situasi lingkungan yang memungkinkan, layanan VCT yang berkualitas :
sumber daya yang mencukupi tersedia
(termasuk standar pencegahan, perawatan • Persetujuan, privasi dan kerahasiaan sangat
dan pengobatan HIV yang direkomendasikan), penting. Test HIV hanya bisa dilakukan
Bab 10: HIV 217

secara sukarela. Dapatkan selalu informed dilaksanakan sebagai intervensi paralel, akan
consent/persetujuan sebelum seseorang tetapi harus sebagai bagian dari program
menjalani test HIV. VCT tidak boleh terintegrasi dengan layanan-layanan lain
dipaksakan pada seseorang pada situasi (seperti layanan kesehatan, nutrisi, edukasi,
apapun. sosial serta air dan sanitasi).
• Menyediakan layanan secara gratis.
• Memastikan pra dan pasca konseling Jika ART tersedia, sangat penting bahwa
merupakan bagian dari keseluruhan layanan konseling harus mencakup efek samping
VCT. dan manfaat ART serta pentingnya mematuhi
• Layanan pendukung pasca test harus jadwal pengobatan.
tersedia, termasuk jaringan rujukan dan
Intervensi penting yang menggunakan ARV
akses terhadap test tambahan (seperti
adalah:
penghitungan CD4 ) untuk menilai kelayakan
pasien mendapatkan program perawatan • Post exposure prophylaxis (PEP)
dan pengobatan. • Pencegahan penularan dari ibu ke anak
• VCT hanya boleh dilakukan di fasilitas (PMTCT)
yang dilengkapi standar tes yang layak. • ART
Ikuti proses algoritma testing HIV yang
sudah divalidasi secara nasional, saat PEP
mempertimbangkan issue hak asasi
manusia spesifik untuk memasuki program Para manajer program kesehatan reproduksi
perawatan dan pengobatan. Gunakan harus memastikan pemberian PEP dapat
teknologi test yang sesuai untuk situasi dilakukan dengan segera (dalam waktu 72 jam)
tsb, seperti tes cepat dengan spesimen untuk mengurangi kemungkinan tertular HIV
darah dari tusuk jari. Hasil tes dengan tes dimasukan ke dalam protokol bagi dua situasi
HIV cepat dapat diperoleh dalam waktu berikut ini:
tidak sampai 20 menit dan biasanya
memiliki tingkat keberhasilan lanjutan dan • Layanan untuk korban perkosaan: untuk
konseling pasca tes yang lebih tinggi. mencegah dan menangani dampak
Ini akan mendukung desentralisasi VCT. pemerkosaan terhadap kesehatan
Pertimbangkan kondisi penyimpanan lokal korban/penyintas harus memiliki akses
dan jika perlu pesan tes cepat/rapid test mendapatkan perawatan klinis, termasuk
yang tidak membutuhkan pendinginan. konseling pendukung. Perawatan ini
mencakup penyediaan PEP.

3.5 Intervensi ARV dan ART • Paparan kerja: meskipun tindakan


pencegahan standar telah diberlakukan
Sangat penting untuk penyediaan program dan dipatuhi dalam kondisi pelayanan
obat-obatan antiretroviral (ARV) dan terapi kesehatan, kecelakaan kerja dengan
antiretroviral (ART) dasar. Pemberian layanan paparan darah dan cairan tubuh yang
terkait HIV pada masyarakat dalam situasi berpotensi terinfeksi HIV sangat mungkin
bencana merupakan upaya yang sulit namun terjadi. Misalnya melalui cedera akibat
sangat penting, mengingat ini tercantum jarum suntik. Pastikan PEP tersedia dalam
dalam undang-undang hak asasi internasional. situasi ini sebagai bagian standar tindakan
Seperti halnya dengan semua program dan pencegahan komprehensif yang bisa
kebijakan dan program HIV dan AIDS, ART mengurangi kemungkinan paparan tersebut.
harus dikaitkan dengan program pencegahan,
perawatan dan dukungan. ART tidak boleh Perawatan PEP yang direkomendasikan
adalah terapi kombinasi 28 hari dengan dua
218

nucleoside-analogue reverse-transcriptase dengan HIV mendatangi perawatan antenatal,


inhibitor (NRTI), biasanya zidovudine dan persalinan atau nifas, manfaatkan peluang
lamivudine. Untuk informasi lebih lengkap tersebut untuk mencegah penularan HIV
mengenai PEP, lihat Bab 2: PPAM, hal. 21. pada bayinya. Untuk implementasi program
penularan ibu ke anak, hal-hal berikut harus
tersedia:
WHO mempromosikan pendekatan strategis
komprehensif untuk pencegahan infeksi HIV • Layanan antenatal care
pada bayi dan anak-anak, yang terdiri dari: • Perawatan kesehatan ibu dan anak,
termasuk perawatan persalinan yang aman
• Pencegahan infeksi HIV utama (lihat Bab • Tes dan konseling HIV yang diprakarsai
9: Infeksi Menular Seksual, bagian 3.3, penyedia layanan, dengan menggunakan
pencegahan IMS); pendekatan opt-out (option-out), yakni
• Pencegahan kehamilan tidak diinginkan individu harus secara khusus membatalkan
pada perempuan dengan HIV (lihat Bab tes HIV setelah menerima informasi pra-
5: Keluarga Berencana, bagian 3.11, KB tes jika mereka tidak ingin mengikuti tes
untuk orang dengan HIV); tersebut
• Pencegahan penularan HIV dari ibu • Konseling tentang pemberian makan bayi
dengan HIV ke bayi mereka; • Ketersediaan ARV dan protokol PMTCT
• Perawatan, pengobatan dan dukungan (lihat Tabel 25).
untuk ibu dengan HIV, anak dan keluarga
mereka. Pemberian makan bayi*

Dalam program-program kesehatan Resiko bayi tertular HIV melalui menyusui


reproduksi komprehensif, keempat harus dibandingkan dengan resiko kematian
komponen harus diimplementasikan untuk yang lebih tinggi oleh sebab-sebab lain seperti
mencapai seluruh tujuan peningkatan kekurangan gizi, diare, dan pneumonia pada
kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam konteks bayi yang disusui. Bukti-bukti penularan
HIV. HIV menunjukkan pemberian ASI eksklusif
sampai enam bulan dapat menurunkan
resiko penularan HIV tiga sampai empat kali
PMTCT dibandingkan dengan pemberian ASI tidak
eksklusif.
Bab ini harus dibaca bersama dengan Bab 6:
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Para petugas kesehatan reproduksi harus
membahas di dalam sektor/kluster kesehatan
Tanpa prophylaxis, kemungkinan bayi yang
dan dengan otoritas kesehatan nasional
dilahirkan oleh ibu yang positif HIV menjadi
tentang promosi praktek tunggal menyusui
terinfeksi adalah antara 20% sampai 45% di
bayi di dalam komunitas sebagai perawatan
antara ibu yang menyusui. Pemberian obat
standar. Perempuan yang positif HIV harus
antiretroviral dosis tunggal akan mengurangi
diberikan konseling dan didukung untuk:
angka ini sekitar dua pertiga, sementara
penggunaan sediaan kompleks terapi triple- • Menyusui dan menerima pelayanan ARV
ARV dan/atau operasi bedah sesar yang
atau
direncanakan (elective caesarean section) dan
• Jika pemberian makan pengganti diterima
tidak menyusui bayinya dapat mengurangi
kemungkinan hingga kurang dari 2%.
* Bagian ini dikutip dari: Infant feeding in the context
Jika seorang perempuan yang diketahui hidup of HIV. Key Messages, WHO 2009. www.who.int/hiv/
pub/paediatric/advice/en/.
Bab 10: HIV 219

(acceptable), layak (feasible), terjangkau Oral antiretroviral profilaksis


(affordable), berkesinambungan
(sustainable) dan aman (safe), hindari Ibu yang terinfeksi HIV harus diberikan ART
menyusui supaya bayi punya peluang untuk selama masa hidupnya atau antiretroviral
terbebas dari HIV. (ARV) profilaksis selama masa kehamilan dan
menyusui.
Pemberian ARV pada perempuan dengan
HIV yang hamil dan menyusui dan bayi yang Sediaan ARV profilaksis harus dimulai sejak
menyusu sangat dianjurkan dan sektor/ usia kandungan 14 minggu atau secepatnya
kluster kesehatan harus berjuang keras untuk ketika mengalami keterlambatan kehamilan,
memperkenalkan ARV (lihat oral antiretroviral menjelang bersalin, atau pada persalinan.
prophylaxis di bawah ini). Namun ketiadaan
• Ibu minimal harus menerima dosis tunggal
ARV tidak mengubah rekomendasi mengenai
Neviraprine (Sd-NVP) 200 mg di permulaan
menyusui:
persalinan dan bayi harus menerima Sd-
• Pemberian ASI eksklusif pada enam bulan NVP 2 mg per kg bobot tubuh secara oral
pertama sejak kelahiran direkomendasikan secepatnya, akan tetapi tidak sampai lewat
bagi ibu yang terinfeksi HIV (dengan 72 jam sejak dilahirkan. Metode ini dinilai
bayi yang tidak terinfeksi HIV atau tidak bukan sediaan pencegahan yang optimal,
diketahui status HIV-nya) kecuali terdapat sekalipun begitu kesederhanaannya
makanan pengganti yang dapat diterima, membuat metode ini sangat cocok dalam
layak, terjangkau, berkesinambungan dan situasi bencana. Program-program yang
aman. Pada usia enam bulan, perkenalkan menggunakan Sd-NVP merupakan tindakan
bayi dengan makanan pelengkap yang sementara jangka pendek dan sejumlah
sesuai dan lanjutkan menyusui hingga usia tindakan harus dilakukan agar sediaan yang
12 bulan. Semua proses menyusui harus lebih efektif bisa dikirimkan secepatnya.
dihentikan jika makanan yang aman dan • Jika seorang perempuan mendatangi
cukup gizi tanpa ASI telah tersedia. perawatan antenatal dan dia tidak
• Jika bayi dan anak-anak ternyata sudah membutuhkan ART untuk kesehatannya
terinfeksi HIV, ibu sangat dianjurkan untuk sendiri atau jika obat-obatan triple ARV
memberikan ASI eksklusif pada enam bulan tidak tersedia, ARV prophylaxis harus
pertama dan melanjutkan menyusui sesuai tersedia di 14 minggu kehamilan atau
dengan praktek yang berlaku di masyarakat sesegera mungkin setelahnya, dan berlanjut
yaitu hingga bayi berusia dua tahun atau setelah persalinan dan menyusui dan
lebih. setelah melahirkan bayi.
• Layanan kesehatan harus dilanjutkan pada
semua bayi yang terpapar HIV, tanpa Tabel 25 menyediakan pilihan ARV profilaksis
memandang pemberian makan yang yang direkomendasikan untuk perempuan
dipilih, termasuk dengan terus memberikan terinfeksi HIV yang tidak membutuhkan
konseling dan dukungan pemberian makan pengobatan bagi kesehatannya sendiri.
bayi, terutama sekali ketika keputusan
Tindak lanjut anak yang lahir dari ibu
pemberian makan bisa dipertimbangkan
dengan HIV: mula-mula untuk profilaksis
kembali, seperti ketika diagnosa awal bayi
pascapersalinan dan kemudian menilai status
dan pada usia enam bulan.
HIV dan menawarkan antiretroviral terapi jika
Untuk informasi lebih lengkap tentang diperlukan.
menyusui lihat Bab 6: Kesehatan maternal dan
Melibatkan pasangan dalam program-
neonatal
program PMTCT. Ini merupakan kunci untuk
220

Tabel 25: Pilihan-pilihan ARV Profilaksis yang Direkomendasikan untuk


Perempuan Hamil namun tidak Membutuhkan Perawatan bagi Kesehatan
Mereka Sendiri *
Opsi A: Maternal AZT Opsi B: Maternal triple ARV prophylaxis

Ibu Ibu
• Antepartum harian AZT (kandungan >14 Obat-obatan triple ARV mulai dari
minggu) kehamilan > 14 pekan sampai satu minggu
• sd-NVP di awal persalinan* setelah menyusui benar-benar dihentikan.
• AZT + 3TC selama persalinan dan kelahiran pengobatan yang direkomendasikan
bayi* termasuk:
• AZT + 3TC selama 7 hari pasca melahirkan* • AZT + 3TC + LPV/r
*sd-NVP dan AZT+3TC saat-melahirkan dan pasca
• AZT + 3TC + ABC
melahirkan bisa dihilangkan jika ibu menerima AZT
• AZT + 3TC + EFV
lebih dari 4 minggu selama kehamilan .
• TDF + (3TC or FTC) + EFV

Bayi Bayi

Bayi Disusui Bayi Disusui


NVP harian sejak lahir sampai satu minggu setelah NVP harian sejak lahir sampai enam minggu
semua paparan pada ASI berakhir
Bayi Tidak Disusui
Bayi Tidak Disusui AZT atau NVP harian sejak lahir sampai 6
AZT atau NVP harian sejak lahir sampai 6 minggu minggu

AZT: Azidothymidine, zidovudine; 3T: Lamivudine; Sd-NVP: Single-dose nevirapine; LPV/r: Lopina-
vir/ritonovir; ABC: Abacavir, EFV: Efavirenz.

Semua pengobatan diberikan melalui mulut. Formula paediatric tersedia untuk AZT, 3TC dan NVP.

* Dari Rapid advice: gunakan obat-obatan antiretroviral untuk merawat perempuan hamil dan
mencegah infeksi HIV pada bayi. WHO. 2009. www.who.int/hiv/pub/mtct/advice/en/index.html

mendapatkan dukungan dari anggota keluarga. ART


Jika memungkinkan, pastikan ibu dengan HIV Sejak awal respon darurat kemanusiaan,
memiliki akses ke ART (lihat di bawah ini). Jika pastikan obat-obatan ARV terus diberikan
seorang perempuan hamil memenuhi kriteria pada orang-orang yang sudah didaftar
ini,FN mulailah ART secepatnya. Jika terapi dalam program ART sebelum terjadinya
antiretroviral tidak bisa dimulai ketika seorang bencana. Bagi pasien yang sedang menjalani
ibu telah terkena AIDS, Sd-NVP TIDAK boleh pengobatan ART atau sudah mendapat ART
diberikan kepada ibu tersebut untuk menjalani namun tidak lagi memiliki akses pengobatan,
PMTCT. Tujuannya adalah mencegah virus
mengalami resistensi terhadap NVP.
FN
Mulailah pemberian ART kepada semua
Jika suplai obat-obatan ARV tidak cukup perempuan hamil yang positif HIV disertai penyakit
klinis yang parah dan serius (WHO tahap klinis 3
untuk memulai terapi antiretroviral bagi ibu, atau 4), atau dengan CD4 di atau di bawah 350
profilaksis untuk bayi masih bisa ditawarkan. cells/mm3, berapapun usia kandungan
Bab 10: HIV 221

kelanjutan ART menjadi prioritas untuk • Berapa banyak penyediaan ARV minimal
memastikan pengobatan tersebut efektif dan yang dapat disediakan?
mencegah berkembangnya resistensi virus. • Untuk berapa lama dana tersedia? Dana
Berikut ini direkomendasikan: yang tersedia minimal harus satu tahun.
• Dapatkah populasi yang terdampak
• Tes HIV— atau dokumen — untuk didaftarkan dalam program-program ART
memastikan status HIV dan kartu pasien nasional?
yang menunjukkan pengobatan ART • Apakah hambatan-hambatan yang mungkin
sedang/sudah diikuti. dalam pengadaan dan manajemen obat?
• Jika seseorang sedang menjalani ART, • Bagaimana mobilitas populasi? Bagaimana
lanjutkan pengobatan tanpa berhenti. Jika situasi keamanan dan kemungkinan terjadi
berhenti, analisa alasannya dan mulai pengungsian yang bisa menghentikan
kembali pengobatan secepatnya. pengobatan?
• Jika obat-obatan ARV yang sama dengan • Seberapa besar kapasitas laboratorium (di
pengobatan pertama yang sudah diikuti pusat kesehatan dan/atau tingkat rujukan)?
tidak tersedia dan jika tidak ada riwayat
kegagalan pengobatan atau efek samping Memulai paket minimal layanan ART
yang serius pada ARV alternatif yang membutuhkan persiapan. Pastikan hal-hal
diusulkan, ganti pengobatan pertama berikut ini telah tersedia:
segera berdasarkan pada protokol nasional.
• Pasien yang sudah meminum pro- • Kebijakan, prosedur operasi standar
tease inhibitors yang tidak tersedia di dan protokol pengobatan standar. Jika
dalam situasi bencana bisa diresepkan ada, protokol nasional harus diikuti. Jika
pengobatan lini pertama sampai protokol nasional tidak tersedia, pedoman
pengobatan lini kedua tersedia. Namun WHO harus diikuti.
orang-orang yang menjalani protease • Pekerja komunitas dan klinis yang terlatih
inhibitor karena reaksi buruk dari serta memiliki kompetensi dalam protokol
pengobatan lini pertama harus terus pengobatan, konseling pasien dan
dipantau jika mereka memulai kembali mobilisasi masyarakat
pengobatan lini pertama. Jika keracunan • Suplai pengobatan awal enam bulan,
terjadi kembali dan pengobatan lini kedua termasuk pengobatan ARV, co-trimoxazole,
tidak tersedia, ART tidak boleh dilanjutkan. TB dan pengobatan untuk infeksi
Lanjutkan pencegahan infeksi oportunistik oportunistik dan infeksi lainnya (lihat 3.6);
(lihat 3.6). dan sistem pengadaan untuk memastikan
• Berikan konseling dan dukungan dalam suplai obat-obatan yang dibutuhkan tidak
menghadapi kondisi yang baru. terganggu.
• Suplai diagnostik dan kapasitas
Ketika pengungsi dan pengungsi yang kembali laboratorium, termasuk setidaknya diagnosa
sedang menjalani pengobatan ARV dan HIV, determinasi haemoglobin atau
dikembalikan ke daerah asal mereka, pastikan haematocrit, hitungan sel CD4, diagnosa
mereka bisa melanjutkan pengobatan ARV tuberkulosis (TB), malaria dan pengetesan
tanpa henti. Koordinasikan dengan otoritas- sipilis.
otoritas kesehatan di daerah asal mereka. • Sistem monitoring pasien (termasuk kartu
pengobatan pasien untuk pemberian
Rencanakan tes dan konseling HIV ART sehingga pasien dapat melanjutkan
komprehensif dan program-program ART perawatan di fasilitas kesehatan lain) serta
secepatnya. Sebelum memulai layanan ART, rujukan dan jaringan komunikasi.
pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
222

• Paket informasi untuk konseling, pendidikan Informasi dan pendidikan pasien


dan mobilisasi masyarakat.
Lembaran informasi standar bagi pasien harus
dibuat, dengan mempertimbangkan hal-hal
3.6 Perawatan ODHA yang berikut:
komprehensif
• Situasi khusus, termasuk informasi sesuai
Perawatan ODHA yang komprehensif usia, bahasa, literasi (kemampuan baca
merupakan komponen pelayanan kesehatan tulis) dan level pendidikan.
dasar yang harus tersedia di situasi darurat • Informasi mengenai hidup dengan HIV, serta
bencana manapun. Ini sangat penting dalam tindakan-tindakan pencegahan.
situasi dengan epidemik umum. Elemen-
elemen perawatan komprehensif termasuk: Pengobatan TB dan profilaksis untuk infeksi
oportunis
• Dukungan bagi ODHA
• Informasi dan edukasi pasien Di banyak belahan dunia, TB merupakan
• Pengobatan TB dan profilaksis bagi infeksi penyebab utama kesakitan dan kematian
oportunistik terkait HIV. Kolaborasikan dengan program-
• Keluarga berencana program pengendalian TB untuk memastikan
• Perawatan berbasis rumah/komunitas ODHA mendapat akses pengobatan TB.
• Perawatan paliatif Isoniazid merupakan antibiotik yang efektif,
murah dan dapat ditoleransi untuk terapi
Dukungan bagi ODHA pencegahan TB dan harus disediakan bagi
semua orang yang positif HIV jika penyakit TB
Susun program-yang menjaga kerahasiaan
aktif telah disingkirkan.
untuk memberikan dukungan psikososial bagi
ODHA. Termasuk di antaranya konseling dan Untuk mencegah ODHA terinfeksi oportunistik,
dukungan, kelompok-kelompok pendukung cotrimoxazole bisa menjadi antibiotik
atau teman-teman ODHA dan keluarga yang yang efektif, murah dan dapat ditoleransi
telah mengetahui status HIV pasien. untuk digunakan mencegah pneumocystis
pneumonia (PCP) dan toxoplasmosis pada
Pastikan ODHA tidak mendapat diskriminasi
anak-anak dan orang dewasa dengan HIV.
dalam akses konseling nutrisi dan suplemen
Antibiotik ini juga efektif untuk mengobati
makanan yang dibutuhkan melalui program
penyakit infeksi dan parasit lainnya dan telah
bantuan makanan. Mendaftarkan semua orang
terbukti sangat bermanfaat di wilayah-wilayah
yang memenuhi syarat tanpa mengungkapkan
yang terjangkit malaria. Lebih jauh lagi, semua
alasan menyertakan mereka pada daftar
anak yang terpapar HIV dan lahir dari ibu
pemberian makanan tambahan akan
dengan HIV harus menerima cotrimoxazole
membantu menghindari diskriminasi.
profilaksis. Pemberian ini dimulai sejak
usia empat sampai enam minggu dan terus
Dalam situasi bencana, ODHA harus mendapat
berlanjut sampai infeksi HIV bisa dihilangkan.
kepastian suplai air minum yang aman dan
Ikuti selalu pedoman nasional.
mencukupi karena mereka lebih rentan
terinfeksi dan lebih lama pulih dari sakit akibat
Sejak awal respon darurat, pastikan kelanjutan
penyakit yang ditularkan melalui air. Karena
profilaksis dan rujuk pasien secepatnya ke
alasan yang sama, ODHA harus disediakan
layanan yang menyediakan profilaksis
kelambu untuk mengurangi resiko terkena
malaria di area-area endemi.
Bab 10: HIV 223

Keluarga Berencana • Dalam situasi dimana diagnosa HIV pada


bayi yang dilahirkan oleh ibu yang positif
ODHA harus memiliki akses ke metode dan HIV mungkin tertunda karena kurangnya
konseling keluarga berencana. Tawarkan kapasitas laboratorium, berikan anak ini
konseling berkualitas mengenai berbagai isu- cotrimoxazole pada usia sekitar empat
isu seperti metode kontrasepsi ketika hidup sampai enam minggu atau pada kontak
dengan HIV, perlindungan ganda dengan pertama dengan layanan kesehatan.
kondom dan metode lain, kontrasepsi darurat, • Dimana pemantauan reaksi rantai polimer
penghentian kehamilan dan ketersediaan (PCR) tidak tersedia, dan pada anak di
dukungan kehamilan. Untuk informasi lebih bawah usia 18 bulan yang didiagnosa
lengkap lihat Bab 5: Keluarga Berencana. secara klinis, konsultasikan dengan orang
tuanya untuk mengupayakan tes konfirmasi
Perawatan berbasis Komunitas/Rumah
setelah usia 18 bulan dengan menggunakan
Sistem perawatan berbasis komunitas atau tes antibodi konvensional.
rumah harus dibentuk untuk rujukan bagi • Bayi yang sendirian dan anak-anak yang
orang-orang dengan infeksi HIV lanjutan kehilangan orang tua membutuhkan
ketika telah keluar dari rumah sakit. Penyediaan perhatian khusus dan harus melalui proses
perawatan seperti ini yang terbaik dilakukan legal khusus atau pengaturan perwalian/
segera setelah situasi darurat mulai stabil. perawat yang telah disepakati.
Dukungan klinis dan sosial untuk ODHA harus • Kepentingan terbaik bagi anak-anak harus
dilakukan secara bersama-sama menjadi penggerak semua keputusan.

Perawatan Paliatif
4 Pertimbangan Hak Asasi dan
Perawatan paliatif harus mencakup Hukum
penanganan gejala-gejala akut dan kronis serta
perawatan terminal. Elemen-elemen penting Memastikan hak asasi manusia dihormati dan
adalah mengendalikan nyeri, perawatan dilindungi sangat penting untuk mengurangi
terminal, perawatan, dukungan bagi perawatan paparan terhadap HIV serta dampak buruknya
berbasis komunitas /rumah yang diberikan, pada individu dan komunitas. Undang-undang
informasi dan pendidikan. hak asasi internasional memuat sejumlah poin
yang memiliki keterkaitan langsung dengan
orang-orang dengan HIV atau terdampak oleh
3.7 Perawatan untuk anak dengan HIV. Ketentuan hak-hak mempromosikan
HIV intervensi HIV sangat penting dalam program
darurat bencana karena pada kondisi ini
Tindakan ini direkomendasikan untuk merawat kekerasan seksual, dan berkurangnya akses
anak dengan HIV: untuk mendapatkan layanan pencegahan,
perawatan dan pengobatan HIV akan
• Melakukan perawatan anak dengan memperbesar resiko penularan HIV. Persoalan-
mengikuti panduan nasional. persoalan hak yang penting adalah:
• Menggunakan pedoman WHO untuk
diagnosa HIV klinis jika fasilitas diagnosa • Hak mengakses perawatan kesehatan
dan monitoring tidak tersedia. HIV dan AIDS: Hak untuk mencapai
• Ketika memesan formula sirup, bersiaplah standar kesehatan mental dan fisik tertinggi
untuk menyediakan ruang penyimpanan termasuk hak untuk mendapatkan fasilitas
berpendingin yang sesuai dan rantai dingin kesehatan, bahan-bahan dan layanan yang
yang berfungsi karena formula itu datang berkualitas, tersedia dan diterima. Akses
dalam jumlah besar. ke program-program HIV paling tidak harus
224

setara dengan akses yang tersedia bagi konseling dan pengobatan yang sesuai di
masyarakat setempat di sekitarnya. Lebih semua kasus kekerasan seksual dan berbasis
jauh lagi, hak terhadap kesehatan hanya gender.
bisa diwujudkan melalui kerjasama dengan
hak terhadap makanan, air, perumahan dan Anak-anak berhak mendapat perlindungan
kebebasan dari diskriminasi dan kekerasan, khusus menurut undang-undang, sesuai yang
di antara hak-hak lainnya ditekankan oleh Komisi PBB untuk hak-hak
• Hak mengakses informasi dan edukasi Anak. Konvensi tentang hak-hak Anak secara
HIV: Hak kesehatan termasuk hak untuk khusus harus memandu respon di semua
memperoleh informasi kesehatan penting kasus yang melibatkan anak, termasuk: tidak
dan edukasi tentang HIV serta kesehatan diskriminatif; kepentingan terbaik anak; hak
seksual dan reproduksi. hidup; bertahan hidup dan pembangunan; dan
• Hak bebas dari diskriminasi: Semua orang partisipasi anak.
menikmati hak bebas dari diskriminasi
berbasis gender, seksualitas dan status HIV
4.1 Tantangan dan Peluang
dan dijamin aksesnya untuk memperoleh
layanan pencegahan, pengobatan dan Petugas, manajer program dan penyedia
perawatan HIV. layanan kesehatan reproduksi harus
• Hak intervensi kesehatan sukarela: mengetahui undang-undang, kebijakan dan
Semua orang harus memiliki hak untuk pedoman nasional mengenai pencegahan,
informed consent dan bebas dari tes pengobatan dan perawatan HIV di negara
HIV wajib. Hak integritas fisik menjamin tersebut. Di banyak contoh, hak asasi telah
semua orang memiliki cara untuk membuat dikompromikan oleh undang-undang atau
keputusan secara sukarela dan informed kebijakan nasional atau bahkan kekeliruan
decision (keputusan berdasarkan informasi) konsepsi sosial dan budaya. Diskusikan dilema
tentang perawatan kesehatan mereka, yang bisa dihadapi bersama tim dan supervisor
termasuk mempelajari status HIV mereka, dan putuskan tipe keterlibatan organisasi anda.
serta hak untuk memberikan izin informasi Langkah penting segera yang bisa dilakukan
dan bebas dari test HIV wajib. penyedia kesehatan adalah memastikan
• Hak privasi dan kerahasiaan dalam mereka menginformasikan pasien secara
pelayanan berkaitan dengan HIV: Jaminan langsung tentang kemungkinan konsekuensi
privasi dan kerahasiaan informasi kesehatan negatif undang-undang tersebut. Eksplorasi
sangat penting untuk memastikan lebih jauh lagi, kemungkinan-kemungkinan
semua orang, termasuk perempuan rujukan bagi klien ke badan atau organisasi
tanpa memandang status mereka bisa lain yang bisa memberikan dukungan dan
memperoleh layanan kesehatan tanpa rasa asistensi legal. Organisasi bisa memutuskan
takut status HIV mereka terungkap. untuk mengadvokasi persoalan tersebut dan
mendukung upaya-upaya advokasi bersama.
Banyak negara mengakui pentingnya
kesetaraan gender, serta pemberdayaan Deklarasi komitmen tentang HIV/AIDS (Resolusi
dan partisipasi perempuan dan remaja putri Majelis Umum A/RES/S-26/2 dari 2 Agustus
di semua aspek pencegahan dan respon 2001). Paragraf 14,37,58-62
HIV.* Terutama sekali, perlindungan khusus
gender harus dipenuhi dengan semestinya
dan kebutuhan kesehatan perempuan dan
remaja putri harus mendapat perhatian khusus,
* Deklarasi komitmen tentang HIV/AIDS (Resolusi
termasuk dengan memastikan akses layanan
Majelis Umum A/RES/S-26/2 dari 2 Agustus 2001).
dan perawatan kesehatan reproduksi serta Paragraf 14,37,58-62
Bab 10: HIV 225

5 Monitoring Engender Health. HIV Prevention in Maternal


Health Services; Programming Guide. United
Indikator-indikator berikut ini bisa digunakan Nations Population Fund, 2004. http://www.
untuk memonitor program-program HIV secara engen-derhealth.org/pubs/hiv-aids-sti/hiv-
menyeluruh: prevention-in-maternal-health.php

• Kualitas skrining darah donor. Proporsi Clinical Guidelines for antiretroviral therapy
unit darah donor yang diskrining untuk HIV management for displaced populations.
dengan cara yang dijamin kualitasnya. Southern Africa. Southern African HIV
• Tingkat penggunaan kondom: proporsi Clinicians Society/ UNHCR, 2007. http://www.
orang aktif secara seksual yang melapor unhcr.org/4683b0522. html
menggunakan kondom dalam hubungan
seksual terakhir. UNHCR and Infant Feeding in Emergencies.
• Konseling pasca VCT dan hasil: proporsi Guidance on infant feeding and HIV in
klien VCT yang dites HIV, dan telah emergen¬cies for refugees and displaced
menerima hasil pascates dan konseling. populations. UNHCR, Jenewa, 2008.
• Cakupan PMTCT: Proporsi kunjungan ANC http://www.ennonline. net/ife
pertama klien yang telah diberikan konseling
Guidelines for addressing HIV in Humanitarian
sebelum tes .
Settings, Interagency Standing Committee.
• Cakupan ARV dalam program-program
2009. http://www.aidsandemergencies.org/
PMTCT: Rasio pasangan ibu-bayi yang
cms/documents/IASC HIV Guidelines 2009
meminum ARV tepat waktu .
En.pdf
Untuk informasi lebih lengkap tentang
monitoring dan evaluasi lihat Bab 3.

6 Bacaan Lanjutan

Bacaan penting

Priority interventions: HIV/AIDS prevention,


treatment and care in the health sector. World
Health Organization (WHO), Jenewa, 2008.
http://www. who.int/pmnch/topics/hiv aids/
priorityinterven¬tions/en/

Rapid advice documents: Antiretroviral therapy


for adults and adolescents; use of antiretroviral
drugs for treating pregnant women and
preventing HIV infection in infants, Infant
feeding in the context of HIV. www.who.int/hiv/
pub/mtct/ad-vice/en/index.html

Antiretroviral drugs for treating pregnant


women and preventing HIV infection in infants:
towards universal access: recommendations
for a public health approach. WHO, Jenewa,
2006. http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/
pmtctguide lines3.pdf
Lampiran 1: Glosarium 227

a1
Fase akut Fase dalam suatu situasi darurat ketika angka kematian tinggi dan
prioritas respon bencana terkait dengan bertahan hidup.

Remaja Orang yang berusia 10-19.

Populasi terdampak Populasi yang memprihatinkan, termasuk namun tidak terbatas


pada masyarakat setempat, pengungsi internal, dan pengungsi
eksternal.
Lampiran 1
Asosiasi kesehatan Profesi pelayanan kesehatan klinis yang bukan obat-obatan,
kedokteran gigi dan keperawatan.
Glosarium
Amenorrhea Tidak berdarah sedikitpun pada saat mestinya terjadi pendarahan.

Proses proposal Suatu alat bantu yang digunakan oleh organisasi-organisasi


Terkonsolidasi / kemanusiaan untuk merencanakan, mengoordinasikan, mendanai,
Consolidated Appeal mengimplementasikan dan memonitor kegiatan mereka. Sebagai
Process(CAP) suatu mekanisme koordinasi, CAP mendorong kerjasama lebih erat
antara pemerintah setempat, donor, badan-badan kemanusiaan,
dan khususnya antara LSM, gerakan Palang Merah, IOM dan
badan-badan PBB. Bekerja sama di wilayah-wilayah krisis di dunia,
mereka menyusun Rencana Aksi Kemanusiaan Bersama (CHAP/
Common Humanitarian Action Plan).

Rencana Aksi Suatu rencana strategis untuk respon kemanusiaan di suatu


Kemanusiaan wilayah atau negara tertentu:
Bersama/Common • Suatu analisis umum tentang konteks dimana terjadinya
Humanitarian Action bencana;
Plan • Suatu penilaian kebutuhan;
(CHAP) • Skenario terbaik, terburuk dan paling mungkin;
• Identifikasi peran dan tanggung jawab, misalnya siapa
melakukan apa dan di mana;
• Pernyataan jelas tentang tujuan dan sasaran jangka panjang;
• Suatu kerangka untuk memonitor strategi dan merevisinya jika
perlu.
CHAP merupakan fondasi untuk menyusun proposal Terkonsolidasi
(Consolidated Appeal), dan merupakan bagian dari Proses
Proposal Terkoordinasi (Coordinated Appeals Process/CAP).

Dana Respon Darurat Suatu alat pendanaan multilateral yang dibuat oleh PBB , dana
Terpusat/Central yang tersedia aksi kemanusiaan. CERF besarnya mencapai US
Emergency Response $500 juta, termasuk fasilitas hibah hingga US $450 dan fasilitas
Fund (CERF) pinjaman hingga US $50 juta. Komponen hibah CERF memiliki dua
jendela; satu untuk respon cepat dan satu untuk kondisi darurat
yang kekurangan dana. CERF didanai oleh kontribusi-kontribusi
sukarela dari anggota-anggota PBB, perusahaan swasta, yayasan
dan individu, dan dikelola oleh Emergency Relief Coordinator
(ERC), kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for
the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).
228

Distribusi berbasis Penyediaan metode kontrasepsi oleh anggota-anggota masyarakat


masyarakat terlatih. Para pekerja membawa layanan keluarga berencana kepada
wanita dan keluarga, dengan menjangkau mereka yang tidak dapat
mengakses fasilitas-fasilitas kesehatan.

Staf Kesehatan Orang biasa atau relawan yang bekerja dalam bidang kesehatan
Masyarakat namun bukan seorang klinisi.

Metode kontrasepsi Termasuk metode klinis dan supply (modern) dan metode non-supply
(tradisional). Metode klinis dan supply termasuk sterilisasi pria dan
wanita, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), metode hormonal
(pil minum, implant pelepas hormon dan injeksi, skin patch dan cincin
vagina), kondom dan metode penghalang vagina (diafragma, cervical
cap dan spermicidal foam, jelli, krim, dan sepon). Metode-metode
tradisional termasuk ritme, penarikan, tidak melakukan hubungan
seksual dan lactational amenorrhoea. Sterilisasi pembedahan
biasanya baru dianggap sebagai kontrasepsi jika operasi dilakukan
setidaknya sebagian untuk menghindari lebih banyak anak (sterilisasi
juga dilakukan hanya untuk alasan kesehatan).

Prevalensi Proporsi wanita usia reproduktif/subur yang menggunakan (atau yang


Kontrasepsi (CP) pasangannya menggunakan) metode kontrasepsi di suatu periode
yang ditentukan.

Pelindung ganda Perlindungan terhadap kehamilan tidak diinginkan dan IMS, termasuk
HIV.
Konseling keluarga Diskusi dengan klien yang mendatangi fasilitas kesehatan karena
berencana suatu alasan, keuntungan mengatur jarak atau membatasi kehamilan,
metode yang tersedia untuk melakukannya dan menyediakan bantuan
untuk memilih dan menggunakan dengan benar metode kontrasepsi
yang sesuai.

Sunat perempuan Prosedur yang melibatkan pembuangan alat kelamin eksternal wanita
sebagian atau seluruhnya atau pencederaan alat kelamin wanita untuk
alasan-alasan yang tidak terkait dengan medis.

Focal point Orang yang bertanggung jawab untuk kesehatan reproduksi.

Kekerasan berbasis Kekerasan berbasis gender merupakan istilah payung untuk suatu
gender tindakan berbahaya yang dilakukan pada seseorang di luar keinginan
orang tersebut dan dilandaskan pada perbedaan sosial yang berlaku
(gender) antara pria dan wanita.

Cluster kesehatan Global Health Cluster, di bawah kepemimpinan Organisasi Kesehatan


Dunia (WHO), terdiri dari lebih 30 organisasi kesehatan kemanusiaan
internasional. Cluster diaktifkan selama keadaan darurat, dengan
penunjukkan seorang koordinator kesehatan reproduksi dan/
atau petugas kesehatan reproduksi oleh badan pemimpin cluster
Kesehatan di negara tersebut, biasanya WHO.
Lampiran 2: Akronim dan Singkatan 229

Sektor kesehatan Bagian dari ilmu ekonomi yang terkait dengan persoalan-persoalan
kesehatan di dalam suatu masyarakat.

Krisis kemanusiaan Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang menghadirkan ancaman
membahayakan terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan atau
kesejahteraan suatu komunitas atau kelompok besar orang lainnya,
biasanya di suatu area yang luas. Konflik bersenjata, epidemi,
kelaparan, bencana alam dan situasi darurat besar lainnya bisa
melibatkan atau menimbulkan krisis kemanusiaan .

Kondisi/situasi Suatu situasi yang membuat mekanisme penanganan normal tidak


Darurat kemanusiaan berfungsi untuk menghadapi agen penekan dari luar.

Infertilitas Ketidakmampuan suatu pasangan untuk menghasilkan anak.

Informed Consent/ Suatu kondisi legal saat seseorang dinyatakan telah memberikan
persetujuan izin berdasarkan apresiasi dan pemahaman yang jelas terhadap
berdasarkan fakta-fakta, implikasi dan konsekuensi yang bakal terjadi pada
informasi suatu tindakan. Untuk memberikan informed consent, individu
terkait harus memiliki alasan yang rasional dan mengetahui semua
fakta relevan pada saat izin diberikan. Kelemahan dalam membuat
pertimbangan dan keputusan sehingga membuat seseorang tidak
mampu untuk memberikan Informed Consent termasuk di antaranya
keterbelakangan mental yang parah, keracunan, kekurangan tidur
parah, penyakit Alzheimer atau dalam kondisi koma

Pengungsi internal/ Orang atau kelompok orang yang dipaksa atau harus melarikan diri
IDP atau meninggalkan rumah atau habitat mereka, sebagai akibat atau
untuk menghindari dampak dari konflik bersenjata, situasi kekerasan
umum, kekerasan terhadap kemanusiaan, bencana alam atau buatan
manusia, namun belum melewati batas negara yang diakui secara
internasional.

Dari: Deng, Francis. “The guiding principles on internal displacement”. E/


CN.4/1998/53/ Add.l, 11 February, 1998. New York, NY: PBB.

Penyedia level Tenaga kesehatan bukan dokter – bidan, praktisi perawat, petugas
menengah kesehatan, asisten dokter, dan lain-lain – yang pelatihan dan
tanggungjawabnya berlainan antar negara akan tetapi terlatih untuk
memberikan prosedur klinis dan dasar yang terkait dengan kesehatan
reproduksi. Prosedur ini termasuk pemeriksaan bimanual pelvic
untuk memverifikasi adanya kehamilan dan mengetahui posisi rahim;
USG rahim; prosedur transservikal; dan pelaksanaan aborsi di masa-
masa awal kehamilan. [Definisi ini disepakati oleh para peserta WHO
Technical Consultation pada bulan September 2000.]

Siklus menstrusasi Rangkaian perubahan berulang pada ovarium dan endometrium yang
termasuk ovulasi dan pendarahan bulanan. Sebagian besar wanita
memiliki siklus yang masing-masing berakhir antara 24 dan 35 hari.
230

Pemimpin opini Para informan kunci, yang bisa termasuk para tokoh masyarakat,
kepala suku, dll.

Perawatan Perawatan pascaaborsi (Post Abortion Care/PAC) merupakan strategi


pascaaborsi global untuk mengurangi kematian dan penderitaan akibat komplikasi
aborsi spontan dan tidak aman.

Nifas Enam minggu pertama pasca melahirkan

Progestogen Suatu kelompok besar obat-obatan sintetis yang memiliki efek sama
(Progestin) dengan progesterone. Beberapa digunakan dalam kontrasepsi
hormonal.

Manajer program Pekerja di level lapangan yang bertanggung jawab atas penyusunan
program kesehatan reproduksi suatu lembaga

Staf program Siapa saja dalam suatu lembaga yang terlibat dalam penyusunan
program klinis atau non klinis, manajemen, keuangan serta monitoring
dan evaluasi klinis dan non-klinis.

Pemerkosaan/upaya Pemerkosaan merupakan suatu tindakan hubungan seksual tanpa


pemerkosaan persetujuan. Termasuk di dalamnya penyerangan pada suatu bagian
tubuh dengan menggunakan organ seksual dan/atau penyerangan
terhadap lubang kelamin atau lubang anus dengan suatu benda atau
bagian tubuh. Pemerkosaan dan upaya pemerkosaan melibatkan
penggunaan kekuatan, ancaman kekuatan dan/atau paksaan. Upaya-
upaya untuk memperkosa seseorang yang tidak sampai terjadinya
penetrasi dianggap sebagai upaya pemerkosaan.

Penggungsi eksternal/ Seseorang yang melarikan diri menuju suatu negara atau kekuatan
refugee asing untuk menghindari bahaya atau penyiksaan karena alasan ras,
agama, kewarganegaraan, keanggotaan pada suatu kelompok sosial
atau opini politik tertentu, berada di luar negaranya, dan tidak bisa,
atau karena sangat takut, tidak bersedia menyerahkan dirinya ke
dalam perlindungan negara tersebut.
1951 Convention Relating to the Status of Refugees.

Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang lengkap, bukan semata-mata terbebas dari penyakit dan
kecacatan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi
dan terhadap fungsi dan prosesnya.

Lembaga koordinator Lembaga yang diidentifikasi oleh cluster atau sektor kesehatan
kesehatan reproduksi sebagai organisasi yang memiliki kapasitas paling besar untuk
menyediakan dukungan operasional dan teknis pada mitra/partner
kesehatan untuk memastikan kesehatan reproduksi mendapat
prioritas.

Infeksi saluran Infeksi saluran reproduksi adalah istilah luas yang mencakup infeksi
reproduksi (ISR) menular seksual serta infeksi-infeksi saluran reproduksi lainnya yang
bukan ditularkan melalui hubungan seksual.
Lampiran 2: Akronim dan Singkatan 231

Penyedia layanan Suatu lembaga atau orang yang menyediakan layanan, termasuk
perawatan klinis dan konseling.

Seks, hubungan Aktifitas seksual dengan penis dimasukkan ke dalam suatu rongga
seksual tubuh:
• Hubungan anal yang melalui anus
• Hubungan oral yang melalui mulut
• Hubungan vaginal yang melalui vagina

Infeksi menular Salah satu kelompok infeksi bakteri dan virus serta parasit yang
seksual (IMS) ditularkan melalui aktifitas seksual.

Spotting Pengeluaran darah dari vagina di luar jadwal pendarahan yang biasa.

Dukun bayi Penyedia layanan berbasis masyarakat selama kehamilan dan


(Traditional Birth kelahiran bayi. Dukun bayi tidak terlatih dalam keahlian yang
Attendant/TBA) dibutuhkan untuk menangani atau merujuk komplikasi kebidanan

Pendarahan Vagina Suatu pengeluaran darah dari vagina (merah muda, merah atau coklat)
yang menuntut pemakaian proteksi saniter (pembalut, kain, atau
tampon). Pola pendarahan vagina berlainan termasuk:
• Breakthrough bleeding: Suatu pendarahan di luar perkiraan
jadwal pendarahaan (misalnya bukan pendarahaan bulanan) yang
mengharuskan pemakaian pembalut.
• Pendarahan berat (menorrhagia): Pendarahan yang besarnya dua
kali dari pendarahan menstruasi biasa.
• Pendarahan jarang: Kurang dari dua episode pendarahan dalam
waktu tiga bulan.
• Pendarahan tidak teratur: Spotting dan/atau breakthrough bleeding
yang terjadi di luar perkiraan jadwal pendarahan ( misalnya di luar
waktu pendarahan bulanan).
• Pendarahan menstruasi yang rata-rata berlangsung selama tiga
sampai tujuh hari sekitar setiap 28 hari.
• Pendarahan berkepanjangan: pendarahan yang berlangsung lebih
dari delapan hari.

Pemuda Orang dengan usia di antara 10-24.


Bab 9: Infeksi Menular Seksual 233

a2
ARV : Anti Retro Viral (s)
ART : Anti Retroviral Therapy/terapi anti retroviral
AVE : Aspirasi Vakum Elektrik
AVM : Aspirasi Vakum Manual
CHAP : Common Humanitarian Action Plan (CHAP)
CAP : Consolidated Appeals Process
CERF : Central Emergency Response Fund
CoC : Code of Conduct/pedoman prilaku Lampiran 2
DBM : Distributor Berbasis Masyarakat
DHS : Demographic Health Survey/Survey Demografi Kesehatan
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi Akronim dan
EmOC : Emergency Obstetric Care/Layanan kegawatdaruratan kebidanan Singkatan
FGM : Female Genital Mutilation/Mutilasi Genital Perempuan
GBV : Gender Based Violence/Kekerasan berbasis gender
HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/Acquired Imuno Deficiency Syndrome
HPV : Human Pappiloma Virus
HRB : Humanitarian Response Branch
IAWG : Inter Agency Working Group/Kelompok kerja antar lembaga
IASC : Inter Agency Standing Committee
ICPD : International Conference on Population and Development/Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan
IFRC : International Federation of the Red Cross/Federasi Palang Merah Internasional
IIU : Inseminasi Intra Uterin
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT : Indeks Masa Tubuh
ISR : Infeksi Saluran Reproduksi
IUD : Intra Uterine Device/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
KHA : Konvensi Hak Anak/CRC: convention on the right of the child
LMP : Late Menstrual Period/Periode Menstruasi terakhir
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
IEHK : Inter agency Emergency Health kit/kit emergency antar lembaga
KAP : Knowledge Attitude Practice/Pengetahuan Sikap dan Praktek
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
ODHA : Orang hidup Dengan HIV AIDS
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
PEP : Post Exposure Prophylaxis
PID : Pelvic Inflammatory Disease
PMTCT : Prevention of Mother to child transmission
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Komprehensif
PPAM : Paket Pelayanan Awal Minimum
PSB : Procurement Service Branch
PSI : Population Service International
PTSD : Post Trauma Stress Disorder
RDT : Rapid Diagnose Test
234

SEA : Sexual Exploitation and Abuse/Kekerasan dan penyalahgunaan seksual


SIK : Sistem Informasi Kesehatan
SOP : Standard Operasional Prosedur
TIG : Tetanus Imuno Globulin
TT : Tetanus Toxoid
TTI : Transfusion-Transmissible Infection/infeksi yang ditularkan melalui transfusi
UNAIDS : Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
UNDAF : United Nations Development Assistance Framework
UNHCR : Office of the United Nations High Commissioner for Refugee
UNICEF : United Nations Children’s Fund
UNFPA : United Nations Population Fund
USG : Ultra Sono Grafi
VCT : Voluntary Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
Lampiran 2: Akronim dan Singkatan 235

a3
Contoh pedoman prilaku

Sesuai dengan misi dan praktek [ORGANISASI] dan prinsip-prinsip undang-undang dan
pedoman prilaku internasional, semua staf [ORGANISASI], termasuk staf penuh atau paruh
waktu reguler, nasional dan internasional, dokter rumah sakit, kontraktor dan relawan,
bertanggung jawab untuk mempromosikan penghormatan hak-hak asasi manusia dasar,
keadilan sosial, martabat manusia dan menghormati kesetaraan hak pria, wanita dan anak-
anak. Dengan tetap menghormati martabat dan harga diri individu, pekerja [ORGANISASI] akan Lampiran 3
memperlakukan semua orang secara setara tanpa membedakan ras, gender, agama, warna
kulit, kewarganegaraan atau etnik asli, bahasa, status perkawinan, orientasi seksual, usia,
status sosial ekonomi, kecacatan, pilihan politik atau fitur-fitur pembeda lainnya. Contoh
pedoman
Pekerja [ORGANISASI] mengakui bahwa standar perilaku internasional tertentu harus prilaku
diterapkan dan standar tersebut didahulukan atas praktek budaya lokal dan nasional. Dengan
tetap menghormati dan mematuhi kerangka perilaku yang lebih luas ini, [ORGANISASI] secara
khusus mengharuskan pekerja [ORGANISASI] mematuhi pedoman prilaku berikut ini.

Komitmen terhadap pedoman prilaku [ORGANISASI] :

(1) Pekerja [ORGANISASI] akan selalu memperlakukan semua orang dengan hormat dan
ramah sesuai dengan konvensi dan standar perilaku internasional dan nasional yang
berlaku.

(2) Pekerja [ORGANISASI] tidak akan melakukan tindakan yang bisa menimbulkan gangguan
fisik, seksual, atau psikologis pada penerima layanan.

(3) Pekerja [ORGANISASI] tidak akan memaafkan atau berpartisipasi dalam aktifitas korupsi
atau aktifitas ilegal.

(4) [ORGANISASI] dan pekerja [ORGANISASI] mengakui dinamika kekuasaan tidak setara yang
melekat dan mengakibatkan potensi eksploitasi dalam tugas bantuan kemanusiaan, dan
mengakui bahwa eksploitasi tersebut akan melemahkan kredibilitas bantuan kemanusiaan
dan sangat menghancurkan korban-korban tindakan eksploitasi ini berikut keluarga dan
komunitas mereka. Karena itu, pekerja [ORGANISASI] dilarang terlibat dalam hubungan
seksual dengan penerima layanan.* Aktifitas seksual dengan anak-anak (orang usia di
bawah 18 tahun) sangat dilarang.

(5) Seorang pekerja [ORGANISASI] tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan atau posisinya
dalam pemberian bantuan kemanusiaan, dengan tidak menahan bantuan atau juga tidak
memberikan perawatan pilih kasih, termasuk permintaan akan tindakan atau kenikmatan
seksual.

(6) Seluruh pekerja [ORGANISASI] diharapkan menerapkan standar etika integritas,


akuntabilitas dan transparansi yang tertinggi dalam pemberian barang-barang dan layanan
saat melaksanakan tanggungjawab posisi mereka.

(7) Seorang pekerja [ORGANISASI] bertanggung jawab melaporkan kasus dugaan kekeliruan
perilaku terhadap penerima bantuan yang diketahui atau dicurigainya kepada manajemen
senior (yang ditunjukkan dalam jalur pelaporan) secepatnya. Kerahasiaan tinggi harus dijaga
untuk melindungi semua individu yang terlibat.
236

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah membaca dan memahami pedoman
prilaku. Saya bersedia melaksanakan tugas-tugas saya sebagai seorang pekerja Program
kekerasan berbasis gender sesuai dengan pedoman prilaku. Saya paham bahwa jika tidak
mematuhi pedoman prilaku, saya siap menerima sanksi disiplin.

Nama karyawan, jabatan dan tanda tangan, tanggal

Nama manajer dan tanda tangan, tanggal

Diadaptasi dari: Gender-based Violence Tools Manual for Assessment and Programme Design, Monitoring
and Evaluation. RHRC Consortium, 2004
238

Anda mungkin juga menyukai