Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana
2010
Revisi
untuk Peninjauan
Lapangan
Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga
Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana
2010 Revisi
untuk Peninjauan Lapangan
© 2010 Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crises
Foto sampul (arah jarum jam dari kiri): Estudio 3 for RAISE, 2008; UNHCR/B. Bannon;
UNHCR/P. Taggart; Estudio 3 for RAISE, 2008; UNHCR/H. Caux.
Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia yang, seperti semua hak asasi
manusia lainnya, berlaku juga kepada pengungsi eksternal, pengungsi internal, dan penduduk
lainnya yang hidup di dalam situasi darurat. Guna mewujudkan hak tersebut, penduduk
yang terkena dampak harus memiliki akses ke informasi dan layanan kesehatan reproduksi
komprehensif sehingga mereka bebas membuat pilihan berdasarkan informasi terkait
kesehatan serta kesejahteraan mereka.
Informasi terkini dalam Pedoman Lapangan ini berdasarkan pada petunjuk teknis normatif
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Ini juga mencerminkan praktik-praktik yang baik
yang terdokumentasikan dalam situasi krisis di seluruh dunia sejak versi awal uji lapangan
dari Pedoman Lapangan dikeluarkan pada 1996, yang diikuti oleh versi 1999, Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Pengungsi Eksternal: sebuah Pedoman Lapangan Antar-lembaga.
Edisi terkini ini mencerminkan luasnya aplikasi dari prinsip-prinsip dan isi teknis Pedoman
Lapangan di luar situasi pengungsi eksternal, sehingga memperluas penggunaannya ke dalam
berbagai krisis, termasuk zona konflik dan bencana alam.
Masyarakat politik global juga telah mencatat kemajuan, terutama dalam menangani tingkat
kekerasan seksual dalam konflik bersenjata. Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa 1325, 1820, 1888, dan 1889 mengenai Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan
menegaskan kebutuhan unik, perspektif, dan kontribusi perempuan dan anak perempuan
dalam situasi konflik. Untuk kali pertama dalam sejarah, kesehatan reproduksi diakui pada
tingkat Dewan Keamanan, di mana Resolusi 1889 secara tegas menyebutkan pentingnya
akses perempuan dan anak perempuan ke layanan kesehatan reproduksi dan hak reproduksi
guna mencapai kondisi sosial ekonomi yang lebih baik dalam situasi pasca konflik.
Sayangnya, banyak penduduk terpaksa masih harus mengungsi selama berpuluh-puluh tahun di kamp pengungsi
eksternal, permukiman pengungsi internal atau lingkungan perkotaan yang asing bagi mereka, lantaran konflik
yang terus berlangsung atau sebagai akibat dari bencana alam. Lama rata-rata pengungsian eksternal adalah
17 tahun. Banyak orang yang terkena dampak oleh keadaan darurat yang kronis tersebut menjadi sangat rentan
terhadap masalah reproduksi yang mengancam hidup mereka, sehingga menjadi tantangan yang serius terhadap
upaya-upaya untuk mencapai tolak ukur global, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDG). Pedoman
Lapangan edisi revisi ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk yang terkena
dampak mulai dari fase awal bantuan sampai transisi ke pembangunan, sembari mengembangkan kesiapsiagaan
dan layanan berkualitas tinggi yang memastikan partisipasi maksimal masyarakat yang terkena dampak.
Lebih dari 15 tahun telah berlalu sejak Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan
1994 mengakui kesehatan reproduksi sebagai hak asasi manusia, dan lebih dari 10 tahun telah dijalani dalam
penerapan praktis Pedoman Lapangan 1999. Sebagai anggota dari masyarakat kemanusiaan/humanitarian, kita
memiliki tanggung jawab bersama untuk menegakkan dan mewujudkan hak atas kesehatan reproduksi untuk
semua perempuan, laki-laki, dan remaja dalam situasi darurat bencana.
Semua orang, termasuk mereka yang hidup dalam situasi darurat bencana, berhak
atas kesehatan reproduksi. Untuk melaksanakan hak tersebut, penduduk yang terkena
dampak harus memiliki lingkungan yang memungkinkan dan akses ke informasi dan Pendahuluan
layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif sehingga mereka bisa membuat pilihan
secara bebas dan berdasarkan informasi.
Cara yang terbaik untuk menjamin bahwa layanan kesehatan reproduksi memenuhi
kebutuhan penduduk yang terkena dampak adalah dengan melibatkan masyarakat
dalam tiap-tiap fase pengembangan layanan tersebut, mulai dari merancang program
sampai meluncurkan dan menjalankan program, kemudian mengevaluasi dampaknya.
Hanya dengan cara ini masyarakat akan memperoleh manfaat dari layanan-layanan
yang disesuaikan secara khusus dengan kebutuhan dan permintaan mereka, dan hanya
dengan cara ini mereka akan memiliki andil dalam masa depan layanan-layanan tersebut.
2
Pendahuluan
IAWG • menjadi alat bantu untuk memfasilitasi
diskusi dan pengambilan keputusan
Pada suatu Simposium Antar-lembaga dalam perencanaan, pelaksanaan,
mengenai Kesehatan Reproduksi dalam monitoring dan evaluasi dari intervensi
Situasi Pengungsi Eksternal yang kesehatan reproduksi;
diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada • memandu para petugas kesehatan
Juni 1995, lebih dari 50 pemerintah, reproduksi, manajer program kesehatan
lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan reproduksi, dan penyedia layanan dalam
lembaga PBB memberi komitmen mereka memperkenalkan dan/atau memperkuat
untuk meningkatkan layanan kesehatan intervensi kesehatan reproduksi berbasis
reproduksi kepada pengungsi eksternal. bukti yang berlandaskan kebutuhan dan
Mereka kemudian membentuk IAWG, atau permintaan penduduk yang terkena dampak
Inter-Agency Working Group on Reproductive dan dengan sepenuhnya menghormati
Health in Refugee Situations, yang kini keyakinan dan nilai-nilai mereka;
bernama Inter-Agency Working Group on • mengadvokasikan suatu pendekatan
Reproductive Health in Crises. (Kelompok multisektoral dalam memenuhi kebutuhan
Kerja antar Lembaga untuk Kesehatan kesehatan reproduksi dari masyarakat
Reproduksi dalam situasi krisis) yang terkena dampak dan untuk membina
koordinasi di antara semua mitra
IAFM
Apa yang baru dalam IAFM, edisi
Menyusul simposium tersebut, IAWG, dengan ke-2?
berkonsultasi dengan masyarakat yang
terkena dampak, menghasilkan, menguji IAWG merevisi dan memutakhirkan
secara tuntas di lapangan, dan akhirnya setiap bab. Selain pemutakhiran perihal
mencetak dan menyebarluaskan edisi pengorganisasian, logistik, dan klinis yang
perdana Pedoman Lapangan Antar-lembaga terkait dengan koordinasi dan pelaksanaan
tentang Kesehatan Reproduksi dalam Situasi layanan kesehatan reproduksi, edisi ini
Pengungsi Eksternal (IAFM atau “Pedoman memuat bab baru tentang Perawatan
Lapangan”) pada tahun 1999. Supaya Aborsi secara Aman. Juga memisahkan
mencerminkan aplikasi luas dari prinsip- bab mengenai HIV dan Infeksi Menular
prinsip serta isi teknis Pedoman tersebut Seksual dari edisi terdahulu menjadi dua
yang di luar situasi pengungsi eksternal, bab yang terpisah. Bab yang berjudul
maka sekarang dinamakan Pedoman kesehatan reproduksi untuk orang muda di
Lapangan tentang Kesehatan Reproduksi edisi terdahulu diubah menjadi Kesehatan
dalam Situasi Darurat bencana. Pedoman Reproduksi Remaja (Catatan: kesehatan
Lapangan ini mendukung penyelenggaraan reproduksi remaja masih merupakan tema
layanan kesehatan reproduksi yang yang relevan yang terkait bab-bab lainnya.)
berkualitas. Tujuan yang ingin dicapainya Bab Keselamatan Ibu sekarang berjudul
dalam situasi bencana adalah: Kesehatan Maternal dan Neonatal untuk
memberi penekanan pada keberlanjutan dari
• menggariskan seperangkat intervensi masa antenatal ke masa nifas.
kesehatan reproduksi minimum yang baku
yang akan ditempatkan sebagai prioritas; Petunjuk dalam dokumen ini adalah
aktual pada saat diterbitkan. IAWG akan
Pendahuluan
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 3
1
Daftar Isi
1 Pendahuluan 5
2 Tujuan 6
3 Prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan program
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana 7
3.1 Koordinasi 7
3.2. Kualitas pelayanan 8
BAB SATU
3.3 Komunikasi 9
3.4 Partisipasi masyarakat 11
Prinsip-prinsip
3.5 Pengembangan kapasitas teknis dan manajemen 13
Dasar
3.6 Akuntabilitas 13
3.7 Hak asasi manusia 15
3.8 Advokasi 17
4 Monitoring 18
5 Bacaan lanjutan 20
1 Pendahuluan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang menyeluruh
-dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan- dalam semua hal
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi
oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang mampu memiliki kehidupan seks yang
memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
bebas untuk memutuskan, kapan dan seberapa sering melakukannya.
Yang tersirat dalam persyaratan terakhir adalah hak laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
informasi dan memiliki akses ke metode-metode keluarga berencana yang aman, efektif,
terjangkau, dan dapat diterima, yang mereka pilih sendiri, dan juga metode lainnya sesuai pilihan
mereka sendiri untuk pengaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan hukum. Mereka
juga harus memiliki hak untuk mengakses layanan kesehatan yang tepat yang memungkinkan
perempuan untuk menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman sehingga memberikan para
pasangan peluang yang terbaik untuk mendapatkan seorang bayi yang sehat.
Lihat Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan – Kairo 1994, Aksi
Program, paragraf 7.2.
Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang telah
mengakibatkan ancaman yang kritis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan atau
kesejahteraan suatu masyarakat atau sekelompok besar orang. Kemampuan bertahan dari
masyarakat yang terdampak menjadi kewalahan dan bantuan dari luar dibutuhkan. Hal ini
bisa merupakan akibat dari peristiwa seperti konflik bersenjata, bencana alam, epidemi atau
kelaparan dan sering kali menyebabkan penduduk harus mengungsi.
6
Prinsip-prinsip
Dasar
Dalam situasi darurat bencana adalah penting kesehatan reproduksi diselenggarakan
untuk menyediakan layanan kesehatan secara efektif, efisien, dan adil.
reproduksi sebab:
1
The World Health Report 2005: Make Every masyarakat dan dukun bayi
Mother and Child Count.” World Health
• mencakup berbagai tingkat pelayanan: dari
Organization, 2005. http://www. who.int/
masyarakat sampai puskesmas dan rumah
whr/2005/whr2005 en.pdf
sakit rujukan.
Reproductive Health: Ensuring That Every
2 Satu hal yang penting adalah bahwa koordinasi
Pregnancy is Wanted. UNFPA. http:// www.
penyusunan program kesehatan reproduksi
unfpa.org/rh/planning.htm
dilaksanakan secara terpadu dengan
koordinasi sektor/cluster kesehatan secara
menyeluruh dan meliputi:
3 Prinsip-prinsip dasar dalam
penyusunan program kesehatan • Melaksanakan Paket Pelayanan Awal
reproduksi dalam situasi darurat Minimum (PPAM)
bencana • Menyediakan supply yang penting
• Mengelola informasi kesehatan
Prinsip-prinsip berikut ini mendasari • Melakukan penilaian
pelaksanaan penyusunan program kesehatan • Melatih penyedia layanan
reproduksi dalam situasi darurat bencana • Mengintegrasikan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di dalam
1. Koordinasi
layanan kesehatan dan sosial
2. Kualitas pelayanan
3. Komunikasi Mengapa koordinasi begitu penting?
4. Partisipasi masyarakat
5. Pengembangan kapasitas teknis dan Koordinasi kesehatan reproduksi di dalam
manajemen sektor/cluster kesehatan dan dengan sektor/
6. Akuntabilitas cluster terkait lainnya dapat meningkatkan
7. Hak asasi manusia efisiensi, efektivitas, dan kecepatan respon,
8. Advokasi memungkinkan pengambilan keputusan dan
penyelesaian permasalahan secara strategis,
3.1 Koordinasi dan membantu mencegah kesenjangan dan
duplikasi dalam layanan.
Apakah yang dimaksud dengan koordinasi?
Koordinasi akan membantu penyelenggaraan
Koordinasi meliputi pertukaran informasi,
suatu paket standard layanan-layanan
kompromi, dan aksi kolaboratif.
kesehatan reproduksi di seluruh wilayah
Agar supaya layanan kesehatan reproduksi tertentu, sehingga menjadikan pelayanan
dalam suatu situasi darurat bencana menjadi kesehatan reproduksi yang berkualitas
adil, efektif, dan efisien, maka koordinasi harus baik terjangkau untuk umum. Hal ini dapat
diselenggarakan secara lintas lembaga: menciptakan suatu efek yang lebih besar yang
berujung dengan cakupan yang lebih luas
• di antara badan dan lembaga resmi serta penggunaan sumber daya secara efisien,
lainnya, seperti, misalnya, pemerintah dan yang dapat mengimbangi keterbatasan
negara penyelenggara, lembaga swadaya yang mungkin dipunyai suatu lembaga tunggal
masyarakat (LSM), dan lembaga PBB. dalam hal keahlian, staf, sumber daya atau
• lintas sektor dan cluster; rentang kegiatan.
• di dalam penyusunan program kesehatan,
mencakup berbagai tingkat penyedia Bagaimana koordinasi harus
layanan: dokter, bidan, perawat, asisten diselenggarakan?
kesehatan, dan penyedia layanan kesehatan
• Pada awal terjadinya suatu situasi
lainnya, seperti pekerja kesehatan
darurat kemanusiaan dimana sistem
8
Para pekerja kemanusiaan yang memiliki • Layanan yang berkualitas baik membantu
tanggung jawab terkait (koordinator kesehatan, memenuhi hak asasi manusia.
petugas kesehatan reproduksi, focal point • Layanan yang berkualitas baik adalah
GBV/gender, dan focal point HIV) harus bekerja efektif:
sama secara erat dan bertukar informasi secara Klien berkemungkinan lebih besar akan
berkala. menggunakan layanan dan menjalankan
praktik kesehatan yang baik apabila
Di samping memfasilitasi komunikasi lintas mereka menerima pelayanan yang
lembaga dan sektor, petugas kesehatan berkualitas baik.
reproduksi juga harus memastikan bahwa Penyedia merasa puas dan termotivasi
manajer program kesehatan reproduksi secara profesional saat menyediakan
berhubungan dengan masyarakat setempat, layanan yang berkualitas bagus.
pemerintah setempat, dan pelaku terkait
lainnya untuk memastikan bahwa masalah Bagaimana cara meningkatkan kualitas
kesehatan reproduksi dari para pelaku tsb pelayanan?
dipertimbangkan.
Kualitas pelayanan meningkat apabila
• Agar terselenggara akses ke pelayanan organisasi:
kesehatan reproduksi yang sesuai untuk
• mematuhi protokol klinis standar, misalnya,
penduduk yang terdampak yang dilayani
pedoman pengobatan dan standard
oleh beragam lembaga, maka petugas
pencegahan;
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 9
• memastikan cakupan fasilitas dan personel Kualitas pelayanan menjadi meningkat apabila
yang memadai. Pedoman Sphere dan PBB anggota masyarakat:
menyarankan tingkat-tingkat minimum
sebagai berikut: • diberdayakan untuk dapat meminta
Satu pekerja kesehatan masyarakat per pertanggungjawaban lembaga-lembaga
500 – 1000 jiwa penduduk pelaksana atas kualitas layanan.
Pekerja kesehatan masyarakat harus
mencakup perempuan, laki-laki, pemuda,
3.3 Komunikasi
anggota dari berbagai kelompok etnis,
penyandang cacat, dan kelompok Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
penduduk lainnya
Satu puskesmas dengan 2-5 penyedia Komunikasi melibatkan perantara- media yang
layanan per 10,000 jiwa penduduk: menyebarkan informasi melalui saluran-saluran
Satu penyedia layanan kesehatan yang yang tepat (misalnya poster, radio, orang ke
berkualifikasi per 50 konsultasi pasien orang, dsb) agar masyarakat mendapatkan
rawat jalan per hari informasi yang mereka butuhkan, pada saat
Satu rumah sakit per 50,000 jiwa mereka membutuhkannya, dengan cara yang
penduduk, dengan setidaknya 5 masuk akal bagi mereka sehingga mereka bisa
penyedia layanan yang berkualifikasi, mengambil keputusan-keputusan yang praktis.
termasuk paling sedikit 1 dokter
Satu penyedia layanan kesehatan yang Mengapa komunikasi begitu penting?
berkualifikasi per 50 konsultasi pasien
• Perempuan, laki-laki, dan remaja harus
rawat jalan per hari
memahami bagaimana tubuh mereka
Satu penyedia layanan yang
berfungsi dan bagaimana menjaga dan
berkualifikasi dan bertugas per 20-30
meningkatkan kesehatan reproduksi
tempat tidur pasien rawat inap
mereka. Pengetahuan yang telah dibuktikan
• Mempekerjakan dan mendukung penyedia
secara ilmiah harus dibagi dan dibahas
layanan laki-laki dan perempuan yang
dengan masyarakat untuk mendukung
kompeten dan memberikan update secara
mereka dalam mengambil keputusan
berkala serta pelatihan mengenai praktik-
tentang kesehatan reproduksi mereka.
praktik yang baik
• Komunikasi yang efektif dapat menjawab
• menjaga dan mengkoordinasi sistem-sistem
keprihatinan-keprihatinan para penyaring
logistik agar supply selalu mencukupi
sosial (misalnya pejabat, orang tua,
• memastikan bahwa metode-metode
ibu mertua, pasangan intim) sehingga
monitoring dan evaluasi mengukur kualitas
meningkatkan akses ke pelayanan
layanan dan membawa ke peningkatan
kesehatan reproduksi.
kualitas (lihat Bab 3: Assessment,
Monitoring dan Evaluasi).
Bagaimana komunikasi dapat
diselenggarakan?
Kualitas pelayanan menjadi meningkat apabila
penyedia layanan:
Terapkan praktik-praktik baik yang
mendasar dalam penyusunan program
• mengikuti perkembangan seputar praktik-
komunikasi. Sebagai contoh:
praktik yang baik dan menerapkannya pada
pekerjaan mereka
• Memahami apa yang diketahui dan diyakini
• menunjukkan rasa hormat kepada orang-
oleh target sasaran
orang yang mereka layani
• Kembangkan dan pra-ujikan pesan-pesan
10
Seiring dengan semakin stabilnya situasi: kesehatan reproduksi komprehensif, yang meliputi:
Diadaptasi dari Bruce, J. (1990). “Fundamental Elements of the Quality of Care: A Simple
Framework.”
Studies in Family Planning Vol. 21(No. 2): pp. 61-91.
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 11
Lebih banyak kendali lokal • Pelaku lokal (perempuan dan laki-laki) yang mengelola proyek;
pelaku eksternal* memberikan saran
Apakah yang dimaksud dengan • Menilai kelebihan dan kelemahan teknis dan
pengembangan kapasitas? manajemen saat ini dari masing-masing
organisasi mitra dan tetapkan bidang-
Pengembangan kapasitas mencakup bidang fokus untuk peningkatan.
peningkatan-peningkatan yang dibutuhkan • Tentukan dan sepakati peranan dan
di dalam suatu organisasi guna memastikan tanggung jawab yang jelas bagi masing-
tersedianya kompetensi teknis maupun masing mitra dan dokumentasikan peranan-
manajemen yang memadai untuk melayani peranan tersebut.
klien dan untuk memperluas program-program. • Bersama-sama merancang, melaksanakan,
Organisasi-organisasi lokal dan internasional dan mengevaluasi pelatihan teknis,
harus bekerjasama dalam kemitraan dua-arah. pemutakhiran, dan sistem peningkatan
manajemen.
• Penyedia-penyedia layanan harus kompeten
untuk dapat menyediakan pelayanan yang
berkualitas baik. 3.6 Akuntabilitas
• Organisasi-organisasi harus memiliki sistem
manajemen untuk: Apakah akuntabilitas?
merekrut, melatih, menempatkan,
mengawasi, dan mendukung penyedia Akuntabilitas adalah proses
layanan pertanggungjawaban oleh orang-perseorangan
merawat fasilitas dan perlengkapan dan organisasi atas capaian kerja menurut
memastikan supply standar-standar dan prinsip-prinsip tertentu.
merancang, memonitor, dan mengevaluasi Standar-standar dan prinsip-prinsip yang
layanan relevan dalam hal ini mencakup tanggung
bekerja dengan stakeholders jawab fiskal, prinsip-prinsip kemanusiaan,
menghimpun dan mengelola dana standar profesi, hukum lokal dan internasional
serta prinsip-prinsip yang telah diuraikan
Mengapa pengembangan kapasitas dalam bab ini. Akuntabilitas dapat berupa
penting? pengenaan sanksi atas pelanggaran standar-
standar tersebut, misalnya, pemecatan karena
• Organisasi-organisasi membutuhkan eksploitasi seksual atau pidana penjara karena
kapasitas teknis dan manajemen yang pencurian.
memadai agar secara efektif memberikan
layanan kesehatan reproduksi untuk Di dalam masyarakat kemanusiaan ada
penduduk yang membutuhkan. gerakan yang memperjuangkan akuntabilitas
• Kapasitas yang lebih besar di dalam bagi para penerima bantuan. Sebagai contoh,
organisasi-organisasi lokal, nasional, Humanitarian Accountability Partnership (HAP)
regional, dan internasional dapat — International menggalakkan akuntabilitas
meningkatkan cakupan, kualitas, dan kepada penerima manfaat melalui standar-
keberlanjutan dari layanan kesehatan standar dan suatu proses sertifikasi. HAP telah
reproduksi. menetapkan tujuh prinsip utama akuntabilitas:
• Penyedia layanan atau lembaga lokal
sering kali bertanggung jawab menjalankan 1. Komitmen kepada standar dan hak
program-program pada saat ancaman kemanusiaan
keamanan meningkat. 2. Menetapkan standar akuntabilitas
organisasi dan mengembangkan kapasitas
staf
14
Guna memaksimalkan efektivitas Pedoman Perilaku, petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi harus memasang salinan, yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang sesuai, di
tempat-tempat umum yang mudah terlihat, seperti ruang tunggu di klinik-klinik.
dari hukum internasional. Sejumlah perjanjian setiap orang yang diserang, tanpa memandang
menetapkan kontrak hukum di antara bangsa- kewarganegaraan, status perkawinan atau
bangsa dalam rangka mendukung hak-hak jenis kelamin, dapat menerima respon hukum
yang dideklarasikan dalam Deklarasi Hak yang efektif dan layanan yang berkualitas
Asasi Manusia 1948. Hal ini meliputi Konvensi baik, telah mulai memenuhi kewajibannya
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik untuk melindungi dan memenuhi hak-hak.
(1966), Konvensi Internasional tentang Hak Dengan kata lain, tidak cukup bagi seseorang
Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan (1966), untuk memiliki hak, tapi dia juga harus dapat
Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk menggunakan hak tersebut.
Diskriminasi terhadap Perempuan (1979), yang
secara khusus menguraikan bentuk-bentuk Apakah yang dinamakan hak reproduksi
diskriminasi gender serta langkah-langkah dan bagaimana kaitannya dengan hak asasi
yang harus diambil oleh negara-negara untuk manusia?
menghapuskannya, dan Konvensi tentang Hak
Hak reproduksi adalah bagian dari hak
Anak (1989).
asasi manusia yang diakui. Konferensi
Selain sistem hak asasi manusia internasional, Internasional mengenai Kependudukan dan
ada tiga sistem hak asasi manusia regional Pembangunan (International Conference on
yang utama, masing-masing memiliki instrumen Population and Development/ICPD) tahun 1994
dan mekanisme hak asasi manusia tersendiri: menetapkan kerangka untuk merealisasikan
hak-hak reproduksi: “Hak ini bersandar pada
• Sistem hak asasi manusia Uni Afrika pengakuan hak dasar semua pasangan dan
• Sistem hak asasi manusia Dewan Eropa orang-perorangan untuk memutuskan secara
• Sistem hak asasi manusia Inter-Amerika bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak
dan waktu mempunyai anak dan untuk memiliki
Dokumen-dokumen lain di mana prinsip-prinsip informasi dan sarana untuk mendapatkan
hak asasi manusia diabadikan, meliputi hukum informasi, serta hak untuk mencapai standar
kemanusiaan internasional, hukum pengungsi tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi.
internasional dan hukum nasional. Hak tersebut juga termasuk hak mereka untuk
membuat keputusan mengenai reproduksi
Dokumen-dokumen konsensus politik, seperti yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan
dokumen-dokumen hasil konferensi PBB, kekerasan.“
membantu menafsirkan penerapan standar
hak asasi manusia dalam instrumen-instrumen Hak asasi manusia yang penting untuk
internasional yang mengikat secara hukum. kesehatan reproduksi termasuk:
(Silakan lihat CD ROM untuk teks dokumen hak
asasi manusia utama) • Hak untuk hidup
• Hak atas keamanan seseorang
Negara-negara yang telah menandatangani • Hak untuk memutuskan jumlah, jarak dan
atau meratifikasi instrumen-instrumen hak waktu memiliki anak
asasi manusia wajib untuk menghormati, • Hak atas non-diskriminasi dan kesetaraan
melindungi dan memenuhi hak asasi manusia. • Hak atas privasi
Semua peraturan perundang-undangan • Hak atas kesehatan
nasional dan daerah harus menghormati hak • Hak untuk mencari, menerima dan
asasi manusia. Negara berkewajiban untuk menyampaikan informasi
melindungi orang dari pelanggaran hak-hak • Hak untuk bebas dari perlakuan yang
mereka oleh orang lain. Sebagai contoh, kejam, merendahkan dan tidak manusiawi
ketika suatu Negara mengubah peraturannya • Hak atas bantuan
mengenai perkosaan untuk menjamin bahwa • Hak atas manfaat kemajuan ilmiah
Bab 1: Prinsip-prinsip Dasar 17
Mengapa hak asasi manusia penting untuk Pastikan bahwa program kesehatan reproduksi
penyusunan program kesehatan reproduksi? Anda berbasis hak, yaitu: tersedia, berkualitas
baik dan dapat diakses oleh semua. Analisa
Lingkungan hukum dan kebijakan di mana dan tingkatkan program Anda dalam area-area
orang-orang (termasuk penyedia layanan), berikut:
dalam situasi darurat bencana hidup,
berpikir dan bertindak akan berdampak pada • norma-norma hak asasi manusia
kesehatan reproduksi penduduk. Lingkungan internasional
ini secara resmi mengatur apa yang secara • standar hukum nasional
hukum dapat dilakukan oleh pelaku lokal dan • adat istiadat setempat
eksternal. Mereka juga dapat membentuk • ketersediaan dan aksesibilitas layanan.
sikap dan respon terhadap inisiatif kesehatan
reproduksi. Advokasi dan kolaborasi dengan kelompok-
kelompok advokasi di tingkat lokal dan
Jika instrumen-instrumen hak asasi manusia nasional untuk membawa hukum, kebijakan
internasional terutama menuntut tanggung dan praktik menjadi sesuai dengan hak
jawab dari Negara untuk memenuhi hak asasi manusia internasional. Hak-hak yang
asasi manusia, maka pelaku-pelaku non- diabadikan dalam perjanjian hak asasi
negara seperti badan-badan internasional manusia berlaku untuk semua orang, terlepas
memainkan peran penting dalam membantu dari kewarganegaraan atau tempat tinggal;
masyarakat menyadari hak-hak mereka. semua itu berlaku untuk pengungsi dan orang
Pekerja kemanusiaan memiliki tanggung jawab yang berpindah secara internal. Namun,
ganda untuk secara aktif mempromosikan layanan yang diterima pengungsi ditentukan
hak-hak asasi manusia dan memastikan bahwa oleh hukum nasional negara tuan rumah
intervensi tidak melanggar hak-hak tersebut. dan kewajiban internasionalnya. Dalam hal
hukum nasional suatu negara tidak sesuai
Bagaimana program kesehatan reproduksi dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia,
dapat memajukan hak asasi manusia? penyedia layanan dapat berkontribusi terhadap
perubahan positif melalui upaya-upaya
Adalah penting bagi penyedia layanan
advokasi.
kesehatan reproduksi untuk mengetahui
tentang:
3.8 Advokasi
• perjanjian dan konvensi hak asasi manusia
internasional dan regional di mana negara Apakah advokasi?
tempat mereka bekerja adalah peserta;
• aturan dan protokol nasional yang Advokasi adalah tindakan strategis untuk
mengatur: privasi dan kerahasiaan, memastikan bahwa undang-undang,
pengungkapan yang wajib, pendaftaran dan kebijakan, praktik dan norma-norma sosial
penyediaan obat-obatan; memungkinkan orang untuk menikmati hak
• hukum-hukum nasional dan / atau hukum untuk kesehatan reproduksi mereka. Advokasi
adat yang mengatur akses terhadap kesehatan reproduksi dapat:
layanan, perwalian dan pengambilan
keputusan berdasarkan informasi; • menargetkan undang-undang, kebijakan,
• hukum pidana nasional dan / atau hukum praktik-praktik dan norma-norma sosial
adat mendefinisikan kejahatan kekerasan yang mempengaruhi apakah individu atau
seksual dan respon hukum untuk kekerasan kelompok memiliki akses ke informasi dan
seksual (termasuk aturan bukti dan usia layanan kesehatan reproduksi
legal persetujuan). • mempengaruhi orang-orang yang
mempunyai kekuasaan membuat keputusan
18
• Tingkat transisi dari pengendalian eksternal • Proporsi staf klinik dan manajerial yang
menjadi pengendalian lokal terhadap unsur- menunjukkan kinerja sesuai dengan tingkat
unsur program. kompetensi yang dibutuhkan. (Contoh:
gambaran tugas seorang bidan mencakup
kemampuan untuk melakukan aspirasi
4.4 Kualitas pelayanan vakum manual (manual vacuum aspiration/
MVA); tinjauan kinerja tahunan mencatat
• Laporan yang menampilkan pengumpulan
jumlah MVA yang dilakukan selama
dan respon terhadap pandangan penduduk
satu tahun; sejumlah grafik MVA bidan
penerima manfaat
akan ditinjau (misalnya lima grafik yang
• Daftar-periksa pengawasan yang dibuat
dipilih secara acak) dan dinilai dalam hal
secara teratur dengan skor kualitas yang
kepatuhan terhadap protokol standar.)
dapat diterima (lihat Gambar 2).
Fasilitas
Manajer fasilitas
Pengawas
SKOR
Nomor Konsultasi 1 2 3 4 5
TD diperiksa
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 PENYUSUNAN PROGRAM
3.1 Lembaga koordinator kesehatan reproduksi dan
21
23
23
2
BAB DUA
Paket
petugas kesehatan reproduksi 23 Pelayanan
3.2 Mencegah kekerasan seksual dan merespon kebutuhan
Awal
korban/penyintasnya 23
3.3 Mengurangi penularan HIV 37
Minimum
3.4 Mencegah kesakitan dan kematian maternal dan neonatal 43 (PPAM)
3.5 Supply untuk melaksanakan PPAM 46
3.6 Rencana untuk mengintegrasikan layanan kesehatan
reproduksi komprehensif ke dalam pelayanan kesehatan dasar 49
4 PERTIMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DAN HUKUM 52
5 MONITORING 53
6 BACAAN LANJUTAN 57
1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan reproduksi penduduk pada permulaan suatu keadaan darurat. PPAM
menentukan layanan kesehatan reproduksi manakah yang paling penting untuk mencegah
kesakitan dan kematian, khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak perempuan,
dalam situasi bencana. Mengabaikan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana memiliki
konsekuensi yang serius: kematian maternal dan neonatal, kekerasan seksual dan komplikasi
selanjutnya seperti trauma, infeksi menular seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan
dan aborsi yang tidak aman, juga kemungkinan penyebaran HIV. Semua kegiatan PPAM perlu
dilaksanakan secara bersamaan. PPAM adalah sebuah standar Sphere.
PPAM dikembangkan atas dasar bukti-bukti yang terdokumentasi dengan baik dari kebutuhan
kesehatan reproduksi di dalam situasi kemanusiaan dan karena itu dapat dilaksanakan tanpa
assessment awal awal, Namun, beberapa informasi dasar tentang demografi dan kesehatan
penduduk yang terdampak harus dikumpulkan melalui mekanisme koordinasi kesehatan untuk
pelaksanaan kegiatan PPAM yang optimal.
Paket Pelayanan
Awal Minimum
Tujuan PPAM
• MEMASTIKAN sektor/cluster kesehatan menetapkan suatu organisasi untuk
mengkoordinasi pelaksanaan PPAM. Lembaga koordinator kesehatan reproduksi :
menominasikan seorang petugas kesehatan reproduksi untuk memberi dukungan
teknis dan operasional untuk semua lembaga yang menyediakan pelayanan
kesehatan
menjadi tuan rumah pertemuan reguler para stakeholders untuk memfasilitasi
pelaksanaan PPAM
melapor kembali kepada pertemuan sektor/cluster kesehatan mengenai isu-isu
yang terkait dengan pelaksanaan PPAM
membagi informasi tentang ketersediaan sumber daya dan supply kesehatan
reproduksi
• MENCEGAH DAN MENANGANI konsekuensi kekerasan seksual:
Melakukan tindakan-tindakan untuk melindungi penduduk yang terdampak,
terutama perempuan dan anak perempuan, dari kekerasan seksual
Membuat perawatan klinik tersedia untuk korban/penyintas perkosaan
Memastikan masyarakat mengetahui tersedianya layanan klinik
• MENGURANGI penularan HIV:
Memastikan praktik transfusi darah yang aman
Memfasilitasi dan menekankan penerapan standard kewaspadaan universal
Menyediakan kondom gratis
• MENCEGAH meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal
Memastikan tersedianya layanan kegawatdaruratan kebidanan (EmOC =
emergency obstetric care) dan layanan perawatan bayi baru lahir, termasuk:
Di fasilitas kesehatan: bidan-bidan yang terampil dan perlengkapan untuk
persalinan normal dan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal.
Di rumah sakit rujukan: staf medis yang terampil dan perlengkapan untuk
penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal
Membangun sistem rujukan untuk memfasilitasi transportasi dan komunikasi dari
masyarakat ke puskesmas dan antara puskesmas dan rumah sakit.
Menyediakan kit persalinan bersih untuk wanita hamil yang terlihat dan penolong
persalinan untuk persalinan bersih dirumah jika terpaksa karena akses ke fasilitas
kesehatan tidak memungkinkan
• RENCANAKAN untuk layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi memungkinkan.
Mendukung partners sektor/cluster kesehatan untuk:
Mengkoordinasikan pemesanan peralatan dan supply kesehatan reproduksi
berdasarkan perkiraan maupun pengamatan konsumsi.
Mengumpulkan data latar belakang yang ada
Mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk menyelenggarakan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di masa depan.
Menilai kapasitas staf untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif dan rencana untuk pelatihan / pelatihan kembali staf.
Catatan: Penting juga untuk memastikan bahwa kontrasepsi tersedia untuk memenuhi permintaan,
pengobatan IMS dengan pendekatan sindrom tersedia untuk pasien-pasien dengan gejala dan obat
antiretroviral (ARV) tersedia untuk melanjutkan perawatan bagi orang-orang yang sudah menggunakan
ARV, termasuk sebagai pencegahan transmisi ibu-ke-anak. Selain itu, pastikan bahwa bahan
perlindungan menstruasi yang sesuai secara budaya (biasanya dikemas bersama peralatan mandi
lainnya di dalam “hygiene kit”) didistribusikan kepada perempuan dan anak perempuan.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 23
• unsur-unsur kebijakan-kebijakan nasional dan kebijakan negara tuan rumah, peraturan dan
hukum adat yang:
mendukung layanan kesehatan reproduksi bagi penduduk yang terdampak
menciptakan hambatan dan membatasi akses ke layanan kesehatan reproduksi
• protokol-protokol Kementerian Kesehatan yang relevan untuk perawatan yang sesuai
standar (misalnya protokol untuk penanganan klinis korban/penyintas perkosaan;
mekanisme rujukan untuk keadaan darurat kebidanan; dan, ketika merencanakan layanan
kesehatan reproduksi komprehensif, manajemen IMS dengan pendekatan sindrom dan
protokol keluarga berencana).
kontrasepsi darurat kemasan tidak tersedia yang mungkin terjadi terhadap menstruasi
dalam situasi Anda, maka kontrasepsi berikutnya. Pil kontrasepsi darurat tidak
darurat dapat disediakan dengan dapat mencegah kehamilan dari hubungan
menggunakan pil kontrasepsi oral biasa seksual yang terjadi setelah pil diminum.
(lihat Tabel 1, hal 28). Sediakan kondom untuk digunakan dalam
• Beri petunjuk kepada korban/penyintas waktu dekat.
tentang cara menggunakan pil, efek • Jelaskan kepada korban/penyintas bahwa
samping yang mungkin timbul dan efek ada risiko kecil kalau penggunaaan pil itu
30 μg Microlut, 50 0
Microval,
Norgeston
37.5 μg Ovrette 40 0
EE 30 µg plus Lo / Femenal, 4 4
LNG 150 µg Microgynon,
atau Nordete, Ovral L,
EE 30 µg plus Rigevidon
NG 300 µg
(Diadaptasi dari: Consortium for Emergency Contraception, Emergency contraceptive pills, medical and service
delivery guidelines, Second Edition. Washington, DC, 2004).
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 29
• Perlu disadari bahwa perempuan yang empat minggu setelah dosis pertama dan
sedang hamil atau yang memiliki alergi tidak dosis ketiga delapan minggu setelah dosis
boleh minum antibiotik tertentu, dan lakukan kedua.
modifikasi pengobatan yang sesuai (lihat
Tabel 2).
• Sediaan untuk dugaan IMS dapat dimulai
pada hari yang sama dengan kontrasepsi
darurat dan profilaksis pasca-paparan untuk
HIV (PEP). Untuk mengurangi efek samping,
seperti mual, dosis dapat dibagi (dan
diminum bersama dengan makanan).
• Berikan vaksin hepatitis B dalam waktu 14
hari setelah penyerangan kepada korban/
penyintas, kecuali bila korban/penyintas
telah divaksinasi lengkap. Sebanyak tiga
dosis diperlukan, dosis kedua diberikan
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 31
Catatan: Ini adalah contoh perawatan untuk infeksi menular seksual. Mungkin ada pilihan perawatan
lain. Selalu ikuti protokol perawatan setempat untuk infeksi menular seksual.
IMS Pengobatan
Gonorea cefiksime 400 mg secara oral, dosis tunggal
atau
ceftriaksone 125 mg secara intramuskuler, dosis tunggal
Sifilis, pasien alergi azitromisin 2 g secara oral sebagai dosis tunggal (untuk pengobatan sifilis primer,
terhadap penisilin sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <2 tahun)
atau
doksisiklin 100 mg secara oral dua kali sehari selama 14 hari
(Kontraindikasi pada kehamilan)
Azitromisin dan doksisiklin juga aktif terhadap infeksi klamidia
Sifilis pada azitromisin 2 g secara oral sebagai dosis tunggal (untuk pengobatan sifilis primer,
wanita hamil sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <2 tahun)
yang alergi atau
terhadap eritromisin 500 mg secara oral, 4 kali sehari selama 14 hari
penisilin Azitromisin dan eritromisin juga aktif terhadap infeksi klamidia
32
IMS Pengobatan
Trichomonas metronidazol 2 g secara oral sebagai dosis tunggal
atau
tinidazole 2 g secara oral sebagai dosis tunggal
atau
metronidazole 400 atau 500 mg secara oral, 2 kali sehari selama 7 hari
Hindari metronidazol dan tinidazol pada trimester pertama kehamilan
* Catatan: Jika korban/penyintas datang dalam waktu 30 hari dari kejadian, maka benzatin
benzilpenisilin dapat ditiadakan jika dalam pengobatan termasuk azitromisin 1 g sebagai dosis
tunggal, yang efektif terhadap sifilis inkubasi maupun infeksi klamidia. Jika korban/penyintas
datang lebih dari 30 hari setelah kejadian, maka azitromisin 2 g sebagai dosis tunggal adalah
pengobatan yang cukup untuk dugaan sifilis primer, sekunder dan sifilis laten awal dengan durasi <
2 tahun, dan juga efektif untuk infeksi klamidia.
Berat atau
IMS Pengobatan
usia
Gonorea <45 kg ceftriaksone 125 mg secara intramuskuler, dosis tunggal
atau
spektinomisin 40 mg/kg berat badan, intramuskular (hingga
maksimum 2 g), dosis tunggal
atau (jika > 6 bulan)
cefiksime 8 mg/kg berat badan secara oral, dosis tunggal
<45 kg Obati sesuai protokol dewasa
Sifilis, pasien alergi terhadap eritromisin 50 mg/kg berat badan setiap hari, secara oral (hingga
penisilin maksimum 2 g), dibagi menjadi 4 dosis, selama 14 hari
Trikomoniasis <12 tahun metronidazol 5 mg/kg berat badan secara oral, 3 kali sehari
selama 7 hari
* Catatan: Jika korban/penyintas datang dalam waktu 30 hari dari kejadian, pengobatan dengan Benzatin
penisilin untuk dugaan sifilis dapat ditiadakan apabila dalam pengobatan termasuk azitromisin, yang efektif
terhadap sifilis inkubasi serta infeksi klamidia.
Lamivudine (3 TC) sirup 2,5 ml dua kali = 140 ml (yaitu 2 botol 100 ml
10 mg / ml sehari atau 1 botol 200 ml)
Kepatuhan terhadap pengobatan dengan tiga obat mungkin lebih sulit daripada pengobatan
dua obat. Karena efek samping yang berpotensi berbahaya, rujuklah korban/penyintas ke
klinisi atau dokter medis yang berpengalaman dalam pengobatan HIV.
Dari: Post-exposure Prophylaxis to Prevent HIV Infections, Joint WHO/ILO guidelines on post-
exposure prophylaxis PEP) to prevent HIV infection. WHO/ILO. 2007.
informasi oleh bidan dan pekerja kesehatan) mencegah atau mengurangi perdarahan
untuk menginformasikan kepada penduduk aktif (misalnya oksitosin);
yang terdampak mengenai ketersediaan • menggunakan pengganti darah untuk
layanan yang bersifat rahasia, dan pentingnya mengganti volume yang hilang seperti
para korban/penyintas mendatangi layanan cairan pengganti berbasis kristaloid (Ringer
tersebut sesegera mungkin setelah kejadian. Laktat, Normal Salin) atau substitusi
berbasis koloid (haemaccell, gelofusin) jika
memungkinkan.
3.3 Mengurangi penularan HIV
Transfusi darah aman mencakup:
Untuk mengurangi penularan HIV sejak
permulaan respon bencana, petugas kesehatan • pengumpulan darah hanya dari donor darah
reproduksi harus bekerja dengan para mitra sukarela yang tidak dibayar dengan risiko
sektor/cluster kesehatan untuk: rendah tertular infeksi lain melalui transfusi
(TTI) dan menetapkan kriteria seleksi donor
• menetapkan praktik transfusi darah yang
darah yang lebih ketat;
aman dan rasional;
• melakukan skrining terhadap semua darah
• memastikan penerapan tindakan
untuk transfusi, minimal untuk HIV 1 dan 2,
pencegahan standar;
hepatitis B, hepatitis C, dan sifilis, dengan
• menjamin tersedianya kondom gratis.
menggunakan alat tes yang paling tepat.
Meskipun bukan komponen dari PPAM, adalah Satu tes skrining HIV tidak cukup untuk
penting untuk membuat antiretroviral (ARV) menentukan status HIV (lihat Bab 10: HIV).
tersedia agar dapat melanjutkan pengobatan Jangan mengungkapkan hasil tes skrining
bagi orang-orang yang masuk dalam program yang positif kepada donor jika mereka tidak
ARV sebelum keadaan darurat, termasuk dapat dirujuk untuk mendapat layanan
perempuan yang terdaftar dalam program konseling dan tes sukarela (VCT). Dalam hal
PMTCT. ini lakukan skrining terhadap darah untuk
transfusi dan buang darah itu jika tidak
dapat digunakan. Hubungkan jasa transfusi
3.3.1 Transfusi darah yang aman darah dengan layanan VCT sesegera
mungkin setelah ditetapkan sebagai bagian
Penggunaan darah secara rasional dan aman dari respon yang komprehensif dan rujuklah
untuk transfusi darah sangat penting untuk donor ke VCT sebelum skrining darah
mencegah penularan HIV dan infeksi-infeksi mereka;
lain yang dapat menular melalui transfusi (TTI/ • melakukan pengelompokan ABO dan
Transfusion-Transmissible Infection) seperti tipe Rhesus D (RhD) dan, jika ada waktu,
hepatitis B, hepatitis C dan sifilis. Jika darah melakukan pemeriksaan silang;
yang tercemar HIV ditransfusikan, maka • HANYA melakukan transfusi darah kepada
penularan HIV kepada penerima hampir 100%. wanita usia subur dengan darah tipe RhD
Transfusi darah tidak boleh dilakukan jika yang sesuai;
fasilitas, perlengkapan dan staf yang terlatih • memastikan praktik transfusi yang aman di
tidak ada. sisi tempat tidur dan pembuangan kantong
darah, alat suntik, dan jarum suntik secara
Transfusi darah yang rasional mencakup:
aman.
• transfusi darah hanya dalam keadaan yang
mengancam nyawa dan bila tidak ada
Agar dapat menyediakan transfusi darah
alternatif lain;
yang aman dan rasional, petugas kesehatan
• menggunakan obat-obatan untuk
38
reproduksi dan manajer program harus bekerja 3.3.2 Tindakan Pencegahan Standar
sama dengan mitra sektor/cluster kesehatan
untuk memastikan bahwa: Tindakan pencegahan standar adalah langkah
pengendalian infeksi yang mengurangi risiko
• rumah sakit rujukan memiliki supply cukup penularan patogen-patogen yang terbawa
untuk transfusi darah yang rasional dan dalam darah melalui paparan terhadap darah
aman; atau cairan tubuh di antara para pasien
• staf tahu bagaimana, dan memiliki akses ke dan petugas kesehatan. Menurut prinsip
perlengkapan untuk mengurangi kebutuhan “pencegahan standar”, darah dan cairan tubuh
melakukan transfusi darah; dari semua orang harus dianggap sebagai
• donor yang aman harus dicari. Donor aman terinfeksi HIV, terlepas dari pengetahuan
dapat dipilih melalui kuesioner donor dan atau dugaan kita mengenai status orang
dengan memberikan informasi yang jelas tersebut. Tindakan pencegahan standar dapat
kepada calon donor mengenai syarat- mencegah penyebaran infeksi seperti HIV,
syarat darah yang aman. Rekrut donor hepatitis B, hepatitis C dan patogen-patogen
sukarela dan jangan meminta staf untuk lain di dalam lingkungan perawatan kesehatan.
menyumbangkan darah;
• Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Dalam suatu situasi darurat bencana,
transfusi darah tersedia. SOP merupakan mungkin terjadi kekurangan supply sektor
komponen penting dari sistem kualitas di kesehatan atau infrastruktur dan beban kerja
organisasi mana pun dan digunakan untuk yang meningkat. Staf yang bekerja di sektor
memastikan konsistensi dalam menjalankan kesehatan mungkin akan terdorong untuk
suatu kegiatan. Penggunaan SOP adalah mengambil jalan pintas dalam melaksanakan
wajib oleh semua anggota staf yang prosedur, yang membahayakan keselamatan
berurusan dengan transfusi darah setiap kali para pasien maupun staf sendiri. Oleh karena
mereka melakukan suatu kegiatan. Simpan itu, adalah penting untuk menghormati
salinan SOP-SOP di lokasi pusat, dan tindakan-tindakan pencegahan standar.
pasang di tempat di mana masing-masing Pengawasan yang teratur dapat membantu
prosedur dilakukan sehingga dengan mengurangi risiko terpapar infeksi di tempat
mudah dijadikan referensi; kerja.
• tanggung jawab atas keputusan untuk
melakukan transfusi ditetapkan dan staf Tekankan pentingnya tindakan pencegahan
medis yang akan bertanggung jawab; standar pada saat rapat koordinasi kesehatan
• staf diinformasikan mengenai protokol dan yang pertama.
harus mengikuti prosedur setiap saat untuk
Tindakan pencegahan standar adalah:
memastikan praktik transfusi darah yang
aman di sisi tempat tidur; • Sering mencuci tangan: Cuci tangan
• produk limbah, seperti kantong darah, alat dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
suntik dan jarum suntik, dibuang secara kontak dengan pasien. Membuat fasilitas
aman; dan perlengkapan untuk mencuci tangan
• lokasi dimana darah diskrining dan dimana mudah didapat oleh semua penyedia
transfusi dilakukan harus memiliki sumber layanan.
penerangan yang dapat diandalkan. Untuk • Mengenakan sarung tangan: Pakailah
meminimalkan risiko kesalahan, sedapat sarung tangan non-steril sekali pakai untuk
mungkin hindari transfusi darah pada semua prosedur dimana diperkirakan akan
malam hari. ada kontak dengan darah atau cairan tubuh
lain yang berpotensi terinfeksi virus: Cuci
tangan sebelum memakai dan setelah
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 39
Cedera dengan jarum bekas atau instrumen tajam dan kulit yang luka
• Segera cuci dengan sabun dan air atau larutan klorheksidin glukonat.
• Jangan menggunakan larutan kuat. Pemutih atau yodium akan mengiritasi luka.
Percikan darah atau cairan tubuh pada kulit yang tidak luka
• Cuci segera daerah yang terkena. Jangan menggunakan disinfektan yang kuat.
• Segera basuh mata yang terkena dengan air atau saline normal.
• Miringkan kepala ke belakang dan minta teman menuangkan air atau saline normal.
• Bilas mulut secara menyeluruh dengan air atau garam. Ulangi beberapa kali.
Laporkan kejadian kepada (tuliskan nama di sini) dan gunakan PEP jika ada indikasi
• Kondom laki-laki tersedia dalam RH kit antar lembaga 1, bagian A. Kondom untuk
perempuan terdapat di RH kit antar lembaga 1, bagian B. Kit ini berisi persediaan yang
cukup untuk kebutuhan 10.000 orang selama tiga bulan (lihat perhitungan di bawah ini).
Selebaran/leaflet yang menjelaskan penggunaan yang tepat dari kondom laki-laki dan
perempuan juga disertakan.
Perhitungan untuk persediaan kondom 10.000 penduduk selama lebih dari 3 bulan
Asumsikan: Asumsikan:
20% penduduk laki-laki aktif secara seksual 25% dari populasi adalah perempuan aktif
secara seksual
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
20% x 10.000 orang = 2000 laki-laki
25% x 10.000 orang = 2500 perempuan
Asumsikan:
Asumsikan:
20% dari jumlah ini akan menggunakan
kondom 1% dari jumlah ini akan menggunakan kondom
perempuan
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
20% x 2000 = 400 pengguna
1% x 2.500 = 25 pengguna
Asumsikan:
Asumsikan:
Setiap pengguna membutuhkan 12 kondom
per bulan Setiap pengguna membutuhkan 6 kondom per
bulan
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
400 x 12 x 3 bulan = 14.400 kondom laki-laki
25 x 6 x 3 bulan = 450 kondom perempuan
Asumsikan:
Asumsikan:
20% cadangan (2880 kondom)
20% cadangan (90 kondom wanita)
Oleh karena itu:
Oleh karena itu:
TOTAL = 14.400 + 2.880 = 17.280 (atau 120
gross) TOTAL = 450 + 90 = 540 (atau 3,8 gross)
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 43
diperkirakan 15% perempuan akan mengalami Untuk mencegah dan mengatasi komplikasi ini:
komplikasi yang berpotensi mengancam • Sediakan bahan-bahan dan obat-obat untuk
nyawanya selama kehamilan atau pada saat bidan dan penolong persalinan terlatih
kelahiran dan 5% sampai 15% dari semua lainnya untuk pertolongan persalinan,
kelahiran akan memerlukan operasi caesar. untuk mengatasi komplikasi dan untuk
WHO memperkirakan bahwa 9% sampai menstabilkan perempuan tersebut sebelum
15% bayi yang baru lahir akan memerlukan dibawa ke rumah sakit, bila perlu.
perawatan darurat untuk menyelamatkan • Pastikan penolong persalinan terlatih itu
nyawanya. Untuk mencegah kesakitan dan kompeten untuk memberi perawatan bayi
kematian ibu dan bayi baru lahir akibat baru lahir yang rutin maupun darurat,
komplikasi, petugas kesehatan reproduksi termasuk:
harus memastikan bahwa layanan PONED dan inisiasi pernapasan;
PONEK tersedia 24 jam per hari, tujuh hari per resusitasi;
minggu (lihat Kotak 9). perlindungan suhu tubuh (menunda
mandi, mengeringkan, kontak kulit-ke-
PONED dan perawatan bayi baru lahir kulit);
pencegahan infeksi (kebersihan,
Meskipun persalinan oleh tenaga terlatih pada
memotong dan merawat tali pusar secara
semua kelahiran di fasilitas kesehatan sangat
higienis, perawatan mata);
ideal karena dapat membantu mengurangi
pemberian ASI yang segera dan eksklusif;
kesakitan dan kematian ibu yang berhubungan
pengobatan penyakit pada bayi baru
dengan kehamilan dan persalinan, mungkin hal
lahir dan perawatan bayi prematur / berat
ini belum dapat disediakan pada permulaan
badan lahir rendah.
respon bencana. Namun, minimal harus
dipastikan bahwa di setiap fasilitas kesehatan
Supply untuk mendukung PONED dan
tersedia PONED dan intervensi perawatan
perawatan bayi baru lahir termasuk dalam RH
bayi baru lahir (sebagaimana dijelaskan dalam
kit antar lembaga (lihat paragraf 3.5). Supply
Kotak 9), maupun kapasitas untuk merujuk ke
untuk resusitasi bayi baru lahir tersedia dalam
rumah sakit jika diperlukan, selama 24 jam per
RH kit antar lembaga 6. Ketika memesan dari
hari, tujuh hari dalam seminggu.
sumber lain, pastikan bahwa di dalam paket
Di antara 15% perempuan dengan komplikasi kebidanan ada perlengkapan resusitasi bayi
kebidanan yang mengancam hidupnya, masalah baru lahir.
yang paling sering adalah pendarahan yang
PONEK dan perawatan bayi baru lahir
parah, infeksi, eklampsia dan persalinan macet.
Jika memungkinkan. dukunglah rumah sakit
Sekitar dua pertiga kematian bayi terjadi dalam
negara tuan rumah dengan staf terampil,
28 hari pertama. Sebagian besar kematian ini
infrastruktur, komoditi medis, termasuk obat-
dapat dicegah dengan tindakan penting yang
obatan dan peralatan bedah, yang diperlukan
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, ibu
untuk menyelenggarakan PONEK dan
atau anggota masyarakat lainnya. Sekitar
perawatan bayi baru lahir (lihat Kotak 9). Jika
5% sampai 10% bayi yang baru lahir tidak
hal ini tidak mungkin karena lokasi rumah sakit
bernafas secara spontan pada saat kelahiran
atau karena ketidakmampuan untuk memenuhi
dan membutuhkan resusitasi. Kira-kira
permintaan yang semakin meningkat, maka
separuh dari bayi yang memiliki kesulitan
petugas kesehatan reproduksi harus bekerja
memulai bernapas, memerlukan resusitasi.
dengan sektor/cluster kesehatan dan lembaga
Alasan utama kegagalan bernafas antara lain
seperti ICRC atau IFRC (Federasi International
kelahiran prematur dan kejadian intrapartum
Palang Merah atau Bulan Sabit Merah)
akut yang mengakibatkan asphyxia berat.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 45
untuk mengatasi masalah, misalnya dengan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang
mengadakan rumah sakit rujukan di dekat kreatif.
lokasi penduduk yang terdampak.
Tanpa akses ke layanan kegawatdaruratan
3.4.2 Membangun sistem rujukan kebidanan dan perawatan bayi baru lahir yang
untuk keadaan darurat kebidanan memadai, seorang perempuan dan bayi yang
dan bayi baru lahir baru lahir bisa meninggal sia-sia. Oleh karena
itu adalah sangat penting untuk mencoba
Berkoordinasi dengan sektor/cluster
merundingkan akses ke rumah sakit rujukan.
kesehatan dan pihak berwenang di negara
yang bersangkutan untuk memastikan adanya Jika layanan rujukan 24/7 tidak mungkin
sistem rujukan (termasuk sarana komunikasi diselenggarakan, maka sangat penting
dan transportasi) sesegera mungkin di dalam bahwa staf yang kompeten ada setiap saat
situasi bencana. Sistem rujukan ini harus di puskesmas untuk memberikan layanan
mendukung penanganan komplikasi kebidanan PONED dan perawatan bayi baru lahir (lihat
dan bayi baru lahir 24 jam sehari, tujuh hari paragraf 3.4.1). Dalam situasi ini, akan sangat
seminggu. Sistem ini harus memastikan bahwa membantu bila ada sistem komunikasi, seperti
perempuan, remaja perempuan dan bayi baru penggunaan radio atau telepon seluler, untuk
lahir yang membutuhkan perawatan darurat berkomunikasi dengan personel dengan
dirujuk ke puskesmas di mana layanan PONED kapasitas yang lebih tinggi untuk meminta
dan perawatan bayi baru lahir tersedia. Pasien petunjuk dan dukungan medis.
dengan komplikasi kebidanan dan bayi baru
lahir dalam kondisi darurat yang tidak dapat
ditangani di puskesmas harus distabilkan Kotak 10: Mendorong Melahirkan
kondisinya dan dibawa ke rumah sakit yang di Puskesmas
mempunyai layanan PONEK dan layanan
perawatan bayi baru lahir. Adalah penting untuk menekankan bahwa
jika puskesmas mempunyai penolong
• Tentukan kebijakan, prosedur dan praktik persalinan terlatih dan peralatan serta
yang harus diikuti di puskesmas dan rumah perlengkapan yang cukup, maka semua
sakit untuk memastikan rujukan yang perempuan harus diberitahu dimana lokasi
efisien. klinik-klinik itu dan harus didorong untuk
• Tentukan jarak dari masyarakat yang melahirkan di sana. Informasi ini dapat
terdampak ke puskesmas yang berfungsi diberikan ketika kit persalinan bersih
dan ke rumah sakit, serta pilihan didistribusikan, dan melalui komunikasi
transportasi untuk rujukan. dengan masyarakat.
• Pasang protokol di setiap puskesmas,
yang menyebutkan kapan, di mana dan
bagaimana merujuk pasien dengan kondisi 3.4.3 Kit persalinan bersih
darurat kebidanan ke tingkat perawatan
berikutnya. Dalam semua situasi darurat terdapat beberapa
• Informasikan kepada masyarakat kapan dan perempuan dan gadis yang sedang hamil tua
di mana bisa mencari perawatan darurat dan karena itu akan melahirkan dalam kondisi
untuk komplikasi kehamilan dan melahirkan darurat. Pada permulaan respon darurat,
secepatnya. Bertemu dan informasikan kelahiran sering terjadi di luar puskesmas
kepada tokoh masyarakat, dukun, dan lain- tanpa bantuan penolong persalinan. Sediakan
lain untuk mendistribusikan brosur-brosur kit persalinan bersih untuk semua perempuan
bergambar atau melakukan pendekatan yang kehamilannya sudah tampak jelas jika
46
terpaksa melahirkan di rumah jika akses ke 3.5). Oleh karena bahan-bahan ini seringkali
fasilitas kesehatan tidak memungkinkan. mudah diperoleh secara lokal dan tidak ada
Pendistribusiannya dapat dilakukan di lokasi tanggal kadaluarsa, maka paket-paket itu
pendaftaran, misalnya. dapat dirakit di tempat dan disimpan dahulu
sebagai persiapan di situasi di mana paket-
Dalam masyarakat di mana yang membantu paket tersebut tidak harus segera tersedia.
kelahiran di rumah, mereka dapat diberikan Dapat juga diadakan kontrak dengan LSM
kit persalinan bersih dan perlengkapan dasar lokal untuk membuat paket-paket itu, sehingga
tambahan. Hubungkan dukun bayi ini ke klinik dapat menjadi proyek yang menghasilkan
kesehatan dengan penolong persalinan terlatih pendapatan bagi perempuan-perempuan
dimana mereka dapat mendaftar dan meminta setempat.
perlengkapan mereka. Ini adalah langkah
pertama untuk mengintegrasikan mereka
ke dalam program kesehatan reproduksi 3.5 Supply untuk melaksanakan
komprehensif, dimana mereka mungkin dapat PPAM
berperan sebagai penghubung antara keluarga,
masyarakat dan otoritas setempat dan layanan Untuk melaksanakan komponen pelayanan
kesehatan reproduksi. Lihat Bab 6: Kesehatan PPAM (menyediakan layanan klinis untuk para
Maternal dan Neonatal. korban/penyintas perkosaan; mengurangi
penularan HIV; mencegah meningkatnya
Kit persalinan bersih dan perlengkapan untuk kesakitan dan kematian yang tinggi pada ibu
dukun bayi dapat dipesan melalui UNFPA dan bayi baru lahir), Inter-agency Working
(RH kit antar lembaga 2A dan B, lihat paragraf Group on Reproductive Health in Crises
(IAWG)/Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk
Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat
Kotak 11: Kit persalinan bersih telah merancang paket perlengkapan yang
berisi obat-obatan dan perlengkapan yang
Paket berisi bahan-bahan yang sangat
bertujuan untuk memfasilitasi pelaksanaan
dasar:
layanan prioritas kesehatan reproduksi ini, yaitu
• satu lembar plastik (sebagai alas untuk Interagency Reproductive Health Kits (RH Kit).
melahirkan) Kit kesehatan reproduksi Antar-lembaga ini
melengkapi Interagency Emergency Health Kit
• sebatang sabun 2006 (IEHK), yang merupakan perlengkapan
kesehatan darurat standar berisi obat-obatan
• sepasang sarung tangan penting, alat-alat dan perlengkapan untuk
memberi layanan kesehatan dasar. Dalam
• satu pisau cukur bersih (baru dan masih
situasi kemanusiaan, IEHK seringkali cepat
dibungkus dengan kertas asli) (untuk
tersedia, tetapi meskipun berisi bidan kit, Pil
memotong tali pusar)
kontrasepsi darurat (Pil kontrasepsi darurat),
pengobatan PEP untuk mencegah penularan
• tiga potong benang (untuk mengikat tali
HIV setelah perkosaan dan peralatan untuk
pusar)
tindakan pencegahan standar, IEHK tidak
• dua lembar kain katun (satu untuk memiliki semua perlengkapan yang dibutuhkan
mengeringkan dan satu untuk untuk melaksanakan PPAM.
menghangatkan bayi)
RH kit dirancang untuk digunakan pada fase
• leaflet berisi penjelasan dengan gambar- awal respon bencana dan berisi supply yang
gambar cukup untuk jangka waktu tiga bulan untuk
jumlah penduduk yang berbeda, tergantung
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 47
pada cakupan penduduk dari layanan pada tingkat ini mencakup jumlah penduduk
kesehatan untuk masing-masing kit. sekitar 150.000 orang. Paket perlengkapan 11
memiliki dua bagian, A dan B, yang biasanya
13 jenis RH kits yang dibagi menjadi tiga blok, digunakan bersama-sama tetapi dapat dipesan
masing-masing blok menargetkan tingkat secara terpisah.
pelayanan kesehatan yang berbeda:
• Blok 1: Tingkat masyarakat dan pelayanan 3.5.1 Pengadaan dan Logistik dari
kesehatan dasar: 10.000 orang/3 bulan RH kits
• Blok 2: Tingkat pelayanan kesehatan dasar
dan rumah sakit rujukan: 30.000 orang/ 3 UNFPA bertanggung jawab atas perakitan
bulan dan pengiriman RH kit antar lembaga. Namun,
• Blok 3: Tingkat rumah sakit rujukan: lembaga tidak boleh bergantung pada satu
150.000 orang / 3 bulan sumber untuk supply dan harus memasukkan
supply kesehatan reproduksi dalam
Blok 1 pengadaan perlengkapan medis mereka secara
Blok 1 terdiri dari 6 kit. Barang-barang dalam keseluruhan.
paket perlengkapan ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh penyedia layanan yang Pesan RH kit antar lembaga melalui UNFPA
memberikan layanan kesehatan reproduksi di atau tetapkan sumber lain yang berkualitas
tingkat masyarakat dan perawatan kesehatan untuk memastikan bahwa semua peralatan
primer. Kit ini berisi terutama obat-obatan dan dan bahan yang diperlukan tersedia untuk
bahan habis pakai. Kit 1, 2 dan 3 dibagi lagi menyelenggarakan keseluruhan layanan
menjadi bagian A dan B, yang dapat dipesan kesehatan reproduksi prioritas. Koordinasikan
secara terpisah. pemesanan perlengkapan kesehatan di dalam
sektor/cluster kesehatan untuk menghindari
Blok 2 pemborosan.
Blok 2 terdiri dari lima kit yang berisi
bahan habis pakai dan bahan yang dapat Ketika merencanakan untuk memesan RH
digunakan kembali. Barang-barang dalam kits, buatlah rencana untuk pendistribusian
paket perlengkapan ini dimaksudkan untuk RH kits tersebut di dalam negeri. Rencana
digunakan oleh penyedia layanan kesehatan ini menggambarkan berapa kits yang akan
terlatih dengan tambahan keterampilan dikirim ke mitra yang mana, dalam kondisi
kebidanan dan keterampilan kebidanan dan geografis yang mana. Rencana ini juga
neonatal tertentu, pada tingkat puskesmas mencakup rencana detail tentang transportasi
atau rumah sakit. dan penyimpanan di dalam negara, termasuk
penyediaan barang-barang yang harus selalu
Blok 3 dalam keadaan dingin (cold-chain).
Dalam situasi bencana, pasien-pasien dari
populasi yang terdampak dirujuk ke rumah
sakit terdekat, yang mungkin memerlukan
dukungan dalam hal peralatan dan
perlengkapan agar dapat memberikan layanan
yang diperlukan untuk beban kasus tambahan
seperti ini. Blok 3 terdiri dari dua kit yang berisi
bahan habis pakai dan perlengkapan yang
dapat digunakan kembali untuk memberikan
layanan PONEK pada tingkat rujukan (bedah
kebidanan). Diperkirakan bahwa rumah sakit
48
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Bersiaplah untuk menerima barang-barang ada penundaan yang tidak perlu dalam proses
segera setelah mereka tiba di pelabuhan dan pengimporan kits tersebut. Cluster logistik, jika
pastikan bahwa semua formulir untuk bea ada, mungkin dapat membantu memfasilitasi
cukai telah diisi sebelumnya sehingga tidak ini.
Bab 2: Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) 49
http://web.unfpa.org/
Website www.unfpa.org procurement/form_request.
cfm
Informasi tentang kits atau bantuan dalam proposal dan lembaga-lembaga kemanusiaan
pemesanan dapat diberikan oleh Kantor memulai perencanaan untuk jangka waktu
lapangan UNFPA, lembaga mitra atau UNFPA yang lebih panjang (6-12 bulan), layanan yang
Procurement Services Branch (PSB) atau komprehensif harus diintegrasikan ke dalam
UNFPA Humanitarian Response Branch (HRB) proses pendanaan dan perencanaan, seperti
Common Humanitarian Action Plan (CHAP),
Consolidated Appeals Process (CAP) dan
3.6 Rencanakan untuk proposal kepada Central Emergency Response
mengintegrasikan layanan kesehatan Fund (CERF).
reproduksi komprehensif ke dalam
layanan kesehatan dasar Untuk merancang suatu program layanan
kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
Mulailah merencanakan integrasi kegiatan terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan
kesehatan reproduksi komprehensif ke dalam dasar. para petugas kesehatan reproduksi dan
pelayanan kesehatan dasar pada fase awal manajer program kesehatan reproduksi harus
respon darurat. Jika tidak dilakukan, ini bekerja dalam sektor/cluster kesehatan untuk:
dapat menyebabkan penundaan yang tidak
perlu dalam penyediaan layanan ini, yang • memesan peralatan dan bahan kesehatan
meningkatkan risiko terjadinya kehamilan- reproduksi
kehamilan yang tidak diinginkan, penularan • mengumpulkan data latar belakang yang
IMS (infeksi menular seksual), komplikasi dalam ada
kekerasan berbasis gender, serta kesakitan • mengidentifikasi tempat yang sesuai untuk
dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. menyelenggarakan layanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif di masa
Mulailah penyelenggaraan layanan kesehatan depan
reproduksi komprehensif segera setelah • menilai kapasitas staf untuk memberikan
standar-standar untuk indikator PPAM telah layanan kesehatan reproduksi yang
dicapai (lihat Bab 3: Assessment, Monitoring komprehensif dan membuat rencana untuk
dan Evaluasi). Ketika proses penyusunan pelatihan/pelatihan kembali.
50
IMS, TERMASUK Pastikan praktik transfusi darah yang Selenggarakan layanan pencegahan
PENCEGAHAN DAN aman dan perawatan IMS yang komprehensif,
PENGOBATAN HIV termasuk sistem surveilans IMS
Memfasilitasi dan menegakkan
kepatuhan terhadap tindakan Berkolaborasi dalam membangun layanan
pencegahan standar HIV komprehensif sesuai keadaan
tertentu), data latar belakang yang ada lembaga akademis dengan mempertimbangkan
tentang kematian ibu; kurikulum yang ada. Bila memungkinkan,
prevalensi IMS dan HIV, prevalensi gunakan pelatih nasional. Rencanakan
kontrasepsi dan metode-metode yang sesi pelatihan dengan hati-hati, agar tidak
disukai, dan pengetahuan tentang menyebabkan fasilitas kesehatan tanpa staf di
kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku tempat pelayanan.
penduduk yang terdampak.
PPAM ini:
YA TIDAK
1.1 Lembaga koordinator kesehatan reproduksi diidentifikasi dan
petugas kesehatan reproduksi yang berfungsi dalam sektor/cluster
kesehatan:
• Nasional BULANAN
• Lokal MINGGUAN
2. Demografi
YA TIDAK
3.1 Ada mekanisme terkoordinasi multisektoral untuk mencegah
kekerasan seksual
• Kontrasepsi darurat
• PEP
• Vaksin Hep B
• Fasilitas kesehatan
• Tingkat masyarakat
Unit darah yang diskrining / seluruh unit darah yang didonorkan x
4.5
100
4.6 Jumlah kondom yang di stok kembali di tempat distribusi periode
ini (sebutkan lokasi)
5. Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir
YA TIDAK
5.1 Puskesmas (untuk memastikan PONED dan perawatan bayi
baru lahir 24/7)
• seorang pekerja kesehatan yang memenuhi kualifikasi bertugas
per 50 konsultasi pasien per hari
• perlengkapan bidan, termasuk perlengkapan untuk perawatan
bayi baru lahir tersedia
5.2 Sistem rujukan untuk keadaan darurat kebidanan dan bayi baru
lahir berfungsi 24 jam per hari / 7 hari per minggu (24/7)
5.3 Fungsi cold chain berjalan (untuk oksitosin, tes skrining darah)
3.
7. Catatan khusus
YA TIDAK
7.2 ARV tersedia untuk pasien yang memakai ARV, termasuk PMTCT
Jelaskan bagaimana informasi ini diperoleh (pengamatan langsung, laporan kembali dari mitra
(nama), dll) dan berikan komentar lain.
9. Tindakan (Untuk yang memilih “Tidak”, jelaskan hambatan dan kegiatan yang diusulkan
untuk mengatasinya.)
Inter-Agency Reproductive Health Kits for Crisis Field-friendly Guide to Integrate Emergency
Situations, 4th Edition. UNFPA/IAWG, 2008. Kebidananc Care in Humanitarian Programs.
http://www.rhrc.org/resources/rhrkit.pdf Women’s Commission for Refugee Women
and Children (Women’s Refugee Commission),
Pencegahan dan respon pada kekerasan 2005. http:// www.rhrc.org/resources/emoc/
seksual EmOCffg.pdf
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 ASSESSMENT, MONITORING DAN EVALUASI
3.1 Assessment
3.2 Monitoring
59
60
63
63
66
3
BAB TIGA
Assessment
3.3 Evaluasi 70 Monitoring
4.0 Pertimbangan hak asasi manusia dan hukum 71
4.1 Standar hak asasi manusia 71
dan
4.2 Pertimbangan hukum nasional 72 Evaluasi
4.3. Tantangan dan peluang 72
5 Bacaan Lanjutan 73
1 Pendahuluan
Assessment, monitoring dan evaluasi digunakan pada tahap-tahap yang berbeda selama
respon bencana dan berkaitan erat dengan pembuatan keputusan kesehatan masyarakat
serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan program kesehatan reproduksi. Hasil assessment,
monitoring dan evaluasi memberi informasi untuk perencanaan program kesehatan reproduksi
komprehensif karena hasil tersebut membantu untuk:
Petugas dan manajer program kesehatan reproduksi seringkali menemukan bahwa keputusan-
keputusan menyangkut transisi dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PPAM (lihat Bab 2) ke
penyelenggaraan komponen-komponen layanan kesehatan reproduksi komprehensif, cukup
menantang. Diseminasi hasil assessment, monitoring dan evaluasi yang akurat dan tepat
waktu akan memungkinkan mereka membuat keputusan-keputusan berdasarkan bukti tentang
langkah-langkah yang harus diambil dalam transisi ke pelaksanaan program kesehatan
reproduksi komprehensif dan penyelenggaraan layanan. Penggunaan hasil secara tepat juga
akan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan cara yang berkelanjutan,
yang sesuai dengan konteks dan disesuaikan dengan kebutuhan penduduk.
60
Assessment,
Monitoring dan
Evaluasi
Gambar 3: Keadaan darurat berkelanjutan
Keadaan darurat Pasca keadaan darurat
PPAM
2 Tujuan
Tujuan ke-lima dari PPAM mensyaratkan bahwa perencanaan untuk program kesehatan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 61
reproduksi komprehensif dimulai dari fase awal bahwa proses perencanan ini selaras dengan
respon bencana. Begitu target layanan PPAM perencanaan kesehatan serta kegiatan
telah dicapai dan dapat berlanjut (lihat Bab 2: mobilisasi sumber daya kesehatan lainnya dan
PPAM), maka komponen-komponen layanan bahwa layanan-layanan kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi komprehensif dapat komprehensif diintegrasikan ke dalam
dilaksanakan. pengembangan program pelayanan kesehatan
dasar.
Para petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi harus bekerja dalam mekanisme Saat merencanakan program kesehatan
sektor/cluster kesehatan untuk memastikan reproduksi komprehensif, adalah penting untuk
Ada sejumlah alat bantu yang tersedia untuk membantu memandu siklus perencanaan, assessment,
monitoring dan evaluasi program. Satu yang paling diakui secara luas adalah Pendekatan Kerangka
Logis, atau (LFA) atau “logframe”.
e. Survei cepat
untuk bertanya kepada perempuan yang sudah
Survei cepat dapat berguna untuk
menikah mengenai riwayat reproduksinya. Jika
mengumpulkan informasi berbasis
sesuai, sebaiknya mengikutsertakan anggota
penduduk secara cepat selama assessment.
penduduk yang terdampak di dalam tim
Survei tersebut harus singkat dan
assessment.
memuat pertanyaan-pertanyaan hanya
mengenai informasi yang diperlukan untuk Anggota tim yang ideal:
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan
kesehatan reproduksi dasar (lihat Kotak 16). • memiliki keahlian teknis, mengikuti pelatihan
Survei berbeda dari diskusi kelompok berfokus, dan mempunyai pengalaman;
karena survei tidak mengijinkan peserta untuk • memiliki keterampilan komunikasi yang
memberikan rincian opini mengenai topik. baik dalam bahasa setempat dan terbiasa
dengan penduduk yang dinilai;
Untuk contoh alat bantu yang diuraikan di atas, • nyaman membicarakan topik kesehatan
silahkan lihat Bacaan Lebih Lanjut.
Survei dapat memberikan data berbasis penduduk yang berguna, dimana para petugas dan
penyedia layanan kesehatan reproduksi dapat menggunakan data survei untuk meningkatkan
dan secara lebih efektif menargetkan layanan-layanan kesehatan reproduksi. Terdapat banyak
faktor yang harus dipertimbangkan saat merancang suatu survei. Keputusan harus dibuat
terkait dengan besarnya sampel, tingkat kesalahan yang dapat diterima serta sumber-sumber
bias/penyimpangan, berdasarkan ketersediaan sumber-sumber daya (waktu, uang, personel).
Survei yang dilakukan selama assessment kebutuhan awal misalnya, seringkali perlu dilakukan
dengan cepat dengan menggunakan metode pengambilan sampel yang kecil dan mudah. Bila
situasi menjadi stabil, maka kuesioner yang lebih rinci dan metode pengambilan sampel yang
lebih mewakili dapat digunakan.
Keputusan mengenai metodologi survei mana yang akan digunakan dikoordinasikan dengan
sektor/cluster kesehatan untuk memastikan bahwa metodologi tersebut tepat dan akan
memberikan hasil yang dapat diperbandingkan dengan survei-survei lain yang dilaksanakan
sebagai bagian dari respon kesehatan.
Indikator didefinisikan sebagai variabel yang dapat dimonitor dari waktu ke waktu untuk melacak
perkembangan ke arah pencapaian tujuan. Contohnya: “cakupan perawatan antenatal”.
Tujuan adalah titik akhir yang ingin dicapai di akhir pelaksanaan program. Contohnya: Faktor
risiko kebidanan dideteksi dan ditangani di awal kehamilan.
Setiap indikator harus diberikan standar yang sesuai untuk menetapkan tingkat pencapaian
minimum yang dapat diterima. Contohnya: 90% perempuan melakukan empat atau lebih
kunjungan ANC selama kehamilan.
Proses pemilihan indikator tidaklah mudah. Setiap indikator harus secara teknis sahih, sederhana
dan dapat diukur. Selain itu, pengembangan dari PPAM ke layanan kesehatan reproduksi
komprehensif di dalam suatu negara akan membuka bidang-bidang baru untuk monitoring dan
pelaksanaan yang harus selalu pertimbangkan. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa setiap
indikator harus memenuhi kriteria SMART yaitu harus:
A ppropriate (sesuai)
Berbagai macam indikator yang dipilih untuk monitoring harus juga sesuai untuk mengukur tujuan
program pada seluruh tahapan siklus proyek. Misalnya:
Indikator keluaran/output (atau proses) mengukur aksi atau tindakan yang diperlukan untuk
pelaksanaan program yang terkait dengan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang ditetapkan. Contohnya: jumlah bidan yang dilatih tentang protokol ANC.
Indikator hasil/outcome (atau kinerja) mengukur perubahan yang dihasilkan dari kegiatan-
kegiatan program, seperti perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku, atau dalam
ketersediaan layanan. Contohnya: jumlah perempuan yang menerima setidaknya dua dosis
Tetanus Toksoid (TT) sebelum persalinan.
Indikator tujuan/impact (atau dampak) mengukur perubahan dalam kesakitan dan kematian
yang diharapkan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program. Contohnya: Insiden tetanus pada
bayi baru lahir
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 69
Kajian kematian ibu memberikan kesempatan yang langka bagi staf kesehatan dan anggota
masyarakat untuk belajar dari kejadian tragis – yang seringkali dapat dicegah. Kajian kematian
ibu dapat membantu mengidentifikasikan kesenjangan dalam layanan, kesenjangan dalam
pengetahuan (baik dari sisi penyedia layanan kesehatan maupun sisi masyarakat) dan perlunya
meningkatkan prosedur rujukan untuk komplikasi kebidanan. Penting untuk melibatkan
berbagai orang (anggota keluarga, dukun bayi, bidan terlatih, dokter, koordinator, para pimpinan
masyarakat, dsb) dalam proses pengkajian kematian ibu, dengan mengabaikan apakah kematian
terjadi di lingkungan masyarakat atau di fasilitas kesehatan.
Otopsi verbal –yang telah digunakan dalam situasi pengungsi eksternal tertentu– telah terbukti
relatif berhasil saat rekam medis tidak tersedia.
Lampiran 4 memberikan contoh formulir penyelidikan kematian ibu dan petunjuk penggunaannya.
kesehatan reproduksi atau manajer program umpan balik secara rutin kepada para stafnya
kesehatan untuk dimasukkan ke komputer dan juga mendiskusikan temuan-temuan
untuk dianalisa. utama serta rekomendasi untuk program
kesehatan reproduksi, berdasarkan hasil
3.2.5 Bagaimana menganalisa, terakhir pada rapat koordinasi sektor/cluster
menggunakan dan mendesiminaikan kesehatan. Bila dianggap tepat, jadikan
hasil monitoring kesehatan reproduksi tersedia bagi penduduk
yang dilayani oleh fasilitas kesehatan.
Analisa data layanan kesehatan dan data
berbasis populasi yang dikumpulkan secara 3.3 Evaluasi
rutin penting untuk monitoring kinerja dan
kualitas penyelenggaraan layanan kesehatan Tujuan evaluasi adalah untuk menganalisa
dan dalam mengidentifikasi perubahan- efisiensi dan efektivitas program. Evaluasi
perubahan pada status kesehatan populasi membandingkan kegiatan program dan
yang terdampak. layanan (keluaran/output) dengan manfaat
(hasil/outcome) dan dampak kesehatan
Di tingkat fasilitas, statistik dapat dianalisa masyarakat serta membantu para petugas
secara manual dengan memasang hasil-hasil kesehatan reproduksi untuk menentukan hal-
pada bagan yang menunjukkan penggunaan hal tsb memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
statistik di area penerimaan pasien klinik.
3.3.1 Kapankah waktu untuk
Di tingkat organisasi dan sektor/cluster mengevaluasi?
kesehatan, cara pengelolaan data yang lebih
efisien diperlukan untuk memastikan bahwa Adalah penting untuk menjadwalkan dan
hasil-hasil dianalisa, didesiminasikan dan merencanakan evaluasi sejak permulaan
digunakan dengan cara yang tepat waktu dan pelaksanaan program. Evaluasi berlangsung
efektif. Lembar kerja computer sederhana disepanjang waktu proyek, bukan hanya di
atau software database berguna untuk akhir proyek, dan dijadwalkan menurut tahapan
membantu mengelola volume data yang besar pelaksanaan proyek dan kebutuhan organisasi.
dari waktu ke waktu dan pada lokasi yang
berbeda-beda. 3.3.2 Apa alat bantu untuk evaluasi?
Hal-hal utama yang harus selalu diingat untuk mencakup pengumpulan data dimana nara
memastikan penghormatan atas hak privasi sumber informasi tidak akan diungkapkan
mencakup: dan diputuskan hubungannya dari nama dan
hal-hal lain yang mengidentifikasi responden
• Kerahasiaan seseorang yang memberikan yang bersangkutan. Maksud daripada
informasi mengenai status kesehatan informed consent adalah untuk memastikan
reproduksinya, termasuk kejadian bahwa responden menyadari dan memahami
kekerasan berbasis gender, harus selalu tujuan dan isi pelaksanaan pengumpulan
dilindungi di setiap waktu. data, prosedur yang akan diikuti selama
• Siapapun yang memberikan informasi pelaksanaan, risiko dan manfaat keikutsertaan
mengenai status kesehatan reproduksinya, mereka, serta hak-hak mereka. Sebagai bagian
termasuk kejadian kekerasan berbasis dari proses informed consent, calon peserta
gender, harus memberikan persetujuan harus diberikan informasi tentang masing-
setelah mendapat informasi (informed masing unsur ini, melalui apa yang sering
consent) sebelum berpartisipasi dalam disebut sebagai “pernyataan persetujuan”
kegiatan pengumpulan data.
Setiap orang juga harus diberitahukan bahwa
Informasi harus selalu dijaga kerahasiaannya mereka memiliki hak untuk tidak berpartisipasi
setiap saat termasuk kapan informasi dalam pengumpulan data atau untuk menolak
tersebut dikumpulkan, disimpan, dianalisa, menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu.
diinformasikan dan digunakan. Hak privasi
juga berlaku untuk anak-anak, termasuk di Jika untuk tujuan tertentu– informasi mengenai
dalam situasi layanan kesehatan. Meskipun status kesehatan seseorang perlu diungkapkan
informasi mengenai status kesehatan anak- kepada pihak ketiga, maka informed consent
anak tidak boleh diungkapkan kepada pihak dari orang yang bersangkutan harus diperoleh
ketiga, termasuk orang tua, tanpa persetujuan terlebih dahulu. Bila informasi itu terkait
anak tersebut, hal ini tentu saja tergantung dengan anak-anak, maka informed consent
usia dan kedewasaan anak, maupun melihat harus diberikan oleh orang tua atau wali anak
kepentingan terbaik anak tersebut. kecuali jika hukum setempat menyatakan lain.
Selain itu, anak-anak pada usia yang dapat
4.2 Pertimbangan hukum nasional memahami sifat dan implikasi pengumpulan
dan pengungkapan informasi (yaitu mereka
Mereka yang memiliki akses ke informasi
yang kemampuannya telah berkembang) juga
kesehatan harus memastikan bahwa
harus memberikan persetujuan mereka.
mereka mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk menjaga kerahasiaan informasi 4.3 Tantangan dan kesempatan
kesehatan. Petunjuk mengenai hukum nasional
dan peraturan mengenai pengumpulan, Di beberapa kondisi, penyedia layanan
penyimpanan dan penggunaan informasi diwajibkan oleh hukum nasional untuk
kesehatan ini harus tersedia bagi para pekerja melaporkan orang-orang yang hasil tes HIVnya
kesehatan dan pekerja kemanusiaan, dan adalah positif, perempuan yang melakukan
semua pekerja kesehatan harus mengetahui aborsi atau kasus-kasus tertentu kekerasan
peraturan-peraturan ini. seksual kepada pihak yang berwenang.
Walaupun pembenaran resmi atas kebijakan
Pengumpulan dan penggunaan data dan undang-undang tersebut adalah
untuk tujuan monitoring dan evaluasi untuk mencegah kejahatan atau persoalan
juga mensyaratkan adanya persetujuan kesehatan masyarakat, perlu dicatat bahwa
berdasarkan informasi (informed consent) hal tersebut mungkin tidak sejalan dengan
dari orang yang memberikan informasi. Ini standar hak asasi manusia internasional dan
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 73
Alat Monitoring dan Evaluasi. Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan [Health Information
Reproduksi untuk Konsorsium Pengungsi System]. UNHCR, 2007. www.unhcr.org/his
Eksternal [Monitoring and Evaluation Toolkit.
Reproductive Health for Refugees Corsortium Metode Demografi dalam Assessment
(RHRC)], Oktober 2004. http://www.rhrc.org/ Keadaan Darurat: Petunjuk untuk para praktisi.
resources/general%5Ffieldtools/toolkit/index. Pusat Studi Internasional Keadaan Darurat,
htm Bencana dan Pengungsi Eksternal (CIEDRS)
dan Pusat Kependudukan Hopkins; Universitas
Alat bantu Assessment Kesehatan Reproduksi John Hopkins, Sekolah Kesehatan Masyarakat
untuk Perempuan yang Terdampak oleh Bloomberg Internasional [Demographic
Konflik. Divisi Kesehatan Reproduksi, Pusat Methods in Emergency Assessment: A Guide
Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit for Practitioners. Center for International
Kronis Nasional, Pusat Koordinasi Promosi Emergency, Disaster and Refugee Studies
Kesehatan, Pusat Kendali dan Pencegahan (CIEDRS) and the Hopkins Population Center;
Penyakit, Departemen Layanan Kesehatan John Hopkins University, Bloomberg School
dan Kemanusiaan [Reproductive Health of Public Health, Baltimore, MD, 2003. http://
Assessment Toolkit for Conflict-Affected www.humanitarianinfo.org/IMToolBox/05_
Women. Division of Reproductive Health, Assessment/Reference Resource
National Center for Chronic Disease Prevention Documents/2003 Demographic_Methods_In_
and Health Promotion, Coordinating Center Emergency_Assessment_CIEDRS.pdf
for Health Promotion, Centers for Disease
Control and Prevention, Department of
Health and Human Services], Atlanta, GA,
74
2. Cakupan supply Keluaran (output) Persentase lokasi Jumlah tempat /100 tempat 100% fasilitas Mengukur efektivitas pendistribusian
untuk Tindakan penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan kesehatan memiliki supply yang berhubungan dengan tindakan
Pencegahan layanan kesehatan layanan kesehatan layanan kesehatan supply yang pencegahan standar. “Supply yang Memadai”
Standar dengan supply dengan supply yang memadai untuk dilaporkan oleh setiap supervisor tempat
yang cukup untuk memadai untuk melakukan tindakan layanan berdasarkan beban kerja. Harus
Lampiran 1A: Indikator PPAM
memastikan bahwa melaksanakan tindakan pencegahan dipisahkan berdasarkan sabun, bahan suntikan
tindakan pencegahan pencegahan standar/ standar bersih, sarung tangan, perlengkapan untuk
standar dapat jumlah tempat layanan membuang benda tajam, dan peralatan serta
dilakukan kesehatan x 100 perlengkapan untuk sterilisasi
3. Cakupan Rapid Keluaran (output) Persentase rumah Jumlah rumah sakit /100 tempat layanan 100% fasilitas Mengukur efektivitas pendistribusian tes HIV
Test HIV untuk sakit rujukan yang dengan Rapid test kesehatan kesehatan memiliki untuk skrining darah untuk transfusi. “Tes HIV
Transfusi Darah memiliki Rapid test HIV yang cukup untuk perlengkapan yang cukup” dilaporkan oleh supervisor layanan
yang Aman HIV yang cukup untuk skrining darah untuk cukup untuk berdasarkan jumlah kasus
memastikan semua transfusi/ jumlah tempat melakukan tindakan
darah untuk tranfusi layanan kesehatan x 100 pencegahan
diskrining standar
4. Tingkat Hasil (outcome) Tingkat Jumlah kondom laki-laki /orang/bulan 0.5 kondom / orang Standar 0.5 kondom / orang / bulan
Pendistribusian pendistribusian yang didistribusikan/ / bulan merupakan nilai perkiraan dari perhitungan
Kondom kondom diantara populasi total/bulan kondom standar yang lebih rumit sebagaimana
penduduk diuraikan dalam bab PPAM halaman 40.
Perkiraan digunakan untuk memonitor
pendistribusian kondom sebagai bagian dari
PPAM.
5. Cakupan Kit Keluaran (output) Tingkat Jumlah kit persalinan % 100% Mengukur apakah perempuan pada akhir
Persalinan bersih pendistribusian kit bersih yang kehamilannya memiliki akses ke kit persalinan
persalinan bersih di didistribusikan/ bersih. Mungkin perlu memperkirakan jumlah
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi
klinis bagi korban penanganan klinis bagi menawarkan yang terlatih, kontrasepsi darurat, ARV untuk
perkosaan korban perkosaan, penanganan klinis bagi PEP dan antibiotik untuk perawatan IMS
termasuk kondar, PEP korban perkosaan yang presumptif.
dan perawatan IMS selamat/semua fasilitas
presumptif kesehatan x 100
Ini merupakan pilihan indikator-indikator yang digunakan untuk memonitor program kesehatan reproduksi komprehensif. Mungkin terdapat indikator lain.
Para petugas kesehatan reproduksi harus memutuskan indikator mana yang akan digunakan berdasarkan situasi mereka. Referensi pada bagian Bacaan
Lebih Lanjut di setiap bab memberikan saran lebih lanjut.
76
8. Persentase IMS Proses Proporsi IMS sindromik Jumlah IMS yang terdiagnosa %
diantara mereka yang yang terdiagnosa diantara mereka yang berusia
berusia dibawah 18 diantara mereka yang dibawah 18 tahun/Jumlah total
tahun berusia dibawah 18 IMS yang terdiagnosa x 100
tahun
reproduksi komprehensif
9. Persentase persalinan Dampak Proporsi persalinan Jumlah persalinan diantara % Mengukur berapa banyak persalinan diantara wanita
diantara mereka yang (impact) yang tercatat diantara perempuan yang berusia muda.
berusia dibawah 18 mereka yang berusia dibawah 18 tahun/Jumlah
tahun dibawah 18 tahun persalinan dengan bayi yang
hidup x 100
10. Penggunaan kondom Hasil Proporsi kaum Jumlah kaum muda yang aktif % Mengukur dampak program pendidikan masyarakat
pada kaum muda (outcome) muda yang aktif secara seksual yang melaporkan mengenai penggunaan kondom pada perilaku kaum
secara seksual penggunaan kondom pada muda. Dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan
yang melaporkan kegiatan seksual terakhir mereka/ kelompok usia. Memerlukan survei berbasis populasi.
penggunaan kondom Jumlah kaum muda yang aktif
pada kegiatan seksual secara seksual yang disurvei x
terakhir mereka 100
B. Keluarga Berencana
11. Penggunaan Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan pada usia % Mengukur berapa persen perempuan yang
kontrasepsi atau (outcome) pada usia subur subur yang menggunakan menggunakan kontrasepsi. Pengetahuan mengenai
contraceptive (15-49) yang metode kontrasepsi manapun/ CPR di negara asal akan membantu dalam
prevalence rate (CPR) menggunakan (atau Jumah perempuan pada usia menetapkan target.
yang pasangannya reproduksi x 100
menggunakan) metode
kontrasepsi
12. Pengetahuan Hasil Proporsi orang yang Jumlah orang yang aktif secara % Mengukur pengetahuan tentang keluarga berencana
masyarakat mengenai (outcome) aktif secara seksual seksual yang mampu menangkap pada penduduk dan didasarkan pada pesan-pesan
keluarga berencana yang mampu untuk pesan-pesan utama mengenai utama yang diberikan selama kegiatan-kegiatan
menangkap pesan- keluarga berencana/Jumlah peningkatan kesadaran (awareness). Memerlukan
pesan utama mengenai orang yang aktif secara seksual survei berbasis populasi.
keluarga berencana yang ditargetkan untuk pesan-
Lampiran 1B: Indikator Kesehatan reproduksi untuk Program Kesehatan
16. Persentase bayi yang Dampak Proporsi bayi lahir Jumlah bayi lahir hidup dengan % <15% Mengukur status kesehatan perempuan hamil dan
lahir dengan berat (impact) hidup dengan berat berat badan <2500 g/ Total ketercukupan perawatan antenatal. Berat badan bayi
badan rendah badan kurang dari jumlah bayi lahir hidup (dengan pada waktu lahir juga mengidentifikasi bayi berisiko
2500 g berat badan dicatatkan) x 100 tinggi yang mungkin memerlukan perawatan khusus.
17. Angka lahir mati Dampak Angka lahir mati dalam Jumlah periode lahir mati/Jumlah /1000 Ukuran umum terhadap hasil kehamilan. Mungkin
(impact) proporsi terhadap total kelahiran bayi hidup dan kelahiran meningkat selama terjangkitnya penyakit seperti
jumlah persalinan lahir mati x 1000 total / bulan malaria atau sifilis. Verifikasikan definisi lahir mati
didasarkan pada kebijakan nasional. Di hampir
semua kondisi, lahir mati didefinisikan sebagai
kematian janin setelah 22 minggu.
18. Investigasi / Proses Proporsi laporan Jumlah kematian ibu yang % 100% Mengukur kapasitas program untuk
penyelidikan kematian kematian ibu yang dilaporkan yang diselidiki/ mengidentifikasikan semua kematian ibu dan untuk
ibu diselidiki Jumlah total kematian ibu yang menentukan faktor-faktor risiko yang berkontribusi
dilaporkan x 100 terhadap kematian tersebut. Diasumsikan bahwa:
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi
21. Cakupan vaksinasi Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan hamil yang % 100% Mengukur apakah perempuan pada usia subur
tetanus (outcome) hamil yang menerima menerima 2 dosis TT (atau telah divaksinasi dengan tetanus toksoid.* Indikator ini
setidaknya 2 dosis divaksinasi lengkap) selama diukur pada saat persalinan. Kasus tetanus pada
vaksin tetanus toksoid periode antenatal pada waktu neonatus harus dilaporkan.
(TT) selama kehamilan persalinan /Jumlah fasilitas
kegawatdaruratan kebidanan
22. Ketersediaan layanan Hasil Jumlah fasilitas Jumlah fasilitas kegawatdaruratan /500.000 Setidaknya 5 Indikator proses 1 PBB
kegawatdaruratan (outcome) kesehatan dengan kebidanan per populasi penduduk fasilitas PONED/
kebidanan layanan PONED dan 500.000
atau PONEK /500.000 penduduk,
penduduk, oleh unit termasuk
admin setidaknya 1
PONEK
23. Penggunaan layanan Hasil Proporsi semua Jumlah persalinan di pusat % Tingkat yang Persalinan adalah semua persalinan, baik kelahiran
kegawatdaruratan (outcome) persalinan di layanan kegawatdaruratan dapat diterima dengan bayi hidup atau kelahiran dengan bayi
kebidanan fasilitas perawatan kebidanan /Jumlah persalinan diset secara lokal meninggal dunia. Semua layanan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan x 100 kebidanan harus termasuk; di tenda, maupun di
kebidanan rumah sakit pemerintah.
24. Kebutuhan layanan Hasil Proporsi perempuan Jumlah komplikasi kebidanan % 100% Mengukur kualitas penanganan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan (outcome) dengan komplikasi yang dirawat di layanan kebidanan. Keadaan darurat harus memiliki definisi
kebidanan dipenuhi kebidanan langsung kegawatdaruratan kebidanan / kasus yang jelas dan termasuk: pendarahan,
serius yang dirawat Jumlah persalinan x 100 eklampsia, persalinan macet/ lama, sepsis.
di fasilitas layanan
kegawatdaruratan
kebidanan
25. Persentase persalinan Hasil Proporsi persalinan Jumlah persalinan ditolong % 100% Tenaga Kesehatan terlatih didefinisikan sebagai
yang dibantu oleh (outcome) yang ditolong tenaga tenaga Kesehatan terlatih / dokter dan/atau orang dengan keahlian kebidanan
tenaga kesehatan Kesehatan terlatih Jumlah persalinan x 100 yang dapat mendiagnosa dan menangani keadaan
terlatih darurat kebidanan maupun persalinan normal. Tidak
termasuk dukun bayi.
No. Nama Indikator Tipe Deskripsi Rumus Unit Standar Keterangan
26. Cakupan perawatan Hasil Proporsi perempuan Jumlah perempuan yang % 100% Mengukur apakah perempuan mendapatkan
nifas (outcome) yang mendapatkan 3 mendatangi perawatan kunjungan nifas. Periode nifas didefinisikan sebagai
kunjungan pascasalin pascasalin sebanyak 3 kali 42 hari (6 minggu) setelah persalinan. Faktor-faktor
dalam waktu enam dalam waktu 6 minggu setelah yang menentukan ketepatan waktu kunjungan
minggu setelah persalinan/Jumlah persalinan adalah: insiden dan jenis komplikasi kebidanan,
persalinan dengan kelahiran bayi hidup x persentase kelahiran dengan berat badan bayi
100 rendah, proporsi persalinan di rumah, dan angka
kematian neonatal di antara yang lain. Jadwal yang
direkomendasikan untuk kunjungan adalah pada saat
6 jam, 6 hari dan 6 minggu.
27. Persentase persalinan Hasil Bedah Caesar sebagai Jumlah persalinan secara bedah % 5%-15% Perkiraan persentase persalinan dengan bedah
secara bedah Caesar, (outcome) proporsi semua Caesar/Jumlah persalinan Caesar dalam populasi tidak kurang dari dari 5%
oleh unit administratif persalinan dengan bayi hidup x 100 atau lebih dari 15%.
28. Tingkat kematian yang Dampak Tingkat kematian / Jumlah perempuan yang % <1%
langsung disebabkan (impact) fatalitas di antara mendatangi fasilitas
kasus kebidanan perempuan dengan kegawatdaruratan kebidanan yang
komplikasi kebidanan meninggal karena komplikasi
langsung di fasilitas kebidanan langsung/Jumlah
kegawatdaruratan perempuan yang mendatangi
kebidanan fasilitas karena komplikasi
kebidanan langsung x 100
31. Kesadaran terhadap Hasil Persentase penyedia Jumlah penyedia layanan % 100% Pengumpulan data melalui survei berkala.
indikasi hukum (outcome) layanan kesehatan kesehatan yang terlibat dalam
untuk penghentian yang menyadari layanan aborsi yang menyadari
kehamilan indikasi-indikasi hukum indikasi-indikasi hukum atas
atas penghentian penghentian kehamilan/Jumlah
kehamilan di negara penyedia layanan kesehatan yang
yang ditempati dan di terlibat dalam layanan aborsi x
negara asal 100
32. Cakupan aborsi Hasil Persentase perempuan Jumlah perempuan yang % 100% Dari waktu ke waktu, terjadi pergeseran ke arah
induksi (outcome) yang mendapatkan menerima prosedur aborsi persentase yang lebih besar dari perempuan yang
layanan abortus yang induksi di fasilitas/ Jumlah semua mendapatkan aborsi induksi sebagai bagian dari
menerima prosedur perempuan yang menerima keseluruhan layanan aborsi di fasilitas.
induksi layanan aborsi di fasilitas pada
Sumber Data: Catatan layanan kesehatan tetapi
periode waktu yang sama x 100
kemungkinan adanya kasus-kasus yang tidak
dilaporkan (yaitu kelalaian tidak melaporkan kasus ke
fasilitas) dan kesalahan dalam mengklasifikasikan.
40. Insiden duh uretra Dampak Insiden duh uretra laki- duh uretra laki-laki pada laki-laki /1000
laki-laki (impact) laki di antara populasi yang dilaporkan/Penduduk laki- penduduk/
laki-laki laki total x 1000 bulan
G. HIV/AIDS
41. Kualitas skrining Hasil Persentase unit darah Jumlah unit darah donor yang % 100% Mengukur keamanan darah untuk transfusi.
pendonoran darah (outcome) donor yang diskrining diskrining HIV dengan cara yang
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi
43. Cakupan PMTCT Hasil Proporsi kunjungan Jumlah kunjungan ANC pertama % 100%
(outcome) ANC pertama kali yang kali yang telah berkonsultasi
telah berkonsultasi sebelum tes/Jumlah kunjungan
sebelum melakukan ANC pertama
tes
44. Konseling dan hasil Hasil Proporsi klien yang Jumlah klien yang melakukan % 100% Ukuran tidak langsung terhadap kualitas konseling
pasca tes PMTCT (outcome) melakukan kunjungan kunjungan ANC pertama yang dan tes dalam program PMTCT.
ANC pertama yang dites HIV, yang menerima hasil
dites untuk HIV, yang dan konseling pasca-tes/ Jumlah
menerima hasil dan klien yang melakukan kunjungan
konseling pasca tes ANC pertama yang dites untuk
HIV x 100
45. Cakupan ARV dalam Hasil Rasio pasangan ibu- Jumlah pasangan ibu- bayi baru % 100%
program PMTCT (outcome) bayi baru lahir yang lahir yang meminum obat ARV
meminum obat ARV menurut protokol/ Jumlah total
tepat pada waktunya kelahiran dengan HIV positif x
100
46. Penggunaan kondom Hasil Persentase orang yang Jumlah orang yang aktif secara Mengukur dampak program pendidikan masyarakat
(outcome) aktif secara seksual seksual yang melaporkan mengenai penggunaan kondom pada perilaku
yang melaporkan menggunakan kondom pada masyarakat. Dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
menggunakan kondom kegiatan seksual terakhir mereka/ dan kelompok usia. Memerlukan survei berbasis
pada kegiatan seksual Jumlah orang yang aktif secara populasi.
terakhir mereka seksual yang disurvei x 100
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 83
Angka yang ditunjukkan di sini telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan mencakup periode-periode
yang berbeda. Angka-angka ini dimaksudkan untuk memberi perkiraan mengenai apa yang dapat
diharapkan di beberapa populasi. Angka-angka ini tidak digunakan sebagai tingkat dasar yang definitif
atau sebagai tingkat yang harus dicapai. Angka-angka ini hanya menyatakan kisaran kemungkinan dan
dapat membantu dalam perencanaan sumber daya dan menargetkan program-program khusus.
Gangguan tekanan darah 5-20% dari semua kehamilan akan mengalami HDP
tinggi pada masa kehamilan
[Hypertensive Disorder of 5-25% dari semua kehamilan primigravida (kehamilan
Pregnancy (HDP)] atau Pre- untuk pertama kalinya) akan mengalami HDP
eklamsia
Sumber Data: Pusat Kerjasama WHO Bidang Layanan Perinatal dan Riset Layanan Kesehatan Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak, Kehamilan dan Sub-Bidang Kesehatan Bayi, Divisi Kesehatan Reproduksi, NCCDPHP, Pusat Kendali dan Pencegahan
Penyakit, Atlanta, GA, 30333 AS Sing, S. dan Wulf, P. Perkiraan Tingkat Aborsi Induksi di Enam Negara Amerika Latin,
Perspektif Keluarga Berencana Internasional, 1994, 20(1):4-13.
84
*Ini merupakan perkiraan dengan “pembobotan” dari kehamilan cukup bulan ditambah
kehamilan yang berakhir dini
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 85
United Nations High Commissioner for Refugees
Haut Commissariat des Nations Unies pour les réfugiés
Periksa setiap kematian ibu dan kirimkan laporan ini melalui e-mail kepada pihak-pihak terkait
dalam mitra pelaksana Anda dan UNHCR (lihat petunjuk)
Kematian Ibu: Kematian perempuan yang sedang hamil atau dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan _tanpa memandang dari lamanya kehamilan dan lokasi kehamilan_ karena penyebab yang
berkaitan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan karena kecelakaan
atau penyebab insidental.
PENGKAJI:
Daftar nama-nama orang yang terlibat dalam pengkajian kematian (nama & jabatan / hubungan
dengan almarhumah):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
INFORMASI KESIMPULAN:
INFORMASI KEHAMILAN:
Gravida: Paritas: No. kunjungan ANC: Dilakukan oleh (hanya kualifikasi):
INFORMASI KEHAMILAN:
Tidak melahirkan: Dugaan usia kehamilan pada waktu kematian ibu: minggu bulan
Melahirkan/Aborsi: Waktu antara persalinan/aborsi dan kematian ibu jam hari
Lokasi Kematian:
}
Fasilitas Kesehatan Kamp
INFORMASI KEHAMILAN:
Faktor-faktor terkait dengan terlambat pertama (terlambat dalam memutuskan untuk mencari
pertolongan)?
1.
2.
3.
2.
3.
Faktor-fakter terkait terlambat ketiga (terlambat dalam mendapatkan perawatan yang tepat di
fasilitas)?
1.
2.
3.
Bab 3: Assessment Monitoring dan Evaluasi 87
NFORMASI KESIMPULAN:
Langsung (seperti pendarahan, kesulitan melahirkan, eklampsia, sepsis, dsb):
9.1a
Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)
Jumlah aborsi
Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)
*ITN=Insecticide Treated Net (kelambu yang sudah diberi insektisida) **tidak termasuk TBA (dukun bayi)
*Formulir ini dirancang secara khusus untuk situasi pengungsi eksternal. Formulir ini harus
disesuaikan tergantung pada situasi.
Pengungsi Eksternal
Internal (IDP)
(Refugee)
*dari insiden yang terjadi; **PEP=Post Exposure Prophylaxis atau Profilaksis Pasca Paparan
Sistem Informasi Kesehatan Organisasi:
Formulir Pelaporan Lokasi:
9.4 Keluarga Berencana Periode pelaporan:
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 PENYUSUNAN PROGRAM
3.1 Needs assessment/Penilaian kebutuhan
3.2 Prinsip-prinsip untuk bekerja dengan remaja
97
98
98
99
100
4
BAB EMPAT
Kesehatan
3.3 Melaksanakan layanan kesehatan reproduksi untuk remaja 101 Reproduksi
3.4 Koordinasi dan membuat kaitan dengan program remaja 102
3.5 Advokasi 107
Remaja
4 PERTIMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DAN HUKUM 108
5 MONITORING 110
6 BACAAN LANJUTAN 110
1 Pendahuluan
Masa remaja merupakan salah satu tahap kehidupan manusia yang paling menakjubkan
dan rumit serta disertai oleh kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi khusus. Remaja
bersifat cepat pulih, penuh ide dan energik. Mereka dapat mendukung satu sama lain melalui
konseling, pendidikan dan penjangkauan sebaya serta memberikan kontribusi ke komunitas
mereka melalui kegiatan-kegiatan seperti menjadi relawan untuk membantu penyedia layanan
kesehatan, memberikan perawatan kepada orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), dan
memperluas akses terhadap layanan kesehatan reproduksi berkualitas untuk rekan sebaya
mereka di tingkat masyarakat.
Di sisi lain, masyarakat yang terpengaruh oleh krisis mungkin terpapar dengan kesempatan-
kesempatan baru, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik, sekolah,
dan belajar bahasa lain dan keterampilan baru yang mungkin menempatkan remaja dalam
posisi khusus yang mungkin tidak akan mereka miliki di lingkungan non krisis. Remaja
seringkali beradaptasi dengan mudah terhadap situasi baru dan dapat belajar cara bergerak di
lingkungan baru ini dengan cepat.
98
Kesehatan
Reproduksi Remaja
Para staf kesehatan reproduksi, manajer Meskipun bab ini mengacu pada remaja
program kesehatan reproduksi dan (usia 10-19), layanan yang dipaparkan di sini
penyedia layanan pada situasi bencana dapat diperluas ke kader kaum muda yang
harus mempertimbangkan dan memenuhi lebih luas (usia 10 sampai 24) yang juga
kebutuhan-kebutuhan khusus dari dapat memperoleh keuntungan dari layanan
remaja yang sedang bertransisi ke masa yang ramah remaja.
dewasa dalam situasi yang kompleks
dan sulit. Mereka secara khusus harus 3. Penyusunan program
mempertimbangkan remaja yang rentan,
termasuk mantan tentara anak, anak yang Pada fase awal bencana, terapkan Paket
menjadi kepala keluarga, remaja yang Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk
sudah menjadi ibu dan gadis-gadis berusia kesehatan reproduksi (Lihat Bab 2: PPAM).
muda yang memiliki risiko yang meningkat PPAM tidak menangani semua kebutuhan
terhadap eksploitasi seksual. remaja dan terdapat kemungkinan bahwa
tidak mungkin untuk memadukan semua
prinsip kesehatan reproduksi remaja ketika
2. Tujuan menerapkan PPAM. Meskipun demikian,
implementasi PPAM harus dilakukan dengan
Tujuan bab ini adalah untuk:
suatu cara yang sensitif terhadap kebutuhan
dan sesuai keinginan remaja.
• Memberikan panduan kepada staf
kesehatan reproduksi, manajer program
Padukan hal-hal di bawah ini sebagai bagian
kesehatan reproduksi dan pemberi
dari respon awal:
layanan untuk pendekatan kesehatan
reproduksi remaja yang efektif di situasi • Usahkan kondom pria dan wanita tersedia
bencana di tempat-tempat pertemuan remaja, lebih
• Membuat daftar prinsip dan sumber disukai di lokasi yang bersifat pribadi dan
daya yang memberikan informasi kepada dapat diakses sehingga remaja dapat
staf kesehatan reproduksi, manajer mengaksesnya tanpa diketahui oleh orang
program, pemberi layanan dan anggota lain.
masyarakat mengenai bagaimana • Pastikan bahwa para remaja putri berada
melibatkan remaja dalam program dalam kondisi aman ketika mereka
kesehatan reproduksi. melakukan tugas-tugas rumah tangga
• Memastikan penyediaan layanan seperti mengumpulkan kayu bakar,
kesehatan reproduksi yang ramah remaja mengambil air atau makanan.
dan menciptakan suatu lingkungan • Pastikan bahwa remaja putri yang
dimana remaja dapat berkembang dan hamil memiliki akses terhadap layanan
berjuang untuk hidup meskipun terdapat kegawatdaruratan kebidanan dan
banyak tantangan yang mereka hadapi mekanisme rujukan ketika diperlukan.
dalam suatu situasi krisis. • Bentuk layanan klinis dan rujukan untuk
para korban/penyintas kekerasan seksual
yang sensitif terhadap kebutuhan remaja
dan menghormati kerahasiaan.
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 99
bukti forensik dalam kasus yang terkait distribusi kondom, pendidikan sebaya,
dengan kekerasan pada anak dan siapa monitoring pelayanan kesehatan yang ramah
yang diijinkan untuk bersaksi mengenai remaja dan rujukan ke konselor untuk masalah
bukti tersebut di pengadilan? kekerasan berbasis gender. Layanan akan
• Organisasi-organisasi apa yang bergerak lebih dapat diterima jika layanan tersebut
di bidang hak anak dan perempuan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
bekerja untuk mendukung akses anak dan yang diidentifikasi oleh remaja itu sendiri.
remaja terhadap informasi dan layanan Remaja dapat juga membantu memastikan
kesehatan reproduksi? bahwa PPAM juga menangani kebutuhan
mereka, misalnya dengan mengidentifikasi
lokasi-lokasi yang sensitif secara budaya untuk
3.2 Prinsip-prinsip yang diterapkan upaya penyediaan kondom.
dalam bekerja bersama remaja
Keterlibatan masyarakat: Pemahaman
Ketika bekerja dengan remaja, penting sekali terhadap konteks budaya dan pembentukan
untuk mempertimbangkan: lingkungan yang mendukung sangat penting
dalam upaya penyediaan layanan kesehatan
1. Prinsip-prinsip manajemen
reproduksi untuk remaja karena layanan
2. Prinsip-prinsip pemberian layanan
ini mungkin akan dipengaruhi oleh nilai-
nilai masyarakat terkait dengan kesehatan
3.2.1. Prinsip-prinsip manajemen
reproduksi dan seksual remaja. Orang
Remaja bukanlah kelompok yang homogen: dewasa seringkali menjadi sangat protektif
Kebutuhan remaja sangat bervariasi sesuai terhadap norma budaya dan proses sosialisasi
usia, jenis kelamin, pendidikan dan status remaja ketika kondisi darurat terjadi. Pada
pernikahan. Pesan-pesan perubahan perilaku awal suatu respon bencana, sangatlah
terkait kesehatan reproduksi harus didasarkan penting untuk membuat prioritas informasi
pada kelompok usia (10 sampai 14 tahun dan dan layanan kesehatan reproduksi yang
15 sampai 19 tahun) dan sesuai dengan jenis tersedia, termasuk untuk remaja, seperti
kelamin mereka. yang diungkapkan dalam PPAM (lihat Bab
2). Sesegera mungkin, fokuskan perhatian
Libatkan partisipasi remaja secara pada keterlibatan masyarakat dalam isu-isu
bermakna: Prinsip utama dalam bekerja yang mempengaruhi kesehatan remaja karena
sama secara efektif dengan remaja adalah tindakan ini mempengaruhi kesinambungan
dengan mendorong partisipasi, kemitraan program dan berdampak positif terhadap
dan kepemimpinan remaja. Akibat adanya kesehatan. Anggota masyarakat termasuk
hambatan-hambatan yang dihadapi remaja orang tua, wali dan para pemuka agama harus
ketika mengakses layanan kesehatan ditanyai pendapatnya dan dilibatkan dalam
reproduksi, mereka harus terlibat dalam pengembangan program bersama dan untuk
semua aspek penyusunan program, termasuk remaja.
perancangan, implementasi dan monitoring
program. Misalnya, akan sangat membantu
jika kita dapat mengidentifikasi remaja yang 3.2.2 Prinsip-prinsip pemberian
dapat berperan sebagai pemimpin muda atau layanan
pendidik sebaya di komunitas mereka. Para
Privasi, kerahasiaan dan kejujuran: Remaja
pemuda ini akan membantu mengungkap
yang mendatangi petugas kesehatan seringkali
kebutuhan teman sebaya mereka selama
merasa malu atau bingung. Penting sekali
perancangan program dan dapat membantu
bahwa petugas kesehatan dapat berusaha
implementasi kegiatan-kegiatan seperti
sebisa mungkin memberikan ruang pribadi
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 101
bahaya menjadi terhenti tetapi dapat juga kondisi mereka saat ini.
memunculkan risiko bagi kesehatan remaja. • Remaja dapat mengambil peran orang
Penggunaan waktu luang remaja dalam dewasa dalam keadaan darurat:
kondisi krisis mungkin tidak akan terawasi Remaja dapat dipaksa untuk mengambil
seketat dalam kondisi normal. Ketika remaja peran orang dewasa dan memerlukan
terpisah dari keluarga, teman, guru, anggota keterampilan menghadapi situasi yang
masyarakat dan budaya tradisionalnya, jauh melebihi kapasitas usia mereka. Krisis
terdapat lebih sedikit kontrol sosial terhadap kemanusiaan dapat menyebabkan remaja
perilaku berisiko. Tanpa akses terhadap menggunakan lebih banyak kekuasaan
informasi dan layanan yang memadai dibandingkan dengan orang dewasa
remaja mungkin terpapar dengan praktek yang kemudian akan mengarah pada
seks tak aman yang dapat mengakibatkan kebingungan sosial lebih lanjut.
kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi • Kelompok rentan: Perhatian harus
yang tidak aman, IMS dan HIV. diberikan pada kerentanan yang bersifat
• Krisis kemanusiaan dapat menganggu spesifik untuk usia, jenis kelamin, status
kemitraan remaja dan orang dewasa pernikahan dan kondisi tertentu (lihat Kotak
ketika model panutan menjadi sangat 19).
penting: Dalam siatusi yang stabil, remaja
biasanya memiliki model panutan di
keluarga dan masyarakat. Model panutan 3.4 Layanan untuk remaja
semacam itu mungkin tidak jelas terlihat
3.4.1 Penyediaan layanan kesehatan
dalam situasi krisis. Petugas kesehatan
reproduksi di fasilitas kesehatan
atau pemberi layanan serta ketua klub
remaja mungkin menjadi model panutan Layanan kesehatan dapat memegang peranan
yang penting dan harus menyadari potensi penting dalam mempromosikan dan melindungi
pengaruh mereka. kesehatan remaja. Meskipun demikian,
• Krisis kemanusiaan tidak hanya terdapat banyak sekali bukti bahwa remaja
menganggu kehidupan sehari-hari tetapi melihat layanan kesehatan yang tersedia
juga mengganggu perspektif masa sebagai layanan yang tidak merespon terhadap
depan remaja: Untuk remaja, kondisi ini kebutuhan mereka. Remaja tidak mempercayai
dapat bermanifestasi menjadi pandangan layanan dan menghindari penggunaan layanan
buruk terhadap kehidupan dan mengarah atau hanya mencari pertolongan ketika mereka
ke tindakan berisiko seperti kekerasan, sudah putus asa dan memerlukan perawatan.
penggunaan narkoba dan/atau kegiatan Salah satu strategi penting dalam memfasilitasi
seksual yang tidak aman. Remaja yang akses remaja terhadap layanan kesehatan
mengikuti kegiatan atau program yang reproduksi dan penggunaan layanan kesehatan
membantu mereka merencanakan masa reproduksi oleh remaja adalah memastikan
depan harus dibekali segera dengan alasan- bahwa layanan yang tersedia berkualitas
alasan yang harus mereka pertimbangkan tinggi dan “ramah remaja”. Pada saat yang
terkait dengan konsekuensi kegiatan sama, remaja perlu dibuat menyadari tentang
seksual yang tidak aman dan pentingnya keberadaan layanan ramah remaja. Layanan
bertanggung jawab untuk tindakan mereka. kesehatan reproduksi ramah remaja memiliki
Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karakteristik-karakteristik yang membuatnya
membuat keputusan, bernegosiasi dan lebih responsif terhadap kebutuhan kesehatan
keterampilan hidup lain dapat merupakan reproduksi khusus dari remaja, termasuk
pelatihan yang efektif untuk mendorong penyediaan kontrasepsi, kontrasepsi
remaja agar berpikir mengenai bagaimana darurat, layanan aborsi aman, diagnosis
cara mereka agar dapat memperbaiki dan pengobatan IMS, konseling, test dan
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 103
perawatan HIV serta layanan kehamilan dan ini malah akan mengakibatkan dampak yang
pasca kehamilan. lebih buruk. Suatu assessment psikososial
remaja yang mungkin membantu mengarahkan
3.4.2 Kuesioner provider untuk petugas kesehatan untuk menanyakan
remaja pertanyaan yang sesuai dengan usia dan cukup
memadai untuk menilai kebutuhan remaja akan
Merupakan praktek yang baik untuk
mengikuti prinsip HEADSSS: Home (rumah),
menskrining semua remaja yang memasuki
Education/Employment (pendidikan/pekerjaan),
sistem kesehatan untuk mengetahui adanya
Activities (kegiatan), Drugs (obat-obatan),
masalah-masalah seksual dan kesehatan
Sexuality (seksualitas), Suicide (bunuh diri) dan
reproduksi, pemakaian narkoba dan
Depression (depresi), Safety (keamanan).
kekhawatiran terhadap kesehatan jiwa. Ketika
melakukan skrining ini, petugas kesehatan 3.4.3 Penyediaan Layanan Kesehatan
akan menyampaikan pesan kepada remaja Reproduksi di Masyarakat
bawah ia peduli akan kebutuhan remaja dan
bahwa pusat kesehatan merupakan tempat Penyediaan layanan dan informasi berbasis
yang aman untuk membahas masalah-masalah masyarakat menawarkan kesempatan bagi
terkait kesehatan reproduksi. Selain itu, remaja untuk memperlihatkan kepemimpinan
informasi itu dapat digunakan oleh petugas mereka dan memperoleh keterampilan-
kesehatan untuk memberikan konseling dan keterampilan baru melalui kerelawanan sambil
rujukan yang sesuai. membentuk kemitraan antara remaja dan orang
dewasa. Masyarakat juga merupakan situasi
Sebelum mengumpulkan informasi dari remaja, ideal untuk menerima informasi kesehatan
pertimbangkan layanan yang tersedia untuk reproduksi dimana remaja merasa nyaman
rujukan. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan dan terbuka untuk berdialog dan melakukan
sensitif hanya jika terdapat respon yang sesuai, penilaian risiko pribadi.
ke situasi yang berpotensi berbahaya dapat
diberikan karena jika tidak, menanyakan hal-hal
104
Karakteristik Fasilitas
Karakteristik Petugas Karakteristik administratif
Kesehatan
Jam layanan yang sesuai Menghormati remaja Keterlibatan remaja
dan nyaman untuk
remaja
Lokasi yang tepat dan Sikap tidak menghakimi Anak laki-laki dan pria muda
nyaman disambut dengan baik
Ruangan memadai dan Privasi dan kerahasiaan sangat Rujukan yang diperlukan
privasi juga memadai dihargai tersedia
Konseling sebaya tersedia Tarif terjangkau
Lingkungan sekitar yang Petugas berjenis kelamin sama Klien tanpa janji terlebih
nyaman jika memungkinkan dahulu tetap diterima
Kerahasiaan yang ketat Publisitas dan rekruitmen
dipertahankan yang memberikan informasi
dan meyakinkan remaja
Staf terlatih dalam karakteristik
layanan kesehatan ramah
remaja
* Diadaptasi dari Kirby, D dkk. Impact of Sex and HIV Education Programmes on Sexual
Behaviors of Youth in Developing and Developed Countries. Youth Net, Youth Research
Working Paper No. 2, 2005.
106
• Keluarga berencana
• Kesehatan mental
• Keterampilan hidup yang sesuai dengan usia untuk remaja yang lebih muda seperti
mengidentifikasi nilai, memahami konsekuensi dari suatu perilaku
• Keterampilan hidup terkait kesehatan reproduksi seperti rasa percaya diri bahwa ia mampu
memakai kondom, menegosiasikan seks aman, menolak hubungan seks yang tidak
diinginkan
• Seksualitas dan gender (termasuk norma gender yang dibentuk secara sosial)
• Pencegahan HIV/AIDS
• Jejaring ke fasilitas kesehatan, mendorong remaja untuk mencari pertolongan di fasilitas ini
• Keterampilan hidup lain seperti membuat keputusan, pemikiran kritis, kreatifitas, memegang
nilai, komunikasi, mengatasi emosi dan stress
Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja 107
memperoleh persetujuan resmi dari remaja memberikan informasi ini kepada remaja
untuk mengungkap informasi tersebut; merupakan suatu pelanggaran hak mereka.
• Petugas kesehatan mengungkapkan fakta
bahwa remaja putri melakukan aborsi atau Sebagai manajer atau pemberi layanan
mencari perawatan pasca aborsi kepada kesehatan reproduksi, mungkin saja anda
pihak ketiga tanpa memperoleh persetujuan akan menghadapi masalah-masalah yang
resmi dari remaja untuk mengungkap sulit seputar pemberian informasi dan layanan
informasi tersebut; kesehatan reproduksi kepada anak-anak dan
remaja. Anda harus menyadari posisi badan/
4.2 Tantangan dan kesempatan organisasi anda dalam masalah-masalah
kesehatan reproduksi ini dan memasukkkannya
Dalam sejumlah kasus, manajer program sebagai bagian dari analisis anda terhadap
kesehatan reproduksi dan pemberi layanan situasi dan kemungkinan langkah selanjutnya.
kesehatan reproduksi mungkin menghadapi Jika anda menemukan diri anda menghadapi
keputusan yang sulit atau dilema. Mungkin situasi seperti yang dipaparkan di atas,
mereka akan menemukan bahwa kemampuan prioritas utama anda haruslah berada pada
mereka untuk memastikan bahwa hak-hak kepentingan terbaik klien dengan berfokus
asasi remaja dilindungi menjadi dibatasi pada keselamatan dan kesehatannya.
oleh perundangan nasional, norma sosial Keselamatan anda dan rekan kerja anda juga
atau budaya atau kesalahpahaman konsep sangat penting untuk dipertimbangkan.
medis. Praktek dan hukum semacam itu
dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip Berdasarkan penilaian anda terhadap situasi
hak asasi manusia yang telah diterima secara yang ada, anda mungkin ingin:
internasional seperti:
• Berbicara dengan supervisor anda;
• Penyedia layanan kesehatan reproduksi • Mendiskusikan pilihan-pilihan yang
mungkin diminta oleh keluarga seorang memungkinkan untuk diambil oleh klien
remaja untuk melakukan pemeriksaan anda termasuk informasi mengenai
keperawanan (selaput dara) untuk organisasi hak-hak anak dan hak-hak
mengetahui apakah ia sudah pernah perempuan setempat yang mungkin bisa
melakukan hubungan seksual atau pernah membantu klien;
diperkosa. Pemeriksaan semacam ini tidak • Mengeksplorasi cara untuk memobilisasi
memiliki validitas medis dan merupakan dukungan masyarakat untuk layanan
pelanggaran terhadap hak-hak remaja jika kesehatan reproduksi ramah remaja;
dilakukan tanpa persetujuan tindakan yang • Mempertimbangkan bagaimana anda dapat
berdasarkan informasi dari remaja tersebut. mendukung upaya advokasi jika badan atau
• Manajer dan pemberi layanan dapat lembaga tempat anda bekerja terlibat dalam
patah semangat saat akan mengawali advokasi masalah ini:
suatu program pemberian informasi atau • Dengan tetap melindungi kerahasiaan
layanan kepada remaja akibat keyakinan klien anda, identifikasi bagaimana cara
yang umum tetapi salah yaitu bahwa menghadapi/menangani situasi semacam
akses terhadap informasi mengenai itu di masa depan bersama rekan sejawat
kesehatan reproduksi dan seksualitas dapat anda;
mendorong remaja untuk terlibat dalam • Ungkapkan kekhawatiran-kekhawatiran
kegiatan seksual. Bahkan informasi yang anda dalam rapat koordinasi kesehatan.
akurat dan mudah diakses akan mendukung
kemampuan remaja untuk membuat
keputusan yang sehat dan penolakan untuk
110
6. Bacaan Lanjutan
Daftar Isi
1. Pendahuluan 111
2. Tujuan 112
3. Penyusunan program 112
3.1 Needs assessment/penilaian kebutuhan
3.2 Layanan keluarga berencana berkualitas tinggi
113
115
5
BAB LIMA
Keluarga
3.3 Logistik kontrasepsi 115 Berencana
3.4 Kesempatan untuk layanan KB 116
3.5 Sumber daya manusia 117
3.6 Komunikasi, informasi dan edukasi 117
3.7 Pelatihan penyedia layanan KB 117
3.8 Penyediaan layanan keluarga berencana 119
3.9 Metode keluarga berencana 121
3.10 Keluarga berencana pasca melahirkan 133
3.11 Keluarga berencana untuk ODHA 134
3.12 Infertilitas 134
3.13 Keterlibatan laki-laki dalam program keluarga berencana 135
3.14 Advokasi 135
4. Pertimbangan Hak Asasi Manusia dan Hukum 136
4.1 Standar hak asasi manusia 136
4.2 Tantangan dan Kesempatan 136
5. Monitoring 137
6. Bacaan Lanjutan 138
1 Pendahuluan
Pemakaian metode KB berpotensi untuk menghindari 32% dari semua kematian ibu dan
hampir 10% kematian anak, sekaligus menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan.
112
Keluarga
Berencana
Selain itu, penggunaan metode KB berperan situasi negara asalnya merupakan faktor yang
terhadap pemberdayaan perempuan, penting dan akan mempengaruhi harapan,
pendidikan dan stabilitas ekonomi. Terkait persepsi kebutuhan dan permintaan akan
dengan risiko kesehatan yang berhubungan layanan keluarga berencana. Undang-undang,
dengan kehamilan, infeksi menular seksual infrastruktur, nilai-nilai agama dan etika,
(IMS) termasuk human immunodeficiency latar belakang budaya dan kompetensi serta
virus (HIV), dan aborsi tak aman, seks tanpa keterampilan penyedia layanan kesehatan dari
pelindung dan seks tidak aman merupakan negara yang saat ini ditempati juga mempunyai
faktor risiko kedua untuk kecacatan dan pengaruh penting terhadap layanan yang dapat
kematian di masyarakat-masyarakat ditawarkan.
termiskin di dunia. Metode KB merupakan
cara yang aman, efektif dan murah untuk Pada permulaan respon bencana, beberapa
disediakan. perempuan mungkin akan berusaha untuk
melanjutkan metode kontrasepsi yang biasa
mereka gunakan sebelum krisis atau bencana
2. Tujuan terjadi. Meskipun program KB komprehensif
bukan merupakan bagian dari Paket Pelayanan
Tujuan bab ini adalah untuk: Awal Minimum (PPAM), sangatlah penting
untuk membuat metode kontrasepsi dasar
• Memberikan petunjuk untuk para
tersedia guna memenuhi permintaan para
manajer program kesehatan reproduksi
perempuan untuk melanjutkan KB mereka.
dan penyedia layanan kesehatan
Kondom harus tersedia sejak awal respon
reproduksi terkait dengan kebutuhan,
bencana untuk mencegah penularan IMS,
metode, efektivitas dan kesesuaian
termasuk HIV, dan kehamilan yang tidak
layanan KB di situasi darurat;
diinginkan (lihat Bab 2: Paket Pelayanan Awal
• Menggambarkan faktor-faktor yang
Minimum (PPAM)).
diperlukan dalam menyediakan layanan
KB, termasuk needs assessment, Segera setelah situasi stabil, perempuan (dan
koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, pasangan mereka) mungkin ingin memulai,
monitoring dan pengkajian. mengganti atau menghentikan suatu metode
kontrasepsi. Konseling KB harus dilakukan
sebelum suatu metode KB diberikan
3. Penyusunan program
kepada mereka dan harus secara realistis
Populasi yang terdampak, baik laki-laki mencerminkan metode yang ada karena
maupun perempuan, harus terlibat dalam layanan KB lengkap mungkin belum tersedia
semua aspek penyusunan program KB, hingga tahap selanjutnya dari program.
termasuk kesukarelaan dan pilihan. Para
Setiap klien KB memiliki hak atas kerahasiaan
pemimpin agama dan tokoh masyarakat
dan privasi serta untuk secara sukarela
juga harus dilibatkan untuk memastikan
memilih suatu metode KB. Metode kontrasepsi
bahwa layanan yang diberikan sesuai
umumnya digunakan oleh perempuan tetapi
dengan budaya setempat. Situasi di
laki-laki seringkali merupakan pengambil
daerah yang terkena dampak bencana atau
keputusan dalam keluarga. Oleh karena
Bab 5: Keluarga Berencana 113
itu, para laki-laki tersebut harus menerima dipecahkan. Setiap layanan yang disediakan
informasi yang tepat dan didorong untuk harus tersedia baik untuk populasi pengungsi
mengambil peran aktif dalam proses maupun masyarakat ditempati/tuan rumah.
pengambilan keputusan KB. Keterlibatan aktif
ini akan memastikan bahwa tanggung jawab Untuk memahami kebutuhan dan permintaan
bersama melekat pada pengambilan keputusan KB di kalangan populasi terdampak, anda
ber-KB dan akan memaksimalkan penerimaan harus:
program di masyarakat. Pengecualian tentunya
• Menyelidiki kepercayaan serta kebudayaan
akan diterapkan jika keterlibatan laki-laki malah
masyarakat mereka dan sikap mereka
akan membahayakan keamanan pasangan
terhadap kontrasepsi
perempuannya.
• Menilai kompetensi penyedia layanan
Protokol yang akan digunakan untuk potensial untuk menyediakan kontrasepsi,
menangani layanan KB di daerah atau termasuk metode-metode tradisional
negara asal mungkin berbeda dengan yang • Mengumpulkan informasi mengenai
digunakan di negara yang saat ini ditempati prevalensi kontrasepsi berdasarkan metode
populasi terdampak tersebut. Protokol yang • Melakukan verifikasi ketersediaan supply
diterapkan di daerah yang ditempati harus dan kesinambungan suply
diikuti, meskipun sejumlah negosiasi, dengan • Menentukan ketersediaan dan fungsi dari
mempertimbangkan standar internasional, fasilitas yang ada
mungkin perlu dilakukan jika terdapat
perbedaan-perbedaan. Larangan, keyakinan agama atau penolakan
untuk mengakui hak reproduksi perempuan
mungkin akan memicu pertentangan terhadap
3.1 Needs Assessment/penilaian keluarga berencana. Carilah dukungan dari
kebutuhan masyarakat dan tokoh masyarakat serta
pemimpin agama untuk kampanye Komunikasi,
Dengan berkoordinasi dengan pelaku Informasi dan Edukasi yang menekankan
kesehatan lain melalui mekanisme cluster pada penjarangan kelahiran, kehamilan
kesehatan, mengumpulkan informasi latar dan persalinan yang aman serta kesehatan
belakang tentang kesehatan reproduksi dari perempuan. Libatkan juga anggota masyarakat
populasi yang terkena dampak. Sumber- (pria, wanita dan remaja) dan tokoh masyarakat
sumber untuk informasi ini mencakup dalam menyusun layanan KB. Tanpa dukungan
Kementrian Kesehatan (Kemenkes), UNAIDS, mereka, program layanan KB akan menghadapi
UNFPA, WHO, pemuka agama dan tokoh risiko kecaman dari masyarakat.
masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah
dan non pemerintah yang bekerja di bidang Lakukan diskusi dengan kaum laki-laki,
kesehatan reproduksi dan KB. Kantor pusat perempuan (termasuk para tokoh, penyedia
atau kantor regional lembaga-lembaga tersebut pengobatan tradisional, dukun bayi),
dapat membantu anda untuk memperoleh remaja dan organisasi setempat untuk
informasi ini. memperoleh saran mengenai lokasi tempat
penyelenggaraan layanan, waktu layanan di
Lakukan suatu kajian terhadap lembaga- fasilitas kesehatan dan tingkat privasi dan
lembaga dan/atau program-program KB kerahasiaan yang diperlukan untuk memastikan
nasional, multilateral atau bilateral yang penggunaan layanan secara maksimal dan
sudah ada sebelum terjadi krisis atau di dapat diterima. Diskusi dapat dilakukan untuk
negara asal untuk kasus pengungsian, untuk laki-laki secara terpisah dari para perempuan,
mencari kesempatan kerjasama dan untuk tergantung pada budaya dan norma-norma
mengidentifikasi perbedaan protokol yang perlu lokal (yaitu kelompok fokus yang terdiri dari
114
• Hitung jumlah yang harus dibeli. Estimasi awal biasanya didasarkan pada data Kemenkes
dan selanjutnya didasarkan pada data yang diperoleh dari populasi pengungsi. Kaji ulang
program dan rencana pengadaan barang secara teratur sehingga jumlahnya dapat disesuaikan
untuk mencerminkan kebutuhan populasi yang mungkin berubah cepat dalam hal ukuran dan
komposisinya.
• Buat sistem pencatatan. Buat sebuah sistem yang mengumpulkan data logistik dari tempat-
tempat penyediaan layanan dan buatlah laporan bulanan atau triwulanan ke lembaga yang
bertanggung jawab untuk supply ulang. Data yang dikumpulkan dan dilaporkan harus
mencakup:
Stok yang ada saat ini di fasilitas KB
Produk yang hilang, rusak atau kadaluarsa
Konsumsi (angka konsumsi untuk setiap produk)
• Buat prosedur manajemen logistik. Buat prosedur-prosedur untuk mengatur pengadaan
dan kontrol inventaris kontrasepsi secara efisien (penyimpanan, transportasi dan distribusi).
Pelaporan yang teratur dan jadwal distribusi merupakan komponen penting dalam prosedur-
prosedur tersebut. Tanpa informasi yang tepat waktu mengenai jumlah persediaan dan
jumlah konsumsi, pendistribusian jumlah kontrasepsi yang memadai ke penyedia layanan KB
menjadi agak sulit. Hindari adanya persediaan yang berlebihan atau kekurangan stok dengan
pengaturan logistik yang seksama. Tunjuk seorang supervisor (dengan satu ‘orang kedua’)
yang bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas spesifik di atas.
Contoh formulir pencatatan dan pelaporan dapat ditemukan dalam buku-buku rujukan di bagian
Bacaan Lebih Lanjut.
116
(lihat Bab 2: PPAM, paragraf 3.5, hal. 46). sukarela). Terapkan suatu sistem rujukan untuk
Segera setelah PPAM dilaksanakan, klien klien-klien yang memilih KB yang memerlukan
harus memiliki akses ke konseling dan layanan prosedur pembedahan.
KB dan diberikan metode kontrasepsi yang
telah dipilihnya. Stok kontrasepsi tambahan Integrasikan konseling dan metode KB
dan kisaran metode yang lebih luas untuk ke dalam perawatan aborsi aman (SAC/
program KB komprehensif harus dipesan. Safe Abortion Care), perawatan pasca
Sesegera mungkin, beralihlah dari memesan aborsi (PAC/Post Abortion Care), IMS, HIV,
RH kit ke suatu sistem logistik terpadu, yang perawatan antenatal dan layanan masa nifas
didasarkan pada permintaan klien, untuk untuk memberikan kesempatan pada klien
memastikan ketersediaan berkelanjutan dari yang mungkin tidak terjangkau jika layanan-
berbagai metode dan menghindari terbuangnya layanan tersebut tidak digabungkan.
kontrasepsi. Latih atau rekrutlah staf dengan
keterampilan mengelola rantai suply untuk
memastikan pengiriman pesanan yang tepat Untuk memastikan adanya integrasi KB
waktu dan menghindari kekosongan stok. ke dalam layanan-layanan yang lebih
Teliti jalur supply lokal dan jika jalur tersebut komprehensif, para petugas kesehatan
tidak memadai, supply harus diperoleh melalui reproduksi, manajer program dan penyedia
pemasok resmi atau dengan dukungan dari layanan KB harus menerapkan petunjuk berikut
UNFPA, UNHCR atau WHO. Lembaga- ini:
lembaga ini dapat memfasilitasi pembelian
• Pastikan bahwa informasi KB diberikan
kontrasepsi berkualitas baik dalam kuantitas
selama konseling layanan aborsi aman atau
besar dengan harga murah untuk menghindari
layanan pasca aborsi sebelum prosedur
kehabisan stok. Tempatkan supply sedekat
apapun dilakukan dan jika klien tertarik,
mungkin dengan populasi terdampak.
pilihan metode KBnya harus tersedia dalam
konseling pasca prosedur.
3.4 Kesempatan untuk Layanan KB • Ketika seorang perempuan, laki-laki atau
remaja datang untuk mendapat perawatan
Rancanglah layanan KB sehingga mudah dan pengobatan IMS, termasuk HIV,
diakses dan nyaman. Lakukan layanan tanyakan apakah ia menggunakan KB atau
KB di pusat kesehatan masyarakat, pos tidak, berikan konseling mengenai metode-
kesehatan dan melalui jalur distribusi berbasis metode spesifik dan sediakan metode
masyarakat. Beberapa kelompok seperti yang dipilihnya. Layanan kontrasepsi untuk
remaja (lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi laki-laki masih terbatas pada kondom dan
Remaja, paragraf 3.3) dan perempuan sterilisasi sukarela, tetapi mereka juga dapat
yang belum menikah mungkin memerlukan terlibat dalam pemilihan metode KB lain
pertimbangan khusus agar mereka merasa bersama pasangan mereka.
nyaman menggunakan layanan dan terhindar • Ketika seorang perempuan atau remaja
dari risiko stigmatisasi oleh masyarakat. putri datang untuk memeriksa kehamilan,
Ketersediaan kontrasepsi di tempat-tempat tanya apakah ia menggunakan metode
konsultasi merupakan hal yang sangat penting: KB sebelum hamil dan apakah ia ingin
jangan membuat layanan yang mengharuskan melanjutkan metode tersebut atau memulai
klien untuk memperoleh metode KB tertentu metode KB baru setelah melahirkan.
di apotik atau lokasi lain. Perkecualian adalah • Ketika seorang perempuan datang untuk
untuk metode-metode yang memerlukan mendapatkan layanan nifas, tanyakan
prosedur pembedahan yang tidak tersedia di apakah ia menggunakan metode KB atau
tempat layanan konsultasi (misalnya sterilisasi tidak, lalu lakukan konseling berdasarkan
kebutuhannya.
Bab 5: Keluarga Berencana 117
Penyedia layanan KB dilatih untuk memberikan layanan KB sesuai dengan yang didefinisikan
oleh otoritas nasional
Tanyakan pertanyaan 1-6 kepada klien. Ketika klien menjawab ya untuk pertanyaan manapun,
berhenti dan ikuti instruksi.
TIDAK 1. Apakah anda pernah melahirkan kurang dari 6 bulan yang lalu, YA
apakah anda memberi ASI secara eksklusif atau hampir eksklusif,
dan apakah anda belum mengalami menstruasi sejak melahirkan?
TIDAK 2. Apakah anda tidak melakukan hubungan seksual sejak YA
menstruasi terakhir anda atau sejak melahirkan?
TIDAK 3. Apakah anda melahirkan dalam waktu 4 minggu terakhir? YA
Jika klien menjawab tidak untuk semua Jika klien menjawab ya pada setidaknya
pertanyaan, kehamilan tidak dapat satu pertanyaan dan ia bebas dari tanda
disingkirkan. Gunakan tes kehamilan untuk dan gejala kehamilan, berikan metode KB
menyingkirkan kemungkinan hamil atau yang diinginkan kepada klien.
klien harus menunggu sampai mengalami
menstruasi sebelum mulai metode KB
pilihannya
Bab 5: Keluarga Berencana 121
• Remaja yang belum menikah mungkin memiliki risiko tertular IMS dan HIV yang lebih
tinggi. Beri mereka konseling mengenai strategi perlindungan ganda untuk mengurangi
risiko infeksi IMS.
• Perempuan yang usianya masih muda lebih menyukai metode yang dapat mereka gunakan
tanpa diketahui orang lain (seperti kontrasepsi suntik).
• Karena terdapat banyak hambatan bagi remaja untuk mengakses layanan di fasilitas
kesehatan, distribusi berbasis masyarakat juga harus menargetkan remaja.
pada sumber daya dan kondisi. Tes kehamilan ini untuk semua metode KB yang tersedia
yang dapat diandalkan akan sangat berguna di tempatnya dan mampu menggunakan
tetapi mungkin tidak tersedia. Pemeriksaan informasi itu sesuai dengan tujuan reproduksi
panggul, jika dilakukan oleh penyedia layanan dari setiap klien.
yang terampil, akan memberikan hasil yang
dapat diandalkan dalam rentang waktu 8-10 3.9.1 Metode Kesuburan
minggu sejak hari pertama periode menstruasi
Pemakaian metode kesuburan yang efektif
terakhir. Jika tak satupun dari kedua pilihan
mengharuskan perempuan mengetahui
tersebut dapat dilakukan, daftar periksa di
cara mengidentifikasi kapan masa subur
halaman berikut ini dapat digunakan oleh
dalam siklus menstruasinya dimulai dan
penyedia layanan untuk meyakinkan bahwa
berakhir. Metode ini mencakup metode yang
klien tidak sedang hamil.
bergantung pada gejala-gejala kesuburan,
seperti mengikuti suhu tubuh basal atau
3.9 Metode Keluarga Berencana sekresi serviks harian (Metode dua hari) atau
metode yang didasarkan pada kalender yang
Penyedia layanan KB harus mampu bergantung pada pencatatan hari-hari dalam
menjelaskan karakteristik setiap metode siklus menstruasi (Metode Hari Standar).
KB, bagaimana cara penggunaannya, Pemakaian metode ini mengharuskan adanya
efektivitasnya, keamanan dan efek kerjasama dari pasangan. Metode kesuburan
sampingnya. Mereka harus tahu bagaimana cocok, khususnya, untuk orang-orang yang
metode tersebut mempengaruhi penularan tidak ingin menggunakan metode-metode lain
IMS dan HIV, kecocokannya untuk klien yang karena alasan medis atau alasan keagamaan
memiliki kebutuhan khusus (seperti remaja, atau keyakinan pribadi. Penyedia layanan harus
klien dengan AIDS dan ibu menyusui) serta memberitahukan kepada pasangan bahwa
lamanya waktu antara penghentian metode KB metode ini tidak melindungi mereka dari IMS,
dan kembalinya kesuburan normal. Pastikan termasuk infeksi HIV, dan karena efektivitasnya
bahwa penyedia memiliki akses ke informasi
122
yang rendah maka metode ini mungkin tidak pada kulit, dll.) yang dibahas dalam Tabel
cocok jika kehamilan akan merupakan suatu 11 sampai 13. Ketika seorang perempuan
risiko yang tak bisa diterima untuk kesehatan memilih metode hormonal, ia harus mendapat
ibu. konseling mengenai pemakaian kontrasepsi
yang benar, apa yang perlu dilakukan jika
3.9.2 Kontrasepsi Hormonal ada dosis yang terlewat dan efek samping
yang mungkin ditemui seperti perubahan
Kontrasepsi hormonal mengandung
dalam pola perdarahan menstruasi. Konseling
progestogen saja atau dikombinasikan dengan
yang suportif dan bersifat menenangkan dan
estrogen untuk mencegah seorang perempuan
meyakinkan selama kunjungan lanjutan akan
berovulasi. Kontrasepsi ini mudah diperoleh,
membantu klien untuk menggunakan metode
sangat efektif dan mudah digunakan. Terdapat
ini dengan benar dan mentoleransi efek
beberapa cara pemberian (dengan ditelan,
samping yang sering terjadi.
disuntikkan, susuk, skin patch/ditempel
Frekuensi Setiap hari Setiap hari, tidak Mingguan: patch Bulanan: ring
pemakaian selama 21 hari, ada masa istirahat diganti setiap dibiarkan selama
diikuti oleh masa antara paket minggu selama 3 minggu dan
istirahat atau pil 3 minggu. Tidak dilepas selama
tanpa hormon memakai patch di minggu keempat
selama 7 hari minggu keempat
Bab 5: Keluarga Berencana 123
Waktu melepas Penis harus dikeluarkan dari Penis dapat tetap berada di dalam
vagina sebelum ereksi melemas vagina setelah ereksi melemas
Lepaskan kondom perempuan sebelum
klien perempuan berdiri
Daerah yang Melindungi hampir seluruh penis Melindungi genitalia dalam dan luar
tertutup kondom dan genitalia internal perempuan perempuan dan dasar penis.
Efektivitas (Angka Sekitar 15 kehamilan per 100 Sekitar 21 kehamilan per 100
kehamilan pada perempuan yang pasangannya perempuan yang menggunakan
pemakaian yang menggunakan kondom laki- kondom perempuan selama tahun
umum) laki selama tahun pertama (jika pertama (jika digunakan dengan benar
digunakan dengan benar di untuk setiap hubungan seksual, sekitar
semua hubungan seks, sekitar 2 5 kehamilan per 100 perempuan).
kehamilan per 100 perempuan)
Perlindungan Ketika digunakan secara konsisten Ketika digunakan secara konsisten dan
terhadap HIV dan benar, pemakaian kondom benar, pemakaian kondom perempuan
mencegah 80% hingga 95% mencegah penularan HIV.
penularan HIV yang akan terjadi
jika kondom tidak digunakan.
Cara menyimpan Simpan di tempat yang sejuk, Kondom plastik tidak rusak oleh panas,
teduh dan kering cahaya atau kelembaban
Pemakaian ulang Kondom tidak dapat dipakai ulang Pemakaian ulang tidak
direkomendasikan
Biaya dan Umumnya biaya rendah dan Biasanya lebih mahal dan kurang
ketersediaan kondom tersedia secara luas. tersedia dibandingkan kondom laki-laki
Efektivitas (angka Kehamilan akan terjadi pada 6 Kehamilan akan terjadi pada 2 per
kehamilan dalam hingga 8 per 1000 perempuan 1000 perempuan selama tahun
tahun pertama selama tahun pertama pertama
penggunaan)
Masa pakai Disetujui untuk digunakan selama Disetujui untuk digunakan selama 5
10 tahun tahun
Pola perdarahan Menstruasi bulanan yang lebih Menstruasi lebih tidak teratur dan
lama dan banyak, menstruasi tak terdapat vlek-vlek pada beberapa
teratur dan kram atau nyeri yang bulan pertama.
lebih parah selama menstruasi Setelah satu tahun, sering tidak
bulanan terjadi menstruasi bulanan.
Menyebabkan lebih sedikit
menstruasi dibandingkan IUD dengan
tembaga sejalan dengan waktu
Pemakaian pasca Dapat dipasang hingga 48 jam Dapat dipasang 4 minggu setelah
persalinan setelah persalinan. persalinan
Pemakaian Dapat digunakan dalam waktu 5 Tidak direkomendasikan
sebagai hari setelah hubungan seks tanpa
kontrasepsi pelindung
darurat
Bab 5: Keluarga Berencana 131
IUD kepada perempuan yang menderita ada manfaatnya dan dapat membuat klien
gonorea atau klamidia kadang-kadang dapat menanggung risiko kehamilan yang tidak
mengarah ke PRD sehingga harus dihindari. diinginkan. Klien harus dikonseling mengenai
Jika keadaan klien membuatnya berisiko pemakaian kondom dan strategi lain untuk
tinggi terkena infeksi, biasanya tidak boleh menghindari tertular IMS.
menggunakan IUD. Jika skrining laboratorium
untuk gonorea dan klamidia tidak tersedia (lihat 3.9.5 Kontrasepsi Darurat
Bab 9: IMS), maka penyedia layanan harus
(Untuk informasi lebih lanjut mengenai
meminta klien mempertimbangkan risikonya
kontrasepsi darurat dapat dilihat di Bab 2:
sendiri dan memikirkan apakah ia mungkin
PPAM, hal. 21).
menderita IMS. Jika klien menganggap dirinya
berisiko untuk tertular IMS, ia harus dikonseling Dua metode kontrasepsi darurat yang
untuk metode KB lain sebagai alternatif. Dalam digunakan adalah:
kondisi-kondisi khusus, jika metode lain yang
lebih cocok tidak tersedia atau tidak dapat • Pil kontrasepsi darurat
diberikan, maka penyedia layanan harus • IUD tembaga
mempertimbangkan pengobatan klien secara
presumptif (berdasarkan dugaan) dengan Pil kontrasepsi darurat dapat mencegah
dosis kuratif antibiotik penuh yang akan efektif kehamilan yang tidak diinginkan jika digunakan
untuk mengobati gonorea dan klamidia, lalu dalam jangka waktu lima hari (120 jam) setelah
memasang IUD setelah klien menyelesaikan seks tanpa pelindung. Kontrasepsi darurat
pengobatannya. harus digunakan sesegera mungkin setelah
hubungan seksual tanpa pelindung dilakukan.
Jika seorang perempuan mengalami IMS Kontrasepsi darurat paling efektif ketika
baru setelah pemasangan IUD, ia tidak secara langsung digunakan tetapi masih bisa efektif
khusus berisiko terkena PRD akibat IUD. Ia ketika digunakan lima hari setelah seks tanpa
bisa terus menggunakan IUD ketika ia sedang pelindung.
diobati untuk IMS. Pengangkatan IUD tidak
132
Dua sediaan yang ada (lihat Kotak 25). Pemakaian kontrasepsi darurat secara
Kontrasepsi darurat dapat digunakan dengan periodik mungkin dilakukan tetapi tidak
aman oleh perempuan manapun, bahkan direkomendasikan sebagai metode keluarga
oleh mereka yang tidak dapat menggunakan berencana. Meskipun demikian, permintaan
metode hormonal secara terus menerus, kontrasepsi darurat merupakan pintu masuk
oleh karena dosis hormonnya relatif kecil untuk membahas keluarga berencana dan
dan pil hanya digunakan untuk jangka waktu melakukan konseling kepada klien mengenai
pendek. Kontrasepsi darurat tidak boleh pemakaian kontrasepsi secara terus menerus.
Gunakan kesempatan tersebut!
Kotak 25: Sediaan Pil Kontrasepsi Sebuah IUD yang mengandung tembaga dapat
Darurat dipasang dalam jangka waktu hingga lima
Pil yang hanya mengandung hari setelah melakukan hubungan seks tanpa
levonorgestrel: levonorgestrel 1.5 mg pelindung, sebagai kontrasepsi darurat. Jika
dalam dosis tunggal (ini adalah aturan waktu ovulasi dapat diperkirakan, IUD yang
minum yang direkomendasikan karena mengandung tembaga dapat dipasang lebih
lebih efektif dan memiliki lebih sedikit efek dari lima hari setelah hubungan seks tanpa
samping). Pil-pil ini dibuat khusus untuk pelindung dilakukan, selama pemasangan
kontrasepsi darurat. tidak terjadi lebih dari lima hari setelah ovulasi.
Pilihan ini mungkin baik bagi para perempuan
Kombinasi pil estrogen-progestogen yang ingin menggunakan IUD untuk
(Yuzpe): dosis 100 mikrogram etinil kontrasepsi selanjutnya. Metode ini lebih efektif
estradiol ditambah 0.5 mg levonogestrel,
untuk mencegah kehamilan dibandingkan
digunakan sesegera mungkin, dan diikuti
dengan kontrasepsi darurat. Pastikan bahwa
dengan dosis yang sama 12 jam kemudian.
klien memenuhi syarat untuk pemasangan
Pil ini ada yang dibuat khusus untuk
kontrasepsi darurat atau dapat diambil dari IUD. Jika IUD dipasang sebagai kontrasepsi
paket pil kontrasepsi oral kombinasi. darurat setelah pemerkosaan, pastikan bahwa
pengobatan IMS presumtif (berdasarkan
Pil levonorgestrel saja (LNG) telah terbukti dugaan) penuh juga diberikan (lihat Bab 2:
lebih efektif dibandingkan dengan pil PPAM).
kombinasi untuk kontrasepsi darurat dan
memiliki lebih sedikit efek samping. Aturan 3.9.6 Operasi Sterilisasi Sukarela
minum levonorgestrel saja dimasukkan ke dengan Pembedahan Sukarela
dalam model daftar obat penting WHO.
Sterilisasi untuk laki-laki (vasektomi) dan
perempuan (ligasi tuba) merupakan metode
diberikan jika kehamilan telah dikonfirmasi. kontrasepsi yang diinginkan beberapa klien
kontrasepsi darurat dapat diberikan ketika yang telah memutuskan untuk tidak lagi
status kehamilan tidak jelas dan tes kehamilan mempunyai anak.
tidak tersedia karena tidak ada bukti bahwa
kontrasepsi darurat akan membahayakan ibu Kontrasepsi dengan pembedahan hanya
atau kehamilan yang sudah ada. Gunakan boleh dilakukan dalam kondisi aman
daftar periksa kehamilan untuk menyingkirkan dengan persetujuan berdasarkan informasi
kemungkinan hamil sebelum memberikan dari pengguna, dilakukan oleh staf terlatih
Kontrasepsi darurat (lihat Gambar 4: Daftar dan dengan menggunakan peralatan yang
Periksa untuk Menyingkirkan Kemungkinan diperlukan. Sterilisasi harus tersedia untuk
Kehamilan Dini). klien, terutama jika mereka sudah mengenal
metode ini di daerah atau negara asalnya dan
jika metode ini diperbolehkan di negara tuan
Bab 5: Keluarga Berencana 133
rumah. Metode ini tidak melindungi terhadap Metode ini disebut metode amenore laktasi.
IMS termasuk HIV. Efektivitasnya, sebagai metode yang sering
dipakai, adalah dua kehamilan per 100
3.10 Keluarga berencana pasca perempuan pada enam bulan pertama
melahirkan setelah persalinan. Lakukan konseling kepada
perempuan yang menggunakan metode ini
Seorang perempuan terlindung dari kehamilan
untuk juga menggunakan metode KB lain
selama periode nifas jika:
ketika mereka mendekati bulan keenam masa
1) Ia menyusui secara penuh (bayi hanya nifas atau ketika salah satu dari kriteria di atas
menerima ASI atau, sesekali, sejumlah berubah. Klien dapat memulai metode-metode
vitamin tambahan, air, jus atau nutrien lain) KB berikut ini dengan aman:
atau hampir secara penuh (lebih dari tiga
• Metode dengan penghalang: kondom
perempat konsumsi bayi adalah ASI); dan
dapat digunakan segera setelah nifas
2) Belum mengalami menstruasi lagi; dan
• Pemasangan IUD: IUD dapat dipasang
3) Masa nifas belum enam bulan setelah
selama 48 jam pertama setelah persalinan
persalinan
Diadaptasi dari: Decision-making tool for family planning clients and providers. WHO. 2005.
www.who.int/reproductivehealth/publications/family_planning/9241593229/en/index.html
134
melalui vagina atau persalinan bedah caesar sedang menjalani terapi antiretroviral (ART)
oleh penyedia layanan yang terlatih secara atau tidak) dapat menggunakan IUD.
khusus. Pemasangan IUD dalam periode • Jika seorang perempuan sedang
antara 48 jam sampai empat minggu mengkonsumsi rifampicin untuk pengobatan
setelah persalinan tidak direkomendasikan. tuberkulosis, ia tidak boleh menggunakan
Kemungkinan IUD lepas dan dikeluarkan pil KB, patch kombinasi, ring kombinasi
dari tubuh paling rendah ketika IUD atau susuk karena efektivitas kontrasepsi
dipasang empat minggu atau lebih setelah mungkin akan berkurang.
persalinan atau pada suatu waktu yang • Spermisida, baik secara tersendiri maupun
tidak berhubungan dengan kehamilan. dalam kombinasi, tidak boleh digunakan
• Sterilisasi: Dapat dilakukan selama tujuh untuk perempuan yang tertular HIV atau
hari pertama atau enam minggu setelah menderita AIDS.
persalinan. • Klien perempuan yang sedang menjalani
• Metode progestogen saja (pil, suntikan, ARV dan menggunakan metode hormonal
susuk): Dapat dimulai enam minggu setelah disarankan untuk menggunakan kondom
persalinan untuk ibu menyusui dan segera juga karena sejumlah obat antiretroviral
setelah melahirkan untuk ibu yang tidak (ARV) mengurangi efektivitas metode
menyusui. hormonal.
• Metode kombinasi (pil dan suntikan): dapat
dimulai enam bulan setelah persalinan untuk Lihat Bab 10: HIV untuk informasi lebih lanjut.
ibu menyusui dan enam minggu setelah
melahirkan untuk ibu tidak menyusui. 3.12 Kemandulan atau Infertilitas
• Metode alami (Metode Hari Standar): dapat
dimulai ketika klien telah mengalami siklus Kemandulan merupakan kegagalan untuk hamil
menstruasi teratur kembali. atau melahirkan setelah 12 bulan atau lebih
berhubungan seks tanpa pelindung secara
3.11 Keluarga Berencana untuk teratur. Jika seorang perempuan belum pernah
ODHA hamil sebelumnya, penyakit ini dinamakan
infertilitas primer. Jika pasangan sebelumnya
Dorong pemakaian kondom untuk semua orang bisa memiliki anak tetapi saat ini memenuhi
HIV positif dalam upaya melindungi mereka definisi infertilitas, kondisi ini dinamakan
dari IMS dan untuk mencegah penularan infertilitas sekunder. Infertilitas memiliki banyak
HIV kepada pasangan seksualnya. Jika penyebab yang bisa bersifat medis seperti
seorang perempuan HIV positif memerlukan infeksi nifas, infeksi pasca aborsi, infertilitas
perlindungan terhadap kehamilan yang lebih iatrogenik (yang didapat akibat tindakan
efektif, ia mungkin ingin menggunakan metode tertentu), endometriosis, IMS dan penyakit
kontrasepsi lain selain kondom. menular lain yang menyebabkan kerusakan
tuba falopi, vas deferens atau epididimal atau
Perempuan dengan HIV dapat menggunakan penyebab non medis. Dalam situasi darurat
sebagian besar metode kontrasepsi, dengan bencana infertilitas sekunder dan bahkan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini: primer dapat merupakan akibat dari stress dan
perubahan besar dalam gaya hidup.
• IUD tidak boleh dipasang pada klien
perempuan yang mengalami infeksi Di seluruh dunia, pasangan dengan infertilitas
gonorhea atau klamidia atau jika ia memiliki dipandang sebagai tragedi yang membawa
risiko sangat tinggi tertular infeksi-infeksi konsekuensi sosial, ekonomi dan psikologis.
ini. Klien perempuan HIV positif yang secara Infertilitas merupakan satu kebutuhan dalam
klinis dalam keadaan sehat (baik yang layanan KB yang belum terpenuhi dan satu
Bab 5: Keluarga Berencana 135
dari empat perempuan berusia subur dan 3.13 Keterlibatan laki-laki dalam
pernah menikah di sebagian besar negara program keluarga berencana
berkembang menderita infertilitas primer dan,
lebih signifikan lagi, infertilitas sekunder. Libatkan laki-laki dalam program KB untuk
meningkatkan penerimaan program di dalam
Konseling untuk pasangan sangat penting. masyarakat dan meningkatkan pengakuan
Terangkan secara jelas bahwa infertilitas terhadap isu-isu kesehatan reproduksi lain
bukan merupakan masalah perempuan saja seperti pencegahan dan pengobatan IMS dan
karena antara 25% sampai 50% dari infertilitas HIV. Mempertimbangkan sudut pandang laki-
disebabkan oleh pasangan prianya. Periksalah laki dan motivasinya merupakan bagian penting
organ-organ reproduksi atau genitalia klien dari kegiatan program. Kontrasepsi yang
laki-laki dan perempuan untuk melihat adanya digunakan oleh laki-laki memungkinkan mereka
abnormalitas struktural. Bila memungkinkan, untuk berbagi tanggung jawab keluarga
analisis air mani merupakan tes laboratorium berencana dengan pasangan perempuannya.
yang sangat penting untuk setiap pasangan Layanan KB mungkin perlu disesuaikan secara
yang mengalami infertilitas. Suhu tubuh basal spesifik untuk memenuhi kebutuhan klien
dapat menjadi alat yang sangat membantu laki-laki. Aktivitas-aktivitas untuk mendorong
sebagai evaluasi awal ovulasi. Paling sedikit, keterlibatan laki-laki mencakup konseling
selidiki dan, bila perlu, obati kedua pasangan pasangan, promosi kondom, waktu khusus
untuk penyebab-penyebab medis (terutama untuk laki-laki di fasilitas kesehatan, sesi
IMS) atau masalah psikologis dan emosional. kelompok sebaya dan informasi kesehatan
Pertimbangkan dan tangani masalah-masalah reproduksi di kelompok sosial laki-laki.
yang berhubungan dengan indeks massa tubuh
(IMT), diet, penghentian merokok, pemakaian 3.14 Advokasi
obat-obat tertentu dan kondisi-kondisi medis
yang ada sebelumnya seperti diabetes, Petugas dan manajer program kesehatan
penyakit jantung atau penyakit psikiatrik. reproduksi harus melakukan advokasi
Lakukan konseling pada pasangan mengenai penyediaan layanan keluarga berencana
mengenali masa subur, keteraturan menstruasi, jika memungkinkan. Mengetahui pemakaian
waktu dan teknik hubungan seksual serta kontrasepsi dasar dari penduduk tuan rumah
pencegahan IMS. serta populasi pengungsi merupakan informasi
latar belakang yang penting.
Jika layanan-layanan ini tersedia,
rujuklah pasangan untuk evaluasi medis Pertemuan dengan pejabat-pejabat kantor
tingkat lanjut (seperti USG transvaginal, wilayah Kementrian Kesehatan, donor
evaluasi mukus serviks, tes pasca koitus, pribadi dan lembaga-lembaga lain untuk
histerosalpingography, pemeriksaan hormon mempresentasikan data mengenai kebutuhan
dan prosedur-prosedur yang relevan seperti yang tidak terpenuhi dan potensi penghematan
inseminasi intra-uterin (IUI), intervensi biaya serta manfaat kesehatan dari program
pembedahan dan reproduksi dengan alat KB adalah alat advokasi yang sangat efektif.
bantu.
136
* Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW), art. 16(1).
** Committee on Economic, Social and Cultural Rights, General Comment No. 14, para. 12.
Bab 5: Keluarga Berencana 137
6. Bacaan Lanjutan
Fact sheet on the safety of levonorgestrel-
alone emergency contraceptive pills (LNG
KONTRASEPSI DARURATs).WHO. 2010.
http://whqlibdoc.who.int/hq/2010/WHO_RHR_
HRP_10.06_eng.pdf
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 139
6
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan 139
2. Tujuan 141
3. Penyusunan Program Kesehatan Maternal dan
Neonatal Komprehensif 141
3.1 Need assessment (Penilaian Kebutuhan) 143
BAB ENAM
3.2 Mengurangi hambatan-hambatan terkait penggunaan layanan
Kesehatan maternal dan neonatal 144
3.3 Ante Natal Care (ANC) 145 Kesehatan
3.4 Perawatan persalinan 149 Maternal dan
3.5 Post Natal Care (PNC) dan perawatan bayi baru lahir 151 Neonatal
3.6 Masalah-masalah khusus 152
4. Pertimbangan hak asasi manusia dan perundangan 153
4.1 Tantangan dan kesempatan 154
5. Monitoring 155
6. Bacaan Lanjutan 155
1. Pendahuluan
Di seluruh dunia, satu dari tujuh perempuan akan mengalami komplikasi selama kehamilan
atau persalinan. Terdapat lebih dari 500.000 kematian ibu setiap tahun dengan 99%-nya
terjadi di negara-negara berkembang. Dari sekitar 130 juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar
4 juta di antaranya meninggal dunia dalam empat minggu pertama kehidupannya (periode
neonatal). Sekitar 4 juta bayi juga meninggal saat lahir, meninggal di dalam rahim selama tiga
bulan terakhir kehamilan.*
Angka statistik untuk kematian ibu dan bayi baru lahir di seluruh dunia ini digunakan karena relatif
kurangnya data untuk kondisi bencana. Meskipun demikian, telah diketahui bahwa negara-negara
yang tengah mengalami konflik atau bentuk ketidakstabilan lain memiliki angka kematian ibu dan
bayi baru lahir tertinggi. Misalnya, Sierra Leone merupakan negara dengan angka kematian ibu
(AKI) tertinggi di dunia yaitu 2100 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Afganistan, yang telah
berupaya bertahan dalam konflik selama lebih dari 20 tahun, memiliki AKI setinggi 1800. Risiko
kematian ibu sepanjang hidup di kedua negara tersebut adalah 1 banding 8. Bandingkan dengan 1
banding 8200 di Inggris atau 1 banding 11.000 di Kanada.**
Sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada saat persalinan, kelahiran dan
masa nifas segera setelah melahirkan. Penyebab utama dari kematian maternal dan neonatal
diperlihatkan dalam Gambar 5 dan 6.
Banyak dari penyebab-penyebab ini dapat dicegah atau ditangani oleh petugas terampil
dengan sumber daya yang memadai di tingkat fasilitas kesehatan.
* Lawn, Joy E, et. al. “4 million neonatal deaths: When? Where? Why?” The Lancet. March 2005.
www.who.int/child_adolescent_health/documents/pdfs/lancet_neonatal_survival_paper1.pdf.
** Countdown to 2015 Tracking Progress in Maternal, Newborn, and Child Survival. The 2008 Report.
www.countdown2015mnch.org/reports-publications/2008report.
140
Kesehatan Maternal
dan Neonatal
Pelayanan Kegawatdaruratan Kebidanan (Emergency Obstetric Care/EmoC)
dan Pelayanan Kegawadaruratan Kebidanan dan Neonatal (Emergency
Obstetric and Neonatal Care/EmONC)
Dalam manual ini, kami menggunakan Singkatan EmOC (Emergency Obstetric Care)
Alasannya karena berisi “fungsi-fungsi sinyal” yang digunakan untuk memonitor layanan
kegawatdaruratan kebidanan (intervensi penyelamatan nyawa yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terampil untuk menangani komplikasi maternal utama dalam periode kehamilan,
persalinan dan post partum) hanya mencakup satu fungsi sinyal yang terkait dengan layanan
neonatal seperti: resusitasi bayi baru lahir dasar dengan menggunakan kantung dan masker
untuk menangani asfiksia. WHO, UNFPA, UNICEF dan AMDD menamakan paket ini EmOC.
Meskipun demikian, sangatlah penting untuk memastikan bahwa bidan tidak hanya mampu
melakukan “fungsi kegawatdaruratan kebidanan” tetapi juga mampu melakukan sejumlah
intervensi perawatan bayi baru lahir esensial seperti resusitasi, perlindungan suhu tubuh,
mendorong pemberian ASI secara dini dan eksklusif, pengobatan sepsis neonatus, dan
perawatan untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Oleh karena itu, sejumlah organisasi menggunakan akronim EmONC (Emergency Obstetric and
Neonatal Care/Pelayanan Kegawatdaruratan Kebidanan dan Neonatal) ketika mengadvokasi
pentingnya menghubungkan intervensi-intervensi kesehatan maternal dengan intervensi-
intervensi kesehatan neonatal sebagai bagian dari implementasi suatu kesinambungan
layanan komprehensif untuk kesehatan ibu dan anak di kondisi darurat bencana.
Persalinan macet 8%
Penyakit diare 3%
Lainnya 1%
Tetanus neonatorum
3%
Infeksi neonatus
26%
kebijakan terkait:
Kotak 26: Petugas Kesehatan
Terampil versus Dukun Bayi • Menurunkan angka kematian ibu?
• Akses terhadap layanan kesehatan
“Petugas kesehatan terampil” didefinisikan
maternal dan neonatal serta penyediaan
sebagai: “petugas kesehatan terakreditasi
layanan?
– seperti bidan, dokter atau perawat yang
Berikan perhatian khusus terhadap
telah dididik dan dilatih untuk menguasai
penyediaan:
keterampilan-keterampilan yang diperlukan
Audit dan pengkajian kematian ibu,
untuk menangani kehamilan normal (tanpa
perinatal, dan neonatal secara rutin
komplikasi), persalinan dan periode segera
Perijinan untuk penolong persalinan
setelah persalinan serta mengidentifikasi,
terampil
menangani dan merujuk kasus komplikasi
Dukun bayi
pada ibu dan bayi baru lahir”*
Penggunaan distribusi dan penyediaan
obat-obatan esensial untuk kesehatan
Meskipun dukun bayi, baik yang telah
maternal dan neonatal
dilatih atau belum pernah dilatih, tidak
• Keharusan untuk mendaftarkan kelahiran?
dapat dianggap sebagai tenaga kesehatan
• Tes HIV pada ibu hamil dan pencegahan
terampil, mereka seringkali memiliki tempat
penularan HIV dari ibu ke anak?
khusus di masyarakat. Melatih dukun bayi
• Perawatan, pengobatan dan dukungan
menjadi tenaga penolong persalinan terampil
untuk ibu hamil HIV positif?
tidak lagi direkomendasikan tetapi penting
• Diperlukan ijin pihak ketiga (misalnya suami)
sekali untuk mengintegrasikan dukun bayi
untuk mengakses layanan kesehatan
ke dalam aspek-aspek pelayanan persalinan
maternal?
lain pada kesehatan maternal dan neonatal.
• Mutilasi genital perempuan (FGM/female
Misalnya, dukun bayi dapat berperan dalam
Genital Mutilation) atau sunat perempuan
mempromosikan kesehatan reproduksi,
dan atau praktek berbahaya lain yang
menangani hambatan terkait pelayanan,
memunculkan konsekuensi yang bersifat
memfasilitasi rujukan ke fasilitas kesehatan
merugikan kesehatan ibu?
dan memberikan dukungan selama
• Eliminasi pernikahan dini, nikah paksa, usia
persalinan kepada ibu. Kerjasama semacam
minimal untuk menikah dan/atau kebebasan
ini dapat mengoptimalkan penerimaan
dan persetujuan penuh untuk menikah?
masyarakat terhadap layanan kesehatan
maternal dan neonatal dan membantu
3.2 Mengurangi hambatan-hambatan
membangun jejaring antara keluarga,
terkait penggunaan layanan
masyarakat, pemerintah setempat dan
kesehatan maternal dan neonatal
layanan kesehatan reproduksi.
Untuk memastikan bahwa layanan yang
* Dari: Making pregnancy safer: the critical diberikan sesuai, memiliki kualitas tinggi
role of the skilled attendant : pernyataan dan digunakan secara penuh, petugas dan
bersama WHO, ICM dan FIGO. WHO 2004. manajer program kesehatan reproduksi harus
memastikan bahwa:
Perundangan dan kebijakan nasional
• Hambatan-hambatan terhadap
Petugas, manajer dan pemberi layanan
penggunaan layanan berkurang
kesehatan reproduksi juga harus memahami
• Komponen-komponen layanan kesehatan
perundangan dan kebijakan nasional terkait
maternal dan neonatal disediakan oleh
kesehatan maternal dan neonatal. Misalnya,
staf terampil yang memiliki suplai yang
apakah ada undang-undang, peraturan atau
memadai dan sesuai kebutuhan serta
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 145
telah menerima pelatihan penyegaran dan Karena sebagian besar kematian ibu dan
supervisi secara ketat perinatal terjadi akibat kegagalan untuk
• Pemberi layanan memahami dan memperoleh pertolongan tepat pada waktunya
mendiskusikan keyakinan-keyakinan ketika terjadi komplikasi persalinan (lihat Kotak
dan praktek-praktek yang berkembang 28) maka sangatlah penting untuk memiliki
di masyarakat serta kebiasaan mencari suatu sistem yang terkoordinasi dengan baik
pertolongan kesehatan terkait dengan untuk mengidentifikasi komplikasi kebidanan
kehamilan dan persalinan seperti gizi, posisi dan memastikan bahwa penanganan segera
lahir, kehadiran anggota keluarga untuk dan/atau rujukan ke rumah sakit dengan
memberikan dukungan dan praktek-praktek fasilitas pembedahan dilakukan dengan
tradisional baik yang positif (menyusui) benar. Biasanya, petugas kesehatan harus
maupun negatif (sunat perempuan) memahami bahwa semakin jauh lokasi fasilitas
• Semua ibu dan keluarga mereka rujukan maka semakin dini mereka harus
mengetahui tempat untuk melakukan membuat keputusan untuk merujuk ibu dengan
pemeriksaan kehamilan dan bantuan komplikasi persalinan.
untuk melahirkan serta cara mengenali
tanda-tanda komplikasi. Petugas dan manajer program kesehatan
reproduksi dapat menggunakan model Tiga
Terlambat untuk mengidentifikasi intervensi-
Kotak 27: Meningkatkan akses ke
intervensi relevan untuk mengurangi
Fasilitas Kesehatan: Rumah Tunggu
hambatan terhadap penggunaan layanan di
Ibu Bersalin
tempat mereka (lihat Gambar 7). Intervensi-
Rumah tunggu ibu bersalin adalah fasilitas intervensi ini mungkin mencakup, misalnya,
menginap yang berada di dekat fasilitas me- memastikan adanya sistem rujukan yang
dis yang memenuhi kualifikasi. Ibu yang telah sesuai dan membangun sistem komunikasi
dinyatakan “berisiko tinggi” dapat menunggu seperti radio dan telepon seluler. Suatu
persalinan sistem rujukan memerlukan protokol yang
mereka di tempat tersebut dan dipindahkan menyebutkan kapan dan kemana harus
ke fasilitas medis yang berada di dekatnya merujuk dan catatan yang memadai untuk
saat menjelang persalinan, atau lebih dini jika kasus-kasus yang dirujuk. Intervensi
terjadi komplikasi. Banyak pihak menganggap ini mengimplikasikan koordinasi dan
bahwa rumah tunggu ibu bersalin merupakan komunikasi yang efektif serta kepercayaan
unsur kunci dari strategi untuk “menjembatani dan pengertian antara masyarakat, pemberi
kesenjangan geografis” dalam layanan ke- layanan, pusat kesehatan dan rumah sakit.
bidanan antara daerah pedesaan yang sulit
mendapatkan akses
3.3 Ante Natal Care (ANC)
fasilitas kesehatan dengan daerah perkotaan
yang memiliki layanan lengkap tersebut. Se- Paket Ante Natal Care (ANC) yang ideal
bagai salah satu komponen dari paket layanan terdiri dari empat kunjungan antenatal untuk
kebidanan komprehensif, rumah tunggu ibu kehamilan tanpa komplikasi dengan kunjungan
bersalin dapat menawarkan cara murah untuk pertama di awal kehamilan, kunjungan kedua
membawa ibu lebih dekat ke layanan kebidanan di usia kandungan 24-28 minggu, kunjungan
yang diperlukan. ketiga pada usia kandungan 32 minggu dan
kunjungan keempat pada usia kandungan
Dari: Maternity waiting homes: a review of expe- sekitar 36 minggu. Jumlah kunjungan yang
riences, WHO, 1996. www.who.int/reproductive- direkomendasikan mungkin bervariasi sesuai
health/publications/maternal_perinatal_health/ dengan kebijakan nasional negara terkait.
MSM_96_21/en/index.html
146
Meskipun terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan tersebut, faktor-
faktor ini dapat dikelompokkan ke dalam suatu model sederhana yang disebut Tiga Terlambat.
Model ini menunjukkan tiga jenis keterlambatan yang berperan terhadap kemungkinan terjadin-
ya kematian ibu:
1. Terlambat di tingkat masyarakat dalam mengidentifikasi komplikasi dan memutuskan
untuk mencari perawatan.
2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan (tidak dapat memperoleh transportasi, kondisi
jalan yang buruk, kondisi yang tidak aman, adanya titik pemeriksaan/check point, adanya
jam malam, dll.)
3. Keterlambatan menerima perawatan yang memadai di fasilitas kesehatan (petugas
kesehatan tidak di tempat, tidak adanya obat atau bahan habis pakai lain, biaya
pengobatan yang mahal, adanya keharusan membayar uang muka sebelum menerima
tindakan medis, dll.)
Diadaptasi dari: The Design and Evaluation of Maternal Mortality Programs, Center for Popula-
tion and Family Health, School of Public Health, Columbia University. 1997.
Diadaptasi dari: The Design and Evaluation of Maternal Mortality Programs, Center for Population and
Family Health, School of Public Health, Columbia University, 1997
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 147
Tujuan utama Ante Natal Care adalah untuk: pintu dan jendela untuk mencegah nyamuk
masuk ke dalam rumah, menghindari keluar
• Memberikan penyuluhan dan tindakan setelah hari gelap atau sebelum matahari
pencegahan penyakit dan promosi terbit dan untuk menggunakan obat nyamuk
kesehatan untuk membunuh atau mengusir nyamuk.
• Mengidentifikasi dan menangani masalah
kesehatan yang ada serta komplikasi yang Nilai ibu hamil untuk anemia dan/atau
terjadi selama kehamilan demam yang telah terpapar malaria dan obati
• Menangani ibu yang memerlukan malarianya sesuai dengan pedoman yang
perawatan khusus selama persalinan berlaku di negara terkait.
seperti ibu yang sebelumnya mengalami
bedah sesar atau FGM/sunat perempuan Skrining untuk sifilis
(liat sub bab 3.6 Masalah Khusus).
Untuk gambaran umum mengenai intervensi Semua ibu hamil harus diskrining untuk melihat
perawatan antenatal, lihat tabel di Lampiran 1. apakah ia menderita sifilis atau tidak pada
kunjungan antenatal pertama. Sifilis memiliki
Pencegahan dan pengobatan malaria kontribusi terhadap kesakitan maternal dan
hasil akhir kehamilan yang negatif. Setiap
Malaria merupakan penyebab dari 2-15% tahun, sifilis dalam kehamilan menyebabkan
anemia pada ibu hamil di Afrika yang setengah juta bayi lahir mati dan keguguran
menyebabkan peningkatan risiko kesakitan dan serta bertanggung jawab untuk setidaknya
kematian maternal. Malaria juga meningkatkan setengah juta bayi lahir dengan sifilis bawaan.
risiko aborsi spontan, lahir mati, lahir prematur Sebelumnya, tes standard untuk sifilis sulit
dan bayi dengan berat badan lahir rendah. dilakukan dan tidak bisa dilakukan di layanan
Sekitar 3-8% dari semua kematian bayi dapat kesehatan dasar. tes skrining sifilis yang
dilihat hubungannya dengan infeksi malaria sederhana dan efektif sekarang tersedia
pada ibu.* Untuk mencegah malaria selama dengan hasil yang segera diperoleh sehingga
kehamilan: ibu yang menerima hasil tes positif dapat
diobati tanpa penundaan di titik tempat ia
• Berikan dorongan kepada semua ibu hamil
menerima layanan.
untuk tidur di bawah kelambu yang sudah
diberi insektisida (Insecticide-treated bed Skrining HIV dan pencegahan penularan dari
nets/ITN) sedini mungkin pada kehamilan ibu ke anak (PMTCT/Prevention of Mother to
dan terus menggunakannya selama masa Child Transmission)*
nifas bersama dengan bayinya. Kelambu
harus digunakan sepanjang malam, setiap Sekitar 430.000 anak menjadi terkena infeksi
malam dan menutupi seluruh tempat tidur. baru HIV di tahun 2008 dengan lebih dari 90%
• Memberikan terapi pencegahan intermiten di antaranya tertular melalui penularan ibu ke
di daerah-daerah dengan penularan malaria anak. Tanpa pengobatan, sekitar setengah dari
falsiparum stabil. Berikan seidaknya dua anak-anak yang terinfeksi ini akan meninggal
dosis sulfadoksin-pirimetamin kepada dunia sebelum ulang tahun mereka yang
semua ibu hamil segera setelah adanya kedua.
gerakan fetus pertama. Berikan dosis
dengan interval setidaknya satu bulan.
• Berikan saran pada ibu untuk menutup
* Malaria prevention and treatment, Integrated manage- * Dari: PMTCT strategic vision 2010–2015:
ment of pregnancy and childbirth (IMPAC). Standards for preventing mother-to-child transmission of HIV to reach the
Maternal and Neonatal Care 1.7. WHO 2006. UNGASS and Millennium Development Goals. WHO 2010.
www.who.int/making_pregnancy_safer/publications/ www.who.int/hiv/pub/mtct/strategic_vision.pdf.
Standards1.7N.pdf.
148
direkomendasikan untuk pencegahan dan “Fungsi sinyal” adalah intervensi medis kunci
perawatatan perdarahan pasca persalinan yang digunakan untuk menangani komplikasi
atonik. Meskipun demikian, di beberapa kebidanan langsung yang merupakan
tempat, mungkin pemberian intervensi penyebab utama kematian maternal di seluruh
manajemen aktif kala tiga secara penuh tidak dunia. Tabel 17 menggambarkan fungsi-
memungkinkan karena tidak adanya staf fungsi sinyal terkait dengan layanan PONED
terampil, kesulitan untuk memastikan praktek dan PONEK. Sejumlah layanan penting tidak
penyuntikan aman dan/atau tidak adanya disebutkan tetapi dimasukkan ke dalam fungsi-
lemari pendingin, sehingga penggunaan fungsi sinyal ini. Misalnya, saat melakukan
oksitosin tidak memungkinkan. Dalam bedah sesar berarti tindakan anestesi/
kondisi seperti ini, penggunaan misoprostol pembiusan harus diberikan.
direkomendasikan. Petugas kesehatan yang
Perawatan awal neonatal
memberikan misoprostol harus dilatih untuk
menghindari pemberian misoprostol sebelum
Kematian neonatal terjadi tujuh kali lebih
kelahiran, penggunaan yang benar (misoprostol
sering dibandingkan dengan kematian ibu.
600 mikrogram per oral segera setelah bayi
Ketiga penyebab utama kematian bayi baru
lahir) dan mengidentifikasi serta menangani
lahir adalah asfiksia pada saat lahir, infeksi
efek samping. Dalam kasus semacam itu, tidak
dan komplikasi prematuritas dan berat badan
ada intervensi aktif untuk melahirkan plasenta
lahir rendah (BBLR). Kondisi-kondisi ini dapat
yang boleh dilakukan.*
dicegah dan dapat ditangani jika ibu memiliki
Pelayanan kegawatdaruratan kebidanan dan akses terhadap layanan kegawatdaruratan
neonatal kebidanan dan neonatal. Staf harus dilatih
untuk mengenali kedaruratan dan merujuk ke
Selain perawatan esensial selama persalinan tingkat layanan lebih tinggi jika diperlukan.
dan kelahiran, layanan PONED harus dilakukan
di tingkat pusat kesehatan masyarakat untuk Perawatan awal bayi normal mencakup:
menangani komplikasi utama selama kelahiran
termasuk masalah-masalah bayi baru lahir, • Menjaga bayi tetap kering dan hangat
atau menstabilkan ibu sebelum dirujuk ke serta memastikan kontak kulit ke kulit
rumah sakit. Pastikan provider kesehatan dengan ibu.
telah terampil tentang prosedur penanganan • Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal dalam rentang waktu satu jam setelah
Informasikan protokol secara luas dan buat melahirkan jika bayi dan ibu telah siap
obat-obatan, peralatan dan suplai tersedia • Memantau perdarahan tali pusar,
di semua pusat kesehatan. Seperti halnya kesulitan bernafas, pucat dan sianosis
kedaruratan maternal, kedaruratan neonatal secara ketat
tidak selalu dapat diprediksi. Misalnya, • Berikan perawatan mata untuk mencegah
mungkin saja bayi tidak bernafas sehingga optalmia neonatorum
staf harus siap untuk melakukan resusitasi • Berikan imunisasi (Hepatitis B dan/atau
neonatal di setiap persalinan. Lebih jauh lagi, BCG sesuai dengan protokol nasional)
komplikasi ibu dapat menyebabkan bayi baru
lahir terganggu secara bermakna sehingga staf Pencegahan dan tata laksana penyebab utama
harus siap sebelum kelahiran terjadi. kematian neonatal mencakup:
* WHO Statement regarding the use of misoprostol for postpartum haemorrhage prevention
and treatment.
WHO. 2009.
www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/misoprostol/en/.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 151
neonatal terjadi dalam 24 jam pertama penting bagi ibu dan bayi. Karena menyusui
setelah kelahiran. Setelah persalinan tanpa juga merupakan aktifitas tradisional untuk
komplikasi dengan bayi cukup bulan yang ibu, menyusui dapat membuat ibu percaya
sehat, direkomendasikan untuk menahan ibu diri. Oleh karena itu, penting sekali untuk
dan bayi di fasilitas kesehatan untuk observasi. mengawali pemberian ASI dalam waktu satu
Jika ibu dibolehkan pulang sebelum 48 jam jam setelah kelahiran, mendorong pemberian
setelah melahirkan, petugas yang kompeten ASI eksklusif, mendorong menyusui secara
harus menilai kondisi ibu dan bayi dalam sering dan sesuai kebutuhan bayi (termasuk di
waktu 24-48 jam setelah ibu pulang. Pastikan malam hari) dengan tidak membatasi periode
petugas kesehatan terampil dalam mengenali dan frekuensi menyusui. Pemberian ASI setiap
komplikasi pasca persalinan dan merujuk ibu kali bayi menginginkan selama enam bulan
dan bayi baru lahir yang mungkin memerlukan pertama juga merupakan salah satu cara ber-
observasi atau perawatan lebih lanjut. Beritahu KB selama menstruasi belum kembali dan tidak
keluarga mengenai tanda bahaya pasca ada makanan lain diberikan kepada bayi (lihat
persalinan pada ibu dan bayi baru lahir untuk Bab 5: Keluarga Berencana).
dapat mencari pertolongan secara dini jika
diperlukan. Dukung ibu dengan HIV positif untuk membuat
keputusan berdasarkan informasi mengenai
Kunjungan pasca persalinan merupakan saat cara pemberian asupan pada bayinya.
untuk menilai dan mendiskusikan kebersihan Pastikan bahwa ibu positif telah dikonseling
diri, menyusui, dan metode yang tepat dan dan memiliki akses terhadap terapi AIDS atau
waktu yang tepat untuk keluarga berencana profilaksis ART (PMTCT) dan bayi dirawat
(lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja). setelah kelahiran (lihat 3.4). Di tempat-tempat
Pastikan adanya dukungan petugas kesehatan ketika pemberian asupan pengganti (dengan
secara dini dan pemberian ASI eksklusif susu formula) memunculkan risiko tinggi untuk
serta diskusikan gizi yang sesuai untuk ibu. penyakit, malnutrisi dan kematian, hasil akhir
Tablet zat besi dan folat harus dilanjutkan dan kesehatan bayi akan lebih baik jika ibu dengan
vitamin A serta minyak atau garam beryodium HIV menyusui bayinya.
diberikan jika perlu. Kunjungan pasca
persalinan juga memberikan kesempatan Ibu yang telah diketahui terinfeksi HIV (dan
untuk menimbang bayi dan mendiskusikan yang bayinya tidak terinfeksi HIV atau belum
perawatan bayi. diketahui status HIV-nya) harus menyusui
bayinya secara eksklusif selama enam bulan
Bayi baru lahir harus dirujuk ke klinik Balita pertama, memperkenalkan makanan tambahan
untuk memperoleh imunisasi, pemantauan setelah masa tersebut dan melanjutkan
pertumbuhan dan layanan-layanan menyusui selama 12 bulan awal kehidupan.
kesejahteraan anak lain. Menyusui hanya bisa dihentikan setelah
terdapat makanan yang dengan gizi memadai
Menyusui secara khusus merupakan hal dan aman tanpa ASI* (lihat Bab 10: HIV untuk
penting dalam situasi bencana. Risiko terkait informasi lebih lanjut).
dengan pemberian susu botol atau pengganti
ASI sangat meningkat ketika kebersihan
sangat buruk, terlalu banyak orang dalam satu 3.6 Masalah-masalah khusus
tempat dan akses terbatas terhadap air dan
bahan bakar. Dalam situasi semacam ini, ASI Aborsi aman dan perawatan pasca aborsi
mungkin merupakan satu-satunya sumber
Untuk informasi mengenai aborsi aman
makanan yang aman dan berkesinambungan
untuk bayi. Kehangatan dan perawatan yang
* Infant feeding in the context of HIV. Key Messages. WHO.
diberikan selama menyusi juga merupakan hal 2009. www.who.int/hiv/pub/paediatric/advice/en/.
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 153
dan perawatan pasca aborsi, lihat Bab 7: hanya dilakukan jika perlu selama proses
Perawatan Aborsi Komprehensif. persalinan.
Fistula obstetrik/fistula kebidanan Ketika ibu dengan FGM tipe III melahirkan,
pembentukan jaringan parut kaku di
Diperkirakan bahwa lebih dari 2 juta ibu
sekitar lubang vagina akan menyebabkan
menderita fistula obstetrik yang tidak diobati
keterlambatan dalam kala dua persalinan yang
dan setidaknya 50.000 sampai 100.000 ibu
dapat membahayakan ibu dan bayi. Episiotomi
mengalami ini setiap tahun.** Mayoritas
anterior dengan menggunting parut infibulasi
kasus fistula disebabkan oleh persalinan yang
yang mungkin diperluas ke episiotomi lateral
panjang atau partus macet (salah satu dari
mungkin diperlukan untuk persalinan aman.
penyebab utama kesakitan dan kematian
Alternatif lain, bayi mungkin perlu dilahirkan
maternal).
melalui sesar. Petugas kesehatan harus dilatih
untuk tidak menjahit kembali labia setelah
Petugas kesehatan reproduksi harus
persalinan tetapi menjahit tepi-tepinya secara
memastikan bahwa program fistula nasional
terpisah di setiap sisi untuk menghindari
menjangkau pengungsi internal dan eksternal.
infibulasi. Kedua pasangan harus dikonseling
Strategi pemberantasan fistula mencakup
secara sensitif agar memahami dan menerima
pencegahan primer, pencegahan sekunder,
perubahan setelah de-infibulasi. Untuk
pengobatan dan re-integrasi. Pencegahan
informasi lebih lanjut mengenai FGM, lihat Bab
primer dan sekunder mencakup penundaan
8 mengenai Kekerasan berbasis Gender.
pernikahan dini dan persalinan dini,
meningkatkan gizi untuk anak perempuan dan
4. Pertimbangan hak asasi manusia
remaja, penyuluhan untuk melawan praktek
dan hukum
tradisional berbahaya, peningkatan pendidikan
bagi ibu dan anak perempuan dan akses lebih Hak untuk kehamilan yang aman dan
baik terhadap layanan kegawatdaruratan untuk selamat selama masa kehamilan dan
kebidanan, terutama bedah sesar. Semua kelahiran tercakup dalam hak asasi manusia
komponen harus dipadukan dalam kampanye internasional yaitu hak untuk hidup, untuk
dan program fistula. sehat dan untuk bebas dari diskriminasi dan
pentingnya hak tersebut telah diakui dalam
Mutilasi genital perempuan (FGM)/sunat Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan
perempuan Pembangunan Milenium. Pemenuhan hak-hak
manusia lain seperti hak untuk memperoleh
Komplikasi terkait FGM/sunat perempuan
makanan yang memadai, tempat berteduh,
selama masa kehamilan dapat diidentifikasi
air bersih, privasi, informasi dan edukasi
melalui anamnesis dan pemeriksaan panggul
juga merupakan kunci untuk memastikan
selama ante natal care. Di tempat-tempat
keselamatan dan kesehatan ibu dan anak.
dimana FGM tipe III*** sering dilakukan,
daerah vulva harus diperiksa secara rutin pada Perlindungan dan pemenuhan hak asasi
kunjungan ANC pertama. Pembukaan infibulasi manusia terkait dengan kesehatan maternal
dilakukan selama trimester kedua setelah meliputi
konseling pada ibu dan pasangannya dengan
hati-hati. Setelah infibulasi dibuka, episiotomi • Melakukan semua tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi kematian
** Obstetric Fistula: Guiding principles for clinical *** Type III FGM: Membuang sebagian atau seluruh bagian
management and programme development. WHO, 2005. genital luar dan mempersempit lubang vagina (infibulasi).
www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_ Diperkirakan 15% dari perempuan dan gadis mengalami
perinatal_health/9241593679/en/. FGM tipe III
154
ibu pada semua ibu termasuk ibu remaja layanan yang sesuai mungkin dibatasi oleh
• Memastikan akses terhadap ante natal perundangan nasional, norma sosial atau
care, persalinan dan post natal care, budaya atau kesalahpahaman konsep medis.
termasuk layanan kegawatdaruratan Misalnya:
kebidanan dan neonatal untuk semua ibu
• Norma sosial mungkin mencegah
termasuk remaja, ibu dari keluarga miskin
ibu meninggalkan rumah untuk pergi
dan ibu yang tinggal di daerah terpencil
ke fasilitas kesehatan untuk layanan
• Mengurangi penularan HIV dari ibu ke
kesehatan maternal dan neonatal,
anak melalui penyediaan layanan ante
termasuk persalinan aman.
natal dan perinatal yang sesuai, termasuk
• Hukum mengenai usia pernikahan
akses terhadap obat-obatan ARV
mungkin berbeda untuk anak laki-laki
• Mendaftarkan bayi baru lahir segera
dan anak perempuan sehingga anak
setelah lahir
perempuan mungkin tidak terlindungi
• Menghilangkan praktek-praktek
secara memadai dari pernikahan dini dan/
tradisional yang membahayakan untuk
atau paksa.
ibu dan bayi baru lahir seperti FGM/
• Kelompok-kelompok orang tertentu di
sunat perempuan, pembatasan makanan
daerah bencana (misalnya pengungsi
bagi ibu hamil, jenis asupan makanan
eksternal dan internal) mungkin
yang lebih disukai, dan/atau perawatan
tidak mampu mengakses pelayanan
anak laki-laki dan pernikahan dini dan
kegawatdaruratan kebidanan dan
pernikahan paksa serta kehamilan dini.
neonatal melalui program yang disponsori
Pernikahan dini dapat memunculkan
pemerintah.
pengaruh negatif terhadap kesakitan dan
Norma, perundangan dan praktek dapat
kematian maternal, termasuk peningkatan
bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi
risiko fistula obstetric/kebidanan.
manusia yang diakui secara internasional.
Pencegahan pernikahan dini mencakup
Sebagai manajer atau petugas kesehatan
memastikan pendaftaran anak perempuan
reproduksi, anda mungkin menghadapi
di sekolah dasar dan memastikan bahwa
dilema semacam ini. Anda harus menyadari
anak yang hamil atau menikah tidak
posisi lembaga/organisasi anda dalam
dipaksa untuk berhenti sekolah.
masalah kesehatan reproduksi ini dan
• Menghilangkan diskriminatif terkait
mempertimbangkannya sebagai bagian dari
kehamilan di tempat kerja. Misalnya
analisis situasi Anda serta kemungkinan
mengharuskan dilakukan uji kehamilan
langkah berikutnya. Ketika berhadapan dengan
sebelum merekrut pekerja merupakan
situasi sulit, Anda harus terlebih dahulu
pelanggaran terhadap hak akan privasi.
menempatkan prioritas pada keselamatan dan
Perlindungan khusus di tempat kerja
kesehatan klien serta keselamatan Anda dan
harus diberikan pada ibu selama sebelum
rekan-rekan Anda. Lalu, anda mungkin ingin:
dan sesudah persalinan dan ibu bekerja
harus diberi cuti dengan gaji yang sesuai • Berbicara dengan supervisor Anda,
dan/atau keuntungan jaminan sosial. • Mendiskusikan pilihan dengan klien Anda,
• Mencari tahu apakah lembaga Anda
4.1 Tantangan dan kesempatan terlibat dalam advokasi untuk masalah
tersebut dan bagaimana Anda dapat
Kadang-kadang, petugas kesehatan berkontribusi,
mungkin menghadapi situasi ketika ia harus • Mengeksplorasi hubungan dengan dan
mengambil keputusan yang sulit atau dilema merujuk ke organisasi lokal yang mungkin
ketika memberikan informasi dan layanan dapat membantu klien Anda lebih lanjut;
kesehatan maternal dan neonatal. Pemberian • Dengan tetap menghormati kerahasiaan
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 155
klien, identifikasi rekan kerja dan petugas dengan komplikasi kebidanan langsung
kesehatan reproduksi lainnya mengenai yang parah dan dirawat di fasilitas
cara menghindari situasi semacam itu/ tersebut
menangani situasi tersebut di masa 5. Bedah sesar sebagai proporsi dari semua
datang. persalinan
• Mengungkapkan kekhawatiran- 6. Angka fatalistik kasus kebidanan langsung
kekhawatiran yang ada di pertemuan- (direct obstetric care fatality rate)
pertemuan koordinasi.
Untuk informasi lanjut mengenai pemantauan,
5. Monitoring lihat Bab 3: Assessment, monitoring dan
Evaluasi
Menyelidiki setiap kematian maternal
dan perinatal
6. Bacaan Lanjutan
Pengkajian kasus kematian dan nyaris mati • Integrated Management of Pregnancy and
pada ibu melahirkan merupakan komponen Childbirth (IMPAC): Pregnancy, Childbirth,
penting dari program kesehatan maternal Post partum and Newborn Care: A guide
untuk pembelajaran kedepannya, mendorong for essential practice. WHO. 2006.
dan memonitor perubahan praktek yang ada www.who.int/making_pregnancy_safer/
dan mengadvokasi tindakan-tindakan untuk documents/924159084x/en/index.html.
menghindari komplikasi yang tak diinginkan • Integrated Management of Pregnancy
dan kematian. Terdapat beberapa pendekatan and Childbirth (IMPAC): Managing
yang direkomendasikan untuk melakukan Complications inbPregnancy and
kajian terhadap kematian maternal dan kasus Childbirth: A guide for midwivesband
nyaris mati pada ibu melahirkan seperti doctors. WHO. 2005.
otopsi verbal dan survey terhadap kesakitan www.who.int/making_pregnancy_safer/
yang parah. Dengan dimulainya penilaian documents/9241545879/en/index.html
yang bersifat anonim/tidak menghakimi
• Integrated Management of Pregnancy and
terhadap faktor-faktor yang dapat dicegah
Childbirth (IMPAC): Managing Newborn
terkait kematian maternal, lahir mati dan
Problems: A guide for doctors, nurses and
kematian neonatal di fasilitas kesehatan maka
midwives. WHO. 2003.
informasi mengenai bagaimana program
dapat ditingkatkan akan terkumpul (untuk www.who.int/making_pregnancy_safer/
contoh Formulir Pengkajian Kematian Ibu, lihat documents/9241546220/en/index.html.
Lampiran 4 di Bab 3: Assessemnt, Monitoring • Monitoring emergency obstetric care, a
dan Evaluasi). handbook. WHO/UNFPA/UNICEF/AMDD.
WHO. 2009.
Indikator-indikator berikut dapat digunakan
www.who.int/reproductivehealth/
untuk memonitor program kesehatan maternal
publications/monitoring/9789241547734/
dan neonatal:
en/index.html.
1. Persentase ibu hamil yang melakukan • Cochrane reviews. www.cochrane.org/
setidaknya empat kali kunjungan selama reviews.
kehamilan
2. Ketersediaan fasilitas PONED dan PONEK Lampiran
3. Proporsi semua persalinan di fasilitas
Lampiran 1: Intervensi yang Direkomendasikan
pelayanan kegawatdaruratan kebidanan
WHO untuk Meningkatkan Kesehatan maternal
4. Memenuhi kebutuhan layanan
dan neonatal
kegawatdaruratan kebidanan: proporsi ibu
Lampiran 2: Partograf
156
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
Perawatan Rutin Perawatan tambahan Perawatan obstetrik
(diberikan pada (diberikan pada ibu dan neonatal
semua ibu dan bayi) dan bayi dengan spesialis (untuk ibu
penyakit dan dan bayi dengan
komplikasi sedang) penyakit dan
komplikasi berat)
Perawatan • Konfirmasi • Terapi untuk • Perawatan
Kehamilan, 4 kehamilan komplikasi komplikasi-
Kunjungan • Pemantauan kehamilan ringan komplikasi
kemajuan hingga sedang kehamilan berat
Esensial kehamilan dan u Anemia ringan u Anemia
perdarahan, eklamsia
malpresentasi, u Perdarahan
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
• Rencana
persalinan dan
kedaruratan,
saran mengenai
tanda bahaya dan
kesiapan terhadap
kegawatdaruratan
• Pencatatan dan
pelaporan
• Tes sifilis
• Pengobatan pemberian
kecacingan asupan pada
• Assesment FGM bayi
u Saran cara
melahirkan
• Terapi infeksi
oportunistik ringan
hingga sedang
• Terapi malaria
tanpa komplikasi
Perawatan saat • Perawatan selama Perawatan untuk • Perawatan
melahirkan persalinan dan abnormalitas komplikasi-
(persalinan, kelahiran kelahiran dan komplikasi komplikasi berat
u Diagnosis
dan segera setelah (misalnya persalinan dalam persalinan
melahirkan) persalinan memanjang, ekstraksi dan masa segera
u Memantau vakum, presentasi setelah persalinan,
kemajuan sungsang, episiotomi, termasuk bedah
Esensial persalinan, kondisi perbaikan robekan sesar, transfusi
ibu dan janin genital, pengeluaran darah dan
dengan partograf plasenta secara histerektomi:
u Memberikan manual). u Partus macet
perawatan u Malpresentasi
nyeri u Perdarahan
158
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
u Deteksi masalah • Tata laksana • Induksi dan
dan komplikasi pra-rujukan untuk augmentasi
(misalnya komplikasi serius persalinan
malpresentasi, (misalnya partus
persalinan macet, gawat
memanjang dan/ janin, persalinan
atau partus prematur,
macet, hipertensi, perdarahan peri
perdarahan dan dan postpartum
infeksi) parah).
u
Kelahiran dan • Tata laksana
perawatan bayi komplikasi
baru lahir segera, kegawatdaruratan
inisiasi menyusui jika persalinan
u Resusitasi Bayi
tidak bisa ditunda
Baru Lahir • Pemberian
u Manajemen aktif
dukungan kepada
kala tiga dalam keluarga jika terjadi
persalinan kematian ibu
u Perawatan pasca
persalinan segera
untuk ibu
u Pemantauan
dan penilaian
kondisi ibu,
pencegahan dan
deteksi komplikasi
(misalnya
hipertensi, infeksi,
perdarahan,
anemia).
u Pengobatan anemia
pasca perdarahan
sedang
u Informasi dan
konseling mengenai
perawatan di
rumah, nutrisi, seks
aman, perawatan
payudara dan KB
u Saran terkait tanda
bahaya, kesiapan
kedaruratan dan
follow up
• Pencatatan dan
pelaporan
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 159
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
• Pemberian metode
kontrasepsi
• Promosi
penggunaan ITN
160
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
u Malformasi
• Memberi dukungan
pada ibu jika terjadi
kematian perinatal
Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal 161
Tabel 18: Perawatan pada Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas untuk
Ibu dan Bayi Baru lahir
Lampiran 2: Partograf
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 163
7
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 163
2 TUJUAN 165
3 PENYUSUNAN PROGRAM 165
3.1 Need assessment/penilaian kebutuhan 165
3.2 Konseling dan informed consent 166
3.3 Penilaian klinis 167 BAB TUJUH
3.4 Pencegahan infeksi 168
3.5 Mengatasi rasa nyeri 168
3.6 Pengosongan rahim 168 Perawatan
3.7 Mencegah tetanus 170 Aborsi
3.8 Mengatasi komplikasi 170 Komprehensif
3.9 Konseling setelah prosedur aborsi dan tindak lanjut 171
3.10 Integrasi layanan 171
4 HAK ASASI MANUSIA DAN MASALAH HUKUM 171
4.1 Tantangan dan kesempatan 172
5 MONITORING 173
6 BACAAN LANJUTAN 173
1 Pendahuluan
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 42 juta kehamilan per tahun berujung
pada aborsi yang diinduksi, 20 juta diantaranya diperkirakan tidak aman karena dilakukan
oleh orang yang tidak memiliki keterampilan atau dilakukan dalam lingkungan yang tidak
memenuhi standar medis minimum, atau keduanya. Kematian dan cedera akibat aborsi yang
tidak aman terus menjadi masalah kesehatan serius yang mempengaruhi keluarga dan seluruh
masyarakat. Secara global, aborsi yang tidak aman bertanggung jawab atas 13% kematian ibu
hamil, 99% diantaranya terjadi pada negara berkembang. Membuat kehamilan menjadi lebih
aman mencakup penyediaan layanan aborsi yang aman atau rujukan ke layanan aborsi yang
aman sejauh diijinkan oleh hukum yang berlaku serta penanganan yang sesuai dan tepat waktu
terhadap aborsi yang tidak aman dan spontan bagi kaum perempuan.
Perempuan dan anak perempuan dalam situasi darurat bencana mungkin lebih berisiko
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman, dan memerlukan
akses ke layanan aborsi yang aman dan legal:
• Perempuan dan remaja mungkin tidak dapat meneruskan metode kontrasepsi mereka
karena hilang saat pengungsian.
• Keluarga mungkin ingin menunda rencana mempunyai anak sampai keamanan dan mata
pencaharian mereka terjamin, tetapi tidak memiliki akses ke alat kontrasepsi karena layanan
kesehatan telah terganggu.
• Perkosaan dan bentuk kekerasaan seksual mengalami peningkatan di daerah konflik.
164
Perawatan Aborsi
yang Komprehensif
Untuk membantu pemerintah, para rujukan ke fasilitas lain dalam jaringan
pembuat perencanaan dan penyedia penyedia layanan.
layanan mewujudkan komitmen mereka • Kerjasama masyarakat dengan penyedia
terhadap hak dan kesehatan perempuan, layanan untuk pencegahan (kehamilan
WHO mengeluarkan petunjuk teknis pada yang tidak diinginkan dan aborsi yang
tahun 2003 untuk mendukung kapasitas tidak aman), mobilisasi sumberdaya
sistem kesehatan agar dapat memberikan (untuk membantu perempuan menerima
perawatan aborsi yang aman dan perawatan perawatan yang sesuai dan tepat waktu
pasca-aborsi (Post-Abortion Care atau PAC) untuk komplikasi aborsi) dan memastikan
bahwa layanan kesehatan mencerminkan
Perawatan pasca aborsi merupakan strategi dan memenuhi harapan dan kebutuhan
global untuk mengurangi tingkat kematian masyarakat.
dan penderitaan dari komplikasi aborsi yang
tidak aman dan spontan dan terdiri dari lima Perawatan Aborsi komprehensif mencakup
unsur : semua unsur perawatan pasca aborsi dan juga
induksi aborsi yang aman untuk semua indikasi
• Pengobatan aborsi yang tidak lengkap yang legal (yaitu yang sesuai dengan hukum
dan tidak aman serta komplikasi yang nasional). Semua unsur ini berperan dalam
dapat mengancam jiwa. menurunkan tingkat kematian maternal.
• Konseling untuk mengidentifikasi
dan merespon kebutuhan emosional Ada beberapa pilihan teknologi untuk
serta kesehatan fisik perempuan dan membantu perempuan mencegah atau
masalah lainnya. mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan,
• Layanan kontrasepsi dan keluarga termasuk kontrasepsi darurat, aspirasi vakum
berencana guna membantu dan aborsi dengan menggunakan obat-
perempuan dalam mencegah obatan (medical abortion). Selain itu, semakin
kehamilan yang tidak diinginkan atau banyak negara telah memperbaharui undang-
menentukan jarak kelahiran undang aborsi mereka dengan memperluas
• Layanan kesehatan reproduksi dan indikasi-indikasi hukum untuk aborsi, termasuk
kesehatan lainnya yang diutamakan pemerkosaan dan incest (hubungan seksual
untuk disediakan di lokasi atau melalui dengan anggota keluarga sendiri).
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 165
2 TUJUAN
Atas permintaan
Tujuan dari bab ini adalah untuk membekali Penambahan layanan induksi aborsi yang
petugas kesehatan reproduksi, manajer aman untuk semua indikasi legal pada unsur-
program dan penyedia layanan dengan: unsur Perawatan Pasca Aborsi menghasilkan
suatu pendekatan menyeluruh yang
• Informasi mengenai penyusunan program mendukung perempuan dalam menggunakan
layanan aborsi yang legal dan aman serta hak reproduksi dan hak seksual mereka.
rujukan ke layanan serupa hingga batas Secara ideal, layanan ini disediakan sebagai
yang diijinkan oleh hukum; paket terpadu dan komprehensif
• Informasi dasar klinik untuk memandu
penyelenggaraan layanan; Kebutuhan layanan perawatan aborsi yang
• Kerangka kerja untuk mendapatkan komprehensif tidak perlu bergantung pada
informasi akurat dan memahami batasan- ketersediaan ginekolog/dokter kandungan atau
batasan administratif dan peraturan- ahli bedah. Dengan pelatihan dan dukungan
peraturan yang berkaitan dengan aborsi di yang memadai, perawat, bidan dan petugas
negara dimana mereka bekerja; kesehatan tingkat menengah lain dapat
• Pemahaman norma sosial, budaya, dan memberikan layanan aborsi yang aman di lini
agama mengenai layanan aborsi; depan dan perawatan pasca aborsi, bahkan
• Alat bantu untuk mendidik masyarakat untuk pasien rawat jalan. (Lihat Tabel 19)
mengenai hak-hak mereka.
3.1 Needs Assessment/penilaian
3 PENYUSUNAN PROGRAM kebutuhan
yang aman dan legal. Kondisi dimana aborsi menolak melakukan aborsi (keberatan
dilegalkan berbeda di berbagai negara. Di berdasarkan hati nurani) untuk merujuk
beberapa negara, akses sangat dibatasi, pasien ke tempat yang bersedia
sedangkan di negara lainnya, layanan aborsi memberi layanan aborsi;
tersedia atas permintaan dan untuk alasan- • Apakah ada undang-undang yang
alasan medis dan sosial. Pada hakikatnya, melarang/mengkriminalisasi aborsi?
setiap negara di dunia mengijinkan aborsi yang u Apakah ada undang-undang atau
aman dan legal dalam kondisi-kondisi tertentu. peraturan mengenai perawatan pasca
aborsi, termasuk perawatan setelah
Petugas kesehatan reproduksi, manajer aborsi yang tidak aman? Berikan
program dan penyedia layanan harus perhatian khusus pada syarat perujukan
mengetahui kebijakan dan peraturan nasional dan pelaporan.
yang berkaitan dengan aborsi yang aman di • Apakah terdapat undang-undang/
negara tempat mereka bekerja: peraturan/kebijakan yang menyatakan
bahwa minimal harus disampaikan
• Apakah terdapat undang-undang/
informasi mengenai layanan aborsi yang
peaturan/kebijakan mengenai aborsi/
aman/tidak aman serta perawatan setelah
ketersediaan dan askes ke layanan
aborsi?
aborsi? Berikan perhatian khusus pada:
u Alasan mengapa aborsi diijinkan
Selain konteks sosial dan hukum, harus juga
(misalnya alasan terapi, cacat pada
diperhatikan:
janin, pemerkosaan, incest, kesehatan
mental, atau alasan pribadi); • Konteks epidemiologi
u Batas waktu dimana aborsi dapat
• Pelatihan kualifikasi dan kapasitas dari
dilakukan dan apakah terdapat situasi staff
dimana batas waktu tersebut dapat • Supply dan peralatan
diabaikan; • Kondisi fasilitas kesehatan
u Ketersediaan metode aborsi yang
• Sistem transport darurat
berbeda (misalnya dengan tindakan, • Kapasitas fasilitas rujukan
seperti aspirasi vakum elektrik atau
manual; dengan obat-obatan/medis, 3.2 Konseling dan persetujuan
seperti mifepristone dan misoprostol) sukarela / voluntary informed
dan distribusi serta pemberian obat consent
untuk aborsi dan perawatan setelah
aborsi; Penyedia layanan harus menyadari bahwa
perempuan yang mencari layanan aborsi
u Persyaratan untuk konseling; mungkin mengalami stress emosional yang
u Keadaan dimana aborsi dapat berat atau ketidaknyamanan fisik. Mereka harus
dilakukan dan/atau tingkatan penyedia memastikan privasi, kerahasiaan dan adanya
layanan yang dapat melakukan aborsi ijin untuk perawatan. Konseling yang baik
atau memberikan metode aborsi; memberikan perempuan tersebut dukungan
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 167
layanan aborsi. Kehamilan sudah dapat yang memadai (seperti sarung tangan dan masker),
dideteksi saat pemeriksaan panggul penanganan limbah dengan hati-hati serta
bimanual pada 6-8 minggu); mencegah terjadinya cedera (lihat Bab 2: PPAM
• Penilaian psikososial. paragraf 3.3.2, hal 38). Infeksi iatrogenik/yang
didapat bisa dicegah dengan mengikuti tindakan
Untuk perempuan yang datang untuk pencegahan standar, dengan menggunakan teknik
perawatan aborsi yang tidak lengkap atau aseptik dan mengesampingkan atau mengobati
komplikasi aborsi (perawatan pasca aborsi) infeksi servikal sebelum melakukan prosedur
harus dilakukan penilaian dengan hati-hati transervikal.
sekali, karena mereka mungkin mengalami
komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Semua perempuan yang melakukan
Pengosongan uterus seringkali merupakan pengosongan uterus melalui aspirasi vakum
komponen penting dalam penanganan kasus harus diberikan dosis profilaksis antibiotik
dan bila kondisi pasien sudah stabil, maka untuk mengurangi risiko infeksi. Namun
prosedur ini tidak boleh ditunda. demikian, tidak adanya antibiotik profilaksis
tidak menghalangi kinerja dari aspirasi vakum.
Pemindahan segera ke rumah sakit rujukan Pemberian antibiotik secara rutin tidak
mungkin diperlukan jika perempuan tersebut diperlukan dan tidak direkomendasikan untuk
membutuhkan perawatan yang melebihi perempuan yang menjalani pengosongan
kemampuan puskesmas dimana ia berada. uterus melalui penggunaan obat-obatan. Dalam
Kondisinya harus distabilkan sebelum ia hal ini, antibiotik harus dicadangkan untuk
dipindahkan. kasus-kasus dimana pasien menunjukkan
tanda-tanda dan gejala infeksi.
Kehamilan ektopik
3.5 Mengatasi rasa nyeri
Adalah penting untuk mempertimbangkan
kondisi-kondisi lain yang dapat Pengobatan harus selalu ditawarkan untuk
membahayakan keselamatan jiwa mengatasi rasa nyeri. Tujuan dari rencana
dan mengakibatkan shock, termasuk mengatasi nyeri adalah membantu pasien untuk
kehamilan ektopik (kehamilan pada tuba). merasa senyaman mungkin. Aspirasi vakum
Kehamilan ektopik dapat membahayakan harus dilakukan dengan bius lokal atau analgesia
jiwa perempuan tersebut; rawatlah dan oral (seperti ibuprofen). Bius total jarang sekali
kirim pasien ke rumah sakit rujukan diperlukan dan justru menempatkan pasien pada
sesegera mungkin dimana diagnosa dapat risiko yang lebih besar.
dipastikan dan layanan yang tepat dapat
diberikan.
3.6 Pengosongan uterus
Aborsi induksi
3.4 Pencegahan infeksi
Pada trimester pertama, metode pengosongan
Sebagaimana prosedur invasif apapun, uterus yang dianjurkan untuk aborsi induksi
selalu terdapat risiko infeksi terhadap pasien, adalah:
penyedia layanan, dan staf pendukung melalui
• Aspirasi vakum elektrik (AVE) atau aspirasi
kontak dengan kontaminan/penyebab infeksi.
vakum manual (AVM) sampai 12 minggu
Untuk meminimalkan risiko tersebut, tindakan
penuh masa kehamilan (12 minggu sejak
pencegahan standar harus diperhatikan setiap
pasien mengalami menstruasi terakhir (LMP)
saat. Tindakan ini meliputi penggunaan penghalang
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 169
Penggunaan mifepristone dan/atau misoprostol sebelumnya belum diimunisasi atau yang dosis
untuk aborsi yang aman dan perawatan pasca terakhir diberikan lebih dari lima tahun yang
aborsi membutuhkan dukungan dari layanan lalu. Jika terdapat keraguan mengenai riwayat
aspirasi vakum baik di fasilitas atau melalui vaksinasi pasien, maka baik TIG dan TT harus
rujukan, untuk mengantisipasi kegagalan atau diberikan. Jika vaksin dan immunoglobulin
pengosongan uterus yang tidak sempurna. diberikan pada waktu yang sama, gunakan
jarum dan alat suntik yang berbeda serta lokasi
penyuntikan yang berbeda pula. Pasien harus
3.7 Mencegah tetanus disarankan untuk mendapat jadwal vaksinasi
yang lengkap (dosis TT kedua pada empat
Perempuan yang menjalani aborsi tidak aman
bulan, dosis TT ketiga pada enam bulan hingga
dengan alat yang tidak steril berisiko terkena
satu tahun).
tetanus. Berikan atau rujuk pasien ke rumah
sakit untuk pengobatan profilaksis tetanus
jika diketahui atau diduga ia menderitanya, 3.8 Mengatasi komplikasi
terutama dalam komunitas dimana terdapat
catatan kasus tetanus setelah aborsi. Suntikan Walaupun jarang terjadi, komplikasi dapat
booster tetanus toksoid (TT) harus diberikan terjadi dalam prosedur pengosongan uterus
kepada pasien yang sebelumnya pernah dan harus ditangani secepatnya oleh petugas
divaksinasi. Tetanus immunoglobulin (TIG) yang mempunyai keterampilan. Komplikasi
dan TT harus diberikan kepada pasien yang yang serius sangatlah jarang, tetapi penting
Misopr 4 4 4 4 4 Dalam
ostol penyelidikan
saja
Metode yang dianjurkan untuk perawatan pasca aborsi (PAC)
Aspi- 4 4 4 4 4 4 4 4 Rujuk perempuan/pasien dengan aborsi yang
rasi tidak lengkap dalam masa pertengahan dan
vak akhir trisemester 2 ke rumah sakit dengan
um fasilitas operasi dan gawat darurat yang lengkap
Misop 4 4 4 4 4 4 4 4 untuk perawatan
rostol
saja
Diadaptasi dari: Safe abortion: technical and policy guidance for health systems, WHO, Geneva
2003
Bab 7: Perawatan Aborsi Komprehensif 171
8
Daftar Isi
1 Pendahuluan 177
2 Tujuan 179
3 Penyusunan program 179
3.1 Koordinasi 179
3.2. Need assessment/penilaian kebutuhan 180
3.3 Pelayanan kesehatan reproduksi untuk korban/penyintas
BAB
kekerasan berbasis gender 181
DELAPAN
3.4 Dukungan Psikologis 187
4 Pertimbangan Hak Asasi dan Hukum 188
Kekerasan
4.1 Tantangan dan Peluang 189
5 Monitoring 189 Berbasis
6 Bacaan lanjutan 190 Gender
1 Pendahuluan
Kekerasan berbasis gender (gender-based violence) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada suatu tindakan kekerasan yang terjadi pada seseorang berdasarkan perbedaan
status sosial yang berlaku (gender) antara pria dan wanita.
Tindakan kekerasan berbasis gender merupakan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
universal yang dilindungi oleh instrumen-instrumen dan konvensi-konvensi internasional.
Banyak aksi kekerasan berbasis gender dapat digolongkan sebagai aksi melanggar hukum dan
kriminal dalam kebijakan dan undang-undang nasional. Kekerasan berbasis gender di seluruh
dunia paling banyak menimpa kaum perempuan dan anak-anak perempuan.
Istilah ‘kekerasan berbasis gender’ kerap digunakan secara bergantian dengan istilah
‘kekerasan terhadap perempuan’ dan ‘kekerasan berbasis gender dan seksual’. Istilah
‘kekerasan berbasis gender; menyoroti dimensi gender dari kekerasan tersebut; dengan kata
lain, hubungan antara status perempuan yang lebih rendah dalam suatu masyarakat dan
makin besarnya kemungkinan terjadi kekerasan terhadap mereka. Namun, penting untuk
diingat bahwa pria dan anak laki-laki juga bisa menjadi korban/penyintas kekerasan berbasis
gender, termasuk kekerasan seksual, terutama ketika mereka mengalami penyiksaan dan/atau
penahanan.
Kekerasan Berbasis
Gender
Kotak 30: Kekerasan berbasis berbasis gender dalam situasi bencana*
• Sekurang-kurangnya 50.000 sampai 64.000 perempuan pengungsi internal di Sierra
Leone mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh para gerilyawan bersenjata. Di
samping itu, separuh perempuan pengungsi internal yang telah kontak langsung dengan
para gerilyawan dilaporkan mengalami kekerasan seksual.
• 25 % perempuan Azerbaijan yang telah di survey di tahun 2000 oleh Pusat
Pengendalian dan Pencegahan penyakit Amerika Serikat diketahui telah dipaksa
berhubungan seks; di antara mereka yang paling rawan mengalami pemaksaan
hubungan seks adalah para pengungsi perempuan .
• Menurut survei pemerintah pada 1999, 37% pekerja seks di Sierra Leone yang berusia
di bawah 15 tahun, 80% dari jumlah tersebut tidak memiliki keluarga atau merupakan
anak-anak yang menjadi pengungsi akibat perang.
• Mayoritas perempuan Tutsi dalam peristiwa genosida di Rwanda pada 1994 mengalami
kekerasan berbasis berbasis gender dalam berbagai bentuk; dengan sekitar 250.000
sampai 500.000 di antaranya mengalami kekerasan seksual.
• Sekitar 20.000 sampai 50.000 perempuan diperkirakan telah diperkosa selama perang
di Bosnia-Herzegovina pada awal 1990-an.
• Laporan-laporan lapangan tentang dampak sosial pasca bencana alam menyebutkan
telah terjadi banyak pelecehan, seperti dalam laporan tentang banjir di Australia berikut
ini: “Hubungan antar manusia telah terungkap dan kekuatan serta kelemahan hubungan
terlihat jelas. Akibatnya, perempuan yang terisolasi semakin tersisih, kekerasan dalam
rumah tangga meningkat dan hubungan utama dengan keluarga, teman dan pasangan
makin terancam. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan juga dilaporkan terjadi
di Filipina pasca letusan Gunung Piatobo, di Amerika Tengah dan Utara pasca Badai
Mitch; dan di sejumlah negara pasca tsunami 2004
Dari: Guidelines for Gender-based Violence Interventions in Humanitarian Settings: Focusing on Prevention of and
Response to Sexual Violence in Emergencies. Inter-agency Standing Committee (IASC), 2005.
kekacauan sistem pendukung keluarga dan kawin paksa, kejahatan harga diri, serangan
komunitas yang meluas, kekerasan berbasis seksual, pelecehan seksual pada anak-
gender lebih jarang lagi diungkap. Data- anak, dan prostitusi);
data yang tersedia tentang laporan berbagai • definisi legal tentang perkosaan. Usia sah
kekerasan berbasis gender dalam suatu untuk diperbolehkan melakukan aktivitas
situasi dari kepolisian, hukum, kesehatan atau seksual. Apakah ada perbedaan antara
sumber-sumber lain hanya bagian kecil dari anak perempuan dan laki-laki?
jumlah insiden kekerasan berbasis gender yang • undang-undang nasional tentang terminasi
sebenarnya terjadi. kehamilan akibat kekerasan seksual;
• undang-undang pelaporan wajib untuk
Penyelidikan tentang kekerasan seksual dan kasus-kasus pelecehan seksual dan
bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender kekerasan seksual;
lainnya harus dirancang dan dilakukan dengan • kader-kader penyedia layanan kesehatan
disertai pemahaman terhadap situasi serta yang berwenang untuk mengumpulkan
pertimbangan-pertimbangan tentang langkah- bukti-bukti forensik dan ragam bukti-bukti
langkah penggunaan informasi, pihak yang forensik yang diperbolehkan di pengadilan;
akan melihatnya, langkah-langkah pelaporan • rencana/kebijakan nasional penghapusan
informasi, penerima informasi dan tujuan kekerasan berbasis gender. Jenis kekerasan
informasi serta pihak yang akan mendapat berbasis gender mana yang menjadi target
manfaat dari informasi tersebut. Pertimbangkan rencana?
selalu persoalan etika dan keselamatan ketika
mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan
informasi tentang kekerasan berbasis gender 3.3 Pelayanan kesehatan reproduksi
(lihat Kotak 31). untuk korban/penyintas kekerasan
berbasis gender
Di level nasional:
Para petugas dan manajer program kesehatan
• protokol-protokol nasional yang berkaitan reproduksi harus memastikan penyedia layanan
dengan pelayanan medis dan rujukan terlatih untuk memberikan pelayanan klinis
kekerasan berbasis gender; yang kompeten, rahasia dan simpatik bagi para
• undang-undang nasional yang berkaitan korban/penyintas kekerasan berbasis gender
dengan kekerasan berbasis gender: Tipe- dan mereka memiliki suplai untuk melakukan
tipe kekerasan berbasis gender yang hal tersebut.
disebutkan (misalnya sunat perempuan,
• Pelayanan dasar dan dukungan bagi para korban/penyintas harus diberikan sebelum korban
dilibatkan dalam suatu aktifitas yang akan mengungkapkan informasi tentang pengalaman
mereka dalam kekerasan berbasis gender.
• Keselamatan dan keamanan penyedia layanan yang terlibat dalam pengumpulan informasi
tentang kekerasan berbasis gender harus menjadi perhatian utama dan terutama dalam
situasi darurat bencana harus terus dimonitor.
• Kerahasiaan individu penyedia informasi tentang kekerasan berbasis gender harus selalu
dilindungi dan dokumentasi informasi harus mendapat ijin tertulis dari mereka.
182
Diadaptasi dari: Rekomendasi etika dan keselamatan WHO untuk penelitian, dokumentasi dan monitoring kekerasan
seksual dalam situasi darurat dan Stop Rape Now. UN Action against Sexual Violence in Conflict. Reporting and
Interpreting Data on Sexual Violence from Conflict-Affected Countries, “Do’s and Don’t’s”.
Kekerasan seksual
Setiap tindakan seksual, upaya untuk mendapatkan tindakan seksual, komentar-komentar atau
dorongan-dorongan seksual yang tidak diinginkan, atau tindakan-tindakan memperdagangkan
seksualitas seseorang, dengan menggunakan pemaksaan, ancaman gangguan atau kekuatan
fisik, oleh seseorang apapun hubungannya dengan korban dalam suatu situasi termasuk di
rumah, tempat kerja dan lainnya.
Perkosaan/upaya perkosaan
Perkosaan merupakan tindakan hubungan seksual tanpa persetujuan. Ini bisa termasuk
penyerangan pada suatu bagian tubuh dengan organ seksual dan/atau penyerangan terhadap
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 183
saluran genital atau anal dengan suatu benda atau bagian tubuh. Perkosaan dan upaya
perkosaan melibatkan penggunaan kekuatan, ancaman kekuatan dan/atau paksaan. Upaya-
upaya untuk memerkosa seseorang yang tidak sampai terjadinya penetrasi dianggap sebagai
upaya perkosaan.
Pelecehan Seksual
Ancaman fisik bersifat seksual, baik dengan kekuatan atau kondisi yang tidak setara atau
paksaan. (Lihat juga “Eksploitasi seksual”).
Eksploitasi seksual
Kekerasan dalam rumah tangga (disebut juga sebagai kekerasan pasangan intim)
Kekerasan dalam rumah tangga terjadi di antara mitra intim (pasangan, kekasih) serta di antara
anggota keluarga (misalnya ibu mertua dan menantu perempuan). Kekerasan dalam rumah
tangga bisa termasuk pelecehan seksual, fisik dan psikologis. Istilah-istilah lain yang digunakan
untuk merujuk kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh pasangan intim termasuk
“pelecehan pasangan” dan “pemukulan istri”.
Ini terjadi ketika orang tua atau yang lainnya mengatur dan memaksa anak di bawah umur
kawin dengan seseorang. Pemaksaan terjadi dengan menekan atau memerintahkan anak
di bawah umur untuk kawin, untuk mendapatkan mahar atau alasan-alasan lainnya. Kawin
paksa merupakan suatu bentuk kekerasan berbasis gender karena anak di bawah umur tidak
diperbolehkan untuk, atau belum cukup umur, untuk membuat pilihan penting.
Sumber: Guidelines for GBV Interventions in humanitarian settings: Focusing on Prevention of and Response to Sexual
Violence in Emergencies, Inter-agency Standing Committee (IASC), 2005 and GBV Tools Manual for Assessmentand
Programme Design, Monitoring and Evaluation in conflict-affected settings, RHRC Consortium, 2004
Untuk definisi-definisi berbagai jenis kekerasan termasuk dalam situasi bencana. Namun,
berbasis gender lihat Kotak 32. penyedia layanan kesehatan reproduksi di
semua situasi harus siap untuk memberikan
Perkosaan pelayanan bagi para korban perkosaan dari
sejak awal respon bencana. Pencegahaan
Perkosaan seringkali tidak dilaporkan
dan respon terhadap kekerasan seksual
seluruhnya atau tidak dilaporkan sama sekali,
merupakan komponen PPAM. Untuk informasi
184
lebih lengkap tentang manajemen klinis korban Melatih semua penyedia layanan kesehatan
perkosaan, lihat Bab 2: PPAM, paragraf 3.2.3, reproduksi untuk mengenali tanda-tanda
hal. 26. kekerasan dalam rumah tangga dan langkah-
langkah merespon dugaan atau laporan
Kekerasan pasangan intim/kekerasan dalam tindakan pelecehan, termasuk:
rumah tangga
• Jika diduga telah terjadi kekerasan (jika
Penelitian WHO mengenai kesehatan penyedia layanan melihat memar-memar
perempuan dan kekerasan dalam rumah mencurigakan atau cedera lainnya),
tangga mengungkapkan bahwa 15% dan 71% penyedia layanan bisa melakukan
perempuan melaporkan kekerasan fisik atau penyelidikan sendiri untuk mendapat
seksual oleh suami atau pasangan; antara 4% informasi lebih banyak, melakukan
dan 12% melaporkan mengalami pelecehan pelayanan dan tidak menunjukkan sikap
fisik selama kehamilan; perdagangan menghakimi, misalnya : “Apakah mitra anda
perempuan dan remaja putri untuk kerja atau orang lain yang penting bagi anda
paksa dan seks menyebar luas dan kerap telah melukai atau mengganggu fisik anda
mengenai mereka yang paling rentan; dan dengan cara (seperti memukul, menendang,
hingga satu dari lima perempuan dan satu di atau membakar anda)?” atau “Apakah anda
antara sepuluh laki-laki melaporkan mengalami takut pada pasangan anda?”
pelecehan seksual saat anak-anak.* • Menjaga kerahasiaan karena bisa
membahayakan korban/penyintas dan
Pemberi pelayanan kesehatan reproduksi
kerabat lainnya. Memastikan korban/
memiliki peran penting dalam mendeteksi,
penyintas mendapat tempat yang aman.
merujuk dan merawat perempuan yang
Jika dia harus kembali kepada pelaku
mengalami kekerasan. Perempuan yang
kekerasan, pembalasan bisa terjadi,
mengalami kekerasan kerap mencari
khususnya jika pelaku mengetahui
pelayanan kesehatan sekalipun mereka tidak
masalahnya telah dilaporkan. Membantu
mengungkapkan peristiwa tersebut. Maka,
korban/penyintas untuk menilai situasinya:
intervensi oleh penyedia layanan kesehatan
“Apakah anda dan anak-anak anda
reproduksi bisa mengurangi dampak
terancam?” “Apakah anda aman jika
kesehatan jangka pendek dan panjang
pulang?” “Apakah anda membutuhkan
dari kekerasan berbasis gender terhadap
bantuan dengan kondisi di rumah?”
perempuan dan keluarga mereka. Melalui kerja
• Menawarkan informasi dan rujukan untuk
sama dengan para koordinator kesehatan,
layanan hukum, sosial, atau layanan
pastikan:
lainnya. Membantu korban/penyintas
• Semua staff klinis dan resepsionis mengidentifikasi sumber dukungan seperti
mengetahui persoalan-persoalan kekerasan keluarga dan teman, kelompok perempuan
berbasis gender; setempat, tempat perlindungan dan layanan
• Semua staf memahami dan menerapkan hukum. Menjelaskan kepada korban bahwa
keempat pedoman prinsip tentang dia tidak sendirian.
keselamatan, menghargai, kerahasiaan, dan • Merujuk korban/penyintas ke layanan pasca
non-diskriminatif; perkosaan atau pelayanan medis lainnya
• Poster dan selebaran yang mengecam jika dibutuhkan.
kekerasan dan informasi tentang kelompok-
kelompok pendukung ditampilkan.
Mutilasi alat genital perempuan/sunat tetapi penelitian tentang efek seksual atau
perempuan psikologis FGM atau frekuensi terjadinya
komplikasi masih sangat sedikit. Tingkat
Diperkirakan 100 sampai 140 juta remaja putri kematian anak perempuan dan perempuan
dan perempuan telah mengalami mutilasi alat yang mengalami FGM tidak diketahui.
genital perempuan (FGM) dan 2 juta anak
perempuan terancam mengalami praktek ini Komplikasi langsung termasuk pendarahan
setiap tahun. Sebagian besar anak perempuan (salah satu komplikasi yang paling umum):
dan perempuan yang mengalami FGM ini syok, infeksi – termasuk tetanus dan HIV;
tinggal di sub-Sahara Afrika. Sebagian lainnya retensi urine; cedera pada organ sekitar,
berada di Timur Tengah, Asia dan wilayah- seperti saluran kencing (urethra), vagina atau
wilayah lain. Petugas dan manajer program rektum; fistulae.
kesehatan reproduksi harus mengetahui bahwa
FGM dan konsekuensi kesehatan yang terkait Komplikasi jangka panjang termasuk:
dengan FGM umum terjadi pada penduduk di pendarahan setelah deinfibulation (membuka
wilayah tempat kerja mereka. kembali lubang vagina untuk hubungan seksual
dan proses persalinan); kesulitan menstruasi;
FGM digolongkan sebagai berikut: kesulitan mengeluarkan urine; infeksi saluran
kemih berulang; tidak bisa menahan kencing,
Tipe I: Pemotongan kulup klitoris dengan atau infeksi pelviks kronis yang menyebabkan aborsi
tanpa pemotongan sebagian atau seluruh atau ketidaksuburan; bengkak bernanah dan
klitoris. dermoid cysts; peningkatan resiko penularan
HIV dan infeksi menular seksual lainnya ;
Tipe II: Pemotongan klitoris dengan
pengurangan sensitifitas seksual; dan nyeri
pemotongan sebagian atau seluruh labia
saat senggama. Masalah-masalah yang terjadi
minora.
selama kehamilan dan persalinan umum terjadi
Tipe III: Pemotongan sebagian atau seluruh pada perempuan yang telah menjalani FGM
kelamin luar dan penjahitan/penyempitan Tipe III, karena jaringan yang terluka menjadi
lubang vagina (infibulation). Sekitar 15% kaku dan terjadi sumbatan. Persalinan sulit
dan atau sangat lama, sesak napas pada bayi,
dari perempuan dan anak perempuan yang
mengalami FGM menjalani tipe ini. luka gores pada ibu, pendarahan, fistulae dan
infeksi bisa terjadi.
Tipe IV: Tidak digolongkan. Tipe ini termasuk
Trauma psikologis pada prosedur tersebut
melubangi, menusuk atau mengiris klitoris
dan/atau labia, membakar klitoris, mengikis bisa meninggalkan luka emosional selama-
lubang vagina atau memotong vagina dan lamanya dan mengurangi kepercayaan pada
prosedur lain yang dilakukan terhadap kelamin para pemberi pelayanan. Dampak fisik dan
perempuan untuk sebab yang tidak ada psikologis FGM juga bisa memicu timbulnya
hubungannya dengan medis. masalah dalam hubungan seksual.
Penyedia layanan kesehatan reproduksi juga Di suatu tempat yang menjalankan praktek
harus mampu mewawancarai dan melakukan FGM secara luas, FGM akan didukung oleh
pemeriksaan fisik pada perempuan yang laki-laki dan perempuan dan bisa dipahami
telah mengalami FGM, mengenali dan sebagai ikatan sosial serta diberi penghargaan
menyediakan informasi yang sesuai, konseling, dan hukuman. Praktek ini kerap diperkuat
dukungan, pelayanan dan/atau rujukan untuk dengan kepercayaan agama, kedewasaan
mendapatkan penanganan lanjutan bagi dan moralitas seksual perempuan, dan
komplikasi FGM secara rahasia, pribadi dan dianggap perlu untuk kemampuan perkawinan.
tidak menghakimi. Karena itu para manajer program kesehatan
reproduksi harus bekerja sama erat dengan
Dalam suatu tempat yang umum terjadi FGM para pemangku kepentingan setempat,
Tipe III, para manajer program kesehatan terutama LSM-LSM perempuan, serta
reproduksi harus memastikan para penyedia organisasi-organisasi profesional, dengan
layanan kesehatan reproduksi telah dilatih dalam tujuan mencapai keputusan bersama oleh
membuka infibulasi ketika ada indikasi, atau tahu komunitas untuk meninggalkan praktek
kapan dan ke mana harus merujuk prosedur ini. tersebut. Mengorganisir diskusi dan pertukaran
informasi di dalam komunitas dengan tujuan
Medikalisasi FGM — perusakan dengan untuk pemberdayaan, penghormatan terhadap
sengaja organ-organ yang sehat oleh anak perempuan dan perempuan dan
profesional kesehatan di luar alasan penyelesaian masalah, menyediakan informasi
terapi — merupakan tindakan keliru dan tentang fungsi-fungsi tubuh perempuan,
tidak etis yang tidak dapat mengatasi konsekuensi buruk dari praktek tersebut dan
ketidakadilan dasar dari FGM. manfaat meninggalkannya. Pelayanan bagi
para perempuan dengan FGM harus disertakan
di dalam program tersebut.
Keluarga Berencana cocok untuk remaja dan
Kawin muda paksa
perempuan dengan FGM seperti juga untuk
klien lainnya (lihat Bab 5: Keluarga Berencana). Ketika kawin muda umum terjadi, para
Perempuan yang telah mengalami infibulasi penyedia kesehatan reproduksi harus
mengalami kesulitan dalam menggunakan dipastikan mengetahui resiko-resiko
metode yang harus dimasukkan ke dalam kesehatan reproduksi bagi remaja, termasuk
vagina, seperti intrauterine device (IUD), komplikasi-komplikasi yang terkait dengan
kondom perempuan atau cincin vagina. kehamilan seperti kesulitan persalinan
Karena perempuan dengan FGM sangat dan infeksi menular seksual, termasuk HIV.
rentan mengalami infeksi pada saluran genital, Para penyedia kesehatan reproduksi harus
IUD hanya bisa dimasukkan setelah melalui mendapat pelatihan yang sesuai tentang
pertimbangan yang matang. remaja dan memahami bahwa kawin muda
bisa mengganggu mobilitas anak perempuan
Memastikan para penyedia layanan kesehatan
dan kelanjutan sekolah mereka. Informasi
reproduksi yang memiliki tugas-tugas
yang diberikan pada saat kontak pertama
kebidanan telah mendapat pelatihan untuk
dengan anak perempuan yang menikah muda
menilai dan menangani perempuan dengan
sangat penting karena ia mungkin tidak bisa
komplikasi akibat FGM selama kehamilan,
mengakses layanan kesehatan reproduksi
persalinan dan kelahiran dan periode pasca
dengan sering. Untuk informasi lebih lengkap
melahirkan. (Untuk informasi lebih lengkap
lihat Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja.
lihat Bab 6: Kesehatan maternal dan neonatal
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 187
logistik yang berjalan dan apabila sesuai undang gagal melindungi perempuan dan
dukungan pelatihan dan supervisi. anak perempuan dari kekerasan berbasis
gender dan/atau jika mereka harus ditemani
Dukungan-dukungan psikososial juga oleh suami atau ayah untuk mendapatkan
dibutuhkan untuk para korban FGM dan pelayanan medis akibat perkosaan. Semua
perempuan yang dipaksa kawin muda. bentuk kekerasan terhadap perempuan
Organisasi dan pemberian nama dukungan merupakan diskriminasi terhadap mereka;
semacam itu bisa diadaptasi karena FGM dan • Memasuki perkawinan dengan
kawin muda merupakan sanksi sosial dan persetujuan penuh dan bebas serta
orang-orang tidak melihat diri mereka sendiri pemberian hak-hak yang setara dalam
sebagai korban/penyintas. perkawinan, selama perkawinan dan saat
perceraian — kawin paksa merupakan
4 Pertimbangan Hak Asasi Dan
pelanggaran hak ini;
Hukum
• Kebebasan bergerak, berpendapat,
Kekerasan berbasis gender sangat berekspresi dan berkumpul — kebebasan
bertentangan dengan hak-hak asasi manusia ini akan terampas jika seseorang
dan merupakan halangan besar terwujudnya diperdagangkan, dikurung paksa atau
hak-hak asasi manusia dan kebebasan dilarang oleh suami atau orang tua
dasar. Banyak prinsip hak asasi manusia mengakses kesehatan atau layanan
yang dimuat di dalam instrumen hak asasi lainnya.
manusia internasional menjadi pedoman bagi
perlindungan dari kekerasan berbasis gender. Anak perempuan sangat beresiko mengalami
Prinsip-prinsip ini termasuk hak-hak bagi: kekerasan berbasis gender karena jenis
kelamin mereka serta usia yang muda.
• Kehidupan, kemerdekaan dan keamanan Konvensi Hak-hak Anak-anak menyatakan
manusia — hak ini terancam ketika bahwa anak-anak berhak mendapat
seseorang diperkosa atau mengalami perlindungan dari semua bentuk kekerasan
mutasi alat genital perempuan/sunat fisik atau mental, termasuk pelecehan
perempuan (FGM); seksual, yang terjadi di lingkungan keluarga
• Standar kesehatan fisik dan mental atau di dalam lembaga, serta dari pelecehan
tertinggi yang dapat dicapai— hak ini seksual terorganisasir. Anak-anak juga berhak
terhambat jika seseorang ditolak aksesnya dilindungi dari praktek-praktek kekerasan,
untuk mendapatkan pelayanan medis yang seperti FGM/sunat perempuan.
semestinya setelah mengalami perkosaan;
• bebas dari penyiksaan atau kekejaman, Korban/penyintas kekerasan berbasis gender
serta hukuman atau perlakuan yang tidak berhak mencari pelayanan medis tanpa
manusiawi atau merendahkan — FGM/ harus melalui persyaratan prosedural yang
sunat perempuan, perkosaan, kekerasan rumit. Karena itu, mencegah korban/penyintas
dalam rumah tangga yang sangat buruk, kekerasan berbasis gender untuk mengakses
sterilisasi paksa dan aborsi paksa, serta dan mendapatkan pelayanan medis dengan
penolakan akses layanan aborsi yang mewajibkan mereka menunjukkan surat nikah,
aman bagi perempuan yang hamil karena mendapat ijin dari suami atau mengajukan
perkosaan dan perdagangan manusia , laporan polisi merupakan suatu bentuk
merupakan suatu bentuk penyiksaan atau pelanggaran hak tersebut. Jika yang menjadi
hukuman yang kejam, tidak manusiawi dan korban/penyintas adalah anak remaja, negara
merendahkan; harus menjamin adanya provisi hukum yang
• Bebas dari semua bentuk diskriminasi memberi peluang pelayanan medis bagi remaja
— hak ini akan terhalang jika undang- tanpa harus mendapat ijin dari orang tua.
Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender 189
Semua badan harus mengadvokasi penguatan mereka sendiri serta kolega mereka. Prinsip-
dan/atau penegakan undang-undang prinsip lain yang harus dipastikan adalah
nasional terhadap kekerasan berbasis menghormati keinginan klien, memastikan tidak
gender sesuai dengan kewajiban hukum terjadi diskriminasi dan menjamin kerahasiaan.
internasional, termasuk hukuman bagi Pedoman prinsip ini juga harus dipertimbang-
para pelaku pelanggaran dan implementasi kan ketika membantu kelompok minoritas.
langkah-langkah legal untuk melindungi dan
mendukung korban/penyintas kekerasan Selanjutnya, penyedia atau manajer kesehatan
berbasis gender. reproduksi bisa:
yang mendatangi layanan kesehatan complica tions into the curricula of nursing and
dalam waktu 120 jam yang menerima pil midwifery, a teacher’s guide. Geneva, World
kontrasepsi darurat). Health Orga¬nization, 2001. WHO/RHR/01.16.
• Waktu pemberian PEP (persentase korban/ http://www. who.int/reproductivehealth/
penyintas perkosaan yang mendatangi publications/fgm/ RHR 01 16/en/index.html
layanan kesehatan dalam waktu 72 jam dan
menerima PEP). Tambahan
9
Daftar Isi
1 Pendahuluan 191
2 Tujuan 192
3 Penyusunan program 192
3.1 Paket kesehatan masyarakat untuk IMS 192
3.2. Need assessment/penilaian kebutuhan 193
3.3 Intervensi masyarakat 194
BAB
3.4 Manejemen kasus IMS /ISR 196
SEMBILAN
3.5 Integrasi layanan 204
4 Hak Asasi Manusia dan Hukum 205
Infeksi
4.1 Tantangan dan peluang 206
5 Monitoring 207 Menular
6 Bacaan lanjutan 207 Seksual
1 Pendahuluan
Tidak semua infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi saluran reproduksi (ISR);
dan tidak semua penyakit saluran reproduksi ditularkan secara seksual:
Sedangkan
Infeksi Menular
Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan dunia dan dipengaruhi oleh faktor
masalah kesehatan yang cukup besar di lingkungan, higienis, hormon dan faktor-
seluruh dunia. WHO memperkirakan lebih dari faktor lainnya.
340 juta kasus baru dari dari empat IMS yang
dapat disembuhkan (gonorhoe, chlamydia, Kemunculan HIV membuat perhatian
syphilis dan trichomoniasis) terjadi pada 1999. pada pengendalian IMS semakin
Jika IMS viral (tidak dapat disembuhkan), besar. Penyebaran IMS dan HIV sangat
seperti human papillo-mavirus (HPV), herpes terkait. Kemunculan IMS lainnya telah
simplex virus (HSV), hepatitis B dan infeksi memperbesar resiko penularan seksual HIV.
HIV disertakan, jumlah kasus baru bisa tiga
kali lipat lebih tinggi. Bagi perempuan, infeksi Dalam situasi bencana, resiko penularan
saluran reproduksi yang ditularkan bukan IMS (termasuk HIV) bisa sangat tinggi akibat
melalui hubungan seksual (ISR) seperti infeksi meningkatnya kekerasan seksual, kehadiran
jamur atau bacterial vaginosis, bahkan lebih pekerja dalam pekerjaan-pekerjan dengan
umum terjadi. mobilitas tinggi (sopir truk, penjaga
perdamaian), transaksi seks, pemakaian
IMS/ISR ditemukan di seluruh dunia. Namun, alkohol dan obat-obatan, ketiadaan
penyebaran dan prevalensi (umum tidaknya informasi dan akses kondom dan kondisi
penyakit itu) dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial sangat padat di kamp-kamp.
dan ekonomi, biologi serta perilaku. Karena
itu beban IMS/ISR sangat beragam antara
wilayah yang satu dengan lainnya dan di antara 2 Tujuan
komunitas satu dengan lainnya. Contoh :
Tujuan dari bab ini adalah membantu
• IMS seperti sifilis, gonorhoe dan chancroid petugas kesehatan reproduksi staf program
bisa menyebar dengan sangat cepat di dan penyedia layanan dalam situasi
lingkungan komunitas yang tidak teratur, bencana untuk:
lingkungan buruh migran dan di lingkungan
• Memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jaringan seks komersial
individu yang terinfeksi ISR/IMS atau
• Infeksi latrogenik (yang disebabkan oleh
orang-orang yang beresiko ISR/ IMS;
prosedur atau pemeriksaan medis) akan
• Mendukung implementasi pendekatan
jauh lebih banyak terjadi di lingkungan yang
kesehatan masyarakat yang efektif untuk
terdapat banyak IMS sementara penyedia
mengurangi penularan IMS.
layanan tidak mendapat pelatihan atau
suplai untuk melakukan prosedur dengan
aman. Infeksi pasca persalinan atau pasca 3 Penyusunan Program
aborsi akan lebih sering terjadi di lingkungan
yang tidak tersedia layanan dan layanan 3.1 Paket kesehatan masyarakat
tindak lanjut yang aman. untuk IMS
• Infeksi endogen, seperti infeksi jamur dan
bakterial vaginosis, umum terjadi di seluruh Infeksi menular seksual merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat penting
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 193
di sebagian besar belahan dunia. Kegagalan Tujuan dari program IMS adalah mengurangi
mendiagnosa dan merawat IMS di tahap-tahap prevalensi IMS dengan menghambat
permulaan bisa menimbulkan konsekuensi penyebarannya, mengurangi lama infeksi dan
sangat buruk dan mengancam jiwa, termasuk mencegah timbulnya komplikasi pada mereka
ketidaksuburan, keguguran, kelahiran sebelum yang terinfeksi.
waktunya, kelahiran mati, kehamilan ektopik,
kanker ano-genital dan kematian dini serta Mengendalikan penyebaran IMS adalah sangat
infeksi bayi dan neonatus. menantang. Program-program kesehatan
masyarakat tidak hanya memastikan layanan
Ada banyak tantangan dalam menyediakan berkualitas baik yang bisa diakses dan yang
layanan IMS/ISR yang efektif pada orang- memberikan layanan manajemen IMS yang
orang yang membutuhkannya. Gambar komprehensif, tapi juga menangani faktor
8 menunjukkan tantangan-tantangan ini: biologis, prilaku dan sosial yang mempengaruhi
banyak orang tidak merasakan gejala atau penyebaran IMS
tidak menyadari bahwa mereka mengidap
IMS (misalnya IMS seringkali tanpa gejala Paket kesehatan masyarakat yang lengkap
pada perempuan) dan karena itu tidak termasuk:
mengupayakan untuk mendapatkan
Di level komunitas
pengobatan. Mereka yang merasakan gejala
memilih untuk merawatnya sendiri atau mencari • Mempromosikan seks aman (lihat 3.3.1)
pengobatan di toko-toko obat atau dari tabib- • Program-program kondom (lihat 3.3.2)
tabib tradisional. Mereka yang datang ke klinik • Kesadaran masyarakat akan IMS dan
tidak mendapatkan diagnosa dan pengobatan promosi penggunaan klinik lebih dini (lihat
yang semestinya. Pada akhirnya, hanya 3.3.3)
sebagian kecil orang yang mengidap IMS bisa
diobati dan terhindar dari infeksi kembali. Di level layanan kesehatan
Untuk menjamin akses pada kondom, sistem Manajemen IMS yang efektif dan cepat
pengadaan dan distribusi harus berjalan merupakan salah satu dari titik awal
baik. Kondom dan tata cara penggunaannya pengendalian IMS, karena bisa mencegah
harus tersedia sesuai permintaan di fasilitas- pengembangan komplikasi pada individu,
fasilitas kesehatan, pusat-pusat distribusi (area mengurangi penyebaran IMS di dalam
distribusi makanan dan non makanan), pusat- masyarakat dan memberi peluang untuk
pusat masyarakat, toko-toko, bar, kelompok- pendidikan pencegahan IMS pada kelompok
kelompok kaum muda dan perempuan, dll. target. Semakin cepat IMS disembuhkan,
Diskusikan dengan otoritas dan mitra untuk semakin kecil kemungkinan IMS ditularkan ke
memastikan apakah akan terus melanjutkan orang lain. Pengobatan IMS yang tepat pada
program penyediaan kondom gratis setelah kontak pertama antara pasien dan petugas
respon bencana pertama (lihat Bab 2:PPAM. kesehatan adalah merupakan pesan kesehatan
Mengenalkan beberapa bentuk pembiayaan masyarakat yang penting. Untuk kasus pada
recovery sebagian (pemasaran sosial) bisa kaum muda (lihat bab 4: Kesehatan Reproduksi
dipertimbangkan di situasi-situasi yang sesuai Remaja), ada potensi untuk mempengaruhi
dan memungkinkan. Strategi pemasaran prilaku seksual di masa datang dan praktek
sosial bisa dicoba dengan mitra yang sesuai mencari pengobatan.
(misalnya Population Services International -
PSI). Penanganan IMS tidak hanya sekedar
melibatkan diagnosa dan pengobatan. Bahkan
Para pekerja kesehatan masyarakat dan kegagalan pengobatan atau infeksi ulang
pendidik sebaya harus dilatih dalam promosi, dapat terjadi meskipun infeksi telah diobati
distribusi dan penggunaan kondom. dengan benar. Banyak pasien berhenti minum
Kampanye-kampanye promosi bisa dilancarkan obat begitu mereka merasa lebih baik, gagal
di event-event umum, pertandingan sepakbola, mengajak pasangan mereka untuk diobati,
pengerahan massa, pesta-pesta dansa, tidak menggunakan kondom atau tidak
teater dan diskusi-diskusi kelompok. Jalinlah melakukan aktivitas seks selama pengobatan.
hubungan dengan kelompok-kelompok Resistensi obat juga bisa menjadi pemicu
pencegahan AIDS dan kegiatan-kegiatan kegagalan pengobatan. Karena itu, manajemen
keluarga berencana di area tersebut. kasus yang komprehensif harus dilakukan pada
kontak pertama dan termasuk:
3.3.3 Kesadaran Masyarakat tentang
IMS • diagnosa
• pengobatan yang cepat dan efektif sesuai
Pendidikan dan penjangkauan masyarakat protokol
dibutuhkan untuk mempromosikan
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 197
• pendidikan dan konseling pasien, termasuk Pengecualiannya adalah untuk tes laboratorium
penyediaan kondom HIV (lihat Bab 10:HIV) dan tes syphilis (Rapid
• pemberitahuan dan pengobatan pasangan Plasma Reagin (RPR) atau Rapid Diagnostic
• tindak lanjut yang semestinya Test (RDT)). Tes ini bisa dilakukan oleh staf
• kualitas layanan. layanan kesehatan dengan pelatihan sederhana
dan memberi hasil dalam waktu singkat.
3.4.1 Diagnosa Mereka bisa digunakan untuk pemeriksaan
(lihat 3.5, integrasi layanan).
Mendiagnosa IMS merupakan tantangan sebab
tidak tersedia perangkat sederhana yang Pendekatan sindrom
dapat memberikan diagnosa yang benar dalam
waktu singkat dan harus melalui pengujian Banyak IMS/ISR bisa diidentifikasi dan diobati
laboratorium yang mahal. Diagnosa IMS bisa berdasarkan pada tanda-tanda dan gejala-
dilakukan dengan tiga cara: gejala karakteristik yang bisa dikelompokkan
bersama ke dalam sindrom (lihat Tabel 22:
Diagnosa klinis Sindrom IMS).
Penyedia layanan akan menentukan penyebab Seringkali sulit untuk mengetahui dengan
dasar dari infeksi berdasarkan pada pasti organisme penyebab gejala tsb dan
pemeriksaan klinis dan pengalaman pribadi. pengobatan harus mencakup beberapa
Pendekatan ini tidak dapat diandalkan, karena penyebab yang mungkin untuk penyebab
petugas kesehatan yang berpengalaman infeksi itu. Karena itu, pendekatan sindrom
sekalipun tidak bisa membuat diagnosa yang harus didasarkan pada:
benar berdasarkan penilaian klinis saja. Lebih
jauh lagi, infeksi campuran tidak terdeteksi. - Identifikasi kelompok gejala-gejala yang
konsisten dan tanda-tanda yang mudah
Diagnosa laboratorium dikenali
- Penyediaan pengobatan yang akan terkait
Pendekatan ini menggunakan pengujian dengan sebagian besar organisme yang
laboratorium untuk menentukan penyebab bertanggungjawab menyebabkan gejala
IMS/ISR. Namun, pendekatan ini bermasalah khusus.
di banyak tempat karena tidak tersedianya tes
yang murah, sederhana dan dapat dipercaya.
Sebagian besar tes tidak memberikan hasil
segera, sehingga bisa menunda pengobatan
atau tidak ada pengobatan jika pasien tidak
kembali. Di samping itu, sensitifitas dan
spesifikasi tes yang tersedia secara komersial
sangat banyak dan hasil negatif umum terjadi.
Sekalipun tersedia fasilitas laboratorium, fasilitas
itu harus dilengkapi dengan staf yang sesuai
dan kompeten. Ini dapat merupakan kendala
dalam hal waktu dan sumber daya layanan
kesehatan, menambah biaya dan mengurangi
akses pada pengobatan.
198
Sindrom IMS/ISR
Penyebab umum IMS/ISR termasuk kutil anal-genital (ano-genital wart) dan kutu, seperti kutu
dan scabies pada area pubis. Pembengkakan scrotum pada laki-laki usia di bawah 35 umumnya
merupakan komplikasi IMS dan bisa diobati dengan cara yang sama seperti pengobatan duh
urethra. Namun pembengkakan scrotum ini bisa juga dipicu oleh sebab lain dan dapat menjadi
kasus darurat. Jika pasien melaporkan riwayat trauma baru-baru ini, atau jika testis tampak
terangkat atau berputar atau anda mencurigai testis melilit (testicular torsion) segera perintahkan
evaluasi pembedahan.
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 199
Pendekatan sindrom bekerja dengan baik pada IMS dengan gejala duh uretra dan ulcus,
namun tidak efektif untuk duh vagina. Sebagian besar duh vagina merupakan akibat dari ISR,
seperti infeksi jamur dan bakterial vaginosis. Organisme ini menyebabkan infeksi vagina dan
tidak ditularkan secara seksual. Sangat jarang, duh vagina sebagai akibat dari peradangan
serviks (cervicitis) yang disebabkan karena gonorrhea atau chlamydia. Organisme ini ditularkan
secara seksual. Algoritma duh vagina tidak didisain untuk mendeteksi infeksi serviks yang
lebih serius dan kerap tanpa gejala. Saat ini, deteksi cervicitis gonococcal dan chlamydial
yang akurat harus dilakukan melalui tes laboratorium yang mahal (reaksi rantai polimer – PCR/
Polymerase chain reaction), yang tidak tersedia di banyak tempat. Alat bantu penyaringan/
skrining lainnya termasuk pemeriksaan speculum (yang bisa mendeteksi banyak infeksi
serviks, namun tidak seluruhnya) dan kultur/pembiakan gonorrhoea (yang akurat dan tidak
mahal atau secara teknis sulit, akan tetapi harus disediakan di laboratorium yang lengkap).
Dalam situasi bencana, penyedia layanan harus melakukan pendekatan tanpa terlewati . Ini
artinya mereka mencari faktor-faktor resiko dalam riwayat pasien (misalnya apakah pasangan
memiliki gejala-gejala? Apakah klien seorang pekerja seks?) dan mencari tanda-tanda pada
pemeriksaan (Apakah terdapat pengeluaran cairan mucopurulent? Apakah serviks mudah
berdarah saat disentuh?). Skrining bisa dilakukan selama kehamilan atau setiap pemeriksaan
speculum dilakukan karena alasan lain. Penyedia layanan harus menawarkan skrining rutin
pada orang-orang yang sering terpapar IMS, seperti pekerja seks (lihat Tabel 23).
dan tiga strategi yang bisa diterapkan Terinfeksi kembali: Apakah pasangan
untuk memastikan pasangan mendapatkan menerima pengobatan? Apakah pasien
pengobatan: menggunakan kondom atau tidak melakukan
hubungan seks setelah memulai pengobatan?
1. Pengobatan segera ketika pasangan
mendatangi penyedia layanan (berdasarkan Kekambuhan juga umum terjadi pada infeksi
pada diagnosa pada pasien indeks, apakah endogenous vaginal, terutama ketika alasan-
pasangan memiliki gejala atau tanda-tanda alasan pemicunya tidak diatasi dalam edukasi
infeksi atau tidak). kepada pasien (misalnya penyemprot vagina
2. Pengobatan segera dan pengambilan atau bahan pengering). Rujuk pasien ke
spesimen untuk pengujian laboratorium tingkat yang lebih tinggi jika kasusnya sangat
kompleks hingga melewati kapasitas pusat
WHO merekomendasikan pengobatan segera kesehatan anda.
dengan menggunakan sediaan antibiotik yang
sama seperti untuk pasien indeks. 3.4.6 Kualitas Pelayanan
Skrining dan pengobatan di tahap-tahap awal kanker serviks (cervical dysplasia atau
precancer) sangat efektif dalam mengurangi kesakitan dan kematian akibat kanker serviks.
Indikasi untuk skrining tergantung pada sumber daya lokal. Jika sitologi tersedia dan telah
berjalan dengan baik, semua perempuan di usia di atas 35 tahun harus diskrining setiap lima
sampai sepuluh tahun. Jika layanan sitologi terbatas, seperti dalam situasi bencana, penyedia
layanan harus memastikan semua perempuan diskrining sekali di kisaran usia 40. Tes sitologi
Papanicolaou (Pap) smear saat ini direkomendasikan. Namun cara ini butuh banyak sumber
daya karena harus ada staf yang bisa melakukan pemeriksaan speculum dan terlatih dalam
teknik pengambilan sediaan, serta ketersediaan layanan sitologi untuk membaca hasil tes.
Teknik-teknik terbaru seperti Pemeriksaan Visual dengan menggunakan Asam Asetat (cuka)/
Visual Inspection using Acetic Acid (VIA) atau Pemeriksaan Visual dengan menggunakan
Lugol’s Iodine (VILI/Visual Inspection using Lugol Iodine) baru-baru ini terbuktif efektif dari
sisi biaya dalam dalam kondisi sumber daya yang terbatas. Ketika diikuti dengan cryotherapy
untuk pengobatan dysplasia, baik melalui rujukan atau pengobatan segera (“pendekatan
kunjungan tunggal”), pemeriksana visual terlihat aman, bisa diterima, layak, dan efektif dalam
mengurangi insiden kanker serviks dan kematian akibat kanker tersebut.
Vaksinasi HPV
Dampak paling besar dari vaksin HPV terkini adalah pada anak perempuan yang menjadi kebal
sebelum terpapar oleh HPV, yaitu sebelum mereka aktif secara seksual. Vaksinasi penuh terdiri
dari tiga dosis dan menghasilkan respons immun yang sangat tinggi yang bertahan setidaknya
hingga lima tahun. Dampak menyeluruh dari vaksin HPV akan tergantung pada pengirimannya
ke populasi yang paling membutuhkan. Di negara-negara dengan sumber daya yang terbatas,
dimana program skrining tidak ada atau dengan kondisi yang buruk dan insiden kanker serviks
dan kematian yang tertinggi, perempuan-perempuan tsb memiliki kebutuhan yang sangat
tinggi akan pencegahan primer melalui vaksin HPV. Sekarang ini biaya tinggi dari vaksin HPV
menjadi hambatan penting untuk menyebarluaskan akses dan biaya dan maupun keuntungan
dari vaksin tersebut harus dipertimbangkan dalam alokasi dana kesehatan secara keseluruhan.
4 Masalah Hak Asasi Manusia dan fisik dan mental.” Hak ini termasuk hak
Hukum pencegahan, layanan dan kontrol penyakit.
seksual serta akses untuk memperoleh ilmiah dan aplikasinya bisa terhambat ketika
pengobatan memperburuk hambatan- klien ditolak mengakses teknologi layanan
hambatan yang sudah ada. dan pencegahan IMS yang baru (seperti
VIA, cryotherapy dan vaksin HPV).
Hak untuk mendapatkan layanan terkait PMS
merupakan hak asasi:
4.1 Tantangan dan Peluang
• Akses untuk memperoleh diagnosa IMS,
pengobatan dan layanan merupakan Kadangkala, menyediakan akses layanan
komponen penghormatan terhadap hak dan pengobatan IMS bisa menempatkan
seseorang untuk memperoleh kesehatan penyedia layanan di situasi yang tidak nyaman.
dan hak hidup. Stigma, kebijakan nasional yang menghambat
Hak kesehatan termasuk pencegahan, dan norma-norma sosial dan budaya bisa
pengobatan dan pengendalian epidemik, menghambat pemberian pelayanan dan hak
endemik, penyakit terkait pekerjaan dan pasien untuk mengakses layanan. Misalnya,
penyakit lainnya dan “membutuhkan
penyusunan program pencegahan dan • Pusat-pusat kesehatan yang tidak
pendidikan untuk masalah-masalah menawarkan layanan kepada pekerja seks
kesehatan yang terkait perilaku seperti di negara-negara yang melarang prostitusi
penyakit menular seksual”. atau praktek-praktek diskriminasi terhadap
Penanganan IMS pada layanan antenatal orang-orang yang melakukan pekerjaan
care sangat penting untuk melindungi seks.
hak-hak ibu dan bayinya. • Penyedia layanan tidak bersedia menilai
• Hak ini juga berlaku pada anak-anak dan klien karena keyakinan bahwa orang-orang
remaja. Penyedia layanan yang menolak yang belum menikah tidak boleh terlibat
akses layanan IMS berdasarkan usia, dalam hubungan seksual.
status perkawinan atau izin orang tua atau • Klien enggan mencari layanan karena
wali tanpa mempertimbangkan tingkat kebijakan yang mewajibkan laporan IMS
perkembangan anak merupakan tindakan tertentu dan penelusuran pasangan yang
tidak menghormati hak anak tersebut. tidak bersifat rahasia.
• Hak privasi mengharuskan pekerja
kesehatan membuat pasien merasa aman Yang wajib diingat adalah banyak hambatan
dan terlindungi ketika menerima diagnosa, dalam akses layanan dan pengobatan IMS
layanan atau konseling IMS. bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi
• Menyediakan akses ke layanan IMS bagi manusia yang diterima secara internasional.
seluruh penduduk, termasuk remaja, Hati-hatilah dengan posisi lembaga anda
pekerja seks, dan para pelaku hubungan mengenai persoalan ini dan sertakan hal ini
seks sesama pria, tanpa memandang status sebagai bagian dari analisis anda mengenai
hukum prostitusi dan homoseksualitas di situasi dan langkah berikutnya.
suatu negara, melindungi hak kesetaraan
Manajer-manajer program dan penyedia
dan non diskriminasi.
layanan kesehatan reproduksi yang
• Semua orang berhak untuk menyampaikan
menghadapi dilema serupa harus
dan menerima informasi tentang IMS. Hak
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan
ini juga termasuk menyertakan remaja di
pasien mereka serta keselamatan diri mereka
semua pendidikan IMS, pembangunan
dan kolega mereka. Selanjutnya, mereka bisa:
kesadaran dan aktivitas penjangkauan
lapangan • Berbicara kepada supervisor mereka;
• Hak untuk menikmati manfaat kemajuan • Mendiskusikan pilihan-pilihan dengan klien;
Bab 9: Infeksi Menular Seksual 207
5 Monitoring
6 Bacaan Lanjutan
Bacaan penting
10
Daftar Isi
1 Pendahuluan 209
2 Tujuan 210
3 Penyusunan program 210
3.1 Need assessment/penilaian kebutuhan 211
3.2. Kesadaran tentang HIV 211
3.3 Pencegahan HIV 213
BAB
3.4 Konseling dan test HIV sukarela 216
SEPULUH
3.5 Intervensi ARV dan ART 217
3.6. Perawatan komprehensif ODHA 222
HIV
3.7 Perawatan untuk anak dengan HIV 223
4 Hak Asasi Manusia dan Hukum 223
4.1 Tantangan dan Peluang 224
5 Monitoring 225
6 Bacaan lanjutan 225
1 Pendahuluan
Sejak 1980-an, human immunodeficiency virus (HIV) telah menjadi salah satu penyebab utama
pandemik yang mengkhawatirkan dan menjadi sebuah isu yang besar dalam sejarah. Selain
menjadi masalah kesehatan yang besar, HIV telah mengancam tatanan ekonomi dan sosial di
banyak komunitas.
* UNAIDS and UNHCR. Strategies to support the HIV related needs of refugees and host populations.
Geneva, 2005. http://data.unaids.org/publications/IRC-pub06/jc1157-refugees_en.pdf.
210
HIV
Ketika merencanakan program HIV dalam bagaimana memastikan bahwa layanan
situasi bencana, petugas kesehatan kesehatan reproduksi diselenggarakan
reproduksi dan manajer program harus secara efektif, efisien, dan adil.
mempertimbangkan:
pemahaman tentang HIV secara umum? Kampanye komunikasi yang sesuai dengan
• Praktek umum apa saja yang biasa kebutuhan masyarakat untuk menciptakan
dilakukan yang dapat membuat penduduk kesadaran tentang HIV dan acquired immune
beresiko tertular HIV? deficiency syndrome (AIDS). Selain itu, rancang
• Elemen-elemen apa pada situasi sekarang kampanye komunikasi khusus untuk:
yang dapat menciptakan resiko penularan
HIV? • Menargetkan pada orang yang rentan
• Apakah sikap dan keyakinan umum terhadap praktek-praktek yang dapat
terhadap orang yang terinfeksi HIV? memperbesar resiko penularan HIV.
Pengungsi menghadapi resiko karena
Level Rendah (Prevalensi HIV < 1%: Prevalensi HIV Pengetahuan tentang perilaku
belum mencapai level signifikan di beresiko, jaringan dan faktor-faktor
suatu sub-populasi (ini menunjukkan lain yang menunjukkan potensi
jaringan resiko tersebar atau bahwa penyebaran HIV sangat penting
virus ditularkan belum lama ini) dalam perencanaan pencegahan.
reproduksi
Terkonsentrasi Prevalensi HIV cukup tinggi (5% Kelanjutan tipe epidemi ini nantinya
atau lebih) di satu atau beberapa akan ditentukan oleh:
sub-populasi, seperti homoseksual,
pengguna narkoba suntik, atau • Besaran sub-populasi yang
pekerja seks dan klien mereka, untuk rentan dan
mempertahankan epidemi tersebut di • Frekuensi dan sifat interaksi di
sub-populasi mereka. Namun, virus antara mereka dengan populasi
tidak menyebar di populasi umum yang umum
prevalensinya tetap <1% .
Populasi Umum Prevalensi HIV adalah antara 1% dan Norma sosial yang mengarah pada
15% pada perempuan hamil yang hubungan seksual banyak pasangan
mendatangi klinik-klinik antenatal. Ini dan/atau norma serta kebijakan yang
menunjukkan prevalensi HIV terdapat menghambat orang untuk melindungi
di antara penduduk umum dengan level diri mereka sendiri (misalnya norma
jaringan seksual yang cukup untuk yang mengurangi anak perempuan
menggerakkan epidemi. Pada populasi mendapatkan akses pendidikan dan
dengan prevalensi di atas 5%, setiap informasi) hal ini secara langsung
pelaku aktif seksual memiliki resiko dapat mempengaruhi dinamika
infeksi yang tinggi dan tidak ada sub- epidemik dan harus diatasi
populasi dianggap “beresiko rendah”.
Terkecuali situasi yang terdapat di wilayah Afrika bagian selatan, dimana banyak warga –lebih
dari separuhnya anak perempuan dan perempuan dewasa – hidup dengan HIV. Dalam skenario
hiperendemik ini, prevalensi HIV melewati 15% pada populasi dewasa. Situasi ini membutuhkan
upaya dan sumberdaya luar biasa untuk memobilisasi seluruh komunitas agar mengubah perilaku
seksual mereka.
Bab 10: HIV 213
elemen-elemen berikut ini konsisten dengan Bayi yang lahir dari seorang ibu yang tertular
semua program yang menargetkan kelompok- HIV melalui pemakaian jarum suntik bersama
kelompok rentan: atau melakukan hubungan seksual dengan
seorang IDU juga bisa terinfeksi.
• Melibatkan kelompok rentan sejak
awal disain program, implementasi dan HIV bisa menyebar secara cepat dengan
pemantauan. pemakaian bersama jarum yang telah
• Melokasikan kegiatan-kegiatan program terkontaminasi di antara para IDU (prevalensi
di tempat-tempat yang kerap dikunjungi meluas dari 5% hingga 50% dalam satu
kelompok minat (klub, permukiman, dll.). tahun). IDU juga bisa menularkan HIV dengan
• Menciptakan ruang-ruang maya yang aman cara lain seperti pekerja seks dan penjara.
(sambungan telepon langsung) atau fisik Mengkriminalkan pengguna obat bius bisa
(pusat-pusat singgah) yang disesuaikan menimbulkan marjinalisasi dan membatasi
dengan masing-masing kelompok agar akses untuk mendapatkan pelayanan. Ini
mereka bisa dengan nyaman mencari semua semakin mempercepat epidemi.
informasi dan rujukan tentang perawatan
dan dukungan. Tindakan-tindakan pengurangan bahaya
• Mempromosikan pemakaian kondom seperti akses untuk mendapatkan alat injeksi
laki-laki dan perempuan dengan konsisten steril, pengobatan ketergantungan obat
dan benar dan memastikan kondom selalu bius, penjangkauan berbasis komunitas
tersedia, terjangkau dan supply yang dapat dan penyediaan informasi pencegahan HIV,
diandalkan termasuk tindakan-tindakan paling efektif
• Melatih pekerja kesehatan dan pekerja untuk mencegah penyebaran HIV. Program-
sosial untuk menyediakan layanan terkait program yang bertujuan mengurangi penularan
HIV yang berkualitas tinggi, ramah terhadap HIV terkait IDU harus menyediakan peralatan
klien, layanan HIV terkait bagi ODHA , suntik yang steril dengan jumlah yang
pasangan dan keluarga mereka serta mencukupi (termasuk di penjara), berkualitas
keluarga mereka, termasuk pengobatan baik, pengobatan tanpa paksaan bagi orang
infeksi menular seksual, VCT, PMTCT, yang ketergantungan obat layanan kesehatan
keluarga berencana dan pengobatan reproduksi dan PMTCT yang ramah bagi
tuberkulosis (TB) dan AIDS. perempuan-perempuan IDU dan untuk
• Mengatasi hambatan-hambatan struktural, pasangan seksualnya serta pelatihan penyedia
termasuk kebijakan, legislasi dan praktek- layanan mengenai layanan terkait HIV bagi IDU.
praktek adat yang mendiskriminasikan
Program jangkauan untuk pencegahan
kelompok dan mencegah akses serta
kesehatan masyarakat yang dipimpin kawan
penggunaan layanan pencegahan,
sebaya telah terbukti berjalan dengan baik.
pengobatan dan perawatan HIV yang sesuai
Pesan-pesan utama termasuk:
Pengguna Narkoba Suntik/Injecting Drug • Jika anda menyuntikan obat, anda sangat
User (IDU) beresiko HIV. Mintalah bantuan dari
profesional terlatih untuk mengurangi
Selain pemakaian bersama alat suntik dan
resiko. Program dan konseling pengobatan
alat-alat lain untuk narkoba suntik yang telah
pengguna narkoba merupakan langkah
dikenal sebagai rute penularan HIV, pemakaian
pertama menuju pencegahan, perawatan
narkoba suntik juga ikut berkontribusi dalam
dan pengobatan HIV .
penyebaran epidemi HIV di lingkungan para
• Jika anda sedang menjalani pengobatan
pengguna jarum suntik. Pasangan seksual IDU
HIV, saat“fly” akan memperbesar
beresiko tertular melalui hubungan seksual.
kemungkinan anda lupa meminum obat
Bab 10: HIV 215
anda. Mintalah bantuan teman anda untuk hukum bagi remaja laki-laki serta laki-laki
mengingatkan anda meminum obat-obatan yang mengalami pemaksaan atau kekerasan
HIV sesuai jadwal. seksual. Perawatan klinis untuk korban
pemerkosaan laki-laki dan perempuan
Laki-laki yang melakukan hubungan seks merupakan bagian dari PPAM (lihat Bab 2:
dengan laki-laki (MSM) PPAM).
• Mempromosikan integrasi komunitas
MSM merujuk pada laki-laki yang melakukan seksual alternatif dalam kampanye-
hubungan seksual dengan laki-laki lain kampanye penyadaran untuk mengurangi
tanpa membedakan bagaimana mereka homofobia.
menyebut diri mereka (gay, biseksual, atau
heteroseksual). Praktek-praktek MSM ada Pekerja Seks
bermacam-macam di seluruh dunia. Untuk
merancang program yang sesuai bagi MSM di Pertukaran seks dengan uang atau barang-
kalangan pengungsi, penting untuk memahami barang terjadi di semua komunitas, termasuk
jaringan-jaringan sosial lokal dan praktek- di kalangan pengungsi. Praktek ini melibatkan
praktek umum. Diperkirakan tidak sampai satu anak-anak dan perempuan yang menganggap
dari 20 pelaku MSM di seluruh dunia memiliki diri mereka bukan pekerja seks namun
akses layanan pencegahan, pengobatan dan melakukannya untuk bertahan hidup. Karena
perawatan HIV. Stigmatisasi, kriminalisasi dan itu, keamanan, perlindungan dan akses
diskriminasi serta tidak adanya pemahaman makanan dan dukungan bagi orang-orang
tentang perilaku dan sikap merupakan rentan, seperti yatim piatu dan perempuan
hambatan utama dalam mengimplementasikan sebagai kepala keluarga, sangat penting.
program-program yang efektif.
Melindungi pekerja seks dari infeksi HIV
Jika sikap sosial, budaya dan agama memberi akan memberi keuntungan bagi mereka dan
stigma pada pelaku MSM, program-program masyarakat umum. Program yang berhasil
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan mampu menempatkan kegiatan program di
mereka bisa menimbulkan kritik dari para tempat yang dapat dijangkau pekerja seks.
pemuka dan anggota masyarakat. Namun,
dengan pendanaan dan dukungan, para Pertimbangan-pertimbangan program adalah:
petugas dan manajer program kesehatan
• Memastikan kondom laki-laki dan
reproduksi bisa merancang program yang
perempuan berkualitas terus tersedia.
mencegah penyebaran HIV di kalangan MSM.
Pengurangan penularan HIV melalui
Misalnya:
pekerja seks yang efektif membutuhkan
• Mengetahui jumlah dan karakteristik 90% penggunaan kondom yang benar di
komunitas MSM di masyarakat yang terkena kalangan pekerja seks dan pasangan seks
bencana dan melibatkan mereka dalam tidak tetap mereka.
merancang serta mengimplementasikan • Mengintegrasikan strategi pengurangan
kegiatan yang direncanakan. kekerasan dalam situasi pekerja seks.
• Menawarkan informasi khusus mengenai Program harus bekerja sama dengan
strategi pencegahan dan pengurangan penegakan hukum untuk menjamin para
resiko dalam kampanye komunikasi, pekerja seks mampu melindungi diri mereka
seperti pemakaian kondom dengan sendiri dan memastikan praktek seks yang
konsisten dan benar. Memastikan akses lebih aman oleh klien mereka.
untuk mendapatkan kondom dan lubrikan • Melibatkan masyarakat dan pekerja seks
berbahan dasar air. dalam menerapkan kebijakan dan regulasi
• Menawarkan akses bantuan medis dan perlindungan anak.
216
• Menghubungkan pekerja seks dengan layanan VCT harus ditawarkan oleh petugas
keluarga mereka dengan mekanisme Kesehatan sebagai standar dari layanan
dukungan, menyediakan bantuan dan klinis. Jika ada hambatan sumber daya dan
insentif untuk perempuan yang bersedia kapasitas, pelaksanaan test dan konseling
meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja yang prakarsai oleh penyedia sangat
seks melalui layanan hukum, ekonomi dan dibutuhkan. Berikut ini adalah daftar prioritas
sosial. untuk pelaksanaan tersebut:
• Memperhatikan sisi “permintaan/
kebutuhan” pekerja seks – bekerja untuk 1. Klinik TB
mengubah perilaku klien dan pekerja seks. 2. Layanan IMS
Staf kemanusiaan, penjaga perdamaian, 3. Antenatal Care, persalinan dan post natal
polisi, dan anggota masyarakat umum care
merupakan klien pekerja seks dalam situasi 4. Fasilitas medis pasien rawat inap dan
bencana. berobat jalan
secara sukarela. Dapatkan selalu informed dilaksanakan sebagai intervensi paralel, akan
consent/persetujuan sebelum seseorang tetapi harus sebagai bagian dari program
menjalani test HIV. VCT tidak boleh terintegrasi dengan layanan-layanan lain
dipaksakan pada seseorang pada situasi (seperti layanan kesehatan, nutrisi, edukasi,
apapun. sosial serta air dan sanitasi).
• Menyediakan layanan secara gratis.
• Memastikan pra dan pasca konseling Jika ART tersedia, sangat penting bahwa
merupakan bagian dari keseluruhan layanan konseling harus mencakup efek samping
VCT. dan manfaat ART serta pentingnya mematuhi
• Layanan pendukung pasca test harus jadwal pengobatan.
tersedia, termasuk jaringan rujukan dan
Intervensi penting yang menggunakan ARV
akses terhadap test tambahan (seperti
adalah:
penghitungan CD4 ) untuk menilai kelayakan
pasien mendapatkan program perawatan • Post exposure prophylaxis (PEP)
dan pengobatan. • Pencegahan penularan dari ibu ke anak
• VCT hanya boleh dilakukan di fasilitas (PMTCT)
yang dilengkapi standar tes yang layak. • ART
Ikuti proses algoritma testing HIV yang
sudah divalidasi secara nasional, saat PEP
mempertimbangkan issue hak asasi
manusia spesifik untuk memasuki program Para manajer program kesehatan reproduksi
perawatan dan pengobatan. Gunakan harus memastikan pemberian PEP dapat
teknologi test yang sesuai untuk situasi dilakukan dengan segera (dalam waktu 72 jam)
tsb, seperti tes cepat dengan spesimen untuk mengurangi kemungkinan tertular HIV
darah dari tusuk jari. Hasil tes dengan tes dimasukan ke dalam protokol bagi dua situasi
HIV cepat dapat diperoleh dalam waktu berikut ini:
tidak sampai 20 menit dan biasanya
memiliki tingkat keberhasilan lanjutan dan • Layanan untuk korban perkosaan: untuk
konseling pasca tes yang lebih tinggi. mencegah dan menangani dampak
Ini akan mendukung desentralisasi VCT. pemerkosaan terhadap kesehatan
Pertimbangkan kondisi penyimpanan lokal korban/penyintas harus memiliki akses
dan jika perlu pesan tes cepat/rapid test mendapatkan perawatan klinis, termasuk
yang tidak membutuhkan pendinginan. konseling pendukung. Perawatan ini
mencakup penyediaan PEP.
Ibu Ibu
• Antepartum harian AZT (kandungan >14 Obat-obatan triple ARV mulai dari
minggu) kehamilan > 14 pekan sampai satu minggu
• sd-NVP di awal persalinan* setelah menyusui benar-benar dihentikan.
• AZT + 3TC selama persalinan dan kelahiran pengobatan yang direkomendasikan
bayi* termasuk:
• AZT + 3TC selama 7 hari pasca melahirkan* • AZT + 3TC + LPV/r
*sd-NVP dan AZT+3TC saat-melahirkan dan pasca
• AZT + 3TC + ABC
melahirkan bisa dihilangkan jika ibu menerima AZT
• AZT + 3TC + EFV
lebih dari 4 minggu selama kehamilan .
• TDF + (3TC or FTC) + EFV
Bayi Bayi
AZT: Azidothymidine, zidovudine; 3T: Lamivudine; Sd-NVP: Single-dose nevirapine; LPV/r: Lopina-
vir/ritonovir; ABC: Abacavir, EFV: Efavirenz.
Semua pengobatan diberikan melalui mulut. Formula paediatric tersedia untuk AZT, 3TC dan NVP.
* Dari Rapid advice: gunakan obat-obatan antiretroviral untuk merawat perempuan hamil dan
mencegah infeksi HIV pada bayi. WHO. 2009. www.who.int/hiv/pub/mtct/advice/en/index.html
kelanjutan ART menjadi prioritas untuk • Berapa banyak penyediaan ARV minimal
memastikan pengobatan tersebut efektif dan yang dapat disediakan?
mencegah berkembangnya resistensi virus. • Untuk berapa lama dana tersedia? Dana
Berikut ini direkomendasikan: yang tersedia minimal harus satu tahun.
• Dapatkah populasi yang terdampak
• Tes HIV— atau dokumen — untuk didaftarkan dalam program-program ART
memastikan status HIV dan kartu pasien nasional?
yang menunjukkan pengobatan ART • Apakah hambatan-hambatan yang mungkin
sedang/sudah diikuti. dalam pengadaan dan manajemen obat?
• Jika seseorang sedang menjalani ART, • Bagaimana mobilitas populasi? Bagaimana
lanjutkan pengobatan tanpa berhenti. Jika situasi keamanan dan kemungkinan terjadi
berhenti, analisa alasannya dan mulai pengungsian yang bisa menghentikan
kembali pengobatan secepatnya. pengobatan?
• Jika obat-obatan ARV yang sama dengan • Seberapa besar kapasitas laboratorium (di
pengobatan pertama yang sudah diikuti pusat kesehatan dan/atau tingkat rujukan)?
tidak tersedia dan jika tidak ada riwayat
kegagalan pengobatan atau efek samping Memulai paket minimal layanan ART
yang serius pada ARV alternatif yang membutuhkan persiapan. Pastikan hal-hal
diusulkan, ganti pengobatan pertama berikut ini telah tersedia:
segera berdasarkan pada protokol nasional.
• Pasien yang sudah meminum pro- • Kebijakan, prosedur operasi standar
tease inhibitors yang tidak tersedia di dan protokol pengobatan standar. Jika
dalam situasi bencana bisa diresepkan ada, protokol nasional harus diikuti. Jika
pengobatan lini pertama sampai protokol nasional tidak tersedia, pedoman
pengobatan lini kedua tersedia. Namun WHO harus diikuti.
orang-orang yang menjalani protease • Pekerja komunitas dan klinis yang terlatih
inhibitor karena reaksi buruk dari serta memiliki kompetensi dalam protokol
pengobatan lini pertama harus terus pengobatan, konseling pasien dan
dipantau jika mereka memulai kembali mobilisasi masyarakat
pengobatan lini pertama. Jika keracunan • Suplai pengobatan awal enam bulan,
terjadi kembali dan pengobatan lini kedua termasuk pengobatan ARV, co-trimoxazole,
tidak tersedia, ART tidak boleh dilanjutkan. TB dan pengobatan untuk infeksi
Lanjutkan pencegahan infeksi oportunistik oportunistik dan infeksi lainnya (lihat 3.6);
(lihat 3.6). dan sistem pengadaan untuk memastikan
• Berikan konseling dan dukungan dalam suplai obat-obatan yang dibutuhkan tidak
menghadapi kondisi yang baru. terganggu.
• Suplai diagnostik dan kapasitas
Ketika pengungsi dan pengungsi yang kembali laboratorium, termasuk setidaknya diagnosa
sedang menjalani pengobatan ARV dan HIV, determinasi haemoglobin atau
dikembalikan ke daerah asal mereka, pastikan haematocrit, hitungan sel CD4, diagnosa
mereka bisa melanjutkan pengobatan ARV tuberkulosis (TB), malaria dan pengetesan
tanpa henti. Koordinasikan dengan otoritas- sipilis.
otoritas kesehatan di daerah asal mereka. • Sistem monitoring pasien (termasuk kartu
pengobatan pasien untuk pemberian
Rencanakan tes dan konseling HIV ART sehingga pasien dapat melanjutkan
komprehensif dan program-program ART perawatan di fasilitas kesehatan lain) serta
secepatnya. Sebelum memulai layanan ART, rujukan dan jaringan komunikasi.
pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
222
Perawatan Paliatif
4 Pertimbangan Hak Asasi dan
Perawatan paliatif harus mencakup Hukum
penanganan gejala-gejala akut dan kronis serta
perawatan terminal. Elemen-elemen penting Memastikan hak asasi manusia dihormati dan
adalah mengendalikan nyeri, perawatan dilindungi sangat penting untuk mengurangi
terminal, perawatan, dukungan bagi perawatan paparan terhadap HIV serta dampak buruknya
berbasis komunitas /rumah yang diberikan, pada individu dan komunitas. Undang-undang
informasi dan pendidikan. hak asasi internasional memuat sejumlah poin
yang memiliki keterkaitan langsung dengan
orang-orang dengan HIV atau terdampak oleh
3.7 Perawatan untuk anak dengan HIV. Ketentuan hak-hak mempromosikan
HIV intervensi HIV sangat penting dalam program
darurat bencana karena pada kondisi ini
Tindakan ini direkomendasikan untuk merawat kekerasan seksual, dan berkurangnya akses
anak dengan HIV: untuk mendapatkan layanan pencegahan,
perawatan dan pengobatan HIV akan
• Melakukan perawatan anak dengan memperbesar resiko penularan HIV. Persoalan-
mengikuti panduan nasional. persoalan hak yang penting adalah:
• Menggunakan pedoman WHO untuk
diagnosa HIV klinis jika fasilitas diagnosa • Hak mengakses perawatan kesehatan
dan monitoring tidak tersedia. HIV dan AIDS: Hak untuk mencapai
• Ketika memesan formula sirup, bersiaplah standar kesehatan mental dan fisik tertinggi
untuk menyediakan ruang penyimpanan termasuk hak untuk mendapatkan fasilitas
berpendingin yang sesuai dan rantai dingin kesehatan, bahan-bahan dan layanan yang
yang berfungsi karena formula itu datang berkualitas, tersedia dan diterima. Akses
dalam jumlah besar. ke program-program HIV paling tidak harus
224
setara dengan akses yang tersedia bagi konseling dan pengobatan yang sesuai di
masyarakat setempat di sekitarnya. Lebih semua kasus kekerasan seksual dan berbasis
jauh lagi, hak terhadap kesehatan hanya gender.
bisa diwujudkan melalui kerjasama dengan
hak terhadap makanan, air, perumahan dan Anak-anak berhak mendapat perlindungan
kebebasan dari diskriminasi dan kekerasan, khusus menurut undang-undang, sesuai yang
di antara hak-hak lainnya ditekankan oleh Komisi PBB untuk hak-hak
• Hak mengakses informasi dan edukasi Anak. Konvensi tentang hak-hak Anak secara
HIV: Hak kesehatan termasuk hak untuk khusus harus memandu respon di semua
memperoleh informasi kesehatan penting kasus yang melibatkan anak, termasuk: tidak
dan edukasi tentang HIV serta kesehatan diskriminatif; kepentingan terbaik anak; hak
seksual dan reproduksi. hidup; bertahan hidup dan pembangunan; dan
• Hak bebas dari diskriminasi: Semua orang partisipasi anak.
menikmati hak bebas dari diskriminasi
berbasis gender, seksualitas dan status HIV
4.1 Tantangan dan Peluang
dan dijamin aksesnya untuk memperoleh
layanan pencegahan, pengobatan dan Petugas, manajer program dan penyedia
perawatan HIV. layanan kesehatan reproduksi harus
• Hak intervensi kesehatan sukarela: mengetahui undang-undang, kebijakan dan
Semua orang harus memiliki hak untuk pedoman nasional mengenai pencegahan,
informed consent dan bebas dari tes pengobatan dan perawatan HIV di negara
HIV wajib. Hak integritas fisik menjamin tersebut. Di banyak contoh, hak asasi telah
semua orang memiliki cara untuk membuat dikompromikan oleh undang-undang atau
keputusan secara sukarela dan informed kebijakan nasional atau bahkan kekeliruan
decision (keputusan berdasarkan informasi) konsepsi sosial dan budaya. Diskusikan dilema
tentang perawatan kesehatan mereka, yang bisa dihadapi bersama tim dan supervisor
termasuk mempelajari status HIV mereka, dan putuskan tipe keterlibatan organisasi anda.
serta hak untuk memberikan izin informasi Langkah penting segera yang bisa dilakukan
dan bebas dari test HIV wajib. penyedia kesehatan adalah memastikan
• Hak privasi dan kerahasiaan dalam mereka menginformasikan pasien secara
pelayanan berkaitan dengan HIV: Jaminan langsung tentang kemungkinan konsekuensi
privasi dan kerahasiaan informasi kesehatan negatif undang-undang tersebut. Eksplorasi
sangat penting untuk memastikan lebih jauh lagi, kemungkinan-kemungkinan
semua orang, termasuk perempuan rujukan bagi klien ke badan atau organisasi
tanpa memandang status mereka bisa lain yang bisa memberikan dukungan dan
memperoleh layanan kesehatan tanpa rasa asistensi legal. Organisasi bisa memutuskan
takut status HIV mereka terungkap. untuk mengadvokasi persoalan tersebut dan
mendukung upaya-upaya advokasi bersama.
Banyak negara mengakui pentingnya
kesetaraan gender, serta pemberdayaan Deklarasi komitmen tentang HIV/AIDS (Resolusi
dan partisipasi perempuan dan remaja putri Majelis Umum A/RES/S-26/2 dari 2 Agustus
di semua aspek pencegahan dan respon 2001). Paragraf 14,37,58-62
HIV.* Terutama sekali, perlindungan khusus
gender harus dipenuhi dengan semestinya
dan kebutuhan kesehatan perempuan dan
remaja putri harus mendapat perhatian khusus,
* Deklarasi komitmen tentang HIV/AIDS (Resolusi
termasuk dengan memastikan akses layanan
Majelis Umum A/RES/S-26/2 dari 2 Agustus 2001).
dan perawatan kesehatan reproduksi serta Paragraf 14,37,58-62
Bab 10: HIV 225
• Kualitas skrining darah donor. Proporsi Clinical Guidelines for antiretroviral therapy
unit darah donor yang diskrining untuk HIV management for displaced populations.
dengan cara yang dijamin kualitasnya. Southern Africa. Southern African HIV
• Tingkat penggunaan kondom: proporsi Clinicians Society/ UNHCR, 2007. http://www.
orang aktif secara seksual yang melapor unhcr.org/4683b0522. html
menggunakan kondom dalam hubungan
seksual terakhir. UNHCR and Infant Feeding in Emergencies.
• Konseling pasca VCT dan hasil: proporsi Guidance on infant feeding and HIV in
klien VCT yang dites HIV, dan telah emergen¬cies for refugees and displaced
menerima hasil pascates dan konseling. populations. UNHCR, Jenewa, 2008.
• Cakupan PMTCT: Proporsi kunjungan ANC http://www.ennonline. net/ife
pertama klien yang telah diberikan konseling
Guidelines for addressing HIV in Humanitarian
sebelum tes .
Settings, Interagency Standing Committee.
• Cakupan ARV dalam program-program
2009. http://www.aidsandemergencies.org/
PMTCT: Rasio pasangan ibu-bayi yang
cms/documents/IASC HIV Guidelines 2009
meminum ARV tepat waktu .
En.pdf
Untuk informasi lebih lengkap tentang
monitoring dan evaluasi lihat Bab 3.
6 Bacaan Lanjutan
Bacaan penting
a1
Fase akut Fase dalam suatu situasi darurat ketika angka kematian tinggi dan
prioritas respon bencana terkait dengan bertahan hidup.
Dana Respon Darurat Suatu alat pendanaan multilateral yang dibuat oleh PBB , dana
Terpusat/Central yang tersedia aksi kemanusiaan. CERF besarnya mencapai US
Emergency Response $500 juta, termasuk fasilitas hibah hingga US $450 dan fasilitas
Fund (CERF) pinjaman hingga US $50 juta. Komponen hibah CERF memiliki dua
jendela; satu untuk respon cepat dan satu untuk kondisi darurat
yang kekurangan dana. CERF didanai oleh kontribusi-kontribusi
sukarela dari anggota-anggota PBB, perusahaan swasta, yayasan
dan individu, dan dikelola oleh Emergency Relief Coordinator
(ERC), kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for
the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).
228
Staf Kesehatan Orang biasa atau relawan yang bekerja dalam bidang kesehatan
Masyarakat namun bukan seorang klinisi.
Metode kontrasepsi Termasuk metode klinis dan supply (modern) dan metode non-supply
(tradisional). Metode klinis dan supply termasuk sterilisasi pria dan
wanita, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), metode hormonal
(pil minum, implant pelepas hormon dan injeksi, skin patch dan cincin
vagina), kondom dan metode penghalang vagina (diafragma, cervical
cap dan spermicidal foam, jelli, krim, dan sepon). Metode-metode
tradisional termasuk ritme, penarikan, tidak melakukan hubungan
seksual dan lactational amenorrhoea. Sterilisasi pembedahan
biasanya baru dianggap sebagai kontrasepsi jika operasi dilakukan
setidaknya sebagian untuk menghindari lebih banyak anak (sterilisasi
juga dilakukan hanya untuk alasan kesehatan).
Pelindung ganda Perlindungan terhadap kehamilan tidak diinginkan dan IMS, termasuk
HIV.
Konseling keluarga Diskusi dengan klien yang mendatangi fasilitas kesehatan karena
berencana suatu alasan, keuntungan mengatur jarak atau membatasi kehamilan,
metode yang tersedia untuk melakukannya dan menyediakan bantuan
untuk memilih dan menggunakan dengan benar metode kontrasepsi
yang sesuai.
Sunat perempuan Prosedur yang melibatkan pembuangan alat kelamin eksternal wanita
sebagian atau seluruhnya atau pencederaan alat kelamin wanita untuk
alasan-alasan yang tidak terkait dengan medis.
Kekerasan berbasis Kekerasan berbasis gender merupakan istilah payung untuk suatu
gender tindakan berbahaya yang dilakukan pada seseorang di luar keinginan
orang tersebut dan dilandaskan pada perbedaan sosial yang berlaku
(gender) antara pria dan wanita.
Sektor kesehatan Bagian dari ilmu ekonomi yang terkait dengan persoalan-persoalan
kesehatan di dalam suatu masyarakat.
Krisis kemanusiaan Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang menghadirkan ancaman
membahayakan terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan atau
kesejahteraan suatu komunitas atau kelompok besar orang lainnya,
biasanya di suatu area yang luas. Konflik bersenjata, epidemi,
kelaparan, bencana alam dan situasi darurat besar lainnya bisa
melibatkan atau menimbulkan krisis kemanusiaan .
Informed Consent/ Suatu kondisi legal saat seseorang dinyatakan telah memberikan
persetujuan izin berdasarkan apresiasi dan pemahaman yang jelas terhadap
berdasarkan fakta-fakta, implikasi dan konsekuensi yang bakal terjadi pada
informasi suatu tindakan. Untuk memberikan informed consent, individu
terkait harus memiliki alasan yang rasional dan mengetahui semua
fakta relevan pada saat izin diberikan. Kelemahan dalam membuat
pertimbangan dan keputusan sehingga membuat seseorang tidak
mampu untuk memberikan Informed Consent termasuk di antaranya
keterbelakangan mental yang parah, keracunan, kekurangan tidur
parah, penyakit Alzheimer atau dalam kondisi koma
Pengungsi internal/ Orang atau kelompok orang yang dipaksa atau harus melarikan diri
IDP atau meninggalkan rumah atau habitat mereka, sebagai akibat atau
untuk menghindari dampak dari konflik bersenjata, situasi kekerasan
umum, kekerasan terhadap kemanusiaan, bencana alam atau buatan
manusia, namun belum melewati batas negara yang diakui secara
internasional.
Penyedia level Tenaga kesehatan bukan dokter – bidan, praktisi perawat, petugas
menengah kesehatan, asisten dokter, dan lain-lain – yang pelatihan dan
tanggungjawabnya berlainan antar negara akan tetapi terlatih untuk
memberikan prosedur klinis dan dasar yang terkait dengan kesehatan
reproduksi. Prosedur ini termasuk pemeriksaan bimanual pelvic
untuk memverifikasi adanya kehamilan dan mengetahui posisi rahim;
USG rahim; prosedur transservikal; dan pelaksanaan aborsi di masa-
masa awal kehamilan. [Definisi ini disepakati oleh para peserta WHO
Technical Consultation pada bulan September 2000.]
Siklus menstrusasi Rangkaian perubahan berulang pada ovarium dan endometrium yang
termasuk ovulasi dan pendarahan bulanan. Sebagian besar wanita
memiliki siklus yang masing-masing berakhir antara 24 dan 35 hari.
230
Pemimpin opini Para informan kunci, yang bisa termasuk para tokoh masyarakat,
kepala suku, dll.
Progestogen Suatu kelompok besar obat-obatan sintetis yang memiliki efek sama
(Progestin) dengan progesterone. Beberapa digunakan dalam kontrasepsi
hormonal.
Manajer program Pekerja di level lapangan yang bertanggung jawab atas penyusunan
program kesehatan reproduksi suatu lembaga
Staf program Siapa saja dalam suatu lembaga yang terlibat dalam penyusunan
program klinis atau non klinis, manajemen, keuangan serta monitoring
dan evaluasi klinis dan non-klinis.
Penggungsi eksternal/ Seseorang yang melarikan diri menuju suatu negara atau kekuatan
refugee asing untuk menghindari bahaya atau penyiksaan karena alasan ras,
agama, kewarganegaraan, keanggotaan pada suatu kelompok sosial
atau opini politik tertentu, berada di luar negaranya, dan tidak bisa,
atau karena sangat takut, tidak bersedia menyerahkan dirinya ke
dalam perlindungan negara tersebut.
1951 Convention Relating to the Status of Refugees.
Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang lengkap, bukan semata-mata terbebas dari penyakit dan
kecacatan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi
dan terhadap fungsi dan prosesnya.
Lembaga koordinator Lembaga yang diidentifikasi oleh cluster atau sektor kesehatan
kesehatan reproduksi sebagai organisasi yang memiliki kapasitas paling besar untuk
menyediakan dukungan operasional dan teknis pada mitra/partner
kesehatan untuk memastikan kesehatan reproduksi mendapat
prioritas.
Infeksi saluran Infeksi saluran reproduksi adalah istilah luas yang mencakup infeksi
reproduksi (ISR) menular seksual serta infeksi-infeksi saluran reproduksi lainnya yang
bukan ditularkan melalui hubungan seksual.
Lampiran 2: Akronim dan Singkatan 231
Penyedia layanan Suatu lembaga atau orang yang menyediakan layanan, termasuk
perawatan klinis dan konseling.
Seks, hubungan Aktifitas seksual dengan penis dimasukkan ke dalam suatu rongga
seksual tubuh:
• Hubungan anal yang melalui anus
• Hubungan oral yang melalui mulut
• Hubungan vaginal yang melalui vagina
Infeksi menular Salah satu kelompok infeksi bakteri dan virus serta parasit yang
seksual (IMS) ditularkan melalui aktifitas seksual.
Spotting Pengeluaran darah dari vagina di luar jadwal pendarahan yang biasa.
Pendarahan Vagina Suatu pengeluaran darah dari vagina (merah muda, merah atau coklat)
yang menuntut pemakaian proteksi saniter (pembalut, kain, atau
tampon). Pola pendarahan vagina berlainan termasuk:
• Breakthrough bleeding: Suatu pendarahan di luar perkiraan
jadwal pendarahaan (misalnya bukan pendarahaan bulanan) yang
mengharuskan pemakaian pembalut.
• Pendarahan berat (menorrhagia): Pendarahan yang besarnya dua
kali dari pendarahan menstruasi biasa.
• Pendarahan jarang: Kurang dari dua episode pendarahan dalam
waktu tiga bulan.
• Pendarahan tidak teratur: Spotting dan/atau breakthrough bleeding
yang terjadi di luar perkiraan jadwal pendarahan ( misalnya di luar
waktu pendarahan bulanan).
• Pendarahan menstruasi yang rata-rata berlangsung selama tiga
sampai tujuh hari sekitar setiap 28 hari.
• Pendarahan berkepanjangan: pendarahan yang berlangsung lebih
dari delapan hari.
a2
ARV : Anti Retro Viral (s)
ART : Anti Retroviral Therapy/terapi anti retroviral
AVE : Aspirasi Vakum Elektrik
AVM : Aspirasi Vakum Manual
CHAP : Common Humanitarian Action Plan (CHAP)
CAP : Consolidated Appeals Process
CERF : Central Emergency Response Fund
CoC : Code of Conduct/pedoman prilaku Lampiran 2
DBM : Distributor Berbasis Masyarakat
DHS : Demographic Health Survey/Survey Demografi Kesehatan
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi Akronim dan
EmOC : Emergency Obstetric Care/Layanan kegawatdaruratan kebidanan Singkatan
FGM : Female Genital Mutilation/Mutilasi Genital Perempuan
GBV : Gender Based Violence/Kekerasan berbasis gender
HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/Acquired Imuno Deficiency Syndrome
HPV : Human Pappiloma Virus
HRB : Humanitarian Response Branch
IAWG : Inter Agency Working Group/Kelompok kerja antar lembaga
IASC : Inter Agency Standing Committee
ICPD : International Conference on Population and Development/Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan
IFRC : International Federation of the Red Cross/Federasi Palang Merah Internasional
IIU : Inseminasi Intra Uterin
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT : Indeks Masa Tubuh
ISR : Infeksi Saluran Reproduksi
IUD : Intra Uterine Device/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
KHA : Konvensi Hak Anak/CRC: convention on the right of the child
LMP : Late Menstrual Period/Periode Menstruasi terakhir
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
IEHK : Inter agency Emergency Health kit/kit emergency antar lembaga
KAP : Knowledge Attitude Practice/Pengetahuan Sikap dan Praktek
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
ODHA : Orang hidup Dengan HIV AIDS
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
PEP : Post Exposure Prophylaxis
PID : Pelvic Inflammatory Disease
PMTCT : Prevention of Mother to child transmission
PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Komprehensif
PPAM : Paket Pelayanan Awal Minimum
PSB : Procurement Service Branch
PSI : Population Service International
PTSD : Post Trauma Stress Disorder
RDT : Rapid Diagnose Test
234
a3
Contoh pedoman prilaku
Sesuai dengan misi dan praktek [ORGANISASI] dan prinsip-prinsip undang-undang dan
pedoman prilaku internasional, semua staf [ORGANISASI], termasuk staf penuh atau paruh
waktu reguler, nasional dan internasional, dokter rumah sakit, kontraktor dan relawan,
bertanggung jawab untuk mempromosikan penghormatan hak-hak asasi manusia dasar,
keadilan sosial, martabat manusia dan menghormati kesetaraan hak pria, wanita dan anak-
anak. Dengan tetap menghormati martabat dan harga diri individu, pekerja [ORGANISASI] akan Lampiran 3
memperlakukan semua orang secara setara tanpa membedakan ras, gender, agama, warna
kulit, kewarganegaraan atau etnik asli, bahasa, status perkawinan, orientasi seksual, usia,
status sosial ekonomi, kecacatan, pilihan politik atau fitur-fitur pembeda lainnya. Contoh
pedoman
Pekerja [ORGANISASI] mengakui bahwa standar perilaku internasional tertentu harus prilaku
diterapkan dan standar tersebut didahulukan atas praktek budaya lokal dan nasional. Dengan
tetap menghormati dan mematuhi kerangka perilaku yang lebih luas ini, [ORGANISASI] secara
khusus mengharuskan pekerja [ORGANISASI] mematuhi pedoman prilaku berikut ini.
(1) Pekerja [ORGANISASI] akan selalu memperlakukan semua orang dengan hormat dan
ramah sesuai dengan konvensi dan standar perilaku internasional dan nasional yang
berlaku.
(2) Pekerja [ORGANISASI] tidak akan melakukan tindakan yang bisa menimbulkan gangguan
fisik, seksual, atau psikologis pada penerima layanan.
(3) Pekerja [ORGANISASI] tidak akan memaafkan atau berpartisipasi dalam aktifitas korupsi
atau aktifitas ilegal.
(4) [ORGANISASI] dan pekerja [ORGANISASI] mengakui dinamika kekuasaan tidak setara yang
melekat dan mengakibatkan potensi eksploitasi dalam tugas bantuan kemanusiaan, dan
mengakui bahwa eksploitasi tersebut akan melemahkan kredibilitas bantuan kemanusiaan
dan sangat menghancurkan korban-korban tindakan eksploitasi ini berikut keluarga dan
komunitas mereka. Karena itu, pekerja [ORGANISASI] dilarang terlibat dalam hubungan
seksual dengan penerima layanan.* Aktifitas seksual dengan anak-anak (orang usia di
bawah 18 tahun) sangat dilarang.
(5) Seorang pekerja [ORGANISASI] tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan atau posisinya
dalam pemberian bantuan kemanusiaan, dengan tidak menahan bantuan atau juga tidak
memberikan perawatan pilih kasih, termasuk permintaan akan tindakan atau kenikmatan
seksual.
(7) Seorang pekerja [ORGANISASI] bertanggung jawab melaporkan kasus dugaan kekeliruan
perilaku terhadap penerima bantuan yang diketahui atau dicurigainya kepada manajemen
senior (yang ditunjukkan dalam jalur pelaporan) secepatnya. Kerahasiaan tinggi harus dijaga
untuk melindungi semua individu yang terlibat.
236
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah membaca dan memahami pedoman
prilaku. Saya bersedia melaksanakan tugas-tugas saya sebagai seorang pekerja Program
kekerasan berbasis gender sesuai dengan pedoman prilaku. Saya paham bahwa jika tidak
mematuhi pedoman prilaku, saya siap menerima sanksi disiplin.
Diadaptasi dari: Gender-based Violence Tools Manual for Assessment and Programme Design, Monitoring
and Evaluation. RHRC Consortium, 2004
238