Anda di halaman 1dari 53

2.6.

1 Susunan Materi

PENJELASAN UMUM

Alat-alat Permanen

Alat-alat pengukur tekanan cairan (fluida)

Alat-alat Tidak Permanen


a. Alat-alat Optik
b. Alat-alat Mekanika
c. Alat-alat Listrik-Magnetik
d. Alat-alat yang berkaitan dengan Gelombang, Getaran dan Bunyi

PENJELASAN BERDASARKAN MATERI


a. Judul alat peraga
b. Alat dan bahan
c. Dasar teori
d. Cara kerja
e. Kesimpulan

2.6.2 Penjelasan Umum


Penerapan konsep-konsep fisika memiliki peran penting dalam
kegiatan sehari-hari. Penerapan ini nyata dalam berbagai alat, yang dalam
kinerjanya memperlihatkan dengan jelas konsep-konsep fisika tersebut. Alat-
alat tersebut diklasifikasikan berdasarkan tetap atau tidaknya letak
penggunaannya, yaitu :

Alat-alat Permanen

Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan


sekaligus dipasang (siap digunakan) di tempat tertentu, tidak harus atau
bahkan tidak boleh dipindah-pindahkan tempatnya.

Contoh : Alat-alat pengukur tekanan cairan (fluida)

Alat-alat Tidak Permanen

Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permanen. Alat-


alat tidak permanen adalah alat-alat yang penyimpanan dan pemakaiannya

1
dapat berpindah-pindah tempat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
penyimpanan atau penggunaanya. Alat-alat tidak permanen ini dibagi
menjadi :

a. Alat-alat Optik
b. Alat-alat Mekanika
c. Alat-alat Listrik-Magnetik
d. Alat-alat yang berkaitan dengan Gelombang, Getaran dan Bunyi

2.6.3 Penjelasan Berdasarkan Materi


2.5.3.1 Alat-alat Pengukur Tekanan Cairan (Fluida)

Air Mancur Hero


Air mancur hero adalah mesin hidrolik yang diciptakan oleh
seorang penemu bernama Hero, dia adalah seorang ahli
matematika/fisika Yunani yang aktif di kota Alexandria, dia juga
dikenal dengan sebutan Heron of Alexandria. Pada tahun ‘62, saat dia
mempelajari tekanan udara dan uap, dia menciptakan sebuah mainan
yang menghasilkan air mancur. Mainan ini disinyalir sebagai cara
beliau untuk mengajarkan sebuah prinsip-prinsip fisika atau
matematika mengenai energi potensial yang dapat memberikan listrik,
dibuat dari prinsip air, gravitasi dan kompresi.

Alat dan Bahan

a. 2 botol plastik sebagai wadah air


b. Selang berukuran kecil (menghubungkan 2 botol)
*Selang yang berada di botol atas memiliki 2 bukaan (untuk air
mancur dan untuk mengalirkan air ke botol bawah)
c. Air
d. Lem untuk menyambung sedotan, dan juga menyegel lubang
yang kita buat di botol sehingga air udara tidak bisa masuk

Dasar Teori

Air Mancur Hero adalah salah satu penerapan teori hidrolika,


di mana air mancur dapat terjadi karena perbedaan tekanan udara yang
dimiliki kedua botol.

2
Menurut Hukum Buys Ballot, berbunyi “udara bergerak dari
daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan
rendah (minimum)”. Hal ini dibuktikkan dengan air yang mengalir
melalui selang akan membawa sekaligus udara sehingga salah satu
botol yang menjadi tujuan aliran air (botol yang berada di bawah) akan
memiliki tekanan udara lebih besar. Tekanan udara yang lebih besar
pada salah satu botol tersebut akan mendorong air untuk naik ke atas
melalui selang sehingga menghasilkan air mancur.

Air Mancur Hero juga disebut-sebut sebagai produk


pembuktian dari Hukum Boyle. Hukum Boyle adalah hukum fisika
yang menjelaskan bagaimana kaitan antara tekanan dan volume suatu
gas. Penemu hukum Boyle adalah Robert Boyle (1627-1691). Dia
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tekanan dan
volume gas pada suhu yang konstan. Dari hasil penelitiannya, Robert
Boyle menemukan bahwa hasil kali tekanan dan volume gas dalam
ruangan tertutup adalah tetap/konstan. Hukum Boyle berbunyi “Pada
suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik
dengan volumenya”. Sama dengan konsep terjadinya air mancur Hero,
sebelum air mengalir turun, botol yang berada di bawah memiliki
tekanan udara yang sama dengan tekanan udara di luar. Setelah botol
bawah terisi air tekanan udara akan meningkat dan lebih besar
daripada tekanan udara di luar botol, sedangkan volume udara dalam
botol akan menurun. Tekanan udara yang lebih besar daripada tekanan
udara di luar botol akan mendorong air naik ke atas dan terjadilah air
mancur.

Cara Kerja

1. Dua botol plastik yang permukaannya disatukan diisikan air pada


botol bagian atas. Air tersebut akan mengalir ke bawah secara
perlahan melalui selang.
2. Botol yang berada di bawah memiliki tekanan udara yang sama
dengan tekanan udara di luar botol. Air yang mengalir dari botol
atas menuju ke botol bawah membawa serta udara, sehingga
tekanan udara di botol bawah meningkat dan lebih besar daripada
tekanan udara di luar botol.

3
3. Tekanan udara yang besar pada botol akan memenuhi botol dan
mendesak air, sehingga air terdorong naik ke atas melalui selang
yang tersambung ke botol bagian atas (udara selalu mengalir dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah).
4. Selang yang tersambung pada botol atas memiliki 2 bukaan (satu
untuk mengalirkan air ke bawah, satu untuk menimbulkan air
mancur akibat tekanan udara), dan air yang terdorong ke atas akan
keluar melalui salah satu bukaan dan menimbulkan air mancur.

Kesimpulan

Air Mancur Hero membuktikan bahwa udara akan mengalir


dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Perbedaan
tekanan udara adalah faktor utama yang menyebabkan terjadinya
perpindahan air dan terciptanya air mancur. Penemuan ini menjadi
pengetahuan penting bagi para ilmuwan untuk mengembangkan teori
hidrolika.

Demonstrasi Pusaran Air

Merupakan alat demo untuk memahami pusaran air pada


fluida/air ketika melewati celah atau lubang sempit. Pusaran (vortex)
sering kali ditemukan pada alam terbuka. Terjadi karena perpindahan
udara atau air secara cepat dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh
vortex adalah angin tornado, siklon atau pusaran air.

Alat dan Bahan

a. Dua buah botol plastik bekas minuman berkarbonasi ukuran 2


atau 3 liter (disarankan pakai botol bekas Big Cola yang 3 liter)
b. Pipa PVC sekitar 5-6 cm seukuran lubang mulut botol yang
digunakan, dengan diameter lubang kira-kira 1-1,5 cm
c. Air
d. Lem karet dan pemanasnya

Dasar Teori

Vortex adalah istilah untuk setiap pusaran air yang memiliki


downdraft (aliran ke bawah secara vertikal), sedangkan pusaran arus

4
yang sangat kuat disebut Maelstroms. Pusaran air pada alat
demonstrasi ini disebabkan oleh tekanan udara pada botol yang di
bawah lebih rendah dibandingkan tekanan yang terdapat pada botol
yang di atas. Ketika air turun, menyebabkan gelembung udara dari
botol bawah dipaksa untuk bergerak ke atas, dan lama-kelamaan
tekanan udara di mulut botol semakin berkurang ketika air dari atas
sudah mulai turun semuanya (tekanan udara berbanding terbalik
dengan volume pada ruang hampa).

Posisi botol yang diubah-ubah setelah itu akan menyebabkan air


yang mengalir ke bawah mendapat pengaruh dari gaya-gaya lain,
seperti gaya gravitasi, tekanan udara, tekanan air dan lainnya. Jika
gaya gesek diabaikan, maka momentum sudut air akan tetap konstan
ketika turun ke bawah, dan kecepatan air akan meningkat saat air
mendekati pusat/mulut botol (sama halnya jika ada seorang pemain
ski berputar lebih cepat ketika dia mendekap kedua tangannya ke
bagian dada daripada ketika tangannya direnggangkan). Pusaran
semacam ini berbeda penyebabnya dengan pusaran yang ada di alam.

Contoh pusaran antara lain pusaran air kecil yang terjadi di


sungai. Pusaran tersebut terbentuk di mana tepian sungai itu menjulur
ke arah arus sungai sehingga air yang berada dalam lingkungan yang
sempit itu terpilin dikarenakan tenaga sentrifugal (efek semu yang
ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar,
sentrifugal berarti menjauhi pusat putaran) yang dihasilkan oleh arus
air sungai terhadap air yang ada di tempat sempit di belakang tepian.
Hal ini sama dengan tenaga yang dihasilkan pada dasar gentong yang
diberi air kemudian gentong itu diputar.

Untuk kasus arus berputar atau pusaran air yang terjadi di


daerah laut penyebabnya ialah pada saat air pasang menuju daratan
dan ia bertemu dengan arus air surut sisa dari air pasang yang
sebelumnya terjadi, maka arus itu akan bergerak dengan cara
melingkar dan hal ini sering terjadi di daerah sempit di antara gugusan
pulau-pulau karena tempat yang sempit, arus pasang terpaksa harus
melalui alur dalam, sehingga arus surut dari daratan terpilin dan
membentuk putaran spiral yang memusat ke dasar laut, arus berputar

5
atau pusaran air banyak ditemukan di berbagai bagian dunia ini, tiga
di antaranya yang terkenal ialah Maelstrom yang terdapat di lepas
pantai pesisir Norwegia, Charybdis terjadi di selat yang sempit antara
Italia dan Sisilia, dan arus berputar di hilir sungai air terjun Niagara.

Cara Kerja

1. Isi botol tersebut sebanyak 2/3 bagian dengan air, ketika botol
yang berisi air dipindah ke bagian atas, maka air awalnya dalam
keadaan tidak berputar. Pada saat itu, terdapat tegangan
permukaan di antara 2 mulut lubang botol. Tegangan permukaan
menyebabkan lubang kecil yang kemudian menyebabkan air dari
botol atas mulai mengalir ke botol yang di bawah.
2. Hal tersebut menyebabkan tekanan udara pada botol yang di
bawah lebih rendah dibandingkan tekanan yang terdapat pada
botol yang di atas. Ketika air turun, udara dari botol bawah
dipaksa untuk bergerak ke atas. dan lama-kelamaan tekanan udara
di mulut botol semakin berkurang ketika air dari atas sudah mulai
turun semuanya.
3. Ketika botol terus digerakkan atau diubah-ubah posisinya, air
yang berada di botol atas akan mulai berputar dan membentuk
pusaran ketika turun ke botol yang lebih rendah. Air ditarik dan
dipaksa turun akibat gravitasi.
4. Gaya gesek yang diabaikan menyebabkan momentum sudut air
konstan ketika turun dan kecepatannya akan meningkat ketika air
mendekati pusat.
5. Pusaran air disebabkan karena gaya-gaya yang terjadi seperti
gaya gravitasi, tekanan udara, tekanan air. Gaya sentripetal di
bawah lebih besar daripada di bagian atas, sehingga di bagian
tersebut air bergerak dengan kecepatan lebih besar.

Kesimpulan

Pusaran terjadi karena perpindahan udara atau air secara cepat


dari suatu tempat ke tempat lain. Terjadinya pusaran juga dipengaruhi
oleh gaya-gaya lain, seperti gravitasi dan tekanan. Pusaran dapat
terjadi dalam skala kecil maupun besar, baik melalui peristiwa alam
maupun dalam suatu percobaan ilmiah.

6
Viscosity Race

Alat peraga ini digunakan untuk menunjukkan laju bola yang


memiliki massa yang sama pada berbagai cairan yang memiliki
kekentalan (viskositas) yang berbeda. Faktor yang diamati hanya laju
bola pada jarak tertentu. Dalam hal ini, faktor lain yang dibuat konstan
adalah volume cairan, panjang lintasan dan luas penampang tabung.
Dengan membalikkan posisi tabung kita dapat melihat bola yang
meluncur ke bawah pada cairan yang lebih kental. Cairan yang
mengandung viskositas tinggi akan bergerak lebih lambat
dibandingkan dengan cairan yang lebih encer.

Kekentalan (viskositas) ini dapat digunakan untuk mengetahui


salah satu kualitas oli yang baik dan botol transfusi di mana silikon
yang termasuk organosilikon tidak tergantung pada suhu.

Alat dan Bahan

a. Empat (4) tabung


b. Empat (4) jenis cairan dengan tingkat kekentalan (viskositas)
yang berbeda
c. Empat (4) bola bermassa sama

Dasar Teori

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang


menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar
viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan
makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam
zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi (gaya tarik-menarik
antarmolekul yang sama) antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.

Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan


besaran yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk
koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita
berbicara viskositas kita berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal
tidak mempunyai koefisien viskositas.

7
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu
fluida kental yang koefisien viskositasnya η, maka benda tersebut
akan mengalami gaya gesekan fluida sebesar Fs = kη v, dengan k
adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda.
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George
Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola nilai k = 6π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan,
maka diperoleh persamaan seperti berikut.

Fs = 6 π η rv

Persamaan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes.

Keterangan:

Fs : gaya gesekan stokes (N)

η : koefisien viskositas fluida (Pa s)

r : jari-jari bola (m)

v : kelajuan bola (m/s)

Pada bola yang jatuh dalam fluida bekerja gaya-gaya, seperti


gaya berat (w), gaya apung (Fa), dan gaya lambat akibat viskositas
atau gaya stokes (Fs/ gaya gesekan pada fluida). Ketika dijatuhkan,
bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah,
gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola
mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan
konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal,
resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu
vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan
terminal tercapai berlaku persamaan berikut. (lampiran gambar
2.5.3.1)

Untuk benda berbentuk bola maka persamaannya menjadi seperti berikut

(lihat lampiran gambar 2.5.3.2)

Keterangan:

8
vT : kecepatan terminal (m/s) g : percepatan gravitasi (m/s2)

η: koefisien viskositas fluida (Pa s) ρb : massa jenis bola (kg/m3)

R : jari-jari bola (m) ρf : massa jenis fluida (kg/m3)

Dasar teori inilah yang menyebabkan pergerakan bola pada


setiap fluida memiliki kecepatan dan laju yang berbeda-beda,
sekalipun memiliki massa yang sama. Fluida yang memiliki tingkat
viskositas tinggi akan menimbulkan gaya gesek (Fs) pada bola seiring
dengan bertambahnya kecepatan, sehingga lama-kelamaan resultan
gaya yang bekerja sama dengan nol. Resultan gaya sama dengan nol
akan menyebabkan bola bergerak dengan kecepatan konstan. Tingkat
viskositas cairan dalam setiap tabung berbeda-beda, yang
menyebabkan kecepatan dan laju bola jatuh berbeda-beda pula.
Semakin kental fluida (memiliki viskositas tinggi), maka semakin
lamban bola bergerak turun. Sebaliknya, semakin encer fluida
(viskositas rendah), maka semakin cepat bola bergerak turun.

Cara Kerja

1. Empat (4) tabung yang memiliki cairan (fluida) dengan


kekentalan yang berbeda diberi bola dengan massa yang sama
2. Tabung yang sudah berisi cairan dan bola dibalik agar bola
bergerak turun. Bola akan turun dengan kecepatan yang berbeda
3. Amati tabung yang memiliki viskositas tinggi. Bola akan
bergerak paling lambat dibandingkan dengan bola pada tabung
lainnya. Hal ini disebabkan gaya gesek (Fs) yang timbul seiring
bertambahnya kecepatan dan menghambat pergerakan bola,
sehingga semakin lama resultan yang bekerja akan sama dengan
nol dan bola bergerak dengan kecepatan konstan
4. Kemudian amati tabung yang memiliki viskositas rendah. Bola
bergerak dengan paling cepat dibanding bola pada tabung lainnya.
Misalnya fluida ini adalah air. Air memiliki koefisien viskositas
yang sangat kecil (1.79 x 10-3 (air 0o C)), sehingga dapat diabaikan.
Koefisien viskositas yang rendah menghasilkan gaya gesekan
stokes yang lebih kecil terhadap bola dibanding bola pada tabung
lainnya, sehingga bola tidak mengalami kecepatan konstan.

9
5. Keempat tabung memiliki fluida dengan tingkat viskositas yang
berbeda sehingga bola bergerak dengan kecepatan berbeda

Kesimpulan

Pergerakan bola pada setiap fluida memiliki kecepatan dan laju


yang berbeda-beda, sekalipun memiliki massa yang sama. Fluida yang
memiliki tingkat viskositas tinggi akan menimbulkan gaya gesek (Fs)
pada bola seiring dengan bertambahnya kecepatan, sehingga lama-
kelamaan resultan gaya yang bekerja sama dengan nol. Resultan gaya
sama dengan nol akan menyebabkan bola bergerak dengan kecepatan
konstan. Sedangkan pada fluida dengan viskositas rendah seperti air,
koefisien gesekan stokes sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Oleh
karena itu, benda dapat bergerak tanpa mengalami kecepatan konstan
sekalipun tetap mengalami perlambatan.

2.5.3.2 Alat-alat Optik

Fun House Mirror


Alat ini menggabungkan 2 tipe cermin, yaitu :
a) Cermin cembung (convex) menghasilkan bayangan yang bersifat
maya, tegak, dan lebih kecil daripada bendanya
b) Cermin cekung (concaf) dapat memperbesar atau membalikkan
bayangan tergantung seberapa jauh jarak terhadap cermin

Letak benda dan sifat bayangan oleh cermin cekung dapat dilihat
pada Tabel 4.

Alat dan Bahan

a. Cermin cekung
b. Cermin cembung

Dasar Teori

Pengaruh Posisi Benda terhadap Sifat Bayangan Cermin Cekung dan


Cermin Cembung

a. Pada cermin cekung, meliputi :


Benda di antara Pusat Cermin dan Titik Fokus

10
Posisi pertama yakni benda diletakkan di depan cermin
di antara pusat cermin (O) dan titik fokus (F). Dalam metode
penomoran ruang cermin, posisi ini disebut juga sebagai ruang I.
Jika benda diletakkan di antara O dan F, maka jarak benda kurang
dari jarak fokus (s < f).
Jika sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung
dengan jarak lebih kecil daripada jarak fokus cermin, maka
bayangan akan dihasilkan oleh perpotongan perpanjangan sinar
pantul (perhatikan gambar di bawah). Bayangan yang dihasilkan
oleh perpotongan perpanjangan sinar pantul disebut sebagai
bayangan maya.
Dari gambar pembentukan bayangan di bawah ini, dapat
kita lihat beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di belakang cermin
2) Jenis bayangan : maya
3) Orientasi bayangan : tegak
4) Ukuran bayangan : lebih besar dari benda
(lihat lampiran gambar 2.5.3.3)
Sesuai dengan empat poin di atas, maka dapat disimpulkan, sifat
bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung, kalau benda
diletakkan di antara O dan F yakni : maya, tegak, dan diperbesar.

Sifat Bayangan jika Benda Tepat di Titik Fokus

Posisi berikutnya yakni benda diletakkan di depan cermin


sempurna di titik fokus cermin (s = f). Jika benda diletakkan
sempurna di titik fokus cermin, maka akan terbentuk bayangan
maya di tak terhingga dengan ukuran diperbesar tak berhingga.
(lihat lampiran gambar 2.5.3.4)

Dari gambar pembentukan bayangan di atas, dapat kita lihat


beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di titik tak berhingga di belakang cermin
2) Jenis bayangan : maya

11
3) Orientasi bayangan : tegak
4) Ukuran bayangan : lebih besar dari benda
Pada gambar di atas, perhatikan bahwa perpanjangan
sinar pantul akan berpotongan pada titik jauh tak berhingga
sehingga pada gambar tidak terlihat. Karena tidak terlihat pada
gambar, seperti tidak terbentuk bayangan sama sekali. Tapi,
bergotong-royong terbentuk bayangan dengan sifat maya, tegak,
diperbesar tak berhingga.

Benda di antara Titik Fokus dan Pusat Kelengkungan


Posisi berikutnya yakni benda diletakkan di depan
cermin di antara titik fokus (F) dan pusat kelengkungan (M).
Dalam metode penomoran ruang cermin, posisi tersebut disebut
juga sebagai ruang II. Untuk posisi tersebut, maka jarak benda
yakni lebih besar dari fokus tapi lebih kecil dari pusat
kelengkungan (f < s < M).
Dari gambar pembentukan bayangan di bawah, sanggup
kita lihat beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di depan cermin
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : lebih besar dari benda

Sesuai dengan empat poin di atas, maka sanggup disimpulkan


bahwa sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung, kalau
benda diletakkan di antara F dan M yakni : nyata, terbalik, dan
diperbesar. (lihat lampiran gambar 2.5.3.5)

Sifat Bayangan jika Benda Tepat di Pusat Lengkungan


Posisi selanjutnya yakni sempurna di pusat kelengkungan. Jika
benda diletakkan di depan cermin cekung sempurna di titik pusat
kelengkungan (M), maka akan dihasilkan bayangan oleh

12
perpotongan eksklusif sinar pantul ibarat terlihat pada gambar di
bawah ini. (lihat lampiran gambar 2.5.3.6)

Dari gambar pembentukan bayangan di atas, dapat kita lihat


beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di depan cermin
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : sama besar dengan benda

Dengan demikian, kalau benda diletakkan di depan cermin


cekung sempurna di titik pusat kelengkungannya, maka akan
dihasilkan bayangan yang nyata, terbalik, dan sama besar dengan
benda.

Benda di Luar Pusat Kelengkungan


Posisi terakhir yakni benda diletakkan di antara sentra
kelengkungan dan titik tak sampai di depan cermin cekung. Dalam
metode penomoran ruang, posisi tersebut disebut juga ruang III
dengan jarak benda lebih besar daripada jari kelengkungan (s > R
atau s > 2f). (lihat lampiram gambar 2.5.3.7)

Dari gambar pembentukan bayangan di atas, dapat kita lihat


beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di depan cermin
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : lebih kecil daripada benda.
Dengan demikian, kalau benda diletakkan di depan cermin
cekung pada jarak yang lebih besar daripada jari kelengkungannya,
maka akan dihasilkan bayangan yang sifatnya nyata, terbalik, dan
diperkecil.

Metode Penomoran Cermin


(lihat lampiran gambar 2.5.3.8)

13
Berikut ini adalah sifat-sifat bayangan pada cermin cekung
berdasarkan ruang penempatan benda.
c) Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar
d) Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar
e) Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil
f) Benda tepat dipusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar

Ruang tempat terbentuknya bayangan dapat ditentukan dengan


persamaan berikut :
Ruang benda + Ruang bayangan = 5

Jadi ruang bayangan adalah :


Ruang Bayangan = 5 - Ruang Benda

b. Pada cermin cembung, meliputi :


Benda di antara Titik Fokus dan Pusat Kelengkungan
Posisi pertama yang dibahas ialah benda diletakkan di depan
lensa cembung di antara titik fokus kedua (F2) dan pusat
kelengkungan (M2). Dalam metode penomoran ruang lensa
cembung, posisi tersebut disebut juga sebagai ruang II. Untuk
posisi tersebut, maka jarak benda ialah lebih besar dari jarak fokus
tapi lebih kecil dari pusat kelengkungan (f < s < 2f).
Jika sebuah benda diletakkan di depan lensa cembung di antara
fokus kedua dan pusat kelengkungan, maka bayangan akan
dihasilkan oleh perpotongan pribadi sinar-sinar bias (perhatikan
gambar di bawah). Bayangan yang dihasilkan oleh perpotongan
pribadi sinar-sinar bias ibarat itu disebut sebagai bayangan nyata.
Dari gambar pembentukan bayangan di bawah, dapat kita lihat
beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di belakang lensa (di sisi berlawanan dengan
benda)
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : lebih besar dari benda
(lihat lampiran gambar 2.5.3.9)

14
Sesuai dengan empat poin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung, kalau benda
diletakkan di antara F dan M ialah : nyata, terbalik, dan diperbesar.

Sifat Bayangan Jika Benda Tepat di Pusat Kelengkungan


Posisi selanjutnya ialah sempurna di pusat kelengkungan. Jika
benda diletakkan di depan lensa cembung sempurna di titik pusat
kelengkungan keduanya (M2), maka akan dihasilkan bayangan
oleh perpotongan pribadi sinar-sinar bias ibarat terlihat pada
gambar di bawah ini. (lihat lampiran gambar 2.5.3.10)
Dari gambar pembentukan bayangan di atas, dapat kita lihat
beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di belakang lensa (di sisi berlawanan dengan
benda)
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : sama besar dengan benda
Dengan demikian, kalau benda diletakkan di depan lensa
cembung sempurna di titik sentra kelengkungannya, maka akan
dihasilkan bayangan yang nyata, terbalik, dan sama besar dengan
benda.

Benda di Luar Pusat Kelengkungan


Posisi berikutnya ialah benda diletakkan di antara pusat
kelengkungan dan titik tak sampai di depan lensa cembung. Dalam
metode penomoran ruang, posisi tersebut disebut juga ruang III
dengan jarak benda lebih besar daripada jari kelengkungan (s > R
atau s > 2f). (lihat lampiran gambar 2.5.3.11)
Dari gambar pembentukan bayangan di atas, sanggup kita lihat
beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di belakang lensa (di sisi berlawanan dengan
benda)
2) Jenis bayangan : nyata
3) Orientasi bayangan : terbalik
4) Ukuran bayangan : lebih kecil daripada benda

15
Dengan demikian, kalau benda diletakkan di depan lensa
cembung pada jarak yang lebih besar daripada jari
kelengkungannya, maka akan dihasilkan bayangan yang sifatnya
nyata, terbalik, dan diperkecil.

Benda di Antara Fokus dan Pusat Optik


Posisi selanjutnya ialah benda diletakkan di depan lensa
cembung di antara pusat optik (O) dan titik fokus kedua (F2).
Dalam metode penomoran ruang pada lensa cembung, posisi ini
disebut juga sebagai ruang I. Jika benda diletakkan di antara O dan
F, maka jarak benda kurang dari jarak fokus (s < f).
Jika sebuah benda diletakkan di depan lensa cembung dengan
jarak lebih kecil daripada jarak fokus lensa, maka bayangan akan
dihasilkan oleh perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias
(digambar memakai garis putus-putus). Bayangan yang dihasilkan
oleh perpotongan perpanjangan sinar bias ibarat di atas disebut
sebagai bayangan maya.
Dari gambar pembentukan bayangan di bawah ini, sanggup kita
lihat beberapa poin, yaitu:
1) Letak bayangan : di depan lensa (di sisi yang sama dengan
benda)
2) Jenis bayangan : maya
3) Orientasi bayangan : tegak
4) Ukuran bayangan : lebih besar dari benda
(lihat lampiran gambar 2.5.3.12)

Sesuai dengan empat poin di atas, maka dapat disimpulkan, sifat


bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung, kalau benda
diletakkan di antara O dan F ialah : maya, tegak, dan diperbesar.

Sifat Bayangan Jika Benda Tepat di Fokus


Posisi selanjutnya ialah benda diletakkan di depan lensa
cembung sempurna di titik fokus kedua (F2) lensa atau pada jarak
s = f. Jika benda diletakkan sempurna di titik fokus kedua lensa

16
cembung, maka perpanjangan sinar-sinar bias tidak terlihat
berpotongan sehingga bayangan benda tidak teridentifikasi dan
tidak sanggup dilukiskan.

Metode Penomoran Cermin


(lihat lampiran gambar 2.5.3.13)
Aturan pemakaian untuk penomoran ruang cermin cembung adalah
sebagai berikut :
1. Ruang benda dan bayangan menggunakan nomor ruang yang
sama.
2. Jumlah nomor ruang benda dan bayangan harus sama dengan
lima.
3. Bayangan yang berada di belakang cermin selalu nyata dan
terbalik dan bayangan di belakang cermin selalu maya dan
tegak.
4. Jika nomor bayangan lebih besar dari pada nomor benda,
bayangan diperbesar.
5. Jika nomor bayangan lebih kecil dari nomor benda, bayangan
diperkecil.

Ruang I, II dan III berada di belakang cermin cembung, maka


ruang IV yang berfungsi sebagai ruang benda berada di depan
cermin. Karena benda berada di ruang IV maka bayangan selalu
terbentuk di ruang I.

Jika dimasukkan dalam rumus :

 Ruang Bayangan : 5 – Ruang Benda


 Ruang Bayangan : 5 – 4
 Ruang Bayangan : 1

Karena ruang I berada di belakang cermin, maka bayangan yang


terbentuk bersifat maya. Pada cermin, bayangan maya umumnya
tegak. Dan karena R bayangan < R benda, maka bayangan
diperkecil. Jadi, bayangan yang terbentuk pada cermin cembung
selalu maya, tegak dan diperkecil.

Cara Kerja

17
1. Fun House Mirror memiliki 2 jenis cermin, cermin cekung dan
cermin cembung. Kedua jenis cermin itu akan menampilkan
pantulan bayangan yang memiliki sifat yang berbeda tiap kali kita
berpindah tempat
2. Amati bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung. Jika kita
berdiri pada ruang I (di antara titik pusat cermin dan titik fokus
cermin), maka bayangan yang dihasilkan akan terbentuk pada
ruang IV dan bersifat maya, tegak dan lebih besar. Jika kita berdiri
pada ruang II (diantara titik fokus cermin dan titik pusat
kelengkungan), maka bayangan yang dihasilkan akan terbentuk
pada ruang III dan bersifat nyata, terbalik dan lebih besar. Jika kita
berdiri pada ruang III maka bayangan yang dihasilkan akan
terbentuk pada ruang II dan bersifat nyata, terbalik dan lebih kecil.
Terakhir jika kita berada pada pusat kelengkungan, maka bayangan
yang dihasilkan bersifat nyata, terbalik dan lebih besar.
3. Amati bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung. Pada ruang
mana saja kita berdiri, bayangan yang dihasilkan oleh cermin
cembung tetap sama, yaitu maya, tegak dan lebih kecil (pada
cermin cembung ruang I, II, III terletak di belakang dan ruang IV
terletak di depan, sedangkan pada cermin cekung ruang IV terletak
di belakang dan ruang I, II, III terletak di depan).

Kesimpulan

Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung selalu sama


(maya, tegak dan diperkecil) karena benda terletak di ruang IV,
sehingga bayangan selalu terletak di ruang I. Karena ruang I berada di
belakang cermin, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya. Pada
cermin, bayangan maya umumnya tegak. Dan karena R bayangan < R
benda, maka bayangan diperkecil. Jadi, bayangan yang terbentuk pada
cermin cembung selalu maya, tegak dan diperkecil. Sedangkan, cermin
cekung memiliki ruang I, II dan III di depan, sehingga sifat bayangan
selalu berubah (benda dapat terletak di ruang I, II, dan III, sehingga
letak bayangan dapat berubah-ubah).

Magnicam

18
Alat ini bekerja seperti prinsip kerja mikroskop, di mana
pengamat dapat melihat suatu objek yang kecil menjadi lebih
besar/jelas dari aslinya. Dapat digunakan untuk mengamati benda-
benda mikroskopis mulai dari kulit, serangga atau rambut bulu binatang
sampai batu permata, koin atau chip computer.

Terdiri dari 4 bagian utama, yaitu :

 Area display dan kaca spesimen, yaitu tempat menyimpan suatu


objek
 Pintu akses belakang yang berhubungan dengan “Power System”
dari magnicam.
 Monitor yang memunculkan tampilan gambar dari objek yang
diamati. Pengontrol (Control Panel) yang terdiri dari 4 set, yaitu :
pengontrol zoom, fokus cahaya, transmisi (dari bawah area display),
dan cahaya refleksi/pantulan (dari atas), masing-masing terdiri dari
positif dan negatif

Alat dan Bahan

 Kaca specimen
 Monitor
 Pengontrol
g) Pengontrol zoom
h) Fokus cahaya
i) Transmisi (dari bawah area display)
j) Cahaya refleksi/pantulan (dari atas)
 Power System

Dasar Teori

Magnicam memiliki bagian-bagian yang hampir mirip


fungsinya dengan bagian-bagian pada mikroskop. Adapun bagian
mikroskop terbagi menjadi bagian optik dan bagian mekanik (non-
optik).

1. Bagian-Bagian Optik
a) Lensa okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas
tabung pada gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini.

19
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan
dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran
6, 10, atau 12 kali.
b) Lensa objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya
terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan
perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa
objektif, pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas
dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat
perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati
sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
c) Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin dan memusatkannya ke objek.
d) Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
e) Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan
mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan
cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
2. Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)
a) Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
b) Tabung mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk
menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler mikroskop.
c) Lengan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat
pengamat memegang mikroskop.
d) Meja benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat
menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda
terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap di tempat
yang diinginkan.
e) Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk
pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan.

20
f) Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek
yang diinginkan.
g) Kaki mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai
penyangga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang
diinginkan, juga untuk tempat memegang mikroskop saat
mikroskop hendak dipindahkan.

Bagian-bagian mikroskop tersebut memiliki fungsi yang


hampir sama dengan beberapa bagian pada magnicam.

 Area display dan kaca spesimen : mirip kegunaannya dengan


meja benda pada mikroskop
 Monitor : mirip kegunaannya dengan lensa okuler pada
mikroskop
 Pengontrol zoom : mirip kegunaannya dengan revolver
 Cahaya transmisi : pada mikroskop, cahaya ini berasal dari
kondensor yang mengumpulkan cahaya dan memusatkan ke
objek
 Cahaya refleksi : pada mikroskop dipantulkan oleh cermin

Magnicam bekerja dengan prinsip yang hampir mirip dengan


prinsip kerja mikroskop. Prinsip kerja mikroskop, yaitu :

Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa


cembung). Lensa yang terletak di dekat mata (lensa bagian atas) disebut
lensa okuler. Sedangkan lensa yang terletak dekat dengan objek benda
yang diamati (lensa bagian bawah) disebut lensa objektif. Hal yang
perlu diingat adalah fokus pada lensa objektif lebih pendek dari fokus
pada lensa okuler (fob < fok).

Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah


lensa objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata,
terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan
ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang
tampak oleh mata. Objek ditempatkan di ruang II lensa objektif
sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Lensa

21
okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat
melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi
atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan
ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa
objektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus
yang digunakan untuk menemukan fokus).

a. Pembentukan bayangan dengan akomodasi maksimum


Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa
okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP). Perbesaran
mikroskop pada pengamatan ini adalah:
(lihat lampiran gambar 2.5.3.14)
Keterangan:
S(Ob) : Jarak benda lensa objektif dalam meter
S’(Ob) : Jarak bayangan lensa objektif dalam meter
PP : titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) : panjang fokus lensa okuler dalam meter

(lihat lampiran gambar 2.5.3.15)

b. Pembentukan bayangan dengan tidak berakomodasi


Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa
okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR). Perbesaran mikroskop
pada pengamatan ini adalah:
S(Ob) : Jarak benda lensa objektif dalam meter
S’(Ob) : Jarak bayangan lensa objektif dalam meter
PP : titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) : panjang fokus lensa okuler dalam meter
(rumus lihat lampiran gambar 2.5.3.16)

(gambar pemantulan lihat lampiran gambar 2.5.3.17)

Cara Kerja

1. Amati objek yang sudah diletakkan pada area display dan kaca
specimen.

22
2. Karena magnicam mengikuti prinsip kerja mikroskop, maka objek
pada magnicam dapat diamati dengan menggunakan 2 buah lensa
positif, yaitu lensa okuler dan lensa objektif.
3. Objek yang terlihat oleh lensa objektif akan membentuk bayangan
benda yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
4. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda
oleh lensa okuler. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup,
sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan, yaitu
dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi
maksimum.
5. Lensa okuler pada magnicam berupa monitor yang menampilkan
gambar dengan ukuran diperbesar.

Kesimpulan

Magnicam memiliki cara yang kerja yang hampir sama dengan


prinsip kerja mikroskop. Lensa objektif akan membentuk bayangan
benda yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda
oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler
(monitor). Lensa okuler (monitor) menampilkan gambar objek dengan
ukuran diperbesar. Begitu pula dengan bagian-bagian pada magnicam
yang memiliki kegunaan yang mirip dengan bagian-bagian pada
mikroskop, seperti area display yang mirip dengan meja mikroskop,
dan pengontrol zoom yang mirip kegunaannya dengan revolver.

Kaleidoscop

Suatu ruang yang memiliki 2 cermin datar saling berhadapan


dan membentuk 5 bayangan. Sifat cermin datar adalah : maya, sama
tegak, dan berlawanan arah dengan bendanya.

Alat dan Bahan

Dua cermin datar yang saling dihadapkan dengan sudut 60o

Dasar Teori

23
Pada cermin datar, jarak bayangan sama dengan jarak benda.
Bentuk permukaan cermin datar berupa bidang yang lurus, tidak
melengkung atau pun menggembung pada kedua sisinya. Sifat
bayangan yang terbentuk pada cermin datar ini adalah maya, tegak, dan
sama besar. Bayangan pada sebuah cermin datar akan dipantulkan sama
persis dengan bendanya. Sehingga, mata kita dapat menangkap
bayangan sama persis dengan benda aslinya, namun posisinya terbalik
antara kanan dan kiri. Nilai fokus pada cermin datar adalah tak hingga.
Dua cermin yang diletakkan berhadapan dan membentuk suatu sudut
dan akan saling memantulkan bayangan benda yang ada di antaranya.
Bayangan benda pada cermin pertama akan dipantulkan pada cermin
kedua. Bayangan pada cermin kedua akan kembali dipantulkan ke
cermin pertama, dan begitu seterusnya. Banyaknya bayangan di antara
dua buah cermin yang dipasang berhadapan dan membentuk sudut α
dapat ditentukan melalui sebuah rumus. (lihat lampiran gambar
2.5.3.18)

Rumus menghitung banyaknya bayangan yang terbentuk dari


dua cermin datar yang disusun dengan sudut (α) :

n = 360/𝛼

Keterangan:

n : banyaknya bayangan yang terbentuk


α : sudut yang dibentuk oleh dua cermin

Karena itu, jika 2 cermin datar berhadapan yang terdapat pada


ruang kaleidoscop membentuk 5 bayangan, maka berdasar rumus,
sudutnya adalah :
5 = 360/𝛼
α = 360/6
α = 60
Maka sudut cermin datar tersebut adalah 60o.

Kesimpulan

Cermin datar akan memantulkan bayangan sama persis dengan


bendanya, namun posisinya terbalik antara kanan dan kiri. Bayangan

24
bersifat maya, tegak, dan sama besar. Dua cermin yang diletakkan
berhadapan dan membentuk suatu sudut akan saling memantulkan
bayangan benda yang ada di antaranya.

2.5.3.3 Alat-alat Mekanika

Balancing Act (Pusat Massa)

Pusat massa adalah suatu titik pada setiap benda, di mana pada
titik ini kesetimbangan benda tersebut berada pada keadaan stabil.
Untuk benda yang beraturan seperti lingkaran atau segiempat, pusat
massa dengan mudah diketahui yaitu tepat pada titik tengah dari benda
tersebut. Pusat massa dari suatu benda dengan mudah dapat diketahui
menggunakan alat atau metode sederhana.

Alat dan Bahan

a. Benda tegar dengan bentuk tidak beraturan yang berlubang-lubang


b. Tiang vertikal dengan garis lurus vertikal untuk menggantung dan
menentukan pusat massa

Dasar Teori

Pusat massa suatu benda dapat diketahui saat benda tersebut


dilempar, maka akan ada sebuah titik dari benda tersebut yang geraknya
seperti gerak parabola. Sebagai contoh pemukul baseball, jika dilempar
keseluruhan titik akan bergerak. Ada sebuah titik yang geraknya seperti
gerak partikel yaitu gerak parabola. Ujung pemukul yang mula-mula di
bawah, saat di puncak gerakan ujung tersebut berada di bagian bawah.
Ujung tersebut bergerak memutar. Namun, ada titik pada pemukul yang
geraknya seperti gerak partikel. Titik tersebut dinamakan sebagai titik
pusat massa. (lihat lampiran gambar 2.5.3.19)

Menentukan Titik Pusat Massa

25
Jika kita memiliki sebuah sistem yang terdiri atas 2 massa,
massa 1 di titik x1 dan massa 2 di titik x2 . Pusat massa sistem terletak
di titik tengah. (lihat lampiran gambar 2.5.3.20)

Sistem yang terdiri dari 2 massa, jika m1 = m2, maka pusat


massa terletak di tengah-tengah. (lihat lampiran gambar 2.5.3.21)

Bila sistem terdiri atas banyak benda bermassa, maka pusat massa
sistem adalah : (lihat lampiran gambar 2.5.3.22)

Begitu juga komponen ke arah sumbu y (lihat lampiran gambar


2.5.3.23) dan z (lihat lampiran gambar 2.5.3.24)

Sistem terdiri dari 4 massa (lihat lampiran gambar 2.5.3.25)

Sistem yang terdiri dari 4 massa seperti pada gambar di atas, masing-
masing :

m1 pada posisi (x1, y1, z1)


m2 pada posisi (x2, y2, z2)
m3 pada posisi (x3, y3, z3)
m4 pada posisi (x4, y4, z4)

Pusat massa sistem dapat dicari dengan persamaan xpm, ypm, dan zpm di
atas.

Jika sistem kita adalah sistem yang kontinu, misalkan sebuah balok.
Kita dapat membagi menjadi bagian yang kecil-kecil yang tiap
bagiannya bermassa dm. Σ akan berubah menjadi integral. Pusat massa
sistem adalah : (lihat lampiran gambar 2.5.3.26 , 2.5.3.27 , dan 2.5.3.28)

Menentukan Pusat Massa Benda Tegar

Benda tegar adalah benda yang saat bergerak jarak antartitiknya


tidak berubah. Misalnya sepotong kayu padat. Jika misalnya kita
melempar suatu benda ke atas, lalu benda tadi berubah bentuk, maka
benda itu bukan benda tegar.

Secara umum, kesetimbangan benda tegar dapat


dikelompokkan menjadi dua, yakni kesetimbangan dinamis (benda

26
yang bergerak baik secara translasi/linear ataupun secara angular) dan
kesetimbangan statis (benda yang betul-betul diam).

Kesetimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi 2,


yaitu :

1. Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya,


maka posisinya akan berubah. Namun, bila gaya tersebut
dihilangkan, posisinya akan kembali ke titik semula. Contoh
kesetimbangan stabil : kelereng di dasar mangkuk ½ lingkaran.
Ketika kelereng diberi gangguan (gaya), posisinya menjadi naik.
Namun, ketika gaya tersebut dihilangkan maka posisi kelereng akan
kembali ke dasar mangkok.
2. Kesetimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda
diberikan gaya maka posisinya akan berubah. Namun, bila gaya
tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan kembali ke titik
semula. Contoh kesetimbangan labil : kelereng yang diam di puncak
mangkuk ½ lingkaran yang terbalik. Ketika kelereng diberi
gangguan sedikit, maka ia akan jatuh ke bawah, dan tidak akan
kembali ke posisi semula.

Sebuah benda tegar yang memiliki kerapatan sama di semua


bagian benda, titik pusat massanya terletak di tengah-tengah benda itu.
Misalnya pusat massa sebuah bola terletak di titik pusat bola dan di
tengah-tengah bola. Kita bisa mencari pusat massa suatu benda dengan
cara menggantungkan benda pada titik-titik yang berbeda.

Cara Kerja

1. Alat-alat peraga pada balancing act sudah dilubangi pada beberapa


bagiannya. Untuk mencari pusat massa, kita harus menggantung 2
alat yang berbeda (A dan B), misal alatnya berbentuk segitiga.
2. Gantung segitiga pada titik sudut A, lalu buatlah garis vertikal dari
A.
3. Kemudian gantung pada titik B, lalu tarik garis vertikal.
4. Garis vertikal pertama akan bertemu dengan garis vertikal yang
kedua. Pusat massa benda terletak pada titik potong kedua garis
vertikal tersebut.

27
5. Kita bisa melakukan hal yang sama untuk benda-benda yang
bentuknya tidak beraturan.

Kesimpulan

Alat-alat peraga yang dicari pusat massanya pada Balancing Act


merupakan benda tegar. Karena itu, bentuknya (geometrinya) akan
selalu tetap sekalipun dikenakan gaya. Jadi, sekalipun dia bergerak
translasi atau rotasi bentuknya tidak akan berubah. Pusat massa benda
tegar dapat dicari dengan cara menggantungkan benda pada titik-titik
yang berbeda.

Bernaulli Ball

Alat ini berupa bola plastik yang melayang di atas silinder. Dari
silinder tersebut, mengalir udara dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Bola terlihat seakan melayang bertahan tepat berada di atas silinder,
walaupun silinder di gerakkan ke kiri-ke kanan. Kita dapat mengatakan
bahwa bola memiliki daya angkat dinamik.

Daya angkat dinamik : gaya yang bereaksi pada sebuah benda


karena geraknya melalui suatu fluida. Selain itu, terdapat daya angkat
statistik : gaya apung yang bereaksi pada sebuah balon atau sebuah
gunung es, sesuai prinsip Archimedes.

Alat dan Bahan

a. Bola plastik
b. Sumber yang mengalirkan udara dengan kecepatan yang cukup
tinggi (pada Bernaulli Ball berbentuk silinder)

Dasar Teori

Daya angkat dinamik berhubungan dengan asas Bernoulli. Asas


Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700-
1782). Dalam kertas kerjanya yang berjudul hydrodynamica, Bernoulli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat, maka
tekanannya justru menurun.

28
Definisi Asas Bernoulli

Asas Bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang


kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya
lebih rendah. Jadi, semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa
maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya, makin kecil kecepatan
fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.

Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk merumuskan


hukumnya. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

(lihat lampiran gambar 2.5.3.29)

Keterangan :

P : tekanan air (Pa) g : percepatan gravitasi (m/s2)

v : kecepatan air (m/s) h : ketinggian air (m)

Penerapan Hukum Prinsip Bernoulli dalam Pesawat Terbang

Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang


yang lebih tajam dan sisi bagian atasnya lebih melengkung daripada
sisi bagian bawahnya. Bentuk sayap tersebut menyebabkan kecepatan
aliran udara bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah, sehingga
tekanan udara di bawah sayap lebih besar daripada di atas sayap. Hal
ini menyebabkan timbulnya daya angkat pada sayap pesawat. Agar
daya angkat yang ditimbulkan pada pesawat semakin besar, sayap
pesawat dimiringkan sebesar sudut tertentu terhadap arah aliran udara.

(a) Ketika sayap pesawat horizontal, sayap tidak mengalami gaya


angkat.
(b) Ketika sayap pesawat dimiringkan, pesawat mendapat gaya angkat
sebesar F1–F2.
(lihat lampiran gambar 2.5.3.30 , 2.5.3.31 , dan 2.5.3.32)

29
dengan:

F1–F2 : gaya angkat pesawat terbang (N),

A : luas penampang sayap pesawat (m2),

v1 : kecepatan udara di bagian bawah sayap (m/s),

v2 : kecepatan udara di bagian atas sayap (m/s), dan

ρ : massa jenis fluida (udara).

Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga Merupakan Salah Satu


Contoh Hukum Bernoulli

Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah
pesawat terbang yang sedang mengangkasa.

1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi


2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara
(lihat lampiran gambar 2.5.3.33)

Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang


mengalir dari bawah berdesak-desakan dengan temannya yang ada di
sebelah atas. Mirip seperti air yang mengalir dari pipa yang
penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya,
laju udara di sebelah atas sayap meningkat. Karena laju udara
meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya, laju aliran
udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak
berdesak-desakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan
tekanan ini, membuat sayap pesawat didorong ke atas. Karena
sayapnya menempel dengan badan pesawat, maka si pesawat ikut
terangkat.

Sama halnya dengan bola plastik yang melayang di atas silinder.


Hal ini menggunakan prinsip Bernoulli, di mana ketika kecepatan
fluida semakin besar, semakin kecil tekanannya, begitu pula sebaliknya.
Aliran fluida yang cukup cepat akan menyebabkan salah satu bagian
bola memiliki tekanan yang rendah, sedang bagian lainnya bola

30
mengalami tekanan tinggi. Perbedaan tekanan menyebabkan bola
terangkat dan terlihat melayang di atas silinder.

Cara Kerja

1. Bola plastik yang terletak di atas silinder dapat melayang sesuai


prinsip Bernaulli.
2. Laju fluida yang cepat menyebabkan salah satu bagian bola
memiliki tekanan yang rendah.
3. Bagian bola lainnya mengalami tekanan tinggi karena tidak terkena
laju fluida.
4. Perbedaan tekanan menyebabkan bola terangkat dan terlihat
melayang di atas silinder.

Kesimpulan

Peragaan bola plastik yang dapat terangkat dan melayang di atas


silinder dapat dijelaskan menggunakan prinsip Bernoulli. Jika
kecepatan fluida semakin besar, maka semakin kecil tekanannya,
begitu pula sebaliknya. Sisi-sisi bola yang mengalami perbedaan
tekanan disebabkan oleh kecepatan laju udara dari silinder
mengakibatkan bola terangkat dan terlihat melayang.

Hydraulic Brake

Rem hidrolis (Hydroulic Brake) merupakan alat untuk


memperlambat/menghentikan laju kendaraan. Di dalam alat ini terdapat
cairan yang biasa disebut sebagai oli rem. Oli ini berfungsi menekan
kampas rem pada roda bila kaki menekan pada rem.

Alat dan Bahan

a. Oli
b. Rem hidrolik, yang terdiri dari :
- Master silinder
- Brake lines
- Silinder roda
- Aktuator rem

31
Dasar Teori

Secara umum, ada tiga macam model penyaluran sistem rem, yaitu :

1. Sistem rem mekanik


Sistem rem mekanik adalah sistem pengereman yang masih
menggunakan kontrol mekanikal berupa kabel kawat. Sistem rem
ini masih banyak diaplikasikan pada rem tromol sepeda motor dan
rem parkir manual.
2. Sistem rem hidrolik
Sistem rem hidrolik merupakan sistem rem yang menggunakan
media fluida cair sebagai media penghantar/penyalur gerakan.
Sistem rem hidrolik ini sangat rumit dan perlu perawatan yang
berkala karena komponen-komponen rawan terhadap kerusakan,
apabila terjadi kerusakan/kebocoran pada selang atau sambungan-
sambungan penyalur fluida maka akan mengganggu siklus aliran
atau kerja dari sistem rem hidrolik.
3. Sistem rem angin
Sistem rem angin menggunakan tekanan angin untuk menekan tuas
rem pada aktuator rem. Artinya, pengguna tidak secara langsung
menggerakkan tuas aktuator rem lewat pedal rem, melainkan hanya
membuka katup dari tangki udara menuju aktuator rem.

Prinsip Kerja Rem Hidrolik

(lihat lampiran gambar 2.5.3.34)

Sesuai namanya, rem hydraulic/hidrolik merupakan sistem penyalur


rem yang menggunakan cairan (hydro). Cairan yang digunakan adalah
sejenis fluida yang memiliki ketahanan tinggi. Sistem pengereman
hidrolik bekerja berdasarkan hukum pascal yang berbunyi, “Tekanan
yang diberikan pada zat cair didalam ruang tertutup akan diteruskan
ke segala arah dengan sama besar dan sama rata.”

Hal ini menunjukkan ketika pedal rem ditekan, tekanan itu akan
diteruskan ke aktuator rem dengan besar sesuai gaya penekanan
pengguna terhadap pedal rem. Hal inilah yang menjadi dasar prinsip
kerja rem hidraulik.

32
Komponen Rem Hidrolik Beserta Fungsinya

Dalam menjalankan tugasnya, sistem hydraulic brakes didukung oleh


beberapa komponen utama antara lain :

1. Master silinder
Master silinder terletak setelah pedal rem, fungsinya untuk
mengubah gerakan ayunan pedal rem menjadi tekanan hidrolik.
Master silinder pada sistem hidrolik ini berhubungan dengan
komponen reservoir. Fungsi reservoir adalah untuk menyimpan
cadangan minyak rem atau fluida rem yang akan digunakan pada
sistem pengereman. Di dalam master silinder terdapat piston dan
sedikitnya dua buah saluran. Piston berfungsi untuk
membangkitkan tekanan fluida. Sementara dua selang itu adalah
selang reservoir dan selang utama. Selang reservoir terhubung
dengan reservoir dan otomatis akan tertutup saat pedal rem diinjak.
Pada sepeda motor, mungkin Anda akan merasa sedikit
kebingungan karena bentuk materi silindernya berbeda. Itu karena
rem hidrolik yang biasa digunakan pada rem cakram depan motor,
itu memiliki bentuk yang kecil di dalam tuas rem dan reservoir
berbentuk kotak yang lokasinya tersembunyi cover head motor.
2. Brake Lines
Brake lines berupa selang-selang yang menghubungkan
antarkomponen pada sistem rem hidrolik. Selang ini terbuat dari
dua material, yaitu karet khusus dan logam. Bahan logam
digunakan agar mampu menyalurkan tekanan ke aktuator tanpa
terjadi kerugian. Sementara bahan karet khusus digunakan agar
lebih fleksibel. Walaupun berbahan karet, tapi memiliki ketahanan
yang kuat akan tekanan.
3. Silinder Roda
Silinder roda adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah
kembali tekanan fluida menjadi gerakan mekanis. Silinder roda
sudah terletak di dalam aktuator rem, tapi masih menjadi bagian
dari rangkaian sistem hidrolik rem.
4. Aktuator rem

33
Aktuator adalah komponen yang berfungsi untuk mengeksekusi
perintah atau sebuah fungsi yang sebelumnya telah diaktifkan oleh
pengguna kendaraan. Aktuator rem artinya komponen yang
berfungsi langsung melakukan sistem pengereman. Ada dua jenis
aktuator rem, yaitu:
 Sistem rem tromol
Sistem rem tromol adalah rangkaian pengereman tertutup yang
memanfaatkan drum atau tromol untuk menghasilkan area
gesekan yang lebih besar.
 Sistem rem cakram
Sistem rem cakram adalah rangkaian pengereman yang
bersifat terbuka, dengan metode penjepitan piringan oleh dua
buah kampas rem yang akan menghasilkan daya pengereman
yang lebih responsif.

Keuntungan Rem Hidrolik

 Tidak mengalami pemuaian karena tidak memakai kabel kawat


melainkan menggunakan fluida
 Daya pengereman dapat diteruskan lebih maksimal sehingga lebih
pakem
 Bunyi saat melakukan pengereman akan diminimalkan karena
minim komponen yang bergesekan

Kekurangan Rem Hidrolik

 Komponen yang digunakan lebih kompleks


 Saat terjadi kebocoran fluida, minyak rem berpotensi merusak
permukaan komponen mobil karena bersifat asam
 Jika tidak dirawat, master silinder atau silinder roda bisa macet,
sehingga perawatan pada hydraulic brake tidak boleh terputus

Sistem hidraulik rem akan terganggu saat terdapat udara di dalam


sistem, karena udara memiliki sifat kompresi. Untuk itu, pastikan
kondisi minyak rem di dalam reservoir cukup untuk meminimalkan
terjadinya masuk angin.

Cara Kerja

34
Cara Kerja Rem Hidrolik pada Mobil

1. Rem hidrolis berbeda dengan cara kerja rem mekanik yang masih
menggunakan kawat, sehingga model pedal rem pada rem hidraulik
juga berbeda.
2. Sistem kerja rem hidrolis dimulai ketika pengguna menginjak
pedal rem. Tuas pada pedal rem terhubung langsung dengan piston
di dalam master silinder, sehingga saat pedal rem ditekan, tuas rem
akan mendorong piston pada master silinder.
3. Karena piston terdorong, menyebabkan ruang di depan piston
mengecil. Selain itu, dorongan itu juga menyebabkan saluran
reservoir tertutup.
4. Karena fluida rem tidak memiliki sifat kompresi, maka fluida di
depan piston akan terdorong keluar menuju saluran utama. Melalui
brake lines, tekanan tersebut akan diteruskan ke semua aktuator
pengereman dengan besar yang sama.
5. Saat tekanan fluida mencapai silinder roda, maka fluida atau
minyak rem bertekanan tersebut akan menggerakan piston pada
silinder roda untuk menekan kampas rem.
6. Saat pedal di-release maka return spring baik pada master silinder
atau pada aktuator rem akan mendorong piston ke posisi semula,
sehingga fluida di dalam brake lines kembali mengisi ruang di
depan piston master silinder.

Gambaran Kerja Rem (lihat lampiran gambar 2.5.3.35)

Kesimpulan

Sistem rem hidrolik bekerja berdasarkan hukum pascal, di mana


material berupa fluida dijadikan alat untuk meneruskan gaya
pengereman dari pedal rem. Fluida digunakan karena material ini tidak
memiliki sifat kompresi sehingga cocok untuk menyalurkan tekanan.
Sistem rem hidrolik sering digunakan pada kendaraan bermotor karena
dianggap lebih efisien dan efektif.

35
2.5.3.4 Alat-alat Listrik-Magnetik

Bottle Lightening
Dalam bola kaca terdapat aliran listrik tegangan tinggi. Pada
bola petir elektron akan mengalir dari bola logam ke bola kaca. Listrik
merupakan aliran elektron yang dapat mengalir dari daerah
bertegangan tinggi ke daerah bertegangan rendah. Elektron yang
melintas di antara bola logam dengan bola kaca akan membentuk
molekul-molekul gas yang tersisa, akibatnya menghasilkan adanya
cahaya yang dapat kita lihat. Apabila bola tersebut disentuh oleh tangan
maka tangan akan berfungsi sebagai suatu saluran listrik ke Bumi.
Karena itulah mengapa lidah petir akan menuju ke arah mana ujung jari
itu terletak. Kejadian seperti ini dapat kita lihat saat petir menyambar
ke permukaan Bumi.

Alat dan Bahan

a. Bola logam yang dialiri energi (dapat berupa energi listrik, energi
panas atau energi cahaya)
b. Bola kaca yang berukuran lebih besar dari bola logam berisi udara
sebagai komponen untuk mengalirkan energi

Dasar Teori

Prinsip kerja bottle lightening hampir sama dengan prinsip bagaimana


petir menyambar permukaan bumi. Petir terjadi melalui proses berikut.

1. Proses terjadinya muatan pada awan ini karena awan terus bergerak
secara teratur dan terus-menerus. Selama pergerakan ini, awan
akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan yang
negatif akan berkumpul pada satu sisi saja dan sisi sebaliknya akan
berkumpul sisi positif.
2. Terjadi pembuangan muatan negatif, hal ini terjadi apabila
perbedaan potensial antara awan dan Bumi cukup besar. Hal ini
akan mengakibatkan terjadinya pembuangan muatan negatif dari
awan ke Bumi untuk mencapai kesetimbangan.
3. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron
(muatan negatif) adalah udara. Pada saat elektron mampu

36
menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara
yang kita dengar sebagai suara yang menggelegar.

Petir terjadi karena muatan negatif (elektron) berlebih pada awan,


menyebabkan awan menjadi daerah bertegangan listrik tinggi. Untuk
menetralkan muatannya, elektron akan mengalir dari daerah
bertegangan tinggi ke daerah bertegangan rendah. Tanah dapat
mengalirkan listrik (elektron) dengan aman, karena itu merupakan
sasaran yang tepat untuk mengalirkan elektron-elektronnya. Dengan
perantara udara, maka mengalirlah elektron menuju tanah.

Sama halnya dengan prinsip kerja Bottle Lightening, di mana aliran


elektron yang berasal dari bola logam yang bertegangan tinggi akan
mengalir dengan perantara molekul-molekul gas ke bola kaca. Namun,
bola kaca bukan sasaran yang tepat untuk mengalirkan elektron,
sehingga listrik berusaha mencari saluran untuk mengalirkan listrik ke
tanah. Pada saat kita menyentuh bola kaca, kita akan menjadi saluran
untuk mengalirkan elektron tersebut ke tanah. Karena itu kita tidak
akan terkena tegangan listrik tersebut. Beda halnya dengan orang yang
menyentuh kita saat memegang bola kaca tersebut. Tubuh kita sudah
menjadi saluran listrik (elektron), sehingga dialiri oleh listrik dan
apabila disentuh akan terkena tegangan karena sifat orang yang
menyentuh bukan sebagai perantara elektron ke tanah lagi.

Bottle Lightening dikenal juga sebagaib lampu plasma.


Sebelumnya, plasma adalah suatu lautan muatan listrik. Plasma sering
disebut juga sebagai gas yang bermuatan listrik atau gas yang
terionisasi (gas yang elektronnya lepas). Plasma adalah suatu jenis zat
yang paling umum dijumpai di alam semesta ini. Kita biasa menjumpai
plasma pada bintang-bintang dan ruang hampa di luar angkasa, sampai
di inti bumi. Plasma mencakup lebih dari 99 persen zat penyusun
dalam semesta ini.

Ada dua jenis plasma, yaitu plasma dingin dan plasma panas. Pada
umumnya plasma dingin berbentuk mirip gas. Contohnya adalah
aurora (cahaya yang berpencar di langit, terlihat di sekitar daerah
kutub), sementara plasma panas berbentuk mirip zat cair, contohnya
adalah inti dari bintang-bintang yang ada di luar angkasa.

37
Sebenarnya keberadaan plasma sudah diketahui sejak tahun 1879
oleh seorang ahli fisika dari Inggris yang bernama Sir William Crookes,
hanya saja penelitian tentang plasma baru dilakukan berpuluh-puluh
tahun sesudah itu. Pada tahun 1929, seorang ahli kimia dan fisika dari
Amerika Serikat yang bernama Dr. Irving Langmir mengatakan bahwa
plasma terdiri atas kumpulan ion-ion (atom yang kehilangan atau
kelebihan eleketron) dan elektron-elektron yang bergerak bebas.

Untuk membentuk plasma, kita membutuhkan energi untuk


melepaskan (mengusir) elektron-elektron dari atom-atom netral. Ada
tida macam sumber energi yang bisa dipakai, yaitu energi panas, energi
listrik, dan energi cahaya yang berasal dari sinar ultraviolet atau laser.
Karena hampir seluruh alam semesta ini tersusun dari plasma, maka
pembelajaran tentang plasma terus ditingkatkan oleh para ahli fisika.
Banyak manfaat yang telah diperoleh, antara lain kita bisa memahami
alam semesta ini kemudian berbagai aplikasi dalam bidang plasma
dalam bidang industri rumah tangga, transportasi, dan bisnis juga telah
banyak ditemukan.

Salah satunya adalah lampu plasma. Lampu plasma atau disebut


juga bola lampu plasma adalah sebuah lampu lucutan gas yang
menggunakan plasma sebagai sumber cahaya. Lampu plasma
diciptakan oleh Nikola Tesla setelah percobaannya dengan arus listrik
frekuensi tinggi pada tabung gelas hampa untuk kepentingan
mempelajari fenomena tegangan tinggi, tetapi versi modern didesain
oleh Bill Parker. Tesla menyebut ciptaannya ini sebuah tabung lucutan
gas lembam. Biasanya, lampu plasma tersedia dalam bentuk bola dan
tabung, walaupun begitu banyak terdapat variasi. Lampu plasma
biasanya sebuah bola gelas bening yang diisi dengan campuran
beberapa gas (paling umum adalah helium dan neon, tetapi kadang-
kadang juga xenon dan kripton) pada tekanan rendah (di bawah 0,01
atm), dan digerakkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi kurang
lebih 35 kHz pada 2-5 kV yang dibangkitkan oleh transformator
tegangan tinggi. Sebuah bola yang jauh lebih kecil di dalam tabung
berfungsi sebagai elektrode.

38
Filamen plasma terbentuk dari elektrode pusat menuju ke gelas
isolator, memberikan penampakan beberapa berkas cahaya berwarna
(lihat lucutan korona dan lucutan cahaya listrik). Berkas cahaya
sebenarnya mengikuti jalur medan listrik dari dipol, tetapi bergerak ke
atas karena konveksi. Mendekatkan tangan di dekat gelas luar
mengganggu medan listrik frekuensi tinggi, menyebabkan seberkas
plasma terbentuk dari bola dalam ke titik sentuh. Arus listrik dihasilkan
dalam benda penghantar apapun dekat bola lampu karena gelas tidak
menahan medan elektromagnetik yang disebabkan plasma (walaupun
gelasnya menahan arus). Gelas berperan sebagai dielektrik dari
kondensator yang terbentuk antara gas terionisasi dan tangan.

Cara Kerja

1. Seperti dijelaskan sebelumnya, Bottle Lightening atau lampu


plasma memiliki bola logam bertegangan tinggi yang mengalirkan
elektronnya melalui molekul-molekul gas ke bola kaca
bertegangan rendah.
2. Bola kaca bukan merupakan medan yang tepat sebagai sasaran
aliran elektron, maka untuk menuju tanah, listrik atau aliran
elektron akan mencari saluran yang tepat.
3. Ketika kita menyentuh bola kaca tersebut, jari kita akan diarah oleh
aliran elektron dalam bola kaca dan listrik akan mengalir melalui
jari kita menuju ke tanah.
4. Kita tidak akan terkena tegangan, karena dalam hal ini kita adalah
perantara dari aliran elektron tersebut. Beda halnya dengan orang
yang menyentuh kita saat memegang bola kaca tersebut. Tubuh
kita sudah menjadi saluran listrik (elektron), sehingga dialiri oleh
listrik dan apabila disentuh akan terkena tegangan karena sifat
orang yang menyentuh bukan sebagai perantara elektron ke tanah
lagi.

Kesimpulan

Bottle lightening atau disebut juga lampu plasma adalah alat


peragaan yang menggunakan prinsip kerja penyambaran petir ke
permukaan Bumi. Aliran listrik terjadi karena adanya kelebihan
muatan negatif, sehingga elektron akan berpindah ke medan lain agar

39
netral. Perpindahan elektron dilakukan melalui perantara molekul-
molekul gas dari daerah bertegangan tinggi ke daerah bertegangan
rendah.

Jacob’s Ladder

Ketika tombol merah pada alat ini ditekan, pada atas dudukan
akan terjadi loncatan listrik yang perlahan-lahan naik dari dalam
tabung transparan menuju ujung elektrode di atasnya. Dalam alat petir
ini ketika diberi tegangan besar, maka akan terjadi perbedaan yang
bermuatan potensial listrik. Salah satu elektrode bermuatan negatif dan
yang lainnya bermuatan positif.

Alat dan Bahan

a. Tabung transparan
b. Elektrode
c. Tegangan listrik yang besar
d. Silinder penyangga di bawah tabung transparan

Dasar Teori

Jacob’s Ladder merupakan alat peraga yang menjelaskan


bagaimana arus listrik dapat terjadi. Ada dua kejadian yang dapat
melahirkan listrik.

1. Akibat perputaran benda/magnet akan lahir listrik dengan nama


AC (Alternating Current) atau lebih dikenal dengan istilah “bolak-
balik”, sebagai contoh : dinamo jaringan listrik PLN, dinamo
sepeda, dan sebagainya. Sumber arus listrik AC ini tidak dapat
diketahui kutub positif dan negatifnya walaupun listrik tersebut
juga mempunyai dua ujung pengantar atau dua ujung saluran. Hal
ini disebabkan karena listrik AC akan mengalir bergantian di antara
kedua ujungnva, yang kadang-kadang berada dalam keadaan
positif dan kadang-kadang dalam posisi negatif.
2. Akibat proses kimia dapat melahirkan listrik DC (Direct Current)
atau lazirn disebut “rata” atau “searah”, sebagai contoh : accu dan
baterai. Listrik DC ini mempunyai kutub yang jelas yaitu positif

40
dan negatif. Perlu menjadi pedoman bahwa semua bentuk pesawat
elektronika akan dapat bekerja jika mcnggunakan arus listrik DC.
Dengan ketentuan di atas, jaringan listrik PLN yang berarus AC
secara langsung tidak dapat menghidupkan pesawat elektronika
mengingat listrik AC tidak mempunyai kutub.

Kalau dikehcndaki menggunakan listrik jaringan PLN sudah


tentu harus menggunakan alat pengubah arus AC menjadi DC yang
disebut adaptor
Adaptor ini dapat dipasang di luar pesawat atau oleh pabrik pesawat
elektronik langsung dipasang didalam pesawatnya yang kemudian
diterterakan tulisan AC—DC. Arus listrik DC terjadi karena proses
kimia.aliran listrik dapat terjadi.

Proses Terjadinya Arus Listrik

Tak ada beban maka arus listrik tak akan mengalir. Aliran
muatan dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan terjadinya
arus listrik. Arus listrik bergerak dari terminal positif ke terminal
negatif. Jika sejumlah muatan Q melewati suatu titik dalam penghantar
dalam selang waktu t, maka arus dalam penghantar adalah sebagai
berikut.

Persamaan arus listrik :

I = Q/t
I : Arus listrik (A)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Selang waktu (detik)
Satu ampere (1 A) adalah sejumlah aliran arus yang memuat
elektron satu coulomb (1 C) di mana muatan bergerak ke suatu titik
dalam satu detik. Arus listrik bergerak dari terminal positif ke terminal
negatif dalam loop tertutup, aliran arus listrik terjadi karena terdapat
beda potensial antara kutub positif dan kutub negatifnya.

Arus Listrik pada Penghantar Logam


Logam merupakan penghantar listrik yang baik, seperti
tembaga, aluminium, besi, dsb. Dalam logam terdiri dari kumpulan

41
atom. Tiap atom terdiri atas proton bermuatan positif dan dikelilingi
oleh elektron yang bermuatan negatif. (lihat lampiran gambar 2.5.3.36)

Aliran listrik merupakan aliran elektron, artinya elektron bergerak dari


yang beda potensialnya tinggi menuju yang lebih rendah, atau dari
terminal positif ke terminal negatif. Aliran listrik merupakan aliran
elektron. (2.5.3.37)

Tiap logam memiliki jumlah atom yang berbeda, sehingga ada logam
yang mudah mengalirkan arus listrik karena konduktivitas yang baik.
Ada logam yang konduktivitas arus listriknya lebih kecil.

Cara Kerja

1. Ketika tombol merah pada alat peraga Jacob’s Ladder ditekan,


akan dihasilkan tegangan tinggi dan terjadilah perbedaan muatan
antara muatan positif dan negatif.
2. Kedua muatan ini akan tarik-menarik sehingga tercipta arus listrik
di antara keduanya.
3. Perbedaan muatan ini terjadi di sepanjang alat dan pada akhirnya
timbullah loncatan listrik yang perlahan-lahan naik dari dalam
tabung transparan menuju ujung elektrode di atasnya.

Kesimpulan

Aliran muatan dari satu tempat ke tempat yang lain


menyebabkan terjadinya arus listrik. Arus listrik bergerak dari terminal
positif ke terminal negatif. Arus listrik dapat terjadi karena adanya
perbedaan muatan antara muatan positif dan muatan negatif. Perbedaan
muatan dapat terjadi karena adanya tegangan yang sangat besar.

Large Pole Pattern

Adalah suatu piringan yang berisikan serbuk besi dengan piringan


horizontal.

42
Alat dan Bahan

a. Serbuk besi
b. Magnet

Dasar Teori

Pola kutub magnet dihasilkan oleh medan magnet. Medan


magnet adalah area atau wilayah di mana gaya magnet masih akan
berpengaruh terhadap benda di sekitarnya, sehingga apabila kita
mendekatkan benda logam tertentu pada daerah medan magnet, maka
logam tersebut akan tertarik oleh magnet. Sedangkan apabila kita
menempatkan logam tersebut di luar medan magnet, maka logam
tersebut tidak akan tertarik oleh magnet. Medan magnet paling kuat
berada pada kutub-kutub magnet.

(lihat lampiran gambar 2.5.3.38)

Medan magnet yang ditunjukkan oleh serbuk besi

Gambar di atas menunjukkan percobaan biji besi ketika


didekatkan pada magnet untuk mengetahui medan magnet. Semakin
rapat bijih besi yang tergambar pada pola tersebut, maka semakin besar
medan magnet pada daerah tersebut.

Garis Gaya Magnet


Garis gaya magnet adalah garis-garis khayal yang menunjukkan
pola garis-garis lengkung yang terbentuk di sekitar magnet. Pola ini
merupakan pola garis-garis medan magnetik yang disebut garis gaya
magnetik. Garis gaya magnetik selalu berawal dari kutub utara menuju
kutub selatan magnet. Begitu pula saat dua magnet berlawanan kutub
didekatkan, arah garis gaya magnet tetap berawal dari kutub utara
menuju kutub selatan magnet

Garis-garis khayal medan magnet (lihat gambar 2.5.3.39)

Gaya medan magnet saat berinteraksi dengan magnet lainnya (lihat


lampiran gambar 2.5.3.40)

Magnet pertama kali ditemukan di suatu daerah bernama


Magnesia. Magnet adalah batu bermuatan yang memiliki sifat dapat

43
menarik benda yang mengandung partikel besi (Fe2O4). Gaya yang
menarik dan menyebabkan partikel besi tersebut menempel dinamakan
gaya magnetik. Contoh jenis-jenis bentuk magnet adalah : magnet
batang, magnet U, magnet jarum, magnet keeping, magnet ladam, dan
magnet silinder.

Kutub Magnet

Magnet pasti mempunyai 2 kutub, yaitu kutub utara dan kutub


selatan. Sementara itu, jika sebuah magnet dipotong, maka setiap
potongan tersebut akan tetap memiliki dua kutub dan menjadi sebuah
magnet yang baru. (lihat lampiran gambar 2.5.3.41)

a) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak-
menolak.
b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan akan
saling tarik-menarik.

Sifat Bahan Magnetik

Magnet hanya menarik bahan yang mempunyai kandungan


partikel besi. Ada 3 jenis sifat bahan logam dilihat dari sifat
kemagnetannya :

a) Feromagnetik, adalah bahan yang dapat ditarik magnet dengan kuat.


Bahan feromagnetik contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Selain
dapat ditarik magnet dengan kuat, bahan feromagnetik dapat dibuat
menjadi magnet.
b) Paramagnetik, adalah bahan yang dapat ditarik oleh magnet, tetapi
tarikannya sangat lemah. Bahan yang tergolong paramagnetik
adalah aluminium, tembaga, kaca, dan kayu.
c) Diamagnetik, adalah bahan yang apabila didekatkan dengan
magnet, maka magnet akan menolaknya (menjauhinya). Logam
mineral yang tergolong bahan diamagnetik di antaranya emas dan
timah hitam.

Magnet terdiri dari 2 jenis, yaitu magnet sementara dan magnet


permanen. Magnet sementara yaitu magnet yang hanya memiliki sifat-
sifat magnetik dalam jangka waktu tertentu sebelum sifat

44
kemagnetannya hilang atau dapat dengan sengaja dihilangkan.
Sedangkan magnet permanen adalah magnet yang memiliki sifat
kemagnetan dengan jangka waktu yang lama dan sulit untuk
dihilangkan sifat kemagnetannya.

Cara Kerja

1. Ambil salah satu magnet yang terikat tali, lalu gerakkan magnet
tersebut di atas piringan. Serbuk besi akan mengikuti ke mana
magnet tersebut bergerak.
2. Magnet memiliki muatan sehingga magnet juga dapat menarik
benda yang memiliki muatan, khususnya benda yang mengandung
partikel besi (Fe2O4).
3. Gaya tarik magnet hanya akan berpengaruh dalam suatu area atau
wilayah, yang disebut medan magnet.

Kesimpulan

Pada Large Pole Pattern, terjadinya tarikan pada serbuk besi


dikarenakan adanya magnet pada piringan. Magnet adalah batu
bermuatan dengan 2 kutub (utara dan selatan) yang memiliki sifat
dapat menarik benda yang mengandung partikel besi (Fe2O4). Gaya
yang menarik dan menyebabkan partikel besi tersebut menempel
dinamakan gaya magnetik.

2.5.3.5 Alat-alat yang Berelasi dengan Gelombang, Getaran dan Bunyi

Whisper Dishes
Alat ini berupa piring besar yang saling berhadapan. Ketika kita
mengeluarkan suara di parabola yang satu, maka suara akan terdengar
di parabola yang lain. Hal ini terjadi karena bila kita anggap bunyi
sebagai sumber titik, maka bunyi akan tersebar merata (dipantulkan) ke
arah parabola saja, tidak semua ke seluruh ruangan. Bunyi sekitar
parabola tadi akan merambat tanpa menyebar.

Alat dan Bahan

Dua parabola yang saling berhadapan

Dasar Teori

45
Bunyi adalah salah satu gelombang dalam fisika, yaitu
gelombang longitudinal yang dapat dirasakan oleh indera pendengaran
(telinga). Bunyi juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
dihasilkan oleh benda yang bergetar. Setiap getaran yang terjadi akan
menggetarkan molekul atau partikel udara di sekitarnya, hal inilah yang
menimbulkan bunyi. Benda yang menghasilkan bunyi disebut dengan
sumber bunyi. Bunyi termasuk gelombang longitudinal, artinya bunyi
membutuhkan media dalam perambatannya. Media tersebut bisa
berupa zat padat, zat cair atau gas. Bunyi tidak dapat merambat pada
ruang hampa. Bunyi memiliki cepat rambat yang tidak terlalu kuat, oleh
karena itu bunyi membutuhkan waktu untuk berpindah dari satu tempat
dari tempat lain.

Syarat terjadinya dan terdengarnya bunyi adalah sebagai berikut.

a) Ada sumber bunyi (benda yang bergetar)


b) Ada medium (zat antara untuk merambatnya bunyi)
c) Ada penerima bunyi yang berada di dekat atau dalam jangkauan
sumber bunyi

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Bunyi infrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya < 20 Hz. Bunyi


ini tidak dapat didengarkan oleh manusia, tapi dapat didengarkan
oleh laba-laba, jangkrik, dan lumba-lumba.
2) Bunyi audiosonik, adalah bunyi yang frekuensinya di antara 20 Hz
- 20.000 Hz. Bunyi jenis inilah yang dapat didengarkan oleh
manusia.
3) Bunyi ultrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya > 20.000 Hz.
Bunyi jenis ini juga tidak dapat didengarkan manusia. Hewan yang
mampu mendengarkan bunyi jenis ini adalan lumba-lumba,
jangkrik, dan anjing.

Cepat Rambat Bunyi

Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan
waktu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi :

46
a) Medium tempat gelombang bunyi itu dirambatkan
b) Suhu

Cepat rambat bunyi dirumuskan sebagai berikut.

v = s/t

Keterangan:

v : cepat rambat bunyi (m/s)

s : jarak yang ditempuh (m)

t : waktu tempuh (s)

Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi menabrak


bidang pantul, kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh
bidang pantul tersebut. Ketika kita mendengar suara petir, mungkin kita
juga akan mendengar suara susulan yang merupakan gema suara
aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat adanya bunyi yang menumbuk
dinding penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding itu. Tidak
semua bunyi yang mengenai dinding pemantul akan dipantulkan. Ada
sebagian bunyi tersebut yang diserap dinding pemantul. Kemampuan
suatu permukaan dalam memantulkan bunyi tergantung pada keras
lunaknya permukaan.

Hukum Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan


bunyi sebagai berikut, “Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul
terletak dalam satu bidang datar. Sudut datang sama besar dengan
sudut pantul.” (lihat lampiran gambar 2.5.3.42)

Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis


normal. Sudut pantul adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis

47
normal. Garis normal adalah garis tegak lurus bidang pantul melalui
titik jatuh bunyi datang.

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak dinding


pantul tidak jauh dari sumber bunyi. Misalnya, bunyi kereta api ketika
masuk terowongan akan terdengar semakin kuat. Dari uraian itu dapat
disimpulkan bahwa kuat bunyi yang didengar tergantung pada :

a) amplitudo sumber bunyi;


b) jarak antara sumber bunyi dengan pendengar;
c) resonansi yang terjadi;
d) adanya dinding pemantul yang sesuai.

Macam-Macam Pemantulan Bunyi

a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli


Suara gurumu di dalam kelas akan lebih keras dibandingkan
dengan suara guru olahragamu di lapangan. Itu dikarenakan suara
di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
b. Gaung atau kerdam
Bunyi pantul yang datangnya hanya sebagian yang bersamaan
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas disebut
gaung atau kerdam. Gaung atau kerdam dapat terjadi di gedung
bioskop, gedung pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan
lain-lain. Untuk menghindari terjadinya gaung, pada dinding
gedung-gedung tersebut biasanya dilapisi bahan yang dapat
meredam bunyi, disebut bahan akustik, misalnya kain wol, kapas,
karton, papan karton, gabus, dan karet busa.
c. Gema
Bunyi pantul dapat terdengar dengan jelas seperti bunyi aslinya
karena antara bunyi pantul dengan bunyi asli tidak saling
mengganggu. Hal ini dimungkinkan jika jarak antara dinding
pemantul dengan sumber bunyi jauh. Karena jarak yang jauh, bunyi
akan berjalan menempuh jarak yang jauh. Waktu yang digunakan
untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah selesai
diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan. Akibatnya,
bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang

48
terdengar jelas setelah bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi
di lereng-lereng gunung atau di lembah-lembah.

Manfaat Bunyi Pantul

a. Pengukuran jarak dengan gema


Dalam satu sekon biasanya dapat diucapkan lima suku kata.
Berapa waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata?
Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus
datang secepat-cepatnya setelah 1/5 sekon, yaitu setelah suku kata
tersebut selesai diucapkan. (lihat lampiran gambar 2.5.3.43)

Dengan demikian, selama 1/5 sekon bunyi telah menempuh jarak


dua kali jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul. Jadi,
untuk 1 suku kata, jarak dinding pemantul adalah sebagai berikut.

Untuk n suku kata, jarak dinding pemantul : (lihat lampirean


gambar 2.5.3.44)

Waktu terdengar gema, artinya bunyi telah menempuh jarak


tersebut pergi-pulang. Jika jarak d dan waktu yang dibutuhkan t
maka kecepatan bunyinya : (lihat lampiran gambar 2.5.3.45)

b. Pengukuran kedalaman laut dengan pemantulan bunyi


Sebuah sumber getar yang disebut osilator dipasang pada
dinding kapal bagian bawah. Di dekat osilator dipasang hidrofon,
yaitu alat yang dapat menangkap getaran. Untuk mengukur
kedalaman laut, osilator digetarkan. Getaran ultrasonik yang
dihasilkannya diarahkan ke dasar laut. Oleh dasar laut, getaran ini
dipantulkan dan diterima hidrofon. Sebuah alat pencatat akan
mencatat selang waktu antara getaran dikirim dan getaran pantul
yang diterima. Jika cepat rambat bunyi di air laut diketahui maka
kedalaman laut dapat dihitung. Bunyi dapat dipantulkan. Bunyi
pantul yang terdengar setelah terdengarnya bunyi asli disebut gema.
Bunyi pantul yang sebagian terdengar bersamaaan dengan bunyi
asli disebut gaung atau kerdam dari bunyi pantul tersebut.

49
Cara Kerja

1. Alat ini merupakan alat peraga yang akan memantulkan bunyi.


Cobalah untuk berbicara di depan salah satu parabola.
2. Bunyi akan memantul karena gelombang bunyi menabrak bidang
pantul, kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh
bidang pantul tesebut. Ketika kita berbicara, maka suara yang kita
keluarkan akan menabrak parabola dan memantul.
3. Bila kita anggap bunyi sebagai sumber titik, maka bunyi akan
tersebar merata (dipantulkan) ke arah parabola saja, tidak semua ke
seluruh ruangan. Bunyi sekitar parabola tadi akan merambat tanpa
menyebar. Karena itu, kita dapat mendengarkan bunyi pantulan
hanya ketika berada di sisi parabola yang lain.

Kesimpulan

Pemantulan bunyi terjadi karena gelombang bunyi menabrak


bidang pantul, kemudian gelombang bunyi tersebut dipantulkan oleh
bidang pantul tesebut. Tidak semua bunyi yang mengenai dinding
pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut yang diserap
dinding pemantul. Kemampuan suatu permukaan dalam memantulkan
bunyi tergantung pada keras lunaknya permukaan. Bunyi yang
memantul akan merambat tanpa menyebar, sehingga kita akan
mendengar bunyi hanya di satu titik tertentu, tidak di seluruh ruangan,
sesuai hukum pemantulan bunyi.

50
http://khairunnisa2.blogspot.co.id/2012/10/alat-dan-bahan-laboratorium-fisika.html
diakses pada Jumat tanggal 23 Maret 2017

https://gulangguling.com/2014/09/28/membuat-air-mancur-tanpa-listrik-heron-
fountain/ diakses pada Jumat tanggal 23 Maret 2018

http://fisikazone.com/hukum-boyle/ diakses pada Jumat tanggal 23 Maret 2018

http://belajarasyikdirumah.blogspot.co.id/2013/04/membuat-air-mancur-tanpa-
pompa-listrik.html diakses pada Jumat tanggal 23 Maret 2018

http://kelas-fisika.com/2016/08/12/eksperimen-pusaran-air-tornado-vortex/ diakses
pada Sabtu tanggal 24 Maret 2018

http://versesofuniverse.blogspot.co.id/2013/08/pusaran-air-whirlpool-maelstrom.html
diakses pada Sabtu tanggal 24 Maret 2018

http://fisikazone.com/viskositas/ diakses pada Sabtu tanggal 24 Maret 2018

https://www.edutafsi.com/2018/01/pengaruh-posisi-benda-terhadap-sifat-bayangan-
lensa-cembung.html diakses pada Minggu tanggal 25 Maret 2018

https://www.edutafsi.com/2017/12/pengaruh-posisi-benda-terhadap-sifat-bayangan-
yang-dihasilkan-cermin-cekung.html diakses pada Minggu tanggal 25 Maret 2018

https://www.edutafsi.com/2017/12/cara-cepat-menentukan-sifat-bayangan-pada-
cermin-cekung.html diakses pada Minggu tanggal 25 Maret 2018

https://www.edutafsi.com/2018/01/cara-menentukan-sifat-bayangan-pada-cermin-
cembung.html diakses pada Minggu tanggal 25 Marert 2018

https://rivernend.blogspot.com/2015/01/bagian-bagian-mikroskop-elektron-dan.html
diakses pada Minggu tanggal 25 Maret 2018

http://nsinatria.blog.uns.ac.id/2012/06/03/alat-optik-mikroskop/ diakses pada Senin


tanggal 26 Maret 2018

http://idschool.net/smp/fisika-smp/pengertian-rumus-contoh-soal-dan-sifat-
bayangan-pada-cermin-datar/ diakses pada Senin tanggal 26 Maret 2018

http://myblogaljabardasar.blogspot.co.id/2017/11/gerak-rotasipusat-massa-dan-
benda-tegar.html diakses pada Senin tanggal 26 Maret 2018

51
http://fisikazone.com/pusat-massa/ diakses pada Senin tanggal 26 Maret 2018

https://putrarawit.wordpress.com/2015/03/14/prinsip-kerja-pesawat-terbang-hukum-
bernoulli/ diakses pada Senin tanggal 26 Maret 2018

https://lanoarintaka.wordpress.com/azas-bernouli/ diakses pada Senin tanggal 26


Maret 2018

https://www.autoexpose.org/2017/02/cara-kerja-rem-hidrolik.html diakses pada


Selasa tanggal 27 Maret 2018

https://masdiisya.wordpress.com/2011/04/25/tentang-plasma/ diakses pada Selasa


tanggal 27 Maret 2018

https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/petir diakses pada Selasa tanggal 27 Maret


2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_plasma diakses pada Selasa tanggal 27 Maret


2018

http://pekanbarudpcakli.blogspot.co.id/2013/07/proses-terjadinya-arus-listrik_6.html
diakses pada Rabu tanggal 28 Maret 2018

http://muhammadfahrizal16.blogspot.co.id/2015/09/proses-terjadinya-listrik.html
diakses pada Rabu tanggal 28 Maret 2018

https://fajarfisikaupi.wordpress.com/tag/magnet/ diakses pada Rabu tanggal 28 Maret


2018

http://fisikazone.com/pemantulan-bunyi-bunyi-pantul/ diakses pada Kamis tanggal 29


Maret 2018

http://www.artikelmateri.com/2016/02/gelombang-bunyi-pengertian-adalah-sifat-
jenis-rambat-pemantulan-manfaat.html diakses pada Kamis tanggal 29 Maret 2018

52
53

Anda mungkin juga menyukai