Anda di halaman 1dari 19

Referat Ilmu Penyakit Saraf

VERTIGO SENTRAL

Oleh
Faustine B. Rahardja
07120070069

Pembimbing
dr. Joko Nafianto, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 21 Maret - 23 April 2011
Vertigo Sentral

DAFTAR ISI

JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
LATAR BELAKANG 3
EPIDEMIOLOGI 6
ETIOLOGI 7
PATOGENESIS 8
MANIFESTASI KLINIS 9
PEMERIKSAAN FISIK 12
PEMERIKSAAN PENUNJANG 14
DIAGNOSIS 16
PENATALAKSANAAN 17
PROGNOSIS 18
KEPUSTAKAAN 19

Faustine B. Rahardja (07120070069) 2


Vertigo Sentral

LATAR BELAKANG
Equilibrium adalah suatu kondisi keseimbangan tubuh dalam ruang. Dalam
mengatur keseimbangan tubuh tersebut, terdapat tiga sistem yang berperan
penting, yaitu sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensori. Masing-
masing sistem tersebut terdiri dari 3 tingkat: resepsi, integrasi, dan persepsi.
Informasi sensorik diterima oleh retina, labirin (telinga dalam), dan propioseptor
sendi dan otot. Jaras asendens terutama diproyeksikan ke serebelum dan nukleus
vestibularis yang ada di medulla oblongata melalui neuron yang bersinaps
kepadanya. Ada juga yang mencapai korteks serebri, tetapi integrasi
keseimbangan terutama terjadi di serebelum. Sistem inilah yang membentuk
persepsi tentang lokasi berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain dan
juga terhadap lingkungan. Jaras desendens dari nukleus vestibularis menuju
beberapa nukleus motorik yang melibatkan gerak mata menimbulkan reflex
vestibulookularis. Jaras ini menolong mata mengunci objek penglihatan bila
kepala bergerak (1,2).

Gambar 1. Tiga Sistem Keseimbangan Tubuh

Faustine B. Rahardja (07120070069) 3


Vertigo Sentral

Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere, yang berarti memutar. Vertigo adalah
suatu perasaan gangguan keseimbangan (3,4). Vertigo seringkali dinyatakan
sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya
berputar-putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir balik. Vertigo
disebabkan karena alat keseimbangan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan
tubuh dengan baik (3).
Vertigo harus dibedakan dengan keluhan dizziness non-vertigo, yaitu
adanya ilusi pergerakan, bukan hanya sensasi presinkop, lightheadedness.
Bertentangan dengan vertigo, sensasi-sensasi ini diakibatkan oleh gangguan suplai
darah, oksigen, dan glukosa (contohnya: stimulasi vagal, hipotensi ortostatik,
aritmia jantung, iskemik miokardium, hipoksia, dan hipoglikemia) dan mungkin
mengakibatkan penurunan kesadaran (4).

Klasifikasi vertigo

Skema 1. Klasifikasi vertigo

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-
vestibular. Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan
sistem vestibular, sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang
disebabkan oleh gangguan sistem visual dan somatosensori.

Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-vestibular


Waktu Episodik Konstan
Sifat Vertigo Berputar Melayang

Faustine B. Rahardja (07120070069) 4


Vertigo Sentral

Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan Stress, hiperventilasi


posisi
Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan
somatosensorik
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular (7)

Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer


dan sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan
alat keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf
Vestibulokoklear) divisi vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang
terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di
pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area persepsi (korteks).
Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau iskemik di
serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di sistem
saraf pusat, infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan
neuroma akustik juga termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di
korteks sangat jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala kejang parsial
kompleks (5,6).

Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral


Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan, onset gradual
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Sedang
Mual muntah Tipikal Sering kali tidak ada
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia pasien Berapapun, biasanya Usia lanjut
muda
Gangguan status Tidak ada atau kadang- Biasanya ada
mental kadang
Defisit nervi cranial Tidak ada Kadang disertai ataxia
atau cerebellum
Pendengaran Seringkali berkurang atau Biasanya normal
dengan tinnitus

Faustine B. Rahardja (07120070069) 5


Vertigo Sentral

Nistagmus Nistagmus horizontal dan Nistagmus horizontal atau


rotatoar; ada nistagmus vertical; tidak ada
fatique 5-30 detik nistagmus fatique
Penyebab Meniere’s disease Massa Cerebellar / stroke
Labyrinthitis Encephalitis/ abscess otak
Positional vertigo Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral (7)

EPIDEMIOLOGI (5)
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya. Dari
stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5% diantaranya terjadi
di serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan dengan stroke
perdarahan serebelum adalah 3-5: 1. Sebanyak 10% dari pasien infark serebelum,
hanya memiliki gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insidens sklerosis multiple
berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun . Sekitar 3000 kasus neuroma akustik
didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.

Jenis kelamin
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan
wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio antara penderita
pria dibandingkan wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali lebih banyak
pada wanita dibandingkan pria.
Usia
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor
resiko yang berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus, atherosclerosis, dan
stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan
setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu
seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun.

Faustine B. Rahardja (07120070069) 6


Vertigo Sentral

Morbiditas/ Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan kerusakan
yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo perifer
akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7%
dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior
serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar
sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke
empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan bedah saraf yang
agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya datang dengan Glasgow
Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan kesadaran yang
signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya lebih dari 8,
adalah 20%
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat
didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun
gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi.

ETIOLOGI (2,5)
Beberapa penyebab vertigo sentral adalah:
 Perdarahan dan infark serebelum
 Sindrom Wallenberg
 Insufisiensi vertebrobasilar
 Diseksi arteri vertebral
 Sklerosis multiple
 Neoplasma (termasuk neuroma akustik)
 Infeksi sistem saraf pusat
 Trauma

PATOGENESIS
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang dideteksi
atau diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem
propioseptif, yang kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu
dipersepsikan oleh korteks. Cara berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala

Faustine B. Rahardja (07120070069) 7


Vertigo Sentral

bergerak, semua bergantung pada sensasi keseimbangan yang utuh. Gangguan


informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat pada gangguan
keseimbangan (5).
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat
gangguan di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks).
Pathogenesis beberapa penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.

Oklusi arterial dan infark iskemik (5)


Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli dari
plak arteri vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri vertebral,
arteri basilar, dan cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun, oklusi total
arteri besar tidak akan berakibat pada kematian karena adanya anastomosis dari
sirkulus arteriosus wilisi dan arteri posterior komunikans. Perdarahan serebelum
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark serebelum. Namun begitu,
perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam jiwa. Perdarahan
serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular hipertensif dan
antikoagulasi.

Sklerosis Mutiple (5)


Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat.
Perjalanan penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda.

Neuroma Akustik (5)


Neuroma Akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi vestibular
saraf cranial VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna proksimal. Neuroma
akustik biasanya berkembang di satu sisi (unilateral). Neuroma akustik bilateral
biasa terjadi pada orang dewasa muda dan berkaitan dengan neurofibromatosis
tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan, neuroma akustik dapat berkembang ke sudut
serebelopontin dan menekan saraf cranial VII (Fasialis) dan saraf kranial lainnya.

Penyebab lainnya

Faustine B. Rahardja (07120070069) 8


Vertigo Sentral

Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan
kejang lobus temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan
oleh perdarahan petekie di nukleus vestibular di batang otak.

MANIFESTASI KLINIS
Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah (2):
 Onset gradual
 Lebih konstan
 Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)
 Intensitas ringan sampai sedang
 Tidak dipengaruhi posisi kepala
 Seringkali tidak disertai mual dan muntah
 Seringkali disertai dengan gangguan status mental
 Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran
 Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue
 Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:
o Ataxia
o Pandangan kabur
o Diplopia
o Disfagia
o Disartria

Perdarahan dan infark serebelum (2)


Perdarahan serebelum biasanya menyebabkan gejala vertigo akut dan ataxia.
Nyeri kepala, mual, dan muntah dapat tidak terjadi. Selain vertigo berat, pasien
seringkali mengeluhkan adanya sensasi pergerakan sisi samping atau depan
belakang. Pasien juga dapat mengalami ataxia trunkal dan tidak dapat duduk tanpa
penyangga. Tes Romberg dan Tandem akan memberikan hasil abnormal. Biasanya
terdapat kelemahan saraf kranial VI (Abdusens) atau deviasi konjugat mata
berlawanan dengan lesi perdarahan. Infark serebelum memberikan gambaran
klinik yang serupa.

Sindrom Wallenberg (2)


Infark medulla lateral dari batang otak dapat menyebabkan vertigo sebagai bagian
dari presentasi klinisnya. Penemuan ipsilateral klasik meliputi rasa baal pada

Faustine B. Rahardja (07120070069) 9


Vertigo Sentral

wajah, hilangnya refleks kornea, sindron Horner, dan paralisis atau paresis pada
palatum mole, faring, dan laring (mengakibatkan disfagia dan disfonia).
Penemuan kontralateral meliputi hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada sumbu
tubuh dan anggota gerak. Biasanya lesi saraf kranial VI (Abdusens), VII
(Fasialis), dan VIII (Vestibulokoklear) dapat muncul menyebabkan vertigo, mual,
muntah, dan nistagmus.

Insufisiensi Vertebrobasilar (2)


Transient ischemic attack (TIA) dari batang otak dapat memicu vertigo. Tanda
orthostatik harus ditentukan, karena orthostatik akan memperburuk gejala iskemik
vertebrobasilar. Sama seperti TIA secara umum, vertigo mungkin terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan
definisi TIA, gangguan harus hilang secara total dalam 24 jam. Vertigo yang
diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai diplopia, disfagia,
disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti penyebab
vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat
diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri
vertebral ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara
pada batang otak.

Diseksi Arteri Vertebralis (2)


Diseksi arteri vertebral dapat menyebabkan stroke pada sirkulasi posterior. Gejala
dan tanda dari diseksi arteri vertebral meliputi nyeri kepala, vertigo, dan sindrom
Horner unilateral.

Sklerosis Multiple (2)


Penyakit demyelinasi dapat disertai dengan vertigo yang berlangsung beberapa
jam hingga minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo ringan-sedang
dan terdapat nistagmus. Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan atau sudah
berlangsung sebelumnya.

Faustine B. Rahardja (07120070069) 10


Vertigo Sentral

Neoplasma
Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala dan
tanda gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah ependimoma
pada pasien yang berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien yang berusia
lebih tua (2).
Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik
memiliki gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat
ditemukan sejak presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan
gejala akibat penekanan saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala
gangguan batang otak dan saraf kranial lain dapat muncul karena efek sekunder
dari perkembangannya hingga ke fossa posterior (5).

Infeksi Sistem Saraf Pusat


Beberapa infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan vertigo adalah abses
pada serebelum, infeksi serebelum, encephalitis, dan sebagainya. Gejala vertigo
biasanya disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti demam, malaise, tanda-tanda
serebelar (gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, dan sebagainya).
Trauma
Trauma yang biasanya terjadi adalah trauma leher. Biasanya gejala muncul dalam
7-10 hari setelah terjadi whiplash injury. Episode vertigo muncul terutama ketika
menggerakkan kepala dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu juga
terdapat nyeri pada leher dan nistagmus pada pergerakkan kepala.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting dalam
mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.

Gangguan kesadaran
Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan
kesadaran mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada
infark serebelum, penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh

Faustine B. Rahardja (07120070069) 11


Vertigo Sentral

darah arteri serebelum posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan
batang otak adalah lethargi, yang terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam
setelah infark serebelum. Pasien dengan perdarahan serebelum, 46% mengalami
perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam setelah presentasi.

Nistagmus (9)
Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada,
merupakan infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat
mata dalam satu arah diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya.
Nistagmus horizontal bukanlah tanda spesifik dari vertigo perifer. Pada infark
serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak ditemukan. Nistagmus vertikal
dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi sentral
lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan nistagmus
pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan. Selain itu
nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada
lesi perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi.

Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi


 Dix-Hallpike (Manuver Nylen- Barany)
o Pertama, perubahan posisi (dari duduk menjadi supine) dilakukan
dengan kepala lurus menghadap ke depan
o Lalu diulangi dengan kepala 45° ke kanan, lalu ke kiri
o Leher sedikit lebih diekstensikan ketika pasien dalam posisi supine
o Berbeda dengan vertigo sentral, pada vertigo perifer, nistagmus
tidak terjadi secara tiba-tiba setelah perubahan posisi, dan setelah
nistagmus muncul, dapat hilang dengan cepat, kurang dari 1 menit
(nistagmus fatigue)

Faustine B. Rahardja (07120070069) 12


Vertigo Sentral

Gambar 2. Manuver DixHallpike

 Drachman Dizziness Stimulation Battery


o Tanda Vital postural
o Manuver Valsava
o Berbelok tiba-tiba ketika berjalan
o Tiga menit hiperventilasi
o Hallpike
o Geleng kepala dengan posisi berdiri dan mata terbuka
o Stimulasi sinus carotid

Opthalmoplegia Intranuklear
Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya
pergerakan adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah
pandangan lateral. Hal ini terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus
longitudinal medial dan diagnosis sklerosis multiple dan gangguan batang otak
lainnya.

Defisit Saraf Kranial


Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnya
ditemukan pada pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf kranial
lain seperti kelemahan otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy pandangan
lateral, disarthria, membutuhkan evaluasi lanjutan.

Faustine B. Rahardja (07120070069) 13


Vertigo Sentral

Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi


Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasi
lanjutan. Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar.
Pemeriksaan ataxia meliputi tes jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.

Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke
emboli. Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya
fibrilasi atrium.

PEMERIKSAAN PENUNJANG (5)


Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah:
 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lainnya seperti anemia, kehamilan, dan kondisi
ketidakseimbangan metabolik (hiperglikemia, hipoglikemia, dll).
 Pencitraan
Pencitraan fossa posterior penting dilakukan jika terdapat kecurigaan
adanya vertigo sentral.
o MRI adalah pencitraan terpilih, terutama untuk mendiagnosis
infark, perdarahan, tumor, dan lesi substansi alba seperti sklerosis
mutiple.
o CT scan dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat
digunakan jika tidak tersedia MRI. CT Scan terbatas karena
resolusi yang lebih buruk dan adanya artifak tulang.
o Angiografi intraarterial dahulu digunakan untuk mendiagnosis
oklusi di sistem vertebrobasilar. Namun, sekarang telah
berkembang CT angiografi, MRA, dan Doppler USG
menggantikan angiografi intrarterial.

Faustine B. Rahardja (07120070069) 14


Vertigo Sentral

Gambar 3. Perbandingan CT Scan (kanan) dan MRI (kiri) dalam Pencitraan


Perdarahan Serebelar di Fossa Posterior

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:


 Elektrokardiografi (EKG) digunakan untuk melihat adanya fibrilasi atrium
atau disaritmia lainnya dan bukti adanya infark myocardial akut.
 Tes kalori dan Elektronystagmografi (ENG) digunakan untuk melokalisasi
lesi di apparatus vestibukar atau di nukleus saraf vestibular.
 Audiometri dan Brain Auditory Evoked Response (BAER)

DIAGNOSIS
Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Neurologis
4. MRI

Faustine B. Rahardja (07120070069) 15


Vertigo Sentral

Skema 2. Alur diagnosis Vertigo (10)

PENATALAKSANAAN (5)
Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab.

Penatalaksanaan awal:
 Penatalaksanaan tanda-tanda vital
 Keseimbangan cairan, elektrolit, dan gizi
o Pemasangan infus untuk merehidrasi pasien
o Kalori 25 kkal/kgBB/hari
 Pemberian obat-obat simptomatik
 Tirah baring

Faustine B. Rahardja (07120070069) 16


Vertigo Sentral

Penatalaksanaan stroke iskemik:


 Terapi thrombolisis diberikan melalui kateter intrarterial ke dekat
sumbatan, atau secara intravena dalam tiga jam setelah onset gejala dan
tidak ada kontraindikasi.
 Sebelum memberikan terapi thrombolitik, perhatikan beberapa hal
terutama resiko terjadinya perdarahan intraserebral, seperti:
o Operasi mayor dalam 10 hari terakhir
o Hipertensi berat
o Adanya perdarahan akut atau edema pada CT Scan
o Perbaikan gejala yang cepat
 Keputusan untuk memberikan terapi thrombolitik dibuat setelah konsultasi
neurologis langsung dan dengan persetujuan pasien, setelah pasien diberi
penjelasan lengkap dan jelas.

Penatalaksanaan stroke perdarahan:


 Penelitian menyatakan bahwa pemberian recombinant activated factor VII
jika diberikan dalam 4 jam setelah onset gejala, mungkin berguna. Namun
penelitian selanjutnya, khususnya untuk perdarahan serebelum,
diperlukan.

Penatalaksanaan pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala:


 Pasien yang lethargi dan dengan gangguan kesadaran membutuhkan
pengawasan ketat, mencakup observasi secara langsung,
elektrokardiogram, dan monitor pulse oxymetry.
 Pasien dengan gangguan kesadaran dan perburukan gejala membutuhkan
intervensi yang cepat untuk meminimalisasi edema dan kompresi batang
otak
 Hal yang dapat dilakukan diantaranya:
o Intubasi endotrakeal untuk menjaga jalan nafas, mengontrol
pernafasan, dan untuk terapi hiperventilasi
o Memberikan obat-obat dieresis seperti manitol dan furosemide
o Memberikan kortikosterois seperti dexamethason

Faustine B. Rahardja (07120070069) 17


Vertigo Sentral

Konsultasi
Konsultasi neurologis pasien dengan vertigo sentral kepada ahli saraf maupun ahli
bedah saraf diperlukan. Pasien dengan space occupying lesion ataupun
hidrosepalus dikonsultasikan ke ahli bedah saraf. Beberapa keadaaan emergensi
harus diperhatikan dan segera dikonsultasikan kepada ahli bedah saraf,
diantaranya adalah perdarahan, kompresi batang otak, edema, karena bedah
dekompresi seperti suboccipital kraniektomi dan ventrikulostomi dapat
menyelamatkan jiwa.

PROGNOSIS (5)
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari
penyakit yang mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis
beberapa kondisi serius Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau
basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan perdarahan serebelum spontan
adalah buruk.

KEPUSTAKAAN
[1] Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGraw-
Hill Companies, Inc; 2010
[2] Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD.
Tintinalli’s Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed.
Amerika serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[3] Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
[4] Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7 th ed. Amerika
serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[5] Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.
Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
[6] Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September
2009. Diunduh tanggal 8 April 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104

Faustine B. Rahardja (07120070069) 18


Vertigo Sentral

[7] Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011.
50th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[8] Rowland L, editor. Merritt’s Neurology. 11 th ed. Amerika Serikat: Lippincott
Williams and wilkins; 2005
[9] Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 9th ed.
Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[10] Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4 th ed. Amerika Serikat:
Lippincott Williams and Wilkins; 2005

Faustine B. Rahardja (07120070069) 19

Anda mungkin juga menyukai