Anda di halaman 1dari 39

1

SK
1 Menganalisis hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi.
KD : Menjelaskan Menjelaskan penggunaan konsep dasar dan pendekatan Geografi dalam rangka memahami fenomena
geosfer

HAKEKAT GEOGRAFI

A. Pengertian / Definisi Geografi


1) Eratothenes ; mengungkapkan istilah geografi yang berasal dari kata geo (bumi) dan graphein (mencitra)
berarti geografi adalah penulisan tentang bumi.
2) Claudius Ptolomeus ; geografi adalah penyajian dari sebagian atau seluruh permukaan bumi melalui peta.
3) Ellsworth Huntington ; geografi adalah studi tentang alam & penyebarannya dan relasi antara lingkungan
alam dengan kualitas / aktivitas manusia.
4) James E Preston ; geografi adalah ilmu yang berhubungan dengan interelasi manusia dengan habitatnya,
geografi menurutnya dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu yang ada.
5) Bintarto ; geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan, menerangkan sifat bumi, menganalisis
gejala alam & penduduk serta mempelajari corak yang khas dalam kehidupan & berusaha mencari fungsi
dan unsur bumi dalam ruang dan waktu.
6) Seminar Lokakarya IGI (Ikatan Geografi Indonesia ) Semarang 1988 ; geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan & perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
dalam konteks keruangan.
B. Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut. Menurut Seminar Lokakarya yang disepakati ada
10 konsep, yaitu :

1. Konsep Lokasi
Lokasi atau letak merupakan konsep utama yang mencirikan geografi. Konsep lokasi ada 2 yaitu Absolut dan
Relatif. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua yaitu :
 Lokasi absolut menunjukan letak yang tetap terhadap system grid (kisi- kisi) atau koordinat. Untuk
penentuan lokasi absolute dimuka bumi dipakai sistem koordinasi garis lintang dan garis bujur yang biasa disebut
Letak Astronomis. Letak absolut bersifat tetap, tidak berubah, meskipun kondisi tempat yang bersangkutan
disekitarnya dapat berubah. Contoh : letak astronomis Indonesia berada pada 95° BT - 141° BT dan 6° LU - 11°
LS.
 Lokasi relief lokasi relief lazim disebut dengan Letak Geografis. Artinya lokasi ini berubah-ubah berkaitan
dengan keadaan sekitarnya. Misalnya : tempat yang mempuyai fakta 2° LS dan 134° BT yang sekarang berupa
tempat di hutan daerah pegunungan pulau Irian, tempat itu mungkin tidak penting artinya, namun pada suatu saat
apabila di lokasi itu diusahakan sebagai tambang minyak bumi maka tempat itu mempuyai arti yang sangat
penting.
2. Konsep Jarak
Dinyatakan dalam satuan geometrik dan satuan waktu (jarak tempuh)
3. Konsep Keterjangkauan
Mudah atau sulitnya suatu lokasi dijangkau. Faktor-faktor yang mempengaruhi: lokasi, jarak dan kondisi
setempat.
4. Konsep Pola
Kaitan antara pola gejala alam dengan kehidupan
5. Konsep Geomorfologi
Geografi selalu membicarakan mengenai bentuk permukaan bumi
6. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif
sempit dengan aktifitas manusia. Misalnya pengelompokkan permukiman daeerah kumuh (slum), permukaan
daerah elit dan pengelompokkan pusat perdagangan.
7. Konsep Perbedaan Wilayah atau Differensiasi areal
Satu wilayah dengan wilayah,terwujud hasil integrasi berbagi unsur atau fenomena lingkungan baik bersifat alam
maupun kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempuyai corak tersendiri
sebagai region yang berbeda dari tempat atau wilayah lain.
8. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan bersifat relatif, sesuai sudut pandang manusia.
2
9. Konsep Interaksi
Interaksi adalah terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara objek atau tempat yang satu dengan
yang lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan
yang ada di tempat lain.
Interdependensi itu sendiri merupakan peristiwa yang tidak bisa dipisahkan keterkaitannya dengan interaksi.
Karena interdenpendensi mempuyai arti saling tergantung. Jadi, faktor interaksi bisa terjadi karena adanya saling
ketergantungan dalam banyak hal.
10. Konsep Keterkaitan dengan keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena yang lain.

C. Geografi dalam mengkaji suatu fenomena yang ada di permukaan bumi menggunakan 3 pendekatan sebagai berikut :
• Pendekatan keruangan
• Pendekatan kelingkungan
• Pendekatan kewilayahan

PENDEKATAN KERUANGAN
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang
sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola
(spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
PENDEKATAN KELINGKUNGAN
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena
geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada.
PENDEKATAN KEWILAYAHAN
merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya
sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat horisontal dan vertikal.

D. Objek Geografi
 Objek Material (Geosfer)
 Litosfer
 Hidrosfer
 Atmosfer
 Biosfer
 Anthroposfer
 Pedosfer
 Objek Formal (Region) ; ada pola hubungan / interaksi & interdepensi di dalam region.

E. Geografi mempunyai Prinsip Prinsip dalam kajiannya terhadap fenomena geosfer, prinsip itu adalah :
 Prinsip Sebaran atau distribusi
Gejala dan fakta geografi tersebar tidak merata di muka bumi, baik yang merupakan gejala alam maupun
kemanusiaan.
 Prinsip Interelasi
Hubungan atau keterkaitan yang terjadi antara gejala alam, fakta atau peristiwa yang terdapat disuatu wilayah
atau tempat.
 Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia saling keterkaitan. Keterkaitan aspek alam dan manusia dapat dideskripsikan
melalui fakta, gejala, masalah, sebab akibat. Secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik
maupun diagram.
 Prinsip Korologi
lmu tentang wilayah-wilayah di permukaan bumi, antara wilayah satu dengan yang lain terdapat persamaan dan
perbedaan. Prinsip korologi adalah mempelajari gejala, fakta atau peristiwa geografi dengan memperhatikan
penyebarannya, interelasinya dan interaksinya dalam ruang.

F. PARADIGMA GEOGRAFI

paradigma secara komprehensif yaitu merupakan kesamaan pandang keilmuan yang didalamnya tercakup asumsi-
asumsi, prosedur-prosedur dan penemuan-penemuan yang diterima oleh sekelompok ilmuan dan secara berbarengan
menentukan corak/pola kegiatan ilmiah yang tetap. Terdiri dari :

3
 Pandangan Kosmografis yaitu pandangan sementara para ilmuwan terhadap alam semesta. Disebut juga
pandangan holistic, munculnya berbagai teori seperti “geosentris” oleh ptolomeus bahwa bumi sebagai pusat tata
surya dan “ heliosentris “ oleh Nicholas Copernicus bahwa sebenarnya mataharilah sebagai pusat tata surya.
 Pandangan Environmentalis / Determinism Fisik yaitu pandangan kehidupan manusia masih dipengaruhi oleh
alam dan lingkungan. Tokohnya adalah Ratzel dan Elsworth Huntington.
 Pandangan Possilibis / Neo Determinism yaitu pandangan untuk segala kemungkinan manusia masih
dipengaruhi oleh alam tetapi manusia dapat menentukan sendiri nasibnya dengan bantuan teknologi. Tokoh yang
terkenal yaitu Paul Vidal de Blache.
 Pandangan Probabilisme yaitu pandangan segala kemungkinan terhadap ukuran prilaku manusia dilihat dari
statistikanya. Tokonya adalah Peter Hagget.
 Pandangan Voluntarisme yaitu pandangan para ilmuwan bahwa manusia bebas menguasai apapun di dunia ini.

G. ILMU PENUNJANG GEOGRAFI


a. Geologi, adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi
(endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi), termasuk struktur, komposisi dan sejarahnya
b. Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya akibat
tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi).
c. Meteorologi, adalah ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu, angin, awan, curah hujan,
radiasi matahari, dan sebagainya.
d. Hidrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi/tanah, di bawah tanah; termasuk sungai,
danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa.
e. Klimatologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca.
f. Antropologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri, warna kulit, bentuk fisik,
masyarakat dan kebudayaannya.
g. Ekonomi, adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
h. Demografi, adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk..

4
SK
Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia.
2 KD : Mendeskripsikan proses perkembangan pembentukan bumi

PEMBENTUKAN BUMI

A. Proses Terjadinya Bumi


1) Hipotesis Kabut Kant-Lapplace
a) Immanuel Kant ; Bumi berasal dari bola-bola gas yang kemudian menjadi kabut dan
berputar semakin cepat dan akhirnya menjadi padat.
b) Pierre de Lapplace ; hampir sama dengan Kant, hipotesis ini mengemukakan
bahwa pada awalnya kabut berputar, kemudian mendingin sehingga putaran bertambah cepat.
2) Hipotesis Planetesimal ( Chamberlin & Moulton ) ; Ada 2 benda langit yang besar yaitu
matahari dan planet besar yang kemudian terjadi penarikan bagian matahari dan menyebabkan terjadi ledakan yang
hebat, salah satu sisa ledakan membentuk bumi.
3) Hipotesis pasang surut ( Jeans & Jaffries ) ; bumi berasal dari lidah pijar yang pada akhirnya
membentuk gumpalan yang dingin dan menjadi planet.
4) Hipotesis bintang kembar (Hoyle) ; bumi berasal dari 2 bintang kembar yang salah satunya
tidak stabil.
5) Teori perkembangan Bumi selanjutnya ; Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi dan planet-planet lain yaitu stadium Kabut (Nebula) dan
stadium Bintang.
6) Teori Big Bang (Ledakan Besar)

Perkembangan Muka Bumi


1) Continental Drift (Alfred Lothar Wegener, 1912)
Semua benua berasal dari satu massa daratan yang besar atau induk disebut Pangea. Lalu melalui proses yang
panjang selama 200 juta tahun dan terbentuklah Gondwana yang merupakan pecahan dari Pangea tadi. Sekitar 100
juta tahun lalu Gondwana pecah lagi secara perlahan hingga membentuk benua sekarang ini.
2) Kontraksi (James Dana & Elie de Baumant)
Bumi awalnya mengalami penyusutan & pengerutan karena pendinginan, sehingga terbentuklah lembah dan
pegunungan.
3) Laurasia-Gondwana (Suezz)
Bumi terbentuk dari 2 benua yang berbeda di belahan bumi utara (Laurassia) dan belahan bumi selatan (Gondwana)
yang kemudian dua benua tadi pecah dan perlahan bergerak ke arah ekuator & akhirnya pecah menjadi benua sampai
sekarang.
4) Lempeng Tektonik (F.Vine & D. Matthews, 1963)
Vine & Matthews menemukan garis-garis magnetik bumi menunjukkan batuan di dasar laut lebih muda daripada di
darat. Hal ini menunjukkan bahwa bumi terdiri dari lempengan-lempengan yang sebagian berupa benua dan sebagian
lain berupa lautan.
Lempengan tadi selalu bergerak dan bergeser dengan arah dan kecepatan yang berbeda. Masing-masing lempeng
ada yang menjauh dan ada yang mendekat.

Karakteristik Lapisan-Lapisan Bumi


Lapisan bumi terdiri dari :
i. Lapisan Inti Bumi (Barisfer / core )
 Kandungan material nikel dan besi (NiFe)
 Inner core (cair) dan outer core (padat)
 Kedalaman + 3.470 km
 Jarak dengan permukaan + 2900 km
 Berat Jenis + 10
ii. Lapisan Pengantara / selubung / mantel (astenosfer, mesosfer dan litosfer)
 Susunan zat meteorit dan bersifat plastis
 Ketebalan + 1700 km
5
 Berat Jenis + 5
 2 lapisan disconformity (hampa) yaitu lapisan Mohorovic dan Gutenberg
iii. Kerak Bumi (Crush)
 Tebal + 1200 km
 Berat jenisnya rata-rata 2,8
 Terdiri dari dua bagian ; lapisan sial (benua) dan lapisan sima (samudera)

Teori Lempeng Tektonik Dan Kaitan Dengan Persebaran Gunung Api Dan Gempa
1. Gerakan Lempeng
Gerakan lempeng menjauh dan mendekat akan terbentuknya gunung berapi. Gerakan lempeng dibedakan menjadi 3
yaitu ;
 Gerak lempeng saling menjauh (Divergen)
 Gerak lempeng saling mendekat (Konvergen)
 Gerak lempeng saling berpapasan (transform)
Zona tunjaman dinamakan subduksi
2. Persebaran Daerah Rawan Gempa
Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya lapisan bumi sebagai akibat adanya gerakan lempeng yaitu
kemungkinan saling bertumbukan atau saling menekan. Di Indonesia daerah rawan gempa tersebar di daerah
sepanjang tumbukan lempeng tektonik yaitu di daerah sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa & Nusa
Tenggara serta sekitar Maluku & Sulawesi.
3. Persebaran Gunung api
Ring of fire adalah jalur pegunungan api dunia yang terdiri dari sirkum pasifik dan mediterania.

6
Menganalisis fenomena yang terjadi pada lithosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia
Menganalisis fenomena yang terjadi pada pedosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia

DINAMIKA LITOSFER

A. Struktur Geologi Bumi


1) Struktur Lapisan Bumi
a. Lapisan inti bumi
b. Lapisan antara / mantel
c. Lapisan kerak bumi
2) Tanah dan batuan
Batuan adalah material yang membentuk kerak bumi, baik berupa material padatan maupun material yang
lepas seperti pasir, abu, kerikil dan lain-lain. Sedangkan tanah terbentuk dari proses pelapukan baik secara fisik, kimia,
mekanik dan biologi. Dalam segi geologi tanah termasuk ke dalam batuan. Jenis batuan berdasarkan proses
terjadinya :
a) Batuan beku, terjadi karena pembekuan magma. Jenisnya
adalah;
 Batuan beku dalam (intrusive) / holokristalin seperti
granit, diorite, peridotit
 Batuan beku korok / gang / hypokristalin
 Batuan beku luar (ekstrusif) / porfir / hololyalin seperti
andesit, basalt, apung
b) Batuan sedimen, terjadi karena diendapkan dari hasil perusakan
batuan oleh tenaga air, angin, es, dan makhluk organik. Jenis batuan sediment :
 Batuan sedimen aquatis, diendapkan oleh air / tanah liat ct : konglomerat, breksi
 Batuan sedimen aeris, diendapkan oleh angin atau pasir ct : regosol
 Batuan sedimen glassial, diendapkan oleh es / batu moreina
 Batuan sedimen non klastis ct : gamping, coral
 Batuan sedimen kimiawi ct : kapur
c) Batuan metamorf
Batuan yang telah berubah baik komposisi, tekstur, maupun struktur batuannya karena pengaruh temperature
dan tekanan yang tinggi. Jenis batuan ini yaitu;
 Batuan metamorf kontak, karena suhu yang tinggi (batubara)
 Batuan metamorf dynamo, karena tekanan yang tinggi (batu tulis)
 Batuan metamorf pneumatolistik, terjadi karena pada waktu kontak disertai dengan tenaga tambahan
mineral lain yang masuk (marmer)

B. Tenaga geologi bumi


Yaitu tenaga yang berasal dari dalam atau luar yang mempengaruhi bentuk muka bumi. Terdapat 2 jenis yaitu ;
1) Tenaga endogen
Tenaga yang berasal dari dalam bumi, meliputi 3 peristiwa, yaitu :
a) Vulkanisme ; peristiwa penerobosan magma ke dalam lapisan bumi.
 Intrusi magma ; magma menyusup ke dalam lapisan bumi, terdiri dari ;
1. konkordan : sill, lakolit, patolit, lopolit
2. niskordan : batolit, gang/dike, apofisa, dan diatrema
 Ekstrusi magma ; magma yang menerobos keluar ke permukaan bumi
1. erupsi sentral ; gunung api perisai, gunung api mar, dan gunung api shato.
2. erupsi areal
3. erupsi linear
b) Diatropisme / tektonisme; terjadinya dislokasi / perubahan posisi batuan bumi
 Epirogenesa ; tenaga endogen yang bekerja di daerah yang luas dan secara lambat.
7
1. epirogenesa positif ; gerakan naik yang mengakibatkan daratan turun dan air laut
seolah-olah naik.
2. epirogenesa negative ; gerakan naik yang mengakibatkan daratan naik dan air
laut seolah-olah turun.
 Orogenesa ;tenaga endogen yang bekerja di daerah sempit dan secara cepat.
1. Lipatan(tenaga horizontal ) bentukan : antiklinal (puncak) dan sinklinal ( lembah)
2. patahan( tenaga vertical) bentukan : patahan bagian atas ( horst), bawah (graben)
3. pegunungan blok
4. Fleksur (hampir patah)
c) Seisme / gempa
 Gempa vulkanik
 Gempa tektonik
 Gempa runtuhan / terban
Istilah gempa : isoseista (intensitas gempa yang sama), homoseista (kerusakan yang paling besar), Pleistoseista
( waktu gempa yang sama )
Skala gempa seperti Richter, mercalli dan omori

2) Tenaga eksogen ; gaya yang berasal dari luar kulit bumi seperti es, angin, air, matahari , tumbuhan, dan hewan.
 Pelapukan ; proses perusakan batuan akibat faktor cuaca, suhu, air.
1. Faktor pengaruh pelapukan yaitu ; struktur batuan, keadaan iklim, topografi, dan vegetasi.
2. Jenis pelapukan ; pelapukan fisis (perubahan temperature) , pelapukan kimiawi (curah hujan) dan
terbanyak di daerah tropis, dan pelapukan biologis (karena vegetasi)
 Erosi (pengikisan) ; peristiwa terlepas atau terbawanya runtuhan batuan oleh suatu tenaga di
permukaan bumi (air, angin dan gletser).
1. faktor kecepatan erosi ;
a) iklim (curah hujan)
b) relief (kemiringan)
c) kondisi batuan
d) vegetasi penutup
e) tindakan manusia
2. jenis erosi (berdasarkan zat pelarutnya) ;
a) ablasi ; erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. bentukan Ct : Meander (sungai berkelok-kelok),
oxbow lake (danau mati)
b) abrasi ; erosi yang disebabkan oleh air laut. bentukan ct : cliff, cave, arch, stack
c) eksarasi ; erosi yang disebabkan oleh es . bentukan ct : fyord, skeren
d) deflasi ; erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Bentukan ct : muhsroom
 Sedimentasi (pengendapan) ; proses pengendapan bahan-bahan erosi yang telah
diendapkan secara berlapis-lapis yang dibantu oleh tenaga air, angin, gletser, dan sebagainya.
1) Sedimentasi fluvial, endapannya di sungai contoh; delta, meander, tanggul alam.
2) Sedimentasi teristis,
3) Sedimentasi Aeolis, endapan oleh angin contoh : sand dune (gumuk pasir)
4) Sedimentasi Limnis (danau)
 Masswasting (gerak massa batuan) ; proses pemindahan batuan atau tanah berat.
1) Tanah longsor (landslide)
2) Tanah amblas (subsidence)
3) Tanah mengalir (earth flow)
4) Aliran Lumpur (mud flow)
5) Rayapan tanah (soil creep)

DINAMIKA PEDOSFER

A. KARAKTERISTIK & PROSES PEMBENTUKAN TANAH


1) Pengertian Tanah ; adalah material yang terbentuk dari proses pelapukan, baik secara
fisik, khemis & biologis.
2) Bahan-bahan penyusun tanah
 Bahan mineral (45%)
 Udara (20%-30%)

8
 Bahan organik (5%)
 Air (30%)
3) Proses pembentukan tanah
 Faktor pembentukan tanah, dipengaruhi oleh iklim (suhu & curah
hujan), organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
 Tahap-tahap pembentukan tanah
1. batuan dasar pecah
2. batuan dasar terdapat materi organik
3. pemecahan mineral & materi organik
4. terbentuk horizon A & C
5. terbentuklah solum tanah
4) Profil tanah; penampang melintang tanah dari atas ke bawah. Lapisan tanah yang baik
terdiri dari;
 Horizon O ; lapisan permukaan terdapat banyak
akar & mikroorganisme
 HorizonA ; lapisan yang banyak mengandung
mineral & berwarna abu-abu
 Horizon B ; lapisan yang berisi sedikit sekali
humus
 Horizon C ; lapisan tempat hasil pelapukan &
penghancuran batuan
 Horizon D/R ; lapisan yang berisi bahan dasar
5) Faktor fisis tanah yang mempengaruhi tanaman
 Tekstur
 Tingkat kegemburan
 Humus
 Mineral hara

B. JENIS-JENIS TANAH DAN PERSEBARAN


1) Jenis tanah
 Tanah organik
 Tanah muda ; litosol (tanah tipis), tanah alluvial,regosol ( tanah berpasir )
 Tanah merah ;
1. Latosol, tanah yang sudah mengalami perkembangan yang lanjut.
2. Podsolit, tanah yang kadar bahan organik rendah & tekstur geluh-lempung
3. Mediteran, tanah yang berwarna merah terbentuk di daerah karst (kapur)
4. Laterit, tanah yang mengandung besi dan aluminium
 Andosol
 Grumosol, tanah yang bertekstur lempung
2) Persebaran jenis tanah di Indonesia
 Tanah vulkanis, tanah yang berasal dari abu gunung berapi yaitu di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
sebagian Sulawesi & Kep. Maluku.
 Tanah gamping / kapur; Sumatra bagian barat, pegunungan selatan Jawa, Maros (Sul-Sel)
 Tanah gambut ; tersebar di pantai pulau Kalimantan, Sumatra dan Irian jaya.
C. Erosi dan dampaknya
 Pengertian
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat yang
lain oleh media alami.
 Faktor yang mempengaruhi erosi ; iklim (i), relief (r), vegetasi (v), tanah/batuan (t), manusia (m)
 Bentuk-bentuk erosi
1) Erosi geologi adalah erosi yang terjadi secara alami pada tanah yang masih tertutup vegetasi
secara alami dan biasanya berjalan sangat lambat
2) Erosi dipercepat adalah erosi yang diakibatkan oleh pengaruh aktivitas manusia dengan
membuang sebagian vegetasi maupun seluruhnya. Erosi ini dapat berupa ;
 Erosi percik
 Erosi lembar (sheet erotion)
 Erosi alur (nil erotion)

9
 Erosi gully ( erosi parit )
 Dampak dari erosi
1) Dampak erosi di tempat terjadinya erosi
 Kehilangan lapisan atas (top soil) pada tanah
 Kehilangan unsur hara
 Penurunan produksi tanah
 Kemiskinan petani
 Kerusakan bangunan
2) Dampak erosi di luar terjadinya erosi
 Pendangkalan sungai, saluran drainase dan waduk
 Tertimbunnya lahan pertanian, jalan,dan bangunan
 Hilangnya mata air dan memburuknya kualitas air
 Kerusakan ekosistem perairan
D. Usaha mengurangi erosi tanah
Pengendalian erosi (konservasi tanah) dapat dilakukan melalui 3 metode
1) Metode vegetatif
 Pembenaman sisa-sisa tumbuhan penutup tanah
 Penanaman tumbuhan penutup tanah
 Pergiliran tanaman
 Menanam tumbuhan dalam jalur (strip cropping)
 Menanam tumbuhan penguat teras (buffering)
 Windbreaks ; penanaman tumbuhan secara permanent untuk melindungi tanah dari tiupan angin
2) Metode mekanis
 Pembuatan teras-teras di pegunungan
 Contour tillage (cara pengolahan tanah sejajar dengan kontur dan membentuk igir-igir kecil untuk memperlambat
aliran air dan memperbesar infiltrasi)
 Pembuatan dam penahan
3) Metode kimia ; bertujuan memperbaiki struktur tanah

10
Menganalisis fenomena yang terjadi pada atmosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia
Menganalisis fenomena yang terjadi pada hidrosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia

DINAMIKA ATMOSFER

A. Karakteristik Lapisan Atmosfer Dan Pemanfaatannya


 Komposisi atmosfer bumi (gas utama dalam udara kering)
1. Nitrogen (N2) : 78%
2. Oksigen (O2) : 21%
3. Argon (Ar) : 0,9 %
4. Karbondioksida (CO2) : 0,03%
 Struktur Vertikal atmosfer bumi
1. Troposfer 0-12 km gejala cuaca
2. Stratosfer 12-50 km lapisan ozon
3. Mesosfer 50-80 km meteor terbakar
4. Termosfer 80-800 km, dalam Termosfer terdapat satu lapisan yang disebut Ionosfer yang berfungsi
memantulkan gelombang radio. Lapisan ionosfer terbagi 2 yaitu lapisan E (kennely) dan lapisan F (Appleton).
Selain gelombang radio juga terjadi aurora (kilatan cahaya di kutub) ct : borealis (Kutub utara) dan australis (kutub
selatan)
5. Eksosfer 800-1000 km lapisan terluar, tempat satelit
 Gejala Optik di Atmosfer
1. Pelangi
2. Halo
3. Aurora
4. Fatamorgana (bayangan seperti air di permukaan bumi)
5. Smog (kabut asap)
6. Fog (kabut)
7. Frost (embun)

B. Dinamika Cuaca Dan Iklim


 Sifat cuaca dan iklim
Cuaca Iklim
Mudah berubah Tetap
Berlaku untuk waktu yang terbatas Berlaku untuk waktu yang lama
Meliputi daerah yang sempit Meliputi daerah yang luas
Merupakan hasil pencatatan baru Merupakan hasil perhitungan rata-rata keadaan cuaca

11
Dikaji dalam meteorologi Dikaji dalam klimatologi
 Unsur-unsur cuaca dan iklim
1. Suhu udara
 Pemanasan langsung ; absorbsi, refleksi, difusi
 Pemanasan tidak langsung ; konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
a. Lama penyinaran matahari.
b. Sudut datang sinar matahari.
c. Relief permukaan bumi.
d. Banyak sedikitnya awan.
e. Perbedaan letak lintang.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
H = tinggi tempat (x)

2. Tekanan udara ; isobar (garis tekanan udara yang sama)

3. Kelembaban udara
 Kelembaban spesifik
 Kelembaban absolute Banyaknya jumlah uap air yang dikandung di udara (dalam gram)
 Kelembaban relative/nisbi

x 100 %

4. Angin; hokum buys ballot (pergerakan angin)


Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah
bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan
berbelok ke kiri.

5. Awan

6. Curah hujan

12
Hujan frontal hujan zenital/konveksi hujan orografis

C. Klasifikasi Berbagai Tipe Iklim


1. Klasifikasi iklim menurut Mohr (berdasarkan CH)
 Bulan kering ; CH rata-rata < 60 mm
 Bulan sedang ; CH rata- rata 60 – 100 mm
 Bulan basah ; CH rata-rata > 100 mm
2. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson (berdasarkan perbandingan bulan kering dan bulan basah)
Pembagian iklim ditentukan dengan perbandingan nilai Q
 bulan kering
Q= X 100%
 bulan basah

Q dalam % Tipe Iklim Jenis Iklim


0 – 14,3 A Basah sekali
14,3 – 33,3 B Basah
33,3 – 60 C Agak basah
60 – 100 E Sedang
100 – 167 D Agak kering
167 – 300 F Kering
300 – 700 G Sangat kering
> 700 H Kerontang
3. Klasifikasi iklim Oldemen (berdasarkan Curah hujan berurutan)
 Bulan basah CH > 200 mm
 Bulan kering CH < 100 mm
4. Klasifikasi iklim F. Junghun (berdasarkan ketinggian dan vegetasi)
 Panas 0 – 600 m (padi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat)
 Sedang 600 – 1500 m (padi, tembakau, kopi, teh, coklat, sayur, buah)
 Sejuk 1500 – 2500 m (kopi, teh, kina, sayur, buah)
 Dingin 2500 – 4000 m (tidak ada tanaman budidaya)
 Sub tropic > 4000 m (tidak ada tanaman budidaya)
5. Klasifikasi iklim menurut Koppen (berdasarkan suhu dan curah hujan )
A ; tropis
Af ; tidak ada musim kering atau basah yang panjang
Am ; hujan pada musim panas
Aw ; punya musim kering tapi pendek
1) B ; kering
2) C ; sedang
3) D ; sejuk
4) E ; dingin

DINAMIKA HIDROSFER

A. SIKLUS HIDROLOGI

13
1) Pengertian
Siklus hidrologi adalah proses perjalanan air di permukaan bumi dan kembali ke atmosfer. Ini terus berlangsung
sehingga membentuk lingkaran yang tidak terputus.
2) Unsur-unsur siklus hidrologi
 Evaporasi, adalah proses menguapnya air dari permukaan daratan dan permukaan lautan
atmosfer bumi. Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tanaman menuju atmosfer bumi.
 Kondensasi (uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu akan menjadi awan)
 Presipitasi (proses pengembunan uap air menjadi hujan)
 Infiltrasi ( penyerapan air hujan kedalam tanah)
 intersepsi
3) Jenis-jenis siklus hidrologi
 Siklus pendek ; penguapan air laut – awan – hujan jatuh ke laut lagi
 Siklu panjang ; penguapan darat / laut – awan – hujan – air terbawa oleh sungai – ke laut
 Siklus panjang ; sama seperti siklus sedang tapi aliran sungai ditambah volumenya oleh air es yang mencair dari
pegunungan

B. JENIS PERAIRAN DARAT


1) Sungai ; suatu alur yang mengalirkan air yang berasal dari mata air, limpasan air permukaan air hujan, salju / es yang
mencair ke permukaan alur-alur tanaha yang lebih rendah menuju ke laut.
a) Berdasarkan sumber air
 Sungai hujan
 Sungai gletser
 Sungai campuran; air berasal dari hujan dan gletser
b) Berdasarkan volume air
 Sungai perenial; sungai yang mengalir sepanjang tahun. Jika aliran air berkurang pada musim kemarau
disebut sungai periodik, tetapi bila mengalirnya tetap pada saat kemarau disebut sungai permanent.
 Sungai intermiten ; sungai yang mengalir pada saat musim hujan saja.
 Sungai ephimeral; sungai yang mengalir pada saat hujan turun.
c) Berdasarkan arah aliran
 Sungai konsekuen ; searah kemiringan lereng
 Sungai subsekuen ; tegak lurus terhadap arah lereng
 Sungai insekuen ; tidak terikat oleh lereng
 Sungai obsekuen ; berlawanan dengan sungai konsekuen
 Sungai resekuen ; sejajar dengan arah sungai konsekuen
d) Berdasarkan pola aliran
 Sentripetal ; menuju ke arah danau
 Sentrifugal ; menjauh dari pegunungan
 Anular, pada daerah dome (kubah lava)
 Dendritik ; pola aliran tidak teratur berkembang pada daerah yang datar (dataran rendah)
 Trellis ; menyirip seperti daun berkembang di daerah yang banyak rekahan (lipatan)
 Rectangular ; membentuk siku-siku (daerah patahan)
 Pinnate , pada lereng curam
e) Berdasarkan penampang sungai
 Sungai bagian hulu
1. arus sungai deras
2. arus erosi ke dasar sungai
3. lembah sungai curam
4. lembah sungai bentuk v
5. pengikisan paling dominant
6. banyak air terjun
 sungai bagian tengah
1. jarang terdapat air terjun
2. kecepatan aliran sungai berkurang
3. mulai terjadi proses pengendapan
4. erosi ke bawah dan menyamping
 sungai bagian hilir
1. arus sungai sudah kecil

14
2. proses pengendapan dominant
3. banyak ditemukan meander
4. banyak dijumpai proses pengendapan seperti danau mati dan delta
2) Air Tanah ; massa air yang berada di ruang antar batuan atau celah-celah batuan
a) Faktor besar kecilnya air tanah
 Kemiringan lereng
 Tongkat porositas tanah atau batuan
 Tingkat kelembaban tanah
 Penutupan lahan oleh vegetas
b) Menurut penampangnya air tanah dibagi menjadi
 Air tanah dangkal / air tanah freatik
 Air tanah dalam / confined water
c) Lapisan tanah, dibedakan menjadi
 Lapisan kedap air, lapisan yang susah meloloskan air
1. aquiclude, lapisan tanah yang hanya mampu menampung air tetapi tidak dapat meloloskan air.
Contoh; tanah lempung
2. aquifuge, lapisan tanah yang mampu menampung dan meloloskan air dalam jumlah sedikit
3. aquitard, lapisan tanah yang tidak dapat menampung maupun meloloskan air
 Lapisan tembus air (permeable) / Aquifer, yaitu ;
1. aquifer bebas
2. aquifer tertekan
3. aquifer semi tertekan
4. aquifer menggantung
3) Danau ; genangan air yang berada di daratan cekung, miring ataupun cembung
a) Danau tektonik, Ct : maninjau, singkarak, towuti tempe
b) Danau vulkanik, Ct : telaga warna, dieng, kawah kelud, maar lamongan
c) Danau tektovulkanik Ct : toba, ranau, batur
d) Danau karst Ct : doline, uvala, polje
e) Danau bendungan Ct : sarangan, karangkates, jatiluhur
f) Danau glacial Ct : Michigan superior, ontario
4) Rawa ; genangan air yang berada di cekungan dan di dekat laut. Dibedakan menjadi;
a) Rawa tergenang
 Airnya asam
 Warna air kemerahan
 Lahan tertutup gambut yang tebal
 Sulit ditemukan kehidupan
b) Rawa pasang surut
 Tidak selalu tergenang
 Jika pasang tergenang, bila surut kering
 Tidak terlalu asam
 Dapat dimanfaatkan sebagai areal tanah pasang surut

DINAMIKA LAUT DAN PESISIR


A. ZONA PESISIR
 Wilayah pesisir adalah bagian daratan yang kering dan lautan yang berdekatan. Air dan tanah yang
terbenam dimana proses daratan dan tata guna lahan secara langsung mempengaruhi proses-proses di laut.
1) Pesisir adalah bagian darat yang tergenang oleh air laut ketika pasang naik dan kering paa
waktu surut.
2) Pantai adalah bagian dari daratan yang paling dekat dengan laut.
 Ekosistem di wilayah pesisir
1) Ekosistem estuary; adalah perairan semi tertutup yang berhubungan dengan laut sehingga air laut dengan
salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar.
2) Ekosistem Mangrove
3) Ekosistem padang lamun (seagrass)
4) Ekosistem terumbu karang
 Batas pantai
15
1) Continental shelf ; daerah kea rah laut yang dasarnya landai kedalaman 100 – 200 m
2) Continental slope; daerah kea rah laut yang dasarnya agak terjal dengan kemiringan 3% - 6% di bawahnya
continental shelf.
3) Continental Rise; daerah di bawahnya continental slope yang perlahan-lahan menjadi datar pada dasar laut.
 Kawasan pantai
1) Offshore ; kawasan lepas pantai
2) Foreshore ; kawasan tepi laut depan
3) Backshore ; kawasan tepi laut belakang
 Bentukan pantai
1) Lagoon
2) Estarium
3) Delta
4) Fyord
5) Ria
6) Teluk

B. ZONA LAUT
 Laut adalah bagian dari permukaan bumi yang digenangi oleh air dan mempunyai kadar garam tinggi.
 Jenis-jenis laut
1) Menurut letaknya
 Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua
 Laut pertengahan adalah laut yang berada di antara benua
 Laut pedalaman adalah laut yang dikelilingi dan berada di tengah-tengah benua.
2) Menurut kedalaman
 Zona litoral ; terletak di antara pasang surut
 Zona neuritis ; mempunyai kedalaman 0 – 200 m
 Zona batyal ; mempunyai kedalaman 200 – 1000 m
 Zona abisal ; mempunyai kedalaman 1000 – 6000 m
3) Menurut proses terjadinya
 Laut transgresi ; laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan
 Laut ingresi ; laut dalam karena dasar laut mengalami penurunan
 Laut regresi ; laut yang sempit akibat sedimentasi oleh sungai
4) Menurut keberadaan cahaya matahari
 Zona eufotik ; zona terang 0 – 200 m
 Zona disfotik ; zona remang 200 – 2000 m
 Zona afotik ; zona gelap > 2000 m
 Morfologi dasar laut
1) Dulang jeluk ; daerah yang datar terletak di bagian laut dalam
2) Trench / trough ; palung / jurang yang dalam dan sempit
3) Seamount ; gunung yang ada di dasar laut
4) Punggung laut / pematang tengah samudra ; pegunungan yang panjang di dasar laut
5) Atoll ; batuan karang
 Gerakan air laut
1) Arus laut ; gerakan massa air laut dalam jumlah besar dari satu titik ke titik berikutnya baik horizontal atau vertical.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
 Perbedaan densitas (kerapatan)
 Adanya pergeseran antara permukaan air dengan angin
 Adanya pasang surut air laut
2) Gelombang laut; gerakan naik turunnya air laut yang tidak disertai perpindahan massa air. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ;
 Kecepatan angin
 Lama angin bertiup
 Luas daerah yang terkena pengaruh angin yang bertiup
 Kedalaman air laut
3) Pasang surut air laut ; gerakan naik turun air laut karena gravitasi bulan dan matahari
4) Welling; proses naiknya massa air dari dasar laut.
C. SIFAT-SIFAT AIR LAUT
1) Salinitas ; jumlah garam yang terkandung dalam 1 gram air laut. Faktor yang mempengaruhi ;
16
 Penguapan
 Curah hujan
 Pencairan es
 Banyaknya sungai yang mengalir ke laut
2) Kecerahan air laut
 Warna samudra umumnya biru
 Warna hijau, merupakan endapan atau plankton
 Warna kuning, Lumpur yang berwarna kuning
 Warna hitam, Lumpur yang berwarna hitam
 Warna putih, laut ditutupi oleh es
 Laut merah, pengaruh warna plankton
3) Suhu air laut
 Makin ke kutub semakin dingin
 Makin ke arah equator semakin panas

D. ORGANISME LAUT
1) Syarat hidup binatang karang
 Suhu udara tidak kurang 180 C
 Kedalaman laut + 40 – 50 m
 Kadar garam stabil
 Air laut harus jernih

2) Jenis organisme laut


 Plankton ; organisme yang melayang-layang di pemukaan laut
 Nekton ; organisme yang variatif besarnya, melayang dan bergerak antara dasar laut atau permukaan air laut
 Bentos ; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar laut

Mendeskripsikan keaneka-ragaman flora dan fauna di muka bumi sebagai potensi pendukung kehidupan

BIOSFER

Definisi
Biosfer adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air dan atmosfer yang mendukung kehidupan organisme.
Faktor-faktor persebaran makhluk hidup
 Iklim (klimatik); suhu, curah hujan, kelembaban udara
 Keadaan tanah (edafik); humus tanah, tekstur, tingkat kegempuran, mineral organik, air tahan dan kandungan udara
 Perbedaan tinggi permukaan bumi (relief)
 Tindakan manusia (faktor biotik); mengubah bentang alam yang sudah ada.

Penyebaran flora di dunia


 Hutan
 Hutan Tropik; curah hujan 1000-2000 mm dan suhu 20 oC - 30 oC
 Hutan Gugur; curah hujan 750-1000 mm dan suhu -2 oC - 18oC
 Hutan Taiga; curah hujan 400-750 mm dan suhu -12oC - -10oC
 Padang rumput
 Satana; curah hujan 200-1000 mm dan suhu 20oC – 30oC
 Stepa; curah hujan 200-1000 mm dan suhu -20 oC – 10oC
 Gurun
 Gurun pasir; curah hujan < 250 mm dan suhu bisa 48oC
 Tundra; curah hujan < 250 mm dan suhu < 0oC

Penyebaran hewan di dunia


 Zona Ethiopian ; Afrika tengah ke selatan

17
 Zona Paleartik ; sawarnya adalah pegunungan himalaya dan gurun sahara wilayahnya selusuri Eropa dan
Rusia ( termasuk Siberia) Arab dan Afrika utara
 Zona Oriental ; Asia selatan dan Asia tenggara
 Zona Australian ; seluruh daratan Australia
 Zona Neoartic ; Amerika bagian utara
 Zona Neotropical ; amerika bagian tengah dan selatan (Amerika latin)

Penyebaran flora di Indonesia


Jenis hutan di Indonesia merupakan hutan di daerah 6 iklim tropis, dimana daerah lintangnya 0 – 23,5 oE LU & LS, ada 4 macam
yaitu
 Hutan hujan tropis, cirinya ;
 Daunnya lebar, ujungnya runcing dan tebal
 Pohon besar dan kayu keras
 Akarnya penyangga
 Memikili bungan yang berwarna-warni
 Rata-rata ketinggian 60 m
 Banyak tumbuh pohon epifit, parasit
 Hutan musim tropis
 Pohon-pohon pada musim kering beradaptasi dengan menggugurkan daunnya
 Ketinggiannya lebih rendah dari hutan hujan tropis
 Memiliki akar yang dalam
 Hutan sabana tropis
 Padang rumput, terdapat semak belukar dan pohon-pohon pendek
 Hutan mangrove
 Sepanjang pantai
 Berlumpur
 Ada pasang-surut
 Mencegah abrasi

Adapun manfaat hutan antara lain :


 Menyimpan serta mengatur persediaan air = fungsi orologis
 Menyuburkan tanah = fungsi edafis
 Mencegah erosi dan tanah longsor = fungsi edafis
 Menjaga keseimbangan air tanah = fungsi edafis
 Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bangunan = fungsi produksi
 Keindahan = fungsi estetis
 Mengurangi polusi udara = fungsi klimatologis

Persebaran hewan di Indonesia


 Zona asiatis / bagian barat ; harimau, gajah, badak, banteng, kera gibbon, siamang, orang utan
 Zona bagian tengah / wallace / asli Indonesia ; biawak, komodo, anoa, babi rusa, burung maleo
 Zona bagian timur ; kangguru, tikus berkantung, kasuari, cendrawasih, kakak tua

LEMBAR PERBEDAAN ANTARA FLORA DAN FAUNA YANG ADA DI INDONESIA


WILAYAH INDONESIA FLORA KHASNYA FAUNA KHASNYA
TENGAH 1. Pinus 1. Anoa
2. Jati Agatis 2. Banteng
3. Anggrek putih 3. Tapir
4. Kayu Cendana 4. Kakatua
5. Rotan 5. Rangkong
BARAT 1. Bringin Raksasa 1. Kera
2. Bungai Bangkai 2. Ikan Tawar
3. Kayu Meranti 3. Orang utan
4. Cemara 4. Harimau
5. Kamper 5. Gajah

18
TIMUR 1. Tumbuhan Bakau 1. Cendrawasih
2. Sagu 2. Kasuari
3. Anggrek 3. Kanguru
4. Kayu putih 4. Koala
5. Rempah rempah 5. Burung Beo

SK
Menganalisis dinamika unsur-unsur sosial dalam kehidupan sehari-hari.
3 KD : Mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada antroposfer
Mendeskripsikan potensi industri sebagai pendukung kehidupan manusia

ANTROPOSFER
Definisi
Salah satu bagian terpenting dalam lapisan bumi (geosfer) adalah kajian geografi tentang penduduk atau lapisan tempat tinggal
manusia (antroposfer). Biasanya kajian tentang manusia dikaji dalam kajian cabang geografi yaitu geografi manusia atau
ilmunya namanya demografi, yaitu mempelajari bagaimana dampak manusia terhadap lingkungan hidupnya dan bagaimana
dampak lingkungan terhadap manusia.

Teori kependudukan
 Teori sosial tentang pertumbuhan penduduk berdasarkan atas :
 Pengawasan yang efektif terhadap pertambahan penduduk
 Keperluan usaha seperti tingkat kematian, kelahiran dan reproduksi
 Tokoh : Robert mathus ; bahan makanan adalah penting untuk manusia, karena bahan makana berlipat ganda
mengikuti deret hitung sedang penduduk berlipat ganda mengikuti deret ukur

 Teori Alam tentang pertumbuhan penduduk


Dasarnya adalah manusia tidak terlepas dari ketergantungan alam
Tokoh teori alam :
 Herbert spencer
 Sadler
 Carrodo gini

19
Sumber data kependudukan
a. Sensus pernduduk
Artinya penghitungan suatu penduduk suatu Negara dengan cara mengumpulkan, menghimpun dan menyusun data
penduduk baik penduduk asli ataupun pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu, dapat dilakukan dengan 2(dua)
cara :
 De facto adalah sensus yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu sensus diadakan
berada dalam wilayah sensus
 De jure adalah sensus yang hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal
dalam wilayah sensus tersebut
Metode pengumpulan data
 House holder
 Canvasser
b. Registrasi penduduk
Artinya kumpulan keterangan mengenai kejadian demografi penduduk (kelahiran, kematian, perkawinan dan perpindahan
penduduk)
c. Survey
Artinya pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah yang dianggap mewakili seluruh wilayah Negara

Ukuran dasar kependudukan


 Fertililtas ; pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara

- CBR = B x k (angka kelahiran kasar = CBR)


P B = banyaknya anak yang lahir (birth pada tahun tertentu)
P = jumlah penduduk (population) pada pertengahan tahun
k = konstanta (1000)
Angka kelahiran menurut umur

- ASBR = Bx x k Bx = jumlah anak yang lahir dari wanita umur x


Px Px = jumlah wanita pada umur x
K = konstanta (1000)

 Mortalitas ; pengukuran kematian dapat dilakukan


- Angka kematian kasar (CDR)
CDR = D x k D = jumlah kematian
P P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
- Angka kematian menurut umur
ASDR = Dx x k Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
Px Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
K = konstanta (1000)
 Faktor-faktor kelahiran (pro dan anti)
 Faktor pronatalitas
 Kawin usia muda
 Tingkat kesehatan
 Anggapan banyak anak banyak rezeki
 Faktor antinatalitas
 Pembatasan umur nikah
 Program kb
 Pembatasan tunjangan anak
 Anak merupakan beban
 Faktor-faktor kematian / mortalitas (pro dan anti)
 Faktor promortalitas
 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti kesehatan
 Kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai
 Adanya bencana alam
 Terjadi peperangan

20
 Faktor antimortalitas
 Fasilitas kesehatan lengkap
 Lingkungan bersih dan teratur
 Pelarangan membunuh
 Tingkat kesehatan yang tinggi

Menghitung pertumbuhan penduduk


 Pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan
 Pertumbuhan penduduk alami (T) = L – M L = kelahiran
I = imigrasi
 Pertumbuhan penduduk total (T) = (L – M) + (I - E) M = kematian
E = emigrasi
 Proyeksi penduduk
 Pn = Po ( 1 + r )n Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar
n = selisih tahun antara o hingga n
r = tingkat pertumbuhan penduduk pertahun ( % )
 Waktu lipat dua penduduk (double time / DT)
 DT = 70 x 1 tahun r = tingkat / angka pertumbuhan penduduk
r
Kepadatan penduduk
 Kepadatan pemduduk umum; banyaknya rasio jumlah penduduk total per satuan luas lahan total
 Kepadatan penduduk fisiologis; rasio jumlah total penduduk per satuan luas lahan pertanian
 Kepadatan penduduk agraris; rasio jumlah total petani per satuan luas lahan pertanian

Komposisi penduduk
 Atribut Y digunakan dalam komposisi penduduk
 Geografi ; penduduk kota-desa, propinsi, kabupaten
 Biologi ; jenis kelamin dan umur
 Ekonomis ; lapangan pekerjaan, tingkat pendapatan
 Komposisi penduduk bisa ditunjukkan piramida penduduk
 Expantive
 Consructive
 Stationary
Transisi Demografi
Teori ini menerangkan tentang perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang tinggi ke tinggat pertumbuhan yang rendah.
Macam-macam tingkatan dalam transisi demografi
a. Fase pra transisi
 Ditandai dengan angka kelahiran dan kematian yang tinggi
 Kematian tinggi disebabkan oleh penyakit, kelaparan dan peperangan
b. Fase transisi I
 Ditandai dengan angka kelahiran yang tetap tinggi dan stabil
 Angka kematian menurun karena fasilitas kesehatan mulai ada
c. Fase transisi II
 Ditandai dengan angka kelahiran yang menurun karena adanya pendidikan, KB dan urbanisasi
 Angka kematian juga turun dibawah angka standar kelahiran
d. Fase pasca transisi
 Angka kelahiran dan kematian stabil
Kualitas penduduk
 Kualitas fisik / PQLI
 Tingkat pendidikan
 Tingkat kesehatan
- Angak kematian bayi IMR = Do x 1000 D = neat
B B = birth
- Angka harapan hidup
 Kualitas non-fisik
21
 Keimanan
 Solidaritas
 Tata pergaulan

Index HDI yaitu Ukuran kesuksesan pembangunan suatu negara menurut UNDP yaitu :
 Panjang usia
 Standar hidup suatu bangsa
 Pengetahuan

Ketenaga kerjaan
 Rasio ketergantungan (dependency ratio)
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65
tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15 – 64 th)

DR = penduduk (0-14) + penduduk (65 +) x 100


Penduduk (15 x 64)
 Tenaga kerja (man power 15 – 64)
Jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga kerja mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
 Angkatan kerja (labour force)
Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produksi yaitu
memproduksi barang dan jasa
 Rasio jenis kelamin (sex ratio)
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu
tertentu
SR = Jumlah penduduk laki-laki x 100 jika SR > 100 → laki-laki banyak (poliandri)
Jumlah penduduk wanita

Migrasi penduduk
 Definisi “migrasi”
Perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain
 Macam-macam migrasi
 Migrasi permanent ; perpindahan penduduk yang benar-benar menetap
Contoh : urbanisasi, transmigrasi, ruralisasi
 Migrasi non-permanen ; perpindahan penduduk tidak menerap
Contoh : sirkulasi (menginap sementara), komutasi (tanpa menginap)
 Teori migrasi
 Everett S. Lee (push-pull teori)
a. Ada 4 faktor penyebab orang bermigrasi
b. Faktor-faktor yang terdapat didaerah asal
c. Faktor-faktor yang terdapat ditempat tujuan
d. Faktor-faktor pribadi
 E.G. Revenstein (The laws of Migration, 1885)

LOKASI INDUSTRI DAN PERSEBARAN


I. Definisi industri
 Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan (menurut UU Nomor 5 tahun 1984).
 Industri (arti luas) ; semua kegiatan usaha yang bernilai produktif
 Industri (arti sempit) ; kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi menjadi
barang jadi
 Bahan mentah ; semua bahan yang didapat dari alam yang diperoleh dari usaha-usaha manusia untuk
memanfaatkan lebih lanjut

22
 Bahan baku ; bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi
dalam industri
 Barang setengah jadi ; bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap
poses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi
 Barang jadi ; barang hasil industri yang sudah siap untuk konsumen akhir atau siap dipakai sebagai alat
produksi
II. Penggolongan industri
 Berdasarkan bahan baku
 Industri ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diambil langsung dari alam sekitar
 Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, pertambangan
 Industri non ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
Contoh : industri tekstil, industri obat-obatan
 Industri fasilitatif yaitu industri yang produk utamanya berbentuk jasa yang dijual kepada pada komsumen.
Contoh : asuransi, perbankan, transportasi, expedisi dsb
 Berdasarkan DEPERINDAG (No 19/M/1/1986)
 Industri kimia dasar (IKD) ; butuh modal besar, keahlian tinggi dan teknologi maju
o Industri kimia organik ; bahan peledak, bahan kimia tekstil
o Industri kimia an-organik ; semen, asam sulfat, kaca
o Industri agrokimia ; pupuk urea dan pestisida
o Industri selulosa dan karet ; kertas, pulp dan ban
 Industri mesin logam dasar dan elektronika (IMELDE) ; industri yang mengolah bahan mentah logam untuk
dijadikan mesin-mesin gerak, rekayasa mesin dan perakitan
Contoh : industri mesin dan alat pertanian, industri mesin perkakas, industri elektronika, industri automotif, industri
mesin listrik, industri perkapalan dsb
 Aneka industri (AI) ; menghasilkan berbagai macam barang-barang kebutuhan
o Aneka industri sandang ; tekstil (benang, kain dan baju)
o Aneka industri alat listrik dan logam ; mesin jahit, kipas angina dsb
o Aneka industri pangan ; minyak goring, tepung dsb
o Aneka industri kimia ; plastik, sabun, sampo, pasta gigi dsb
o Aneka industri bahan bangunan ; kayu lapis, genting, marmer dsb
 Industri kecil (IK) ; industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, modal kecil dan teknologi sementara
contoh : kerajinan tangan, kue, kulit dsb
 Berdasarkan produktifitas perorangan
 Industri primer ; industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung / tanpa
diolah terlabih dulu, contoh : hasil produksi pertanian,peternakan, perkebunan, anyaman
 Industri sekunder ; industri yang bahan mentahnya diolah sehingga menghasilkan barang-barang
untuk diolah kembali, contoh : industri pemintalan benang dan industri ban
 Industri tersies ; industri yang hasilnya tidak berupa barang, tetapi bergerak di bidang jasa,
contoh : industri angkutan dan industri pariwisata
 Berdasarkan tahap proses
 Industri hulu ; industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang ½ jadi, contoh : kayu lapis dan
alumunium
 Industri hilir ; industri yang mengolah barang ½ jadi menjadi barang jadi, contoh : meubel dan konveksi
 Berdasarkan jumlah tenaga kerja
 Industri rumah tangga ; jumlah tenaga kerja 1-4 orang
 Industri kecil ; jumlah tenaga kerja 5-19 orang
 Industri sedang ; jumlah tenaga kerja 20-99 orang
 Industri besar ; jumlah tenaga kerja > 100 orang

PENENTUAN LOKASI INDUSTRI


1. Faktor lokasi industri (menurut Spengler)
 Faktor pokok/primer
 Bahan mentah
 Tenaga kerja
 Pasar

23
 Sumber energi
 Transportasi
 Faktor sekunder
 Iklim yang cocok
 Modal
2. Orientasi industri berdasarkan pemilihan lokasi
 Raw Material Oriented (orientasi pada bahan baku)
Ciri :
 bahan baku lebih berat daripada barang produksi
 Biaya angkut bahan baku lebih mahal, contoh : industri semen
 Bahan baku mudah rusak
 Index material > 1
 Weigh losing (penyusutan bahan baku)
 Market oriented (orientasi pada pasar)
Ciri :
 Barang produksi mudah rusak
 Biaya angkut bahan baku murah
 Berat barang produksi > daripada bahan baku
 IM < 1
 Weight gaining (penambahan berat bahan baku)
 Contoh : liman dan air mineral/kemasan
 Orientasi tenaga kerja
 Ciri : membutuhkan banyak tenaga kerja
 Contoh : rokok dan garmen

III. WPPI (Wilayah Pasar Pertumbuhan Industri)


Sehubungan dengan pembangunan industri per wilayah, dibentuklah WPPI, yaitu suatu bentangan alam yang terdiri dari
beberapa daerah yang memiliki potensi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan industri serta mempunyai keterkaitan
ekonomi yang dinamis karena didukung oleh sistem perbuhungan yang baik. Pemerintah menetapkan 8 WPPI dan 34 zona
industri yang dilandasi oleh keterkaitan dan aqlomerasi.
1. WPPI Sumba bagian utara ; gas, minyak bumi sumber energi dan hasil-hasin perkebunan zona industri ; medan dan
sekitarnya, porsea, Kuda Tanjung, Pekanbaru dan Padang
2. WPPI Sumatra bagian selatan ; timah, minyak bumi, gas, batubara, kaolin dan kapur zona industri : Palembang,
Baturaja, Lampung dan Cilegon
3. WPPI Jawa Bali kecuali Banten ; tersedianya prasarana yang baik, tenaga yang terampil serta sumber energi dan
pertanian yang maju
Zona industri ; JADETABEK, CIKAPUR (Cikampek-Karawang-Purwokerto) Bandung raya, Cirebon, Cilacap,
Jogjakarta-Surabaya, Madiun-Kediri, Gerbang kertosusilo (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-
Lamongan, termasuk dalam DAS Sung Brantas), Malsurulinggo (Malang-Pasuruan-Probolinggo dan Jember-
Banyuwangi)
4. WPPI Kalimantan bagian timur ; minyak bumi dan batubara zona industri ; DAS sungai Mahakam, Balikpapan,
Bontang dan DAS Barito
5. WPPI Sulawesi ; pertanian subur, hasil perikanan, nikel, aspel, kapur, kayu untuk kertas dan kayu hitam, zona industri ;
Makasar, Palu dan Minahasa
6. WPPI Batam dan KalBar ; lokasi strategi terhadap perdagangan internasional terutama jalur laut selat Malaka, hasil
hutan, kayu lapis dan gas alam, zona industri ; Batam dan Pontianak
7. WPPI Indonesia timur bagian selatan berlandaskan potensi SDA, budaya dan tenaga terampil untuk industri kecil,
zona industri ; Kupang
8. WPPI Indonesia timur bagian utara Papua ; potensi hasil laut, hasil hutan dan mineral, zona industri ; P. Seram, P.
Halmahera, Biak dan Merauke.
IV. Industri strategis di Indonesia
1. Aneka industri
 Aneka pengolahan sandang dan pangan
Contoh : industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ; Semarang, Medan, Tangerang, Surabaya, Bandung, Jakarta
dan Makasar.
 Aneka kimia dan serat

24
Contoh : pabrik soda (Waru-Surabaya), pupuk Sriwijaya (Palembang), amoniak (Cepu), pupuk Bontang (Kaltim)
dsb.
 Aneka bahan bangunan
Contoh : industri pengolahan kayu (Sampit-Kalteng-Balikpapan-Kaltim)
Keramik-Tembikar (Plerd-DIY, Banjarnegara-Jateng), genting (Kebumen)
Keramik lantai (Tangerang, Cikarang)
2. Industri Mesin logam dasar
Contoh : otomotif (Jakarta, Bekasi, Bogor, Subang, Semarang, Sidoarjo, Surabaya, Palembang, Makasar)
Alat angkutan dan logam, besi baja (Cilegon)
Aneka alumunium (Pulo gadung dan Asahan Sum-Ut)
3. Industri kimia dasar
Contoh : semen (Cibinong, Padang, Gresik, Makasar dan Cilacap)
Kertas (Mojokerto, Magelang, Padalarang)
Ban (Bogor, Tegal, Palembang)
4. Industri kecil
Contoh : industri batik (Pekalongan, Solo, Jogja dan Cirebon)
5. Industri pariwisata

V. Teori lokasi industri


1). Teori lokasi menurut Alfred Weber
Isi pokok teori Weber adalah ; lokasi industri dipilih ditempat-tempat yang biayanya paling minimal, prinsip ini dikenal
“Least cost of location”. Ada 3 faktor utama untuk menentukan lokasi yaitu material, konsumen dan tenaga kerja.
2). Teori lokasi industri menurut Hoover
Muncul sebagai kritik dari teori Weber, menurut Hoover ; lokasi pabrik / perusahaan dapat saja di lokasi pasar atau di
lokasi sumber bahan mentah, teorinya yang terkenal teori kegiatan ekonomi (biaya produksi dan transportasi terendah)
3). Teori lokasi industri menurut August Losh
Teorinya didasarkan permintaan (demand) sehingga disitu diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik adalah
dimana itu dapat menguasai wilayah pasaran yang terluas, sehingga mendapatkan keuntungan luas sehingga teori ini
disebut teori lokasi industri optimum.

VI. AGLOMERASI
 Pengertian
Aglomerasi industri adalah terkumpulnya berbagai industri yang terkait dan saling mendukung untuk penghematan
eksternal atau dengan pengertian lain terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu.
Contoh :
Industri berat yang memerlukan bahan mentah ; batubara dan besi baja, cenderung industri memusat ke bahan baku
Industri yang banyak mengalami penyusutan atau rusak di perjalanan sehingga biaya transportasi menjadi mahal maka
pemusatan industri cenderung dekat pasar.
Pemusatan industri (aglomerasi industri) dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor industri yaitu
bahan mentah energi, tenaga kerja dan pasar.
 Faktor-faktor penyebab Aglomerasi industri
 Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi
 Adanya kerjasama dalam menghasilkan suatu produk
 Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi pada suatu lokasi
 Kebutuhan sarana prasarana dan bidang pelayanan lainnya yang lengkap
 Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang sesuai dengan tata ruang dan fungsi wilayah
 BERBAGAI MACAM KEGIATAN AGLOMERASI
1). Kawasan industri (industrial estate)
Adalah areal tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana prasarana dan dikelola
oleh perusahaan kawasan industri (Keppres 21 No 41 tahun 1996)
 Tujuan pembangunan kawasan industri
 Mempercepat pertumbuhan industri
 Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
 Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri
 Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan
 Persebaran kawasan industri di Indonesia
 Kawasan industri Pulau Batam di kep. Riau oleh Badan Otoritas Batam
25
 Kawasan industri Pulo Gadung di Jakarta
 Kawasan industri Jababeka dan kawasan industri Hyundai di Cikarang
 Kawasan industri Kerakatau steel di Cilegon
2). Kawasan berikat (Bonded Zone)
Adalah suatu kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean Indonesia yang didalamnya diberlakukan
ketentuan khusus di bidang pabean, yaitu terhadap barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean atau dari dalam
daerah pabean Indonesia lainnya tanpa terlebih dulu dikenakan pungutan bea-cukai atau pungutan Negara lain
sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan import, export atau re-export (PP. No 22 tahun 1986)
 Fungsi kawasan berikat
 Tempat penyimpanan barang (ware housing)
 Pengolahan (processing) barang
 Memberikan layanan ke pabean
 Contoh kawasan berikat
 Pusat pergudangan di Tanjuk Priok
 Kawasan berikat Nusantra di daerah Marunda Maruda-Jakarta
 Kawasan berikat Tanjung Perak – Surabaya dsb.
 Kerjasama industri
1. Bentuk kerjasama industri yang dilakukan Indonesia dengan pihak asing dapat berupa kerjasama 2 negara atau lebih
dan dapat pula antar kawasan.
Contoh : SIJORI (Singapura-Johor(Malaysia)-Riau)
2. Relokasi industri adalah pemindahan lokasi pabrik atau industri dari tempat ke tempat lain.
Beberapa pertimbangan yang melandasi perelokasian industri ;
 Mendekatkan lokasi industri kepada sumber bahan baku
 Mendapatkan tenaga kerja murah dan banyak
 Menekan biaya lingkungan yang harus ditanggung perusahaan di Negara.

SK
4 Menerapkan keterampilan dasar peta/pemetaan dalam memahami fenomena geosfer.
KD : Menerapkan keterampilan dasar pembuatan peta/pemetaan fenomena geosfer

PENGETAHUAN PETA

 Pengertian kartografi
Kartografi menurut ICA (International Cartography Association)
Seni ilmu pengetahuan dan teknologi mencakup tentang pembuatan peta-peta sekaligus studinya sebagai suatu dokumen
ilmiah dan hasil karya seni.
 Definisi peta
Peta adalah suatu penyajian (gambaran) unsur-unsur penampakan nyata yang di pilih di permukaan bumi atau benda
angkasa, atau kenampakan abstrak yang ada di permukaan bumi atau angkasa yang di lukiskan pada suatu bidang datar /
2 dimensi dan diperkecil (diskalakan).
 Arti pemting dan fungsi peta

26
Pentingnya peta sebagai alat Bantu yang sangat penting artinya karena dengan peta dapat diungkapkan fenomena-
fenomena fisik dan sosial dalam analisis stugi keruangan, missal kita dapat mengetahui daerah-daerah mana yang
penduduknya jarang dan yang penduduknya padat.
 Fungsi dari peta secara umum
 Sebagai alat (tool), misal chart peta navigasi untuk menentukan arah kapal
 Sebagai dokumen ilmiah untuk menyimpan informasi, misal peta kadasfer sebagai hak-hak milik
 Sebagai suatu referensi / sumber untuk suatu kepentingan contoh : peta penggunaan lahan, peta
pilitik
 Sebagai cara untuk penekanan pada suatu topik
Contoh : - peta perencanaan jalan,
- peta daerah rawan bencana
 Kalasifikasi peta
 Berdasarkan skala
 Peta kadaster 1 : 100 – 1 : 5000
 Peta berskala besar 1 : 5000 – 1 : 100.000
 Peta berskala sedang 1 : 260.000 – 1 : 500.000
 Peta berskala kecil 1 : 500.000 – 1 : 1000.000
 Peta geografi > 1 : 1000,000
 Berdasarkan isi
 Peta umum ; peta topografi, peta atlas (chorografi) dan chart
 Peta khusus / tematik ; peta tanah, peta geomorfologi, peta iklim Indonesia dll
 Komponen-komponen peta
1. Judul peta
Komponen yang sangat penting dalam peta untuk memberikan informasi yang sesuai dengan isi peta
2. Legenda
Kumpulan dari simbol-simbol yang digunakan dalam peta
3. Simbol
Salah satu unsur peta sebagai penjelas dan alat komunikasi bagi pengguna
Jenis simbol
a) Simbol titik
= gunung = pelabuhan B = iklim kering
= ibu kota = candi A = iklim tropis
= kota
b) Simbol garis
= rel kereta api

= sungai

= flowline
c) Simbol area

= rawa

= sawah
d) Simbol warna
Hijau  dataran rendah
Biru  perairan
Kuning  dataran tinggi
Cokelat  daerah pegunungan
4. Garis astronomis
Terdiri dari garis lintang dan garis bujur
5. Skala peta
Perbandingan jarak suatu tempat dipeta dengan jarak suatu tempat yang sesungguhnya didaerah yang sama ; ada 3
macam :

27
Skala angka numerik ; skala yang dinyatakan dengan menggunakan angka
Skala verbal ; skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
Skala grafis ; skala yang dinyatakan dalam bentuk batang atau garis lurus
6. In…?
Peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama
7. Orientasi
Petunjuk arah peta
 Proyeksi peta
Ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari atas permukaan bumi ke atas permukaan peta, sehingga
perubahan bentuk dan perubahan besaran data tersebut dapat dirumuskan dengan suatu formula tertentu.
Jenis proyeksi peta
 Berdasarka jenis bidang proyeksi
 Proyeksi bidang datar / proyeksi azimutal / zenital ; bidang datar sebagai proyeksi
 Proyeksi kerucut ; kerucut sebagai bidang proyeksi
 Proyeksi silinder ; silinder sebagai bidang proyeksinya

 Berdasarka kedudukan bidang proyeksi


 Proyeksi normal ; apabila sumbu simetrisnya tegak lurus dengan sumbu bumi
 Proyeksi miring ; apabila sumbu simetrisnya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
 Proyeksi transversal ; apabila sumbu simetrisnya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak pada bidang
equator

 Berdasarkan sifat-sifat asli yang dipertahankan


 Proyeksi equivalent ; luas daerah dipertahankan sama artinya luas diatas peta sama dengan luas diatas
bumi setelah dikalinya skala
 Proyeksi konformal atau orthomorphi
Sudut-sudut atau bentuk daerah dipertahankan sama, artinya dipeta sudut yang diikuti sama, artinya dipeta sudut
yang diukur sama dengan sudut dipermukaan bumi
 Proyeksi equidistant ; jarak dipeta dipertahankan sama, artinya jarak dipeta sama dengan jarak diatas bumi
setelah dikalikan skala

Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya)
permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai ketinggian sama.
Kelebihan peta topografi:
• Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
• Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
1) Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah
tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
2) Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnya puncak gunung yang
berkawah.
3) Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000.

28
SK Memahami pemanfaatan citra dan SIG sebagai media informasi fenomena geosfer.
5 KD : Menginterpretasi Penginderaan Jauh sebagai sumber informasi fenomena geosfer
Mendeskripsikan Sistem Informasi Geografi sebagai media informasi fenomena geosfer

PENGINDERAAN JAUH
I. Pengertian
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan tekni serta seni untuk mendapatkan informasi tentang objek wilayah atau gejala
dipermukaan bumi dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat, tanpa berhubungan langsung dengan
objek yang dikaji.

29
Penginderaan jauh dalam bahasa Inggris terjemahannya remote sensing, sedangkan di Perancis lebih dikenal dengan
istilah teledetection, di Jerman
disebut farnerkundung distantsionaya (Rusia), dan perception remota (Spanyol).
II. Komponen-komponen penginderaan jauh

1. Sumber tenaga
Sumber tenaga berasal dari alam dan buatan
- Alam = sinar matahari
- Buatan = sinar lampu atau pulsa radar
2. Atmosfer
Atmosfer terdiri dari molekul-molekul gas, sehingga atmosfer dapat berfungsi sebagai penyerapan, pemantulan,
penghamburan dan melewati radiasi matahari
3. Interaksi antar tenaga dan objek
Karakteristik objek, memantulkan, menyerap atau memancarkan tenaga kesensor itupun pada kondisi benda atau
objek (umur, musim, kelembaban dan warna)
4. Sensor dan wahana
 Sensor adalah alat perekam yang dipasang diwahana ; ada 2 jenis :
 Sensor fotografik ; prosesnya kimiawi mengahsilkan foto
 Sensor elektronik ; bekerja secara elektrik dengan proses menggunakan komputer
 Wahana adalah kendaraan yang membawa sensor, bisa pesawat, balon udara, satelit dll.
5. Perolehan data dan interaksi data
Cara terbaik dalam mengamati fenomena-fenomena dipermukaan bumi foto dengan interpretasi citra, ada beberapa
tahapan interpretasi citra ;
 Deteksi ; melihat objek dan selektif menemukan objek atau elemem pada foto tersebut
 Pengenalan dan identifikasi ; pembacaan peta dengan menggunakan ciri-ciri interpretasi
1. Ciri spektral
Yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan obyek. Ciri spektral dinyatakan
dengan rona dan warna. Rona atau tone adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra.
Adapun faktor yang mempengaruhi rona adalah:
a. Karakteristik obyek (permukaan kasar atau halus).
b. Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).
c. Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup dan gelap).
d. Keadaan cuaca (cerah/mendung).
e. Letak obyek (pada lintang rendah atau tinggi).
f. Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember).

2. Ciri spasial
Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:
a. Tekstur : adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Biasa dinyatakan; kasar, sedang dan halus. Misalnya
hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
b. Bentuk : adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh; Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L
dan U atau persegi panjang, Gunung api misalnya berbentuk kerucut.
c. Ukuran : adalah ciri obyek berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran obyek pada citra berupa skala.
Contoh; Lapangan olah raga sepak bola d icirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap,yakni sekitar
(80 – 100 m).

30
Skala = . f .  panjang fokus kamera
h  ketinggian pesawat dari obyek

Contoh ; Suatu obyek dipotret dari ketinggian 7.500 m dpl (dari permukaan laut). Sementara ketinggian obyek
tersebut 1.500 m dpl. Panjang fokus kamera yang digunakan adalah 20 cm.
Berapakah skala foto yang dihasilkan dari pemotretan tersebut ?
Diketahui :
Fokus kamera yang digunakan = 20 cm
Ketinggian pesawat (H) = 7.500 m dpl.
Ketinggian obyek (hO) = 1.500 m dpl.
Jadi ketingggian pesawat dari obyek (h) = H – hO
= 7.500 m – 1.500 m
= 6.000 m
Jawab: Skala = f:h
= 20 cm : 6.000 m  20 cm : 600.000 cm
= 1 : 30.000

d. Pola : atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak obyek bentukkan manusia dan
beberapa obyek alamiah. Contoh; pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yangteratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya
seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dengan
hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
e. Situs : adalah letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Contoh; Permukiman pada umumnya
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak
terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
f. Bayangan : bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat
merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa obyek yang justru dengan adanya bayangan menjadi
lebih jelas. Contoh; lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan
menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan
bayangan obyek yang tergambar dengan jelas.
g. Asosiasi : adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya. Contoh; Stasiun kereta api
berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).

3. Ciri Temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman, misalnya; rekaman sungai musim
hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.

 Analisis ; pengelompokan objek yang mempunyai ciri yang sama


 Deduksi ; pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah ke arah yang lebih khusus
III. Jenis penginderaan jauh
Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau foto udara dan citra non foto (non-photograpyc image).
1. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa
dasar yaitu:
a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
1) Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultra violet dekat dengan panjang
gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi; tumpahan minyak di laut, membedakan atap
logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur.

31
2) Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian
hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya banyak obyek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai
karena filmnya peka terhadap obyek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. Baik untuk
survey vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.
3) Foto pankromatik yaitu foto yang menggunakan seluruh spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga
ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya pada warna obyek sama dengan
kesamaan mata manusia. Baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air
permukaan.
4) Foto infra merah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat
hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya dapat mencapai bagian dalam
daun, sehingga rona pada foto infra merah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Baik untuk
mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.
5) Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada
saluran merah dan sebagian saluran hijau. Dalam foto ini obyek tidak segelap dengan film infra merah sebenarnya,
sehingga dapat dibedakan dengan air.
2. Citra non foto
adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto dibedakan atas:
a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, Citra Nonfoto dibedakan atas:
1) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spectrum infra merah thermal. Penginderaan pada
spektrum ini berdasarkan atas beda suhu obyek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau
beda warnanya.
2) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan sektrum Gelombang mikro. Citra radar
merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang
mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

IV. Manfaat penginderaan jauh


 Bidang kelautan (seasal dan MOSS)
 Pengamatan sifat fisis air laut
 Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut
 Pemetaan perubahan pantai, abrasi, seimentasi dll
 Bidang hidrologi (lansal dan SPOT)
 Pengamatan DAS
 Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
 Pemetaan pola aliran sungai
 Bidang klimatologi (NOAA, meteor dan GMS)
 Pengamatan iklim suatu daerah
 Analisi cuaca
 Pemetaan iklim dan perubahannya
 Bidang sumber daya bumi dan lingkungan (lansat, soyuz dan spot)
 Pemetaan penggunaan lahan
 Pengumpulan data kerusakan lingkungan
 Pendeteksian lahan kritis
 Pemantauan distribusi sumber daya alam
 Perencanaan pembangunan wilayah

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFI)

I. Pengertian SIG
Sistem informasi geografi (SIG) adalah sistem informasi yang berdasarkan kerja komputer yang mampu menerima
masukan, mengelola (memberi, mengambil, memanipulasi dan menganalisis data) kemudian memberikan uraian (Arnoff,
1989).
II. Komponen-komponen SIG
 Software (perangkat lunak)
Contoh : Art View, Art Info, R2V, Map info, ERDAS, IDRISI
 Hardware (perangkat keras)

32
Contoh : input device ; digitizer, keyboard, mouse, scanner, dsb
Storage ; hardisk, flashdisk, magnetic tape dsb
Perangkat komputer ; CPU dan VDU (monitor)
Output device ; printer dan plotter
 Brainware (orangnya)
 Data SIG
 Data atribut ; bukan gambar
 Data spasial ; berupa gambar
III. Subsistem SIG
 Pemasukan data (input data)
 Managemen data
 Manipulasi dan analisis data
 Output data (pengeluaran data)

IV. Manfaat SIG


 Inventarisasi sumber daya alam dan pembangunan
 Mengetahui persebaran, menemukan berbagai sumber daya alam, minyak bumi dsb
 Mengetahui persebaran kawasan lahan
 Pengawasan daerah bencana alam yang meliputi pemantauan luas wilayah bencana alam, upaya
pencegahan bencana alam untuk waktu kedepan dan perencanaan rekonstruksi kembali akibat bencana
 Sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan
 Bidang sosial
 Mengetahui potensi dan persebaran panduduk
 Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian
 Pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan dsb.
V. Keunggulan SIG
 Pemrosesan dan analisanya cepat
 Dapat menggabungkan dua data yang karakteristik berbeda yaitu data atribut dan data spasial
 Informasi yang didapat lebih lengkap dan tepat
 Dapat mengolah dan mengubah data penginderaan jauh dengan data-data baru

SK
6 Menjelaskan perkembangan wilayah.
KD : Membedakan pola keruangan dan interaksi desa-desa, desa-kota dan kota-kota
Mendeskripsikan karakteristik suatu wilayah sebagai pusat pertumbuhan di negara berkembang dan di negara maju

POLA KERUANGAN DESA

33
 Definisi :
 Prof. R Bintarto ; desa merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
geografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di wilayah tersebut, dalam hubungannya dan pengaruh
timbal balik dengan daerah-daerah lain.
 Sutarjo Kartohadikusumo ; desa sebagai suatu kesatuan hukum adat yang meliputi suatu
masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah tertentu dan berhak mengadakan pemerintahan sendiri.
 UU No 5 Tahun 1979 Pasal 1
Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan R,I.
 Ciri-ciri desa (DIRJEN BANGDES)
(1) Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar
(2) Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris)
(3) Hubungan antar warga desa sangat akrab (gemeinschaff)
(4) Sifat masyarakat masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
 Unsur-unsur pembentuk
(1) Daerah / wilayah (area) ; tanah, air, topografi, lokasi, luas, batas, iklim
(2) Penduduk  kualitatif ; mata pencaharian
 kuantitas ; jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk
(3) Tata kehidupan ; tata pergaulan, ikatan masyarakat, adat istiadat, norma.
 Potensi desa
 Faktor pengaruh ; lingkungan geografis, jumlah penduduk, luas tanah, jenis dan tingkat kesuburan
tanah dan sumber air
 Potensi desa terdiri dari
(1) Fisik (SDA) ; tanah, air, iklim, ternak, manusia
(2) Non-fisik (SD sosial dan budaya) ; masyarakat desa, lembaga dan organisasi sosial, aparatur / pamong
desa.
 Fungsi desa
 Sebagai sistem pemerintahan terkecil dibawah camat
 Sebagai Hinterland (daerah belakang yang mendukung aktivitas kota)
 Sumber bahan pangan
 Sumber tenaga kerja
 Pusat industri kecil dan kerajinan
 Potensi keindahan alam
 Sebagai tempat aktivitas penduduk
 Klasifikasi desa
 Berdasarkan tingkat perkembangan desa
 Desa swadaya
 Desa swakarya
 Desa swasembada
 Berdasarkan mata pencaharian
 Desa nelayan
 Desa pertanian
 Desa industri
 Berdasarkan jumlah penduduk
 Desa kecil < 800 orang
 Desa kecil 800 – 1600 orang
 Desa sedang 1600 – 2400 orang
 Desa besar 2400 – 3200 orang
 Desa terbesar > 3200 orang
 Tata ruang desa
 Faktor pengaruh pola pemukiman dan persebaran desa
- Iklim - tata air
- Topografi wilayah - keadaan kegitan ekonomi
- Tanah (kesuburan) - kultur penduduk
 Pola desa
34
 Linear ; biasa di daerah yang datar dan mengikuti objek-objek yang panjang, seperti sungai, jalan,
pantai dan rel KA
 Terpusat ; biasanya terdapat dipegunungan atau dataran tinggi dan gunung api
 Tersebar ; biasanya didaerah yang bergunung-gunung atau berbukit
 Pola penggunaan tanah pedesaan
Dipengaruhi oleh beberapa faktor
 Lereng
 Iklim
 Ketinggian dan
 Letak

Menurut Drs. Jefta Leibo, dalam bukunya Sosiologi Pedesaan dikatakan bahwa Tipologi desa berdasarkan pola permukimannya
dikelompokan sebagai berikut.
a. Farm Village Type
Suatu desa tempat orang berdiam bersama dalam suatu tempat, dengan sawah ladang berada di sekitarnya.
b. Nebulous Farm Village Type
Suatu desa tempat sejumlah orang berdiam bersama dalam suatu tempat, sebagian menyebar di luar tempat tersebut
bersama sawah dan ladang mereka.
c. Arranged Isolated Farm Type
Suatu desa tempat orang-orang berdiam di sekitar jalan-jalan yang berhubungan dengan pusat perdagangan dan
selebihnya adalah sawah dan ladang mereka.
d. Pure Isolated Farm Type
Suatu desa tempat orang berdiam tersebar bersama sawah dan ladangnya.

POLA KERUANGAN KOTA


 Definisi
 Bintarto ; kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan daerah dibelakangnya.
 Dickinson ; kota adalah suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya
berpencaharian bukan petani.
 Ciri-ciri kota
 Ciri fisik
 Bentang budaya yang sering terlihat ; gedung, kantor dan jalan
 Pemukiman menjadi hal yang dominan di kota (slum area, RSS, elite)
 Sering ditemukan ruang kosong / openspace contoh ; parkir
 Ditemukannya sarana olah raga dan rekreasi.
 Ciri sosial
 Heterogenitas sosial
 Sikap hidup egois
 Hubungan sosial tidak terlalu kuat (gesselschaff)
 Segregasi keruangan
 Norma agama tidak begitu ketat
 Pendangan hidup masyarakat yang rasional
 Klasifikasi kota
 Kuantitatif
 Kota kecil ; berpenduduk antara 20.000 – 50.000, umumnya kota ini berstatus kota kecamatan
 Kota sedang ; berpenduduk antara 50.000 – 100.000
 Kota besar ; berpenduduk antara 100.000 – 1.000.000
 Kota metropolis ; berpenduduk antara 1.000.000 – 5.000.000, contoh : Bandung, Medan, Surabaya,
Semarang dan Makasar
 Kota megapolitan ; berpenduduk > 5.000.000, contoh : Jakarta, Tokyo, Hongkong, dsb.
 Kualitatif
 Eopolis ; kota baru hasil perkembangan suatu desa dan telah menunjukkan ciri-ciri kehidupan perkotaan
 Polis / Agropolis ; kota yang masih memiliki ciri-ciri atau sifat agraris
35
 Metropolis ; kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke industri
 Megapolis ; wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang saling berdekatan lokasinya,
sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat luas
 Tryanopolis ; kota yang didalamnya dikuasai oleh tirani, kekacauan, kemacetan, kejahatan dan kriminalitas
yang terjadi
 Nekropolis ; kota yang berkembangan kearah keruntuhan
 Komonopolis ; kota-kota metropolis yang saling berjauhan
 Struktur intern kota
 Inti kota / CBD
 Selaput inti kota ; daerah diluar CBD sebagai akibat tidak tertampungnya di dalam kota
 Kota satelit ; daerah yang memiliki sifat kekotaan dan berfungsi memberi daya dukung kehidupan kota
 Sub urban ; daerah disekitar pusat kota sebagai daerah pemukiman dan manufaktur (pabrik).
 Teori pola keruangan kota
(1) Model konsentris / moel gelang ; 1920-an  E W Burgess

(2) Model sektoral / kue tart ; 1939  Homer Hoyt

(3) Model inti berganda / multiple nucleus model ; 1945  C.D. Harris – El Ullman

 Pemekaran kota
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota ;
 Alamiah : lokasi, fisiografis, SDA
 Sosial : kondisi penduduk, fasilitas sosial
 Kebijakan pemerintah : penentuan fungsi kota, pola tata guna lahan.
 Pertumbuhan dan dukungan kegiatan
 Kota sebagai pusat perdagangan : Palembang, Makasar, Ambon
 Kota sebagai pusat pertambangan : Martapura, Pangkal-pinang, Tarakan, Cepu dsb
 Kota sebagai pusat perkebunan : Kediri, Jambi, Binjai, Pematang Siantar, Subang
 Kota sebagai pusat kebudayaan : Yogyakarta, Surakarta

INTERAKSI DESA – KOTA


 Definisi

36
Interaksi adalah suatu kontak atau hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan sesuatu yang baru
dalam bentuk tertentu.
Interaksi kota adalah hubungan yang saling mempengaruhi, baik antara kota dan kota, maupun antara kota dan desa yang
dapat menimbulkan gejala-gejala tertentu.
 Pemicu interaksi desa – kota
 Kemajuan masyarakat desa
 Perluasan jaringan jalan desa – kota
 Integrasi atau pengaruh kota terhadap desa
 Zona interaksi
 City di identikan sebagai kota
 Sub urban atau faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota atau inti kota
dengan luas yang mencakup daerah penglaju / commuter
 Sub urban fringe adalah suatu area yang melingkari sub urban dan merupakan daerah peralihan
antara kota dan desa
 Urban frienge adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali
inti kota
 Rural urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan daerah desa
yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran
 Rural daerah pedesaan.
 Faktor interaksi keruangan
Menurut Edward ada 3 faktor utama yang melandasi atau mempengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah antara lain ;
(1) Ada komplementaritas yaitu adanya wilayah-wilayah yang saling melngkapi
(regional complementarity)
(2) Ada intervening opportunity yaitu adanya kesempatan untuk berinteraksi
(intervensi opportuny)
(3) Ada transferabilitas yaitu adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam
ruang (spatial transfer ability), yang mudah untuk berpindah adalah
 Manusia
 Materi
 Energi
 Informasi
 Teori interaksi
(1) Model teori grafitasi ; EJ. Revenstein (1885 & 1889)
Menjelaskan tentang pergerakan penduduk, modal usaha, uang dan aliran barang dari satu kota ke kota lain.
I A-B = K . PA . PB
(DA-B)
(2) Model titik henti ; William J. Really (1929)
Berusaha memberikan suatu cara dalam memperlihatkan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah perdagangan
dari 2 buah kota yang berbeda ukurannya.
Ja-b
DB =
1+ Pa
PB
(3) Model potensi penduduk
Nilai penduduk suatu wilayah biasa digambarkan dengan menggunakan isoplet (garis-garis khayal pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang memiliki potensi penduduk yang sama).
(4) Model analisa arus / jaringan / konektivitas
Untuk mengetahui kekuatan interaksi suatu wilayah digunakan indeks konektivitas yang ditentukan oleh K.J Kansky
= e e = jumlah jaringan jalan
v v = jumlah kota
 Pengaruh interaksi
 Pengaruh positif
 Tingkat pendidikan meningkat
 Mengembangan sarana prasarana
 Cepatnya penggunaan teknologi
 Masuknya para ahli ke daerah pedesaan
 Pengaruh negatif
37
 Mulai sedikitnya orang-orang muda dipedesaan
 Sempitnya lahan pedesaan akibat perubahan lahan oleh orang kota
 Adanya penetrasi budaya yang mempengaruhi budaya desa
 Munculnya pemukiman kumuh

POLA WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

A. Definisi (secara ekonomi)


 Negara maju ; tergabung dalam G 8 (AS,
Jerman, Inggris, Perancis, Jepang, Italia, Rusia dan Kanada).
 Negara berkembang (CATT) ; Negara yang
perekonomiannya hanya mampu mendukung standar kehidupan yang rendah dan masih dalam tahap awal
pembangunan.
B. Idikator-indikator Negara maju dan berkembang
 Pertumbuhan ekonomi
 Peningkatan pendapatan
 Penurunan ketimpangan pendapatan
 Penurunan masyarakat miskin
 Pertumbuhan sosial
 Kesenjangan hidup
 Kematian bayi
 Tingkat melek huruf
 Pertumbuhan penduduk
 HDI (Human Development Index)
 Panjang usia (longevity)
 Pengetahuan (knowledge)
 Standar hidup (standar of living)
 UNRISH (United Nation Research Institude for Social Development)
 Tingkat harapan hidup
 Konsumsi protein hewani
 Persentase anak-anak belajar di SD dan SMP
 Persentase anak-anak belajar di kejuruan
 Jumlah surat kabar
 Jumlah telepon dan radio
 Persentase penduduk yang diam di kota
 Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian
 Persentase angkatan kerja di bidang jasa dan industri
 Konsumsi listrik dan energi per kapita
C. Contoh Negara-negara maju dan Negara berkembang
 Semua Negara di Afrika (kecuali Afrika selatan) Negara berkembang
 Semua Negara Asia kecuali Jepang termasuk Negara berkembang
 Semua Negara di Eropa timur Negara berkembang kecuali Rusia
 Semua Negara di Amerika latin dan teluk karibia Negara berkembang
 Semua Negara di Pasifik selatan (oceania) Negara berkembang kecuali Australia dan Selandia Baru
 Negara-negara di Eropa Barat termasuk Spanyol, Portugal, Yunani, Turki dan Islandia merupakan Negara
berkembang.
D. Model pengembangan wilayah (Rostow)
 Pembangunan / proses perubahan masyarakat
1). Adanya peruabahan orientasi ekonomi, politik, sosial yang pada awalnya mengarah kedalam menjadi
orientasi ke luar
2). Terjadinya perubahan pandangan masyarakat ;
- Orientasi keluarga besar menjadi keluarga kecil
- Irasional menjadi rasional
- Dari kurang produktif menjadi lebih produktif

38
3). Masyarakat mengalami perubahan dari kegiatan penanaman modal yang tidak produktif menjadi penanaman
modal yang lebih produktif
4). Perubahan cara masyarakat dalam menempatkan seseorang dari berdasarkan keturunan atau kesukuan
menjadi perhargaan berdasarkan prestasi kerja tanggung jawab dalam melaksanakan kerja
5). Perubahan pandangan masyarakat dari berkeyakinan manusia ditentukan olah alam berubah menjadi
memanfaatkan alam untuk kemajuan.
 Tahapan masyarakat suatu Negara
Perkembangan negara menurut rostow :
• Masyarakat tradisional
masih belum produktif, cara hidup primitif, kebiasaan turun temurun, cara pemikiran tidak rasional
• Pra kondisi lepas landas
masyarakat menuju perubahan baik dalam ekonomi, sosial politik
• Lepas landas / take off
berbagai usaha produktif terus berkembang, sehingga laju pertumbuhan ekonomi mendorong perkembg bidang
lain
• Gerak menuju kemajuan
kegiatan ekonomi teratur, meluas dan berkembang terus menerus. Penggunaan teknologi modern
• Konsumsi massa tinggi
perkmbg industri yang lebih mengarah pada hasil produksi yang tahan lama dan jasa keahlian

E. Komparasi Negara maju dan berkembang


 Negara maju
 Pertumbuhan penduduk kecil
 Kegiatan ekonomi berbasis industri dan jasa
 Sebagian besar penduduk tinggal di perkotaan
 Angka harapan hidup tinggi
 Tingkat pendidikan penduduk rata-rata tinggi
 Angka kematian bayi kecil
 Negara berkembang (menurut Todaro, 1978)
 Tingkat kehidupan yang rendah
 Tingkat produktifitas rendah
 Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi
 Tingginya tingkat pengangguran
 Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer
 Kekuasaan, ketergantungan dan vulnerabilitas dalam hubungan internasional.

39

Anda mungkin juga menyukai