Anda di halaman 1dari 35

KONSER

PIANICA
KOMUNITAS KESEHATAN REMAJA PEDULI BAYI, ANAK,
IBU, DAN CALON IBU
INOVASI PELAYANAN
PUBLIK
DALAM UPAYA MENCEGAH KEMATIAN IBU, BAYI,
DAN ANAK DI KECAMATAN BULULAWANG

KONSER PIANICA sebagai upaya mencegah


2018
kematian Ibu, Bayi, Dan Anak Di Kecamatan
Bululawang. Program “ Konser pianika
“( Komunikasi Kesehatan Remaja Peduli Bayi,
Dan Calon Ibu) dengan metode Pembentukan
Paguyuban Kader. Dengan Konser Pianica di
Harapkan Remaja melakukan penyuluhan dan
pendampingan pada ibu resiko tinggi, teman
sebaya,dan mampu memberikan koseling teman
sebaya, dan mampu memberikandrg.contoh
Bambang
yang Pujaswendro
PUSKESMAS BULULAWANG

[Jl. Stasiun No.11-13 Bululawang]


DATA PRAKTIK INOVASI

Nama Inisiatif :
KONSER PIANICA
( Komunikasi Kesehatan Remaja Peduli Bayi, Anak,
Ibu, Dan Calon Ibu )
Tahun mulai inisiatif : 2018
Nama Unit : Puskesmas Bululawang
Nama Pemda : Kabupaten Malang
Kategori Pelayanan : Mendorong Pemerintahan Berbasis Pendekatan
Kolaboratif dalam Era Informasi
Lokasi Kegiatan : Puskesmas Bululawang Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang
Nama Pimpinan Unit : Drg. Bambang Pujaswendro
Nama Kontak : Drg. Bambang Pujaswendro
Telepon : 08170479280
No Fax : -
e-mail : bpujaswendro@gmail.com
Kriteria Umum : Pengunaan Teknologi Informasi
Kriteria Bidang : - Partisipasi
- Efisiensi
- Efektivitas
- Aksesibilitas

RINGKASAN KONSER PIANICA (300 kata)

Di Kecamatan Bululawang didapatkan jumlah remaja sebanyak 938 anak,


dengan rincian remaja awal (usia 10-12 tahun) berjumlah 248 anak, remaja
tengah (usia 13-16 tahun) berjumlah 324 anak, dan remaja akhir (usia 16-19
tahun) berjumlah 366 anak.Hal yang perlu diperhatikan pada saat ini di
Kecamatan Bululawang pada tahun 2016 didapatkan persalinan di bawah umur
(<20 tahun) sebanyak 61 orang, dengan rincian desa Bululawang 3 orang,
Sempal Wadak 1 orang, Wandanpuro 5 orang, Lumbangsari 4, Sukonolo 2 orang,
Krebet 3 orang, Krebet Senggrong 3 orang, Bakalan 4 orang, Kwolu 2 orang,
Sudimoro 2 orang, Kasri 3 orang, Gading 3 orang, Pringu 8 orang, Kasembon 4
orang, BPM (Bidan Praktek Mandiri) 8 orang, rumah sakit dan klinik sebanyak 6
orang.
Program Inovasi “Konser Pianica” (Komunitas Kesehatan Remaja Peduli
Bayi, Anak, Ibu, Dan Calon Ibu) ini merupakan program unggulan hasil
musyawarah lintas program dan lintas sektoral dalam rangka mencegah
kematian bayi, anak, ibu, dan calon ibu. Program ini merupakan bentuk inovasi
posyandu remaja yang dikelola oleh Puskesmas Bululawang. Program “Konser
Pianica” dibentuk di 14 Desa yang berada di Kecamatan Bululawang yang
mengikutsertakan remaja dalam kegiatan peduli kesehatan bayi, anak, ibu, dan
calon ibu.
Inovasi “Konser Pianica” memiliki keunggulan dan tujuan dapat
membentuk remaja semakin peduli terhadap kesehatan bayi, anak, ibu, dan
calon ibu. Selain itu juga memberi naungan bagi remaja agar bisa memilih dan
belajar lebih baik tentang perubahan fisik dan psikis yang terjadi sehingga dapat
dijadikan bekal dalam kehidupan selanjutnya. Disamping itu juga mengarahkan
pada remaja untuk memiliki kegiatan positif sehingga terhindar dari pengaruh
yang merugikan Pelaksanaan “Konser Pianica” dilaksanakan setiap 1 bulan sekali
di masing-masing desa, yang sebelumnya diberikan pembinaan kader posyandu
remaja oleh puskesmas dan lintas sektor camat, polsek, koramil, dan BKKBN,
metode : Pelaksanaannya pra pelaksanaan paguyuban, Pelaksanaan penyegaran
kader danpembentukan paguyuban kader kesehatan, Pasca Pelaksanaan
pembentukan paguyuban kader kesehatan.

A. ANALISIS MASALAH (5%)

1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi ini? (500


kata)

Program “Konser Pianica” ini merupakan program unggulan hasil


musyawarah lintas program dan lintas sektoral dalam rangka mencegah
kematian bayi, anak, ibu, dan calon ibu. Program ini mengikutsertakan remaja
karena banyaknya jumlah remaja di wilayah Kecamatan Bululawang yakni
sebanyak 938 anak, dengan rincian remaja awal (usia 10-12 tahun) berjumlah
248 anak, remaja tengah (usia 13-16 tahun) berjumlah 324 anak, dan remaja
akhir (usia 16-19 tahun) berjumlah 366 anak.
Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa yang
ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
Karena remaja dipandang sebagai suatu masa di mana individu telah mencapai
kematangan dalam proses perkembangannya. Banyak hal yang terjadi selama
rentang masa remaja, baik ketika masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja
tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Masalah yang
sering muncul pada remaja antara lain:
a. Perubahan-perubahan fisik yang dialami pada masa remaja, akan
menimbulkan serangkaian perubahan psikologis. Tingginya emosi dan
mayoritas remaja mengalami ketidakstabilan akibat upaya penyesuaian diri
pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Hal-hal yang baru ini ada yang
dengan mudah diterima dan dipenuhi, ada pula yang susah payah atau justru
menimbulkan hambatan dan kesulitan. Hal ini seringkali malah menimbulkan banyak hal-
hal negatif yang sangat meresahkan, misalkan adalah pergaulan bebas di
kalangan remaja. Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan
menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi, narkoba,
serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
b. Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap
berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja
berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100
juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan.
Secara global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang
berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja
terinfeksi HIV (SDKI, 2012).
Untuk itu masalah remaja merupakan masalah yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena
mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental sosial. Masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah
kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.
Masalah remaja yang sering dihadapi di wilayah Kecamatan Bululawang
pada tahun 2016 adalah persalinan di bawah umur. Data yang didapatkan pada
persalinan dibawah umur (<20 tahun) sebanyak 61 orang, dengan rincian desa
Bululawang 3 orang, Sempal Wadak 1 orang, Wandanpuro 5 orang, Lumbangsari
4, Sukonolo 2 orang, Krebet 3 orang, Krebet Senggrong 3 orang, Bakalan 4
orang, Kwolu 2 orang, Sudimoro 2 orang, Kasri 3 orang, Gading 3 orang, Pringu 8
orang, Kasembon 4 orang, BPM (Bidan Praktek Mandiri) 8 orang, rumah sakit
dan klinik sebanyak 6 orang.
Masalah remaja ini perlu mendapatkan perhatian untuk menyediakan tempat
bernaung yang tepat, yang dirasakan perlu untuk membangun sebuah tempat yang dapat
menjadi wadah atau media, yang membahas secara menyeluruh tentang perubahan yang
terjadi pada remaja dan bagaimana cara menyikapinya. Sehingga, remaja nantinya mampu
membentuk benteng pertahanan pribadi dan bisa menyikapi pengaruh-pengaruh yang
negative atau merugikan.

B. PENDEKATAN STRATEGIS (20%)

2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi


ini telah memecahkan masalah tersebut? (600 kata)

a. Angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi menjadi pokok masalah
kesehatan utama di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Puskesmas
Bululawang. Hal ini mendasari dibentuknya program Konser Pianica
(Komunitas Kesehatan Remaja Peduli Bayi, Anak, Ibu, Dan Calon Ibu),
mengingat juga tingginya jumlah remaja di wilayah Kecamatan
Bululawang. Terobosan ini dicetuskan oleh Kepala Puskesmas Bululawang,
drg. Bambang Pujaswendro pada tahun 2016. Konser Pianica merupakan
salah satu program unggulan di Puskesmas Bululawang. Konser Pianica
bertujuan untuk membentuk remaja semakin peduli terhadap kesehatan
bayi, anak, ibu, dan calon ibu. Selain itu juga memberi naungan bagi
remaja agar bisa memilih dan belajar lebih baik tentang perubahan fisik
dan psikis yang terjadi sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan
selanjutnya. Disamping itu juga mengarahkan pada remaja untuk memiliki
kegiatan positif sehingga terhindar dari pengaruh yang merugikan. Prinsip
Konser Pianica adalah komunikasi partisipatif dimana terjadi komunikasi
dua arah atau dialogis, sehingga menghasilkan pemahaman yang sama
terhadap pesan yang disampaikan. Tujuan dari komunikasi partisipatif
adalah penemuan dini (early case finding), pelaporan dini (early case
reporting), dan penanganan dini (early case treatment) pada kasus risiko
tinggi.
b. Strategi keberhasilan pelaksanaan Konser Pianica dengan menggunakan
teori difusi inovasi. Difusi inovasi adalah suatu proses dimana inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di
antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi inovasi terdiri dari empat
elemen pokok. Yaitu, inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, dan
sistem sosial. Inovasi yang dikembangkan dalam Konser Pianica antara
lain upaya penemuan kasus ibu hamil dan bayi risiko tinggi, pelaporan,
dan penanganan lebih awal dalam upaya menurunkan angka kematian ibu
dan bayi melalui pendampingan serta pemberdayaan remaja sebagai
kader kesehatan untuk menurunkan angka pernikahan dini, kenakalan
remaja dan pemakaian Napza. Tujuan utama dalam Konser Pianica adalah
terbentuknya kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan remaja dan
masyarakat umum dalam menangani masalah kesehatan pada ibu dan
bayi.
c. Pembentukan kader dilakukan bersama-sama oleh lintas sektor dalam
suatu pelatihan terpadu dengan berbagai ilmu yang berkaitan dalam
pengembangan potensi remaja.
d. Kader kesehatan terlatih telah memiliki kemampuan untuk mendeteksi
dini tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan bayi sebagai upaya
penemuan kasus dini. Bila kader kesehatan menemukan ibu hamil atau
bayi dengan risiko tinggi, kader kesehatan segera melapor kepada bidan
desa setempat untuk dilakukan penanganan yang sesuai.
e. Komunitas Remaja dilatih untuk memiliki kemampuan untuk mendeteksi
dini tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan bayi sebagai upaya
penemuan kasus dini. Komunitas Remaja juga dilatih untuk memiliki
kemampuan berkomunikasi yang efektif untuk pemberian edukasi pada
masyarakat terutama ibu dan calon ibu sebagai upaya Promotif Preventif
terutama menurunkan angka pernikahan dini, kenakalan remaja serta
penggunaan napza.
f. Komunitas remaja ikut berperan aktif dalam menggerakkan desa siaga
untuk membentuk tim pendonor untuk ibu-ibu yang membutuhkan
sebagai bentuk sinergi dengan program ANC Terpadu di Puskesmas
Bululawang. Komunitas remaja juga ikut melakukan pendampingan pada
ibu hamil beresiko serta konseling sebaya untuk memberikan informasi
edukasi mengenai dampak negatif pernikahan dini, kenakalan remaja dan
penggunaan napza.

3. Dalam hal apa inovasi ini kreatif dan inovatif? (200 kata)

a. Inovasi “Konser Pianica” memiliki keunggulan dapat membentuk remaja


semakin peduli terhadap kesehatan bayi, anak, ibu, dan calon ibu. Selain
itu juga memberi naungan bagi remaja agar bisa memilih dan belajar
lebih baik tentang perubahan fisik dan psikis yang terjadi sehingga dapat
dijadikan bekal dalam kehidupan selanjutnya. Disamping itu juga
mengarahkan pada remaja untuk memiliki kegiatan positif sehingga
terhindar dari pengaruh yang merugikan.
b. Inovasi “Konser Pianica” ini sangat bermanfaat bagi remaja dan
masyarakat khususnya bayi, anak, ibu, dan calon ibu. Dalam kegiatannya
remaja melakukan penyuluhan dan pendampingan pada ibu hamil resiko
tinggi, konseling sebaya, dan mampu memberikan contoh yang benar
dalam merawat bayi dan anak.
c. Inovasi “Konser Pianica” (Komunitas Kesehatan Remaja Peduli Bayi, Anak,
Ibu, dan Calon Ibu) bertujuan memberi naungan bagi remaja-remaja agar
bisa memilih dan belajar lebih baik tentang perubahan fisik dan psikis
yang dialaminya dan mampu membentuk benteng pertahanan pribadi dan bisa
menyikapi pengaruh-pengaruh yang negatif/merugikan., sehingga
diharapkan dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas bayi,
anak, ibu dan calon ibu.
d. Inovasi “Konser Pianica” ini memberikan wadah bagi remaja untuk
mengembangka bakat yang dimiliki dan menghindarkan remaja dari hal-
hal negative, membentuk kelompok pendonor darah untuk ibu hamil,
melaksanakan sarasehan bersama Toma dan Toga untuk peduli ibu, bayi
dan anak.

C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN (35%)

4. Bagaimana strategi ini dilaksanakan? (600 kata)

1. Inovasi akan memberikan dampak positif bagi masyarakat jika dilaksanakan


dengan terencana dan tertata dengan baik. Pelaksanaan program pelayanan
kesehatan dengan KONSER PIANICA melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Melakukan pembentukan Kader Motivator Kesehatan Remaja Peduli
Bayi, Anak, Ibu dan Calon Ibu) Pada 16 Mei 2017 yang di Lakukan
Bersama-sama oleh lintas sektor dalam suatu pelatihan dengan
berbagai ilmu yang berkait dalam pengembangan potensi remaja.
Dengan bertujuan menurunkan angka pernikahan dini, kenakalan
remaja, pemakaian nabsa, setanting, Kematian Ibu bersalin, bayi, anak.
Serta dapat memberi naungan bagi remaja agar bisa memilih dan
belajar lebih baik tentang perubahan fisik dan psikis yang terjadi
sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan selanjutnya.
Disamping itu juga mengarahkan pada remaja untuk memiliki kegiatan
positif sehingga terhindar dari pengaruh yang merugikan.

PEMBINAAN POSYANDU REMAJA (16 MEI 2017 )


b. Melakukan Kegiatan Posyandu Remaja Desa Krebet pada 25 Maret
2017 dengan bertujuan memberikan edukasi terkait Pernikahan Dini,
Kenakalan Remaja, Pemakaian Nabsa, starting, Kematian Ibu Bersalin,
bayi anak dan desa siaga yang kurang aktif. Sehingga remaja dapat Ikut
Aktif dalam menurunkan angka pernikahan dini, menjadi konselor
sebaya dalam hal menurunkan Nabsa dan kenakalan remaja serta
remaja ikut aktif dalam menggerakkan Desa siaga, Baik sebagai Tim
Pendonor Darah maupun ANC terpadu.

c.
Melakukan
Kegiatan
Penyuluhan oleh Remaja kepada ibu Hamil pada 15 Juni 2017 tentang
ANC terpadu dengan tujuan untuk menigkatkan pengetahuan melalui
penyuluhan kepada ibu hamil di daerah tersebut sehingga ibu dapat
memahami serta peduli terhadap kehamilannya dan melakukannya di
rumah dan memberitakukan kepada keluarga ataupun tetangga
tentang ilmu yang di dapat.
d. Melakukan Kegiatan Pengembangan Kegiatan Posyandu Remaja (8 Juli
2017) yang bertujuan untuk mengurangi angka pernikahan dini,
kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, stanting, kematian ibu bayi
dan anak desa siaga yang kurang aktif sehingga dapat menambah
wawasan remaja untuk menjadi konselor sebaya dan ikut membantu
dalam setiap kegiatan desa atau Program kesehatan ibu,bayi dan anak

a. Demo Pijat Bayi Di Poskesdes Krebet


Di harapkan dengan demo pijat bayi remaja dapat
mengaplikasikannya dan mendampingi dukun bayi saat melakukan pijat
bayi yang baik dan benar sehingga tidak terjadi kompikasi pada bayi.serta
dapat mengajarkan pijat bayi yang baik da benar kepada ibu – ibu yang
memiliki bayi ataupun pada rekan sebaya yang ingin belajar tentang pijat
bayi.

b. Peran Remaja dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Calon Ibu
Dilakukan melalui Ikut serta dalam ANC Terpadu dan membatu bidan
dalam hal mengukur berat badan dan tinggi badan, serta memberikan
penyuluhan dan edukasi kepada ibu hamil akan pentingnya priksa
kehamilan rutin dalam masa kehamilan sehingga dapat mengetahui
kondisi bayinya.

Penyuluhan Remaja pada Ibu hamil ( 2 Juli 2017) Dengan melaksanakan


penyuluhan remaja dapat melakukan pendekatan kepada ibu hamil dan
memberikan informasi kepada ibu hamil terkait dengan senam hamil nutrisi
pada ibu hamil, penatalaksanaan jika bayi sungsang, tanda tanda kehamilan
di sertai dengan masalah, tanda – tanda persalinan normal dan harus di
waspadai. Serta usia yang ideal saat hamil di harapkan dengan penyuluhan
tersebut dapat mengurangi angka pernikahan dini atau usia hamil 20 tahun
dan peserta dapat menjelaskan ulang kepada sodara dan tetangga agar
menikah di usia reproduksi sehat 20 tahun dan hamil pada saat reproduksi
sehat. Serta mengajari ibu kegiatan untuk menunggu persalinan seperti
merajut baju bayi
Dengan melaksanakan penyuluhan dan kelas ibu hamil remaja dapat
melakukan pendekatan kepada ibu hamil dan memberikan informasi kepada
ibu hamil terkait dengan senam hamil nutrisi pada ibu hamil,
penatalaksanaan jika bayi sungsang, tanda tanda kehamilan di sertai dengan
masalah, tanda – tanda persalinan normal dan harus di waspadai.
Serta mengajari ibu kegiatan yang bermanfaat untuk untuk menunggu
persalinan seperti merajut baju bayi, topi bayi, syal dan membuat tas serta
melakukan kegiatan yang tidak membahayakan kehamilan dan dapat
meghasilkan.

c. Pelaksanaan program Konser pianika


Table 1. pelaksanaan progtam kibla tahun 2016-2018
No Jenis Kegiatan (Tahun 2016) I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 Membentuk forum remaja
2 Membentuk Kader Remaja
3 Pelatihan Kader remaja
3 Surve mawas diri untuk temukan
permasalahan kesehatan masalah
kesehatan
4 Musyawarah masyarakar remaja
5 Membentuk posyandu remaja
6 Melaksanakan kegiatan posyandu
remaja
7 Kunjungan rumah pada beresiko
tinggi
8 Penyuluhan kesehatan
9 Melakukan inovasi kerajinan
10 Melakukan bank sampah
11 Melakukan kordinasi dengan
petugas kesehatandan aparat desa
12 Evaluasi kegiatan bersama kader I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
remaja,evaluasi pertemuan rutin
dan pelaporan

5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat? (300 kata)

Program kreatif dan inovatif “Konser Pianica” Puskesmas Bululawang berjalan


sebagaimana yang diinginkan karena mendapatkan dukungan dari semua pihak
terkait. Pemangku kepentingan terlibat dalam program sesuai peran, tugas, dan
kewenangan masing-masing.
Program ini melibatkan :
1. Kepala Puskesmas Bululawang sebagai penggagas inovasi.
Kepala Puskesmas tidak ada hentinya melakukan sosialisasi kegiatan
Konser Pianica, termasuk alur pikir, kerangka konsep dan mekanisme
kerja program.
2. Tim Konser Pianica
Tim Konser Pianica terdiri dari kader yang berasal dari 14 desa di
wilayah Kecamatan Bululawang. Tim ini berperan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Konser Pianica. Tim ini juga
berperan untuk melakukan penyempurnaan konsep kegiatan dan
diversifikasi kegiatan.
3. Camat Bululawang
Camat Bululawang berperan sebagai Ketua Tim Konser Pianica
Kecamatan dalam melakukan sweeping kasus-kasus risiko tinggi yang
kurang kooperatif untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
aman.
4. BABINSA
BABINSA (Bintara Pembina Desa) berperan dalam pembinaan pada
masing-masing kader sesuai dengan tupoksinya.
5. Kepala Desa dan Perangkat
Kepala desa berperan sebagai Ketua Tim Konser Pianica Desa dalam
melakukan sweeping kasus-kasus risiko tinggi yang kurang kooperatif
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman.
6. Bidan dan Perawat Desa
Bidan dan Perawat desa berperan dalam penjaringan, pembinaan dan
penggerakan kader kesehatan di wilayah Kecamatan Bululawang.
Kader dalam Tim Konser Pianica diutamakan kader remaja.
7. Paguyuban Kader Kesehatan
Keterlibatan semua elemen masyarakat sebagai panutan, penggerak,
dan motivator dalam mengatasi masalah kesehatan di desa. Kader
dipilih dari desa dan untuk desa itu sendiri agar lebih mengetahui
secara mendalam masalah yang ada di desa tersebut.
8. Karang Taruna
Remaja yang tergabung dalam karang taruna digerakkan untuk
menjadi kader kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan bayi, anak, ibu dan calon ibu. Kader remaja dapat
memberikan penyuluhan dan pendampingan ibu hamil serta konseling
sebaya.
9. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Sebagai institusi induk dari Puskesmas, Dinas memegang peranan
memberikan payung kebijakan terhadap program yang dilaksanakan
oleh Puskesmas.

6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inovasi ini dan bagaimana
sumber daya itu dimobilisasi? (500 kata)

a. Konser Pianica selain mendapatkan dukungan komitmen semua pihak


termasuk pemangku kepentingan juga mendapatkan dukungan baik dana
dari berbagai sumber, dukungan teknis dan sumber daya lain. Dukungan
sumber daya untuk kegiatan Konser Pianica adalah:
a. Dukungan dana :
- Dari dana desa pemanfaatan untuk UKBM
- Swadaya Masyarakat
- APBN berupa Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
Tabel 2 Sumber Dana Program Konser Pianica
Sumber
NO 2017
Dana
1 Dana Desa untuk pemanfaatan UKBM 47.944.937
2 Swadaya Masyarakat 425.000
3 BOK 7.000.000,-

a. Dukungan teknis :
Pelaksanaan secara teknis dalam Konser Pianica ditangani oleh
tenaga yang kompeten di bidangnya, yaitu :
- Bidan Desa sebanyak 14 orang tersebar di setiap desa dengan
tugas pokok dan fungsi sebagai tenaga pelaksana kegiatan
KIA. Bidan desa diberikan tugas sebagai tenaga pelaksana
utama dalam kegiatan Konser Pianica.
- Perawat desa sebanyak 14 orang sebagai rekan kerja dalam
Konser Pianica khususnya yang berkaitan dengan program
kesehatan gizi ibu dan anak di desa.
- Bidan Puskesmas sebagai penanggung jawab Program KIA,
sekaligus petugas operasional dalam Konser Pianica.
- Sopir ambulance yang berperan dalam Jemput Konser
Pianica. Kegiatan Jemput Konser Pianica adalah kegiatan
antar jemput pasien dari rumah pasien ke Puskesmas atau
rumah sakit, dan sebaliknya.
- Kader kesehatan berperan sebagai penggerak/motivator
masyarakat untuk merubah paradigma dan perilaku
masyarakat, sebagai mitra bidan desa dalam membantu
penemuan dini ibu dan anak dengan risiko tinggi beserta
pendampingan;
- Karang taruna berperan sebagai kader utama
penggerak/motivator masyarakat untuk merubah paradigma
dan perilaku masyarakat, sebagai mitra bidan desa dalam
membantu penemuan dini bayi, anak, ibu dan calon ibu
dengan risiko tinggi beserta pendampingan.
b. Dukungan Sumber Daya Lain
- Forum Desa Siaga Aktif, sebagai wadah masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam menemukan, mengatasi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat di masing-masing desa.
- Standar Prosuder Operasional (SPO) Konser Pianica.
b. Pelaksanaan Konser Pianica didukung pembiayaan dari dana desa
pemanfaatan untuk UKBM, swadaya masyarakat dan BOK. Dana BOK
digunakan untuk pembiayaan pertemuan (lokakarya mini puskesmas, lintas
sektoral, dan Desa Siaga), pendampingan ibu dan bayi risti, pemberian PMT
pada gizi kurang. Dana desa pemanfaatan untuk UKBM digunakan untuk
pengadaan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), operasional RTK, kegiatan
Jemput Konser Pianica dari rumah pasien ke Puskesmas atau rumah sakit,
dan dari Puskesmas atau rumah sakit kembali ke rumah pasien. Dana
Swadaya masyarakat digunakan untuk perjalanan dinas kader kesehatan
dalam kegiatan pembinan di Puskesmas setiap 3 bulan sekali.

7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil? (500 kata)

Keluaran paling berhasil yang mendukung pengembangan Konser Pianica


adalah:
a. Bidan melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai kewenangan yang
dimiliki. Bidan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam asuhan
kebidanan dan penanganan kasus risiko tinggi.
b. Perubahan mindset bidan yang semula curative oriented pada orang
sakit menjadi promotive and preventive oriented. Dengan adanya
penemuan aktif oleh kader dan dukun bayi, bidan dapat melakukan
penyuluhan kepada ibu dan keluarga bayi risiko tinggi tentang risiko
kesehatan yang dialami, pencegahan untuk menekan risiko kesehatan,
dan upaya tindakan awal bila ada tanda-tanda bahaya yang dihadapi.
c. Dengan komunikasi partisipatif, peran kader tidak hanya terbatas
pada penerapan program, namun kader menjadi lebih aktif dan
kreatif dalam penemuan dini dan pendampingan kasus resiko tinggi.
d. Dengan mengikutsertakan remaja, pendampingan dan konseling
sebaya dapat dilakukan lebih baik dan mendalam, cara komunikasi
yang sama, dan pola pikir yang juga dapat disesuaikan dengan
usianya. Hal ini dapat meningkatkan kreativitas remaja dalam upaya
pengendalian angka pernikahan dini dan ibu hamil beresiko.
Keikutsertaan remaja juga dapat meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi pada masing-masing kader remaja
tersebut.
e. Terbentuknya Konser Pianica di semua desa (14 desa) di Kecamatan
Bululawang. Besarnya potensi yang dapat dikembangkan pada
masing-masing desa serta tingginya angka keikutsertaan remaja
dalam kegiatan konser pianica.
f. Sudah aktifnya Konser Pianica di 3 desa di wilayah Kecamatan
Bululawang yakni desa Krebet, desa Wandanpuro, dan desa Pringu,
sedangkan desa yang lain masih dalam proses pembentukan
posyandu remaja.

8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi


kegiatan? (400 kata)

Kemajuan setiap kegiatan akan terlihat saat dilakukan evaluasi. Kemajuan dan
evaluasi Konser Pianica yang dilaksanakan Puskesmas Bululawang, dilakukan
dalam:
1. Lunch meeting seminggu sekali
Kegiatan Konser Pianica yang telah dilakukan selama satu minggu
berjalan dilaporkan dan dibahas permasalahan yang ditemukan
untuk merencanakan rencana tindak lanjut intervensi yang akan
dilakukan.
2. Konser Pianica AMP
Konser Pianica AMP adalah kegiatan Audit Maternal Perinatal
(AMP) yang dilakukan bila ada kasus kematian guna mencari akar
permasalahan penyebab kematian. Akar permasalahan tersebut
akan dicarikan pemecahaan masalah untuk memperbaiki prosedur
tindakan medis yang telah ada.
3. Lokakarya mini Puskesmas
Pada kegiatan lokakarya mini Puskesmas yang dilaksanakan setiap
bulan, dipresentasikan hasil kegiatan Konser Pianica termasuk
permasalahan yang ditemukan, intervensi yang dilakukan dan hasil
atau perubahan yang terjadi dengan adanya intervensi tersebut.
Permasalahan yang memerlukan peran lintas program
dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pemegang program
terkait.
4. Lokakarya lintas sektor
Hasil kegiatan Konser Pianica yang dilaksanakan Puskesmas selama
tiga bulan dipresentasikan pada saat lokakarya lintas sektor.
Capaian, kendala dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
Konser Pianica dipresentasikan. Permasalahan yang diangkat dalam
lokakarya lintas sektor adalah permasalahan yang belum dapat
diselesaikan oleh internal Puskesmas.
5. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) melalui pembinaan Desa
Siaga
Sebagaimana lokakarya mini lintas sektor, dalam MMD yang
dilaksanakan setiap tiga bulan sekali juga dipresentasikan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah desa yang
bersangkutan untuk mendapatkan dukungan dari perangkat desa,
tokoh agama, tokoh masyarakat dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang menimpa masyarakat desanya.
6. Supervisi oleh pengelola program dan atau kepala puskesmas
Kepala Puskesmas dan atau pengelola program melakukan
supervisi dan pemantauan dengan melakukan sampling kepada
sasaran (pasien) yang telah dilakukan intervensi dengan layanan
Konser Pianica.
7. Penilaian kinerja akhir tahun
Pada akhir tahun dilakukan evaluasi capaian, kesenjangan
dibanding target dan kendala yang masih terjadi setelah setahun
kegiatan Konser Pianica melalui penilaian Standar Pelayanan
Mininal (SPM) dan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP). Hasil evaluasi
dipresentasikan pada kegiatan lokakarya mini Puskesmas dan
lokakarya lintas sektor untuk mendapatkan masukan dan dukungan
dalam mengeliminasi kesenjangan dan kendala sehingga program
tetap berkesinambungan.
8. Muara dari semua penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Puskesmas termasuk Konser Pianica adalah kepuasan masyarakat.
Evaluasi dilakukan dengan melakukan survei Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM).

9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut
dapat diatasi? (300 kata)

Penyelenggarakan Konser Pianica tidak lepas dari permasalahan dan kendala


yang muncul, diantaranya :
a. Pola pikir (mindset) bidan desa pada umumnya masih berorientasi
pada pengobatan bagi orang yang sakit, bukan mengutamakan
pembelajaran dan pencegahan dengan pemberdayakan masyarakat.
Pelayanan kuratif masih mendominasi dibandingkan dengan
pelayanan promotif dan preventif.
b. Kendala komunikasi dalam mensosialisasikan upaya promotif dan
preventif.
Komunikasi bahasa dan budaya menjadi kendala dalam upaya
promotif dan preventif. Istilah-istilah kesehatan yang kadang sulit
diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari menyulitkan penyampaian
informasi. Budaya yang melekat di masyarakat juga menjadi kendala
dalam merubah pola pikir dan perilaku, terutama kepercayaan
terhadap dukun bayi.
c. Paradigma sakit yang masih melekat di budaya masyarakat
Masyarakat pada umumnya mengakses pelayanan kesehatan jika
sudah dalam kondisi sakit. Masyarakat datang untuk mencari
pengobatan, bukan datang untuk mendapatkan konseling, informasi,
atau edukasi bagaimana supaya tidak sakit dan melahirkan yang
aman.
Kendala-kendala yang terjadi selama penyelenggaaan Konser Pianica dapat
diatasi dengan melakukan kegiatan lunch meeting dengan tujuan pembinaan
oleh kepala puskesmas, transfer knowledge dengan sejawat, dan pelatihan-
pelatihan diantaranya drill emergency (pelatihan keterampilan
kegawatdaruratan) sebagai tindak lanjut dari Konser Pianica AMP.
Gambar 12 Kegiatan Konser Pianica

Hambatan atau kendala yang melibatkan masyarakat diatasi dengan pendekatan


melalui MMD yang melibatkan semua elemen masyarakat. Peran orang-orang
terkemuka di masyarakat akan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
menerima perubahan.

D. DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH (25%)


10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi ini? (700 kata)
Konser Pianica memberikan dampak berupa terbentuknya komunikasi
partisipatif antara bidan dengan kader, pasien, keluarga, dan masyarakat
sehingga secara nyata akan menemukan permasalahan kesehatan yang terjadi
dan intervensi yang tepat terhadap masalah risiko tinggi pada bayi, anak, ibu
dan calon ibu. Kasus risiko tinggi yang masih memerlukan pendampingan akan
terus dipantau oleh kader dan bidan setempat. Hasil pendampingan tetap
dilaporkan oleh kader remaja kepada bidan. Selain itu, Konser Pianica
meningkatkan pengetahuan kader remaja melalui Konser Pianica sehingga
memudahkan remaja dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Dengan kontak yang berkelanjutan akan semakin banyak jumlah keluarga,
masyarakat dan lingkungan yang mendapatkan edukasi dan intervensi dari
petugas kesehatan. Edukasi dan intervensi ini diharapkan dapat merubah pola
pikir masyarakat yang semula mengakses pelayanan kesehatan pada saat sakit
(paradigma sakit) menjadi pola pikir bagaimana mencegah, mengendalikan dan
mengatasi masalah supaya tidak sakit atau jika sakit (paradigma sehat).
Bukti nyata perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
selain komunikasi partisipatif, kegiatan Siaga Konser Pianica bersama
kecamatan, perangkat desa, dan kader akan turun bersama-sama untuk
memberikan motivasi kepada sasaran dan keluarganya yang sulit untuk dibawa
ke tenaga kesehatan. Bukti nyata Konser Pianica dapat membuat perubahan
adalah:
1. Hasil laporan remaja tentang konseling sebaya yang telah dilakukan,
banyak remaja yang mengetahui dampak negative dari pernikahan dini
dan hal ini menjadi faktor utama menurunnya angka pernikahan dini di
wilayah Kecamatan Bululawang.
2. Dengan edukasi dari lintas sector terkait (Puskesmas, Polsek, Koramil,
Dinas kesehatan, KUA) bisa menekan penggunaan nabza dan kenakalan
remaja di wilayah kecamatan Bululawang.
3. Kader remaja dari masing-masing desa ikut serta dalam penggerakan desa
siaga, terutama tim pendonor darah yang bersinergi dengan inovasi ANC
Terpadu di puskesmas Bululawang.
Perubahan mindset bidan yang semula curative oriented pada orang sakit
menjadi promotive and preventive oriented. Dengan adanya penemuan aktif
oleh kader remaja, bidan dapat melakukan penyuluhan kepada ibu dan keluarga
bayi risiko tinggi tentang risiko kesehatan yang dialami, pencegahan untuk
menekan risiko kesehatan, dan upaya tindakan awal bila ada tanda-tanda
bahaya yang dihadapi.
Dengan komunikasi partisipatif, remaja dan masyarakat akan merasakan
dampak yang luar biasa dengan Konser Pianica. Bila remaja menemukan kasus
risiko tinggi, remaja segera bisa melaporkan ke bidan, sehingga tenaga
kesehatan segera dapat bertindak. Dengan komunikasi yang efektif, penemuan
kasus dan pengobatan dapat segera diberikan sehingga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Dengan adanya Konser Pianica, remaja dapat
belajar tentang kesehatan bayi, anak, ibu dan calon ibu. Bila remaja
memerlukan materi penyuluhan, remaja dapat meminta materi ke bidan dan
membaca materi yang dibutuhkan. Kemudahan komunikasi antara kader,
remaja, masyarakat, dan tenaga kesehatan dapat menjalin kedekatan emosional
sehingga memudahkan tenaga kesehatan dan kader memberikan penyuluhan
untuk perubahan perilaku kesehatan masyarakat. Harapannya, masyarakat akan
lebih mandiri dalam menghadapi masalah kesehatan dengan cara yang benar
dan aman.
Dampak ini dapat dilihat dan diukur dengan melakukan survei kepuasan
masyarakat yang dinilai dengan IKM atau SKM. Selain melalui survei, dampak
dapat juga diukur dengan melihat kinerja tahunan melalui penilaian SPM dan
PKP. Dampak yang dapat dilihat adalah peningkatan persalinan oleh tenaga
kesehatan, kenaikan angka kunjungan posyandu, penanganan kasus risiko tinggi
pada penanganan bumil risti (ibu hamil risiko tinggi) dan neonatal risti di wilayah
kecamatan Bululawang.

11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi? (700 kata)


a. Perbedaan yang menyolok yang dapat dilihat dengan adanya Konser
Pianica adalah aktifnya remaja sebagai kader kesehatan, screening
kesehatan pada bayi, anak, ibu dan calon ibu, meningkatnya penanganan
kasus risiko tinggi pada penanganan bumil risti dan neonatal risti,
kenaikan angka kunjungan posyandu, dan meningkatnya kunjungan ANC
terpadu di wilayah kecamatan Bululawang. Dengan adanya komunikasi
yang efektif, kader kesehatan secara aktif melaporkan kasus risiko tinggi
sehingga penanganan kasus risti segera dapat dilakukan oleh bidan
setempat. Dengan adanya pendampingan dan konseling remaja di wilayah
kecamatan Bululawang, pengetahuan remaja mengenai dampak negative
pernikahan dini dan penggunaan napza meningkat yang pada akhirnya
menurunkan angka pernikahan dini dan penggunaan napza oleh remaja.
Dengan adaya keaktifan kader melakukan penyuluhan kepada masyarakat
dan keperdulian Tim Konser Pianica, pencapaian kunjungan Posyandu
terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan ke depannya,
kunjungan Posyandu akan terus bertambah sebagai sarana pemantauan
tumbuh kembang bayi, anak dan sarana edukasi untuk ibu yang memiliki
balita. Perubahan lain yang tampak dengan adanya program Konser
Pianica adalah meningkatnya angka kunjungan ANC Terpadu di Puskesmas
Bululawang dan penangan jika ditemukan resiko, remaja juga berperan
aktif sebagai calon pendonor bagi ibu-ibu resti.
b. Gambar berikut menjelaskan perbedaan antara sebelum dilakukan dan
sesuadah dilakukan Program Konser Pianica.

Kegiatan Posyandu Remaja

Penyuluhan Ibu Hamil

Inovasi Remaja Dalam Merajut Tas


E. KEBERLANJUTAN (15%)
12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik? (500 kata)
Konser Pianica menitikberatkan pada program promotif preventif dengan
tujuan utama meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan bayi, anak, ibu dan calon ibu dengan komunikasi partisipatif.
Konser Pianica juga memberi naungan bagi remaja-remaja agar bisa memilih
dan belajar lebih baik tentang perubahan fisik dan psikis yang dialaminya dan
mampu membentuk benteng pertahanan pribadi dan bisa menyikapi pengaruh-
pengaruh yang negatif/merugikan.
Program Konser Pianica memberikan pelajaran yang sangat bermanfaat
bagi pemberi layanan dan pengambil kebijakan dalam merencanakan suatu
kegiatan. Menangani suatu masalah tidaklah semudah membalikan telapak
tangan, tetapi memerlukan banyak komponen pendukung seperti sumber daya
manusia, dana, kebijakan, dan yang tak kalah penting adalah kemauan semua
komponen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program yang
direncanakan. Koordinasi, kerjasama, dan keterbukaan informasi serta
menghilangkan ego sektoral memperlancar proses penyelenggaraan suatu
kegiatan.
Setiap pihak terkait, memahami tugas dan peran masing-masing sesuai
kewenangan yang dimiliki. Dalam membuat perencanaan kegiatan
mempertimbangkan kemampuan, potensi dan kendala yang ada sehingga
program dapat berhasil.
Komunikasi partisipatif dalam Konser Pianica memungkinkan untuk
melakukan intervensi sedini mungkin. Penemuan dini yang ditindaklanjuti
dengan penanganan segera akan mengeliminasi dampak permasalahan menjadi
luas. Dengan penemuan dan penanganan sedini mungkin akan menurunkan
biaya yang harus dikeluarkan dalam mengatasi masalah yang terjadi. Prinsip
efisiensi dan efektifitas yang dimanahkan UU Nomor 40/ 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan Peraturan Kesehatan Nomor 28/2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional dapat terwujud.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional yang padatahun 2019 diterapkan sistem
Universal Coverage, program Konser Pianica akan sangat strategis dan efektif
bagi Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dituntut
mengedepankan program promotif preventif.

13. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan direplikasi? (500kata)


a. Keberlanjutan program ini tidak bisa dilepaskan dari ketersedian
pendanaan. Selama ini, program Konser Pianica didukung anggaran dari
Dana Desa untuk pemanfaatan UKBM, Swadaya Masyarakat, dan BOK.
Saat ini seluruh desa di wilayah Kecamatan Bululawang telah ikut
berperan aktif dalam pengalokasian dana guna meningkatkan kualitas
dan kesinambungan program yang telah dibuat.
b. Dalam hal sumberdaya manusia (bidan desa) dan manajemen Puskesmas,
dengan mekanisme lokakarya mini, lunch meeting dan pelatihan
peningkatan kapasitas petugas memungkinkan kemampuan sumberdaya
manusia semakin baik. Dengan melibatkan masyarakat terutama remaja
dalam Konser Pianica, masyarakat akan semakin peduli dan aktif
berpartisipasi dalam mempertahankan dan melanjutkan program
tersebut.
c. Prospek untuk replikasi di tingkat Kabupaten Malang sangat besar
peluangnya mengingat di setiap desa yang ada di Kabupaten Malang
sudah ada satu orang bidan desa yang merupakan pelaku utama dalam
kegiatan Konser Pianica dan kader kesehatan. Bukan hanya di Kabupaten
Malang, program ini juga dapat direplikasi tingkat nasional mengingat
jumlah remaja di Indonesia yang cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai