1 Akibat Hukum Bila Pemalsuan Isi Rekam Medis Oleh Dokter

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

A.

PENDAHULUAN
Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Ketentuan Hukum rekam medis ditetapkan dalam
Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Keberadaan
rekam medis diperlukan dalam sarana pelayanan kesehatan,baik ditinjau dari segi
pelaksanaan praktek pelayanan kesehatan maupun dari aspek hukum.
Peraturan hukum yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan
kesehatan mencakup aspek hukum pidana, hukum perdata dan hukum administrasi.
Dari aspek hukum, rekam medis dapat dipergunakan sebagai alat bukti dalam
persidangan perkara hukum.
Bagian penting dalam hubungan dokter pasien adalah kepercayaan. Untuk
menerima perawatan medis, seorang pasien harus membuka rahasia kepada dokter
mengenai informasi yang mungkin tidak ingin diketahui orang lain. Mereka
memiliki alasan yang kuat mempercayai dan mempercayakan dirinya pada dokter,
hal ini terjadi karena dokter telah dinyatakan sebagai seorang professional.
Kepercayaan ini mengandalkan kompetensi dan kesediaan dokter untuk
memperdulikan pasien, sehingga seorang pasien harus bias dengan perasaan lega
dan aman serta tidak khawatir menaruh kepercayaan kepada dokternya, bahwa
rahasia yang diceritakan kepada dokter tidak akan diungkapkan lebih lanjut olehnya.
Dengan demikian ia bebas dan sejujurnya mau menceritakan segala sesuatu yang
dirasakan kepada dokter.
Hak atas rahasia medis adalah hak pasien untuk meminta agar rahasia yang
diceritakan kepada dokter tidak diungkapkan lebih lanjut. Namun pasien juga bisa
mengizinkan sang dokter untuk mengungkapkan kepada pihak yang berkepentingan.
Pasien pun bias melepaskan haknya untuk memperoleh informasi sehingga
memutuskan untuk tidak diberitahukan penyakit apa yang dideritanya. Salah satu
alasan mengapa Menteri Kesehatan menerbitkan Peraturan Tentang Rekam medis
adalah : Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun1966 Tentang Wajib Simpan
Rahasia kedokteran. Pada penjelasannya disebutkan bahwa Setiap orang harus
dapat meminta pertolongan kedokteran dengan perasaan aman dan bebas. Ia harus

1
dapat menceritakan dengan hati terbuka segala keluhan yang mengganggunya, baik
bersifat jasmaniah maupun rohaniah, dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk
menyembuhkan dirinya. Ia tidak boleh merasa khawatir bahwa segala sesuatu
mengenai keadaannya akan disampaikan kepada orang lain, baik oleh dokter
maupun oleh petugas kedokteran yang bekerjasama dengan dokter tersebut.
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis dapat
dibedakan dalam dua kategori, antara lain1:
1. Informasi yan gmengandung nilai kerahasiaan
Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan disini meliputi semua laporan
atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai hasil
pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.
Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak
berwenang, karena menyangkut individu langsung yaitu si pasien. Walaupun
begitu, perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan pasien kepada
pasien maupun keluarganya oleh pihak rumah sakit selain dokter sama sekali
tidak diperkenankan. Pemberitahuan menyangkut penyakit pasien kepada
pasien/keluarga menjadi tanggung jawab dokter pasien, pihak lain tidak
memiliki hak sama sekali.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan yang dimaksud adalah
perihal identitas (nama, alamat, dan lain-lain) serta informasi yang tidak
mengandung informasi riwayat medis. Lazimnya, informasi ini terdapat
dalam lembaran paling depan berkas rekam medis rawat jalan maupun rawat
inap.
Dokter sebagai pemegang peran dalam pelayanan kesehatan wajib
merahasiakan segala sesuatu yang dilihat, didengar, dimengerti, atau dijabarkannya
mengenai pasiennya (Pasal 51 huruf c). Hak atas rahasia pada hakekatnya milik
pasien. Dokter harus menghormati informasi rahasia milik pasien. Isi rekam medis
hakikatnya didalamnya terdapat rahasia medis adalah hak pasien (Pasal 52 huruf e

1
DepartemenKesehatanRI,Pedoman PengelolaanRMRumah SakitDi Indonesia,DirjenPelayananMedik,Jakarta, 1997
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004). Dokter tidak memiliki hak atas rahasia
medis melainkan mempunyai kewajiban untuk berdiam diri bila ia dipanggil selaku
saksi dipengadilan. Didepan hakim ia mempunyai hak undur diri mengenai apa yang
ia harus rahasiakan.
Rahasia kedokteran hanya dapat dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien
,memenuhi aparatur penegak hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan Undang-undang, merupakan pengecualian kewajiban dokter terhadap
kerahasiaan informasi pasien. Wajib simpan rahasia adalah suatu perintah yang
diperoleh atas jabatan yang diemban. Namun manakala keadaan menentukan
lainmaka perintah ini pun bias berubah dan disimpangi. Rahasia kedokteran ini
dijaga sangat baik oleh pelaku profesi tidak semata-mata untuk kepentingan jabatan
saja tetapi untuk menghindarkan pasien dari hal-hal yang merugikan karena
terbongkarnya informasi kesehatannya.
Beberapa kewajiban pokok yang menyangkut isi rekam medis berkaitan
dengan aspek hukum adalah:
1. Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat dan
langsung;
2. Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, dianggap tidak dilakukan;
3. Rekam medis harus berisikan fakta dan penilaian klinis;
4. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dicatat dan dibubuhi
paraf;
5. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca :
a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah baca
dapat berakibat fatal.
b. Tulisan yang tidak bisa dibaca, dapat menjadi bukti yang memberatkan di
pangadilan.
6. Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman sejawat
atau tenaga kesehatan yang lainnya;
7. Jika salah menulis, apabila terjadi salah tulis maka coretlah dengan satu garis
dan diparaf, sehingga yang dicoret masih bisa dibaca;
8. Jangan melakukan penghapusan, menutup dengan tip-ex atau mencorat-coret

3
sehingga tulisan yang salah tidak bisa dibaca ulang;
9. Bila melakukan koreksi dikomputer, diberi space untuk perbaikan tanpa
menghapus isi yang salah;
10. Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apapun karena dapat diancam
pidana karena tindakan pemalsuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Keberadaan rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan
berhubungan dengan akibat hokum yang dapat terjadi dalam setiap praktek
pelayanan kesehatan. Beberpa hal yang berhubungan langsung antara rekam medis
dengan hokum adalah sebagai berikut :
1. Kepemilikan rekam medis dan konsekuensi Hukumnya;
2. Penanggung jawab atas rekam medis;
3. Sanksi pelanggaran atas ketentuan rekam medis;
4. Fungsi rekam medis dalam pembuktian perkara hokum di
pengadilan.
Perbuatan pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran terhadap kebenaran dan
kepercayaan, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau bagi orang lain.
Suatu pergaulan hidup yang teratur di dalam masyarakat yang teratur dan maju tidak dapat
berlangsung tanpa adanya jaminan kebenaran atas beberapa bukti surat dan alat tukarnya.
Karenanya perbuatan pemalsuan dapat merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup dari
masyarakat tersebut.2
R Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta
Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 195) mengatakan bahwa yang
diartikan dengan surat dalam bab ini adalah segala surat, baik yang ditulis dengan tangan,
dicetak, maupun ditulis memakai mesin tik, dan lain-lainnya.3
Dari pendahuluan dan sebab-sebab di atas, maka dapat dicari perumusan
masalahnya yaitu: “Bagaimana akibat hukum pemalsuan isi rekam medis oleh dokter yang
disengaja?”

2
Ibid
3
R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal. Politeia: Bogor.

5
C. PEMBAHASAN
Rekammedisterkait denganstandarpelayananrumahsakit dan
pelayanan kesehatan. Penyediaan fasilitas rekam medis merupakan alat
buktidalamprosespelayanankesehatanyang telahdiberikan padapasien. Ketentuan
rekammedisditetapkandalamrangkauntukmembina organisasi
danmanagementrumahsakit.
Dasarpertimbangan perlunyapenyediaanrekammedismenurut
PermenkesRekamMedisadalahdalamrangkamewujudkan derajat
kesehatanyangoptimalbagimasyarakatperluadanyapeningkatan mutu
pelayanankesehatan.Disamping itu,dalampeningkatan mutupelayanan
kesehatanharusdisertai adanyasaranapenunjangyangmemadai,antara lain
melaluipenyelenggaraan rekammedispadasetiapsaranapelayanan
kesehatan.Dengandemikian, rekammedis merupakanhakbagipasienyang
perludisediakanterutamauntukkepentinganpelayanan yangoptimal.
Definisi rekammedis menurutYusufHanafiah&AmriAmir adalah kumpulan
keterangantentangidentitas,hasilanamnesis,pemeriksaandan catatansegalakegiatan
parapelayanan kesehatanataspasiendariwaktuke waktu.(1999:59).
Menurut Sofwan Dahlan latar belakang perlunya dibuat rekam
medisadalah untukmendokumentasikansemuakejadian yangberkaitan
dengankesehatanpasiensertamenyediakanmediakomunikasi diantara
tenagakesehatanbagikepentingan perawatanpenyakitnyayangsekarang
maupunyangakandatang(2000:73).
Hal-halyangharusdicantumkan dalamrekammedisadalahsebagai berikut:
- Identitaspenderita;
- Riwayatpenyakit;
- Laporanpemeriksaanfisik;
- Instruksi diagnostik dan terapeutik yang ditandatangani oleh dokter
yangberwenang;
- Catatanpengamatanatauobservasi;
- Laporantindakandanpenemuan;
- Ringkasanriwayatpadawaktupasienmeninggalkansaranapelayanan kesehatan;
- Kejadian-kejasianyangmenyimpang
Pasal13PermenkesRekamMedismenyatakan:Rekammedisdapat
dipakaisebagai:
a. Pemeliharaankesehatandanpengobatanpasien;
b. Alatbuktidalamprosespenegakanhukum;
c. Keperluanpenelitiandanpendidikan;
d. Dasarpembayarbiayapelayanankesehatan. e.
Datastatistikkesehatan.
IDI jugamenerbitkanfatwaIDItentangRM,dalamSK No.315/PB/A.4/1988
yangmenekankanbahwapraktekprofesikedokteran harusmelaksanakan
RM.Fatwainitidaksajauntukdokteryangbekerja di
rumahsakit,tetapijugauntukdokterpraktekpribadi(JusufHanafah&
AmriAmir,1999:58).
DaripernyataanIDI tersebut,penyediaanfasilitasrekammedis
bersifatwajib.Sanksiyangdapatdijatuhkanataspelanggaraan penyediaan
rekammedisadalahsebagaiberikut:
- Pasal17PermenkesRekamMedismenyatakan:pelanggaranterhadap ketentuan-
ketentuan dalamperaturaninidapatdikenakansanksi
administratifmulaidariteguranlisansampaipencabutansuratijin;
- Pasal79hurufbUUPraktekKedokteran menyatakan :dipidanadengan
pidanakurunganpalinglama1(satu)tahunataudendapalingbanyak Rp.
50.000.000,-(Limapuluhjutarupiah),setiapdokterataudoktergigi yang dengan
sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana
dimaksuddalamPasal46ayat (1).
Beberapakewajibanpokokyangmenyangkutisirekammedisberkaitan dengan
aspek hukumadalah:
1. Segalagejalaatauperistiwayangditemukanharusdicatatsecaraakurat dan langsung
2. Setiaptindakanyangdilakukantetapitidakditulis,secarayuridisdianggap tidak
dilakukan
3. Rekammedis harus berisikanfakta dan penilaian klinis
4. Setiaptindakanyangdilakukanterhadappasienharusdicatatdandibubuhi paraf

7
5. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca (juga oleh orang lain)
a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah baca dapat
berakibat fatal.
b. Tulisan yang tidak bisa dibaca, dapat menjadi bumerang bagi si penulis, apabila
rekam medis ini sampai ke pangadilan.
6. Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman sejawat atau
tenaga kesehatan yang lainnya.
7. Jikasalahmenulis,coretlahdengansatugarisdandiparaf,sehinggayang dicoret masih
bisa dibaca.
8. Janganmelakukanpenghapusan,menutupdengantip-exataumencorat- coret sehingga
tidak bisa dibaca ulang.
9. Bilamelakukankoreksidikomputer,diberispaceuntukperbaikantanpa menghapus isi
yang salah.
10. Janganmerubahcatatanrekammedisdengancaraapapunkarenabisa dikenai pasal
penipuan.
Pemalsuan surat juga diatur dalam Bab XII buku II KUHP, dari Pasal 263 s.d
276, yang dapat dibedakan menjadi 7 macam kejahatan pemalsuan surat, yakni:
a. Pemalsuan surat pada umumnya (263)
b. Pemalsuan surat yang diperberat (264)
c. Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akta autentik (266)
d. Pemalsuan surat keterangan dokter (267, 268)
e. Pemalsuan surat-surat tertentu (269, 270 dan 271)
f. Pemalsuan surat keterangan pejabat tentang hak milik (274)
g. Menyimpan bahan atau benda untuk pemalsuan surat (275).
Perbuatan pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran terhadap kebenaran
dan kepercayaan, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau bagi
orang lain. Suatu pergaulan hidup yang teratur di dalam masyarakat yang teratur dan
maju tidak dapat berlangsung tanpa adanya jaminan kebenaran atas beberapa bukti
surat dan alat tukarnya. Karenanya perbuatan pemalsuan dapat merupakan ancaman
bagi kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut.4
R Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 195) mengatakan
bahwa yang diartikan dengan surat dalam bab ini adalah segala surat, baik yang
ditulis dengan tangan, dicetak, maupun ditulis memakai mesin tik, dan lain-lainnya.5
Perbuatanpemalsuanternyatamerupakansuatu jenispelanggaranterhadap dua
norma dasar :
a. Kebenaranataukepercayaanyangpelanggarannyadapattergolongdalam kelompok
kejahatan penipuan.
b. Ketertibanmasyarakatyangpelanggarannyatergolongdalamkelompok kejahatan
terhadap Negara/ ketertiban umum.
Perbuatanpemalsuansesungguhnyabarudikenaldidalam suatumasyarakat
yangsudah maju,dimanasurat,uanglogam,merekatau tandatertentu dipergunakan
untuk mempermudahlalu-lintas hubungan didalammasyarakat.
Perbuatanpemalsuandapatdigolongkanpertama-tamadalam kelompok
kejahatan“penipuan”, tetapitidak semuaperbuatanpenipuanadalahpemalsuan.
Perbuatanpemalsuantergolongkelompokkejahatanpenipuan,apabila seseorang
memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan atas sesuatu barang (surat) seakan-
akan asliatau kebenaran tersebutdimilikinya.Karenagambaraniniorang
lainterpedayadanmempercayaibahwakeadaanyangdigambarkanatasbarang/
surattersebutituadalahbenaratauasli.
Pemalsuanterhadaptulisan/suratterjadiapabila isinya atassuratituyang tidak
benar digambarkan sebagai benar. Definisi ini terlalu luas, hinggadapat termasuk
semua jenis penipuan. Menurut seorang sarjana, kriteria untuk pemalsuan harus
dicari didalam cara kejahatan tersebut dilakukan. Dalam berbagai jenis
perbuatanpemalsuan yang terdapatdalamKUHP dianut azas:
a. Disampingpengakuanterhadap azashakatasjaminankebenaran/keaslian sesuatu
tulisan/surat,perbuatanpemalsuan terhadapsurat/tulisan tersebut harus dilakukan
dengan tujuan jahat.

4
Op Cit
5
Op Cit

9
b. Berhubungtujuanjahatdianggapterlaluluasharusdisyaratkanbahwa
pelakuharusmempunyainiat/maksuduntuk menciptakananggapanatas sesuatu
yang dipalsukansebagai yang asliatau benar.
Untuk perbuatan pemalsuan yang dapatdihukum, pertama-tamadisyaratkan
bahwayangdipalsutelahdipergunakandanbahwa“niat/maksud”nyaharus terdiriatas
“untukdipergunakan”. “Niatataumaksud”untukmempergunakan barang yang dipalsu
membedakan tindak pidana pemalsuan dari jenis tindak
pidanaterhadapkekayaan.Dalam tindakpidanaterhadapkekayaanharusterdapat
suatuniat/ maksudpadapelakuuntukmenguntungandirinyaatau suatukerugian
bagioranglain.Dalam pemalsuan uangdantulisan/surat,unsurniat/maksudatau
unsurkerugiantidakmerupakanmasalahyangpenting.Setiappebuatanyang dapat
dihukum harus terdiri pertama-tama atas pelanggaran terhadap hak-hak
kekayaanseseorangsebagaitujuandaripelaku,sedangkandalampemalsuantidak
demikianhalnya,berhubungperbuatanpemalsuandianggapsebagaimenimbulkan
bahaya umum.
Suatu perbuatan pemalsuan dapat dihukum apabila terjadi perkosaanterhadap
jaminan/ kepercayaan dalamhal mana:
a. Pelakumempunyainiat/maksudmempergunakansesuatubarangyang tidakbenar
denganmenggambarkankeadaanbarangyangtidakbenaritu seolah-olah benaratau
mempergunakansesuatubarangyangtidak asli seolah-
olahasli,hinggaoranglainpercayabahwabarangtesebutadalah
b. Benar dan asli dan karenanya orang lain
terpedaya.Unsurniat/maksudtidakperlumeliputiunsurmenguntungkandirisendiri
atau orang lain (sebaliknya dari berbagai jenis perbuatan penipuan).
c. Tetapiperbuatantersebutharusmenimbulkansuatubahayaumumyang khususdalam
pemalsuantulisan/suratdansebagainyadirumuskandengan mensyaratkan
“kemungkinan kerugian” dihubungkan dengan sifat daripada tulisan/
surattersebut.
KejahatanpemalsuanyangdimuatdalamKUHPdigolongkanmenjadi4
golongan, yakni:
a. Kejahatan sumpahpalsu.
b. Kejahatan pemalsuan uang.
c. Kejahatan pemalsuanmaterai dan merk.
d. Kejahatan pemalsuan surat.
Membuatsuratpalsu adalahmembuatsebuahsuratyangseluruh atau sebagian
isinyapalsu. Palsuartinyatidakbenarataubertentangandenganyang
sebenarnya.Membuat surat palsu inidapat berupa:
a. Membuatsebuahsuratyangsebagianatauseluruhisisurattidaksesuaiatau
bertentangan dengan kebenaran. Membuat surat yang demikian disebut
denganpemalsuanintelektual.
b. Membuat sebuah surat yang seolah-olah surat itu berasal dari orang lain
selain si pembuat surat. Membuat surat palsu yang demikian ini disebut
denganpemalsuanmateril. Palsunya suratatautidakbenarnyasuratterletak pada
asalnya atau si pembuat surat. 6

Disampingisinyadan asalnyasurat yangtidak benardari pembuatsurat palsu,


dapatjuga tanda tangannya yang tidak benar. Hal ini dapat terjadi dalamhal misalnya:
a. Membuatdenganmenirutandatanganseseorangyangtidakadaorangnya,
sepertiorangyangtelahmeninggalduniaatausecarafiktif (dikarang- karang).
b. Membuat dengan meniru tanda tangan orang lain baik
denganpersetujuannyaataupun tidak.
Sedangkan perbuatan memalsusuratadalah berupaperbuatanmengubah
dengancara bagaimanapunolehorangyangtidakberhak atassebuah suratyang
berakibatsebagianatau seluruhisinyamenjadilain/berbedadengan isisurat
semula.Tidakpentingapakahdenganperubahanitulaluisinyamenjadibenar atau tidak
ataukah bertentangan dengan kebenaran ataukah tidak, bila perbuatan mengubah itu
dilakukan oleh orang yang tidak berhak, memalsu surat telah terjadi. Orang yang
tidakberhak itu adalah orangselain si pembuat surat.
Didalam suratterkandungartiataumaknatertentudarisebuahpikiran,yang
kebenarannyaharusdilindungi.Diadakannya kejahatanpemalsuansuratini

6
AdamiChazawi,KejahatanTehadapPemalsuan,GrafindoPersada,Jakarta,2002,hal 100

11
ditujukanpadaperlindunganhukumterhadapkepercayaanmasyarakatterhadap
kebenaran akan isi surat.
PemalsuansuratdiaturdalamBabXIIbukuIIKUHP,dariPasal263s.d 276, yang
dapat dibedakan menjadi 7macamkejahatan pemalsuansurat,yakni:
a. Pemalsuan surat pada umumnya (Pasal 263 KUHP)7
Kejahatan pemalsuan surat umumnya adalah berupa pemalsuan surat
dalambentuk pokok (bentuk standar) yang dimuat dalamPasal 263, yaitu:
(1)Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebanan hutang, atau yang
diperuntukkansebagai buktidaripadasesuatu haldengan maksuduntuk
memakai ataumenyuruh orang lainmemakaisurat tersebut seolah-olah
isinyabenar dantidak dipalsu,dipidanajika pemakaiantersebutdapat
menimbulkankerugian, karenapemalsuansurat,dengan pidanapenjara
palinglama6tahun.
(2)Dipidanadenganpidana yangsama,barangsiapa dengansengajamemakai
suratpalsuatauyangdipalsukanseolah-olah asli, jikapemakaiansurat itu dapat
menimbulkan kerugian.
Membuatsuratpalsu, memalsusurat dapatterjadiselainterhadapsebagian atau
seluruhisi surat, dapat juga padatanda tangansi pembuat surat. Misalnya:
1. Amembuatsuratseolah-olahberasaldariBdanmenandatanganisuratitu dengan
meniru tanda tangan B
2. AmengisikertaskosongyangsudahadatandatangandariBdisebut
blanco-sein.
3. Amembuatsuratmenandatanganiyasendiri tetapi isinya tidak benar.
Dalam arrestHR(14-4-1913)yangmenyatakanbahwa:barangsiapadi bawah
suatu tulisan membubuhkan tanda tangan orang lain sekalipun atas perintah
danpersetujuanorang tesebut telah memalsukantulisanitu.
Perbedaanprinsipantaraperbuatan membuatsuratpalsudanmemalsu
surat,adalahbahwamembuatsuratpalsuataumembuatpalsusurat, sebelum

7
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
perbuatandilakukan,belumadasurat,kemudiandibuatsuatusuratyangisinya sebagian
atau seluruhnya adalah bertentangandengan kebenaran atau palsu.
Seluruhtulisandalam surat itudihasilkanolehperbuatanmembuatsuratpalsu.
Suratyang demikiandisebutdengansuratpalsuatausurat tidak asli. Berbeda
denganperbuatanmemalsusurat,sebelum perbuatanitu dilakukan, sudahada
sebuahsurat(disebutsuratasli).Kemudianpadasuratyangasliini,terhadap isinya
(termasuktandatangandannamasipembuatasli)dilakukanperbuatan
memalsuyangakibatnyasuratyangsemulabenarmenjadisuratyangsebagian
atauseluruhisinyatidakbenardanbertentangandengankebenaranataupalsu.Surat yang
demikian disebut dengan surat yang dipalsu.
Unsurkesalahandalam pemalsuansuratpadaayat(1),yaknidengan maksud
untukmemakai atau menyuruh orang lain memakaisurat palsu atau surat
dipalsuituseolah-olahisinyabenardantidakdipalsu.Maksudyangdemikian
harussudahadasebelum atausetidak-tidaknyapadasaatakanmemulaiperbuatan itu.
Pada unsur atau kalimat “seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu”
mengandungmakna:
(1)Adanyaorang-orangyangterperdayadengandigunakannyasurat-surat
yang demikian
(2)Suratituberupaalatyangdigunakanuntukmemperdayaorang,orang
manaadalahorangyang menganggapsuratituaslidan tidak palsu,yakni
orangterhadapsiapamaksudsurat itudigunakan,bisaorang-orangpada umumnya
dan bisajugaorang tertentu.
Unsurlaindaripemalsuansuratdalam ayat(1),ialahjika pemakaisurat
palsuatausuratdipalsu tersebutdapatmenimbulkankerugian.Kerugianyang timbultidak
perlu diinginkan atau dimaksudkan petindak. Tidak adaukuran-
ukurantertentuuntukmenentukanakanadanya kemungkinankerugian jikasurat
palsuatau suratdipalsu itu dipakai, hanyabedasarkan padaakibat-akibatyang
dapatdipikirkanolehorang-orangpadaumumnyayangbiasanyadapatterjadidari
adanyapenggunaansuratsemacamitu.Tidakpentingbagisiapakerugianyang dapat
timbul akibat pemakaian surat palsu atau surat yang dipalsu itu.
Oleh karena dipisahnya antara kejahatan membuat surat palsu dan

13
memalsusuratdengan memakaisuratpalsu atausuratdipalsu,makaterhadaphal yang
demikian dapatterjadipelanggaran ayat(1)dan pelanggaran ayat(2)dapat
dilakukanolehorang yangsama.Artinyapetindakmenghendaki melakukan
perbuatanmemakai,iasadarbahwa suratyangiagunakanituadalahsuratpalsu atausurat
dipalsu, ia sadarataumengetahui bahwapenggunaansurat ituadalah seolah-olah
pemakaian surat asli dan tidak dipalsu, ia sadar atau mengetahui
bahwapenggunaansuratitudapatmenimbulkankerugian.Unsurkesengajaan yang
demikian harus dibuktikan.
IsiPasal263 KUHP tentang pemalsuan dokumenmengandung duaunsur
yaitumembuatsuratpalsudanmemalsukan surat.Perbuatan membuatsuratpalsu
ataumembuatpalsusurat,sebelum perbuatandilakukan,belum adasurat,
kemudiandibuatsuatusuratyangisinya sebagianatauseluruhnyaadalah
bertentangandengankebenaranataupalsu.Seluruhtulisandalam surat itu dihasilkan
olehperbuatanmembuatsuratpalsu.Suratyangdemikiandisebut dengansurat
palsuatausurattidakasli.Berbedadenganperbuatanmemalsusurat, sebelum
perbuatanitudilakukan,sudahadasebuahsurat(disebutsuratasli).
Kemudianpadasuratyangasli ini, terhadapisinya(termasuktanda tangandan
namasipembuatasli)dilakukan perbuatan memalsu yangakibatnyasuratyang
semulabenarmenjadisuratyang sebagianatauseluruhisinyatidakbenardan bertentangan
dengan kebenaran atau palsu. Surat yang demikian disebut dengan surat yang dipalsu.
D. KESIMPULAN
1. Perbuatan pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran terhadap kebenaran dan
kepercayaan, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau bagi orang
lain. Suatu pergaulan hidup yang teratur di dalam masyarakat yang teratur dan maju
tidak dapat berlangsung tanpa adanya jaminan kebenaran atas beberapa bukti surat dan
alat tukarnya. Karenanya perbuatan pemalsuan dapat merupakan ancaman bagi
kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut.
2. Keberadaan rekam medis pada sarana pelayanan kesehatanberhubungan
denganakibathukumyangdapatterjadidalamsetiappraktek pelayanankesehatan
3. Perbuatan pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran terhadap kebenaran dan
kepercayaan, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau bagi orang
lain. Suatu pergaulan hidup yang teratur di dalam masyarakat yang teratur dan maju
tidak dapat berlangsung tanpa adanya jaminan kebenaran atas beberapa bukti surat dan
alat tukarnya. Karenanya perbuatan pemalsuan dapat merupakan ancaman bagi
kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut.
4. R Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Serta
Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 195) mengatakan bahwa
yang diartikan dengan surat dalam bab ini adalah segala surat, baik yang ditulis dengan
tangan, dicetak, maupun ditulis memakai mesin tik, dan lain-lainnya
5. Pemalsuan isi rekam medis oleh dokter yang disengaja dapat dikategorikan di dalam
pemalsuan surat pada umumnya.
6. Pemalsuan isi rekam medis dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum
karena melanggar ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 263, yaitu:
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebanan hutang, atau yang
diperuntukkansebagai buktidaripadasesuatu haldengan maksuduntuk memakai
ataumenyuruh orang lainmemakaisurat tersebut seolah-olah isinyabenar dantidak
dipalsu,dipidanajika pemakaiantersebutdapat menimbulkankerugian,
karenapemalsuansurat,dengan pidanapenjara palinglama6tahun.
(2) Dipidanadenganpidana yangsama,barangsiapa dengansengajamemakai
suratpalsuatauyangdipalsukanseolah-olah asli, jikapemakaiansurat itu dapat
menimbulkan kerugian.

15
AKIBAT HUKUM PEMALSUAN ISI REKAM MEDIS OLEH
DOKTER YANG DISENGAJA
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TAKE HOME EXAM
MATA KULIAH HUKUM REKAM MEDIK DAN INFORMED CONSENT

Pengampu:
DR. HADI SULISTYANTO, SPPD, M.H.KES, FINASIM

Oleh:
RIZQI AMANULLAH, S.KM
NIM: 15.C2.0045

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM KESEHATAN


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2017

Anda mungkin juga menyukai