Usuln Pnelitian Baru
Usuln Pnelitian Baru
BAB I
PENDAHULUAN
pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di
infeksi Helicobacter pylori) dan faktor protektif (sekresi bikarbonat, mucus dan
dan hepatobiliar terbagi dari 8 kategori besar yaitu : Obat pencernaan jenis
antasida (obat maag) dan antiulserasi, Obat pencernaan jenis regular GIT,
antispasmodik, Obat diare (obat sakit perut), Obat pencernaan jenis laksatif
atau obat pencahar (obat sembelit), Obat pencernaan jenis digestan, Obat
1
2
pada dosis penggunaan atau harganya sangat mahal; obat tersebut paling
studi dan temuan telah menunjukkan bahwa pemakaian obat jauh dari
keadaan optimal dan rasional. Yang jelas masih banyak hal yang dapat
peresepan obat.
dengan kebutuhan kliniknya, pada dosis yang tepat secara individual, waktu
tepat indikasi, tidak tepat dosis, tidak tepat waktu pemberian dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1957) bahwa peran rumah sakit tidak dapat dipisahkan dari keutuhan
pelayanan kesehatan.
rawat tinggal dan rawat jalan yang menjangkau keluarga dan lingkungan
rehabilitatif.
5
6
kompleks dan unik, karena sifat dari rumah sakit adalah padat karya,
padat moral serta padat ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun fungsi
berikut :
Rumah Sakit yang dikelola sendiri timbul pada masa kerja Gubernur
Rumah Sakit Umum Provinsi “Undata” yang berasal dari Bahasa Kaili
dengan “Dialek Rai” yang berarti “obat kita semua”. Kapasitas tempat
tidur pada saat itu berjumlah 50 buah dan pegawai yang disediakan oleh
menjadi 500 tempat tidur. Dokter yang pernah menjabat sebagai Direktur
sekarang.
a. Visi
b. Misi
3. Bentuk pelayanan
1. Ruangan direktur
4. Gudang
4. Struktur Organisasi
Program dan Evaluasi. Bidang Pelayanan Medis terdiri dari 3 (tiga) Sub
Bidang Keperawatan terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu Sub Bidang
dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Program dan Evaluasi terdiri dari 3 (tiga) Sub Bidang yaitu Sub Bidang
administrasi.
pelayanan IFRS.
12
profesional.
kesehatan.
penderita
14
Pelayanan
yang tepat kita perlu mengenal juga sistem pencernaan kita. Adapun
berikut:
1. menerima makanan
pencernaan)
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam
dan sebagainya.
Obat pencernaan jenis ini diunakan untuk diare non spesifik artinya
Obat pencernaan jenis ini digunakan pada masalah sembelit atau sulit
saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang
bermasalah.
tersebut:
1. Pemilihan obat yang tepat bagi setiap penderita. Pada saat ini kita
2. Masalah dosis yang tepat, dosis yang menghasilkan efek terapi yang
3. Masalah obat ditinjau dari dimensi yang lebih luas, yaitu dampak
masyarakat.
19
seperti berikut.
ini, tetapi bagi pasien yang harus membayar atau bagi sistem
rasionalan.
pemakaian obat yang tidak tepat. Ini dapat dilihat secara individual
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain studi terdiri atas dua jenis yaitu : Retrospektif adalah desain
studi dari data pengobatan penderita di rumah sakit yang terapinya telah
selesai. Pada penelitian ini desain retrospektif diambil dari data bulan
21
22
selama selama periode Januari - Juni 2010. Dan data yang diambil
pencernaan.
E. Difinisi Operasional
pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.
Mengingat jenis penelitian ini adalah deskriptif, maka data yang diperoleh
menghitung prosentasenya.
24
BAB IV
A. Hasil penelitian
1 Antasida dan 155 158 158 162 162 169 964 28,73%
antiulserasi
2 jenis regular GIT , 154 155 159 163 166 166 963 28,76%
antifatulen dan
anti inflamasi
Regular GIT
(gastrointestinal)
3 jenis 154 154 157 157 159 164 945 28,22%
antispasmodik
4 Diare 38 38 39 40 45 47 247 7,37%
5 Jenis laksatif atau 32 32 40 41 41 43 229 6,83%
obat pencahar
(obat sembelit)
Jumlah 3348 100%
= 229 x 100 %
3348
= 6,83%
25
B. Pembahasan
saluran cerna di Rumah Sakit Umum Undata palu selama periode Januari
sampai Juni 2010 sangat berfariatif dan cenderung meningkat dari bulan
umum diresepkan oleh dokter selama periode Januari sampai Juni 2010,
964 lembar resep (28,73%), jenis regular GIT , antifatulen dan anti
(6,83%), dan Jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit) 247
resep antipeptik ulser ditulis oleh dokter umum. Hal ini disebabkan
yang menulis resep antipeptik ulser cukup besar, karena ada beberapa
dan amoksisilin.
penderita pengguna obat antipeptik ulser paling banyak adalah <4 hari,
non generic disebabkan oleh berbagai alasan : tidak semua obat tersedia
27
dan 19,57%. Hal ini disebabkan obat antipeptik ulser sebagian besar
umum seperti mual, muntah dan dyspepsia, dan bukan untuk mengobati
ulser yang diberikan juga ada yang mempunyai efek samping mual dan
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Undata Palu Makassar
2. Lima peringkat teratas yang sering diresepkan oleh dokter antara lain
(6,83%), dan Jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit) 247
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswarna, S., 1980, “Farmakologi dan Terapi”, Edisi IV, PT. Intermas,
Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1197/MenKes/SK/X/2004, Tanggal 19 Oktober 2004, Tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta
Sirgar Charles J.P, 2003, “ Farmasi Ruma Sakit Teori dan Terapan”, Penerbit
EGC Kedokteran, Jakarta 22, 89
Supardi, Wijaya, dan Mulangsih, (1989), Pola Punulisan Resep Obat Generik
Diapotik, Majalah Medika Jurnal Kedokteran Dan Farmasi.
Tjay T.H., dan Rahardja K., 1986, “Obat – Obat Penting”, Edisi Ke IV, Direktur
Jenderal Obat dan Makanan, Departeman Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 16 -20, 26, 42-44, 48-58.
Quick, J.D.1997, Managing Drug Supply, 2nd Ed., bab III D.28. 422–437,
Kumarian Press, West Hartford
Pengumpulan Data
Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 1. Skema.
32