Anda di halaman 1dari 15

JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KADAR ASAM URAT PADA


USIA PRODUKTIF DI POSBINDU PTM DESA SUMBERTEBU
KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

JAMILA

1422010018

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2018
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KADAR ASAM URAT PADA USIA
PRODUKTIF DI POSBINDU PTM DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL
KABUPATEN MOJOKERTO

Jamila
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto
Jamilaputri113@gmail.com

Abstrak
Perubahan gaya hidup di era globalisasi dapat memicu terjadinya penyakit
degeneratif salah satunya asam urat, Asam urat merupakan suatu penyakit akibat
perubahan metabolisme tubuh yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat.
Tujuan penelitian adalah mengetahui korelasi gaya hidup dengan kadar asam urat pada
usia produktif di posbindu PTM desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Penelitian ini menggunakan Desain Analitik Korelasi denganteknik random
sampling, diketahuijumlah sampel 31 usia produktif. Hasil penelitian bahwa sebagian
besar responden memiliki gaya hidup dengan aktivitas fisik tidak cukup sebanyak 21
responden (67,7%), pola makan tidak baik sebanyak 23 responden (74,2%) dan
kebiasaan istirahat cukup sebanyak 19 responden (61,3%). Berdasarkan hasil uji statistik
spearman rho dengan nilai taraf signifikan α = 0,05 diperoleh hasil ρ aktifitas fisik yaitu
0,011 pola makan diperoleh hasil ρ = 0.01 sedangkan kebiasaan istirahat diperoleh hasil
ρ = 0,141 jadi dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dan
pola makan dengan kadar asam urat pada usia produktif di Posbindu PTM desa
Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.Sehingga ketika responden
dengan kadar asam urat tinggi, responden akan mengeluhkan nyeri sendi pada ibu jari
kaki, lutut dan terasa kaku. Untuk menanggulangi peningkatan kadar asam urat tersebut
maka perlu diberikan Health Education(HE) dan Health Promotion (HP) sebagai upaya
promotif dan preventif dalam penanggulangan terjadinya peningkatan kadar asam urat.

Kata Kunci : gaya hidup, kadar asam urat, usia produktif


Abstract

Lifestyle changes in the era of globalization can trigger the occurrence


ofdegenerative disease one of them is uric acid, a disease due to changes in body
metabolism characterized by increased levels of uric acid. The purpose of this study was
to determine the correlation of lifestyle with uric acid level at productive age in posbindu
PTM Sumbertebu village Bangsal sub-district Mojokerto regency.This research uses
Correlation Analytical Design with random sampling technique, it is known that the
number of samples 31 productive age. The result of this research shows that most of
respondents had lifestyle with insufficient physical activity as much as 21 respondents
(67,7%), bad diet is 23 respondent (74,2%) and rest habit enough 19 responden
(61.3%).Based on calculation of statistical test of spearman rho with value of significant
level α = 0,05 obtained ρ result for physical activity that is 0,011 for dietary habit
obtained result ρ = 0.01 while for the break habit obtained ρ = 0.141 So there is a
significant relationship between lifestyle on physical activity and diet with the
examination of uric acid levels in productive age at Posbindu PTM Sumbertebu village
District Bangsal Mojokerto regency.So when respondents with high uric acid levels,
respondents will complain of joint pain in the toes, knees and joints feel stiff. To cope
with elevated levels of uric acid it is necessary to be given Health Education (HE) and
Health Promotion (HP) as promotive efforts and preventive in the prevention of
increased uric acid levels.

Keywords: lifestyle, uric acid levels, productive age

PENDAHULUAN

Perubahan gaya hidup di era globalisasi dapat memicu terjadinya


penyakitdegeneratif salah satunya asam urat, suatu penyakit akibat perubahan
metabolisme tubuh yang disebut sindrom metabolik, yang ditandai dengan
peningkatan kadar asam urat. Peningkatan kadar asam urat masyarakatdesa
Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto yang mengikuti pemeriksaan
di Posbindu PTM mengalami peningkatan. Hasil pemeriksaan kadar asam urat pada
121 orang yang datang di Posbindu pada bulan Agustus – Desember 2017 terdapat
56,1 % kadar asam urat diatas normal.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar di Indonesia tahun 2013,
prevalensi penyakit sendi adalah 11,9%. Prevalensi gout di Jawa Timur sebesar 17%
(Riskesdes RI, 2013). Berdasarkan data di Puskesmas Bangsal pada tahun 2015
sebanyak 810 penderita asam urat. jika masalah peningkatan kadar asam urat tidak
segera ditangani dengan cepat, maka bisa berdampak pada produktifitas yang
menurun.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit asam urat salah satunya gaya
hidup Gaya hidup yang dimaksudkan adalah aktivitas fisik, pola makan dan
kebiasaan istirahat (LingQiu, 2013).Konsumsi makanan yang tidak seimbang (asupan
protein yang mengandung purin terlalu tinggi), konsumsi makanan yang tinggi
lemak, karbohidrat, Protein dankebiasaan minum kopi tidak disertai konsumsi
airmenyebabkan tingginya kadar asam urat di dalam tubuh (Wulandari, 2016). Selain
itu, aktivitas / gerakan fisik seperti olahraga akan menurunkan ekskresi asam urat dan
meningkatkan produksi asam laktat dalam tubuh, semakin berat aktivitas fisik, maka
semakin banyak asam laktat yang diproduksi (Pusriningsih, 2014). Serta kebiasaan
istirahat / waktu tidur, seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-
tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.Tidur yang
kurang menjadi peluang untuk terjadi peningkatan asam urat (Ling Qiu, 2013).
Salah satu upaya penanggulangan terjadinya masalah tersebut adalah
memberikan Health Education(HE) dan Health Promotion (HP) sebagai upaya
promotif dan preventif dalam penanggulangan terjadinya peningkatan kadar asam
urat (Astuti, 2015). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan gaya hidup dengan kadar asam urat pada
usia produktif di Posbindu penyakit tidak menular (PTM) Desa Sumbertebu
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain Analitik Korelasi yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengkaji hubungan atau asosiasi antar variabel (Muhith, 2011).
Hipotesis PenelitianH1= Ada hubungan gaya hidup dengan kadar asam urat pada usia
produktif di posbindu PTM desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Variabel Independendalam penelitian ini adalah gaya hidup yang meliputi
aktivitas fisik, pola makan dan kebiasaan istirahat.Variabel dependen adalah kadar
asam urat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok usia produktif yang
mengikuti kegiatan Posbindu PTM.Pengambilan sampelyang digunakanprobability
sampling dengan teknik simple random sampling sejumlah 31 kelompok usia
produktif. Penelitian ini dilakukan Balai Desa Sumbertebu Bangsal Mojokerto.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2018 - Maret 2018.
Pengumpulan data untuk kadar asam urat yaitu hasil pemeriksaan kadar asam
urat yang dilakukan oleh petugas posbindu sedangkan untuk gaya hidup dengan
menggunakan kuesioner dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data yang
diperoleh selanjutnya di analisis korelasi menggunakan uji spearman rank.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden sebagai berikut :
Data Umum
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden diPosbindu
PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto tahun
2018
No. Umur Jumlah (f) Prosentase (%)
1 15 – 37 tahun 9 29,0
2 38 – 59 tahun 22 71,0
Total 31 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar berumur 38–59 tahun sebanyak
22 responden 71,0%.
Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelaminresponden
diPosbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal
Mojokerto tahun 2018
No Jenis Kelamin Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Laki – laki 4 12,9
2 Perempuan 27 87,1
Total 31 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya perempuan yaitu 27
responden sebanyak 87,1 %.

Tabel 3Distribusi frekuensi berdasarkaan pendidikan responden di


Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal
Mojokerto tahun 2018
No Pendidikan Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tamat SD,SLTP dan SLTA 28 90,3
2 Tamat D3/PT 3 9,7
Total 31 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya pendidikannya tamat
SD,SLTP dan SLTA yaitu 28 responden sebanyak 90,3 %.

Tabel4Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di


Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal
Mojokerto tahun 2018
No Pekerjaan Jumlah (f) Prosentase (%)
1 PNS/Pensiunan PNS - -
2 POLRI/TNI/Pensiunan - -
3 Pegawai Swasta/Wiraswasta 3 9,7
4 Pedagang 6 19,4
5 Petani 8 25,8
6 Buruh 1 3,2
7 Tidak bekerja 13 41,9
Total 31 100
Tabel 4 menunjukkan hampir setengahnya tidak bekerjayaitu 13 responden
sebanyak 41,9 %.

Data Khusus

a. Aktivitas Fisik
Tabel 5 Distribusi frekuensi Aktivitas fisik responden diPosbindu PTM
Desa Sumbertebu Kecamatan BangsalMojokerto tahun
2018
No Aktivitas Fisik Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Cukup 21 67,7
2 Cukup 10 32,3
Total 31 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan sebagian besar aktivitas fisiknya tidak
cukup yaitu 21 responden sebesar 67,7 %.

b. Pola Makan
Tabel6 Distribusi frekuensi Pola Makan responden diPosbindu PTM
Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
No Pola Makan Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Baik 23 74,2
2 Baik 8 25,8
Total 31 100
Berdasarkan tabel6 menunjukkan sebagian besar pola makannya tidak baik
yaitu 23 responden sebesar 74,2 %.

c. Kebiasaan Istirahat
Tabel 7Distribusi frekuensi Kebiasaan istirahat responden diPosbindu
PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto
tahun 2018
No Kebiasaan Istirahat Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Cukup 12 38,7
2 Cukup 19 61,3
Total 31 100
Berdasarkan tabel7 menunjukkan sebagian besar kebiasaan istirahatnya cukup
yaitu 19 responden sebesar 61,3 %.

d. Kadar asam urat


Tabel 8Distribusi frekuensi kadar asam uratresponden diPosbindu
PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto
tahun 2018
No Pemeriksaan kadar asam urat Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Normal 7 22,5
2 Tinggi 24 77,4
Total 31 100
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan hampir seluruhnyakadar asam urattinggi
yaitu 24 responden sebesar 77,4 %.
e. Hubungan aktivitas fisik dengan kadar asam urat pada usia produktif di Desa
Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Tabel 9Distribusi frekuensi Aktivitas fisik respondendengan kadar asam
urat diPosbindu PTM DesaSumbertebu Kecamatan Bangsal
Mojokerto tahun 2018
Kadar Asam Aktivitas fisik Total
Urat Tidak Cukup Cukup
f % f % f %
Normal 2 6,5 5 16,1 7 22,6
Tinggi 19 61,3 5 16,1 24 77,4
Total 21 67,7 10 32,3 31 100
Melalui hasil uji Spearman rank nilai sig 0, 011 α = 0,05
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai aktivitas fisik cukup5responden (16,1%)sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
sebagian besarmempunyai aktivitas fisik tidak cukup sebanyak 19 responden
(61,3).

Melalui hasil statistik uji spearman rank dengan bantuan software SPSS
pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,011
(>0,05) artinya ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar asam urat pada usia
produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto.

f. Hubungan Pola Makan dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
Tabel 10 Distribusi frekuensi Pola makan respondendengan
kadar asam urat di Posbindu PTM Desa Sumbertebu
Kecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
Kadar Asam Pola makan Total
Urat Tidak Baik Baik
F % f % f %
Normal 2 6,5 5 16,1 7 22,6
Tinggi 21 67,7 3 9,7 24 77,4
Total 23 74,2 8 25,8 31 100
Melalui hasil uji Spearman rank nilai sig 0, 001 α = 0,05
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian
kecilmempunyai pola makan baik 5responden (16,1%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
sebagian besar mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 21 responden
(67,7%).

Melalui hasil uji statistikspearman rank dengan bantuan software SPSS


pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,001
(>0,005) artinya ada hubungan pola makan dengan kadar asam urat pada usia
produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto.

g. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
Tabel 11 Distribusi frekuensi Pola makan respondendengan
kadar asam urat diPosbindu PTM Desa
SumbertebuKecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
Kadar Asam Kebiasaan Istirahat Total
Urat Tidak Cukup Cukup
f % f % f %
Normal 1 3,2 6 19,4 7 22,6
Tinggi 11 67,7 13 41,9 24 77,4
Total 12 38,7 19 61,3 31 100
Melalui hasil uji Spearman rank nilai sig 0, 141 α = 0,05
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai kebiasaan istirahat cukup 6 responden (19,4%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan hampir
setenngahnya mempunyai kebiasaan istirahat cukup sebanyak 13 responden
(41,9%).

Melalui hasil uji statistikspearman rank dengan bantuan software


SPSS pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,141
(>0,005) yang artinya tidak ada hubungan kebiasaan istirahat dengan kadar
asam urat pada usia produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan
Bangsal Kabupaten Mojokerto.
PEMBAHASAN

1. Aktivitas Fisik
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian
besar aktivitas fisiknya tidak cukup yaitu 21 responden sebesar 67,7 %.
Sedangkan hampir setengahnya responden mempunyai aktivitas fisik cukup
sebanyak 10 responden (32,3%). Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar
asam urat adalah aktifitas fisik. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia
berkaitan dengan kadar asam urat yang terdapat dalam darah.Sebagian besar
responden memiliki aktivitas tidak cukup, hal ini membuktikan bahwa
responden masih kurang melakukan olahraga seperti jalan-jalan pagi secara
rutin selama 30 menit, senam aerobik, bersepeda, jogging dan melakukan
aktivitas sehari-hari, namun responden lebih banyak melakukan aktivitas
santai, mengurus anak, melakukan pekerjaan rumahdengan teknologi modern
seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot
debu. Sebagian kecil responden memiliki Aktivitas yang cukup seperti
melakukan pekerjaan rumah, bekerja disawah serta mengikuti pengajian di
lingkungan masyarakat dan melakukan olahraga teratur seperti jalan-jalan
pagi secara rutin selama 30 menit setiap hari disekitar halaman rumah sudah
cukup untuk mengeluarkan keringat dan membantu mengeluarkan zat purin
dalam tubuh.
2. Pola Makan
Berdasarkan tabel 6 menunujukkan bahwa dari 31 responden sebagian
besar pola makannya tidak baik yaitu 23 responden (74,2%). Sedangkan
hampir setengahnya responden mempunyai pola makan baik sebanyak 8
responden (25,8%). Hal ini disebabkan oleh Perubahan gaya hidup tradisional
ke gaya hidup modern merupakan pemicu utama artritis gout. pola makan
masyarakat saat ini memicu timbulnya berbagai macam penyakit.
Mengkonsumsi makanan yang berlemak, makan makanan cepat saji dan
kurang berolahraga merupakan kebiasaan buruk masyarakat (Fatimawati dkk,
2013). Sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik. Hal ini
dipengaruhi oleh kebiasaan yang dimakan setiap hari, dan merupakan
kesukaan banyak responden. Sebagian besar responden lebih sering
mengkonsumsi makanan antara lain, seafood, daging, jeroan dan kacang-
kacangan yang merupakan makanan dengan asupan purin tinggi dan makanan
yang berlemak sehingga tanpa disadari makanan tersebut bisa menyebabkan
penyakit asam urat. Sebagian kecil responden dengan pola makan baik seperti
membatasi makan-makanan yang mengandung purin tinggi, misalnya
mengurangi makan jeroan, kacang-kacangan, daging kurang dari 3 kali dalam
seminggu. Pola makan yang sehat meningkatkan harapan hidup dan kualitas
hidup bagi mereka yang mampu mengembangkan kebiasaan fokus untuk
hidup secara sehat.
3. Kebiasaan Istirahat
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 7 Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden kebiasaan istirahat cukup sebanyak 19 responden
(61,3%). Sedangkan hampir setengahnya responden kebiasaan istirahat cukup
sebanyak 12 responden (38,7%). Tidur sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk
menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian
tubuh yang sudah aus (Roumali,2014). Jadi istirahat dan tidur yang cukup
sangat penting untuk kesehatan. Sebagian besar responden memiliki
kebiasaan istirahat yang cukup yaitu tidur dengan teratur antara 6-8 jam
seharidan responden jarang mengalami susah tidur dan terjaga pada malam
hari. Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan kita. Banyak orang yang
tidur jadi lemas, tidak ada semangat, lekas marah dan stress. Sepertiga dari
waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur.Umumnya orang akan
merasa segar dan sehat sesudah istirahat.
4. Kadar Asam Urat

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 31 responden hampir


seluruhnya kadar asam urat tinggi yaitu 24 responden sebesar 77,4 %. Dilihat
dari usia yang banyak mengalami asam urat, sebagian besar berumur 38 – 59
tahun yaitu sebanyak 22 responden 71,0% dan hampir setengahnya berumur
15 – 37 tahun sebanyak 9 responden 29,0 %. Hampir seluruhnya responden
memiliki kadar asam urat tinggi hal ini dipengaruhi oleh usia dan jenis
kelamin responden, Asam urat akan menyerang usia 40 tahun ke atas bagi
laki – laki dan bagi perempuan setelah terjadi menopouse dan kebiasaan
responden yang mempunyai aktivitas fisik tidak cukup seperti tidak pernah
melakukan olahraga setiap hari secara rutin selama 30 menit dan melakukan
pekerjaan rumah dengan teknologi modern seperti mencuci dengan mesin
cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, Pola makan tidak baik.
Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan yang dimakan setiap hari, dan merupakan
kesukaan banyak responden. Sebagian besar responden lebih sering
mengkonsumsi makanan antara lain, seafood, daging, jeroan dan kacang-
kacangan.
5. Hubungan Aktivitas fisik dengan Kadar Asam Urat pada Usia Produktif
di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai aktivitas fisik cukup 5 responden (16,1%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
sebagian besar mempunyai aktivitas fisik tidak cukup sebanyak 19 responden
(61,3). Melalui hasil statistik uji spearman rank dengan bantuan software
SPSS pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,011
(>0,005) artinya ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar asam urat pada
usia produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto. Sebagian besar responden mempunyai aktivitas fisik
tidak cukup dan hampir selurunya dengan kadar asam urat tinggi hal ini
membuktikan responden masih kurang dalam melakukan kegiatan olah raga
setiap hari, dan melakukan kegiatan aktifitas sehari-hari, namun responden
hampir seluruhnya melakukan kegiatan rumah. Aktivitas / gerakan fisik
seperti olahraga rutin akan sangat penting untuk menurunkan ekskresi asam
urat (Pusriningsih,2014).
6. Hubungan Pola makan dengan Kadar Asam Urat pada Usia Produktif
di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai pola makan baik 5 responden (16,1%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
sebagian besar mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 21 responden
(67,7%). Melalui hasil uji statistik spearman rank dengan bantuan software
SPSS pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,001
(>0,005) artinya ada hubungan pola makan dengan kadar asam urat pada usia
produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik hal
ini menunjukkan bahwa responden banyak makan – makanan yang tinggi
purin, konsumsi makanan yang berlemak seperti makan gorengan, makanan
bersantan kebiasaan pola makan tersebut akan memicu terjadinya asam urat.
Pola makanan yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun jenis makanannya, seperti makan makanan tinggi lemak,
kurang mengonsumsi sayuran, buah dan sebagainya juga makan makanan
yang melebihi kebutuhan tubuh bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan.
7. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan Kadar Asam Urat pada Usia
Produktif di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai kebiasaan istirahat cukup 6 responden (19,4%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
hampir setenngahnya mempunyai kebiasaan istirahat cukup sebanyak 13
responden (41,9%).Melalui hasil uji statistik spearman rank dengan bantuan
software SPSS pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai
korelasi 0,141 (>0,005) yang artinya tidak ada hubungan kebiasaan istirahat
dengan kadar asam urat pada usia produktif di Posbindu PTM Desa
Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto. Sebagian besar
responden mempunyai kebiasaan istirahat cukup hal ini menunjukkan bahwa
responden mempunyai kebiasaan istirahat yang teratur yaitu 6-8 jam dalam
sehari dengan istirahat/tidur siang 1-2 jam, dan responden jarang mengalami
susah tidur, responen juga mudah untuk memulai tidurnya baik pada malah
hari atau siang hari. serta responden tidak pernah mengalami gangguan
istirahat/tidur.Hampir setengahnya responden mempunyai kebiasaan tidur
larut malam disebabkan responden sulit untuk memulai tidur, bahkan
responden sering mengalami susah tidur terkadang sampai mengalami
insomnia. istirahat yang tidak cukup pada siang hari menyebabkan responden
tidak bisa mempunyai kebiasaan istirahat / tidur secara tidak teratur. Keadaan
ini akan memacu responden untuk mengalami peluang terjadinya peningkatan
kadar asam urat (Ling Qiu, 2013).

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian Gaya Hidup dengan Peningkatan Kadar Asam urat pada Usia
Produktif di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto: Sebagian
besar responden memiliki aktivitas fisik tidak cukup, pola makan tidak baik dan
kebiasaan istirahat responden cukup. Hampir seluruhnya responden memiliki kadar
asam urat tinggi. Ada hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan kadar asam
urat pada usia produktif di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto dan
Tidak ada hubungan kebiasaan istirahat dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto. Saran Bagi penelitian selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai gaya hidup dengan penyakit tidak
menular (PTM) lainnya dengan memperbesar jumlah sampel, tingkat usia yang
berbeda serta penerapan dilingkungan yang berbeda supaya banyak masyarakat
indonesia yang dapat mencegah penyakit tidak menular.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E. D. (2015). Gambaran Proses Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI, 2013; p. 94-96,224.
Diantari. (2013). Pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50 -
60 Tahun di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Journal of Nuttrition College,
2(1).
Ling Qiu, X.-q. C. (2013). Prevalence of hyperurecemia and its related risk factors in healthy
adults from Northern and Northeastern hinese rovinces. BMC Public health, 13:664.
Muhith ,Abdul & dkk. (2011). Buku Ajar Metodelogi Penelitian Kesehatan . Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nursilmi. (2013). Hubungan Pola Konsumsi, Status Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Asam Urat Lansia wanita Peserta Posbindu Sinarsari. Departemen Gizi Masyarakat.
Pusriningsih, S. S. (2014). Hubungan Asupan Purin, Vitamin C dan Aktivitas fisik terhadap
Kadar Asam Urat Pada Pemula Remaja Laki - laki.
Wulandari, d. Y. (2016). Cara JItu Mengatasi Asam Urat. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai