JAMILA
1422010018
MOJOKERTO
2018
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KADAR ASAM URAT PADA USIA
PRODUKTIF DI POSBINDU PTM DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL
KABUPATEN MOJOKERTO
Jamila
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto
Jamilaputri113@gmail.com
Abstrak
Perubahan gaya hidup di era globalisasi dapat memicu terjadinya penyakit
degeneratif salah satunya asam urat, Asam urat merupakan suatu penyakit akibat
perubahan metabolisme tubuh yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat.
Tujuan penelitian adalah mengetahui korelasi gaya hidup dengan kadar asam urat pada
usia produktif di posbindu PTM desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Penelitian ini menggunakan Desain Analitik Korelasi denganteknik random
sampling, diketahuijumlah sampel 31 usia produktif. Hasil penelitian bahwa sebagian
besar responden memiliki gaya hidup dengan aktivitas fisik tidak cukup sebanyak 21
responden (67,7%), pola makan tidak baik sebanyak 23 responden (74,2%) dan
kebiasaan istirahat cukup sebanyak 19 responden (61,3%). Berdasarkan hasil uji statistik
spearman rho dengan nilai taraf signifikan α = 0,05 diperoleh hasil ρ aktifitas fisik yaitu
0,011 pola makan diperoleh hasil ρ = 0.01 sedangkan kebiasaan istirahat diperoleh hasil
ρ = 0,141 jadi dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dan
pola makan dengan kadar asam urat pada usia produktif di Posbindu PTM desa
Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.Sehingga ketika responden
dengan kadar asam urat tinggi, responden akan mengeluhkan nyeri sendi pada ibu jari
kaki, lutut dan terasa kaku. Untuk menanggulangi peningkatan kadar asam urat tersebut
maka perlu diberikan Health Education(HE) dan Health Promotion (HP) sebagai upaya
promotif dan preventif dalam penanggulangan terjadinya peningkatan kadar asam urat.
PENDAHULUAN
Data Khusus
a. Aktivitas Fisik
Tabel 5 Distribusi frekuensi Aktivitas fisik responden diPosbindu PTM
Desa Sumbertebu Kecamatan BangsalMojokerto tahun
2018
No Aktivitas Fisik Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Cukup 21 67,7
2 Cukup 10 32,3
Total 31 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan sebagian besar aktivitas fisiknya tidak
cukup yaitu 21 responden sebesar 67,7 %.
b. Pola Makan
Tabel6 Distribusi frekuensi Pola Makan responden diPosbindu PTM
Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
No Pola Makan Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Baik 23 74,2
2 Baik 8 25,8
Total 31 100
Berdasarkan tabel6 menunjukkan sebagian besar pola makannya tidak baik
yaitu 23 responden sebesar 74,2 %.
c. Kebiasaan Istirahat
Tabel 7Distribusi frekuensi Kebiasaan istirahat responden diPosbindu
PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto
tahun 2018
No Kebiasaan Istirahat Jumlah (f) Prosentase (%)
1 Tidak Cukup 12 38,7
2 Cukup 19 61,3
Total 31 100
Berdasarkan tabel7 menunjukkan sebagian besar kebiasaan istirahatnya cukup
yaitu 19 responden sebesar 61,3 %.
Melalui hasil statistik uji spearman rank dengan bantuan software SPSS
pada taraf sig (0,05) diperoleh hasil korelasi bahwa nilai korelasi 0,011
(>0,05) artinya ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar asam urat pada usia
produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto.
f. Hubungan Pola Makan dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
Tabel 10 Distribusi frekuensi Pola makan respondendengan
kadar asam urat di Posbindu PTM Desa Sumbertebu
Kecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
Kadar Asam Pola makan Total
Urat Tidak Baik Baik
F % f % f %
Normal 2 6,5 5 16,1 7 22,6
Tinggi 21 67,7 3 9,7 24 77,4
Total 23 74,2 8 25,8 31 100
Melalui hasil uji Spearman rank nilai sig 0, 001 α = 0,05
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian
kecilmempunyai pola makan baik 5responden (16,1%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan
sebagian besar mempunyai pola makan tidak baik sebanyak 21 responden
(67,7%).
g. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
Tabel 11 Distribusi frekuensi Pola makan respondendengan
kadar asam urat diPosbindu PTM Desa
SumbertebuKecamatan Bangsal Mojokerto tahun 2018
Kadar Asam Kebiasaan Istirahat Total
Urat Tidak Cukup Cukup
f % f % f %
Normal 1 3,2 6 19,4 7 22,6
Tinggi 11 67,7 13 41,9 24 77,4
Total 12 38,7 19 61,3 31 100
Melalui hasil uji Spearman rank nilai sig 0, 141 α = 0,05
Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebagian kecil
kadar asam urat normal sebanyak 7 responden (22,6%) dan sebagian kecil
mempunyai kebiasaan istirahat cukup 6 responden (19,4%) sedangkan hampir
seluruhnya kadar asam urat tinggi sebanyak 24 responden (77,4%) dan hampir
setenngahnya mempunyai kebiasaan istirahat cukup sebanyak 13 responden
(41,9%).
1. Aktivitas Fisik
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian
besar aktivitas fisiknya tidak cukup yaitu 21 responden sebesar 67,7 %.
Sedangkan hampir setengahnya responden mempunyai aktivitas fisik cukup
sebanyak 10 responden (32,3%). Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar
asam urat adalah aktifitas fisik. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia
berkaitan dengan kadar asam urat yang terdapat dalam darah.Sebagian besar
responden memiliki aktivitas tidak cukup, hal ini membuktikan bahwa
responden masih kurang melakukan olahraga seperti jalan-jalan pagi secara
rutin selama 30 menit, senam aerobik, bersepeda, jogging dan melakukan
aktivitas sehari-hari, namun responden lebih banyak melakukan aktivitas
santai, mengurus anak, melakukan pekerjaan rumahdengan teknologi modern
seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot
debu. Sebagian kecil responden memiliki Aktivitas yang cukup seperti
melakukan pekerjaan rumah, bekerja disawah serta mengikuti pengajian di
lingkungan masyarakat dan melakukan olahraga teratur seperti jalan-jalan
pagi secara rutin selama 30 menit setiap hari disekitar halaman rumah sudah
cukup untuk mengeluarkan keringat dan membantu mengeluarkan zat purin
dalam tubuh.
2. Pola Makan
Berdasarkan tabel 6 menunujukkan bahwa dari 31 responden sebagian
besar pola makannya tidak baik yaitu 23 responden (74,2%). Sedangkan
hampir setengahnya responden mempunyai pola makan baik sebanyak 8
responden (25,8%). Hal ini disebabkan oleh Perubahan gaya hidup tradisional
ke gaya hidup modern merupakan pemicu utama artritis gout. pola makan
masyarakat saat ini memicu timbulnya berbagai macam penyakit.
Mengkonsumsi makanan yang berlemak, makan makanan cepat saji dan
kurang berolahraga merupakan kebiasaan buruk masyarakat (Fatimawati dkk,
2013). Sebagian besar responden mempunyai pola makan tidak baik. Hal ini
dipengaruhi oleh kebiasaan yang dimakan setiap hari, dan merupakan
kesukaan banyak responden. Sebagian besar responden lebih sering
mengkonsumsi makanan antara lain, seafood, daging, jeroan dan kacang-
kacangan yang merupakan makanan dengan asupan purin tinggi dan makanan
yang berlemak sehingga tanpa disadari makanan tersebut bisa menyebabkan
penyakit asam urat. Sebagian kecil responden dengan pola makan baik seperti
membatasi makan-makanan yang mengandung purin tinggi, misalnya
mengurangi makan jeroan, kacang-kacangan, daging kurang dari 3 kali dalam
seminggu. Pola makan yang sehat meningkatkan harapan hidup dan kualitas
hidup bagi mereka yang mampu mengembangkan kebiasaan fokus untuk
hidup secara sehat.
3. Kebiasaan Istirahat
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 7 Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden kebiasaan istirahat cukup sebanyak 19 responden
(61,3%). Sedangkan hampir setengahnya responden kebiasaan istirahat cukup
sebanyak 12 responden (38,7%). Tidur sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk
menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian
tubuh yang sudah aus (Roumali,2014). Jadi istirahat dan tidur yang cukup
sangat penting untuk kesehatan. Sebagian besar responden memiliki
kebiasaan istirahat yang cukup yaitu tidur dengan teratur antara 6-8 jam
seharidan responden jarang mengalami susah tidur dan terjaga pada malam
hari. Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan kita. Banyak orang yang
tidur jadi lemas, tidak ada semangat, lekas marah dan stress. Sepertiga dari
waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur.Umumnya orang akan
merasa segar dan sehat sesudah istirahat.
4. Kadar Asam Urat
Hasil penelitian Gaya Hidup dengan Peningkatan Kadar Asam urat pada Usia
Produktif di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto: Sebagian
besar responden memiliki aktivitas fisik tidak cukup, pola makan tidak baik dan
kebiasaan istirahat responden cukup. Hampir seluruhnya responden memiliki kadar
asam urat tinggi. Ada hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan kadar asam
urat pada usia produktif di Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto dan
Tidak ada hubungan kebiasaan istirahat dengan kadar asam urat pada usia produktif di
Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal Mojokerto. Saran Bagi penelitian selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai gaya hidup dengan penyakit tidak
menular (PTM) lainnya dengan memperbesar jumlah sampel, tingkat usia yang
berbeda serta penerapan dilingkungan yang berbeda supaya banyak masyarakat
indonesia yang dapat mencegah penyakit tidak menular.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E. D. (2015). Gambaran Proses Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI, 2013; p. 94-96,224.
Diantari. (2013). Pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50 -
60 Tahun di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Journal of Nuttrition College,
2(1).
Ling Qiu, X.-q. C. (2013). Prevalence of hyperurecemia and its related risk factors in healthy
adults from Northern and Northeastern hinese rovinces. BMC Public health, 13:664.
Muhith ,Abdul & dkk. (2011). Buku Ajar Metodelogi Penelitian Kesehatan . Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nursilmi. (2013). Hubungan Pola Konsumsi, Status Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Asam Urat Lansia wanita Peserta Posbindu Sinarsari. Departemen Gizi Masyarakat.
Pusriningsih, S. S. (2014). Hubungan Asupan Purin, Vitamin C dan Aktivitas fisik terhadap
Kadar Asam Urat Pada Pemula Remaja Laki - laki.
Wulandari, d. Y. (2016). Cara JItu Mengatasi Asam Urat. Yogyakarta: ANDI.