Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA DI

KELURAHAN TUNON KOTA TEGAL


Teti Meiyanti
Jurusan Keperawatan,STIKES Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal,
Indonesia
Email : teti.meiyanti@yahoo.co.id
ABSTRAK
Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak
perut bagian atas yang menetap atau periodik disertai keluhan-keluhan lain seperti
perut terasa cepat penuh, kembung, atau cepat merasa kenyang. Faktor penyebab
terjadinya dyspepsia salah satunya adalah pola makan yang tidak teratur baik
dalam konsumsi jenis, jumlah maupun frekuensi makan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian dispepsia di
Kelurahan Tunon Kota Tegal. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Polulasi penelitian adalah warga Kelurahan Tunon
yang terdaftar sebagai anggota PKK. Tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 173 orang.
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, analisa data yang digunakan
uji chi-square dan uji Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menunjukan adanya
hubungan pola makan dengan kejadian dispepsia di Kelurahan Tunon Kota Tegal
dimana p value 0.000 (p value < 0,05) dan C 0,571 (C≠0). Saran agar warga
terutama ibu-ibu PKK Kelurahan Tunon mengatur jadwal makan sehari-hari,
menghindari kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung.
Kata kunci : pola makan, dispepsia
ABSTRACT
Dyspepsia is a collection of symptoms in the form of complaints of pain,
persistent or periodic feelings of upper stomach discomfort accompanied by other
complaints such as feeling full quickly and bloating. One of the factors that cause
dyspepsia is irregular eating patterns in the type, amount and frequency of eating.
The purpose of this study was to determine the relationship between diet and
dyspepsia in Tunon Village, Tegal City. This type of research is quantitative with
a cross sectional approach. The study population was residents of Tunon Village
who were registered as members of the PKK. The sampling technique in this
study was simple random sampling with a sample size of 173 people. Methods of
data collection using a questionnaire, data analysis used chi-square test and
contingency coefficient test.the relationship between diet and dyspepsia in Tunon
Village, Tegal City, where the p value is 0.000 (p value <0.05) and C0.571 (C ≠
0). Suggestions for the community, especially PKK members of Tunon Village,
are to set a daily meal schedule and avoid the habit of consuming foods that
stimulate stomach acid.
Key words: diet, dyspepsia
LATAR BELAKANG Dispepsia merupakan salah satu jenis
penyakit tidak menular yang terjadi
tidak hanya di Indonesia tetapi juga
Seiring dengan perkembangan dan di dunia. Kasus dispepsia di dunia
globalisasi zaman, gaya hidup serta mencapai 13 – 40% dari total
aktivitas manusia menjadi lebih tidak populasi setiap tahun. Dispepsia kini
teratur.Saat ini pemilihan jenis menjadi kasus penyakit yang
makanan tidak lagi didasarkan pada diprediksi akan meningkat dari tahun
kandungan gizi di dalam makanan ke tahun (WHO, 2015 ). Menurut
tersebut, tetapi lebih kepada mencari data Riskesdas pada tahun 2010
kepraktisan, mengkonsumsi makanan dispepsia menjadi penyakit yang
cepat saji dan makanan instan, gaya menempati urutan ketujuh tertinggi
hidup menjadi secondary, stres, dan di Jogyakarta dengan proporsi 5,81%
polusi telah menjadi bagian dari dan sekitar 5,78% di Jakarta,
kehidupan sehari-hari sedangkan berdasarkan tahun 2018
(Dwigint,2015). Gaya hidup dan pola data Dinkes Kota Tegal sekitar
makan yang tidak teratur akan secara 4,48% dan data dispepsia tahun 2018
langsung mempengaruhi organ di Puskesmas Bandung Kota Tegal
pencernaan dan menjadi pencetus sekitar 7,45% menduduki nomor ke
penyakit pencernaan. Penyakit empat dari 10 besar penyakit
pencernaan berupa ketidaknyamanan sebanyak 3.041 kasus mengalami
pada perut bagian atas atau dikenal peningkatan pada tahun 2019
sebagai dispepsia dispepsia menduduki nomor ke tiga
(Bayupurnama,2019) dari 10 besar penyakit dengan
Penyakit dispepsia adalah suatu proporsi 6,20% dan pasien terbanyak
kondisi medis yang di tandai dengan perempuan usia dewasa.
nyeri atau rasa tidak nyaman pada
perut bagian atas atau ulu hati
(Irianto, 2015). Menurut Sorongan Hasil survey awal yang dilakukan
dkk (2013) penyebab timbulnya pada tanggal 14 Desember 2019
dispepsia adalah faktor diet dan didapat 3 dari 5 pasien mengatakan
lingkungan, sekresi cairan asam bahwa mereka memiliki kebiasaan
lambung, fungsi motorik lambung, pola makan yang tidak teratur
persepsi visceral lambung, psikologi, sedangkan 2 dari 5 pasien
dan infeksi helicobacter pylori. dikarenakan makan makanan pedas
WHO memprediksikan pada tahun dan kelelahan. Oleh karena itu
2020 proporsi angka kematian peneliti tertarik untuk melakukan
karena penyakit tidak menular akan penelitian dengan judul “hubungan
meningkat menjadi 73% dan pola makan dengan kejadian
proporsi angka kesakitan menjadi dispepsia di Kelurahan Tunon Kota
60% di dunia. Sedang untuk negara Tegal”. Tujuan umum dalam
SEARO (South East Asian Regional penelitian ini adalah untuk
Office) pada tahun 2020 diprediksi mengetahui hubungan antara pola
angka kematian dan kesakitan karena makan dengan kejadian dispepsia di
penyakit menular akan meningkat Kelurahan Tunon Kota Tegal.
menjadi 50% dan 42%.
METODE PENELITIAN Jumlah 173 100

Penelitian ini merupakan studi Berdasarkan tabel 1 dijelaskan


analitik (kuantitatif) dengan desain bahwa pola makan warga di
studi cross sectional. Alat penelitian Kelurahan Tunan dalam kategori
yang digunakan dalam penelitian ini teratur dilihat dari 173 responden di
adalah kuesioner. Populasi dalam Kelurahan Tunon sebagian besar
penelitian ini adalah warga wilayah responden mempunyai pola makan
kerja Puskesmas Bandung, Kota teratur yaitu sejumlah 101 orang
Tegal yaitu warga Kelurahan Tunon (58,4%).
yang terdaftar sebagai anggota PKK
dengan jumlah populasi yang
menjadi obyek penelitian dalam
Kejadian Dispepsia Di Kelurahan
skripsi ini adalah berjumlah 280
Tunon Kota Tegal
orang sedangkan sampel dalam
penelitian yang diambil dengan Kejadian Frekuensi Presentase
metode simple random sampling Dispepsia (n) (%)
dengan jumlah sampel 173 orang. Dispepsia 103 59,54
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini
jumlah peserta PKK Tidak 70 40,46
Dispepsia
Kelurahan Tunon, Tegal dan Jumlah 173 100
bersedia menjadi sampel, mengisi
kuesioner dan menandatangani
lembar persetujuan penelitian. Tabel 2 menerangkan bahwa
Kriteria Ekslusi penelitian ini adalah sebagian besar warga di Kelurahan
tidak hadir saat penelitian dan Tunon mengalami dispepsia
memiliki riwayat gangguan sebanyak 103 responden dengan
gastrointestinal yang masuk ke persentase 59,54%.
dalam alarm sign (penurunan berat
badan,timbulnya anemia, melena,
muntah yang prominen dan lain- Hubungan Antara Pola Makan
lain). Dengan Kejadian Dispepsia Di
Kelurahan Tunon Kota Tegal
HASIL PENELITIAN
Kejadian
Pola Makan Warga Di Kelurahan Pola
X2
P C
Makan Va
Tunon Kota Tegal Tidak
Dispepsia
Dispepsia Total
lue

n % n % N %
Hasil analisis terhadap pola makan
dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Teratur 70 40,
46
31 17,
92
10
1
58,
38 83,
0,0 0,5
81
00 71
Pola Frekuensi Presentase Tidak
Teratur
0 0 72 41,
62
72 41,
62
4

Makan (n) (%)


Teratur 101 58,4 Total 70 40,
46
103 59.
54
17
3
10
0

Tidak 72 41,6
Teratur
Tabel 3 menerangkan bahwa serta kurangnya pemahaman pasien
kejadian dispepsia di Kelurahan tentang pola makan ataupun pola
Tunon Kota Tegal berjumlah 103 konsumsi makanan serta perilaku
responden dengan persentase 59,54% sehari-hari yang tidak sehat.
terdiri dari 31 responden dengan pola Menurut peneliti pola makan yang
makan teratur dan 72 responden sehat adalah pola makan yang cukup
dengan pola makan tidak teratur. kualitas dan kuantitas, proporsional,
sehat dan hygienis, minum air putih
6 gelas/hari, makanan segar bukan
PEMBAHASAN siap saji dan memperbanyak buah-
buahan. Tetapi pola makan teratur
juga dapat mengakibatkan dispepsia,
Pola Makan Warga Di Kelurahan hal ini disebabkan karena faktor
Tunon Kota Tegal bertambahnya umur, kebiasaan
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui mengkonsumsi makanan dan
hasil univariat dengan pola makan minuman yang dapat merangsang
tidak teratur yaitu sejumlah 72 orang asam lambung seperti makan pedas,
(41,6%) sedangkan responden asam, serta faktor psikologi (stress).
dengan pola makan teratur sejumlah
101 orang ( 58,4%). Hal ini sejalan
dengan penelitian Rohani dkk (2013) Kejadian Dispepsia Di Kelurahan
tentang Hubungan pola makan Tunon Kota Tegal
dengan sindrom dispepsia remaja
putri di SMP Negeri I Karya
Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Berdasarkan tabel 4.2 diatas
yang didapatkan bahwa distribusi diketahui bahwa responden dengan
siswa yang memiliki pola makan keluhan dispepsia sebanyak 103
teratur lebih tinggi yaitu 64,2%. orang (59,54%), sedangkan yang
Pola makan adalah tingkah laku tidak mengalami dispepsia sebanyak
manusia atau kelompok manusia 70 orang (40,46%). Hasil penelitian
dalam memenuhi akan makanan ini sejalan dengan penelitian yang
yang meliputi sikap, kepercayaan, dilakukan Sumarni (2019) tentang
dan pilihan makanan hubungan pola makan dengan
(Sulistyoningsih & Handajani, Sri., kejadian dispepsia yang mengatakan
2012). Kenyataan di Kelurahan bahwa distribusi frekuensi kejadian
Tunon pola makan teratur lebih dispepsia dari 30 responden ternyata
tinggi, Pola makan teratur tapi dapat lebih banyak yang mengalami
mengakibatkan dispepsia, hal ini kejadian dispepsia dibandingkan
dipengaruhi oleh kebiasaan para ibu yang tidak mengalami yaitu
yang mengkonsumsi makanan dan sebanyak 96,8%, selain itu pada
minuman yang merangsang HCL penelitian Putri RN dkk (2015) yang
seperti makanan pedas dan asam, dilakukan pada mahasiswa fakultas
bertambahnya usia mengakibatkan kedokteran juga didapatkan hasil
meningkatnya keluhan arthritis yang sesuai dengan penelitian ini
sehingga penggunaan OAINs yaitu responden lebih banyak yang
meningkat, faktor psiklogis (stress)
mengalami dispepsia sebanyak Hubungan Antara Pola Makan
55,8%. Dengan Kejadian Dispepsia Di
Menurut Bayupurnama (2019) Kelurahan Tunon Kota Tegal
dispepsia didefinisikan sebagai rasa
nyeri atau rasa tidak nyaman yang
berpusat pada perut bagian atas yang Dari hasil penelitian pada tabel 3
dapat disertai keluhan-keluhan lain didapatkan data 103 responden yang
seperti perut terasa cepat penuh mengalami dispepsia yang terbagi
(fullness), kembung (bloating), atau 72 responden mempunyai pola
cepat merasa kenyang meski baru makan tidak teratur dan 31
makan lebih sedikit daripada porsi responden mempunyai pola makan
biasanya (early satiety) dan tidak teratur. Faktor yang mempengaruhi
berhubungan dengan fungsi kolon. terjadinya dispepsia salah satunya
Pada kenyataan di Kelurahan Tunon adalah pola makan. Pola makan yang
jumlah kejadian dispepsia tertinggi dapat mengakibatkan dispepsia
dengan porporsi 7,95% di tahun diantaranya makan makanan
2019. berisiko, minum minuman berisiko,
Menurut peneliti yang sangat jadwal makanan dan merokok.
berperan dalam kejadian dispepsia, Penulis memfokuskan pada pola
yaitu pola makan, yaitu pola makan makan karena berdasarkan data
yang tidak teratur salah satu observasi awal pada pasien diagnose
diantaranya pengaruh gaya hidup medis dispepsia paling banyak di
terutama body Image dari ibu-ibu karenakan pola makan yang tidak
PKK di Kelurahan Tunon Kota Tegal teratur yang dipengaruhi faktor gaya
dan sering menunda, tergesa – gesa hidup terutama body Image dari ibu-
saat makan, dan meniadakan sarapan ibu.
pagi menyebabkan pemasukan
makanan dalam perut menjadi
berkurang sehingga lambung akan Menurut peneliti 72 responden
kosong. Kekosongan pada lambung dengan pola makan tidak teratur
dapat mengakibatkan erosi pada mengalami dispepsia disebabkan
lambung sehingga mengakibatkan gaya hidup untuk mendapatkan body
peningkatan produksi asam lambung image yang menarik sehingga pola
(HCL) yang akan merangsang makan tidak teratur ataupun pola
terjadinya kondisi asam pada konsumsi makanan serta perilaku
lambung sehingga dapat berisiko sehari-hari yang dapat menyebabkan
menyebabkan keluhan rasa nyeri dispepsia. Sehingga dapat
atau rasa tidak nyaman yang berpusat disimpulkan pola makan yang tidak
pada perut bagian atas yang dapat teratur, jeda waktu makan yang lama,
disertai keluhan-keluhan lain seperti kebiasaan makan makanan pedas,
perut terasa cepat penuh, kembung asam, kopi dan minuman
atau rasa cepat merasa kenyang berkarbonasi dapat meningkatkan
meski baru makan sedikit daripada resiko munculnya gejala dispepsia.
porsi biasanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Annisa (2010) tentang
hubungan ketidakteraturan makan
dengan syndrome dispepsia remaja consent dan pengisian kuesioner.
perempuan di SMA Plus Al – Azhar Peneliti mengalami kesulitan dalam
Medan, p value 0,007. Menurut berkomunikasi pada warga atau
Susanti ( 2011) kebiasaan responden karena tingkat pendidikan
mengkonsumsi makan dan minuman rendah
yang berisiko seperti makan pedas,
asam, berminyak (gorengan), minum
kopi, minuman bersoda dapat PENUTUP
meningkatkan resiko munculnya SIMPULAN
gejala dispepsia. Demikian juga
dengan dengan merokok, rokok a. Sebagian besar warga di
dapat meningkatkan cairan asam Kelurahan Tunon Kota Tegal
lambung dan menambah radang yang mempunyai pola makan teratur.
terjadi karena bakteri Helicobacter b. Sebagian besar warga di
Pylori. (Megaputri,2015). Kelurahan Tunon Kota Tegal
mengalami keluhan dispepsia.
c. Ada hubungan antara pola makan
Dalam tabel tersebut didapat data 31 dengan kejadian dispepsia Di
responden yang mempunyai pola Kelurahan Tunon Kota Tegal.
makan teratur tetapi mengalami
dispepsia. Hal ini sejalan dengan
SARAN
penelitian Rohani dkk (2013) tentang
Aplikatif
hubungan pola makan dengan
Dispepsia merupakan salah satu
sindrom dispepsia remaja putri di
penyakit yang sangat berisiko dan
SMP Negeri I Karya Penggawa,
lazim ditemukan di lingkungan
Kabupaten Pesisir Barat, yang
masyarakat, maka diharapkan
didapatkan bahwa distribusi siswa
responden harus memperhatikan pola
yang memiliki pola makan teratur
makannya artinya harus mengatur
lebih tinggi yaitu 64,2% dan
jadwal makan sehari-hari,
mengalami dispepsia. Menurut
menghindari kebiasaan
peneliti hal ini disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang
faktor umur, psikologis (stress),
merangsang asam lambung
konsumsi obat AINs dalam jangka
waktu lama, kurang pemahaman
responden tentang kebiasaan- Keilmuan
kebiasaan yang dapat menyebabkan
dispepsia. Selain pola makan Hasil penelitian ini dapat menjadi
ternyata terdapat faktor-faktor lain bahan referensi ilmu keperawatan
yang muncul dan berakibat serta pelayan kesehatan agar
dispepsia. memprioritaskan program
penyuluhan kesehatan bagi
masyarakat dengan materi tentang
Keterbatasan Penelitian pola makan dan kejadian dispepsia.

Kesulitan dalam penelitian ini adalah


pada pengisian lembar informed Metodologi
Angkatan 2014, JOM FK,
Bagi peneliti selanjutnya untuk Volume 2.
mempertimbangkan faktor lain
seperti konsumsi obat-obatan, faktor Rohani.Gunawan,R.Masitoh.(2013).
psiklogi/stress, faktor lingkungan dll Hubungan pola makan
sebagai penyebab dyspepsia sebagai dengan syndrom dyspepsia
bahan riset dikemudian hari. remaja putrid di SMP Negeri
I Karya Penggawa,
Kabupaten Pesisir
Barat.Jurnal Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Holistik,8(2),94-98.

Bayupurnama,P.(2019). Dispepsia & Sorongan, I. M., Pangemanan, D. H.


penyakit refluks C., & Untu, F. M. (2013).
gastroesofageal,(Editor Hubungan antara pola makan
Penyelaras,Y.Joko Suyono). dengan kejadian sindroma
Jakarta:EGC dispepsia pada siswa-siswi
kelas Xi Di Sma Negeri 1
Dwigint,S.,& Khumaidi. (2015). Manado. Ejournal
Hubungan pola makan Keperawatan, 1(1), 1-6.
terhadap sindrom dispepsia
pada mahasiswa Fakultas Sulistyoningsih,Haryani.(2012). Gizi
Kedokteran Universitas untuk kesehatan ibu dan
Lampung. Universitas anak. Yogyakarta: Graha
Lampung, Bandar Lampung. Ilmu..
Sumarni.(2019). Hubungan pola
Irianto,Koes.(2015). Memahami makan dengan kejadian
berbagai macam dispepsia. Jurnal
penyakit:penyebab, gejala, Keperawatan dan
penularan, pengobatan, Fisioterapi. 2,6-61.
pemulihan dan pencegahan.
Bandung: CV.Alfabeta. Susanti A.( 2011). Faktor risiko
dispepsia pada mahasiswa
Megaputri.(2015) Merokok Institut Pertanian Bogor
penyebab penyakit asam (IPB). Bogor: Institut
lambung.Jakarta:Klik Dokter. Pertanian Bogor.

Profil Puskesmas Bandung.(2018). WHO.(2015). Maternal


Data 10 Besar penyakit Mortality.In:Reproduction
puskesmas .Tegal Kota Health And Research.
Ganeva: World Health
Putri R N, Ernalia Y, Bebasari E, Organization.
(2015), Gambaran Sindroma
Dispepsia Fungsional Pada
Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai